• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

5 2.1 Dasar Teori

Bentuk kegiatan dalam upaya peningkatan kesehatan salah satunya adalah pelayanan kesehatan, termasuk di dalamnya pemeriksaan laboratorium. Salah satu pemeriksaan laboratorium, adalah pemeriksaan hematologi. Pemeriksaan hematologi meliputi pemeriksaan darah rutin yang di dalamnya terdapat penetapan kadar hemoglobin yang digunakan untuk mengukur derajat anemia secara umum.

Bahan pemeriksaan yang digunakan dalam pemeriksaan tersebut adalah darah.

2.1.1 Hemoglobin

2.1.1.1 Definisi Hemoglobin

Hemoglobin adalah protein berupa pigmen merah pembawa O2yang kaya zat besi, memiliki daya gabung terhadap O2 untuk membentuk hemoglobin dalam sel darah merah, dengan adanya fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke dalam jaringan (Syaifuddin, 2009). Pemeriksaan kadar hemoglobin digunakan untuk mengetahui nilai hemoglobin normal dan tidak normal. Dimana kadar hemoglobin normal pada laki-laki antara 13,5-18,0 g/dl dan wanita 11,5-16,5 g/dl sedangkan hemoglobin tidak normal jika <13,5 g/dl dan >18,0 g/dl untuk laki-laki dan <11,5 g/dl dan >16,5 g/dl untuk perempuan (Kiswari, 2014).

(2)

2.1.1.2 Struktur Hemoglobin

Gambar 2.1 Struktur Hemoglobin Sumber: Laboratorium Kesehatan

Hemoglobin merupakan tetramer yang terdiri dari dua pasang subunit polipeptida yang berlainan dan terikat secara non kovalen. Komposisi subunit hemoglobin dewasa normal (HbA) adalah α2β2, sedangkan subunit hemoglobin pada janin adalah α2γ2 yang dinamakan HbF. Darah orang dewasa juga mengandung dua hemoglobin lain dalam jumlah yang kecil, yaitu HbF dan HbA2 (Murray, 2014;

Hoffbrand, 2012).

Pada pusat molekul terdapat cincin heterosiklik yang dikenal dengan porfirin yang menahan satu atom besi. Atom besi ini merupakan lokasi ikatan oksigen.

Porfirin yang mengandung besi disebut heme. Tiap sub unit hemoglobin mengandung satu heme, sehingga secara keseluruhan hemoglobin memiliki kapasitas empat molekul oksigen. Pada molekul heme inilah zat besi melekat dan menghantarkan oksigen serta karbondioksida melalui darah, zat ini pula yang menjadikan darah kita berwarna merah (Marks, 2000).

(3)

2.1.1.3 Sintesa Hemoglobin a. Sintesa Heme

Sintesis hemoglobin dimulai dari eritroblas dan terus berlangsung sampai tingkat normoblas dan retikulosit. Bagian heme (gabungan darah dari hemoglobin dan eritrosit) terutama disintesis dari asam asetat dan gliserin. Sebagian besar sintesis ini terjadi dalam mitokondria (Syarifuddin, 2009).

Gugus heme terdiri dari empat struktur 4 karbon berbentuk cincin simetris yang disebut cincin pirol, yang membentuk satu molekul porfirin. Cincin porfirin ini juga dijumpai pada protein lain termasuk mioglobin dan enzim lain yaitu katalase, sitokrom dan peroksidase. Cincin-cincin ini terbenam dalam kantung- kantung heme di dalam struktur protein. Biosintesis heme melibatkan dua pembentukan bertingkat porfirin, dan diikuti oleh insersi besi ke masing-masing dari empat gugus heme.

Sintesis porfirin memerlukan pembentukan sebuah rantai lurus gugus karbon yang menutupi sebuah cincin pirol. Empat pirol kemudian menyatu setelah beberapa kali perubahan dan pertukaran gugus subtituen, terbentuk senyawa bebas besi yang disebut protoporfirin. Akhirnya, protoporfirin berikatan dengan besi buatan enzim penentu kecepatan jalur metabolik yang lain, yaitu feroketalase atau heme sintetase. Koproporfirin dan uroporfirin yang tidak digunakan diekskresi

melalui urine dan feses (Sacher, 2004).

b. Sintesis globin

Sintesis globin diperkirakan juga berada di bawah kendali eritropoetin, walaupun tempat kerja molekulernya tidak diketahui. Sintesis globin juga dipicu

(4)

oleh heme bebas. Sintesis globin terutama terjadi di eritroblas atau basofilik dan berlanjut dengan tingkat yang terbatas, bahkan sampai di retikulosit tidak berinti.

Diperkirakan 15-20 % hemoglobin disintesis selama stadium retikulosit. Gen-gen untuk sintesis globin terletak di kromosom 11 yaitu (rantai gamma, delta dan beta) dan dikromosom 16 (alfa). Sebagian hemoglobin mudah juga dikode oleh kedua kromosom. Pengaturan ekspresi DNA serta pembentukan RNA dan sintesis protein sekarang sudah berhasil diungkapkan. Anemia dapat terjadi karena kelainan DNA, defek dalam interpretasi cetakan RNA, atau karena selama sintesis protein kode perantara tidak diekskresikan (Sacher, 2004).

2.1.1.4 Fungsi Hemoglobin

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia fungsi hemoglobin antara lain:

a. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan-jaringan tubuh.

b. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan- jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.

c. Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk dibuang.

Untuk mengetahui apakah seseorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat diketahui dengan pengukuran kadar hemoglobin. Penurunan kadar hemoglobin dari normal menandakan adanya anemia (Depkes, 2017).

(5)

2.1.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hemoglobin a. Pola Makan

Untuk menjaga kadar hemoglobin normal, diperlukan asupan yang dapat memenuhi kebutuhan zat besi. Zat besi merupakan elemen utama dalam pembentukan hemoglobin. Zat besi terdapat pada makanan baik yang bersumber dari hewan maupun tumbuhan. Beberapa jenis makanan memiliki kandungan zat besi yang tinggi, seperti bayam merah, beras merah, kacang hijau, kedelai, telur bebek dan lain-lain. Sumber makanan tersebut mengandung 4 mg zat besi per 100 gram. Selain zat besi, vitamin B12 juga merupakan salah satu komponen penting dalam pembentukan hemoglobin (Devi, 2010).

b. Merokok

Merokok merupakan salah satu fakor penting yang mempengaruhi kadar hemoglobin. Rokok mengandung banyak zat beracun dan komponen yang menyebabkan berbahaya bagi tubuh, seperti nikotin, nitrogen oksida, karbon monoksida, hidrogen sianida, dan radikal bebas. Karbon monoksida 245 kali lebih mudah berikatan dengan hemoglobin. Karbon monoksida yang berikatan dengan hemoglobin membentuk karboksilhemoglobin (COHb). Kadar CO yang tinggi menyebabkan jumlah hemoglobin dalam darah berkurang (Suryatin, 2004).

c. Kebiasaan Minum Teh

Kebiasaan minum teh sudah menjadi budaya bagi penduduk di dunia termasuk Indonesia. Walaupun teh mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan, namun di dalam teh ada senyawa yang bernama tanin yang dapat mengikat

(6)

beberapa logam seperti zat besi, kalsium dan alumunium, lalu membentuk ikatan kompleks secara kimiawi. Karena dalam posisi terikat terus, maka senyawa besi dan kalsium yang terdapat pada makanan sulit diserap tubuh sehingga menyebabkan penurunan zat besi. Kebiasaan konsumsi teh setiap hari dan pada waktu makan menyebabkan serapan zat besi makin rendah (Setiyarno, 2012).

d. Umur

Bayi yang baru lahir memiliki kadar hemoglobin lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak dan orang dewasa. Kadar hemoglobin menurun berdasarkan peningkatan usia. Kadar hemoglobin menurun pada usia 50 ke atas, namun beberapa kondisi kadar hemoglobin pada anak-anak menurun drastis akibatnya kebutuhan zat besi yang lebih banyak untuk pertumbuhannya (Furqonita, 2007).

e. Jenis Kelamin

Kadar hemoglobin pada perempuan lebih rendah dari pada kadar hemoglobin pada laki-laki. Rendahnya kadar hemoglobin pada perempuan dikarenakan mengalami kehilangan besi lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki akibat menstruasi setiap bulannya. Tidak ada perbedaan signifikan antara laki-laki dan perempuan dari konsentrasi hemoglobinnya, namun hilangnya besi saat menstruasi rutin dari perempuan yang membuat konsentrasi hemoglobin berkurang (Furqonita, 2007)

.

f. Paparan Timbal (Pb)

Timbal (Pb) adalah logam yang bersifat toksik terhadap manusia. Emisi Pb dalam bentuk gas, terutama berasal dari buangan gas kendaraan bermotor. Asap

(7)

bisa juga terserap oleh manusia secara langsung melalui pernapasan atau kulit.

Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya kontaminasi Pb dalam lingkungan adalah pemakaian bensin bertimbal yang masih tinggi di Indonesia.

Di dalam tubuh manusia Pb dapat menghambat pembentukan hemoglobin (Widowati, 2008).

2.1.2 Donor Darah

Donor darah adalah proses pengambilan dari seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah untuk kemudian dipakai pada transfusi darah. Donor darah secara sederhana adalah penderma darah atau orang yang menyumbangkan darahnya untuk menolong orang lain yang memerlukannya. Pemberian darah yang ada pada tubuh manusia kepada orang lain sangat bermanfaat bagi kesehatan penerimanya (Palang Merah Indonesia, 2010)

2.1.2.1 Syarat-syarat Teknis menjadi Pendonor Darah

1. Umur 17-60 tahun (Pada usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat izin tertulis dari orang tua, sampai usia nya masih dapat menyumbangkan darahnya dengan jarak penyumbangan 3 bulan atas pertimbangan dokter.

2. Berat badan minimal 45 kg.

3. Tekanan darah baik, yaitu: sistol 110-160 mmHg diastol 70-100 mmHg.

4. Denyut nadi, teratur 50-100 kali/menit.

5. Hemoglobin (Hb) minimal 12,5 g/dl, maksimal 17 g/dl.

(8)

Jumlah penyumbangan pertahun paling banyak 5 kali, dengan jarak penyumbangan sekurang-kurangnya 2,5 bulan. Keadaan ini harus sesuai dengan keadaan umur donor (Palang Merah Indonesia, 2014).

Seseorang tidak boleh menjadi donor darah pada keadaan:

1. Pernah menderita hepatitis B.

2. Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah kontak erat dengan penderita hepatitis.

3. Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah transfusi.

4. Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah tattoo tindik telinga.

5. Dalam jangka waktu 72 jam sesudah operasi gigi.

6. Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah operasi kecil.

7. Dalam jangka waktu 12 bulan sesudah operasi besar.

8. Dalam jangka waktu 24 jam sesudah vaksinasi polio, influenza, kolera, tetanus dipteria atau profilaksis.

9. Dalam jangka waktu 2 minggu sesudah vaksinasi virus hidup parotitis epidemika, measles, tetanus toxin.

10. Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah injeksi imunisasi rabies terapeutik.

11. Dalam jangka waktu 1 minggu sesudah gejala alergi menghilang.

12. Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah transplantasi kulit.

13. Sedang hamil dan dalam jangka waktu 6 bulan sesudah persalinan.

14. Sedang menyusui.

15. Ketergantungan obat.

16. Alkoholisme akut dan kronik.

17. Sifilis.

(9)

18. Menderita tuberkulosis secara klinis.

19. Menderita epilepsi dan sering kejang.

20. Menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh balik) yang akan ditusuk.

21. Mempunyai kecenderungan perdarahan atau penyakit darah, misalnya defisiensi G6PD, talasemia, polisitemia vera.

22. Seseorang yang termasuk kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi untuk mendapatkan HIV/AIDS (homoseks, morfinis, berganti-ganti pasangan seks, pemakaian jarum suntik tidak steril).

23. Pengidap HIV/AIDS menurut hasil pemeriksaan pada saat donor darah.

2.1.2.2 Manfaat Donor Darah

Mendonorkan darah tidak memberikan efek samping pada si pendonor.

Mendonorkan darah malah memberikan manfaat bagi si pendonor. Manfaat donor darah bagi penerima adalah:

1. Transfusi darah untuk korban kecelakaan yang banyak kehilangan darah.

2. Penderita penyakit tertentu yang akan menjalani operasi besar.

3. Kasus-kasus tertentu demam berdarah.

4. Untuk pasien talasemia mayor.

5. Dan masih banyak yang lainnya.

Manfaat donor darah bagi pendonor adalah:

1. Mendapatkan pemeriksaan kesehatan

(10)

Bahwa sebelum mendonorkan darahnya calon donor akan diperiksa terlebih dahulu berat badannya, tekanan darah, frekuensi nadi, kadar hemoglobin (Hb).

Tentu hal ini sangat menguntungkan, dimana kesehatan kitapun selalu terawasi (check-up rutin).

2. Jantung sehat

Manfaat donor darah selanjutnya yaitu donor akan memiliki risiko lebih rendah terhadap pennyakit jantung, hal ini telah dibutuhkan secara ilmiah dalam American Journal of Epidemiology, bahwa pendonor darah memiliki 88%

kemungkinan lebih rendah terkena serangan jantung dan 33% lebih rendah kemungkinan menderita semua jenis penyakit kardiovaskular.

3. Menurunkan level iron

Setiap kali seseorang mendonorkan darahnya dapat bermanfaat menurunan kadar iron (zat besi) dalam tubuh, turunnya level iron dalam tubuh dapat membantu menggurangi risiko penyakit jantung. Kadar besi yang tinggi memiliki potensi untuk meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular karena zat besi mempercepat proses oksidasi kolesterol dalam tubuh, yang merusak arteri yang pada akhirnya mempermudah terjadinya asterosklerosis.

4. Menurunkan risiko kanker

Donor darah yang konsisten akan bermanfaat menurunkan risiko kanker, termasuk diantaranya kanker hati, paru-paru, usus besar, lambung dan kanker tenggorokan. Tingkat risiko menurun seiring ddengan seberapa sering partisipan mendonorkan darahnya.

5. Meningkatkan produksi sel darah merah baru

(11)

Bila seseorang mendonorkan darahnya, tubuhnya akan menggantikan volume darah dalam waktu 48 jam setelah donor, dan semua sel darah merah yang hilangkan benar-benar diganti dalam waktu empat sampai delapan minggu dengan sel-sel darah merah yang baru. Proses pembentukan sel-sel darah merah yang baru akan membantu tubuh tetap sehat dan bekerja lebih efisien dan produktif.

6. Manfaat donor darah untuk membakar kalori

Seseorang akan membakar sekitar 650 kalori persumbangan dari satukantong (500 ml) darah, menurut University of California, San Diego. Pendonor darah yang rutin menyambungkan bisa kehilangan sejumlah besar berat badan, akan tetapi jangan digunakan sebagai program penurunan berat badan.

7. Pemeriksaan analisis darah gratis

Saat mendonorkan darah, maka darah donor akan diperiksa di laboratorium untuk pengujian sifilis, HIV, hepatitis dan penyakit lainnya. Pemeriksaan itu untuk menentukan apakah memenuhi syarat donor darah atau tidak (Mediskus, 2013).

2.1.3 Anemia

2.1.3.1 Pengertian Anemia

(12)

Anemia merupakan keadaan dimana masa eritrosit atau masa hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh. Secara laboratoris, anemia dijabarkan sebagai penurunan kadar hemoglobin serta hitung eritrosit dan hematokrit di bawah normal (Handayani, 2008).

2.1.3.2 Gejala Klinis

Gejala umum anemia disebut juga sebagai sebagai sindrom anemia atau anemic syndrome. Gejala umum anemia atau sindrom anemia adalah gejala yang

timbul pada semua jenis anemia pada kadar hemoglobin yang sudah menurun.

Gejala tersebut diklasifikasi organ yang terkena.

a. Sistem kardiovaskular : lesu, cepat lelah, sesak napas saat beraktivitas dan gagal jantung.

b. Sistem syaraf : sakit kepala, pusing, telingan mendenging, mata berkunang-kunang, lesu, kelemahan otot.

c. Sistem urogenital : gangguan haid (Handayani, 2008).

2.1.3.3 Pemeriksaan Diagnostik

Dilakukan pemeriksaan laboratorium hematologi contohnya tes penyaring, tes ini dikerjakan pada tahap awal disetiap kasus anemia, yaitu pemeriksaan kadar hemoglobin (Handayani dan Hariwibowo, 2008).

2.2 Kerangka Konsep

Darah sebelum donor

Kadar Hemoglobin

(g/dL)

(13)

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Konsep

2.3 Definisi Operasional

Tabel 2.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara

Ukur

Alat Ukur

Hasil Ukur

Skala Ukur Darah Sebelum

Donor

Darah yang diambil dari pendonor 15 menit sebelum melakukan donor darah.

Manual Jam Menit Rasio

Darah Setelah Donor

Darah yang diambil dari pendonor 6 jam setelah melakukan donor darah.

Manual Jam Jam Rasio

Kadar Hemoglobin

Konsentrasi

hemoglobin dalam darah kapiler yang diukur dengan metode sianmethemoglobin menggunakan alat fotometer pada panjang gelombang 546 nm. Hasil

Semi Otoma-

tis

Foto- meter

g/dL Rasio Darah setelah

donor % penurunan

kadar hemoglobin

(14)

pengukuran memiliki satuan g/dL.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengamatan terhadap semua perlakuan pada minggu ke 1 sampai minggu ke 8 MST diperoleh bahwa perlakuan agensia Paenibacillus polymyxa memberikan pengaruh

Hermeneutika adalah suatu istilah baru yang bersifat akademik, untuk mentafsirkan maksud, pengartian dan tujuan suatu teks-teks kuno.Secara epistimologi sebenarnya

Kitin mempunyai reaktivitas kimia yang lebih rendah dibandingkan dengan selulosa dan kitosan sehingga dalam pemanfaatannya kitin biasanya terlebih dahulu dilakukan modifikasi

Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang dan digunakan apabila tanah dasar (tanah keras) terletak pada kedalaman yang relative

Perkembangan dari penetapan peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 70 tahun 2001 tentang kebandarudaraan Presiden Republik Indonesia mengenai penetapan

Maka masalah yang dihadapi adalah bagaimana menganalisis data mahasiswa periode 2014/2015 di Universitas Siliwangi untuk menentukan pengelompokan UKT dengan menggunakan

closing program dan tampilan credit title, Background music yang dipilih adalah lagu Iggy Azelea – Black Window yang bertempo sedang pada awal lagu, kemudian