• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. idiawal tahun 2020, terdapat serangan wabah Coronavirus Disease atau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. idiawal tahun 2020, terdapat serangan wabah Coronavirus Disease atau"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah imenyebutkan bahwa UKM merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja, memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dan berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu, UKM merupakan salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas terhadap kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan peranan Usaha Besar dan Badan Usaha Milik Negara.

Usaha mikro, kecil dn menengah (UKM) merupakan salah satu unit usaha yang memiliki peran penting dalam perkembangan dan pertumbuhan perekonomian indonesia. iDengan adanya sektor Usaha Mikro Kecil Dan Menengah pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja menjadi kurang. iTumbuhnya usaha mikro menjadikannya sebagai sumber pertumbuhan kesempatan kerja bearti Usaha Mikro Kecil Dan Menengah mempunyai peran strategis dalam upaya pemerintah dalam memerangi kemiskinan.

iDiawal tahun 2020, terdapat serangan wabah Coronavirus Disease atau disebut juga sebagai (Covid 19) yang terjadi secara global hampir di seluruh dunia termasuk juga di Indonesia. iCoronavirusiatau covid-19 ini merupakan suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan maupun manusia. iBeberapa jenis covid-19 diketahui menyebabkan infeksi saluran pernafasan pada manusia mulai dari flu dan batuk hingga demam tinggi.

iCoronavirus merupakan jenis virus baru yang memiliki gejala- gejala umum

(2)

2

seperti penyakit ringan pada umumnya. iSebagian besar (80%) orang yang terinfeksi dapat berhasil pulih tanpa perlu perwatan khusus. iPenyebaran Covid-19 akibat coronavirus ini sangat lah cepat melalui percikan-percikan dahak dari mulut ketika batuk atau hidung ketika bersin dari orang yang terinfeksi Covid-19. iWabah virus corona yang bermula muncul di Negara China lebih tepatnya pada kota Wuhan, Hubei, China pada 17 November 2019 awal mula menjadi wabah ke seluruh belahan dunia, dan tercatat 127 negara terjangkit wabah coronavirus atau Covid-19.

iCorona virus disease 19 menjadi isu permasalahan global yang sangat serius, sejak WHO (World Health Organization) menetapkan wabah ini menjadi pandemi. iLangkah ekstraordinary ini dilakukan oleh pemerintah seluruh negara untuk bisa menyelamatkan berbagai sektor. Pemerintah memprioritaskan indeks keketatan, indeks penahanan dan kesehatan, dan indeks dukungan ekonomi sebagai upaya penyelamatan bangsa dan negara dari covid-19. Indonesia yang didominasi oleh keberadaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sebagai tulang punggung perekonomian nasional juga terdampak secara serius tidak saja pada aspek total produksi dan nilai perdagangan akan tetapi juga pada jumlah tenaga kerja yang harus kehilangan pekerjaannya karena pandemi ini. Data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop Usaha Mikro Kecil Dan Menengah) menunjukkan bahwa pada tahun 2018 terdapat 64.194.057 Usaha Mikro Kecil Dan Menengah yang ada di Indonesia (atau sekitar 99% dari total unit usaha) dan mempekerjakan 116.978.631 tenaga kerja (atau sekitar 97% dari total tenaga kerja disektor ekonomi) (Website Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, 2020).

iPada aspek Usaha Mikro Kecil Dan Menengah, adanya pandemi ini menyebabkan turunnya kinerja dari sisi permintaan (konsumsi dan daya beli masyarakat) yang akhirnya berdampak pada sisi suplai yakni pemutusan hubungan kerja dan ancaman macetnya pembayaran kredit. Alam situasi pandemi ini, menurut Kementerian Koperasi Usaha Mikro Kecil Dan Menengah ada sekitar 37.000 Usaha Mikro Kecil Dan Menengah yang

(3)

3

memberikan laporan bahwa mereka terdampak sangat serius dengan adanya pandemi ini ditandai dengan: sekitar 56% melaporkan terjadi penurunan penjualan, 22% melaporkan permasalahan pada aspek pembiayaan, 15%

melaporkan pada masalah distribusi barang, dan 4 persen melaporkan kesulitan mendapatkan bahan baku mentah (Riska, 2020).

iDampak covid-19 ini juga mempengaruhi sektor Usaha Mikro Kecil Dan Menengah, padahal sektor ini memiliki kontribusi terhadap PDB (Produk Domestik Bruto). iHingga saat ini keberadaan dari Usaha Mikro Kecil Dan Menengah menjadi andalan pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran di Indonesia yang masih tinggi karena belum ada tersediaanya lapangan kerja yang dapat menampung keberadaan para tenaga kerja.

iPenanganan covid-19 ini menjadi prioritas yang harus dilakukan oleh pemerintah, dan peranan pemerintah di Indonesia dalam menyelamatkan bangsa dan negara dari covid-19 harus dilakukan secara sistematis dan terukur.

iSeluruh daerah di Indonesia saat ini sedang fokus mengatasi dan mencegah pandemi virus Covid- 19 seperti halnya Kabupaten Sumbawa.

iKarena itu, akhirnya berimbas pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara drastis. iSumbawa merupakan salah satu daerah yang memiliki beragam usaha mikro, kecil dan menengah. iSelain dari Usaha Mikro Kecil iDan Menengah yang ada di pasar disetiap kecamatan, pelaku Usaha Mikro Kecil Dan Menengah juga melakukan usahanya di rumah-rumah industry atau tempat- tempat dan bangunan milik pribadi. Usaha Mikro Kecil Dan Menengah juga dilakukan dari berbagai usia produktif dengan beragam usaha yang dilakukan.Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Sumbawa mencatat ada ratusan pengusaha di Kabupaten Sumbawa yang berhenti beroperasi, akibat mewabahnya virus covid-19. iAdapun beberapa jenis usaha yang terdampak pandemi covid-19 yakni Usaha Mikro Kecil Dan Menengah sektor kerajinan sebanyak 277 unit usaha. iKemudianUsaha Mikro Kecil Dan Menengah penghasil masker di Kabupaten Sumbawa yang terdampak sebanyak 54 unit usaha.

(4)

4

iSelanjutnyaUsaha Mikro Kecil Dan Menengah sektor makanan, kuliner, rumah makan, sejumlah 266 unit usaha (Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Perindustrian dan Perdagangan, 2020). Dari beberapa jenis usaha tersebut, ada yang berhenti total dalam beroperasi, lantaran tidak ada permintaan atau pembelian. iAda pula yang masih jalan, namun hasilnya tidak begitu berkembang, dikarenakan tidak adanya permintaan dan tidak ada pembelian. iYang berproduksi pun mengurangi volume produksinya, oleh karena tingkat permintaan pasar rendah. iDan ini juga berdampak luas kepada tenaga kerja yang dipekerjakan, baik oleh home industri, maupun usaha diatas itu yang melibatkan lebih dari sekedar tetangga atau keluarga.

Secara umum, peluang bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menenengah itu tak terbatas (unlimited), bidang apa saja bisa berpotensi untuk dijadikan bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menenengah meskipun sedang terjadi wabah Covid 19 asalkan para pelaku Usaha Mikro Kecil Dan Menengah memiliki banyak ide kreatif, keahlian dan ketrampilan yang bisa dijual secara online dan offline.

iSementara Tantangan pada Usaha Mikro Kecil dan Menenengah yang terjadi saat ini adalah persaingan yang harus dihadapi dengan menghasilkan beragam inovasi dan layanan untuk dapat terus bertahan di pasar lokal, dan juga bisa bersaing di pasar Internasional (Marlinah, 2020).

Dalam menghadapi permasalahan diatas Pemerintah Indonesia membuat tiga Kebijakan yang spesifik terkain Usaha Mikro Kecil Dan Menengah selama pandemi covid-19 yaitu Restruksi Kredit Usaha Mikro Kecil Dan Menengah : 1) Relaksasi penilaian kualiat aset, 2) penundaan, Modal Kerja : 3) Kreditmodal kerja bunga murah, 4) penjaminan kepada Askrindo dam Jamkrindo, dan Dukungan yang lainnya seperti : 5) insentif PPh final Usaha Mikro Kecil Dan Menengah DTP, 6) banpres produktif Usaha Mikro Kecil Dan Menengah atau Bantuan Pemerintah Bagi Pelaku Usaha Mikro (Kompas, 31 Agustus 2020). iKebijakan mengenai Program Bantuan Bagi Pelaku Usaha Mikro ini yang kemudian disebut BPUM sebagai stimulus bagi pelaku usaha mikro yang berbentuk BLT. iPemberian bantuan langsung tunai ini untuk masyarakat membantu kelangsungan hidup masyarakat. Masyarakat yang

(5)

5

disebutkan tersebut lebih tepatnya adalah masyarakat yang mempunyai usaha.

Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah No. 6 Tahun 2020, 2020, tentang pedoman umum penyaluran bantuan pemerintah bagi pelaku usaha mikro untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional dalam rangka menghadapi ancaman yang membahayakan bagi perekonomian nasional serta penyelamatan ekonomi nasional pada masa pandemi corona virus disease 2019 (covid-19). BPUM merupakan program pemerintah yang termasuk dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hanya fokus pada aspek pembiayaan bagi Usaha Mikro Kecil Dan Menengah yang terdampak pandemi covid-19, bantuan ini tersedia untuk mereka yang sudah bebas dari kredit, subsidi bunga dan subsidi pajak. iPemerintah mengalokasikan program ini dengan bantuan sebesar Rp.2.400.000 ke setiap UKM khususnya Usaha Mikro. iMereka yang berhak menerima bantuan tersebut yakni para pelaku usaha mikro yang sedang tidak menerima kredit modal kerja dan investasi dari perbankan. iDana BPUM ini diberikan langsung ke rekening penerima BPUM dan tidak untuk dikembalikan lagi kepada negara. Dengan adanya program Bantuan Pemerintah Bagi Pelaku Usaha Mikro ini salah satu cara untuk penyelamatan Usaha Mikro Kecil Menengah yang ada di Kabupaten Sumbawa. iKarena memberi manfaat bagi para pelaku yaitu untuk permodalan usaha mereka yang dimanaa agar tetap bisa berjalan di tengah krisis akibat pandemi covid-19.

iTeori yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian adalah teori impelementasi kebijakan. Menurut Walter William (1971;1975) disebut sebagai implementation capacity dan organisasi/aktor untuk melaksanakan keputusan kebijakan (policy decision) sedemikian rupa, sehingga ada jaminan bahwa tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen formal kebijakan dapat dicapai. Dalam penelitian ini landasan teori implementasi tersebut guna melihat bagaimana pelaksanan program Bantuan Pemerintah Bagi Pelaku Usaha Mikro pada Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Perindustrian Dan Perdagangan di Kabupaten Sumbawa, yaitu yang di lihat di sini adalah berupa hasil yang diterima oleh masyarakat

(6)

6

terhadap program Bantuan Pemerintah Bagi Pelaku Usaha Mikro ini apakah terdapat kendala atau tidak dalam pelaksaan kebijakan tersebut serta apakah dalam pelaksaan sudah mencapai target atau sasaran yang di tentukan. Karena dari Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Perindustrian Dan Perdagangan di Kabupaten Sumbawa merupakan salah satudinas yang bertugas melayani Usaha Mikro Kecil Dan Menengah yang mengajukan bantuan untuk mendapatkan bantuan. Pelaksanaan bantuan pada dinas Diskoperindag Kabupaten Sumbawa dilakukan dengan mengikuti prosedur yang telah di sediakan namun pada prosesnya masih ada prosedur yang kurang sehingga menyebabkan masalah pada prosesnya.

Kemudian yang di lihat di sini adalah penyelenggaran program tersebut dari awal hingga akhir serta tanggapan masyarakat terhadap program tersebut, apakah dapat membantu memulihkan usaha atau perekonomian para pelaku atau bahkan tetap sama saja seperti kondisi sebelum menerima Bantuan Pemerintah serta apakah masyarakat mengalami kesulitan dalam proses mendaftar untuk menerima Bantuan Pemerintah Pelaku Usaha Mikro hingga dalam proses pengambilan bagi penerima Bantuan Pemerintah Bagi Pelaku Usaha Mikro tersebut. Adapun Penelitian ini saya selaku penulis mengangkat judul penelitian “Implementasi Bantuan Pemerintah Bagi Pelaku Usaha Mikro (BPUM) Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah, Perindustrian Dan Perdagangan, Kabupaten Sumbawa”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan bahwa masalah yang akan di teliti adalah:

1. Bagaimana Implementasi Bantuan Pemerintah Bagi Pelaku Usaha Mikro (BPUM) Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah, Perindustrian Dan Perdagangan, Kabupaten Sumbawa?

(7)

7

2. Apa Saja Faktor Pendukung Dan Penghambat Pada Saat Implementasi Bantuan Pemerintah Bagi Pelaku Usaha Mikro (BPUM) Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah, Perindustrian Dan Perdagangan, Kabupaten Sumbawa ? C. Tujuan Penelitian

Berdasarkani perumusan masalah tersebut, maka tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Untuk Mengetahui Bagaimana Implementasi Bantuan Pemerintah Bagi Pelaku Usaha Mikro (BPUM) Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah, Perindustrian Dan Perdagangan, Kabupaten Sumbawa.

2. Untuk Mengetahui Apa Saja Faktor Pendukung Dan Penghambat Pada Saat Implementasi Bantuan Pemerintah Bagi Pelaku Usaha Mikro (BPUM) Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah, Perindustrian Dan Perdagangan, Kabupaten Sumbawa.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Untuk memperoleh pengetahuan lebih terkait Ttentang pelaksanaan Bantuan Pemerintah Bagi Pelaku Usaha Mikro (BPUM) Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah, Perindustrian Dan Perdagangan, Kabupaten Sumbawa.

2. Manfaat Akademis

Sebagai refrensi terhadap penelitian-penelitian selanjutnya dan sebagai salah satu untuk memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Propgram Studi Ilmu Pemerintahan.

(8)

8 3. Manfaat Praktis

a. Bagi Pemerintah yaitu sebagai bahan informasi dan evaluasi pengelolaan sektor pelayanan publik untuk dapat lebih di tingkatkan, dan

b. Bagi masyarakat yaitu sebagai informasi untuk mengetahui pelayanan dalam pelaksanaan Bantuan Pemerintah Bagi Pelaku Usaha Mikro (BPUM) Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah, Perindustrian Dan Perdagangan, Kabupaten Sumbawa.

E. Definisi Konseptual

I Definisi konseptual adalah unsur penelitian yang menjelaskan tentang karakteristik sesuatu masalah yang hendak diteliti. Berikut definisi konseptual dari masing-masing variabel yang hendak diteliti:

1. Implementasi Kebijakan

Impelemtasi kebijakan merupakan Tindakan pemerintah yang di terapkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan oleh suatu kebijakan atau sebagai wujud nyata dari sebuah kebijakan dan pada akhirnya sebuah impelementasi kebijakan tidak hanya memberikan efek timbal balik kepada msyarakta akan tetapi juga melihat sisi baik dan buruknya dalam implementasi kebijakan.

Menurut Grindle (1980:7) “Implementasi merupakan proses tindakan administratif yang dapat diteliti pada tingkat program tertentu. Proses implementasi baru akan dimulai apabila tujuan dan sasaran telah ditetapkan, program kegiatan telah tersusun dan dana telah siap dan disalurkan untuk mencapai sasaran.”

Rasionalitas atau alasan di balik langkah seperti ini tak lain dimasukkan agar sikap, perilaku, dan pikiran dari semua pemangku kepentingan yang terlihat dapat lebih terkontrol serta tetap terjaga pada relnya.i Dengan demikian tujuan dan sasaran pada program atau kebijakan itu secara keseluruhan dapat dicapai secara memuaskan.

(9)

9

2. Bantuan Pemerintah Bagi Pelaku Usaha Mikro

iDikutip dari kemenkopumkm.go.id. Bantuan Pemerintah Bagi Pelaku Usaha Mikro (BPUM) merupakan dana bantuan dari pemerintah yang diberikan untuk para pelaku Usaha Mikro, dana ini merupakan dana hibah dan bukan merupakan pinjaman ataupun kredit. iPraturan mengenai BPUM ini keluar setelah adanya pandemi covid-19, sehingga Bantuan Pemerintah ini untuk Pelaku Usaha Mikro yang terdampak pandemi covid-9.

ii“BPUM diberikan kepada pelaku usaha mikro untuk menjalankan usaha di tengah krisis akibar pandemi Covid-19. BPUM diberikan satu kali dalam bentuk uang sejumlah Rp 2.400.000,00 (dua juta empat ratus ribu rupiah) untuk pelaku usaha mikro yang memenuhi kriteria tertentu Dana BPUM disalurkan langsung ke rekening penerima. iBPUM diberikan kepada pelaku usaha mikro yang tidak sedang menerima kredit atau pembiayaan dari perbankan”.

(Peraturan Menteri Koperasi dan UKM No. 6 Tahun 2020, 2020)

iMenteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebutkan, ada beberapa syarat untuk mendapatkan bantuan UMKM. Syaratnya adalah:

a. Para pelaku usaha mikro yang sedang tidak menerima kredit modal kerja dari perbankan (unbakable).

b. Pelaku usaha merupakan Warga Negara Indonesia (WNI).

c. Mempunyai Nomor Induk Kependudukan (NIK).

d. Mempunyai usaha mikro yang dibuktikan dengan surat usulan dari pengusul.

e. Bukan Aparatur Sipil Negara (ASN), bukan anggota TNI/Polri, dan bukan pegawai BUMN/BUMD.

3. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Usaha Mikro Kecil Dan Menengah adalah sebuah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha di semua sektor ekonomi.i Usaha Mikro Kecil dan Menengah ini mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling

(10)

10

banyak Rp200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan usaha yang berdiri sendiri.

i“Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat”.

(Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998, 1998).

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan. iUsaha Kecil Menengah juga merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara maupun daerah, begitu juga dengan Negara Indonesia. iUsaha Kecil Menengah memiliki peranan yang sangat penting dalam lajunya perekonomian masyarakat.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan suatu cara atau komponen untuk mengukur dan menjelaskan variabel yang akan diteliti.

1. Implementasi Bantuan Pemerintah Bagi Pelaku Usaha Mikro Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah, Perindustrian Dan Perdagangan, Kabupaten Sumbawa : a. Komunikasi,

b. Sumber-sumber,

c. Disposisi Atau Sikap Pelaksana, dan d. Struktur Birokrasi.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Bantuan Pemerintah Bagi Pelaku Usaha Mikro Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah, Perindustrian Dan Perdagangan, Kabupaten Sumbawa :

a. Faktor Pendukung

1) Memanfaatkan teknologi yang berkembang pesat.

2) Komitmen yang tinggi dari aktor pelaksana.

3) Adanya dukungan publik.

(11)

11

4) Adanya petunjuk teknis pelaksanaan BPUM.

b. Faktor Penghambat

1) Masyarakat penerima BPUM memiliki kesadaran yang rendah.

2) Tidak semua pelaku usaha mikro yang sudah mengusulkan menerima BPUM.

3) Kewenangan penginputan data tidak dilimpahkan ke pihak kecamatan, sehingga sulit monitoring.

G. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan suatu data dengan tujuan. Langkah ini digunakan oleh peneliti guna mengumpulkan informasi atau data yang akan diteliti, dan gambaran rancangan penelitian terdiri dari:

1. Jenis Penelitian

iJenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif. Dipilihnya pendekatan deskriptif kualitatif dalam penelitian ini didasarkan pada alasan bahwa permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu melihat bagaimana Implementasi Bantuan Pemerintah Bagi Pelaku Usaha Mikro (BPUM) Saat Pandemi Covid-19 Pada Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Perindustrian Dan Perdagangan Di Kabupaten Sumbawa.

2. Sumber Data

Riset ini diawali dengan sumber data yang akan akan digunakan berupa data primer dan data sekunder, karena sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asliya yang berupa foto, wawancara, dokumen dan peristiwa yang terjadi.

a. Data Primer

Data primer adalah pengambilan data dengan instrumen pengamatan,wawancara, catatan lapangan dan penggunaan dokumen.

(12)

12

iSumber data primer merupakan data yang diperoleh langsung dengan teknik wawancara informan atau sumber langsung. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2015, p. 187). Data primer dalam penelitian ini adalah data hasil wawancara dan observasi sehubungan dengan Implementasi Bantuan Pemerintah Bagi Pelaku Usaha Mikro (BPUM) Saat Pandemi Covid-19 Pada Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Perindustrian Dan Perdagangan Di Kabupaten Sumbawa.

b. Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung data primer yaitu melalui studi kepustakaan, dokumentasi, buku, majalah, koran, arsip tertulis yang berhubungan dengan obyek yang akan diteliti pada penelitian ini. Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen (Sugiyono, 2015, p.

187). Untuk menambah empirisme penelitian maka peneliti akan meminta dokumen tersedia yang nanti akan menjadi hasil dan kesimpulan dari hasil penelitian. iDokumen ini peneliti diminta dari pihak Implementasi Bantuan Pemerintah Bagi Pelaku Usaha Mikro (BPUM) Saat Pandemi Covid-19 Pada Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Perindustrian Dan Perdagangan Di Kabupaten Sumbawa.

3. Lokasi Penelitian

iLokasi penelitian merupakan objek penelitian dimana kegiatan penelitian dilakukan. iPenelitian ini dilakukan Tepatnya di Instansi Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah Perindustrian Dan Perdagangan sesuai dengan judul yang dibuat oleh peneliti, peneliti memilih lokasi

(13)

13

tersebut karena ada masalah yang menyebabkan kondisi pelayanan yang kurang maksimal.

4. Subyek Penelitian

iSubyek penelitian menjadi sangat penting dalam sebuah penelitian.

iSubyek dalam penelitian ini yaitu Pelaku Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Penerima Bantuan Pemerintah Bagi Pelaku Usaha Mikro.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam sebuah penelitian, sebab tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data yang akurat, sehingga tanpa mengetahui teknik pengumpulan data peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan (Sugiyono, 2016, p. 224). iTeknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.

a. Wawancara

Menurut (Sugiyono, 2016, p. 317) wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. iMetode wawancara dilakukan untuk memperoleh data tentang Implementasi Bantuan Pemerintah Bagi Pelaku Usaha Mikro (BPUM) Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah, Perindustrian Dan Perdagangan, Kabupaten Sumbawa. iPada penelitian ini peneliti menggunakan metode wawancara semi terstruktur yaitu wawancara yang dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur. iPewawancara memberikan pertanyaan kepada informan namun dapat berkembang dan lebih bebas sesuai dengan situasi dan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. iWawancara semi

(14)

14

terstruktur bertujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang di wawancarai dimintai pendapat dan ide- idenya (Sugiyono, 2016, p. 233).

b. Observasi

Observasi yaitu suatu cara pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung obyek-obyek yang ada, tidak terbatas hanya pada perilaku manusia saja (Sugiyono, 2008, p. 203). iPada penelitian kualitatif ini teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi sangat dibutuhkan. Guba dan Lincoln dalam Moleong (Prof, Dr. Lexy J. Moleong, 2014, p. 174) menyatakan salah satu alasan penggunaan metode observasi dalam penelitian kualitatif adalah memungkinkan melihat dan mengamati sendiri fenomena yang terjadi pada saat penelitian, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya. iPenelitian ini menggunakan teknik observasi partisipatif, dimana pada pelaksanaannya peneliti terlibat langsung dengan aktivitas orang-orang yang sedang diamati. Kegiatan observasi pada penelitian ini dilakukan di Implementasi Bantuan Pemerintah Bagi Pelaku Usaha Mikro (BPUM) Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah, Perindustrian Dan Perdagangan, Kabupaten Sumbawa dengan melakukan pengamatan terhadap aktivitas yang terjadi lapangan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi menurut (Sugiyono, 2008, p. 83) studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. iDokumen ini merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. iDokumen yang berbentuk tulisan misalnya seperti catatan harian, sejarah kehidupan,

(15)

15

biografi, peraturan dan kebijakan, profil kecamatan serta data pengunjung. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya seperti foto, gambar hidup, skesta dan lain-lain. iDokumen yang berbentuk karya misalnya seperti karya seni yang dapat berupa gambar, patung, film dan sebagainya. Dalam penelitian ini dokumentasi diperoleh dari Implementasi Bantuan Pemerintah Bagi Pelaku Usaha Mikro (BPUM) Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah, Perindustrian Dan Perdagangan, Kabupaten Sumbawa berupa data, foto, laporan kegiatan, data pengunjung dan segala bentuk dokumentasi yang merekam aktivitas di kantor.

6. Analisis Data

Analisis data sering dilakukan dengan cara mengumpulkan data secara langsung. iDimana penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data seperti yang dikemukakan Miles dan Huberman (Miles & Huberman, 1992) bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

a. Pengumpulan Data

iTekhnik pengumpulan data kualitatif ini menggunakan observasi, partisipasi, wawancara dan dokumentasi. iObservasi Penelitian yang bersifat umum (deskripsi), kemudian terpusat (fokus), dan terakhir terseleksi yang engarah kepada pertanyaan penelitian. iSelanjutnya, hasil observasi tadi di cek kebenarannya melalui wawancara dan dokumentasi.

b. Reduksi Data

iMereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan dicari tema dan polanya,

(16)

16

sebab data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak dan perlu dicatat secara teliti dan rinci. Dengan melakukan reduksi data akan memberikan gambaran yang lebih jelas, mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dilakukan dengan bantuan komputer dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu (Sugiyono, 2016, p. 247)

c. Penyajian Data

iSetelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. iDalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitiani kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif (Sugiyono, 2016, p. 249).

d. Penarik Kesimpulan

iPada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. iKesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Sehingga kesimpulan dalam peneliatian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal penulisan laporan tugas akhir, tetapi mungkin juga tidak karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian dilapangan dilaksanakan. Secara teknis proses penarikan kesimpulan dalam penelitan tugas akhir ini akan dilakukan dengan cara mendiskusikan data-data hasil temuan dilapangan dengan teori-teori yang digunakan.

(17)

17

Gambar 1 Model Analisis Interaktif Kualitatif Sumber:(Miles et al., 2014)

7. Keabsahan Data

iPemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya, selain digunakan untuk menyanggah balik yang dituduhkan kepada penelitian kualitatif yang mengatakan tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif (Moleong, 2007:320). iPengukuran keabsahan data penelitian ini dilakukan dengan triangulasi. Triangulasi dalam penelitian ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.

iDengan demikian, terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu.

a. Triangulasi Metode

Triangulasi metode dilakukan dengan mengumpulkan data dengan metode lain. iSebagaimana diketahui, dalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan metode wawancara, observasi, dan survei.

iUntuk memperoleh kebenaran informasi yang tepat dan gambaran yang utuh mengenai informasi tertentu, peneliti bisa menggunakan dari metode-metode tersebut. iPeneliti dapat menggabungkan metode

(18)

18

wawancara bebas dan wawancara terstruktur. iPeneliti dapat juga menggunakan wawancara dan observasi atau pengamatan untuk mengecek kebenarannya. iSelain itu, peneliti juga bisa menggunakan informan yang berbeda untuk mengecek kebenaran informasi tersebut.

iMelalui berbagai perspektif atau pandangan diharapkan diperoleh hasil yang mendekati kebenaran. iKarena itu, triangulasi tahap ini dilakukan jika data atau informasi yang diperoleh dari subjek atau informan penelitian diragukan kebenarannya. iDengan demikian, jika data itu sudah jelas, misalnya berupa teks atau naskah/transkrip film, novel dan sejenisnya, triangulasi tidak perlu dilakukan.

b. Triangulasi Teori

iTriangulasi teori adalah dimana hasil akhir penelitian kualitatif berupa sebuah rumusan informasi atau thesis statement. Informasi tersebut selanjutnya dibandingkan dengan perspektif teori yang relevan untuk menghindari bias individual peneliti atas temuan atau kesimpulan yang dihasilkan. iSelain itu, triangulasi teori dapat meningkatkan kedalaman pemahaman asalkan peneliti mampu menggali pengetahuan teoritik secara mendalam atas hasil analisis data yang telah diperoleh. iDiakui tahap ini paling sulit sebab peneliti dituntut memiliki expert judgement ketika membandingkan temuannya dengan perspektif tertentu, lebih-lebih jika perbandingannya menunjukkan hasil yang jauh berbeda.

c. Triangulasi Sumber

iTriangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informasi tertentu dengan menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda. Tentu masing-masing cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan

(19)

19

memberikan pandangan (insights) yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti. Berbagai pandangan itu akan melahirkan keluasan pengetahuan untuk memperoleh kebenaran handal.

Gambar

Gambar 1 Model Analisis Interaktif Kualitatif  Sumber:(Miles et al., 2014)

Referensi

Dokumen terkait

Pembredelan tersebut menuai kecaman dari puluhan jurnalis Malaysia yang tergabung dalam Gerakan Media Marah (disingkat Geramm). Mereka didampingi oleh politikus oposisi

demikian dari pengalaman pada masa pandemi covid 19 ini, yang boleh dikatakan buruk bagi kebanyakan para pelaku usaha, termasuk pelaku UMKM, maka sudah

Namun, Dinas Koperasi dan UMKM kesulitan  memberi surat keterangan untuk konfirmasi penerima bantuan sesuai yang diminta oleh bank penyalur karena usaha mikro calon

Landak Kalimantan Barat Bidang Usaha Perkebunan 085752572584 DINAS KAB.. Landak Kalimantan Barat Bidang Usaha Pertanian 081348690729

Berkaitan dengan peran yang akan dilakukan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro dalam pemberdayaan UMKM selama masa pandemi COVID-19, peneliti berusaha mendapatkan

Adapun tujuan khusus pada penelitian ini yaitu untuk meningkatkan pengatahuan bagi pelaku UMKM dimasa pandemi COVID-19 dalam upaya peningkatan pendapatan guna kelangsungan usaha

Persentase penggunaan pada periode April 2009 di RSUD Sleman jika dibandingkan penelitian sebelumnya pada periode Januari-Desember 2006 yaitu sebesar 91,42%

Sejalan dengan paparan di atas, dalam hal ini Peneliti bermaksud untuk melaksanakan penelitian yang berfokus pada bagaimana persepsi masyarakat desa mengenai