• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH DALAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI KOTA BINJAI SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERAN DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH DALAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI KOTA BINJAI SKRIPSI"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH DALAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH PADA

MASA PANDEMI COVID-19 DI KOTA BINJAI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Universitas Sumatera Utara Oleh:

MAHVIRA ANNISA 170902015

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2021

(2)
(3)

SKRIPSI

PERAN DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH DALAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH PADA

MASA PANDEMI COVID-19 DI KOTA BINJAI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dalam Program Studi Kesejahteraan Sosial

pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Oleh:

MAHVIRA ANNISA 170902015

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2021

(4)

PERAN DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH DALAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI KOTA BINJAI

ABSTRAK

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu penyokong perekonomian di Indonesia khususnya pada masyarakat golongan bawah dan menengah. UMKM memiliki peran strategis dalam upaya pemerintah untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran karena UMKM dapat menyerap tenaga kerja sehingga pengangguran akibat tidak terserapnya angkatan kerja dalam dunia kerja menjadi berkurang. Saat ini dunia tengah menghadapi musibah yang tidak terduga yaitu munculnya wabah COVID-19. Virus ini membawa permasalahan yang sangat besar dalam semua bidang seperti bidang kesehatan, bidang pendidikan, bidang sosial dan bidang perekonomian. UMKM berada di garis depan guncangan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi COVID-19. Kota Binjai merupakan sentra UMKM, berbagai home industry berada disini dari usaha kulineran, kerajinan. Pandemi COVID-19 ini telah menghentikan aktivitas ekonomi secara tiba-tiba mengalami keterpurukan ekonomi, penurunan permintaan dan mengganggu rantai pasokan di seluruh dunia bukan hanya pada aspek produksi dan pendapatan saja, namun juga pada jumlah tenaga kerja yang harus dikurangi. Oleh karena itu, Dinas Koperasi dan UKM Kota Binjai berperan dalam pemberdayaan UMKM di Kota Binjai masa pandemic COVID-19 untuk mengatasi masalah UMKM. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik studi kepustakaan, observasi, wawancara, serta dokumentasi.

Informan yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 7 (tujuh) orang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa peran Dinas Koperasi dan UKM dalam pemberdayaan UMKM pada masa pandemic COVID-19 di Kota Binjai dikatakan sudah berjalan efektif walaupun masih belum maksimal seperti kondisi sebelum adanya COVID-19. Pemberdayaan yang diberikan oleh Dinas Koperasi dan UKM kepada UMKM pada masa pandemic COVID-19 adalah Pemberdayaan pembinaan, pelatihan dan pendampingan, Pemberdayaan bantuan permodalan dan Pemberdayaan penciptaan iklim usaha yang kondusif. Pelaku UMKM sangat sennag mengikuti kegiatan pemberdayaan yang dilaksanakan Dinas Koperasi dan UKM karena dapat membantu para pelaku UMKM dan memberikan solusi atas masalah yang dihadapi.

Kata Kunci : Peran Dinas Koperasi dan UKM , Pandemi Covid-19, Pemberdayaan, Pelaku UMKM.

iii

(5)

THE ROLE OF THE SERVICE OF COOPERATIVES AND SMALL MEDIUM ENTERPRISES IN EMPOWERING MICRO SMALL AND MEDIUM ENTERPRISES DURING THE COVID-19 PANDEMIC IN BINJAI CITY

ABSTRACT

Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) are one of the supporters of the economy in Indonesia, especially for the lower and middle class people.

MSMEs have a strategic role in the government's efforts to overcome poverty and unemployment because MSMEs can absorb labor so that unemployment due to the non-absorption of the workforce in the world of work is reduced. The world is currently facing an unexpected disaster, namely the emergence of the COVID-19 outbreak. This virus brings enormous problems in all fields such as health, education, social and economic fields. MSMEs are at the forefront of the economic shocks caused by the COVID-19 pandemic. Binjai City is a center for MSMEs, various home industries are here, from culinary businesses to handicrafts.

This COVID-19 pandemic has stopped economic activity suddenly experiencing an economic downturn, decreasing demand and disrupting supply chains around the world not only in terms of production and income, but also in the number of workers that must be reduced. Therefore, the Binjai City Cooperatives and Small and Medium Enterprises (SMEs) Office plays a role in empowering MSMEs in Binjai City during the COVID-19 pandemic to overcome MSME problems. This study uses descriptive research using a qualitative approach. The data collection technique uses library research techniques, observation, interviews, and documentation. The informants used in this study amounted to 7 (seven) people.

The results of this study indicate that the role of the Cooperatives and SMEs Office in empowering MSMEs during the COVID-19 pandemic in Binjai City is said to have been running effectively even though it is still not optimal as conditions before COVID-19. The empowerment provided by the Cooperatives and SME Service to MSMEs during the COVID-19 pandemic is Empowerment of guidance, training and assistance, Empowerment of capital assistance and Empowerment to create a conducive business climate. MSME actors are very happy to participate in empowerment activities carried out by the Cooperatives and SMEs Office because they can help MSME actors and provide solutions to the problems they face.

Keywords: The Role of the Cooperatives and SMEs Service, Covid-19 Pandemic, Empowerment, MSME Actors.

iv

(6)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa telah memberikan berkah-Nya dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Selama melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini, Penulis memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak dan tanpa bantuan mereka penulis akan kesulitan dalam menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Hendra Harahap, M.Si, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Agus Suriadi, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Departemen Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Hairani Siregar, S. Sos, MSp, selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Matias Siagian, M.Si, Ph.D selaku Dosen Penguji atas saran dan kritik yang diberikan.

6. Seluruh Dosen dan Staff pengajar yang berada di lingkungan FISIP USU, khususnya Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial atas pengajaran yang telah diberikan selama penulis menjalani masa perkuliahan.

v

(7)

7. Seluruh Staff di Kantor Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Binjai yang bersedia memberikan informasi dan data-data yang diperlukan peneliti untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian yang peneliti lakukan.

8. Para Informan Utama dalam penelitian yang bersedia meluangkan waktunya untuk diwawancarai dan memberikan informasi terkait pertanyaan yang telah disusun oleh peneliti untuk melengkapi isi dari skripsi peneliti.

9. Kedua Orangtua saya yang sangat saya sayangi dan cintai, Bapak Wagimun dan Ibu Sri Fadillah Pulungan terima kasih atas semangat, perhatian, cinta dan kasih sayang yang telah diberikan selama ini, karena tanpa dukungan dari Bapak dan Mamak, peneliti tidak dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.

10. Kakak terkasih, Tania Rianda Putri dan adik terkasih Nabila Aulia, Mutiara Labikha Ramadhani dan Rifa Rizqullah Wafadil yang bersedia membantu dan menemani saya dalam menyelesaikan skripsi ini serta keluarga besar penulis yang selalu memberi dukungan untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Kepada teman-teman terkasih Amalia Nurhasanah, Nurul Di’Ihsan Nasution, Lily Sofyan dan Dwiyana Nurul Aulia, Intan Agustila, Ayu Liana Syahfitri terima kasih untuk setiap dukungan doa dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

13. Seluruh Pihak yang tidak tertulis yang telah membantu penulis di setiap penyusunan skripsi.

vi

(8)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak memiliki kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Namun harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat kepada seluruh pembaca. Semoga kiranya Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita semua. Aamiin

Medan, Agustus 2021

Penulis,

Mahvira Annisa

vii

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

1.5 Sistematika Penulisan... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 12

2.1.1 Peran Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah ... 12

2.1.1.1 Tugas dan Fungsi Dinas Koperasi dan UKM ... 14

2.1.2 Pandemi COVID-19 ... 15

2.1.3 Pemberdayaan ... 17

2.1.3.1 Tujuan Pemberdayaan UMKM ... 18

2.1.3.2 Prinsip Pemberdayaan UMKM ... 18

2.1.3.3 Strategi Pemberdayaan UMKM ... 19

2.1.4 UMKM ... 19

2.1.4.1 Kriteria UMKM ... 21

2.1.4.2 Manfaat UMKM... 22

2.1.5 Perencanaan Program UMKM ... 23

2.2 Penelitian Yang Relevan ... 24

2.3 Kerangka Pikir ... 27

2.4 Defenisi Konsep ... 28 viii

BAB III METODE PENELITIAN

(10)

3.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2 Lokasi Penelitian ... 31

3.3 Informan Penliti ... 32

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.5 Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi Geografis Dinas Koperasi dan UKM Kota Binjai ... 40

4.2 Sejarah Dinas Koperasi dan UKM Kota Binjai ... 40

4.3 Visi Misi dan Tujuan Dinas Koperasi dan UKM Kota Binjai ... 47

4.5.1 Visi Misi ... 47

4.5.2 Tujuan ... 48

4.4 Struktur Organisasi Dinas Koperasi dan UKM Kota Binjai ... 46

4.5 Kondisi Umum Tentang Informan Utama ... 48

4.6 Kondisi Umum Tentang Petugas ... 49

4.7 Kondisi Sarana dan Prasarana ... 49

BAB V PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 5.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 50

5.1.1 Informan Kunci ... 51

5.1.2 Informan Utama 1 ... 51

5.1.3 Informan Utama 2 ... 60

5.1.4 Informan Utama 3 ... 63

5.1.5 Informan Tambahan 1 ... 66

5.1.6 Informan Tambahan 2 ... 67

Ix

(11)

5.2 Hasil Analisis Data ... 72 5.2.1 Peranan Dinas Koperasi dan UKM

dalam pemberdayaan UMKM ... 75 5.2.1.1 Pembinaan, Pelatihan dan Pendampingan...

5.2.1.2 Bantu Permodalan Pemerintahan...

5.2.1.3 Penciptaan Iklim Usaha yang Kondusif...

5.3 Keterbatasan Penelitian ... 82 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... 83 6.2 Saran ... 83 DAFTAR PUSTAKA...

LAMPIRAN...

(12)

x

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan UMKM dan Usaha Besar Nasional di Indonesia Tahun 2015-2019… ... 83

Tabel 1.2 Data Pertumbuhan Perekonomian Kota Binjai………..

Tabel 5.1 Informan Penelitian………

xi

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Alur Pikir...

Gambar 4.1 Susunan Organisasi Lokasi Penelitian...

xii

(15)

DAFTAR DOKUMENTASI

Dokumentasi/Foto...

Surat Izin Penelitian...

Pedoman Wawancara...

.

xiii

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sudut pandang dunia mengakui bahwa Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) memainkan suatu peran yang sangat penting di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia, Malaysia tetapi juga di negara-negara maju, seperti Jepang, Singapura, dan negara-negara di Eropa. Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM didefenisikan sebagai usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri. Usaha ini dilakukan perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar serta memenuhi kriteria lain.

UMKM berperan sebagai sumber pertumbuhan kesempatan kerja dan sumber pendapatan bagi kelompok miskin, distribusi pendapatan dan pengurangan kemiskinan, serta pembangunan ekonomi pedesaan. Pertumbuhan UMKM di Indonesia setiap tahunnya sangat mengalami perubahan karena persaingan pasar yang terus meningkat tiap tahunnya banyak masyarakat yang berlomba-lomba membuka usaha sendiri atau berwirausaha. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UMKM dapat dilihat perkembangan UMKM.

1

(17)

Tabel 1.1 :Perkembangan UMKM dan Usaha Besar Nasional di Indonesia Tahun 2015-2019

NO Keterangan Tahun 2015

Tahun 2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Tahun 2019

1. Usaha Besar 4.987 5.370 5.460 5.550 5.637

2. Usaha Menengah 59.263 56.551 58.627 60.702 65.465 3. Usaha Kecil 681.522 731.047 757.090 783.132 798.679 4. Usaha Mikro 58.521.987 60.863.578 62.106.900 63.350.222 64.465.497

Jumlah 59.267.789 61.656.546 62.928.077 64.199.606 65.335.278 Sumber: Kementerian Koperasi dan UMKM, Tahun 2018 s/d 2020

Berdasarkan situasi ini Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Sumatera Utara memegang peranan yang penting dan menjadi wadah pembangunan ekonomi kerakyatan. Kondisi ini ditunjukan melalui sensus BPS pada tahun 2018 menunjukan bahwa jumlah koperasi menurut kelompok usaha di Sumatera Utara sebanyak 11.084 unit dan melalui sensus BPS pada tahun 2016 jumlah Usaha Mikro Kecil (UMK) menurut kategori lapangan usaha dan skala usaha di Sumatera Utara sebanyak 1.161.154 unit. Jumlah koperasi dan usaha kecil tersebut dapat menjadi potensi sekaligus ancaman bagi perekonomian Sumatera Utara karena berkembang atau tidaknya koperasi dan usaha kecil tersebut akan berdampak pada perekonomian Sumatera Utara dan kesejahteraan masyarakat pada khususnya. Dalam hal ini pemerintahan Sumatera Utara melalui Dinas Koperasi dan UKM melihat besarnya jumlah koperasi dan usaha kecil

(18)

3

sebagai peluang untuk memperkuat perekonomian dengan berbasis pada ekonomi kerakyatan.

UMKM merupakan salah satu penyokong perekonomian di Indonesia khususnya pada masyarakat golongan bawah dan menengah. UMKM memiliki peran strategis dalam upaya pemerintah untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran karena UMKM dapat menyerap tenaga kerja sehingga pengangguran akibat tidak terserapnya angkatan kerja dalam dunia kerja menjadi berkurang. UMKM memberikan lapangan pekerjaan baru bagi pengangguran.

UMKM memiliki kontribusi besar dan krusial bagi perekonomian Indonesia. Saat ini dunia tengah menghadapi musibah yang tidak terduga yaitu munculnya wabah COVID-19. Menurut WHO (2019) Coronavirus merupakan suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan menyebabkan penyakit COVID- 19. COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) ini pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, China pada Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.

Virus ini membawa permasalahan yang sangat besar dalam semua bidang seperti bidang kesehatan, bidang pendidikan, bidang sosial dan bidang perekonomian. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang telah diterapkan

(19)

oleh pemerintah selama masa pandemi COVID-19, mengakibatkan penurunan ekonomi salah satunya di bidang perindustrian. Social Distancing atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mengharuskan masyarakat untuk mengurangi aktifitas diluar rumah dan harus tetap menerapkan kebijakan Gerakan 5M yaitu memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi.

Pemerintah membuat kebijakan-kebijakan terbaru dalam upaya pencegahan pemutusan mata rantai COVID-19 mengikuti dengan situasi yang ada sampai sekarang, penerapan kebijakan berlaku tidak hanya di pulau Jawa dan Bali saja, tetapi pulau Sumatera termasuk juga.

UMKM berada di garis depan guncangan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi COVID-19. Pandemi COVID-19 ini telah menghentikan aktivitas ekonomi secara tiba-tiba mengalami keterpurukan ekonomi, penurunan permintaan dan mengganggu rantai pasokan di seluruh dunia bukan hanya pada aspek produksi dan pendapatan saja, namun juga pada jumlah tenaga kerja yang harus dikurangi. Pada masa pandemi COVID-19 ini UMKM terpaksa harus melakukan pengurangan tenaga kerja dengan merumahkan atau melakukan pemutusan hubungan kerja karena pendapatan yang menurun, keadaan ini menyatakan bahwa UMKM menjadi pihak yang sangat terdampak. Dalam menangani pandemi COVID-19 ini pemerintah melakukan penyesuaian atau penghematan belanja kementerian/lembaga dan menerapkan kebijakan Work From Home (WFH) di kantor bagi para pegawainya untuk meminimalisir penyebaran virus COVID-19.

(20)

5

Binjai adalah salah satu Kota penting di Sumatera Utara. Dikarenakan terletak di daerah yanIg strategis dimana Kota Binjai sendiri merupakan pintu gerbang Kota Medan menuju Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kota Binjai memiliki 5 Kecamatan dan 37 kelurahan dengan luas wilayah mencapai 90,23 km², jumlah penduduknya sebesar 270.926 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 30,03 jiwa/km² (Sumber BPS 2018). Di Kota Binjai yang merupakan sentra UMKM, berbagai home industry berada disini dari usaha kulineran, kerajinan.

Masyarakatnya sebagian besar bekerja di bidang UMKM yang berjumlah 21.000 UMKM. UMKM yang ada di Kota Binjai dikelompokkan dalam beberapa bidang yaitu usaha retail, pertanian, kuliner, kerajinan tangan dan jasa dan layanan.

(Sumber: Dinas Koperasi dan UKM Kota Binjai). Berikut data pertumbuhan perekonomian di Kota Binjai menurut BPS Kota Binjai.

Tabel 1.2. Data Pertumbuhan Perekonomian Kota Binjai

No Keterangan 2017 2018 2019 2020

1. Pertumbuhan Ekonomi

Jumlah

5,39 %

5,39 %

5,46 %

5,46 %

5,51%

5,51%

3,68

3,68%

Sumber : BPS Kota Binjai, 2020

Dampak pandemi COVID-19 ini telah menghambat pertumbuhan UMKM dan menurunnya pertumbuhan ekonomi. Perekonomian di Kota Binjai mengalami penurunan sebesar 1,83% dari tahun sebelumnya, penurunan ini terjadi dari dampak pandemi COVID-19. Sebelum adanya COVID-19, Pertumbuhan ekonomi di Kota Binjai terus meningkat, peningkatan pertumbhan ekonomi ini dipengaruhi

(21)

oleh lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, yang merupakan bagian dari UMKM. Kota Binjai sendiri mengalami perkembangan yang baik pada bidang UMKM yang mampu mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kota Binjai.

Dengan munculnya pandemi COVID-19 ini membuat perubahan perilaku konsumen atau daya beli masyarakat menurun karena pendapatan masyarakat yang menurun dan dengan adanya kebijakan pemerintah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membatasi interaksi fisik dan mengurangi aktivitas yang dilakukan di luar rumah sehingga masyarakat mengalami kesulitan untuk melakukan proses pembelian dikarenakan tidak memiliki pendapatan yang berlebih. Maka dalam hal ini pemerintah berupaya dalam menangani masalah UMKM melalui Dinas Koperasi dan UKM. Berawal dari cita-cita bersama yang ingin diwujudkan dengan didukung peran serta seluruh elemen Instansi, masukan- masukan dari masyarakat dan dengan memperhatikan nilai-nilai lingkungan yang mempengaruhi. Maka Dinas Koperasi dan UKM Kota Binjai sebagai Dinas yang mempunyai tugas “Pelaksana pembinaan, mengkoordinasi serta sebagai pelaksana pengawasan dalam pembangunan koperasi dan UMKM yang semuanya sudah dituliskan pada peraturan walikota Binjai Nomor 43 tahun 2016 bagian II tugas dan fungsi Dinas Koperasi dan UKM Kota Binjai. Menurut Biddle dan Thomas (1966;dalam Sarwono, 2015) bahwa peran adalah serangkaian rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu.

Peran Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah sangat penting, dalam melakukan pemberdayaan para pelaku UMKM untuk mengembangkan dan mempertahankan usahanya untuk kesejahteraan masyarakat pada masa pandemi COVID-19 ini. Pemberdayaan menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2008

(22)

7

tentang UMKM pasal 1 ayat 8 menyatakan bahwa pemberdayaan adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah dunia usaha dan masyarakat dalam bentuk penumbuhan iklim usaha pembinaan dan pengembangan sehingga usaha kecil mampu menumbuhkan dan memperkuat dirinya menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. Pemberdayaan UMKM di tengah pandemi COVID-19 ini sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan penurunan minat pembeli dan tingginya persaingan antara pelaku UMKM. Dalam hal ini Dinas Koperasi dan UKM berperan sangat penting dalam mengatasi masalah pemberdayaan UMKM di masa pandemi COVID-19 ini. Dalam menerapkan kebijakan pemerintah dalam pelaksanaan tugas dan fungsi kurang maksimal dikarenakan anggaran yang terbatas.

Sebelum Pandemi COVID-19 Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah melakukan pemberdayaan UMKM dengan program kegiatan pembinaan (Proses perizinan membuka usaha dan mendata para pelaku UMKM untuk dapat mengikuti kegiatan),pelatihan (mengikuti kegiatan seminar yaitu webinar dan zooom dan pelatihan inovasi), pendampingan (melakukan kunjungan kepada para pelaku UMKM di setiap Kecamatan) serta bekerjasama dengan bidang PKK pemerintah Kota Binjai dengan program kegiatan UP2K (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga), bantuan permodalan pemerintahan, dan penciptaam iklim usaha yang kondusif. Dengan munculnya Pandemi COVID-19 ini Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah melakukan pemberdayaan UMKM sama seperti program sebelumnya tetapi lebih mengunakan digital marketing dan ada kegiatan yang diberhentikan dahulu untuk menghindari kerumunan yaitu kegiatan UP2K kerjasama dengan bidang PKK pemerintah Kota Binjai serta kebijakan pemerintah

(23)

melakukan penyesuaian atau penghematan belanja kementerian/lembaga. Dengan adanya program yang diberhentikan dan penyesuaian atau penghematan belanja pada dinas. Dalam melaksanakan pemberdayaan UMKM Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah masa pandemi COVID-19 menggunakan dana anggaran Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Sumatera Utara dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Mandiri Kementerian Koperasi dan UKM RI.

Kendala yang dihadapi pelaku UMKM pada masa pandemi COVID-19 adalah permasalahan permodalan, permasalahan proses perizinan halal, kemampuan teknik produksi dan manajemen terbatas, pemasaran produk-produk, serta produktifitas menyesuaikan dengan konsumsi pasar. Untuk mengatasi permasalahan dalam pemberdayaan UMKM tersebut, masih dibutuhkan peran dalam perkembangan UMKM di Kota Binjai. Tentunya sejalan dengan tujuan utama dari Dinas Koperasi dan UKM ini adalah untuk mengembangkan serta meningkatkan produktifitas dalam usaha dan terwujudnya koperasi dan UMKM sebagai pelaku ekonomi yang maju dan berdaya saing. Kegiatan pemberdayaan yang dilakukan salah satu program yang diadakan oleh Dinas Koperasi dan UKM merupakan yang sesuai dengan isi dari Visi dan Misi dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Binjai. Dengan demikian Dinas Koperasi dan UKM Kota Binjai juga dapat membangkitkan citra positif dari masyarakat terhadap UMKM di Kota Binjai.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas menunjukkan bahwa peran pemberdayaan Dinas Koperasi dan UKM mempengaruhi perkembangan UMKM di Kota Binjai. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pemberdayaan UMKM pada Dinas Koperasi dan UKM pada masa Pandemi COVID-19 di Kota

(24)

9

Binjai. Oleh karena itu, penulis mengangkat judul tentang “Peran Dinas Koperasi dan UKM Dalam Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pada Masa Pandemi COVID-19 di Kota Binjai”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka didapatkan rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana Peran Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pada masa Pandemi COVID-19 di Kota Binjai ?”

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah pada masa Pandemi COVID- 19 di Kota Binjai.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Sebagai bahan informasi dan pengetahuan untuk para mahasiswa Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial tentang peran pemerintahan pada masa Pandemi COVID-19 dalam pemberdayaan UMKM di Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Binjai di Jl. Jenderal Gatot Subroto No.34, Limau Mungkur, Binjai Barat, Kota Binjai, Sumatera Utara 20743.

2. Secara Ilmiah

(25)

Secara Ilmiah yaitu sebagai referensi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian yang berhubungan dengan pemberdayaan UMKM Binjai di Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah pada masa pandemi COVID-19 serta diharapkan mampu menjadi pengetahuan untuk penelitian selanjutnya.

3. Secara Praktis

Hasil peneltian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis mengenai pemberdayaan pada UMKM Pada masa Pandemi COVID- 19 di Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Binjai.

1.5 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah 2. Rumusan Masalah

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 4. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Landasan Teoritis

2. Penelitian Yang Relevan 3. Kerangka Penelitian

4. Defenisi Konsep

BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian

2. Lokasi Peneltian

(26)

11

3. Informan Penelitian 4. Teknik Pengumpulan Data 5. Teknik Analisis Data

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 1. Letak Geografis Lokasi Penelitian

2. Sejarah Perkembangan Lokasi Pneleitian 3. Profil Lokasi Penelitian

4. Visi, Misi dan Tujuan Lokasi Penelitian

5. Struktur Organisasi/Lembaga Lokasi Penelitian 6. Kondisi Umum Tentang Klien

7. Kondisi Umum Tentang Petugas

8. Keadaan Sarana dan Prasarana Lokasi Penelitian BAB V HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 2. Pembahasan Hasil Penelitian 3. Keterbatasan Penelitian

BAB VI KESIMPULAN SARAN 1. Kesimpulan

2. Saran

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teoritis

2.1.1 Peran Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Pemerintah Kota Binjai dengan menerbitkan Peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pembentukan Perangkat Daerah Kota Binjai. Kedudukan Dinas Koperasi dan UKM berdasarkan pasal 2 Peraturan WaliKota Binjai Nomor 43 Tahun 2016 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Koperasi dan UKM bahwa Dinas Koperasi dan UKM merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan bidang Koperasi, UKM yang dipimpin oleh seseorang Kepala Dinas, berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada WaliKota melalui Sekretaris Daerah.

Menurut Biddle dan Thomas (1966 ;dalam Sarwono, 2015) bahwa peran adalah serangkaian rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu. Dalam teori peran menurut Biddle dan Thomas orang yang mengambil bagian dalam interaksi social yaitu : Aktor (pelaku) yaitu orang yang sedang berperilaku menuruti suatu peran tertentu.

Target (sasaran) atau orang lain (other) yaitu orang yang mempunyai hubungan dengan aktor dan perilakunya. Aktor maupun target bisa berupa individu-individu ataupun kumpulan individu (kelompok). Dalam Penelitian mengenai Peran Dinas Koperasi Dan UKM Dalam Pemberdayaan UMKM Pada masa Pandemi COVID- 19 di Kota Binjai, maka dengan menggunakan Teori Peran (Role Theory)

12

(28)

13

Biddle dan Thomas yang menjadi aktor dalam penelitian ini adalah Kepala Dinas Koperasi dan UKM, Peran Dinas Koperasi dan UKM sangat penting sebagai upaya peningkatan ekonomi kerayaktan dan memberdayakan Koperasi dan UMKM, dan yang menjadi targetnya dalam penelitian ini adalah UMKM Kota Binjai berperan aktif dalam pencapaian program maupun kebijakan yang telah dibuat oleh Dinas Koperasi dan UKM.

Menurut Soekanto (2015:210) Peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka menjalankan suatu peranan. Peranan dan kedudukan tidak dapat dipisahkan karena tidak ada peran tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa peran. Peran menentukan apa yang harus diperbuat dan diberikan menyesuaikan dengan prilakunya. Menurut Soekanto (2010; dalam Umar, 2017) peran memiliki unsur-unsur yaitu :

1. Peran yang Ideal (ideal role) peran ideal merupakan sebagai peran yang diharapkan dilakukan oleh pemegang peranan tersebut Peranan yang secara nyata dilakukan oleh pemegang kekuasan misal Kepala Dinas Koperasi dan UKM melakukan perannya dalam pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan kesejahteran dan ekonomi kerayakatan.

2. Peran yang Seharusnya (expected role)peranan yang seharusnya adalah peranan yang dilakukan seseorang atau lembaga yang didasarkan pada seperangkat norma yang berlaku pada kehidupan masyarakat.

3. Peran yang Sebenarnya Dilakukan (Actual Role) peranan yang sebenarnya dilakukan adalah seseorang atau lembaga yang didasarkan pada kenyataan

(29)

secara kongkrit di lapangan atau di masyarakat sosial yang terjadi secara nyata.

Saat seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan mencakup tiga hal yaitu sebagai berikut :

a. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat, peran dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan masyarakat.

b. Peran adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

c. Peran dapat dikatakan sebagai prilaku individu yang penting dalam struktur sosial masyarakat.

Penulis dapat menyimpulkan dari beberapa pengertian diatas peran merupakan suatu perbuatan atau perilaku yang diinginkan oleh semua orang atau sekelompok orang terhadap seseorang yang memiliki status atau kedudukan tertentu. Berdasarkan hal-hal ini maka dapat dihubungkan dengan Dinas Koperasi dan UKM peran tidak berarti sebagai hak dan kewajiban individu melainkan merupakan tugas dan wewenang dinas.

(30)

15

2.1.1.1. Tugas dan Fungsi Dinas Koperasi dan UKM

Pasal 2 Peraturan WaliKota Binjai Nomor 43 Tahun 2016 tentang Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Koperasi dan UKM Kota Binjai ditentukan bahwa Dinas Koperasi dan UKM mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang Koperasi, UKM dan tugas pembantuan. Tugas pokok yang dimaksud yaitu :

1. Menetapkan penerbitan izin usaha simpan pinjam untuk koperasi dengan wilayah keanggotaan dalam 1 (satu) Kabupaten / Kota.

2. Menetapkan penerbitan izin pembukaan kantor cabang, cabang pembantu dan kantor kas koperasi simpan pinjam untuk koperasi dengan wilayah keanggotaan dalam (satu) Kabupaten/Kota

3. Menetapkan hasil pemeriksaan dan pengawasan koperasi yang wilayah anggotanya dalam 1 (satu) Kabupaten/Kota;

4. Menetapkan hasil pemeriksaan dan pengawasan koperasi simpan pinjam/unit simpan pinjam koperasi yang wilayah keanggotaannya dalam 1 (satu) Kabupaten/Kota

5. Menetapkan hasil penilaian kesehatan koperasi simpan pinjam/unit simpan pinjam koperasi yang wilayah keanggotaannya dalam 1 (satu) Kabupaten/Kota 6. Mengkoordinasikan pendidikan dan latihan perkoperasian bagi koperasi yang

wilayah keanggotaannya dalam 1 (satu) Kabupaten/Kota

7. Mengkoordinasikan pemberdayaan dan perlindungan koperasi yang keanggotaannya dalam 1 (satu) Kabupaten/Kota

(31)

8. Mengkoordinasikan pemberdayaan usaha mikro yang dilakukan melalui pendataan, kemitraan, kemudahan perizinan, penguatan kelembagaan dan koordinasi dengan para pemangku kepentingan

9. Mengkoordinasikan pengembangan usaha mikro dengan orientasi peningkatan skala usaha mikro menjadi usaha kecil

10. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan jabatan fungsional dan

11. Menetapkan pelaksanaan administrasi umum, perencanaan program dan anggaran, ketatausahaa

2.1.2 Pandemi COVID-19

Pada saat ini dunia tengah menghadapi musibah yang tidak terduga yaitu munculnya wabah COVID-19 (Corona Virus Disease 2019). Menurut World Health Organization (WHO) (2019) Coronavirus merupakan suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan menyebabkan penyakit COVID- 19. COVID-19 ini pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.WHO mengumumkan COVID-19 pada 12 Maret 2020 sebagai pandemi.

Menurut WHO secara resmi mendeklarasikan virus corona (COVID-19) sebagai pandemi pada tanggal 9 Maret 2020. Artinya virus corona telah menyebar secara

(32)

17

luas di dunia. Istilah pandemi terkesan menakutkan tapi sebenarnya itu tidak ada kaitannya dengan keganasan penyakit tapi lebih pada penyebarannya yang meluas.

Ingat, pada umumnya virus corona menyebabkan gejala yang ringan atau sedang seperti demam dan batuk dan kebanyakan bisa sembuh dalam beberapa minggu.

Virus ini membawa permasalahan yang sangat besar dalam bidang kesehatan, pendidikan, sosial dan perekonomian. Di Indonesia mengalami penurunan ekonomi salah satunya di bidang perindustrian. UMKM berada di garis depan guncangan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi COVID-19. Dalam hal ini telah menghentikan aktivitas ekonomi secara tiba-tiba, dengan penurunan permintaan dan mengganggu rantai pasokan diseluruh dunia. Terjadinya beberapa penutupan usaha dikarenakan bangkrut pengurangan karyawan yang harus dirumahkan. Kebijakan pemerintah dalam pembatasan berkegiatan menerapkan Social Distancing atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mengharuskan masyarakat untuk mengurangi aktifitas diluar rumah dan harus tetap menerapkan kebijakan Gerakan 5M yaitu memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi. Dalam menangani pandemi COVID-19 ini pemerintah membuat kebijakan anggaran melakukan penyesuaian atau penghematan belanja kementerian/lembaga dan menerapkan kebijakan WFH di kantor bagi para pegawainya. Dalam hal ini Dinas Koperasi dan UKM menerapkan kebijakan pemerintah dalam pelaksanaan tugas dan fungsi. Akan tetapi dalam penerapan ini berdampak pada pelaksanaan tugas dan fungsi serta penyerapan anggaran yang kurang maksimal.

(33)

2.1.3. Pemberdayaan

Pemberdayaan (Empowerment) berasal dari kata “power” yang artinya

“control, authority, dominion”. Awalan “emp” artinya “on put on to” atau “to cover with” jelasnya “more power”. Pemberdayaan (Empowerment) merupakan alat penting dan strategis untuk memperbaiki, memperbaharui dan meningkatkan kinerja organisasi baik organisasi yang bergerak dalam kegiatan pemerintahan maupun organisasi yang bergerak dalam kegiatan dunia usaha atau swasta.

Pemberdayaan adalah upaya untuk mengoptimalkan sumber daya manusia sesuai dengan kemampuan dan kapisitasnya dengan mendorong, memotivasi serta dapat mengembangkan sendiri.

Menurut Hikmat (2010; dalam Nur, 2017) pengertian pemberdayaan adalah sebagai proses pengambilan keputusan oleh orang-orang yang secara konsekuen melaksanakan keputusan tersebut. Pengambilan keputusan tersebut merupakan hasil dari perencanaan yang dilakukan oleh orang dalam kegiatan organisasi baik keputusan secara individu maupun kolektif berdasarkan aturan dan norma yang berlaku dalam organisasi. Pemberdayaan merupakan upaya meningkatkan atau membangun daya masyarakat dengan memotivasi sesuai potensi yang dimilikinya.

Undang-undang Nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM pasal 1 ayat 8 menyatakan bahwa pemberdayaan adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha dan masyarakat dalam bentuk penumbuhan iklim usaha pembinaan, dan pengembangan sehingga usaha kecil mampu menumbuhkan dan memperkuat dirinya menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. Dalam rangka pemberdayaan

(34)

19

UMKM di Indonesia, Bank Indonesia (2011) mengembangkan filosofi lima jari/

Five finger philosophy, maksudnya setiap jari mempunyai peran masing-masing dan tidak dapat berdiri sendiri serta akan lebih kuat jika digunakan secara bersamaan.

1. Jari jempol, mewakili peran lembaga keuangan yang berperan dalam intermediasi keuangan, terutama untuk memberikan pinjaman/pembiayaan kepada nasabah mikro, kecil dan menengah serta sebagai Agents of development (agen pembangunan).

2. Jari telunjuk, mewakiliregulator yakni Pemerintah dan Bank Indonesia yang berperan dalam Regulator sektor riil dan fiskal, Menerbitkan ijin-ijin usaha, Mensertifikasi tanah sehingga dapat digunakan oleh UMKM sebagai agunan, menciptakan iklim yang kondusif dan sebagai sumber pembiayaan.

3. Jari tengah, mewakili katalisator yang berperan dalam mendukung perbankan dan UMKM, termasuk Promoting Enterprise Access to Credit (PEAC) Units, perusahaan penjamin kredit.

4. Jari manis, mewakili fasilitator yang berperan dalam mendampingi UMKM, khususnya usaha mikro, membantu UMKM untuk memperoleh pembiayaan bank, membantu bank dalam hal monitoring kredit dan konsultasi pengembangan UMKM.

5. Jari kelingking, mewakili UMKM yang berperan dalam pelaku usaha, pembayar pajak dan pembukaan tenaga kerja.

(35)

Dapat disimpulkan dari beberapa pengertian tentang pemberdayaan diatas bahwa pemberdayaan merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh lembaga instansi atau orang dalam meningkatkan atau membangun potensi yang sudah dimilikinya untuk diberdayakan sehingga menjadi lebih tumbuh dan berkembang.

Sehingga masyarakat mampu meningkatkan kemampuan dan mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki dalam tujuan mensejahterakan hidup serta mencapai pertumbuhan dan perkembangan UMKM di Kota Binjai.

2.1.3.1 Tujuan Pemberdayaan UMKM

Pasal 5 UU No.20/2008 menentukan Tujuan Pemberdayaan UMKM yaitu:

1. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan berkeadilan;

2. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan UMKM menjadi usaha yang tangguh dan mandiri;

3. Meningkatkan peran UMKM dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.

2.1.3.2 Prinsip Pemberdayaan UMKM

Pasal 4 Undang- undang Nomor 20 tahun 2008 menyatakan Prinsip Pemberdayaan UMKM yaitu :

1. Penumbuhan kemandirian, kebersamaan dan kewirausahaan UMKM untuk berkarya dengan prakarsa sendiri;

(36)

21

2. Perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan;

3. Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai dengan kompetensi UMKM;

4. Peningkatan daya saing UMKM dan penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian secara terpadu.

5. Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu.

Menurut Suharto (2014; dalam Asrianty 2020) prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat sebagai berikut :

1. Pemberdayaan adalah proses kolaboratif. Oleh karena itu harus ada kerjasama sebagai partner.

2. Proses pemberdayaan menempatkan masyarakat sebagai aktor atau subjek yang kompeten dan mampu menjangkau sumber-sumber dan kesempatan - kesempatan 3. Masyarakat harus melihat diri mereka sendiri sebagai agen penting yang dapat mempengaruhi perubahan.

4. Kompetensi diperoleh dan dipertajam melalui pengalaman hidup, khususnya pengalaman yang memberikan perasaan mampu di masyarakat.

5. Solusi-solusi yang berasal dari situasi khusus, harus beragam dan menghargai keberagaman yang berasal dari faktor-faktor yang berada pada situasi masalah tersebut.

6. Jaringan-jaringan sosial informal merupakan sumber dukungan yang penting bagi penurunan dan meningkatkan kompetensi serta kemampuan untuk mengendalikan seseorang.

(37)

7. Masyarakat harus berpartisipasi dalam memberdayakan diri mereka sendiri, tujuan, cara dan hasil harus dirumuskan oleh mereka sendiri.

8. Tingkat Kesadaran merupakan kunci dalam pemberdayaan, karena pengetahuan dan mobilisasi tindakan bagi perubahan.

9. Pemberdayaan melibatkan akses terhadap sumber-sumber dan kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber tersebut secara efektif.

10. Proses pemberdayaan bersifat dinamis, sinergis, evolutif, dikarenakan permasalahan selalu memiliki beragam solusi.

11. Pemberdayaan dicapai melalui struktur-struktur personal lain melalui pembangunan ekonomi secara paralel.

2.1.3.3 Strategi Pemberdayaan UMKM

Menurut Kuncoro dalam Purwaningsih,et all (2018; dalam Panjaitan 2019) Strategi pemberdayaan meliputi:

1. Aspek manajerial meliputi peningkatan produktivitas, pemasaran dan pengembangan sumber daya manusia.

2. Aspek permodalan.

3. Mengembangkan pola kemitraan.

4. Mengembangkan sentra industri kecil dan pembinaan untuk bidang usaha dan daerah tertentu lewat KUB (Kelompok Usaha Bersama); Kopinkra (Koperasi Industri Kecil dan Kerajinan).

(38)

23

2.1.4. UMKM

UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha di semua sector ekonomi.Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberadaan atau pertumbuhan dan perkembangan UMKM adalah tingkat pendapatan riil perkapita dan kepadatan penduduk. Kedua faktor ini mempengaruhi proses transformasi UMKM lewat efek-efek langsungnya secara bersamaan terhadap sisi permintaan (pasar output) dan sisi penawaran (pasar tenaga kerja) dari UMKM. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM sebagai berikut:

1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro

2. Usaha kecil, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,yang dilakukan oleh orang perorangan/badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan/bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil.

3. Usaha menengah, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung atau tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan.

(39)

Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 menyatakan UMKM berasaskan sebagai berikut :

a. Kekeluargaan b. Demokrasi ekonomi c. Kebersamaan

d. Efisiensi berkeadilan e. Berkelanjutan

f. Berwawasan lingkungan g. Kemandirian

h. Keseimbangan kemajuan, dan i. Kesatuan ekonomi nasional.

Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM mengatakan, “Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan”.

2.1.4.1. Kriteria UMKM

Pasal 6 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM memiliki kriteria sebagai berikut :

1. Kriteria usaha mikro adalah sebagai berikut :

a) Memiliki kekayaan bersih paling banyak dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

(40)

25

b) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)

2. Kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut :

a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah).

3. Kriteria usaha menengah adalah sebagai berikut :

a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah).

2.1.4.2. Manfaat UMKM

Menurut Absah, Fawzeea, Qamariah, Muchtar (2016:6) manfaat UMKM adalah sebagai berikut :

1. Membuka Lapangan Pekerjaan

Adanya UMKM sangat membantu dalam membuka kesempatan kerja yang lebih luas bagi masyarakat.Hal ini dapat menjadi salah satu solusi untuk

(41)

mengurangi pengangguran, sehingga dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah sosial.Tenaga kerja UMKM dilakukan oleh semua kalangan sampai kalangan bawah.

2. Menjadi Penyumbang Terbesar Nilai Produk Domestik Bruto

Saat ini Indonesia telah menjadi salah satu anggota negara-negara G20 yang merupakan kumpulan 20 negara penghasil Produk Domestik Bruto terbesar di dunia.Produk Domestik Bruto (PDB) sendiri merupakan sebuah ukuran makro ekonomi untuk memperlihatkan kemampuan dan jasa dalam waktu tertentu.Dari PDB inilah kemudian terlihat bagaimana kekuatan ekonomi dari suatu negara.Terlihat peran besar UMKM dalam pertumbuhan serta pembangunan ekonomi Indonesia.

3. Salah Satu Solusi Efektif Bagi Permasalahan Ekonomi Masyarakat Kelas Kecil Dan Menengah.

Manfaat entrepreneurship dalam literatur teori ilmu ekonomi menurut Joseph A. Schumper, menyatakan bahwa sebuah perekonomian akan tumbuh dan berkembang dikarenakan adanya inovasi dalam proses produksi. Inovasi tersebut hanya bisa dilakukan oleh seorang entrepreneur, sebab seorang wirausaha merupakan pelaku ekonomi yang menjadikan suatu hal dari tak bernilai menjadi bernilai.Semakin banyaknya entrepreneurship menjadikan solusi masalah perekonomian negara semakin terpecahkan.Baik dari segi pemasukan negara hingga lapangan kerja.

(42)

27

Kesempatan dalam UMKM tentunya akan membuat banyak masyarakat dari golongan menengah kebawah untuk bisa berfikir secara kreatif dalam membangun usaha tanpa harus memegang modal besar terlebih dahulu. Para enterpreneurship ini akansemakin terpacu dalam menciptakan produksi dan membidik pasar-pasar yang belum dijangkau oleh para pengusaha besar sebelumnya.

2.1.5 Perencanaan Program UMKM

Program Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dalam pemberdayaan UMKM di Kota Binjai:

1. Pembinaan, Pelatihan Dan Pendampingan

 Pembinaan UMKM itu dimulai dengan proses perizinan usaha dan pendataan UMKM yang ada di Kota Binjai, setelah itu di kelompokkan sesuai katogori nya sebagai pedoman bagi dinas koperasi untuk memberikan bantuan atau pelatihan kepada para UMKM tersebut, pendampingan dan pemberian bekal pelatihan adalah bagian dari pembinaan untuk para pelaku UMKM itu sendiri.

 Pelatihan untuk UMKM selama dua kali dalam setahun, para pelaku UMKM dapat mengikuti seminar. Pelatihan tersebut untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas serta kreatif para pelaku UMKM. Adapun pelatihan untuk pengusaha pemula agar memulai usahanya dapat berjalan dengan efektif. Pada kondisi pandemi COVID-19 para pelaku UMKM melakukan pelatihan membuat masker dari kain dan APD. Pelatihan

(43)

UMKM untuk koperasi yaitu pelatihan manajemen dan akuntansi yang dilakukan 2 kali dalam setahun.

 Pendampingan yang dilakukan yaitu kunjungan kelapangan 2 (dua) koperasi dan 5 (lima) UMKM setiap bulannya yang dilakukan secara bergantian di setiap Kecamatan Kota Binjai. Dinas Koperasi dan UKM memiliki 2 pendamping UMKM. Untuk melakukan pemberdayaan UMKM di tengah PandemiOVID-19 ini Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah memerhatikan keadaan dengan tetap mengikuti protokol kesehatan.

2. Bantu Permodalan Pemerintahan

Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah bekerjasama dengan kementerian pusat sebagai fasilitator dalam memberikan bantuan kepada UMKM yang terdapat COVID-19 berupa modal usaha untuk pengembangan usaha para pelaku UMKM.

3. Penciptaan Iklim Usaha yang Kondisif

Dinas Koperasi dan UKM berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif.

Dengan mengusahakan ketentraman dan keamanan berusaha dalam proses perijinan usaha, keringanan pajak pada Koperasi dan UMKM.

2. 2. Penelitian yang relevan

Penelitian relevan sama dengan penelitian terdahulu yang penulis dapatkan dari situs web resmi seperti Repository USU dan beberapa web lainnya, untuk mempermudah penulis sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian

(44)

29

sehingga penulis dapat menambah referensi untuk menambah teori dalam mengkaji dan menelaah yang akan diteliti. Berikut adalah penelitian terdahulu yang sama-sama membahas tentang Peran Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah pada masa pandemi COVID-19 dalam pemberdayaan UMKM di Kota Binjai. Peneliti mengambil empat penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu:

1. Penelitian pertama dilakukan oleh Samantha Immanuel Panjaitan (Universitas Sumatera Utara) dalam skripsi yang berjudul “Peran Pemberdayaan Dinas Koperasi Dan UMKM Dalam Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah Kota Medan”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitaif. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah Peranan pemberdayaan Dinas Koperasi dan UMKM Kota Medan dalam pengembangan UMKM sudah dapat dikatakan baik dikarenakan sudah mampu meningkatkan pengembangan usaha mikro, kecil dan menegah Kota Medan dalam peningkatan kualitas produk, diversifikasi produk, jumlah produksi dan keuntungan usaha. Pemberdayaan yang diberikan Dinas Koperasi dan UMKM kepada usaha mikro kecil menengah Kota Medan berupa pemberdayaan permodalan, pemberdayaan pemasaran, pemberdayaan kemudahaan perizinan.

2. Penelitian kedua dilakukan oleh Hesti Kusuma Wardani Ambar Pertiwi, et.al (Universitas Brawijaya) dalam jurnal yang berjudul “Peranan Dinas Koperasi Dan UKM Dalam Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah Kota Malang (Studi Pada Dinas Koperasi Dan UKM Kota Malang)”. Penelitian ini menggunakan

(45)

metode deskriptif kualitaif .Hasil dari penelitian ini adalah pelaksanaan pemberdayaan yang dilaksanakan Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang belum maksimal dan merata karena data jumlah UKM belum valid dengan faktor pendukung dan penghambatnya.Faktor pendukungnya adalah pelaksanaan kegiatan pemberdayaan UKM adalah adanya struktur organisasi yang terintegrasi pada Dinas Koperasi dan UKM, adanya paguyuban Amangtiwi yang menaugi UKM, kesadaran pelaku UKM untuk bergabung dengan Paguyuban Amangtiwi, pembentukan Koperasi Amangtiwi.Faktor penghambat pemberdayaan UKM adalah keterbatasan sumber daya manusia, terbatasnya anggaran yang dimilki, kesulitan permodalan UKM, dan permasalahan teknis UKM.Oleh karena itu agar pemberdayaan dapat dilakukan secara merata Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang sebaiknya melakukan pendataan terhadap semua jumlah UKM yang ada di Kota Malang serta melakukan identifikasi berdaya tidaknya UKM.

3. Penelitian ketiga dilakukan oleh Abdil Muhaimin (Universitas Islam Negeri Antasari ) dalam skripsi yang berjudul ” Peranan Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah di Provinsi Kalimantan Selatan.”Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitaif.Hasil dari penelitian ini adalah Peran Dinas Koperasi dan UKM dalam pemberdayaan usaha kecil menengah di Provinsi Kalimantan Selatan ,membantu para pelaku usaha kecil menengah dalam mengembangkan kemitraan dan efesiensi usaha, memperluas pangsa pasar dengan produk koperasi usaha kecil menengah yang berdaya saing. kendala yang dihadapi oleh UMKM adalah kualitas SDM yang rendah, peran sistem pendukung yang kurang optimal, dan

(46)

31

kebijakan dan peraturan yang kurang efektif. Peranan pemberdayaan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kalimantan Selatan belum berjalan secara merata dikarenakan masih ada pelaku UMKM yang tidak dipilih dalam Pelatihan di Balai koperasi karena terbatas dalam segi pembiayaan.

4. Penelitian keempat dilakukan oleh Siska Febrianti (Institut Agama Islam Negeri Tulungagung) dalam skipsi yang berjudul ” Strategi Dinas Koperasi Dan Usaha Mikro Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pada Masa Pandemi COVID-19 Di Kabupaten Tulungagung”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitaif. Hasil dari penelitian ini adalah Strategi Dinas Koperasi dan Usaha Mikro di Kabupaten Tulungagung, dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat selama masa Pandemi COVID-19 yaitu pengadaan pelatihan, pengadaan bimtek, pemasaran online, pendirian Galery Plut KUMKM. Adapun faktor penghambat Dinas Koperasi dan Usaha Mikro di Kabupaten Tulungagung, dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat selama masa Pandemi COVID-19 yaitu kurangnya dukungan dari orang terdekat serta kesadaran diri pelaku usaha untuk menjalankan usaha dan program yang sudah diberikan oleh dinas koperasi, serta minimnya fasilitas yang diberikan dinas serta kurang modal untuk pengembangan usaha.

Pemberdayaan yang dilakukan belum secara merata karena masih ada UMKM yang masih belum mendapatkan peranan motivasi dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro di Kabupaten Tulungagung.

(47)

2.3 Kerangka Pemikiran

UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha di semua sector ekonomi. UMKM merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi. Munculnya pandemi COVID-19 berdampak pada UMKM yang mengalami keterpurukan ekonomi dan menjalankan usahanya. Maka dari itu pemerintah harus berupaya mempertahankan UMKM di masa pandemi COVID- 19. Peran adalah suatu perbuatan atau perilaku yang diinginkan oleh semua orang atau sekelompok orang terhadap seseorang yang memiliki status atau kedudukan tertentu. Peran dapat dilihat dengan baik apabila seseorang yang memiliki kedudukan dapat menjalankan peranan sesuai dengan fungsinya. Dinas Koperasi dan UKM berperan penting sebagai upaya mempertahankan UMKM, dan dalam melakukan pemberdayaan UMKM di masa pandemi COVID-19. Binjai termasuk yang terdampak pandemi COVID-19, karena Binjai salah satu sentra UMKM yang sebagian besar masyarakatnya pelaku UMKM. Dalam hal ini pemberdayaan UMKM Dinas Koperasi dan UKM berperan sebagai pelaksanaan kegiatan pemberdayaan UMKM. Berdasarkan deskripsi teori dan focus penelitian yang telah diuraikan penulis, maka kerangka pikir dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut yaitu :

(48)

33

Gambar 2.1. Bagan Alur Pikir

Keterangan gambar 2.1 :

Penelitian ini akan mengarah kepada bagaimana peran yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro dalam pemberdayaan UMKM di Kota Binjai pada masa Pandemi Covid 19 melalui proses pelatihan- pelatihan, pembinaan dan pendampingan, bantu permodalan pemerintahan serta penciptaan iklim usaha yang kondusif pada pelaku UMKM di Kota Binjai berjalan dengan baik atau tidak.

2.4. Defenisi Konsep

Menurut Siagian (2018:40) bahwa defenisi diartikan sebagai “batasan arti”

dan konsep merupakan istilah khusus yang digunakan para ahli dalam upaya menggambarkan secara cermat fenomena sosial yang akan dikaji, peneliti harus

UMKM

Muculnya Pandemi

Pemberdayaan UMKM Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Binjai

1. PKeleatteihraann,gan Gambar pembinaan dan pendampingan UMKM

2. Bantuan Permodalan Pemerintah

3. Penciptaan Iklim Usaha yang Kondusif

(49)

menegaskan dan membatasi makna konsep-konsep yang diteliti. Dapat kita telaah dari dua artian kata diatas, defenisi konsep adalah proses dan upaya penegasan dan pembatasan makna konsep dalam suatu penelitian. Maka defenisi konsep dalam penelitian ini adalah :

1. Peran

Peran merupakan suatu perbuatan atau perilaku yang diinginkan oleh semua orang atau sekelompok orang terhadap seseorang yang memiliki status atau kedudukan tertentu.

2. Dinas Koperasi dan UKM

Dinas Koperasi dan UKM Kota Binjai merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan bidang Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah yang dipimpin oleh seseorang Kepala Dinas, berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada WaliKota melalui Sekretaris Daerah.

3. Pandemi COVID-19

Menurut WHO (World Health Organization atau Badan Kesehatan Dunia) secara resmi mendeklarasikan virus corona (COVID-19) sebagai pandemi pada tanggal 9 Maret 2020. Artinya, virus corona telah menyebar secara luas di dunia. Istilah pandemi terkesan menakutkan tapi sebenarnya itu tidak ada kaitannya dengan keganasan penyakit tapi lebih pada penyebarannya yang meluas. Ingat, pada umumnya virus corona menyebabkan gejala yang ringan

(50)

35

atau sedang, seperti demam dan batuk, dan kebanyakan bisa sembuh dalam beberapa minggu.

4. Pemberdayaan

Pemberdayaan merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh lembaga instansi atau orang dalam meningkatkan atau membangun potensi yang sudah dimilikinya untuk diberdayakan sehingga menjadi lebih tumbuh dan berkembang. Sehingga masyarakat mampu meningkatkan kemampuan dan mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki dalam tujuan mensejahterakan hidup. Serta mencapai pertumbuhan dan perkembangan UMKM di Kota Binjai.

5. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha di semua sector ekonomi.

(51)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar daripada angka-angka.Data kualitatif merupakan sumber dari deskripsi yang luas dan berlandasan kokoh, serta memuat penjelasan tentang proses-proses yang terjadi dalam penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di lokasi penelitian. Pemilihan pendekatan ini didasarkan atas tujuan peneliti untuk menentukan cara, mencari, mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data hasil penelitian.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dilakukan penelitian. Penentuan lokasi penelitian berguna untuk mendapatkan data-data yang akurat dan menangkap fenomena atau peristiwa yang sebenarnya terjadi dari objek yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kota Binjai Jl. Jenderal Gatot Subroto No.34, Limau Mungkur, Binjai Barat, Kota Binjai, Sumatera Utara 20743. Peneliti tertarik untuk mengambil lokasi penelitian disini karena di Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah sendiri sudah ada bidang pemberdayaan usaha mikro sehingga dapat melakukan penelitian disini.

36

(52)

37

3.3 Informan Penelitian

Informan adalah orang yang sangat bermanfaat dan dibutuhkan untuk mendapatkan informasi dan fakta atau opini yang ada di lokasi penelitian untuk memperkuat hasil penelitian yang akan dilakukan. Informan dalam penelitian dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Informan utama adalah orang yang terlibat secara langsung dalam proses penelitian. Pada penelitian ini informan utama merupakan 3 pelaku UMKM Kota Binjai.

2. Informan kunci adalah informan yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi yang diperlukan sebagai sumber informasi utama dalam proses penelitian di lapangan. Pada penelitian ini yang menjadi informan kunci adalah Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Binjai.

3. Informan tambahan adalah informan yang dapat memberikan informasi secara langsung dengan objek yang diteliti. Pada penelitian ini informan tambahan yang merupakan 2 pegawai pelaku UMKM.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan lebih banyak data, peneliti memakai teknik pengumpulan data yang terdiri atas :

1. Studi Pustaka (Library Research) yaitu mengumpulkan, mempelajari, dan mengoreksi teori-teori, informasi, dan masalah-masalah dari buku- buku, majalah, serta literatur lainnya yang berhubungan dengan permasalahan penelitian (Moleong, 2007:113). Studi literatur ini

(53)

dilakukan dengan berbagai macam buku-buku dan karya ilmiah seperti skripsi, tesis, jurnal maupun tulisan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

2. Observasi

Observasi adalah pengamaan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitan, direncanakan, dan dicatat secara sistematis, serta dapat di kontrol keadaannya (reliabilitas dan kesahihannya (validitasnya). Melalui observasi peneliti dapat mengamati fakta-fakta mengenai hal-hal secara apa adanya. Maka dengan observasi ini peneliti harus melakukan pengamatan di Dinas koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Binjai untuk mengetahui program kegiatan pemberdayaan di masa pandemi COVID-19.

3. Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Pewawancara disebut interviewer, sedangkan orang yang diwawancarai disebut interviewer.Wawancara berguna untuk mendapatkan data dari tanagn pertama (primer); pelengkap teknik pengumpulan lainnya dan menguji hasil pengumpulan data lainnya. Wawancara ini dilakukan dengan tujuan agar dapat mengetahui secara mendalam informasi tentang objek dan permasalahan penelitian yang akan dilaksanakan yaitu mengenai program pemberdayaan UMKM di Kota Binjai dan hasil dari wawancara digunakan sebagai hasil dari penyusunan penelitian.

(54)

39

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi dari penelitian ini nantinya berasal dari dokumen- dokumen atau data terkait hasil dari pelaksanaan program pemberdayaan UMKM dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Binjai dan pelaku UMKM di Kota Binjai yang didapat selama proses penelitian, buku catatan lapangan peneliti, gambar atau foto saat melakukan wawancara dan observasi, dan lainnya yang mendukung penelitian.

4.5 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan, membuat suatu urutan memanipulasi serta meningkatkan data sehingga mudah untuk membuat suatu deskripsi. Menurut Miles dan Huberman (1992 : 16), analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu:

1. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabsahan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

(55)

2. Penyajian data merupakan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid, yang meliputi: berbagai jenis matriks, grafik, jaringan dan bagan. Semua dirancang gua menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah di raih.

3. Menarik kesimpulan; penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung dalam pengumpulan data.

Gambar

Gambar 2.1. Bagan Alur Pikir
Gambar 1: Wawancara dengan Informan kunci Kepala Bidang Pemberdayaan dan  Pengembangan Koperasi dan Usaha Mikro
Gambar 3 : Wawancara Dengan Informan Utama UMKM Kue Mimi
Gambar 5 : Dinas Koperasi dan UKM Kota Binjai
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tidak hanya belum sesuai dengan teori, pemberdayaan dalam bidang penggunaan teknologi yang dilaksanakan Dinas Koperasi dan UMKM Kota Medan ini juga tidak sesuai

konsumen langsung telah menyebabkan penurunan yang signifikan dalam pembelian konsumen. Oleh karena itu, pelaku UMKM harus meningkatkan kualitas produk untuk

14 Zakia Salsabila 1851010185 Kualitatif Peran Digital Marketing Terhadap Tingkat Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Pada Masa Pandemi Covid-19 Menurut

PROGRAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI MASA COVID 19 Studi Pada Bakpia Madania Di Yayasan Madania SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Konsep operasional tersebut digunakan sebagai dasar dalam pembuatan instrumen, artinya instrumen penelitian dibuat atau dikembangkan berdasarkan ukuran-ukuran dan indikator

Kegiatan observasi pada penelitian ini dilakukan di Implementasi Bantuan Pemerintah Bagi Pelaku Usaha Mikro (BPUM) Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Dinas Koperasi,

Dari hasil Studi EHRA yang di tampilkan pada Tabel 3.2 dapat dilihat bahwa Pengelolaan sampah di Kabupaten Gowa 91,7% tidak memadai, hal ini di dukung dengan frekuensi

Maka dari itu pemerintah perlu melakukan upaya untuk memperkecil dampak buruk yang diakibatkan oleh adanya pandemi tersebut dengan melalui serangkaian strategi