• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR KEPATUHAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR KEPATUHAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

(SPT) TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN

PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT

O L E H

NAMA : MAGDALENA BATUBARA NIM : 132600102

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III

Administrasi Perpajakan

F

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016

(2)

Laporan Tugas Akhir yang disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Diploma III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Adapun yang menjadi judul Laporan Tugas Akhir adalah “KEPATUHAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT”.

Dalam menyusun Tugas Akhir ini penulis sangat banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Muryanto Amin S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

(3)

4. Bapak Dr. Bastari, MM, BKP selaku dosen pembimbing dimana telah meluangkan segenap waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk dan pengetahuan kepada penulis kearah yang lebih sempurna sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staff pengajar Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

6. Segenap pimpinan, staff dan karyawan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian serta membantu penulis selama masa penelitian.

7. Teristimewa Orangtua ku yang sangat penulis cintai dan banggakan terkhususnya buat mama Roslina Sitorus yang telah banyak mendoakan, mendidik, mendukung, membimbing serta memberikan dukungan moral maupun material kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

8. Buat abangku dan kakakku tercinta yang selalu memberikan doa dan dukungan semangat dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

(4)

10. Buat sahabat-sahabat ku Ciwi-Ciwi Gemesh, yaitu Maria Pakpahan, Chyntia Nainggolan, Putri Simatupang, Celsea Marpaung, Hotris Sihombing, Jessica Rajagukguk, Lawren Rajagukguk, Yanti Damanik, Elisabeth Gultom yang seakan bersama kalian tidak merasakan beban hidup, yang selalu menjadi tempat curhat dan yang selalu mendukung untuk berjuang bersama-sama.

Terimakasih atas semua hal yang telah kita lewati bersama baik suka maupun duka. Kalian luar biasa.

11. Buat sahabat-sahabat SMA ku EMPATY (Elvi, Mauli, Putri, Asri, Aisyah, Tiurma, Yusi) yang selalu memberikan semangat dan dukungan serta masukan yang sangat membangun. Terimakasih atas kebersamaan serta kekompakan kita dari SMA hingga sekarang.

12. Buat teman-teman Administrasi Perpajakan stambuk 2013, khususnya buat kelas ku Tax “B”ERSATU 2013 yang sangat luar biasa. Terimakasih buat kebersamaan dan kerjasamanya selama 3 tahun ini.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu atas segala bantuan dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung yang membantu penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

(5)

Akhir kata semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Medan, Juli 2016 Hormat saya,

Magdalena Batubara

(6)

DAFTAR ISI ... i

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan dan Manfaat ... 3

C. Uraian Teoritis ... 5

1. Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi ... 5

2. Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Orang Pribadi ... 6

D. Ruang Lingkup ... 9

E. Metode Penulisan ... 9

F. Metode Pengumpulan Data ... 11

G. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Barat ... 14

B. Visi dan Misi KPP Pratama Medan Barat ... 16

C. Wilayah Kerja KPP Pratama Medan Barat ... 17

(7)

F. Tugas Pokok serta Fungsi Setiap Seksi ... 20

G. Jumlah Pegawai KPP Pratama Medan Barat ... 25

BAB III GAMBARAN DATA TENTANG KEPATUHAN PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPh OP A. Dasar Hukum Penyampaian SPT Tahunan PPh OP ... 28

B. Kewajiban Penyampaian SPT Tahunan PPh OP ... 29

C. Cara Penyampaian SPT Tahunan PPh OP ... 29

D. Batas Waktu Penyampaian SPT Tahunan ... 32

E. Sanksi Administrasi atas Tidak Menyampaikan SPT ... 33

F. Data Penyampaian SPT Tahunan PPh OP ... 34

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI A. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Menyampaikan SPT ... 36

B. Tingkat Kepatuhan Pada Jenis Formulir SPT ... 38

C. Upaya Untuk Meningkatkan Kepatuhan Menyampaikan SPT ... 42

(8)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(9)

Medan Barat ... 17 Tabel II.2 Jumlah Pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Medan Barat ... 26 Tabel III.1 Batas Waktu Dalam Menyampaikan SPT Tahunan ... 32 Tabel III.2 Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Terdaftar

Di KPP Pratama Medan Barat ... 34 Tabel III.3 Jumlah Wajib Pajak Yang Menyampaikan SPT Tahunan

PPh Orang Pribadi di KPP Pratama Medan Barat ... 35 Tabel IV.1 Presentase Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dalam

Menyampaikan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ... 37 Tabel IV.2 Kepatuhan Pada Jenis Formulir SPT Tahunan PPh Orang

Pribadi di KPP Pratama Medan Barat ... 39

(10)

Gambar II.1 Struktur Organisasi KPP Pratama Medan Barat ...27

(11)

A. Latar Belakang

Pajak merupakan sumber penerimaan dan pendapatan Negara yang paling besar.

Saat ini sekitar 70% APBN Indonesia dibiayai dari penerimaan pajak. Penerimaan pajak diharapkan terus meningkat agar pembangunan Negara dapat berjalan dengan baik. Penerimaan dan pendapatan pajak akan meningkat jika tingkat kepatuhan masyarakat sebagai Wajib Pajak dalam membayar pajak tinggi. Artinya jika semua Wajib Pajak yang ada memiliki kepatuhan dalam membayar pajak, maka pembangunan akan terlaksana dan target penerimaan dari sektor pajak dapat tercapai.

Pada tahun 2014, Pemerintah melalui Institusi Kementerian Keuangan menetapkan Rp 1.529 triliun untuk membiayai kegiatan penyelenggaraan negara mulai dari membayar gaji pegawai, pemberian subsidi, membayar utang luar negeri dan pembangunan infrastruktur. Pemerintah tetap masih mengandalkan penerimaan pajak dalam sumber penerimaan Negara. Pemerintah menargetkan penerimaan pajak sebesar Rp 1.193 triliun atau sekitar 78 persen dari total penerimaan Negara.

Data Direktorat Jenderal Pajak menunjukkan, pada tahun 2014 jumlah Wajib Pajak yang terdaftar adalah 18,35 juta. Sedangkan jumlah Wajib Pajak yang menyampaikan SPT nya adalah sekitar 10,78 juta. Persentase tingkat kepatuhan Wajib Pajak pada tahun 2014 masih tergolong sangat rendah. Menteri Keuangan

(12)

Bambang Brojonegoro mengatakan bahwa Orang pribadi yang seharusnya membayar pajak atau yang mempunyai penghasilan diatas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sebanyak 60 juta orang, tetapi jumlah yang mendaftarkan dirinya sebagai Wajib Pajak hanya 18,35 juta orang dan yang membayar pajaknya/melapor Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilannya hanya 10,78 juta orang dengan rasio tingkat kepatuhan SPT sekitar 58,74 persen.

Kepatuhan pajak merupakan fenomena yang sangat kompleks. Kepatuhan pelaporan atas Penghasilan sesuai dengan peraturan pajak, serta melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) dengan tepat waktu dan membayar pajaknya dengan tepat waktu.

Dalam hal ini pada kenyataannya masih banyak masyarakat yang belum mengerti tentang fungsi serta tata cara dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab masyarakat, hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan Wajib Pajak tentang penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi. Karena masih banyaknya Wajib Pajak yang tidak patuh terhadap penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi, sehingga penulis ingin melakukan penelitian di Kantor Pelayanan Medan Barat dalam bentuk Laporan Tugas Akhir yang penulis beri judul : Kepatuhan Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

(13)

B. Tujuan Dan Manfaat

Dengan adanya Laporan Tugas Akhir, yang merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan memiliki tujuan dan manfaat sebagai berikut:

1. Tujuan Laporan Tugas Akhir

1.1 Untuk mengetahui berapa besar tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

1.2 Upaya untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

2. Manfaat Laporan Tugas Akhir 2.1 Bagi Mahasiswa

(a) Menambah wawasan di bidang perpajakan khususnya tentang pengaruh pelaksanaan system self asessment terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam menyampaikan pajak.

(b) Meningkatkan profesionalisme, memperluas wawasan dan memantapkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya khususnya dibidang perpajakan.

(c) Menguji dan mengukur kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa dalam menghadapi situasi dunia kerja yang sebenarnya.

(14)

2.2 Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

(a) Sebagai sarana untuk mempererat hubungan yang positif antara Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat dengan lembaga pendidikan khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

(b) Memberi masukan dan saran dalam rangka pelaksanaan penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

(c) Untuk menambah ide dan gagasan untuk perbaikan sistem kerja yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

(a) Untuk meningkatkan hubungan kerjasama dengan instansi - instansi Pemerintah dalam hal ini Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

(b) Mempertinggi pandangan masyarakat terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) yang dihasilkan dari Lembaga Pendidikan Nasional khususnya untuk Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

(c) Membuka interaksi antar mahasiswa, dosen dan instansi pemerintah di bangku perkuliahan.

(15)

C. Uraian Teoritis

1. Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

Kondisi perpajakan yang menuntut keikutsertaan aktif Wajib Pajak dalam menyelenggarakan perpajakannya membutuhkan kepatuhan Wajib Pajak yang tinggi, yaitu kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan yang sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Kepatuhan memenuhi kewajiban secara sukarela merupakan tulang punggung dari self assesment system dimana Wajib Pajak bertanggung jawab menetapkan sendiri kewajiban perpajakan secara akurat dan tepat waktu dalam membayar dan melaporkan pajaknya.

(a) Defenisi Kepatuhan Wajib Pajak

• Menurut Safri Nurmantu, menyatakan bahwa:

“Kepatuhan perpajakan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya”.

• Menurut Keputusan Menteri Keuangan No.544/KMK.04/2000, menyatakan bahwa:

“Kepatuhan perpajakan adalah tindakan Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan dan Peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu negara”.

(16)

(b) Jenis Kepatuhan

Adapun jenis-jenis Kepatuhan Wajib Pajak menurut Sony Devano adalah :

• Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi kewajiban secara formal sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang Perpajakan. Misalnya, mendaftarkan diri dan memiliki NPWP, Menyampaikan SPT Tahunan PPh OP dengan tepat waktu(sebelum atau pada tanggal 31 Maret). Apabila Wajib Pajak telah melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan sebelum atau pada tanggal 31 Maret, maka Wajib Pajak telah memenuhi ketentuan formal.

• Kepatuhan material adalah suatu keadaan dimana Wajib Pajak secara substantif/hakikatnya memenuhi semua ketentuan material perpajakan yaitu sesuai isi Undang-Undang Perpajakan. Kepatuhan Material juga dapat meliputi kepatuhan formal. Misalnya, mengisi dengan jujur, lengkap dan benar SPT dan menyampaikannya ke KPP dengan tepat waktu.

2. Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Orang Pribadi 2.1 Pengertian Surat Pemberitahuan

Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, Objek Pajak

(17)

dan atau bukan Objek Pajak dan atau harta dan kewajiban, menurut Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan.

2.2 Pengertian SPT Tahunan

Surat Pemberitahuan Tahunan adalah surat pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak yang hanya ada pada Pajak Penghasilan. Surat Pemberitahuan Tahunan dalam Pasal 1 (UU No.28 Tahun 2007) menyebutkan, “SPT Tahunan adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak”.

2.3 Fungsi SPT

Fungsi SPT adalah sebagai berikut:

(a) Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang;

(b) Untuk melaporkan tentang pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan/atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak;

(c) Merupakan sarana penelitian atas kebenaran perhitungan pajak yang terutang yang dilaporkan oleh Wajib Pajak.

2.4 Jenis Formulir SPT Tahunan PPh Orang Pribadi

Formulir dalam pelaporan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi terbagi menjadi 3, yaitu:

(18)

(a) Formulir SPT Tahunan dengan Kode 1770, formulir ini diperuntukan bagi Orang Pribadi yang memiliki penghasilan dari kegiatan usaha atau pekerjaan bebas. Misalnya OP memiliki usaha : Toko, Meubel, Bengkel, Salon, Dokter, Konsultan, Usaha Rumah Makan, dan lain-lain;

(b) Formulir SPT Tahunan dengan Kode 1770 S, formulir ini diperuntukan bagi Orang Pribadi yang penghasilannya berasal dari pekerjaan atau sumber lain yang bukan dari kegiatan usaha/pekerjaan bebas yang melebihi Rp60.000.000,-. Misalnya OP yang penghasilannya semata- mata sebagai pegawai yang menerima penghasilan dari pemberi kerja seperti pegawai perbankan, instansi pemerintah. Formulir ini juga digunakan apabila penghasilan OP tidak melebih Rp. 60.000.000,- namun (Istri/suami) juga merupakan karyawan;

(c) Formulir SPT Tahunan dengan Kode 1770 SS, formulir ini diperuntukan bagi Orang Pribadi yang penghasilannya berasal dari pekerjaan atau sumber lain yang bukan dari kegiatan usaha/pekerjaan bebas yang tidak melebihi Rp. 60.000.000,-. Misalnya OP yang penghasilannya semata-mata sebagai pegawai yang menerima penghasilan dari pemberi kerja seperti pegawai perbankan, instansi pemerintah.

(19)

D. Ruang Lingkup

Adapun yang menjadi ruang lingkup Laporan Tugas Akhir ini yaitu:

(1) Mengetahui tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT Tahunannya di KPP Pratama Medan Barat pada tahun 2011 sampai tahun 2015.

(2) Mengetahui apa saja upaya yang dilakukan oleh KPP Pratama Medan Barat untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi.

E. Metode Penulisan

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta perolehan informasi sesuai dengan metode yang digunakan, maka tahapannya adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Yaitu dimulai dari kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa sebelum melakukan Penelitian ke objek Penelitian yang meliputi kegiatan seperti pemilihan objek, lokasi, pengajuan proposal Tugas Akhir, dan surat pengantar Penelitian dari pihak fakultas atau Program Diploma III Administasi Perpajakan serta melakukan konsultasi atau diskusi dengan dosen pembimbing

2. Studi literatur

Merupakan kegiatan studi mencari data dan informasi dengan membaca

(20)

landasan teori, menelaah buku-buku literatur, Peraturan Perundang-undangan dibidang perpajakan, majalah, surat kabar, internet, catatan-catatan, maupun bahasa tertulis yang ada hubungannya dengan Laporan Tugas Akhir.

3. Pengumpulan Data

Didalam melaksanakan Penelitian, penulis juga mengumpulkan data yang diperlukan dalam menyusun Laporan Tugas Akhir dari kegiatan Penelitian.

Data tersebut diperoleh baik dari hal-hal yang sudah dilihat dan tentu saja dari data-data yang diberikan pihak instansi baik tertulis maupun data lisan.

Metode pengumpulan data terbagi dua, yaitu:

(a) Data Primer

Yaitu data yang diperoleh melalui wawancara terhadap orang-orang yang dianggap mampu memberi masukan dan informasi serta observasi penulis ke lapangan tempat objek Penelitian.

(b) Data Sekunder

Yaitu data atau informasi yang diperoleh melalui studi literatur melalui sumber-sumber pustaka, undang-undang, dokumentasi maupun literatur lain yang berhubungan dengan objek Penelitian.

4. Analisis Data dan Evaluasi

Setelah mengumpulkan data secara lengkap, kemudian melakukan analisa dan evaluasi secara objektif, jelas dan sistematis dengan data jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar tahun 2011 sampai tahun 2015 dan jumlah Wajib

(21)

Pajak Orang Pribadi yang menyampaikan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi tepat waktu.

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Metode Wawancara (Interview Guide)

Metode Wawancara ini dengan cara tanya jawab kepada pegawai Seksi Pelayanan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat. Digunakan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi, serta upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan dalam menyampaikan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

2. Metode Dokumentasi (Optional Guide)

Studi dokumentasi dengan mempelajari buku dan/atau literatur, hasil-hasil penelitian, meminta dokumen atau data-data pendukung yang berhubungan dengan Penelitian.

G. Sistematika Penulisan

Dalam pembahasan penulisan laporan ini penulis menyajikan pembahasan laporan ini kedalam 5 bab. Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir adalah sebagai berikut :

(22)

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan secara singkat latar belakang yang menjadi pemikiran dalam pemilihan judul. Bab ini berisikan latar belakang, tujuan, manfaat, ruang lingkup, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI

Dalam bab ini penulis menguraikan secara singkat mengenai lokasi, sruktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi, serta gambaran mengenai pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

BAB III : GAMBARAN TENTANG KEPATUHAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) TAHUNAN PAJAK

PENGHASILAN ORANG PRIBADI

Dalam bab ini penulis menjelaskan teori yang berkaitan dengan Kepatuhan Penyampaian SPT PPh Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis menguraikan tentang analisa dan evaluasi data yang diperoleh di lapangan, yaitu mengenai data jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar tahun 2011 sampai tahun 2015 dan jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang menyampaikan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi tepat waktu di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

(23)

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini menyajikan data yang telah dievaluasi dan kesimpulan yang dapat diambil serta yang dapat diberikan. Penulis dapat berharap tulisan ini dapat berguna di masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(24)

BAB II

GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT

A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

Kantor Pelayanan Pajak didirikan pada masa penjajahan Belanda. Kantor Pelayanan Pajak pada masa itu bernama belasting. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat didirikan pada tahun 1976, Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi Pajak. Pada saat itu masih ada 2 (dua) Kantor Inspeksi Pajak yaitu :

1.) Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara yang berlokasi di Jl.Sukamulia No. 17 2.) Kantor Inspeksi Pajak Selatan yang berlokasi di Jl. Diponegoro No. 3 A.

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.

276/KMK.01/1989 tanggal 25 maret 1989 tentang organisasi dan tata usaha Direktorat Jenderal Pajak, maka diadakan perubahan yang mencakup reorganisasi Kantor Inspeksi Pajak yang diganti nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak.

Kemudian untuk menetapkan pelayanan yang akan diberikan pemerintah kepada masyarakat umum, khususnya kepada Wajib Pajak pada tanggal 29 Maret 1994 dikeluarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 94/KMK/1994 terhitung

(25)

mulai tanggal 1 April 1994 Kantor Pelayanan Pajak di Medan dirubah menjadi 4 kantor, yaitu:

1.) Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat, Jl Asrama No.7 Medan.

2.) Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur, Jl Diponegoro No.30 Medan 3.) Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara, Jl Sukamulia No.17A Medan.

4.) Kantor Pelayanan Pajak Medan Binjai, Jl Binjai No.7.

Kemudian sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No.443/KMK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001 Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat dipecah menjadi dua kantor yaitu Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat dan Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia yang mulai berlaku sejak 25 Januari 2002. Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat Meliputi:

1.) Kecamatan Medan Barat 2.) Kecamatan Medan Helvetia 3.) Kecamatan Medan Sunggal 4.) Kecamatan Medan Petisah

PENG-04/WPJ.01/2008 tanggal 26 Mei 2008 dari Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I, KPP Medan Barat dipecah menjadi KPP Pratama Medan Petisah dan KPP Pratama Medan Barat yang mulai berlaku sejak 27 Mei 2008.

Masa ini lebih dikenal dengan sebutan masa reformasi pajak. Dan wilayah kerja KPP Pratama Medan Barat adalah Kecamatan Medan Barat.

(26)

B. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

• VISI

Adapun VISI dari KPP Pratama Medan Barat adalah menjadi Kantor Pelayanan Pajak modern sebagai penghimpun pajak negara yang handal dan menjadi pelayan masyarakat yang profesional dengan kinerja yang baik dan dapat dipercaya untuk meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Bagian Utara.

• MISI

MISI dari KPP Pratama Medan Barat adalah menyelenggarakan fungsi administrasi perpajakan dengan mengedepankan kepatuhan terhadap aturan yang didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang professional yang mempunyai integritas dan komitmen yang tinggi serta meningkatkan penerimaan negara melalui Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), dan Pajak Tidak Langsung Lainnya (PTLL) serta peningkatan kecepatan dan mutu pelayanan perpajakan senantiasa memperbaharui diri sendiri sesuai dengan perkembangan aspirasi masyarakat dan tertib administrasi.

(27)

C. Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

Wilayah kerja KPP Pratama Medan Barat adalah Kecamatan Medan Barat yang meliputi 6 (enam) Kelurahan, yaitu Kelurahan Kesawan, Kelurahan Silalas, Kelurahan Sei Agul, Kelurahan Karang Berombak, Kelurahan Glugur Kota dan Kelurahan Pulo Brayan Kota.

Tabel II.1

Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat No. Waskon Kelurahan

1. Waskon 1 Glugur Kota 2. Waskon 2 Kesawan

3. Waskon 3 Pulo Brayan Kota Karang Berombak 4. Waskon 4 Sei Agul

Silalas Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

D. Tugas Umum dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan, pengawasan Wajib Pajak dibidang Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM), serta Pajak Tidak Langsung lainnya dalam wilayah wewenangnya

(28)

berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dalam melaksanakan tugasnya.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat menyelenggarakan fungsi : 1.) Pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data, penyajian informasi

perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak

2.) Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan

3.) Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta pemberitahuan surat lainnya.

4.) Penyuluhan Perpajakan 5.) Pelaksanaan Perpajakan 6.) Pelaksanaan Ekstensifikasi

7.) Penatausahaan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak 8.) Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak

9.) Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak 10.) Pelaksanaan Konsultasi Perpajakan

11.) Pelaksanaan Intensifikasi 12.) Pembetulan Ketetapan Pajak 13.) Pelaksanaan administrasi kantor

E. Struktur Organisasi KPP Pratama Medan Barat

Struktur organisasi merupakan wadah bagi sekelompok yang bekerja sama dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Struktur organisasi

(29)

menyediakan pengadaan personil yang memegang jabatan tertentu dimana masing-masing diberi tugas, wewenang, dan tanggungjawab sesuai jabatannya.

Hubungan kerja dalam organisasi dituangkan dalam struktur organisasi dimana merupakan gambaran sistematis tentang hubungan kerja dari orang-orang yang menggerakkan organisasi dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Struktur organisasi diharapkan akan dapat memberikan gambaran tentang pembagian tugas, wewenang, dan tanggungjawab serta hubungan antar bagian berdasarkan susunan tingkat hirarki. Struktur organisasi juga diharapkan akan dapat menetapkan sistem hubungan dalam organisasi yang menghasilkan tercapainya komunikasi, koordinasi, dan integrasi secara efisien dan efektif dari segenap kegiatan organisasi baik vertikal maupun horizontal.

Setiap instansi atau perusahaan menggunakan struktur organisasi dalam fungsi dan tugasnya masing-masing. Sedangkan definisi struktur organisasi itu sendiri adalah kerangka yang menyeluruh menghubungkan suatu organisasi dan menerapkan hubungan yang ditetapkan.

Tujuannya yaitu untuk membina keharmonisan kerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik untuk mencapai tujuan secara maksimal.

KPP Pratama Medan Barat menerapkan bentuk Struktur Organisasi Garis dan Staff, yaitu suatu bentuk organisasi dimana perlimpahan wewenang berlangsung

(30)

secara vertikal dan sepenuhnya dari pimpinan kepala kantor kemudian ke kepala bagian dibawahnya serta masing-masing pejabat.

Adapun seksi/sub bagian yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat adalah sebagai berikut :

1.) Kepala Kantor 2.) Sub Bagian Umum

3.) Seksi Pelayanan

4.) Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)

5.) Seksi Pegawasan dan Konsultasi (WASKON) I, II, III, IV 6.) Seksi Penagihan

7.) Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

8.) Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal (RIKI) 9.) Seksi Fungsional

F. Tugas Pokok serta Fungsinya dari Setiap Seksi

Tugas dan fungsi masing-masing akan diuraikan dalam setiap seksi, dimana Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan kegiatan operasional pelayanan perpajakan di bidang pajak penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Tidak Langsung lainnya (PTLL), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

(31)

dalam daerah wewenangnya, berdasarkan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

Beberapa Tugas dan Fungsi Organisasi Pelaksana Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat:

1.) Pengumpulan dan pengolahan data, penggalian potensi pajak serta ekstensifikasi Wajib Pajak.

2.) Penatausahaan dan Pengecekan data Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan serta berkas Wajib Pajak.

3.) Penatausahaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan (SPT) masa serta pemantauan dan penyusunan masa PPh, PPN, PPnBM, dan PTLL.

4.) Penatausahaan, penerimaan, penagihan, penyelesaian, Keberatan dan restitusi PPh, PPN, PPnBM, dan PTLL.

5.) Verifikasi dan penerapan sanksi perpajakan.

6.) Pengurusan penerbitan Surat Ketetapan Pajak (SKP).

7.) Penyuluhan dan pelayanan perpajakan.

8.) Pengurusan tata usaha dan rumah tangga KPP.

Untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi sesuai Keputusan Menteri Keuangan No.94/KMK.01/1994 Tanggal 29 Maret 1994, maka pembagian tugas dan wewenang masing-masing seksi dalam Struktur Organisasi KPP Pratama Medan Barat adalah:

(32)

1. Kepala Kantor

KPP Pratama merupakan penggabung dari KPP, KPPBB, dan Karikpa maka Kepala KPP Pratama mempunyai tugas mengkoordinasikan pelaksanaan penyuluhan, pelayanan Wajib Pajak di bidang PPh, PPN, PPnBM, Pajak Tidak Langsung Lainnya dan PBB serta BPHTB dalam wilayah wewenangnya berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

2. Sub Bagian Umum

Membantu dan menunjang kelancaran tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan tugas dan fungsi pelayanan kesekretariatan terutama dalam hal pengaturan kegiatan tata usaha kepegawaian, keuangan, rumah tangga serta perlengkapan. Uraian pekerjaan yang ada dalam Subbagian Umum ini adalah sebagai berikut:

a.) Tata usaha dan kepegawaian b.) Koordinator keuangan c.) Koordinator rumah tangga 3. Seksi Pelayanan

Membantu tugas kepala kantor dalam mengkoordinasikan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan dan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi Wajib Pajak, serta kerjasama perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku.

(33)

4. Seksi Pengolahan Data Informasi

Membantu tugas kepala kantor dalam mengkoordinasikan pengumpulan, pengolahan data, penyajian informasi, perpajakan, perekaman dokumen, perpajakan, urusan tata usaha, penerimaan perpajakan, pengalokasian dan penatausahaan bagi hasil PBB dan BPHTB, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e- SPT dan e-Filling dan penyiapan laporan kinerja.

Tugas dan Fungsinya:

a.) Melakukan Urusan Pengolahan data dan penyajian informasi dan pembuatan Monografi Pajak.

b.) Melakukan Penggalian Potensi Pajak.

c.) Melakukan Pemberian dukungan teknisi komputer.

5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi

Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak (PPh, PPN, PBB, BPHTB dan Pajak Lainnya), bimbingan/ himbauan kepada Wajib Pajak dan Konsultasi teknis perpajakan, penyusunan Profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak, rekonsilisasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, dan melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Dalam satu KPP Pratama terdapat 4 (empat) Kepala Seksi Pengawasan dan

(34)

Konsultasi yang pembagian tugasnya didasarkan pada cakupan wilayah (teritorial) tertentu .

6. Seksi Penagihan

Membantu tugas kepala kantor mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif, piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, dan usulan penghapusan piutang pajak sesuai ketentuan yang berlaku.

Tugas dan Fungsinya:

a.) Melakukan urusan Penatausahaan Piutang Pajak, Penagihan, Penundaan dan angsuran Piutang Pajak.

b.) Melakukan Penerbitan Surat Tagihan, Surat Paksa, Surat Perintah melakukan penyitaan.

c.) Melakukan Penyitaan, usulan lelang dan Penagihan lainnya.

7. Pemeriksaan

Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan penyusunan perencanaan pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.

(35)

8. Ekstensifikasi

Membantu tugas kepala kantor mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, penilaian objek pajak dan kegiatan ekstensifikasi perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku.

9. Kelompok Jabatan Fungsional

Pejabat Fungsional terdiri atas Pejabat Fungsional Pemeriksa dan Pejabat Fungsional Penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala KPP Pratama dalam melaksanakan pekerjaannya, Pejabat Fungsional pemeriksa berkoordinasi dengan Seksi Pemeriksaan sedangkan Pejabat Fungsional Penilai berkoordinasi dengan Seksi Ekstensifikasi.

G. Jumlah Pegawai KPP Pratama Medan Barat

Saat ini di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat tercatat ada sekitar 91 orang pegawai yang terdaftar.

Pegawai disetiap unit pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat dapat dilihat pada Tabel II.2 di halaman 26.

(36)

Tabel II.2

Pegawai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat No. Unit Jumlah Pegawai 1. Sub Bagian Umum 11 Orang 2 Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) 7 Orang 3. Seksi Pelayanan 14 Orang 4. Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal 4 Orang 5. Seksi Penagihan 6 Orang 6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan 6 Orang 7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 6 Orang 8 Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 11 Orang 9. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 9 Orang 10. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV 11 Orang 11. Seksi Fungsional 6 Orang Jumlah 91 Orang Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat dapat dilihat pada Gambar II.1 di Halaman 27.

(37)

Gambar II.1

Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

KEPALA KANTOR

SEKSI PEMERIKSAAN SEKSI

PELAYANAN

SEKSI EKSTENSIFI

KASI SEKSI

PENGOLAH AN DATA

DAN INFORMASI

SUB BAGIAN UMUM

SEKSI PENAGIHAN KELOMPOK

JABATAN FUNGSIONAL SEKSI

PENGAWASAN DAN KONSULTASI

(38)

BAB III

GAMBARAN DATA TENTANG KEPATUHAN PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPh ORANG PRIBADI

A. Dasar Hukum Tentang Penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Adapun dasar hukum tentang Penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi adalah sebagai berikut:

(a) Undang-Undang No.6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan sebagaimana diubah dengan Undang-Undang No.16 Tahun 2009.

(b) Peraturan Menteri Keuangan No.243/PMK.03/2014 tentang Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT).

(c) Peraturan Menteri Keuangan No.181/PMK.03/2007 tentang Bentuk dan isi Surat Pemberitahuan, tata cara pengisian, serta tata cara penyampaian Surat Pemberitahuan sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 152/PMK.03/2009.

(d) Peraturan Menteri Keuangan Nomor PER-01/PJ/2016 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan.

(39)

B. Kewajiban Penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Setiap warga Negara yang mempunyai Penghasilan lebih dari Penghasilan Tidak Kena Pajak, wajib membayar Pajak Penghasilan (PPh). Sebagai pembayar pajak yang baik, tentunya harus memiliki identitas sebagai Wajib Pajak yaitu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi setiap Orang Pribadi yang sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) maka orang tersebut mempunyai kewajiban menyampaikan SPT Tahunan. Kewajiban ini adalah bagian dari kepedulian masyarakat terhadap bangsa dan negaranya. Wajib Pajak dapat menyampaikan SPT Tahunan di seluruh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di seluruh wilayah di Indonesia. Kantor pajak yang menerima SPT Tahunan Wajib Pajak yang terdaftar pada kantor pajak lain nantinya akan langsung mengirimnya ke kantor pajak tempat Wajib Pajak terdaftar. Ketentuan ini diberlakukan sebagai salah satu bentuk pelayanan kepada Wajib Pajak.

C. Cara Penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Peraturan Nomor: PER-01/PJ/2016 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan. Melalui Peraturan ini DJP mengatur bagaimana Wajib Pajak menyampaikan SPT Tahunannya.

Wajib Pajak dapat menyampaikan SPT Tahunan dengan cara sebagai berikut:

1. Secara Langsung;

Penyampaian SPT secara langsung oleh WP dapat dilakukan di:

(40)

(a) Tempat Pelayanan Terpadu (TPT), meliputi TPT KPP tempat WP terdaftar dan TPT KPP selain tempat WP terdaftar; atau

(b) Pojok Pajak, mobil pajak, atau tempat khusus penerimaan SPT Tahunan, yang disediakan oleh DJP untuk menerima SPT Tahunan.

SPT Tahunan harus disampaikan ke TPT KPP tempat Wajib Pajak terdaftar dalam hal SPT Tahunan merupakan:

1. SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan;

2. SPT 1770;

3. SPT Tahunan Pembetulan;

4. SPT 1770 S dan SPT 1770 SS yang : - Menyatakan lebih bayar;

- Disampaikan setelah batas waktu penyampaian SPT.

2. Dikirim melalui pos dengan bukti pengiriman surat ke KPP tempat WP terdaftar;

3. Dikirim melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat ke KPP tempat WP terdaftar;

(a) Dalam hal penyampaian SPT Tahunan dilakukan melalui pos, perusahaan jasa kurir, Wajib Pajak menyampaikan SPT Tahunan dalam amplop tertutup yang telah dilekatkan “lembar informasi amplop SPT Tahunan”.

(b) Dalam hal SPT Tahunan disampaikan melalui pos atau perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar, tanda bukti

(41)

dan tanggal pengiriman surat dianggap sebagai tanda bukti dan tanggal penerimaan SPT sepanjang SPT Tahunan tersebut telah lengkap.

4. Saluran tertentu yang ditetapkan oleh DJP sesuai dengan perkembangan teknologi informasi. Adapun saluran tertentu dimaksud, meliputi:

(a) Situs Direktorat Jenderal Pajak;

(b) Situs Penyalur SPT Elektronik;

(c) Saluran lain yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

e-Filling melayani penyampaian 2(dua) jenis SPT, yaitu:

- SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Formulir 1770 S. Digunakan bagi WP Orang Pribadi yang sumber penghasilannya diperoleh dari satu atau lebih pemberi kerja dan memiliki penghasilan lainnya yang bukan dari kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas yang melenihi Rp60.000.000,-. Contohnya karyawan, Pegawai Negeri Sipil(PNS), TNI, POLRI, serta pejabat negara lainnya yang memiliki penghasilan lainnya antara lain sewa rumah, pengajar dan sebagainya;

- SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Formulir 1770SS. Formulir ini digunakan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai penghasilan selain usaha dan/atau pekerjaan bebas dengan jumlah penghasilan bruto tidak lebih dari Rp60.000.000,- setahun.

(42)

D. Batas Waktu Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan

Batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 243/PMK.03/2014 Pasal (9) adalah sebagai berikut:

Tabel III.1

Batas Waktu dalam Menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan

No Jenis SPT Batas Waktu Penyampaian

1.

SPT Tahunan PPh Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas (1770).

Paling lama 3 bulan setelah akhir Tahun pajak

2.

SPT Tahunan PPh Orang Pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas (1770 S)

Paling lama 3 bulan setelah akhir Tahun pajak

3.

SPT Tahunan PPh Orang Pribadi yang mempunyai penghasilan dari satu pemberi kerja dengan penghasilan bruto tidak lebih dari Rp. 60.000.000 setahun(1770SS)

Paling lama 3 bulan setelah akhir Tahun pajak

4. SPT Tahunan PPh Badan Paling lama 4 bulan setelah akhir Tahun pajak

Sumber : Peraturan Menteri Keuangan

(43)

E. Sanksi Administrasi atas Tidak atau Terlambat Menyampaikan SPT Apabila SPT tidak disampaikan dalam jangka waktu penyampaian atau batas waktu perpanjangan penyampaian SPT, Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan. Bagi Wajib Pajak yang tidak atau belum menyampaikan SPT sampai dengan batas penyampaian atau batas waktu perpanjangan penyampaian SPT dikenakan sanksi sebesar Rp.100.000 untuk Wajib Pajak Orang Pribadi, dan keterlambatan SPT Tahunan Wajib Pajak Badan dikenakan sanksi sebesar Rp.1.000.000,.

Wajib Pajak tertentu yang dikecualikan dari penggenaan sanksi administrasi berupa denda karena tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 243/PMK.03/2014 tidak dilakukan terhadap :

(1) Wajib Pajak Orang Pribadi yang telah meninggal dunia;

(2) Wajib Pajak Orang Pribadi yang sudah tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas;

(3) Wajib Pajak Orang Pribadi yang berstatus sebagai Warga Negara Asing yang tidak tinggal lagi di Indonesia;

(4) Bentuk Usaha Tetap yang tidak melakukan kegiatan lagi di Indonesia;

(5) Wajib Pajak Badan yang tidak melakukan kegiatan usaha lagi, tetapi belum dibubarkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

(6) Bendahara yang tidak melakukan pembayaran lagi;

(44)

(7) Wajib Pajak yang terkena bencana.

F. Data Penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka diperoleh data dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, yaitu:

1. Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang Terdaftar Wajib SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Tahun 2010-2015 di KPP Pratama Medan Barat.

Tabel III.2

Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang Terdaftar Wajib SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Tahun 2010-2015 di KPP Pratama Medan Barat

Tahun Jumlah WP terdaftar

2010 21.080

2011 22.504

2012 23.803

2013 24.707

2014 25.876

2015 27.199

Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

(45)

2. Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang menyampaikan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Tahun 2011-2015 di KPP Pratama Medan Barat.

Tabel III.3

Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang menyampaikan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Tahun 2011-2015 di KPP Pratama Medan Barat Tahun SPT 1770 SS SPT 1770 S SPT 1770 Jumlah

2011 2.910 1.973 2.655 7.538

2012 2.708 2.289 2.676 7.673

2013 2.339 2.679 2.527 7.545

2014 2.747 2.837 2.885 8.469

2015 2.150 2.723 2.258 7.131

Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

(46)

BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI

A. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dalam Penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi

Tingkat kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi adalah persentase dari sejumlah Wajib Pajak yang memenuhi kewajibannya menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunannya.

Persentase tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi dapat dihitung dengan rumus:

Jumlah SPT Masuk

Tingkat kepatuhan penyampaian SPT = x 100%

Jumlah WP Terdaftar

Persentase tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan

Pajak Penghasilan Orang Pribadi Tahun Pajak 2011-2015 dapat dilihat pada Tabel IV.1 di halaman 37.

(47)

Tabel IV.1

Presentase Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dalam

Menyampaikan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Tahun 2011-2015

No. Tahun

Jumlah WP Terdaftar

Jumlah

SPT Masuk % Kepatuhan

1. 2011 22.504 7.538 33.50%

2. 2012 23.803 7.673 32.23%

3. 2013 24.707 7.545 30.53%

4. 2014 25.876 8.469 32.72%

5. 2015 27.199 7.131 26.21%

Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, diolah

Dari Tabel IV.1 diatas dapat diketahui bahwa Wajib Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Medan Barat pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun , namun yang menyampaikan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi sangat sedikit jumlahnya. Pada tahun 2011 jumlah Wajib Pajak yang terdaftar sebanyak 22.504 orang, sedangkan yang menyampaikan SPT Tahunannya hanyalah 7.538 orang (33,50%), pada tahun 2012 jumlah Wajib Pajak yang terdaftar sebanyak 23.803 orang, sedangkan yang menyampaikan SPT Tahunannya hanyalah 7.673 orang (32,23%), tahun 2013 jumlah Wajib Pajak yang terdaftar sebanyak 24.707 orang, sedangkan yang

(48)

menyampaikan SPT Tahunannya hanyalah 7.545 orang (30,53%), tahun 2014 jumlah Wajib Pajak yang terdaftar sebanyak 25.876 orang, sedangkan yang menyampaikan SPT Tahunannya hanyalah 8.469 orang (32,72%), tahun 2015 jumlah Wajib Pajak yang terdaftar sebanyak 27.199 orang, sedangkan yang menyampaikan SPT Tahunannya hanyalah 7.131 orang (26,21%).

Apabila dibandingkan jumlah Wajib Pajak yang terdaftar setiap tahunnya dengan jumlah yang menyampaikan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi, persentase itu sangatlah rendah yaitu rata-rata 31,03% {(33,50% + 32,23% + 30,53% + 32,72% + 26,21% / 5} dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Untuk menanggapi hal tersebut memang sudah ada peraturan yang tercantum dalam Undang–Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 7 ayat (1) yaitu apabila SPT Tahunan PPh Orang Pribadi tidak disampaikan maka akan dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp. 100.000,00.

B. Tingkat Kepatuhan Jenis-Jenis Formulir SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi

Tingkat Kepatuhan pada jenis-jenis formulir SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat dapat dilihat pada Tabel IV.2 di Halaman 39.

(49)

Tabel IV.2

Kepatuhan Jenis-Jenis Formulir SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat Tahun

2011-2015

SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Disampaikan

Tahun 1770 SS 1770 S 1770 Total Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) 2011 2.910 38,60 1.973 26,17 2.655 35,22 7.538 100 2012 2.708 35,29 2.289 29,83 2.676 34,87 7.673 100

2013 2.339 31,00 2.679 35,50 2.527 33,49 7.545 100

2014 2.747 32,43 2.837 33,49 2.885 34,06 8.469 100 2015 2.150 30,15 2.723 38,18 2.258 31,66 7.131 100

Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, diolah

Dari Tabel IV.2 diatas, yaitu presentase tingkat kepatuhan Wajib Pajak pada jenis-jenis SPT Tahunan PPh Orang Pribadi pada Tahun 2011-2015 di KPP Pratama Medan Barat dapat dilihat bahwa:

(50)

a) Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak pada jenis SPT 1770 SS.

Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang menyampaikan SPT Tahunan dengan jenis SPT 1770 SS pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 mengalami penurunan setiap tahunnya, yaitu pada tahun 2011 sebanyak 2.910 SPT (38,60%), pada tahun 2012 sebanyak 2.708 SPT (35,29%), pada tahun 2013 sebanyak 2.339 SPT (31%), pada tahun 2014 sebanyak 27.47 SPT (32,43%), pada tahun 2015 sebanyak 2.150 SPT (30,15%), dengan rata-rata tingkat kepatuhan sebesar 33,49%.

b) Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak pada jenis SPT 1770 S.

Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang menyampaikan SPT Tahunan dengan jenis SPT 1770 S pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 mengalami peningkatan setiap tahunnya, yaitu pada tahun 2011 sebanyak 1.973 SPT (26,17%), pada tahun 2012 sebanyak 2.289 SPT (29,83%), pada tahun 2013 sebanyak 2.679 SPT (35,50%), pada tahun 2014 sebanyak 2.837 SPT (33,49%), pada tahun 2015 sebanyak 2.723 SPT (38,18%), dengan rata-rata tingkat kepatuhan sebesar 32,63%.

c) Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak pada jenis SPT 1770.

Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang menyampaikan SPT Tahunan dengan jenis SPT 1770 pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 mengalami penurunan dan kenaikan setiap tahunnya, yaitu pada tahun 2011 sebanyak 2.655 SPT (35,22%), pada tahun 2012 sebanyak 2.676 SPT

(51)

(34,87%), pada tahun 2013 sebanyak 2.527 SPT (33,49%), pada tahun 2014 sebanyak 2.885 SPT (34,06%), pada tahun 2015 sebanyak 2.258 SPT (31,66%), dengan rata-rata tingkat kepatuhan sebesar 33,86%.

Dilihat dari persentase Wajib Pajak yang menyampaikan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi mengalami kenaikan dan penurunan setiap tahunnya, ini disebabkan oleh masih banyaknya Wajib Pajak yang belum memenuhi kewajibannya dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang perpajakan, serta pajak dianggap menjadi suatu beban.

Dapat disimpulkan bahwa tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan di KPP Pratama Medan Barat Tahun 2011 sampai dengan 2015 mengalami penurunan dan tidak stabil setiap tahunnya. Pada tahun 2011 tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi masih tinggi yaitu sebesar 33,50%, tahun 2012 menurun menjadi 32,23%, tahun 2013 juga menurun menjadi 30,53 %, tahun 2014 naik menjadi 32,72%, dan pada tahun 2015 jauh menurun menjadi 26,21%. Rata-rata tingkat kepatuhan dari tahun 2011-2015 yaitu sebesar 31,03% yang tergolong masih sangat rendah.

C. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan

Setelah melihat perbandingan antara Wajib Pajak yang terdaftar dengan Wajib Pajak yang menyampaikan SPT Tahunannya di KPP Pratama Medan Barat, masih

(52)

banyak Wajib Pajak yang belum patuh dalam menyampaikan SPT Tahunannya.

KPP Pratama Medan Barat mencari upaya yang dapat membuat atau meningkatkan kepatuhan tersebut. Beberapa upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak diantaranya adalah (Wawancara dengan Mega Seksi Pelayanan KPP Pratama Medan Barat, 30 Juni 2016) :

(1) Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat mensosialisasikan pajak kepada masyarakat luas. Sosialisasi dapat dilakukan dengan mendatangi Wajib Pajak di instansi atau perusahaan tertentu. Selain itu sosialisasi dapat dilakukan dengan menerbitkan iklan layanan pajak yang disampaikan melalui media cetak atau iklan lainnya, seperti yang dilakukan oleh KPP Pratama Medan Barat setiap tahunnya adalah membagikan bingkisan yang berisi kipas tangan, gantungan kunci, pulpen serta catatan kecil. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT nya dengan benar dan tepat waktu sehingga tidak terjadi kesalahan pada saat pengisian SPT Tahunan Orang Pribadi.

(2) Penyuluhan tentang SPT Tahunan.

• Secara massal yaitu petugas pajak mendatangi Wajib Pajak di lembaga atau perusahaan tertentu. Sebelumnya petugas pajak mengirimkan surat penyuluhan terlebih dahulu. Petugas pajak memberikan pengarahan dan bimbingan secara intensif kepada

(53)

Wajib Pajak dengan memberi materi mengenai perpajakan, terutama tentang SPT Tahunan.

• Secara personal yaitu Wajib Pajak mendatangi Kantor Pelayanan Pajak. Ini dilakukan oleh Account Representative dengan memberikan pengarahan mengenai permasalahan perpajakan atau tentang SPT Tahunan kepada Wajib Pajak. Setiap Account Representative mempunyai beberapa Wajib Pajak yang harus ditanganinya, dimana terhadap Wajib Pajak tersebut Account Representative berkewajiban untuk memberikan bimbingan/konsultasi dan melakukan pengawasan.

(3) Mengadakan fasilitas drop box;

Tujuan diadakannya Dropbox adalah agar Wajib Pajak dapat dengan mudah melaporkan SPT Tahunannya tanpa harus ke kantor pajak setempat.

(4) Wajib Pajak juga bisa melaporkan SPT Tahunannya melalui pos dengan bukti pengiriman surat ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar.

(5) Wajib Pajak juga bisa melaporkan SPT Tahunannya melalui online dengan e-filling melalui website Direktorat Jenderal Pajak (http://djponline.pajak.go.id).

(54)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam 5 tahun terakhir (2011-2015) tingkat kepatuhan penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di KPP Pratama Medan Barat rata-rata 31,03% dengan rincian 33,49% Formulir 1770 SS, 32,63%

Formulir 1770 S, dan 33,86% Formulir 1770.

2. Upaya yang dilakukan KPP Pratama Medan Barat untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam pelaporan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi, antara lain:

a.) Memberikan sosialisasi pajak kepada masyarakat;

b.) Memberikan penyuluhan perpajakan terutama SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi;

c.) Memberikan kemudahan dalam penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi dengan cara seperti Dropbox, melalui pos, layanan e-Filling melalui website Direktorat Jenderal Pajak (http://djponline.pajak.go.id).

(55)

B. Saran

Adapun yang menjadi saran penulis kemukakan dalam penulisan Tugas Akhir ini antara lain:

1. Meningkatkan kepatuhan penyampaian SPT, terutama jenis formulir 1770 yang berpotensi dalam penerimaan pajak.

2. Penyuluhan dan pelayanan tentang SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi hendaknya lebih banyak dilakukan baik dalam kualitas dan kuantitasnya.

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Waluyo, 2010, Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.

Muljono,Djoko,2008, Ketentuan Umum Perpajakan lengkap dengan UU No.28 Tahun 2007,Yogyakarta.

Devano Sony,Rahayu Kurnia Siti,2006, Perpajakan Konsep, teori dan isi Keancana, Jakarta.

Mardiasmo, 2002, Perpajakan, Edisi Revisi 2008, Andi,Yogyakarta.

Peraturan Menteri Keuangan No.234/PMK.03/2014 tentang Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT).

Peraturan Menteri Keuangan Nomor PER-29/PJ/2014 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan.

http://www.pajak.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kurs, TCPI dan kebijakan Tax Refund sebagai variabel ekonomi makro terhadap jumlah wisman Singapura yang datang

Sedangkan perpindahan adalah perubahan posisi suatu partikel yang bergerak dari posisi awalnya yang merupakan besaran vektor yang selain memiliki nilai juga memiliki arah..

Sehubungan dengan adanya penawaran kembali program beasiswa Supersenar Tahun 2015 bagi mahasiswa Universitas Brawijaya. bersama ini kami informasikan persyaratan yang

The WTP functions estimated from single or multiple studies and the nature of most of the explanatory factors included in these functions suggest that full explanation and hence a

PricewaterhouseCoopers’ 11th Annual Global CEO Survey, launched at the World Economic Forum’s Annual Meeting in Davos, Switzerland, in January 2008, set out to discover how

RPS Keamanan Informasi dan Adm Jaringan – Sistem Informasi UPJ Halaman 5 dari 11 Kriteria Huruf Mutu Bobot Nilai Angka Mutu Deskripsi Penilaian. Kurang C- 50.00 -

Data Perorangan Calon Penerima Pensiun DPCP.. Daftar Urut

The reality was somewhat different and rather than a holistic and central ‘place’, we created a disparate but connected environment, where students could work in a virtual or