• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI PENDIDIKAN AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP UNIVESITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KONTRIBUSI PENDIDIKAN AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP UNIVESITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI PENDIDIKAN AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP UNIVESITAS

MUHAMMADIYAH MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Jurusan

Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

MUHAMMAD NATSIR 291900478

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1434 H / 2013 M

(2)

iii

KATA PENGANTAR

AssalamuAlaikumWr. Wb.

Alhamdulillah segala puji bagi ALLAH swt., Tuhan Pelimpah Cahaya, Pembuka Penglihatan, Penyingkap Rahasia, dan Penyibak SelubungTirai, karena dengan izin-Nya jualah maka skripsi ini dapat diselesaikan, walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa sejak awal sampai selesainya skripsi ini cukup banyak hambatan, akan tetapi dengan kemauan dan ketekunan penulis serta berkatuluran tangan dari insan-insan yang telah digerakkan hatinya oleh sang Khalik untuk memberikan dukungan, bantuan, dan bimbingan, sehingga segala hambatan dapat penulis atasi. Oleh karena itu, penulis menyampaikan penghargaan dan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada mereka yang telah memberikan andilnya sampai skripsi ini dapat diwujudkan.

Ayahanda terhormat Abdullah Bin Al_walid dan Ibunda tersayangSt. Nurmin yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang.

Harapan dan cita-cita luhur keduanyalah yang senantiasa memotivasi penulis untuk berjuang tampa ada rasa mundur dalam setiap langkah juang guna menuntut ilmu demi mendapatkan jati diri sendiri serta keluarga yang sesungguhnya dan lebih luas bagi orang lain di dunia, dan juga memberikan dorongan moral maupun material serta atas doanya yang tulus buat Ananda. Demikian pula buat kakanda St. Aisyah, St. Salmah, Sahrul, yang selalu memberikan motifasi untuk penulis dalam menyelesaikan studi pada perguruan tinggi dan sesungguhnya tiada kata yang mampu penulis definisikan untuk mengungkapkan rasa terima kasih atas segala pengorbanan pengertian dan kasih sayangnya selama ini yang telah berikan

(3)

iv

selama ini penulis menempuh pendidikan serta seluruh keluarga besar yang tak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu.

Bapak Drs.H. Mawardi pewangi,M.,Pdi Pembimbing I dan Dahlan Lama Bawa, S. Ag., M. Ag Pembimbing II, yang dengan tulus ikhlas meluangkan waktunya memberikan petunjuk, arahan dan motivasi kepada penulis sejak awal hingga selesainya skripsi ini.

Ucapan terima kasih dan penghargaan juga kepada :

1. Bapak Dr. Irwan Akib, M.Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Drs.H.Mawardi Pewangi.M.,PdiDekan Fakultas Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Ibu Dra. Mustahidang Usman M,si. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak-bapak dan Ibu-ibu dosen Jurusan Pendidikan Agama Isalam Fakultas pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas segala bimbingan dan ilmu yang diberikan kepada penulis selama di bangku kuliah.

5. Bapak Drs. Kandacong Malle, M.Pd. Wakasek SMP Unismuh Makassar terima kasih telah menerima penulis untuk penelitian.

6. Bapak Munir , S.Pd, guru Kemuhammadiyaan atas segala bantuan yang diberikan selama penulis melakukan penelitian.

7. Teman-teman Angkatan 2009 yang telah memberikan banyak warna-warni dalam kehidupan penulis, jarak telah memisahkan kita, tapi indahnya kebersamaan tetap menjadi kenangan terindah yang tak terlupakan.

8. Kakanda DPD IMM Sulselbar, M. Solihin S, Awaluddin, Firman Mustofah, Yusran, Alm Sultan Librah semoga beliau mendapatkan tempat yang layak

(4)

v

disisinya Amin, dan seluruh kakanda DPD IMM sulsel yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu namanya, penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besar dan setulus-tulusnya karena merekalah yang selalu memberilkan kritik dan saran tentang bagaimana menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia lain terhadap penulis.

9. Kakanda PC IMM Kota Makassar, kanda Ahmad, kanda Martono Lamo’ane, kanda Immawati, Hajrah, kanda Akbar, dan seluruh kakanda PC IMM Kota Makassar yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu namanya, penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besar dan setulus-tulusnya karena merekalah yang selalu memberilkan kritik dan saran tentang bagaimana menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia lain terhadap penulis.

10. Teman-teman yang selalu memotivasi dan membantu penulis dalam menyelesaikan studi di perguruan tinggi Unismuh Makassar, terutama kepada K’

Didin Haryono. S. Pd, K’rafik. S. Pd.I, Wahid. S. Pd, Dirman. S. Pd, Buhari. S.

Pd, Hamili. S. Pd, Nawir, Rustam HR, merekalah teman-teman yang setia untuk siap menjawab apa yang penulis tidak ketahui dalam proses penyelesaian skripsi yang sederhana ini di samping itu mereka juga adalah teman-teman yang selalu menukar pemikiran dengan penulis sehingga dalam tulisan skripsi yang sederhana ini terdapat kritik dan saran mereka didalamnya, dan seluruh teman- teman yang tidak sempat penulis sebut satu persatu namanya, penulis mengucapkan banyak terimakasih yang tak terhingga.

Terlalu banyak orang yang berjasa dan mempunyai andil kepada penulis selama menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar, sehingga tidak akan muat bila dicantumkan dan dituturkan semuanya didalam selembar kertas putih dengan setetes tintah hitam ini untuk mengucapkan rasa terima kasih yang

(5)

vi

sebesar dan setulusnya, namun penulis tetap mengucapkan rasa terimakasih setulus-tulusnya yang teramat dalam dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada mereka semua tanpa terkecuali penulis ucapkan terima kasih.

Akhirnya tak ada gading yang tak retak, tak ada ilmu yang memiliki kebenaran mutlak, tak ada kekuatan dan kesempurnaan, semuanya hanya milik Allah SWT, karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun guna penyempurnaan dan perbaikan skripsi ini senantiasa dinantikan dengan penuh keterbukaan.

Semoga Allah SWT membalas kasih sayang, cinta, dan ketulusan yang telah dicurahkan kepada penulis. Amin.

Wassalamu Alaikum Wr. Wb.

Makassar, juli 2013

Penulis

(6)

iv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

ABSRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHLUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Kegunaan Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan ... 9

1. Pengertian Pendidikan AIK ... 9

2. Tujuan Al-Islam Kemuhammadiyahan ... 11

3. Dasar Al-Islam Kemuhammadiyaha ... 13

B. Pembinaan Akhlak ... 14

1. Pengertian Pembinaan Akhlak ... 14

2. Kedudukan Akhlak dalam Pandangan Islam ... 17

3. Sumber Akhlak ... 19

4. Cirri-ciri Akhlak dalam Islam ... 20

C. Akhlak Adalah Bagian Dari Syariat Islam ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

(7)

v

A. Jenis-Jenis Penelitian ... 29

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

C. Variable Penilitian ... 29

D. Definisi Operasional Variabel ... 30

E. Populasi dan Sampel Penilitian ... 30

F. Instrument Penilitian ... 32

G. Teknik Pengumpulan Data ... 33

H. Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 36

A. Selayang Pandang Lokasi Penelitian ... 38

B. Kurikulum Pendidikan Al Islam Kemuhammadiyahan Dan Proses Pembelajarannya ... 40

a. Kurikulum Pendidikan Al Islam Kemuhammadiyahan ... 40

b. Proses Pembelajaran Al Islam kemuhammadiyahan ... 41

C. Kontribusi Pendidikan Al Islam kemuhammadiyahan dalam Pembinaan Akhlak siswa dan Proses pendidikan Al Islam kemuhammadiyahan ... 41

a. Kontribusi Pendidikan Al Islam kemuhammadiyahan dalam Pembinaan Akhlak siswa ... 42

b. Proses pendidikan Al Islam kemuhammadiyahan ... 51

BAB V PENUTUP ... 54

A. Kesimpulan ... 54

B. Saran... 54 DAFTAR PUSTAKA ...

(8)

ABSTRAK

Muhammad Natsir, 29 1900478 “Kontribusi Pendidikan Al-Islam Kemuhammadiyahan Dalam Pembinaan Akhlak Siswa Smp Univesitas Muhammadiyah Makassar” (di bimbing Drs. Mawardi pewangi. M. Pd I dan Dalan Lama Bawa, S. Ag, M. Ag).

Pokok permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah bagaimana kontribusi pendidikan Al Islam kemuhammadiyahan terhadap pembinaan akhlak siswa dan bagaimana proses pembelajaran pada kelas 1b dan 2b SMP Unismuh makassar.

Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menggambarkan dan untuk mengetahui serta untuk memberikan pemahaman tentang kontribusi pendidikan Al Islam kemuhammadiyahan dalam pembinaan akhlak siswa kelas 1b dan 2b SMP Unismuh Makassar.

Untuk memecahakan masalah tersebut, maka penulis menggunakan variabel penelitian lapangan dan instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman observasi, angket, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang di gunakan adalah kualitatif metode deskriptif, di mana populasi berjumlah 42 orang, yang terdiri dari 145 siswa laki-laki dan perempuan.

Hasil penelitian menujukan bahwa metode diskusi sangat efektif di gunakan dalam meningkatkan kreativitas belajar siswa karena dapat memacu siswa untuk berprestasi. Beradasrkan hasil analisis yang di peroleh menujukan bahwa terhitung lebih banyak siswa yang menyukai metode diskusi dalam proses pembelajaran terbukti dari angket yang di sebarkan kepada siswa ( 45,46% ). Dari hasil analisis data tersebut, dapat disimpulkan bahwa kontribusi pendidikan Al Islam kemuhammadiyahan terhadap pembinaan siswa SMP Unismuh Makassar pada kelas 1b dan 2b telah mampu mengubah alkhak siswa menjadi akhlak yang Islamiyah, selain itu juga dapat disimpulkan bahwa pengaruh kontribusi pendidikan Al Islam kemuhammadiyahan terhadap pembinaan siswa dan kurikulum pendidikan Al Islam kemuhammadiyahan serta proses pembelajaran Al Islam kemuhammadiyahan SMP Unismuh Makassar pada kelas 1b dan 2b sangat terbukti ketika peneliti membagi angket kepada siswa, hasil peneliti dapatkan (63,63%) jadi pengaruh kontribusi pendidikan Al Islam kemuhammadiyahan terhadap pembinaan siswa SMP Unismuh Makassar dan terhusus pada kelas 1b dan 2b sangat berpengaruh.

iii

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam pandangan Islam, manusia selalu dikaitkan dengan kisah tersendiri. Di dalamnya manusia tidak hanya digambarkan sebagai hewan tingkat tinggi yang berkuku pipih, berjalan dengan dua kaki dan pandai berbicara, lebih dari itu menurut al-Qur‟an manusia lebih luhur dan gaib dari apa yang didefinisikan oleh kata-kata tersebut.

Dalam al-Qur‟an manusia disebut sebagai makhluk yang amat terpuji dan disebut pula sebagai makhluk yang amat tercela.Hal itu ditegaskan dalam berbagai ayat, bahkan ada pula yang ditegaskan dalam satu ayat.

Akan tetapi itu tidak berarti manusia dipuji dan dicela dalam waktu yang bersamaan, melainkan berarti bahwa dengan fitrah yang telah dipersiapkan baginya manusia dapat menjadi makhluk yang sempurna dan dapat pula menjadi makhluk yang serba kurang.

Manusia berkali-kali diangkat derajatnya, berulangkali pula direndahkan. Mereka dinobatkan jauh mengungguli alam sorga, bumi dan bahkan para malaikat, tetapi pada saat yang sama, mereka bisa tak lebih berarti dibandingkan dengan setan terkutuk dan binatang jahanam sekalipun.

Manusia dihargai sebagai makhluk yang mampu menaklukkan alam, namun bisa juga merosot menjadi yang rendah dari segala yang

(10)

2

rendah.Oleh karena itu makhluk manusia sendirilah yang harus menetapkan sikap dan menentukan nasib akhir mereka sendiri.

Keberadaan manusia semakin sempurna ketika Allah mengangkatnya sebagai khalifah di muka bumi ini. Manusia dibebani amanat untuk memakmurkan bumi ini ketika amanat itu ditolak oleh makhluk-makhluk Tuhan yang lain. Manusia menerima amanat itu karena fitrahnya yang sanggup menerima beban amanat dan memikulnya, fitrah inilah yang menjadi tanda keistimewaan dan kelebihan manusia dibandingkan makhluk-makhluk yang lain. Manusia juga dilengkapi dengan potensi untuk memperoleh kesenangan, ambisi, kemenangan yang dapat membuat fitrah manusia itu dalam kegelapan.

Oleh karena itulah manusia menjadi makhluk yang paling mulia di muka bumi ini. Hal ini sesuai dengan firman Allah didalam (QS. Al-Isra [17]: 70).





































Terjemahnya:

Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik- baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.

Manusia sebagai makhluk yang paling mulia sebagaimana tersebut tidak akan menjadi mulia begitu saja, akan tetapi harus ada yang membina, memimpin dan mengarahkannya sesuai dengan perbuatan

(11)

3

yang dilakukan dalam kehidupannya. Perbuatan itu adalah proses untuk mengetahui yag belum diketahuinya atau proses untuk mendapatkan pengetahuan baru, hal ini biasa disebut pendidikan.

Pendidikan merupakan suatu proses generasi muda untuk dapat menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien. Pendidikan lebih daripada pengajaran, karena pengajaran sebagai suatu proses transfer ilmu belaka, sedang pendidikan merupakan transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya. Pengertian pendidikan dengan seluruh totalitasnya dalam konteks Islam inheren dengan konotasi istilah “tarbiyah, ta‟lim, dan ta‟dib” yang harus dipahami secara bersama-sama. Ketiga istilah ini mengandung makna yang mendalam menyangkut manusia dan masyarakat serta lingkungan yang dalam hubungannya dengan Tuhan saling berkaitan satu sama lain. Istilah-istilah itu pula sekaligus menjelaskan ruang lingkup pendidikan Islam: informal, formal dan non formal.

Hasan Langgulung merumuskan pendidikan Islam sebagai suatu proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat. Dari berbagai literatur terdapat berbagi macam pengertian pendidikan Islam.

Menurut Athiyah Al-Abrasy, pendidikan Islam adalah mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah

(12)

4

air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya, pola pikirnya teratur dengan rapi, perasaannya halus, profesional dalam bekerja dan manis tutur sapanya. Sedang Ahmad D. Marimba memberikan pengertian bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

Pendidikan Al-Islam kemuhammadiyahan memberikan pencerahan siswa dalam pembentukan akhlak islamiyah, sehingga terciptanya karatekter siswa yang cinta terhadap Allah dan Rasulnya, menghormati orang tuanya, menghargai sesamanya dan mencintai lingkunganya.

Transformasi pendidikan al-islam kemuhammadiyahan tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya tanpa didukung oleh pengajar yang berkualitas dan takut kepada Allah SWT sehingga harus jujur dalam menyampaikan dakwah islam sebagaiman mestinya tanpa menambah dan mengurangi kebenaranya.

Proses pembelajaran tersebut diharapkan siswa dapat menghasilkan suatu perubahan yang bertahap dalam dirinya, baik dalam bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap atau akhlak islamiyah yang sesuai dengan nilai-nilai keislaman kemuhammadiyahan. Adanya perubahan tersebut terlihat dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa berdasarkan evaluasi yang diberikan oleh guru. Begitu juga dalam proses pembinaan sangat besar peranannya terhadap perubahandan pembentukan akhlak tulkarimahsiswa.

(13)

5

Karena dengan adanya pembinaan dapat menumbuhkan minat belajar siswa terhadap perubahan akhlak siswa. Bagi siswa yang memiliki pembinaan yang kuat akan mempunyai keinginan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dalam perubahan akhlak. Sehingga boleh jadi siswa yang memiliki intelegensi yang cukup tinggi menjadi gagal karena kekurangan pembinaan akhlak, sebab hasil belajar itu akan optimal bila terdapat pembinaan yang tepat. Karenanya, bila siswa mengalami kegagalan dalam belajar, hal ini bukanlah semata-mata kesalahan siswa, tetapi mungkin saja guru tidak berhasil dalam membangkitkan motivasi dalam pembinaaan akhlak siswa.

Kehidupan beragama salah satu diantara sekian banyak sektor harus mendapatkan perhatian besar bagi bangsa dibandingkan dengan sektor kehidupan yang lain. Sebab pencapaian pembangunan bangsa yang bermoral dan beradab sangat ditentukan dari aspek kehidupan agama, terutama dalam hal pembinaan bagi siswa.Secara harfiah pembinaan berarti pemeliharaan secara dinamis dan berkesinambungan. Di dalam konteksnya dengan suatu kehidupan beragama, maka pengertian pembinaan adalah segala usaha yang dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran memelihara secara terus menerus terhadap tatanan nilai agama agar segala perilaku kehidupannya senantiasa di atas norma- norma yang ada dalam tatanan itu.

Namun, perlu dipahami bahwa pembinaan tidak hanya berkisar pada usaha untuk mengurangi serendah-rendahnya tindakan-tindakan negatif

(14)

6

yang dilahirkan dari suatu lingkungan yang bermasalah, melainkan pembinaan harus merupakan terapi bagi masyarakat untuk mengurangi perilaku buruk dan tidak baik dan juga sekaligus bisa mengambil manfaat dari potensi masyarakat, khususnya siswa.Membangun kesadaran bagi siswa bukanlah hal yang gampang untuk tercapai secara maksimal, tetapi dalam pembinaan kesadaran yang menjadi hal pokok untuk dibangun.

Kesadaran hendaknya disertai niat untuk mengintensifkan pemilikan nilai- nilai dari pada yang sudah dimiliki, sebab dengan cara tersebut akan mampu mewujudkan pemeliharaan yang dinamis dan berkesinambungan.

Unsur pemeliharaan dan dinamisasi menjadi sangat penting untuk mewujudkan suatu kontruksi pembinaan yang utuh dan hakiki.

Hal inilah disebabkan karena wujud tatanan itu pada hakikatnya mengandung dua jenis nilai, nilai primer universal terus-menerus, sedangkan nilai sekunder local merupakan pengembangan dari hasil pemahaman nilai primer itu yang mana kondisi suatu tempat tertentu memberikan pengaruh terhadap pribadi seseorang. Pencapaian tatanan nilai yang tidak jelas dalam hal tingkatan yang dikandung hanya akan kebingungan sehingga berakibat pada ketidaktahuan nilai perbuatan yang dilakukan sehari-hari. Bahkan dia akan menilai secara random bahwa perbuatannya itu benar dan sudah sesuai dengan norma dan aturan yang ada. Padahal apa yang dilakukannya adalah berbeda dari nilai dan norma tersebut.

(15)

7

Pemilikan nilai primer universal harus didahulukan sebelum mencapai nilai yang sekunder. Sebab di dalam nilai yang primer tersebut terkandung definisi-definisi tentang sesuatu yang baik dan yang buruk (yang harus dilakukan dan yang harus ditinggalkan) dan hal ini tidak terkandung dalam nilai sekunder tersebut. Sedangkan nilai sekunder hanya akan membuat suatu kejelasan tujuan terbentuknya tatanan nilai dengan jaminan tidak melampaui nilai primer.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membahasnya dalam bentuk skripsi yang berjudul: Kontribusi Pendidikan Al-Islam Kemuhammadiyahan dalam Pembinaan Akhlak Siswa SMP Unismuh Makassar (Studi Kasus Pada Siswa Kelas 1b dan 2b SMP Unismuh Makassar).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembahasan di atas, rumusan masalah yang diteliti adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana kurikulum dan proses pembelajaran di kelas 1b dan 2b SMP Unismuh Makassar?

a. Bagaimana pengaruh pendidikan AIK terhadap akhlak siswa SMP Unismuh Makassar?

b. Bagaimana kontribusi pendidikan AIK dalam pembinaan akhlak siswa SMP Unismuh Makassar?

(16)

8

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

b. Mengetahui kurikulum dan proses pembelajaran al-islam kemuhammadiyahan di kelas 1b dan 2b SMP Unismuh Makassar.

c. Mengetahui konstribusi pendidikan al-islam kemuhammadiyahan dalam pembinaan akhak siswa 1b dan 2b SMP Unismuh Makassar.

d. Mengetahui proses pendidikan al-islam kemuhammadiyahan dalam pembinaan akhlak siswa kelas 1b dan 2b SMP Unismuh Makassar.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian yang dilksanakan ini adalah sebagai berikut:

a. Manfaat teoritis: Dapat menambah wawasan keislaman mengenai besarnya pengaruh kontribusi pendidikan al-islam kemuhammadiahan, terutama terhadap perubahan akhlak siswa SMP muhammadiyah.

b. Manfaat praktis: Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan pendidik atau guru dalam memberikan bimbingan dan pembinaan terhadap akhlak anak didiknya.

(17)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan dan Al-Islam Kemuhammadiyahan

1. Pengertian pendidikan al-Islam kemuhammadiyahan

Secara etimologi pendidikan berasal dari kata “educare” dalam bahasa latin yang bermakna melatih atau mengajarkan. Educare berasal dari kata ex dan ducare, yang berarti memimpin. Sedangkan pengertian secara terminology bahwa pendidikan adalah suatu proses pelatihan dimana terdapat dua subyek yang saling berhubungan, yaitu yang satu memimpin dan yang satunya lagi dipimpin. Dalam hal bahwa pendikan adalah suatu sarana pengetahuan untuk membentuk dan merubah pola pikir serta sikap seseorang dari yang negative menjadi yang positive (islam). Sebagaimana yang dikatakan oleh, Ahmad Dahlan, di dalam Samsul Nizar (2002: 100) beliau mengatakan bahwa pendidikan dan kurikulum harus meliputi3 hal sebagai berikut:

1) Pendidikan moral, akhalq yaitu sebagai usaha menanamkan karakter manusia yang baik berdasarkan Al-Qur‟an dan As- Sunnah.

2) Pendidikan individu, yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan kesadaran individu yang utuh yang berkesinambungan antara perkembangan mental dan gagasan, antara keyakinan dan intelek serta antara dunia dengan akhirat.

3) Pendidikan kemasyarakatan yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan kesediaan dan keinginan hidup bermasyarakat Dalam hal ini pendidikan benar merupakan fondasi dalam merubah cara pandang seseorang baik dalam bentuk non material maupun yang material agar terbentuk cara pandang serta sikap yang sesuai dengan

(18)

10

nilai-nilai keislaman yang diridoi oleh Allah SWT, lagi-lagi ahmad dahlan mengatakan didalam Samsul Nizar(2002: 100), bahwa:

Upaya strategis untuk menyelamatkan umat islam dari pola berpikir yang statis menuju pada pemikiran yang dinamis adalah melalui pendidikan. Pendidikan hendaknya ditempatkan pada skala prioritas utama dalam proses pembangunan umat.

Dari uraiannya yang di maksud oleh Ahmad Dahlan di atas dapat kita simpulkan bahwa pendidikan adalah salah satu wadah untuk merubah umat islam yang ada di dinia ini secara menyeluruh.

Dengan pendidikan juga akan mendekatkan seseorang kepada tuhannya secara baik dan benar melalui ilmu pengetahuan tentang kewajibannya sebagai ciptaan, sebagaimana yang di katakana oleh Al Attas, (1980: 35) Menurut beliau.

Pengetahuan adalah santapan dan kehidupan jiwa yang diperoleh dari Allah. Yang meliputi Al-Qur‟an Hadits, syari‟ah, ilmu ladunni dan hikmah yang berupa pengetahuan dan kearifan. Konsep pengetahuan dan kearifan berkaitan erat dengan moralitas dan pendidikan. Kearifan menurut Al-Attas adalah pengetahuan yang diberikan oleh Allah untuk memungkinkan si pemilik pengetahuan menerapakan kebijaksanaan sehingga timbul keadilan.

Keadilan itu secara inhern mengandung pengertian pengetahuan.

Jadi keadilan adalah keadaan eksistensial dari kearifan yang dinyatakan dalam apa yang dapat ditangkap panca indera dan dapat dipahami akal budi serta dalam alam spiritual yang berkaitan dengan jiwa manusia yaitu jiwa rasional dan iiwa hewani. Kedua, tujuan pengajaran yang

(19)

11

operasionalistik dan pragmatis cara memperolehnya dapat dilakukan melalui pengalaman, pengamatan dan penelitian. Pengetahuan ini bertujuan membentuk manusia yang baik dan beradab. Sebab bila masing-masing manusia memiliki miniatur atau representasi mikrokosmos dari makrokosmos sudah baik dan beradab, maka dengan sendirinya semuanya menjadi baik dan beradab.

Sedangkan pengertian muhammadiyah secara etimologi adalah berasal dari kata Muhammad” yang berarti ”pengikut Nabi Muhammad”.

Penggunaan kata ”Muhammadiyah” dimaksudkan untuk menisbahkan (menghubungkan) dengan ajaran dan jejak perjuangan Nabi Muhammad.

Penisbahan nama tersebut mengandung pengertian sebagai yang mengandung ajaran nabi Muhammad dengan nama itu Muhammadiyah bermaksud untuk menjelaskan bahwa pendukung organisasi itu ialah umat Muhammad, dan asasnya adalah ajaran Nabi Muhammad saw, yaitu Islam. Dan tujuannya ialah memahami dan melaksanakan agama Islam sebagai yang memang ajaran yang serta dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw, agar supaya dapat menjalani kehidupan dunia sepanjang kemauan agama Islam. Dengan demikian ajaran Islam yang suci dan benar itu dapat memberi nafas bagi kemajuan umat Islam dan bangsa Indonesia pada umumnya.

2. Tujuan Pendidikan Al-Islam Kemuhammadiyahan

Tujuan pendidikan Al-Islam Kemuhammadiayahan adalah untuk merubah cara berfikir seseorang baik yang non material maupun yang

(20)

12

material dalam hal beribadah kepada tuhannya, dan terhadap seluruh makhluk ciptaan tuhannya sebagaimana yang di telah di atus oleh agama islam secara menyeluruh didalam kehidupan sehari-hari. Tujuan pendidikan Al-Islam kemuhammadiayahan juga tidak terlepas dari landasan dakwah Muhammadiyah sebagai mana yang menjadi cita-cita Muhammadiyah yaitu mengajak ke yang ma‟ruf dan mencega yang mungkar agar terwujud masyarakat islam yang sebenar-benarnya.

Sebagaimana firman Allah dalam Al-quran surat (Al-Imran [03]:

104).































terjemahnya:

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.

Dari firman Allah SWT diatas secara tegas bahwa hendaklah di antara sekelompok kaum muslimin yang mengajak untuk berbuat ma‟ruf dan mencegah dari perbuatan mungkar, baik dalam bentuk pendidikan formal, nonformal, maupun informal secara intensif.

3. Dasar Pendidikan Al-Islam Kemuhammadiyahan

Dasar dan sumber pedoman pendidikan Al-Islam Muhammadiyah ialah Al-Quran dan Sunnah Nabi yang merupakan pengembangan dan

(21)

13

pengayaan dari pemikiran-pemikiran formal (baku) dalam Muhammadiyah seperti Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah, Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, Matan Kepribadian Muhammadiyah, Khittah Perjuangan Muhammadiyah, serta hasil-hasil Keputusan Majelis Tarjih.

Dasar pendidikan Al-Islam kemuhammadiyahan juga dalam Al- Quran surat (Al-An‟am [06]: 160).



































Tejemahnya:

Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat Maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).

Ayat diatas adalah ayat yang menjelaskan tentang dasar bagaimana pendidikan terhadap perbuatan yang tidak sejalan dengan konsepsi islam agar seseorang tidak melakukan perbuatan yang melanggar/menyimpang dari aqidah islam dan serta agar seseorang tidak sia-sia dalam melakukan amal usahanya yang diridoi oleh Allah SWT.

Sebagai mana yang di katakan oleh Ahmad Dahlan, didalam Samsul Nizar, (2002: 204) bahwa:

pendidikan islam hendaknya diarahkan pada usaha membentuk manusia muslim yang berbudi pekerti luhur, alim dalam agama, luas pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan, serta bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakatnya.

(22)

14

Tujuan pendidikan tersebut merupakan pembaharuan dari tujuan pendidikan yang saling bertentangan pada saat itu yaitu pendidikan pesantren dan pendidikan sekolah model Belanda. Di satu sisi pendidikan pesantren hanya bertujuan untuk menciptakan individu yang salih dan mendalami ilmu agama. Sebaliknya, pendidikan sekolah model Belanda merupakan pendidikan sekuler yang didalamnya tidak diajarkan agama sama sekali. Akibat dialisme pendidikan tersebut lahirlah dua kutub intelegensia : lulusan pesantren yang menguasai agama tetapi tidak menguasai ilmu umum dan sekolah Belanda yang menguasai ilmu umum tetapi tidak menguasai ilmu agama.

B. Pembinaan Akhlak

1. Pengertian Pembinaan Akhlak

Secara harfiah membina atau pembinaan berasal dari kata “bina”

yang mendapat awalan pe- dan akhiran –an yang berarti bangun/bangunan, maka pembinaan berarti membangun.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembinaan berarti membina, memperbaharui, atau proses, perbuatan, cara membina, usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Pembinaan juga dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk membina dalam artian memelihara dan mendidik. Memelihara dan mendidik dapat diartikan sebagai bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.

(23)

15

Anak didik adalah anak yang masih dalam proses perkembangan menuju kearah kedewasaan. Hal ini berarti bahwa anak harus berkembang menjadi manusia yang dapat hidup dan menyesuaikan dari dalam masyarakat, yang penuh dengan aturan-aturan dan norma-norma kesusilaan. Oleh karena itu perlulah anak di didik, dipimpin kearah yang dapat dan sanggup hidup menuruti aturan-aturan dan norma-norma kesusilaan. Jadi maksud dari tujuan pembinaan akhlak atau kesusilaan adalah memimpin anak setia serta mengerjakan segala sesuatu yang baik dan meninggalkan yang buruk atas kemauan sendiri dalam segala hal dan setiap waktu.

Sedangkan akhlak adalah Secara etimologi (lughatan) akhlak (bahasa Arab) adalah bentuk jamak dari khuluk yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Berakar dari kata khalaqa yang berarti menciptakan seakar dengan kata khaliq (Pencipta), makhluq (yang diciptakan) dan khalq (penciptaan), dalam (Ilyas, 2001: 1)

Secara terminologis ada beberapa pendapat yang kita temui tentang definisi akhlak antara lain:

Menurut Al Gazali dalam Ilyas (2001: 1-2) beliau menyatakan bahwa:

Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran.

Adapun menurut Ibrahim Anis dalam Ilyas (2001: 2) menyatakan bahwa:

(24)

16

Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah bermacam-macam perbuatan baik atau buruk tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.

Sedangkan menurut Farhan, (2002: 76), ia menyatakan:

Akhlak adalah buah ajaran Islam yang dipetik untuk manusia dan kemanusiaan yang membuat hidup dalam kehidupan menjadi manis dan indah menawan. Tanpa akhlak sebagai fondasi aspek jiwa dan sosial seorang individu dan komunitas manusia, dan tidak akan dibedakan dari komunitas hewan. Allah telah menjadikan Asma Al Husna sebagai contoh akhlak yang tinggi harus dteladani oleh kaum muslimin. Sedangkan akhlak yang tercela dinisbatkan oleh Allah kepada orang-orang kafir dan musyrik. Kemudian Islam menjadikan Rasulullah sebagai referensi akhlak mulia yang harus diteladani oleh setiap orang mukmin.

Dari definisi ketiga pendapat di atas Penulis melihat mereka sepakat pada satu konsep bahwa akhlak adalah sesuatu yang berkaitan dengan jiwa yang ada pada diri manusia.

Dari perspektif lain akhlak disebut juga ilmu tingkah laku/perangai (Imal-Suluh) atau tahzib al-akhlak (Filsafat akhlak), atau Al-hikmat al- Amaliyyat, atau al-hikmat al- khuluqiyyat. Yang dimaksudkan dengan ilmu tersebut adalah pengetahuan tentang kehinaan-kehinaan jiwa untuk mensucikannya. Dalam bahasa Indonesia akhlak dapat diartikan dengan moral, etika, watak, budi pekerti, tingkah laku, perangai, dan kesusilaan.

Perjalanan hidup Rasulullah SAW dihiasi dengan akhlak yang agung yang dapat menyelamatkan seorang individu dan masyarakat jika mereka mengikutinya, baik dalam kehidupan khusus maupun umum. Inti akhlak dalam Islam adalah agar seorang muslim konsisten dalam melaksanakan perbuatan baik dan makruf, serta menjauhi perbuatan buruk dan munkar. Inti risalah akhlak tersebut berkaitan erat dengan

(25)

17

pencapaian tujuan agung ajaran Islam, yaitu taqwa dan takut kepada Allah. Keberadaan ajaran akhlak merupakan indikator keberadaan semua ruang lingkup risalah Islam.

Dengan demikian, pembinaan akhlak mengandung pengertian suatu usaha untuk memberikan bantuan berupa bimbingan dan tuntunan tentang ajaran akhlak perilaku orang Islam kepada seseorang, agar terbentuk, memelihara, meningkatkan serta mempertahankan nilai-nilai ajaran Agama yang dimilikinya, yang dengan kesadarannya sendiri mampu meningkatkan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan ketentuan dan kewajiban yang ditetapkan oleh ajaran agama. Bila dilihat dari usahanya maka membina akhlak manusia merupakan salah satu usaha atau bagian dari dakwah.

Pada masa sekarang ini demoralisasi telah merajalela dalam kehidupan masyarakat, maka dari itu diperlukan usaha-usaha pendidikan dalam mengupayakan pembinaan akhlak terutama pada masa remaja, karena pada masa pubertas dan usia baligh anak mengalami kekosongan jiwa yang merupakan gejala kegoncangan pikiran, keragu-raguan, keyakinan agama, atau kehilangan agama.

2. Kedudukan Akhlaq dalam Pandangan Islam

Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting, sebagai individu maupun masyarakat dan bangsa, sebab jatuh bangunnya suatu masyarakat tergantung kepada bagaimana

(26)

18

akhlaknya. Apabila akhlaknya baik, maka sejahteralah lahir dan batinnya.

Sebaliknya, apabila akhlaknya rusak, maka rusaklah lahir dan batinnya.

Kejayaaan seseorang terletak pada akhlaknya yang baik, akhlak yang baik selalu membuat seseorang menjadi aman, tenang, damai dan tidak adanya perbuatan yang tercela. (M. Yatimin Abdullah 2007: 1-2) Agama merupakan tujuan yang paling lurus (shirathal mustaqim) menuju tempat kebahagiaan, menuju tujuan manusia di dunia dan di akhirat. Iman, Islam dan Ihsan merupakan tiga unsur yang berjalin dan berkaitan satu dengan yang lain, berakhlak mulia sebagai isi ajaran Rasulullah, menjalani agama (ibadah dan amal shaleh) dengan cara yang ihsan merupakan kewajiban.

Tujuan risalah Islam itu sendiri adalah untuk menyempurnakan dan menyebarkan akhlak yang mulia, juga definisi Islam itu sendiri dihubungkan dengan akhlak yang baik.Akhlak yang mulia ialah suatu perkara yang mesti dititik beratkan demi mencapai kesempurnaan iman.

Dengan adanya akhlak yang luhur segala tingkah laku manusia akan suci dan sesuai dengan jawatan yang telah dirahmatkan oleh Allah swt. ke atasnya iaitu sebagai “khalifatullah fil ardh”. Islam dengan sungguh- sungguh berusaha untuk menjadikan ini satu kenyataan dengan jalaan membentuk unsur-unsur yang kuat dan manusia yang soleh.

Ada dua pedoman pokok yang patut diperhatikan oleh mukmin yaitu sebagai berikut:

(27)

19

1. Bagi setiap orang, ia mesti berusaha ke arah kemuliaan dan kesuciaan, mengalahkan hawa nafsu dan syahwat syaitaniah, mengenal dan melaksanakan hak dan kewajipan, berpegang teguh kepada sendi-sendi keutamaan, menghindarkan diri dari segala kecurangan dan memasukkan dirinya ke dalam lingkungan yang suci.

2. Bagi mayarakat umum, mestilah suka tolong-menolong, mendahului kepentingan orang lain, berkorban, melenyapkan diri sendiri, saling kasih-mengasihi, hormat-menghormati, jujur, ikhlas, dapat di percayai, mematuhi janji, lapang dada, baik hati dan tenang jiwa.

Apabila hidupnya kedua-dua pedoman tadi, maka lahirlah satu masyarakat yang kehidupannya serba mengembirakan, penuh kewibawaan dan keagungan, pimpinan yang stabil dan kekuasaan yang tidak mudah tergoncang dan rapuh, jelasnya setiap ahli masyarakat mempunyai perasaan dan peranan yang besar dalam tugas ini. Akhlak yang baik muncul dari diri seseorang itu menentukan kebahgiaan yang lebih besar dari segi hidup masyarakat.

3. Sumber Akhlaq

Yang menjadi ukuran dan sumber akhlak seseorang dalam setiap beraktivitas baik di lingkungan formal, nonformal, dan informal adalah al qur‟an dan sunah. sebagaimana yang dikatakan Yunahar Ilyas (1999: 5-6) bahwa sumber akhlaq merupakan sesuatu yang menjadi ukuran baik dan

(28)

20

buruk atau mulia dan tercela. Sebagaimana keseluruhan ajaran, sumber akhlaq adalah al qur‟an dan sunah, bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat sebagaimana pada konsep etika dan moral dan bukan pula karena baik dan buruk dengan sendirinya sebagaimana pandangan Mu‟tazilah.

Memahami pernyataan Yunahar Ilyas (1999: 5-6), tersebut pada prinsipnya seseorang dituntut oleh Allah SWT untuk melakukan perbuatan baik (berakhlak mulia) disetiap rana aktivitas yang sesuai dengan ajaran islam sebagaiman yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Baik dalam hubungan horizontal (sosial kemasyarakatan), maupun vertikal (Allah SWT).

4. Ciri-Ciri Akhlak Dalam Islam

Adapun ciri-ciri akhlak dalam islam adalah sebagai berikut:

1. Ajaran-ajaran akhlak dalam bentuknya yang umum.

Islam secara umumnya menyeru manusia agar berakhlak baik. Firman Allah swt yang bermaksud dalam (Q.s Al-Isra‟ [19]:

53)





Terjemahnya:

Katakanlah kepada hambaku supaya mereka menyatakan perkataan baik-baik.Sesungguhnya syaitan itu berbuat bencana antara mereka itu. Sesungguhnya syaitan seteru yang terang bagi manusia”.

(29)

21

Dan masih banyak lagi ayat-ayat Al-Quran yang menyuruh berakhlak baik semuanya berbentuk umum.

2. Kelengkapan berakhlak baik dalam Islam.

Berbagai ciri khas sistem akhlak dalam Islam ialah lengkap dan luas bidangnya. Ianya meliputi semua aspek perbuatan manusia baik mengenai dirinya, yang mengenai orang lain (baik muslim atau kafir) dan juga binatang. Tidak ada sesuatu perbuatan manusia yang keluar dan tidak diatur oleh peraturan akhlak dalam Islam dan setiap orang Islam wajib memeliharanya.

3. Norma akhlak harus dilaksanakan dalam cara dan tujuan

Ciri ini menegaskan kewajipan menerapkan akhlak dalam semua tindakan dan tujuan dari tidak-tanduk itu. Tidak boleh mencapai sesuatu tujuan itu dengan cara yang bertentangan dengan akhlak. Islam menentang prinsip „al-ghayah tubarirul wasilah‟ atau tujuan dinyatakan dengan cara. Tegasnya cara- cara yang diterima oleh lingkungan akhlak juga.

4. Hubungan Akhlak dengan keimanan dan taqwa.

Akhlak dalam Islam mempunyai hubunganyang sangat erat dengan keimanan dan taqwa kepada Allah swt. Firman Allah swt yang bermaksud didalam (QS. Al-Taubah [09]: 4)





















(30)

22

Terjemahnya:

Dan sempurnakanlah janji itu sehingga sampai waktunya.

Sesungguhnya Allah sayang kepada orang yang takut.”

Akhlak yang mulia merupakan buah keimanan.Perasaan taqwa dan sentiasa menghitung-hitung hari pertemuan dengan Allah lah yang mendorong seseorang itu berjaga-jaga dalam segala tingkah lakunya.Sifat berjaga-jaga ini membentuk akhlak dan kemuliaan pula.

5. Hukuman bagi menjaga akhlak

Di samping menggalakkan manusia melaksanakan hal-hal yang diperintahkan, Islam tidak pula melupakan adanya kekuasaan dan penggunaan kekerasan terhadap perlanggaran peraturan dalam berakhlak.Itulah sebabnya diadakan hukuman qisas dan ta‟zir.Hukum qisas dijalankan apabila batasan akhlak telah dilanggar sehingga hudud terpaksa dijalankan. Ini termasuklah zina, membunuh, mencuri dan lain-lain. Semantara itu ta‟zir pula dijalankan untuk mengajar dan mengingatkan perlanggaran norma-norma akhlak yang melibatkan diri dalam perkara riba, mengganggu wanita, minum arak buat pertama kali dan kesalahan-kasalahan lain yang perlu diberi amaran dan pengajaran.

Biasanya ta‟zir dilakukan dengan hukuman sebat atau buang negeri misalnya. Kezaliman yang dilakukan jika tidak diambil tindakan lama-

(31)

23

kelamaan akan membawa kehancuran masyarakat itu. Banyaknya perintah Allah swt menyuruh manusia memperbaiki akhlak bermakna akhlak itu dapat diperbaiki.Semua manusia dapat merubah akhlaknya.

Akhlak yang keji dapat diganti dengan akhlak yang baik.

Memang tidak dinafikan tabiat manusia berbeda-beda.

Kesanggupan dan kemampuan membaiki akhlak itu berbeda-beda. Ada yang segera menerima dan ada yang lambat. Ada di antara manusia yang ada akhlak yang menonjol pada dirinya dan selalu mempengaruhi perbuatannya.Walaubagaimanapun ini semua menunjukkan bahawa akhlak itu dapat diperbaiki.

Memperolehi akhlak itu dengan perjuangan dan latihan-latihan diri (mujahadah). Akhlak yang sempurna hanya akan diperolehi dengan cara berjuang mendapatkanya. Semua akhlak tidak dapat meresap ke dalam jiwa seseorang selagi ia tidak membiasakan dirinya dengan segala amalan dan latihan yang baik. Sekiranya nafsu itu boleh dibiasakan merasa enak membuat kebatilan sepatutnya ia boleh diarahkan untuk merasakan enak berbuat kebaikan.Pendeknya cara pokok bagi merubah akhlak keji ialah dengan cara berusaha mengurangi pengaruh sifat keji tadi dan membersihkan serta menghilangkan sifat-sifat yang keji serta mengarahkan kepada sifat-sifat yang diridhoi Islam.

(32)

24

C. Akhlak Adalah Bagian dari Syariat Islam

Akhlak merupakan bagian dari syari‟at Islam, yakni bagian dari perintah dan larangan Allah. Akhlak merupakan sifat yang harus dimiliki seorang muslim guna menyempurnakan pengamalannya terhadap Islam.

Secara bahasa, akhlak berasal dari kata al-khuluq yang berarti kebiasaan (al- sajiyyah) dan tabiat (al-thab’u). Sedangkan secara istilah, akhlak adalah sifat-sifat yang diperintahkan Allah kepada seorang muslim untuk dimiliki tatkala ia melaksanakan berbagai aktivitasnya.

Sifat-sifat Akhlak ini nampak pada diri seorang muslim tatkala dia melaksanakan berbagai aktivitas seperti ibadah, mu‟amalah dan lain sebagainya apabila ia melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut secara benar dan baik. Misalnya, akan nampak pada dirinya sifat khusyuu‟ di dalam sholat. Berkaitan dengan Allah berfirman didalam (QS. Al Mu‟minuun [23]: 1-2).





















Terjemahnya:

Sesunggunya beruntunglah orang-orang yang mukmin. Yakni orang-orang yang khusyuu‟ di dalam sholatnya.

Sifat lembutpun nampak pada diri seorang pengemban da‟wah tatkala ia melakukan diskusi dengan masyarakat. Allah berfirman tatkala menggambarkan sifat Rasulullah saw melalui firman-Nya didalam (TQS.

Ali „Imraan [3]: 159).

(33)

25



Terjemahnya:

…Maka karena rahmat dari Allah, engkau bersikap lemah lembut terhadap mereka, sekiranya engkau berlaku keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu…

Dalam hal lain, akan terlihat pada diri seorang muslim sikap berani tatkala ia melakukan koreksi terhadap penguasa yang zhaalim. Rasulullah saw bersabda: Pemimpin para syuhada adalah Hamzah dan seseorang yang berdiri di hadapan penguasa yang zhalim kemudian ia menasehatinya, lantas penguasa itu membunuhnya.

Diri seorang muslimpun akan dihiasi dengan kesabaran (al-shabr) dan menguatkan kesabaran (mushaabarah) tatkala menanggung derita dan tatkala menghadapi musuh. Allah swt berfirman:



terjemahnya:

…Hai orang-orang yang beriman bersabarlah kalian dan teguhkanlah kesabaran kalian…(TQS. Ali „Imraan[3]: 200).

Ia pun akan dihiasi dengan sifat mendahulukan orang lain, yakni mengutamakan orang lain untuk mendapatkan kebaikan dibandingkan dirinya sendiri.

Kita pun bisa melihat tatkala Ali bin Abi Thalib rela menempati temat tidur Rasulullah pada malam terjadinya persekongkolan (konspirasi)

(34)

26

orang-orang musyrik untuk membunuh Beliau saw Ia mengorbankan dirinya demi Rasulullah saw.

Selain yang telah disebutkan di atas, terdapat beberapa sifat Akhlak lainnya yang diperintahkan oleh Allah untuk dimiliki setiap muslim, diantaranya adalah menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik („iffah), dermawan, tawaadhu‟, dan lain sebagainya. Di samping itu, terdapat pula beberapa sifat Akhlak tercela yang dilarang oleh Islam, diantaranya adalah berdusta, menghasud, zhalim, menipu, riya‟, malas, penakut (al jubnu), membicarakan orang lain (ghiibah), dan lain sebagainya. Allah swt berfirman:













terjemahnya:

dan dari kejahatan orang yang menghasud…(TQS. Al Falaq [113]:

5).

Rasulullah saw bersabda: Yaa Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, kepenakutan, kepikunan, dan kekikiran.

Kekhususan- kekhususan Akhlak Islami, yaitu:

a. Akhlak Islami tidak mungkin dipisahkan dari hukum-hukum syari‟at lainnya, semisal ibadah, mu‟amalah, dan lain-lain. Khusyu‟

misalnya, ia tidak akan tampak kecuali di dalam sholat. Begitu pula jujur dan amanah akan tampak di dalam mu‟amalat. Sehingga, Akhlak tidak mungkin dipisahkan dari perintah-perintah dan

(35)

27

larangan-larangan Allah lainnya, sebab, Akhlak merupakan sifat yang tidak akan tampak pada diri seseorang kecuali tatkala ia melakukan aktivitas tertentu.

b. Akhlak Islami tidak tunduk kepada keuntungan materi (al-naf’iyyah al-maadiyah). Yang dituntut dari seorang muslim adalah terhiasinya dirinya dengan sifat-sifat Akhlak ini, yang kadang membawa kemudharatan dan kadang mendatangkan kemanfaatan. Berkata jujur di hadapan penguasa yang zhalim misalnya, dan keberanian melakukan kritikan kepada penguasa itu, maka hal itu bisa jadi akan membuatnya menanggung siksaan.

Rasulullah saw bersabda: Pemimpin para syuhada adalah hamzah dan seseorang yang berdiri di hadapan penguasa yang zhalim dan menasehatinya, kemudian penguasa itu membunuhnya

c. Akhlak Islami sebagaimana halnya aqidah Islam selaras dengan fitrah manusia. Misalnya, memuliakan tamu dan membantu orang sedang yang membutuhkan selaras dengan naluri mempertahan eksistensi diri (ghariizat ul baqa). Khusyu‟ dan tawaadhu‟ sesuai dengan naluri beragama (ghariizat ut tadayyun). Sedangkan kasih sayang dan berbuat kebajikan, sejalan dengan naluri melestarikan jenis (ghariizat al-nau’).

Adapun pengaruh Akhlak dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:

(36)

28

a) Sesungguhnya akhlak maupun kewajiban-kewajiban syari‟at yang lain akan menjadikan seorang muslim memiliki kepribadian yang unik (syakhshiyyah mutamayyizah) tatkala ia bermu‟amalat dengan orang lain Itu dapat menjadikan orang-orang mempercayai perkataan-perkataan dan tindakan-tindakan dirinya.

b) Akhlak Islam menciptakan rasa cinta kasih dan saling menghormati sesama individu-individu dalam keluarga secara khusus, dan antara individu-individu masyarakat secara umum.

Salah satu pengaruh dari Akhlak Islamiyyah adalah, pahala yang akan diberikan Allah swt kepada kepada sorang muslim di akhirat kelak. Orang- orang yang memiliki akhlak yang baik di dunia ini akan menjadi kerabat Rasulullah saw di akhirat dan menemani Beliau dalam merasakan kenikmatan surga. Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya yang paling kucintai di antara kalian, dan orang yang paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah mereka yang palimg baik akhlaknya.

(HR. Bukhari). Ketika Rasulullah saw ditanya tentang kebanyakan orang yang masuk syurga, maka Rasulullah bersabda: "Yang paling bertaqwa kepada Allah dan paling baik akhlaknya."

(37)

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian eksperimen, informasi diperoleh dengan membagikan kuesioner kepada siswa yang datanya dikumpulkan dari responden atau populasi yang akan menjadi bahan analisis dalam penelitian.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Unismuh Muhammadiyah Makassar. Penunjukan lokasi ini secara langsung dasar penetapan lokasi penelitian adalah untuk mudahnya mengakses data yang di perlukan.

Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah siswa SMP Unismuh Makassar.

C. Variabel Penelitian

Indikator terpenting yang menentukan keberhasilan penelitian adalah kejelasan variabel yang akan diteliti. Sebab variabel penelitian adalah objek penelitian, atau yang menjadi kajian dalam suatu penelitian. Variabel penelitian ini diklasifikasikan kedalam dua bagian yaitu:

a. Konstribusi pendidikan Al-Islam Kemuhamadiyahan (Variabel bebas)

b. Pembinaan akhlak siswa SMP UNISMU Makassar (variabel terikat).

(38)

30

D. Definisi Operasional Variabel

Operasional variabel dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang variabel-variabel yang diperhatikan. Sebagaimana diuraikan sebagai berikut:

a) Konstribusi pendidikan Al-Islam Kemuhamadiyahan yang penulis maksud adalah upaya atau cara untuk memahamkan kepada siswa tentang pentingnya pendidikan Al-islam Kemuhammadiyahan dalam menata kehidupan siswa.

b) Pembinaan akhlak yang penulis maksud adalah membina karakter atau tingkah laku siswa SMP Unismu Makassar dengan pendidikan Al-islam kemuhammadiyahan agar terciptanya akhlak islamiyah bagi siswa dalam kehidupan kesehariannya.

E. Populasi dan Sampel Penelitian a) Populasi

Dalam suatu penelitian, ada objek yang diteliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Objek tersebut adalah populasi, adalah seluruh objek penelitian. Dengan kata lain, data secara menyeluruh terhadap elemen yang menjadi objek penelitian tanpa terkecuali. Populasi merupakan keseluruhan objek yang menjadi sasaran penelitian. Maka populasi penelitian yang diteliti penulis adalah siswa SMP Unismu Makassar dari kelas VII sampai kelas IX. Sebagaimana ditunjukan dalam table berikut:

No Siswa Jenis kelamin Jumlah

(39)

31

Laki-laki Perempuan

1. Kelas VII 24-25/2 kls 26 75

2. Kelas VIII 28 20 48

3. Kelas IX 30 10 40

Jumlah 163

b) Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.

Sampel merupakan obyek dari populasi yang diambil dengan cara mereduksi obyek penelitian yang dianggap representatif terhadap populasi. Dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah secara acak (random). Dengan demikian, peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel. Besarnya sampel ditentukan oleh banyaknya data dalam sampel itu. Menurut Prof. Sugiyono bahwa sampel yang representative (mewakili) minimal 15 % artinya semakin banyak sampel yang diambil semakin mendekati kevalidan (signifikan). Oleh karena itu, berdasakan pendapat tersebut penulis mengambil 15 % populasi yang menjadi sampel yaitu sebesar 24.45 dibulatkan menjadi 24 orang. Adapun banyaknya sampel yang diambil secara acak dalam penelitian ini adalah sebagaimana ditunjukan dalam tabel berikut:

No Siswa Banyak sampel

(40)

32

1. Kelas VII 11

2. Kelas VIII 7

3. Kelas IX 6

Jumlah 24

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Kuesiener

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan menyusun daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden sampel yang akan di teliti. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan mendatangi satu persatu calon responden secara random, mengecek apakah calon memenuhi persyaratan sebagai calon responden, lalu menyakan kesediannya untuk mengisi kuesioner penyebaran ini dilakukan oleh peneliti.

b) Pedoman Observasi

Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

(41)

33

Sugiyono (2012:203) mengemukakan bahwa: “Tekhnik pengumpulan data dengan observasi digunakan apabila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar”.

Pedoman observasi salah satu bentuk instrument yang sering digunakan dalam penelitian yang bertujuan untuk memperoleh data yang lebih akurat melalui pengamatan di lapangan. Pedoman observasi yang dilakukan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tentang aktivitas siswa selama proses belajar mengajar. Lembar observasi akan peneliti isi sendiri dan ini dibawa setiap pertemuan selama proses belajar mengajar. Cara pengisiannya yaitu dengan menghitung jumlah siswa untuk setiap kategori yang telah ditetapkan. Kriteria yang ditetapkan dapat dilihat pada lembar observasi.

c) Dokumentasi

Data mengenai hasil dokumentasi hasil belajar siswa belajar siswa yang diperoleh dari siswa SMP Unismu Makassar.

G. Teknik Pengumpulan Data

Adapun tahap-tahap prosedur pengumpulan data dalam penilitian adalah sebagai berikut:

a) Tahap Persiapan

(42)

34

Tahap ini merupakan suatu tahap persiapan untuk melakukan suatu perlakuan, pada tahap ini langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

a. Mengunjungi sekolah agar bisa diketahui jumlah siswa SMP Unismu Makassar

b. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing serta pihak sekolah mengenai rencana teknis penelitian.

c. Membuat lembar observasi dalam hal ini angket yang akan disebarkan kepada siswa.

b) Tahap Pelaksanaan.

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut

a. Memberikan penjelasan secara singkat dan menyeluruh terhadap siswa SMP Unismu Makassar yang menjadi objek penelitian, sehubungan penelitian yang dilakukan oleh penulis.

b. Membagikan lembar angket yang akan diisi oleh siswa berkaitan dengan konstribusi pendidikan Al-islam kemuhammadiyahan dalam pembinaan akhlak siswa.

c. Mengumpulkan lembaran kuesioner dan akan dilakukan analisis selanjutnya dalam mengetahui konstribusi pendidikan al-islam kemuhammadiyahan dalam pembinaan akhlak siswa SMP Unismu Makassar.

(43)

35

H. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis kuantitatif. Data tentang hasil belajar dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan dua macam teknik statistik, yaitu statistik deskriptif. Hasil analisis tersebut ditampilkan dalam bentuk nilai rata-rata dan persentase nilai rata-rata. Pengelompokan tersebut dilakukan kedalam 5 kategori:

selalu, Sering, kadang-kadang, tidak pernah. Pedoman pengkategorian hasil belajar siswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis dengan menggunakan statistik deskriptif:

a. Rata-rata (Mean)

b. Persentase (%) nilai rata-rata, P =

Dimana : P = Angka persentase.

= Frekuensi yang dicari persentasenya.

N = Banyaknya sampel responden.

Kemudian teknik analisa selanjutnya adalah dengan skoring untuk menentukan skor, semua pertanyaan dan pernyataan setiap itemnya dengan bobot nilai untuk setiap jawaban sebagai berikut:

Tabel 3.1 Skor item Alternatif jawaban Responden

Jawaban Skor

Selalu 4

k

i i k

i i i

f x f x

1 1

%

100 N

f

(44)

36

Sering 3

Kadang-kadang 2

Tidak pernah 1

Kemudian dengan melihat rata-rata skor jawaban siswa dengan klasifikasi sebagai berikut:

Tabel 3.2 Klasifikasi Skor Angket Motivasi

Klasifikasi Keterangan Jumlah Skor Jawaban

Selalu 4,00 – 4,99

Sering 3,00 – 3,99

Kadang-kadang 2,00 – 1,99

c. Uji t

Dalam hal ini, digunakan teknik statistik t (uji- t) sebagai berikut: Mencari “Md” dengan menggunakan rumus:

∑ Keterangan:

Md = Mean dari perbedaan berapa pernyataan dalam kuesioner.

∑ = jumlah deviasi N = Subjek pada sampel

(45)

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Selayang Pandang Lokasi Penelitian

a. Sejarah Berdirinya SMP Unismuh Makassar.

Merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang berada di bawah naungan DEPAG dan masih dalam perkembangan. Sekolah tersebut berdiri pada tahun 2003 yang latar belakangnya karena sebagian sekolah muhammadiyah tidak menjadi harapan bagi warga muhammadiyah maka salah satu keberadaan SMP Unismuh Makassar diharapkan menjadi sekolah kader didalam warga muhammadiyah serta dapat mencetak siswa-siswi yang memiliki kemampuan dan wawasan yang tinggi dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta dibentengi oleh iman serta akhlak terpuji sehingga mampu menjadi suri tauladan dalam masyarakat.

b. Visi Dan Misi SMP Unismuh Makassar Visi

 Mantap keimanan

 Unggul Intelektual

 Anggun Berakhlak

 Sigap Berkarya

Visi tersebut mencerminkan cita-cita sekolah yang beroentasi ke depan dengan memperhatikan potensi kekinian

(46)

38

sesuai dengan norma dan harapan masnyarakat.Untuk mewujudkan, sekolah menentukan lengkah-langkah strategis yang di nyatakan dalam misi berikut

Misi

 Memantapkan dasar-dasar ketauhidan dalam segala aspek

 Memberi bekal kemampuan pemecahan masalah, kemampuan ,berfikir logis, kritis dan kreatif

 Menanamkan dasar-dasar akhlak, baik akhlak kepada

pencipta, kepada sesama manusia, maupun akhlak terhadap makhluk hidup lain dan lingkungannya.

 Memberi bekal kemampuan memadukan ilmu dan iman dalam keseharian.

 Memberi bekal kepada peserta didik untuk berkarya dan

bekal melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

c. Keadaan Pimpinan Sekolah SMP Unismuh Makassar

No Nama Jabatan

1

2 3 4 5 6

Dr. Irwan Akib, M. Pd.

Drs. Kandacong malle, M. Pd.

Drs. Marianto jamburi.

Anca nurwahiddin St. Hadijah

St. Haruni Jaya

Kepala Sekolah SMP Unismuh Makassar

Wakasek 1 Kurikulum dan Pengajaran.

Wakasek 2 Kesiswaan Wakasek 3 Sarana dan Prasarana

(47)

39

Kepala Tata-Tata Usaha Kepala Perpustakaan

d. Keadaan Guru di SMP Unismuh Makassar 2013/ 2014

NO Nama Jabatan Bidang studi yang

mengajarkan 1

2 3 4 5 6 7 8 9 10

11 12 13

Drs Kandacong malle Nurbaya S. Pd.I Munir S. Pd.I Drs Ahmad Nashir Suhaeda Spd Masnaeni Hernawati Andi junaede Ilham

Drs Muhammad darwis Sti Aminah

Nur Fadilah

Drs Syarifuddin Spd

Wakasek

Guru Guru Guru

Guru Guru Guru Guru guru

Guru Guru Guru

Fisika

Imtak

Kemuhamadian PendidkanAgama Bhs indonesia Alquran hadis Bhs inggris Matematika TU

Kimia

Kewargaan Negara Ekonomi

Georafi

(48)

40

e. Keadaan Siswa SMP Unismuh Makassar

No Nama Kelas

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

M. nur wahyu b Muh. Fahrul falaakh Muh. Fatul rasyid

Dwyky arya dikdaya pratama Indra aiyanto

Muh. Muhajir zaid Muh fauzan ramadhan Nurul bahari

Muh iqbal Muh ashari

Muhammad harun m. attala fajrin isram Ahmad Husain Airlangga yudhow Saipul anwar

Muhammad yasir ihksan A arief tabauf

Fiqrah Avicenna

m. faturrahman syaifuddin Abdullah

Ikraman

VII-B2 (putra)

(49)

41

22 23 24

Andi fajran nurullah amas Muh. Syahrani

Muh. Malikul mulki 25

26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44

Hasrifal rivandi Nur iffatil janna Ariqah urwatu uswah Musyynah al usrah Wafi azizah anwar Ainun nur faidah Nur fajriah fauziah Mumtazah rahima rum Wisma ajeng damayanti Nurul izah

Aurum nurfaza Lintang khairunnisa Azzara dewi armanda Nurul magfirah makkawaru Ummatul mukminin

Nirwanas s Aliyah fadilah Radita nabila Rizkyani sopian Magfirah nur annisa

VII –A (putri)

(50)

42

45 46 47 48

Andi wahyu aristy Dian tri ulfania Nahda gunawan Nurul qisthi 50

51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68

Dzulhulaifah az azahra Muh hidayatullah Muh faturahman zaky Facrul pratama putra

Aurum ahmad faraohan husni m. abizar nafara aliyandra m. jihad alwakidi

akbar ali asgar darul arqam asar angrijal ananta thuur ar a muh. Utama putra dewa aditya armanda mujahid dzaki

ahmad kamal

Muhammad ahmad kamal Aidil mustain abdi Negara Arya fajar ramadhan Fakhrul islam

VIII-B1 (putra)

(51)

43

69 70 71 72 73 74

Adh dhohir agutana putra Andi muh galib

Muh ikhwan anugrah a Fiqrah nur jaman kahar Muh ardi faulandi Muh sahlan nuralam 75

76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91

Tasya nur qolby Arifah mardaniyah Adinda annisa Sahra

Riska ainun ma‟rifat Ainun khaeriyah

Ayunda khaerunufudzd Nurul annisa anwar Nur ainun aprilia Alifia restu irada Khaerun annisa A munadiya darwis Nur fadilah

Nurfitrah sucianti Andi narbila nurtasya Mulhimah syariah

Nurul husna malik Ibrahim

VIII-A1 (Putri)

(52)

44

92 93 94 95 96 97 98 99

Nurfadillah sunusi Mustabasirah naurah Annisa aulia salam yusuf Hikmah fauzia

Nurwahidah s Nur ilma handayani Firah alimran sattung Khaerunnisa j

110 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114

Abdullah muammar A faiz al faridzi amry Agung maagfirah Ahsanul fadlil djamalu Ainil ridha hawasal Akram wahyudin A m. yunus furqan Ashar setiawan

Azzumar mu‟min adnan Andi chairawan

Andi dirge anugerah Awadh asyraf amirullah Chairul ichsan

Fatherahman lukman Ilham

IX-B (putra)

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini disebabkan karena bahan bakar sekam hanya mampu menaikan suhu air dalam drum rata-rata sebesar 36 derajat Celsius yang menyebabkan suhu air masuk ke penukar

Motivasi kerja menurut Islam (Departemen Agama,1995:371), Al-Quran memberikan penekanan utama terhadap pekerjaan dan menerangkan dengan jelas bahwa manusia diciptakan

Oleh karena itu dilakukan perancangan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER.. SBS merupakan perusahaan

Dengan menjalankan kajian dan pemurnian terhadap kurikulum pelajaran asgar lebih sesuai dan relevan, dengan disusun secara sempurna dan seimbang dalam proses

Berdasarkan hasil dari identifikasi secara morfologi dan biokimia, menunjukkan bahwa isolat bakteri CS7 termasuk ke dalam genus Bacillus koloni bakteri berwarna

Proses pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan aturan dengan menelusuri pohon inferensi dari akar hingga node terakhir yang merupakan keputusan/kesimpulan dari

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai perubahan variasi fraksi volume serat sabut kelapa terhadap sifat mekanik komposit (nilai kekuatan bending

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan kasih karunia-Nya yang diberikan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan penulis tepat pada waktunya