• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III GAMBARAN UMUM"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

87

BAB III

GAMBARAN UMUM

Bab ini berisikan mengenai gambaran terhadap kondisi wilayah penelitian baik dari segi geografis Kota Bekasi, kependudukan, dan sistem tranportasi Kota Bekasi.

3.1 Kawasan Metropolitan Jabodetabek

Menurut undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang, bahwa Kawasan Metropolitan adalah kawasan perkotaan yang terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan sekurang-kurangnya 1.000.000 (satu juta) jiwa. Metropolitan dapat berkembang melalui berbagai proses, di antaranya ada yang berkembang melalui proses pertumbuhan penduduk yang pesat dan urbanisasi, industri, pengaruh perdagangan, pusat keuangan, pusat pemerintahan dan pusat pertumbuhan ekonomi nasional bahkan internasional (Silitonga, 2010).

Metropolitan Jabodetabek masuk kedalam salah satu kawasan metropolitan terbesar dunia dan juga merupakan kawasan perkotaan terbesar di Indonesia. Kota Jakarta berkembang tidak hanya pada wilayah administrasinya, perkembangan kota Jakarta menyambung dengan wilayah sekitarnya seperti Bekasi, Bogor, dan Tangerang yang membentuk wilayah perkotaan (urbanized area) (Silitonga, 2010).

(2)

3.1.1 Kota Bekasi terhadap DKI Jakarta

Kota Bekasi merupakan kota satelit dari Provinsi DKI Jakarta, kota satelit memiliki fungsi sebagai kota penyangga dari kota utama (Ircham et al., 2014). Selain itu, karena memiliki jarak yang dekat dengan DKI Jakarta, Kota Bekasi dipilih masyarakat untuk bertempat tinggal, Hal tersebut membuat Kota Bekasi terus berkembang hingga menjadi kota industri dan pusat perdagangan dan jasa (Emahlia & Baiquni, 2017).

Kota Bekasi terletak antara 106º48‟28” - 107º27‟29” Bujur Timur dan 6º10‟6” - 6º30‟6” Lintang Selatan. Secara Geografis adalah daerah yang memiliki dataran dengan kemiringan 0-2 % dan memiliki ketinggian antara 11 mdpl – 81 mdpl. Kota Bekasi memiliki luas wilayah sekitar 210,49 km2. Kota Bekasi terbagi menjadi 12 kecamatan, yaitu Kecamatan Pondok Gede, Jatisampurna, Pondok Melati, Jatiasih, Bantar Gebang, Mustika Jaya, Bekasi Timur, Rawalumbu, Bekasi Selatan, Bekasi Barat, Medan Satria, dan Bekasi Utara. Kecamatan yang memiliki luas wilayah terluas adalah Kecamatan Mustika Jaya dengan memiliki luas sekitar 24,73 km2 sedangkan untuk Kecamatan Bekasi Timur adalah kecamatan yang memiliki luas wilayah terkecil yaitu sekitar 12,49 km2. Kota Bekasi memiliki letak yang strategis. Hal ini karena wilayah Kota Bekasi berbatasan langsung dengan Kota Jakarta dan beberapa kota/kabupaten lainnya, berikut batas wilayah Kota Bekasi;

a. Sebelah Utara : Kabupaten Bekasi

b. Sebelah Selatan: Kabupaten Bogor dan Kota Depok c. Sebelah Barat : Provinsi DKI Jakarta

d. Sebelah Timur : Kabupaten Bekasi

Di sebelah barat, Kota Bekasi berbatasan secara langsung dengan DKI Jakarta. Hal ini berdampak pada pertumbuhan Kota Bekasi seiring peningkatan perkembangan jaringan transportasi dengan kota-kota disekitarnya. Perkembangan DKI Jakarta mendorong kota-kota disekitarnya untuk berkembang sehingga menyebabkan tingginya

(3)

pergerakan pada kota-kota disekitarnya, tak terkecuali kota Bekasi.

Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bekasi tahun 2011-2030, bahwa Strategi Penataan ruang wilayah Kota Bekasi diantaranya adalah dengan kebijakan pengembangan sistem transportasi yang terintegrasi dengan sistem transportasi Jabodetabek dengan pengembangan jaringan transportasi umum masal yang terintegrasi dengan sistem jaringan transportasi masal Jabodetabek. Kota Bekasi merupakan kota satelit dari Provinsi DKI Jakarta, kota satelit memiliki fungsi sebagai kota penyangga dari kota utama sehingga mayoritas dari penduduk kota satelit merupakan komuter (Ircham et al., 2014). Selain itu, karena memiliki jarak yang dekat dengan DKI Jakarta, Kota Bekasi dipilih masyarakat untuk bertempat tinggal, Hal tersebut membuat Kota Bekasi terus berkembang hingga menjadi kota industri dan pusat perdagangan dan jasa (Emahlia & Baiquni, 2017). DKI Jakarta dan Kota Bekasi dihubungkan dengan sistem transportasi yang cukup lengkap.

(4)

Sumber : Hasil Analisis, 2021

GAMBAR 3.1

PETA SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI DKI JAKARTA DAN KOTA BEKASI

(5)

Sumber : Hasil Analisis, 2021

GAMBAR 3.2

PETA ADMINISTRASI KOTA BEKASI

(6)

Sumber : Hasil Analisis, 2021

GAMBAR 3. 3

PETA INTEGRASI TRANSPORTASI KOTA BEKASI

(7)

3.2 Sosial Ekonomi Kota Bekasi

Jumlah penduduk Kota Bekasi tumbuh pesat setiap tahunnya, tercatat dari tahun 2015-2018 jumlah penduduk Kota Bekasi mengalami kenaikan sebesar 2.1%. Berikut jumlah penduduk dari tahun 2015-2015.

TABEL III.1

JUMLAH PENDUDUK KOTA BEKASI

Tahun Jumlah Penduduk

2015 2,384,413

2016 2,402,465

2017 2,409,083

2018 2,436,577

2019 2,448,830

Sumber: BPS Kota Bekasi, 2020

Pada tahun 2019 jumlah penduduk Kota Bekasi sebesar 2,448,830 jiwa.

Jumlah angkatan kerja penduduk Kota Bekasi tahun 2019 sebesar 1,567,248 jiwa, terbagi dalam dua kategori yaitu 1,383,287 jiwa berstatus bekerja dan sisanya merupakan angkatan kerja yang mencari kerja sejumlah 124,114 jiwa.

TABEL III.2

JUMLAH PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KEATAS MENURUT JENIS KELAMIN

Kegiatan Jumlah Penduduk (jiwa) Presentase (%)

Angkatan Kerja 1,567,248 66.6

a. Bekerja 1,383,287 88.26

b. Mencari Kerja 124,114 7.92

Bukan Angkatan Kerja 787,120 33.43

a. Sekolah 230,868 29.33

b. Mengurus Rumah 478,223 60.76

(8)

Kegiatan Jumlah Penduduk (jiwa) Presentase (%) tangga

c. Lainnya 78,029 9.91

Sumber: BPS Kota Bekasi, 2020

Dari penduduk Kota Bekasi tahun 2019 didapatkan bahwa sebesar 66.6%

penduduk merupakan angkatan kerja dan 88.26 diantaranya merupakan angkatan kerja yang bekerja, sehingga mengindikasikan adanya kebutuhan masyarakat Kota Bekasi yang besar terhadap pergerakan. Untuk mengatasi masalah transportasi perkotaan dan mengurangi pencemaran udara akibat penggunaan kendaraan bermotor, sarana angkutan umum massal (SAUM) BRT merupakan salah satu solusi yang ditawarkan oleh Pemerintah Kota Bekasi.

3.3 Transportasi Publik Kota Bekasi

Dalam upaya membatasi penggunaan kendaraan bermotor, Pemerintah kota Bekasi menyusun Rencana Tata Ruang dan Wilayah kota Bekasi Tahun 2010-2030 dengan sebuah strategi kebijakan pengembangan sistem transportasi berbasis angkutan massal. Sistem transportasi berbasis angkutan massal diwujudkan dalam Kereta Rel Listrik Commuter Line, Bus Rapid Transit, dan pembangunan LRT (Light Rail Transit) Jabodebek. Selain itu, pada tahun 2019 juga berkembang angkutan umum non konvensional angkutan Online di Kota Bekasi. Hingga saat ini Taxi online terus berkembang dan digunakan masyarakat Kota Bekasi untuk membantu pergerakan, sama seperti angkutan umum konvensional lainnya.

3.3.1 BRT Trans Patriot Kota Bekasi

BRT Trans Patriot merupakan nama bus rapid transit (BRT) yang dikelola oleh perusahaan daerah milik Pemerintah Kota Bekasi, yaitu Perusahaan Daerah Mitra Patriot. Berdasarkan informasi dari KASI Angkutan Dalam Trayek, Dinas Pehubungan Kota Bekasi dan dalam dokumen TATRALOK Kota Bekasi tahun 2013, BRT Trans Patriot

(9)

direncanakan untuk memiliki 4 koridor yang mampu menghubungkan Kota Bekasi bagian timur dan ke arah bagian selatan yaitu ke Pondok Gede dan Bantargebang. Berikut adalah kedudukan BRT Trans Patriot dalam dokumen rencana.

TABEL III. 3

KEDUDUKAN BRT TRANS PATRIOT DALAM DOKUMEN RENCANA

Sumber: Hasil Analisis Peneliti, 2021

Saat ini BRT Trans Patriot memiliki 3 koridor, BRT Trans Patriot pertama kali beroperasi pada November tahun 2018, dimulai dari koridor 1 dengan rute Terminal Bekasi – Terminal Harapan indah. Pada Agustus tahun 2019, dikembangkannya dua koridor baru yaitu koridor 2, dengan rute Pasar Alam Vida – Summarecon dan koridor 3 dengan rute Wisma Asri – Sumber Arta. Berikut gambar dari peta rencana BRT Trans Patriot.

Tataran Transportasi Lokal Kota Bekasi Tahun 2013

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bekasi Tahun 2011 - 2030

Peraturan Walikota Kota Bekasi tentang Angkutan Penumpang

Visi transportasi Kota Bekasi

“Menciptakan sistem transportasi Kota Bekasi yang aman, handal, berkelanjutan, dengan pelayanan transportasi yang berkualitas dan terjangkau serta berwawasan lingkungan”

Strategi Penataan Ruang Wilayah Kota Bekasi:

Kebijakan pengembangan sistem transportasi yang terintegrasi dengan sistem transportasi Jabodetabek:

menyediakan angkutan umum masal berbasis jalan raya sesuai rencana berdasarkan kewenangan pemerintah

a. Kendaraan Bermotor Umum adalah setiap Kendaraan yang digunakan untuk angkutan barang dan/atau orang dengan dipungut bayaran.

b. Pemerintah Daerah Kota dapat menyediakan angkutan massal berbasis jalan untuk memenuhi kebutuhan angkutan penumpang dengan kendaraan bermotor umum.

Misi Transportasi Kota Bekasi:

Pengembangan Angkutan umum Massal, dengan program Pengoperasion koridor Sistem Angkutan Umum Massal Trans Patriot dengan 4 koridor

Pengembangan integrase antar moda berasis TOD.

Rencana pengembangan sistem angkutan umum, pengembangan sistem angkutan umum massal Jalur Barat - Timur dan Jalur Utara - Selatan.

Pengembangan angkutan umum massal diarahkan untuk :

Meningkatkan aksesibilitas dan keterpaduan pelayanan angkutan

umum di wilayah daerah dan sekitarnya

(10)

Sumber: Dinas Perhubungan, 2013

GAMBAR 3. 4

PETA RENCANA RUTE KORIDOR BRT TRANS PATRIOT

(11)

Menurut Kepala Divisi Trans Patriot, bahwa dalam penyelenggaraan BRT Trans Patriot terdapat dua operator bus yaitu, Perum Damri untuk koridor 1 dan PT. Priatman Sarana Abadi untuk koridor 2 dan koridor 3.

Berikut tabel key facts yang berisi informasi BRT Trans Patriot secara rinci.

TABEL III.4

KEY FACTS BRT TRANS PATRIOT

Sumber: Perusahaan Daerah Mitra Patriot, 2020

Tahun mulai operasi 2019

Regulator Pemerintah Kota Bekasi dan Perusahaan Daerah Mitra Patriot

Operator

a. Perum. Damri (koridor 1) b. PT. Priatman Sarana Abadi (Koridor 2&3)

Jumlah Koridor 3 Panjang Koridor

Koridor 1 28.8 km

Koridor 2 29 km

Koridor 3 38 km

Kapasitas Bus 45 orang

Tarif a. Koridor 1, Rp. 4000 b. Koridor 2 dan 3, Rp. 7.500 Jam Operasi 06.00 - 21.00 (setiap hari)

(12)

Sumber : Perusahaan Daerah Mitra Patriot, 2021

GAMBAR 3.5

PETA KORIDOR BRT TRANS PATRIOT

(13)

Ketiga koridor BRT Trans Patriot menghubungkan simpul – simpul utama, pusat–pusat kegiatan dan pusat permukiman di Kota Bekasi.

Ketiga koridor BRT Trans Patriot beroperasi dimulai pukul 05.30 – 18.30 setiap hari termasuk hari libur nasional. Tarif yang dibebankan kepada penumpang menggunakan tarif flat pada koridor 1 sebesar Rp.

4.000,- sedangkan untuk koridor 2 dan 3 sebesar Rp. 7.500,- jarak jauh maupun dekat. Berdasarkan informasi dari Kepala Divisi Trans Patriot, bahwa perbedaan harga pada tiket tersebut karena adanya bantuan dari pemerintah Kota Bekasi melalui subsidi dari APBD untuk pengelolaan koridor 1, berbeda pada koridor 2 dan 3 yang beroperasi tanpa subsidi . Pembayaran tiket dapat dilakukan dengan uang tunai maupun non tunai yang dilakukan di dalam bus. Dari tiga koridor yang berjalan, hingga saat ini tersisa 2 koridor yang masih aktif yaitu koridor 1 dan koridor 3.

Hal ini disebabkan karena penurunan jumlah penumpang yang signifikan

Sumber : Perusahaan Daerah Mitra Patriot, 2021

GAMBAR 3. 6

JUMLAH PENUMPANG BRT TRANS PATRIOT 2019-2020

0 20000 40000 60000

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Jumlah Penumpang

Jumlah Penumpang Trans Patriot tahun 2019

Koridor 1 Koridor 2 Koridor 3

0 20000 40000 60000

Jan Feb Mar

Jumlah penumpang

Jumlah Penumpang Trans Patriot Tahun 2020

Koridor 1 Koridor 2 Koridor 3

(14)

Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa pada koridor 1 pada awal beroperasi tahun 2019 menunjukkan peningkatan jumlah penumpang, hal tersebut juga dapat dilihat pada koridor 3. Namun pada koridor 2 menunjukkan sebaliknya, bahwa jumlah penumpang semakin menurun.

Di tahun 2019 adanya kenaikan jumlah penumpang yang signifikan pada koridor 1 dan koridor 3, pada koridor 1 tercapai rata-rata total penjualan tiket sebesar 92% dari target bulanan. Pada koridor 3, di tahun 2019 tercapainya rata-rata penjualan tiket sebesar 44% dari target bulanan.

Pada koridor 2, jumlah penumpang hanya sebesar 19.6% dari target perbulan. Hingga pada tahun 2020 belum adanya kenaikan jumlah penumpang yang signifikan, dari grafik dapat dilihat bahwa jumlah penumpang menurun.

Jumlah penumpang yang belum mencapai target setiap tahunnya menyebabkan menurunnya performa BRT Trans Patriot, hingga akhirnya salah satu koridor harus di non aktifkan yaitu koridor 2. Selain itu juga karena rendahnya jumlah penumpang, BRT Trans Patriot menguragi armada pada koridor 3 (wawancara, Maret 2021). Kepala Divisi Trans Patriot mengatakan bahwa, armada pada Koridor 1 tidak dikurangi dan terus berjalan hingga saat ini meskipun mengalami jumlah penurunan penumpang, hal ini karena dari ketiga koridor yang ada hanya koridor 1 yang layanan operasionalnya dibantu oleh Pemerintah Kota Bekasi melalui subsidi dari APBD. Berikut jumlah armada perkoridornya yang masih beroperasi hingga tahun 2021.

TABEL III.5

JUMLAH ARMADA BRT TRANS PATRIOT TAHUN 2019 – 2021

Koridor

Jumlah Armada Tahun

2019

Tahun 2021

Koridor 1 9 9

(15)

Koridor

Jumlah Armada Tahun

2019

Tahun 2021

Koridor 2 4 0

Koridor 3 12 3

Sumber : Perusahaan Daerah Mitra Patriot, 2021

3.3.2 Kereta Rel Listrik Commuter Line

Selain BRT Trans Patriot sebagai bus rapid trasit, Kota Bekasi juga memiliki moda transportasi umum lainnya untuk dapat menghubungkan Kota Bekasi dengan kota-kota penyangga lainnya khususnya menuju DKI Jakarta yaitu dengan yaitu KRL Commuter Line atau biasa dikenal dengan kereta rel listrik (KRL). Di Kota Bekasi, Stasiun Bekasi merupakan stasiun titik pertama dengan rute menuju pusat DKI Jakarta.

Dalam hal ini, BRT Trans Patriot (koridor 1) terhubung dengan Stasiun Bekasi untuk memudahkan pergerakan masyarakat Kota Bekasi menuju Stasiun Bekasi. Berikut peta rute dari stasiun Bekasi menuju kota-kota lainnya dalam lingkup Jabodetabek.

(16)

Sumber :PT. KAI, 2021

GAMBAR 3. 7

PETA RUTE KRL COMMUTER LINE

3.3.3 Light Rapid Transit atau Lintas Raya Terpadu (LRT)

Diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian menyebutkan bahwa LRT adalah angkutan massal dengan kereta api ringan berkecepatan normal 60-120 km/jam. LRT pertama kali beroperasi secara komersil di DKI Jakarta pada 1 Desember 2019. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2017 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi.

Berikut rute dari rencana pembangunan LRT Jabodebek.

(17)

Sumber :LRT Jabodetabek, 2020

GAMBAR 3. 8

PETA RUTE LRT JABODETABEK

Dari gambar rute LRT diatas, dapat dilihat bahwa dari stasiun Bekasi Timur terhubung hingga bandara Soekarno-Hatta. Stasiun LRT ini juga terintegrasi dengan moda transportasi publik lainnya, yaitu Bus Rapid Transit (BRT) yang dapat dilihat pada gambar tersebut.

3.3.4 Transportasi Online

Transportasi online muncul di tengah kondisi sistem transportasi di Indonesia yang belum tertata dengan baik serta dianggap sebagai contoh pengembangan transportasi berbasis teknologi (Aziah & Adawia, 2018).

Perkembangan transportasi online di Indonesia diawali dengan kehadiran perusahaan PT. Go-Jek Indonesia pada tahun 2011 dan kemudian masuknya PT. Grab Indonesia pada tahun 2015. Dilansir dari CNBC

(18)

Indonesia, bahwa hingga tahun 2020 setidaknya ada 21.7 juta orang di Indonesia menggunakan layanan transportasi online.

Sumber : Hasil Analisis, 2020

GAMBAR 3. 9

MODA ANGKUTAN YANG DIPILIH OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI

Berdasarkan data dari kuesioner yang telah dibagikan, 80 dari 100 responden warga Kota Bekasi memilih untuk menggunakan transportasi online dibanding BRT Trans Patriot. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat lebih memilih menggunakan transportasi online dibandingkan BRT Trans Patriot.

80 20

Angkutan Online (Gojek/Grab) Trans Patriot

Gambar

TABEL III.2
TABEL III. 3
TABEL III.4
TABEL III.5

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk variasi tabel yang terdapat pada kotak dialog table auto format dapat kita ubah sesuai keinginan dengan memilih …. Di samping terdapat dalam kotak dialog table

In understanding the role of highways in the growth of the region it was necessary to study the county-level relationship between the number of lane miles and several measures of

Bapak Aziek dan Ibu Regina telah memilih Danny sebagai calon suksesor. karena menurut Bapak Aziek dan Ibu Regina, Danny bertanggung

Hubungan paritas dengan kejadian ruptur perineum pada ibu bersalin spontan di Puskesmas Tegalrejo Yogyakarta dengan uji statistik Kendall-Tau diperoleh p-value =0,001< 0,05

Penelitian ini bertujuan untuk mempermudah wisatawan memperoleh informasi tentang lokasi area wahana landmark yang ada di Taman Buah Mekarsari dengan memanfaatkan

03 tentang standar pelaporan pemeriksaan atas laporan keuangan dinyatakan bahwa laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan harus mengungkapkan bahwa pemeriksa

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II-2010. Alasan Penggunaan Produk

penurunan suhu akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah reaksi eksoterm atau siswa dapat menjelaskan bahwa pada saat reaksi kesetimbangan tersebut didinginkan,