PERAN PEMUDA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( Studi Karang Taruna Panca Bakti Desa Kemingking Dalam Kecamatan
Taman Rajo Kabupaten Muaro Jambi)
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S. )
Dalam Ilmu Pemerintahan Pada Fakultas Syariah
Oleh:
NAJIB ALI SIP.
DOSEN PEMBIMBING:
Drs.H. Amhar Rasyid, Lsc.,MA Juharmen, S.HI.,M.SI
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
MOTTO
) دمحا هاور ( اَهَت اَيَح اَهِماَدْقَا ِيفَو ِةَّم ُلاْا َرْمَا ن اَّبُشل ا ِدَي ِيف َّنِا
“ Sesungguhnya ditangan pemudalah letaknya suatu ummat, dan dikaki merekalah terdapat kehidupan ummat”
( H.R. Ahmad ).
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang Peran Pemuda Dalam Pemberdayaan Masyarakat dalam upaya meningkatkan kualitas pemuda Karang Taruna Panca Bakti yang baik dan agamis, studi kasusnya berlokasi di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Taman Rajo Kabupaten Muaro Jambi. Sebagian tujuan dari skripsi ini adalah ingin mengetahui bagaimana gambaran tugas pokok dan fungsi dari Karang Taruna Desa Kemingking Dalam, selain itu skripsi ini juga bertujuan untuk mengetahui apa saja kendala-kendala yang dihadapi pemuda Karang Taruna Desa Kemingking Dalam dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya di Desa Kemingking Dalam, dan juga bertujuan untuk mengetahui apa saja langkah- langkah pemecahan masalah pemuda Karang Taruna Desa Kemingking Dalam dalam Pemberdayaan Masyarakat. Skripsi ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui, pertama data primer yang diperoleh melalui hasil wawancara dan observasi, kedua ialah data sekunder yang diperoleh berupa dokumentasi, referensi buku-buku, arsip desa, file-file,internet dan lain sebgainya. Hasil dari penelitian ini penulis melihat organisasi Karang Taruna Panca Bakti Desa Kemingking Dalam telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan citra kelembagaan dan melakukan kinerja berdasarkan komposisinya.
Kata Kunci : Organisasi Karang Taruna,Pemuda/Remaja, Agamis.
PERSEMBAHAN
Alhamdulilllah….
Kupanjatkan rasa syukurku kehadirat-MU ya Allah Berkat ridho-MU aku telah berhasil wisuda Kupersembahkan semua ini sebagai tanda cinta
Dan baktiku atas segala curahan kasih sayang
Serta doa yang kuterima dari ibunda (Rogayah) dan ayahanda (Mulyadi) Serta adikku (M.Al-Farji dan Ahlamil Husnah)
Terima kasih….
Ya Allah…..
Diriku berserah semua atas kehendak-MU Diriku ingin berguna dalam hidup
Semoga hidayah dan rahmat-MU selalu menyertaiku Aku berharap masa depanku akan lebih baik Dengan membaca bismillahirrohmaanirrohim
Aku akan meneruskan langkahku menuju masa depan yang lebih cerah Amin……….
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahi rabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat, hidayahnya, yang mana dalam penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Kemudian shalawat dan salam semoga tetap telimpah kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya kejalan yang benar dan dapat dirasakan manifestasinya dalam wujud Imam, Islam dan amal nyata yang shalih likulli zaman wa makan.Skripsi ini diberi judul
”Evaluasi Peran Pemuda dalam Pemberdayaan Masyarakat ( Studi Karang Taruna Desa Kemingking Dalam Kecamatan Taman Rajo Kabupaten Muaro Jambi )”merupakan suatu kajian terhadap Komunikasi Kepemimpinan yang diperuntukkan untuk komunikasi kepemimpinan terhadap sebagai abdi masyarakat. Dan inilah yang diketengahkan dalam skripsi ini.Berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini, terutama sekali kepada yang terhormat:
. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN STS Jambi.
. Bapak Prof. Dr. Suaidi, MA., Ph. D selaku Wakil Rektor I BidangAkademikdanPengembanganPendidikan, Bapak Dr. H. Hidayat, M.
Pdselaku Wakil Rektor II BidangAdministrasiUmum, PerencanaandanKeuangan, danIbuDr. Hj. Fadillah, M. Pd, selaku Wakil Rektor III BidangKemahasiswaandanKerjasama UIN Sultan ThahaSaifuddin Jambi.
. Bapak Dr. A. A. Miftah, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
. Bapak H. Hermanto Harun, M. HI., Ph. D, selaku Wakil Dekan I, Bidang Akademik, Ibu Dr. RahmiHidayati, S. Ag., M. HI, selaku Wakil Dekan II, Bidang Adminitrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, Ibu Dr. Yuliatin, S. Ag., M. HI, selaku Wakil Dekan III, Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
. Ibu Mustiah.,RH. S.ag.,M.,SY dan Ibu Tri Endah Karya Lestiani, S.ip.,M.IP selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
. Bapak Drs.H. Amhar Rasyid, Lsc.,MA selaku Pembimbing I dan Bapak Juharmen, S.HI.,M.SI selakuPembimbing II Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah UIN STS Jambi yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
. Bapak dan Ibu karyawan/karyawati di lingkungan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
. Sahabat-sahabatku jurusan Ilmu Pemerintahan angkatan .
. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung maupun tidak langsung.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... iv
MOTTO ... v
ABSTRAK ... vi
PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR SINGKATAN ... xiii
DAFTAR TABEL... xiv BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...
B. Rumusan Masalah ...
C. Batasan Masalah...
D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ...
E. Kerangka Teori...
F. Tinjauan Pustaka ...
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ...
B. Jenis dan Sumber Data ...
C. Instrumen Pengumpulan Data ...
D. Teknik Analisis Data ...
E. Sistematika Penulisan...
F. Jadwal Penelitian ...
BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
A. Historis dan Geografis Desa Kemingking Dalam ...
B. Visi dan Misi Desa Kemingking Dalam ...
C. Keadaan Penduduk dan Mata Pencarian Desa
Kemingking Dalam ...
D. Keadaan Agama dan Pendidikan Desa Kemingking
Dalam ...
E. Keadaan Sosial Kemasyarakatan Desa Kemingking
Dalam ...
F. Struktur Organisasi Desa Kemingking Dalam ...
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Tugas Pokok dan Fungsi dari Karang Taruna
Desa Kemingking Dalam ...
B. Kendala-kendala yang Dihadapi Pemuda Karang Taruna Desa Kemingking Dalam dalam Melaksanakan Tugas
Dan Fungsinya di Desa Kemingking Dalam ...
C. Langkah-langkah Pemecahan Masalah Pemuda Karang Taruna Desa Kemingking Dalam dalam
Pemberdayaan Masyarakat ...
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……….…….
B. Saran-Saran...…...………...…….
DAFTAR PUSTAKA ………..
LAMPIRAN-LAMPIRAN CURRICULUM VITAE
DAFTAR SINGKATAN
ADRT : Anggaran Dalam Rumah Tangga KAPOLDA : Kepala Polisi Daerah
PERMENDAGRI : Peraturan Menteri Dalam Negri SEKDES : Sekretaris Desa
SWT : Subhanahu Wata’ala
SAW : Shallallahu Alaihi Wasallam STS : Sulthan Thaha Saifuddin SDM : Sumber Daya Manusia UIN : Universitas Islam Negeri
UU : Undang-Undang
DAFTAR TABEL
Tabel . : Keadaan Penduduk Desa Kemingking Dalam Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin………..………
Tabel . : Keadaan Mata Pencarian Penduduk Desa Kemingking Dalam...
Tabel . : Keadaan Penduduk Menurut Agama………...
Tabel . : Keadaan Sarana Peribadatan………
Tabel . : Keadaan Sarana Pendidikan……….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berbicara masalah tentang pemuda penulis teringat akan perkataan Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno, dalam Artikel Wiwin Siswantini Dan Soekiyono ia pernah mengatakan:
Beri aku . orang tua, niscaya akan kucabut Gunung Semeru dari akarnya lalu beri aku pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.
Dari ungkapan ini dapat diartikan bahwa, pemuda atau generasi muda mempunyai potensi daya kekuatan yang luar biasa dibandingkan dengan generasi tua. Generasi muda adalah mereka, para penduduk Indonesia usia produktif yang aktif dan tentunya energik. Para pemuda-pemudi harapan Bangsa yang akan menjadi pemimpin dan pemegang kendali kemana arah tujuan Bangsa Indonesia kedepannya, agar seluruh rakyat Indonesia semakin sejahtera dan jauh dari kemiskinan, agar Indonesia bisa terus berkembang dan dipandang sebagai sebuah Negara maju yang diakui dimata Indonesia.1
Melalui pernyataan tersebut, terlihat jelas bahwa peran pemuda sangatlah diperlukan sebagai sarana mempertahankan kedaulatan Bangsa dan Negara.
Tentunya kekuatan pemuda haruslah disertai dengan pembinaan-pembinaan
1Wiwin Siswantini Dan Soekiyono, “Mewujudkan Kepemimpinan Gemerasi Muda Deangan Kewirausahaan”, Artikel, hlm. .
secara serius dan mendalam agar tercapainya kemajuan dan kesuksesan sebuah bangsa.
Untuk membina pemuda bisa dilakukan dengan berbagai cara dan sarana, salah satunya melalui Oeganisasi Karang Taruna. Dalam penelitian ini penulis akan melihat peran Karang Taruna atau Organisasi kemasyarakatan terhadap pemuda yang tentunya memerlukan bimbingan ekstra agar pemuda penerus Bangsa mampu menjadi pemuda agamis, intelektual dan menjadi pelopor kemajuan bangsa.
Sesuai Pedoman Dasar Karang Taruna, pengertian Karang Taruna adalah Organisasi Sosial wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh, dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat dan terutama bergerak dibidang usaha kesejahteraan sosial.
Pembinaan Karang Taruna di atur dalam Permensos /HUK/ tentang Pedoman Dasar Karang Taruna yang bertujuan :
a. Terwujudnya pertumbuhan dan perkembangan kesadaran dan tanggung jawab sosial setiap generasi muda warga Karang Taruna dalam mencegah, menangkal, menanggulangi dan mengantisipasi berbagai masalah sosial.
b. Terbentuknya jiwa dan semangat kejuangan generasi muda warga Karang Taruna yang Tampil dan berkepribadian serta berpengetahuan.
c. Tumbuhnya potensi dan kemampuan generasi muda dalam rangka mengembangkan keberdayaan warga Karang Taruna.
d. Termotivasinya setiap generasi muda warga Karang Taruna untuk mampu menjalin toleransi dan menjadi perekat persatuan dalam keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
e. Terjalinnya kerja sama antara generasi muda warga Karang Taruna dalam rangka mewujudkan taraf kesejahteraan sosial bagi masyarakat.
f. Terwujudnya Kesejahteraan Sosial yang semakin meningkat bagi generasi muda di desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat yang memungkinkan pelaksanaan fungsi sosialnya sebagai manusia pembangun yang mampu mengatasi masalah kesejahteraan sosial di lingkungannya.
g. Terwujudnya pembangunan kesejahteraan sosial generasi muda di desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat yang dilaksanakan secara komprehensip, terpadu dan terarah serta berkesinambungan oleh Karang Taruna bersama pemerintah dan komponen masyarakat lainnya.2
Sementara berdasarkan Pasal Permendagri , ada tambahan fungsi Karang Taruna, yaitu:
a. Pengembangan kreatifitas remaja, pencegahan kenakalan, penyalahgunaan obat terlarang (Narkoba) bagi remaja; dan
b. Penanggulangan masalah-masalah sosial, baik secara preventif, rehabilitative dalam rangka pencegahan kenakalan remaja, penyalahgunaan obat terlarang (Narkoba) bagi remaja.3
2Permensos /HUK/ , Pedoman Dasar Karang Taruna
3Permendagri No. Tahun Tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan
Karang Taruna Panca Bakti desa Kemingking Dalam didirikan pada tanggal Juni ditetapkan di aula kantor Desa Kemingking Dalam RT.
Dusun Lubuk Dalam Kecamatan Taman Rajo Kabupaten Muaro Jambi.4 Jumlah pemuda desa Kemingking Dalam berdasarkan tingkat usia laki-laki - tahun berjumlah untuk perempuan berjumlah sedangkan laki-laki yang berusia - tahun berjumlah sedangkan perempuan berjumlah , jadi secara keseluruhan jumlah pemuda-pemudi Desa Kemingking Dalam berjumlah pemuda. Sedangkan pemuda yang terlantik dalam Organisasi Karang Taruna Panca Bakti berkisaran pemuda tetapi pemuda yang aktif mengikuti kegiatan organisasi Karang Taruna Panca Bakti berkisaran baik itu mereka aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan serta kegiatan keagamaan.
Sebelum Karang Taruna desa Kemingking Dalam didirikan, sebelumnya sudah terbentuk sebagai organisasi yang bergerak dibidang kepemudaan. Tetapi setelah adanya pemekaran desa, organisasi kepemudaan tersebut tidak aktif kembali, dikarenakan kepemudaan yang berdiri sebelum Karang Taruna tersebut oleh masyarakat hanya dipandang sebelah mata, hal ini dikarenakan minimnya program yang dilakukan dan hal tersebut sering dianggap oleh sebagian pemuda sebagai kegiatan yang monoton dan terkesan membosankan. Tetapi setelah terlantiknya organisasi Karang Taruna Panca Bakti desa Kemingking Dalam sebagian pemuda sudah ingin bergabung pada organisasi tersebut.5 Tujuan didirikannya Organisasi Karang Taruna desa Kemingking Dalam adalah sebagai
4Data ADRT Organisasi Karang Taruna Panca Bakti Desa Kemingking Dalam Kecamatan Taman Rajo Kabupaten Muaro Jambi
5Wawancara Dengan Haris ,SE Selaku KetuaKarang Taruna Panca Bakti Desa Kemingking Dalam Kecamatan Taman Rajo Kabupaten Muaro Jambi, .
adalah transformasi dari kepemudaan sebelumnya, berdirinya organisasi Karang Taruna ini nampaknya telah memberi perubahan secara perlahan, perubahan tersebut berdampak pada meningkatnya minat para pemuda bergabung fan ikut serta berperan aktif dalam bidang keagamaan, sosial kemasyarakatan dan kegiatan positif lainnya, hal ini dikarenakan Karang Taruna bukanlah semata-mata organisasi yang bergerak dibidang agama dan kemasyarakatan.
Tampaknya, perjuangan dan usaha yang dilakukan Karang Taruna belum seutuhnya dapat tercapai, hal ini disebabkan proses yang dilakukan oleh Karang Taruna sesungguhnya masih sangat panjang diantaranya adalah untuk memperbaiki moral para pemuda, pemahaman tentang keagamaan, sosial dan lain sebagainya, semakin banyak jumlah tantangan yang telah dihadapi maka semakin banyak pula permasalahan yang timbul.
Permasalahan yang tengah terjadi merupakan sebuah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh organisasi Karang Taruna. Diantara permasalah tersebut, berdasarkan dari sumber berita dan wawancara dengan sekretaris desa dikatakan bahwasannya:
Peristiwa yang terjadi pada taggal juni pemuda warga desa Kemingking Dalam Kecamatan Taman Rajo Kabupaten Muaro Jambi dibekuk polisi karena kedapatan memakai sabu (Narkoba) dan juga sekaligus menjadi kurir sabu yang hasil pengledahan, pelaku berinisial M membawa sabu seberat , Kg, dan satu plastic berisikan butir ekstasi, kata Kapolda Jambi, Brigjen Pol Priyo Widyanto, selasa ( ).6
6http://fakta.co/ jadi-kurir-sabu-warga-desa-kemingking-dalam-muaro-jambi- dibekuk-polisi, di Akses Januari
Dari sebagian pemuda ataupun remaja yang berumur antara - tahun masih banyak melakukan tindakan yang kurang pantas dilakukan, diantaranya bentuk kenakalan pemuda di Desa Kemingking Dalam bahwasannya sebagai besar dilakukan oleh para pemuda seperti sabu-sabu, menghisap koset api, hamil diluar nikah, nongkrong hingga larut malam, ugal-ugalan dalam berkendaraan sehingga dapat membahayakan dirinya bahkan membahayakan orang lain, kurang sopan dalam bertingkah laku baik kepada orang tua sendiri maupun orang lain, kurangnya bersosialisasi kepada masyarakat, teknlogi seperti HP, internet dari pengaruh kecanggihan teknologi memiliki pengaruh yang kuat terhadap terwujudnya suatu nilai. Kenakalan seperti hamil diluar nikah, sabu-sabu hal tersebut seringya terjadi satu tahun sekali, tetapi jika hal tersebut dibiarkan begitu saja maka semakin lama kenakalan tersebut makin meraja lela.7
Pernyataan tersebut diatas menunjukkan tingkat kekhawatiran yang amat tinggi terhadap pola kehidupan pemuda sekarang, hal ini sangat bertentangan dengan hukum dan ajaran agama.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Sekretaris Desa Kemingking Dalam ia mengatakan:
Kami lihat sejauh ini bahwasannya penyebab kenakalan remaja atau pemuda disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya ialah lingkungan pergaulan yang amat bebas, faktor media sosial, lingkungan masyarakat dan kurangnya dasar-dasar keimanan dan etika didalam diri remaja atau pemuda. Jika dilihat secara kasap mata faktor tersebut tampak sepele, tetapi jika dibiarkan maka dapat berkembang dengan mudahnya.8
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat saya lihat bahwasannya penyebab kenakalan remaja atau pemuda disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya ialah:
7Wawancara Dengan Sekdes Desa Kemingking Dalam Kecamatan Taman Rajo Kabupaten Muaro Jambi Januari
8Wawancara Dengan Sekdes Desa Kemingking Dalam Kecamatan Taman Rajo Kabupaten Muaro Jambi, Januari
a. Lingkungan Pergaulan
Lingkungan sekitar tempat tinggal pemuda bisa sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian pemuda. Disitulah pemuda memperoleh pengalaman bergaul dengan teman-teman diluar rumah dan tempat lain. Kelakuan pemuda harus disesuaikan dengan norma-norma yang ada dilingkungan itu. Lingkungan sekitar rumah memberikan pengaruh sosial pertama pada pemuda, diluar keluarga disitulah dapat pengalaman untuk mengenal lingkungan sosial baru yang berlainan dengan yang dikenal di rumah.
Dalam kondisi tersebut pemuda dapat mempelajari hal-hal yang baik akan tetapi mereka dapat juga mempelajari kelakuan yang negatif, tergantung pada sifat kelompok pemuda-pemuda dapat dengan mudahnya mempelajari kata-kata kotor dan kenakalan dari teman-temannya. Daerah pemuda-pemuda nakal akan menghasilkan pemuda yang nakal pula. Jadi dimana pemuda bergaul dan bermain tercermin pada kelakuan pemuda tersebut orang tua dan para pendidik untuk mengusahakan lingkungan sehat diluar rumah, untuk itu perlu adanya kerjasama dan bantuan dari seluruh masyarakat.
b. Faktor Media Sosial
Pada masa sekarang perkembangan media sosial yang sangat pesat sehingga secara tidak langsung dapat mempengaruhi budaya dan kebiasaan masyarakat.
c. Lingkungan Masyarakat
. Kurangnya ajaran-ajaran agama secara konsikuen
Masyarakat dapat pula menjadi penyebab berjangkitnya kenakalan pemuda, terutama sekali dilingkungan masyarakat yang kurang melaksanakan ajaran-ajaran agama yang dianutnya. Di dalam ajaran-ajaran agama banyak sekali hal-hal yang dapat membantu pembinaan anak pda umumnya, anak, pemuda dan remaja khususnya. Pada kenyataannya sebagian anggota masyarakat telah melupakan sama sekali ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari, karena mereka sangat terpukau oleh kehidupan materi yang fana ini.
. Masyarakat yang kurang memperoleh pendidikan
Minimnya pendidikan bagi anggita masyarakat, bukanlah hal yang perlu dipertanyakan lagi, dengan minimnya tingkat pendidikan di masyarakat maka dapat mempengaruhi para pemuda yang kelak akan menjadi penerus bangsa kita ini.
. Kurangnya pengawasan terhadap pemuda
Pengawasan hendaknya dimulai sejak kecil sebab jika mereka masih kecil mereka masih memerlukan bimbingan yang baik dan terarah karena anak-anak belum memiliki kemampuan untuk diri sendiri menuju fase selanjutnya.
. Pengaruh norma-norma baru dari luar
Kebanyakan masyarakat beranggapan bahwa setiap norma yang baru datang dari luar, misalnya norma yang datang dari barat, baik melalui film dan televise, pergaulan sosial, model dan lain-lain. Para remaja dan pemuda dengan mudahnya meningat dengan apa yang dilihat dari film-film barat contohnya pergaulan bebas.9
9Sofyan S Willis, M.PD, Remaja Dan Masalahnya, (Alfabeta: Bandung), hlm. .
d. Kurangnya dasar-dasar keimanan didalam diri pemuda
Agama merupakan benteng diri pemuda dalam menghadapi berbagai cobaan yang datang padanya sekarang dan dimasa yang akan datang. Dengan berkurangnya dasar-dasar keimanan didalam diri remaja atau pemuda maka akan mudah terpengarunya diri pemuda akan pergaulan yang tidak pantas untuk dilakukan.
Berdasarkan perkataan Syekh Mustofa Al-Ghalayani seorang pujangga mesir:
َو ِةَّم ُلاْاَرْمَا ناَّبُشلاِديَ ِيف َّنِا )دمحا هاور( َاحَت َايَح َاهِماَدْقَا ِيف
“Sesungguhnya ditangan pemudalah letaknya suatu ummat, dan dikaki merekalah terdapat kehidupan ummat”.(H.R. Ahmad)
.
10Berdasarkan penafsiran ayat beserta perkataan Syekh Mustofa Al- Ghalayani seorang pujangga mesir, mengingat betapa pentingnya remaja dan pemuda sebagai generasi penerus bangsa, maka sangatlah penting bagi pemuda desa Kemingking Dalam ikut serta dan berperan aktif dalam organisasi kemasyarakatan seperti Karang Taruna Panca Bakti di desa Kemingking Dalam ialah Organisasi sosial wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat. Karang Taruna merupakan salah satu alternative pembinaan pemuda yang terbaik. Melalui organisasi ini mereka memperoleh lingkungan yang sejahtera serta dapat mengembangkan kreativitas.
10Ahmad Mubarok, “Peran Aktifitas Pemuda Dalam Pengembangan Pendidikan Agama Islam Non-Formal, Skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri SALATIGA, ( ), hlm. .
Karang Taruna Panca Bakti mempunyai peran dengan membentuk pemuda dan remaja menjadi kader dan menjadi seorang yang berjiwa pemimpin yang adil, patuh dan taat kepada Allah SWT semata, serta kepada Bangsa dan Negara.
Karang Taruna Panca Bakti membina para anggotanya agar beriman, berilmu serta mengetahui bagaimana jiwa sebagai pemimpin penerus bangsa dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT dan Negaranya.
Pembinaan dilakukan dengan menyusun aneka program yang selanjutnya ditindak lanjuti dengan aktivitas. Pemuda Karang Taruna yang telah mapan biasanya mampu bekerja secara terstruktur dan terencana. Mereka menyusun program kerja periodik dan melakukan berbagai aktivitas yang berorientasi pada masyarakat, keislaman, kepemudan, sosial, keterampilan dan keilmuan.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Peran Pemuda Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Karang Taruna Panca Bakti Desa Kemingking Dalam Kecamatan Taman Rajo Kabupaten Muaro Jambi)”.
B. Rumusan Masalah
Adapun pokok permasalahan yang akan diangkat sebagai kajian utama dalam peneltian ini adalah:
. Bagaimana Gambaran Tugas Pokok dan Fungsi dari Karang Taruna Desa Kemingking Dalam?
. Bagaimana Kendala-Kendala yang dihadapi Pemuda Karang Taruna Desa Kemingking Dalam dalam Melaksanakan Tugas dan Fungsinya di Desa Kemingking Dalam?
. Bagaimana Langkah-Langkah Pemecahan Masalah Pemuda Karang Taruna Desa Kemingking Dalam dalam Pemberdayaan Masyarakat?
C. Batasan Masalah
Agar pembahasan ini tepat pada sasaran dan tidak terlalu meluas serta tidak menyalahi sistematika penulisan karya ilmiah sehingga membawa hasil yang diharapkan, maka dalam penelitian ini penulis akan membatasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah tentang “Peran Pemuda Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Karang Taruna Panca Bakti Desa Kemingking Dalam Kecamatan Taman Rajo Kabupaten Muaro Jambi)”, Dari tahun - .
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian . Tujuan Penelitian
Tujuan pokok tiap penelitian adalah mencari suatu jawaban atas pertanyaan terhadap suatu masalah yang diajukan. Adapun tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana gambaran Tugas Pokok dan Fungsi dari Karang Taruna Desa Kemingking Dalam.
b. Untuk mengetahui bagaimana kendala-kendala yang dihadapi pemuda Karang Taruna Desa Kemingking Dalam dalam melaksanakan Tugas dan Fungsinya di Desa Kemingking Dalam.
c. Untuk mengetahui langkah-langkah pemecahan masalah pemuda Karang Taruna Desa Kemingking Dalam dalam Pemberdayaan Masyarakat.
. Kegunaan Penelitian
Adapun yang menjadi kegunaan dari penelitian ini adalah:
a. Secara akademisi dapat menambah wawasan bagi penulis khususnya dan kepada pembaca pada umumnya, dalam hal ini berkenaan dengan evaluasi peran pemuda dala pemberdayaan masyarakat.
b. Bagi penulis, penelitian ini dapat melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu ( S ) pada jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Dan tulisan ini bisa menambah pembendaharan referensi keperpustakaan di fakultas syari’ah dan bagi mahasiswa yang mengkaji permasalahan tentang evaluasi peran pemuda dalam pemberdayaan masyarakat desa.
c. Bagi instansi terkait, diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan terkait topik penelitian penulis.
E. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan uraian ringkas tentang teori yang digunakan dalam menjawab pertanyaan penelitian.11 Agar penelitian ini lebih terarah dan tepat, maka penulis menganggap perlu kerangka teori sebagai landasan berfikir guna mendapatkan konsep yang benar dan tepat dalam penyusunan skripsi ini sebagai berikut:
. Evaluasi
Evaluasi merupakan saduran dari bahasa inggris “evaluation” yang diartikan sebagai penaksiran atau penilaian. Nurkancana ( ) menyatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan berkenaan dengan proses untuk menentukan nilai dari suatu hal. Sementara Raka Joni ( ) menjelaskan bahwa evaluasi adalah proses untuk mempertimbangkan sesuatu barang, hal atau gejala dengan mempertimbangkan beragam faktor yang kemudia disebut Value Judgment.
Maka dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah proses menentukan nilai untuk suatu hal atau objek yang berdasarkan pada acuan- acuan tertentu untuk menentukan tujuan tertentu. Dalam perusahaan, evaluasi dapat diartikan sebagai proses pengukuran akan evektifitas strategi yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut akan digunakan sebagai analisis situasi program berikutnya.
11Sugiyono, Methode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, ), hlm. .
a. Tahapan Sebelum Mengadakan Evaluasi
Terdapat urutan atau proses yang mendasari sebelum melakukan evaluasi, yakni:
. Mengembangkan konsep dan mengadakan penelitian awal. Konsep perlu direncanakan secara matang sebelum diadakan eksekusi pesan dan perlu diadakan uji coba untuk menngecek kesesuaian antara draft yang dibuat dengan eksekusi.
. Dengan uji coba yang dilakukan, pengevaluasi mencoba mencari tanggapan dari khalayak. Tanggapan dari khalayak ini penting untuk mengukur efektifitas pesan yang disampaikan.
b. Proses Evaluasi
Dalam mengadakan sebuah proses evaluasi, terdapat beberapa hal yang aka dibahas yaitu apa yang menjadi bahan evaluasi, bagaimana proses evaluasi, kapan evaluasi diadakan, mengapa perlu diadakan evaluasi, dimana proses evaluasi diadakan, dan pihak yang mengadakan evaluasi. Hal yang perlu dilakukan evaluasi tersebut adalah narasumber yang ada, efektifitas penyebaran pesan, pemilihan media yang tepat dan pengembalian keputusan anggaran dalam mengadakan sejumlah promosi dan periklanan.
Evaluasi tersebut perlu diadakan dengan tujuan untuk menghindari kesalahan perhitungan pembiayaan, memilih strategi terbaik dari berbagai alternative strategis yang ada, meningkatkan efesiensi iklan yang secara general, dan melihat apakah tujuan sudah tercapai. Disisi lain, perusahaan kadang-kadang enggan untuk mengadakan evaluasi karena biayanya yang mahal, terdapat
masalah dengan penelitian, ketidak setujuan dengan apa yang hendak di evaluasi, merasa telah mencapai tujuan, dan banyak membuang waktu.
Secara garis besar, proses evaluasi terbagi menjadi di awal (pretest) dan diakhrir (posttest). Pretest merupakan sebuah evaluasi yang diadakan untuk menguji konsep dan eksekusi yang direncanakan. Sedangkan posttest merupakan evaluasi yang diadakan untuk melihat tercapainya tujuan dan dijadikan sebagai masukan untuk analisis situasi berikutnya. Evaluasi dapat dilakukan didalam atau diluar ruangan. Evaluasi yang diadakan didalam ruangan pada umumnya menggunakan metode penelitian laboratorium dan sampel akan dijadikan sebagai kelompok percobaan. Kelemahannya, realism dari metode ini kurang dapat diterapkan. Sementara, evaluasi yang diadakan diluar ruangan akan menggunkan metode penelitian lapangan dimana kelompok percobaan tetap dibiarkan menikmati kebebasan dari lingkungan sekitar. Realism dari metode ini lebih dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mencapai evaluasi tersebut dengan baik, diperlukan sejumlah tahapa yang harus dilalui yakni menentukan permasalahan secara jelas, mengembangkan pendekatan permasalahan, memformulasikan desain penelitian, melakukan penelitian lapangan untuk mengumpulkan data, menganalisis data yang diperoleh, dan kemampuan menyampaikan hasil penelitian.12
. Teori Peran
Teori peran (Role Theory) adalah teori yang merupakan perpaduan antara teori, orientasi, maupun disiplin ilmu. Selain dari psikologi, teori peran berawal
12https://id.m.wikipedia.org/wiki/Evaluasi. Di Akses tanggal Februari
dari sosiologi dan antropologi (Sarwono, ). Dalam ketiga ilmu tersebut, istilah “peran” diambil dari dunia teater. Dalam teater, seorang actor harus bermain sebagai seorang tokoh tertentu dan dalam posisinya sebagai tokoh itu ia diharapkan untuk berprilaku secara tertentu. Posisi actor didalam teater (Sandiwara) itu kemudian di analogikan dengan posisi seoseorang dalam masyarakat. Sebagaimana halnya dalam teater, posisi orang dalam masyarakat sama dengan posisi actor dalam teater, yaitu bahwa perilaku yang diharapkan dari padanya tidak berdiri sendiri, melainkan selalu dalam kaitan adanya orang-orang lain yang berhubungan dengan orang atau actor tersebut. Dari sudut pandang inilah disusun teori-teori peran.
Kahn et al. (dalam Ahmad dan Taylor, ) juga mengenalkan teori peran pada literature perilaku organisasi. Mereka menyatakan bahwa sebuah lingkungan organisasi dapat mempengaruhi harapan setiap individu mengenai perilaku peran mereka. Harapan tersebut meliputi norma-norma atau tekanan untuk bertindak dalam cara tertentu. Individu akan menerima pesan tersebut, menginterprestasikannya, dan merespon dalam berbagai cara. Masalah akan muncul ketika pesan yang dikirim tersebut tidak jelas, tidak secara langsung, tidak dapat di interprestasikan secara mudah, dan tidak sesuai dengan daya tangkap dengan si penerima pesan. Akibatnya, pesan tersebut dinilai ambigu atau mengandung unsur konflik. Ketika hal itu terjadi, individu akan merespon pesan tersebut dalam cara yang tidak diharapkan oleh si pengirim pesan.13
13Anis Chariri, S.E, M.Com, Ph.D, Akt, “Pengaruh Konflik Dan Peran Ambiguitas Peran Terhadap Komitmen Independensi Auditor Internal Pemerintah Daerah”, Jurnal Galtiria hutami, hlm. .
. Definisi Pemuda
A. Definisi pemuda
Definisi yang pertama, Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masa datang. Sebagai calon generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya. Secara internasional,WHO menyebut sebagai” young people” dengan batas usia - tahun, sedangkan usia - tahun disebut ”adolescenea” atau remaja. International Youth Year yang diselenggarakan tahun , mendefinisikan penduduk berusia - tahun sebagai kelompok pemuda.
Definisi yang kedua, pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural.
Sedangkan menurut draft RUU Kepemudaan, Pemuda adalah mereka yang berusia antara hingga tahun. Menilik dari sisi usia maka pemuda merupakan masa perkembangan secara biologis dan psikologis. Oleh karenanya pemuda selalu memiliki aspirasi yang berbeda dengan aspirasi masyarakat secara umum.
Dalam makna yang positif aspirasi yang berbeda ini disebut dengan semangat pembaharu.
Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal dengan sebutan generasi muda dan kaum muda. Seringkali terminologi pemuda, generasi muda, atau kaum muda memiliki definisi beragam. Definisi tentang pemuda di atas lebih
pada definisi teknis berdasarkan kategori usia sedangkan definisi lainnya lebih fleksibel. Dimana pemuda/ generasi muda/kaum muda adalah mereka yang memiliki semangat pembaharu dan progresif.
B. Pemuda dan Identitas
Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Pemuda Pola dasar pembinaan dan pembangunan generasi muda ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Keputusan Menteri Pendidkan dan Kebudayaan nomor : /U/ tanggal oktober . Tujuannya agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam poenanganannya benar-benar menggunakannya sebagai pedoman sehingga pelaksanaanya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaiksud.
Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun berlandaskan:
a. Landasan Idiil : Pancasila
b. Landasan Konstitusional : Undang-undang dasar c. Landasan Strategi : Garis-garis Besar Haluan Negara d. Landasan Histories : Sumpah Pemuda dan Proklamasi e. Landasan Normatif : Tata nilai ditengah masyarakat.
Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda ditunjukan pada pembangunan yang memiliki keselarasn dan keutuhan antara ketiga sumbu orientasi hidupnya yakni.
a. Orientasi ke atas kepada Tuhan Yang Masa Esa.
b. Orientasi dalam dirinya sendiri.
c. Orientasi ke luar hidup di lingkungan.
Dalam hal ini, pembinaan dan pengembangan generasi muda menyangkut dua pengertian pokok, yaitu:
a. Generasi muda sebagai subjek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah memiliki bekal dan kemampuan serta landasan untuk mandiri dan ketrlibatannya pun secara fungsional bersama potensi lainnya guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa.
b. Generasi muda sebagai objek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kea rah pertumbuhan potensi dan kemampuan ketingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara fungsional.
Pengertian pokok pembinaan dan pengembangan generasi muda Generasi merupakan generasi penerus perjuangan bangsa dan sumber daya insani bagi pembangunan nasional, diharapkan mampu memikul tugas dan tanggung jawab untuk kelestarian kehidupan bangsa dan negara. Untuk itu generasi muda perlu mendapatkan perhatian khusus dan kesempatan yang seluas- luasnya untuk dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik jasmani, rohani maupun sosialnya.
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, terdapat generasi muda yang menyandang permasalahan sosial seperti kenakalan remaja, penyalahgunaan obat dan narkota, anak jalanan dan sebagainya baik yang disebabkan oleh faktor dari dalam dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Oleh karena itu perlu adanya upaya, program dan kegiatan yang secara terus menerus melibatkan
peran serta semua pihak baik keluarga, lembaga pendidikan, organisasi pemuda, masyarakat dan terutama generasi muda itu sendiri.
Arah kebijakan pembinaan generasi muda dalam pembangunan nasional menggariskan bahwa pembinaan perlu dilakukan dengan mengembangkan suasana kepemudaan yang sehat dan tanggap terhadap pembangunan masa depan, sehingga akan meningkatkan pemuda yang berdaya guna dan berhasil guna.
Dalam hubungan itu perlu dimantapkan fungsi dan peranan wadah-wadah kepemudaan seperti KNPI, Pramuka, Karang Taruna, Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Organisasi Mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi dan organisasi fungsional pemuda lainnya.
Dalam kebijakan tersebut terlihat bahwa KARANG TARUNA secara ekslpisit merupakan wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda yang bertujuan untuk mewujudkan generasi muda aktif dalam pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan bidang kesejahteraan sosial pada khususnya.
Salah satu kegiatan Karang Taruna Kelurahan Purwaharja Kecamatan Purwaharja sedang membuat kerajinan bambu yang diolah menjadi aneka macam alat musik seperti suling, angklung dan sebagainya.14
C. Masalah-Masalah Generasi Muda
Berbagai permasalahan generasi muda yang muncul pada saat ini antara lain:
a. Dirasa menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme di kalangan masyarakat termasuk generasi muda.
14Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor: /U/ Tangal Oktober
b. Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
c. Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun non formal. Tingginya jumlah putus sekolah yang diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan seluruh bangsa.
d. Kurangnya lapangan kerja / kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran /setengah pengangguran di kalangan generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.
e. Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan generasi muda, hal tersebut disebabkan oleh rendahnya daya beli dan kurangnya perhatian tentang gizi dan menu makanan seimbang di kalangan masyarakat yang berpenghasilan rendah.
f. Masih banyaknya perkawinan di bawah umur, terutama di kalangan masyarakat daerah pedesaan.
g. Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga.
h. Meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.
i. Belum adanya peraturan perundangan yang menyangkut generasi muda.
Dan ada juga masalah lain yaitu:
a. Kebutuhan Akan Figur Teladan
Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai-nilai luhur yang berlangsung dari keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar nasihat-nasihat bagus yang tinggal hanya kata-kata indah.
b. Sikap Apatis
Sikap apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang bersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di dalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.
c. Kecemasan dan Kurangnya Harga Diri
Kata stess atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk “pelarian”
(memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).
d. Ketidakmampuan untuk Terlibat
Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat. Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan uang.
e. Perasaan Tidak Berdaya
Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi mau tidak mau menciptakan masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk pertama-tama berpikir tentang keselamatan diri kita di tengah masyarakat. Lebih jauh remaja mencari “jalan pintas”, misalnya menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai baik atau ijasah.
f. Pemujaan Akan Pengalaman
Sebagian besar tindakan-tindakan negatif anak muda dengan minumam keras, obat-obatan dan seks pada mulanya berawal dari hanya mencoba-coba.
Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan yang keliru tentang pengalaman.
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda perlu dikembangkan adalah:
a. Idealisme dan daya kritis b. Dinamika dan kreativitas c. Keberanian Mengambil Resiko d. Opimis dan kegairahan semangat
e. Sifat kemandirian, disiplin, peduli, dan bertanggung jawab f. Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
g. Patriotisme dan Nasionalisme
h. Kemampuan menguasai ilmu dan teknologi . Teori Pemberdayaan Masyarakat
Teori dalam praktek pemberdayaan masyarakat menggambarkan distribusi kekuasaan dan sumberdaya dalam masyarakat, bagaimana fungsi-fungsi organisasi dan bagaimana sistem dalam masyarakat mempertahankan diri. Teori pemberdayaan masyarakat memberikan petunjuk apa yang sebaiknya dilakukan di dalam situasi tertentu. Berkaitan dengan judul penelitian ini, teori yang penulis
gunakan ialah teori konstruktivisme.15 Menurut Joni Rusmanto mendefinisikan konstruktivisme radikal selalu membentuk konsepsi pengetahuan. Ia melihat pengetahuan sebagai sesuatu hal yang dengan aktif menerima apapun melalui pikiran sehat atau melalui komunikasi.
Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan menciptakan sesuatu makna dari apa yang dipelajari.
Beda dengan teori behavioristik yang memahami hakikat belajar sebagai kegiatan yang bersifat mekanistik antara stimulus dan respon, sedangkan teori kontruktivisme lebih memahami belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan memberi makna pada pengetahuannya sesuai dengan pengalamannya. Teori konstruktivisme juga mempunyai pemahaman tentang belajar yang lebih menekankan pada proses daripada hasil.
Hasil belajar sebagai tujuan dinilai penting, tetapi proses yang melibatkan cara dan strategi dalam belajar juga dinilai penting.
Pada proses pemberdayaan masyarakat pendekatan teori belajar secara konstruktivisme perlu di tanamkan dan diupayakan agar masyarakat mampu menkonstruksi pemahaman untuk berubah. Pemberdayaan masyarakat hendaknya tetap mempertahankan nilai-nilai yang sudah melekat di masyarakat selama nilai tersebut baik dan benar. Nilai-nilai kebersamaan, keikhlasan, gotong-royong, kejujuran, kerja keras harus di bangun dan di konstruksikan sendiri oleh masyarakat untuk menciptakan perubahan agar lebih berdaya. Keterkaitan dengan
15Joni Rusmanto, Gerakan Sosial Sejarah Perkembangan Teori Kekuatan Dan Kelemahannya, (Sidoarjo: Zifatama Publishing, ), hlm.
konsep pemberdayaan maka aspek ilmu (knowledge) yang ada di dalam masyarakat perlu dibangun dengan kuat dan di kontruksikan di dalam masyarakat itu sendiri.
. Pengertian Organisasi Pemuda Karang Taruna Secara Umum
Karang Taruna adalah organisasi kepemudaan di Indonesia. Karang Taruna merupakan wadah pengembangan generasi muda nonpartisan, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya generasi muda di wilayah Desa / Kelurahan atau komunitas sosial sederajat, yang terutama bergerak dibidang kesejahteraan sosial. Sebagai organisasi sosial kepemudaan Karang Taruna merupakan wadah pembinaan dan pengembangan serta pemberdayaan dalam upaya mengembangkan kegiatan ekonomis produktif dengan pendayagunaan semua potensi yang tersedia dilingkungan baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang telah ada. Sebagai organisasi kepemudaan, Karang Taruna berpedoman pada Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga di mana telah pula diatur tentang struktur penggurus dan masa jabatan dimasing-masing wilayah mulai dari Desa / Kelurahan sampai pada tingkat Nasional. Semua ini wujud dari pada regenerasi organisasi demi kelanjutan organisasi serta pembinaan anggota Karang Taruna baik dimasa sekarang maupun masa yang akan datang.
Karang Taruna beranggotakan pemuda dan pemudi (dalam AD/ART nya diatur keanggotaannya mulai dari pemuda/i berusia mulai dari - tahun) dan batasan sebagai Pengurus adalah berusia mulai - tahun.
Karang Taruna didirikan dengan tujuan memberikan pembinaan dan pemberdayaan kepada para remaja, misalnya dalam bidang keorganisasian, ekonomi, olahraga, ketrampilan, advokasi, keagamaan dan kesenian.16
F. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan kajian tentang teori-teori yang diperoleh dari pustaka-pustaka yang berkaitan dan mendukung penelitian yan akan dilakukan.
Sementara itu, setelah menelaah beberapa penelitian, penyusun menemukan beberapa teori dan hasil penelitian tentang program dan kegiatan pemuda karang taruna diantaranya:
Skripsi Nurul Sawitri, “Partisipasi Pemuda dalam Program Karang Taruna Desa (Studi pada Pemuda di Dusun Kupang Kidul Desa Kupang Kecamatan Ambarawa)”. Kesimpulan dari Kesamaan dalam penelitian tersebut adalah yang menjadi objek Karang Taruna yang Masih belum Maksimal dengan apa yang diinginkan dan menjadi tahapan pembelajaran untuk kedepannya lebih baik lagi, sementara Perbedaan dengan Skripsi ini lebih berfokus pada partisipasi untuk program kerja karang taruna dusun kupang kidul menggunakan tiga tahap partisipasi yakni partisipasi dalam perencanaan,pelaksaanandan pemanfaatan.
Sedangkan skripsi si penulis lebih kepada peranan pemuda dan baik buruknya program karang taruna di desa kemingking dalam.
16https://id.m.wikipedia.org/wiki/Karang_Taruna, di Akses tanggal Februari
Metode yang digunakan dalam skripsi ini dengan melakukan penelitian deskriptif kualitatif dan menggunakan pendekatan kualitatif dengan cara Observasi, Wawancara, Dokumentasi. 17
Skripsi yang ditulis Nur Jannah berjudul Partisipasi Pemuda dalam Pengembangan desa Wisata (Studi di Desa Wisata Brayut, Kelurahan Pandowoharjo Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman), Skripsi ini lebih berfokus pada Bentuk-bentuk Partisipasi Pemuda dalam pengembangan desa wisata Brayut dan proses pengembangannya dan juga pembangunannya. Dalam penelitian tersebut sama-sama pemuda itu berperan dalam kegiatan masyarakat di desa untuk memajukan desa, adapun perbedaannya Skripsi penulis tidak membahas desa wisata tetapi Skripsi ini lebih membahas objek pengembangan dan pembangunan desa wisata, kesimpulan, faktor pendorong pemuda berpartisipasi dalam mengembangkan desa wisata Brayut dikarenakan adanya kesadaran pemuda dengan adanya desa wisata yang akan berdampak positif terhadap masyarakat baik segi sosial dan ekonominya.18
Skripsi Hasrul Saleh w.a berjudul Partisipasi Karang Taruna dalam Kegiatan di Masyarakat Desa Bumi Etam Kecamatan Kaubun Kabupaten Kutai Timur, dalam skripsi ini Karang Taruna berkordinasi dan bekerja sama dengan berbagai pihak dalam menjalankan program kerja sesuai kebutuhan masyarakat sekitar. Sama-sama membahas Karang Taruna dan masyarakat, adapun
17Nurul Sawitri, Partisipasi Pemuda Dalam Program Karang Taruna Desa (Studi pada Pemuda Dusun Kupang Kidul Desa Kupang Kecamatan Ambarawa), Skripsi (Semarang: UNNES Semarang, ).
18Nur Jannah, Partisipasi Pemuda Dalam Pengembangan Desa Wisata(Studi di Desa Wisata Brayut, Kelurahan Pondowoharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman), Skripsi (Yogyakarta: UIN SUKA, ).
perbedaannya Karang Taruna lebih bisa mandiri dengan menggalang dana untuk menjalankan program dan tidak tergantung dengan desa soal bantuan tetapi skripsi yang ditulis Harul Saleh w.a ini lebih menitik beratkan seperti adanya bantuan dari pemerintah desa dan pihak swasta untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya.19
19Hasrul Saleh w.a, Partisipasi Karang Taruna Dalam Kegiatan Di Masyarakat Desa Bumi Etam Kecamatan Kaubun Kabupaten Kutai Timur, Skripsi (Samarinda: Universitas Mulawarman, ).
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitan
Pendekatan yang digunakan dalam penelitan ini adalah pendekatan lapangan dengan kualitatif. Pentingnya jenis data karena diperolehnya temuan dilapangan mengenai kaitan masalah yang diangkat dalam judul ini. Pendekatan ini dilakukan dengan teknik pengumpulan data yang berdasarka pada instrument pengumpulan data. Penelitian ini juga bersifat deskriptif, metode ini adalah metode yang mengambarkan suatu data yang akan dibuat, baik oleh penulis ataupun secara kelompok. Ciri-ciri metode deskriptif adalah memusatkan diri pada masa sekarang dan masalah-masalah yang actual, dan kemudian data yang dikumpulkan disusun, dijelaskan, dan dianalisis.
Dalam penelitian ini, penyusun menggunakan jenis penyusunan pustaka, yaitu suatu penyusunan dengan cara menghimpun, menuliskan, mengedit, dan mengklasifikasikan, mereduksi dan menjadikan data informasi yang relevan dengan topik dan masalah yang aka diteliti. Data dan informasi tersebut diperoleh dari berbagai sumber tertulis seperti buku-buku ilmiah, laporan penyusunan, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertai, peraturan-peraturan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lainnya yang terkait dengan analisis penerapan Keputusan Menteri Sosial RI No. /HUK/ tentang Pedoman Dasar Karang Taruna.
Penulis juga menggunakan pendekatan yuridis. Pendekatan yurudis penulis gunakan untuk melihat objek hokum karena berkaitan dengan produk
hukum yaitu Permensos No. /HUK/ tentang Pedoman Dasar Karang Taruna.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data Dalam penelitian ini penulis menggunakan (dua) jenis sumber data yaitu:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh penulis dari sumber pertamanya. Dalam penelitian ini sumber data diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Taman Rajo Kabupaten Muaro Jambi. Data primer disini merupakan data pokok yang diperoleh melalui wawancara yang dilakukan penulis di lapangan.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang biasanya telah tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen. Sumber yang di dapat dari referensi-referensi buku, internet, dan hasil penelitian yang telah disusun menjadi dokumen.
. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber objek dimana data dapat diperoleh. Sumber data dalam penelitian kualitatif ini adalah orang atau narasumber. Posisi narasumber sangat penting, bukan hanya sekedar memberi respon melainkan juga sebagai pemilik informasi.
C. Instrument Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk menjaga akurasi penelitian ini dan hasilnya pada penelitian ini adalah metode observasi atau pengamatan, wawancara dan dokumentasi.
. Observasi
Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat secara sistematis, serta dapat dikontrol keandalan (rehabilitas) dan kesahihannya (validitasnya).20
. Wawancara (interview)
Wawancara ialah Tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Pewawancaraan disebut interviewer, sedangkan orang yang diwawancarai disebut interviewee.21
. Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah cara untuk menggali data yang bersumber dari dokumen-dokumen, catatan-catatan, foto-foto serta laporan-laporan lain yang mengandung petunjuk-petunjuk tertentu yang dibutuhkan untuk menunjang penelitian ini.22 Dokumentasi perlu digunakan untuk memperoleh semua data yang berhubungan dengan evaluasi peran pemuda Karang Taruna dalam pemberdayaan masyarakat di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Taman Rajo
20Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:
Bumi Aksara, ), hlm .
21Ibid, hlm. .
22Tim Penyusun, Buku Panduan Syariah, cet. , (Syariah Press: Jambi), hlm. .
Kabupaten Muaro Jambi. Yang penulis kumpulkan dengan menggunakan kajian pustaka dan penelaah buku yang membahas tentang organisasi kemasyarakatan terutama dalam kerjasama usaha dan teknik pengumpulan data dengan melalui telaah studi dari berbagai laporan penelitian dan buku literature yang relevan.
Dalam penelitian skripsi ini penulis memperoleh data dari buku, jurnal, artikel dan website yang berhubungan dengan permasalahan judul skripsi diatas.
D. Teknik Analisis Data
Dalam pendekatan lain, analisis data kualitatif dapat dilakukan dengan cara data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), serta penarikan kesimpulan.
. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti itu telah dikemukakan, semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah semakin banyak, kompleks dan rumit.
Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, mempokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
Reduksi data dapat dibantu engan peralatan elektronik seperti computer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.23
23Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, ), hlm. .
. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kuantitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini miles and huberman ( ) menyatakan “the most frequent form of display data for qualitative research data in the past hast been narrative text”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
Dalam prakteknya tidak semudah ilustrasi yang diberikan, karena fenomena sosial bersifat kompleks, dan dinamis, sehinggga apa yang ditemukan pada saat memasuki lapangan dan setelah berlangsung agak lama dan lapangan akan mengalami perkembangan data. Untuk itu maka peneliti harus selalu menguji apa yang telah ditemukan pada saat memasuki lapangan yang masih bersifat hipotesis itu berkembang atau tidak. Bila setelah lama memasuki lapangan ternyata hipotesis yang dirumuskan selalu didukung oleh data pada saat dikumpulkan lapangan, maka hipotesis itu terbukti, dan akan berkembang menjadi teori yang grounded. Teori grounded adalah teori yang ditemukan secara induktif, berdasarkan data-data yang ditemukan di lapangan, dan selanjutnya diuji melalui pengumpulan data yang terus menerus.24
24Ibid, hlm. .
. Verifikasi Kesimpulan
Langkah ketiga dalam penulisan data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan verifikasi awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten pada saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.25
Dengan demikian kesimpulan dala penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.
E. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran yang menyeluruh terhadap skripsi ini, maka perlu dijelaskan bahwa skripsi ini terdiri (lima) bab. Masing-masing bab membahas permasalahan sendiri, tetapi tetap berkaitan antara sub bab dengan bab yang berikutnya. Untuk memberikan gambaran secara mudah agar lebih terarah dan jelas mengenai pembahasan skripsi ini penyusun menggunakan sistematika dengan membagi pembahasan sebagai berikut:
25Ibid, hlm. .
Bab pertama, berisi pendahuluan yang mengemukakan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori, dan tinjauan pustaka.
Bab kedua, merupakan metode penelitian yang meliputi pendekatan penelitian, jenis dan sumber data,teknik pengumpulan data, analisis data, sistematika penulisan dan jadwal penelitian.
Bab ketiga, membahas mengenai gambaran umum lokasi penelitian.
Bab keempat, merupakan pembahasan dan hasil penelitian, tugas pokok dan fungsi karag tarunan Desa Kemingking Dalam, kendala-kendala yang dihadapi pemuda Karang Taruna dalam melaksanakan tugas dan fungsinya di Desa Kemingking Dalam, langkah-langkah pemecahan masalah pemuda Karang taruna Desa Kemingking Dalam dalam pemberdayaan masyarakat.
Bab kelima, adalah penutup, dalam bab ini akan disajikan kesimpulan, dan saran-saran yang merupakan rangkaian dari keseluruhan hasil penelitian secara singkat.
F. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama enam bulan. Penelitian dilakukan dengan pembuatan proposal. Kemudian dilanjutkan dengan perbaikan hasil seminar skripsi. Setelah pengesahan judul dan izin riset. Maka penulis mengadakan pengumpulan data. Verifikasi dan analisis data dalam waktu yang berurutan. Hasil penulis melakukan konsultasi dengan pembimbing sebelum di ajukan kesidang munaqosah. Adapun jadwal penelitian sebagai berikut:
No. Kegiatan Tahun Septemb er
Oktober november desember januari
. Pengajuan Judul x
. Pembuatan Proposal x
. Perbaikan Proposal dan Seminar
. Surat Izin Riset
. Pengumpulan Data
. Pengolahan Data
. Pembuatan Laporan
. Bimbingan dan Perbaikan
. Agenda dan Ujian Skripsi
. Perbaikan dan Perjilidan
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Historis dan Geografis Desa Kemingking Dalam . Historis
Kemingking Dalam adalah termasuk wilayah Kecamatan Taman Rajo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Daerah ini terkenal dengan berbagai macam hasil bumi salah satunya adalah durian. Di Desa Kemingking Dalam, musim durian biasanya tiba satu atau dua tahun sekali dengan hasil yang berlimpah. Durian dari daerah ini terkenal karena bentuknya tidak terlalu besar namun memiliki rasa khas yang manis dan legit. Setiap musim panen tiba, masyarakatdesa kemingking dalam akan berbondong-bondong menunggui durian yang runtuh dijebun mereka masing-masing. Mereka menjaga kebun ini bersama keluarga mereka baik diwaktu siang maupun malam. Tetapi, ketika musim panen hampir usai dan buah yang ada dipohon tinggal sedikit, masyarakat kemingking dalam tidak akan menunggui kebun mereka dimalam hari. Berkenaan dengan kebiasaan ini, terdapat sebuah cerita didalamnya.
Pada suatu masa krtika desa Kemingking Dalam masih merupakan desa dengan pemerintah tersendiri dan raja-rajanya masih berkuasa. Rakyat hidup berdampingan dalam kedamaian dan kesejahteraan berkat pemimpin yang bijaksana. Namun, tiba-tiba segala kemakmuran itu terganggu dengan hadirnya seekor Harimau besar dari negeri seberang. Ia tidak hanya menghabisi ternak warga masyarakat, tetapi lambat laun harimau ini mulai menyerang manusia.
Membuat belasan orang meninggal dan puluhan lainnya luka-luka dengan cacat
pada tubuhnya. Melihat hal ini, raja yang berkuasa disaat itu tidak dapat tingal diam. Ia memerintahkan salah seorang prajuritnya yang sakti untuk mengatasi krisis yang terjadi di kerajaannya. Ketika sedang berhadapan dengan sang harimau prajurit ini langsung menyerang dengan segala upaya yang dimilikinya. Namun sang harimau yang dengan mudah mematahkan pedang dan tombak senjata sang prajurit hinga terluka parah. Sang rajapun akhirnya geram dengan si harimau dan memerintahkan seluruh prajuritnya untuk menangkap harimau tersebut.26
.
GeografisDesa kemingking dalam termasuk dalam Kecamatan Taman Rajo Kabupaten Muaro Jambi dengan luas wilayah Ha. Dan secara administrative wilayah Kemingking Dalam di batasi oleh:
Sebelah Utara : Desa Teluk Jambu dan Desa Kemingking Luar Kecamatan Taman rajo.
Sebelah Selatan : Desa Pudak, Sakean, Lopak Alai, Kota Karang Kecamatan Taman Rajo.
Sebelah Barat : Desa Talang Duku dan Muaro Jambi Kecamatan Taman Rajo.
Sebelah Timur : Desa Rukam dan Ramin Kecamatan Taman Rajo.27
26Sumber Arsip Demografi Desa Kemingking Dalam Kecamatan Taman Rajo Kabupaten Muaro Jambi
27Dokumentasi Desa Kemingking Dalam Kecamatan Taman Rajo Kabupaten Muaro Jambi