• Tidak ada hasil yang ditemukan

DETEKSI SPESIES AYAM PADA BAKSO DAGING SAPI DENGAN DUPLEX-PCR GEN CYTOCHROME-B.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DETEKSI SPESIES AYAM PADA BAKSO DAGING SAPI DENGAN DUPLEX-PCR GEN CYTOCHROME-B."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bakso merupakan salah satu produk olahan daging yang digemari masyarakat

Indonesia (Suradi, 2007). Bahan baku utama bakso umumnya adalah daging sapi.

Harga daging sapi yang semakin mahal mendorong pedagang melakukan

pencampuran dan substitusi jenis daging demi meningkatkan keuntungan (Fajardo et

al., 2008). Daging sapi biasanya dicampur dengan daging lain yang memiliki harga

dibawah daging sapi, salah satunya yaitu daging ayam. Menurut Agustinus (2015)

pedagang bakso melakukan pencampuran daging ayam pada bakso sapi untuk

menurunkan biaya produksi dan menjaga daya beli masyarakat, bila harga bakso

mengalami kenaikan maka daya beli masyarakat akan menurun.

Menurut Soedjono (2004) produk-produk makanan yang dibuat dengan

campuran bahan lain seringkali sulit dibedakan, misalnya pada bakso yang dagingnya

telah dihancurkan dan dicampur dengan berbagai bahan lainnya. Identifikasi spesies

pada produk olahan daging dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu

Polymerase Chain Reaction-Restriction Fragment Lenght Polymorphisms

(PCR-RFLP) yang memungkinkan potongan Deoxyribonucleic Acid (DNA) diamplifikasi

oleh primer cytochrome-b, kemudian dilakukan pemotongan di sisi spesifik oleh

enzim restriksi (Soedjono, 2004). Kontaminan daging babi sebesar 1% dapat

terdeteksi dengan metode PCR-RFLP (Erwanto et al., 2012). Metode lain adalah

menggunakan Real-Time PCR, instrumen Real-Time PCR akan mengamplifikasi

DNA secara otomatis dan memberikan hasil amplifikasi dalam bentuk kurva.

Real-Time PCR dapat mengamplifikasi DNA dari bakso menggunakan primer spesifik sapi

dan babi (Rasyid, 2015).

Analisis PCR dari urutan DNA mitokondria yang spesifik adalah metode yang

mudah, cepat dan dapat dilakukan identifikasi untuk beberapa spesies pada waktu

bersamaan (Erwanto et al., 2014). Selain itu, DNA masih dapat diamplifikasi setelah

(2)

memiliki salinan lebih banyak daripada DNA nukleus pada tiap sel dan tidak

mengalami rekombinasi sehingga memungkinkan keberhasilan amplifikasi meskipun

sampel berjumlah sedikit (Teletchea et al., 2005; Primasari, 2011). Salah satu gen

pada DNA mitokondria yaitu cytochrome-b (Meyer, 1994) yang memiliki variasi

urutan sehingga digunakan sebagai penanda genetik untuk membedakan material

yang berasal dari jenis hewan berbeda (Primasari, 2011). Penanda genetik merupakan

ekspresi individu yang terdeteksi dengan alat tertentu yang menunjukkan dengan

pasti genotip suatu individu serta mencerminkan spesifitas dari suatu spesies (Tao et

al., 2009). Oleh karena itu, cytochrome-b efektif untuk identifikasi spesies yang

mengandung informasi spesies yang spesifik (Parson et al., 2000; Biswas et al.,

2005). Spesies sapi, ayam, kambing, domba, babi dan kuda dapat diidentifikasi

menggunakan metode PCR gen cytochrome-b pada produk olahan (Matsunaga et al.,

1999). Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan deteksi kontaminan daging ayam

pada bakso daging sapi menggunakan metode duplex-PCR gen cytochrome-b dengan

Referensi

Dokumen terkait

Alu1 restriction fragment length polymorphism (RFLP) analysis of the coagulase gene ( coa gene) by polymerase chain reaction (PCR) method could detect similarities between

Deteksi atau pengujian keaslian produk daging segar dengan metode berbasis DNA menggunakan marker genetik dapat menjadi salah satu cara mengatasi masalah pemalsuan dan cemaran

Teknik PCR mempunyai kemampuan yang sensitif untuk deteksi keberadaan daging babi di dalam daging segar maupun produk olahan yang dicampur dengan bahan lain..

A polymerase chain reaction–restriction fragment length polymorphism (PCR–RFLP) using BseDI restriction enzyme had been applied for identifying the presence of pork in

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya cemaran jenis daging lain dalam bakso sapi yang dijual di beberapa pasar di kota Yogyakarta dengan menggunakan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontaminasi daging babi sebesar 1% masih dapat terdeteksi dengan metode PCR-RFLP tetapi pengujian dengan primer spesifi k yang ditujukan hanya

Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi adanya pemalsuan produk yang berasal dari daging babi pada beberapa sampel daging dendeng sapi di pasaran menggunakan teknik

Church - USHRL-ARS-USDA, Fort Pierce, FL Abstract: Length Heterogeneity-Polymerase Chain Reaction LH-PCR and Terminal Restriction Fragment Length Polymorphisms T-RFLP of fungal and