A. Pendekatan Masalah
Metodelogi yang penulis lakukan adalah dengan menggunakan dua pendekatan masalah yaitu pendekatan yuridis empiris dan pendekatan yuridis normative.
Pendekatan secara yuridis empiris adalah merupakan data yang diperoleh secara langsung dari suatu penelitian di lapangan yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti, yakni dilakukannya wawancara, angket dan lainnya yang berkaitan dengan data-data yang penulis perlukan di dalam pembahasan dari hasil penelitian yang akan penulis lakukan.
Pendekatan yuridis normatif dilakukan dengan cara menelaah dan menginterpretasikan hal-hal yang bersifat teoritis yang menyangkut asas-asas hukum, konsepsi-konsepsi, doktrin-doktrin hukum dan norma-norma hukum yang berkaitan dengan perlindungan hukum terhadap hak-hak anak sebagai pelaku tindak pidana pencabulan dan informasi lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti.
B. Sumber dan Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian guna penulisan skripsi ini meliputi data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari penelitian di lapangan yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti, yakni dilakukan dengan cara wawancara dan pencatatan.
2. Data Sekunder
Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dengan melakukan studi kepustakaan dengan cara membaca, mengutip dan menganalisis berbagai asas-asas pidana, teori hukum pidana, berbagai peraturan. Data sekunder terdiri dari bahan-bahan hukum, yaitu:
1. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan hukum yang mempunyai kekuatan hukum yang mengikat. dalam hal ini bahan hukum primer terdiri dari :
a. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
b. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
c. KUHP Pasal 285 Tentang Sanksi pidana bagi pelaku pencabulan terhadap anak di bawah umur.
d. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
e. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.
f. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Anak.
g. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak h. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak
2. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu dalam menganalisa serta memahami bahan hukum primer, seperti literatur dan norma-norma hukum
yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam perlindungan hukum terhadap hak-hak anak sebagai pelaku tindak pidana pencabulan (studi pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas II.A Metro).
3. Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan-bahan yang berguna untuk memberikan informasi, petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti kamus besar bahasa indonesia, media massa, artikel, makalah, naskah, paper, jurnal, internet yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas atau diteliti dalam perlindungan hukum terhadap hak-hak anak sebagai pelaku tindak pidana pencabulan.
C. Penentuan Nara Sumber
Sampel dalam penelitian ini adalah Pejabat di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II.A Metro. Metode penentuan sampel yang digunakan yaitu metode purposive sampling. Teknik pengumpulan data melalui studi dokumen, wawancara, dan pengamatan, dengan pengolahan dan analisis data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif, yaitu dengan menguraikan data yang didapatkan berdasarkan fakta yang ada dan uraian kalimat secara deskriptif dan naratif. adalah sebagai berikut:
1. Kabag BAPAS Kelas II.A Metro : 1 orang 2. Petugas di BAPAS Kelas II.A Metro : 2 orang
3. Akademisi FH : 1 orang (+)
Jumlah : 4 orang
D. Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pengumpulan data, penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
3. Studi Lapangan/Field Research
Studi lapangan lapangan yang penulis lakukakan adalah berlokasi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II.A Metro, ini merupakan usaha untuk memperoleh data primer, maka penelitian ini dilakukan dengan wawancara yang dilakukan kepada para pihak yang berkaitan dengan penelitian ini.
4. Studi Kepustakaan/Library Research
Studi kepustakaan dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder, yang dalam hal ini penulis melakukannya dengan cara membaca dan mengutip serta mencatat dari berbagai buku-buku, dokumen, majalah, surat kabar dan informasi lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti.
Setelah mengumpulkan data, maka data yang terkumpul tersebut diolah guna menentukan data yang baik dalam melakukan pengolahan data yaitu dengan cara:
1. Editing, yaitu memeriksa, mengoreksi data tersebut diolah guna menentukan data tersebut berguna atau tidak, sehingga data yang terkumpul benar-benar bermanfaat untuk menjawab permasalahan.
2. Penafsiran Gramatikal, yaitu: suatu cara penafsiran yang menafsirkan Undang- undang menurut arti kata-kata (istilah) yang terdapat pada undang-undang.
Hakim wajib menilai arti kata yang lazim dipakai dalam bahasa sehari-hari yang umum. Syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan penafsiran menurut
bahasa ini adalah penjelasan itu harus bersifat logis, oleh karenanya metode ini juga disebut metode objektif.
3. Penafsiran Historis, yaitu: menafsirkan Undang-undang dengan cara meninjau latar belakang sejarah dari pembentukan atau terjadinya peraturan undang- undang yang bersangkutan. Dalam ilmu hukum interpretasi historis dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Penafsiran menurut sejarah penetapan suatu undang-undang (wethistoirsche interpretatie) yaitu penafsiran Undang-undang dengan menyelidiki
perkembangan suatu undang-undang sejak dibuat, perdebatan-perdebatan yang terjadi dilegislatif, maksud ditetapkannya atau penjelasan dari pembentuk Undang-undang pada waktu pembentukannya. Interpretasi menurut sejarah undang-undang ini disebut juga interpretasi subjektif karena penafsiran rnenempatkan pada pandangan subjektif pembuat undang-undang. Dengan demikian interpretasi menurut sefarah undang- undang merupakan lawan dari interpretasi gramatikal yang disebut sebagai metode penafsiran objektif.
b. Penafsiran menurut sejarah hukum (Rechts historische interpretatie) adalah suatu penafsiran yang dilakukan dengan cara memahami undang-undang dalam konteks sejarah hukum. Pemikiran yang mendasari diterapkannya metode interpretasi ini adalah anggapan bahwa setiap undang-undang selalu merupakan reaksi dari kebutuhan sosial yang memerlukan pengaturan.
Setiap pengaturan dapat dipandang sebagai langkah dalam perkembangan
sosial masyarakat sehingga langkah itu maknanya diketahui. Hal ini meliputi semua lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan undang-undang.
E. Analisa Data
Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisa kualitatif, artinya menguraikan data yang telah diolah secara rinci, yang didapatkan baik melalui proses wawancara, angket, ataupun sejumlah data yang didapat selama proses penelitian di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II.A Metro ke dalam bentuk kalimat-kalimat (deskriptif). Analisa kualitatif yang dilakukan bertitik tolak dari analisis yuridis empiris, yang dalam pendalamannya dilengkapi dengan analisis normatif dengan menggunakan bahan-bahan hukum primer. Kemudian hasil penelitian dijelaskan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan metode deduktif dimana metode ini dimulai dari hal-hal umum menuju pada hal- hal yang khusus.