• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user 120 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi dan analisis data yang diperoleh selama penelitian mengenai realitas anak jalanan di Kota Surakarta maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Program kegiatan yang dilakukan masyarakat dan pemerintah terhadap penanganan anak jalanan di Kota Surakarta antara lain:

a. Penanganan oleh Pemerintah (Dinsos)

Untuk melaksanakan penanganan masalah anak jalanan, langkah-langkah yang dilakukan Dinsos yaitu :

1) Penjaringan anak jalanan

2) Identifikasi terhadap anak yang terjaring 3) Melakukan home visit

4) Pelatihan Keterampilan

5) Monitoring perkembangan pelatihan b. Penanganan oleh masyarakat (LSM)

Dalam melakukan penanganan terhadap anak jalanan, program LSM tersebut yaitu:

1) Bantuan pendidikan yang meliputi pemberian beasiswa dan Pelaksanaan pendidikan informal.

2) Mengadakan pendampingan dan pemberdayaan anak jalanan. 3) Pelatihan keterampilan.

4) Rumah atau asrama perlindungan. 5) Advokasi dan Pendampingan Kasus c. Tujuan Pelaksanaan penanganan anak jalanan

1) Jumlah anak yang berkeliaran di jalan bisa diminimalisir. 2) Anak bisa beralih profesi ketika sudah dewasa.

3) Anak yang putus sekolah bisa melanjutkan sekolahnya. 4) Anak bisa mengembangkan kreatifitas dan keterampilannya.

(2)

commit to user

5) Bisa ditanamkan mental kemandirian dan kedisiplinan pada anak. 2. Kendala masyarakat dan pemerintah dalam penanganan anak jalanan di Kota

Surakarta yaitu:

a. Anak jalanan sangat dinamis atau sering berpindah-pindah.

b. Sulitnya mengubah mindset karena pendidikan anak jalanan rendah.

c. Masih belum adanya Perda terkait dengan pelarangan pemberian sesuatu kepada anak jalanan.

d. Tingginya tingkat eksploitasi anak jalanan oleh orang tua. e. Rendahnya keinginan anak mengikuti program pelatihan.

f. Kurangnya fasilitas penunjang di LSM, tenaga pendidik yang kurang, yang semuanya berpangkal dari keterbatasan dana.

g. Kurangnya dukungan dari orang tua anak jalanan terhadap program penanganan.

3. Persepsi anak jalanan terhadap upaya penanganan oleh masyarakat dan pemerintah di Kota Surakarta.

Sebagai obyek yang dilakukan penanganan oleh masyarakat dan pemerintah, anak jalanan tentu mempunyai persepsinya masing-masing terhadap kegiatan yang sudah atau sedang dilakukan. Persepsi tersebut nantinya bisa berupa persepsi yang positif, juga persepsi yang negatif. Persepsi positif anak jalanan terhadap upaya penanganan oleh masyarakat dan pemerintah di Kota Surakarta antara lain:

a. Anak jalanan menganggap pelatihan keterampilan yang diajarkan bisa bermanfaat bagi mereka karena selain memperoleh pengetahuan baru juga bisa meningkatkan skill mereka.

b. Anak jalanan menyambut gembira pendidikan informal dari LSM, hal itu bisa dilihat antusiasme anak saat mengikuti proses pembelajaran.

c. Anak jalanan merasa senang karena dengan mengikuti kegiatan-kegiatan pelatihan biasa diberi uang saku, untuk transport dan makan.

d. Anak jalanan senang dengan fasilitas yang diberikan saat menjadi anak binaan.

(3)

commit to user

e. Anak jalanan senang karena banyak dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan sosial seperti acara buka puasa bersama, lomba-lomba dan pameran.

Namun dalam pelaksanaan program penanganan yang ditujukan kepadanya, anak jalanan juga mempunyai persepsi negatif yaitu:

a. Anak jalanan menilai pelaksanaan penjaringan merupakan momok yang menakutkan dan mereka cenderung untuk menghindar karena tidak mau berurusan dengan aparat.

b. Anak jalanan sering mencurigai bantuan yang diberikan kepadanya dikurangi jumlahnya oleh pihak LSM.

c. Anak jalanan merasa diperlakukan tidak adil bila membandingkan perlakuan terhadap teman-teman sebayanya.

d. Anak jalanan tidak begitu menyukai Satpol PP dan kepolisian karena lembaga tersebut dinilai melakukan kekerasan saat melakukan penjaringan

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka implikasi yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah teori aksi yang pada mulanya dikembangkan oleh Weber. Teori aksi memandang bahwa manusia adalah aktor yang kreatif dari realitas sosialnya. Sesuatu yang terjadi di dalam pemikiran manusia antara setiap stimulus dan respon yang dipancarkan adalah merupakan hasil tindakan kreatif manusia. Kesimpulan utama yang dapat diambil adalah bahwa tindakan sosial merupakan suatu proses dimana aktor terlibat dalam pengambilan keputusan-keputusan subyektif tentang sarana dan cara untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dipilih, yang kesemuanya itu dibatasi kemungkinan-kemungkinannya oleh sistem kebudayaan dalam bentuk norma-norma, ide-ide dan nilai-nilai sosial.

Hasil penelitian ini secara teoritis mendukung teori yang digunakan dalam penelitian, dimana pendekatan ini menekankan pada program penanganan anak jalanan, kendala yang dihadapi, serta persepsi anak jalanan

(4)

commit to user

terhadap penanganan yang dilakukan maka teori aksi dapat digunakan untuk menganalisis penelitian ini.

2. Implikasi Praktis

Keberadaan anak jalanan di Kota Surakarta menjadi permasalahan sosial yang membutuhkan perhatian khusus. Hal ini mengingat bahwa Kota Surakarta merupakan salah satu pilot proyek dalam pengembangan Kota Layak Anak. Dalam upaya menangani permasalahan anak jalanan, muncul kesadaran masyarakat dan pemerintah yang bertindak sebagai aktor pemburu tujuan tersebut. Tindakan yang dilakukan tentu menggunakan cara, teknik dan perangkatnya masing-masing untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan. Kelangsungan tindakan tersebut juga dibatasi oleh kondisi yang tidak dapat diubah dengan sendirinya.

Selain masyarakat dan pemerintah penanganan yang dilakukan terhadap anak jalanan juga melibatkan banyak pihak yang berperan sebagai jejaring sosial dan mitra kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan penanganan yang dilakukan masyarakat dan pemerintah terhadap anak jalanan. Namun dalam pelaksanaannya masyarakat dan pemerintah saling bersinergi dan bekerja sama untuk mencapai tujuannya yang sama yaitu mendidik dan memberdayakan anak jalanan agar menjadi manusia yang lebih baik. Penanganan yang dilakukan juga terdapat kendala-kendala yang bisa menghambat tujuan tersebut, baik yang berasal dari anak jalanan, orang tuanya, serta dari masyarakat dan pemerintah itu sendiri. Pandangan anak jalanan terhadap penanganan yang dilakukan juga berbeda-beda, ada yang menganggap positif dan ada yang negatif.

C. Saran

Setelah melihat fakta-fakta yang terjadi dalam penelitian ini, peneliti memiliki saran yang patut dipertimbangkan demi kebaikan bersama, yaitu:

1. Pemerintah

a. Pemerintah hendaknya membangun panti khusus yang bisa digunakan sebagai tempat pelatihan keterampilan bagi anak jalanan, dengan adanya

(5)

commit to user

panti khusus tersebut nantinya pelatihan keterampilan bisa dilakukan secara terpusat sehingga bisa lebih efektif. Penanganan terhadap anak jalanan sebaiknya juga dilakukan melalui program-program secara berkelanjutan, sehingga keluaran yang dihasilkan benar-benar anak jalanan yang berkualitas.

b. Untuk memberi efek jera, pemerintah hendaknya terus mensosialisasikan kepada masyarakat agar tidak memberi uang kepada anak jalanan. Sosialisasi bisa dilakukan dengan memasang iklan pada papan reklame dengan begitu diharapkan anak tidak akan tertarik lagi mencari uang di jalan.

2. Untuk LSM Pemerhati Anak Jalanan

a. Hendaknya LSM selalu menggunakan pendekatan yang persuasif dalam menangani anak jalanan.

b. Kerja sama dengan pemerintah dan lembaga-lembaga lain hendaknya selalu dilakukan agar program-program yang dijalankan selalu berjalan lancar.

c. Pemberian bantuan kepada anak jalanan hendaknya selalu dilakukan dengan transparan, agar tidak menimbulkan kecurigaan.

3. Untuk Anak Jalanan

a. Untuk meningkatkan kemampuan skilnya, anak jalanan seharusnya sering mengikuti pelatihan keterampilan baik yang diadakan oleh pemerintah maupun yang ada di LSM, karena itu bisa menjadi bekal bagi masa depannya.

b. Anak jalanan hendaknya lebih memikirkan lagi resiko tindakannya sebelum turun ke jalan, karena bisa berbahaya bagi keselamatan dirinya. 4. Untuk Orang Tua Anak Jalanan

a. Hendaknya orang tua anak jalanan memberi dukungan kepada anaknya untuk mengikuti program yang dijalankan LSM dan Pemerintah.

b. Hendaknya orang tua anak jalanan tidak menyuruh anaknya mencari uang di jalan, karena itu merupakan pekerjaan terburuk anak yang harus dihindari.

(6)

commit to user

c. Hendaknya orang tua anak jalanan lebih memberi perhatian lagi kepada anaknya, sehingga anak tidak menjadikan jalanan sebagi tempat pelarian karena merasa tidak diperhatikan di dalam keluarganya.

Referensi

Dokumen terkait

Selain dari staff, kami juga meminta bantuan dari para pengajar LTC untuk menjadi pembawa acara sekaligus juga ada yang menjadi pembuka dalam berdoa dan juga ada

PPB ditakrifkan sebagai pengalaman pembelajaran guru dan pemimpin sekolah melalui pelibatan secara formal dan tidak pelibatan secara formal dan tidak formal formal dalam

Eutiroidisme adalah suatu keadaan hipertrofi pada kelenjar tiroid yang disebabkan stimulasi kelenjar tiroid yang berada di bawah normal sedangkan kelenjar

Pengadaan tempat bimbingan dan pelatihan juga harus sesuai dengan kebutuhan para tenaga kerja, tidak seperti biasanya ditampung dalam posko, tetapi untuk membentuk tenaga kerja

Portsentry mampu memblok penyerang yang ingin melakukan port scanning terhadap server sedangkan IPFilter digunakan sebagai firewall untuk memblok ip address yang telah

diibaratkan seperti teknologi penginderaan jarak jauh menggunakan citra satelit yang digunakan untuk mendeteksi potensi sumber daya alam di suatu titik lokasi,

Dalam menyelenggarakan fungsi, Kepala Badan, Sekretaris Badan, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Sub Bidang, dan Kelompok Jabatan Fungsional wajib