• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

9393 A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara model program latihan Plyometric Incline Push-up Depth Jump dan Medicine Ball Chest terhadap prestasi tolak peluru. Pengaruh program latihan plyometric Medicine Ball Chest Pass lebih baik dari pada program latihan plyometric Incline Push-up Depth Jump

2. Ada perbedaan yang signifikan prestasi tolak peluru antara siswa putra yang memiliki rasio panjang lengan : tinggi badan baik, rasio panjang lengan : tinggi badan sedang dan rasio panjang lengan : tinggi badan kurang baik. Peningkatan prestasi tolak peluru pada siswa putra yang memiliki rasio panjang lengan : tinggi badan baik lebih baik dari pada yang memiliki rasio panjang lengan : tinggi badan sedang dan rasio panjang lengan : tinggi badan kurang baik.

3. Terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara model program latihan plyometric dan rasio panjang lengan : tinggi badan terhadap peningkatan prestasi tolak peluru. Bagi kelompok siswa putra yang memiliki rasio panjang lengan : tinggi badan baik, lebih baik jika dilatih dengan program latihan plyometric Incline Push-up Depth Jump, bagi kelompok siswa putra yang memiliki rasio panjang lengan : tinggi badan sedang, lebih cocok jika dilatih dengan program latihan plyometric Medicine Ball Chest Passdan bagi keolompok siswa putra yang memiliki rasio panjang lengan : tinggi badan kurang baik lebih tepat jika dilatih dengan program latihan plyometric Medicine Ball Chest Pass.

(2)

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini ternyata penerapan model program latihan plyometric yang tepat akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil latihan. Program latihan plyometric Incline Push-up Depth Jump dan Medicine Ball Chest serta rasio panjang lengan : tinggi badan merupakan variabel-variabel yang berpengaruh terhadap prestasi tolak peluru. Hal ini menunjukkan bahwa setiap variabel memiliki implikasi baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri. Atas dasar kesimpulan yang telah diambil tersebut, maka dapat dikemukakan implikasinya sebagai berikut:

Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa program latihan plyometric Medicine Ball Chest Pass ternyata memberikan pengaruh yang lebih baik prestasi tolak peluru. Hasil penelitian ini dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, oleh karena itu dosen, pelatih dan pembina olahraga dapat menerapkan hasil penelitian ini dalam melatih siswa putra atau atletnya serta memanfaatkan prasarana dan sarana yang tersedia. Dengan memperhatikan kelebihan dan keefektifan dari program latihan plyometric Incline Push-up Depth Jump dan Medicine Ball Chest Pass , maka latihan ini dapat digunakan sebagai solusi dan variasi bagi guru maupun pelatih dalam upaya meningkatkan perstasi tolak peluru..

Berkenaan dengan penerapan kedua model program latihan plyometric yang dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi tolak peluru, masih ada faktor lain yang berpengaruh terhadap prestasi tolak peluru yaitu rasio panjang lengan : tinggi badan. Hasilnya menunjukkkan bahwa ada perbedaan peningkatan prestasi tolak peluru yang sangat signifikan antara kelompok yang memiliki rasio panjang lengan : tinggi badan baik, rasio panjang lengan : tinggi badan sedang dan rasio panjang lengan : tinggi badan kurang baik. Hal ini mengisyaratkan kepada dosen, pelatih atau pembina olahraga, bahwa dalam upaya meningkatkan prestasi tolak peluru hendaknya faktor rasio panjang lengan : tinggi badan yang dimiliki oleh siswa putra atau atlet harus diperhatikan. Hal ini menunjukkan bahwa suatu model program latihan beban belum tentu sesuai atau cocok bagi semua kelompok, oleh karena itu

(3)

seorang dosen, pelatih atau pembina olahraga harus pandai-pandai memilih model program latihan beban yang tepat dan efektif bagi siswa putra atau atletnya serta memperhatikan pula variabel atributifnya.

Hasil penelitian ini secara praktis dapat digunakan sebagai acuan bagi guru, pelatih dan pembina olahraga untuk dapat memberikan pengalaman yang berharga kepada siswa putra atau atlet, sehingga secara aktif dapat memanfaatkan program latihan plyometric Incline Push-up Depth Jump dan Medicine Ball Chest untuk meningkatkan prestasi tolak peluru pada khususnya dan prestasi olahraga pada umumnya.

(4)

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka kepada guru, pelatih dan pembina olahraga, diberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Model program latihan plyometric Medicine Ball Chest Pass memiliki pengaruh yang lebih baik dalam meningkatkan prestasi tolak peluru, sehingga pengajar atau guru, pelatih dan pembina olahraga sebaiknya memilih model program latihan plyometric Medicine Ball Chest Pass dalam upaya meningkatkan prestasi tolak peluru.

2. Penerapan model program latihan plyometric Incline Push-up Depth Jump dan Medicine Ball Chest perlu memperhatikan faktor rasio panjang lengan : tinggi badan dalam upaya meningkatkan prestasi tolak peluru.

3. Dalam upaya meningkatkan prestasi tolak peluru, siswa putra atau atlet yang memiliki rasio panjang lengan : tinggi badan besar lebih tepat dan efektif jika dilatih dengan program latihan plyometric Incline Push-up Depth Jump. Program latihan plyometric Medicine Ball Chest Pass akan lebih tepat jika diberikan kepada siswa putra atau atlet yang memiliki rasio panjang lengan : tinggi badan sedang dan kecil.

4. Para peneliti lain yang akan mengadakan penelitian yang sejenis dengan penelitian ini dapat mengadakan penelitian ulang dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan jangka waktu latihan yang lebih lama.

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Aip Syarifuddin. 1992. Atletik. . Jakarta: Depdikbud Dikjendikti. Proyek Pendidikan Tenaga Pendidikan.

Baechle, Thomas R. & Barney R Groves. 1992. Latihan Beban. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Bompa, Tudor .O. 1990. Theory and Methodology of Training. Iowa : Kendall/Hunt Publishing Company.

Bompa, Tudor .O.1994. Power Training for Sport. Canada : Coaching Association of Canada.

Car, Garry A. 1997. Fundamentals of Track and Field. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Chu, Donald A. 1996. Power Tennis Training. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Delavier, Federic. 2006. Strength Training Anatomy. United States : Human Kinetics Dick, Frank W. 1989. Training Principles. London: A & C Black (publishers) Ltd. Foss, M.L. & Keteyian, S.J. 1998. Foxs Physiological Basic for Exercise and Sport

Dubuque : Mc Graw-Hill Companis

Fox, E.L , Bowers W., Foss L. 1988. The Physiological Basic of Physical Education and Athletics. New York : Saunders College Publishing

(6)

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Coaching. Jakarta: Depdikbud Dirjendikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Harsono. 2001. Latihan Kondisi Fisik. Bandung

Harre D. 1982. Principles Of Sport Training Introduction To Theory and Method Of Training. Berlin: Sportverslag.

Hazeldine. R. 1985. Fithnes and Sport. Mallboragh Wistire : The Crowood Press. IAAF. 1993. IAAF Level I Tehnik-Tehnik Atletik dan Tahap-Tahap Mengajarkan.

Stadion Madya: IAAF Pendidikan Pelatihan dan Sistim Sertifikasi.

IAAF. 2001. IAAF Level I/ II Jumping Events Textbook. Stadion Madya: IAAF Pendidikan Pelatihan dan Sistim Sertifikasi.

Muller, Harald & Ritzdorf, Wolfgang. 2000. Pedoman Mengajar Lari Lompat Lempar. Stadion Madya: IAAF Pendidikan Pelatihan dan Sistim Sertifikasi. Mulyono Biyakto Atmojo. 2007. Tes dan Pengukuran Pendidikan Jasmani/

Olahraga. Surakarta : UNS Press

Johnson., Barry L. & Jack K. Nelson. 1986. Practical Measurement for Evaluatioan in Physical Education In Physical Education (Fourth Edition). USA : Burgess publishing Co, Inc.

Lamb, David R. 1984. Physiologi of Exercise Respon and Adaptation. New York: Mc Millan Publishing Co.

(7)

O’Shea, Jhon P. 1976. Scientific Principles and Methods of Strength Fitness. California : Addison Wesley Publishing Company.

PASI. 1993. Pedoman Dasar Melatih Atletik. Stadion Madya : Program Pendidikan dan Sistem Sertifikasi Pelatih Atletik PASI.

Pate, Russel R. Mc Clenaghan, & Bruce. Rotella, Robert. 1993. Scientific Foundations of Coaching. Semarang : IKIP Semarang Press

Pyke S. Frank. 1991. Better Coaching Advence Coachs Manual. Canberra : Australian Coaching Coancil Incoporated.

Rushall, Brent S. & Frank S, Pyke. 1990. Training for Sports and Fitness. Melbourne: The Macmillan Company of Australian PTY Ltd.

Rusli Lutan. 1988. Belajar Gerak Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: P2LPTK Depdikbud.

Tamsir Riyadi. 1985. Petunjuk Atletik. Yogyakarta.

Sadoso Sumosardjuno. 1994. Pengetahuan Praktis Kesehatan dan Olahraga. Jakarta : PT. Gramedia.

Sajoto, M. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dala Olahraga. Jakarta : Depdikbud.

Sudjana. 1992. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito. Suharno, H.P. 1993. Metodologi Pelatihan. Yogyakarta

(8)

Sukarman, R. 1987. Dasar Olahraga untuk Pembina, Pelatih, dan Atlet : Jakarta.: PT. Inti Idayu Press.

Westcott, Wayne L. 1982. Strength Fitness: Physiological Principles and Training Techniques. Boston: Allyn & Bacon

Wilmore, H.J, and Costill, DL, 1988, Training for Sport and Activity The Physiological Basis of The Conditioning Process, Third Edition, USA : Wm, C. Brown Pulishers, Dubuque.

Verducci, Frank M.1980. Measurement Concepts in Physical Education. London : The C.V. Mosby Company.

Yusuf Hadisasmita & Aip Syarifudin.1996 : Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta: Depdikbud Dikjendikti. Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

Yusuf Hadisasmita. 1991. Olahraga Pilihan Atletik. Jakarta: Depdikbud Dikjendikti. Proyek Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Referensi

Dokumen terkait

Mengingat pentingnya produktivitas kerja karyawan bagi suatu perusahaan, maka dalam hal ini Satriya Cottages Kuta berusaha untuk meningkatkan produktivitas kerja

Domain Profesional (pengetahuan, kemahiran dan keupayaan dalam melaksanakan tugas dan peranan pensyarah sebagai.. jurulatih, pembimbing dan pakar rujuk) Rendah

Dalam upaya merealisasikan terobosan tersebut, maka dibutuhkan perencanaan pegawai yang baik dan memberikan warna tersendiri dalam kualitas pegawai dalam perencanaan

Pemerintah Indonesia berkewajiban untuk melaksanakan Agenda 21. Dalam Agenda 21, Bab 40 mengisyaratkan perlu dibuat suatu kumpulan indikator sebagai tolok ukur untuk

Banyak perusahaan saat ini yang menggunakan teknologi informasi untuk mengembangkan sistem lintas fungsi perusahaan yang terintegrasi, yang melintasi berbagai batas

PLN distribusi Jawa Barat dan Banten, agar pesan yang disampaikan oleh pimpinan Humas mendapatkan respon yang positif dari karyawan sehingga dapat membangun

Quality Of Nursing Work Life Improvement Model to Decrease Nurse Intention to Quit In Premier Surabaya Hospital. Model Peningkatan Quality Of Nursing Work Life Untuk

Oleh karena itu, industri rumah tangga olahan waluh di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang yang membutuhkan bahan baku setiap saat harus dapat mengendalikan atau