12 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu diperlukan sebagai acuan untuk menghindari adanya kesamaan dengan penelitian lainnya dan mendapatkan perbandingan penelitian.
Selain itu, penelitian terdahulu juga dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti.
Adapun beberapa penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini, yaitu:
1. Hasil Penelitian Rahadjeng & Fiandari (2020)
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksplanatori. Penelitian eksplanatori adalah penelitian yang menjelaskan hubungan sebab akibat. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui survei, dengan penyebaran instrument kepada responden. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengaruh sikap, norma subjektif, dan control perilaku terhadap investasi.
Dalam penelitian ini diketahui bahwa sikap yang baik akan memperkuat niat untuk bertindak, terutama niat untuk berinvestasi saham. Norma subjektif dipengaruhi oleh berbagai pihak yang terkait dengan individu. Pihak terkait menjadi sumber acuan dalam mengambil keputusan. Informasi-informasi positif yang diperoleh akan mendorong niat untuk berinvestasi Kendali perilaku berasal dari kenyamanan yang dirasakan seseorang dengan adanya berbagai fasilitas.
Maka, berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sikap, norma subjektif dan kendali perilaku mempengaruhi niat investor untuk berinvestasi saham.
2. Hasil Penelitian Salisa (2021)
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang datanya diperoleh berdasarkan kuisioner yang disebarkan secara daring. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat di pasar modal dengan menggunakan pendekatan Theory Of Planned Behaviour (TPB).
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi kendali perilaku, literasi keuangan, dan persepsi resiko memiliki pengaruh positif terhadap minat investasi. Namun, ada beberapa faktor yang ditemukan memiliki hasil yang berbeda dengan yang diajukan memiliki hasil yang berbeda dengan yang diajukan yaitu, sikap dan norma subjektif. Sikap dan norma subjektif ditemukan tidak memiliki pengaruh terhadap minat investasi di pasar modal.
3. Hasil Penelitian Seni & Ratnadi (2017)
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang datanya diperoleh melalui penyebaran kuisioner. Sampel dalam penelitian ini ditentukan menggunakan metode non-probability sampling dengan populasi seluruh penduduk usia 20 sampai dengan 29 tahun yang terdaftar di Kota Denpasar. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tingkah laku kepada perilaku, norma subjektif dan persepsi kendali perilaku terhadap niat berinvestasi saham.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, hasil analisis menunjukkan bahwa sikap terhadap perilaku berpengaruh positif pada niat generasi muda untuk berinvestasi saham. Hal ini bermakna semakin tinggi tanggapan positif atau sikap positif seseorang pada investasi saham, maka semakin kuat niatan seseorang untuk berinvestasi saham di pasar modal. Selanjutnya, norma subjektif berpengaruh
positif pada niat generasi muda untuk berinvestasi saham. Maknanya, semakin yakin orang terdekat mendukung untuk berinvestasi saham, maka semakin kuat niatan seseorang untuk berinvestasi saham di pasar modal.
Terakhir, persepsi kendali perilaku memiliki dampak positif pada keinginan generasi muda untuk berinvestasi saham. Semakin banyak keyakinan akan sedikitnya faktor penghambat untuk melakukan investasi saham, maka semakin kuat niatan seseorang untuk berinvestasi saham di pasar modal. Melalui penelitian ini diketahui bahwa indikator keuntungan dibanding instrumen lain memiliki nilai terkecil dalam indikator penentu sikap terhadap perilaku yang dapat disebabkan kurangnya sosialisasi.
B. Landasan Teori
Dalam suatu penelitian, harus diperkuat dengan teori yang mendasari penelitian yang dijadikan acuan selain dari hasil penelitian terdahulu. Teori-teori ini bertujuan untuk mengambil keputusan terkait indikator-indikator tertentu agar penelitian yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan. Tinjauan teori yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Investasi
Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Menurut PSAK Nomor 13 tahun 2015 dalam Standar Akuntansi Keuangan, investasi adalah suatu asset yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalty, dividen, dan uang
sewa), untuk apresiasi nilai investasi, atau manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan (Fahmi, 2015).
a. Tujuan Investasi
Secara umum terdapat beberapa tujuan dalam berinvestasi. Namun, dalam bidang investasi diperlukan penetapan tujuan yang pasti dan hendak dicapai.
Menurut Fahmi (2015) beberapa tujuan tersebut antara lain:
1) Terciptanya keberlanjutan (continuity) dalam investasi tersebut
2) Terciptanya profit yang maksimum atau keuntungan yang diharapkan yang diharapkan (actual profit)
3) Terciptanya kemakmuran bagi para pemegang saham 4) Turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa
b. Bentuk-Bentuk Investasi
Bentuk investasi yang dapat dijadikan sarana investasi sangat beragam.
Masing-masing memiliki ciri sendiri. Menurut Fahmi (2015) investasi pada umumnya dikenal ada dua bentuk, yaitu:
1) Investasi Keuangan
Investasi keuangan (financial investment) melibatkan kontrak tertulis, seperti saham biasa (common stock) dan obligasi (bond).
2) Investasi Nyata
Investasi nyata (real investment) secara umum melibatkan asset berwujud, seperti tanah, mesin-mesin, atau pabrik.
c. Jenis-Jenis Investasi
Alternatif investasi yang tersedia bagi investor sangat beragam jenisnya, mulai dari yang berisiko rendah sampai dengan yang berisiko tinggi, mulai dari yang berpendapatan tetap sampai dengan yang berpendapatan bervariasi. Menurut Fahmi (2015) dalam berinvestasi ada beberapa tipe yang dapat dipilih, yaitu:
1) Investasi Langsung (Direct Investment)
Investasi langsung (direct investment) yaitu mereka yang memiliki dana dapat langsung berinvestasi dengan secara langsung membeli aset keuangan dari suatu perusahaan yang dapat dilakukan baik melalui perantara maupun cara lainnya.
2) Investasi Tidak Langsung (Indirect Investment)
Investasi tidak langsung (indirect investment) terjadi ketika pihak yang memiliki kelebihan dana dapat melakukan keputusan investasi namun tidak terlibat secara langsung, atau cukup dengan membeli asset keuangan dalam bentuk saham atau obligasi.
2. Pasar Modal
Pasar modal (capital market) adalah tempat bagi berbagai pihak (khususnya perusahaan) untuk menjual saham (stock) dan obligasi (bond). Hasil dari penjualan tersebut nantinya akan digunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat modal perusahaan. Joel G. Siegel dan Jae K. Shim menyebutkan bahwa pasar modal adalah pusat perdagangan utang jangka panjang dan saham perusahaan. Sementara itu, menurut R.J. Shook pasar modal merupakan sebuah pasar tempat dana-dana modal, seperti ekuitas dan utang, diperdagangkan (Fahmi, 2015).
Pasar modal menurut Darmadji & Fakhruddin (2011) berperan besar
menjalankan perekonomian suatu negara karena menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu ekonomi dan keuangan. Memiliki fungsi ekonomi dikarenakan pasar modal menyediakan fasilitas pertemuan bagi investor dan pihak yang memerlukan dana.
Pasar modal memiliki fungsi keuangan dikarenakan memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh return bagi pemilik dana sesuai dengan karakteristik investasi yang di pilih.
Kehadiran pasar modal Indonesia disertai sejarah yang sangat panjang.
Bursa di Indonesia berdiri tahun 1912. Pada tahun 1968 Bank Indonesia membentuk Tim Persiapan Pasar Uang dan Modal yang diketahui Gubernur Bank Indonesia. Tahun 1972 tim tersebut diganti dengan nama Badan Pembina Pasar Uang dan Modal, dan masih diketuai oleh Gubernur Bank Indonesia. Pada penghujung tahun 1976 badan inilah yang melahirkan Bapepam (Badan Pelaksana Pasar Modal) dan PT Persero Danareksa (Fahmi, 2015).
Pelaku pasar modal selain BAPEPAM adalah perusahaan-perusahaan efek, yang menjadi perantara antara perusahaan yang membutuhkan dana (emiten) dan para pemilik dana (pemodal atau investor), akuntan, notaris, penasihat hukum serta para penilai, yang menduduki posisi vital dalam konfigurasi pasar modal. Pada tahun 1970 terjadi perubahan fungsi Bapepam dari Pembina menjadi pengawas.
Aktivitas pasar modal sebelumnya diawasi oleh BAPEPAM-LK, namun pada saat ini dialihkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (Fahmi, 2015).
Pembentukan OJK bertujuan untuk membangun pasar modal yang lebih kuat dan kompetitif. Dasar pembentukan OJK mengacu pada Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011. Lembaga OJK berada dibawah naungan Kementrian Keuangan Republik Indonesia. OJK berfungsi menyelenggarakan sistem
pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan baik di sektor perbankan, pasar modal dan sektor jasa keuangan. OJK sangat independen tanpa ada intervensi dari pihak manapun (Fahmi, 2015).
3. Theory Of Planned Behavior
Ajzen dan Fishbein mengusulkan sebuah teori yang disebut Theory of Reasoned Action pada tahun 1980 dan diperbaharui dengan teori perilaku
direncanakan (theory of planned behaviour) oleh Ajzen pada tahun 1991. Teori tersebut telah digunakan dalam beberapa dekade terakhir untuk meneliti keinginan dan perilaku. Teori tindakan beralasan Ajzen dan Fishbein, mengasumsikan bahwa perilaku ditentukan oleh keinginan individu untuk melakukan suatu perilaku tersebut atau sebaliknya (Fishbein & Ajzen, 2011).
Theory of Planned Behaviour merupakan teori yang menjelaskan sikap
seseorang terhadap suatu perilaku, ditambah dengan norma-norma subjektif yang berlaku, dan dengan persepsi kendali perilaku, semua hal tersebut dapat mempengaruhi niat seseorang untuk melakukan perilaku tertentu. Dalam psikologi, teori perilaku terencana (TPB) adalah teori yang menghubungkan keyakinan dan perilaku seseorang. Teori tersebut menyatakan bahwa sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan kendali perilaku yang dirasakan, bersama-sama membentuk perilaku dan perilaku individu (Rimadias & Pratiwi, 2017).
Gambar 2.1
Bagan Theory of Planned of Behavior
Sumber : Fishbein dan Ajzen (2011)
Di dalam penelitian ini, Theory of Planned Behaviour digunakan sebagai pendekatan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi niat mahasiswa dalam berinvestasi. Menurut Fishbein dan Ajzen (2011) Theory of Planned Behaviour menjelaskan niat individu untuk berperilaku ditentukan oleh tiga faktor,
yaitu:
1. Sikap (attitude)
2. Norma Subjektif (Subjective Norm)
3. Persepsi Kendali Perilaku (Perceived Behavioral Control)
4. Niat
Berdasarkan Theory of Planned Behavior, faktor utama yang mempengaruhi perilaku individu adalah niat individu terhadap perilaku tersebut.
Niat (intention) adalah keyakinan seseorang untuk melakukan perilaku tertentu.
Niat (intention) dapat direduksi oleh oleh keyakinan (beliefs) dan keinginan (desire) karena gagasan rasional untuk melakukan suatu tindakan dapat dinyatakan dalam keinginan dan keyakinan. Artinya, seseorang yang berniat melakukan sesuatu jika dan hanya jika ia memiliki keyakinan untuk melakukannya dan berkeyakinan bahwa ia akan melakukannya (Dayakisni & Hudaniah, 2012).
Dalam Theory of Planned Behavior, niat timbul karena tiga hal yaitu sikap (attitude), norma subjektif (subjective norm) dan persepsi kendali perilaku (perceived behavioral control). Niat merupakan proses seseorang untuk menunjukkan perilakunya. Individu akan mempunyai niatan dalam dirinya terlebih dahulu sebelum individu tersebut melakukan perilaku yang akan dilakukannya.
Niat berperilaku menunjukkan seberapa banyak usaha yang dilakukan individu untuk berkomitmen melakukan suatu perilaku. Besarnya suatu komitmen mendefinisikan terwujudnya perilaku tersebut (Fishbein & Ajzen, 2011).
5. Sikap
Sikap (attitude) merupakan determinan perilaku. Sejumlah teori mencoba menerangkan pembentukan dan perubahan sikap. Salah satu teori menyatakan bahwa, manusia berupaya untuk mencari suatu keselarasan antara keyakinan mereka dan perasaan mereka terhadap objek-objek yang mereka hadapi. Maka perubahan sikap bergantung dari upaya mengubah perasaan-perasaan atau keyakinan-keyakinan tersebut. Teori tersebut kemudian mengasumsikan bahwa manusia memiliki sikap yang terstruktur yang terdiri dari berbagai macam komponen-komponen afektif dan kognitif (Fishbein & Ajzen, 2011).
Menurut Ajzen (2011), sikap terhadap perilaku merupakan kecenderungan
untuk menanggapi hal- hal yang disenangi ataupun yang tidak disenangi pada suatu objek, orang, institusi atau peristiwa. Komponen afektif dan kognitif merupakan komponen yang saling berkaitan. Apabila terjadi perubahan pada salah satu komponen, akan menyebabkan timbulnya perubahan pada komponen-komponen lain. Sikap terhadap perilaku dianggap sebagai variabel pertama yang mempengaruhi niat berperilaku. Ketika seorang individu menghargai positif suatu perbuatan, maka ia memiliki kehendak untuk melakukan perbuatan tertentu.
Pandangan atas perilaku diyakini mempunyai dampak langsung terhadap kehendak untuk berperilaku yang kemudian diafiliasikan dengan persepsi kendali perilaku dan norma subjektif. Dalam konteks penelitian ini maka generasi muda akan berkeinginan untuk berinvestasi saham apabila mereka memiliki keyakinan- keyakinan positif bahwa berinvestasi saham merupakan kegiatan yang menguntungkan bagi mereka, sebaliknya niat generasi muda akan rendah bila mereka mempresepsikan berinvestasi saham akan memberikan kerugian bagi mereka (Fishbein & Ajzen, 2011).
Menurut Ajzen (2011) umumnya para peneliti telah mengasumsikan bahwa sikap memiliki tiga komponen:
a. Komponen Kognitif (cognitive component)
Komponen kognitif dapat disebut juga sebagai komponen pengetahuan.
Sikap dapat berasal dari keyakinan seseorang mengenai karakteristik dari objek sikap. Contohnya, ketika seseorang mempertimbangkan akan berinvestasi pada suatu produk saham, seseorang akan terlebih dahulu melihat fakta-fakta dari produk yang akan dipilihnya. Sikap seseorang tersebut dapat terbentuk berdasarkan keyakinan tentang manfaat, return, resiko dan modal yang
diperlukan dalam berinvestasi.
b. Komponen Afektif (affective component)
Komponen afektif melibatkan perasaan atau emosi. Reaksi emosional kita terhadap suatu objek akan membentuk sikap positif atau negatif terhadap objek tersebut. Reaksi emosional ini banyak ditentukan oleh kepercayaan terhadap suatu objek, yakni kepercayaan suatu objek baik atau tidak baik, bermanfaat atau tidak bermanfaat.
c. Komponen Perilaku (behavior component)
Komponen konatif atau kecenderungan bertindak (berperilaku) dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap. Perilaku seseorang dalam situasi tertentu dan dalam situasi menghadapi stimulus tertentu, banyak ditentukan oleh kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut. Contohnya ketika seseorang bertanya kepada temannya tentang berinvestasi dan mendapatkan tanggapan positif, maka seseorang akan cenderung berinvestasi mengikuti tanggapan tersebut.
6. Norma Subjektif
Struktur individu pada umumnya akan berperilaku ketika dirinya merasakan bahwa orang-orang yang penting disekitarnya (orang tua, teman dekat, dll) melakukan hal tersebut. Ajzen mendefinisikan subjective norm sebagai persepsi individu tentang tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku. Menurut Tan dan Thomson, bahwa norma-norma subyektif (subjective norms) adalah pengaruh sosial yang mempengaruhi seseorang untuk berperilaku (Rimadias & Pratiwi, 2017).
Keinginan seseorang terhadap suatu objek atau perilaku pada umumnya akan terpengaruh oleh orang-orang yang ada di sekitarnya. Apabila orang di sekitar individu tersebut menyarankan untuk melaksanakan suatu perilaku maka tekanan sosial yang dirasakan akan semakin besar dan begitupun sebaliknya. Contohnya saat seseorang bertemu dengan teman yang berinvestasi di saham dan kemudian teman tersebut menceritakan keuntungan yang diperoleh maka hal tersebut akan mendorong orang yang mendengar informasi tersebut untuk berinvestasi di pasar saham.
Menurut Ajzen (2011) norma subjektif yaitu keyakinan individu akan norma, orang disekitarnya dan motivasi individu untuk mengikuti norma tersebut.
Di dalam norma subjektif terdapat dua aspek pokok, yaitu:
a. Normative beliefs adalah persepsi atau keyakinan mengenai harapan orang lain pada dirinya yang menjadi ancaman untuk menampilkan perilaku atau tidak.
Keyakinan yang berhubungan dengan pendapat tokoh atau orang lain yang berpengaruh bagi individu atau tokoh panutan mengenai apakah subjek harus melakukan atau tidak suatu perilaku tertentu.
b. Motivation to comply adalah motivasi individu untuk memenuhi harapan tersebut. Norma subjektif dapat dilihat sebagai dinamika antara dorongan yang di persepsikan seseorang dari lingkungan sekitarnya dengan motivasi untuk mengikuti pendangan mereka dalam melakukan suatu perilaku.
7. Persepsi Kendali Perilaku
Persepsi kendali perilaku (perceived behavioral control) berbeda dari variabel lainnya yang berhubungan dengan kendali perilaku individu. Kendali
perilaku mengarah kepada derajat di mana individu merasa keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku adalah di bawah kehendak dirinya sendiri. Faktor dari kendali termasuk faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi bakat, kemampuan, informasi, emosi seperti stress, dan sebagainya. Faktor eksternal meliputi situasi atau faktor lingkungan (Rimadias & Pratiwi, 2017).
Menurut Ajzen (2011) persepsi terhadap kendali perilaku merupakan suatu keyakinan individu mengenai seberapa besar kendalinya untuk memunculkan perilaku yang akan dimunculkannya. Dalam theory planned of behavior, persepsi kendali perilaku terdiri dari dua komponen, yaitu:
a. Control belief yaitu persepsi atau keyakinan seseorang tentang seberapa sulit suatu perilaku dimunculkan yang berasal dari persepsinya mengenai kesulitan, resiko, dan tantangan yang dihadapi apabila melakukan perilaku
b. Perceive power yaitu persepsi seseorang tentang apakah dirinya mampu atau tidak untuk memunculkan suatu perilaku-perilaku tersebut dengan mempertimbangkan kesulitan, resiko, dan tantangan yang dihadapi.
Berdasarkan kedua komponen yang di uraikan diatas, persepsi kendali perilaku juga dapat dilihat sebagai self efficacy seseorang untuk memunculkan sesuatu. Prabandari dan Sholihah dalam suatu penelitian mengatakan bahwa kendali perilaku berkaitan dengan keyakinan tentang ketersediaan dukungan dan sumber daya atau hambatan untuk melakukan suatu perilaku kewirausahaan (Rimadias & Pratiwi, 2017).
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah di uraikan, maka dapat ditarik hipotesis penelitian sebagai berikut:
H1 : Sikap berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap niat mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang dalam berinvestasi di pasar modal.
H2 : Norma subjektif berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap niat mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang dalam berinvestasi di pasar modal.
H3 : Persepsi kendali perilaku berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap niat mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang dalam berinvestasi di pasar modal.
H4 : Sikap, norma subjektif, persepsi kendali perilaku berpengaruh secara signifikan terhadap niat mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang dalam berinvestasi di pasar modal
D. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan Theory of Planned Behavior yang dikembangkan oleh Ajzen, kerangka pikir dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Sikap terhadap perilaku diduga memiliki pengaruh secara positif dan signifikan terhadap niat mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang dalam berinvestasi di pasar modal. Norma Subjektif diduga memiliki pengaruh secara positif dan signifikan terhadap niat mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang dalam berinvestasi di pasar modal. Persepsi Kendali Perilaku diduga memiliki pengaruh secara positif dan signifikan terhadap niat mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang dalam berinvestasi di pasar modal.
Sikap, norma subjektif dan persepsi kendali perilaku diduga berpengaruh secara simultan terhadap niat mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang dalam berinvestasi di pasar modal.