• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENENTUAN KADAR LOGAM SENG (Zn) DAN TIMBAL (Pb) PADA LIMBAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENENTUAN KADAR LOGAM SENG (Zn) DAN TIMBAL (Pb) PADA LIMBAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN KADAR LOGAM SENG (Zn) DAN TIMBAL (Pb) PADA LIMBAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN

METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

LAPORAN TUGAS AKHIR

VIONA SAHARA MALIGAN 162401068

PROGRAM STUDI D3-KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2021

(2)

PENENTUAN KADAR LOGAM SENG (Zn) DAN TIMBAL (Pb) PADA LIMBAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN

METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

VIONA SAHARA MALIGAN 162401068

PROGRAM STUDI D3-KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2021

(3)

PERNYATAAN

PENENTUAN KADAR LOGAM SENG (Zn) DAN TIMBAL (Pb) PADA LIMBAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN

METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

LAPORAN TUGAS AKHIR

Saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.

Medan , Desember 2021

VIONA SAHARA MALIGAN 162401068

(4)
(5)

PENENTUAN KADAR LOGAM SENG (Zn) DAN TIMBAL (Pb) PADA LIMBAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE

SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

ABSTRAK

Telah dilakukan analisa penentuan kadar logam seng (Zn) dan timbal (Pb) pada limbah kelapa sawit dengan menggunakan metode Spektrofotometri Serapan Atom.

Dari hasil analisa diperoleh kadar logam seng (Zn) pada sampel 1; 1,151 mg/L, sampel 2; 0,705 mg/L, sampel 3; 1,682 mg/L, sampel 4; 0,235 mg/L dan kadar logam timbal (Pb) pada sampel 1; 0,004 mg/L, sampel 2; 0,006 mg/L, sampel 3; 0,009 mg/L, sampel 4; 0,002 mg/L. Dari data diatas menunjukkan kadar logam seng (Zn) dan timbal (Pb) pada limbah industri kelapa sawit memenuhi baku mutu sesuai dengan KEP-51/MENLH/10/1995 sebesar 5 mg/L untuk logam seng (Zn) dan 0,1mg/L untuk logam timbal (Pb).

Kata kunci : Logam berat, seng, SNI, SSA dan timbal

(6)

iv

DETERMINATION OF ZINC AND LEAD LEVELS IN PALM OIL WASTE BY USING ATOMIC ABSORPTION SPECTROPHOTOMETRY METHOD (AAS)

ABSTRACT

An analysis of the determination of the levels of zinc (Zn) and lead (Pb) in palm oil waste has been carried out using the Atomic Absorption Spectrophotometry method (AAS). From the analysis results obtained metal levels of zinc (Zn) in sample 1;

1,151 mg/L, sample 2; 0.705 mg/L, sample 3; 1,682 mg/L, sample 4; 0.235 mg/L and metal content of lead (Pb) in sample 1; 0.004 mg/L, sample 2; 0.006 mg/L, sample 3;

0.009 mg/L, sample 4; 0.002 mg/L. From the data above, the levels of zinc (Zn) and lead (Pb) in palm oil industrial waste meet the quality standards in accordance with KEP-51/MENLH/10/1995 of 5mg/L for zinc (Zn) and 0.1mg/L. for lead (Pb).

Keywords: Heavy metal, zinc, SNI, AAS and lead

(7)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah , dengan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan tugas akhir ini dengan judul “Penentuan Kadar Logam Seng (Zn) dan Timbal (Pb) pada Limbah Kelapa Sawit dengan Menggunakan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)”.

Selesainya karya ilmiah ini tidak lepas dari dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segenap kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada

1. Dr. Nursahara Pasaribu, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

2. Ibu Dr. Sovia Lenny S.Si., M.Si, selaku Ketua Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

3. Bapak Drs. Albert Pasaribu, M.Sc, selaku Ketua Prodi D-3 Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan menuntun saya

4. Ibu Dr. Andriayani, S.Pd., M.Si selaku dosen pembimbing yang sabar membimbing saya dan telah meluangkan waktunya

5. Bapak Abner Tarigan, M.Si selaku Kepala UPT Laboratorium Badan Lingkungan Hidup Medan di Jl. HM. Said No.27, dan seluruh staff yang telah meluangkan waktu membimbing penulis dalam pelaksanaan PKL.

6. Terima kasih kepada Orangtua saya yang selalu siap memberikan dukungan moril dan doa yang tiada habisnya

7. Terima kasih kepada rekan saya Farhan Aulia Rangkuti yang selalu memberikan dukungannya.

Medan, Desember 2021

Viona Sahara Maligan

(8)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN i

PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AHKIR ii

ABSTRAK iii

ABSTRACT iv

PENGHARGAAN v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi

DAFTAR SINGKATAN xi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 3

1.3 Hipotesis 3

1.4 Tujuan Penelitian 3

1.5 Manfaat Penelitian 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Limbah 5

2.1.1 Sumber Air Limbah 5

2.1.2 Komposisi Air Limbah 7

2.1.3 Karakteristik Air Limbah 7

2.2 Limbah Kelapa Sawit 8

2.3 Limbah Cair Kelapa Sawit 8

2.4 Logam Berat 9

2.5 Seng (Zn) 9

2.6 Timbal (Pb) 10

2.7 Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) 11

2.7.1 Prinsip dan Teori Spektrofotometri Serapan Atom 11 2.7.2 Gangguan pada Spektrofotometri Serapan Atom dan

Cara Mengatasinya 11

(9)

2.7.3 Rangkaian Spektrofotometri Serapan Atom 12 2.7.4 Cara Kerja Spektrofotometri Serapan Atom 14 BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan tempat penelitian 15

3.2 Alat dan Bahan 15

3.2.1 Alat 15

3.2.2 Bahan 15

3.3 Prosedur Percobaan 16

3.3.1 Persiapan Pengawetan Contoh Uji 16

3.3.2 Persiapan Pengujian 16

3.3.2.1 Persiapan Contoh Uji 16

3.3.2.2 Pembuatan Larutan Baku Logam Seng

(Zn 100 mg/L) 16

3.3.2.3 Pembuatan Larutan Baku Logam Seng

(Zn 10 mg/L) 16

3.3.2.4 Pembuatan Larutan Seri Standar Logam

Seng (Zn) 16

3.3.2.5 Pembuatan Larutan Baku Logam Timbal

(Pb) 100 mg/L 17

3.3.2.6 Pembuatan Larutan Baku Logam Timbal

(Pb) 10 mg/L 17

3.3.2.7 Pembuatan Larutan Seri Logam Timbal (Pb) 17 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil penelitian 18

4.1.1 Uji Kualitatif dengan Spektrofotometri Serapan Atom 18

4.1.1.1 Logam Seng (Zn) 18

4.1.1.2 Logam Timbal (Pb) 20

4.2 Pembahasan 21

BAB 5 KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan 23

5.2 Saran 23

DAFTAR PUSTAKA 24

LAMPIRAN 26

(10)

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Halaman

Tabel 4.1 Data pengukuran Absorbansi Larutan Seri Standar Seng (Zn) 18 Tabel 4.2 Konsentrasi absorbansi seng (Zn) pada llimbah kelapa sawit 19 Tabel 4.3 Data Pengukuran Absorbansi Larutan Seri Standar Timbal

(Pb)

20

Tabel 4.4 Konsentrasi absorbansi timbal (Pb) pada limbah kelapa sawit 21

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Rangkaian ringkas Spektrofotometri Serapan Atom 12

Gambar 4.1 Kurva kalibrasi garis linear 19

Gambar 4.2 Kurva Kalibrasi 20

(12)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri 27 Lampiran 2 Gambar Alat Spektrofotometri Serapan Atom

(SSA)

28 Lampiran 3 Gambar Alat Lampu Katoda Berongga 29

(13)

DAFTAR SINGKATAN

ALB = Asam Lemak Bebas

CPO = Crude Palm Oil

SSA = Spektrofotometri Serapan Atom

TBS = Tandan Buah Segar

(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aktivitas industri kelapa sawit menimbulkan hasil samping berupa limbah yang menjadi penyumbang pencemaran lingkungan. Limbah industri kelapa sawit merupakan limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan kelapa sawit. Limbah jenis ini digolongkan ke dalam tiga jenis yaitu limbah padat, limbah cair dan limbah gas. Limbah cair kelapa sawit perlu menjadi pusat perhatian karena limbah tersebut merupakan limbah yang paling banyak dihasilkan diantara jenis limbah lainnya yaitu sekitar 60% pada setiap 100% proses pengolahan tandan buah segar. Umumnya limbah cair industri mengandung logam berat seperti Cd, Fe, Cu, Cr, Zn, Ni dan lain sebagainya. Limbah cair tersebut jika dibuang ke lingkungan secara langsung dapat merusak sumber daya alam yang dapat menurunkan kualitas lingkungan. Beberapa jenis kerusakan lingkungan diantaranya pencemaran tanah, air dan udara yang dapat menimbulkan racun bagi manusia karena di dalam limbah cair bisa mengandung logam berat yang berbahaya dengan konsentrasi tinggi (Wulandari dkk, 2016).

Limbah pada dasarnya adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia, maupun proses-proses alam atau belum mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi yang negatif.

Dikatakan mempunyai nilai ekonomi negatif, karena penanganan limbah memerlukan biaya yang cukup besar, disamping juga dapat mencemari lingkungan (Gumbira.E, 1996).

Logam muncul pada limbah ketika pengolahan minyak kelapa sawit telah dilakukan, pada pengolahan ini menggunakan peralatan yang terbuat dari bahan logam sehingga harus dilakukan pengecekkan setiap tahun pada alat yang digunakan.

Penggunaan suhu relatif tinggi seperti pada saat perebusan minyak kelapa sawit dapat menyebabkan logam yang erkandung di dalamnya terbawa saat terjadinya pengolahan minyak kelapa sawit tersebut (Daud dan Ardian, 2014).

(15)

. Kandungan logam berat pada limbah industri kelapa sawit dikatakan berbahaya jika melebihi baku mutu air limbah yang telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.12/MENLHK/SETJEN/PLB.3/5/2020. Sumber daya air yang tercemar oleh unsur- unsur logam berat dari limbah cair industri kelapa sawit dikategorikan layak digunakan oleh manusia apabila unsur-unsur yang terkandung di dalamnya sudah memenuhi standar baku mutu air

Air memiliki karakteristik yang khas berupa karakteristik fisik dan kimiawi.

Karakteristik fisik air terdiri dari kekeruhan, temperatur, warna, kandungan zat padat, bau, dan rasa. Sedangkan karekteristik kimiawi air terdiri dari pH, DO (Dissolved Oxygent), BOD (Biological Oxygent Demand), COD (Chemical Oxygent Demand), kesadahan, dan senyawa-senyawa kimia beracun seperti logam berat. Air bersih merupakan salah satu jenis sumber daya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas sehari- hari.

Karakteristik air bersih yaitu jernih, tidak berbau, tidak berwarna, Suhunya sebaiknya sejuk dan tidak panas, Bebas unsur-unsur kimia yang berbahaya seperti besi (Fe), seng (Zn), tembaga (Cu), raksa (Hg), dan mangan (Mn). Tidak mengandung mikrobiologi yang membahayakan seperti E.coli dan total coliforms Logam Seng (Zn) merupakan logam esensial yang keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun demikian jumlah berlebih dapat menimbulkan efek racun. Tingginya kandungan logam Fe akan berdampak pada kesehatan manusia diantaranya bisa menyebabkan keracunan (muntah), kerusakan usus, penuaan dini hingga kematian mendadak, radang sendi,cacat lahir, gusi berdarah, kanker, sirosis ginjal, simbelit, diabetes, diare, pusing, mudah lelah, hepatitis dan insomnia (Darmono, 1995).

Timbal (Pb) banyak terdapat atau digunakan dalam industri logam, batu baterai, cat, kabel, karet, dan mainan anak-anak. Sedangkan timbal tetraetil digunakan sebagai bahan tambahan dalam bensin. Selain itu timbal juga terdapat dalam debu atau uap, jika kita membakar kayu yang di cat, koran dan majalah karena menggunakan tinta cetak, dan aki bekas. Jika mengabsorbsi lebih dari 0,5 mg/hari

(16)

3

akan terjadi akumulasi yang selanjutnya menyebabkan keracunan. Dosis fatal kira- kira 0,5 g (Sartono, 2001)

Salah satu analisa penentuan kadar logam adalah metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Dengan adanya analisa tersebut dapat diketahui apakah kadar logam pada air sungai memenuhi standard mutu yang di tetapkan atau tidak.

Berdasarkan hal tersebut penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul penentuan kadar logam seng (Zn) dan timbal (Pb) pada limbah kelapa sawit dengan menggunakan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Pengujian ini mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.12/MENLHK/SETJEN/PLB.3/5/2020 sebagai baku mutu air limbah untuk parameter logam berat Pb dan Zn.

Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) merupakan metode yang sangat tepat untuk analisis zat pada konsentrasi rendah. Teknik-teknik ini didasarkan pada emisi dan absorbansi dari uap atom. Komponen kunci pada metode SSA adalah sistem (alat) yang dipakai untuk menghasilkan uap atom dalam sampel (Khopkar, 1990).

1.2 Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Berapakah kadar logam seng (Zn) pada limbah kelapa sawit

2. Berapakah kadar logam timbal (Pb) pada limbah kelapa sawit

3. Apakah hasil dari kadar logam seng (Zn) dan timbal (Pb) yang di uji pada limbah kelapa sawit memenuhi strandar mutu logam yang ditetapkan.

1.3 Hipotesis

Adapun hipotesis dari penelitian yang dilakukan adalah :

Limbah kelapa sawit memenuhi strandar mutu logam yang ditetapkan atau tidak memenuhi standar mutu logam.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui kadar logam seng (Zn) pada limbah kelapa sawit .

(17)

2. Untuk mengetahui kadar logam timbal (Pb) pada limbah kelapa sawit

3. Untuk mengetahui apakah hasil dari kadar seng (Zn) dan timbal (Pb) yang di uji pada limbah kelapa sawit memenuhi strandard mutu logam yang ditetapkan.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah memberikan informasi tentang kadar kandungan logam seng (Zn) dan Timbal (Pb) yang terdapat pada air limbah kelapa sawit yang diteliti dengan menggunakan metode spektrofotometri serapan atom (SSA.)

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Limbah

Pengertian Limbah menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001. Limbah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun peoses-proses alam atau belum mempunyai nilai ekonomis bahkan dapat mempunyai nilai ekonomis yang negatif.

Menurut sumbernya limbah dapat dibagi menjadi tiga yaitu : a. Limbah domestik (rumah tangga)

a. Limbah industri

b. Limbah rembesan dan limpasan air hujan

Pencemaran air yang terjadi sekarang ini umumnya ditimbulkan dalam air limbah buangan sisa pengolahan industri. Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannnya mahluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain (bahan pencemar) kedalam perairan sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu, sehingga air tidak berfungsi sebagai peruntukkannya.

Banyaknya limbah cair yang dihasilkan dan kandungan kadar pencemarannya tergantung pada jenis produksi yang dihasilkan. Dampak negatif yang ditimbulkan adanya limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan industri dapat gangguan, kerusakan dan bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan masyarakat disekeliling sehingga limbah tersebut harus diproses terlebih dahulu sebelum dibuang keperairan bebas (Mahida, 1984)

2.1.1 Sumber Air Limbah

Aktifitas manusia yang menghasilkan limbah cair sangat beragam, sesuai dengan kebutuhan manusia yang sangat beragam pula. Beberapa aktivitas manusia yang menghasilkan limbah cair diantaranya adalah aktivitas dalam bidang rumah tangga, perkantoran, perdagangan, perindustrian, dan pelayanan jasa.

(19)

1. Aktivitas bidang rumah tangga

Sangat banyak aktivitas rumah tangga yang menghasilkan limbah, antara lain mencuci pakaian, mencuci alat peralatan makanan/minuman, memasak, mandi, mencuci kendaraan, penggunaan toilet, dan sebagainya. Semakin banyak jenis aktivitas yang dilakukan, semakin besar volume limbah cair yang dihasilkan.

2. Aktivitas bidang perkantoran.

Aktivitas perkantoran pada umumnya merupakan aktivitas penunjang kegiatan pelayanan masyarakat. Limbah dari sumber ini biasanya dihasilkan dari aktivitas kantin yang menyediakan makanan dan minuman bagi pegawainya, aktivitas penggunaan toilet, aktivitas pencucian peralatan dan sebagainya.

3. Aktivitas bidang perdagangan

Kegiatan dalam bidang perdagangan yang menghasilkan limbah, yaitu, pengepelan latai gedung, pencucian alat makan dan minuman di restoran, penggunaan toilet.

4. Aktivitas bidang perindustrian

Aktivitas bidang perindustrian juga bervariasi. Variasi kegiatan bidang perindustrian dipengaruhi antara lain oleh faktor jenis bahan baku yang diolah, jenis barang atau bahan jadi yang dihasilkan, kapasitas produksi, teknik proses produksi yang diterapkan. Jenis aktivitas utama yang menghasilkan limbah dan sifat pencemaran yang potensial.

5. Aktivitas bidang pertanian

Aktivitas bidang pertanian menghasilkan limbah cair karena digunakan air untuk mengairi lahan pertanian. Secara alamiah dan dalam kondisi normal, limbah pertanian sebenarnya tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan namun dengan digunakannya fertilezer serta pestisida yang kadang-kadang dilakukan secara berlebihan, sering menimbulkan dampak negatif pada keseimbangan ekosistem pada badan air penerima.

(20)

7

6. Aktivitas bidang pelayanan jasa

Sangat banyak dan bervariasi aktifitas di berbagai jenis badan usaha pelayanan jasa, berakibat sangat bervariasinya kualitas dan kualitas limbah.

(Soeparman, 2001)

2.1.2 Komposisi Air Limbah

Menurut Yolanda (2012), sesuai dengan sumber asalnya, maka air limbah mempunyai komposisi yang sangat bervariasi dari setiap tempat dan setiap saat.

Akan tetapi, secara garis besar zat-zat yang terdapat di air limbah data dikelompokkan seperti pada skema berikut ini:

Gambar 1. Skema Pengelompokan Bahan Yang Terkandung Di Dalam Air

2.1.3 Karakteristik Air Limbah

Karakteristik khas yang dimiliki air limbah menurut Chandra (2012). Air limbah terdiri dari 99,9% air, sedangkan kandungan bahan padatnya mencapai 0,1%

dalam bentuk suspensi padat (suspended solid) yang volumenya bervariasi antara 100-500 mg/l. Apabila volume suspensi padat kurang dari 100 mg/L air limbah disebut lemah, sedangkan bila lebih dari 500 mg/L disebut kuat.

Karakteristik Kimia Air limbah biasanya bercampur dengan zat kimia anorganik yang berasal dari air bersih dan zat organik dari limbah itu sendiri. Saat keluar dari sumber air limbah bersifat basa. Namun air limbah yang sudah lama atau membusuk akan bersifat asam karena sudah mengalami kandungan bahan

(21)

organiknya telah mengalami proses dekomposisi yang dapat menimbulkan bau tidak menyenangkan. Komposisi campuran dari zat-zat itu dapat berupa:

1. Gabungan dengan nitrogen misalnya urea, protein, atau asam amino.

2. Gabungan dengan non-nitrogen misalnya lemak, sabun, atau karbohidrat.

3. Bakteri patogen yang terdapat dalam air limbah biasanya termasuk golongan E.coli.

2.2 Limbah Kelapa Sawit

Berdasarkan tempat pembentukannya, limbah kelapa sawit dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu limbah perkebunan kelapa sawit dan limbah industri kelapa sawit.

Limbah perkebunan kelapa sawit adalah limbah yang dihasilkan dari sisa tanaman yang tertinggal pada saat pembukaan area perkebunan, peremajaan dan panen kelapa sawit. Jenis limbah ini antara lain kayu, pelepah dan gulma. Dalam setahun setiap satu hektar perkebunan kelapa sawit rata-rata menghasilkan limbah pelepah daun sebanyak 10,4 ton bobot kering. Limbah industri kelapa sawit adalah limbah yang dihasilkan pada saat proses pengolahan kelapa sawit. Limbah jenis ini digolongkan dalam tiga jenis yaitu limbah padat, limbah cair, dan limbah gas (Fauzi, 2008).

Pada dasarnya pengolahan minyak kelapa sawit merupakan proses untuk mendapatkan minyak dari buah kelapa sawit dengan proses perebusan, pemipilan, pelumatan, pengempaan, pemisahan minyak dalam sludge, pemurnian, pengeringan dan penimbunan. Proses pengolahan diatas akan dapat menghasilkan produk sampingan yang bersifat polutan seperti limbah gas/abu limbah padat dan limbah cair yang dapat mencemari lingkungan apabila dibuang sembarangan. Pengolahan limbah pabrik kelapa sawit adalah uraian tentang prosedur pengolahan cair sejak limbah masuk kedalam tower pendingin sampai limbah siap dimanfaatkan (Fauzi, 2008).

2.3 Limbah Cair Kelapa Sawit

Limbah cair kelapa sawit merupakan limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan minyak sawit (CPO) dan inti sawit (kernel). Limbah cair dari kelapa

(22)

9

sawit perlu menjadi pusat perhatian. limbah cair dalam pabrik kelapa sawit merupakan limbah yang paling banyak dihasilkan diantara jenis limbah lainnya yaitu sekitar 60% pada setiap 100% proses pengolahan tandan buah segar. Umumnya limbah cair industri mengandung logam berat seperti Cd, Fe, Cu, Cr, Zn, Ni dan lain sebagainya. Limbah cair tersebut jika dibuang ke lingkungan secara langsung dapat merusak sumber daya alam dan lingkungan, seperti gangguan pencemaran alam dan pengurasan sumber daya alam, yang nantinya dapat menurunkan kualitas lingkungan antara lain pencemaran tanah, air, danudara bahkan bisa beracun bagi manusia karena di dalam limbah cair bisa mengandung logam berat yang berbahaya dengan konsentrasi tinggi (Wulandari dkk, 2016).

2.4 Logam Berat

Logam berat merupakan golongan logam dengan kriteria-kriteria yang sama dengan logam-logam lain. Perbedaanya terletak pada pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk ke dalam tubuh organisme hidup. Hampir 75% dari unsur-unsur yang terdapat dalam tabel periodik unsur merupakan unsur logam. Unsur logam tersebut, ditemukan hampir pada setiap golongan kecuali pada golongan VII-A dan golongan VIII-A dari tabel periodik unsur. Unsur-unsur logam tersebut dikelompokkan pula atas golongan-golongan sesuai dengan karakteristiknya (Palar, 2008).

2.5 Seng (Zn)

Seng (Zn) merupakan logam berwarna putih kebiru biruan dengan nomor atom 30, berat atom 65,37 dan berat jenis 7,14 kg/dm 3 dan sistem periodik termasuk dalam golongan II-B. Logam ini larut dalam asam dan alkali, mudah larut dalam asam klorida encer dan asam sulfat encer. Logam seng mudah menghantarkan arus listrik.

Penyebaran seng dalam lingkungan cukup luas dapat ditemukan dalam air, udara dan organisme hidup. Di alam apabila dalam keadaan terkontaminasi hampir selalu bersama sama dengan kadmium. Perbandingan seng dengan kadmium berperan penting dalam efek seng terhadap organisme.

(23)

Seng dalam keadaan tertentu mempunyai toksisitas yang rendah pada manusia tetapi mempunyai toksisitas yang tinggi pada ikan sehingga standar suplai air untuk keperluan domestik kandungan sengnya maksimum 5 mg/L. Toksisitas seng sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan, diantaranya temperatur dan tingkat kelarutan oksigen (O2).

Seng mempunyai banyak fungsi karena merupakan unsur essensial. Seng adalah unsur yang diperlukan oleh tubuh manusia untuk aktivitas insulin dan bekerjanya enzim enzim tertentu pada tubuh secara normal otot, hati, ginjal dan pankreas mengandung seng dalam jumlah besar. Keracunan seng dapat mengakibatkan kerusakan saluran cerna dan diare serta menyebabkan kerusakan pankreas. Adapun gejala keracunan ini adalah demam, muntah, lambung kejang dan diare (Widowati, 2008).

2.6 Timbal (Pb)

Timbal atau dikenal sebagai logam Pb dalam susunan unsur merupakan logam berat yangterdapat secara alami di dalam kerak bumi dan tersebar ke alam dalam jumlah kecil melalui proses alami termasuk letusan gunung berapi dan proses geokimia. Pb merupakan logam lunak yang berwarna kebiru-biruan atau abu-abu keparakan dengan titik leleh pada 327,5°C dan titik didih 1.740°C pada tekanan etmosfer. Timbal mempunyai nomor atom tersebar dari semua unsur yang stabil, yaitu 82. Dari golongan IV A dengan bobot atom 207,2. Namun logam Timbal merupakan logam yang sangat beracun.

Pencemaran lingkungan bukanlah suatu hal yang baru, karena pencemaran lingkungan telah terjadi sejak dahulu sampai sekarang. Pencemaran yang paling besar disebabkan oleh pembungan senyawa kimia tertentu dari kegiatan industri dan transportasi. Salah satu bahan pencemar terbesar yang dihasilkan adalah timbal (Pb).

Banyak industri yang pada proses produksinya menggunakan Timbal (Pb) seperti industri pembuatan baterai, industri cat, pestisida, pembuatan pipa, dan industry keramik. Timbal (Pb) juga digunakan sebagai bahan aditif pada bahan bakar, khususnya bensin sebagai anti knocking (anti letup).

Timbal (Pb) termasuk salah satu zat kimia berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan bila masuk ke dalam tubuh manusia. Gangguan kesehatan

(24)

11

yang ditimbulkan oleh keracunan Timbal (Pb) seperti anemia, gangguan janin pada ibu hamil, peningkatan permiabilitas pembuluh darah, kerusakan pada otak besar, epilepsi, halusinasi, dan delirium, yaitu sejenis penyakit gula (Palar. H, 2004).

2.7 Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) adalah metoda pengukuran kuantitatif suatu unsur yang terdapat dalam suatu cuplikan berdasarkan penerapan cahaya pada panjang gelombang tertentu oleh atom-atom bentuk gas dalam keadaan dasar. Telah lama ahli kimia menggunakan pemancaran radiasi oleh atom yang dieksitasikan dalam suatu nyala sebagai alat analisis. Fraksi atom-atom yang tereksitasi berubah secara eksponensial dengan temperatur. Teknik ini digunakan untuk penetapan sejumlah unsur, kebanyakan logam dan sampel yang sagat beraneka ragam (Khopkar, 2003).

2.7.1 Prinsip dan Teori Spektrofotometri Serapan Atom

Spektrofotometri serapan atom didasarkan pada bahwa atom-atom pada suatu unsur dapat mengabsorpsi energi sinar pada panjang gelombang tertentu. Banyak energi sinar yang diabsorpsi berbanding lurus dengan jumlah atom-atom unsur yang mengabsorpsi. Atom terdiri atas inti atom yang mengandung proton bermuatan positif dan neutron berupa partikel netral dimana inti atom dikelilingi oleh elektron- elektron bermuatan negatif pada tingkat energi yang berbeda-beda (Khopkar, 2003).

2.7.2 Gangguan pada Spektrofotometri Serapan Atom dan Cara Mengatasinya

Gangguan nyata pada SSA adalah sering kali didapatkan suatu harga yang tidak sesuai dengan konsentrasi sampel yang ditentukan. Penyebab dari gangguan ini adalah faktor matriks sampel.

Sampel dalam bentuk molekul karena diasosiasi yang tidak sempurna akan cenderung mengabsorpsi radiasi dari sumber radiasi. Demikian juga terjadinya ionisasi atom akan menjadi kesalahan pada spektrofotometer serapan atom oleh karena spektrum radiasi jauh berbeda dengan spektrum absorpsi atom netral yang

(25)

memang akan ditentukan. Ada beberapa usaha untuk mengurangi gangguan kimia pada SSA yaitu dengan cara :

1. Menaikan temperatur nyala agar mempermudah penguraian untuk itu dipakai gas pembakar campuran C2H2 + N2O yang memberikan nyala dengan temperatur yang tinggi.

2. Menambahkan elemen pengikat gugus atom penyangga, sehingga terikat kuat akan tetapi logam yang ditentukan bebas sebagai atom netral. Misalnya penentuan logam yang terikat sebagai garam, dengan penambahan logam yang lainnya akan terjadi ikatan lebih kuat dengan anion penggangu.

3. Pengeluaran unsur pengganggu dari matriks sampel dengan cara eksitasi (Mulja, 1995).

2.7.3 Rangkaian Spektrofotometri Serapan Atom

Komponen penting yang membentuk Spektrofotometri Serapan Atom diperlihatkan pada gambar 2.1 dibawah ini.

Gambar 2.1. Rangkaian ringkas Spektrofotometri Serapan Atom (Khopkar, 2003) Adapun penjelasan rangkaian alat spektrofotometri serapan atom adalah sebagai berikut :

A) Lampu katoda berongga

Sumber sinar yang lazim dipakai adalah lampu katoda berongga. Lampu ini terdiri atas tabung kaca tertutup yang mengandung suatu katoda dan anoda. Katoda berbentuk silinder berongga yang terbuat dari logam atau dilapisi dengan logam tertentu. Tabung logam ini diisi dengan gas mulia (neon atau argon) dengan tekanan

A B

(26)

13

rendah. Neon biasanya lebih disukai karena memberikan intensitas pancaran lampu yang lebih rendah.

Dalam analisis dengan Spektrofotometri Serapan Atom, sampel yang akan dianalisis harus diuraikan menjadi atom-atom netral yang masih dalam keadaan gas.

Ada berbagai macam yang dapat digunakan untuk mengubah suatu sampel menjadi uap atom-atom yaitu dengan nyala dan tanpa nyala (Mulja, 1995).

B) Nyala (Flame)

Nyala digunakan untuk mengubah sampel yang berupa padatan atau cairan menjadi bentuk uap atomnya, dan juga berfungsi untuk atomisasi (Mulja, 1995)

C) Monokromator

Monokromator memisahkan, mengisolasi dan mengontrol intensitas dari radiasi energi yang mencapai detektor. Pada hakekatnya mungin saja dapat dianggap sebagai suatu saringan yang dapat disesuaikan dengan suatu daerah yang spesifik, yang mana spektrum transmisi yang tidak sesuai akan ditolak. Idealnya monokromator harus mampu memisahkan garis resonansi. Karena ada beberapa unsur yang mudah dan ada beberapa unsur yang sulit (Mulja, 1995).

D) Detektor

Detektor dapat diatur sedemikian rupa pada nilai frekuensi tertentu, sehingga tidak memberikan respon terhadap nilai emisi yang berasal dari eksitasi (Khopkar, 2003).

E) Amplifier

Berfungsi untuk memperbesar/memperkuat arus yang dihasilkan oleh detektor agar dapat dibaca oleh recorder.

F) Recorder

Berfungsi untuk membaca sinyal listrik yang dihasilkan pada detektor yang telah diperkuat arusnya oleh amplifier agar dikonversikan ke dalam besaran absorbans atau % tansmitan.

(27)

2.7.4 Cara Kerja Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

Larutan sampel diaspirasikan ke suatu nyala dan unsur-unsur di dalamsampel diubah menjadi uap atom sehingga nyala mengandung atom unsur-unsur yang dianalisis. Beberapa diantara atom akan tereksitasi secara termal oleh nyala, tetapi kebanyakan atom tetap tinggal sebagai atom netral dalam keadaan dasar (ground state). Atom-atom ground state ini kemudian menyerap radiasi yang diberikan oleh sumber radiasi yang terbuat oleh unsur-unsur yang bersangkutan. Panjang gelombang yang dihasilkan oleh sumber radiasi adalah sama dengan panjang gelombang yang diabsorpsi oleh atom dalam nyala (Aziz, 2007).

(28)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2019 di Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup Sumatera Utara.

3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat

1. Spektrofotometri Serapan Atom ( SSA ) AA 240 FS 2. Lampu katoda berongga

3. Labu ukur 100 ml Pyrex

4. Corong kaca Cimaree

5. Tabung reaksi

6. Kertas saring No.42 Whatman

7. Hot plate

8. Gelas ukur 50 ml Pyrex

9. Pipet volume 20 ml Pyrex

10. Pipet pump 11. Botol aquadest 3.2.2 Bahan

1. Sampel Air limbah I, II, III, dan IV 100 ml

2. Asam nitrat (HNO)3 (p)

65%

3. Larutan standar logam Seng (Zn) 1000 mg/L 10 ml 4. Larutan standar logam Timbal (Pb) 1000 mg/L 10 ml 5. Gas asetilen, C2H2

6. Aquadest (l)

(29)

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Persiapan Pengawetan Contoh Uji

Air limbah diawetkan dengan waktu simpan 6 bulan dengan cara menambahkan HNO3 (p) sampai pH kurang dari 2 jika contoh uji tidak dapat segera dianalisa.

3.3.2 Persiapan pengujian

Adapun persiapan pengujian yang dilakukan dalam penelitian yaitu sebagai berikut:

3.3.2.1 Persiapan Contoh Uji

Air limbah yang sudah dikocok sampai homogen dimasukkan kedalam gelas piala sebanyak 100 mL. Ditambahkan asam nitrat sebanyak 5 mL. Air limbah dipanaskan di pemanas listrik sampai hampir kering. Kemudian ditambahkan 50 mL air suling lalu dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL melalui kertas saring dan ditepatkan 100 mL dengan air suling.

3.3.2.2 Pembuatan Larutan Baku Logam Seng (Zn) 100 mg/L

Larutan induk logam seng (Zn) 1000 mg/L dipipet sebanyak 10 mL kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL. Larutan pengencer ditambahkan sampai garis batas kemudian dihomogenkan.

3.3.2.3 Pembuatan Larutan Baku Logam Seng (Zn) 10 mg/L

Larutan standar seng (Zn) 100mg/L dipipet sebanyak 50 mL kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 500 mL. Ditambahkan air suling sebagai larutan pengencer ampai garis batas kemudian dihomogenkan.

3.3.2.4 Pembuatan Larutan Seri Standar Logam Seng (Zn)

Larutan induk seng (Zn) 10 mg/L dipipet sebanyak 0,1 mg/L; 0,5 mg/L; 1 mg/L; 5 mg/L; 10 mg/L; dan 20 mg/L, masing-masing dimasukkan kedalam labu ukur 50 mL. Ditambahkan air suling sebagai larutan pengencer sampai garis batas kemudian dihomogenkan.

(30)

17

3.3.2.5 Pembuatan Larutan Baku Logam Timbal (Pb) 100 mg/L

Larutan induk logam timbal (Pb) 1000mg/L dipipet sebanyak 10 mL kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 100mL. Ditambahkan air suling sebagai larutan pengencer sampai garis batas kemudian dihomogenkan.

3.3.2.6 Pembuatan Larutan Baku Logam Timbal (Pb) 10 mg/L

Larutan induk logam timbal (Pb) 100mg/L dipipet sebanyak 10mL dan dimasukkan ke labu ukur 100 mL. Ditambahkan air suling sebagai larutan pengencer sampai garis batas kemudian dihomogenkan.

3.3.2.7 Pembuatan Larutan Seri Standar Logam Timbal (Pb)

Larutan induk timbal (Pb) 10 mg/L dipipet sebanyak 0,1 mg/L; 0,5 mg/L; 1 mg/L; 5 mg/L; 10 mg/L; dan 20 mg/L, masing-masing dimasukkan kedalam labu ukur 50 mL. Ditambahkan air suling sebagai larutan pengencer sampai garis batas kemudian dihomogenkan.

(31)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil penelitian

4.1.1 Uji kualitatif dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

Hasil uji kualitatif dengan menggunakan metode spektrofotometri serapan atom (SSA), yaitu:

4.1.1.1 Logam Seng (Zn)

Data hasil pengujian kadar logam seng (Zn) pada limbah kelapa sawit dengan menggunakan metode spektrofotometri serapan atom (SSA). Data pengukuran absorbansi larutan seri standar seng (Zn) dapat ditunjukkan pada berikut ini :

Tabel 4.1 Data pengukuran Absorbansi Larutan Seri Standar Seng (Zn)

0,010 0,0160

0,050 0,0190

0,100 0,0350

0,500 0,1350

1,000 0,2540

2,000 0,4600

Data absorbansi yang diperoleh untuk larutan seri standar Seng (Zn) terhadap berbagai konsentrasi larutan standar yaitu pada pengukuran 0,010; 0,050; 0,100;

0,500; 1,000; 2,000 mg/L sehingga diperoleh kurva kalibrasi yang berupa garis linear

pada Gambar

4.1.

Konsentrasi (mg/L) Absorbansi Larutan Seri Standar Seng (Zn)

(32)

19

Gambar 4.1. Kurva kalibrasi garis linear

Dari kurva di atas ditunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi semakin tinggi pula absorbansi. Diperoleh persamaan y = 0,227 + 0,012 dan membentuk garis linier dengan nilai R²= 0,997. Nilai regresi yang diperbolehkan yaitu mendekati angka 1 dan memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh SNI 6989.84:2019 bahwa koefisien korelasi regresi linier yang diperbolehkan yaitu r ≥ 0,995. Maka kurva kalibrasi di atas dapat digunakan sebagai acuan dalam pengujian kandungan logam Zn pada sampel.

Tabel 4.2 menampilkan data absorbansi yang diperoleh untuk sampel pada limbah kelapa sawit terhadap berbagai konsentrasi larutan

Tabel 4.2 Konsentrasi absorbansi seng (Zn) pada llimbah kelapa sawit

Sampel Konsentrasi (mg/L) Absorbansi

Air Limbah 1 Air Limbah 2 Air Limbah 3 Air Limbah 4

1,151 0,705 1,682 0,235

0,2726 0,1670 0,3983 0,0556

(33)

4.1.1.2 Logam Timbal (Pb)

Tabel 4.3 menampilkan data hasil pengujian kadar logam timbal (Pb) pada limbah kelapa sawit dengan menggunakan metode spektrofotometri serapan atom (SSA).

Tabel 4.3 Data Pengukuran Absorbansi Larutan Seri Standar Timbal (Pb) Konsentrasi

(mg/L) Absorbansi larutan seri standar Timbal (Pb)

0 0

0,100 0.0072

0,500 0.0321

1,000 0.0627

1,500 0.085

2,000 0.1186

Data absorbansi yang diperoleh untuk larutan seri standard Timbal (Pb) terhadap berbagai konsentrasi larutan standar yaitu pada pengukuran 0,100; 0,050;

0,100; 0,500; 1,000; 2,000 mg/L sehingga diperoleh kurva kalibrasi yang berupa garis linear.

Gambar 4.2 Kurva Kalibrasi Timbal(Pb)

(34)

21

Dari kurva di atas ditunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi semakin tinggi pula absorbansi. Diperoleh persamaan y = 0,058 + 0,001 dan membentuk garis linier dengan nilai R²= 0,997. Nilai regresi yang diperbolehkan yaitu mendekati angka 1 dan memenuhi syarat yang telah ditentukan ahwa koefisien korelasi regresi linier yang diperbolehkan yaitu r ≥ 0,98.

Data absorbansi yang diperoleh untuk pada limbah kelapa sawit terhadap berbagai konsentrasi larutan yaitu pada tabel 4.4 dibawah ini :

Tabel 4.4 Konsentrasi absorbansi timbal (Pb) pada limbah kelapa sawit

Sampel Konsentrasi (mg/L) Absorbansi (A)

Air Limbah 1 0,004 0,0008

Air Limbah 2 0,006 0,0013

Air Limbah 3 0,009 0,0019

Air Limbah 4 0,002 0,0003

4.2 Pembahasan

Dari percobaan yang dilakukan di UPT Laboratorium Badan Lingkungan Hidup tentang penentuan kadar logam seng (Zn), dan timbal (Pb) yang terdapat pada air limbah kelapa sawit dengan menggunakan alat spektrofotometer serapan atom (SSA) diperoleh bahwa kadar logam seng (Zn) yang terdapat pada sampel air limbah 1 = 1,151 mg/L, air limbah 2 = 0,705 mg/L, air limbah 3 = 1,682 mg/L, air limbah 4 = 0,235 mg/L dan kadar logam timbal (Pb) yang terdapat pada sampel air limbah 1 = 0,004 mg/L, air limbah 2 = 0,006 mg/L, air limbah 3 = 0,009 mg/L, dan air limbah 4 = 0,002 mg/L. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 dan 4.3.

Percobaan dilakukan pada 4 sampel air limbah industri kelapa sawit dari sumber yang berbeda yang didapatkan dari UPT Laboratorium Badan Lingkungan Hidup. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa kadar logam seng (Zn) dan timbal (Pb) pada limbah industri kelapa sawit yang dianalisis memenuhi standar baku mutu sesuai dengan KEP-1/MENLH/10/1995 yaitu sebesar 5 mg/L untuk logam seng (Zn) dan 0,1mg/L untuk logam timbal (Pb).

Data hasil analisis menunjukkan bahwa kosentrasi timbal (Pb) dan seng (Zn) pada sampel limbah kelapa sawit dibawah batas deteksi dan batas kuantitasi dari validasi metode analisis. Sehingga, konsetrasi pengukuran tidak memberikan respon

(35)

yang signifikan .Untuk itu diperlukan pengukuran dengan pengunaan AAS nyala.

Kandungan logam pada sampel limbah cair kelapa sawit tidak berbahaya. Hal ini dikarenakan tidak melebihi persyaratan Peraturan Nomor 5 Tahun 2014 tentang baku mutu air limbah dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.

Pencemaran lingkungan bukanlah suatu hal yang baru, karena pencemaran lingkungan telah terjadi sejak dahulu sampai sekarang. Pencemaran yang paling besar disebabkan oleh pembungan senyawa kimia tertentu dari kegiatan industri dan transportasi.

Salah satu bahan pencemar terbesar yang dihasilkan adalah timbal (Pb).

Timbal (Pb) termasuk salah satu zat kimia berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan bila masuk ke dalam tubuh manusia. Gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh keracunan Timbal (Pb) seperti anemia, gangguan janin pada ibu hamil, peningkatan permiabilitas pembuluh darah, kerusakan pada otak besar, epilepsi, halusinasi, dan delirium, yaitu sejenis penyakit gula. Kandungan lain yang terdapat dalam air limbah yaitu Seng (Zn). Keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun demikian jumlah berlebih dapat menimbulkan efek racun.

(36)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kadar Zn pada sampel limbah cair kelapa sawit yaitu < 0,0045 mg/L, pengujian dilakukan dengan menggunakan sepektrofotometri serapan atom.

2. Kadar Pb pada sampel limbah cair kelapa sawit yaitu < 0,0012 mg/L, pengujian dilakukan dengan menggunakan sepektrofotometri serapan atom.

3. Kadar Logam Seng (Zn) dan Timbal (Pb) pada limbah cair kelapa sawit tidak berbahaya karena tidak melebihi persyaratan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang baku mutu air limbah dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang pengelolan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.

5.2 Saran

Sebaiknya dilakukan pengeluaran unsur pengganggu dari matriks sampel dengan cara eksitasi untuk mempermudah analisa dan dinaikkan temperatur nyala untuk mempermudah penguraian.

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, V. 2007. Analisis Kandungan Sn, Zn, dan Pb Dalam Susu Kental Manis Kemasan Kaleng Secara Spektrofotometri Serapan Atom. [Skripsi].

Universitas Islam Indonesia. Halaman 26

Chandra, Budiman. 2012. Pengantar Kesehatan Lingkungan. EGC. Jakarta Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem Biologi Mahluk Hidup. Jakarta : UI Press

Daud Satria Putra, Ardian Putra.2014. Analisis Pencemaran Limbah Cair Kelapa Sawit Berdasarkan Kandungan Logam, Konduktivitas, Tds Dan Tss.

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 2, April 2014.

Fauzi, Y., 2008. Kelapa Sawit : Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Hasil dan Limbah. Jakarta : Penebar Swadaya

Murtadho, Djuli, Sa'id E. Gumbira. 1988. Penanganan Dan Pemanfaatan Limbah Padat. Jakarta : PT Melton Putra

Khopkar, S, M., 2003. Konsep Dasar Analitik. Jakarta : UI-Press

Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik Edisi Kedua. Jakarta : UI Press Mahida, U. N. 1984. Pencemaran Air Dan Pemanfaatan Limbah Industri. Jakarta :

Penerbit Rajawali

Mulja, M., 1995. Analisis Instrumental. Surabaya : Airlangga University Press

Nurrachmi, I. Bintal, A, M, Nudi Habibi., 2011. Bioakumulasi Logam Cd, Cu, Pb Dan Zn Pada Beberapa Bagian Tubuh Ikan Gulma. Pekanbaru : Universitas Riau

Palar, H. 2008. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta : Rineka Cipta Palar, H. 2004. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta : Rineka Cipta Sartono. 2001. Racun dan Keracunan. Jakarta : Widya Mestika.

Soeparman. 2001. Pembuangan Tinja Dan Limbah Cair. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Widowati, W., 2008. Efek Toksik Logam Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran. Yogyakarta : Penerbit ANDI.

(38)

25

Wulandari, J., Asrizal, Zulhendri. 2016. Analisis Kadar Logam Berat pada Limbah Industri Kelapa Sawit Berdasarkan Hasil Pengukuran Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Journal of Physics Pillar. Volume 8. Halaman 57 –64

Yota Yolanda, 2019. Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Home Industri Tahu Tempe Lampung Tengah Dengan Metode Biogas Di Desa Gaya Baru Dua Kecamatan Seputih Surabaya Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2019.

[Diploma thesis]. Poltekkes Tanjung Karang. Halaman 11

(39)

LAMPIRAN

(40)

27

Lampiran 1. Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri Nomor : KEP-51MENLH/10/1995

(41)

Lampiran 2. SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA) AA 240 FS

(42)

29

Lampiran 3. Lampu Katoda Berongga

Gambar

Gambar 1. Skema Pengelompokan Bahan Yang Terkandung Di Dalam Air
Gambar 2.1. Rangkaian ringkas Spektrofotometri Serapan Atom (Khopkar, 2003)  Adapun  penjelasan  rangkaian  alat  spektrofotometri  serapan  atom  adalah  sebagai berikut :
Tabel 4.1 Data pengukuran Absorbansi Larutan Seri Standar Seng (Zn)
Tabel  4.2 menampilkan  data  absorbansi yang  diperoleh  untuk  sampel  pada  limbah  kelapa sawit terhadap berbagai konsentrasi larutan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat kepadatan, mortalitas dan waktu kematian serangga uji yang cepat tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah S.. carpocapsae yang keluar dari

Berdasarkan tabel di atas, telah dijelaskan tema produk beserta penjelasanya. Sama halnya dengan Sogan Batik Rejodani, Muezza juga.. melakukan launching produk.

PERUBAHAN NAMA IKATAN ADHYAKSA DHARMAKARINI DAERAH / CABANG KETUA UMUM IKATAN ADHYAKSA DHARMAKARINIc. Menimbang

dengan locus of control adalah penelitian Dian Agustia (2009) yang mengemukakan di dalam penelitiannya bahwa locus of control memiliki pengaruh yang kuat dan

Artikel Penelitian dengan judul “Analisis Kadar Saponin dan Total Bakteri Asam Laktat pada Yogurt Ganyong ( Canna edulis ) Sinbiotik Substitusi Kacang Merah (

ITB menggali hasil tracer study tiap dimensi dengan dalam bahkan mengetahui hal- hal yang detail sebagai informasi yang bermanfaat bagi kampus (Misalnya tiap prodi

Analisis kebutuhan e-modul berbasis penelitian yang diberikan dosen pengampu matakuliah mikrobiologi berisi tentang aktivitas, motivasi dan minat mahasiswa terhadap

Kesimpulan dari hasil analisis dan interpretasi terhadap representasi nasionalisme kebangsaan yang terkandung dalam lirik lagu “Dari Mata Sang Garuda” adalah adanya ungkapan