• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN BELAJAR BAHASA ARAB SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN (READING ALOUD) MEMBACA KERAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN BELAJAR BAHASA ARAB SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN (READING ALOUD) MEMBACA KERAS"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)UPAYA MENINGKATKAN BELAJAR BAHASA ARAB SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN (READING ALOUD) MEMBACA KERAS Sebuah Penelitian Tindakan Kelas SISWA RA MASITHOH KEBUMEN BANYUBIRU SEMARANG TAHUN 2010. Diajukan Untuk Menyusun SKRIPSI. Oleh: SITI NUR ASIYAH NIM: 114 08 043. JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010.

(2) ii.

(3) Skripsi saudari Siti Nur Asiyah dengan nomor induk mahasiswa 11408043 yang berjudul UPAYA MENINGKATKAN BELAJAR BAHASA ARAB SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN (READING A LOUD) MEMBACA KERAS SISWA RA MASITHOH KEBUMEN BANYUBIRU SEMARANG TAHUN 2010 telah dimunaqosyahkan dalam siding panitia ujian jurusan tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 25 September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Islam (S.Pdi).. Nurwanto, M.Hum 197510152002121006 NIP…………………. iii. iii.

(4) MOTTO Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.. KUPERSEMBAHKAN: Keluarga. dan. putraku. Varel. tercinta, serta rekan-rekan yang aku sayangi yang telah memberikan dorongan. hingga. penulisan skripsi.. iv. selesainya.

(5) KATA PENGANTAR. Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah. melimpahkan. rahmat. dan. hidayah-Nya,. sehingga. penulis. dapat. menyelesaikan penulisan penelitian ini yang bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Salatiga. Dalam penulisan ini, penulis banyak mendapat bantuan serta bimbingan sampai terselesaikannya penulisan penelitian ini. Oleh sabab itu tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Imam Sutomo, selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Norwanto, M.Hum, selaku pembimbing skripsi di STAIN Salatiga, terima kasih atas bimbingannya dari awal sampai terselesaikannya skripsi ini. 3. Bapak Rozikin, selaku Kepala MI Kebumen Banyubiru Kabupaten Semarang. 4. Ibu Farida Ariyani, selaku Kepala RA Masitoh Kebumen Banyubiru Kabupaten Semarang. 5. Rekan-rekan Guru RA Masitoh Kebumen Banyubiru Kabupaten Semarang, terima kasih dukungannya. 6. Keluarga tercinta dan tersayang serta rekan-rekan mahasiswa kalian akan selalu dihati. v.

(6) 7. Putraku Varel yang lucu, tercinta dan tersayang, cepat besar, jadi anak yang baik, berguna bagi nusa dan bangsa. Amin. 8. Terima kasih kuucapkan buat seseorang (Adit Ambon) yang telah mendukungku dan memberikan bantuan baik materi ataupun spiritual dalam pembuatan skripsi ini. Akhir kata, semoga Allah SWT memberikan balasan atau imbalan pahala yang sebesar-besarnya atas jasa dan bantuan yang telah diberikan. Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.. Salatiga, Agustus 2010 Penulis,. vi.

(7) DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................ i. HALAMAN NOTA PEMBIMBING............................................................... ii. HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN................................................. iii. HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv. KATA PENGANTAR ..................................................................................... v. DAFTAR ISI.................................................................................................... vii. ABSTRAK ....................................................................................................... ix. BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1. A. Latar Belakang ............................................................................. 1. B. Rumusan Masalah ........................................................................ 3. C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4. D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 4. E. Metodologi Penelitian .................................................................. 5. F. Sistematika Penulisan Skripsi. ..................................................... 15. BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 17. A. Membaca ...................................................................................... 17. B. Membaca Keras............................................................................ 35. C. Kerangka Berfikir......................................................................... 48. D. Hipotesis Tindakan....................................................................... 49. vii.

(8) BAB III DESKRIPSI SEKOLAH.................................................................... 50. A. Tempat Penelitian......................................................................... 50. BAB IV ANALISIS DATA ........................................................................... 57. A. Penyajian Data ............................................................................ 57. B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1................................................... 58. C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2................................................... 69. D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 3................................................... 75. E. Hasil Penelitian dan Pembahasan................................................. 80. BAB V PENUTUP ....................................................................................... 85. A. Simpulan .................................................................................... 85. B. Saran .......................................................................................... 86. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN. viii.

(9) ABSTRAK "UPAYA MENINGKATKAN BELAJAR BAHASA ARAB SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN (READING ALOUD) MEMBACA KERAS Sebuah Penelitian Tindakan Kelas SISWA RA MASITHOH KEBUMEN BANYUBIRU SEMARANG TAHUN 2010". Tujuan yang diharapkan dapat dicapai kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui apakah strategi pembelajaran Reading Aloud (membaca keras) dapat meningkatkan perhatian siswa berupa aktivitas dalam mata pelajaran bahasa arab setelah diterapkan metode Reading Aloud. Untuk mengetahui apakah pembelajaran metode Reading Aloud (membaca keras) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk mengetahui apakah pembelajaran metode reading aloud (membaca keras) dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam mata pelajaran bahasa arab. Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah: Rancangan Penelitian: Rancangan penelitian yang ditetakan berupa penelitian tindakan kelas (Classroom Actiob research), yaitu sebagai bentuk penelitian refleksi yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya. Tahapantahapan dalam rencana penelitian tindakan kelas adalah; Perencanaan, Pelaksanaan tindakan kelas, Pengamatan tindakan kelas, Refleksi. Instrumen Penelitian: Untuk mendapatkan data yanmg akurat perlu disusun suatu instrumen yang valid dan relible. Instrumen yang peneliti gunakan adalah instrumen yang sesuai dengan penelitian tindakan kelas dan untuk mendapatkan data yang sebenarnya, maka peneliti menggunakan instrumen yang valid. Instrumen yang valid adalah instrumen yang mampu dengan tepat mengukur apa yang hendsak diukur dengan instrumen yang tepat guna. Metode pengumpulan data: Adalah suatu cara yang digunakan untuk mengamati variabel yang akan diteliti dengan metode wawancara, tes, observasi, kuesioner, sehingga memperoleh data/informasi-informasi yang sesuai dengan harapan. Metode Tes: digunakan lembaran tes yang dikerjakan siswa, baik berupa tes awal maupun tes akhir. Metode observasi: Dalam pengambilan data dipandu dengan lembaran pengamatan yang dilakukan langsung oleh peneliti. Hasil penelitian pada penelitian di atas adalah sebagai berikut: Belajar bahasa arab dengan sederhana dengan reading aloud belum meningkatkan pemahaman siswa kepada guru pada pelajaran bahasa arab sederhana tema diri sendiri. Terbukti pada hasil yang disimpulkan dari adanya 10 (59%) siswa total 17 siswa memperoleh nilai BM berarti masih terdapat 59% siswa belum terbiasa dengan metode reading aloud. Belajar bahasa arab sederhana dengan reading aloud dapat meningkatkan prestasi siswa. Kesimpulan ini berdasarkan dari peningkatan prestasi belajar siswa yang dilihat dari nilai siswa yang semakin meningkat dari siklus 1 hingga siklus 3, yaitu dari 7 orang (31%), 11 orang (65%) dan 15 orang (88%). Kata kunci: Membaca keras, refleksi, instrument, observasi, kuesioner.. ʝ.

(10) BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Manusia terlahir sebagai makhluk sosial, dalam semua kegiatannya selalu membutuhkan orang lain. Kecenderungan inilah yang mendorong untuk selalu kontak dan integrasi antar sesama. Sadar akan adanya kebutuhan untuk saling berhubungan antar sesamanya, kemudian manusia menciptakan suatu alat yang dapat mempertemukan alam pikiran antar anggota masyarakat yang kemudian dikenal dengan bahasa. Sehubungan dengan kepentingan manusia terhadap penguasaan bahasa sebagai alat penghubung utama antar sesamanya, maka berbagai upaya dan pendekatan untuk menyeragamkan dalam penggunaannya. Bimbingan. belajar merupakan. salah. satu usaha. yang perlu. dilaksanakan untuk mencapai tujuan belajar yang maksimal. Pelaksanaan bimbingan dilatarbelakangi oleh beberapa aspek diantaranya aspek psikologis, sosiologis, cultural dan pedagogis. Aspek psikologis dalam proses pendidikan menempatkan siswa sebagai subyek didik yang merupakan pribadi unik dengan segala karakteristiknya. Hal ini yang menyebabkan perbedaan kemampuan anak dalam menerima pelajaran yang diberikan guru. Dari segi sosial budaya, kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang diberikan di sekolah, dengan tujuan agar siswa berhasil dalam bidang pendidikan dan pada akhirnya siswa dapat menyesuaikan diri dengan. 1.

(11) 2 lingkungan. Walaupun begitu masih ada siswa yang belum berhasil. Dan peran guru sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan belajar kepada siswa yang belum berhasil. Dari segi pedagogis, bimbingan belajar mempuyai peranan yang amat penting dalam pendidikan yaitu membantu setiap pribadi anak didik agar berkembang secara optimal dan berhasil dalam kegiatan pembelajaran. Sebagai pendidik, tugas dan tanggung jawab guru yang paling utama ialah mendidik yaitu membantu subyek didik untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Sebelum memberi bimbingan belajar kepada siswa, guru diharuskan mengenal dan memahami tingkat perkembangan anak didik. Sistem motivasi kebutuhan, pribadi, kecakapan dan kesehatan mental yang dimiliki oleh siswa yang belum berhasil dalam belajar. Mengajar membaca untuk siswa TK/RA tentu berbeda dengan mengajarkan membaca untuk siswa SMP, SMA atau mahasiswa. Perbedaan itu wajar sebab tujuannya berbeda juga. Oleh karena itu membuat rumusan membaca tingkat Sekolah rendah (TK/RA), SMP, SMA, Perguruan Tinggi jelas tidak sama. Untuk siswa TK/RA dalam kegiatan membacanya hanya dituntut mampu menyatakan bacaan dengan teknik dan suara tidak tersendatsendat dan diulang-ulang (lancar membaca) hal inilah sering disebut dengan teknik membaca keras. Membaca keras adalah hal yang paling utama dalam membantu anak belajar membaca karena membantu berkembangnya kemampuan membaca anak. Anak dibiarkan melihat ketika kita membaca setelah memiliki dasar.

(12) 3 teknik membaca yang baik, anak mulai diarahkan untuk mampu menangkap makna kalimat sederhana. Berdasarkan hal tersebut membaca keras merupakan salah satu dasar yang penting dari teknik membaca yang baik di samping pengajaran membaca ini mengutamakan penjiwaan isi bacaan. Dalam hubungan ini pembaca harus memahami dan menguasai cara dan teknik membaca yang benar. Teknik membaca keras sering dianggap biasa / kurang menarik maka kemampuan membaca keras antara siswa yang satu dengan siswa yang lain berbeda-beda dan siswa tidak mengetahui teknik membaca keras yang benar. Berkaitan dengan permasalahan di atas maka penulis mengangkat permasalahan tersebut dalam suatu penelitian yang berjudul : "UPAYA. MENINGKATKAN. BELAJAR. BAHASA. ARAB. SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN (READING ALOUD) MEMBACA KERAS SISWA RA MASITHOH KEBUMEN BANYUBIRU SEMARANG TAHUN 2010".. B. Rumusan Masalah 1. Apakah belajar bahasa arab sederhana dengan menggunakan (Reading Aloud) membaca keras dapat meningkatkan pemahaman siswa RA MASITHOH Kebumen Banyubiru Semarang tahun 2010? 2. Apakah belajar bahasa arab sederhana dengan menggunakan (Reading Aloud) membaca keras dapat meningkatkan prestasi siswa RA MASITHOH Kebumen Banyubiru Semarang tahun 2010?.

(13) 4 C. Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dapat dicapai kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah strategi pembelajaran Reading Aloud (membaca keras) dapat meningkatkan pemahaman siswa berupa aktivitas dalam mata pelajaran bahasa arab setelah diterapkan metode Reading Aloud. 2. Untuk mengetahui apakah pembelajaran metode Reading Aloud (membaca keras) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.. D. Manfaat Penelitian Penelitian kependidikan sangat besar manfaatnya bagi pengembangan sistem. pendidikan. maupun. untuk. kepentingan. praktis. dalam. menyelenggarakan pendidikan. Penelitian ini sangat berguna bagi peneliti, guru, maupun bagi siswa hal ini dapat dilihat sebagai berikut :. 1. Bagi Siswa Dengan adanya penelitian ini penulis sangat berharap hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi atau masukan pengetahuan baru khususnya. mengenai. membaca. keras.. Di. samping. itu. peneliti. mengharapkan supaya dengan adanya penelitian itu ini siswa lebih giat lagi untuk belajar terutama dalam mata pelajaran Bahasa Arab..

(14) 5 2. Bagi Guru Dengan penelitian ini, dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk pemantapan pengetahuan yang didapat dari hasil penelitian ini guna lebih memahami, menguasai maupun terampil dalam menyampaikan suatu materi pelajaran Bahasa Arab khususnya dalam materi membaca keras. 3. Bagi Peneliti Untuk memperoleh pengalaman praktis dalam melaksanakan penelitian selanjutnya atau penelitian serupa di masa yang akan datang. Di samping itu untuk mengetahui kemampuan membaca keras siswa RA Masithoh Kebumen Banyubiru Semarang tahun 2010.. E. Metode penelitian 1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang ditetakan berupa penelitian tindakan kelas (Classroom Actiob research), yaitu sebagai bentuk penelitian refleksi yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya. Secara terperinci tahapan-tahapan dalam rencana penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut : a. Perencanaan b. Rancangan tindakan c. Tahapan pelaksanaan.

(15) 6 d. Tahapan pemantauan e. Refleksi f. Siklus. Langkah-langkah kegiatan a. Perencanaan Peningkatan kemampuan bahasa arab dengan metode Rading Aloud / membaca keras dengan perancanaan sebagai berikut 1) Pembelajaran bahasa arab dengan metode reading aloud dalam PBM 2) Pokok bahasan bahasa arab sederhana dengan tema anggota tubuh manusia 3) Hafalan bahasa arab tema anggota tubuh manusia secara sederhana 4) Menyiapkan alat peraga/media pembelajaran yaitu patung boneka manusia 5) Menyiapkan format nilai 6) Mengembangakan format observasi 7) Guru mengatur pelaksanaan penelitian pada saat proses belajar mengajar b. Pelaksanaan tindakan kelas 1) Memberikan. penjelasan. materi/contoh cara. kerja. membaca keras bahasa arab sederhana kepada siswa.. belajar.

(16) 7 2) Peneliti membagi siswa menjadi kelompok-kelompok atau perbangku. 3) Peneliti menyuruh maju satu kelompok dan membaca keras apa yang tadi disampaikan guru dengan menunjukkan angota tubuh manusia dengan bahasa arab kemudian bergantian kelompok untuk maju kedepan kelas. 4) Peneliti memberikan waktu untuk siswa agar berani maju didepan kelas sendiri untuk membaca keras bahasa arab. c. Pengamatan tindakan kelas 1) Peneliti mengamati jalannya proses belajar mengajar berlangsung dengan format observasi. 2) Peneliti menilai dan mengamati apa kelebihan dan kekurangan dalam PBM dengan metode rading aloud (membaca keras). 3) Peneliti mencatat hasil/data-data yang akurat pada saat proses belajar mengajar sehingga mendapatkan data-data hasil penelitian yang harus direfleksikan pada siklus berikutnya. d. Refleksi 1) Peneliti mengungkapkan dan mengevaluasi apa yang dilakukan setelah melakukan tindakan meneliti diri sendiri, kekurangan dan kelebihan guru saat penelitian tindakan kelas berlangsung. 2) Peneliti mengamati dan meneliti tindakan apa yang sudah berhasil dan tindakan apa yang belum berhasil..

(17) 8 3) Tindakan-tindakan yang belum berhasil maka harus diperbaiki kembali untuk penelitian siklus kedua (berikutnya) 2. Instrumen Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas untuk mendapatkan data yanmg akurat perlu disusun suatu instrumen yang valid dan relible. Instrumen yang peneliti gunakan adalah instrumen yang sesuai dengan penelitian tindakan kelas dan untuk mendapatkan data yang sebenarnya, maka peneliti menggunakan instrumen yang valid. Instrumen yang valid adalah instrumen yang mampu dengan tepat mengukur apa yang hendsak diukur dengan insdtrumen yang tepat guna. Peneliti tindakan kelas harus yakin dengan fakta yang dikumpulkan itu cukup valid. Realibilitas menyangkut akuransi dan konsistensi alat pengumpul data. Jika Instrumen tidak konsisten (berubah-ubah) maka instrumen itu tidak dapat dipercaya. Dalam penelitian tindakan kelas penelitian lebih valid bila dilakukan dengan kolaborasi dengan guru/peneliti lain dengan melakukan triangulasi dalam kegiatan tindakan kelas dan menggunakan alat-alat perlengkapan penelitian yaitu jadwal pelaksanaan penelitian. Format observasi, format nilai (penilaian), angket, alat tes standar dan alat tes lain, lampiran-lampiran data hasil penelitian. 3. Subyek Penelitian Subyek yang akan dikenai tindakan adalah siswa kelas TK B RA MASITHOH Kebumen Banyubiru Semarang. Pertimbangan pilihan subyek yakni. perlunya. penerapan tindakan. dalam. penelitian. ini. terhadap.

(18) 9 pembelajaran bahasa arab sederhana RA MASITHOH BKebumen Banyubiru Semarang pada kelas TK B dengan jumlah 17 anak. 9 anak perempuan, 8 anak laki-laki. 10 anak mereka bersal dari keluarga ekonomi menengah kebawah pada umumnya. Tetapi mereka adalah siswa-siswa yang mempunyai semangat belajar yang tinggi, senag bergaul dengan teman, ceria dan suka membantutemannya jika ada temannya yang belum bisa dalam tugasnya. Saya sebagai peneliti dalam tindakan penelitian kelas ini adalah guru RA mengajar TK kelas A khususnya. 4. Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan untuk mengamati variabel yang akan diteliti dengan metode wawancara, tes, observasi, kuesioner, sehingga memperoleh data/informasi-informasi yang sesuai dengan harapan. Menurut kerlinger mengatakan bahwa mengobservasi adalah suatu istilah umum yang mempunyai arti semua bentuk penerimaan data yang dilakukan dengan cara merekam kejadian, menghitungnya, mengukurnya dan mencatatnya. (Suharsimi Arikunto, 1997: 197) Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan data yang berbentuk tes dan observasi (pengamatan), karena data yang dicari adalah tingkat kemampuan membaca keras maka metode yang cocok adalah metode tes dan observasi (pengamatan).

(19) 10 a. Metode Tes Untuk melihat nilai bahasa arab digunakan lembaran tes yang dikerjakan siswa, baik berupa tes awal maupun tes akhir. Khusus untuk tes prestasi belajar yang digunakan di sekolah dibedakan menajdi dua yaitu: 1. Tes buatan guru disusun oleh guru dengan prosedur tertentu. 2. Tes terstandar, tes yang biasa disediakan dilembaga testing. (Suharsimi Arikunto, 1997: 198) Metode tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterapilan, penetahuan, intelektual, kemempuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Keuntungan menggunakan metode tes adalah sebagai berikut: 1) Data riil 2) Waktu yang singkat 3) Memberikan kemudahan dalam menilai 4) Kemungkinan mendapat nilai yang memuaskan, karena materi tes yang selaras dengan pelajaran. Kelemahan adalah kondisi siswa yang kurang sehat pada waktu melaksanakan tes sangat mempengaruhi nilai. Sedangakan untuk mengatasi bias (kecondongan) hasil yang diperoleh, maka disarankan: 1) Memberi kesempatan berlatih pada tester. 2) Melengkapi instrumen tes dengan selengkap mungkin dan sejelas mungkin..

(20) 11 3) Menciptakan situasi tes sedemikian rupa sehingga membantu tester. 4) Menentukan waktu pengerjaan tes secara tepat, baik ketepatan pelaksanaan maupun lamanya. Sedangkan bentuk tes adalah tes membaca keras dari suatu bacaan yang diambil dari buku pelajaran bahasa arab. b. Metode observasi Dalam pengambilan data dipandu dengan lembaran pengamatan yang dilakukan langsung oleh peneliti (kelompok guru) untuk memperoleh data penelitian, aktifitas siswa dan daa ketrampilan guru selama proses pembelajran berlangsung. Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapi dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkat laku yang digambarkan akan terjadi. (Suharsimi Arikunto, 1997:204) Observasi dapat dilakukan dengan cara yang kemudiandigunakan untuk menyebut jenis observasi, yaitu: 1) Observasi non sistematik, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan. 2) Observasi sistematik, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Berdasrkan hal tersebut diatas, maka dalam penelitian ini yang digunakan adalah observasi sitematik, dimana penulis menggunakan.

(21) 12 instrumen bacaan untuk mengamati kemampuan membaca keras siswa RA MASITHOH Kebumen Banyubiru Semarang. Metode observasi mempunyai kebaikan dan kelemahan dalam penggunaannya diantaranya yaitu: Kebaikan metode observasi 1) Data tersebut berguna untuk mengetahui secara langsung objek yang diteliti. 2) Pada metode ini, objek langsung diteliti sehingga memudahkan dalam pengoprasian hasil penelitian. Kelemahan metode observasi 3) Diantara berbagai metode pengumpulan data, pengamatan merupakan metode yang paling rawan dalam arti tingkatan pengamatanya rendah. 4) Penelitian dapat dilakukan berulang-ulang dalam arti apabila yang diteliti benda diam, data dapt diambil sewaktu-waktu apabila ada keraguan pada diri peneliti, sedangkan kalau yang diteliti suatu proses maka pengulangan pangamatan tidak mungkin dilakukan kecuali mempunyai rekaman vidio atau film. 5) Ada unsur subyektivitas, kesan tidak objektif dalam menilai. 6) Biaya yang tinggi dan memakan waktu yang agak lama. Untuk mengatasi adanya bias yang terjadi dalam penelitian dengan menggunakan metode pengamatan (observasi) maka langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut; 1) Dibutuhkan latihan baik dari pihak pengamat maupun dari pihak tester..

(22) 13 2) Menyingkirkan unsur subyektivitas dalam menilai. 3) Menggunakan alat bantuan dalam melakukan pengamatan misalnya, menggunakan rekaman vidio atau tape recorder. 4) Dalam penelitian ini metode penelitian digunakan untuk mencari data/menamati kemampuan membaca keras siswa RA MASITHOH Kebumen Banyubiru Semarang.. 5. Analisis Data Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mengumpulkan data adalah data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa), prestasi keberhasilan belajar siswa, dan data kualitatif yaitu minat bakat siswa dalam PBM dan pemahaman terhadap mata pelajaran (kognitif) denagn metode Reading Aloud/membaca. keras. (afektif). aktifitas. belajar,. motivasi. belajar,. kepercayaan diri lebih meningkat. Analisis merupakan usaha untuk memilih, memilah dan membuang, menggolongkan serta menyusun kedalam kategorisasi, mengklasifikasikan data untuk menjawab pertanyaan aktivitas belajarn dan perhatian siswa membaik sesudah guru mengajar dengan metode reading aloud (membaca keras) didalam Proses Belajar Mengajar (PBM) dan bukti dari data hasil wawancara serta observasi dikelas, adanya siswa yang bertanya secara tepat dan terarah. Data hasil tes sesudah tindakan diberiakan merupakan data kuantitatif dengan teknik analisisnya menggunakan statistik diskriptif. Dari.

(23) 14 hasil belajar siswa dapat diketahui tingkat kemajuan dalam belajar bahasa arab melalui metode reading aloud (membaca keras) Rumus yang saya pakai pada analisis data adalah statistik sederhana yaitu rumus T table sebagai berikut:. Keterangan: N = Banyaknya sample pengukuran t = Nilai d = Selisih dari post tes & pre tes (Nilai post tes – Nilai pre tes). 6. Jadwal Kegiatan Bulan No. Kegiatan 4. 1. Persiapan. . 2. Persiapan Siklus I. . 3. a.. Perencanaan Tindakan. . b.. Pelaksanaan Tindakan Dan Observasi. . c.. Analisis Dan Refleksi. . Persiapan Siklus II. 5. . a.. Perencanaan Tindakan. . b.. Pelaksanaan Tindakan Dan Observasi. . c.. Analisis Dan Refleksi. . 6. 7.

(24) 15 4. 5. 6. Persiapan Siklus III.  . a.. Perencanaan Tindakan. b.. Pelaksanaan Tindakan Dan Observasi. . c.. Analisis Dan Refleksi. . Penyusunan Laporan. . a.. Menyusun Draf Hasil Penelitian. . b.. Menyelenggarakan seminar draf hasil penelitian. . Ujian. . F. Sistematika Skipsi Skipsi ini penulis gunakan dengan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan sistematika sebagai berikut: Bagian Pendahuluan Skripsi yang meliputi: Halaman Judul, Halaman Persetujuan Pembimbing, Halaman Pengesahan, Halaman Motto, Kata Pengantar, Daftar Isi, Abstrak. Bagian Isi Skripsi: BAB I Pendahuluan yang mencakup: Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Sistematika Penulisan Skripsi. BAB II Kajian Teori dan Pustaka, Pada bab ini diuraikan beberapa konsep teoritis yang mendasari dilakukannya penelitian ini dan selanjudnya diikuti dengan hipotensis. Dasar-dasar teori yang dijadikan landasan dalam pembahasan masalah dalam penelitian yang dilakukan meliputi: Bagian A. Membaca bahasa arab meliputi: Hakekat membaca, Pengertian membaca, Proses membaca, Periode membaca, Jenis-jenis membaca, Faktor-faktor.

(25) 16 penyebab siswa mengalami kesulitan dalam belajar membaca, Tujuan membaca, Membaca sebagai suatu ketrampilan, Aspek-aspek membaca. Bagian B. Membaca keras meliputi: Pengertian membaca keras, Membaca keras, Ketrampilan-ketrampilan yang dituntut dalam membaca keras, Peningkatan ketrampilan dalam membaca keras, Cara belajar bahasa arab dengan membaca keras, Contoh bahasa arab sederhana. Bagian C. Kerangka berpikir: Pada bagian ini dijelaskan bahwa mempelajari dan memahami bahasa arab sangat penting terutama dalam kehidupan sehari-hari. Dan menghafal bahasa arab perlu dipelajari dari kelas TK supaya pada tahap selanjudnya dapat mempelajari bahasa arab dengan mudah degan metode yang cocok dalam pembelajaran bahasa arab. Bagian D. Hipotesis Tindakan belajar membaca bahasa arab dengan teknik Reading Alond dapat meningkatkan ketrampilan membaca bahasa arab dan dapat meningkatkan perubahan prilaku siswa dan hasil belajar siswa membaca bahasa arab. BAB III Setting penelitian: Tempat Penelitian. BAB IV Analisis Data: Penyajian Data, Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1, Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2, Deskripsi Pelaksanaan Siklus 3, Hasil Penelitian dan Pembahasan. BAB V Penutup yang mencakup kesimpulan dan saran. Kesimpulan menjelaskan simpulan hasil penelitian (potret kemajuan) dalam tujuan penelitian. Sasan merupakan tindak lanjut yang diberikan berdasarkan temuan peletian dan pembahasan hasil penelitian. Bagian Akhir Skripsi. Meliputi daftar pustaka dan lampiran-lampiran..

(26) BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Landasan Teori Dalam membahas landasan teori ini terlebih dahulu ditegaskan tentang hakekat penyusunan landasan teori. Menyusun landasan teori pada hakekatnya adalah mengadakan penganalisaan terhadap hasil penyelidikan yang relevan dengan permasalahan yang akan dipecahkan. Dengan adanya pengertian tersebut diatas maka dalam penyusunan landasan teori perlu pembahasan secara terperinci, teliti dan kritis terhadap beberapa teori yang telah ada. Dalam landasan teori ini perlu diberikan pengertian seperti yang terkandung dalam judul agar tidak terjadi penafsiran yang salah, dengan demikian dalam bab ini akan dibahas teori-teori yang relevan dengan permasalahan-permasalahan dalam penelitian ini, sehingga dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Adapun teori-teori yang perlu dikemukakan adalah sebagai berikut : A. Membaca 1. Hakekat Membaca Menurut Kolker (1983: 3) membaca merupakan suatu proses komunikasi antara pembaca dan penulis dengan bahasa tulis. Hakekat membaca ini menurutnya ada tiga hal, yakni afektif, kognitif, dan bahasa. Perilaku afektif mengacu pada perasaan, perilaku kognitif mengacu pada pikiran, dan perilaku bahasa mengacu pada bahasa anak.. ١.

(27) ١. Doglass (dalam Cox, 1988: 6) memberikan definisi membaca sebagai suatu proses penciptaan makna terhadap segala sesuatu yang ada dalam lingkungan tempat pembaca mengembangkan suatu kesadaran. Sejalan dengan itu Rosenblatt (dalam Tompkins, 1991: 267) berpendapat bahwa membaca merupakan proses transaksional. Proses membaca berdasarkan pendapat ini meliputi langkah-langkah selama pembaca mengkonstruk makna melalui interaksinya dengan teks bacaan. Makna tersebut dihasilkan melalui proses transaksional. Dengan demikian, makna teks bacaan itu tidak semata-mata terdapat dalam teks bacaan atau pembaca saja. Fredick Mc Donald (dalam Burns, 1996: 8) mengatakan bahwa membaca merupakan rangkaian respon yang kompleks, di antaranya mencakup respon kognitif, sikap dan manipulatif. Membaca tersebut dapat dibagi menjadi beberapa sub keterampilan, yang meliputi: sensori, persepsi, sekuensi, pengalaman, berpikir, belajar, asosiasi, afektif, dan konstruktif. Menurutnya, aktiivitas membaca dapat terjadi jika beberapa sub keterampilam tersebut dilakukan secara bersama-sama dalam suatu keseluruhan yang terpadu Syafi'i (1999: 7) juga menyatakan bahwa membaca pada hakekatnya adalah suatu proses yang bersifat fisik atau yang disebut proses mekanis, beberapa psikologis yang berupa kegiatan berpikir dalam mengolah informasi..

(28) ١. Adapun Farris (1993: 304) mendefinisikan membaca sebagai pemrosesan kata-kata, konsep, informasi, dan gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh pengarang yang berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman awal pembaca. Dengan demikian, pemahaman diperoleh bila pembaca mempunyai pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dengan apa yang terdapat di dalam bacaan. Dengan adanya beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca pada hakekatnya adalah suatu proses yang dilakukan oleh pembaca untuk membangun makna dari suatu pesan yang disampaikan melalui tulisan. Dalam proses tersebut, pembaca mengintegrasikan antara informasi atau pesan dalam tulisan dengan pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki. 2. Pengertian Membaca Menurut Hudgson dalam bukunya Tarigan (1985 : 7), “Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis”. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipaharni, dan proses membaca itu tidak terlaksana baik..

(29) ٠. Dan segi linguistik, seperti yang dikatakan oleh Anderson dalam buku Tarigan (1985 : 7), “Membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and dicoding process), berbeda dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding)”.. Sebuah. aspek. pembacaan. sandi. (decoding). adalah. menghuhungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan atau setakan menjadi bunyi yang bermakna. Membaca menurut Udjang Pairin (1988 : 29) adalah : “Proses pengo1ahan bacaan secara kritis dan kreatif yang dilakukannya secara sadar dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaannya, fungsi dan dampak bacaan itu secara lebih luas”. Lebih lanjut dikatakan, jika kegiatan/pengertian membaca itu ditinjau dari segi perbedaan lingkupnya, maka batasan membaca tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu batasan membaca secara sempit, agak luas, dan dalam pengertian yang lebih luas. a. Membaca dalam arti sempit Menurut pengertian ini proses membaca adalah sebagai kegiatan mengenali simbol-simbol tertulis. Dalam kegiatan ini siswa diarahkan untuk mengenali kata-kata secara teliti. Selin itu juga diharapkan anak dapat mengatur gerakan mata secara ritmis tanpa lompatan balik di sepanjang baris-banris kalimat..

(30) ١. Kegiatan membaca untuk tingkatan ini belum memasukkan unsur pemahaman dan penafsiran makna sebagai bagian dari kegiatan membaca. Pemahaman dan penafsiran makna dianggapnya sebagai bagian dari kegiatan berfikir yang menyertai kegiatan membaca. Jadi membaca dalam arti sempit ini menekankan pada mekanisme membaca secara benar dalam membina siswa. Model pengajaran membaca semacam ini diterapkan di sekolah kelas rendah dan dikenal dengan mambaca bersuara atau membaca teknis. b. Membaca dalam arti agak luas Bentuk pengajaran membaca yang masuk klasifikasi ini yaitu kegiatan membaca yang mensyaratkan penguasaan dasar-dasar membaca (mekanisme membaca) secara baik, juga para siswa mulai diarahkan dan diperkenalkan dengan unsur makna membaca, sampai pada akhirnya anak dituntut untuk dapat memahami informasi yang ada dalam bacaan yang dibacanya. Proses pemahaman tersebut dilakukan dengan memadukan berbagai unsur makna menjadi suatu kesatuan ide yang bulat. Jadi pada dasarnya pengertian ini memusatkan pada proses pemahaman makna atau isi bacaan. c. Membaca dalam arti luas Kegiatan membaca menurut pandangan ini lebih luas jika dibandingkan dengan batasan (a) dan (b). Hal ini tampak pada kriteria yang dituntut. Dalam kegiatan membaca itu disamping membaca.

(31) . diharapkan merniliki kemampuan dasar dan kemampuan menangkap ide yang tersurat dan tersirat dari suatu bacaan, di samping itu dalam diri pembaca masih dibebani tuntutan lain yang lebih tinggi. Dari kegiatan membaca tersebut diharapkan menumbuhkan sikap kritis, kreatif, selektif dan evaluatif dalam diri pembaca dalam menemukan signifikansi nilai, fungsi dan menghubungkan isi bacaan dengan masalah kehidupan yang lebih luas serta dampak positif dan negatif bacaan yang dibacanya. 3. Proses Membaca Menurut beberapa ahli ada beberapa model pemahaman proses membaca, di antaranya model bottom-up, top-down, dan model interaktif. Model botton-up menganggap bahwa pemahaman proses membaca sebagai proses decoding yaitu menerjemahkan simbol-simbol tulis menjadi simbol-simbol bunyi. Pendapat itu menurut Harjasujana (1986: 34) sama dengan pendapat Flesch (1955) yang mengatakan bahwa membaca berarti mencari makna yang ada dalam kombinasi huruf-huruf tertentu. Begitu juga menurut pendapat Fries (dalam Harjasujana, 1986: 34) bahwa membaca sebagai kegiatan yang mengembangkan kebiasaan-kebiasaan merespon pada seperangkat pola yang terdiri atas lambang-lambang grafis. Pendapat-pendapat di atas ternyata ditentang oleh Goodman (dalam Cox, 1998: 270) yang menyatakan bahwa membaca sebagai proses interaksi yang menyangkut sebuah transaksi antara teks dan pembaca. Pembaca yang sudah lancar pada umumnya meramalkan apa yang dibacanya dan.

(32) . kemudian menguatkan atau menolak ramalannya itu berdasarkan apa yang terdapat dalam bacaan, membaca seperti itu disebut model top-down. Kedua pendapat yang menyatakan model bottom-up dan model top-down akhirnya dipersatukan oleh Rumelhart dengan nama model interaktif. Rumelhart (dalam Harris dan Sipay, 1980: 8) menyatukan dua pendapat itu dengan alasan bahwa proses belajar membaca permulaan bergantung pada informasi grafis dan pengetahuan yang berada dalam skemata. Membaca merupakan suatu proses menyusun makna melalui interaksi dinamis di antara pengetahuan pembaca yang telah ada dan informasi itu telah dinyatakan oleh bahasa tulis dan konteks situasi pembaca. Burns, dkk. (1996: 6) menyatakan bahwa aktifitas membaca terdiri atas dua bagian, yaitu proses membaca dan produk membaca. Dalam proses membaca ada sembilan aspek yang jika berpadu dan berinteraksi secara harmonis akan menghasilkan komunikasi yang baik antara pembaca dan penulis. Komunikasi antara pembaca dan penulis itu berasal dari pengkonstruksian makna yang dituangkan dalam teks dengan pengetahuan yang. dimiliki. sebelumnya.. Lebih. lanjut. Burns,. dkk.. (1996:8). mengemukakan sembilan proses membaca tersebut yaitu: (1) mengamati simbol-simbol tulisan, (2) menginterprestasikan apa yang diamati, (3) mengikuti urutan yang bersifat linier baris kata-kata yang tertulis, (4) menghubungkan kata-kata (dan maknanya) dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dipunyai, (5) membuat referensi dan evaluasi.

(33) . materi yang dibaca, (6) mengingat apa yang dipelajari sebelumnya dan memasukkan gagasan-gagasan dan fakta-fakta baru, (7) membangun asosiasi, (8) menyikapi secara personal kegiatan/tugas membaca sesuai dengan interesnya, (9) mengumpulkan serta menata semua tanggapan indera untuk memahami materi yang dibaca. 4. Periode Membaca a. Prabaca Menurut Burns, dkk. (1996: 224) siswa akan terdorong memahami keseluruhan materi jika para guru membiasakan kegiatan membaca dengan aktivitas prabaca, saatbaca, dan pascabaca. Tahaptahap membaca itu tidak sama prosedurnya. Tahap prabaca berbeda dengan tahap saat-baca dan pascabaca sebab tahap-tahap itu memerlukan teknik pembelajaran yang berbeda pula. Aktivitas pada tahap prabaca sangat berguna bagi mahasiswa untuk membangkitkan pengetahuan sebelumnya. Aktivitas tersebut menurut Burns, dkk. (1996:224) bisa berupa membuat prediksi tentang isi bacaan, dan menyusun pertanyaan tujuan. Adapun Moore (1991: 22) menyarankan kepada siswa agar pada prabaca, siswa menganalisis judul bab, subjudul, gambar, pendahuluan yang dilanjutkan dengan menyusun pertanyaan. Leo (1994: 5) mempertegas pendapat Moore bahwa sebelum kegiatan membaca, siswa mensurvei judul bab supaya bisa mengembangkan membaca secara efektif, dan bisa mengatur waktunya secara fleksibel..

(34) . b. Saat-baca Aktivitas pada tahap saat-baca merupakan kegiatan setelah prabaca. Kegiatan ini dilakukan siswa untuk memperoleh pengatahuan baru dari kegiatan membaca teks bacaan. Dalam membaca tersebut, siswa akan berusaha secara maksimal memahami teks bacaan dengan berbagai strategi. Burns, dkk. (1996:229-236) mengemukakan beberapa strategi dan aktivitas yang dapat digunakan pada saat-baca untuk meningkatkan pemahaman tersebut. Strategi dan aktivitas yang dimaksud. meliputi. strategi. matakognitif,. prosedur. cloes. dan. pertanyaan penuntun. Sedangkan Leo (1994: 8) lebih menekankan pada kegiatan membaca dengan cara menandai bagian-bagian yang dianggap penting dan atau membuat ikhtisar bacaan tersebut. c.. pasca-baca Aktivitas pada tahap pascabaca, menurut Burns, dkk. (1996:237) digunakan untuk membantu siswa memadukan informasi baru yang dibacanya ke dalam skemata yang telah dimilikinya sehingga diperoleh tingkat pemahaman yang lebih tinggi. Strategi yang bisa. digunakan. pengayaan,. dalam. pertanyaan,. pascabaca. dapat. representasi. penceritaan kembali dan aplikasi.. berupa. visual,. pembelajaran. teater. pembaca,.

(35) . 5. Jenis-Jenis Membaca Dari Aspek kegiatannya 1. Membaca Keras Membaca. keras. merupakan. kegiatan. membaca. yang. menekankan pada ketepatan bunyi, irama, kelancaran, perhatian terhadap tanda baca. Kegiatan membaca seperti ini disebut juga sebagai kegiatan “membaca teknis”. 2. Membaca dalam Hati Membaca dalam Hati merupakan kegiatan membaca yang bertujuan untuk memperoleh pengertian, baik pokok-pokok maupun rincian-rinciannya. menghindari. Secara. vokalisasi,. fisik. membaca. pengulangan. dalam. membaca,. hati. harus. menggunakan. telunjuk/petunjuk atau gerakan kepala. 3. Membaca Cepat Yaitu membaca yang tidak menekankan pada pemahaman rincian-rincian isi bacaan, akan tetapi memahami pokok-pokoknya saja. Membaca ini dapat dilakukan dengan menggerkkan mata dengan pola-pola tertentu. 4. Membaca Rekreatif Yaitu kegiatan membaca yang bertujuan untuk membina minat dan kecintaan membaca; biasanya bahan bacaab diambil dari cerpen dan novel..

(36) . 5. Membaca Analitik Yaitu kegiatan membaca yang bertujuan untuk mencari informasi dari bahan tertulis; menghubungkan satu kejadian dengan kejadian yang lain, menarik kesimpulan yang tidak tertulis secara eksplisit dalam bacaan. Menurut Bentuknya : 1. Membaca Intensif (Qira’ah Mukatsafah) Yaitu. membaca. yang. bertujuan. untuk. meningkatkan. keterampilan utama dalam membaca dan memperkaya perbendaharaan kata serta menguasai qawaid yang dibutuhkan dalam membaca. 2. Membaca Ekstensif (Qira’ah Muwassa’ah) Yaitu. membaca. yang. bertujuan. untuk. meningkatkan. pemahaman isi bacaan.. 6. Faktor-Faktor. Penyebab. Siswa. Mengalami. Kesulitan. Belajar. Membaca Faktor-faktor. yang. mempengaruhi. kemampuan. membaca. seseorang pada umumnya berasal dari dalam diri anak itu sendiri (faktor dalam) dan berasal dari luar diri anak tetapi berkaitan langsung dengan proses membaca (faktor luar). a. Faktor dalam Ada empat potensi yang umumnya terdapat pada diri manusia yang ternyata sangat berpengaruh terhadap kemampuan membaca,.

(37) . yaitu : 1) Intelegensia, 2) Sikap, 3) Perbedaan jenis kelamin, dan 4) Penguasaan bahasa. Keempat memiliki keterkaitan yang turut menentukan kualitas daya baca secara individu. 1) Faktor intelegensia Intelegensia adalah potensi yang ada pada setiap manusia yang dapat menentukan tingkat kecerdasan seseorang. Dari berbagai penelitian dan percobaan dibuktikan bahwa faktor intelegensia ternyata berpengaruh sekali terhadap kemampuan membaca siswa pada semua peringkat atau tingkatan pendidikan. 2) Faktor sikap Sikap sebagai kecenderungan jiwa yang prediktif sifatnya dalam mereaksi sesuatu, termasuk membaca. Sikap yang negatif terhadap bacaan yang dibacanya akan berakibat kurang kritis dan melemahkan daya kemampuan membaca dalam kaitannya dengan upaya mendapatkan informasi dari suatu bacaan baik yang tersirat. Sikap negatif yang dimaksud misalnya rasa tidak senang pada penulisnya, prasangka buruk sebelum membaca, tidak senang pada jenis tulisan tertentu, dan sikap tidak suka dan kurang memiliki kegemaran pada kegiatan membaca. 3) Faktor perbedaan jenis kelamin Manusia dalam masa perkembangannya antara laki-laki dan perempuan membacanya.. terdapat. perbedaan. dalam. hal. kemampuan.

(38) . 4) Faktor penguasaan bahasa Penguasaan bahasa sebagai salah satu faktor yang berpengaruh dalam proses memahami bacaan telah lama diakui dan dibuktikan kebenarannya baik dengan pendekatan empirik. Secara nalar memang demikian, seseorang akan mampu berkomunikasi dengan bacaan apabila dirinya telah mengenali dan memahami sistem kebahasaannya (fonologi, morfologi, dan sintaksis, dan lainlain) b. Faktor luar Faktor luar adalah semua faktor yang ada di luar diri siswa, tetapi dalam kenyataannya sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan tindak membaca. Faktor-faktor tersebut antara lain : 1) Faktor status ekonomi sosial, 2) Faktor bahan bacaan, dan 3) Faktor guru. 1) Faktor status ekonomi sosial Keadaan ekonomi orang tua anak, kedudukannya di masyarkat dan; lingkungan anak didik menurut beberapa penelitian ternyata berpengaruh terhadap kemampuan membaca anak. 2) Faktor bahan bacaan Dan hasil penelitian yang pernah dilakukan disimpulkan bahwa bahan bacaan juga ikut mempengaruhi tingkat kesulitan dalam memahami makna bacaan. Lazar Seld, Ruddell dan Spache menganjurkan hahwa dalam membina kemampuan membaca,.

(39) ٠. bahan pengajarannya diharapkan : Bersifat spesifik, struktur kalimatnya disesuaikan dengan tingkat penguasaan bahasa anak, gunakan skema atau label, bahan bacaan hendaknya diambil dari hasil tulisan orang yang terkenal sehingga bahasanya sudah hanyak dikenali anak. 3) Faktor guru Pemilikan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam membaca sebenarnya merupakan produk dan pengajaran membaca. Dalam proses pemilikan pengetahuan dan keterampilan tersebut, guru dipandang sebagai figur yang paling besar memberikan sumbangannya. Ciri guru yang baik akan tercermin pada kepekaan dan kejeliannya dalam hal memilih buku yang tepat (bacaan), tingkat. kesulitannya. dengan. kemampuan. siswanya,. mengelompokkan siswanya secara homogin, merumuskan tujun yang akan dicapai, mengobservasi dan mendiagnosis hasil belajar membaca siswanya serta melaksanakan program “remedial teaching” yang tepat agar semua siswanya dapat mencapai tujuan membaca sesuai dengan apa yang telah digariskan dalam tujuan pengajaran, merencanakan dan menyusun program pengajaran membaca dan bilamana perlu menggunakan langkah uji coba àgar program pengajaran membaca yang akan disajikan benar-benar dapat mengukur kemampuan membaca anak..

(40) ١. a. Faktor penyebab yang bersifat internal 1. Motivasi Kekurang pahaman terhadap manfaat berbahasa dengan baik dan benar akan menganggu minat dan motivasi siswa belajar Bahasa Arab. 2. Kemampuan dasar intelektual Kemampuan dasar intelektual yang rendah dapat menyebabkan siswa gagal dalam mengikuti pelajaran Bahasa Arab. 3. Kebiasaan belajar Kebiasaan belajar yang salah atau kurang memadai memungkinkan prestasi belajar yang dicapai siswa rendah. 4. Kemampuan dan ketrampilan dasar Kemampuan dasar memahami dan ketrampilan menggunakan bahasa yang kurang dikuasai siswa. b. Faktor penyebab yang bersifat eksternal 1. Minimnya sarana penunjang yang tersedia (perpustakaan sekolah). 2. Metode pembelajaran yang diterapkan guru kurang menarik minat siswa untuk belajar sungguh-sungguh. 3. Kondisi siswa yang merasa bosan dan frustasi..

(41) . 7. Tujuan Membaca Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi mencakup isi memahami makna bacaan. Menurut Tarigan (1985 : 9) mengemukakan beberapa tujuan membaca, yaitu : a. Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts), di mana dengan membaca mengetahui atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh, apa yang telah dibuat oleh sang tokoh, apa yang telah terjadi pada tokoh khusus atau’ untuk memecahkan masalah-rnasalah yang dibuat oleh sang tokoh. b. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas), dengan membaca untuk rnengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang dialami sang tokoh, dan merangkumkan halhal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya. c. Membaca untuk rnengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for sequance or organization), dengan membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita,. apa. yang. terjadi. mula-mula. pertama,. kedua. dan. ketiga/seterusnya, setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian, kejadian dibuat dramatisasi. d. Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading of inference), dengan membaca untuk menemukan serta mengetahui.

(42) . menganggap para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang kcpada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. e. Membaca. untuk. mengelompokkan,. membaca. untuk. mengklasifikasikan (reading to classify), dengan membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. f. Membaca untuk menilai, mengevaluasi (reading to evaluate), dengan membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh sang tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu. g. Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast), dengan membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dan kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita rnempunyai persamaan, bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca.. 8. Membaca Sebagai Suatu Ketrampilan Setiap guru haruslah menyadari serta memahami benar-benar bahwa membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks, yang rumit,.

(43) . yang mencakup atau melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil. Dengan perkataan lain keterampilan membaca mencakup tiga komponen (Tarigan, 1985 : 10), yaitu : a. Pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca, merupakan suatu keterampilan atau kemampuan untuk mengenal bentuk-bentuk yang disesuaikan dengan mode yang berupa gambar, gambar di atas suatu lembaran, lengkungan-lengkungan, garis-garis, dan titik-titik dalam hubungan-hubungan berpola yang teratur rapi. b. Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang formal, merupakan suatu keterampilan atau kemampuan untuk menghubungkan tanda-tanda hitam di atas kertas yaitu gambar-gambar berpola dengan bahasa. Adalah tidak mungkin belajar membaca tanpa kemampuan belajar memahami bahasa. c. Hubungan lebih lanjut dari point a dan b dengan makna atau meaning, mencakup keseluruhan keterampilan membaca, pada hakekatnya merupakan keterampilan intelektual, ini merupakan keterampilan atau kemampuan atau abilitas untuk menghubungkan tanda-tanda hitam di atas kertas melalui unsur-unsur bahasa yang formal, yaitu kata-kata sebagai bunyi.. 9. Aspek-Aspek Membaca Secara garis besar terdapat dua aspek penting dalam membaca, yaitu : (Tarigan, 1985i 1).

(44) . a. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order). Aspek mi mencakup : pengenalan bentuk huruf, pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grafem, kata, frase, pola klause, kalimat dan lainlain), pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau to bark at print), kecepatan membaca bertaraf lambat. b. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order). Aspek ini mencakup : memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal), memahami signifikansi atau makna (antara lain maksud dan tujuan pengarang relevansi/keadaan kehudayaan, reaksi pembaca), evaluasi atau penilaian (isi, bentuk), kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.. B. Membaca Keras 1. Pengertian Membaca Keras Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara si pembaca waktu dia membaca, maka proses membaca dapat dibagi atas : a. membaca nyaring, membaca bersuara, membaca lisan (reading old loud, oral reading, reading aloud), b. membaca dalam hati (silent reading). Pada membaca dalam hati, kita hanya mempergunakan ingatan visual. Dalam hal ini yang aktif adalah mata (pandangan, penglihatan dan.

(45) . ingatan juga turut aktif ingatan pendengaran) dan ingatan yang bersangkut paut dengan otot-otot kita. (Menurut Ismail SM, M. Ag, 2008 : 76) membaca keras adalah membaca suatu teks dengan keras dapat membantu peserta didik memfokuskan perhatian secara. mental, menimbulkan pertanyaan-. pertanyaan dan merangsang diskusi. Strategi ini mempunyai efek pada memusatkan perhatian dan membuat suatu kelompok yang kohesif. 2. Membaca Keras a. Membaca keras (tidak dalam hati) Membaca keras adalah hal yang paling utama dalam membantu anak belajar membaca karena membantu berkembangnya kemampuan membaca anak. a.. Jadikan membaca keras menyenangkan, pilihlah tempat yang nyaman. b.. Baca sesering mungkin, pagi hari, sebelum tidur siang, setelah bermain. c.. pada saat anda membaca, bantu mereka, jelaskan bila mereka tidak mengerti. d.. Bertanyalah mengenai yang anda baca. e.. Bicaralah mengenai buku yang dibaca. f.. Bacalah berbagai jenis buku.

(46) . g.. Pilihlah buku yang membantu anda mengajar, seperti buku alfabet, buku warna, dll. h.. Bacalah buku favorit mereka berulang-ulang. 1) Jadilah contoh Biarkan anak melihat ketika anda membaca, baik majalah, atau buku, resep, peta, daftar belanja, tagihan, surat, apa saja. Membaca merupakan bagian dari hidup kita dan anak akan punya keinginan untuk belajar membaca bila kita melihatkan kepada mereka bahwa kita membaca. 2) Kenalkan media cetak Anak perlu menyadari adanya media cetak di sekitar mereka, mengerti bahwa media cetak itu ada artinya dan mengalami media cetak melalui tulisan a). Tunjukkan pada anak bahwa media cetak ada dimana saja,. bacakan kepada mereka, di kaos, di boks dll b). Suruh mereka membuat rambu dan label. c). Alihkan perhatian mereka pada bermacam kegunaan media. cetak, daftar belanja dll 3) Jangan lupa untuk mendengar Sukses tidaknya proses membaca juga bergantung pada kesempatan untuk berbicara dan mendengarkan orang lain bicara. Bantulah anak membaca dengan mendengarkan mereka. Biarkan mereka berlatih bicara. Jadilah contoh pendengar yang baik..

(47) . Apa yang perlu anda lakukan untuk membantu anak membaca ? Asosiasi Perpustakaan Amerika meringkaskan kemampuan yang harus dimiliki anak sebelum membaca : a) Kosa kata Mengetahui nama-nama benda b) Motivasi pada media cetak Tertarik dan menikmati buku c) Menyadari media cetak Menyadari adanya media cetak, tahu memegang buku dan tahu bagaimana mengikuti bacaan pada lembaran cetak d) Kemampuan bercerita Mampu menggambarkan suatu benda/kejadian dan bercerita e) Sadar fonem Dapat mendengar dan bermain dengan bunyi-bunyi yang terdapat pada kata-kata f) Pengetahuan huruf Tahu bahwa huruf itu berbeda-beda, tahu nama-nama huruf, bunyinya dan tahu bahwa huruf ada di mana-mana. Prosedur dari strategi ini adalah : a) Guru memilih sebuah teks yang cukup menarik untuk dibaca dengan keras. Misal : bahasa Arab tentang angka, guru hendaknya membatasi dengan suatu pilihan teks yang kurang dari 20 angka..

(48) . b) Guru menjelaskan teks itu dengan beberapa cara lain. Guru menyuruh sukarelawan-sukarelawan untuk membaca keras bahasa Arab angka tersebut. c) Guru menjelaskan teks pada peserta didik secara singkat, guru memperjelas point-point kunci atau masalah-masalah pokok yang dapat diangkat. d) Ketika bacaan-bacaan tersebut berjalan, guru menghentikan di beberapa tempat untuk menekan point-point tertentu, kemudian guru memunculkan beberapa pertanyaan atau memberi contoh. Guru dapat membuat diskusi-diskusi singkat jika para peserta menunjukkan minat dalam bagian tertentu, kemudian guru melanjutkan dengan menguji apa yang ada dalam teks tersebut. e) Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi dan tindak lanjut. Menurut Prof. Dr. Komarudin Hidayat : 139 membaca keras adalah kegiatan yang merupakan sebuah teknik hebat untuk merangsang diskusi dan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu komplek. Format tersebut mirip dengan sebuah perdebatan namun kurang formal dan berjalan dengan lebih cepat. Prosedurnya adalah : a) Pilihlah sebuah masalah yang mempunyai dua sisi / perspektif atau lebih..

(49) ٠. b) Bagilah kelas dalam kelompok-kelompok menurut jumlah posisi yang. telah. anda. mengungkapkan. tetapkan,. argumennya. dan untuk. mintalah. tiap. mendukung. kelompok bidangnya.. Doronglah mereka bekerja dengan partner tempat duduk atau kelompok-kelompok inti yang kecil. c) Gabungkan kembali seluruh kelas, tetapi mintalah para anggota dari tiap kelompok untuk duduk bersama dengan jarak antara subsub kelompok itu. d) Jelaskan bahwa peserta didik bisa memulai perdebatan. Setelah itu peserta didik mempunyai kesempatan menyampaikan suatu argumen yang sesuai dengan posisi yang telah ditentukan, teruskan diskusi tersebut dengan bergerak secara cepat maju mundur antara atau diantara kelompok-kelompok itu. e) Simpulkan kegiatan tersebut dengan membandingkan isu-isu sebagaimana anda melihatnya, berikan reaksi dan diskusi lanjutan. Variasi : a) Sebagai ganti sebuah perdebatan kelompok dengan kelompok, pasangkan peserta didik individual dari kelompok-kelompok berbeda dan suruhlah mereka saling berargumen. Ini dapat dilakukan secara serentak, agar setiap peserta didik didorong dalam perdebatan itu pada saat yang sama. b) Aturlah kelompok-kelompok yang berlawanan agar mereka saling berhadapan. Ketika seorang menyimpulkan argumennya, suruhlah.

(50) ١. peserta didik itu melemparkan suatu benda (sebuah pola) kepada seorang anggota dari kelompok yang berlawanan. Orang yang menangkap benda tersebut harus menangkis argumen orang sebelumnya.. 3. Ketrampilan-Ketrampilan Yang Dituntut Dalam Membaca Keras Membaca keras merupakan aktivitas yang menuntut aneka ragam. keterampilan.. Selanjutnya. akan. dikemukakan. sejumlah. keterampilan yang dituntut dalam membaca keras. Kita khususkan di TK/RA dengan keyakinan bahwa apabila keterampilan-keterampilan tersebut telah dilatih sejak awal, maka apabila para pelajar melanjutkan atau meningkatkan pelajaran di sekolah lanjutan mereka telah mempunyai modal yang sangat penting. Keterampilan-keterampilan pokok telah ditanm di TK, pemupukan serta pengembangan dilakukan di sekolah selanjutnya. Daftar keterampilan berikut ini bagi para guru menolong menjalankan tugasnya untuk mencapai tujun yang telah ditentukan dalam membaca keras. Kelas TK B : a. Membaca dengan terang dan jelas. b. Membaca dengan penuh perasaan, ekspresi. c. Membaca tanpa tertegun-tegun, tanpa terbata-bata..

(51) . 4. Peningkatan Keterampilan Membaca Keras Seorang pembaca keras yang baik biasanya berhasrat sekali menyampaikan sesuatu yang penting kepada para pendengarnya. Sesuatu yang penting tersehut dapat berupa informasi yang baru, sesuatu pengalaman yang berharga, uraian yang jelas, karakter yang menarik hati, sekelumit humor yang segar, atau sebait puisi. Tanpa dorongan yang sedemikian rupa maka kegiatan membaca keras itu akan menjadi hambar dan tidak hidup. Sang pembaca hendaknya mengetahui serta mendalami keinginan serta kebutuhan para pendengarnya, serta menginterpretasikan bahan bacaan itu secara tepat.. Agar dapat membaca keras dengan baik, maka sang pembaca harus mnguasai keterampilan-keterampilan persepsi (penglihatan dan daya tanggap) sehingga dia mengenal/memahami kata-kata dengan cepat dan tepat. Yang sama pentingnya dengan hal itu ialah kemampuan mengelompokkan kata-kata ke dalam kesatuan-kesatuan pikiran serta membacanya dengan baik dan lancar. Untuk membantu para pendengar menangkap serta memahami maksud sang pengarang, maka sang pembaca biasanya mempergunakan berbagai cara, antara lain : a. Dia menyoroti ide-ide baru dengan mempergunakan penekanan yang jelas, b. Dia menjelaskan perubahan dari satu ide ke ide lainnya, c. Dia menerangkan kesatuan-kesatuan pikiran di dalam satu kalimat dengan penyusunan kata-kata yang tepat dan baik, d. Menghubungkan ide-ide yang bertautan dengan jalan menjaga suaranya agar tinggi sampai akhir.

(52) . dan tujuan tercapai, e. Menjelaskan klimaks-klimaks dengan gaya dan daya ekspresi yang baik dan benar. 5. Cara belajar bahasa arab dengan membaca keras. Reading Aloud atau belajar bahasa arab dengan membaca keras salah satu sistem pembelajaran kooperatif yang didalamnya siswa dibentuk kedalam kelompok belajar terdiri 2 - 5 siswa. Guru memberikan penjelasan dan selanjudnya siswea bekerja dalam kelompoknya masingmasing (jika bentuk kelompok dan saling bertukar pikiran atau tanya jawab dengan sesama temannya masing-masuing kelompok telah menguasai 2 – 5 nama-nama benda dalam bahasa arab yang telah diberikan guru. Kemudian siswa mulai melaksanakan tugas individu dengan menghafal nama-nama benda bahasa arab yang kemudian diucapkan atau dibaca dengan suara keras sehingga teman-teman yang lain bisa mendengar dengan sempurna dan konsentrasi dalam belajarnya. Siswa yang berani membaca keras nama-nama benda dalam bahasa arab maka akan diberi nilai yang bagus dan mendapat poin tersendiri, nilai ini kemudian ditambah pada nilai kelompok. a. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa belajar bahasa arab sederhana dalam kelompokkelompok kecil yang berbeda. Dalam menjelaskan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami bahan. pembelajaran kooperatif berikut:. dapat dikelompokkan sebagai.

(53) . 1. Siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menguasai matrri pembelajaran 2. Kelompok siswa terdiri dari siswa berprestasi tinggi, sedang dan rendah 3. Bila memungkinkan kelompok tersebut merupakan campuran dari jenis kelamin Dalam. pembelajaran. kooperatif. ini,. keberhasilan. individu. diorientasikan keberhasilan kelompok, dalam hal ini siswa bekerjasama dalam mencapai tujuan, siswa berusaha keras untuk membantu mendorong teman-temannya untuk berhasil dalam belajar. Siswa juga harus bekerja bersama-sama dalam belajara dan bertanggung jawab atas pembelajaran yang dilakukan. Menekankan pada tujuan dan keberhasilan kelompok hanya dapat dicapai jika semua anggota kelompok mempelajari apa yang diajarkan. b. Karakteristi pembelajaran reading aloud pada pembelajaran bahasa arab Dalam pembelajaran bahasa arab sederhana dengan membaca keras maka siswa akan lebih berani dn percaya diri bahwa dirinya bisa. c. Penguasaan materi pembelajaran Penguasaan materi pembelajaran merupakan indikator suatu keberhasilan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Belajar intensitas penguasaan materi pembelajaran dapat dipengaruhi tiga hal.

(54) . faktor utama yaitu guru, siswa dan lingkungan atau situasi pembelajaran dikelas. Dengan adanya berbagai faktor diatas, perlu adanya strategi pembelajaran diharapkan penguasaan materi siswa dapat ditingkatkan juga diharapkan pendidik lebih kreatif dalam penyampaian materi belajar dengan membuat program secara terencana. Kegiata-kegiatan dan latihanlatihan secara rutin sehingga siswa dapat memperoleh dan menguasai materi pelajaran. 6. Contoh bahasa arab sederhana Tema anggota tubuh 2 – 10 kata No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Bahasa Indonesia. Bahasa Arab. Rambut Sya'run.

(55) . Ro'sun. . Jabhatun. . Udzunun. . Ainun. . Anfun. . Kepala. Dahi. Telinga. Mata. Hidung.

(56) . 7. 8. 9. 10. Kaki Rijlun. . Yadun. . Sinnun. . Zunfrun.

(57) !". Tangan. Gigi. Kuku. C. Intonasi Bila kita memperhatikan dengan cermat tutur bicara seseorang, maka arus ujaran (bentuk bahasa) yang sampai ke telinga kita terdengar seperti berombak-ombak. Hal ini terjadi karena bagian-bagian dari arus ujaran itu tidak sama nyaring diucapkan. Ada bagian yang diucapkan lebih keras dan ada bagian yang diucapkan lebih lembut, ada bagian yang diucapkan lebih tinggi dan ada bagian yang lebih rendah, ada bagian yang diucapkan lambat-lambat dan ada bagian yang diucapkan dengan cepatcepat. Di samping itu di sana-sini, arus ujaran itu masih dapat diputuskan untuk suatu waktu yang singkat atau secara relatif lebih lama, dengan suara yang meninggi (naik), merata, atau merendah (turun). Keseluruhan dari gejala-gejala ini terdapat dalam suatu tutur disebut intonasi. (Gorys Keraf, 1991 : 30).

(58) . Berarti intonasi itu tidak merupakan suatu gejala tunggal, tetapi merupakan perpaduan dari bermacarn-macam gejala yang disebut : Tekanan (Stress), Nada (Pitch), Durasi (panjang-pendek), Perhentian, dan suara yang meninggi, mendatar atau merendah pada akhir arus ujaran tadi. Intonasi dengan semua unsur pemhentuknya itu disèbut Suprasegmental. (Gorys Keraf 1991 : 30) Berdasarkan hal tersebut di atas maka yang dimaksud dengan intonasi adalah kerjasama antara nada, tekanan, durasi, dan perhentianperhentian yang menyertai suatu tutur, dan awal hingga keperhentian terakhir. Karena unsur yang terpenting dari intonasi adalah tekanan, nada, durasi, dan perhentian, maka di bawah ini akan diberikan uraian singkat mengenai keempat komponen. 1. Tekanan (Stress) Tekanan (Stress) adalah suatu jenis unsur suprasegmental yang ditandai oleh keras-lembutnya arus ujaran. Arus ujaran yang lebih keras atau lebih lembut ditentukan oleh amplitudo getaran, yang dihasilkan oleh tenaga yang lebih kuat atau lebih lemah. (Gorys Keraf, 1991 : 30) 2. Nada (Pitch) Yang dimaksud dengan nada (pitch) adalah suatu jenis unsur suprasegmental yang ditandai oleh tinggi-rendahnya arus ujaran. Tinggi rendahnya arus ujaran terjadi karena frekuensi getaran yang.

(59) . berbeda antar segmen. Bila seseorang berada dalam kesedihan ia akan berbicara dengan nada rendah. Sebaliknya bila berada dalam keadaan gembira atau rnarah, nada tinggilah yang dipergunakan orang. Suatu perintah atau pertanyaan selalu disertai nada khas. Nada dalam ilmu bahasa biasanya dilambangkan dengan angka misalnya /2 3 2/ yang berarti segmen pertama ketiga lebih rendah dari segmen kedua. 3. Tempo Yang dimaksud dengan tempo adalah cepat lambatnya suara dalam. percakapan.. Tempo. inipun. digunakan. sesuai. dengan. suasananya. Orang yang riang selain berbicara dengan nada tinggi, tekanan keras, juga disertai tempo percakapan yang ceat. Sedangkan bila suasana sedih hanya menggunakan nada rendah, tekanan dinamik lembut dan tempo yang lambat.. Kerangka Berfikir Peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di bidang pendidikan nasional dalam raangka peningkatan mutu manusia Indonesia kaffah. Untuk mencapai tujuan tersebut diatas perlu diterapkan berbagai strategi pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran bahasa Arab sederhana yaitu dengan menggunakan reading aloud membaca keras (di RA). Salah satu strategi pembelajaran yang diasumsikan relevan dengan pembelajaran kooperatif dengan sistem membaca keras. Dalam sistem membaca keras, siswa belajar untuk mengeluarkan suaranya tidak hanya pasif di kelas dan kelas akan menjadi hidup.

(60) . dan siswa bekerja bersama-sama untuk belajar dan bertanggung jawab atas pembelajaran yang dilakukan. Proses belajar mengajar diorientasikan pada tujuan dan keberhasilan semua siswa, dan siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mempeorleh keberhasilan. Faktor guru dan siswa snagat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran bahasa Arab sederhana dengan menggunakan bahasa keras. Pembelajaran dengan sistem membaca keras menuntut kesiapan pelajaran yang berlangsung berkaitan dengan lingkungan pembelajaran yang nyata. Kesiapan siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran turut menentukan kualitas pembelajaran. Jika kualitas pembelajaran meningkat dapat diasumsikan terjadi peningkatan penguasaan materi pembelajaran yang akhirnya meningkatkan prestasi belajar pada siswa.. Hipotesis Tindakan Hipotesis secara singkat adalah dugaan sementara, tapi hipotesis berasal dari 2 kata, yaitu hypo berarti di bawah dan thesa berarti kebenaran. Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian sampai terbukti melalui data. Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar atau mungkin salah. Dia akan ditolak jika salah dan akan diterima jika benar bila fakta-fakta itu benar. Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :.

(61) ٠. 1. Strategi pembelajaran dengan model reading aloud dapat meningkatkan perhatian siswa dalam mata pelajaran Bahasa Arab sederhana. 2. Strategi pembelajaran dengan sistem reading aloud dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar Bahasa Arab sederhana. 3. Strategi pembelajaran dengan model reading aloud dapat meningkatkan prestasi belajar siswa..

(62) BAB III DESKRIPSI SEKOLAH. A. Tempat Penelitian Pada penelitian ini peneliti mencari tempat penelitian dimana tempat tersebut adalah tempat dimana peneliti mengajar dalam kegiatan sehari-hari. Mudah dijangkau dan memerlukan biaya yang tidak terloalu mahal. Disini peneliti akan memaparkan profil sekolah yang diteliti dengan data sebagai berikut : 1. Alamat Sekolah Nama sekolah. : RA MASITHOH KEBUMEN BANYUBIRU SEMARANG. Nama yayasan. : AL MAARIF. Tanggal didirikan : 1 Januari 1975 Alamat sekolah. : Jln. Brantas no. 1 Kebumen Banyubiru Semarang. Terakreditasi. :A. Nomer telepon. : (0298) 5992986. Kode Pos. : 50664. a. Profil nama-nama anggota yayasan Al Maarif Kebumen Banyubiru Semarang Nama Ketua Yayasan. : Khodziq Faisol. Alamat. : Kebon Wage, Kebumen. ١.

(63) . Nama Sekretaris Yayasan : M. Adib Alamat. : Kebon Wage, Kebumen. Nama Bedahara Yayasan : Bp. Mahbud Alamat. : Krajan RT 03 / RW 07 Kebumen. Nama Anggota. : Bpk. Shobirin Bpk. Nasokha Bpk. Bindari Bpk. Imroni Bpk. Sonani. b. Profil nama-nama guru pengajar RA MASITHOH Kebumen Banyubiru Semarang 1) Nama. : Farida Ariyani, A. Ma.. Tempat/ tanggal lahir : Kab. Semarang, 16 November 1072 Alamat Kedudukan 2) Nama. : Pundan Banyubiru : Kepala Sekolah (PNS) : Siti Soviatun, A. Ma.. Tempat/ tanggal lahir : Kab. Semarang, 22 Maret 1980 Alamat. : Krajan RT 05/RW 07 Kebumen. Banyubiru Kedudukan 3) Nama. : Guru Kelas TK B : Maslikhatul Umami, A. Ma.. Tempat/ tanggal lahir : Kab. Semarang 5 Juli 1983.

(64) . Alamat. : Krajan RT 01/RW 07 Kebumen Banyubiru. Kedudukan 4) Nama. : Guru Kelas TK A : Siti Nur Asiyah. Tempat/ tanggal lahir : Kab. Semarang 17 November 1984 Alamat Kedudukan 5) Nama. : Tenggaron Banyubiru : Guru Kelas TK A : Naviatun Muthila'ah, S. Pdi. Tempat/ tanggal lahir : Kab. Semarang 25 September 1983 Alamat Kedudukan. 6) Nama. : Kali Beji Tuntang : Guru TK B. : Malimatul Mustamiroh. Tempat/ tanggal lahir : Kab. Demak 17 April 1984 Alamat Kedudukan 7) Nama. : Pundan Banyubiru : Guru Mengaji : Atik Ta'lina. Tempat/ tanggal lahir : Kab. Semarang 05 Agustus 1982 Alamat Kedudukan. : Kebon Wage : TU. 2. Deskripsi Geografis. RA MASITHOH Kebumen Banyubiru adalah merupakan sekolah yang didirikan oleh yayasan Al Maarif desa Kebumen..

(65) . Letaknya tidak jauh dari jalan raya ambarawa-salatiga. Kira-kira kurang lebih 200 meter dari jalan raya tersebut. RA MASITHOH Kebumen Banyubiru terletak antara bukit-bukit kecil yang indah dan biasanya dilewati untuk pariwisata yang ingin ke air terjun pancur yang indah dijangkau dengan berjalan kaki. Selain itu sekolah ini juga terdapat ojek sepeda motor dikarenakan desa-desa yang berada di kelurahan Kebumen banyak di daerah kaki bukit, sehingga orang yang akan menuju desa tersebut akan jauh bilas dijangkau dengan berjalan kaki. Di bagian samping sekolah ada jurang tetapi tidak begitu dalam, jika musim hujan terdengar sangat berisik sekali, karena air di sungai banjir. Selain ada jurang sekolah ini dikelilingi kebun warga yang lumayan luas dengan ditumbuhi pohon buah seta perumahan para warga sekitar. Karena sekolah kita sudah diberi pagar sehingga aktivitas warga tidak menggangu kegiatan yang ada di sekolah. Letak sekolah kita sangat strategis dan mudah dijangkau dari desa manapun, karena letaknya yang tidak terlalu jauh dengan jalan. Udaranyapun tidak terlalu panas karena banyak tumbuhan dan dikelilingi bukit kecil. Siswa yang sekolah sinipun tidak hanya dari desa Kebumen saja, tetapi sudah sampai ke desa tetangga dikarenakan sekolah tersebut mempunyai fasilitas yang cukup dibanding dengan RA atau TK yang lain..

(66) . Dulunya sekolah ini kurang luas jika setiap tahunnya selalu mendapat siswa yang banyak, sehingga kami yang dari yayasan, sekolah dan masyarakat sekitar berembuk untuk melebarkan sekolah ini. disamping sekolah terdapat kebun warga yang luas, dan rencana akan dibeli sekolah dari setengahnya luas kebun tersebut. Pihak yayasan bergegas untuk membicarakan tanah tersebut kepada orang yang memilikinya, apakah sebagian tanahnya boleh dijual untuk dijadikan atau memperluas lahan sekolah. Akhirnya pemilik tanah menjualnya kepada kami dengan harga yang tidak terlalu mahal, karena pemilik tanah tersebut juga bukan dari desa lain bahkan dari dsa Kebumen sendiri. Dana dikumpulkan dari kas yayasan, sekolah, sumbangan wali murid dan juga dermawan dari masyarakat sekitar. Setelah dana terkumpul uang tersebut diberikan kepada pemilik tanah dan tanah resmi menjadi milik sekolah. Perluasan sekolahpun dijalankan dengan menambah lokal kelas atau menambah ruang kelas serta pelebaran lapangan sekolah yang digunakan untuk berolahraga seta letak alat-alat permainan diluar kelas seperti : ayunan, jungkat-jungkit, komedi putar, bola dunia, papan titian dan banyak lagi. Selain itu juga dibuatkan aula yang cukup lebar digunakan untuk pertemuan rapat-rapat guru (IGRA, IGTKI, KKG, KORSA) serta rapat wali murid sehingga tidak perlu menggunakan kelas untuk kegiatan-kegiatan seperti itu..

(67) . Disekitar pinggir lapangan sekolah ditanami berbagai jenis tanaman, agar terlihat indah. Dan juga membuat para siswa senang, ceria dalam bermain serta siswa menjadi betah berada di sekolah. 3. Deskripsi Reputasi Sekolah RA MASITOH berdiri pada tanggal 1 Januari 1975, berarti sudah mencapai 35 tahun. Sekolah ini selalu mempunyai murid yang banyak. Karena persaingan sekolah TK disekitar kami sedikit dan letaknya juga agak jauh dari sekolah ini sehingga banyak orang tua yang menyekolahkan anaknya disekolah kami dan dari berbagai dusun di desa Kebumen. RA MASITHOH Kebumen baru satu kali menikuti akreditasi pada tahun 2007 dengan hasil yang sangat bagus yaitu terakreditasi A dari Departemen Pendidikan Nasional. Itu berkat kerja keras guruguru pengajar dan kerjasamanya dengan yayasan, masyarakat sekitar dan wali murid. Kerjasamanya yaitu dengan mengisi atau menulis apa yang ada disekitar sekolah seperti sarana prasarana, buku administrasi, kegiatan sekolah dan lain-lain. Itu untuk guru pengajar. Menambah perqalatan sekolah yang masih kurang, membersihkan sekolah, halaman, lapangan sekolah sehingga terlihat indah, kamar mandi supaya tidak bau yang tidak enak, mengecat sekolah, menata ruangan kelas, menambah hiasan kelas dan alat peraga itu wujud kerjasama wali murid..

(68) . Sekolah ini juga selalu mendapat juara jika mengikuti lomba antar sekolah tingkat kecamatan dan sebagian juga pernah menjuarai lomba ditingkat kabupaten. Seperti lomba porseni anak yang tahun juara dua lomba melukis dan mewarnai, juara dua senam kreasi guru, juara tiga lari tunggal putri. Dan pada tahun 2008 menjuarai lomba paduan suara dengan dua puluh satu peserta mendapat juara pertama ditingkat kabupaten..

(69) BAB IV ANALISA DATA A. Penyajian Data Sebelum mengadakan penelitian, terlebih dahulu mempersiapkan segala sesuatunya sebagai bekal dalam melaksanakan penelitian ini dan diharapkan penelitian ini dapat berjalan dengan lancar. Dalam bagian ini, penulis akan mengemukakan segala pengalaman dan kegiatan sampai diperoleh data-data yang dipergunakan untuk mengetahui kemampuan membantu keras siswa kelas TK RA Masithoh Kebumen Banyubiru Semarang. Adapun data – data nama siswa kelas TK B yang digunakan sebagai obyek penelitian adalah sebagai berikut : Tabel I Data Karakteristik Siswa Kelas B1 RA Masithoh Kebumen Banyubiru NO NAMA SISWA L/P UMUR (TH) 1 Alya P 5 2 Atul P 5 3 Asna P 5 4 Haffa P 5 5 Linda P 5 6 Mafaza P 5 7 Riska P 5 8 Salisa P 5 9 Sasa P 5 10 Abda L 5 11 Adi L 5 12 Akafif L 5 13 Diki L 5 14 Romadhon L 5 15 Noval L 5 16 Reza L 5 17 Rois L 5. .

Referensi

Dokumen terkait

Untuk memudahkan dan menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul skripsi ini, maka peneliti perlu menjelaskan secara singkat kata-kata istilah yang terdapat dalam judul

Berdasarkan hasil praktikum di atas dapat disimpulkan bahwa OP yang bernama Bambang Ardianto yang berjenis kelamin laki memiliki jumlah sel leukosit 5.150 sel/μL darah

Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan suatu sistem informasi penjualan rumah berbasis web sehingga dapat dilakukan penjualan rumah disertai dengan informasi

Bela Negara Tahun 2018-2019. Setelah Instruksi Presiden Republik Indonesia tentang Rencana Aksi Nasional Bela Negara Tahun 2018-2019 disahkan oleh presiden, yang juga

Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan dapat peneliti simpulkan bahwa kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan profesionalisme guru di MI Darul

Berdasarkan latar belakang di atas maka judul dalam penelitian ini adalah ”Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kualitas Produk Terhadap Loyalitas Pelanggan Dengan Variabel

Berdasarkan permasalahan yang diuraikan diatas, dan memberikan solusi yang tepat bagi perusahaan dalam jangka panjang, maka penulis tertarik untuk melakukan analisis