• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRACT. Keywords : profitability, cross margin, profit margin, return on asets, return on equity.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ABSTRACT. Keywords : profitability, cross margin, profit margin, return on asets, return on equity."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Profitabilitas Pada PT. Fast Food Indonesia tbk

Ayub Usman Rasid) Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi  Universitas Gorontalo email : [email protected] 

1. PENDAHULUAN

Menekan  biaya  operasional  serendah  mungkin  dengan mempertahankan  tingkat  harga  jual  dan   volume   penjualan   yang   ada.

Menentukan  tingkat  harga  jual  sedemikian  rupa  sesuai  dengan  laba yang dikehendaki.  Meningkatkan   volume   penjualan  sebesar  mungkin.  Ketiga langkah tersebut tidak dapat dilakukan secara terpisah atau sendiri sendiri sebab  ketiganya  mempunyai  hubungan yang erat  bahkan  saling  berkaitan.

Salah satu perencanaan yang dibuat manajemen adalah perencanaan laba.

Perencanaan  laba  berisikan  langkah  ­  langkah   yang   akan  ditempuh perusahaan  untuk  mencapai  besarnya   target   laba   yang   diinginkan.   Laba merupakan  tujuan  utama  dari  perusahaan  karena  laba  merupakan  selisih antara  pendapatan yang diterima (dari  hasil  penjualan) dengan  biaya yang

ABSTRACT

Profitability   Analysis   At   PT.   Gelael   Praktis Makassar. This study aims to see the company's ability to generate profits by analyzing financial data for the last five years. 

The expected result, the method of analysis used in this   research   is   to   use   cross   margin   ratio   analysis,   profit margin   ratio,   return   on   asets   and   return   on   equity.   The results   of   this   study   indicate   that   the   profitability   ratio owned by the company over the last five years fluctuated but still in good condition.

Keywords : profitability, cross margin, profit margin,  return on asets, return on equity.

(2)

dikeluarkan,   maka  perencanaan  laba  dipengaruhi  oleh  perencanaan penjualan  dan  perencanaan  biaya.  Dalam  perencanaan  laba  hubungan antara  biaya,  volume,  dan  laba  memegang  peranan   yang  sangat  penting.

Biaya  menentukan  harga  jual  untuk  mencapai  tingkat  laba   yang   di kehendaki, harga jual mempengaruhi volume penjualan, sedangkan volume penjualan  langsung  mempengaruhi volume produksi  dan volume produksi mempengaruhi laba.

Perencanaan laba memerlukan alat bantu berupa analisis biaya volume laba.   Salah   satu  teknik  analisis  biaya  –  volume  –  laba  adalah  analisis profitabilitas. juga dapat diketahui sampai seberapa jauh volume penjualan yang direncanakan boleh turun agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

Analisis   profitabilitas   menyajikan   informasi   besarnya   laba   yang   diperoleh suatu   perusahaan   dalam   periode   tertentu.   Sehingga  memudahkan  dalam menganalisis  faktor   yang  mempengaruhi  pencapaian  laba  perusahaan dimasa yang akan datang.

PT.  Fast   Food   Indonesia   TBK  adalah  perusahaan   yang   melakukan berbagai upaya kearah peningkatan volume penjualan dengan tujuan untuk meningkatkan  keuntungan dengan produk utama adalah ayam goreng KFC.

Sehingga perusahaan ini dapat bersaing dengan perusahaan  ­  perusahaan lain   yang   ada   di   berbagai  kota  besar   di   Indonesia.  Berdasarkan  latar belakang   di   atas,   maka   penelitian  yang   menganalisis   profitabilitas  lebih memfokuskan   pada   konsentrasi   penelitian   tentang   “Apakah  penetapan harga yang diterapkan  dapat  mengoptimalkan  profitabilitas  pada PT. Fast Food Indonesia TBK”.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Laporan Keuangan

Menurut   Van   Horne   dan   Wachaowics   (2005   :   Hal   193),   analisis keuangan   (financial   analisis)   melibatkan   penggunaan   berbagai   laporan keuangan.   Laporan   ini   melaksanakan   beberapa   fungsi.   Pertama,   neraca (balance   sheet)  meringkas   aktiva,   kewajiban,   dan   ekuitas   pemilik   suatu perusahaan pada suatu periode, biasanya pada akhir tahun atau kwartal.

Sementara itu, laporan laba rugi (income statement) meringkas pendapatan dan   biaya   perusahaan   selama   suatu   periode   waktu   tertentu,   sekali   lagi, biasanya   untuk   periode   satu   tahun   atau   kwartalan.   Walaupun   neraca menyajikan   gambaran   singkat   posisi   keuangan   perusahaan   pada   suatu periode   waktu,   laporan   labarugi   menyajikan   ringkasan   profitabilitas perusahaan sepanjang waktu. 

Neraca adalah laporan keuangan yang melaporkan jumlah kekayaan, kewajiban keuangan dan modal sendiri perusahaan pada waktu tertentu.

Jumlah kekayaan disajikan pada sisi aktiva, sedangkan jumlah kewajiban dan modal sendiri disajikan pada sisi pasiva. Karena jumlah aktiva haruslah sama dengan jumlah pasiva, maka : 

Aktiva (kekayaan) = kewajiban financial + modal sendiri

Persamaan   tersebut   sering   disebut   sebagai  accounting   identity.

Kekayaan   (aktiva)   disusun   sesuai   dengan   kemudahannya   untuk   dirubah

(3)

Dengan demikian, maka kas ditempatkan pada rekening yang paling atas, kemudian   diikuti   dengan   rekening   –   rekening   yang   lebih   tidak   likuid.

Dengan   demikian,   rekening   aktiva   tetap   (mesin,   bangunan,   tanah   dsb.) ditempatkan pada relative yang paling bawah.  Karena aktiva tetap tersebut ada yang disusut, maka disajikan nilai brutonya, dan juga nilai nettonya setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan.

Sisi   kanan   neraca   (sisi   pasiva),   juga   disusun   dengan   prinsip   yang sama. Artinya, kewajiban financial yang dicantumkan paling atas merpakan kewajiban   financial   yang   harus   dilunasi   lebih   dulu.   Kewajiban   lancar umumnya harus dilunasi dalam jangka waktu kurang dari 1 tahun. Karena perusahaan tidak pernah melunasi modal sendiri, maka bagian ini disebut juga sebagai modal permanen.

Laporan rugi laba menunjukkan pendapatan dari penjualan, berbagai biaya, dan laba yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu. Dengan demikian maka laporan rugi laba menunjukkan laporan selama 1 periode ( misal selama 1 tahun). 

2.2 Perencanaan Laba

Perencanaan   laba   atau   penganggaran   mempunyai   manfaat   bagi perusahaan PT. Gelael Praktis Pratama Makassar yaitu:

1. Memberikan pendekatan yang terarah dalam pemecahan permasalahan 2. Memaksa pihak manajemen untuk secara dini mengadakan penelaahan

terhadap   masalah   yang   dihadapi   dan   menanamkan   kebiasaan   pada organisasi untuk mengadakan telaah yang seksama sebelum mengambil suatu keputusan.

3. Menciptakan suasana organisasi yang mengarah pada pencapaian laba.

4. Merangsang peran serta dan mengkoordinasi rencana operasi berbagai segmen   dari   keseluruhan   organisasi   manajemen   sehingga   keputusan akhir dan rencana saling berkaitan.

5. Menawarkan   kesempatan   untuk   menilai   secara   sistematik   setiap   segi atau aspek organisasi maupun untuk memeriksa serta memperbaharui kebijakan dan pedoman dasar secara berkala (Adolph Matz, 2002:6).

2.3 Perencanaan sebagai Salah Satu Fungsi Manajemen

Perencanaan  (planning) meliputi pemilihan serangkaian aktivitas dan spesifikasi   bagaimana   aktivitas  tersebut   akan   dilaksanakan.   Perencanaan merupakan suatu fungsi yang paling mendasar yang berhubungan dengan fungsi­fungsi   manajemen   lainnya.   Dalam   perencanaan   manajemen   harus mengidentifikasi berbagai alternatif yang tersedia, dan selanjutnya memilih alternatif   yang   terbaik   untuk   memenuhi   tujuan   perusahaan.   Manajemen perlu   menyeimbangkan   antara   kesempatan   dan   kebutuhan   sumber   daya dalam   organisasi,   untuk   pemilihan   serangkaian   aktivitas   yang   akan dilaksanakan.   Serangkaian   perencanaan   tersebut   diperlukan   untuk memperbaiki kinerja yang kurang, untuk menghadapi kejadian yang tidak diinginkan   dan   tidak   diantisipasi   sebelumnya   serta   untuk   mengambil kesempatan dari perkembangan yang baru terjadi.

2.4 Analisis profitabilitas

(4)

Menurut (Harahap, 2001:226) return of equity atau profitabilitas adalah suatu pengukuran dari penghasilan atau income yang tersedia bagi pemilik perusahaan   atas   modal   yang   mereka   investasikan   di   dalam   perusahaan.

Committe or terminologi mendefinisikan profitabilitas adalah jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilan operasi. Sedangkan menurut APB statement mengartikan profitabilitas   adalah   ke;ebihan   penghasilan   di   atas   biaya   selama   satu periode akutansi.

2.5 Analisis  profitabilitas  (Profitability   analysis)   berdasarkan   jenis produk

Menurut  Mulyadi,   2001:58)   analisi   profitabilitas   adalah   kemampuan menghasilakan   laba   dapat   diterabkan   pada   jenis   produk,  Analisis   ini ditujukan   untuk   mendeteksi   penyebab   timbulnya   laba   atau   rugi   yang dihasilkan oleh setiap jenis produk dalam periode tertentu.

 Dalam menganalisis profitabilitas setiap jenis produk dapat digunakan dua konseb biaya sebagai berikut:

a. konseb harga pokok penuh (full costing)

Pada konseb ini setiab pusat laba dihitung besarnya laba bersih dengan meKmpertemukan penghasilan setiab laba dikurangi semua biaya pada pusat laba yang bersangkutan baik biaya tetab mauoun biaya variabel.

b. Konseb harga pokok variabel (variabel costing)

Pengunaan   konseb   ini   di   dorong   oleh   pemilihan   alternatif   di   dalam pengambilan   keputusan   dengan   jalan   menyajikan   besarnya   batas kontribusi   setiab   pusat   laba   untuk   sapat   menutub   biaya   tetap   dan menghasikan laba.

2.6 Rasio Profitabilitas

Rasio ini merupakan ukuran yang menunjukkan kemampuan dalam melakukan   peningkatan   penjualan   dan   menekn   biaya   biaya   yang   terjadi.

Selain   itu,   rasio   ini   menunjukkan   kemampuan   perusahaan   dalam memanfaatkan   seluruh   dana   yang   dimilikinya   untuk   mendapatkan keuntungan yang maksimal.

Rasio Untuk Menghitung Profitabilitas

Rasio untuk menghitung profitabilitas adalah cro0os margin on sales biasa juga disebut cros margin ratio, margin laba kotor, atau margin laba kotor atas penujalan.  Pada dasarnya rasio ini menunjukkan relativa antara nilai     laba   kotor   terhadap   nilai   penjualan,   laba   kotor   adalah   jumlah penjualan   dikurangi   harga   pokok   penjualan.   Formula   untuk   menghitung cros margin on sales adalah sebagai berikut:

cros margin(cros margin on sales)= penujalan−harga pokok penjualan penjualan

2.7  Profit Margin

  Menurut   S   Munawir   (2007:89)   profit   margin   yaitu   besarnya keuntungan   operasi   yang   dinyatakan   dalam   presentase   dan   jumlah

(5)

penjualan   bersih.   Profit   margin   ini   mengukur   tingkat   keuntungaan   yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualannya.

Dengan   kata   lain   profit   margin   ialah   perbandingan   antara  net   sales dengan operating expenses (harga pokok penjualan + biaya administrasi + biaya penjualan + biaya umum) dimana selisih dinyatakan dalam presentase dari net sales:

Berikut adalah rumus dari profit margin

profit margin= laba usaha

penjualan neto x 100

  

Dengan   demikian   dapatlah   dikatakan   bahwa   profit   margin dimaksudkan   untuk   mengetahui   efisiensi   perusahaan   dengan   melihat kepada besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan (sales).

2.8 Return On Asset (ROA)

Return asset adalah salatu bentuk dari rasio prifitalitas untuk dalam mengukur   kemampuan   perusahaan   dalam   menghasilkan   laba   dengan menggunakan total aktiva yang ada dan setelah biaya   biaya modal (biaya yang digunakan membiayai aktiva ) di keluarkan dari analsis .

Menurut   bambang   R,   (2000,97)   ROA   adalah   rasio   keuntungan   bersi pajak yang jugga berarti suatu ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari aset yang dimiliki perusahaan.

Return on   asset yang positif   menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan  untuk operasi perusahaan   mampu memberikan  laba bagi perusahaan. Sebaliknya jika return on asset negatif menunjukkan total aktiva yang dipergunakan tidak  memberikan keuntungan atau rugi.

Berikut adalah rumus dari return on asset (ROA)

ROA= Laba usaha

total asset x 100

2.9. Return On Equity (REO)

Return   on   equity   adalah  profitabilitas  yang  membandingkan   anatara laba   bersih   (net   profil)   perusahaan   dengan   asset   aslinya   (ekuitis   atau modal).   Rasio   ini   mengukur   berapa   banyak   keuntungan   yang   dihasilkan oleh perusahaan dibandingkan dengan modal yang disetor oleh pemegang saham.

Berikut adalah rumus dari ROE

ROE= laba bersih(net profit ) ekuitas(equity )

Karena ROE  ini bisah   tidak  smooth  tiap tahunnya,  maka terkadang beberapa investor memodifikasi rumus di atas dengan menggunakan nikai ekuitas   rata   rata     antara   tahun   ini   dengan   tahun   sebelumnya.   Hal   ini mungkin berguna untuk melihat ROE perusahaan yang baru saja, Karena umumnya nilai ekuitas perusahaan yang baru akan melonjak tajam lkarena baru   saja   disuntik   aset.   Tidak   ada   yang   salah   ataupun   benar   dalam mengunakanj   asumsi   ini   karena   kita   dapat   memilih   sala   satu   dan digunakan secara konsisten.

(6)

2.10 Perubahan perubahan yang mempengaruhi profitabilitas

Salah satu aspek yang penting dalam analisis biaya, volume dan laba adalah perubahan dalam satu faktor atau lebih yang mempengaruhi laba.

Faktor   faktor   yang   dapat   berubah   dalam   hubungannya   dengan   analisis hubungan biaya , volume dan laba antar lain perubahan harga, perubahan volume penjualan, dan perubahan komposisi penjualan:

1. Perubahan harga jual per unit.  Perubahan   ini   pempunyai   pengaruh langsung terhadap penerimaan penapatan perusahaan.

2. Perubahan volume penjualan. Perubahan   volume   penjualan   pada umumnya akan mempengaruhi total biaya dan laba perusahaan. Volume penjualann   harus   berdasar   pada   seberapa   besar   kapasitas   produksi yang   mampu   dihasilkan   oleh   perusahaan.   Volume   produksi   yang melebihi   produksi   akan   memberi   kerugian   bagi   perusahaan.,   karena biaya yang dikeluarkan semakin besar.

3.   Perubahan   komposisi   penjualan   yang   memproduksi   lebih   dari   satu macam   barang   maka   analisis   profitabilitas   dapat   diterapkan   untuk seluruh   barang/produk   yang   akan   diproduksi   dan   dijual.   Apabila omposisi   barang   yang   dijual   berubah   maka   profitabilitas   secara   total akan berubah juga.

3. METODE PENELITIAN

3.1. Obyek Penelitian

Kegiatan   penelitian     ini     akan   difokuskan   di  Kantor   PT.   Fast   Food Indonesia   TBK  yang   terdaftar   di   Bursa   Efek   Indonesia   (BEI)   dan   diakses melalui www.idx.co.id. 

3.2 Jenis dan Sumber Data 

a. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Menurut Siagian dan Sugiarto   (2000:17),   data   sekunder   merupakan   data   primer   yang diperoleh   oleh   pihak   lain   atau   data   primer   yang   telah   diolah   lebih lanjut dan disajikan oleh pengumpul data primer atau oleh pihak lain.

Dalam penelitian ini data yang dibutuhkan meliputi : laporan keuangan berupa neraca dan laporan rugi laba perusahaan.

b.   Data   yang   diperoleh   berupa   data   kuantitatif   yang   bersumber   dari laporan keuangan PT. Fast Food Indonesia TBK.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan 2 (dua) tehnik yaitu :

a. Metode observasi langsung, yakni metode pengumpulan data dengan cara   penelitian   langsung   objek   sehingga   memperoleh   data   yang sistematis,   factual   dan   akurat   yang   mencerminkan   keadaan   yang sebenarnya.

b. Metode dokumentasi, yaitu pengumpulan data dalam bentuk dokumen­

dokumen   atau   laporan­laporan   keuangan   berupa   laporan   laba­rugi, neraca perusahaan.

3.4 Definisi Operasional 

(7)

Dalam penelitian ini, menggunakan variabel pengujian yakni  Analisis Profitabilitas  yang   merupakan   suatu   pengukuran   bagi   kinerja   suatu perusahaan,   dan   untuk   menilai   sejauh   mana   perusahaan   mampu menghasilkan laba pada tingkat yang dapat diterimah dalam jangka waktu tertentu.   

3.5 Metode Analisis  

Untuk menganalisis  profitabilitas  pada PT. Fast Food Indonesia TBK, maka digunakan metode analisa sebagai berikut :

1.

cross margin(cros margin on sales)= penujalan−harga pokok penjualan penjualan

2.

profit margin= laba usaha

penjualan neto x 100

3.

ROA= Laba usaha

total asset x 100

4.

ROE= laba bersih(net profit )

ekuitas (equity )

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1  Hasil Penelitian

Berdasarkan laporan keuangan yang ada, maka dapat diperoleh data­

data yang dibutuhkan dalam penelitian kali ini yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.1.1 : Pendapatan, Biaya, Dan Laba PT. Gelael Praktis  Untuk 5 Tahun Terakhir

Tahun Penjualan (Dalam Juta

Rp)

Biaya (Dalam Juta

Rp)

Laba Usaha (Dalam Juta

Rp) 2012

2013 2014 20152016

3.559.486 3.960.253 4.208.887 4.475.061 4.883.307

3.353.440 3.803.962 4.052.838 4.370.037 4.710.702

270.556 201.851 205.464 123.841 218.051 Sumber : Laporan keuangan PT. Fast Food Indonesia TBK 2016

Dari   tabel   4.1.1   diatas   dapat   dilihat   data   keuangan   PT.   Fast   Food Indonesia TBK dalam hal ini pendapatan (penjualan), biaya, dan laba untuk 5   tahun   terakhir.   Untuk   penjualan   PT.   Fast   Food   Indonesia   TBK   terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan rentang tahun 2012 sampai tahun   2016.   Pada   tahun   2012   penjualan   PT.   Fast   Food   Indonesia   TBK adalah sebesar Rp. 3.559.486.000.000, naik menjadi Rp. 3.960.253.000.000 ditahun 2013, naik lagi menjadi Rp. 4.208.887.000.000 pada tahun 2014,

(8)

terus naik lagi di tahun 2015 menjadi Rp. 4.475.061.000.000 dan ditahun 2016 naik menjadi Rp. 4.883.307.000.000. Namun kenaikan ini juga diikuti oleh   kenaikan   biaya   operasional   yaitu   pada   tahun   2012   sebesar   Rp.

3.353.440.000.000 naik menjadi Rp. 3.803.962.000.000 di tahun 2013, dan terus naik hingga Rp. 4.052.838.000.000 di tahun 2014.Pada tahun 2015 naik   lagi   menjadi   Rp.   4.370.037.000.000   dan   terus   naik   menjadi   Rp.

4.710.702.000.000 di tahun 2016. Ini tentu saja ikut mempengaruhi tingkat kenaikan   laba   pada   rentang   5   tahun   terakhir   hingga   mencapai Rp.218.815.000.000 pada tahun 2016.

Tabel 4.1.2 : Penjualan Netto, Harga Pokok Penjualan, Laba bersih PT.

Fast Food Indonesia TBK Untuk 5 Tahun Terakhir Tahun

Penjualan Netto (Dalam Juta

Rp)

HPP (Dalam Juta

Rp)

Laba Bersih (Dalam Juta Rp) 2012

2013 2014 2015 2016

2.082.785 2.385.864 2.542.570 2.723.683 3.054.078

1.476.701 1.574.389 1.666.317 1.751.378 1.829.229

206.046 156.291 156.049 105.204 172.605 Sumber : Laporan keuangan PT. Fast Food Indonesia TBK 2016

Dari   tabel   4.2   diatas   dapat   Untuk   penjualan   bersih   sebesar   Rp.

2.082.785.000.000 pada tahun 2012, kemudian megalami peningkatan pada tahun 2013 sebesar Rp. 2.385.864.000.000. Terus mengalami peningkatan untuk tiga tahun  selanjutnya yaitu masing­masing Rp. 2.542.570.000.000 pada   tahun   2014,   sebesar   Rp.   2.723.683.000.000   pada   tahun   2015   dan puncaknya   pada   tahun   2015   sebesar   Rp.   3.054.078.000.000.   Demikian halnya dengan harga pokok penjualan terus mengalami peningkatan selama lima tahun yaitu Rp. 1.476.701.000.000 pada tahun 2012, naik menjadi Rp.

1.574.389.000.   000.   Pada   tahun   2013,   terus   mengalami   kenaikan   pada tahun 2014 menjadi Rp.1.666.317.000.000, pada tahun 2015 naik menjadi Rp.   1.751.378.000.000   dan   terakhir   pada   tahun   2016   naik   menjadi   Rp.

1.829.229.000.000.   Hal   ini   tentu   saja   ikut   mempengaruhi   laba   bersih perusahaan selama lima tahun terakhir yaitu pada tahun 2012 sebesar Rp.

206.046.000.000 yang terus mengalami fluktuasi sampai tahun 2016 sebesar Rp. 172.605.000.000.

Tabel 4.1.3 : Equitas dan Aset PT. Fast Food Indonesia TBK 2012 ­ 2016

Tahun Equitas

(Dalam Juta Rp) Aset (Dalam Juta Rp)

2012 990.723 1.781.906

(9)

2013 20142015 2016

984.967 1.051.066 1.114.917 1.223.221

2.028.125 2.162.634 2.310.536 2.577.819 Sumber : Laporan keuangan PT. Fast Food Indonesia TBK tahun 2016

Sama   halnya   dengan   penjualan,   biaya,   dan   laba   yang   dijelaskan sebelumnya, ekuitas dan aset yang dimiliki oleh PT. Fast Food Indonesia TBK juga   mengalami   peningkatan   selama   5   tahun   terakhir.   Untuk   ekuitas   PT.

Fast   Food   Indonesia   TBK   pada   tahun   2012   sebesar   Rp.   990.723.000.000 naik menjadi Rp. 984.967.000.000. Selanjutnya pada tahun  2014 sebesar Rp. 1.051.066.000.000 naik menjadi Rp. 1.114.917.000.000 di tahun 2015, dan   kembali   naik   pada   tahun   2016   menjadi   Rp.   1.223.221.000.000.

Demikian   halnya   dengan  Aset   yang   dimiliki   perusahaan,   terus  mengalami peningkatan   dari   tahun   2012   sebesar   Rp.   1.781.906.000.000,   meningkat menjadi   Rp.   2.028.125.000.000   di   tahun   2013,   naik   menjadi   Rp.

2.162.634.000.000 di tahun 2014. Hal ini terus berlangsung pada 2 tahun terakhir   yaitu   di   tahun   2015   sebesar   Rp.   2.310.536.000.000   meningkat sebesar Rp. 2.577.819.000.000 pada tahun 2016.

Dengan demikian jika dilihat dari ketiga tabel yang disajikan diatas, maka keuangan PT. Fast Food Indonesia TBK mengalami peningkatan selama 5 tahun terakhir yaitu periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2014.

Analisis Profitabilitas

Sesuai dengan  landasan  teori yang  dikemukakan  sebelumnya, maka ada   beberapa   formulasi   yang   bisa   dijadikan   alat   analisis   profitabilitas yaitusebagai berikut:

Tahun 2012 : 1. Cross margin

cross margin (cross margin on sales)= penjualan−h arga pokok penjualan penjualan

¿ 3.559 .486 .000 .000−1.476 .701 .000.000 3.559.486 .000 .000

¿ 2.082.785 .000.000 3.559 .486 .000 .000

¿ 0,5851 atau58,51

2. Profit margin

profit margin= laba usaha

penjualan neto x 100

¿ 270.556 .000 .000

2.082 .785 .000.000 x 100

(10)

¿ 12,99

3. Return on aset (ROA)

ROA= Laba usaha total asset x 100

¿ 270.556 .000 .000 1.781 .906 .000.000 x 100

¿ 15,18

4. Return on equity (ROE)

ROE= laba bersih(net profit ) ekuitas (equity )

¿ 206.046 .000 .000 990.723.000 .000 x 100

¿ 20,80

%

Tahun 2013 : 1. Cross margin

cross margin (cross margin on sales)= penjualan−h arga pokok penjualan penjualan

¿ 3.960 .253 .000 .000−1.574 .389 .000 .000 3.960 .253.000 .000

¿ 2.385 .864 .000 .000 3.960.253 .000 .000

¿ 0,6024

 atau 60,24%

2. Profit margin

profit margin= laba usaha

penjualan neto x 100

¿ 201.851.000 .000 2.385 .864 .000 .000 x 100

¿ 8,46

3. Return on aset (ROA)

(11)

ROA= Laba usaha total asset x 100

¿ 201.851 .000 .000 2.028 .125 .000 .000 x 100

¿ 9,95

4. Return on equity (ROE)

ROE= laba bersih(net profit ) ekuitas(equity )

¿ 156.291.000 .000 984.967.000 .000

¿ 15,87

%

Tahun 2014 : 1. Cross margin

cross margin (cross margin on sales)= penjualan−h arga pokok penjualan penjualan

¿ 4.208 .887.000 .000−715.651.250 4.208 .887 .000 .000

¿ 1.666.317 .000 .000 4.208 .887.000 .000

¿ 0,3959

 atau 39,59%

2. Profit margin

profit margin= laba usaha

penjualan neto x 100

¿ 205.464 .000 .000 2.542 .570 .000.000 x 100

¿ 8,08

3. Return on aset (ROA)

ROA= Laba usaha total asset x 100

¿ 205.464 .000 .000

2.162 .634 .000 .000 x 100

(12)

¿ 9,50

4. Return on equity (ROE)

ROE= laba bersih(net profit ) ekuitas (equity )

¿ 156.049 .000 .000 1.051 .066 .000.000

¿ 14,85

%

Tahun 2015 : 1. Cros margin

cross margin (cross margin on sales)= penujalan−h arga pokok penjualan penjualan

¿ 4.475.061 .000 .000−1.751 .378 .000.000 4.475 .061.000 .000

¿ 2.723.683 .000 .000 4.475.061 .000 .000

¿ 0,6086

 atau 60,86%

2. Profit margin

profitmargin= laba usaha

penjualan neto x 100

¿ 123.841 .000 .000 2.723 .683 .000 .000 x 100

¿ 4,55

3. Return on aset (ROA)

ROA= Laba usaha total asset x 100

¿ 123.841 .000 .000 2.310 .536 .000 .000 x 100

¿ 5,36

4. Return on equity (ROE)

ROE= laba bersih(net profit ) ekuitas (equity )

¿ 105.204 .000 .000 1.114 .917 .000.000

¿ 9,44

%

(13)

Tahun 2016 : 1. Cross margin

cross margin (cross margin on sales)= penujalan−h arga pokok penjualan penjualan

¿ 4.883.307 .000 .000−1.829.229 .000 .000 4.883 .307 .000.000

¿ 3.054 .078.000 .000 4.883.307 .000 .000

¿ 0,6254

 atau 62,54%

2. Profit margin

profit margin= laba usaha

penjualan neto x 100

¿ 218.051.000 .000

3.054 .078 .000 .000 x 100

¿ 7,14

3. Return on aset (ROA)

ROA= Laba usaha total asset x 100

¿ 218.051 .000 .000 2.577 .819 .000 .000 x 100

¿ 8,46

4. Return on equity (ROE)

ROE= laba bersih(net profit ) ekuitas (equity )

¿ 172.605 .000 .000 1.223 .221 .000.000

¿ 14,11

%

4.2 Pembahasan

Untuk   melihat   perkembangan  Cross   margin,  Profit   margin,  ROA   dan ROE,   maka   disajikan   tabel   perkembangan   dalam   rentang   waktu   5   tahun terakhir yaitu tahun 2012 sampai dengan tahun 2016, seperti yang nampak berikut ini.

Tabel 4.2.1 Perkembangan Rasio Profitabilitas PT. Fast Food Indonesia

(14)

TBK Untuk Tahun 2012 ­ 2016 Tahun

Rasio Profitabilitas Cross

Margin (%)

Profit Margin

(%)

ROA

(%) ROE

(%) 2012

2013 2014 2015 2016

58,51 60,24 39,59 60,86 62,54

12,99 8,46 8,08 4,55 7,14

15,18 9,95 9,50 5,36 8,46

20,80 15,87 14,85 9,44 14,11 Sumber : Data diolah

Dari tabel diatas, maka dapat dijabarkan beberapa hal sebagai berikut:

- Cros   margin  yang   dimiliki   oleh  perusahaanuntuklima   tahun   terakhir mengalamifluktuasi yaitu pada tahun 2012 sebesar 58,51%naik menjadi 60,24%  di tahun  2013.  Pada tahun  2014  mengalami  menjadi 39,59%.

Pada   dua   tahun   berikutnya   kembali   mengalami   peningkatan   yaitu masing­masing   menjadi60,86%   ditahun   2015   dan   62,54%   pada   tahun 2016. Semakin besar nilai rasionya,  maka semakin besar laba kotor yang diperoleh perusahaan. Artinya profitabilitas perusahaan semakin tinggi, perusahaan memiliki tingkat keuntungan dalam laba kotor yang tinggi.

- Profit   margin  yang   dimiliki   oleh  perusahaanuntuklima   tahun   terakhir yaitu  pada  tahun   2012   sebesar   12,99%   turun   menjadi  8,46%   ditahun 2013,   turun   lagi   pada   tahun   2014   menjadi   8,08%.   Pada   tahun 2015kembali   mengalami   penurunan   menjadi   4,55%   namun   mengalami peningkatan7,14% ditahun 2016. Hal ini  menunjukkan bahwa  efisiensi perusahaan  dengan   melihat   kepada   besar   kecilnya   laba   usaha   dalam hubungannya dengan penjualan mengalami fluktuasi.

- Return   On   Asets  (ROA)   yang   dimiliki   perusahaan   untuk   lima   tahun terakhir   sebesar   15,18%   ditahun   2012,   turun   menjadi   9,95%   ditahun 2013, turun lagi ditahun 2014 menjadi 9,50%, dan terus turun menjadi 5,36% di tahun 2015 dan mengalami kenaikan menjadi 8,46% di tahun 2016.   Dengan   demikian   bahwa   rasio  return   on   asets  yang   dimiliki perusahaan mengalami fluktuasi untuk rentang lima tahun terakhir.

- Return   On   Equity  (ROE)   yang   dimiliki   perusahaan   pada   tahun   2012 adalah   sebsesar   20,80%,   turun   menjadi   15,87%   ditahun 2013.Kembalimengalami   penurunan   ditahun   2014   menjadi   14,85%.

Selanjutnya   pada   tahun   2015   kembali   mengalami   penurunan   menjadi 9,44% dan meningkat di tahun 2016 menjadi 14,11%. 

Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa kemampuan PT. Fast Food Indonesia   Tbkuntuk  menghasilkan   laba  pada   periode   rentang   lima   tahun terakhir yaitu dari tahun 2012 sampai tahun 2016 mengalami fluktuasi.

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 SIMPULAN

(15)

Dari   hasil  analisa  terhadap  rasio  profitabilitas  pada  PT.   Fast   Food Indonesia Tbk maka dapat ditarik beberapa simpulanya itu sebagai berikut : 1. Kemampuan  menghasilkan  laba  dilihat  dari  rasio  profitabilitas  yang

dimiliki  perusahaan  selama  rentang  lima  tahun  terakhir  dari  tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 mangalami fluktuasi. 

2. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa kemampuan PT. Fast Food Indonesia Tbk dalam menghasilkan laba mengalami penurunan namun masih dalam keadaan baik. Kondisi ini menggambarkan bahwa kinerja PT.   Gelael  Praktis   Pratama  Makassar  dalam  keadaan  baik  sehingga akan  mampu  mempertahankan  eksistensi  perusahaan  untuk  masa yang akan datang.

5.2 SARAN

Berdasarkan   simpulan   di   atas,   maka   kiranya   peneliti   dapat memberikan saran ataupun masukan sebagai berikut :

1. Sebaiknya  PT.   Fast   Food   Indonesia   Tbk  harus  lebih  dapat meningkatkan penjualan sehingga dapat meningkatkan laba yang akan diperoleh.

2. Kiranya  dalam  upaya  peningkatan  penjualan  perlulah  diperhatikan inovasi baru atas produk ­ produk yang dihasilkan sehingga lebih bias memberikan  alternative  baru  dan  lebih  meningkatkan  minat  beli konsumen. 

6. REFERENSI

Abdul   Halim.   (1996).  Dasar  –  dasar  Akuntansi  Biaya,   Edisi Keempat.Yogyakarta: BPFE.

Abdul   Halimdan  Bambang  Supomo.(2005).  Akuntansi  Manajemen.

EdisiPertama. Yogyakarta: BPFE.

Bambang  Riyanto.   (2001).  Dasar  –  dasar  Pembelanjaan   Perusahaan.

Yogyakarta: BPFE.

Carter, William. K dan Milton F. Usry.(2006). Akuntansi Biaya. Edisi Ketiga belas. Buku Satu. Jakarta: SalembaEmpat.

Eri  Oktavianti   W.   (2007).  Analisis  Cost,   Volume,   Profit  sebagai  Alat Perencanaan Labapada Perusahaan Tempe Murni Pedro di Yogyakarta.

Skripsi. UNY: Yogyakarta

Garrison,   Ray.   H   dan   Eric   W.   Noreen.(2006).  Akuntansi  Manajerial.  Edisi Kesebelas. Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.

Handoyo Wibisono. (1997). Manajemen Modal Kerja. Yogyakarta: AndiOffset Hansen, Don. R dan Maryanne M. Mowen.  (2006).  Akuntansi  Biaya.  Edisi

Ketujuh. Jilid 2. Jakarta: Salemba Empat.

Henry   Simamora.   (1999).  Akuntansi  Manajemen.   Yogyakarta:   Salemba Empat.

Kessi Purwandari. (2004). Analisis Biaya – Volume – Laba sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Perencanaan Labapada UD. Sri Rejeki. Skripsi. UNY:

Yogyakarta.

(16)

Matz, Adolph dkk. (1992).  Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian.

Edisi Kesembilan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Mulyadi.  (2007).   Akuntansi  Biaya.  Edisi  Kelima.   Yogyakarta:   UPP   STIM YKPN.

Rayburn,   L.   Gayle.   (1999).  Akuntansi  Biaya  :    dengan  Menggunakan Pendekatan  Manajemen  Biaya.  Edisi  Keenam  Jilid   2.   Jakarta  : Erlangga.

Shim,   Jae   K.   (2001).  Budgeting   Pedoman  Lengkap  Langkah  –  langkah Penganggaran. Jakarta: Erlangga.

T Hani Handoko.(1995). Manajemen. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE

Tati Uswatun K. (2007). Analisis Break Even Untuk Merencanakan Labapada PT. Tambi Wonosobo. Skripsi.UNY: Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait

dengan judul “Penggunaan Gross Profit Margin (GPM), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) , Net Profit Margin dalam memprediksi pertumbuhan laba pada Perusahaan

Perbedaan yang sangat mencolok adalah pada tahun 2015 dimana rata-rata laba yang didapatkan oleh Bank dengan kategori ini mengalami penurunan hingga nilainya mencapai – Rp85.299

Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa variable ROA, ROE, NPM dan Inflasi secara bersamaan berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham pada perusahaan-

Apabila rasio NPM perusahaan besar maka menunjukan bahwa perusahaan berkinerja dengan baik, karena dapat menghasilkan laba bersih yang besar melalui aktifitas

Dari hasil penulisan ini dapat disimpulkan bahwa dari keempat jenis dari rasio profitabilitas tersebut perusahaan memperoleh hasil yang kurang baik untuk net profit margin,

Net Profit Margin (NPM) a. 119) Net Profit Margin menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari tingkat volume usaha tertentu. Net Profit Margin dapat

dalam perencanaan penjualan dan laba UD Mulya Indah Mebel merencanakan kenaikan laba pada tahun 2017 sebesar 20%, untuk mencapai target kenaikan laba maka perusahaan harus

Objek dalam penelitian ini adalah pada perusahaan rokok dan menggunakan variabel dependen yaitu pertumbuhan laba dimaksudkan untuk menguji apakah apakah rasio keuangan