• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengadilan Agama Natuna Jl. HR. Soebrantas No. 127 Ranai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pengadilan Agama Natuna Jl. HR. Soebrantas No. 127 Ranai"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Jl. HR. Soebrantas No. 127 – Ranai

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, telah tersusun Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Agama Natuna sesuai dengan Surat Keputusan Ketua Pengadilan Agama Natuna tentang Pembentukan Tim Reviu Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Agama Natuna Tahun 2015 - 2019.

Reviu Rencana Strategis ini menguraikan tentang Tujuan yang disinkronisasikan dengan Indikator Tujuan, Sasaran dan Indikator Sasaran dengan Target yang dilaksanakan dalam kurun waktu Tahun 2015 s/d Tahun 2019. Rencana Strategis disusun sesuai dengan Hasil Rekomendasi dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dalam pelaksanaan Hasil Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Mahkamah Agung RI Tahun 2011 dan Jajaran Pradilan dibawahnya dan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 yang dikenal dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kementerian/Lembaga (RPJM) yaitu dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang yaitu dokumen perencanaan untuk periode 20 (dua puluh) tahun serta peraturan perundang-undangan yang berlaku dan matriks pendanaannya disesuaikan dengan alokasi anggaran yang diterima Pengadilan Agama Natuna.

Dengan tersusunnya Renstra ini, diharapkan adanya peningkatan transparansi dan akuntabilitas kinerja di Lingkungan Pengadilan Agama Natuna dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, serta tersedianya dokumen Reviu Rencana Strategis Mahkamah Agung Tahun 2015-2019 yang lebih akuntabel. Pengadilan Agama Natuna adalah pelaksana kekuasaan kehakiman yang bertugas menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan yang berada di Kabupaten Natuna.

Reviu Rencana Strategis ini telah diupayakan penyusunannya secara optimal, namun kami menyadari apabila masih ada kekurangannya, maka tidak tertutup kemungkinan adanya perbaikan-perbaikan disesuaikan dengan kebutuhan mendesak/ prioritas dan kebijakan pimpinan Pengadilan Agama Natuna Semoga Renstra ini benar-benar bermanfaat dalam mendukung visi Pengadilan Agama Natuna yaitu Mendukung Terwujudnya Peradilan yang Agung di Lingkungan Pengadilan Agama Natuna.

Ketua

Pengadilan Agama Natuna

Drs. Samsul Amri, SH, MH NIP. 19671231 199303 1 043

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN ………... 1

1.1. KONDISI UMUM ..………... 1

1.2. POTENSI DAN PERMASALAHAN ....………... 3

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN ...………... 6

2.1. VISI ...………... 6

2.2. MISI ……….……... 6

2.3.. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS ..………... 7

2.4. PROGRAM DAN KEGIATAN ...………... 9

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STATEGI ...……..………... 11

BAB IV PENUTUP …...………..……... 12 LAMPIRAN

- Matriks Rencana Strategis 2015-2019

(4)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. KONDISI UMUM

Reformasi sistem peradilan membawa perubahan yang mendasar bagi peran Pengadilan Agama Natuna dalam menjalankan tugas dan fungsi pokoknya, dibidang Administrasi, Organisasi, Perencanaan dan Keuangan Pengadilan Agama Natuna, merupakan lingkungan Peradilan Agama di bawah Mahkamah Agung Republik Indonesia sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Pengadilan Agama Natuna bertugas dan berwenang menerima, memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara yang masuk di tingkat pertama.

Perencanaan stratejik suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun secara sistematis dan bersinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada pada lingkungan Pengadilan Agama Natuna. Rencana Strategis ini dijabarkan ke dalam program yang kemudian diuraikan kedalam rencana tindakan. Rencana Strategis ini kelak didukung dengan anggaran yang memadai, dilaksanakan oleh sumber daya manusia yang kompeten, ditunjang sarana dan prasarana serta memperhitungkan perkembangan lingkungan Pengadilan Agama Natuna, baik lingkungan internal maupun external sebagai variable strategis.

Pengadilan Agama Natuna dalam menjalankan tugas dan fungsinya tersebut adalah untuk mendukung tercapainya visi dan misi Mahkamah Agung Republik Indonesia sebagai lembaga pelaksana kekuasaan kehakiman di Indonesia.

Pengadilan Agama Natuna secara definitif didirikan berdasarkan Keputusan Presiden R.I.

Nomor : 145 Tahun 1998 tentang Pembentukan Pengadilan Agama Natuna, Tulang Bawang, Tanggamus, Cikarang, Kejaen, Ermera, Mantuto, Mimika dan Painai, diresmikan pada tanggal 24 Maret 1999, namun pelaksanaan/operasionalnya baru dimulai pada tanggal 1 Juni 1999, awal Kewenangannya hanya mewilayahi 4 (empat) Kecamatan,

(5)

2

namun sejak Kabupaten Natuna berdiri sendiri Pengadilan Agama Natuna sampai saat ini wilayahnya meliputi 12 (dua belas) Kecamatan.

Peresmian Pengadilan Agama Natuna dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 24 Maret 1999 oleh Ketua Pengadilan Tinggi Agama Pekanbaru, Drs. HABIBURRAHMAN, M.Hum, sehingga dengan peresmian tersebut secara de jure, eksestensinya sudah diakui, namun pelaksanaan/operasionalnya baru dimulai secara efektif pada tanggal 1 Juni 1999.

Berdirinya Pengadilan Agama Natuna sejalan dengan terbentuknya Kabupaten Natuna pada tahun 1999, wilayah Natuna yang pada saat belum terbentuknya Natuna merupakan bagian dari wilayah hukum Pengadilan Agama Tarempa, akan tetapi melihat faktor geografis dan jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Natuna khususnya kepulauan Bunguran Besar (Kecamatan Bunguran Timur) dan kepulauan Bunguran kecil (Kecamatan Bunguran Barat) serta keadaan geografis menjadi faktor yang sangat mendukung untuk terbentuknya Pengadilan Agama sendiri, yang sekarang dikenal dengan nama Pengadilan Agama Natuna yang berpusat di Ranai, yang pada awalnya memiliki 4 kecamatan, yaitu Bunguran Timur, Bunguran Barat, Midai dan Serasan, namun saat ini telah terjadi pemekaran menjadi 12 (dua belas) kecamatan terdiri dari :

1. Kecamatan Bunguran Barat 2. Kecamatan Bunguran Timur 3. Kecamatan Bunguran Timur Laut 4. Kecamatan Bunguran Tengah 5. Kecamatan Bunguran Selatan 6. Kecamatan Pulau Tiga 7. Kecamatan Serasan 8. Kecamatan Serasan Timur 9. Kecamatan Midai

10. Kecamatan Pulau Laut

11. Kecamatan Bunguran Utara dan 12. Kecamatan Subi

Pengadilan Agama Natuna pertama kali berkantor di eks Balai Sidang Pengadilan Agama Tarempa di atas tanah seluas 467 m2 dan bangunan seluas 150 m2 terletak di Jl. Hang Tuah No. 93 Kelurahan Ranai Darat (sekarang sebagai rumah dinas Ketua).

Namun pada tahun 2001 kantor Pengadilan Agama Natuna pindah kantor dengan menempati bangunan seluas 296 m2 dan luas untuk sarana 666 m2 di atas tanah seluas 2.430 m2 yang telah dipagar sekeliling kantor melalui dana DIPA, terletak di Jl. H.R.

Soebrantas No. 127 Kelurahan Ranai.

(6)

3

Pengadilan Agama Natuna bertugas menyelenggarakan administrasi pengadilan, dimana oleh undang undang dibedakan dalam 2 (dua) administrasi yaitu administrasi perkara dan administrasi umum. Dalam menyelenggarakan administrasi pengadilan, pada awal terbentuknya personil di Pengadilan Agama Natuna Pada mula berdirinya Pengadilan Agama Natuna terdapat 6 (enam) personil, terdiri dari 1 (satu) orang Wakil Ketua, Drs.

Firdaus HM, SH, 3 (tiga) orang Hakim, masing-masing Drs. Supangat. Drs. Ahmad Sayuti dan Drs. Mhd. Dongan, dan 2 (dua) orang pejabat masing-masing yaitu Panitera/

Sekretaris, Umar Ali, BA, dan Wakil Sekretaris, Drs. Fair Juli Purnama.

Sampai akhir tahun 2015, jumlah pegawai berdasarkan jabatan dan golongan di Pengadilan Agama Natuna sebanyak 15 (lima belas) orang dengan rincian sebagi berikut :

Ketua : 1 orang

Wakil Ketua : 1 orang

Hakim : 5 orang

Pansek : 1 orang

Kaur : 3 orang

Jurusita Pengganti : 1 orang

Staf : 3 orang

1.2. POTENSI DAN PERMASALAHAN

A. Kekuatan (Strength)

Kekuatan Pengadilan Agama Natuna mencakup hal-hal yang memang sudah diatur dalam peraturan/perundang-undangan sampai dengan hal-hal yang dikembangkan kemudian, mencakup:

1. Pengadilan Agama Natuna merupakan unsur FKPD (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) dan memiliki hubungan baik dengan pemerintah daerah di Kabupaten Natuna.

2. Adanya undang undang yang mengatur kewenangan Pengadilan Agama Natuna selaku Pengadilan Tingkat Pertama.

B. Kelemahan (Weakness)

Kelemahan-kelemahan yang ada di Pengadilan Agama Natuna dirinci dalam beberpa aspek:

1. Aspek Proses Peradilan

 Kondisi geografis Kabupaten Natuna yang terdiri dari beberapa pulau sehingga masyarakat pencari keadilan wilayah hukum Pengadilan Agama Natuna belum dapat terlayani dengan maksimal.

(7)

4

2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan

 Penempatan Pegawai belum sesuai beban kerja yang dibutuhkan di Pengadilan Agama Natuna dengan masih terdapatnya kekosongan jabatan yang mengakibatkan terjadinya rangkap jabatan.

3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan

 Belum dapat diterapkan evaluasi penilaian kinerja secara menyeluruh

 Belum adanya sistem pengaduan masyarakat yang berbasis teknologi informasi 4. Aspek Tertib administrasi dan manajemen peradilan

 Belum diterapkannya secara optimal Sistem Administrasi Perkara (SIADPA) yang berbasis teknologi informasi

5. Aspek Sarana dan Prasarana

 Sarana dan Prasarana yang ada di Pengadilan Agama Natuna saat ini belum sesuai dengan kebutuhan dan rencana yang diajukan

C. Peluang (Opportunities)

Berikut adalah peluang-peluang yang dimiliki Pengadilan Agama Natuna untuk melakukan perbaikan ditinjau dari beberapa aspek :

1. Aspek Proses Peradilan

 Adanya program Sidang Keliling untuk membantu masyarakat pencari keadilan yang mengalami kendala transportasi dan biaya jika berperkara di kantor Pengadilan Agama Natuna.

2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan

 Adanya tunjangan kinerja/ remunerasi dan tunjangan kemahalan hakim sebagai motivasi dalam peningkatan kinerja

 Adanya sosialisasi, bimbingan teknis, pelatihan yang dilaksanakan Pengadilan Tinggi Agama Pekanbaru maupun Mahkamah Agung untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

 Adanya 12 orang tenaga honorer yang membantu dalam pelaksanan tugas pokok dan fungsi Pengadilan Agama Natuna.

3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan

 Adanya kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilaksanakan secara berkala baik dari HABINWASBID Pengadilan Agama Natuna maupun HATIBINWSADA Pengadilan Tinggi Agama Pekanbaru.

4. Aspek Tertib administrasi dan manajemen peradilan

 Dukungan dan koordinasi yang baik dengan Pengadilan Tinggi Agama Pekanbaru

(8)

5

5. Aspek Sarana dan Prasarana

 Sudah tersedianya fasilitas Teknologi Informasi di Pengadilan Agama Natuna berupa internet, sistem Informasi administrasi perkara (SIADPA), sistem informasi manajemen pegawai (SIMPEG) dan website Pengadilan Agama Natuna

D. Tantangan yang dihadapi (Threats)

Berikut adalah tantangan-tantangan di Pengadilan Agama Natuna yang akan dihadapi dan harus dipikirkan cara terbaik untuk tetap dapat melakukan perbaikan sebagaimana yang diharapkan.

1. Aspek Proses Peradilan

 Terbatasnya anggaran yang tersedia untuk program sidang keliling sehingga dalam pelaksanaannya belum dapat melayani untuk keseluruhan 12 kecamatan yang berada di Wilayah Yurisdiksi Pengadilan Agama Natuna.

2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan

 Kekurangan personil di Pengadilan Agama Natuna dengan masih banyaknya jabatan yang kosong, tentunya akan sangat berpengaruh pada kinerja Pengadilan Agama Natuna.

3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan

Belum diterapkan sistem reward & punishment untuk mengontrol kinerja aparat peradilan

4. Aspek Tertib Administrasi dan Manajemen Peradilan

 Kondisi dan Letak geografis Pengadilan Agama Natuna yang berada di salah satu kepulauan terluar Republik Indonesia, sehingga pengiriman laporan-laporan administrasi baik umum dan perkara ke Pengadilan Tinggi Agama Pekanbaru dan Mahkamah Agung membutuhkan waktu lebih lama.

5. Aspek Sarana dan Prasarana

 Anggaran yang diberikan pusat untuk pengadaan sarana dan prasarana belum sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.

(9)

6

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN

2.1. VISI

Rencana Strategis Pengadilan Agama Natuna Tahun 2015 – 2019 merupakan komitmen bersama dalam menetapkan kinerja dengan tahapan-tahapan yang terencana dan terprogram secara sistematis melalui penataan, penertiban, perbaikan pengkajian, pengelolaan terhadap sistem kebijakan dan peraturan perundangan-undangan untuk mencapai efektivas dan efesiensi.

Selanjutnya untk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja Pengadilan Agama Natuna diselaraskan dengan arah kebijakan dan program Mahkamah Agung yang disesuaikan dengan rencana pembangunan nasional yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang (RPNJP) 2005 – 2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015 – 2019, sebagai pedoman dan pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan Pengadilan dalam mencapai visi dan misi serta tujuan organisasi pada tahun 2015 – 2019.

Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan untuk mewujudkan tercapainya tugas pokok dan fungsi Pengadilan Agama Natuna.

Visi Pengadilan Agama Natuna mengacu pada Visi Mahkamah Agung RI adalah sebagai berikut :

“Mendukung Terwujudnya Badan Peradilan Yang Agung Di Lingkungan Pengadilan Agama Natuna”

2.2. MISI

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan sesuai visi yang ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan terwujud dengan baik.

Misi Pengadilan Agama Natuna, adalah sebagai berikut :

1. Mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan dan transparan.

2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur Peradilan dalam rangka peningkatan pelayanan pada masyarakat

3. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan yang efektif dan efisien

4. Melaksanakan tertib administrasi dan manajemen peradilan yang efektif dan efisien 5. Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana peradilan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku

(10)

7

2.3. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun dan tujuan ditetapkan mengacu kepada pernyataan visi dan misi Pengadilan Agama Natuna

Adapun Tujuan yang hendak dicapai Pengadilan Agama Natuna adalah sebagai berikut : 1. Pencari keadilan merasa kebutuhan dan kepuasannya terpenuhi

2. Setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan peradilan

3. Publik percaya bahwa Pengadilan Agama Natuna dapat memenuhi butir 1 dan 2 di atas Sasaran adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu lima tahun kedepan dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019, sasaran strategis yang hendak dicapai Pengadilan Agama Natuna adalah sebagai berikut :

1. Meningkatnya penyelesaian perkara 2. Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim

3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara

4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice) 5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.

6. Meningkatnya kualitas pengawasan

7. Terwujudnya sistem manajemen sistem informasi yang terintegrasi dan menunjang sistem peradilan yang sederhana, transparan dan akuntabel

8. Terlaksananya Anggaran program Dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas Teknis lainnya

9. Terlaksananya Anggaran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 10. Terlaksananya Anggaran Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama 11. Tersedianya laporan pada bagian Kesekretariatan

INDIKATOR KINERJA UTAMA

Indikator kinerja utama diperlukan sebagai tolak ukur atas keberhasilan sasaran strategis dalam mencapai tujuan. Hubungan tujuan, sasaran dan indikator kinerja utama dengan digambarkan sebagai berikut :

Indikator kinerja utama diperlukan sebagai tolak ukur atas keberhasilan sasaran strategis dalam mencapai tujuan. Hubungan tujuan, sasaran dan indikator kinerja utama dengan digambarkan sebagai berikut :

(11)

8

NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA

1.

Meningkatnya penyelesaian perkara (jenis perkara)

a. Persentase perkara yang dilakukan Mediasi b. Persentase mediasi yang menjadi Akta

perdamaian

c. Persentase sisa perkara yang diselesaikan Perdata Gugatan dan Permohonan

d. Persentase perkara yang diselesaikan : Perdata Gugatan dan Permohonan

e. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan

f. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 5 bulan

2.

Peningkatan akseptabilitas putusan Hakim

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum:

- Banding - Kasasi

- Peninjauan Kembali 3.

Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara

a. Persentase berkas perkara yang diajukan kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap b. Persentase berkas yang diregister dan siap

didistribusikan ke Majelis

c. Persentase penyampaian pemberitahuan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak d. Persentase penyitaan tepat waktu dan tempat e. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara

f. Persentase responden yang puas terhadap proses peradilan

4.

Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan

a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan b. Persentase perkara yang dapat diselesaikan

dengan cara zittingplaatz

5.

Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.

Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti

6.

Meningkatnya kualitas pengawasan

a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti

b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti.

7. Terwujudnya sistem manajemen sistem informasi yang terintegrasi dan menunjang sistem peradilan yang sederhana, transparan dan akuntabel

a. Persentase putusan perkara perdata yang dapat diakses secara online

b. Persentase Keakuratan Data Manual dengan data perkara pada Aplikasi SIADPA Plus

(12)

9

NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA

8. Terlaksananya Anggaran program Dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas Teknis lainnya

a. Persentase penyerapan Anggaran program Dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas Teknis lainnya

9. TerlaksananyaAnggaran Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur

a. Persentase penyerapan Anggaran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 10. Terlaksananya Anggaran Program

Peningkatan Manajemen Peradilan Agama

a. Persentase penyerapan anggaran Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama 11. Tersedianya laporan pada bagian

Kesekretariatan

a. Persentase laporan Keuangan periode Semester dan Tahunan

b. Persentase Laporan Barang Milik Negara periode Semester dan Tahunan

c. Persentase Laporan Tahunan Satuan Kerja

2.4. PROGRAM DAN KEGIATAN

Enam sasaran strategis tersebut merupakan arahan bagi Pengadilan Agama Natuna untuk Mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan dan membuat rincian Program dan Kegiatan Pokok yang akan dilaksanakan sebagai berikut :

a. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama

Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama merupakan program untuk mencapai sasaran strategis dalam hal penyelesaian perkara, tertib administrasi perkara, dan aksesbilitas masyarakat terhadap peradilan.

Kegiatan Pokok yang dilaksanakan Pengadilan Agama Natuna dalam pelaksanaan Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama adalah :

1. Penyelesaian Perkara Perdata Khusus 2. Penyelesaian Sisa Perkara Perdata Khusus

3. Penelitian berkas perkara disampaikan secara lengkap dan tepat waktu 4. Register dan pendistribusian berkas perkara ke Majelis yang tepat waktu 5. Publikasi dan transparansi proses penyelesaian dan putusan perkara

b. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung dibuat untuk mencapai sasaran strategis menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan mencapai pengawasan yang berkualitas. Kegiatan pokok yang dilaksanakan dalam program ini adalah :

 Pembayaran gaji dan tunjangan secara rutin, yang mana dapat mendukung peningkatan kinerja aparatur lembaga peradilan Agama.

(13)

10

 Penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran, yang dapat dioptimalkan dengan langganan daya dan jasa, penyediaan ATK operasional, perawatan dan pemeliharaan halaman kantor, kendaraan dinas, dll, sehingga mendukung kenyamanan dan ketentraman aparatur dalam melaksanakan tugas penegakan hukum.

 Pembinaan dan Konsultasi, merupakan pendukung dalam peningkatan sumber daya manusia, yang lebih terarah kepada para pejabat dan pegawai baik struktural maupun fungsional dalam menunjang pelaksanaan tugas.

c. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung bertujuan untuk mencapai sasaran strategis dalam penyediaan sarana dan prasarana. Kegiatan pokok program ini adalah pengadaan sarana dan prasarana di lingkungan Pengadilan Agama Natuna. Kegiatan pokok yang dilaksanakan dalam program ini adalah :

1. Pengadaan gedung kantor yang sesuai dengan prototype dan sarana pendukung lainnya.

2. Pengadaan Meubelair (Penggantian Penghapusan)

(14)

11

BAB III

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGADILAN AGAMA NATUNA

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi, tujuan dan sasaran yang ditetapkan, Pengadilan Agama Natuna menetapkan arah dan kebijakan dan strategi sebagai berikut :

1. Peningkatan kinerja.

Peningkatan kinerja sangat menentukan dalam meningkatkan sistem manajemen perkara yang akuntabel dan transparan sehingga masyarakat pencari keadilan dapat memperoleh kepastian hukum. Kinerja sangat mempengaruhi tinggi rendahnya angka penyelesaian perkara, proses peradilan yang cepat, sederhana, transparan dan akuntabel. Peningkatan kinerja bertujuan untuk meningkatkan integritas sumber daya aparatur peradilan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mendukung kebijakan dan strategi peningkatan kinerja :

 Sistem karir merupakan perbaikan dalam mekanisme promosi dan mutasi sesuai dengan kompetensi

 Pengawasan eksternal dan internal. Hal ini disebutkan untuk menjamin berjalannya proses penegakan hukum yang akuntabel, dan memenuhi rasa keadilan masyarakat.

 Menguasai Standar Operasional Pekerjaan (SOP) sesuai bidangnya

 Disamping itu, perlu adanya dukungan sarana dan prasarana dan teknologi informasi yang memadai untuk meningkatkan kinerja.

2. Peningkatan kualitas pelayanan publik.

Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, diperlukan kebijakan yang memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

 Memiliki standar pelayanan bagi pencari keadilan mengatur dengan jelas hak dan kewajiban penyelenggaraan pelayanan maupun penerima layanan.

 Memiliki mekanisme penanganan pengaduan

 Meningkatkan sarana prasarana dan teknologi informasi untuk pelayanan publik

(15)

12

BAB IV PENUTUP

Rencana strategis Pengadilan Agama Natuna tahun 2015-2019 diarahkan untuk merespon berbagai tantangan dan peluang sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan strategis, baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal. Renstra ini merupakan upaya untuk menggambarkan peta permasalahan, titik-titik lemah, peluang tantangan, program yang ditetapkan, dan strategis yang akan dijalankan selama kurun waktu lima tahun, serta output yang ingin dihasilkan dan out come yang diharapkan.

Rencana strategis Pengadilan Agama Natuna harus terus disempurnakan dari waktu kewaktu.

Dengan demikian renstra ini bersifat terbuka dari kemungkinan perubahan. Melalui renstra ini diharapkan dapat membantu pelaksana pengelola kegiatan dalam melakukan pengukuran tingkat keberhasilan terhadap kegiatan yang dikelola.

Dengan Renstra ini pula, diharapkan para Pegawai dilingkungan Pengadilan Agama Natuna memiliki pedoman yang dapat dijadikan penuntun bagi pencapaian arah, tujuan dan sasaran program selama lima tahun yaitu 2015-2019, sehingga visi dan misi Pengadilan Agama Natuna dapat terwujud dengan baik.

(16)

13

LAMPIRAN

`

(17)

345678

a. Persentase perkara yang dilakukan Mediasi100%100%100%100%100%

b. Persentase Mediasi yang menjadi : MATRIK RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA NATUNATAHUN 2015 - 2019

1. Pencari keadilan merasa kebutuhan dan kepuasannya terpenuhiTujuan Strategis2. Setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan peradilan

3. Publik percaya bahwa Pengadilan Agama Natuna dapat memenuhi butir 1 dan 2 di atas

SASARAN STRATEGISINDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

20152016201720182019

2Meningkatnya Penyelesaian perkara

- Akta Damai1%1%2%2%2%c. Persentase Sisa Perkara yang diselesaikan100%100%100%100%100%

d. Persentase Perkara yang diselesaikan90%90%91%91%92%e. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktumaksimal 5 bulan 88%88%88%88%89%

f. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktulebih dari 5 bulan 2%2%3%3%3%

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum : - Banding0%0%0%0%0% - Kasasi0%0%0%0%0% - Peninjauan Kembali0%0%0%0%0%

a. Persentase berkas perkara yang diajukan Banding, Kasasi danPeninjauan Kembali yang disampaikan secara lengkap 100%100%100%100%100% Peningkatan Akseptabilitas Putusan Hakim

Peningkatan Efektifitas pengelolaanpenyelesaian perkara

b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis 100%100%100%100%100%

(18)

1345678 OSASARAN STRATEGISINDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

20152016201720182019

2Meningkatnya Penyelesaian perkarac. Persentase penyampaian pemberitahuan putusan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak 100%100%100%100%100%

d. Persentase penyitaan tepat waktu dan tempat100%100%100%100%100%e. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara1%1%1%1%1%

f. Persentase responden yang puas terhadap proses peradilan100%100%100%100%100%

4a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan100%100%100%100%100%

b. Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan cara zittingplaatz 100%100%100%100%100% Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan

Meningkatnya kepatuhan terhadap

5 Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti 100%100%100%100%100%

6a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindak lanjuti100%100%100%100%100%

b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti 100%100%100%100%100% 7 a. Persentase putusan perkara perdata yang dapat diakses secara online 80%80%80%80%80%

b. Persentase Keakuratan Data Perkara Manual dengan Data Perkara pada Aplikasi SIADPA PLUS 100%100%100%100%100%

8

9 Persentase Penyerapan Anggaran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Terlaksananya Anggaran ProgramDukungan Manajemen dan PelaksanaanTugas Teknis LainnyaTerlaksananya Anggaran ProgramPeningkatan Sarana dan Prasarana Persentase Penyerapan Anggaran Program DukunganManajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Meningkatnya kepatuhan terhadapputusan pengadilan

Meningkatnya kualitas pengawasan

Terwujudnya sistem manajemen sisteminformasi yang terintegrasi dan menunjang sistem peradilan yang sederhana transparan dan akuntabel

90%90%91%91%92%

9dan Prasarana AparaturPeningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 94%94%95%95%95%

(19)

345678 SASARAN STRATEGISINDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

20152016201720182019

2Meningkatnya Penyelesaian perkara

a. Persentase Laporan Keuangan Periode Semester dan Tahunan100%100%100%100%100%

b. Persentase Laporan Barang Milik Negara Periode Semester dan Tahunan 100%100%100%100%100%

c. Persentase Laporan Tahunan Satuan Kerja 100%100%100%100%100% Terlaksananya Anggaran ProgramPeningkatan Manajemen Peradilan Agama Persentase Penyerapan Anggaran Program PeningkatanManajemen Peradilan Agama94%94%95%95%95%

Tersedianya Laporan Pada BagianKesekretariatan

Ketua Pengadilan Agama Natuna Ranai, 29 Januari 2016 Panitera Pengadilan Agama NatunaSekretaris Pengadilan Agama Natuna

Drs. Samsul Amri, SH, MH Drs. ISHAKHENDRI SUWELMAN, S.KomNIP. 19671231 199303 1 043 NIP. 19680607 199703 1 004NIP. 19770709 200912 1 002

Referensi

Dokumen terkait

Tahap persetujuan A1 bagi kelompok PLPG sudah berakhir dan saat ini dalam tahap penentuan LPTK

Berdasarkan gambar 1, persentase ketepatan klasifikasi tertinggi adalah analisis diskriminan kernel dengan fungsi kernel normal menggunakan nilai bandwidth sebesar

Jika dalam spesifikasi teknis yang ditetapkan oleh Pertamina mensyaratkan Pemilik Kapal untuk menyediakan peralatan untuk Ship to Ship (STS) Transfer, maka Pemilik Kapal

pendidikan dan pelatihan prajabatan Golongan III, II, dan I yang diselenggarakan dengan pola fasilitasi oleh Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Pemerintah Kabupaten/Kota atau

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau

AVO merupakan kependekan dari Amplitude Versus Offset dimana akan dilihat suatu anomali yang terjadi pada pertambahan amplitudo terhadap pertambahan jarak antar sumber ke

Alhamdulillahirobbil'alamin, penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT,karenaberkatridho-Nya jualahpenulisdapatmenyelesaikanpenyusunan Laporan Akhir ini

Kasir dapat klik cetak untuk cetak stok barang Kondisi Akhir Sistem akan menampilkan data barang yang sudah