BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia memiliki berbagai macam keanekaragaman budaya, kepercayaan, adat istiadat, dan juga kekayaan intelektual yang begitu banyak. Semua melebur menjadi satu dalam sendi- sendi kehidupan masyarakat. Dari berbagai macam aspek tersebut seperti rumah yang merupakan sebuah hasil kebudayaan dari sebuah suku bangsa yang akan menghasilkan hunian yang spesifik berdasarkan tradisi masyarakat sekitar (Iwan & Ria, 2017).
Arsitektur tradisional ialah suatu unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang bersamaan dengan perkembangan suatu suku bangsa. Oleh karna itu arsitektur tradisional merupakan sebuah identitas dari suatu pendukung kebudayaan. Dalam arsitektur tradisional terkandung secara terpadu wujud ideal, wujud sosial dan wujud material suatu kebudayaan (Djafar&Anas Majid,1986 :1).
Kajian arsitektur sangat luas dan beragam, salah satunya adalah arsitektur vernakular.
Arsitektur vernakular adalah arsitektur yang tumbuh dan berkembang dari arsitektur rakyat yang lahir dari masyarakat etnik dan berdasarkan pada tradisi etnik. Selain itu arsitektur vernakular juga di bangun berdasarkan pengalaman masyarakat setempat istilah yang menggunakan sumber daya lokal yang tersedia dan budaya atau tradisi untuk memenuhin kebudayaan lokal, suatu bangunan yang berkonsep vernakular sangat mempertimbangkan kelestarian lingkungan (Turan dalam Tarigan, 2016).
Rumah tradisional sumatra berdasarkan pada pola dasar rumah gaya austronesia. Terdiri dari suatu susunan persegi panjang diatas tiang kayu dengan atap berbubungan yang diperpanjang kedua ujungnya untuk menciptakan sopi-sopi yang miring keluar. Ragam rumah tradisional sumatra terdapat berbagai macam bentuk tergantung pada daerah dimana rumah tersebut berada. Perbedaan ini di karenakan budaya setiap daerah berbeda-beda, terutama dari
motif dan ragam hias kemudian aturan adat setiap daerah dan sistem kekeluargaan (Ihsan m, 2008 : 69).
Masyarakat melayu Jambi dengan bahasa melayu dan ciri kebudayaan, menurut Bellwood masuk dalam rumpun austronesia. Bahasa melayu sama dengan bahasa minangkabau mengakar pada bahasa austronesia, demikian juga dalam hal arsitektur rumah tradisionalnya mengakar pada arsitektur rumah austronesia. Menurut Goble (2007), dalam buku ‘Tradisional Building’ arsitektur rumah tradisional masyarakat nusantara tetap berpedoman pada konsep arsitektur austronesia; berbentuk persegi, memanjang kesamping atau kebelakang berbentuk panggung, berbahan kayu dan bambu (Anra & Asyhadi, 2018 : 302).
Rumah larik merupakan sebutan untuk rumah atau pemukiman tradisional tempat tinggal masyarakat suku Kerinci. Rumah ini dikenal dengan ciri berupa rumah panggung, bangunan rumah memanjang dan saling menyambung antara rumah yang satu dengan yang lainnya sehingga disebut dengan istilah larik. Dalam sebuah larik dapat di huni sekitar 20 keluarga lebih. Masyarakat Kerinci di kenal dengan sistem kekeluargaan yang kuat, mereka diikat dalam sistem klan yang di tarik dari garis keturunan ibu (Hasibuan, dkk, 2014 : 14).
Rumah larik di Semerap terdiri dari beberapa petak rumah yang saling terhubung satu sama lain, rumah terdiri dari bagian pondasi, badan dan atap. Penyebutan rumah kereta api itu berdasarkan dari pengetahuan masyarakat yang pergi haji atau keluar daerah dan melihat kereta api yang panjang dan saling terhubung satu sama lain. Hal ini sama dengan bentuk rumah kereta api yang berbentuk memanjang dan saling terhubung antara satu rumah dengan rumah yang lainnya.
Arsitektur vernakular Kerinci, adalah salah satu bagian dari warisan budaya yang turun temurun dari nenek moyangnya dengan ciri khas dan nila-nilai budaya tersendiri yang sekaligus merupakan kebanggaan masyarakat Kerinci. Melihat laju perkembangan pada masa sekarang ini arsitektur tradisional di daerah Kerinci lambat laun akan hilang, dikarenakan
pengaruh pergeseran nilai-nilai budaya dari segala segi terutama dalam manusianya sendiri dimana menuntut adanya pembaharuan. Alasan penulis melakukan penelitian tentang arsitektur vernakular di Kerinci di karenakan kajian penelitian tentang tentang rumah larik Kerinci ini sangat menarik untuk dikaji dikarenakan rumah larik tersebut merupakan warisan budaya turun menurun yang masih ada hingga saat ini melihat rumah tersebut merupakan sebuah identitas sosial masyarak Kerinci. Melihat laju perkembangan yang pesat yang menyebabkan pergeseran nilai budaya dan kemungkinan akan hilangnya arsitektur tradisional daerah Kerinci maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam sebagai salah satu upaya kontribusi terhadap pelestarian rumah larik tersebut.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Di kabupaten Kerinci banyak terdapat tinggalan arkeologi yang perlu untuk di teliti dan di pelajari lebih jauh Di masa kini. Tinggalan arkeologi tersebut berupa megalit, tinggalan kolonial belanda, naskah-naskah kuno, rumah tradisional, masjid kuno dan masih banyak lagi tinggalan arkeologi yang terdapat di kabupaten Kerinci. Terkhusus di Desa Semerap masih terdapat tinggalan arkeologi berupa rumah larik yang masih ada hingga saat ini. Apaka pada masa lampau rumah menjadi gambaran identitas sosial masyarakat Desa Semerap Kabupaten Kerinci
Dari permasalahan yang dijelaskan tersebut, maka pertanyaan dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk Arsitektur rumah larik Desa Semerap Kabupaten Kerinci ? 2. Bagaimana pengaruh sosial masyarakat terhadap bentuk arsitektur ?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menjelaskan arsitektur vernacular Rumah larik Desa Semerap Kabupaten Kerinci
2. Menjelaskan pengaruh sosial masyarakat terhadap bentuk arsitektur 1.4 MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian tentang arsitektur rumah Larik Desa Semerap Kabupaten Kerinci diantarannya adalah:
1. Untuk menambah wawasan bagi penulis, pembaca serta masyarakat pada umumnya dan penulis khususnya mengenai arsitektur rumah larik yang terdapat di Kabupaten Kerinci.
Dikarenakan sekarang rumah-rumah tradisional yang terdapat di kabupaten Kerinci sudah banyak yang berubah bentuk menjadi lebih modern.
2. Penelitian ini juga menjadi sumbangsih dalam bidang ilmu arkeologi untuk memahami bagaimana perkembangan gaya arsitektur tradisional yang terdapan di suatu daerah dan indonesia khususnya.
3. Sebagai sumbangan pustaka yang dapat dimanfaatkan untuk penelitian selanjutnya.
1.5 RUANG LINGKUP
Ruang lingkup penelitian ini terpusat di Desa Semerap Kecamatan Danau Kerinci Barat Kabupaten Kerinci. Penelitian ini berfokus pada arsitektur rumah larik Desa Semerap Kabupaten Kerinci dan pengaruh sosial masyarakat terhadap bentuk arsitektur. Adapun objek penelitian berfokus pada banguna rumah milik orang tua Bapak Abdul Malik yang terdapat di Desa Semerap Kabupaten Kerinci.
1.6 LANDASAN TEORI
Menurut Yulianto Sumalyo (1993), vernakular dalam arsitektur adalah istilah yang di guanakan untuk menyebut bentuk-bentuk yang menerapkan unsur-unsur budaya, lingkungan dan termasuk iklim setempat, diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak denah, struktur, detain-detail bagian, ornamen dll). Arsitektur vernakular adalah arsitektur yangmenyesuaikan iklim lokal, menggunakan teknik dan material loka, dipengaruhi aspek sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat setempat (Matondang A. E., 2014).
Menurut ronald brunskill (2000), karya arsitektur yang berada dalam ranah arsitektur vernakular adalah karya yang di rancang oleh seseorang atau sekelompok orang yang amatir tanpa pelatihan dan pengetahuan khusus mengenai perancangan. Soseorang atau sekelompok orang tersebut hanya dituntut oleh kaidah dan ketentuan dari adat atau kebiasaan yang mereka anut. Selain itu pemanfaatan material lokal menjadi ciri dari arsitektur vernakular (Dewi G., 2010).
1.7 KERANGKA BERFIKIR
RUMAH LARIK
BENTUK ARSITEKTUR RUMAH LARIK DESA SEMERAP SERTA
PENGARUH SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP
BENTUK ARSITEKTUR
INTERPRETASI DATA
DATA ARSITEKTUR
DATA WAWANCARA
ARSITEKTUR VERNAKULAR
PENGOLAHAN DATA
ANALISIS DATA
1.8 TINJAUAN PUSTAKA
1.8.1 PENELITIAN TERDAHULU
Terkait penelitian Arsitektur Rumah larik Desa Semerap Kabupaten Kerinci, baik dari pihak balai arkeologi maupun Balai Pelestari Kebudayaan (BPK) secara arkeologi belum pernah di lakukan penelitian. Demikian juga dari kajian sejarah dan antropologi belum pernah dilakukan penelitian.
1.8.2 PENELITIAN RELEVAN
Menurut Drs. Djafar & Anas Majid BA, tahun 1986, pada buku Arsitektur Tradisional Daerah Jambi. Dalam buku ini menjelaskan berbagai macam arsitektur tradisional daerah Jambi yaitu arsitektur tradisional orang batin dan arsitektur tradisional orang Kerinci. Pada tulisan itu saya mengambil bagaimana informasi tentang bagaimana kebudayaan masyarakat Kerinci yang tertuang pada arsitektur. Data tersebut saya gunakan untuk mebantu menjawab pertanyaan dalam skripsi saya.
Pada buku yang berjudul Rumah Etnik Kerinci Arsitektur Dan Seni Ukir. yang di terbitkan LPPMPP ISI Padang Panjang, tahun 2016. Yang di tulis oleh Nofrial. Dalam buku ini menjelaskan ragam arsitektur tradisional Kerinci dan seni ukirnya. Dalam tulisan ini saya mengambil bagaimana informasi tentang ragam arsitektur dan seni ukir rumah tradisional Kerinci. Data tersebut penulis gunakan untuk membantu menjawab pertanyaan dalam skripsi ini.
Dari tulisan Yusdi Anra & Asyhadi Mufsi Sadzali, tahun 2018, dengan judul Arsitekturrumah tradisional melayu jambi studi tentang arkeologi arsitektur dalam peninggalan struktur dan kemajuan arsitektur melayu jambi, dalam jurnal ilmu Humaniora Vol. 02, No. 02, desember 2018. Dalam tulisan ini saya mengambil bagai mana informasi tentang ragam arsitektur rumah tradisional Jambi memiliki ciri khas baik pada ornamen, ragam
hias, serta makna/filosofi pada bentuk arsitektur. Data tersebut saya gunakan untuk membantu penulisan dan menjawab pertanyaan dalam skripsi saya.
Pada jurnal yang yang berjudul Menjadi minangkabau di dunia melayu kerinci : identifikasi akulturasi budaya minang kabau di kerinci ditinjau dari tinggalan arkeologi dan sejarah, dalam jurnal titian : jurnal ilmu humaniora Vol. 03, no. 02, desember 2019. Yang di tulis oleh Ashadi Mufsi Sadzali, Yusdi Anra, dan Benny Agusti Putra. Pada tulisan ini menjelaskan gambaran rumah larik sebagai identitas hunian masyarakat kerinci, juga membahas aspek sosial dan budaya masyarakat kerinci. Informasi tersebut saya gunakan untuk membatu penulisan dan menjawab pertanyaan penelitian.
Pada jurnal yang berjudul Kajian Arsitektur Vernakular Pada Bangunan di Kampung Mahmud, dalam Jurnal Reka Karsa Vol. 2, No. 04. Yang di tulis oleh egi septianto dkk. Tulisan ini menjelaskan aspek vernakular dapat di kaitkan pengaruh perkembangan terbesar yang menyebabkan perkembangan di kampung mahmud yaitu aspek lingkungan, bahan, budaya, hubungan sosial masyarakat, ilmu pengetahuan. Informasi tersebut dapat membantu bahwa beberapa aspek dapat mempengaruhi bentuk arsitektur.
Pada jurnal yang berjudul Karakter Lanskap budaya Rumah larik Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi. Dalam jurnal Lanskap Indonesia Vol.6 No.2 2014. Yang ditulis oleh M.
Sanjiva Refi Hasibuan, dkk. Dalam tulisannya menjelaskan pembentuk karakter lanskap pemukiman rumah larik di kota Sungai Penuh berupa rumah larik, masjid, sungai, bilik padi, dan makam nenek moyang. Iformasi tersebut membantu dalam menjawab pertanyaan penelitian karna pada tulisan juga membahas rumah larik di kota Sungai Penuh.
1.9 METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah upaya untuk menyelidiki dan menelusuri sesuatu masalah dengan sistematis dan ilmiah secara cermat dan teliti umtuk mengumpulkan, mengolah menganalisis data dan mengambil kesimpulan secara sistematis dan objektif guna memecahkan
suatu masalah atau menguji hipotesis untuk memperoleh suatu pengetahuan yang berguna bagi kehidupan manusia (Abubakar Rifa’I, 2021). Adapun metode penelitian yang di gunakan yaitu metode kualitatif, menurut zuchri abdussamad, metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang di gunakan untuk meneliti obyek yang alami, di mana penelitian adalah sebagai instrument kunci dengan penalaran deduktif.
1.9.1 PENGUMPULAN DATA
Tahapan pengumpulan data di lakukan berupa pengumpulan data arsitektur secara sistematis, bermula dari pengumpulan data arsitektur, data wawancara dan data pustaka.
Adapun tahapan-tahapan dalam pengumpulan data akan di uraikan sebagai berikut:
1.9.1.1 Data Arsitektur
Data arsitektur adalah data yang di peroleh di lapangan atau merupakan data hasil penelitian. Data arsitektur yang akan di ambil di lapangan berupa foto, ukuran, deskripsi situs, penggambaran
a. Pengukuran
Melakukan Pengukuran terhadap obyek penelitian arkeologi untuk memperoleh data berupa ukuran asli yang di dapat pada obyek penelitian arkeologi. Data ini akan menjadi data yang dapat menjawab pertanyaan penelitian.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan merupakan kegiatan pengumpulan data yang sangat penting dalam memperlihatkan bentuk arsitektur rumah larik. Kegiatan dokumentasi meliputi pendekripsian dan penggambaran objek. Dokumentasi yang dilakukan meliputi bagian kaki, badan, atap (luar dan dalam) dan ragam hias rumah larik.
1.9.1.2 Data Wawancara
Wawancara adalah salah satu kaedah dalam mengumpulkan data yang paling bisa digunakan dalam penelitian sosial, kaedah ini digunakan ketika subjek kajian dan peneliti berada langsung tatap muka dalam proses mendapatkan informasi bagi keperluan data primer.
Wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan fakta, kepercayaan, perasaan, keinginan dan sebagainya yang di perlukan untuk memenuhi tujuan penelitian (Rosaliza Mita, 2015). Wawancara pada penelitian ini menggunakan metode wawancara terbuka, dimana pemeliti memberikan kebebasan pada narasumber untuk menjelaskan atau memaparkan informasi sesuai pengetahuan yang narasumber ketahui atausesuai kebutuhan penelitian.
Adapun pihak-pihak yang di lakukan wawancara adalah Abdul Malik (55 tahun) selaku ahli waris pemilik rumah, Sulaiman (47 tahun) selaku kepala Desa Koto Patah Semerap dan juga memegang gelar adat sebagai depati nanggalo, Saidina Usman (49 tahun) selaku kepala Desa Semerap dan juga sebagai rio sengajo.
Daftar pertanyaan yang di ajukan penulis
1. Bagaimana bentuk kekerabatan yang ada di Desa Semerap 2. Dalam satu rumah biasanya di huni berapa orang
3. Siapa saja yang tinggal di rumah itu dulunya 4. Sekarang siapa saja yang tinggal di rumah itu
5. Kenapa orang semerap sudah jarang tinggal di rumah larik
6. Kenapa orang di Semerap lebih banyak membangun rumah beton dari pada rumah larik 7. Apakah rumah larik di masa sekarang masih memeiliki fungsi adat di dalam masyarakat 8. Apa penyebab utama hilangnya rumah larik di Desa Semerap
9. Apakah dalam pembangunan rumah larik ada ritual tertentu sebelum membangun rumah
10. Bagai mana bentuk pembagian ruang dalam rumah larik apakah setiap ruang memiliki fungsi masing-masing
11. Bagianruang mana dalam rumah larik yang di gunakan dalam kegiatan sosial seperti menerima tamu dan untuk upacara adat
12. Apakah bentuk dan ukuran rumah larik masih sesuai atau masih dapat memenuhi kebutuhan kegiatan sosial masyarakat pada masa yang sekarang
13. Rumah larik biasanya di wariskankepada siapa 1.9.1.3 Data Pustaka
Data pustaka adalah data yang di peroleh melalui studi pustaka. Data-data ini bisa berupa jurnal-jurnal, laporan terkait, skripsi terkait, buku, maupun arsip-arsip yang turut membahas penelitian ini maupun relevan yang merujuk pada arsitektur rumah tradisional.
1.9.2 PENGOLAHAN DATA
Pengolahan data merupakan tahapan yang sangat penting dalam melakukan sebuah penelitian, dengan adanya pengolahn data dapat membantu peneliti untuk menjawab masalah penelitian dengan informasi yang di dapatkan. Adapun tahapan-tahapan pengolahan data yaitu
1.9.2.1 Pengolahan Data Arsitektur
Pada tahapan ini data arsitektur di identifikasi dengan cara mendeskripsikan bagian-bagian bangunan rumah larik Desa Semerap secara keseluruhan dan mendetail di setiap bagian mulai bagian kaki rumah, badan dan atap rumah. Teknik seperti ini dilaksanakan supaya mempermudah penulis untuk mengetahui bagaimana bentuk dan bagian-bagian dari Rumah Larik Desa Semerap.
1.9.2.2 Pengolahan Data Wawancara
Pada tahapan ini data hasil wawancara dengan narasumber pemilik rumah dan tokoh adat Desa Semerap di kelompokkan berdasarkan pertanyaan yang telah di buat sebelumnya
sehingga penulis dapat mengklasifikasikan jawaban dari data hasil wawancara untuk di gunakan dalam memperkuat jawaban penelitian.
1.9.3 ANALISIS
Analisis adalah aktivitas yang terdiri dari serangkaian kegiatan seperti mengurai, membedakan memilah sesuatu untuk dikelompokkan Kembali menurut kriteria tertentu dan kemudian di cari kaitannya lalu di tafsirkan maknanya (Puspitasari R,A. Dwi Ayu, 2020).
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah, karna dengan analisis data dapat memecahkan masalah penelitian.
1.9.3.1 Analisis Morfologi
Analisis ini merupakan analisis khusus yang menitik beratkan pada bentuk arsitektur vernacular rumah larik. Data yang kumpulkan berupa ukuran Panjang, lebar, tinggi. Setelah proses tersebut, maka akan dilakukan identifikasi struktur dan komponen interior dan eksterior dari rumah larik. Komponen eksterior terdiri dari tangga, pintu dan jendela, komponen interior terdiri dari lantai, motif hias, tangga. Analisis ini akan menunjukkan bentuk kontruksi rumah larik Desa Semerap.
1.9.3.2 Analisis Khusus membaca pengaruh social pada bentuk arsitektur
Pada tahapan ini akan di lakukan analisis yang bekaitan dengan pengaruh sosial masyarakat pada bentuk arsitektur seperti aspek-aspek sosial dan kebudayaan sekitar yang ada pada masa lampau maupun yang masih tercermin dalam bentuk arsitektur.
1.9.4 INTERPRETASI DATA
Interpretasi data adalah tahapan pasca pemaparan hasil dari pengambilan data, pengolahan data, dan analisis data yang kemudian akan menjadi hasil dari pertanyaan penelitian tentang bentuk arsitektur Vernakular Rumah Larik Desa Semerap danpengaruh social masyarakat terhadap arsitektur.
1.9.5 ALUR PENELITIAN
PENGUMPUL AN DATA
DATA ARSITEKTUR
DATA WAWANCARA
PENGOLAHAN DATA
ANALISIS
INTERPRETASI