• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori

1. Permainan Sepak Bola

Sepak bola adalah permainan yang dimainkan 2tim dan masing- masing tim berjumlah 11 orang tim yang paling banyak memasukan bola ke gawang lawan dinyatakan menang (Yapici 2018).

(Kurniawan 2017:10) Permainan sepak bola dilakukan dalam dua babak, antara babak pertama dan kedua diberi waktu istirahat, dan setelah waktu istirahat dilakukan pertukaran tempat. Kesebelasan yang dinyatakan menang adalah kesebelasan yang sampai akhir pertandingan lebih banyak memasukkan bola ke gawang lawannya.

Kerjasama dalam suatu tim merupakan suatu tuntutan dalam permainan sepakbola untuk mencapai kemenangan. Tanpa kerjasama tim yang baik maka tujuan untuk mencetak gol ke gawang lawan pun akan sulit.

Pada hakikatnya permainan sepakbola merupakan permainan beregu yang menggunakan bola sepak. Sepakbola dimainkan di lapangan rumput oleh dua regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain. Tujuan permainan ini dimainkan adalah untuk memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak-banyaknya dan berusaha mempertahankan gawang sendiri dari serangan lawan. Ada pun karakteristik yang menjadi ciri khas permainan ini adalah memainkan bola dengan menggunakan seluruh anggota tubuh kecuali lengan. (Huda Miftakhul :2013)

kehadiran Permainan sepak bola terjadi di China sekitar abad ke-3 dan 2 SM dengan nama permainan Cuju. Dimana Cuju dimainkan dengan bentuk bola bundar di atas bidang tanah persegi. Banyak

(2)

negara-negara yang mengklaim bahwa kehadiran sepak bola diawali dari mereka sendiri, seperti Yunani Kuno dan Roma.

Pengertian permainan sepak bola yang dikutip dari https://www.gramedia.com/best-seller/pengertian-sepak-bola/ Namun cerita yang banyak diakui permainan sepak bola populer pada abad ke- 12, dimana pada abad ini sepak bola dimainkan di padang rumput dan jalanan Inggris. Seiring berjalannya waktu kemudian bermunculan klub sepak bola akan tetapi kehadiran Klub sepak bola yang diyakini ada sejak abad ke-15 tersebut terorganisir dengan baik dan tanpa status resmi. Oleh karena itu cukup sulit untuk menentukan klub sepak bola yang pertama hadir di muka bumi ini. Beberapa sejarawan Inggris mempercayai bahwa terdapat klub profesional yang di bentuk di Inggris pada tahun 1862 dengan nama klub Inggris Notts County.

Setahun kemudian sepak bola modern lahir pada tahun 1863 ketika Asosiasi Sepak Bola Inggris didirikan.

Sejak setelah itu pada tahun 1883 dilangsungkan turnamen internasional pertama yang melibatkan empat negara yaitu Inggris, Irlandia, Skotlandia, dan Wales.

Meskipun sepakbola menjadi fenomena yang dan digandrungi dari Inggris, perlahan menyebar ke negara-negara Eropa lainnya.

Pertandingan pertama pada tahun 1867 yang berlangsung di luar Eropa yaitu di Argentina.

Tepatnya pada 21 Mei 1904 Federation International Football Association (FIFA) didirikan, yang ditandatangani oleh tujuh negara yaitu Prancis, Belgia, Denmark, Belanda, Spanyol, Swedia dan Swiss.

Yapici (2018:3) Pemain sepak bola mempunyai beberapa teknik yang berbeda digunakan seperti menggiring bola, menembak bola, menyundul bola, menahan bola.

Permainan sepak bola dilakukan dalam dua babak dan dimainkan oleh 2 tim, setelah waktu istirrahat dilakukan pertukaran tempat kesebelasan yang di nyatakan menang adalah tim yang paling banyak

(3)

memasukan bola ke gawang lawan. di dalam permainan sepak bola terdapat teknik-teknik sepak bola yang harus di kuasai oleh pemain agar bermain sepak bola dengan baik dan benar. Menurut Sukatamsi 1984 (dalam Kurniawan 2017:11) teknik-teknik sepak bola di bagi menjadi dua golongan, yaitu teknik dasar dengan bola dan teknik dasar tanpa bola. Teknik dasar dengan bola, teknik dasar dengan bola yaitu semua gerakan yang dilakukan menggunakan bola, yang terdiri dari:

(4)

Menendang bola, menendang bola merupakan salah satu karakteristik permainan sepakbola yang paling dominan. Pemain yang memiliki teknik menendang dengan baik akan dapat bermain secara efisien. Tujuan menendang bola adalah untuk mengumpan (passing), menembak ke gawang (shooting on the goal), dan menyapu untuk menggagalkan serangan lawan (sweeping).

Menghentikan bola, menghentikan bola merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan sepakbola yang penggunaannya bersamaan dengan teknik menendang bola. Tujuan menghentikan bola untuk mengontrol bola yang termasuk di dalamnya untuk mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan, dan memudahkan untuk passing. Dilihat dari perkenaan bagian badan yang pada umumnya digunakan untuk menghentikan bola adalah kaki, paha, dan dada. Bagian kaki yang biasanya digunakan untuk menghentikan bola adalah kaki bagian dalam, kaki bagian luar, punggung kaki dan telapak kaki.

Menggiring bola, menggiring bola adalah seni menggunakan bagian-bagian kaki menyentuh atau menggulingkan bola terus menerus di tanah sambil berdiri. Pada dasarnya menggiring bola adalah menendang terputus-putus atau pelanpelan, oleh karena itu bagian kaki yang dipergunakan dalam menggiring bola sama dengan bagian kaki yang dipergunakan untuk menendang bola. Menggiring bola bertujuan antara lain untuk mendekati jarak ke sasaran, melewati lawan, dan menghambat permainan.

Gerak tipu dengan bola Seorang pemain sambil menguasai bola berusaha melewati lawannya dengan melakukan gerak yang tidak sebenarnya.

Merampas atau merebut bola Merampas bola merupakan upaya untuk merebut bola dari penguasan lawan. Merampas bola dapat dilakukan sambil berdiri (standing tacling) dan sambil meluncur (sliding tackling).

(5)

Melempar bola, melempar bola dilakukan apabila bola keluar dari lapangan.

Sepak bola adalah salah satu cabang yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Olahraga ini sudah memasyarakat di kalangan bawah hingga kalangan atas. Di Indonesia, sepak bola semakin semarak dengan diselenggarakannya kompetisi dalam negeri yaitu Liga Indonesia. (Junaidi Ade dkk 2018)

Sepakbola hampir seluruhnya menggunakan kemahiran kaki, kecuali penjaga gawang yang bebas menggunakan anggota tubuh manapun. Tujuan dari masing-masing regu adalah memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak mungkin dengan pengertian pula berusaha sekuat tenaga agar gawangnya terhindar dari kebobolan penyerang lawan. (Huda Miftakhul :2013)

Teknik khusus penjaga gawang Teknik khusus penjaga gawang yaitu sikap badan dalam siaga menangkap bola, meninju bola, menepis bola, dan menerkam bola.

Jadi sepak bola adalah permainan tim atau beregu yang dimainkan oleh 2 tim yang berjumlah 11 orang setiap tim, pertandingan sepak bolah dimainakn dalam 2babak. tim yang paling banyak memasukan bola ialah tim yang memenangkan pertandingan.

sepak bola populer pada abad 12 di padang rumput jalanan inggris.

pada tahun 1883 dilangsungkan turnamen internasional pertama yang melibatkan empat negara yaitu Inggris, Irlandia, Skotlandia, dan Wales. Dan berdirinya Federation International Football Association (FIFA) pada 21 Mei 1904, yang ditandatangani oleh tujuh negara yaitu Prancis, Belgia, Denmark, Belanda, Spanyol, Swedia dan Swiss.

(6)

2. Peraturan Permainan Sepak Bola

Dalam permainan sepak bola, kita harus menaati peraturan yang ada apabila ikut dalam permainan.Umumnya peraturan permainan sepak bola sudah diketahui oleh semua orang baik pemain yang mengikuti pertandingan maupun penonton yang hanya melihat saja. Sebelum memainkan pertandingan sepak bola, alangkah bagusnya jika kita mengetahui sehingga saat bermain sepak bola kita tidak bingung lagi langkah apa yang akan dilakukan. Berikut peraturan permainan sepak bola yang dikutip oleh https://www.yuksinau.id/peraturan-permainan-sepak-bola/

Gambar 2.1 lapangan sepak bola a. Lapangan

 Panjang lapangan =90- 120m

 Lebar lapangan = 45-90 m

 Luas daerah gawang = 16,5 m

 Jari-jari lingkaran tengah = 9,15 m

 Daerah hukuman pinalti = 40,39 x 16,5 m

 Jarak titik hukuman dengan garis gawang = 11 m

(7)

b. Gawang

 Tinggi gawang = 2,44 m

 Lebar gawang = 7,32 m c. Bola

 Bahan bola = kulit

 Bentuk bola = bulat

 Berat bola = 396 – 453 gram

 Keliling lingkaran bola = 68 – 71 cm d. Peraturan memulai pertandingan

Sebelum pertandingan dimulai, pemain harus berjabat tangan antar sesama pemain atau lawan dan berbaris ke arah penonton. Wasit membawa uang logam dan kapten setiap tim akan memilih sisi uang logam, kemudian wasit melempar uang logam, dan pilihan sisi uang logam yang sesuai oleh kapten bisa memilih bola awal atau gawang.

e. Jumlah pemain sepak bola.

Terdapat 2 tim dan masing-masing tim terdiri 11 orang (salah satunya penjaga gawang). Jika pemain tim kurang dari 7 atau 4 pemain terkena kartu merah dan keluar maka tim tersebut dianggap kalah.

f. Pemimpin tim (captain)

Diharuskan setiap tim mempunyai captain, dengan tujuan apabila ada masalah dengan tim maka captain yang akan berdiskusi dengan wasit.

g. Peraturan dalam memakai aksesoris

 Jersey, dalam satu pertandingan kedua tim tidak diperbolehkan memakai jersey satu warna. Setiap tim harus mempunyai identitas berbeda, setiap tim harus mempunyai 2 warna jersey. 1 untuk pertandingan rumah (Home) dan satu lagi untuk laga tandang (Away).

(8)

 Kaos kaki, dalam pertandingan resmi sepak bola warna kaos kaki harus sama. Kaos kaki juga bertujuan untuk melindungi tulang kering dan mencegah cidera.

 Sarung tangan, hanya boleh dipakai kiper (penjaga gawang) untuk mempermudah dalam menangkap bola dan melindungi tangan dari tendangan bola yang keras.

Pemain lain juga diperbolehkan memakainya tetapi ketika berada di tempat dingin atau bersalju.

 Penutup kepala, hanya bisa digunakan pemain yang cidera.

 Aksesoris yang dilarang, meliputi anting, kalung, gelang, dan lainnya.

h. Wasit

Wasit memegang penuh jalannya pertandingan dan memberi keputusan apabila pemain bola melanggar peraturan yang dilakukan. Wasit utama dibantu dengan 2 asisten wasit.

i. Assisten wasit

Asisten wasit disebut linesman. Memberitahukan kepada wasit utama apabila terjadi offside dengan tanda bendera dan mengawasi apabila terjadi throw in dan tendangan sudut.

j. Peraturan waktu permainan sepak bola

Permainan dilakukan selamat 90 menit dan dibagi menjadi 2 babak, setiap babak mempunyai waktu 45. Dengan waktu istirahat tidak lebih dari 15 menit. Apabila 90 menit itu habis dan pertandingan membutuhkan pemenang maka dilakukan tambahan waktu (extra time) dengan durasi 2 x 15 menit. Jika kedudukan masih sama maka akan diadakan adu penalty.

k. Peraturan kick off

(9)

Kick off dilakukan ketika akan memulai suatu permainan, dalam sepak bola dilakukan ketika:

 Memulai pertandingan

 Terjadinya sebuah gol

 Memulai babak yang kedua

 Memulai babak extra time l. Peraturan gol

Perhitungan gol dilakukan ketika bola masuk ke dalam jaring dan melewati gawang serta tidak ada pemain dalam posisi offside, pelanggaran, maupun hand ball.

m. Peraturan offside dan onside

Offside terjadi ketika teman satu tim mengoper ke pemain lain tetapi berada sedikit didepan bek pertahanan lawan. Asisten wasit yang menentukan terjadinya offside atau onside dengan mengangat bendera. Peraturan onside sebaliknya.

n. Peraturan bola keluar

Ketika bola keluar dari lapangan samping maka akan terjadi lemparan kedalam. Dan jika keluar di samping gawang maka akan terjadi tendangan sudut. Wasit berhak menyuruh pemain pemain untu mengeluaran bola jika ada pemain yang cidera.

o. Lemparan kedalam

Dilakukan ketika bola keluar dari lapangan, tim yang mengambil lemparan kedalam adalah tim yang tidak mengeluarkan bola. Ketika melakukan lemparan, pemain tidak boleh membuang waktu lama dan satu kaki tidak boleh terangkat.

p. Tendangan gawang

Dilakukan ketika bola melewati garis gawang karena pemain lawan. Penjaga atau teman satu tim boleh

(10)

melakukan tendangan gawang dengan syarat bola tidak melebihi area garis kiper.

q. Tendangan sudut

Dilakukan ketika bola keluar melewati garis gawang yang disebabkan oleh pemain bek, tendangan dilakukan oleh pemain lawan. Letak tendangan gawang sesuai dengan tempat (kanan atau kiri) bola keluar.

r. Peraturan pergantian pemain

Pergantian pemain hanya bisa dilakukan maksimal 3 orang. Tetapi jika dalam keadaan pertandingan persahabatan maka pergantian pemain boleh dilakukan 7 kali.

s. Peraturan terjadinya pelanggaran

Pelanggaran bisa terjadi karena tackle yang terlalu keras, hands ball, mendorong lawan, menarik baju lawan, mengganggu pergerakan penjaga gawang, dan masih banyak lagi. Wasit akan mengeluarkan 2 macam kartu yaitu kartu merah dan kartu kuning. Jika mendapat kartu merah, maka pemain keluar dari lapangan pertandingan. Jika mendapat kartu kuning maka mendapat peringatan keras, dan jika dapat 2 kali kartu kuning maka otomatis mendapat kartu merah.

t. Peraturan tendangan bebas

Tendangan bebas dilakukan di tempat terjadinya pelanggaran, terdapat 2 pilihan yang biasa pemain lakukan yaitu menendang langsung ke gawang atau mengoper ke teman satu tim.

u. Peraturan terjadinya penalty

Terjadi karena pemain melakukan pelanggaran di area penjaga gawang. Seperti hands ball, tackle, dan pelanggaran lainnya. Salah satu pemain akan ditunjuk

(11)

sebagai orang yang menendang bola. Dengan mengetahui peraturan permainan sepak bola maka kita bisa menghindarkan diri dari hal-hal yang dilarang ketika bermain sepak bola.

3. Latihan

Penelitian Iskandar 2011 (dalam andiyana,2019:22) Latihan adalah suatu proses yang sistematika dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari meningkatkan jumlah beban latian atau pekerjaan, dan salah satu yang paling penting dari latihan harus dilakukan secara berulang- ulang dan meningkatkan beban atau tahanan untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot yang diperlukan untuk pekerjaannya.

Menurut Michael Kent dalam (Warni et al., 2017:123) menyatakan bahwa “latihan adalah sebuah program berlatih yang dirancang untuk membantu belajar keterampilan meningkatkan kebugaran fisik, dan mempersiapkan atlet untuk kompetisi tertentu”

Latihan adalah gerakan-gerakan dan kondisi fisik yang melibatkan penggunaan kelompok otot besar,klestenik, permainan dan aktivitas yang lebih formal seperti; jogging, berenang, berlari dan semua aktivitas apa saja yang dapat membangkitkan tenaga dengan kegiatan yang meningkatkan otot (Ulum, 2014:3)

Jadi latihan adalah suatu proses yang direncanakan dan sistematika berlatih yang berulang ulang untuk meningkatkan keterampilan, fisik, dan mempersiapkan atlet untuk kompetisi tertentu.

(12)

a. Tujuan latihan

Harsono 2004 (dalam kurniawan, 2017:19) menyatakan secara umum tujuan latihan yaitu untuk mengembangkan kondisi fisik, meningkatkan kemampuan komponen-kompone khusus diperlukan cabang olahraga, menanamkan karakteristik psikologi yang khusus untuk cabang olahraga yang bersangkutan, melatih dan mengembangkan keterampilan teknik spesifik cabang olahraga serta mengajarkan pengetahuan teoritis mengenai teori dan metodologi latihan untuk cabang olahraga yang bersangkutan.

Menurut (Ulum, 2014:3) menyatakan bahwa “tujuan latihan dari latihan adalah untuk membantu atlet meningkatkan kemampuannya secara maksimal mungkin”

Menurut Michael kent dalam (Warni et al 2017:123) menyatakan bahwa “latihan adalah sebuah program berlatih yang dirancang untuk membantu belajar keterampilan, meningkatkan kebugaran fisik, dan mempersiapkan atlet untuk kompetisi tertentu”.

Tujuan dari latihan adalah untuk membantu seorang atlet atau suatu tim olahraga dalam meningkatkan keterampilan atau prestasinya semaksimal mungkin dengan mempertimbangkan bebagai aspek latihan yang harus diperhatikan, meliputi latihan fisik, teknik, taktik, dan latihan mental (Rubianto Hadi, :2007).

Tujuan latihan ialah utnuk mengembangkan dan mningkatkan kemampuan cabang olahraga yang di khususkan dengan cara berlatih yang sistematika terarah dan dilakukan secara berulang-ulang.

(13)

b. Prinsip latihan

Menurut (Kurniawan 2017:19-22) Prinsip Latihan ialah:

1. Frekuensi Latihan, Latihan dilaksanakan sesering mungkin dan terencana dalam waktu yang panjang.

Frekuensi latihan berbeda untuk setiap cabang olahraga, hal ini tergantung dari tingkat kesulitan gerak dan pencapaian prestasi.

2. Overload Latihan harus diberikan dengan beban cukup berat mendekati batas kemampuan atau ambang rangsang agar dapat memberikan perubahan secara biologis didalam tubuh atlet serta mentalnya. Beban latihan selalu bertambah secara terencana dan teratur sehingga kemampuan otot-otot juga akan semakin meningkat. Specifikasi Latihan, Latihan akan berpengaruh secara specifik terhadap tubuh kita terutama berpengaruh terhadap kelompok otot tertentu, ruang gerak persendian, dan sistem energi. Jadi sebelum latihan kita tentukan terlebih dahulu apa yang akan dilatih apakah teknik atau kemampuan fisik dan yang terpenting adalah agar latihan yang diterapkan sesuai dengan cabang olahraga yang akan ditingkatkan prestasinya.

3. Individualisasi Sekalipun sejumlah atlet memiliki prestasi yang hampir sama tetapi prinsip individualis harus menjadi perhatian utama untuk itu konsep latihan harus disusun sesuai dengan serta kekhasan setiap individu.

Latihan merupakan masalah kemampuan pribadi artinya setiap atlet akan memberikan reaksi yang berbeda terhadap beban latihan yang sama.

4. Kualitas Latihan, Latihan harus bermutu oleh sebab itu latihan intensif harus disertai koreksi yang tepat serta konstruktif agar tujuan dari latihan tercapai.

(14)

5. Variasi Latihan, Latihan yang berulang-ulang seringkali menimbulkan rasa jenuh untuk itu pelatih dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menyusun program latihan. Banyak ragam latihan akan mengurangi kejenuhan itu misalnya latihan yang dikemas dalam suatu permainan baik individu maupun kelompok dapat mengurangi kejenuhan.

6. Model Latihan, Latihan sebaiknya berisikan unsur-unsur yang menyerupai situasi dan kondisi pertandingan yang sesungguhnya. Karena itu perlu diciptakan suatu model latihan yang hampir sama situasi dan kondisi yang kelak akan dialami dalam pertandingan sesungguhnya misalnya latihan dalam bentuk permainan sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi

7. Metode Latihan Dalam melatih ketrampilan olahraga seorang pelatih perlu mengetahui berbagai metode latihan dengan tujuan agar latihan tersebut lebih bervariasi dan produktif. Metode latihan yang dapat diterapkan antara lain; Whole and Part Method, Mental Practice, dan Mass and Distributed Ptractice.

8. Goal Setting/Target Setiap pelatih dalam melaksanakan program latihan pasti mempunyai tujuan atau target. Target atau sasaran dapat dilakukan secara bertahap agar keberhasilan mencapai tujuan akhir dapat terkontrol, tahap pertahap diatur sedemikian rupa dari mulai tahap jangka pendek sampai tahap jangka panjang

9. Monitoring Hasil latihan harus selalu dimonitoring dan dievaluasi secara periodik dan secara kontinyu. Hal ini sangat perlu guna mengetahui apakah program latihan berjalan sebagaimana mestinya, dan pada akhirnya Program

(15)

latihan yang disusun dan dilaksanakan akan mendapatkan hasil optimal sesuai yang diharapkan.

Harsono (Dalam Sahrial 2013) diantaranya “a.prinsip beban berlebihan (over load principle), b.prinsip peningkatan secara bertahap (progresif principle), c.prinsip pengaturan pelatihan, d. prinsip kekhususan,e. Prinsip variasi”.

1. Prinsip beban berlebihan (over load principle) Power otot akan lebih efektif bila diberikan beban sedikit diatas kecepatannya. Hal ini bertujuan untuk mengadaptasikan fungsional tubuh, sehingga dapat meningkatkan power otot.

Latihan yang menggunakan latihan beban dibawah atau tetap pada kecepatannya akan menjaga kondisi supaya tetap stabil, akan tetapi tidak akan meningkatkannya. Dengan prinsip beban berlebihan ini, maka kelompok-kelompok otot akan berkembang kekuatannya secara efektif.

Penerapan sistem over load jangan terlalu berat yang diperkirakan tidak mungkin dapat diatasi oleh Atlet, sebab dapat merusak sistem faal tubuh. Penerapan sistem over load dalam penelitian ini adalah dengan menambah jumlah repetisi terutama dalam penambahan beban terhadap kecepatan maksimal Atlet.

2. Prinsip peningkatan secara bertahap (progresif principle) Bila Atlet telah kuat, beban yang berat akan terasa ringan.

Pembebanan terhadap otot yang bekerja harus ditambah secara bertahap selama pelaksanaan program latihan beban.

Yang menjadi dasar kapan beban itu ditambah adalah dengan menghitung jumlah repetisi yang dapat dilakukan sebelum datangnya kelelahan. Harsono (Dalam Sahrial 2013) mempunyai suatu prinsip yang disebut dengan istilah

“The step tyep approach atau sistem tangga”. Hal ini dapat dilihat melalui gambar

(16)

berikut ini :

Gambar 2.2 Penambahan Beban Latihan Secara Bertahap, Harsono (Dalam Sahrial 2013)

daya ledak otot akan diikuti dengan pola gerakan yang sudah mengarah pada keterampilan yang spesifik tersebut.

Untuk mendapat hasil yang spesifik, program latihan harus disesuaikan dengan karakteristik cabang olahraga dan tujuan yang akan dicapai. Dalam penelitian ini latihan dikhususkan pada peningkatan kelincahan gerak dan kecepatan menggiring bola yang tujuannya meningkatkan kecepatan manuver, kecepatatn reaksi, keseimbangan dan kelicahan.

5. Prinsip variasi latihan Latihan dalam jangka waktu yang lama sering menimbulkan kejenuhan bagi atlet, apalagi program latihan yang dilaksanakan bersifat jangka panjang.

Oleh karena itu, latihan harus dilaksanakan melalui berbagai macam variasi sehingga beban latihan akan terasa ringan dan menggembirakan. Apalagi variasi latihan yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan. Harsono (Dalam Sahrial 2013) menyatakan, “Untuk mencegah kebosanan berlatih, pelatih harus kreatif dan pandai menerapkan variasi-variasi dalam latihan.”

(17)

Dalam prinsip latihan ialah harus di perhatikan kualitas latihan, beban latihan dan target latihan, dan juga harus sesuai dengan kebutuhan atlet.

c. Volume Latihan

Volume ialah jumlah aktivitas total dalam latihan. Artinya bahwa jumlah total aktivitas yang dihitung dari durasi, jarak tempuh maupun pengulangan dalam latihan. Volume juga mengacu pada jumlah pekerjaan yang di lakukan selama latihan atau fase latihan. (Tirtawirya 2012:92)

Bompa (Dalam Tirtawirya 2012) volume adalah komponen utama latihan, volume adalah prasyarat untuk prestasi teknik, taktis dan fisik yang tinggi. Volume ltihan,kadang-kadang tidak akurat disebut durasi pelatihan, karena yang disebut volume adalah sebagi berikut:

1. Waktu atau durasi pelatihan

2. Jarak yang ditempuh atau berat angkatan per unit waktu

3. pengulangan dari latihan atau elemen teknis atlet melakukan dalam waktu tertentu.

Menurut (Tirtawirya 2012) volume latihan dapat di tingkatkan melalui:

1. Memperpanjang waktu latihan

2. Memperbanyak jumlah bentuk latihan per siklus 3. Menambah jumlah pengulangan pada jarak tertentu

4. Meningkatkan jarak yang harus ditempuh untuk setiap pengulangan latihan.

(18)

Volume latihan sangat penting dalam melaksan aktivitas total latihan, durasi latihan untuk mencapai prestasi yang di inginkan.

4. Variasi latihan Shooting

Pemain sepak bola diharuskan bisa menendang bola ke gawang lawan dengan baik (Timo Scheunemann, 2012:188).

Bentuk latihan variasi shooting adalah sebagai berikut:

1. Latihan variasi mengumpan bola ke kiri atau ke kanan di lanjutkan shooting ke arah gawang,

2. Latihan shooting menggunakan variasi mengumpan bola dan rotasi lari,

3. Latihan variasi shooting ke arah gawang dengan lanjutan sprint,

4. Latihan variasi shooting di lanjutkan dengan lomba sprint,

5. Latihan variasi shooting dalam format game. (Junaidi ade 2018:3)

Variasi latihan adalah suatu bentuk latihan atau perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkatkan motifasi atlet, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan, Variasi latihan dilakukan untuk meningkat kan prestasi atlet menjadi lebih baik dan variasi latihan juga menghilangkan rasa jenuh dalam proses kegiatan latihan. Variasi latihan adalah keterampilan yang harus di kuasai guru atau pelatih dalam pembelajaran, untuk mengatasi kebosanan peserta didik atau atlet, agar selalu antusias, tekun dsan penuh partisipasi. Variasi dalam proses pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatanyang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, serta menguruangi kejenuhan dan kebosanan. (Mulyasa 2010).

(19)

variasi adalah suatu dari komponen kunci yang diperlukan untuk merangsang penyesuaian pada respon latihan, periodisasi latihan dapat menurunkan kemenotonan atau kebosanan dalam latihan dan akhirnya meransang adaptasi fisiologik yang hebat (Tudor 2007).

Dalam latihan harus di perhatikan juga variasi latihan agar atlte tidak mudah bosen saat latihan.

Berikut akan dipaparkan dan dijelaskan beberapa jenis variasi latihan shooting yang akan diterapkan pada penelitian di SSB satria muda, menurut (Sahrial 2014: 20-23 )

1. Latihan shooting dengan awalan dribbling lurus Gambar 2.3 shooting awalan dribbling lurus

Penjelasan:

Seorang pemain berdiri sekitar 20 m dari gawang dengan bola di depan, kemudian tanpa aba-aba langsung mendribling bola sampai ke garis batas yang berjarak 16,5 m dari gawang. Setelah bola pas berada di garis batas, dengan seketika pemain langsung melakukan shooting ke gawang. Latihan ini dilaksanakan bergiliran sesuai dengan tempo yang telah diatur oleh peneliti.

(20)

2. Latihan shooting dengan awalan dribbling zig-zag Gambar 2.4 shooting dengan awalan dribbling zig-zag

Penjelasan:

Semua atlet berbaris berbanjar dimana masing-masing atlet memiliki 1 bola, atlet paling depan yang pertama mulai melaksanakan zig-zag dribbling melewati 3 cone. Setelah melewati rintangan cone dan telah sampai ke garis batas, barulah pemain tersebut langsung melakukan tendangan shooting ke gawang. Semua atlet bergiliran berulang-ulang kali melaksanakan latihan ini sesuai dengan tempo yang telah ditetapkan oleh peneliti.

(21)

3. Latihan shooting dengan kombinasi passing Gambar 2.5 shooting dengan kombinasi passing

Penjelasan:

Para atlet baris berbanjar dengan jarak kurang lebih 20 m dari gawang, setiap atlet memiliki satu buah bola. Pemain terdepan yang paling dahulu melaksanakan latihan dan diikuti yang lain.

Pemain mulai memassing bola ke posisi pelatih yang berada di depan sebelah kiri pemain, setelah melaksanakan passing pemain langsung dengan cepat berlari ke depan. Pelatih langsung memassing bola ke tengah lapangan sebelah serong kirinya.

Pemain langsung menyambut bola dengan shootingan ke gawang.

Latihan ini dilaksanakan berulang-ulang kali, tetapi harus dibutuhkan timeming yang baik antara passing atlet dan pelatih.

(22)

5. Shotting

Shooting merupakan bagian dari teknik Sepak bola, dan tujuan shooting adalah memasukan bola. Sedangkan menurut Kurniawan (2017:12) Menendang bola ialah suatu usaha unutuk memindahkan bola dari suatu tempat ketempat lain dengan menggunakan kaki atau bagian kaki.

Menendang bola merupakan teknik dasar yang harus dikuasai untuk menjadi pemain sepak bola, apabila pemain memiliki teknik dasar menendang bola dengan baik, maka mereka akan dapat bermain secara efektif dan efisien. (Junaidi Ade dkk 2018)

Menembak bola (shooting) adalah tendangan ke arah gawang dengan tujuan untuk memasukan bola ke gawang lawan.

Tendangan ke arah gawang atau shooting menurut Sugiyanto SD (1997: 17) adalah:

1) Ada awalan sebelum tendangan

2) Posisi pemain membentuk sudut kurang lebih 30 derajat di samping bola.

3) Penempatan kaki tumpu pada saat shooting di samping hampir sejajar dengan bola.

4) Sesaat akan menendang, kaki ayun menarik ke belakang dan selanjutnya gerakan melepas ke depan.

5) Perkenaan kaki pada bola adalah pada punggung kaki bagian dalam juga dapat menggunakan punggung kaki.

6) Pandangan mata saat impact melihat bola selanjutnya mengikuti arah sasaran

7) Setelah melepas tendangan masih ada gerakan-gerakan lanjutan (follow trough) agar diperhatikan tidak putus

(23)

Menurut Lucbacher 2012 (dalam Mulyawan 2017:17-18) Shooting di bagi menjadi dua macam yaitu :

Shooting dengan Punggung Kaki

Gambar 2.6 Shooting punggung kaki

Tahap Persiapan :

(1) dekati bola dari belakang pada sudut yang tipi

(2) Letakan kaki yang menahan keseimbangan disamping bola (3) Arahkan kaki ke target

(4) Bahu dan pinggul lurus dengan target

(5) Tarik kaki yang akan menendang kebelakang (6) bagian kura-kura kaki diluruskan dan dikuatkan (7) Lutut kaki berada diatas bola

(8) Tangan direntangkan untuk keseimbangan (9) Kepala tidak bergerak

(10) fokuskan perhatian pada bola.

Tahap Pelaksanaan :

(1) Pindahkan berat badan kedepan

(2) Kaki yang akan menendang disetakan dengan kuat (3) Jaga kaki agar tetap lurus

(24)

(4) tendang bagian tengah bolah dengan kura-kura kaki.

Tahap Akhiran :

(1) Lanjutkan gerakan searah dengan bola

(2) Berat badan pada kaki yang menahan keseimbangan (3) gerakan akhir kaki sejajar dengan dada.

Shooting dengan Kaki Bagian Dalam

Gambar 2.6 Shooting bagian kaki dalam

Tahap Persiapan :

(1) Berdiri menghadap target

(2) letakan kaki yang menahan keseimbangan bola (3) arahkan kaki ke target

(4) bahu dan pinggul lurus dengan target (5) tekukan sedikit lutut kaki

(6) ayunkan kaki yang akan menendang kebelakang (7) tempatkan kaki dalam posisi menyamping

(8) tangan di rentangkan untuk menjaga keseimbangan (9) kepala tidak bergerak

(10) fokuskan perhatian pada bola.

Tahap pelaksanaan :

(25)

(1) tubuh berada di atas bola

(2) ayunkan kaki yang akan menendang kedepan (3) jaga kaki agar tetap lurus

(4) tendang bagian tengah bolah dengan bagian samping dalam kaki

Tahap akhiran :

(1) Pindahkan berat badan kedepan (2) lanjutkan gerakan searah dengan bola (3) gerakan akhir berlangsung dengan mulus.

Dalam latihan shooting ialah ada beberapa teknik dalam melakukan shooting yaitu dengan punggung kaki dan bagian kaki dalam.

6. Ketepatan Shooting

Ketepatan adalah kemampuan dalam melakukan gerak ke arah sasaran tertentu dengan melibatkan beberapa faktor pendukung dan terkoordinasi dengan baik secara efektif dan efisien (Raharjo 2015 :27 ).

Menurut Sukadiyanto (2005: 102-104) ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketepatan, antara lain: tingkat kesulitan, pengalaman, keterampilan sebelumnya, jenis keterampilan, perasaan, dan kemampuan mengantisipasi gerak.

Suharno (Dalam Raharjo 2015 :27) faktor-faktor penentu baik tidaknya ketepatan (accuracy) adalah;

(a) Koordinasi tinggi, (b) Besar kecilnya sasaran,

(c) Ketajaman indera dan pengaturan saraf, (d) Jauh dekatnya sasaran,

(26)

(e) Penguasaan teknik yang benar akan mempunyai sumbangan baik terhadap ketepatan mengarahkan gerakan,

(f) Cepat lambatnya gerakan, (g) Feeling dan ketelitian, (h) Kuat lemahnya suatu gerakan.

Untuk mencapai tujuan yang diinginkan kaitanya terhadap ketepatan tendangan ke arah gawang, dibutuhkan faktor pendukung antara lain : ( Saptiyanto Dwi :2015)

1.Konsentrasi Kensentrasi adalah keseriusan seorang yang akan melakukan suatu yang dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan yang ingin dicapai.

2.Timeing Ketepatan seseorang melakukan suatu gerakan antara kesempatan yang ada dan kapan harus melakukannya, seorang atlet sepakbola pada saat perebutan bola di depan gawang untuk mencetak gol maka ia harus berfikir kapan melakukan shooting, bola diarahkan kemana, posisi atas atau bawah dan lain sebagainya.

3.Gerakan yang diulang-ulang Suatu gerakan yang sering diulang- ulang maka dengan sendirinya akan menjadi gerakan yang otomatis. Apabila tendangan ke arah gawang semakin akurat dalam arti pemain memiliki tingkat keakuratan yang tinggi dalam menendang berarti akan semakin meningkatkan keberhasilan tendangan kearah gawang itu sendiri.

Ketepatan shooting adalah kemampuan tendangan dalam mengarahkan bola kepada objek (sasaran) sesuai dengan kehendak atau keinginan penendang atau pemain. Ketepatan shooting sangat diperlukan dalam permainan sepakbola, dengan ketepatan yang

(27)

bagus maka seorang pemain akan lebih mempunyai kesempatan untuk mencetak gol ke gawang lawan. Ketepatan shooting juga diperlukan dalam membongkar pertahanan lawan yang sangat bagus dengan melakukan shooting jarak jauh. (Huda Miftakhul 2013)

Menurut Robert Koger ( Dalam Huda Miftakhul 20013:23) prinsip-prinsip yang harus dilakukan untuk melakukan shooting secara baik adalah sebagai berikut: pandangan pada bola dan arah sasaran kemana bola akan ditendang, kaki yang akan menendang, pada saat menendang bola adalah kaki yang memilki tenaga lebih besar, dan sikap badan harus diperhatikan.

Ketepatan shooting adalah kemampuan tendangan dalam mengarahkan bola kepada objek (sasaran) sesuai dengan kehendak atau keinginan penendang. Akurasi atau ketepatan merupakan faktor terpenting untuk keberhasilan seseorang dalam melakukan tembakan ke gawang atau shooting.

7. SSB

Soedjono (Dalam S Putra 2015:2) SSB adalah sekolah yang mempelajari tentang permainan sepak bola dan merupakan sebuah organisasi olahraga khususnya sepak bola yang berfungsi mengembangkan potensi yang dimiliki atlet serta menjadi wadah pembinaan sepak bola usia dini.

Soedjono (Dalam S Putra 2015:18-19)Tujuan SSB untuk menghasilkan atlet yang memiliki 19 kemampuan yang baik, mampu bersaing dengan SSB lainnya, dapat memuaskan masyarakat dan mempertahankan kelangsungan hidup suatu organisasi, Selain itu juga untuk melatih atlet dengan teknik yang benar, mengantarkan atlet untuk meraih prestasi yang baik.

Menurut Pedoman Dasar PSSI Pasal 35 Ayat 1 dan 2 (Sumber: www.pssi.org.com), “pertumbuhan dan perkembangan

(28)

anak tidak hanya tergantung pada sekolah saja, akan tetapi juga pada keluarga, masyarakat atau organisasi yang melakukan tugas pembinaan pertumbuhan dan perkembangan seperti: organisasi pemuda, pelajar dan badan-badan pendidikan yang lain seperti Sekolah Sepak Bola (SSB)”

Soedjono, (Dalam Huda Miftakhul 20013;25) Tujuan sekolah sepakbola sebenarnya untuk menampung dan memberikan kesempatan bagi para pemain dan mengembangkan bakatnya.

Disamping itu, juga memberikan dasar yang kuat tentang bermain sepakbola yang baik, sedangkan prestasi merupakan tujuan jangka panjang

Mengacu pada peraturan organisasi nomor : 02/POPSSI/III/2008 yang dimaksud dengan sekolah sepakbola (SSB) dalam penelitian ini adalah perkumpulan sepak bola yang merupakan wadah pembinaan sebagai tempat bagi pembinaan pemain muda (PSSI, 2008: 23)

SSB adalah adalah sekolah yang mempelajari tentang permainan sepak bola dan merupakan sebuah organisasi olahraga khususnya sepak bola yang berfungsi mengembangkan potensi dan tujuan SSB untuk menampung dan memberikan kesempatan bagi para pemain dan mengembangkan bakatnya. Disamping itu, juga memberikan dasar yang kuat tentang bermain sepakbola yang baik, sedangkan prestasi merupakan tujuan jangka panjang

(29)

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Hasil penelitian Yadi Mulyawan (2017), berjudul “pengaruh latihan kekuatan dan ketepatan terhadap shooting sepak bola pada siswi ekstrakulikuler sepak bola putri smk Swashipa 1 Natar tahun ajaran 2016/2017”hasil peneliti Ada pengaruh yang signifikan dari latihan ketepatan terhadap shooting sepak bola pada siswi ekstrakulikuler sepak bola putri SMK Swadhipa 1 Natar Tahun Ajaran 2016/2017. Persamaan peneliti diatas dengan penulis ketepatan terhadap shooting. Perbedaanya peneliti di atas meneliti kekuatan dan ketepatan pada shooting .

2. Hasil penelitian Jovan Gardasevic1 dan Dusko Bjelica1 (2019) berjudul “Akurasi Bola Menembak dengan Pemain Sepak Bola U16 setelah Periode Persiapan1Fakultas Olahraga dan Pendidikan Jasmani, Niksic, Montenegro’’ hasil penelitian penulis menyimpulkan bahwa periode musim panas 42 hari, di pemain sepak bola kadet, dengan program kerja pelatihan seperti itu, optimal untuk mengangkat akurasi bola menembak ke tingkat yang diperlukan untuk kompetisi. Perasamaan peneliti dengan penulis pada akurasi atau ketepatan shooting. Perbedaan peneliti menggunakan pelatihan periode sedangkan penulis menggunakan variasi latihan ke arah gawang

3. Hasil penelitian Bimo Prasetyo (2020), berjudul “Pengaruh latihan menggunakan media target terhadap ketepatan hasil shooting n sepak bola Universitas Tanjungpura” dari hasil penelitian ini, Hasil penelitian dapat disimpulkan ada pengaruh modifikasi media target terhadap ketepatan hasil shooting sepakbola. Persamaan peneliti di atas dengan penulis adalah ketepatan shooting.

Perbedaanya peneliti di atas dengan penulis adalah peneliti meneliti pengaruh modifikasi media target sedangkan peneliti adalah variasi latihan ke arah gawang.

(30)

4. Hasil penelitian Ahmad Sahrial (2013), berjudul “ upaya meningkatkan ketepatan shooting sepak bola melalui variasi latihan pada atlet SSB Portis Saentis kecamatan percut sei tuan kabupaten Deli Serdang umur 14-15 tahun 2013” hasil peneliti ialah dapat meningkatkan kemampuan ketepatan shooting pada atlet SSB Portis Sentis kecamatan percut sei tuan kabupaten Deli Serdang umur 14-15 tahun 2013. Persamaan peneliti dan penulis adalah ketepatan shooting variasi latihan.

5. Hasil penelitian Junaidi Ade dkk (2018) berjudul “ pengaruh latihan variasi shooting ke arah gawang terhadap akurasi shooting dalam permainan sepak bola pada pemain U-14 SSB Tunas Muda Bengkulu. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen one group Pretest-Posstest design. Dalam peneletian ini populasi yang di teliti adalah seluruh pemain U-14 SSB Tunas Muda Bengkulu, Instrumen yang digunakan adalah tes shooting at the ball dengan validitas 0,82 dan realibilitas 0,76 (Arsil,2010:125). Teknik analisis data menggunakan uji-t, uji normalitas menggunakan kolmogorov smirnov test, dan uji homogenitas menggunakan uji F.

C. Kerangka Berpikir

Dalam bermain sepak bola tentunya membutuhkan skill dan teknik yang baik agar menjadi pemain bola yang profesional maka dari itu Salah satu teknik dasar yang paling banyak dipakai dalam bermain sepakbola adalah menendang. Menendang dilakukan untuk memberi umpan kepada teman atau mengoper bola, bisa juga untuk menghidupkan bola kembali setelah terjadi suatu pelanggaran seperti tendangan bebas, tendangan penjuru, tendangan hukuman, tendangan gawang, namun diantara itu semua melakukan tendangan adalah untuk menembakkan bola kedalam gawang lawan dengan tujuan membuat gol kemenangan.

(31)

Dari hasil observasi peneliti melihat masalah shooting di SSB Satria muda, banyak siswa yang melakukan shooting tidak tepat kea rah gawang dengan demikian shooting pada siswa SSB Satria muda harus segera di perbaiki agar pada saat melakukan shooting ke arah gawang tepat dan menjadi gol, untuk memperbaiki ketepatan shooting maka ada satu bentuk latihan yaitu variasi latihan shooting ke arah gawang.

Variasi latihan shooting ke arah gawang merupakan alternatif yang menarik bagi siswa karena latihan yang dibuat menyenangkan dan cocok untuk kalangan anak usia 13 di SSB satria muda, Variasi latihan shooting ke arah gawang tidak membosankan dalam latihan ini siswa pasti sering melakukan shooting dan bisa membuat siswa menjadi lebih tepat untuk membuat gol ke gawang. Dan latihan ini membuat siswa tidak jenuh dalam melakukan latihan shooting. Variasi latihan shooting ke arah gawang bisa dijadikan salah satu bentuk latihan untuk meningkatkan ketepatan shooting siswa.

D. Hipotesis Penelitian

Surahmad, 1985 : 60 (dalam kurniawan :2017)mengemukakan bahwa “suatu hipotesis adalah perkiraan jawaban sementara terhadap problem penelitian”.

Berdasarkan pernyataan – pernyataan di atas tersebut,peneliti menyimpulkan terdapat pengaruh variasi latihan shooting ke arah gawang terhadap ketepatan shooting di SSB satria muda Usia-13.

Referensi

Dokumen terkait

sumberdaya manusia Indonesia Indonesia, baik yang dilaksanakan melalui pendidikan, pelatihan maupun

Permasalahan dalam penelitian ini adalah dalam pembelajaran matematika pada materi menghitung luas bangun datar merupakan salah satu mata pelajaran yang relatif sulit untuk

Bab ini berisi data, yang digunakan untuk menunjang penelitian seperti data pembangkit yang beroperasi di Pulau Sumba, Beban listrik Pulau Sumba yang didapatkan dari pengumpulan

Pertanyaan point ke empat, admin dengan nilai 100% setuju untuk sistem yang dibangun dapat membantu dan mempermudah dalam mengelola jadwal lapangan futsal dan pertanyaan

Jika dilihat dari jumlah pembeli dan penjual yang terlibat dalam pemasaran bawang merah di lokasi penelitian di tingkat petani, maka pelaku pemasaran berada pada

Pengawas pengelolaan lingkungan hidup adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, PDCS/SMEC, Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa, Sub Dinas

2 Dosen Fiqh Siyasah (Politik Hukum Islam) pada Fakultas Syari’ah dan Hukum ,Universitas Islam Negeri (UIN) ,Sunan Gunung Djati Bandung.. Islam akan menjadikan negeri itu bisa

Berdasarkan data hasil yang telah diuraikan sebelumnya, didapat setiap komponennya berkategori Tinggi dan Sangat Tinggi sehinga LKS yang telah dikembangkan pada