SKRIPSI
OLEH : SINDY NINGSIH NIM: K1A119093
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KEPELATIHAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI
FEBRUARI 2023
i
PENGEMBANGAN ALAT SCORING MANUAL BULUTANGKIS
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Jambi
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
OLEH : Sindy Ningsih NIM: K1A119093
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KEPELATIHAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI
FEBRUARI 2023
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi berjudul “Pengembangan Alat Scoring Manual Bulutangkis” yang diajukan oleh Sindy Ningsih NIM. K1A119093 Program Studi Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kepelatihan, telah diperiksa dan disetujui untuk di ujikan dalam Sidang Dewan Penguji
Jambi , Januari 2023 Pembimbing I
Dr. Palmizal A, S.Pd.,M.Pd NIP. 197404082005011001
Jambi, Januari 2023 Pembimbing II
Iwan Budi Setiawan, S.Pd.,M.Pd NIP. 201706121000
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “Pengembangan Alat Scoring Manual Bulutangkis” yang disusun oleh Sindy Ningsih, Nomor Induk Mahasiswa K1A119093 telah
dipertahankan didepan Dewan Penguji pada tanggal 2 Februari 2023
Dr. Palmizal A, S.Pd., M.Pd. Pembimbing Skripsi 1. ___________
NIP. 197404082005011001
Iwan Budi Setiawan, S.Pd., M.Pd. Pembimbing Skripsi 2. ___________
NIP. 201706121002
Jambi, 2 Februari 2023 Mengetahui,
Ketua Prodi
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Roli Mardian, S.Pd.,M.Pd.
NIP. 198504122014041003
iii
HALAMAN PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Sindy Ningsih
NIM : K1A119093
Program Studi : Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Jurusan : Pendidikan Olahraga dan Kepelatihan
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini benar benar karya sendiri dan bukan merupakan jiplakan penelitian pihak lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini merupakan jiplakan atau plagiat, saya bersedia menerima sangsi sesuai peraturan yang berlaku.
Demikianlah pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
Jambi, 2 Februari 2023 Yang membuat pernyataan
Sindy Ningsih NIM: K1A119093
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN Bismillahirahmanirahim
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahirabbil alamin.. Rasa syukur yang terbesar hamba limpahkan kepada-Mu karena telah memberikan kesempatan untuk terus menimba ilmu, menyelesaikan satu jenjang pendidikan. Semoga ini menjadi berkah untuk hidup
hamba, orang tua, dan orang-orang tercinta…
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang- orang yang berilmu pengetahuan terhadap derajat. Dan Allah Maha Mengetahui
apa saja yang kamu kerjakan. (Al-Mujadillah :11) Bapak
Yang telah memberikan semangat dan support, dorongan dan dukungan dari bapak sangat membuat saya untuk tidak pernah menyerah ataupun mengeluh.
Tidak banyak yang saya ucapkan hanya terima kasih yang amat sangat banyak untuk bapak telah menjadi laki-laki terbaik ku di dunia ini.
Untuk mama tercinta
Saya sangat bersyukur dan beruntung mempunyai seorang mama yang penuh amat pengertian terhadap keluh kesah saya, terima kasih atas doa dan restu sedari
dulu tidak pernah putus yang selalu mengiringi langkahku dalam mengejar impian apa pun itu, hanya karya kecil ini semoga bisa membuat mama merasa
lebih bangga.
Dan untuk saudari ku satu-satunya yang ku sayangi yang begitu berarti dalam hidupku yang telah memberikan doa, dukungan dan semangat tentunya..
Semua kehendak-mu. Berikanlah hambamu selalu rahmat dan hidayah-mu ya ALLAH SWT.
Wassalamualaikum warrahmatullah wabarakatuh
v ABSTRAK
Sindy Ningsih. 2023. “Pengembangan Alat Scoring Manual Bulutangkis”.
Jurusan Pendidikan olahraga dan kepelatihan, Program Studi Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Jambi, Pembimbing (I) Dr. Palmizal A, S.Pd, M.Pd. Pembimbing (II) Iwan Budi Setiawan, S.Pd, M.Pd.
Kata kunci : Pengembangan , Bulutangkis, Alat Scoring
Hasil observasi dilapangan yaitu masih banyak Hall ataupun GOR bulutangkis di Kota Jambi masih mengunakan alat scoring seadanya, dan saat permainan bulutangkis atau pun ada event bulutangkis masih menggunakan alat scoring yang belum maksimal, alat scoring yang sering ditemukan masih banyak menggunakan triplek, besi plat yang tipis, maka dari itu alat scoring bulutangkis yang ingin dikembangkan tentunya bermanfaat dan layak digunakan dalam jangka panjang atau permanen.
Penelitian ini mengacu pada metode penelitian pengembangan terdapat tiga langkah dalam Research and Development ini anatara lain (1) Analisis Kebutuhan, (2) Desain, (3) Implementasi. Dalam pengembangan ini, hasil uji coba yang didapatkan dari tiga kelompok responden antara lain : (1) Ahli media menyatakan produk ini layak digunakan dengan persentase 92 %, (2) Ahli materi menyatakan produk ini sangat layak digunakan dengan persentase 94%, (3) 20 mahasiswa UKM bulutangkis sebagai responden uji coba media meyatakan layak digunakan dengan persentase 90,58%.
Hasil dari penelitian Pengembangan Alat Scoring Bulutangkis dikategorikan sangat layak digunakan sebagai alat menghitung skor dalam olahraga bulutangkis karena alat ini sangat membantu wasit dan pemain dalam permainan ataupun pertandingan terutama yaitu penghitungan skor.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdullillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT karena berkat,rahmat, dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, Kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir zaman, amin. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Olahraga dan kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi. Skripsi ini berjudul “Pengembangan alat scoring manual bulutangkis”.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini dengan ketulusan hati dan kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc, Ph. D selaku Rektor Universitas Jambi.
2. Bapak Prof. Dr. M. Rusdi, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi.
3. Ibu Delita Sartika, S.S., MA., Ph.D selaku Wakil Dekan Bagian Umum,Perencanaan Dan Keuangan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi.
4. Bapak Dr. Palmizal A, S.Pd, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kepelatihan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi.
5. Bapak Roli Mardian, S.Pd, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi.
6. Bapak Iwan Budi Setiawan, S.Pd, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang
vii
telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi.
7. Bapak Ahmad Muzaffar, S.Pd, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi.
8. Segenap Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi yang telah memberikan kuliah sebagai bahan dalam proses penulisan skripsi.
Seluruh Staf Tata Usaha di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi yang telah membantu menyelesaikan khususnya di bidang administrasi sehingga penulis bisa menyelesaikan studinya.
9. Kedua Orang tua, Bapak Wan Adli dan Ibunda Eliyarmi yang selalu memberikan doa, semangat, dukungan, bantuan dan motivasi serta menjadi tempat curahan hati penulis selama mengikuti perkuliahan hingga saat ini.
10. Kakak dan kakak ipar saya yang selalu memberikan semangat, tentunya dorongan untuk saya untuk selalu berusaha sebaik mungkin, serta menjadi tempat curahan keluh kesah saya selama penyusunan skripsi ini.
11. Pemilik Nim.K1A119090 yang telah setia selama perkuliahan dan menemani penulis dalam penyelesaian skripsi.
12. Teman-teman porkes C19 tersayang seperjuangan mahasiswa angkatan 2019 yang selalu mendo’akan, membantu dan memotivasi penulis dalam penyelesaian skripsi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan dan perbaikan dalam penyusunan di masa yang akan datang. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna bagi semua pihak yang membutuhkan.
Jambi, 2 Februari 2023 Mahasiswa,
SINDY NINGSIH NIM.K1A119093
viii DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
HALAMAN MENGESAHAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ... 1
1.2 Identifikasi masalah ... 4
1.3 Batasan masalah ... 4
1.4 Rumusan masalah ... 4
1.5 Tujuan pengembangan ... 5
1.6 Spesifikasi pengembangan ... 5
1.7 Manfaat pengembangan ... 5
1.8 Asumsi dan Keterbatasan pengembangan ... 5
1.9 Definisi istilah ... 6
BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1 Hakikat Pengembangan ... 7
2.1.1 Konsep Pengembangan Model ... 8
2.2 Pengertian Alat Scoring ... 12
2.3 Hakikat Bulutangkis ... 12
2.3.1 Teknik Dasar Permainan Bulutangkis ... 14
2.4 Perencanaan Alat Scoring Bulutangkis ... 17
2.5 Kerangka Alat Scoring ... 23
2.6 Kelebihan dan Kekurangan ... 24
2.7 Penelitian yang relevan ... 25
2.8 Kerangka Berfikir ... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 28
3.2 Langkah-langkah Penelitian ... 28
3.3 Karakteristik yang dikembangkan ... 33
3.4 Jenis Data dan Sumber Data ... 34
3.5 Instrumen pengumpulan Data ... 34
ix
3.6 Teknik Analisis Data ... 39
3.6.1 Analisis Deskriptif Kualitatif ... 40
3.6.2 Analisis Deskriptif Kuantitatif ... 40
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Produk ... 42
4.2 Hasil Analisis Kebutuhan ... 43
4.3 Hasil Uji Coba Produk ... 43
4.3.1Validasi Ahli ... 43
4.3.2 Data Validasi Ahli Media ... 43
4.3.3 Data Validasi Ahli Materi ... 46
4.3.4 Data Hasil Responden ... 47
4.4 Pembahasan ... 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 53
5.2 Keterbatasan penelitian ... 53
5.3 Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA ... 55
LAMPIRAN ... 56
x
DAFTAR GAMBAR
2.1.1 Skema prosedur pengembangan Borg & Gall ... 9
2.3.1 Teknik pegangan raket ... 15
2.4.1 Plat besi ... 19
2.4.2 Rantai timing ... 20
2.4.3 Gear ... 20
2.4.5 Paralon ... 21
2.4.6 Kertas flexi ... 21
2.4.7 Baut ... 22
2.4.8 Kaca akrilik ... 22
2.4.9 Alumunium pipa ... 23
2.5 Kerangka Alat Scoring ... 23
2.9 Kerangka berfikir ... 27
3.2 Adaptasi Model Hannafin and Peck ... 28
3.2.1 Desain produk ... 29
3.2.2 Revisi dan Evaluasi Produk ... 30
4.1 Alat Scoring Bulutangkis ... 42
4.3 Uji coba alat scoring bulutangkis ... 49
xi
DAFTAR TABEL
3.5 Instrumen penilaian ahli media ... 36
3.5 Instrumen penilaian ahli materi ... 37
3.5 Instrumen penilaian responden ... 37
3.6 Kategori Persentase Kelayakan ... 41
4.3 Hasil penilaian validasi ahli media ... 44
4.4 Data Hasil Penilaian ahli media ... 45
4.5 Hasil penilaian validasi ahli materi ... 46
4.6 Data Hasil Penilaian ahli materi ... 47
4.7 Data Hasil Penilaian responden ... 49
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi proses pembuatan ... 56
Lampiran 2. Surat izin penelitian ... 57
Lampiran 3. Validasi ahli ... 58
Lampiran 4. Daftar hadir responden ... 64
Lampiran 5. Dokumentasi penelitian ... 65
Lampiran 6. Kusioner / angket uji coba ... 67
Lampiran 7. Data hasil perhitungan angket ... 82
Lampiran 8. Biodata penulis ... 83
1 BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
Olahraga mempunyai peranan sangat penting bagi kehidupan manusia sebagai sarana untuk menjaga kesehatan jasmani dan juga sebagai pelaksana pembangunan baik secara perorangan maupun kelompok, juga dapat dikatakan bahwa olahraga merupakan sarana pemersatu bagi bangsa dan negara dalam membina dan memelihara persatuan dan kesatuan antar umat manusia, sehingga terjalin rasa berbangsa dan bertanah air Indonesia.
Olahraga pada saat ini sudah menjadi salah satu kebutuhan bagi masyarakat tertentu, karena pada saat ini tidak sedikit masyarakat yang menyisihkan waktunya untuk berolahraga. Adapun hal yang harus tetap diseimbangkan berdasarkan kapan dan bagaimana keadaan masyarakatnya.
Banyak sekali olahraga yang pada saat ini menjadi kegemaran masyarakat misalnya bersepeda, hal ini disebabkan karena mudahnya dalam melakukan olahraga bersepeda untuk menghabiskan waktu senggang dan libur sebagai media untuk hidup sehat dan rekreasi.
Cabang olahraga yang telah melekat dalam kehidupan masyarakat cukup beragam dengan berbagai macam dan seni yang terdapat pada masing-masing olahraga. Akan tetapi bagaimana pada olahraga yang mempunyai karakter yang berbeda dengan olahraga bersepeda seperti halnya olahraga bulutangkis.
Olahraga bulutangkis merupakan salah satu olahraga permainan. Olahraga bulutangkis tidak kalah populer dengan olahraga bersepeda. Permainan bulutangkis sangat mudah dijumpai dimana saja dalam situasi apapun,
bermain bulutangkis bukan hal yang susah, hanya bermodal tanah lapang mulai dari lapangan yang diperuntukan buat lapangan bulutangkis, perkarangan rumah, maupun gang diwilayah perkotaan, hal ini dapat dilihat dari daerah plosok desa hingga di kota kota besar. Bulutangkis dapat dimainkan oleh semua kalangan masyarakat, mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa. Laki-laki dan wanita dapat memainkan permainan bulutangkis.
Bahkan cabang olahraga bulutangkis salah satu olahraga yang rajin mengharumkan nama Indonesia di pentas dunia, prestasi yang diraih para atlet bulutangkis menjadi kebanggan tersendiri bagi seluruh pengemarnya sehingga semakin hari semakin banyak diminati oleh berbagai kalangan masyarakat.
Oleh karena itu bulutangkis memberikan peran dalam kehidupan masyarakat luas secara nyata. Olahraga bulutangkis di Indonesia sudah dikenal sejak lama, sehingga bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia.
Indonesia merupakan negara berkembang, kemajuan Ilmu pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin pesat tidak dapat dipungkiri bahwa inovasi berbagai penelitian berkembang pesat, manusia sendiri yang menjadi subjek utama faktor IPTEK yang dikembangkan. Dukungan IPTEK turut banyak membantu atlet untuk berprestasi mulai dari pencarian bakat hingga pertandingan pun atlet dan pelatih terbantu. Bermain bulutangkis memerlukan alat untuk melakukan permainan tersebut, di antaranya: lapangan, raket, net, shuttlecock. Tujuan dari permainan bulutangkis adalah memperoleh angka
dengan cara menyebrangkan dan menjatuhkan shuttlecock dibidang bagian lapangan lawan.
Seperti dari sebuah penemuan pengembangan alat scoring bulutangkis yang ada sebelumnya, yang berfungsi sebagai alat hitung skor. Contoh tersebut sebagian kecil dari perkembangan IPTEK yang berkembang di olahraga bulutangkis. Hasil observasi dilapangan yaitu masih banyak Hall ataupun GOR bulutangkis di Kota Jambi, contoh nya di GOR PJOK, Hall Puri Mayang,dan Gedung PBSI Jambi masih mengunakan alat scoring seadanya, dan saat permainan bulutangkis atau pun ada event bulutangkis masih menggunakan alat scoring yang belum maksimal, alat scoring yang sering ditemukan masih banyak menggunakan triplek, besi plat yang tipis, maka dari itu alat scoring bulutangkis yang ingin dikembangkan tentunya bermanfaat dan layak digunakan dalam jangka panjang atau permanen.
Alat scoring bulutangkis adalah alat bantu untuk menghitung skor permainan bulutangkis yang terbuat dari rangkaian alat pemutar rewinder, rantai timing dan besi-besi yang di rakit sehingga menjadi sebuah bentuk yang sudah dirancangkan. Alat ini berkerja seperti kaset pita, Alat scoring bulutangkis ini lebih ditunjuk digunakan untuk kelengkapan alat permainan bulutangkis.
Berdasarkan masalah diatas penulis ingin mengembangkan sebuah model rancangan alat yang memberi kemudahan serta efisiensi para atlet atau wasit sebagai alat pendukung permainan dan pertandingan bulutangkis. Maka dalam penelitian ini penulis mengambil sebuah judul penelitian yang mengkaji tentang “ Pengembangan alat scoring bulutangkis “.
1.2 Identifikasi masalah
Dari latar belakang diatas dapat di identifikasi masalah yang ada sebagai berikut :
1. Terbatas nya alat scoring di Hall dan GOR bulutangkis di Kota Jambi 2. Alat scoring yang digunakan masih seadanya
3. Saat permainan bulutangkis atau event masih menggunakan alat scoring yang belum maksimal.
4. Belum adanya pengembangan dalam bentuk alat scoring yang efektif dan efesien di Kota Jambi
1.3 Batasan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang di uraikan di identifikasi masalah diatas, maka batasan masalah ini yaitu pembuatan alat scoring dan kualitas produk yang di hasilkan.
1.4 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana proses pengembangan alat scoring ini dapat mebantu kelengkapan lapangan sebagai alat hitung permainan bulutangkis ? 2. Bagaimana kualitas pengembangan alat scoring dapat digunakan
secara efektif dan efisien ?
1.5 Tujuan Pengembangan
Sejalan dengan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan masalah ini adalah :
1. Mendeskripsikan proses pembuatan alat scoring bulutangkis
2. Menghasilkan suatu produk yang dirancang khusus yang berkualitas, guna memberikan efisien dalam menghitung skor permainan atau pertandingan bulutangkis.
1.6 Spesifikasi Pengembangan
Hasil produk pengembangan berupa alat hitung dalam cabang olahraga bulutangkis.
1.7 Manfaat pengembangan
Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut :
a. Secara Teoritis
Dari hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangsih pemikiran yang memiliki manfaat terutama bagi peneliti untuk menciptakan hal hal baru yang inovatif.
b. Secara Praktis
Alat scoring ini memiliki manfaat efisiensi efektivitas dalam pertandingan atau permainan bulutangkis yang diharapkan pemain maupun wasit.
1.8 Asumsi dan keterbatasan Pengembangan
Berikut ini asumsi pengembangan alat ini adalah sebagai berikut : 1. Bahan yang digunakan berupa besi plat dan rantai timing
2. Alat scoring dapat menjadi alat bantu hitung yang maksimal dalam permainan bulutangkis
Keterbatasan pengembangan alat ini adalah sebagai berikut : 1. Alat ini hanya bisa digunakan di GOR bulutangkis.
2. Pengembangan alat scoring ini disesuaikan dengan kebutuhan fasilitas GOR bulutangkis
1.9 Definisi istilah
Rewinder adalah alat pemutar kaset pita, dalam istilah penelitian ini, kertas flexi akan berputar dan menggulung ketika rewinder dimainakan.
Ketika kertas flexi bergerak ke salah satu arah dan lainnya bergerak ke arah lain. Hal ini membuat kertas flexi dapat dimainkan atau digerakan di kedua sisinya yaitu sisi A dan sisi B.
7 BAB II
KAJIAN TEORITIK 2.1 Hakikat Pengembangan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata “pengembangan” secara etimologi yaitu proses atau cara, perbuatan mengembangkan. Secara istilah, kata pengembangan menunjukan pada suatu kegiatan menghasilkan alat atau cara baru, dimana selama kegiatan tersebut penilaian dan penyempurnaan terhadap alat atau cara tersebut terus dilakukan. Bila setelah mengalami penyempurnaan- penyempurnaan akhirnya alat atau cara tersebut dipandang cukup mantap untuk digunakan seterusnya. (KBBI : 103).
Pengembangan merupakan penggunaan ilmu atau pengetahuan teknis dalam rangka memproduksi bahan baru atau peralatan, produk dan jasa yang ditingkatkan secara substansial untuk proses atau sistem baru, sebelum dimulainya, produksi komersial, atau untuk meningkatkan secara substansial apa yang sudah diproduksi atau digunakan. Nusa Putra (2011: 72).
Menurut Sugiyono (2021: 754) Research and Development adalah metode penelitian dan pengembangan yang dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk meneliti, merancang, memproduksi dan menguji validasi produk yang telah dihasilkan melalui proses perencenaan, produksi dan evaluasi produk yang telah dihasilkan berdasarkan pada teori-teori yang relevan.
Menurut Richey dan Klein (2007: 25) penelitian pengembangan dan pendesainan adalah sebuah proses penelitian yang sistematis terhadap desain,
pengembangan, dan evaluasi yang bertujuan menetapkan basis empiris untuk pembuatan produk dan alat pembelajaran maupun non-pembelajaran dan model baru atau yang disempurnakan yang mengatur pengembangan model- model tersebut.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat dipahami bahwa pengembangan adalah sebuah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) untuk memvalidasi sebuah produk media pembelajaran, alat olahraga dan lain-lain penelitian pengembangan bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut.
2.1.1 Konsep Pengembangan Model
Dalam penelitian R&D terdapat beberapa model yang dapat digunakan sebagai panduan dalam mengembangkan suatu produk diantaranya:
1. Borg and Gall
Menurut Borg and Gall (Sugiyono, 2011: 298) mengemukakan langkah-langkah penelitian dan pengembangan terdiri sepuluh langkah penelitian yaitu potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk, revisi produk, uji coba pemakaian, revisi produk, produksi massal.
Gambar 2.1.1: Skema prosedur pengembangan hasil adaptasi dari prosedur pengembangan Borg & Gall (Sumber: Borg& Gall, 1983: 775) Keterangan :
1) Research and information kerja collecting; termasuk dalam langkah ini antara lain studi literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji, dan persiapan untuk merumuskan kerangka penelitian;
2) Planning; termasuk dalam langkah ini merumuskan kecakapan dan keahlian yang berkaitan dengan permasalahan, menentukan tujuan yang akan dicapai pada setiap tahapan, dan jika mungkin/ diperlukan melaksanakan studi kelayakan secara terbatas.
3) Develop preliminary form of product, yaitu mengembangkan bentuk permulaan dari produk yang akan dihasilkan. Termasuk dalam langkah ini adalah persiapan komponen pendukung, menyiapkan pedoman dan buku petunjuk, dan melakukan evaluasi terhadap kelayakan alat-alat pendukung;
4) Preliminary field testing, yaitu melakukan uji coba lapangan awal dalam skala terbatas. Dengan melibatkan subjek 6-12 subjek. Pada langkah ini
pengumpulan dan analisi data dapat dilakukan dengan wawancara, observasi atau angket;
5) Main product revision, yaitu melakukan perbaikan terhadap produk awal yang dihasilkan berdasarkan hasil ujicoba awal. Perbaikan ini sangat mungkin dilakukan lebih dari satu kali, sesuai dengan hasil yang ditunjukkan dalam uji coba terbatas, sehingga diperoleh draft produk (model) utama yang siap di uji coba lebih luas.
6) Main field testing, uji coba utama yang melibatkan seluruh mahasiswa.
7) Operational product revision, yaitu melakukan perbaikan atau penyempurnaan terhadap hasil uji coba lebih luas, sehingga produk yang dikembangkan sudah merupakan desain model operasional yang siap divalidasi.
8) Operational field testing, yaitu langkah uji validasi terhadap model operasional yang dihasilkan.
9) Final product revision, yaitu melakukan perbaikan akhir terhadap model yang dikembangkan guna menghasilkan produk akhir (final).
10) Dissemination and implementation, yaitu langkah menyebarluaskan produk atau model yang dikembangkan.
2. Thiagarajan
Thiagarajan dalam Sugiyono (2011: 298) mengemukkan langkah- langkah penelitian dan pengembangan terdiri dari Define (tahap pendefinisian), Design (tahap perencanaan), Development (tahap pengembangan), and Dissemination (tahap penyebaran).
3. Hannafin and Peck
Menurut Hannafin dan Peck (Afandi dan Badarudin, 2011: 26) ada tiga langkah dalam penelitian dan pengembangan yaitu Need Assesment (fase analisis kebutuhan), Design (fase desain), dan Develop/Implement (fase pengembangan dan implementasi). Dalam model ini di setiap fase akan dilakukan penilaian dan pengulangan. Berikut penjelasan :
1) Fase analisis kebutuhan merupakan fase pertama yang diperlukan untuk mengidentifikasi kebutuhan dalam mengembangkan suatu media pembelajaran termasuk didalamnya tujuan objektif media pembelajaran yang dibuat, pengetahuan dan kemahiran yang diperlukan oleh kelompok sasaran, peralatan dan keperluan media pembelajaran. Setelah semua keperluan diindentifikasi Hannafik dan Peck menekankan untuk menjalankan penilaian terhadap hasil itu sebelum diteruskan ke fase desain,
2) Fase desain merupakan fase yang kedua dari Hannafin dan Peck yang berisikan informasi dari fase analisis dipindahkan ke dalam bentuk dokumen yang akan menjadi tujuan pembuatan media pembelajaran, dalam fase ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendokumenkan kaedah yang aling baik untuk mencapai tujuan pembuatan media tersebut, salah satu dokumen yang dihasilkan dalam fase ini ialah dokumen storyboard yang mengikuti urutan aktifitas pengajaran berdasarkan keperluan pelajaran dan objektif media pembelajaran seperti yang diperoleh dalam fase analisis kebutuhan. Storyboard adalah scene, audio dan visualisasi dengan keterangan mengenai content dan visualisasi yang
digunakan untuk produksi sebuah program. Seperti halnya pada fase pertama, penilaian perlu dijalankan kefase pengembangan dan implementasi.
3) Fase pengembangan dan implementasi merupakan fase ketiga dari model Hannafin dan Peck mengatakan aktivitas yang dilakukan dalam fase ini ialah menghasilkan produk, serta penilaian formatif dan penilaian sumatif.
Dokumen storyboard akan dijadikan landasan bagi pembuatan diagram alur yang dapat membantu proses pembuatan media pembelajaran.
2.2 Pengertian Alat Scoring
Scoring dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai penghitung.
Penghitung berasal dari kata hitung. Alat scoring merupakan alat bantu untuk penghitung skor suatu pertandingan atau permainan.
Perkembangan IPTEK yang sedang berkembang di bidang olahraga bulutangkis saat ini salah satunya adalah alat scoring. Akan tetapi perkembangan alat scoring di bulutangkis belum begitu banyak, alat scoring yang ditemukan masih seadanya. Dengan adanya IPTEK maka solusi yang dapat dilakukan mengembangkan alat scoring yang sudah ada menjadi lebih maksimal tentunya efektif dan efisien bagi pengguna.
2.3 Hakikat Bulutangkis
Menurut Herman Subardjah (2000: 13) permainan bulutangkis merupakan permainan yang bersifat individual yang dapat di lakukan dengan cara satu orang melawan satu orang atau dua orang melawan dua orang. Permainan ini menggunakan raket sebagai alat pemukul dan cock sebagai objek pukul,lapangan
permainan berbentuk segi empat dan di batasi oleh net untuk memisahkan antara daerah permainan sendiri dan daerah permainan lawan. Tujuan permainan bulutangkis adalah berusaha untuk menjatuhkan cock dan menjatuhkannya di daerah permainan lawan dan berusaha lawan tidak dapat memukul cock dan menjatuhkannya di daerah permainan sendiri. Pada saat permainan berlangsung masing-masing pemain harus berusaha cock tidak menyentuh lantai di daerah permainan sendiri. Apabila kok jatuh di lantai atau menyangkut di net, maka permainan terhenti.
Menurut Grice, ( 2007 : 1) Bulutangkis adalah olahraga yang dimainkan dengan menggunakan Net, Raket, dan cock dengan teknik pemukulan yang bervariasi dari yang relative lambat hingga yang sangat cepat disertai dengan gerakan tipuan.
Bulutangkis adalah sebuah permainan yang memerlukan raket untuk memukul shuttlecock yang dipukul bolak balik melewati net dan masuk dilapangan bulutangkis. Adapun peralatan yang perlu dipersiapkan dalam permainan bulutangkis. PBSI, (2005:05)
Berdasarkan pendapat diatas bulutangkis ialah olahraga yang dimainkan dengan raket dengan dibatasi oleh jaring dan dapat dimainkan dilapangan terbuka ataupun tertutup.
Menurut James Pool (2011: 15) bentuk lapangan Bulutangkis resmi adalah: semua garis di atas lapangan bulutangkis, di buat dengan ketebalan/lebar 3,8 cm (11/2 inci). Garis lapangan ini dapat di gambar dengan cat ataupun dibuat dengan menempelkan pita diatas lantai. Jaring yang melintang di tengah lapangan
yang membatasi kedua sisi lapangan, terbuat dari bahan katun atau nilon. Tinggi jaring yaitu 155 cm ( 5 kaki 1 inci) ditiang dan 152 cm ( 5 kaki ) di tengah lapangan.
Pemain diberikan angka tiap memenangi rally permainan game yang berlangsung hingga mencapai score 21, pemain yang mendapat score 21 angka terlebih dahulu dinyatakan sebagai pemenang setiap game, kecuali jark terjadi
“deuce”(mulai dari score 20-20) maka akan diberlakukan ketentuan. Jika score 20-20, maka pemenang tiap game diberikan kepada pemain yang terlebih dahulu memperoleh selisih 2 angka dari lawannya. Jika belum ada pemain yang belum mendapat selisih 2 angka, maka akan diberlakukan ketentuan.
Mengingat keterbatasan waktu yang tersedia,jika terjadi “deuce” terus- menerus, maka pemenang tiap game akan diberiakan kepada pemain yang mendapat score 30 angka terlebih dahulu.
Menurut Safarudin (2009: 87) Bahwa Teknik Permainan Bulutangkis, mengatakan bahwa untuk dapat bermain bulutangkis dengan baik terlebih dahulu memahami bagaimana cara bermain bulutangkis dan menguasai teknik/
keterampilan dasar bulutangkis.
2.3.1 Teknik Dasar Permainan Bulutangkis
Dalam bulutangkis terdapat beberapa teknik dasar, antara lain teknik service, smash, lob, drop dan gerak kaki. Seperti pernyataan Poole dalam Syamsul (Bahril, Gilang P A 2019: 377)
1) Cara memegang raket Teknik pegangan raket
Gambar 2.3.1 : Teknik pegangan raket
- Cara memegang raket tidak begitu sungkar karena raket bulutangkis relatif ringan.
- Teknik memegang raket yang dianggap baik adalah teknik memegang raket yang dapat digunakan untuk menerima atau mengembalikan shuttlecock dengan mudah.
2) Sikap berdiri
a. Sikap berdiri saat melakukan servis ada dua yaitu : 1. Servis forehand
Servis forehand ini banyak digunakan dalam permainan tunggal.
2. Servis backhand
Servis backhand ini umum banyak digunakan pada permainan ganda.
b. Sikap berdiri saat menerima servis baik forehand maupun backhand.
1. Sikap berdiri untuk pemain tunggal adalah pada daerah servis kira- kira ditengah-tengah daerah servis dan satu meter dibelakang garis servis pendek.
2. Sikap berdiri untuk permainan ganda adalah pemain lebih maju kedepan tetapi tidak melewati garis servis pendek kaki kiri didepan
dan kaki kanan dibelakang. Berarti badan berada dikaki depan dengan posisi lebih ( kedua kaki agak jinjit). Pada saat servis dilakukan berat badan dipindahkan kearah datang shuttlecock, mungkin kedepan atau kebelakang tergantung pada jenis servis yang dilakukan.
3) Teknik pukulan
a. Pukulan dengan ayunan raket bawah terdiri dari : servis, underwarm mengangkat shuttlecock tinggi.
b. Pukulan mendatar atau menyamping terdiri dari: lob/claer, drive, dropshot,netting.
c. Pukulan dari atas kepala terdiri dari : overhead lob, overhead smash, chopped, dropshot, around the head.
4) Servis
a. Servis panjang
Dilakukan dengan memukul shuttlecock dari bawah dan diarahkan kebelakang atas di daerah lapangan permainan lawan.
b. Servis pendek
Diarahkan pada bagian depan lapangan lawan dan biasanya dilakukan dalam permainan ganda, tetapi pemain tunggal pun banyak yang melakukan servis pendek, pemain berada pada posisi menyerang.
c. Flick servis
Adalah cara servis yang dilakukan sama seperti servis pendek namun ketika akan menyentuh shuttlecock secara tiba-tiba pergelangan tangan dilecutkan sehingga shuttlecock menjadi kencang dan
melambung kebagian belakang daerah servis lawan. Jenis servis ini sering dilakukan dalam permainan ganda.
5) Pukulan melampau kepala a. Lob/clear
Adalah pengembalian tinggi yang diarahkan jauh kebagian belakang lapangan lawan atau melampaui net.
b. Pukulan melingkar kepala
Pukulan ini dilakukan dengan cara pegangan forehand karena akan merasa lebih mudah memperoleh kedudukan raket yang datar.
6) Pukulan dari tengah atau samping a. Drive
Adalah pengembalian atau pukulan yang mengarahkan bola dalam lintasan yang relatif datar, paralel dengan lantai, tapi dipukul cukup tinggi untuk melewati net.
b. Netting
Adalah pengembalian atau pukulan yang mengarahkan pukulan bola yang berada di depan net sehingga bisa melewati net.
Bulutangkis di mainkan pada area lapangan berbentuk empat persegi panjang yang datar dengan panjang 13,40 meter dan lebar 6,10 meter. Sebuah net dari tali dengan tinggi tiang setinggi 1,55 meter pada kedua tiang net (PBSI, 2005 : 5)
2.4 Perencanaan Alat Scoring Bulutangkis
Dalam menciptakan sebuah produk scoring tentu tidak terlepas pada tahapan awal yaitu sebuah perencanaan. Dimana tahapan perencanaan ini akan
berfungsi sebagai acuan dalam membuat suatu produk dan memperhatikan faktor- faktor yang mendasari terlaksananya perencanaan pembuatan alat scoring bulutangkis.
1. Pemilihan Bahan
Proses pemilihan bahan merupakan dasar yang paling penting dalam menentukan keberhasilan pembuatan suatu produk. Maka dari itu perlu diperhatikan ketelitian dalam melakukan pemilihan bahan. Dalam menentukan bahan tentu harus memperhatikan tujuan produk, supaya produk bisa pas sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan. Sesuai dengan nama produk yang dimaksud yaitu membuat alat scoring bulutangkis hal ini tentunya membutuhkan bahan yang memiliki bentuk yang sederhana dan ringan, akan tetapi tetap pada kualitas bahan yang kuat memiliki ketahanan jangka panjang. Selanjutnya alat ini juga akan dijadikan fasilitas olahraga untuk masyarakat umum dan atlet tentunya dipilih berdasarkan bahan yang memiliki harga standar dipasaran.
a. Sesuai dengan fungsinya
Dalam pemilihan bahan harus berdasarkan pada fungsi produk yang akan di buat, seperti keringan bahan, kualitas ,ketahanan jangka panjang. Dalam hal ini tentu dibutuhkan sebuah pemahaman tentang bahan yang mampu dijadikan sebuah produk.
b. Mudah didapat
Yang dimaksud bahan mudah didapat adalah bagaimana usaha agar bahan yang dipilih untuk membuat komponen yang direncanakan. Selain memenuhi
kriteria mudah di dapat dipasaran agar tidak menghambat pada saat proses pembuatan.
1. Plat Besi
Besi yang digunakan pada alat ini adalah plat berbentung lempeng ketebalan besi berukuran 0,2cm, dengan panjang 40 cm dan lebar 13 cm. tujuan penulis menggunakan plat besi adalah dengan beban berat yang dihasilkan besi akan menyetabilkan putaran rantai timing, agar mengurangi getaran yang menyebabkan alat bergeser dan lari pada tempat yang sudah ditentukan. Plat besi ini berfungsi untuk menjadi kerangka atau tempat kertas flexi.
Gambar 1. plat besi
Sumber : https://www.distributorbangunan.com (diakses pada tanggal 29 september 2022)
2. Rantai Timing
Rantai timing berfungsi untuk menghubungkan putaran, tujuannya untuk mengsinkronisasi antara naik turun nya putaran kertas flexi agar kertas flexi mudah untuk digulung atau sebaliknya.
Gambar 2. Rantai timing
Sumber : https://www.tokopedia.com (diakses pada tanggal 29 september 2022) 3. Gear
Gear yang digunakan untuk menghubugkan putaran pada porosnya, disini gear menjadi tenaga putar.
Gambar 3. Gear
Sumber : https://www.bukalapak.com (diakses pada tanggal 29 september 2022)
4. Pegangan besi
Pegangan besi ini berfungsi untuk unttuk memutar rantai timing, yang mana bertujuan sebagai pengontrol kertas flexi untuk memunculkan skor/angka.
5. Paralon
Disini dibutuhkan 2 buah paralon yang sudah dipotong dengan diameter 2,5 inch berbentuk tabung tinggi 14 cm, fungsi paralon untuk menggulungkan kertas flexi.
Gambar 5. Paralon
Sumber : https://www.google.com (diakses pada tanggal 29 september 2022)
6. Kertas flexi
Kertas flexi atau sering kita sebut sebagai kertas spanduk, tujuan menggunakan kertas ini yaitu karna mudah di dapat dan ringan. Kertas flexi berfungsi penting untuk skor/angka.
Gambar 6. Kertas flexi
Sumber : https://www.tokopedia.com (diakses pada tanggal 29 september 2022)
7. Baut
Baut digunakan sebagai penyatu dan pengunci.
Gambar 7.Baut
Sumber : https://www.google.com (diakses pada tanggal 29 september 2022)
8. Kaca akrilik
Kelebihan dari kaca akrilik yaitu ringan dan tidak mudah pecah. Kaca akrilik digunakan sebagai penutup alat bagian depan bertujuan agar angka dapat dilihat oleh wasit dan pemain.
Gambar 8. Kaca akrilik
Sumber : https://www.google.com (diakses pada tanggal 29 september 2022)
9. Alumunium pipa
Alumunium pipa yang digunakan berukuran 9 mm, dengan panjang 13,5 cm fungsi aluminium pipa yakni untuk sebagai penyangga kertas flexi, bertujuan menjaga kestablian kertas flexi saat diputar.
Gambar 9. Alumunium pipa
Sumber : https://www.google.com (diakses pada tanggal 29 september 2022)
2.5 Kerangka Alat scoring
Berikut kerangka desain yang dibuat sebelum dilakukan pembuatan produk.
Tampak atas dan tampak depan
Gambar 2.5 Kerangka Alat Scoring.
(Sumber : dokumen pribadi)
Pada gambar 2.5 tampak sisi bagian gambar dari atas , yang merupakan bentuk desain awal yang terlihat dari atas yakni permukaan dinding tebuat dari
plat besi dan bagian kaca akrilik berguna untuk membantu wasit melihat dan menghitung skor.
Pada gambar tampak sisi depan, yang merupakan desain awal yang terlihat dari depan yakni angka skor yang terbuat dari kertas flexi di tutupi dengan kaca akrilik fungsinya agar terlihat angka/skor, dari bagian tampak depan terlihat pegangan untuk memutar alat hitung.
Tampak samping
Gambar 2.5.1 Tampak samping (Sumber : Dokumentasi pribadi)
Pada gambar 2.5.1 tampak sisi bagian gambar dari samping, yang merupakan bentuk desain awal yang terlihat dari samping yakni jelas terlihat dari bentuk dinding seperti persegi panjang dan rantai timing menempel di bagian samping.
2.6 Kelebihan dan Kekurangan
1. kelebihan alat scoring bulutangkis adalah dapat digunakan sebagai fasilitas umum untuk kelengkapan lapangan, dan sebagai alat hitung manual, berkualitas tentunya efektif dan efisien.
2. kelemahan alat scoring bulutangkis adalah alat ini permanen tidak dapat di pindahkan, dan hanya bisa digunakan untuk menghitung skor bulutangkis.
2.7 Penelitian yang relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Erina Saraswati (2020) dalam sebuah penelitiannya dengan judul “PENGEMBANGAN SCORING BOARD MANUAL SEBAGAI ALAT PENILAIAN KATA DALAM PERTANDINGAN KARATE” hasil penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau research and development (R&D). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelum nya yaitu pada objek penelitiannya. Penelitian sebelumnya mengambil objek pada cabor taekwondo.
Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Rahmawati Hanani (2018) dalam penelitianya dengan judul “PENGEMBANGAN PROGRAM SCORING DALAM OLAHRAGA PANAHAN” Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan dimana penelitian pendahuluan dilakukan untuk selanjutnya digunakan sebagai pedoman untuk mengembangkan produk. Langkah – langkah yang digunakan dalam penelitian ini mengadopsi dari langkah – langkah yang dikemukakan Sugiyono. Prosedur langkah – langkah tersebut yakni : (1) Penelitian pendahuluan, (2) Rancangan produk awal, (3) pengembangan produk awal, (4) Evaluasi ahli, (5) Revisi produk awal, (6) Uji Coba Lapangan, (7) Revisi produk akhir, dan (8) Produk Akhir. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk berupa program scoring saat proses skor try out try in maupun perlombaan dalam olahraga panahan.
Penelitian yang dilakukan oleh Shodikin (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “PENGEMBANGAN APLIKASI SCORE SHEET BERBASIS ANDROID UNTUK WASIT PADA PERTANDINGAN TENIS” penelitian ini merupakan Pengembangan aplikasi ini yang akan dibuat yaitu pengembangan aplikasi score sheet berbasis android. Aplikasi ini memiliki fitur – fitur yang lengkap dan data yang di isi dalam score sheet ini sesuai yang ditetapkan oleh PELTI dan ITF. Selain itu kelebihan dari aplikasi android ini yaitu membantu wasit dalam mendokumentasikan kejadian selama pertandingan dengan cepat dan efisien, jalannya pertandingan bisa mudah dipantau melalui laptop yang berada di meja pertandingan atau sekretariat sebagai data base karena bersifat online, semua data hasil pertandingan bisa tersimpan secara baik dan bisa di cetak karena terdapat website khusus yang menyimpan data maupun hasil pertandingan, serta memberikan keefektifan pada berjalannya waktu pertandingan tenis.
2.8 Kerangka Berfikir
Pengembangan alat adalah sebuah proses pembuatan produk dalam menciptakan sebuah inovasi yaitu alat scoring bulutangkis. Dalam menciptakan sebuah alat scoring tentu tidak terlepas pada tahapan awal yaitu perencanaan.
Dimana tahapan perencanaan ini akan berfungsi sebagai acuan dalam membuat suatu produk dan memperhatikan faktor faktor yang mendasari terlaksananya perencanaan pembuatan alat scoring bulutangkis.
Dalam mendesain alat scoring bulutangkis ini dimulai dari menentukan bentuk konsep pembuatan, dan dari membuat desain rancangan alat sampai pada menentukan bahan yang sesuai kebutuhan. Dalam proses ini sangat dibutuhkan
pengkajian yang sesuai dengan tujuan produk yang akan dihasilkan. Pada dasarnya produk penelitian ini mengarah pada hasil yang sangat praktis dan juga sebagai fasilitas olahraga, serta dapat digunakan masyarakat umum dan juga dapat membantu wasit dalam menghitung skor pertandingan maupun permainan bulutangkis. Penelitian ini menciptakan sebuah produk yang berkualitas dan efektif untuk ketahanan jangka panjang. Oleh karena itu penulis menentukan desain yang akan dijadikan panduan dalam melanjutkan penelitian ini, sehingga pelaksanaan penelitian ini sesuai dengan diharapkan.
Desain kerangka berfikir pengembangan alat scoring bulutangkis.
Gambar 2.9 Kerangka Berfikir OLAHRAGA BULUTANGKIS
INOVASI
KERANGKA PENGEMBANGAN ALAT
ALAT SCORING BULUTANGKIS
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Gedung Olahraga JPOK dan rencana akan dilaksanakan pada bulan Desember 2022
3.2 Langkah-langkah Penelitian
Penelitian ini menggunakan model pengembangan yang dilakukan dengan mengadaptasi model Hannafin dan Peck, karena model Hannafin dan Peck adalah model yang sederhana, namun elegan (Tegeh, 2014:1).
Model Hannafin dan Peck terdiri dari 3 fase, yaitu fase analisis kebutuhan, fase desain, dan fase pengembangan atau implementasi. Dalam model Hannafin dan Peck, semua tahapan melibatkan proses evaluasi dan revisi. Secara lebih jelas, model Hannafin dan Peck ini dapat dilihat pada gambar.
Gambar 3.2 Adaptasi model Hannafin dan Peck
29 1. Fase pertama
Dari model Hannafin and Peck , analisis kebutuhan (Needs Assess) fase ini dibutuhkan untuk mengidentifikasi berbagai kebutuhan dalam mengembangkan produk. Seperti masih banyak lapangan yang belum menggunakan alat scoring bulutangkis, pada umumnya sebagian lapangan yang menggunakan alat scoring masih belum memiliki bentuk dan fungsi yang efektif. Pada penelitian ini analisis dibutuhkan untuk memberikan suatu gambaran dalam menciptakan produk yang lebih efektif dan efisien dalam penggunaannya dan manfaatnya
2. Fase kedua
Fase kedua dari model Hannafin and Peck adalah fase desain. Pada fase ini desain produk mulai dibuat untuk melanjutkan tujuan dari analisis kebutuhan produk yang akan dibuat. Desain produk juga sangat membantu dalam melanjutkan pembuatan produk. Berikut desain yang dibuat sebelum dilakukan pembuatan produk.
Gambar 3.2.1 desain produk
3. Fase ketiga
Fase ketiga dari model Hannafin dan Peck adalah fase pengembangan dan implementasi. Aktivitas yang dihasilkan dari fase ini adalah berupa diagram alur, pengujian, serta penilaian sumatif dan penilaian formatif. Dokumen storyboard dijadikan sebagai landasan untuk pembuatan diagram alur yang dapat membantu proses pembuatan media pembelajaran. Untuk menilai kelancaran media yang dihasilkan maka dilakukan penilaian pada fase ini. Hasil dari proses penilaian dan pengujian tersebut digunakan dalam proses penyesuaian untuk mencapai kualitas media.
Gambar 3.2.2 Revisi dan evaluasi produk
Untuk memperjelas keterangan gambar 3.2.2 di atas adalah sebagai berikut :
1. Analisis
Langkah awal dalam penelitian pengembangan alat ini adalah melakukan sebuah analisis produk. Analisis produk dimaksudkan untuk mengetahui seberapa penting diperlukannya suatu produk untuk mengatasi masalah yang ditemui di
lapangan dalam permainan bulutangkis. Dalam melakukan analisis kebutuhan pada pengembangan alat scoring bulutangkis melibatkan pengamatan lapangan.
Hasil analisis produk yang ditunjukan pada tingkat kebutuhan dan kefektifan produk yang akan diciptakan. Sehingga produk pengembangan alat scoring bulutangkis yang akan di buat sesuai dengan kebutuhan, yaitu alat hitung bulutangkis yang berbentuk sederhana namun efisien bagi penggunanya.
2. Desain
Setelah tahapan analisis kebutuhan terpenuhi atau sudah dirumuskan maka perlu dikaji dan dibuat sebuah desain yang ditunjukkan pada keefektipan fungsi produk secara mekanisme, hal ini dibutuhkan desain detail yang dibuat berdasarkan fungsi dan sistem kerja produk. Pada tahapan ini juga perlu dilakukan pengkajian pemilihan bahan yang sesuai agar lebih efisien.
3. Produk
Setelah dua fase diatas selesai dirumuskan dan dibuat maka langkah yang paling penting adalah membuat produk sesuai desain yang sudah dirancang.
Rancangan atau kerangka produk menjadi acuan dan pedoman dalam membuat setiap bagian produk, sehingga produk sesuai dengan desain yang sudah dirancang. Selain itu produk yang dihasilkan mampu menjawab kebutuhan hasil analisis kebutuhan lapangan, sehingga produk dapat digunakan dengan standar efisiensi serta memenuhi fungsi kerjanya.
Tahap desain produk selesai maka selanjutnya dilakukan uji validasi produk alat scoring bulutangkis untuk alat bantu menghitung skor permainan
bulutangkis yang dikembangkan akan dinilai dan diberi masukan oleh dua ahli, yaitu :
a. Ahli Materi
Validasi ini dilakukan oleh ahli atau pakar yang mengerti terhadap materi yang terdapat dalam produk yang dikambangkan. Untuk memudahkan proses tim ahli materi menilai kualitas alat scoring bulutangkis, maka peneliti menyusun kisi-kisi angket dengan indikator dan pertanyaan yang disajikan.
b. Ahli Media
validasi ini dilakukan oleh ahli atau pakar yang mengerti terhadap produk yang telah dibuat. Ahli media akan menilai aspek, yaitu : aspek fisik, desain dan penggunaan yang ada pada alat scoring bulutangkis.
4. Uji Coba
Uji coba produk dilakukan setelah produk mendapatkan penilaian oleh parah ahli materi dan ahli media bahwasanya produk yang sedang dikembangkan sudah layak untuk di uji cobakan dilapangan. Uji coba produk dilakukan pada kelompok terbatas. Peneliti menjelaskan tentang penggunaan alat scoring kepada pengguna lapangan yaitu mahasiswa UKM bulutangkis Universitas Jambi, yang mana selain latihan keterampilan bulutangkis, mahasiswa UKM juga berlatih untuk menjadi wasit. Dimana setiap permainan bulutangkis mahasiswa bergantian untuk menjadi wasit. Selanjutnya mahasiswa melakukan uji coba alat scoring bulutangkis. setiap responden mengisi angket yang telah disiapkan untuk pengolahan data.
Uji coba ini memiliki peran yang sangat penting , jika memang produk belum sesuai dengan apa yang diharapkan maka akan dilanjutkan pada tahapan selanjutnya selanjutnya yakni revisi produk sampai pada ketercapaian fungsi produk yang diharapkan. Tujuan dilakukannya uji coba ini adalah untuk memperoleh informasi apakah alat scoring bulutangkis lebih efektif dan efisien sebagai alat hitung bulutangkis.
5. Final Produk
Setelah tahapan uji coba produk selesai dan mendapat validasi hasil uji coba maka produk siap digunakan sebagaimana tujuan pengembangan alat scoring bulutangkis. Sehingga produk yang sudah melewati beberapa fase diatas dapat dikatakan produk final atau produk yang siap digunakan dengan standar kualitas dan efesiensi.
3.3 Karakteristik yang dikembangkan
Penelitian pengembangan dibidang olahraga sebagai penelitian yang berupa produk alat olahraga peningkatan kualitas alat scoring memiliki karakteristik yang berbeda dengan penelitian pada umumnya, misalnya penelitian deskriptif kualitatif maupun kuantitatif. Apabila penelitian deskriptif lebih bersifat data yang sifatnya informatif praktis maupun teoritis, maka penelitian pengembangan dicirikan oleh produk yang secara langsung dan sekaligus dirasakan dampaknya untuk peningkatan kualitas olahraga berdasarkan data empiris dilapangan baik data kuantitatif maupun kualitatif. Secara normatif, bahwa ruang lingkup penelitian pengembangan mencakup studi tentang proses dan dampak dari desain dan pengembangan yang spesifik serta studi tentang
proses desain dan pengembangan secara keseluruhan atau komponen proses tertentu.
3.4 Jenis Data dan Sumber Data
Data – data yang diperoleh dalam pengembangan alat scoring bulutangkis sebagai alat bantu menghitung skor ini berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil tanggapan , krtitikan, dan saran dari para ahli, dan mahasiswa atau atlet terhadap alat scoring bulutangkis yang dikembangkan. Data kualitatif berupa nilai setiap kriteria penilaian yang dijabarkan menjadi sangat baik (SB), baik(B), cukup baik(CB), kurang baik(KB), sangat kurang baik(SKB).
Kemudian kritik dan saran tersebut dijadikan sebagai bahan revisi produk yang dikembangkan.
Data kuantitatif diperoleh hasil uji lapangan yang berupa penilaian secara umum mengenai alat scoring bulutangkis sebagai alat bantu menghitung skor dalam olahraga buluangkis ini. Data kuantitatif berupa skor penilaian ( SB=5, B=4, CB=3, KB=2, SKB=1 ). Seluruh data baik data kualitatif maupun kuantitatif yang diperoleh akan digunakan untuk merevisi alat scoring bulutangkis sebagai alat bantu menghitung skor yang dikembangkan agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas.
3.5 Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling umum dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan memperoleh data berdasarkan standar data yang telah ditetapkan. Macam-macam teknik
pengumpulan data yang secara umum digunakan yaitu observasi, wawancara, dan angket/kuisioner.
1. Observasi
Penelitian ini menggunakan beberapa cara dalam memperoleh data, salah satunya dengan observasi. Proses penelitian dengan cara observasi dilakukan untuk mengetahui dan mengamati kelengkapan alat scoring di Hall maupun GOR bulutangkis.
2. Wawancara
Teknik pengumpulan data yang kedua adalah dengan menggunakan wawancara. Wawancara di lakukan untuk menggali informasi terhadap permasalahan yang timbul ketika proses permainan bulutangkis saat mengitung skor. Teknik pengumpulan data ini dilakukan pada awal peneltian dengan cara mewawancarai beberapa responden atlet, mahasiswa olahraga serta dosen olaharaga dan wasit.
3. Angket
Intrumen penelitian angket diisi oleh ahli materi, ahli media, dan responden UKM bulutangkis Universitas Jambi sebagai pengguna alat scoring bulutangkis yang telah dibuat. Angket untuk ahli media dan ahli materi digunakan sebagai pedoman dalam perbaikan dan penyempurnaan produk. Alternatif jawaban menggunakan skala likert.
Instrumen pada penelitian ini adalah lembar penilaian mengenai kelayakan alat scoring bulutangkis sebagai alat bantu menghitung skor dalam olahraga
bulutangkis. Instrumen tersebut disusun untuk mengetahui kualitas produk.
Penilaian dilakukan oleh ahli materi, ahli media, dan responden UKM Bulutangkis Universitas Jambi. Kisi-kisi instrumen penilaian disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 3.5 instrumen penilaian ahli media
NO Pernyataan
Penilaian 1 2 3 4 5 Ket
I Aspek penilaian
A. Bahan
1. Plat besi 13cm x 40 cm 2. Rantai timing
3. Kaca akrilik
4. Pengangan pemutar
II Aspek desain
B. Isi
5. Ukuran alat
6. Penataan alat desain 7. Ukuran rangka alat 8. Warna dan tampilan
III Aspek penggunaan
9. Memberikan keefektifan pengguna
10. Membantu wasit dan atlit Keterangan penilaian :
(1) : Sangat Kurang Baik (2) : Kurang Baik
(3) : Cukup Baik (4) : Baik
(5) : Sangat Baik
Tabel 3.5.1 instrumen penilaian ahli materi
No Aspek yang dinilai Penilaian Ket
1 2 3 4 5
1. Model alat scoring sesuai kebutuhan lapangan
2. Desain produk sederhana dan efisien.
3. Bentuk dan kerangka sesuai kebutuhan lapangan
4. Ketahanan alat scoring bulutangkis 5. Pengatur alat hitung sesuai fungsi 6. Kualitas alat sudah baik
7. Penggunaan lebih efektif
8. Alat scoring bulutangkis mudah digunakan.
9. Penggunaan alat scoring bulutangkis dapat dijadikan alat bantu hitung.
10. Alat scoring bulutangkis membantu wasit dan pemain.
Keterangan penilaian : (1) : Sangat Kurang Baik (2) : Kurang Baik
(3) : Cukup Baik (4) : Baik
(5) : Sangat Baik
Tabel 3.5.2 instrumen penilaian responden
No Aspek yang dinilai Penilaian Ket
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian model alat scoring bulutangkis sebagai alat hitung 2. Desain produk sederhana dan efisien 3. Bentuk dan kerangka
4. Kesesuaian warna alat scoring 5. Pengatur alat hitung sesuai fungsi 6. Ketahanan alat scoring bulutangkis 7. Penggunaan lebih efektif
8. Kualitas alat sudah baik
9. Alat scoring bulutangkis mudah digunakan.
10. Alat scoring bulutangkis sesuai dengan fungsinya
11. Penggunaan alat scoring bulutangkis dapat dijadikan alat bantu hitung.
12. Alat scoring bulutangkis membantu wasit dan pemain.
Keterangan penilaian : (1) : Sangat Kurang Baik (2) : Kurang Baik
(3) : Cukup Baik (4) : Baik
(5) : Sangat Baik
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan cara untuk mengetahui hasil penelitian yang dilakukan. Analisis data mencakup seluruh kegiatan mengklarifikasi, menganalisa, memakai dan menarik kesimpulan dari semua data yang terkumpul dalam tindakan. Setelah data terkumpul, maka data tersebut akan diolah. Teknik analisa data yang dilakukan pada penelitian ini adalah teknik analisa kuantitatif yang bersifat penilaian menggunakan angka. Data kuantitatif berupa angka-angka yang diperoleh melalui skor angket yang telah diisi oleh tim ahli dan responden.
Data yang di dapat dari angket yang telah disebarkan kemudian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan skala likert.
Menurut sugiyono (2015:134) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan di ukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item item intrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
Jawaban setiap item intrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, seperti : sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Instrumen dalam skala likert dapat dibuat dalam bentuk checlist.
3.6.1 Analisis Deskriptif Kualitatif
Data hasil penelitian terhadap wawancara responden terhadap kelayakan alat.
Adapun tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi mengenai keadaan awal sebelum penelitian seperti terkait fasilitas lapangan, dan alat scoring yang digunakan saat ini dan lain sebagainya. Dari proses wawancara maka peneliti mendapatkan data dalam bentuk kualitatif yang akan dijadikan pedoman sebagai inti permasalahan yang akan disolusikan dan diatasi nanti.
3.6.2 Analisis Deskriptif Kuantitatif
1. Angket Validasi Ahli Materi
Data hasil penelitian terhadap kelayakan produk dianalisis secara deskriptif.
Penentuan kelayakan produk, dinilai dari tim validasi. Materi pada media direvisi sehingga sampai dikatakan layak di uji cobakan.
2. Angket Validasi Ahli Media
Data yang diperoleh dari penilaian validasi media kemudian dianalisis. Data yang diperoleh berupa tanggapan, saran atau masukan yang diperoleh dari ahli media digunakan untuk perbaikan produk.
Data yang diperoleh dari penilaian validasi dan uji coba menggunakan angket dengan skala likert yang telah ditabulasi, selanjutnya dianalisis dengan menghitung persentase skor dari setiap jawaban item pertanyaan yang diberikan oleh responden dengan langkah-langkah yang dipaparkan oleh sugiyono (2013) sebagai berikut :
𝑷 = 𝑭
𝑵 𝒙 𝟏𝟎𝟎 % Ket :
P = Persentase
F = Responden Frekuensi N = Jumlah Data
Data yang didapatkan dalam bentuk persentase selanjutnya di konversikan dalam tabel konversi yang dipaparkan oleh sugiyono (2013).
Skor dalam persentase Kategori kelayakan
81 – 100% Sangat baik
61 – 80 % Baik
41 – 60% Cukup baik
21 – 40 % Kurang baik
0 – 20 % Sangat kurang baik Tabel 3.6 kategori persentase kelayakan
42 BAB IV
HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Produk
Pengembangan sebuah produk berupa alat scoring bulutangkis yang terbuat dari bahan dasar plat besi, besi dengan ukuran 40 cm dan lebar 13 cm.
Pengembangan alat ini juga di desain sebagai alat untuk menghitung skor dalam permainan bulutangkis hal ini dikarenakan alat yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan kelengkapan fasilitas lapangan. Alat scoring bulutangkis ini merupakan suatu alat yang dibuat dengan efisiensi dan efektivitas sangat dibutuhkan terutama pengguna lapangan sebagai menghitung skor pertandingan, dimana dalam permainan maupun pertandingan sangat membantu wasit atau yang memimpin pertandingan.
Gambar 4.1 Alat Scoring Bulutangkis (Sumber : dokumentasi pribadi)
4.2 Hasil Analisis Kebutuhan
Penelitian ini terdapat dua tujuan yang hendak diketahui pada analisis kebutuhan yaitu :
1. seberapa pentingnya pengembangan alat scoring bulutangkis untuk membantu menghitung skor
2. kendala atau permasalahan serta dukungan apakah yang ditemui dalam pengembangan alat scoring bulutangkis sebagai alat hitung.
Alat scoring bulutangkis ini dibuat berdasarkan dari permasalahan yang ditemui oleh peneliti melalui proses observasi. Berdasarkan hasil observasi peneliti akan mencoba memberikan solusi atas permasalahan tersebut dengan mengembangkan alat scoring bulutangkis.
4.3 Hasil Uji Coba Produk
4.3.1 Validasi Ahli
Pengembangan alat scoring bulutangkis divalidasi oleh para ahli dibidangnya, yaitu seorang ahli media dan ahli materi olahraga. Tinjauan para ahli menghasilkan beberapa revisi yaitu sebagai berikut :
4.3.2 Data validasi ahli media
Ahli media yang menjadi validator dalam penelitian pengembangan alat ini adalah Bapak Prof. Dr. Drs. Sukendro, M.Kes., AIFO. Beliau adalah salah satu dosen senior di program studi pendidikan olahraga dan kesehatan. Peneliti memilih beliau sebagai ahli media karena keahlian beliau di bidang olahraga
bulutangkis tidak perlu diragukan lagi. Pengambilan data ahli media dilakukan pada tanggal 1 Desember 2022 diperoleh dengan cara memperlihatkan produk
“Pengembangan alat scoring bulutangkis” beserta lembaran penilaian yang berupa kusioner atau angket.
Tabel 4.3 hasil penilaian validasi ahli media “Pengembangan alat scoring bulutangkis”
NO Pernyataan
Penilaian 1 2 3 4 5 Ket Aspek penilaian
1. Plat besi 13cm x 40 cm
√
2. Rantai timing
√
3. Kaca akrilik
√
4. Pengangan pemutar
√
Aspek desain
5. Ukuran alat
√
6. Penataan alat desain
√
7. Ukuran rangka alat
√
8. Warna dan tampilan
√
Aspek penggunaan 9. Memberikan keefektifan
pengguna
√
10. Membantu wasit dan atlit
√
Pertanyaan :
1. Apakah produk “Pengembangan Alat Scoring Bulutangkis” ini sudah layak disebut alat bantu menghitung skor ?
Jawaban :
Sangat layak………
2. Apakah produk “Pengembangan Alat Scoring Bulutangkis” ini sudah layak untuk dicobakan tanpa revisi ?
Jawaban :
Sangat layak………
Saran :
Pemilihan warna ………
Tabel 4.4 Data Hasil PenilaiaN Ahli Media “Pengembangan Alat Scoring Bulutangkis”
No Aspek yang dinilai
Skor yang diperoleh
Skor maksimal
Persentase (%)
Kategori
1 Desain alat
46 50 92 % Sangat
layak
Total skor 46 50 92 % Sangat
layak
Pada tahap validasi yang didapatkan 92 % dengan demikian dapat dinyatakan bahwa menurut ahli media, pada tahap validasi ini Pengembangan Alat Scoring Bulutangkis yang dikembangkan dari aspek desain alat mendapatkan kategori “sangat layak”.
4.3.3 Validasi ahli materi
Ahli materi yang menjadi validator dalam penelitian pengembangan alat ini adalah Bapak Dr. Muhammad Ali, S.Pd., M.Pd. Beliau adalah salah satu dosen senior di program studi pendidikan olahraga dan kesehatan. Pengambilan data ahli materi dilakukan pada tanggal 2 Desember 2022 diperoleh dengan cara memperlihatkan produk “Pengembangan alat scoring bulutangkis” beserta lembaran penilaian yang berupa kusioner atau angket.
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Validasi Ahli Materi “Pengembangan Alat Scoring Bulutangkis”
No Aspek yang dinilai Penilaian Ket
1 2 3 4 5
1. Model alat scoring sesuai kebutuhan lapangan
√
2. Desain produk sederhana dan efisien.
√
3. Bentuk dan kerangka sesuai kebutuhan lapangan
√
4. Ketahanan alat scoring bulutangkis
√
5. Pengatur alat hitung sesuai fungsi
√
6. Kualitas alat sudah baik
√
7. Penggunaan lebih efektif
√
8. Alat scoring bulutangkis mudah digunakan.
√
9. Penggunaan alat scoring bulutangkis dapat dijadikan alat bantu hitung.
√
10. Alat scoring bulutangkis membantu wasit dan pemain.