• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KETERLIBATAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN RUMAH DI PERUMAHAN PESONA MUTIARA RESIDANCE PADA PT. ANUGRAH ALAM RAYA SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KETERLIBATAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN RUMAH DI PERUMAHAN PESONA MUTIARA RESIDANCE PADA PT. ANUGRAH ALAM RAYA SIDOARJO."

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

i Assalamu’alaikum Wr. Wb

Dengan mengucapkan segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan Hidayahnya yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ PENGARUH KETERLIBATAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN RUMAH DI

PERUMAHAN PESONA MUTIARA RESIDANCE PADA PT. ANUGRAH

ALAM RAYA SIDOARJO “

Skripsi ini disusun guna melengkapi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen UPN “Veteran” JAWA TIMUR. Disamping itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bimbingan, nasehat, dorongan serta fasilitas yang diberikan oleh :

1. Bapak Laksamana Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP. Selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur.

3. Bapak Drs. Ec. Gendut Sukarno, MS, Selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur.

4. Dr. Ec. Prasetyo Hadi, MM. Selaku Dosen Pembimbing yang telah membagi ilmu pengetahuan yang dimiliki.

5. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Manajemen yang telah membagi ilmu pengetahuan yang dimiliki.

6. Kedua Orang Tuaku tercinta, terima kasih atas semua Doa, dukungan dan pengertian selama ini. Mohon maaf bila selalu menyusahkan.

(2)

ii Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Surabaya, Mei 2010

Kiky Ishomuddin Shidqi

(3)

iii

Halaman

KATA PENGANTAR ………... i

DAFTAR ISI ………... iii

DAFTAR GAMBAR …………...……….. vi

DAFTAR TABEL……...……….... vii

DAFTAR LAMPIRAN ……...……….. viii

ABSTRAKSI... ix

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II : KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 7

2.2 Landasan Teori ... 8

2.2.1 Pengertian Pemasaran ... 8

2.2.2 Manajemen Pemasaran ... 9

2.2.3 Konsep Pemasaran ... 10

2.2.4 Pengertian Perilaku Konsumen ... 12

2.2.5 Keterlibatan Konsumen ... 14

2.2.5.1 Dasar Arti – akhir bagi keterlibatan ... 15

2.2.5.2 Indikator-indikator yang Membentuk Keterlibatan Konsumen ………... 17

2.2.6 Keputusan Pembelian ………... 17

2.2.6.1 Jenis Keputusan Pembelian ... 18

2.2.6.2 Proses Pembelian ... 21

(4)

iv

2.4 Hipotesis ... 26

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel... 27

3.1.1 Keterlibatan Konsumen ... 27

3.1.2 Keputusan Pembelian ... 28

3.2 Skala Pengukuran Variabel ... 29

3. 3 Teknik Penentuan Sampel ... 30

3.3.1 Populasi ... 30

3.3.2 Sampel ... 30

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.4.1 Jenis Data ... 31

3.4.2 Sumber Data ... 32

3.4.3 Pengumpulan Data ... 32

3.5 Teknik Analisa Data Dan Uji Hipotesis ... 33

3.5.1 Structural Equation Modeling (SEM ) ... 33

3.5.2 Asumsi Model ... 33

3.5.2.1 Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas ... 33

3.5.2.2 Evaluasi Atas Outlier ... 34

3.5.2.3 Deteksi Multicolinierity dan Singularity ... 34

3.5.2.4 Uji Validitas ... 35

3.5.3 Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal ... 36

3.5.4 Pengujian Model One Step Approach ... 36

3.5.5 Pengujian Model Two Step Approach ... 37

3.5.6 Evaluasi Model ………. 38

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data ...………. 41

4.1.1 Deskripsi Karakteristik Responden ……….... 41

4.1.2 Deskripsi Ketrlibatan Konsumen ... 43

(5)

v

4.2.2 Evaluasi Reliabilitas ……….. .48

4.2.3 Evaluasi Validitas ………... 49

4.2.4 Evaluasi Construct Reliability dan Variance Extracted …… 50

4.2.5 Evaluasi Normalitas ………. 51

4.2.6 Analisis Model One-Step Approach to SEM ……….. 52

4.2.7 Uji Hipotesis Kausalitas ……….. 54

4.2.8 Analisis Undimensi First Order ……… 54

4.3 Pembahasan ………... 55

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ………... 56

5.2 Saran ... 56

(6)

vi Gambar

1.1 Data Perkembangan Penjualan Rumah secara Nasional 2004 – 2008 ... 3

2.1 Model Sederhana Perilaku Konsumen ... 13

2.2 Model Rantai Arti-Akhir Keterlibatan ... 16

2.3 Proses Pembelian Konsumen ... 21

(7)

vii Tabel

1.1 Data Penjualan Rumah di Perumahan Pesona Mutiara Residance

2007-2009 ... 4

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 41

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 42

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 42

4.4 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Keterlibatan Konsumen ... 43

4.5 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian ... 45

4.6 Outlier Data ... 47

4.7 Reliabilitas Data ... 48

4.8 Validitas Data ... 49

4.9 Construct Reliability dan Variance Extracted ... 50

4.10 Normalitas Data ... 51

4.11 Evaluasi Kriteria Goodness Of Fit Indices Model One-Step Approach-Base Model ... 53

4.12 Hasil Uji Kausalitas ... 54

(8)

viii Lampiran 1 : Kuesioner

Lampiran 2 : Tabulasi Jawaban Responden Lampiran 3 : Data Uji Outlier

Lampiran 4 : Data Uji Reliabilitas Lampiran 5 : Data Uji Normalitas Lampiran 6 : Data Uji Hipotesis Kausal Lampiran 7 : Data Uji Outlier Multivariate Lampiran 8 : Data Uji Reliabilitas

Lampiran 9 : Data Uji Validitas

Lampiran 10 : Construct Reliability dan Varian ce Extracted Lampiran 11 : Data Uji Normalitas

(9)

PADA PT. ANUGRAH ALAM RAYA SIDOARJO

Oleh:

Kiky Ishomuddin Shidqi

ABSTRAKSI

Semakin bertambahnya daya beli dan kepercayaan konsumen terhadap pembelian rumah tinggal. Memiliki rumah sebagai tempat tinggal merupakan dambaan setiap keluarga. Kepemilikannya dapat dicapai dengan membangun, atau membelinya dari pengembang perumahan, pengembang harus membangun rumah secara terkoordinasi, teruji dan tepat, hal ini menuntut keterlibatan dari konsumen untuk lebih mencari tahu tentang informasi penjualan rumah yang dirasa terbaik oleh para konsumen. Keputusan-keputusan yang tinggi keterlibatannya biasanya didalamnya termasuk pencarian informasi secara ekstensif dan melalui proses informasi atas sejumlah alternatif. Sehingga konsumen akan memberikan nilai tambah terhadap perusahaan tersebut, sehingga memberikan perusahaan tersebut kekuatan daya tahan dan keunggulan yang membedakannya dengan para pesaingnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterlibatan konsumen terhadap keputusan pembelian rumah di perumahan Pesona Perumahan Residance Sidoarjo.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah keterlibatan konsumen (X) dan keputusan pembelian (Y). Sampel yang diambil sebanyak 110 orang di Pesona Mutiara Residance Sidoarjo. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis SEM (Structural Equation Modeling).

Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa keterlibatan konsumen berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Dari hasil tersebut Perumahan Pesona Mutiara Residance dapat meningkatkan keterlibatan konsumennya sehingga keputusan pembelian juga meningkat.

(10)

1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pada awal tahun, banyak pihak yang menilai tahun 2009 bukan tahun yang cerah bagi bisnis properti rumah tinggal. Krisis ekonomi global menggerus daya beli dan kepercayaan masyarakat. Hal ini diperburuk oleh suku bunga yang tetap tinggi. Namun, memasuki pertengahan 2009, muncul sinyal positif.

Memiliki rumah sebagai tempat tinggal merupakan dambaan setiap keluarga. Kepemilikannya dapat dicapai dengan membangun, atau membelinya dari pengembang perumahan. Mengingat jumlah keluarga yang terus bertambah, kebutuhan akan rumah masih akan terus meningkat. Artinya, sektor ini akan tetap menjadi lahan emas bagi pihak pengembang. Namun, krisis ekonomi yang mengikis daya beli konsumen dicemaskan banyak pihak akan memengaruhi pembelian rumah pada masa mendatang.

(11)

persen menjadi 3,1 persen pada triwulan II-2009. (Handri Thiono, dimuat di Harian

Kompas 24 Agustus 2009).

Hal ini menuntut keterlibatan dari konsumen untuk lebih mencari tahu tentang informasi penjualan rumah yang dirasa terbaik oleh para konsumen. Keputusan-keputusan yang tinggi keterlibatannya biasanya didalamnya termasuk pencarian informasi secara ekstensif dan melalui proses informasi atas sejumlah alternatif. Dimana keterlibatan konsumen yang terdiri dari beberapa indikator, yaitu harga merupakan sebuah nilai barang atau jasa, resiko merupakan suatu anggapan yang membahayakan terhadap suatu produk, keamanan merupakan suatu tindakan yang dirasakan konsumen terhadap suatu produk yang berhubungan dengan kenyaman konsumen, pendapat orang lain merupakan tanggapan orang lain tentang suatu produk sebagai bahan informasi Darsono dan Dharmesta (2005 : 294). Dan indikator informasi merupakan suatu pemberitahuan tentang pengetahuan suatu produk kepada konsumen yang diperoleh dari berbagai sumber Sutisna (2001 : 55).

Menurut Darsono dan Dharmesta (2005 : 294) keterlibatan konsumen mampu mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, dengan demikian harga, resiko, keamanan, dan pendapat orang lain merupakan indikator dari keterlibatan konsumen yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Sedangkan menurut Sutisna (2001 : 55) informasi merupakan indicator dari keterlibatan konsumen yang mempengaruhi keputusan pembelian.

(12)

pengambilan keputusan konsumen, termasuk pengetahuan, arti kepercayaan, perhatian dan pemahaman akan suatu produk yang ditawarkan. Setiadi (2003 : 413).

Konsumen semakin pandai memilih proyek-proyek properti yang akan dibelinya dengan menyeleksi pengembang yang sudah teruji. Mereka semakin pintar untuk memilah pengembang yang kredibel dan memilih proyek yang sesuai dengan kemampuan ekonominya.

Mereka membeli sesuai dengan kebutuhannya. Tidak banyak konsumen yang menebar uang di banyak proyek properti sebagai ajang spekulasi. Mereka juga lebih berhati-hati dalam memilih proyek properti, dengan melihat bagaimana track record pengembangnya.

Hal ini dibuktikan dengan adanya data perkembangan penjualan rumah secara nasional mulai tahun 2004-2008.

Gambar 1.1 Data Perkembangan Penjualan Rumah Secara Nasional Mulai Tahun 2004 – 2008.

(13)

Tabel 1.1 Data Penjualan Rumah di Perumahan Pesona Mutiara Residence Tahun 2007 – 2009.

DATA PENJUALAN TAHUN 2007 – 2009*

NO BULAN JUMLAH PENJUALAN (UNIT)

2007 2008 2009

1 JANUARI 10 25 29

2 FEBRUARI 25 26 36

3 MARET 36 25 35

4 APRIL 38 27 21

5 MEI 20 20 19

6 JUNI 26 30 28

7 JULI 35 20 25

8 AGUSTUS 26 25 36

9 SEPTEMBER 22 22 39

10 OKTOBER 24 24 42

11 NOPEMBER 32 23 21

12 DESEMBER 18 37

TOTAL 312 304 331

Sumber : PT. Anugrah Alam Raya

• Tahun 2009 hanya sampai bulan Nopember • Target penjualan per bulan adalah 45 unit

Dari data penjualan diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa jumlah penjualan setiap bulan belum memenuhi target penjualan yaitu sebesar 45 unit, hal ini disebabkan oleh banyaknya persaingan banyaknya penjualan perumahan-perumahan yang murah serta kurangnya keterlibatan konsumen terhadap informasi penjualan rumah yang dirasa terbaik oleh para konsumen.

(14)

Perumahan Pesona Mutiara Residance harus mempunyai tujuan yang nantinya dapat memberikan konsumen bangga sehingga penjualannya tetap meningkat pada tiap tahunnya.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang “ Pengaruh Keterlibatan Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Rumah di perumahan Pesona Mutiara Residance “.

1.2. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan dari latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :

• Apakah keterlibatan konsumen mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada pembelian rumah di Perumahan Pesona Mutiara Residance ?

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan tersebut , maka tujuan peneliti yang hendak dicapai adalah :

(15)

1.4. MANFAAT PENELTIAN

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan kesempatan untuk mengetahui sejauh mana teori – teori yang selama ini diperoleh dapat diterapkan pada praktek sebenarnya, serta peneliti berharap hasil penelitian dapat menambah pengetahuan dan memperluas wawasan peneliti.

b. Bagi Perusahaan

Diharapkan penelitian ini dapat memberi masukan kepada perusahaan dan semoga dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan dan kebijaksanaan perusahaan.

c. Bagi Peneliti lain

(16)

7

KAJIAN PUSTAKA

2.1. HASIL PENELITIAN TERDAHULU

Dari data-data yang telah terkumpul maka kami bisa memberikan judul pada proposal ini, judul tersebut muncul dari hasil-hasil penelitian terdahulu suatu penelitian yang dapat memperkuat penelitian yang sedang kami lakukan ini. Maka dari ini hasil penelitian terdahulu memberikan arti penting dalam penelitian ini, hasil penelitian terdahulu tersebut berasal dari berbagai sumber. Antara lain :

1. Penelitian oleh Licen Indahwati Darsono dan Basu Swastha Dharmmesta (2005) dengan judul “ Kontribusi Involvement dan Trust In A Brand dalam Membangun Loyalitas Pelanggan “. Penelitian ini menggunakan teknik analisis

SEM (Structural Equation Modeling). Dimana secara teoritis, penelitian ini merupakan pengujian atau verifikasi teori dari anteseden-anteseden yang mempengaruhi loyalitas seseorang. Hasil penelitian ini embuktikan bahwa keterlibatan merupakan anteseden loyalitas kognitif, dan trust in a brand

merupakan anteseden loyaliyas afektif.

2. Penelitian oleh Daya Kurniawan dan Anas Bayas’ud (2006) dengan judul “ Analisa Sikap dan Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Membeli Produk Mie

Swdap di Pasar Desa Kedung Bendo Tanggulangin-Sidoarjo “. Penelitian ini

(17)

perilaku konsumen terhadap keputusan membeli produk mie sedap menggunakan analisis regresi linier berganda. Dan uji F untuk mengetahui apakah variable bebas secara bersama-sama dapat berpengaruh terhadap variable terikat. Dan hasil dari penelitian ini adalah bahwa sikap konsumen terhadap produk mie sedap adalah baik serta sikap dan perilaku mie sedap berpengaruh terhadap keputusan membeli produk mie sedap. Variable keyakinan membeli, variable evaluasi, variable keyakinan normative, dan variable motivasi secara serempak berpengaruh terhadap keputusan membeli produk mie sedap.

3. Penelitian oleh Tomy Heru Wicaksono dengan judul “ Pengaruh Keterlibatan Konsumen Berdasarkan Efektifitas Iklan Terhadap Loyalitas Merek Produk

Sim Card IM3 di Wilayah Sidoarjo “. Penelitian ini menggunakan sampel para

pengguna sim card IM3 berumur minimal 16 tahun yang membeli isi ulang pulsa lebih dari 10 kali dan menggunakan lebih dari 1 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan menyampaikan daftar pertanyaan kepada responden (kuisioner). Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM). Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa efektifitas iklan berpengaruh positif terhadap keterlibatan konsumen, begitu juga dengan keterlibatan konsumen berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen.

2.2. LANDASAN TEORI

2.2.1. Pengertian Pemasaran

(18)

harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan dan kegiatan konsumen saat ini ataupun konsumen potensial.

Menurut Lamb et. al (2001: 6), pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan distribusi sejumlah ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi.

Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2001 : 7), pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbale balik produk dan nilai dengan orang lain.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu kegiatan untuk memperkenalkan dan menjual barang dan jasa agar konsumen mengetahui dan membeli sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka serta untuk mencapai tujuan perusahaan.

2.2.2. Manajemen Pemasaran

(19)

Menurut Kotler (1997 : 16) Manajemen Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penentuan harga, promosi dan saluran distribusi dari barang, jasa, gagasan, untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang menguntungkan pembeli sasaran dan mencapai sasaran organisasi.

Menurut Stanton (1984 ; 6) Manajemen Pemasaran adalah analisis perencanaan, implementasi dan pengawasan program yang dirancang dengan tujuan untuk menimbulkan pertukaran yang diinginkan dengan pasar yang menjadi tujuan, guna mencapai sasaran organisasi.

Dari definisi diatas dapat dilihat bahwa Manajemen Pemasaran mempunyai peranan yang penting. Hal ini disebabkan karena Manajemen Pemasaran mencakup bermacam – macam kegiatan lain dalam rangka meningkatkan tingkatan penjualan tersebut. Selain itu juga manajemen pemasaran menitikberatkan pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan pasar serta menentukan harga, mengadakan komunikasi dan distibusi yang efektif untuk memberi tahu, mendorong serta melayani pasar.

2.2.3. Konsep Pemasaran

(20)

setepat-tepatnya agar kebutuhan para konsumennya dapat dipenuhi secara memuaskan.

Menurut Kotler dan Amstrong (2001 : 7), konsep pemasaran adalah proses dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai (product of value) dengan orang atau kelompok lain.

Sedangkan menurut Lamb, et. al (2001 : 8), konsep pemasaran adalah sederhana dan secara intuisi merupakan filosofi yang menarik. Konsep pemasaran menyatakan bahwa alasan keberadaan sosial dan ekonomi bagi suatu organisasi adalah memuaskan kebutuhan konsumen dan keinginan tersebut sesuai dengan sasaran perusahaan. Hal tersebut didasarkan pada pengertian bahwa suatu penjualan tidak tergantung pada agresifnya tenaga penjual, tetapi lebih pada keputusan konsumen untuk membeli suatu produk. Bahkan apa yang konsumen pikirkan itulah yang mereka beli (nilai yang mereka persepsikan). Difinisi suatu bisnis. Konsep pemasaran terdiri dari :

1. Fokus pada kemauan dan keinginan konsumen sehingga organisasi dapat membedakan produknya dari produk yang ditawarkan oleh para pesaing. 2. Mengintegrasikan seluruh aktifitas organisasi, termasuk didalamnya

produksi, untuk memuaskan kebutuhan ini.

(21)

2.2.4. Pengertian Perilaku Konsumen

Kebutuhan dan keinginan konsumen selalu menjadi perhatian dan acuan yang pertama bagi perusahaan, yaitu dengan cara melihat konsumen yang bersangkutan. Oleh karena itu perusahaan selalu dituntut untuk menyempurnakan dan menyesuaikan kemampuan akan produk yang dibuatnya, serta mengamati kebutuhan dan keinginan konsumen saat ini maupun yang akan datang.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2008 ; 8), Perilaku Konsumen adalah

“Consumer Behavior is the Behavior that Consumer Display in Searching for

Purchasing, Using, Evaluating and Disposing of Product, Service and Ideas “. Artinya perilaku konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, dan mengevaluasi produk, pelayanan atau jasa maupun ide – ide.

Menurut Sumarwan (2002 : 26), perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal diatas atau kegiatan mengevaluasi.

(22)

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bias memenuhi kebutuhannya.

Gambar 2.1 Model Sederhana Perilaku Konsumen

Feed Back to Consumer Post Purchase Evaluation

Feed back to marketer Development of Marketing Straty

Sumber : (Henry Assael, 1998 : 14) Consumer Behavior and Marketing Action. Sixth Edition. South – Western College Publishing.

Berdasarkan gambar 2.1 dapat disimpulkan bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen, yaitu :

1. Faktor Pribadi

Pemilihan konsumen terhadapmerek dipengaruhi oleh kebutuhan konsumen. Persepsi terhadap karakteristik merek dan sikap mereka terhadapalternatif merek.

The Individual Consumer

Environment Influence

Consumer Decision

Strategy Marketing

(23)

2. Faktor Lingkungan

Lingkungan yang mempengaruhi pembelian seorang adalah budaya kelas sosial, keluarga atau kelompok masyarakat pada situasi tertentu.

3. Strategi Pemasaran

Variabel – variabel dalam strategi pemasaran seperti produk, harga, promosi, dan distribusi dinilai dan dievaluasi oleh konsumen dalam proses pengambilan keputusan. Pemasar harus memperoleh informasi tetang respons konsumen terhadap stratgi pemasaran ini, dimaksudkan untuk mengevaluasi kesempatan pasar sebelum mereka mengembangkan strategi pemasaran yang baru.

2.2.5. Keterlibatan Konsumen

Konsumen yang melihat bahwa produk yang memiliki konsekuensi relevan secara pribadi dikatakan terlibat dengan produk dan memiliki hubungan. Konsekuensi dengan produk atau merek, memiliki aspek kognitif maupun pengaruh secara kognitif, termasuk dalam keterlibatan adalah pengetahuan arti-akhir tentang konsekuensi penting yang disebabkan oleh penggunaan produk juga termasuk dalam keterlibatan adalah pengaruh seperti evaluasi produk.

(24)

Menurut Mowen (1995) dalam Sutisna (2003 : 11) mengemukakan bahwa tingkat keterlibatan konsumen dalam suatu pembelian dipengaruhi oleh kepentingan personal yang dirasakan dan ditimbulkan oleh stimulus.

Menurut Setiadi (2003 : 115), keterlibatan adalah tingkat kepentingan pribadi yang dirasakan dan atau minat yang dibangkitkan oleh stimulus didalam situasi spesifik hingga jangkauan kehadirannya, konsumen bertindak dengan sengaja untuk meminimumkan resiko dan memaksimumkan manfaat yang diperoleh dari pembelian dan pemakaian.

Dengan demikian keterlibatan merupakan refleksi dari motivasi yang kuat di dalam bentuk relevansi pribadi yang dirasakan dari suatu produk atau jasa dalam konteks tertentu. Jika keterlibatan suatu produk tinggi seseorang akan mengalami tanggapan pengaruh yang lebih kuat seperti emosi dan perasaan kuat. Keterlibatan diaktifkan ketika obyek (barang, jasa, dan promosi) dirasakan membantu dalam memenuhi kebutuhan, tujuan, dan nilai yang penting.

2.2.5.1. Dasar Arti-Akhir Bagi Keterlibatan

(25)

Gambar 2.2. Model Rantai Arti-Akhir Keterlibatan

(Peter dan Olson, 1999 : 84)

Tingkat keterlibatan produk yang dialami konsumen selama proses pengambilan keputusan ditentukan oleh jenis pengetahuan Arti-Akhir yang diaktifkan pada suatu situasi. Tingkat keterlibatan atau relevansi pribadi konsumen tergantung pada dua aspek rantai arti-akhir yang diaktifkan, yaitu :

1. Pentingnya atau relevansi pribadi dari arti-akhir bagi konsumen. 2. Kekuatan hubungan antara tingkatan pengetahuan produk dan

tingkat pengetahuan pribadi.

(26)

konsekuensi yang relevan akan mengalami keterlibatan yang kecil atau tidak sama sekali terhadap suatu produk. (Peter dan Olson, 1999 : 84)

2.2.5.2. Indikator-indikator yang Membentuk Keterlibatan Konsumen

Menurut Darsono dan Dharmesta (2005 : 294), indikator-indikator yang menetukan keterlibatan konsumen yaitu :

1. Harga : Harga adalah sebuah nilai jual dari suatu barang atau jasa. 2. Resiko : Resiko adalah suatu anggapan membahayakan yang

dirasakan konsumen terhadap suatu produk

3. Keamanan : Keamanan adalah suatu tindakan yang dirasakan konsumen terhadap suatu produk yang berhubungan dengan kenyamanan konsumen.

4. Pendapat orang lain : Pendapat orang lain adalah tanggapan orang lain tentang suatu produk sebagai bahan informasi.

Sedangkan menurut Sutisna (2001 : 55), konsumen yang mempunyai keterlibatan tinggi terhadap suatu produk, akan memfokuskan pemrosesan informasi pada hal-hal yang inti dan detail. Informasi itu sendiri adalah suatu pemberitahuan tentang pengetahuan suatu produk kepada konsumen yang diperoleh dari berbagai sumber.

2.2.6. Keputusan Pembelian

(27)

pembelian konsumen. Secara khusus, pemasar harus mengidentifikasikan siapa yang membuat keputusan pembelian, jenis – jenis keputusan pembelian, dan langkah – langkah dalam proses pembelian.

Menurut Setiadi (2003 : 413) keputusan membeli adalah proses pemilihan diantara dua atau lebih alternatif dimana semua aspek perilaku dan kondisi dilibatkan suatu pengambilan keputusan konsumen, termasuk pengetahuan, arti kepercayaan, perhatian dan pemahaman akan suatu produk yang ditawarkan.

Sedangkan menurut Fandy Tjiptono (2001 : 20) proses pengambilan keputusan pembelian sangat bervariasi. Dimana konsumen mengenal masalahnya kemudian mengambil tindakan keputusan mengkonsumsi.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu proses pemilihan alternatif dimana dilakukan untuk suatu proses pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai perilaku konsumen.

2.2.6.1. Jenis Keputusan Pembelian

(28)

Menurut Kotler (2000 : 169 – 170) pengambilan keputusan konsumen berbeda – beda, bergantung pada jenis kebutuhan pembelian, dan membedakan empat jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat deferensiasi merek :

1. Perilaku Pembelian Rumit

Konsumen yang terlibat dalam perilaku pembelian rumit, mereka menyadari adanya perbedaan signifikan antara berbagai merek yang ada. Pembelian seperti ini biasanya terjadi ketika konsumen membeli produk dengan harga mahal, jarang dibeli, beresiko, dan sangat mengekspresikan pribadi.

2. Perilaku Pembelian Pengurang Disonansi

Konsumen memiliki keterlibatan yang tinggi dalam sebuah pembelian, tapi konsumen melihat sedikit perbedaan merek – merek yang ada. Keterlibatan yang tinggi tersebut didasarkan pada adanya fakta bahwa pembelian tersebut mahal, jarang dilakukan, dan beresiko. Konsumen akan waspada terhadap informasi yang membenarkan keputusannya. Dalam hal ini, kosumen pertama – tama bertindak, kemudian mendapatkan keyakinan baru, kemudian mengakhirinyadengan sekumpulan pendirian.

3. Perilaku Pembelian karena Kebiasaan

(29)

signifikan. Perilaku konsumen yang membeli produk dengan keterlibatan yang rendah tidak melalui urutan umum keyakinan atau pendirian perilaku. Konsumen tidak mencari informasi tentang merek secara ekstensif, mengevaluasi karakteristik mereka, dan mengambil keputusan yang penuh pertimbangan tentang merek apa yang akan dibeli. Pemasar produk dengan keterlibatan rendah dan sedikit perbedaan merek merasa efektif untuk menggunakan harga dan promosi penjualan untuk mendorong uji coba produk, karena pembeli tidak terlalu terikat pada merek tertentu.

4. Perilaku Pembelian yang Mencari Variasi

(30)

2.2.6.2. Proses Pembelian

[image:30.612.145.521.260.384.2]

Adapun tahap -tahap yang ada dalam proses keputusan pembelian dapat dilihat dari gambar berikut :

Gambar 2.3. Proses Pembelian Konsumen

Sumber : Philip Kotler, 1987 hal 283, “Model Lima Tahap Proses “ Pembelian, Manajemen Pemasaran, Ninth Edition.

Gambar 2.3 menunjukkan model tahapan yang dilalui oleh konsumen untuk melakukan proses pembelian. Model ini merupakan model sederhana dari proses pembelian yang ada.

1. Pengenalan Masalah

Proses dimulai saat konsumen menyadari adanya masalah atau kebutuhan. Konsumen merasakan adanya perbedaan antara yang nyata dengan yang diinginkan. Kebutuhan ini disebabkan karena adanya rangsangan internal maupun eksternal. Dari pengalaman sebelumnya orang telah belajar bagaimana mengatasi

Perilaku Pasca

Pembelian Keputusan

Pembelian Pengenalan

Masalah

Pencarian Informasi

(31)

dorongan ini dan dimotivasi ke arah produk yang diketahuinya akan memuaskan dorongan ini.

2. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya biasanya akan mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan konsumen kuat dan produk itu berada didekatnya, mungin konsumen akan langsung membelinya. Jika tidak, maka kebutuhan konsumen ini hanya akan menjadi ingatan saja. Proses ini terbagi menjadi dua macam, yaitu :

a. Perhatian yang mengikat, yang ditandai dengan pencarian informasi yang sedang – sedang saja.

b. Pencarian informasi secara aktif, yang dilakukan dengan mencari informasi ke segala sumber.

3. Evaluasi Alternatif

(32)

4. Keputusan pembelian

Pada tahap evaluasi yang dilakukan, konsumen menyusun merek – merek dalam sekumpulan pilihan serta membentuk proses keputusan pembelian tidak otomatis terjadi. Pada tahapan ini, pemebelian sebenarnya masih terdapat kemungkinan perubahan, karena masih dimungkinkan untuk adanya faktor situasional ataupun orang lain yang dapat mempengaruhi keputusan yang sudah diambil sebelumnya.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Oleh karena itu tugas pemasar tidak berhenti hingga produk dibeli, melainkan terus berlanjut hingga periode pasca pembelian. Pemasar harus memanta kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian.

2.2.6.3. Indokator-indokator yang Membentuk Keputusan Pembelian

(33)

Dengan demikian indikator dari keputusan pembelian yaiu : 1. Konsumen melakukan pembelian

2. Konsumen tidak melakukan pembelian

2.2.7. Pengaruh Variabel Keterlibatan Konsumen (X) terhadap Keputusan

Pembelian (Y)

Menurut Mowen (1995) dalam Sutisna (2001 : 11) mengemukakan bahwa tingkat keterlibatan konsumen dalam suatu pembelian dipengaruhi oleh kepentingan personal yang dirasakan yang ditimbulkan oleh stimlus. Dengan perkataan lain, apakah seseorang merasa terlibat atau tidak terhadap suatu produk ditentukan oleh apakah dia merasa penting atau tidak dalam pengambilan keputusan pembelian produk.

Menurut Sutisna (2001 : 15) juga menjelaskan bahwa tingkat keterlibatan konsumen yang tinggi (High Involvement) akan menyebabkan konsumen lebih banyak mencari dan menyeleksi informasi dan lebih hati-hati dalam mengambil keputusan. Karena banyaknya informasi yang dicari dan dievaluasi dalam proses pengambilan keputusan pembelian suatu produk.

Menurut Kotler (1987 : 281) menjelaskan bahwa keputusan yang lebih kompleks mungkin melibatkan partisipasi yang lebih banyak dan kebebasan pembeli yang lebih besar.

(34)
(35)

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka dapat diuraikan hipotesis sebagai berikut :

(36)

27

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. DEFINISI OPERASIONAL DAN PENGUKURAN VARIABEL

Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi pernyataan tentang pengoperasionalan dan pendefinisian konsep-konsep penelitian menjadi variabel-variabel penelitian termasuk penetapan cara dan satuan pengukuran variabel-variabelnya. Variabel beserta definisi yang digunakan dalam pembahasan penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.1.1. Keterlibatan Konsumen (X)

keterlibatan merupakan refleksi dari motivasi yang kuat di dalam bentuk relevansi pribadi yang dirasakan dari suatu produk atau jasa dalam konteks tertentu.

Menurut Menurut Darsono dan Dharmesta (2005 : 294), indikator-indikator yang menetukan keterlibatan konsumen yaitu :

1. Harga 2. Resiko 3. Keamanan

4. Pendapat orang lain

(37)

Jadi indikator dari keterlibatan konsumen adalah : 1. Harga (X1)

Harga adalah sebuah nilai jual dari suatu barang atau jasa. 2. Resiko (X2)

Resiko adalah suatu anggapan membahayakan yang dirasakan konsumen terhadap suatu produk dalam hal ini resiko adanya lumpur lapindo Porong yang berada di Sidoarjo.

3. Keamanan (X3)

Keamanan adalah suatu tindakan yang dirasakan konsumen terhadap suatu produk yang berhubungan dengan kenyamanan konsumen.

4. Pendapat orang lain (X4)

Pendapat orang lain adalah tanggapan orang lain tentang suatu produk sebagai bahan informasi dalam hal ini pendapat dari mulut ke mulut. 5. Informasi (X5)

Informasi adalah suatu pemberitahuan tentang pengetahuan suatu produk kepada konsumen yang diperoleh dari berbagai sumber seperti brosur dan iklan mediacetak.

3.1.2. Keputusan Pembelian (Y)

(38)

Menurut Kotler (1987 : 291), indikator dari keputusan pembelian adalah : 1. Melakukan Pembelian (Y1)

Konsumen merasa yakin untuk membeli rumah di Perumahan Pesona Mutiara Residance.

2. Tidak Melakukan Pembelian (Y2)

Konsumen tidak melakukan pembelian di Perumahan Pesona Mutiara Residance.

3.2. SKALA PENGUKURAN VARIABEL

Skala pengukuran variabel yang digunakan adalah Skala Interval yaitu skala yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama. Sedangkan tehnik pembobotan skala pengukuran yang digunakan untuk indikator tersebut adalah skala semantic diferential (Kuncoro 2003 : 153), yaitu jarak antara data satu dengan yang lain sama tetapi tidak merupakan nilai nol absolut. Analisa ini dilakukan dengan meminta responden untuk menyatakan pendapat tentang serangkaian pernyataan yang berkaitan dengan objek yang diteliti.

Skala ini disusun dalam suatu garis kontinu dengan jawaban sangat positifnya terletak di sebelah kanan. Jawaban sangat negative disebelah kiri, atau sebaliknya skala data yang digunakan adalah skala interval 1-7, digambarkan sebagai berikut :

Jawaban Negatif Jawaban Positif

1 7

(39)

Tanggapan atau pendapat tersebut dinyatakan dengan memberi skor yang berbeda dalam rentang nilai 1 sampai 7 pada masing – masing skala, dimana 1 menunjukkan nilai rendah, nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat setuju dengan pernyataan sangat tidak setuju dan 7 nilai tertinggi.

Kesimpulan jawaban dengan nilai 1 sampai 3 cenderung sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan, jawaban antara 5 sampai 7 berarti cenderung sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan.

3.3. TEKNIK PENENTUAN SAMPEL

3.3.1 Populasi

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah Orang yang datang di pameran perumahan (properti).

3.3.2 Sampel

Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Non Probability Sampling yaitu teknik penentuan sampel tidak secara acak. Jenis metode Non Probability Sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang diambil adalah :

1. Siapa saja yang kebetulan datang di pameran perumahan (properti) dan yang mengunjungi stand perumahan pesona mutiara residance.

(40)

a. 100 – 200 sampel untuk tehnik maximum likehood Estimation

b. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi, pedomannya adalah 5 – 10 jumlah parameter yang destimasi.

c. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5 sampai 10 dan besarnya sampel 100 – 200.

d. Bila sampelnya sangat besar, maka peneliti dapat memilih tehnik estimasi misalnya bila jumlah sampel diatas 2500 maka tehnik estimasi ADF (Asymptotically Distribution Free Estimation) dapat digunakan,.

Karena pada penelitian ini terdapat 7 indikator dikalikan 5 - 10 sama dengan 35 - 70 , sehingga besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 110 sampel.

3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

3.4.1 Jenis Data

1. Data primer

(41)

2. Data Sekunder

Data-data sekunder yang telah diolah lebih lanjut dan dipublikasikan oleh umum. Data sekunder diperoleh dari jurnal, majalah dan literatur.

3.4.2. Sumber Data

Sumber data diperoleh dari penyebaran kuesioner atau jawaban dari konsumen yang menempati perumahan Pesona Mutiara Residence Sidoarjo. 3.4.3 Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data dikumpulkan melalui: 1. Observasi

Mengadakan pengamatanlangsung terhadap proyek yang diselidiki dengan cara melihat, mendengar, serta mencatat data menurut gejala yang terjadi.

2. Angket atau kuisioner

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara menyebarkan data dan pertanyaan atau angket pada konsumen

3. Wawancara atau Interview

Wawancara dilakukan dengan mengajukan tanya jawab secara langsung kepada responden teknik ini dilakukan dengan untuk menanggapi responden yang kurang jelas dalam menjawab kuisioner.

4. Dokumentasi

(42)

3.5 TEKNIK ANALISIS DAN UJI HIPOTESIS

3.5.1. Structural Equation Modeling (SEM)

Model yang digunakan untuk menganalisa data dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM) adalah sekumpulan teknik-teknik

statistikal yang memungkinkan pengukuran sebuah rangkaian hubungan yang relatif “rumit” secara simultan. Hubungan yang rumit tersebut dibangun antara satu atau beberapa variabel dependen dengan satu atau beberapa variabel independen . Masing – masing variabel dependen dan independen dapat terbentuk konstruk yang dibangun dari beberapa variabel dependen (Ferdinand,2000)

3.5.2. Asumsi Model

3.5.2.1. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas

a. Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau dapat diuji dengan metode – metode statistic.

(43)

c. Normal Probability Plot ( SPSS 10.1 )

Linearitas dengan mengamati Scatterplots dari data yaitu dengan memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya untuk menduga ada tidaknya linearitas.

3.5.2.2. Evaluasi atas Outlier

a. Mengamati nilai Z-score : ketentuannya diantara ± 3.0 non outlier.

b. Multivariate outlier diuji dengan criteria jarak Mahalanobis pada tingkat p < 0,001. jarak diuji dengan Chi-Square (X²) pada df sebesar jumlah variabel bebasnya (df = 12). Ketentuan : bila Mahalanobis > dari nilai X² adalah Multivariate outlier.

Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik

unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi (Hair, 1998).

3.5.2.3Deteksi Multicolinierity dan Singularity

(44)

3.5.2.4Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator – indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana masing – masing indikator itu mengindikasikan sebuah konstruk yang umum. Karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variable / construct akan diuji dengan melihat loading factor dari hubungan antara setiap observed variable dan latent variable. Sedangkan reliabilitas diuji dengan construct reliability dan variance extracted.

 Compose Reliability, adalah ukuran mengenai konsistensi internal

dan indikator – indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana masing – masing itu mengidentifikasikan sebuah konstruk laten yang umum. Rumus dari composite reliability adalah sebagai berikut :

[Σ Standardize Loading ]² Consruct Reliability =

{ Σ Standardize Loading }² + Σεj

• Variance Extracted, menunjukkan jumlah varians yang dari

(45)

secara baik konstruk laten yang dikembangkan. Nilai variance extracted ini direkomendasikan pada tingkat paling sedikit 0,50

(Ferdinand,2000). Variance extracted dapat diperoleh melalui rumus :

[Σ Standardize Loading ]² Variance Extracted =

{ Σ Standardize Loading }² + Σεj

3.5.3. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

Pengaruh langsung ( koefisien jalur ) diamati dari bobot regresi terstandar, dengan pengujian signifikasi pembanding nilai CR (Critical Ratio) atau p (probability) yang sama dengan nilai T hitung. Apabila T hitung lebih besar

daripada T tabel berarti signifikan.

3.5.4. Pengujian Model One Step Approach

Dalam model SEM, model pengukuran dan model struktural parameter-parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan terbesar disebabkan oleh terjadinya interaksi antara measurement model dan structural model yang diestimasi secara bersama-sama (one-step approach to SEM).

(46)

3.5.5. Pengujian Model Two Step Approach

Pengajuan model yang digunakan dengan menggunakan model Two-Step Approach, model Two-Two-Step Approach digunakan untuk mengatasi masalah sampel data yang kecil jika dibandingkan dengan jumlah butir instrumentasi yang digunakan (Hartline & Ferrell,1996), dan keakuratan realibilitas indikator-indikator terbaik dapat dicapai dalam two-step approach ini. Two-step approach bertujuan untuk menghindari interaksi antara model pengukuran dan model struktural pada One Step Approach (Hair et.al.,1998)

Cara yang dilakukan dalam menganalisis SEM dengan Two-Step Approach adalah sebagai berikut :

1. Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstrak menjadi sebuah indikator Summed – Scale bagi setiap konstrak. Jika terdapat skala yang berbed

setiap indikator tersebut distandarissi (Z – Scores) dengan mean=0, deviasi standar=1,yang tujuannya adalah untukmengeliminasi pengaruh-pengaruh skala yang berbdea –beda tersebut (Hair et.al.,1998).

(47)

3.5.6. Evaluasi Model

Pada tahap melakukan pengujian terhadap kesesuaian model melalui telaah terhadap berbagai kriteria goodness-of-fit. Berikut ini adalah beberapa indeks kesesuaian dan cut-off value-nya untuk digunakan dalam menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak.

1. X² – Chi-Square statistik. Model yang diuji akan dipandang baik atau memuaskan bila nilai chi-squarenya rendah. Semakin kecil nilai X² semakin baik mode tersebut karena dalam uji beda chi-square, X = 0 berarti benar-benar tidak ada perbedaan, Ho diterima dan diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off value sebesar p>0,05 atau p>0,01 (Hulland, et.al.,1996 pada Ferdinand, 2000).

2. RMSEA ( the Root Mean Square Error of Approximation) adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi chi square statistic dalam sampel yang besar (Baumgartner dan Homburg, 1996 pada Ferdinand, 2000). Nilai RMSEA menunjukkan goodness of fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi dimana nilai yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fitdari model itu berdasarkan degree of freedom (Browne dan Cudeck, 1993 pada Ferdinand, 2000) 3. GFI (Goodness of Fit Indeks) adalah analog dari R2 dalam regresi

(48)

sama dengan atau lebih besar dari 0,90. nilai sebesar 0,95 diinterprestasikan sebagai tingktan yang good overall model fit (baik) sedangkan besaran nilai antara 0,90-0,95 menunjukkan tingkatan yang cukup –adequate fit (Hulland et al;1996 pada Ferdinand, 2000).

4. AGFI (Adjusted Goodness of Fit Indeks) adalah analog dari R² dalam regresi berganda (Tanaka dan Huba, 1989 pada Ferdinand, 2000), tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari 0,90 nilai sebesar 0,95 dapat diinterpretasikan sebagai tingkatan yang good overall model fit (baik) sedangkan besaran nilai antara 0,90 – 0,95 menunjukkan tingkatan yang cukup adequate fit (Hulland et al;1996 pada Ferdinand, 2000).

5. CMIN / DF adalah the Minimum Sample Discrepancy Function yang dibagi dengan degree of freedom. CMIN / DF tak lain adalah statistic chi-square, X² dibagi dengan DF nya disebut dengan X² relative bila nilai X² relative kurang dari 2,0 atau 3,0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data (Arbuckle, 1997 pada Ferdinand 2000).

(49)

7. CFI-comperatif fit index

Besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0-1, dimana semakin mendekati 1, mengidentifikasikan tingkat fit yang paling tinggi (a very good fit). Nilai yang direkomendasikan adalah CFI> 0,95. keunggulan dari

(50)

41

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. PENYAJIAN DATA

4.2.1. Deskripsi Karakteristik Responden

Penyebaran kuisioner kepada responden dilakukan mulai tanggal 5 April 2010 sampai 10 April 2010 dengan cara kuisioner disebarkan langsung kepada responden yang merupakan pembeli dan yang menempati rumah di perumahan pesona mutiara residence Sedati – Sidoarjo dan yang berumur 25 –60 tahun. Kuisioner yang disebarkan sebanyak 110 dan diisi lengkap oleh responden sesuai petunjuk pengisian yang ada pada kuisioner sehingga data yang layak untuk dianalisis sebanyak 110 responden. Jumlah kuisioner yang diisi responden sudah lebih dari persyaratan minimum junlah sample, sesuai dengan jumlah estimated, yang mana ukuran sample minimum adalah sebanyak 7 observasi untuk setiap estimated parameter 35 – 70, jadi syarat minimum jumlah sample yang harus diperoleh yaitu 100 responden.

[image:50.612.155.440.567.672.2]

a. Umur

Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur

Umur Frekuensi Persen Jumlah persen 25 - 36

37 - 48 49 - 60

Total

22 19.8 19.8

49 44.1 63.9

39 36.1 100

110 100

(51)

Dari table diatas dapat diketahui bahwa responden berusia 25 – 36 tahun sebanyak 22 orang (19.8%), responden yang berumur 37 – 48 tahun sebanyak 49 orang (44.1%), dan responden yang berumur 49 – 60 tahun sebanyak 39 orang (36.1%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak berusia 37 – 48 tahun dengan jumlah 49 orang (44.1%).

[image:51.612.157.438.265.346.2]

b. Jenis Kelamin

Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persen Jumlah

persen Laki-laki

Perempuan Total

76 68.4 68.4

34 31.6 100

110 100

Sumber : Data kuesioner diolah

Dari table diatas dapat diketahui bahwa responden laki-laki sebanyak 76 orang (68.4%),dan responden perempuan sebanyak 34 orang (31.6%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah laki-laki dengan jumlah 76 orang (68.4%).

c. Pekerjaan

Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan Pekerjaan Frekuensi Persen Jumlah

persen Pegawai Negeri Pegawai Swasta Wiraswasta Lain-Lain Total

30 27.3 27.3

45 40.9 68.2

20 18.2 86.4

15 13.6 100

110 100

Sumber : Data kuesioner diolah

[image:51.612.155.437.525.638.2]
(52)

sebanyak 20 orang (18.2%). Sedangkan yang lainnya sebanyak 15 orang (13.6%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah pegawai swasta sebanyak 45 orang (40.9%).

[image:52.612.110.591.266.616.2]

4.2.2. Deskripsi Keterlibatan Konsumen

Tabel 4.4. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Keterlibatan Konsumen

No Pertanyaan Skor Jawaban Skor

1 2 3 4 5 6 7

1

Menurut Anda harga rumah di perumahan Pesona Mutiara Residance cukup terjangkau dan sesuai dengan keadaan rumah.

0 0 0 0 37 60 13 110

0% 0% 0% 0% 33.6% 24.5% 11.8% 100%

2

Menurut Anda rumah di Perumahan Pesona Mutiara Residance memiliki resiko yang tidak terlalu berat.

0 0 0 5 22 57 26 110

0% 0% 0% 4.5% 20.0% 51.8% 23.6% 100%

3

Menurut Anda keamanan di perumahan pesona mutiara residence cukup aman untuk dihuni sebagai tempat tinggal

0 0 0 2 34 49 25 110

0% 0% 0% 1.8% 30.9% 44.5% 22.7% 100%

4

Menurut Anda, pendapat orang lain sangat berarti dalam memberikan masukan tentang perumahan yang akan Anda beli

0 0 0 0 14 69 27 110

0% 0% 0% 0% 12.7% 62.7% 24.5% 100%

5

Menurut Anda informasi dari brosur atau iklan tentang perumahan sangat berarti dalam memilih perumahan yang akan Anda huni.

0 0 0 1 17 65 27 110

0% 0% 0% 0.9% 15.5% 59.1% 24.5% 100%

Sumber : Data kuesioner diolah

Berdasarkan tabel diatas diketahui sebagai berikut :

(53)

24.5%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 5 dengan jumlah resonden 37 atau 33.6%. Artinya, sebagian besar responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 60 responden atau 24.5%, kemudian yang menjawab setuju sebanyak 37 atau sebanyak 33.6% dan yang menjawab kurang setuju sebanyak 0 responden atau 0%.

2. Indikator kedua dari keterlibatan konsumen, yaitu resiko, mendapat respon terbanyak pada skor 6 dengan jumlah responden sebanyak 57 atau 51.8%, kemudian terbanyak kedua pada skor 7 dengan jumlah responden 26 atau 23.6%. Artinya, sebagian besar responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 57 responden atau 51.8%, kemudian yang menjawab sangat amat setuju sebanyak 26 atau sebanyak 23.6% dan yang menjawab kurang setuju sebanyak 0 atau 0%.

3. Indikator ketiga dari keterlibatan konsumen, yaitu keamanan, mendapat respon terbanyak pada skor 6 dengan jumlah responden sebanyak 49 atau 44.5%, kemudian terbanyak kedua pada skor 5 dengan jumlah responden 34 atau 30.9%. Artinya, sebagian besar responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 49 responden atau 44.9%, kemudian yang menjawab setuju sebanyak 34 atau sebanyak 30.9% dan yang menjawab kurang setuju sebanyak 0 atau 0%.

(54)

sangat setuju sebanyak 69 responden atau 62.7%, kemudian yang menjawab sangat amat setuju sebanyak 27 atau sebanyak 24.5% dan yang menjawab kurang setuju sebanyak 0 atau 0%.

5. Indikator kelima dari keterlibatan konsumen, yaitu informasi, mendapat respon terbanyak pada skor 6 dengan jumlah responden sebanyak 65 atau 59.1%, kemudian terbanyak kedua pada skor 7 dengan jumlah responden 27 atau 24.5%. Artinya, sebagian besar responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 65 responden atau 59.1%, kemudian yang menjawab sangat amat setuju sebanyak 27 atau sebanyak 24.5% dan yang menjawab kurang setuju sebanyak 0 atau 0%.

[image:54.612.111.592.448.616.2]

4.2.3. Deskripsi Keputusan Pembelian

Tabel 4.5. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian.

No Pertanyaan Skor Jawaban Skor

1 2 3 4 5 6 7

1

Menurut Anda, Anda mempunyai keyakinan dalam membeli rumah di perumahan pesona mutiara residance.

0 0 0 6 21 57 26 110

0% 0% 0% 5.5% 19.1% 51.8% 23.6% 100%

2

Menurut Anda, Anda tidak membeli rumah di Perumahan Pesona Mutiara Residance.

0 0 0 6 18 71 15 110

0% 0% 0% 5.5% 16.4% 64.5% 13.6% 100%

Sumber : Data kuesioner diolah

Berdasarkan tabel diatas diketahui sebagai berikut :

(55)

57 responden atau 51.8%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 7 dengan jumlah resonden 26 atau 23.6%. Artinya, sebagian besar responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 57 responden atau 51.8%, kemudian yang menjawab sangat amat setuju sebanyak 26 atau sebanyak 23.6% dan yang menjawab kurang setuju sebanyak 0 responden atau 0%.

2. Indikator kedua darikeputusan pembelian, yaitutidak melakukan pembelian, mendapat respon terbanyak pada skor 6 dengan jumlah responden sebanyak 71 atau 64.5%, kemudian terbanyak kedua pada skor 5 dengan jumlah responden 18 atau 16.4%. Artinya, sebagian besar responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 71 responden atau 64.5%, kemudian yang menjawab tidak setuju sebanyak 18 atau sebanyak 16.4% dan yang menjawab sangat setuju sebanyak 0 atau 0%.

4.2. ANALISA DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

4.2.1. Evaluasi Outlier

Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang

(56)

variabel dalam sebuah ruang multidimensional (Hair.dkk, 1998; Tabachnick & Fidel, 1996). Uji terhadap outliers multivariate dilakukan dengan menggunakan jarak Mahalanobis pada tingkat p < 1%. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan χ² (chi kuadrat) pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil uji outlier tampak pada tabel berikut : Tabel 4.6. Outlier Data

Minimum Maximum Mean Std.

Deviation N

Predicted Value 38.310 78.098 55.500 8.268 110

Std. Predicted Value -2.079 2.733 0.000 1.000 110 Standard Error of Predicted Value 3.510 14.807 8.360 1.978 110 Adjusted Predicted Value 27.595 76.636 55.219 8.891 110

Residual -61.857 56.149 0.000 30.808 110

Std. Residual -1.942 1.763 0.000 0.967 110

Stud. Residual -1.987 1.812 0.004 1.007 110

Deleted Residual -64.763 59.427 0.281 33.400 110

Stud. Deleted Residual -2.017 1.833 0.004 1.011 110 Mahalanobis Distance [MD] 0.333 22.569 6.936 3.776 110

Cook's Distance 0.000 0.077 0.011 0.013 110

Centered Leverage Value 0.003 0.207 0.064 0.035 110 (a) Dependent Variable : NO. RESP

Sumber : Lampiran

Deteksi terhadap multivariat outliers dilakukan dengan menggunakan kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat p < 0,001. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi

dengan menggunakan χ2 pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian. Bila kasus yang mempunyai Jarak Mahalanobis lebih besar dari nilai chi-square pada tingkat signifikansi 0,001 maka terjadi multivariate outliers. Nilai χ20.001 dengan jumlah indikator 7 adalah sebesar

(57)

4.2.2. Evaluasi Reliabilitas

[image:57.612.128.467.276.438.2]

Cronbach’s Alpha ini digunakan untuk mengestimasi reliabiltas setiap skala (variabel atau observasi indikator). Sementara itu item to total correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran-ukuran dan mengeliminasi butir-butir yang kehadirannya akan memperkecil koefisien Cronbach’s Alpha yang dihasilkan (Purwanto, 2002). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.7. Reliabilitas Data :

Konstrak Indikator Item to Total Correlation Koefisien Cronbach's Alpha Customer Involvement

X11 0.739

0.832

X12 0.876

X13 0.797

X14 0.705

X15 0.741

Purchase Decision

Y1 0.963

0.907

Y2 0.953

: tereliminasi Sumber

Koefisien Cronbach’s Alpha dihitung untuk mengestimasi reliabilitas setiap skala [variabel atau indikator observasian]. Sementara itu item to total correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran-ukuran dan mengeliminasi item-item yang kehadirannya akan memperkecil koefisien Cronbach’s Alpha yang dihasilkan. Proses eleminasi diperlakukan pada item to total correlation pada indikator yang nilainya < 0,5 [Purwanto,2003]. Tidak terjadi eliminasi karena nilai item to total correlation indikator seluruhnya ≥ 0,5. Indikator yang tereliminasi tidak disertakan dalam perhitungan cronbach's alpha. Perhitungan cronbach's dilakukan setelah proses eliminasi. Hasil pengujian reliabilitas konsistensi internal untuk

(58)

setiap construct di atas menunjukkan hasil baik dimana koefisien Cronbach’s Alpha yang diperoleh seluruhnya memenuhi rules of thumb yang disyaratkan yaitu ≥ 0,7 [Hair et.al.,1998].

4.2.3. Evaluasi Validitas

[image:58.612.125.487.404.540.2]

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya diukur, karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variable / construct akan diuji dengan melihat loading faktor dari hubungan antara setiap observed variable dan latent variable. Hasil analisis tampak pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.8. Validitas Data

Konstrak Indikator Faktor Loading

1 2 3 4

Customer Involvement

X11 0.673 X12 0.880 X13 0.719 X14 0.624 X15 0.636 Purchase

Decision

Y1 0.933

Y2 0.896

Sumber : Lampiran

(59)

4.2.4. Evaluasi Construct dan Variance Extracted

Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s Alpha, perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance extracted. Kedua pengujian tersebut masih dalam koridor uji konsistensi internal yang akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang sama (Purwanto, 2002). Dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50. Hasil perhitungan

[image:59.612.126.566.317.480.2]

construct reliability dan variance extracted dapat dilihat dalam tabel 4.16.

Tabel 4.9. Construct Reliability dan Variance Extracted

Konstrak Indikator

Standardize Factor Loading

SFL

Kuadrat Error [εj]

Construct Reliability Variance Extrated Customer Involvement

X11 0.673 0.453 0.547

0.835 0.508

X12 0.880 0.774 0.226

X13 0.719 0.517 0.483

X14 0.624 0.389 0.611

X15 0.636 0.404 0.596

Purchase Decision

Y1 0.933 0.870 0.130

0.911 0.837

Y2 0.896 0.803 0.197

Batas Dapat Diterima ≥ 0,7 ≥ 0,5

Sumber

Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s Alpha, perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance extracted. Kedua pengujian tersebut masih termasuk uji konsistensi internal yang akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang sama. Hasil pengujian reliabilitas instrumen dengan construct reliability dan variance extracted menunjukkan instrumen reliabel, yang ditunjukkan dengan nilai construct reliability seluruhnya ≥ 0,7. Meskipun demikian angka tersebut bukanlah

(60)

sebuah ukuran “mati” artinya bila penelitian yang dilakukan bersifat exploratory, maka nilai di bawah 0,70 pun masih dapat diterima sepanjang disertai alasan–alasan empirik yang terlihat dalam proses eksplorasi. Dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50.

4.2.5. Evaluasi Normalitas

[image:60.612.127.478.489.639.2]

Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Skewness Value dari data yang digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut z-value. Bila nilai-z lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 (1%) yaitu sebesar ± 2,58. Hasilnya diperoleh nilai c.r. multivariat diantara ± 2,58 dan itu berarti asumsi normalitas terpenuhi dan data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya. Hasil analisis tampak pada tabel berikut :

Tabel 4.10. Normalitas Data

Variable min max kurtosis c.r.

X1 5 7 -0.662 -1.417

X2 4 7 -0.085 -0.182

X3 4 7 -0.825 -1.766

X4 5 7 -0.300 -0.642

X5 4 7 -0.019 -0.041

Y1 4 7 -0.044 -0.094

Y2 4 7 0.913 1.954

Multivariate 1.526 0.713

Batas Normal ± 2,58

Sumber

Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Kurtosis Value dari data yang digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik

(61)

untuk menguji normalitas itu disebut Z-value. Bila nilai-Z lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 [1%] yaitu sebesar ± 2,58. Hasil uji menunjukkan bahwa nilai c.r. mutivariate berada di antara ± 2,58 itu berarti asumsi normalitas terpenuhi. Fenomena ini tidak menjadi masalah serius seperti dikatakan oleh Bentler & Chou [1987] bahwa jika teknik estimasi dalam model SEM menggunakan maximum likelihood estimation [MLE] walau ditribusi datanya tidak normal masih dapat menghasilkan good estimate, sehingga data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya.

4.2.6. Analisis Model One-Step Approach to SEM

Dalam model SEM, model pengukuran dan model struktural parameter-parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan terbesar disebabkan oleh terjadinya interaksi antara measurement model dan structural model yang diestimasi secara bersama-sama (one-step approach to SEM).

One-step approach to SEM digunakan apabila model diyakini bahwa dilandasi teori yang kuat serta validitas dan reliabilitas data sangat baik. (Hair.et.al, 1998).

(62)

MODEL PENGUKURAN & STRUKTURAL Customer Involvement, & Purchase Decision Model Specification : One Step Approach - Base Model

[image:62.612.176.454.81.279.2]

1 Cuctomer Involvement X1 er_1 X2 er_2 1 1 X3 er_3 1 X4 er_4 1 X5 er_5 1 Purchase Decision Y1 er_6 Y2 er_7 1 1 1 d_pd 1 Gambar. 4.1 Sumber Kriteria : Lampiran

Tabel 4.11. Evaluasi Kriteria Goodness Of Fit Indices Model One-Step Approach-Base Model

Hasil Nilai Kritis

Evaluasi Model Cmin/DF 0.578 ≤ 2,00 baik Probability 0.873 ≥ 0,05 baik

RMSEA 0.000 ≤ 0,08 baik

GFI 0.982 ≥ 0,90 baik AGFI 0.960 ≥ 0,90 baik TLI 1.021 ≥ 0,95 baik CFI 1.000 ≥ 0,94 baik Sumber : Lampiran

[image:62.612.135.425.371.506.2]
(63)

4.2.7. Uji Kausalitas

[image:63.612.135.580.265.329.2]

Dilihat dari angka determinant of sample covariance matrix : 129.368.653 > 0 mengindikasikan tidak terjadi multicolinierity atau singularity dalam data ini sehingga asumsi terpenuhi. Dengan demikian besaran koefisien regresi masing-masing faktor dapat dipercaya sebagaimana terlihat pada uji kausalitas di bawah ini.

Tabel 4.12. Hasil Uji Kausalitas

Faktor Faktor Ustd

Estimate

Std

Estimate Prob. Purchase_Decision  Cuctomer_Involvement 0.662 0.886 0.000

Batas Signifikansi ≤ 0,10

Sumber

a. Faktor Customer Involvement berpengaruh positif terhadap Faktor Purchase Decision, dapat diterima [Prob. kausalnya 0,000 ≤ 0,10 [signifikan [positif].

: Lampiran

Dilihat dari tingkat Prob. arah hubungan kausal, maka hipotesis yang menyatakan bahwa :

[image:63.612.132.583.537.678.2]

4.2.8. Analisis Undimensi First Order

Tabel 4.13. Unidimensi First order

Ustd Estimate

Std

Estimate Prob. X1 <-- Cuctomer_Involvement 0.429 0.673 0.000 X2 <-- Cuctomer_Involvement 0.690 0.880 0.000 X3 <-- Cuctomer_Involvement 0.554 0.719 0.000 X4 <-- Cuctomer_Involvement 0.374 0.624 0.000 X5 <-- Cuctomer_Involvement 0.418 0.636 0.000

Y1 <-- Purchase_Decision 1.000 0.933 0.000

Y2 <-- Purchase_Decision 0.847 0.896 0.000

(64)

4.3. PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa keterlibatan konsumen berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas kausal sebesar 0.000 ≤ 0.10 daqn nilai standar estimate sebesar positif 0.886. pengaruh yang diberikan keterlibatan konsumen adalah positif, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi keterlibatan konsumen maka semakin tinggi pula keputusan pembelian.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Mowen (1995) dalam Sutisna (2001 : 11) mengemukakan bahwa tingkat keterlibatan konsumen dalam suatu pembelian dipengaruhi oleh kepentingan personal yang dirasakan yang ditimbulkan oleh stimlus. Dengan perkataan lain, apakah seseorang merasa terlibat atau tidak terhadap suatu produk ditentukan oleh apakah dia merasa penting atau tidak dalam pengambilan keputusan pembelian produk.

Begitu juga menurut Sutisna (2001 : 15) juga menjelaskan bahwa tingkat keterlibatan konsumen yang tinggi (High Involvement) akan menyebabkan konsumen lebih banyak mencari dan menyeleksi informasi dan lebih hati-hati dalam mengambil keputusan. Karena banyaknya informasi yang dicari dan dievaluasi dalam proses pengambilan keputusan pembelian suatu produk.

Menurut Kotler (1987 : 281) menjelaskan bahwa keputusan yang lebih kompleks mungkin melibatkan partisipasi yang lebih banyak dan kebebasan pembeli yang lebih besar.

(65)

56

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan analisis SEM untuk menguji pengaruh variabel keterlibatan konsumen terhadap keputusan pembelian pada perusahaan properti perumahan Pesona Mutiara Residance Sedati - Sidoarjo, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Variabel Keterlibatan Konsumen berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian.

2. Konsumen yang telah menempati perumahan pesona mutiara residence mempunyai keterlibatan yang tinggi dalam pencarian informasi tentang berbagai tipe perumahan yang terdiri dari harga, resiko, keamanan, pendapat orang lain serta informasi yang diberikan oleh pihak pengelolah perumahan pesona mutiara residence dalam pemilihan rumah yang akan dijadikan tempaty tinggal.

3. Apabila konsumen telah mempunyai keterlibatan yang tinggi terhadap suatu produk maka konsumen akan segera memutuskan untuk melakukan pembelian terhadap produk yang diinginkan.

5.2. SARAN

(66)

1. Pihak pengelola Perumahan Pesona Mutiara Residance diharapkan lebih meminimalkan resiko-resiko (seperti adanya polemic yang timbul dimasyarakat tentang Lumpur lapindo porong) yang akan menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih rumah.

2. factor loading tertinggi yang membentuk keterlibatan konsumen adalah indicator resiko, jadi konsumen lebih mengutamakan factor resiko dalam pemilhan rumah, agar tidak terjadi kesalahan dalam pemilihan lokasi sebagai tempat tinggal.

(67)

Anderson, J.C and D.W, Gerbing. (1988). Structural Equation Modeling in Practice : A Review and Recommended Two-Step Approach. psycoloiycalBulletin, 103 (3) 411-23.

Assael, Henry, (1998), “Consumer behavior And Marketing Action”, Sixt edition, Cincinanti Ohio, South – Weastern College Publising

Bentler, P.M. and CP, Chou. (1987). Pratical Issue in Structural Modeling, Sociological Methods and Research. 16 (1) : 78-117.

Ferdinand, Augusty, (2002), Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen, Edisi 2, Penerbit BP UNDIP, Semarang.

Hair, J.F. et. al. (1998), “ Multivariate Data Analysis”, Fifth Edition, Prentice-Hall International, Inc., New Jersey.

_____________.(2001), “Pemasaran”,Jilid I, Penerbit : Empat Salemba, Jakarta.

Kotler, Philip dan Amstrong ( 2001), “Prinsip-Prinsip Pemasaran” , Erlangga : Jakarta. __________________, (2000), “Marketing Manajemen The Millinium Edition”, Upper

Saddle River, New Jersey, Printice Hall.

__________________,( 1987), “ Dasar- Dasar Pemasaran Jilid I”, Intermedia : Jakarta. __________________, (1997), “ Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan

Implementasi dan Kontrol “ Jilid 2. PT. Prentallinco, Jakarta.

Mowen, John C, (1995), “ Consumer Behavior ”,Fourth Edition, Printice – Hall International, Inc. New Jersey.

Peter, Paul J dan Jerry C. Olson, (1999), Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran Jilid I, Penerbit : Erlangga, Jakarta.

(68)

Jakarta.

Sridar, G. (2007), “Consumer Involvement In Product Choice – A Demographic Analysis”, Vitakshan, XIMB Journal of Management.

Stanton, William, J, (1984). “Prinsip Pemasaran Jilid I”, Erlangga : Jakarta. Sumarwan, Ujang. (2002). “Perilaku Konsumen”. Ghalia Indonesia : Bogor. Sumarto. UPN Veteran Surabaya Lecturer.

Sutisna, (2003), “Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran”, Rosdakarya : Bnadung.

Thiono, Handri, (2009), “Properti Rumah Tinggal : Tetap optimis”, Harian Kompas.

Sumber Jurnal :

Darsono, Licen, Indahwati dan Dharmmesta, Basu, Swastha. (2005), “ Kontribusi Involvement dan Trust In A Brand dalam Membangun Loyalitas Pelanggan “, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 20, No. 3, 287 – 304.

Gambar

Tabel  1.1
Gambar 1.1 Data Perkembangan Penjualan Rumah Secara Nasional Mulai Tahun 2004
Tabel 1.1 Data Penjualan Rumah di Perumahan Pesona Mutiara Residence Tahun
Gambar 2.1 Model Sederhana Perilaku Konsumen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh variasi temperatur pemanasan larutan pati terhadap sifat kekuatan tarik dan pemanjangan saat putus bioplastik dari pati biji

coli H 3 S karena tidak adanya perubahan warna menjadi hitam pada bagian dasar Pada uji indol memberikan hasil positif dimana terlihat berupa cincin merah, bakteri E.coli

Dalam pengecekan keabsahan temuan, peneliti menggunakan teknik sebagai berikut:.. Triangulasi, merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu

Sumber daya alam (SDA) adalah segala sesuatu yang muncul secara alami yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia pada umumnya. Yang tergolong di

Sepeda motor merupakan moda yang paling banyak dimiliki oleh rumah tangga responden, diikuti oleh sepeda, dan mobil. Dari responden yang diwawancara, terdapat 97% yang

dalam keadaan sedang, dimana mobil yang dikendarai terdakwa berada pada jalur kanan dikarenakan mobil yang berada di depan mobil yang dikemudikan terdakwa berbelok ke

• Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik memperolehpenempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar,

Bagaimana implementasi Rekrutmen politik dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik yang dilakukan