• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis The Monday Effect Di Bursa Efek indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis The Monday Effect Di Bursa Efek indonesia."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS THE MONDAY EFFECT DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

Oleh :

I KETUT TEGUH DHARMA PUTRA NIM: 1115351027

PROGRAM EKSTENSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

i

ANALISIS THE MONDAY EFFECT DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

Oleh :

I KETUT TEGUH DHARMA PUTRA NIM: 1115351027

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana Denpasar

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh pembimbing, serta diuji pada tanggal : 5 Januari 2016

Tim Penguji : Tanda tangan

1. Ketua : Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE., MSi., Ak ………

2. Sekertaris : Putu Agus Ardiana, SE, MM, M.Acc&fin, Ak ………

3. Anggota : Drs. I Wayan Putra, MSi ………

Mengetahui,

Ketua Jurusan Akuntansi

Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE., MSi., Ak NIP.19650323 199103 1004

Pembimbing

(4)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau yang diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiat, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 5 Januari 2016 Mahasiswa

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Analisis The Monday Effect di Bursa Efek Indonesia” dapat terselesaikan

sesuai dengan yang direncanakan.

Penulis menyadari, bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, SE., MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2. Bapak Dr. I Gusti Wayan Murjana Yasa, SE., M.Si., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3. Bapak Prof. Dr. I Made Wardana, SE., M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4. Bapak Dr. Gerianta Wirawan Yasa, SE., M.Si., selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

5. Bapak Dr. A.A.G.P Widanaputra, SE., M.Si.,Ak dan Bapak Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

6. Bapak Drs. I Ketut Suardhika Natha, M.Si selaku Ketua Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

(6)

v

8. Bapak Putu Agus Ardiana, SE., MM., M.Acc&Fin., Ak selaku Dosen Pembimbing terima kasih atas waktu, bimbingan, masukan, kesabaran serta motivasi selama penyelesaian skripsi ini.

9. Keluarga tercinta atas dukungan materi dan spiritual serta doanya yang tulus dan tiada hentinya untuk memotivasi penulis dalam studi.

10.Teman seperjuangan Diploma yang melanjutkan ke Ekstensi yang selalu memberikan doa dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

11.Semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan motivasi dan perhatian sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung jawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Denpasar, 5 Januari 2016

(7)

vi

Judul : Analisis The Monday Effect di Bursa Efek Indonesia Nama : I Ketut Teguh Dharma Putra

NIM : 1115351027

ABSTRAK

Dalam penelitian di berbagai negara banyak ditemukan adanya seasonal anomaly pada pasar saham, salah satunya adalah fenomena Monday Effect. Adanya keberagaman hasil penelitian mendorong peneliti melakukan penelitian mengenai fenomena Monday Effect di Bursa Efek Indonesia. Pendekatan yang digunakan adalah dengan melakukan pengujian hipotesis melalui analisis regresi. Data yang digunakan adalah return harian periode 2007-2013.

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa selama periode 2007-2013, tidak terdapat anomali Monday Effect di Bursa Efek Indonesia. Hasil uji regresi juga menunjukan bahwa return negatif pada hari Senin tidak terkonsentrasi pada Senin dua minggu terakhir dan return hari Senin di Bursa Efek Indonesia tidak dipengaruhi oleh return hari Jumat pada minggu sebelumnya.

(8)

vii

2.1.1.2 Saham Preferen (Prefered Stock) ... 10

2.1.1.3 Saham Preferen Kumulatif (Cummulative Prefered Stock)... 12

2.1.2 Return (Keuntungan) Saham ... 13

2.1.3 The Day Of The Week Effect ... 15

2.1.4 The Monday Effect ... 16

2.2 Penelitian Terdahulu ... 18

2.3 Hipotesis Penelitian ... 19

2.3.1 Perbedaan Return saham pada hari Senin dan hari lainnya ... 20

2.3.2 Return Saham terendah terkonsentrasi pada hari Senin dua minggu terakhir setiap bulannya ... 21

2.3.3 Pengaruh Return Hari Jumat Minggu Sebelumnya terhadap Return Hari Senin ... 21

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 23

3.2 Lokasi Penelitian ... 23

3.3 Obyek Penelitian ... 23

3.4 Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya ... 24

3.4.1 Variabel Dependent ... 24

(9)

viii

3.6 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 29

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 29

3.8 Teknik Analisis Data ... 30

3.8.1 Analisis Deskriptif ... 30

3.8.2 Analisis Regresi ... 30

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Data Deskriptif ... 31

4.1.1 Deskriptif Statistik Data Hipotesis 1 ... 31

4.1.2 Deskriptif Statistik Data Hipotesis 2 ... 33

4.1.3 Deskriptif Statistik Data Hipotesis 3 ... 34

4.2 Hasil Penelitian ... 36

4.2.1 Pengujian Hipotesis 1 ... 36

4.2.2 Pengujian Hipotesis 2 ... 38

(10)

ix DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

4.1 Deskriptif Statistik Data Hipotesis 1 ... 31

4.2 Deskriptif Statistik Data Hipotesis 2 ……….. 33

4.3 Deskriptif Statistik Data Hipotesis 3 ……….. 34

4.4 Pengujian Hipotesis 1 Model Diskrit ………. 36

4.5 Pengujian Hipotesis 1 Model Kontinyu ………. 37

4.6 Pengujian Hipotesis 2 ……… 38

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

4.1 Pergerakan Rata-Rata Return Saham Harian ………... 32

4.2 Pergerakan Rata-Rata Return Hari Senin Berdasarkan Minggu ... 33

4.3 Pergerakan Return Hari Senin dengan Return Hari Jumat

Minggu Sebelumnya (Model Diskrit) ……….. 35

4.4 Pergerakan Return Hari Senin dengan Return Hari Jumat

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1. Hasil Olah Data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Model

Diskrit dan Model Kontinyu Periode 2007-2013 ……… 44

2. Hasil Uji T-Test Hipotesis 1 ……… 78

3. Hasil Uji T-Test Hipotesis 2 ……… 88

(13)
(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pasar modal adalah salah satu sarana alternatif untuk menghimpun dana jangka panjang dari masyarakat selaku investor di dalam menunjang pembangunan suatu negara. Masyarakat selaku investor akan selalu berusaha mencari keuntungan (return) dari setiap aktivitas perdagangan yang terjadi di pasar modal. Sedangkan perusahaan dapat menghimpun dana dari masyarakat untuk mengatasi kesulitan finansial yang dialaminya. Pasar modal, selain sebagai suatu sarana untuk mencari dana bagi perusahaan, juga sebagai wadah investasi bagi investor. Untuk itu dalam menciptakan iklim investasi yang baik dan berlakunya pelaksanaan serta pengawasan yang baik maka ada lembaga yang mengatur.

(15)

2

mempunyai kelebihan dana (lender) ke pihak yang memerlukan dana (borrowers) (Husnan, 2003).

Dalam dunia investasi saham, dikenal adanya market timing yang menjelaskan kapan saat yag tepat untuk berada di dalam dan di luar pasar atau dapat diartikan investor memperhatikan kapan waktu yang tepat untuk membeli aset dan kapan waktu yang tepat untuk menjual aset. Dengan melihat market timing yang tepat maka investor dapat memperoleh keuntungan dan meminimalisasi resiko. Berbeda dengan hipotesis pasar efisien menurut Fama (1970) menunjukkan suatu keadaan di mana pada suatu waktu tertentu harga akan mencerminkan seluruh informasi yang tersedia di pasar saham tertentu. Berdasarkan hipotesis pasar efisien investor seharusnya tidak dapat memperoleh keuntungan di atas rata-rata (abnormal return) dalam memprediksi tingkat pengembalian suatu saham.

Banyak penelitian yang memberikan bukti empiris yang mendukung konsep pasar yang efisien. Namun di sisi lain muncul sejumlah penelitian yang menyatakan adanya anomali pasar yang merupakan penyimpangan terhadap hipotesis pasar yang efisien. Anomali tersebut melanggar hipotesis mengenai efisiensi pasar bentuk lemah disebabkan adanya return yang tidak random, tetapi dapat diprediksi berdasarkan pengaruh kalender tertentu. Anomali pasar tersebut antara lain low P/E ratio, January effect, size effect, day of the week effect dan The Monday Effect.

The Monday Effect adalah adanya kondisi di mana return saham secara

(16)

3

hari Senin dapat diprediksi maka dapat dirancang suatu pedoman yang dapat memanfaatkan pola musiman tersebut untuk mendapatkan return abnormal, yaitu selisih antara return yang diharapkan dengan return yang didapatkan. Padahal pada pasar yang efisien seharusnya tidak akan muncul suatu pola pergerakan harga yang bersifat konstan dan bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan return abnormal.

Banyak penelitian telah membuktikan pengaruh the Monday Effect terhadap return saham. Penelitian dengan tema tersebut pertama kali dilakukan oleh Fields pada tahun 1931 yang membuktikan bahwa return pada hari Senin berbeda dengan return pada hari-hari lainnya (Budileksmana, 2005). Jaffe, Wasterfield dan Ma (Budileksmana, 2005) juga membuktikan bahwa return pada hari Senin dipengaruhi oleh kondisi pasar selama semingu sebelumnya. Hal ini dudukung hasil penelitian Abraham dan Ikenberry (Budileksmana, 2005) yang membuktikan bahwa the Monday Effect sebagian besar dipengaruhi oleh terjadinya return negatif pada hari Jumat sebelumnya.

(17)

4

Penelitian tentang fenomena the Monday Effect di Indonesia juga dilakukan oleh Tahar dan Indrasari (2004) terhadap perusahaan LQ 45 yang listed di BEJ. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat abnormal return yang negatif pada hari Senin sedangkan di hari – hari yang lain abnormal return menununjukkan nilai positif. Kesimpulan yang sama juga diambil Budileksmana (2005) dalam penelitiannya yang menggunakan sampel indeks pasar di BEJ pada tahun 1999 – 2004. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat abnormal return yang negatif pada hari Senin sedangkan di hari – hari yang lain abnormal return menununjukkan nilai positif. Sementara itu Manurung (2001) dengan menggunakan model yang dipakai French (1980) dengan proxy Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam periode penelitian Januari 1993 sampai Oktober 2000 secara keseluruhan tidak menemukan adanya the Monday Effect di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia).

Karena adanya keberagaman atau ketidak konsistenan hasil penelitian terdahulu mengenai the Monday Effect di pasar modal Indonesia, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai fenomena the Monday Effect di Bursa Efek Indonesia (BEI). Fokus analisis penelitian ini

ditekankan pada return pasar pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI dengan mengambil periode pengamatan 2007-2013.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

(18)

5

1. Apakah return saham pada hari Senin berbeda dengan return pada hari – hari lainnya?

2. Apakah return saham terendah pada hari Senin terkosentrasi pada Senin dua minggu terakhir pada setiap bulannya?

3. Apakah return saham pada hari Jumat minggu sebelumnya berpengaruh terhadap return saham pada hari Senin?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan paparan rumusan masalah tersebut maka penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui perbedaan return saham pada hari Senin berbeda dengan return pada hari – hari lainnya

2. Untuk membuktikan return saham terendah pada hari Senin terkosentrasi pada Senin dua minggu terakhir pada setiap bulannya.

3. Untuk membuktikan pengaruh return saham pada hari Jumat sebelumnya di BEI terhadap return saham pada hari Senin.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat bermanfaat:

1. Bagi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sebagai tambahan referensi untuk meminimalisir terjadinya kerugian perusahaan akibat the Monday Effect.

(19)

6

3. Bagi akademisi, diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan informasi, pengetahuan atau sebagai bahan referensi mengenai pengaruh the Monday Effect terhadap tingkat keuntungan saham.

1.5 Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab. Secara garis besar, isi dari masing-masing bab dijelaskan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini dikemukakan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian

Pada bab ini diuraikan mengenai landasan teori dan konsep yang berkaitan dengan pembahasan masalah yang dapat digunakan sebagai dasar acuan penelitian, pembahasan hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan skripsi ini, hipotesis penelitian dan kerangka pemikiran.

Bab III Metode Penelitian

(20)

7

Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan mengenai karakteristik sampel, deskripsi variabel penelitian, hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian berdasarkan teknik analisis data yang digunakan.

Bab V Simpulan dan Saran

(21)
(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Saham

Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas, sebagai tanda bukti penyertaan tersebut dikeluarkan surat kolektif kepada pemilik yaitu pemegang saham (Sumantoro, 1990). Perusahaan tetap menjual sahamnya kepada masyarakat meskipun hal tersebut dapat mengurangi atau menghilangkan kekuasaan kontrol atas perusahaannya dengan pertimbangan sebagai berikut (Sumantoro, 1990):

a. Untuk menghimpun dana yang diperlukan bagi pembelanjaan perusahaan.

b. Untuk memberi kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta dalam pengelolaan dan perkembangan perusahaan.

c. Untuk lebih memberikan peluang untuk partisipasi pengelolaan perusahaan.

Perdagangan saham dilakukan di Bursa Efek yaitu tempat bertemunya penjual dana dan pembeli dana yang di pasar modal atau Bursa tersebut diperantarai oleh para anggota bursa selaku pedagang perantara perdagangan efek untuk melakukan transaksi jual-beli (Sumantoro,1990).

(23)

2

Saat pertama kali sekuritas tersebut diperdagangkan di bursa efek biasanya memerlukan waktu sekitar enam sampai delapan minggu dari saat Initial Public Offering. Pada waktu sekuritas tersebut mulai diperdagangkan di bursa, dikatakan sekuritas tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. Jadi bursa efek merupakan suatu tempat untuk memperdagangkan sekuritas tersebut.

Saham disebut juga Variable Income Securities karena frekuensi dan besarnya deviden yang diterima investor tidak tentu, hal ini dipengaruhi oleh laba atau rugi yang dihasilkan oleh perusahaan. Bentuk saham adalah selembar kertas yang didalamnya menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik dari perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Saham ada tiga macam, yaitu saham biasa (common stock), saham preferen (preferred stock) dan saham bonus (bonus stock) (Hartono, 2007).

Pada proses ini juga dapat dicatat bahwa penjualan saham kepada masyarakat sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk ikut serta menunjang program pemerataan pendapatan kepada masyarakat luas pemegang saham. Adapun jenis-jenis saham adalah sebagai berikut (Riyanto, 1995):

2.1.1.1 Saham Biasa (Common Stock)

(24)

3

perusahaan yang menderita kerugian, selama kerugian itu belum dapat ditutup, maka selama itu perusahaan tidak diperbolehkan membayar dividen.

Adapun fungsi saham dalam perusahaan adalah:

1) Sebagai alat untuk membelanjai perusahaan dan terutama sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan akan modal permanen.

2) Sebagai alat untuk menentukan pembagian laba.

3) Sebagai alat untuk mengadakan fusi atau kombinasi dari perusahaan-perusahaan.

4) Sebagai alat untuk menguasai perusahaan.

2.1.1.2 Saham Preferen (Prefered Stock)

Pemegang saham preferen mempunyai beberapa “preferensi“

tertentu dibandingkan dengan pemegang saham biasa, terutama dalam hal-hal:

1) Pembagian Dividen

Dividen dari saham preferen diambilkan lebih dahulu, kemudian sisanya barulah disediakan untuk saham biasa. Dividen saham preferen dinyatakan dalam persentase tertentu dari nilai nominalnya.

2) Pembagian Kekayaan

(25)

4

mempunyai hak suara dalam rapat umum pemegang saham. Adapun persamaannya adalah bahwa pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen hanya berhak menerima dividen apabila perusahaan mendapatkan keuntungan.

2.1.1.3 Saham Preferen Kumulatif (Cummulative Prefered Stock)

Jenis saham ini pada dasarnya sama dengan saham preferen. Perbedaannya hanya terletak pada adanya hak kumulatif pada saham preferen kumulatif. Dengan demikian pemegang saham preferen kumulatif apabila tidak menerima dividen selama beberapa waktu karena besarnya laba tidak mengijinkan atau karena adanya kerugian, pemegang jenis saham ini di kemudian hari apabila perusahaan mendapatkan keuntungan berhak untuk menuntut dividen-dividen yang tidak dibayarkan di waktu-waktu yang lampau.

Ada beberapa faktor berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pasar modal (Husnan, 2003), antara lain:

a. Penawaran sekuritas, faktor ini menunjukkan banyaknya perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas di pasar modal.

(26)

5

distribusi pandapatan akan mempengaruhi besar kecilnya permintaan akan sekuritas.

c. Kondisi politik dan ekonomi, kondisi politik yang stabil dan mantap akan membantu mendorong pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya akan mempengaruhi besarnya penawaran dan permintaan akan sekuritas.

d. Hukum dan peraturan perundang-undangan, investor pada dasarnya mengandalkan diri pada informasi yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan yang menerbitkan sekuritas. Oleh karena itu kecepatan, kelengkapan, dan kebenaran informasi menjadi hal yang sangat penting untuk dihasilkan perusahaan, dan peraturan yang melindungi pemodal dari informasi yang tidak benar dan menyesatkan mutlak diperlukan. e. Lembaga-lembaga pendukung pasar modal seperti BAPEPAM, bursa

efek, akuntan publik, wali amanat, notaris, konsultan hukum, dan lembaga clearing. Lembaga-lembaga pendukung tersebut perlu bekerja secara profesional agar informasi yang dihasilkan dan digunakan oleh para pemodal untuk mengambil keputusan bisa diandalkan (reliable) dan transaksi dapat diselesaikan secara cepat dan murah. Kedua faktor tersebut diperlukan agar pasar modal dapat berfungsi dengan efisien.

2.1.2 Return (Keuntungan) Saham

(27)

6

resiko kerugian yang sekecil mungkin, sehingga para investor berusaha menentukan tingkat keuntungan investasi yang optimal dengan menentukan konsep investasi yang memadai. Konsep ini penting karena tingkat keuntungan yang diharapkan dapat diukur. Dalam hal ini tingkat keuntungan dihitung berdasarkan selisih antara capital gain dan capital loss. Rata-rata return saham biasanya dihitung dengan mengurangkan harga saham periode

tertentu dengan harga saham periode sebelumnya dibagi dengan harga saham sebelumnya.

Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi dan return ekspektasi yang belum terjadi namun di harapkan dapat terjadi dimasa mendatang. Return realisasi (Realized Return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan dan dihitung berdasarkan data hitoris. return ekspektasi (Expected Return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi. (Hartono, 2007).

Komponen return meliputi:

(28)

7

b. Yield merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara periodik, misalnya berupa deviden. Yield dinyatakan dalam presentase dari modal yang ditanamkan (Halim, 2003).

Untuk melakukan investasi dalam bentuk saham diperlukan analisis untuk mengukur nilai saham yang salah satunya adalah analisis fundamental. Tujuan analisis fundamental adalah menentukan apakah nilai saham berada pada posisi undervalue atau overvalue. Saham dikatakan undervalue bilamana return saham di pasar saham lebih kecil dari harga wajar atau nilai yang seharusnya, demikian juga sebaliknya. Dapat dikatakan bahwa untuk memperkirakan return saham dapat menggunakan analisa fundamental yang menganalisa kondisi keuangan dan ekonomi perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Analisanya dapat meliputi trend penjualan dan keuntungan perusahaan, kualitas produk, posisi persaingan perusahaan di pasar, hubungan kerja pihak perusahaan dengan karyawan, sumber bahan mentah, peraturan-peraturan perusahaan dan beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai saham perusahaan tersebut.

(29)

8

harga saham dimasa yang akan datang dan menerapkan hubungan faktor-faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran return saham.

Return saham dapat diukur sebagai berikut (Hartono, 2007):

Senin dengan hari-hari lainnya dalam seminggu secara signifikan (Damodaran, 1996). Biasanya return yang signifikan negatif terjadi pada hari Senin sedangkan return positif terjadi pada hari – hari lainnya.

Pengaruh hari perdagangan terhadap return saham merupakan fenomena yang menarik untuk diperhatikan. Fenomena ini merupakan bagian dari anomali teori pasar efisien. Pada teori pasar efisien menyatakan bahwa return saham tidak berbeda pada setiap hari perdagangan. Namun fenomena day of the week effect menyatakan bahwa terdapat perbedaan return untuk masing – masing hari perdagangan dalam satu minggu dimana pada hari Senin cenderung menghasillkan return yang negatif.

(30)

9

perdagangan harian di NYSE yang dilakukan oleh investor individual, dimana diperoleh hasil bahwa return saham pada hari Senin cenderung negatif dibandingkan pada hari perdagangan yang lain. Sejalan dengan hasil tersebut, Kamaludin (Iramani, 2006) menemukan adanya The day of the week effect pada Bursa Efek Jakarta untuk periode 1999-2003 dimana return terendah terjadi pada hari Senin dan return tertinggi pada hari Jumat.

2.1.4 The Monday Effect

The Moday effect adalah salah satu bagian dari The Day of The Week Effect yaitu suatu seasonal anomaly (anomali musiman) atau calendar effect (efek kalender) yang terjadi pada pasar financial yaitu ketika return

saham secara signifikan negatif paada hari Senin (Mehdian dan Perry dalam Budileksmana, 2005).

(31)

10

tidak dapat digunakan untuk memprediksi return untuk masa selanjutnya dan return tidak dapat diprediksi berdasarkan pengaruh kalender tertentu.

Penelitian model random walk tentang The Monday Effect pertama kali dilakukan oleh Fields (1931) yang kemudian dilanjutkan oleh French (1980) serta Lakonishok dan Maberly (dalam Budileksmana, 2005) yang membuktikan bahwa return pada hari Senin adalah berbeda dengan return pada hari – hari lainnya. Dengan adanya seasonal anomaly (anomali musiman) atau efek kalender pada pasar finasial, maka hal ini menyebabkan return pada hari Senin adalah dapat diprediksi. Sehingga akhirnya dapat dirancang suatu pedoman pasar yang dapat memanfaakan pola musiman tersebut untuk mendapatkan abnormal return. Padahal pada pasar yang efisien, seharusnya tidak akan muncul suatu pola pergerakan harga yang bersifat konstan dan bisa dimanfaarkan untuk mendapatkan abnormal return.

(32)

11

individu masuk atau keluar dari pasar karena alasan likuiditas dan likuiditas bersifat musiman, maka pola perdagangan investor individual bersifat musiman. Hal ini disebabkan banyaknya pembayaran bulanan yang harus dilakukan pada saat mendekati akhir bulan sehingga pada saat tersebut diperlukan likuiditas yang lebih intensif. Oleh karena itu, investor individual cenderung membeli saham pada awal bulan dan menjualnya pada akhir bulan (Budileksmana, 2005).

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan Budileksmana (2005) juga menunjukkan bahwa The Monday Effect berkorelasi positif terhadap return pada hari Jumat minggu sebelumnya atau dapat dikatakan bahwa return pada hari Senin tidak random dan dapat diprediksi secara sistematis berdasarkan kondisi pasar hari Jumat minggu sebelumnya.

2.2 Penelitian Terdahulu

Budileksmana (2005) dalam penelitian berjudul “Fenomena The Monday

(33)

12

penelitian ini tidak dapat membuktikan hipotesisnya bahwa return yang terendah pada hari Senin di BEJ terkosentrasi pada Senin dua minggu terakhir setiap bulannya.

Iramani (2006) dengan penelitian berjudul “Studi tentang Pengaruh Hari

Perdagangan Terhadap Return Saham pada BEJ” menyimpulkan bahwa hari perdagangan berpengaruh secara signifikan terhadap return saham pada BEJ. Hasil empiris ini mendukung teori anomali pasar efisien atau the day of week effect yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh hari perdagangan dalam seminggu terhadap return saham. Hasil analisis tersebut juga menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara return hari Senin dan return hari Selasa, dimana pada hari Senin return bernilai negatif dan pada hari Selasa return bernilai positif. Hal ini membuktikan terjadinya Monday effect di BEJ.

Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan Tahar dan Indrasari (2004) yang menununjukkan adanya kecenderungan munculnya fenomena The Monday Effect di Bursa Efek Jakarta, yaitu dengan adanya abnormal return

negatif pada hari Senin sedangkan untuk hari – hari yang lain menunjukkan abnormal return yang negatif.

2.3 Hipotesis Penelitian

(34)

13

2.3.1 Perbedaan Return saham pada hari Senin dan hari lainnya

The Monday effect adalah salah satu bagian dari The Day of The Week

Effect yaitu suatu seasonal anomaly (anomali musiman) atau calendar effect

(efek kalender) yang terjadi pada pasar financial yaitu ketika return saham secara signifikan negatif paada hari Senin. Anomali tersebut melanggar hipotesis mengenai efisiensi pasar bentuk lemah. Hipotesis efisiensi pasar bentuk lemah menganggap bahwa informasi yang terkadung dalam harga saham historis adalah sepenuhnya tergambarkan dalam harga saham yang sekarang dan informasi tersebut tidak dapat digunakan untuk mendapatkan excess return. The Monday Effect ditandai dengan nilai return negatif pada

hari Senin. Beberapa alasan yang mengakibatkan terjadinya The Monday Effect disebabkan adanya aksi profit taking yang dilakukan para investor pada hari Jumat pada minggu sebelumnya dan menjadi penyebab return negatif pada hari Senin. Alasan lainnya adalah bahwa pada umumnya bahwa perusahaan yang ingin menyampaikan informasi yang buruk (bad news) akan menunggu waktu yang tepat yakni pada akhir pekan dengan tujuan agar para investor memiliki waktu luang selama hari libur bursa (Sabtu dan Minggu) untuk mengevaluasi kembali kinerja emiten terhadap informasi yang ada tersebut.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka hipotesis pertama dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

(35)

14

2.3.2 Return Saham terendah terkosentrasi pada hari Senin dua minggu terakhir setiap bulannya

The Monday Effect salah satunya ditandai dengan nilai return negatif

pada hari Senin minggu ketiga dan keempat setiap bulannya (Wang, Li & Erickson dalam Budileksmana 2005). Hal tersebut terjadi akibat investor individual lebih banyak bertransaksi daripada investor institusional dan pola perdagangan investor individual adalah bersihat musiman yaitu investor individual cenderung membeli saham pada awal bulan dan menjualnya pada akhir bulan. Sedangkan return pada hari Senin minggu pertama dan minggu kedua tidak signifikan bernilai negatif atau sama dengan nol.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka hipotesis kedua dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

H2 : Return yang terendah pada hari Senin di Bursa Efek Indonesia terkonsentrasi pada Senin dua minggu terakhir setiap bulannya.

2.3.3 Pengaruh Return Hari Jumat Minggu Sebelumnya terhadap Return Hari Senin

(36)

15

karena semakin dominannya perdagangan oleh institusional pada saham tersebut. Sedangkan pada saham yang diperdagangka dalam jumlah kecil masih terdapat gejala The Monday Effect, karena investor individual lebih sering melakukan perdagangan pada saham.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka hipotesis ketiga dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Referensi

Dokumen terkait

Hal yang melatarbelakangi persepsi petani sangat baik terhadap peran penyuluh dalam hal ini tingkat kemudahan inovasi penyuluh dapat dengan mudah dipraktekkan

Setelah penulis selesai menyusun skripsi tentang aplikasi multimedia sebagai media pembelajaran pengenalan rumah adat di Indonesia berbasis multimedia untuk anak

Skripsi ini membahas tentang efektivitas penerapan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kreativitas berpikir peserta didik pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di

Sedangkan sel surya adalah sebuah alat yang mengkonversikan energi foton (cahaya sebagai partikel) menjadi energi listrik. Agar mampu menjadi sumber tenaga listrik dengan daya

Based on the quantitative analysis, it seems that Latin words borrowed in the third period are used in the great number in the tale (91.61%).. This proves that the uses

Substitusi Silase Secara Kimiawi Limbah Padat Surimi Ikan Swanggi (Priacanthus macracanthus) pada Tepung Ikan terhadap Retensi Protein dan Retensi Lemak Ikan Nila (Oreochromis

Pembuatan alat pengukur kecepatan dan arah angin diharapkan dapat membuat alat pengukur kecepatan dan arah angin dengan biaya yang lebih efisien dan dapat digunakan pada kehidupan

Hasil penelitian ini berkaitan dengan teori yang disebut dengan teori agensi yang menyatakan bahwa profit yang tinggi bagi suatu perusahaanakan memberikan kesempatan pada