• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Terapi Teka Teki Silang Terhadap Fungsi Kognitif Pada Lansia Dengan Kecurigaan Demensia Di Banjar Muding Klod.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Terapi Teka Teki Silang Terhadap Fungsi Kognitif Pada Lansia Dengan Kecurigaan Demensia Di Banjar Muding Klod."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

xvi

DAFTAR SINGKATAN

Lansia : Lanjut Usia

TTS : Teka Teki Silang

BIMC :Blessed Information Memory Concentration BOMC :Blessed Orientation Memory Concentration FAQ :Functional Activitie Questionnaire

STMS :Short Test of Mental Status

CDT :Clock Drawing Test

MMSE :Mini Mental State Exam

(2)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Lampiran 2 Realisasi Dana Penelitian

Lampiran 3 Instrumen Pengumpulan Data MMSE

Lampiran 4 Standar Prosedur Operasional Teka Teki Silang Lampiran 5 Pernyataan Keaslian Penulisan

Lampiran 6 Surat Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 7 Lembar Informasi

Lampiran 8 Teka Teki Silang Lampiran 9 Master Tabel

Lampiran 10 Dokumentasi Penelitian Lampiran 11 Hasil Analisis Uji Statistik Lampiran 12 Surat-surat

(3)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 Definisi Operasional ... 30 Tabel 2 Hasil Uji Kappa terhadap Peneliti Pendamping... 39 Tabel 3 Hasil UjiShapiro-Wilk... 45 Tabel 4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia pada

Lansia dengan Kecurigaan Demensia di Banjar Muding Klod ... 48 Tabel5 Karakteristik Fungsi Kognitif Pre TestResponden Berdasarkan Usia

pada Lansia dengan Kecurigaan Demensia di Banjar Muding Klod .... 48 Tabel 6 Karakteristik Fungsi Kognitif Post Test Responden Berdasarkan

Usia pada Lansia dengan Kecurigaan Demensia di Banjar Muding Klod... 49 Tabel 7 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin pada Lansia dengan Kecurigaan Demensia di Banjar Muding Klod ... 49 Tabel 8 Karakteristik Fungsi Kognitif Pre TestResponden Berdasarkan Jenis

Kelamin pada Lansia dengan Kecurigaan Demensia di Banjar Muding Klod ... 50 Tabel 9 Karakteristik Fungsi Kognitif Post Test Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin pada Lansia dengan Kecurigaan Demensia di Banjar Muding Klod ... 50 Tabel 10Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Pendidikan pada Lansia dengan Kecurigaan Demensia di Banjar Muding Klod ... 51 Tabel 11Karakteristik Fungsi Kognitif Post Test Responden Berdasarkan

Pendidikan pada Lansia dengan Kecurigaan Demensia di Banjar Muding Klod ... 51 Tabel 12Karakteristik Fungsi Kognitif Post Test Responden Berdasarkan

Pendidikan pada Lansia dengan Kecurigaan Demensia di Banjar Muding Klod ... 52 Tabel 13Distribusi Fungsi Kognitif pada Lansia dengan Kecurigaan

(4)

xiv

(5)

xii

DAFTAR GAMBAR

(6)

xii

DAFTAR GAMBAR

(7)

i

2.1.2 Perubahan-perubahan yang Terjadi pada Lansia ...9

2.2 Fungsi Kognitif pada Lansia ...10

2.2.1 Definisi Fungsi Kognitif ...10

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Kognitif...10

2.2.3 Perubahan Fungsi Kognitif ...11

2.2.4 Aspek-Aspek Kognitif ...13

2.2.5 Alat Ukur Fungsi Kognitif ...15

2.2.6 Interpretasi MMSE...19

2.3 Demensia...20

2.3.1 Definisi Demensia...20

(8)

x

2.3.3 Tanda dan Gejala ...21

2.3.4 Dampak Demensia ...21

2.3.5 Pemeriksaan Demensia ...22

2.3.6 Penatalaksanaan Demensia ...22

2.4 Teka Teki Silang .... ...23

2.4.1 Definisi Teka Teki Silang ...23

2.4.2 Manfaat Teka Teki Silang...23

2.4.3 Waktu yang dibutuhkan dalam Teka Teki Silang ...24

2.4.2 Prosedur Terapi Teka Teki Silang ...24

2.4 Hubungan Terapi Teka Teki Silang terhadap Fungsi Kognitif Lansia Demensia...25

BAB III KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsep ...27

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ...28

3.2.1 Variabel Penelitian ...29

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ...33

4.3.1 Tempat Penelitian ...33

4.3.2 Waktu Penelitian ...33

4.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Penelitian ...33

4.4.1 Populasi Penelitian ...33

4.4.2 Sampel Penelitian...33

4.4.3 Teknik Sampling ...34

4.5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data...35

4.5.1 Jenis Data yang Dikumpulkan ...35

4.5.2 Cara Pengumpulan Data...35

4.5.3 Instrumen Pengumpulan Data ...38

4.5.4 Etika Penelitian ...40

4.6 Pengolahan dan Analisa Data ...43

4.6.1 Teknik Pengolahan Data ...43

(9)

xi

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian ...46

5.1.1 Kondisi Lokasi Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian ...46

5.1.2 Hasil Penilaian terhadap Subyek Penelitian ...52

5.1.3 Hasil Analisis Data Bivariat ...54

5.2 Pembahasan...55

5.2.1 Perkembangan Fungsi Kognitif pada Lansia dengan Kecurigaan Demensia Sebelum diberikan Terapi Teka Teki Silang di Banjar Muding Klod ...55

5.2.2 Perkembangan Fungsi Kognitif pada Lansia dengan Kecurigaan Demensia Sebelum diberikan Terapi Teka Teki Silang di Banjar Muding Klod ...58

5.2.3 Pengaruh Terapi Teka Teki Silang terhadap Fungsi Kognitif Lansia dengan Kecurigaan Demensia di Banjar Muding Klod...61

5.3 Keterbatasan Penelitian ...65

BAB VI PENUTUP 6.1 Simpulan ...66

6.2 Saran ...67

(10)

i✁

2.1.2 Perubahan-perubahan yang Terjadi pada Lansia ...9

2.2 Fungsi Kognitif pada Lansia ...10

2.2.1 Definisi Fungsi Kognitif ...10

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Kognitif...10

2.2.3 Perubahan Fungsi Kognitif ...11

2.2.4 Aspek-Aspek Kognitif ...13

2.2.5 Alat Ukur Fungsi Kognitif ...15

2.2.6 Interpretasi MMSE...19

2.3 Demensia...20

2.3.1 Definisi Demensia...20

(11)

x

2.3.3 Tanda dan Gejala ...21

2.3.4 Dampak Demensia ...21

2.3.5 Pemeriksaan Demensia ...22

2.3.6 Penatalaksanaan Demensia ...22

2.4 Teka Teki Silang .... ...23

2.4.1 Definisi Teka Teki Silang ...23

2.4.2 Manfaat Teka Teki Silang...23

2.4.3 Waktu yang dibutuhkan dalam Teka Teki Silang ...24

2.4.2 Prosedur Terapi Teka Teki Silang ...24

2.4 Hubungan Terapi Teka Teki Silang terhadap Fungsi Kognitif Lansia Demensia...25

BAB III KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsep ...27

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ...28

3.2.1 Variabel Penelitian ...29

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ...33

4.3.1 Tempat Penelitian ...33

4.3.2 Waktu Penelitian ...33

4.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Penelitian ...33

4.4.1 Populasi Penelitian ...33

4.4.2 Sampel Penelitian...33

4.4.3 Teknik Sampling ...34

4.5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data...35

4.5.1 Jenis Data yang Dikumpulkan ...35

4.5.2 Cara Pengumpulan Data...35

4.5.3 Instrumen Pengumpulan Data ...38

4.5.4 Etika Penelitian ...40

4.6 Pengolahan dan Analisa Data ...43

4.6.1 Teknik Pengolahan Data ...43

(12)

xi

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian ...46

5.1.1 Kondisi Lokasi Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian ...46

5.1.2 Hasil Penilaian terhadap Subyek Penelitian ...52

5.1.3 Hasil Analisis Data Bivariat ...54

5.2 Pembahasan...55

5.2.1 Perkembangan Fungsi Kognitif pada Lansia dengan Kecurigaan Demensia Sebelum diberikan Terapi Teka Teki Silang di Banjar Muding Klod ...55

5.2.2 Perkembangan Fungsi Kognitif pada Lansia dengan Kecurigaan Demensia Sebelum diberikan Terapi Teka Teki Silang di Banjar Muding Klod ...58

5.2.3 Pengaruh Terapi Teka Teki Silang terhadap Fungsi Kognitif Lansia dengan Kecurigaan Demensia di Banjar Muding Klod...61

5.3 Keterbatasan Penelitian ...65

BAB VI PENUTUP 6.1 Simpulan ...66

6.2 Saran ...67

(13)

viii

ABSTRACT

Ningsih, M. A. D, 2015. The Effect of Crossword Puzzle Therapy on Cognitive Function in the Elderly With Dementia Suspicions in Banjar Muding Klod. Final Assignment, Department of Nursing, Faculty of Medicine, Udayana University. Supervisor (1) Ns. I Wayan Suardana, S.Kep, M.Kep; (2) Ns. Putu Oka Yuli Nurhesti, S.Kep, MM, M.Kep.

Dementia is a condition when a person experiences memory loss that can interfere the activities of daily life. There is some impacts if cognitive function in elderly dementia is not repaired. Of effort that can be done is crossword puzzle therapy. The purpose of this study was to determine the effect of crossword puzzle therapy on cognitive function in the elderly with dementia suspicion in Banjar Muding Klod. This study uses a Pre experimental study, with one group prettest-posttets design. The sample were 22 respondents with a non-probability techniques total sampling. This therapy was done three times a week with 15 minutes duration and was given for four weeks. The results of this study with wilcoxon analysis obtained significance (2-tailed) 0.000, p <0.05 means there was therapeutic effect crossword puzzle on cognitive function in the elderly with dementia suspicion in Banjar Muding Klod. This therapy can be given to elderly people with dementia experience a decline in cognitive function, this therapy also can provide cognitive stimulation.

(14)

vii

ABSTRAK

Ningsih, M. A. D., 2015. Pengaruh Terapi Teka Teki Silang Terhadap Fungsi Kognitif Pada Lansia Dengan Kecurigaan Demensia Di Banjar Muding Klod. Skripsi, Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana Denpasar. Pembimbing (1) Ns. I Wayan Suardana, S.Kep, M.Kep; (2) Ns. Putu Oka Yuli Nurhesti, S.Kep, MM, M.Kep.

Demensia merupakan keadaan ketika seseorang mengalami penurunan daya ingat yang dapat mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari. Ada beberapa dampak jika fungsi kognitif pada lansia demensia tidak diperbaiki. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah pemberian terapi teka teki silang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi teka teki silang terhadap fungsi kognitif pada lansia dengan kecurigaan demensia di Banjar Muding Klod. Penelitian ini menggunakan studi Pre experimental, dengan desain one group prettest posttets. Sampel yang digunakan yaitu 22 responden dengan teknik non probability total sampling. Terapi ini dilakukan tiga kali seminggu dengan durasi 15 menit dan diberikan selama empat minggu. Hasil penelitian ini dengan uji wilcoxondiperoleh nilai signifikansi (2-tailed) 0,000, p<0,05 artinya ada pengaruh terapi teka teki silang terhadap fungsi kognitif pada lansia dengan kecurigaan demensia di Banjar Muding Klod. Terapi ini dapat diberikan pada lansia dengan demensia yang mengalami penurunan fungsi kognitif, terapi ini juga dapat memberikan stimulasi kognitif.

(15)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul

Pengaruh Terapi Teka Teki Silang Terhadap Fungsi Kognitif Pada Lansia Dengan Kecurigaan Demensia Di Banjar Muding Klod”Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis berikan kepada:

1. Prof. Dr. dr. I Putu Astawa, SpOT (K). M.Kes, sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang telah memberikan saya kesempatan menuntut ilmu di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar.

2. Prof. dr. Ketut Tirtayasa, MS., AIF., sebagai ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang memberikan pengarahan dalam proses pendidikan.

3. Ns. I Wayan Suardana, S.Kep, M.Kep., sebagai pembimbing utama yang telah memberikan bantuan sehingga dapat menyelesaikan skripsi penelitian ini tepat waktu.

4. Ns. Putu Oka Yuli Nurhesti., S.Kep, MM., M.Kep., sebagai pembimbing pendamping yang telah memberikan bantuan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.

(16)

vi

6. Kedua orang tua saya serta keluarga besar saya atas segala bantuan materi dan dukungan baik moral maupun spiritual.

7. Teman-teman mahasiswa PSIK-A Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar Angkatan 2011 (Achillesextavortous) termasuk dadong-dadong atas saran, masukan dan bantuannya dalam pembuatan skripsi penelitian ini.

8. Lima kesayanganku yang telah memberi motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini sesuai target.

9. Para responden yang turut menyukseskan skripsi ini.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan dan telah mendoakan demi suksesnya penyusunan skripsi penelitian ini.

Oleh karena itu penulis membuka diri untuk menerima segala saran dan kritik yang bersifat membangun. Akhirnya, semoga skripsi penelitian ini dapat menjadi acuan dan dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Denpasar, Juni 2015

(17)
(18)
(19)
(20)

i

PENGARUH TERAPI TEKA TEKI SILANG TERHADAP

FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DENGAN

KECURIGAAN DEMENSIA DI

BANJAR MUDING KLOD

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

Oleh

MADE ARI DWIRAHAYU NINGSIH

NIM. 1102105077

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demensia merupakan jenis penyakit tidak menular, tetapi mempunyai dampak yang membahayakan bagi fungsi kognitif lansia. Demensia adalah keadaan ketika seseorang mengalami penurunan daya ingat dan daya pikir lain yang secara nyata mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari (Nugroho, 2008). Kriteria demensia yaitu kehilangan kemampuan intelektual, termasuk daya ingat yang cukup berat, sehingga dapat mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan (Santoso&Ismail, 2009).

Prevalensi demensia terhitung mencapai 35,6 juta jiwa di dunia. Angka kejadian ini diperkirakan akan meningkat dua kali lipat setiap 20 tahun, yaitu 65,7 juta pada tahun 2030 dan 115,4 juta pada tahun 2050 (Alzheimer’s Disease International, 2009). Peningkatan prevalensi demensia mengikuti peingkatan populasi lanjut usia (lansia). Berdasarkan data tersebut dapat dilihat terjadi peningkatan prevalensi demensia setiap 20 tahun.

Deklarasi Kyoto menyatakan tingkat prevalensi dan insidensi demensia di Indonesia menempati urutan keempat setelah China, India, dan Jepang (Alzheimer’s Disease International, 2006). Data demensia di Indonesia pada

(22)

2

diperkirakan meningkat menjadi 29 juta jiwa pada tahun 2020 atau 10 persen dari populasi penduduk (Tempo, 2011).

Tahun 2010 jumlah lansia di Bali sekitar 380.114 jiwa dari total penduduk Bali sebesar 3.890.757 jiwa (BPS, 2010). Apabila diasumsikan bahwa 5% lansia mengalami demensia, maka pada tahun 2010 terdapat sekitar 19.006 jiwa lansia yang menderita demensia. Populasi lansia usia 65 tahun ke atas di Bali yaitu 364.043 jiwa, dapat diestimasikan 5% dari jumlah lansia tersebut angka kejadian lansia dengan demensia sekitar 1.329 jiwa, sedangkan jumlah lansia usia 85 tahun ke atas di Bali yaitu 16.072 jiwa dapat diestimasikan 20% dari jumlah lansia tersebut angka kejadian lansia dengan demensia sekitar 3.214 jiwa (BPS, 2010).

Kabupaten Badung merupakan salah satu kabupaten yang berada di bagian barat pulau Bali. Jumlah penduduk lansia di Kabupaten Badung mencapai 30.404 jiwa (Dinkes Provinsi Bali, 2012), sedangkan jumlah lansia lebih dari 65 tahun yaitu 13.500 jiwa, dengan angka kejadian demensia 5% (Tempo, 2011) maka dapat diasumsikan potensi lansia yang menderita demensia 675 jiwa (Dinkes Provinsi Bali, 2012). Jumlah lansia di Kabupaten Badung dari 32.724 jiwa hanya 31,0% atau 10.157 lansia yang dibina.

(23)

3

akan dipengaruhi oleh keadaan otak. Gangguan kognitif antara lain delirium dan demensia (Azizah, 2011)

Demensia terjadi karena adanya gangguan fungsi kognitif. Fungsi kognitif merupakan proses mental dalam memperoleh pengetahuan atau kemampuan kecerdasan, yang meliputi cara berpikir, daya ingat, pengertian, serta pelaksanaan (Santoso&Ismail, 2009). Bertambahnya usia secara alamiah menyebabkan seseorang akan mengalami penurunan fungsi kognitif, yang sangat umum dialami lansia adalah berkurangnya kemampuan mengingat sehingga lansia menjadi mudah lupa. Berkurangnya fungsi kognitif pada lansia merupakan manifestasi awal demensia (Nadesul, 2011).

Ada beberapa dampak jika fungsi kognitif pada lansia demensia tidak diperbaiki. Dampak tersebut yaitu menyebabkan hilangnya kemampuan lansia untuk mengatasi kehidupan sehari-hari (Hutapea, 2005). Demensia juga berdampak pada pengiriman dan penerimaan pesan. Dampak pada penerimaan pesan, antara lain: lansia mudah lupa terhadap pesan yang baru saja diterimanya; kurang mampu membuat koordinasi dan mengaitkan pesan dengan konteks yang menyertai; salah menangkap pesan; sulit membuat kesimpulan. Dampak pada pengiriman pesan, antara lain: lansia kurang mampu membuat pesan yang bersifat kompleks; bingung pada saat mengirim pesan; sering terjadi gangguan bicara; pesan yang disampaikan salah (Nugroho, 2009).

(24)

4

donezepil, galatamine, rivastigmine, tetapi masing-masing obat tersebut memiliki efek samping (Dewanto; Suwono; Riyanto; Turana, 2009). Terapi non farmakologis antara lain: terapi teka teki silang; brain gym; puzzle; dan lain-lain. Terapi non farmakologis ini tidak memiliki efek samping (Santoso&Ismail,2009). Teka teki silang (TTS) merupakan salah satu cara untuk menghambat terjadinya penurunan fungsi kognitif. Teka teki silang merupakan media rekreasi otak karena selain mengasah kemampuan kognitif, meningkatkan daya ingat, serta menambah wawasan (Triatmono, 2011). TTS bisa dilakukan dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja, serta dapat dilakukan oleh para lansia untuk mengisi waktu senggang. Teka-teki silang bekerja pada otak dengan proses membaca (persepsi), memahami petunjuk (pemahaman), menganalisis petunjuk (analisis), merangsang otak untuk mencoba lagi jawaban yang mungkin (retreival), dan memutuskan mana jawaban yang benar (eksekusi), teka-teki silang kemudian mengaktifkan bagian otak yaitu di hipokampus dan korteks entrohinal dengan menghasilkan neurontransmiter asetilkolin (Shankle&Amen, 2004). Penurunan asetilkolin menimbulkan terjadinya peningkatan demensia, sehingga dengan pengaktifan hipokampus menyebabkan neurotransmiter asetilkolin bertambah dan menurunkan resiko terjadinya demensia (Liza, 2010).

Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai teka teki silang (TTS) hanya ada beberapa. Penelitian oleh Kanthamalee & Sripankaew, yang berjudul “Effect of neurobic exercise on memory enhancement in the elderly with

(25)

5

memainkan musik, membaca dan menari secara signifikan lebih tinggi daripada sebelum menerima program latihan otak pada tingkat p < 001. Penelitian yang berjudul “Association of Crossword Puzzle Participation with Memory Decline in

Persons Who Develop Dementia” oleh Pillai; Hall; Dickson; Buschke; Lipton; Veghese (2010), menunjukkan ada hubungan teka teki silang dengan penundaan penurunan memori pada orang dengan demensia.

(26)

masing-6

masing pada waktu tertentu yang dapat mengasah kognitif lansia dan untuk mengisi waktu senggang para lansia.

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh terapi teka teki silang terhadap fungsi kognitif pada lansia dengan kecurigaaan demensia di Banjar Muding Klod Kelurahan Kerobokan Kaja.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu Apakah ada pengaruh terapi teka teki silang terhadap fungsi kognitif pada lansia

dengan kecurigaan demensia di Banjar Muding Klod?”.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi teka teki silang terhadap fungsi kognitif pada lansia dengan kecurigaan demensia di Banjar Muding Klod.

1.3.2 Tujuan Khusus

(1) Mengidentifikasi fungsi kognitif pada lansia dengan kecurigaan demensia sebelum diberikan terapi teka teki silang di Banjar Muding Klod.

(2) Mengidentifikasi fungsi kognitif pada lansia dengan kecurigaan demensia setelah diberikan terapi teka teki silang di Banjar Muding Klod.

(27)

7

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

(1) Bagi para tenaga kesehatan, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan ilmu terutama pada bagian ilmu gerontologi dan keperawatan gerontik, sehingga para tenaga kesehatan dapat mengetahui terapi TTS merupakan salah satu terapi non farmakologis untuk fungsi kognitif pada lansia dengan demensia.

(2) Secara Teoritis diharapkan penelitian ini sebagai kajian bagi penelitian selanjutnya sehingga hasilnya akan lebih luas dan mendalam. Selain itu penelitian ini juga diharapkan memberikan sumbangan bagi peningkatan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang pendidikan kesehatan.

1.4.2. Manfaat Praktisi

(1) Bagi Lansia: Membantu lansia untuk melatih otak agar fungsi kognitif lansia dengan demensia tidak mengalami penurunan yang cepat dengan melakukan latihan otak yaitu terapi TTS

(2) Bagi Keluarga

Bagi keluarga yang memiliki lansia dapat menerapkan terapi ini untuk melatih otak lansia agar fungsi kognitif lansia dengan demensia tidak mengalami penurunan yang cepat dengan melakukan latihan otak yaitu terapi TTS.

(3) Bagi Petugas Puskesmas

(28)

8

penerapan terapi TTS ini bagi lansia di setiap posyandu yang dibawahi oleh puskesmas tersebut.

(4) Bagi Perawat Gerontik

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis dalam penelitian ini adalah CD interaktif materi struktur dan fungsi sel dilengkapi teka-teki silang berbasis flash layak sebagai media pembelajaran

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: (1)Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran aktif dengan strategi teka-teki silang

Secara rinci simpulan dalam penelitian ini adalah (1) desain pesan integrasi model elaboratif dengan teknik teka-teki silang melalui audio visual untuk perolehan belajar

Tes dalam penelitian ini meliputi pre-test dan post-test dengan permainan teka-teki silang bergambar untuk mengukur perubahan yang terjadi terhadap penguasaan kosakata

Adapun skripsi dengan skema EBN ini berjudul Efektivitas Senam Otak (brain gym) untuk Meningkatkan Fungsi Kognitif pada Lansia yang Mengalami Demensia.. Dalam proses

Hasil ini mengindikasikan bahwa Ho penelitian ditolak yang berarti ada hubungan antara antara kualitas tidur terhadap fungsi kognitif pada lansia di Banjar Bukit Sari, Desa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat belajar peserta didik sebelum diajar menggunakan metode Learning Tournament dibantu dengan teka-teki silang fisika

174 PENGARUH TERAPI REMINISCENCE TERHADAP FUNGSI KOGNITIF LANSIA DI UPT PSTW BONDOWOSO Sofia Rhosma Dewi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember 8e-mail: