• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fakultas Teknologi Mineral/Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Fakultas Teknologi Mineral/Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Upaya Industri Pertambangan dalam Menghadapi Pandemik COVID-19

Kesehatan

Penerapan Protokol Kesehatan pada Industri Pertambangan

di Masa Pandemi COVID-19 dan Kesiapan Perusahaan Tambang

Menghadapi Era New Normal

Gede Gupta Rastika

[1]

, Naomita Salsavilla Nova Regiana

[2]

[1],[2] Fakultas Teknologi Mineral/Jurusan Teknik Pertambangan

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Abstrak

COVID-19 merupakan penyakit akibat virus SARS-CoV-2 yang saat ini telah menjadi pandemi global. Virus ini telah menginfeksi 10.533.779 orang di 216 negara dengan persentase kematian sebesar 4,85% (WHO,2020). Pandemi ini telah mempengaruhi berbagai sektor di Indonesia salah satunya sektor pertambangan. Berdasarkan pedoman pencegahan pengendalian COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, beberapa protokol kesehatan harus diterapkan masyarakat. Selain itu, surat edaran Kemenkes nomor HK.02.01/MENKES/335/2020 tentang Protokol Pencegahan Penularan Corona Virus Disease (COVID-19) di Tempat Kerja Sektor Jasa dan Perdagangan (Area Publik) dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha juga harus diterapkan di perusahaan-perusahaan tambang di Indonesia. Penelitian ini membahas penerapan protokol kesehatan di beberapa perusahaan pertambangan, meliputi aspek penggunaan masker, ketertiban mencuci tangan, penerapan physical distancing, pengaturan ulang jam kerja karyawan, dan pengecekan kondisi kesehatan karyawan. Untuk mengetahui kondisi penerapan protokol kesehatan dilakukan survei dengan menyebarkan kuesioner secara daring melalui google form. Terdapat 20 responden yang berasal dari 15 perusahaan pertambangan yang berbeda dengan rincian 7 perusahaan tambang batubara (48%); 4 perusahaan tambang mineral (26%); dan 4 jenis perusahaan tambang lainnya (26%). Data kuesioner menunjukkan bahwa 100% responden menjawab perusahaannya telah mewajibkan karyawan untuk menggunakan masker dan mencuci tangan ketika berada di lokasi kerja. Sementara itu 95% responden menjawab perusahaannya juga telah menerapkan aturan physical distancing dan melakukan pengecekan suhu badan sebelum masuk ke lokasi kerja. Namun, aspek penyediaan facshield dan sarung tangan serta pengaturan jam kerja karyawan masih kurang dari 50%. Perusahaan juga masih kurang dalam hal pengawasan penerapan protokol kesehatan dan pemantauan kesehatan karyawannya. Secara umum seluruh perusahaan tersebut belum menerapkan protokol kesehatan secara menyeluruh dan maksimal. Penerapan protokol kesehatan menjadi indikator untuk menilai kesiapan perusahaan dalam memasuki era new normal. Dengan pengoptimalan penerapan protokol kesehatan yang baik risiko karyawan terinfeksi virus COVID-19 dapat dikurangi dan perusahaan dapat beroperasi dengan baik ketika memasuki era new normal.

Kata Kunci: COVID-19, new normal, perusahaan tambang, protokol kesehatan. Abstract

COVID-19 is a disease caused by the SARS-CoV-2 virus which has now become a global pandemic. This virus has infected 10,533,779 people in 216 countries with a percentage of deaths of 4.85%. This pandemic has affected on various sectors in Indonesia, including the mining sector. Based on the COVID-19 control guidelines from Indonesian Ministry of Health, several health protocols must be applied by the community. Based on the regulation of Indonesian Ministry of Health HK.02.01 / MENKES / 335/2020 about Protocol to Prevent Corona Virus Disease (COVID-19) in the Workplace Services and Trade Sector (Public Areas) in Supporting Business Sustainability must also be applied in mining companies in Indonesia. This research discusses the application of health protocols in several mining companies, including aspects of using masks, regulation to wash hands, implementing physical distancing, rearranging employee working hours, and checking employee’s health conditions. To find out the conditions for the implementation of the health protocol, a survey was conducted by distributing online questionnaires using Google Form. There were 20 respondents from 15 different mining companies with details of 7 coal mining companies (48%); 4 mineral mining companies (26%); and 4 other types of mining companies (26%). The data shows that 100% of

(2)

2

respondents answered that their company had required employees to wear masks and wash their hands when they were at work. Meanwhile, 95% of respondents answered that their company had also implemented physical distancing rules and checked their body temperature before entering the work site. However, the aspect of providing faceshields and gloves and setting work hours of employees is still less than 50%. The company is also still lacking in terms of monitoring the implementation of health protocols and the health of its employees. In general, all of these companies have not implemented a comprehensive and maximum health protocol. The application of health protocols is an indicator to assess the company's readiness to enter the new normal era. By optimizing the application of good health protocol, the risk of employees infected with the COVID-19 virus can be reduced and the company can operate properly when entering a new normal era. Keywords: COVID-19, health protocol, mining company, new normal

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, dunia sedang dilanda oleh pandemi virus corona (COVID-19). Virus ini pertama kali terdeteksi di Wuhan, China pada bulan Desember 2019. Penyebaran virus ini sangat cepat dan kini telah menyebar hampir ke seluruh wilayah di dunia. Menurut data real time dari The GISAID (Global Initiative on Sharing All Influenza Data), setidaknya saat ini 69 negara terus berjuang melawan ancaman virus corona (Johns Hopkins CSSE, 2020).

Adanya pandemi COVID-19 ini memberikan dampak yang signifikan bagi sejumlah negara, termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri, hampir seluruh sektor perekonomian terkena dampak virus corona, tidak terkecuali sektor pertambangan. Dilansir dari CNBC Indonesia, ekspor komoditas tambang terhambat dikarenakan beberapa negara menerapkan lock down, seperti China dan India. Adanya pandemi global ini juga menyebabkan permintaan akan komoditas tambang menurun, sehingga berdampak pada harga komoditas tambang yang menurun drastis.

Hingga saat ini corona telah menginfeksi lebih dari 10 juta penduduk di seluruh dunia. Mengingat penyebarannya yang begitu cepat, industri pertambangan dinilai rawan menjadi tempat penyebaran virus ini, karena mayoritas perusahaan tambang membutuhkan ribuan karyawan untuk beroperasi. Apabila perusahaan tidak menerapkan protokol kesehatan dengan baik, maka tingkat kerentanan karyawan untuk terinfeksi virus ini pun menjadi lebih besar. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menerapkan protokol kesehatan secara menyeluruh dan konsisten guna mencegah penyebaran virus ini, khususnya di lokasi penambangan. Hal ini karena faktor keselamatan karyawan merupakan hal utama dalam

pelaksanaan operasional pertambangan, baik adanya pandemi maupun tidak.

Oleh karena itu, penelitian ini berusaha menjawab sejauh mana perusahaan menerapkan protokol kesehatan dan bagaimana kesiapan perusahaan menghadapi era new normal mendatang.

1.2 Batasan Masalah

Penelitian ini berfokus pada penerapan protokol kesehatan di industri pertambangan tanpa memperhatikan aspek lainnya seperti aspek ekonomi dan teknologi.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Mengetahui sejauh mana perusahaan menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19. b) Mengetahui kesiapan perusahaan menghadapi era

new normal.

1.4 Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, khususnya bagi perusahaan dalam mengambil kebijakan terkait operasional perusahaan di era new normal mendatang.

1.5 Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan alur pemelitian sebagai berikut:

(3)

3 2. Teori Dasar

2.1. SARS-CoV-2 dan COVID-19

SARS-CoV-2 merupakan virus baru yang menggemparkan dunia di tahun 2020 ini. Virus ini pertama kali terdeteksi di Wuhan, China. Lembaga kesehatan dunia, WHO, menduga virus ini berasal dari pasar hewan di Wuhan dan menginfeksi manusia melalui konsumsi hewan tidak lazim seperti kelelawar. Virus ini menyebabkan penyakit yang disebut Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang telah ditetapkan sebagai pandemi global.

Laporan Wuhan Municipal Health Commission mengenai adanya kluster pneumonia di Wuhan, Provinsi Hubei, China, merupakan awal terdeteksinya virus SARS-CoV-2 (WHO, 2020). Laporan ini diterima WHO pada tanggal 31 Desember 2019. Kemudian pada tanggal 5 Januari WHO mengumumkan adanya wabah virus baru yang menyebabkan pneumonia. Sejak saat itu, semakin banyak masyarakat Wuhan yang terjangkit virus ini dan beberapa kasus juga terdeteksi diluar Wuhan. Pada tanggal 10 Januari akhirnya WHO mengeluarkan laporan teknis mengenai virus ini dan wabah yang diakibatkannya (WHO, 2020). Menurut data WHO per tanggal 2 Juli 2020 jumlah penderita COVID-19 mencapai 10.533.779 orang di 216 negara dengan persentase kematian sebesar 4,85%.

COVID-19 pertama kali terkonfirmasi masuk ke Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 (WHO, 2020). Pasien pertama COVID-19 di Indonesia merupakan seorang warga Indonesia yang mengeluhkan demam, sesak nafas, dan batuk-batuk. Sebelumnya pasien ini kontak fisik dengan seorang warga asing (WNA) asal Jepang. WNA ini juga diketahui baru saja datang dari Malaysia. Semenjak pasien pertama COVID-19 terkonfirmasi, angka positif COVID-19 terus meningkat di Indonesia. Hingga saat ini, per tanggal 2 Juli 2020, menurut data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Indonesia, virus ini telah menginfeksi 59.394 masyarakat Indonesia dengan persentase kematian 5,02%.

Gejala-gejala paling umum dari COVID-19 adalah demam, batuk kering, dan rasa lelah. Sementara itu, gejala lain yang jarang dan dialami beberapa pasien adalah hidung tersumbat, rasa nyeri dan sakit, kehilangan indra rasa atau penciuman, ruam pada kulit atau perubahan warna jari tangan atau kaki (WHO, 2020). Beberapa penderita COVID-19 juga dilaporkan tanpa gejala dan dapat menularkannya ke orang lain. Sekitar 80% pasien COVID-19 dilaporkan dapat sembuh dengan sendirinya tanpa perlu perawatan intensif. COVID-19 akan sangat berbahaya pada lansia, orang-orang dengan kondisi imun yang lemah, serta orang-orang dengan penyakit akut bawaan seperti diabetes, jantung, asma, dan TBC.

2.2. Protokol Kesehatan Menghadapi Pandemi COVID-19

Penularan COVID-19 dapat terjadi dari orang ke orang. COVID-19 dapat menyebar melalui percikan-percikan cairan dari hidung atau mulut. Cairan ini dapat menyebar ketika bersin atau batuk. Percikan ini cukup berat dan jatuh ke tanah cukup cepat sehingga perjalanannya tidak begitu jauh (WHO, 2020). Percikan ini dapat menempel pada berbagai permukaan benda seperti meja, gagang pintu, dan pegangan tangan pada tangga. Orang-orang dapat tertular akibat menyentuh benda-benda tersebut.

Berdasarkan pedoman pencegahan dan pengendalian COVID-19 yang diterbitkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia, beberapa protokol kesehatan harus diterapkan masyarakat untuk mencegah penularan COVID-19. Pada level individu beberapa poin penting yang harus diterapkan masyarakat diantaranya mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, menghindari menyentuh area wajah sebelum tangan dicuci, jangan berjabat tangan, tutup mulut saat bersin atau batuk, menggunakan masker saat keluar

(4)

4 rumah, mengganti pakaian dan segera mandi setelah bepergian keluar rumah. Selain itu disarankan juga agar selalu menjaga imun tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi, rajin berolahraga di rumah, menambah suplemen vitamin serta istirahat yang cukup (Kemenkes RI, 2020).

Sementara itu, pada level masyarakat, masyarakat diwajibkan untuk melaksanakan physical distancing, bekerja dari rumah (Work From Home), melaksanakan ibadah di rumah, melakukan pembelajaran daring membatasi kegiatan bepergian keluar rumah, dan menghindari kerumunan atau keramaian baik dengan keluarga atau teman (Kemenkes RI, 2020). Selain itu beberapa protokol kesehatan khusus telah diterbitkan seperti protokol kesehatan di area transportasi publik, protokol pencegahan penularan COVID-19 di tempat kerja, dan masih banyak lagi. Semua protokol tersebut tidak jauh dari konsep protokol kesehatan pada level individual dan masyarakat.

2.3. Era New Normal di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri

Menurut Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Indonesia, Wiku Adisasmita, new normal atau kenormalan baru merupakan perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal tetapi dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan COVID-19. Menurut surat edaran Kemenkes nomor HK.02.01/MENKES/335/2020 tentang Protokol Pencegahan Penularan Corona Virus Disease (COVID-19) di Tempat Kerja Sektor Jasa dan Perdagangan (Area Publik) dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha, new normal bermakna sebagai adaptasi perubahan pola hidup pada situasi pandemi COVID-19.

Berdasarkan surat edaran tersebut, new normal bukan sekadar menjalankan aktivitas seperti biasa tetapi juga harus dibarengi dengan protokol kesehatan yang telah diatur. Surat edaran ini menegaskan beberapa hal yang harus dilakukan perusahaan, kantor, tempat industri atau area publik lainnya dalam pelaksanaan new normal. Beberapa hal tersebut seperti menyediakan fasilitas cuci tangan, melakukan pengecekan suhu badan pekerja, melalukan pembatasan fisik minimal satu meter, dan mencegah timbulnya kerumunan. Dengan surat edaran tersebut diharapkan masyarakat dapat terhindar dari penularan COVID-19 dan dapat beraktivitas seperti biasanya di era new normal.

3. Pembahasan

3.1. Data Hasil Survei

Berdasarkan kuesioner yang telah disebar secara daring melalui google form dari tanggal 3 Juli 2020 hingga 7 Juli 2020 diperoleh beberapa data terkait penerapan protokol kesehatan di perusahaan tambang dan kesiapan perusahaan menghadapi era new normal. Data disajikan dalam bentuk diagram dan uraian singkat.

Terdapat 20 responden yang mengisi kuesioner. Seluruh responden merupakan karyawan di beberapa perusahaan pertambangan. Responden berasal dari: perusahaan tambang batubara sebanyak 12 responden (60%); perusahaan tambang mineral 4 responden (20%); dan jenis perusahaan tambang lainnya 4 responden (20%). Responden tersebar di 15 perusahaan pertambangan yang berbeda dengan rincian 7 perusahaan tambang batubara (48%); 4 perusahaan tambang mineral (26%); dan 4 jenis perusahaan tambang lainnya (26%). Dari kuesioner diketahui pula saat ini sebanyak 30% responden sedang tidak berada di lokasi kerja (off site) dan 70% sedang berada di lokasi kerja (on site).

Berikut adalah diagram data hasil kuesioner:

Diagram 1. Bulan karyawan berada di lokasi kerja

(5)

5

Diagram 3. Usaha-usaha yang dilakukan dalam mengatasi penyebaran COVID-19

Diagram 4. Ada tidaknya pengawasan penggunaan masker

Diagram 5. Ada tidaknya sanksi khusus bagi karyawan yang tidak menggunakan masker

Diagram 6. Ada tidaknya pengawasan khusus terhadap physical distancing.

Diagram 7. Ada tidaknya cuti tambahan untuk karyawan

Diagram 8. Ada tidaknya penundaan cuti karyawan

Diagram 9. Ada tidaknya rapid test untuk karyawan Diagram 10. Ada tidaknya survei kondisi kesehatan

karyawan

Diagram 11. Intensitas karyawan mencuci tangan Diagram 12. Jumlah penambahan sarana cuci tangan Diagram 13. Kelayakan sarana cuci tangan

Diagram 6 Diagram 4 Diagram 5 Diagram 7 Diagram 8 Diagram 12 Diagram 13 Diagram 11 Diagram 9 Diagram 10

(6)

6

Diagram 14. Ada tidaknya upaya pembaharuan K3 perusahaan

Diagram 15. Terganggu tidaknya produktivitas responden dalam bekerja

Diagram 16. Setuju tidaknya responden terhadaap kebijakan peningkatan produksi di masa sekarang ini

Diagram 17. Setuju tidaknya responden terhadapan penerapan protokol kesehatan secara konsisten

3.2. Analisis Hasil Survei

3.2.1. Penerapan Protokol Kesehatan Perusahaan

Data hasil kuesioner menunjukkan responden yang merupakan karyawan di beberapa perusahaan tambang saat ini sebesar 70% sedang berada di lokasi kerja atau on site. Berdasarkan bulan, para responden mayoritas berada di site pada bulan Maret hingga Juli dan pada bulan tersebut cukup sedikit yang berada di rumah. Data tersebut menunjukkan bahwa di masa pandemi ini para karyawan tetap aktif bekerja, bahkan karyawan bekerja di bulan-bulan saat COVID-19 terus menyebar di Indonesia.

Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat diketahui bahwa seluruh perusahaan telah mewajibkan penggunaan masker bagi karyawan. Perusahaan juga telah melakukan pengawasan terkait penggunaan masker bagi karyawannya. Meskipun demikian, perusahaan belum memberlakukan sanksi khusus bagi karyawan yang tidak menggunakan masker. Dari 20 responden, 11 diantaranya menerapkan pemberian

sanksi dan 9 lainnya tidak. Tidak adanya sanksi khusus bagi karyawan yang tidak menggunakan masker ini akan memicu timbulnya pelanggaran dan menunjukkan kurang ketatnya aturan penggunaan masker tersebut.

Terkait penyediaan face shield dan sarung tangan, perusahaan dinilai masih kurang. Hal ini dibuktikan oleh data tersebut, hanya 6 dari 20 responden yang menyatakan perusahaannya telah menyediakan face shield dan sarung tangan. Padahal face shield dan sarung tangan merupakan perlengkapan yang sangat diperlukan guna mencegah penularan COVID-19.

Kemudian terkait kewajiban mencuci tangan, perusahaan telah mewajibkan karyawan untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja. Tidak hanya itu, perusahaan juga menambah sarana untuk mencuci tangan. Dari 20 responden, 50% responden ,emyatakan perusahaannya telah menambah sarana mencuci tangan lebih dari 10, 30% menambah sarana mencuci tangan kurang dari 5, dan 20% menambah sarana mencuci tangan antara 5 – 10. Kondisi sarana untuk mencuci tangan tersebut dinilai layak oleh seluruh responden. Dilihat dari data, penambahan sarana untuk mencuci tangan di sejumlah perusahaan sudah baik sehingga mampu memfasilitasi karyawan untuk mencuci tangannya lebih sering. Hal tersebut dapat dilihat dari data bahwa 14 dari 20 responden mencuci tangan dengan intensitas lebih dari 10 kali per hari, 4 responden mencuci tangan dengan intensitas 3-5 kali per hari, dan 2 responden mencuci tangan kurang dari 3 kali per hari. Kemudian terkait upaya memonitoring kesehatan karyawan, perusahaan juga menyediakan rapid test bagi karyawan. Dari 20 responden, 17 diantaranya telah menyediakan rapid test bagi karyawan, sedangkan 3 lainnya belum. Tidak hanya itu, perusahaan juga melakukan pengecekan suhu badan sebelum memasuki lokasi kerja. Dari 20 responden, 19 diantaranya melakukan pengecekan suhu badan karyawan sebelum memasuki lokasi kerja. Berdasarkan data tersebut, ada salah satu perusahaan yang menerapkan sistem laporan kondisi kesehatan karyawan saat absen in dan absen out setiap harinya. Hal ini dilakukan guna memonitoring kesehatan karyawan.

Selain upaya tersebut, perusahaan juga menerapkan aturan physical distancing. Dari 20 responden, 12 diantaranya telah menerapkan aturan physical distancing dan 8 lainnya belum menerapkan aturan ini. Adapun bentuk aturan physical distancing yang diterapkan oleh perusahaan diantaranya dengan membatasi penumpang transportasi dan menerapkan Diagram 15

Diagram 17 Diagram 16

(7)

7 grouping guna mengurangi interaksi antar karyawan mess dan non-mess.

Selanjutnya terkait pengaturan jam kerja, 8 dari 20 responden telah mengatur ulang jam kerja karyawan, sedangkan 12 lainnya belum melakukan hal tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa masih sedikit perusahaan yang mengatur ulang jam kerja karyawan, padahal hal ini perlu diterapkan di kondisi seperti ini. Pengaturan jam kerja ini berkaitan dengan seberapa besar karyawan menghabiskan waktunya di lokasi kerja. Tujuan utama dari pengaturan jam kerja ini adalah untuk membatasi kegiatan karyawan di kantor sehingga memperkecil kemungkinan interaksi antar karyawan yang dapat menjadi sarana penularan virus. Sehingga masih perlu diperbaiki terkait hal ini.

Di tengah pandemi ini, mayoritas perusahaan memberikan penundaan cuti bagi karyawan dan tambahan cuti di bulan berikutnya. Dari 20 responden, 16 diantaranya melakukan penundaan cuti, khususnya bagi karyawan yang saat ini berada di site. Penundaan cuti ini diberikan agar karyawan yang saat ini masih berada di site akibat adanya karantina wilayah tetap mendapatkan jatah cuti saat kondisi kembali normal. Selain itu, tujuan dari penundaan cuti adalah untuk mengurangi mobilitas karyawan, sehingga dapat mengurangi kemungkinan tertular virus. Kemudian dari 20 responden tersebut, 13 diantaranya memberikan cuti tambahan bagi karyawan yang hingga saat ini masih berada di site. Ini juga bertujuan untuk mengurangi resiko terinfeksi virus.

Data juga menunjukkan bahwa 55% responden merasa tidak terganggu produktivitasnya dan 45% merasa terganggu produktivitasnya karena pandemi ini. Selisih yang sedikit tersebut menunjukkan bahwa aspek produktivitas karyawan harus diperhatikan juga oleh perusahaan untuk mempersiapkan era new normal. Banyaknya karyawan yang merasa terganggu produktivitasnya secara tidak langsung menunjukkan bahwa karyawan tidak dapat bekerja secara maksimal di kondisi saat ini. Oleh sebab itu perusahaan pelru melakukan langkah-langkah strategis yang disesuaikan oleh kondisi perusahaan untuk menanganinya.

Adapun upaya lain yang dilakukan perusahaan dalam mencegah penyebaran virus COVID-19 di site penambangan adalah dengan menerapkan work from mess dan work from home, mengurangi jumlah manpower untuk view point meeting, dan menggunakan media online untuk melakukan rapat bulanan atau mingguan dengan Head Officer dan kontraktor. Perusahaan juga membatasi kegiatan dinas keluar site

kepada setiap karyawan. Ada pula perusahaan yang melakukan tes PCR (Polymerase Chain Reaction) bagi karyawan pasca cuti dan mewajibkan isolasi diri secara mandiri sebelum kembali bekerja di site. Perusahaan juga memantau kesehatan karyawan pasca cuti tersebut setiap harinya.

Beberapa hal tersebut merupakan bentuk upaya dari perusahaan guna mencegah penyebaran virus COVID-19 khususnya di lokasi penambangan.

Seperti yang kita ketahui bahwa ada wacana bahwa Indonesia akan memasuki era new normal. Di era new normal, seluruh aktivitas perlahan akan kembali seperti semula, tetapi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Berbagai sektor perekonomian juga akan memasuki era new normal, tidak terkecuali sektor pertambangan. Mengingat bahwa sektor pertambangan menjadi salah satu sektor yang rawan terhadap penularan virus COVID-19, maka diperlukan upaya penerapan protokol kesehatan secara konsisten dan menyeluruh.

3.2.2. Kesiapan Perusahaan Menghadapi

Era New Normal

Berdasarkan data tersebut, aspek-aspek utama dalam protokol kesehatan telah diterapkan dengan baik oleh perusahaan, seperti mewajibkan karyawan untuk menggunakan masker dan mencuci tangan, serta menerapkan physical distancing. Namun, masih ada perusahaan yang belum menerapkannya dengan maksimal, seperti tidak adanya pemberlakuan sanksi bagi karyawan yang tidak menggunakan masker, kurangnya penambahan sarana mencuci tangan, dan kurangnya pemantauan akan kesehatan karyawan.

Tentunya aspek penerapan protokol kesehatan ini menjadi salah satu indikator untuk menunjukkan apakah perusahaan sudah siap memasuki era new normal atau belum. Berdasarkan hasil survei tersebut, mayoritas perusahaan berskala besar telah menerapkan protokol kesehatan dengan cukup maksimal. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut siap memasuki era new normal. Sebaliknya, beberapa perusahaan berskala kecil masih kurang maksimal dalam menerapkan protokol kesehatan di perusahaannya, sehingga belum bisa dikatakan siap untuk memasuki era new normal mendatang. Oleh karena itu diperlukan peningkatan terkait upaya penerapan protokol kesehatan bagi perusahaan tersebut. Adapun bentuk upaya yang dapat dilakukan diantaranya dengan lebih meningkatkan keketatan terkait penerapan protokol kesehatan, seperti penggunaan masker dan aktivitas mencuci tangan.

(8)

8 Perusahaan sebaiknya memberikan sanksi khusus bagi karyawan yang tidak mematuhi anjuran sesuai protokol kesehatan tersebut. Perusahaan juga diharapkan lebih meningkatkan pengawasan terhadap penerapan physical distancing antar karyawan, diantaranya dengan menyediakan faceshield serta dengan mengurangi akses keluar masuk orang ke dalam maupun ke luar site, agar risiko terpapar virus menjadi lebih rendah. Selain itu, penting bagi perusahaan untuk melakukan monitoring harian terhadap kesehatan karyawan, salah satunya dengan melakukan pengecekan suhu badan sebelum dan sesudah bekerja dan menambah fasilitas rapid test.

Kemudian dalam aspek pengaturan ulang jam kerja masih perlu diperhatikan kembali oleh perusahaan. Jam kerja karyawan harus disesuaikan terebih dahulu sebelum memasuki era new normal salah satunya dengan menambahkan shift kerja harian karyawannya. Dengan menambah shift kerja harian maka jumlah karyawan yang terdistribusi di setiap shift dapat dikurangi. Hal ini tentu akan mengurangi interaksi karyawan di setiap shift, dengan demikian risiko penularan virus dapat dikurangi.

Tentunya pengaturan ulang jam kerja akan berdampak terhadap penurunan produksi perusahaan. Namun, aspek kesehatan dan keselamatan karyawan harus dijadikan prioritas utama bagi perusahaan, khususnya dalam menghadapi pandemi COVID-19. Selain itu, kerja sama antar pihak sangat diperlukan untuk menyambut era new normal. Dengan koordinasi yang baik antara karyawan, perusahaan, dan pemerintah maka upaya penerapan protokol kesehatan dapat dilakukan dengan maksimal.

4. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan data yang telah diperoleh, secara garis besar beberapa perusahaan telah menerapkan protokol kesehatan dengan baik dan dinilai sudah cukup baik untuk menghadapi era new normal. Akan tetapi, beberapa perusahaan masih kurang dalam mengawasi protokol kesehatan dan memonitoring kesehatan karyawan sehingga.

Melihat rendahnya pengawasan dan tingkat keketatan perusahaan dalam menerapkan protokol kesehatan, diperlukan sanksi yang tegas agar karyawan dapat mematuhi aturan yang telah ditetapkan perusahaan. Ketegasan ini diperlukan agar karyawan terbiasa dengan protokol kesehatan yang akan menjadi kebiasaan baru di era new normal. Jam kerja yang baru juga diperlukan saat memulai era new normal. Selain itu, perusahaan sebaiknya melakukan monitoring kesehatan karyawan secara berkala untuk mengetahui

kondisi kesehatannya. Dengan demikian, risiko terinfeksi virus COVID-19 dapat berkurang dan perusahaan tetap dapat beroperasi dengan baik ketika memasuki era new normal.

Daftar Pustaka

Citradi, Tirta 2020, Tak Tahan Kena Gempuran, Harga Batubara Melemah Lagi Kemarin, dipubilkasikan tanggal 2 Juli 2020, dilihat tanggal 3 Juli 2020, <https://www.cnbcindonesia.com/market/202007 02102222-17-169617/tak-tahan-kena-gempuran-harga-batu-bara-melemah-lagi-kemarin>

Fadli, Rizal 2020, Kronologi Lengkap Virus Corona Masuk Indonesia, dipublikasikan tanggal 2 Maret 2020, dilihat tanggal 2 Juli 2020, < https://www.halodoc.com/artikel/kronologi-lengkap-virus-corona-masuk-indonesia>

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2020, Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19), revisi ke-4, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Jakarta.

Surat Edaran nomor HK.02.01/MENKES/ 335/2020 Protokol Pencegahan Penularan Corona Virus Disease (COVID-19) di Tempat Kerja Sektor Jasa dan Perdagangan (Area Publik) dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha.Kementerian Kesehatan. 20 Mei 2020. Jakarta.

World Health Organization 2020, Pertanyaan dan Jawaban Terkait Coronavirus, QnA for Public,

dilihat tanggal 3 Juli 2020,

< https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-for-public>

World Health Organization 2020, WHO Timeline-COVID-19, published on 29 June 2020, dilihat tanggal 3 Juli 2020, < https://www.who.int/news-

room/detail/27-04-2020-who-timeline---covid-19?gclid=CjwKCAjwi_b3BRAGEiwAemPNU9nxRC1 cezJYVWPBc8AiFs19oWsu74qN39gWPUh7kZqb4uu tqPO_choCDSoQAvD_BwE>

(9)

9

Yogyakarta, 10 Juli 2020 Yang Menyatakan

Gede Gupta Rastika 112190046 Lampiran

Lampiran 1. Biodata

Formulir Pendaftaran PANNING Paper Competition

Judul Karya Tulis : “Penerapan Protokol Kesehatan pada Industri Pertambangan

di Masa Pandemi COVID-19 dan Kesiapan Perusahaan Tambang Menghadapi Era New Normal”

Sub Tema : Kesehatan

Perguruan Tinggi : UPN “Veteran” Yogyakarta I. Biodata Ketua Tim

A. Identitas Diri

Nama Lengkap : Gede Gupta Rastika

NIM : 112190046

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Program Studi : S1 Teknik Pertambangan

Tempat, Tanggal Lahir : Singaraja, 23 November 2000

Alamat Domisili : Jalan Nangka IV No. 201, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta

E-Mail : rastikagupta@gmail.com

Nomor HP/WA : 081339457738

B. Kartu Tanda Mahasiswa

Semua data yang telah saya tuliskan dan cantumkan dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

(10)

10

Yogyakarta, 10 Juli 2020 Yang Menyatakan

Naomita Salsavilla Nova Regiana 112190045

II. Biodata Anggota Tim 1 A. Identitas Diri

Nama Lengkap : Naomita Salsavilla Nova Regiana

NIM : 112190045

Jenis Kelamin : Perempuan

Program Studi : S1 Teknik Pertambangan

Tempat, Tanggal Lahir : Wonogiri, 25 November 2000

Alamat Domisili : Jalan Perumnas APH Blok A No. 3 Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta

E-Mail : naomitasalsavilla2511@gmail.com

Nomor HP/WA : 082242177636

B. Kartu Tanda Mahasiswa

Semua data yang telah saya tuliskan dan cantumkan dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

(11)

11

IV. Biodata Dosen Pembimbing

A. Identitas Diri

Nama Lengkap : Ir.Wawong Dwi Ratminah, MT NIP/NIDN : 19620919 199009 2 001/0019096217 Jenis Kelamin : Perempuan

Program Studi : Teknik Pertambangan Tempat, Tanggal Lahir : Purbalingga, 19-09-1962 Alamat Domisili : Pucangan Baru I no.9 Kartasura

E-Mail : wawong.dr@upnyk.ac.id

Nomor HP/WA : 081 825 3090

Semua data yang telah saya tuliskan dan cantumkan dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Nama Kota, Tanggal Bulan 2020

Yang Menyatakan

Ir. Wawong Dwi Ratminah,MT

(12)
(13)

13 Lampiran 2. Lembar Kuisioner Google Form

(14)
(15)
(16)
(17)

Gambar

Diagram 2. Bulan karyawan berada di rumah
Diagram  14. Ada tidaknya upaya pembaharuan K3   perusahaan

Referensi

Dokumen terkait

Pendekatan penelitian metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian berjumlah 3 orang pengelola. Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Teknik

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Kantor kepala desa yang dilakukan dengan wawancara pada kayim yaitu orang yang bekerja dalam mengurusi

Maka untuk mengatasi kelemahan dan kekurangan dari pengupasan kulit nanas secara manual perlu pengupas kulit nanas yang mampu mengupas kulit nanas dengan

“Bagaimana dengan anak kita?” ucap Betawol sambil terus mengusap matanya yang basah. “Anak kita tidak mungkin kubawa sebab dunianya berbeda denganku,” Dedari

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil perhitungan dan pembahasan adalah sebagai berikut: Inflasi Negara Amerika, Jepang, Eropa, Inggris tidak berpengaruh secara signifikan

Pengaruh langsung dan tidak langsung lingkungan kerja non-fisik yang terdiri dari perasaan aman pegawai, loyalitas pegawai dan kepuasan pegawai terhadap kinerja Business Account

Hal serupa dari penelitian Muid (2013), menemukan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan non

Pada paper ini akan dibahas mengenai waktu yang diperlukan seluruh penghuni untuk melakukan evakuasi beserta tingkat risiko jalur evakuasi yang tersedia di gedung akomodasi..