• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESPON AYAM RAS PEDAGING PADA LOKASI PEMELIHARAAN DAERAH PANTAI DAN PEGUNUNGAN SKRIPSI OLEH JON HARIANTO TABARA I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RESPON AYAM RAS PEDAGING PADA LOKASI PEMELIHARAAN DAERAH PANTAI DAN PEGUNUNGAN SKRIPSI OLEH JON HARIANTO TABARA I"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

RESPON AYAM RAS PEDAGING PADA LOKASI PEMELIHARAAN DAERAH PANTAI DAN PEGUNUNGAN

SKRIPSI

OLEH

JON HARIANTO TABARA I 111 05 014

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Peternakan Fakultas peternakan Universitas Hasanuddin

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2012

brought to you by CORE

View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

(2)

PERNYATAAN KEASLIAN

1. Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Jon Harianto Tabara

Nim : I 111 05 014

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa :

a. Karya Skripsi Yang saya tulis ini adalah asli

b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi, terutama dalam bab hasil dan

pembahasan, tidak asli atau pagiasi maka bersedia dibatalkan dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku

2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Makassar, November 2012 Ttd

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah rabbil alamin, segala puja puji bagi Allah SWT, sebanyak tetesan hujan, sebanyak butiran biji-bijian, sebanyak makhluk Nya dilangit, dibumi dan diantara keduannya, Segala puja puji yang banyak dan tak berkesudahan untuk Allah SWT, meskipun puja segala pemuji kurang dari sewajarnya.

Rasa syukur yang sangat dalam penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkat dan pertolongan Nyalah sehinnga penulis dapat menyelesaikan penelitian hingga penyusunan skripsi ini, yang merupakan salah satu persyaratan untk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan moril maupun materil. Pada kesempatan ini dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Wempie Pakiding M.sc. Selaku pembimbing utama dan Bapak Ir Mustakim Mattau MS. Selaku pembibing anggota, atas segala bantuan dan keihlasan

untuk memberikan bimbingan, nasehat dan saran-saran sejak awal penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini.

2. Hormatku kepada Ayahanda Laode Gumi dan Ibunda Asni SEpd yang tercinta Serta Isri

Nuryanti Amkep, Anak Waode Nur Fadilah Aulia Harianto dan Kakak Hasriati Amkg

,yang kusayang atas segala limpahan doa, kasih saying, kesabaran, pengorbanan yang diberikan tanpa henti.

(4)

3. Bapak Prof. Dr. Ir H Syamsudin Hasan, M.sc Selaku Dekan Fakultas Peternakan

Universitas Hasanuddin.

4. Bapak prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.sc sebagai Ketua Jurusan Produksi Ternak

beserta seluruh dosen dan staf Jurusan Produksi Ternak atas segala bantuan dan saran-sarannya selama penulis menye lesaikan skripsi ini.

5. Ibu Drh, Hj Farida Nur Yuliati, M.si. Selaku penasehat akademik yang senantiasa

memberikan motivasi dan nasehat yang sangat berarti bagi penulis.

6. Sahabatku Muh Ilham Yasin, Laode Hendra SE, Musfin, ST, Muh Ilham Saputra, ST,

Ridwan Skom, Arif S,kep, terima kasih telah mengajarkan arti persaudaraan dan

pesahabatan yang tulus semua bantuannya selama ini dukungan dan motivasi.

7. Sahabat-sahabat Lebah 05” yang tidak semapat saya sebutkan namanya terima kasih yang

setinggi-tingginya serta penghargaan yang sebesar-besarnya atas segala cinta, pengorbanan, bantuan dan pengertian waktu yang dilalui merupakan pengalaman hidup yang berharga dan tak mungkin utuk terlupakan dan terima kasih telah memberiku sedikit tempat dihatimu untuk menjadikanku sahabat dan teriring doa semoga rekan dan sahabatku sukses selalu.

8. Kepada teman-teman Pondok Nurul. Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas waktu

dan bantuannya.

9. Kepada Teman-teman Posko KKN “ Mangkawani Crew” Fahmi Mappa, S,pt Fajrin, Nur

Alam, Masturi, Nurdiana, terima kasih telah member warna bagi penulis, kenangan kita takkan terlupakan

10. Kepada seluruh rekan, sahabat, teman dan berbagai pihak yang tidak sempat penulis

(5)

Melalui kesempatan ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya mendidik, apabila dalam penyusunan skripsi ini terdapat kekurangan dan kesalahan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Amin.

Penulis

(6)

RINGKASAN

JON HARIANTO TABARA ( I 111 05 014). Respon Ayam Ras Pedaging Lokasi Pemeliharaan Daerah Pantai dan Pegunungan. Di bawah bimbingan Wempie pakiding dan Mustakim Mattau.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon ayam ras pedaging pada lokasi pemeliharaan. Daerah panatai dan pegunungan, penelitian menggunakan 96 ekor ayam ras pedaging strain CP 707 berumur 1 hari (DOC = day old Chick) dan berjenis kelamin campur yang di bagi dalam dua lokasi pemeliharaan, masing-masing 48 ekor ayam pada lokasi pantai dan pegunungan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juli sampai agustus 2011 di kelurahan yang merupakan lokasi pemeliharaan daerah pegunungan bertempat dikota bau-bau propinsi Sulawesi tenggara.

Parameter yang dalam penelitian ini yaitu pertambahan berat badan (PBB), konsumsi ransum, konsumsi air minum, konversi pakan dan berat badan akhir, Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji – t

Hasil penelitian ini adalah lokasi ini adalah lokasi pemeliharaan antara pantai dan pegunungan menghasilkan performans ayam r as pedaging yang lebih baik dibandingkan lokasi daerah pantai.

(7)

ABSTRACT

JON HARIANTO TABARA (I 111 05 014 ). Broiler chickens Respones on Breeding Location in Coast and Mountains Region. Under the guidance of Wempie Pakiding and Mustakim Mattau.

This syudy aims to evaluate the response of broiler chickens on breeding chinkens on breeding location coastal and mountains region. This study used 96 strains CP 707 of broiler chickens at the beach and mountainlocation. This study was conducted In july and August 2011 in the kelurahan lakologou which is the located in the bau-bau city, Southheast renggara.

The Parameter measured is the body weight gain, were feed, watter counsumption, feed convertion and final body weight, Data were analyzed by using t – test.

The result of this study is breeding locantion between the coast and the mountains provide a different response. Breeding that located in mountains provide a different response. Breeding that located in mountain area can can produce better broiler performans than breeding that locatet in mountain are can produce better broiler performans than breeding on coastal location

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ………. i

DAFTAR ISI……… ii

DAFTAR GAMBAR ……….. iii

DAFTAR LAMPIRAN……… iv

PENDAHULUAN……… 1

TINJAUAN PUSTAKA……….. 3

Gambaran Umum Ayam Ras Pedaging………. 3

Pertumbuhan Ayam………... 4

Lokasi Pemeliharaan……….. 5

1. Daerah Pantai………... 7

2. Daerah Pegunungan………. 7

Pengaruh Temperatur lingkungan terhadap pertumbuhan Ayam Ras Pedaging……… 8

Pengaruh Temperatur Lingkungan Terhadap Konsumsi Ransum dan Air Minum……….. 10

Konversi Ransum……… 11

METODE PENELITIAN………... 13

Waktu dan Tempat Penelitian………. 13

Materi Penelitian………. 13

Prosedur Penelitian………. 13

Parameter yang Diukur………... 15

Analisa Data……… 16

HASIL DAN PEMBAHASAN………. 17

Konsumsi Ransum……….. 18

Pertambahan Berat Badan(PBB)………. 19

Konsumsi Air Minum……….. 21

Konversi Air Minum………... 21

(9)

KESIMPULAN DAN SARAN……….. 25

Kesimpulan……….. 25

Saran……… 25

(10)

DAFTAR TABEL

Teks

No Halaman

1. Rata-rata Pertambahan Berat Badan, Konsumsi Ransum, Air Minum

Berat Badan Akhir, Konversi Ransum Ayam Ras Pedaging Pada Lokasi

(11)

PENDAHULUAN

Seiring dengan pendapatan, pendidikan dan kesadaran akan pentingnya hidup sehat, maka tuntutan masyarakat akan ketersediaan makanan yang bernilai gizi tinggi dan sehat semakin meningkat. Masyarakat semakin menyadari makna pentingnya protein hewani bagi pertumbuhan jaringan tubuh dan salah satu dari sumber protein adalah daging yang bersumber dari ayam potong. Selain itu ayam pedaging mudah dipelihara dan harganya relatif murah, karena pemeliharaan ayam relatife singkat yaitu 35 hari.

Bertitik tolak dari keunggulan komparatif oleh ayam pedaging disbanding dengan ternak lainnya maka pertenakan ayam pedaging merupakan salah satu usaha pertenakan yang paling berkembang dewasa ini. Hal ini didunkung pula oleh tersedianya sarana produksi seperti bibti dan pakan yang berkualitas. Namun semikian perkembangan ayan pedaging pada level peternak masih sangat dibatasi oleh factor lingkungan dan manajemen sehingga produktivitas ayam yang dipelihara belum diperoleh secara optimal.

Dalam pemeliharan ayam ras pedaging lokasi pemeliharan merupkan salah stu penentu keberhasilan peternaka ayam, Karen apabila lokasi pemeliharaan tidak sesuai dengan kondisi fisiologi ayam maka hal ini akan menimbulkan pengaruh negative terhadap petumbuhan dan produksi pada ayam ras pedaging.

Kota Bau-Bau, kabupaten Buton, propinsi Sulawesi Tenggara merupakan daerah kepulauan. Selam ini kebutuhan protein msyarakat sepenuhnya dari sector perikanan. Namun beberapa tahun belakangan ini msyarakat mulai mengembangkan usaha peternakan, usahakan ayam ras pedaging. Kota Bau-Bau dicirikan oleh keadaan geografis yang sangat variatif mulai dari wilayah pantai sampai dengan daerah pegununagn dan masyarakat mengembangkan peternakannya pada dua wilayah tersebut. Secara umum kedua wilayah tersebut memiliki

(12)

karakterikris lingkunag yang berbeda. Iklim wilayah pantai dicirikan oleh temperature yang

realtif tinggi yaitu sekitar 31oC-34oC. disamping itu daerah pantai memilki hamparan yang

terbuka, jaran gmemiliki pepohona dan bangunan yang tinggi, mengakibatkan tidak ada hambatan bagi udara, sehingga kecepatan angin relative tinggi. Demikian pula dengan intensitas cahaya yang juga tinggi sebagai akibat refleksi pemukaan laut. Sedangkan daerah pegunungan merupakan dereatan atau pegunungan yang menjulang tinggi yang memilki ketinggian lebih dari 700 m di permukaan laut. Pada darah pegunungan suhu cukup sejuk, memiliki temperature

sekitar 25oC - 28oC. Yang di peroleh dari bahan meteorology dan geofisika stasiun meteorology

Betoambari Bau-Bau. Hal in di sebabkan karena pada daerah pegunungan banyak hutan yang dipenuhi pepohona yang dapat menghalagi pancaran sinar matahari panas dan hembusan angin.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui respon ayam ras pedagin pada loksi pemeliharaan daerah pantai dan pegunungan. Keungulan penelitian adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat dan para peternak mengenai lokasi pemeliharaan ayam ras pedaging yang lebih baik, agar menghasilkan performans ayam ras pedaign baik pula.

(13)

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Ayam Ras Pedaging

Broiler atau biasa dikenal dengan ayam ras pedaging adalah galur ayam rekayasa hasil teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis dengan cirri khas pertumbuhan cepat sebagai penghail daging,masa panen pendek dan menghasilkan daging berserat lunak, timbunan daging baik, dada lebih besar dan kulit licin (Nort and Bell, 1990). Menurut Rasyaf (1999) ayam broiler merupakan ayam pedaging yang mengalami pertumbuhan pesat pada umur 1-5 minggu. Selanjutnya dijelaskan bahwa ayam broiler yang berumur 6 minggu sudah sama besarnya dengan ayam kampung dewasa yang dipelihara selama 8 bulan.

Atmomarsona (2004) menjelaskan bahwa ayam ras pedaging terdiri dari sekelompok ayam hasil perkawinan antara jenis berbeda dengan tujuan memperoleh produk daging dengan waktu singkat. Menurut Suprijatna, Atmomarsono dan Kartasudjana (2005), bahwa ayam ras pedaging adalah ayam yang mempunyai sifat tenang, bentuk tubuh besar, pertumbuhan cepat, bulu merapat ketubuh, kulit putih dan produksi daging lembut, kulit halus, tulang dada lunak dan pertumbuhan badan cepat serta efesiensi pengunan ransum tinggi.

Broiler memilki kelebihan dan kelemahan, kelebihannya adalah dagingnya empuk, ukuran badan besar, sebagai besa darip pakan diubah menjadidaign dan pertumbuhan boot badan cepat sedangkan kelemahannya adalah memerlukan pemeliharaan secara intensif dan cermat, relative lebih peka terhadapsuatu infeksi penyakit dan sulit beradaptasi (Murtidjo, 1987). Pertumbuhan yang paling cepat terjadi sejenak menetes sampai umur 4-6 minggu, kemudian mengalami penurunan dan berhenti sampai mencapai dewasa (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006).

(14)

Pertumbuhan Ayam

Pertumbuhan adalah suatu penambahan jumlah protein dan mineral yang retimbun dalam tubuh, proses pertumbuhan tersebut membutuhkan energy dan subtansi penyusunan sel atau jaringan yang di peroleh ternak melalui ransum yang dikonsumsinya (wahya, 1992). Suprijatna dkk (2005) menyatakan bahwa, tubuh ayam terdiri atas banyak sel dengan ukuran yang hamper sama. Ukurannya pada semua bangsa sama, dengan mengabaikan bobot tubuh dewasa terakhir. Peningkatan pertumbuhan kebanyakan terjadi karean multiplikasi (pembelahan) sel, yaitu 1 sel membelah menjadi 22;2 4;4 menjadi 8;8 menjadi 16, dan seterusnya. Namun profil peningkatan ini tidak kontinyu dan menentu karean terjadi kopetensi diantara sel untuk mendapatkan nutrient dan air.

Broiler adalah ayam jantan atau betina yang umumnya dipanen pada umur 5-6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil daginng (kartasudjana dan Suprijatna, 2006). Salah satu hal yang penting dalam menentukan produksi ternak adalah dengan mengetahui petumbuhan. Pertumbuhan merupakan suatu proses yang sangat kompleks yang meliputi pertambahan bobot badan pertumbuhan secaramerata dan serentak (Maynard et al. 1979). Sedangkan menurut Anggoradi (1980). Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertamnahan dalam bentuk jaringan, tulang, jantung, otak, dan smeua jaringan tubuh lainnya.

Pertambahan bobot badan diperoleh melalui kenaikan bobot badan dengan melakukan penimbangan berulang-ulang dalam waktu tiap hari, tiap minggu atau tipa bulan. Kecepatan pertumbuhan merupakan variasi yang cukup besarm keadaan ini bergantung pada tipe ayam, jenis kelamin, galur, tata laksana, temperature lingkungan, tempat ayam tersebut dipelihara, serta dan kualitas makanan (Anggorodi, 1980).

(15)

Pertumbuhan sangat erat hubungannya dengna konsumsi, dan diperkirankan 63% dari pennurunan pertumbuhan disebabkan karean menurunya komsumsi ransum dari ayam. Leeson dan summer (1991), menjelaskan bahwa temperature tinggi dan saat ayam sedang stress, pertumbuhannya akan menurun akan menurun karena konsumsi ransumnya menurun.

Lokasi pemeliharaan

Dalam pemeliharaan ayam ras pedaging, loksi pemeliharaan harus diperhatikan karena lokasi pemeliharaan berkaitan dengan kondisi lingkungan seperti temperature, kelembapan, kecepatan angin dan intensitas cahaya. Pada dasarnya ayam bloiler inni merupakan suhu lingkungan yang sesuai dengan pertumbuhannya.

Indonesia termaskud daerah beriklim tropis dengan rata-rata harina 25,5oC - 27,9oC

kisaran suhsu itu melebihi rata-rata suhu optimum untuk pertumbuhan ayam pedagng, sehingga perlu diupayakan lokasi peternakan yang lebih tinggi agar suhu kandang tidak jauh berbeda dengan kebutuhan optimumnya (Oldeman dan Free, 1982)

Pada tempat yang semkain tinggi dari atas permukaan laut suhu udara semakin rendah, sehingga ternak akan mengkonsumsi ransum lebih banyak untuka memenuhi kebutahan akan energinya (Rasyaf, 1989). Pada suhu yang lebih rendah dari pada kebutuhan optimumnya, ternak akan mengkonsumsi ransum lebih banyak karean sebagian energiransum akan diubah menjaddi panas untuk mengatasi suhu lingkungan yang rendah (Leeson, 1986). Menurut Soeharsono (1976), pemeliharaan ayam pedaging pada daerah dataran memerlukan ransum yang kandungan energi dan proteinnya tidak seimbang menyebabkan metabolism tenak terganggu dan penampilan ternak menurun.

(16)

Lokasi pantai dan pegunungan

1. Daerah Pantai

Daerah pantai adalah bagian permukaan bumi yang terletak dipinggir laut (Tim penyusun Kamus Bahsa Indonesia. 2001 : 825)

Iklim Wilayah pantai di Indonesia pada umumnya berada pada altitude (ketinggian tenpat) kurang dari 5 m di atas permukaan laut, dengan laut, dengan permukaan dataran landai. Cirri dominan terutam daerah tropic, rata-rata suhu udara relative tinggi, lebih dari 26oC. Daerah pantai yang mempunyi dataran landai, jarang memiliki pepohona, dan bangunan yang tinggi, hal ini mengakibatkan tidak ada hambatan bagi gerakan udara, sehingga kecepatan angin relative tinggi pada siang hari akan berhembus angin darat, hal ini merupakan ciri khas di daerah pantai (Budi Nugroho dkk, 2001)

2. Daerah Pegunungan

Pegunungan adalah permukaan bumi berbukit, bear dan tinggi dengan ketinggian lebih dari 600 meter di atas permukaan air laut ( Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia 2001:287). Suhu udara berkisar antara 20oC-30oC. Semakain tinggi suhu tempat, semakin rendah pula suhunya. Misalnya, diberbagi daratan tinggi atau rendah yang dikelilingi pegunungan, suhu malam hari pada musim kemarau terkadang dapat menjadi sangat rendah. Daerah dengan ketinggian antara 700 – 1500 meter di atas permukaan laut merupakan daerah pegunungan dan suhunya berkisar antara 17oC-22oC. Daearh pegunungan censerung lebih sejuk karena merupakans kawasan hutan yang lebihbanyak ditumbuhi pepohonan yang dapat menghambat hembusan angin dan panas sinar matahari

(17)

Pengaruh Temperatur terhadap Pertumbuhan Ayam Ras Pedaging

Efek dari iklim yang panas pada ayam broiler akan mengakibatkan menurunkan konsumsi pakan, dan meningkatkan konsumsi air minum untuk mengimbangi dan menyesuaikan suhu tubuh dengan suhu lingkungan. Dengan menurunnya konsumsi pakan maka nilai nutrisi yang masuk dalam tubuh juga akan berkurang, yang selanjutnya pada bobot badan yang dihasilkan juga akan menurun jika dibandingkan dengan ayam broiler yang dipelihara pada suhu yang termonetral.

Soeharsono, (1976) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pada fase pertama pengendalian berupa peningkatan produksi panas atau pengeluaran panas, sedang pada fase kedua bersifat peningkatan atau pengurangan pemasukan energi. Yang segara tampak dari efek tempertaur lingkungan yang tinggi dalam keseimbangan produksi panas adalah perubahan temperature tubuh, sedangkan dalam pengaturan pemasukan energi ini ialah adanya perubahan temperature tubuh, sedangkan dalam pengaturan pemasukan energy ini ialah adanya perubahan konsumsi ransum. Dalam hal ini naiknya temperature lingkungan menyebabkan naiknya temperature lingkungan menyebabkan naiknya temperature tubuh dan disusul oleh menurunnya konsumsi yang akhirnya dapat menurunkan pertumbuhan.

Hangalapura (2006), menerangkan bahwa panas yang ekstim atau dingin akan mempengaruhi performans unggas dengan mengurangi pertambahan bobot badan dan menurunkan produksi telur , juga meningkatkan kematian dan peka terhadap penyakit. Perubahan yang terjadi secara fisiologis sebagai akibat dari suhu lingkungan yang tinggi adalah fungsi hormon yang tinggi yang pada akhirnya akan mempengaruhi metabolisme. Panas dapat mengalir dari tubuh ternak ke lingkungan atau sebaliknya.

(18)

Pengaruh Temperatur Terhadap Konsumsi Ransum dan Air Minum

Konsumsi adalah jumlah makanan yang terkonsumsi oleh hewan bila di berikan secara ad libitum. (Prakkasi, 1999). Sedangkan menurut Tillman dkk, (1991). Suhu sangat berpengaruh terhadap konsumsi pakan dan air minum, pada ayam ras pedaging untuk mengurangi kelebihan panas. Semakin tinggi suhu maka konsumsi pakan akan menurun dan konsumsi air minum akan meningkat. Dilakukan untuk mengurangi kelebihan panas. Suhu udara dalam kandang merupakan factor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap ransum yang dikonsumsi oleh ayam (Ferguson, 1970). Peningkatan suhu udara dalam kandang menyebabkan berkurangnya jumlah ransum yang dikonsumsi, sehingga zat makanan yang diperlukan oleh tubuh untuk berproduksi juga menurun khususnya asam amino esensialnya.

Haves (1968), menyatakan bahwa kebutuhan zat-zat ransum ternak dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban, bahwa suhu udara yang tinggi di dalam kandang ternak cenderung menurunkan kemampuan ternak tersebut untuk mengkonsumsi ransum. Esnimengger (1987), menyatakan bahwa konsumsi ransum berkaitan erat dengan produksi panas dalam tubuh ternak mengurangi konsumsi ransumnya agar produksi panas dalam tubuhnya menurun.

Konversi Ransum

Konversi ransum merupakan suatu ukuran yang dapat digunakan untuk menilai efesiensi pegunungan ransum serta kualitas ransum. Menurun Rasyaf (1995). Konversi ransum adalah ransum yang habis dikonsumsi ayam dalam jangka waktu tertentu dibandingkan dengan pertumbuhan bobot badan (pada waktu tertentu) semakin baik mutu ransum semakin kecil konversinya.Semakin banyak ransum yang dikonsumsi untuk mengahasilkan satu satuan produksi maka makin buruklah konversi ransum. Baik buruknya konversi ransum ditentukan

(19)

oleh berbagai factor mutu ransum, temperature, lingkungan dan tujuan pemeliharaannya secara genetic (Tilman dkk. 1986)

(20)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juli sampai Agustus 2011, di kelurahan Lakologou yang merupakan lokasi pemeliharaan didaerah pantai, dan Desa Karya Baru merupakan lokasi pemeliharaan didaerah pegunungan, Kota Bau-Bau, Kabupaten Buton, Propinsi Sulawesi Tenggara.

Materi Penelitian

Peralatan yanag digunakan dalam penelitian adalah kandang litter dari serbuk gergaji, tempat pakan, tempat minum, lampu pijar 75 watt, Lampu Neon 40 Watt, timbangan, alat pencampur dan brooder guard.

Bahan yang di gunakan adalah 96 ekor ayam ras pedaging Strain CP 707 berumur satu hari (DOC). Air ledeng, pakan komersil untuk fase starter dan finisher serta obat-obatan

Prosedur Penelitian

1. Lokasi Pemeliharaan

Pemeliharaan bertempat di kota Bau-Bau, Propinsi Sulawesi Tenggara di dua lokasi yang berbeda yaitu kelurahan lakologou, berjarak sekitar 7 km dari pusat kota dengan ketinggian sekitar ± 5 meter dari permukaan laut merupakan daerah pantai. Dan desa karya baru, yang berjarak 15 km dari pusat kota dengan ketinggian ± 700 meter permukaan laut merupakan daerah pegunungan. Disekitar desa ini merupakan area hutan lebat yang ditumbuhi banyak pepohonan sehingga suhu udara diseikitar perkampungan tersebut terasa sejuk.

(21)

2. Menejemen Pemeliharaan

Penelitian ini menggunakan 96 ekor ayam ras pedaging berumur satu hari DOC dan dibagi dalam dua lokasi pemeliharaan masing-masing 48 ekor ayam pada lokasi pantai dan pegunungan. Setiap lokasi pantai dan pegunungan, setiap lokasi terdiri dari 6 ulangan dan dipelihara dalam satu periode pemeliharaan (5 minggu ). Pada umur 1-7 hari ayam di pelihara dalam brooder guard (indukan buatan). pada umur 8-35 hari, secara acak delapan ekor ayam dimasukan kekandang beralas litter dari serbuk gergaji, yang terbuat dari bilah bambu dengan ukuran 1 x 1 x 0,7 m sebanyak 6 buah untuk masing-masing pemeliharaan.

Pemeliharaan pakan dan air minum selama penelitian diberikan secara ad libitum. Pakan yang digunakan adalah pakan komersil yang terdiri atas pakan starter ( umur 1 – 21 hari), megandung kadar protein minimal 23%. Dilanjutkan dengan pakan finisher (umur 22- 35 hari) dengan kadar protein 20% selama penelitian dilakaukan pencegahan dan pengendalian penyakit dengan pemberan multivitamin melalui air minum dan vaksinasi ND strain B1 pada umur 4 hari dengan metode tetes mata, dan pada umur 21 hari dengan vaksin ND Lasota melalui air minum.

Parameter yang Diukur

Parameter yang diukur dalam penelitian ini yaitu :

a. Pertambahan Berat Badan (PBB). Untuk mengukur pertambahan berat badan, maka dilakukan

penimbangan berat badan per ekor setiap akhir minggu. Dari data berat badan pada setiap akhir minggu, diperoleh pertambahan berat badan mingguan yaitu selisih antara berat badan penimbangan dengan berat badan sebelumnya, yang dihitung berdasarkan rumus :

PBB = BBt - BBts

(22)

PBB = Pertambahan berat badan

BBt = Berat badan akhir mingguan

BBts = Berat badan pada minggu sebelumnya.

b. Konsumsi Pakan : Untuk mengukur pakan yang dikonsumsi selama penelitian, maka

dilakukan penimbangan berdasarkan jumlah pakan sisa pada minggu tersebut. Konsumsi dihitung dengan rumus :

Konsumsi Pakan = Pakan yang di berikan – Sisa pakan

c. Konsumsi air minum : Untuk mengukur air minum yang dikonsumsi, maka dilakukan pengukuran berdasrkan jmlah air minum yang diberikan setiap hari, dikurangi dengan jumlah air minum yang di berikan setiap hari itu. Konsumsi air minum dihitung dengan rumus :

Konsumsi air minum = Air minum yang di berikan – Sisa air minum.

e. Berat Badan Akhir. Untuk mengukur berat akhir, maka dilakukan penimbangan berat badan per ekor pada akhir periode pemeliharaan.

Analisa Data

Data yang di peroleh di analisa dengan menggunakan uji –t (Sujana, 1996) dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan

(23)

x1 = Nilai rata-rata lokasi pemeliharaan ayam daerah pantai

x2 = Nilai rata-rata lokasi pemeliharaan ayam daerah pegunungan

n1 = Banyaknya jumlah ayam pemeliharaan daerah pantai

(24)
(25)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa lokasi pemeliharaan yang berbeda antara pantai dan pegunungan memberikan respon yang berbeda. Pemeliharaan dilokasi daerah pegunungan dapat menghasilkan performans ayam ras pedaging yang lebih baik dibandingkan lokasi daerah pantai.

Saran

Setelah melakukan penelitian tentang lokasi pemeliharaan ayam ras pegaging yang berbeda anatara lokasi pemeliharaan daerah pantai dan pegunungan, dapat disarankan kepada masyarakat atau peternak pada khususnya untuk memilih lokasi pemeliharaan pegunungan dalam beternak ayam ras pedaging guna menghasilkan performans ayam ras pedaging yang lebih baik.

(26)

RIWAYAT HIDUP

JON HARIANTO TABARA dilahirkan pada tanggal 15 januari 1987 di

kelurahan lakologou, kota Bau-bau, Propinsi Sulawesi Tenggara. Penulis adalah anak ke dua dari dua bersaudara dari pasangan Laode Gumi dan Asni SEpd, pada tahun 1994 penulis menjalankan jenjang pendidikan formal di Sekolah Dasar Negeri 1 Bungi, dan selesai pada tahun 2000, setelah selesai pada tahun 2000 kemudian dilanjutkan di SLTP Negeri 5 Bau-Bau dan selesai pada tahun 2003, yang kemudian dilanjutkan pada SMA Negeri 1Bau-bau hingga menyelesaikan sekolah pada tahun 2005. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan Tinggi Negeri dan lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) di Universitas Hasanuddin Makassar. Penulis Lulus dan terdaftar pada tahun 2005 di Fakultas Peternakan pada Jurusan Produksi Ternak Universitas Hasanuddin Makassar.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam percakapan tersebut Nabi Ibrahim meminta dengan halus dan penuh kasih sayang kepada anaknya Ismail, hal tersebut ditandai dari kalimat-kalimat yang tidak

Titik-titik tersebut memiliki tingkat kebisingan yang tinggi karena untuk titik 2, 3, dan 4 berada di pinggir jalan dan di tandai dengan kontur berwarna merah, dan titik 6 dan 9

1) Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman ibu-ibu post partum tentang masalah ASI dan solusinya, dimana produksi ASI yang kurang tidak hanya tergantung masalah nutrisi tetapi juga

Pembahasan mengenai ijmak menurut Fazlul Rahman, juga 13 Sunnah yang hidup adalah suatu sikap, pendapat atau tingkah laku (praktek) baik yang dilakukan oleh Nabi saw maupun oleh

Renstra Disdikpora Kabupaten Gianyar Tahun 2013-2018 17 pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundangundangan yang bedaku;menngevaluasi dan menilai hasil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat 20 mata kuliah yang diselenggarakan dengan e-learning oleh 7 orang dosen; (2) e-learning yang diterapkan adalah blended learning;

sering dipakai untuk menunjuk pada bahan atau materi yang digunakan oleh para perupa (seniman seni rupa). Misalnya, seorang pematung menggunakan bahan batu, kayu,

Anomali dalam ranah karawitan dapat direpresentasikan melalui eksperimen terhadap kebiasaan dalam karawitan, unsur instrumen, estetika musikal, dan membuat alternatif