PENDIDIKAN KADER MUHAMMADIYAH DALAM MENINGKATKAN KARAKTER MAHASISWA
(Studi Kasus di Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah KH. Mas Mansyur Universitas Muhammadiyah Surakarta Periode 2012/2013)
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat-syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) pada Fakultas Agama Islam Program Studi
Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)
Oleh : Indah Wahyuningsih
NIM. G000100157 NIRM. 10/X/02.2.1/T/5577
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
ABSTRAK
Organisasi yang baik adalah yang mampu menunjukkan eksistensi di antaranya yaitu berkualitas dan memiliki banyak anggota. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang merupakan salah satu organisasi otonom dari Muhammadiyah juga berupaya untuk menjaga ekistensinya, khususnya kualitas dari kadernya. Salah satu upaya adalah dengan pendidikan kader sebab organisasi akan maju ketika dipimpin oleh orang-orang yang melewati proses perkaderan di dalam organisasi tersebut. Oleh karena itu, apa saja bentuk pendidikan kader muhammadiyah dalam meningkatkan karakter mahasiswa di Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah KH. Mas Mansyur UMS beserta faktor pendukung dan penghambatnya?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk pendidikan kader dalam meningkatkan karakter mahasiswa yang diselenggarakan oleh Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah KH. Mas Mansyur UMS beserta faktor pendukung dan penghambatnya. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai masukan dan sebagai informasi strategi perkaderan Muhammadiyah yang dapat meningkatkan karakter mahasiswa serta bahan evaluasi bagi pihak-pihak yang berperan dalam pelaksanaan perkaderan Muhammadiyah di Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah KH. Mas Mansyur UMS.
Jenis Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan sumber data dari Pimpinan dan Kader Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah KH. Mas Mansyur UMS, dokumen serta buku-buku perkaderan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan Muhammadiyah. Untuk pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, observasi dan wawancara dengan model focus group discussion, sedangkan analisis data menggunakan diskriptif kualitatif dengan metode deduktif.
Kesimpulan dari Penelitian ini adalah pendidikan kader dalam meningkatkan Karakter Mahasiswa di PK. IMM KH. Mas Mansyur UMS terbagi menjadi empat kelompok yaitu Pra Perkaderan yang meliputi Masa Ta’aruf, Perkaderan Utama yang meliputi Darul Arqom Dasar dan Pendelegasian Darul Arqom Madya, Perkaderan Khusus meliputi Pelatihan Instruktur Dasar, Perkaderan Pendukung meliputi Sekolah Kader, Kajian Al-Islam, Kajian Kristologi, Kader Adventure serta Pendelegasian. Kemudian yang menjadi faktor pendukung adalah adanya dukungan dan perhatian dari PC. IMM Kab. Sukoharjo, ijin dari Pengurus Pondok Internasional serta semangat juang para kader dan pimpinan dalam membangun komisariat. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat adalah dari internal yaitu double Job Pimpinan di luar organisasi dan perbedaan fakultas, serta dari eksternal yaitu ancaman dari organisasi kemahasiswaan sejenis di sekitar kampus dan kurang perhatian dari pimpinan pondok?
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 bertepatan dengan tanggal 18 November 19121. K.H Ahmad Dahlan mengawali usahanya untuk memurnikan Islam, mengembalikan kehidupan agama kepada sumber aslinya yaitu Al-Qur’an dan Sunnah. Semangat pembaharuan berawal dari perkenalannya dengan tafsir Al-Manar oleh Muhammad Abduh, tokoh pembaharu di Mesir2. “seorang kader akan bekerjakeras dalam keadaan apapun dan di tempat manapun, kendati tidak menduduki jabatan dalam persyarikatan. Ambisi seorang kader bukanlah pada jabatan, tetapi pada tercapainya target program dan tujuan persyarikatan dengan memaksimalkan amal dan pengabdian kepada Allah Swt”3
Kontribusi muhammadiyah
diantaranya banyak amal usaha yang dimiliki, aset muhammadiyah pada saat ini tercatat berupa TK/TPQ berjumlah 4.623, SD/MI berjumlah 2.604,
SMP/MTs berjumlah 1.772,
SMA/SMK/MA berjumlah 1.143,
Pondok pesantren berjumlah 67, Perguruan tinggi berjumlah 172 4 . Tokoh- tokoh besar Indonesia yang lahir dari rahim muhammadiyah diantaranya kader-kader tersebut adalah ki Bagus Hadikusumo, Jendral Sudirman, KH. Mas Mansyur, AR. Fahrudien, Amien Rais, Hatta Rajasa dan lain sebagainya.
Universitas Muhammadiyah Surakarta yang merupakan salah satu
1
Adi Nugroho, K.H.Ahmad Dahlan
(Yogyakarta: GARASI, 2010), hlm. 01. 2
Ibid, hlm. 47 3
Mohammad Djazman Al Kindi,
Muhammadiyah Peran Kader dan Pembinaannya
(Surakarta:Muhammadiyah University Perss, 1989), hlm. 18.
4
PP Muhammadiyah, Inventarisasi Amal Usaha
Muhammadiyah, online website, 2013,
www.muhammadiyah.or.id/contenc-8-det-amal-usaha.html diakses 11 Februari 2014
amal usaha muhammadiyah. Pada saat ini UMS yang tengah dipimpin oleh rektor Prof. DR. Bambang Setiadji telah membuktikan keberhasilannya yaitu dengan adanya gedung kuliah dan pondok pesantren mahasiswa.
Pondok pesantren internasional KH. Mas Mansyur UMS merupakan asrama mahasiswa dari Indonesia maupun mahasiswa luar negeri. Berdirinya pondok ini bertujuan untuk
keberlangsungan perkaderan
Muhammadiyah. Salah satu usaha perkaderan adalah mendirikan Pimpinan Komisariat Mahasiswa Muhammadiyah. Banyak sekali kegiatan-kegiatan yang dirancang oleh pimpinan IMM untuk
membangun karakter mahasiswa
diantaranya darul arqom dasar, kader adventur, kajian kristologi, kajian aqidah, diskusi kelompok dan lain sebagainya.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pendidikan Kader Muhammadiyah dalam Meningkatkan Karakter Mahasiswa (Studi Kasus di Pimpinan
Komisariat Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah Pondok Internasional
KH. Mas Mansyur Universitas
Muhammadiyah Surakarta Periode 2012/2013).
Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah di tulis di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian yaitu “Apa saja bentuk pendidikan kader yang dilaksanakan oleh Pimpinan
Komisariat Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah KH. Mas Mansyur Universitas Muhammadiyah Surakarta
dalam meningkatkan karakter
Mahasiswa serta faktor pendukung dan penghambatnya?”
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk
pendidikan kader yang dilaksanakan oleh Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah KH.
Mas Mansyur Universitas
Muhammadiyah Surakarta dalam meningkatkan karakter mahasiswa serta menyebutkan faktor pendukung dan penghambatnya.
Manfaat Penelitian 1. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut :
a. Manfaat Teoritis
Memberikan informasi untuk menambah khasanah keilmuan bagi aktivis mahasiswa maupun aktivis Muhammadiyah khususnya terkait pendidikan kader dalam meningkatkan karakter mahasiwa.
b. Manfaat Praktis
Memberikan masukan
bagi kader IMM Mas Mansyur mengenai strategi perkaderan dan bahan evaluasi kinerja agar lebih berinovasi. Sebagai informasi tambahan atau pembanding bagi
peneliti lain dengan
permasalahan yang sejenis. LANDASAN TEORI
Tinjauan Pustaka
1. Sutarman, 2009, Pendidikan Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Studi Kasus di Komisariat Muhammad Abduh Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta Periode 2007-2008)5. 2. Aris Suseno, 2012, Konsep
Pendidikan Karakter Berbasis
5
Edi Rukman, Pendidikan Kader Muhammadiyah (Studi Empiris di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surakarta Periode 2007-2008),
(Surakarta: Skripsi UMS, 2011), Tidak di Terbitkan.
Potensi Diri dalam Film The Miracle Worker6.
3. Anis Indarwati, 2010, Modernisasi Pendidikan Islam KH. Ahmad Dahlan dalam Novel Sang Pencerah Karya Akmal Nasery Basral7.
Berdasarkan pada penelitian yang sudah ditemukan di atas, dapat dilihat bahwa jelas terdapat perbedaan antara beberapa penelitian diatas dengan penelitian yang akan penulis laksanakan ini. seperti fokus penelitian, lokasi penelitian dan permasalahan penelitian yang jelas berbeda. objek penelitian yang memfokuskan pada pelaksanaan pendidikan kader Muhammadiyah dalam meningkatkan karakter mahasiswa. Tinjauan Teoritik
1. Pendidikan Kader Muhammadiyah a. Pengertian Pendidikan Kader
Pendidikan adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental8.
Kader adalah sama
dengan elite yaitu bagian yang terpilih dan terbaik karena telah terlatih (inti tetap suatu resimen) yaitu kelompok manusia yang terbaik karena terpilih merupakan inti dari kelompok yang lebih besar dan terorganisir secara permanen9.
Perkaderan
Muhammadiyah adalah suatu
6
Aris Suseno, Konsep Pendidikan Karakter
Berbasis Potensi Diri dalam Film The Miracle Worker,
(Surakarta: Skripsi UMS, 2012), Tidak di Terbitkan. 7
Anis Indarwati, Modernisasi Pendidikan Islam
KH. Ahmad Dahlan dalam Novel Sang Pencerah Karya Akmal Nasery Basral”, (Surakarta: Skripsi UMS, 2010),
Tidak di Terbitkan. 8
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada: 2009), hlm.1.
9
Agus Sukaca, Mengembangkan Misi Muhammadiyah (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah:
proses, upaya, atau cara secara sadar terarah, trencana dan
berkesinambungan untuk
membentuk kader
Muhammadiyah dengan peran sebagai kader persyarikatan, kader umat, dan kader bangsa sesuai dengan misi, gerak, dan tujuan Muhammadiyah yang diembannya10.
Berpijak pada pengertian diatas, jadi Pengertian
pendidikan Kader
muhammadiyah merupakan
proses perkaderan oleh anggota inti yang diorganisir secara permanen dan berkemampuan dalam menjalankan tugas serta
misi di lungkungan
persyarikatan, umat dan bangsa
guna mencapai tujuan
muhammadiyah11.
b. Tujuan Pendidikan Kader Muhammadiyah
Pendidikan kader
memiliki tujuan yaitu agar
terwujudnya kader
muhammadiyah sebagai kader umat, kader bangsa dan kader persyarikatan yang terbina aspek
ideologi dan
kepemimpinannya12.
c. Komponen dan Jenjang
Perkaderan
Dikarenakan penelitian di laksanakan di PK. IMM KH. Mas Mansyur UMS, maka Komponen dan jenjang perkaderan yang penulis muat adalah komponen perkaderan IMM, terbagi sebagai berikut13:
1. Komponen Pra Perkaderan
10
Edi Rukman, Pendidikan Kader Muhammadiyah (Studi Empiris di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surakarta) (Surakarta: Universitas Muhammadiyah: 2011), hlm. 24. 11 Ibid, hlm. 57. 12 Ibid, hlm. 67. 13
Pimpinan pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Sistem Perkaderan Ikatan (Jakarta : PP IMM: 2012). Hlm. 3.
Yaitu suatu
komponen awal yang
berfungsi untuk
mengenalkan IMM disebut Masa Ta’aruf yang disingkat Masta.
2. Komponen Perkaderan
Utama :
Yaitu merupakan komponen pokok perkaderan IMM bersifat mengikat secara struktural. Terdiri dari Darul Arqam Dasar (DAD), Darul Arqa Madya (DAM), Darul Arqam Paripurna (DAP).
3. Komponen Perkaderan
Khusus :
Komponen
pendukung perkaderan utama dengan pendekatan khusus dalam rangka meningkatkan
kemampuan khusus yang
terdiri dari Latihan Instruktur
Dasar (LID), Latihan
Instruktur Madya (LIM) dan Latihan Instruktur Paripurna (LIP).
4. Komponen Perkaderan
Pendukung :
Yaitu komponen
perkaderan yang dilaksanakan untuk meningkatkan potensi kader yang dilaksanakan secara integral dengan program organisasi dan terdiri dari :
a. Perkaderan Pendukung Pokok yang dilaksanakan oleh bidang.
b. Perkaderan pendukung tambahan yang tidak di atur secara khusus (terbuka dan bebas). d. Perangkat Perkaderan
Ada enam hal yang perlu dipertimbangkan dalam suatu
aktivitas Perkaderan. Keenam aktivitas tersebut adalah14:
1. Tujuan yang jelas dan terarah
2. Sifat materi yang diajarkan tekhnis atau teoritis
3. Kondisi peserta dari kalangan pendidikan rendah, sedang atau tinggi
4. Kemampuan
Instruktur/Pembicara yang harus menguasai materi dan metode
5. Peralatan yang tersedia dapat menunjang keberhasilan penyampaian materi
6. Waktu yang tersedia sesuai
dengan target yang
ditentukan.
e. Tugas Kader Muhammadiyah
Kandidiat kader
dinyatakan sebagai kader setelah masuk ke dalam gerakan dan melaksanakan tugas- tugasnya. Adapun tugasnya antara lain15:
1) Mengundang Pengajian/Kursus kepada simpatisan muhammadiyah 2) Memimpin Jamaah kurang lebih 7- 15 anggota 3) Menjaga shalat
berjamaah di masjid yang telah di tentukan secara rutin
4) Menjaga sillaturrahim
dengan jamaahnya,
memberikan perhatian lebih terhadap jamaah
yang mengalami
kesulitan.
5) Membina kehidupan
beragama jamaah dan terus memberi motivasi untuk perbaikan ibadah.
14
Ibid, hlm. 10. 15
Agus Sukaca, Mengembangkan Misi
Muhammadiyah (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah:
2010), hlm. 63.
6) Mengajak mengaji untuk meningkatkan agama dan
menjaga semangat
beragama.
7) Melayani anggota jamaah
untuk memperoleh
informasi terkait tuntunan hidup beragama. 8) Mempromosikan simpatisan menjadi anggota muhammadiyah. 9) Membawa dan melibatkan anggota dalam kegiatan perkaderan muhammadiyah. f. Kompetensi Kader Muhammadiyah 1) Kompetensi Keberagamaan Kader muhammadiyah
bertauhid murni dengan ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena motivasi yang lain16.
2) Kompetensi Akademis dan Intelektual
Kader muhammadiyah harus seorang yang cerdas dalam berfikir agar memenuhi kualifikasi ulil albab dan
senantiasa membina
kecerdasan tersebut dengan membiasakan al- qur’an dan buku-buku yang dapat mendukung pemahamannya terhadap ajaran islam sehingga mengakibatkan berfikir maju dan moderat17.
3) Kompetensi Sosial
Kemanusiaan
Seorang kader
muhammadiyah adalah
orang yang banyak berbuat untuk kemaslahatan umat.
Menunjukkan dan
mengajarkan yang benar secara bijak18. 16 Ibid, hlm. 59. 17 Ibid, hlm. 60. 18 Ibid, hlm. 65.
2. Karakter Mahasiswa
a. Definisi Karakter Mahasiswa Karakter secara istilah berarti sifat-sifat kejiwaan, kepribadian, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain:tabiat, watak19. Karakter berasal dari bahasa Yunani yaitu charassein yang berarti “to engrave” atau mengukur, melukis memahatkan dan menggoreskan 20 . Semua
psikologi kepribadian
menggunakan istilah kepribadian untuk menggambarkan kualitas psikologis yang memberikan kontribusi terhadap ketahanan (enduring) individu dan pola khusus dari perasaan, pola pikir dan perilaku21.
Menurut Ainain “Khuluq adalah ibarat dari kelakuan manusia yang membedakan baik dan buruk, lalu disenangi dan dipilih yang baik untuk di praktekkan dalam perbuatan, sedangkan yang buruk di benci dan dihilangkan22”
Pengertian dasar dari Mahasiswa merupakan orang yang belajar di pergurusan tinggi23. Secara istilah definisi dari mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu24.
Jadi karakter mahasiswa adalah sifat-sifat kejiwaan, perilaku seorang yang belajar di
19
Ibid, hlm. 240.
20
Marzuki, Pembinaan Karakter Mahasiswa
Melalui Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi Umum (Yogyakarta: Ombak, 2011), hlm. 173.
21
Daniel Cervone, Kepribadian : Teori dan
Penelitian (Jakarta: Salemba Humanika, 2008), hlm. 10.
22
Ibid,hlm. 173. 23
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus
Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustakas,2008)
hlm. 570. 24
Surwono, Peraturan Pemerintah RI No.30: 1990.
perguruan tinggi berupa gambaran kualitas dari dirinya sendiri berupa baik ataupun buruk.
b. Nilai- Nilai Karakter
Karakter dalam psikologi
akan dimaknai lewat
implementasi perilaku yang tampak dalam kehidupan sehari-hari. Secara subtantif karater terdiri dari tiga nilai operatif yaitu pengetahuan tentang moral (moral knowing, aspek kognitif), perasaan berlandaskan moral (moral feeling, aspek afektif) dan perilaku berlandasan moral
(moral behavior, aspek
psikomotor)25.
Karaketer yang baik terdiri atas proses- proses yang meliputi: tahu mana yang baik (knowing the good), keinginan melakukan yang baik (desiring the good) dan melakukan yang baik (doing the good)26.
c. Jenis- Jenis Karakter Mahasiswa
Mahasiswa dikelompokkan
menjadi beberapa sesuai dengan karakternya, yaitu27:
1) Mahasiswa Pemimpin
Tipe mahasiswa yang
mencolok dan aktif tidak hanya di dalam kelas tetapi
juga memiliki banyak
kegiatan di luar perkuliahan. Hidupnya diperkuliahan sangan variatif, belajar dari
bangku kuliah dan
lingkungan sekitarnya. 2) Mahasiswa Akademisi
Mahasiswa yang yang track record akademisnya bagus
25
Muchlas Samani, Pendidikan Karakter (Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 2011), hlm. 47.
26
Ibid, hlm. 48. 27
Dani Puti Rudi, Jenis dan Karakter
Mahasiswa, ounline blogspot, 2012, http://daniaputirudi.blogspot.com/2012/12/jenis-dan-karakter-mahasiswa.html, diakses 16 April 2014
sebab disiplin dalam mengikuti perkuliahan, aktif masuk kuliah, mengerjakan tugas, aktif ikut praktikum, tepat waktu, catatan lengkap, jarang membolos kecuali sangat terdesak, serta indek prestasi tidak pernah dibawah 3, 00.
3) Aktivis-Organisator
Mahasiswa tipe ini juga ikut kuliah, namun setelah jam pelajaran selesai biasanya menyibukkan diri ikut organisasi. Ciri yang menonjol adalah piawai dalam berbicara di depan umum, jiwa kepemimpinan yang tinggi dan mampu bekerjasama. Ada beberapa yang bisa membagi waktu dengan baik antara kuliah dengan organisasi namun ada juga yang dipandang kurang bagus seperti IPK biasa saja dan tukang demo.
4) Agamis
Tipe mahasiswa ini biasa melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan keagamaan yang berada di lingkungan kampus. Dari segi pakaian
dan tingkah laku
menunjukkan simbol-simbol keagamaan. Mahasiswa tipe ini sering diminta menjadi mentor agama, mengisi forum dakwah kampus dan aktif di organisasi dakwah kampus.
5) Mahasiswa Biasa
Tipe mahasiswa yang
berasumsi kuliah sebagai formalitas, masuk dan
mengerjakan tugas
merupakan bagian di dalam perkuliahan setelah itu mencari kesenangan. Ciri-ciri
yang menonjol dari
mahasiswa tipe ini adalah
tidak betah dikampus, lebih
suka keramaian yang
menhyenangkan dan tidak menjadi beban pikiran seperti mall, dan kadang ujian menyontek.
METODE PENELITIAN Jenis dan Pendekatan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field reserach) dengan penelitian kualitatif. Penelitian yang prosedurnya menghasilkan data diskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati28.
2. Pendekatan Penelitian
Dilihat dari aspek penelitian, jenis ini termasuk penelitian kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus. Metode studi kasus
merupakan penelitian yang
dilaksanakan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu organisme (individu), lembaga atau gejala tertentu dengan daerah atau subyek yang sempit29.
Tempat dan Subjek Penelitian
Tempat yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah KH. Mas Mansyur
Universittas Muhammadiyah
Surakarta. Terletak di dalam lingkungan Pondok Internasional Mas Mansyur di daerah Gonilan yang berdiri tegak lima lantai, dan merupakan aset dari Universitas Muhammadiyah Surakarta. Subyek penelitian meliputi kader-kader IMM Mas Mansyur yang memimpin pada periode 2012/2013.
28
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian
Kualitatif (Bandung:Remaja Rosyda Karya, 2010), hlm.
40. 29
Suharsimi Arikunto, Prosedur Pemelitian
Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2006),
Metode Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data meliputi : a. Wawancara
Wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan
oleh dua pihak, yaitu
mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung dan yang diwawancarai memberikan jawaban atas pertanyaan itu30. Maksud penggunaan metode ini adalah untuk menggali data yang
berhubungan dengan
pelaksanaan pendidikan kader serta kebijakan-kebijakan PK.IMM KH. Mas Mansyur UMS. Model Focus Group Discussion sebagai alat yang akan peneliti gunakan dalam metode ini.
b. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang-barang tertulis. Peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, arsip, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya31. Dokumen berupa Laporan Pertanggungjawaban Pimpinan tahun 2014, data base kader, notulensi rapat dan Rancangan Agenda Kegiatan . c. Observasi (pengamatan)
Observasi adalah
menperhatikan sesuatu dengan
menggunakan mata atau
pengamatan yang meliputi kegiatan, baik secara langsung maupun tidak langsung 32 . Metode ini dilakukan untuk memperoleh data tentang letak geografis, keadaan fasilitas dan kegiatan pendidikan kader di lingkungan PK.IMM KH. Mas Mansyur UMS. 30 Lexy J, Metodologi, hlm. 135. 31 Arikunto, Prosedur, hlm.149. 32 Arikunto, Prosedur, hlm.57. Hasil Penelitian Metode Analisis Data
Dalam metode ini penulis menggunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu digambarkan dengan kata-kata atau kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori untuk
memperoleh kesimpulan 33 .
Sedangkan dalam menyimpulkan menggunakan metode deduktif yaitu
suatu metode yang akan
menganalisis suatu maksud dengan berangkat dari hal-hal yang bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus34.
HASIL PENELITIAN
A. Bentuk Pendidikan Kader
Muhammadiyah dalam Meningkatkan Karakter Mahasiswa di PK. IMM KH. Mas Mansyur UMS
Berdasarkan teori pada Bab II dan deskripsi data pada Bab IV dengan data-data yang didapatkan dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi, maka adapun bentuk-bentuk pendidikan kader yang ada di Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah KH. Mas Mansyur
Universitas Muhammadiyah Surakarta dalam meningkatkan karakter mahasiswa terdapat empat model yaitu kegiatan Pra Perkaderan, Perkaderan Utama, Perkaderan khusus dan Pendukung:
1. Kegiatan Pra Perkaderan
Masa ta’araf oleh IMM KH. Mas Mansyur UMS35 adalah kegiatan yang tergolong pra perkaderan. Di dalam kegiatan tersebut telah disiapkan beberapa materi pengenalan tentang keislaman, kemuhammadiyah, ke-imm-an dke-imm-an orgke-imm-anisasi. Ini merupakke-imm-an wahana yang tepat untuk mengarahkan mahasiswa agar menentukan prioritas dirinya berpendidikan akan memiliki karakter seperti apa, entah akademisi,
33
Ibid,hlm.245
34
Miles, Data Kualitatif Buku Sumber tentang
Metode-Metode Baru (Jakarta: Universitas Indonesia
Press, 1992), hlm. 16. 35
aktivis-organisatoris, agamis atau mahasiswa biasa36 serta menanamkan nilai iman dan taqwa, disiplin, berfikir konstruktif, bertanggung jawab dan tertib. Selain itu membuktikan karakter kader imm yaitu contibute to37 terhadap calon kadernya.
2. Perkaderan Utama
Kader yang baik adalah yang tidak cacat perkaderan, maksudnya adalah mengikuti jenjang perkaderan dari awal sampai akhir sehingga paham seluk beluk organisasi yang diikuti. Adapun bentuk perkaderan utama yaitu Darul Arqom Dasar dan pendelegasian Darul Arqom Madya di PC. IMM Kabupaten Sukoharjo.
a. Darul Arqom Dasar
Analisis dalam pendidikan kader
Darul Arqom Dasar dalam
mempengaruhi karakter mahasiswa dilihat dari beberapa aspek yaitu: 1) Peserta
Calon kader harus lolos dalam mengikuti screening sebelum dapat bergabung menjadi peserta sehingga harus mempersiapkan diri dengan memperkaya aspek kognitinya yaitu keilmuan seperti ilmu
umum, al-islam,
kemuhammadiyahan dan ke-IMMan38.
2) Materi dan Nara Sumber
Subtansi dari materi berupa pemahaman tentang
nilai-nilai keislaman,
kemuhammadiyahan dan ke-IMMan 39 yang disampaikan narasumber sesuai bidang pembahasan sangat berpengaruh dalam meningkatkan karakter mahasiswa dalam cara berfikir dan bertindak40.
3) Target dan tujuan 36 Lihat Bab II hlm. 14. 37 Ibid, hlm. 12. 38 Ibid, hlm 26. 39 Ibid, hlm 27. 40 Ibid, Hlm. 27.
Target dan tujuan DAD jelas subtansinya yaitu sebagai peningkatan mutu karakter mahasiswa sebagai kader agar setingkat lebih baik daripada mahasiswa biasa41.
4) Metode
Metode yang digunakan adalah a) In Class yaitu pembelajaran di dalam kelas berupa diskusi interaktif, brainstorming, kuis, tanya jawab serta focus group discussion. b)Outing Class yaitu pembelajaran diluar ruang kelas yang berupa game problem solving dan tadzabur alam42. Ini membantu mahasiswa mengasah sikap, sifat, strategi dan emosional.
b. Darul Arqom Madya PC.IMM Kab. Sukoharjo
Merupakan kegiatan perkaderan tingkat kedua setelah darul arqom dasar sesuai dengan sistem perkaderan ikatan mahasiswa muhammadiyah43.
Pada saat itu kader komisariat KH. Mas Mansyur mengikuti DAM dengan baik dan dapat menerima materi yang disampaikan. Ada lima kader yang menjadi delegasi, materi yang diperoleh satu tingkat lebih berat dibandingkan waktu DAD.
Kader itu sama dengan elite yaitu bagian yang terpilih dan terbaik karena telah terlatih (inti tetap suatu resimen) yaitu kelompok manusia yang terbaik karena terpilih merupakan inti dari kelompok yang lebih besar dan terorganisir secara
permanen 44 . Sehingga
mendelegasikan kader untuk ikut Darul arqom Madya adalah 41 Ibid, hlm. 14. 42 Ibid, hlm. 27. 43 Ibid, hlm. 13. 44 Ibid, hlm. 7.
salah satu upaya untuk tidak cacat organisasi.
3. Perkaderan Khusus
Pendelegasian kader dalam kegiatan Pelatihan Instruktur Dasar yang dilaksanakan oleh PC.IMM Kab. Sukoharjo45 sebagai peserta kegiatan Pelatihan insturktur sangat beruntung karena sangat mempengaruhi kecerdasan
intelektual dengan tidak
mengesampingkan ilmu agama 46 . Sehingga sangat melengkapi pemenuhan kebutuhan karakter mahasiswa yang tengah dalam proses pertumbuhan. Selain itu kader yang mengikuti LID ini nantinya yang akan meneruskan subyek perkaderan di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
Karakter yang tampak pada kegiatan ini adalah akhlak islam terhadap pimpinan diatasnya yang harus dihormati dan diikuti 47 serta menunjukkan mahasiswa aktivis-organisatoris48.
4. Perkaderan Pendamping
Perkaderan Pendamping oleh Pimpinan Komisariat IMM KH. Mas Mansyur cukup baik dilaksanakan . Adapun perkaderan pendamping yaitu sekolah kader, kajian keislaman, kajian kristologi dan pendelegasian.
a. Sekolah Kader
Kegiatan dengan model
persekolahan ini sangat membantu transfer ilmu khususnya terkait ke-IMMan49.
1) Peserta
Peserta yang mengikuti sekolah kader adalah alumni darul arqom dasar50, kader yang
telah mengikuti proses
perkaderan dasar dalam imm dan karakternya terbentuk dari perkaderan dasar tersebut. 45 Ibid, hlm. 30. 46 Ibid, hlm. 8. 47 Ibid, hlm.11. 48 Ibid, hlm.12. 49 Ibid, hlm. 28. 50 Ibid, hlm. 28.
2) Materi dan Nara Sumber
Berdasarkan materi dan narasumber kegiatan sekolah kader ini mampu membantu meningkatkan karater mahasiswa yang telah menjadi kader imm pada aspek afektif, kognitif dan psikomotorik serta memenuhi trikompetensi imm yaitu Religiusitas, Intelektualitas dan humanitas 51.
3) Target dan Tujuan
Sekolah kader memiliki
Indikator keberhasilan
perkaderan berupa a) paham
seluk beluk IMM dan
Muhammadiyah b) membuka cakrawala berfikir lebih dalam lagi dalam membaca wacana52. Hal ini sesuai dengan tujuan Pendidikan kader yaitu agar
terwujudnya kader
muhammadiyah sebagai kader umat, kader bangsa dan kader persyarikatan yang terbina aspek
ideologi dan
kepemimpinannya53. 4) Metode
Metode yang digunakan dalam sekolah kader ini adalah a. Andragogy dan b. Diskusi Interaktif 54 , menempatkan peserta didik sebagai obyek pembelajaran mandiri, dan dengan diskusi interaktif membuka peluang bagi pemateri dan pesrta lebih aktif interaksi dalam belajar sehingga materi mudah dipahami.
b. Kajian Al-Islam
Kajian ini merupakan kegiatan rutin setiap hari senin ba’da subuh
oleh bidang Dakwah dan
mempelajari materi-materi 51 Ibid, hlm.11. 52 Ibid, hlm. 28. 53 Ibid, hlm. 7. 54 Ibid, hlm. 28
keislaman seperti Akidah, Fiqh dan akhlak55.
1) Peserta
Peserta kajian al-islam adalah mahasiswa yang berbeda dengan mahasiswa biasa. Sesuai karakter mahasiswa ini mampu mengkombinasikan karakter aktifis-organisatoris dan agamis56.
2) Materi dan Narasumber
Kajian yang dibawakan oleh ustad yang berpotensi sesuai bidang masing-masing ini mengajarkan beberapa materi keislaman seperti aqidah, akhlak dan fiqh untuk memberikan suplemen rohani pada diri kader dan pimpinan yang mengikuti57. Sehingga materi yang sudah
didapatkan kemudian
diimplementasikan dalam
kehidupan pribadi, keluarga, sosial dan masyarakat58.
3) Target dan tujuan
Kajian ini memiliki tujuan baik, Jadi ketika target dan tujuan tersebut telah tercapai maka mahasiswa yang menjadi kader maupun pimpinan mampu menguatkan trikompetensi khususnya religiusitanya59. 4) Metode
Metode yang
disampaikan tidak hanya sekedar
dipahami namun juga
memahamkan kebenaran dan memotivasi untuk melaksanakan ilmu tersebut60.
c. Kajian Kristologi
Kajian ini merupakan kegiatan rutin setiap hari kamis ba’da ashar yang membahas tentang
55 Ibid, hlm. 29 56 Ibid, hlm.14. 57 Ibid, hlm.29. 58 Ibid, hlm.12. 59 Ibid, hlm.30. 60 Ibid, hlm.11.
materi agama dalam injil dan al-qur’an selama satu periode61. 1) Peserta
Peserta kajian adalah orang-orang yang mempertegas bahwa agama islam satu-satunya agama yang menjalankan akidah yang benar salah satunya dengan membandingkan dan mencari kebenarannya dengan kitab injil. Ini sesuai dengan kompetensi kader muhammadiyah yaitu kompetensi religius yang menjaga akidahnya62
2) Materi dan Narasumber
Kajian ini diisi oleh ustadz Harsono dari Pimpinan Pusat Majelis Dakwah Khusus Muhammadiyah dengan materi kandungan Injil dan Al-Qur’an dalam satu periode 63. Materi yang diajarkan adalah materi-materi yang menguatkan aqidah islam dimana untuk memenuhi karakter kader muhammadiyah yang paling utama adalah akidah islam yang murni64.
3) Tagret dan tujuan
Dengan adanya tujuan tersebut kajian ini mampu
memberikan kontribusi
pembentukan karakter kader yang agamis dan memurnikan aqidah65.
4) Metode
Metode yang digunakan adalah a.Pengkajian ayat-ayat dalam Injil dan Al-qur’an dan b.diskusi Interaktif 66. Dengan metode ini peserta akan lebih mempelajari detail-detail kandungan kitab yang dipelajari serta membuka fikiran untuk
61 Ibid, hlm. 30. 62 Ibid, hlm. 7. 63 Ibid, hlm. 26. 64 Ibid, hlm. 30. 65 Ibid, hlm. 30. 66 Ibid, hlm. 30.
menentukan yang benar dan yang terbaik.
d. Kader adventure
Kader Adventure
merupakan salah satu program kerja dari bidang Kader sebagai bentuk perkaderan di luar ruang yang dilaksanakan pada sabtu, 15 Desember 2012 di Tawangmangu67. Kegiatan ini memberikan sensasi yang berbeda dalam proses perkaderan. iMeskipun diluar ruang terbuka namun tidak hanya jalan-jalan tetapi juga untuk berdiskusi dan mencari ilmu secara bersama-sama.
Menariknya yaitu bisa
mengkolaborisakn keadaan antara bermain, belajar dan beribadah.
Kegiatan ini melengkapi
trikompetensi kader IMM yaitu religiusitas, intelektualitas dan humanitas.
e. Pendelegasian
Kegiatan pendelegasian
merupakan sarana untuk
memberikan pengalaman dan ilmu yang lebih banyak lagi. Adapun kegiatan-kegiatan yang pernah kader ikuti diluar komisariat yaitu Baret Merah
dan Pendidikan Khusus
Immawati68.
1) Baret Merah PC.IMM Kab. Sukoharjo
Baret merah merupakan kegiatan untuk mengasah intelektual dan menambah khasanah keilmuan diberbagai bidang keilmuan. Salah satu
kompetensi kader
muhammadiyah adalah
kompetensi akademis dan intelektual sehingga Kader muhammadiyah harus seorang yang cerdas dalam berfikir agar memenuhi kualifikasi ulil albab
dan senantiasa membina
67
Ibid, hlm. 27. 68
Ibid, hlm.30
kecerdasan tersebut dengan membiasakan al- qur’an dan
buku-buku yang dapat
mendukung pemahamannya
terhadap ajaran islam sehingga mengakibatkan berfikir maju dan moderat69.
2) Pendidikan Khusus Immawati Dasar PC.IMM kab. Sukoharjo
DIKSUSWATIDA merupakan pendidikan kader dasar yang dikhususkan untuk membahas keputrian dan anak-anak sebagai bentuk pembekalan diri agar tidak ikut arus kejahatan dan kemaksiatan yang tengah marak di masyarakat. Kegiatan ini sangat bermanfaat sehingga semua kader putra dan putri IMM se-Komisariat KH.
Mas Mansyur UMS
didelegasikan.
B. Faktor Pendukung dan Penghambat PK.IMM KH. Mas Mansyur UMS Melaksanakan Pendidikan Kader dalam Meningkatkan Karakter Mahasiswa 1. Faktor Pendukung
a. Dukungan dan Perhatian Khusus dari Pimpinan Cabang Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah
dengan mengesahkan
terbentuknya PK. IMM KH. Mas Mansyur UMS dan melibatkan dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh PC. IMM Kab. Sukoharjo70.
b. Dukungan dari Pengurus pondok
dengan memberikan ijin
berdirinya PK IMM KH. Mas Mansyur UMS di lingkungan Pondok Internasional tersebut serta menggunakan kelas-kelas
untuk kegiatan-kegiatan
pendidikan kader71.
c. Semangat juang para kader dan pimpinan yang cukup baik untuk membangun dan memajukan 69 Ibid, hlm.9 70 Ibid, hlm.20. 71 Ibid, hlm.20.
Komisariat. Terbukti dengan adanya banyak program kerja yang telah dilaksanakan
khususnya untuk proses
perkaderan seperti Darul arqom dasar, sekolah kader, kajian rutin,
kader adventure dan
pendelegasian72. 2. Faktor Penghambat
a. Hambatan dari internal pimpinan dimana banyak yang double job diluar imm seperti unit kegiatan mahasiswa dan perbedaan fakultas sehingga mengakibatkan benturan jam kuliah dengan aktivitas organisasi73.
b. Hambatan dari eksternal pimpinan seperti kompleksitas karakter dan kepribadian mahasiswa yang tinggal di lingkungan pondok yang dapat mempengaruhi fikiran serta tindakan kader, tantangan dari Organisasi kemahasiswaan
sejenis yang mencoba
mempengaruhi calon kader agar
ikut masuk kedalamnya
diantaranya Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI) dan Perkumpulan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Selain itu juga kurangnya perhatian kepada IMM di lingkungan pondok oleh pengurus dan memprioritaskan Internationan Student Organisation74.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan data yang terkumpul dan analisis yang dikemukakan pada bab-bab sebelumnya dapat diambil beberapa kesimpulan:
1. Bentuk Pendidikan Kader dalam meningkatkan Karakter Mahasiswa di PK.IMM KH. Mas Mansyur UMS terbagi menjadi empat kelompok yaitu 72 Ibid, hlm.26. 73 Ibid, hlm.31. 74 Ibid, hlm.31.
Pra Perkaderan yang meliputi Masa Ta’aruf, Perkaderan Utama yang meliputi Darul Arqom Dasar dan Pendelegasian Darul Arqom Madya, Perkaderan Khusus meliputi Pelatihan Instruktur Dasar, Perkaderan Pendukung meliputi Sekolah Kader, Kajian Al-Islam, Kajian Kristologi, Kader Adventure serta Pendelegasian.
2. Faktor-faktor pendukung dan
penghambat pendidikan Kader dalam Meningkatkan Karakter yaitu:
a. Faktor Pendukung: dukungan dari Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kab. Sukoharjo dan Perijinan pendirian oleh
Pengurus Pondok Pesantren
Internasional KH. Mas Mansyur UMS.
b. Faktor Penghambat: Hambatan dari mahasiswa dilingkungan pondok, tantangan organisasi mahasiswa sejenis dan pimpinan pondok yang kurang perhatian.
Saran-saran 1. Bagi Pimpinan
a. Pimpinan yang ada dalam struktur secara keseluruhan sudah cukup baik dalam menjalankan tugansnya serta kerjasama yang solid sehingga mampu merancang program kerja yang bermanfaat. Harapannya bisa dipertahankan dan lebih ditingkatkan kinerjanya serta senantiasa istiqomah untuk menjadi pribadi yang baik. b. Bidang Kader PK.IMM KH. Mas
Mansyur UMS yang sudah
melaksanakan perkaderan dengan cukup baik diharapkan agar lebih inovatif dalam membuat follow up perkaderan.
2. Bagi Kader
Hendaknya jangan berhenti untuk mengikuti pendidikan kader yang telah dilaksanakan oleh pimpinan, serta apa yang sudah didapat dari kegiatan perkaderan yang telah diikuti bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Al Kindi, Mohammad Djazman. 1989. Muhammadiyah Peran Kader Dan Pembinaannya. Surakarta: Muhammadiyah University Perss.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Renika Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Cervone, daniel, Lawrence A. Pervine. 2008. Kepribadian : Teori dan Penelitian. Jakarta: Salemba Humanika.
Dani Puti Rudi, Jenis dan Karakter Mahasiswa,
ounline blogspot, 2012,
http://daniaputirudi.blogspot.com/2012/12/jenis-dan-karakter-mahasiswa.html, diakses 16 April 2014.
Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.
Hasbullah. 2009. Dasar-Dasar Ilmu
Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, PP. 2012. Sistem Perkaderan Ikatan .Jakarta : PP IMM. Indarwati, Anis. 2010. “Modernisasi Pendidikan Islam KH. Ahmad Dahlan dalam Novel “Sang Pencerah” Karya Akmal Nasery Basral”, Journal of Tajdida, (12) August. 170-177.
Marzuki, Dr., M.Ag. 2010. Pembinaan Karakter Mahasiswa Melalui Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi Umum. Yogyakarta: Ombak,212.
Miles, B. Mathew dan A, Michael Huberman. 1992. Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta : Universitas Indonesia Press
Moleong. L. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosyda Kara Offset Nugroho, Adi. 2010. K.H. Ahmad Dahlan. Jogjakarta : Garasi.
PP Muhammadiyah, Inventarisasi Amal Usaha Muhammadiyah, online website, 2013,
www.muhammadiyah.or.id/contenc-8-det-amal-usaha.html diakses 11 Februari 2014
Rukman, Edi. 2011. Pendidikan Kader Muhammadiyah(Studi Empiris di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surakarta Periode 2005-2010). Skripsi UMS. Tidak di Terbitkan.
Samani, Muchla. 2011. Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosydakarya.
Sukaca, agus. 2010. Mengembangkan Misi Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.
Surwono. 1990. Peraturan Pemerintah RI No.30.
Suseno, Aris. 2012. “Konsep Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri dalam Film “The Miracle Worker””. Journal of Suhuf. (21) Mei. 72-97.
Sutarman. 2009. “Pendidikan Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Studi Kasus di Komisariat Muhammad Abduh Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta”, Journal of Tajdida, (10) Agustus. 135-147.