ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK Tn M PADA KASUS GAGAL JANTUNG DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BENGKULU
I. PENGKAJIAN A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. M
Umur : 63 Tahun
Alamat : Panti Sosial Tresna Werdha Bengkulu
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku : Jawa
Status Perkawinan : Menikah
Tanggal masuk panti werdha : 30 September 2015
2. STATUS KESEHATAN SAAT INI
a. Nutrisi : Makan 3x sehari dengan diet rendah garam. Jenis makanan bubur, ikan, sayur. Klien hanya makan 5-6 sendok, klien tidak nafsu makan.
b. Cairan dan elektrolit : Klien minum 350cc c. Aktivitas :
keletihan/kelelahan terus sepanjang hari
Keluhan – keluhan kesehatan utama (sekarang) :
Tn A mengeluh merasa letih sepanjang hari, insomnia, nyeri dada saat beraktivitas, dan dispnea saat istirahat dan klien mengatakan sudah mengalami batuk selama 2 minggu dan 1 minggu terakhir ini batuk terhambat karena ada penyumbatan.
3. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
a. Nutrisi : makan 3x sehari, jenis makanan: nasi, dan makanan yang
mengandung garam, serta nafsu makan baik dan klien terbiasa merokok sebelum dan sesudah makan
b.Cairan dan elektrolit : klien minum air putih 4-5 gelas/hari,
c. Aktivitas : baik, bisa melakukan aktivitas secara mandiri, misalnya
makan, minum, dan person hygiene.
4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Tn A mengatakan dikeluarganya tidak ada yang mempunyai riwayat sakit jantung tetapi ibunya mempunyai riwayat hipertensi tetapi sekarang sudah meninggal
Daftar nama anggota keluarga
NO NAMA HUBUNGAN
KELUARGA JK UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN
1.
2. Ny KNy P IstriAnak PrPr 55 thn30 thn SMPSMA IRTPegawai
Riwayat Kesehatan Anggota Keluarga
NO NAMA HUBUNGAN
KELUAGA
JK UMUR STATUS
KESEHATAN
IMUNISASI
1.
2. Ny BNy N IstriAnak PrPr 55 thn30 thn -- -
-5. TINJAUAN SISTEM
Keadaan Umum : keadaan Tn A tampak lemah/letih. berat badan 85 kg.
Integumen : kulit pucat dan sianosis, turgor kulit elastis
Kepala
Bentuk : tidak bulat, tidak ada benjolan, keadaan rambut bersih, tidak ada ketombe, rambut rontok, rambut putih
Mata
Bentuk tampak simetris, konjungtiva tampak anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor, penglihatan kabur, tidak ada peradangan, tampak menggunakan kaca mata, tidak ada nyeri dan tidak ada benjolan.
Hidung
Bentuk tampak simetris, tidak ada luka, tidak ada peradangan, tidak ada secret pada hidung, tidak ada nyeri tekan, penciuman masih cukup baik.
Mulut dan Tenggorokan
Kebersihan mulut baik, tidak ada caries, gigi tidak lengkap, tidak ada gangguan menelan, mukosa basah.
Telinga
Bentuk simetris, tidak ada luka, tidak tampak serumen, tidak ada peradangan, tidak nyeri tekan pada bagian belakng telinga (mastoideus), tidak ada benjolan, pendengaran masih bagus
Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada luka, tidak ada bendungan vena jugularis.
Payudara
Simetris, tidak ada benjolan
Sistem pernapasan
Paru
simetris kiri dan kanan, pergerakan dada mengikuti irama pernapasan, bentuk dada normal terdengar bunyi krekels, ronkhi. RR 12x/menit
Sistem kardiovaskuler
Jantung
Irama Jantung ; Disritmia. Frekuensi jantung ; Takikardia. N : 105x/menit TD : 120/75 mmHg, bunyi jantung S1 dan S2 terdengar pelan,bunyi jantung S3 (gallop) terdengar, dan terdengar murmur sistolik dan diastolic.
Sistem gastrointestinal
I : Simetris, tidak ada bekas luka A : Bising usus 8 x/ menit P : Tidak ada nyeri tekan P : Timpani
Sistem perkemihan
Klien mengatakan biasa buang air kecil di kamar mandi, klien buang air kecil kurang dari 400 ml/hari, Ngompol (-)
Tidak ada keluhan, normal. Klien memiliki 1 orang anak perempuan.
Sistem musculoskeletal
klien kurang seimbang dalam berjalan, kemampuan menggenggam lemah, otot ekstremitas ka/ki sama kuat, terdapat edema pada ekstremitas klien , tidak ada kelainan tulang, atrofi dll.
Sistem saraf
Nervus I (Olfactorius) : Tn A dapat membedakan bau dari minyak kayu putih dan minyak wangi/parfum.
Nervus II (Opticus) : Tn A sudah tidak dapat melihat jauh tulisan, orang dan benda-benda yang kecil, Tn A menggunakan bantuan kacamata
Nervus III, IV, V (Oculomotoris, Trochlearis, Abdusen)
Nervus V (Trigeminus) : Sensasi sensorik kulit wajah klien baik, dapat merasakan goresan kapas pada pipi kanan.
Nervus VII (Facialis) : Tn A dapat, menggerakan alis dan mengerutkan dahi Nervus VIII (Vestibulococlear) : Fungsi keseimbangan kurang baik
Nervus IX, X (Glasopharingeus, Vagus) : Reflek menelan baik
Nervus XI (Accesorius) : Tn A dapat menggerakkan kedua bahunya dan menggerakkan kepalanya
Nervus XII : Tn A dapat berbicara dengan jelas dan lidah berfungsi baik
Sistem endokrin
Klien mengatakan tidak menderita kencing manis. Palpasi: tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.
6. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL DAN SPRITUAL
a. psikososial
Hubungan antar keluarga
Tn. M sering dikunjungi keluarga setiap 1 minggu sekali.
Hubungan dengan orang lain
Tn. M termasuk orang yang ramah, mudah bergaul dengan penghuni panti yang lain maupun dengan pegawai dan pengasuh panti, tetapi Tn M kurang ikut serta dalam kegiatan yang diadakan panti karena mnengalami mudah lelah dan penurunan kekatan tonus otot
b. Identifikasi masalah emosional
Apakah klien mengalami susah tidur? Ya, klien hanya tidur 3-4 jam/hari
Apakah klien merasa gelisah ? Ya
Apakah klien sering murung atau menangis sendiri? Tidak
Apakah klien sering was-was atau khawatir? Ya
Penjelasan pertanyaan diatas :
Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 11 kali dalam 1 bulan? Ya
Ada masalah atau banyak pikiran?Ya
Ada gangguan atau masalah dengan keluarga lain? Tidak
Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter? Tidak
Cenderung mengurung diri? Tidak
Spiritual
c. PENGKAJIAN FUNGSIONAL KLIEN
a.KATZ Indeks
INDEKS KATZ
SKORE KRITERIA
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian
dan mandi
B Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari fungsi
tersebut
C Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu
fungsi tambahan
D Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian
dan satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian,ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian,
berpindah, dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada enam fungsi tersebut
Lain-lain Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi, tidak dapat diklasifikasikan sebagai C, D, E, F dan G
Berdasarkan data, maka Tn. M memperoleh skor A. Maka lansia tsb mempunyai Kemandirian dalam aktivitas sehari-hari.
b. Barthel Indeks
Termasuk manakah klien ?
NO KRITERIA DENGAN
BANTUAN
MANDIRI KETERANGAN NILAI
1 Makan 5 10 Frekuensi : 3x
sehari
Jumlah : 1 porsi Jenis : nasi + lauk
3 Berpindah dari kursi ke
tempat tidur, sebaliknya
5 - 10 15 8
4 Personal toilet (Cuci
muka, menyisir rambut, menggosok gigi)
0 5 Frekuensi : 2x
sehari
5
5 Keluar masuk toilet
(Mencuci pakaian, menyeka tubuh)
5 10 10
6 Mandi 5 15 Frekuensi : 2x
sehari
15
7 Jalan dipermukaan datar 0 5 5
9 Mengenakan pakaian 5 10 10
10 Kontrol bowel (BAB) 5 10 Frekuensi : 1-2
kali/ hari Konsistensi : normal
10
11 Kontrol bladder (BAK) 5 10 Frekuensi : 2-3
kali/hari
Warna : kuning 10
12 Olah raga /latihan 5 10 Frekuensi : 1kali/
minggu Jenis : senam
5
13 Rekreasi pemanfaatan
waktu luang
5 10 Frekuensi : 1 kali/
hari
Jenis : nonton tv 10
Total score 113
Jumlah skoring :
a. 130 : Mandiri
b. 65 – 125 : Ketergantungan sebagian
c. 60 : Ketergantungan total
d. PENGKAJIAN STATUS MENTAL LANSIA
1. SPMSQ (Short Portable Mental Status Questioner)
Identifikasi tingkat kerusakan intelektual
NO PERTANYAAN BENAR SALAH KETERANGAN
1 Tanggal berapa hari ini ? Tidak ingat
2 Hari apa sekarang ini ? Tidak ingat
3 Apa nama tempat ini ? Panti werdha
4 Dimana alamat anda ? Panti werdha
5 Berapa umur anda ? 63 tahun
6 Kapan anda lahir (Min tahun lahir) ? 1952
7 Siapa presiden Indonesia sekarang ? Tidak ingat
8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ? Tidak ingat
9 Siapa nama ibu anda Putri
10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap lakukan
pengurangan 3 dari setiap angka baru (20 – 3,17 – 3, 14 – 3,11 – 3)
Hanya dapat
menjawab 1 pertanyaan
Total score 5 5
Interprestasi hasil :
a. Salah 0 – 3 Fungsi intelektual utuh
b. Salah 4 – 5 Kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6 – 8 Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9 – 10 Kerusakan intelektual berat
2. MMSE (Mini Mental Status Exam)
Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental
ASPEK
Orientasi waktu 5 3 Menyebut dengan benar :
o Tahun
Orientasi ruang 5 5 Dimana sekarang kita
berada :
Registrasi 3 3 Sebutkan nama objek yang
telah disebut oleh pemeriksa : (Contoh)
o Gelas
o Sendok
o Piring
Benar semua
Perhatian dan
kalkulasi 5 1 Minta klien meyebutkan angka 100 – 15 sampai 5
kali :
Benar hanya 100-15 = 85
Mengingat kembali
3 2 Minta klien untuk
mengulangi 3 obyek pada no. 2 (Pada registrasi diatas)
Bahasa 9 6 Tunjukan klien benda,
tanyakan apa namanya : (Contoh)
o Jam tangan
o Pensil
Minta klien untuk mengulangi kata – kata ”tidak ada, jika dan atau tetapi.
Minta klien untuk
mengikuti perintah berikut terdiri dari 3 langkah : Ambil kertas ditangan anda
lipat dua Taruh di lantai
Perintahkan klien dengna menutup mata klien, untuk point seperti no. 1
jam tangna /Pensil
Perintahkan pada klien :
o Menulis 1 kalimat
o Menyalin 1 gambar
Interprestasi nilai :
24 – 30 : Tidan ada gangguan kognitif
18 – 23 : Gangguan kognitif sedang
0 – 17 : Gangguan kognitif berat
Dari hasilMMSE (Mini Mental Status Exam) di dapatkan hasil 19 ini menunjukkan bahwah Tn”M” mengalami gangguan kognitif sedang.
e. PENGKAJIAN KESEIMBANGAN UNTUK KLIEN LANSIA
1. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan
a. Bangun dari kursi
Tidak bangun dari duduk dengan satu kali gerakan, tetapi mendorong tubuhnya ke atas dengan atau bergerak ke bagian depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil pada saat berdiri pertama kali.
Nilai : 1
b. Duduk ke kursi
Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk ditengah kursi. Nilai : 0
c. Menahan dorongan pada sternum (Pemeriksaan mendorong sternum klien perlahan – lahan 3 kali)
Menggerakkan kaki, memegang obyek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya. Nilai : 1
d. Mata klien tertutup dengan pengkajian menahan dorongan pada sternum, bagaimana penglihatan dan keseimbangannya
Nilai : 1
e. Perputaran leher
Menggerakkan kaki, menggenggam objek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya, keluhan vertilago, pusing, keadaan tidak stabil.
f. Membungkuk (Perintahkan klien untuk mengambil obyek di lantai)
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil objek-objek kecil (misalnya pulpen) dari lantai, memegang suatu objek untuk bisa berdiri lagi, memerlukan usaha – usaha multipel untuk bangun.
Nilai : 0
2. Komponen berjalan /gerakan
a. Perintahkan klien untuk gerjalan ke tempat yang telah ditentukan (Jarak dekat)
Ragu-ragu tersandung, memegang objek untuk dukungan. Nilai : 0
b. Ketinggian langkah kaki (Mengangkat kaki pada saat melangkah)
Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (menggeser atau menyeret kaki), mengangkat kaki terlalu tinggi (≥2 inci).
Nilai : 0
c. Kontinuitas langkah kaki (Observasi dari samping klien), langkah kaki konsisten /tidak
Setelah langkah-langkah awal tidk konsisten, memulai mengangkat satu kaki sementara kaki yang lain menyentuh lantai
Nilai : 1
e. Kesimetrisan langkah (Observasi dari samping klien, analisa), panjang langkah sama /tidak Panjang langkah tidak sama (sisi yang patologis biasanya memiliki langkah yang lebih panjang, masalah dapat terjadi pada pinggul, lutut, pergelangan kaki, atau otot-otot disekitarnya)
Nilai : 1
f. Penyimpangan jalur pada saat berjalan (Observasi dari belakang klien), Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang dari sisi ke sisi.
Nilai : 1
Interpretasi hasil : Resiko jatuh sedang Keterangan :
0-5 : resiko jatuh rendah
6-10 : resiko jatuh sedang
11-15 : resiko jatuh tinggi
Anaslisa Data
N O
DATA PROBLEM ETIOLOGI
1 DS :
klien mengeluh cepat lelah
Klien menngeluh susah bernafas
Klien mengatakan sandal yang
digunakannya menjadi lebih sempit
DO
Frekuensi jantung klien takikardi
klien tampak letih
ekstremitas klien mengalami
Penurunan curah jantung
Perubahan kontraktilitas
2
.
edema
terdengar bunyi murmur pada
auskultasi jantung klien
RR klien 12x/menit
DS
Klien mengatakan sulit bernafas
Klien mengatakan sulit batuk
karena ada yang menahan
Klien mengatakan sesak nafas
DO
Klien mengalami sulit bernafas
(dispnea)
Terdengar bunyi ronkhi pada
klien
RR 13x/menit
Bersihan jalan nafas tidak efektif
penurunan reflek batuk, penumpukan secret
II. DIAGNOSA
Penurunan curah jantung berhubungan dengan Perubahan kontraktilitas
miokardial/perubahan inotropik
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan reflek batuk,
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Penurunan curah
jantung berhubungan dengan Perubahan kontraktilitas
miokardial/perubahan inotropik.
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan tanda vital dalam batas yang dapat diterima (disritmia
penurunan episode dispnea, angina.
1. Auskultasi nadi apical, observasi frekuensi, irama jantung
2. 2.Catat bunyi jantung.
1. Biasanya terjadi takikardi (meskipun pada saat istirahat)
2. S1 dan S2 mungkin
2 Bersihan jalan nafas
Ikut serta dalam
aktivitas yang
mengurangi beban kerja jantung
3.Palpasi nadi nadi perifer
4.Pantau TD
5.Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis.
6 Tinggikan kaki, hindari tekanan pada bawah lutut.
inkompetensi/ stenosis
katup.
3.Penurunan curah
jantung dapat
menunjukkan
menurunnya nadi
radial, poplitea, dorsalis pedis dan postibial. Nadi mungkin cepat hilang atau tidak teratur untuk dipalpasi, dan pulsus alternan (denyut kuat lain dengan denyut lemah) mungkin ada.
4. Pada GJK dini, sedang atau kronis, TD dapat meningkat sehubungan dengan
SVR.
5.Pucat menunjukkan menurunnya perfusi
perifer sekunder
terhadap tidak
adekuatnya curah jantung,
vasokontriksi, dan
anemia. Sianosis
dapat terjadi sebagai refraktori GJK.
6. Menurunkan stasis vena dan dapat menurunkan insiden
thrombus atau
pembentukan embolus.
7.Meningkatkan
sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard untuk melawan efek hypoxia atau iskemia.
tidak efektif berhubungan dengan
penurunan reflek
batuk, penumpukan secret
Setelah diberikan askep diharapkan kepatenan jalan nafas klien terjaga dengan
KRITERIA HASIL
RR dalam batas
normal
Irama nafas
dalam batas normal
Pergerakan
sputum keluar dari jalan nafas
Bebas dari suara
nafas tambahan
1.Auskultasi bunyi nafas. Catat adanya bunyi nafas, missal mengi, krekels, ronki.
2. Pantau frekuensi pernafasan. Catat rasio inspirasi dan ekspirasi.
3. Ajarkan klien posisi fowler dengan sudut 45 derajat
4. Dorong/bantu latihan nafas abdomen atau bibir
5. Memberikan air hangat.
spasme bronkus terjadi
penyebaran, krekels basah (bronchitis) ; bunyi nafas redup dengan ekspirasi mengi (emfisema) atau tak nya bunyi nafas (asma berat).
2.Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat
ditemukan pada
penerimaan atau selama distress.
3. sudut posisi tidur 45 derajat akan lebih membantu menurunkan kosumsi oksigen dan meningkatkan ekspansi paru-paru maksimal
serta mengatasi
kerusakan pertukaran gas yang berhubungan
meningkatkan durasi
tidur pasien
3. Memberikan klien beberapa cara untuk
mengatasi dan
mengontrol dispnea.
IV. IMPLEMENTASI
NO TANGGAL IMPLEMENTASI RESPON HASIL PARAF
1
2
Kamis,1 oktober 2015, 14.00
Jum’at , 2 oktober 2015, 08.30
Mengkaji nadi
apical, observasi
frekuensi, irama jantung
mencatat bunyi
jantung
mengkaji nadi
klien
mengajarkan klien
posisi fowler 45 derajat
mengkaji bunyi
nafas klien
memberikan klien
air hangat
mengajarkan klien
latihan nafas abdomen
untuk mengontrol
dispnea
mengajarkan klien
posisi fowler 45 derajat
Frekuensi jantung klien
mengalami takikardi yaitu 105x/ menit
bunyi jantung klien S1
dan S2 terdengar pelan,bunyi jantung S3 (gallop) terdengar, dan terdengar murmur sistolik dan diastolic
nadi klien cepat hilang
dan tidak teratur
klien tampak
mendengarkan perawat dan melakukan posisi fowler 45 derajat
nafas klien terdengar
ronki
klien kooperatif
klien tampak
mendengarkan dan mengikuti instruksi perawat
. mendengarkan dan melakukanposisi fowler 45 derajat
V. EVALUASI
Hari/Tgl/jam NoDx Catatan Perkembangan Paraf
Kamis, 1-10-15 18.00
1
S :
Klien mengatakan sesaknya sudah
berkurang O :
Klien tampak rileks
klien tidak terlihat letih
A :
Masalah keperawatan penurunan curah
jantung teratasi sebagian
P : pada intervensi pemberian posisi fowler 45 derajat dilanjutkan
Jum’at , 2-10-15
10.00
2
S :
klien mengatakan batuknya sudah
berkurang dan tidurnya sudah nyaman karena tidak terlalu sesak
O : irama nafas klien dalam batas normal ronkhi pada klien terdengar berkurang, RR dalam batas normal yaitu 15x/menit
A:
masalah keperawatan bersihan jalan
nafas tidak efektif teratasi sebagian P :