ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. I DENGAN GANGGUAN
HARGA DIRI RENDAH DI RUANG BANTENG RUMAH
SAKIT JIWA PROVINSI
KALIMANTAN BARAT
Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Praktik Keperawatan Jiwa
NAMA:
FAJAR INDRAJAYA (2012.611.O.926)
AKADEMI KEPERAWATAN POLTEKKES
KEMENKES PONTIANAK
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang memberi banyak kenikmatan, rahmat serta karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Tn. I dengan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah di Ruang Banteng Kalimantan Barat,
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan selalu dinantikan. Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dengan segala kesederhanaannya dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
SINGKAWANG, 02 desember 2014
Penulis
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa merupakan suatu kebutuhan tiap individu yang sangat penting. Oleh karena itu kesehatan jiwa harus juga diperhatikan. Selain hal ini merupakan peran petugas kesehatan, tetapi merupakan hal yang menuntut adanya keselarasan dan kerja sama dari berbagai pihak selain individu itu sendiri, keluarga maupun lingkungan.
Dari berbagai masalah kesehatan jiwa, gangguan konsep diri dengan harga diri rendah banyak mengiringi penyakit-penyakit gangguan jiwa. Bila hal ini terjadi, terkadang dapat menimbulkan dampak yang buruk pada diri pasien sendiri maupun orang lain di sekitarnya. Oleh karena itu kami mencoba untuk melakukan Asuhan Keperawatan Pada Tn. i Dengan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah agar mengalami perubahan yang di harapkan
B. TUJUAN PENULISAN a) Tujuan khusus
Tujuan utama dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Keperawatan jiwa
b) Tujuan umum
- Menerapkan teori dan lebih menekankan dalam mempraktekan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, tindakan dan evaluasi
C. METODE PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan ini adalah a. Wawancara : Dilakukan pada pada klien, keluarga klien dan perawat
ruangan
BAB II KONSEP DASAR
A. MASALAH UTAMA
Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah B. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. Pengertian
Haraga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan dan kegagalan, tetap merasa sebagai seseorang yang penting dan berharga.
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri sendiri atau kemampuan diri yangnegatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan. (Towsend, 1998).
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat bertanggung jawab atas kehidupan sendiri, gagal menyesuaikan tingkah laku dancita – cita. (Fk.UNDIP , 2001 )
Kesimpulan harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang percayaan diri, harga diri serta menolak dirinya. Tidak dapat bertanggung jawab atas kehidupan sendiri serta gagal dalam menyesuaikan tingkah laku dan cita-cita.
2. Tanda-tanda klien dengan harga diri
rendah adalah :
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri adalah akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit.
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri c. Merendahkan martabat
d. Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri e. Percaya diri kurang
f. Menciderai diri
3. Faktor-faktor a. Faktor predisposisi
1. Penolakan orang tua
2. Harapan orang tua yang tidak realistis 3. Kegagalan yang berulang kali
4. Kurang mempunyai tanggung jawab personal 5. Ketergantungan kepada orang lain
6. Ideal diri tidak realistis b. Faktor presipitasi
1. Citra tubuh yang tidak sesuai 2. Keluhan fisik
3. Ketegangan peran yang dirasakan 4. Perasaan tidak mampu
5. Penolakan terhadap kemampuan personal 6. Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri
C. POHON MASALAH
Isolasi Sosial = Menarik diri
D. MASALAH KEPERAWATAN 1. Isolasi Sosial : Menarik diri
Data :
a. Apatis (acuh terhadap lingkungan)
b. Komunikasi verbal menurun atau tidak ada. Klien tidak bercakap-cakap dengan klien lain atau perawat
c. Mengisolasi diri (menyendiri)
d. Tidak atau kurang sadar dengan linkungan sekitarnya e. Menolak hubungan dengan orang lain
Gangguan konsep diri = Harga diri rendah
Koping individu tidak efektif
f. Aktifitas menurun g. Harga diri rendah
2. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah Data :
a. Malu terhadap diri sendiri akibat penyakit b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
c. Merendahkan martabat
d. Gangguan hubungan sosial : menarik diri e. Percaya diri kurang
f. Menciderai diri
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial : Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
2. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif
F. RENCANA KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial : Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
Tujuan umum
Klien tidak menarik diri dan mampu berhubungan dengan orang lain secara optimal
Tujuan khusus
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya o Kriteria hasil
Ekspresi wajah bersahabat, tidak acuh, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau bercakap-cakap dan mengutarakan masalah yang dihadapi
o Intervensi
Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip hubungan therapeutik
3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggialan yang disukai klien
4. Jelaskan tujuan pertemuan 5. Jujur dan menepati janji
6. Selalu kontak mata selama interaksi
7. Tunjukan sikap empati dan penuh perhatian pada klien
TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
o Kriteria hasil
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
o Intervensi
1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien 2. Bantu klien mengekspresikan dan menggambarkan perasaan serta
pikirannya
3. Tekankan bahwa kekuatan untuk berubah tergantung pada klien sendiri
4. Identifikasi stresor yang relevan dan penilaian klien terhadap stresor tersebut
5. Dukung kekuatan, ketrampilan dan respon koping yang efektif 6. Utamakan memberi pujian therapeutik
7. Tingkatkan keterlibatan keluarga dan kelompok untuk memberikan dukungan untuk mempertahankan kemajuan dan perkembangan klien
TUK 3 : Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan o Kriteria hasil
Klien menilaim kemampuan yang digunakan o Intervensi
2. Dukung kekuatan, ketrampilan dan respon koping yang adaptif 3. Utamakan memberi pujian therapeutik
4. Libatkan keluarga dalam perawatan klien
TUK 4 : Klien dapat merencanakan kegiatan harian 1. Dukung klien untuk merencanakan kegiatan harian
2. Rencanakan kegiatan bersama klien, aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan (kegiatan sendiri, kegiatan dengan bantuan sebagian, kegiatan dengan bantuan total)
3. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien 4. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan 5. Libatkan keluarga dalam perawatan klien
TUK 5 : Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuannya
o Kriteria hasil
Klien melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi dan kemampuannya
o Intervensi
1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan
2. Beri pujian atas keberhasilan klien
3. Beri dukungan yang sesuai dan positif untuk mempertahankan kemajuan dan pertumbuhannya
4. Libatkan keluarga dalam perawatan klien
TUK 6 : Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada o Kriteria hasil
Klien memanfaatkan sistem pendukung yang ada o Intervensi
2. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah sesuai dengan keadaan klien
STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN Pertemuan : Ke-I (satu)
Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien, membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan membantu pasien memilih atau menetapkan kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang telah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian.
1. Orientasi :
- Salam terapeutik : “Assalamu’alaikum,
- Validasi : bagaimana keadaan Tn. i, hari ini? Tn. terlihat segar ” - Kontrak :
Topik :“Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang bagaimana cara membina hubungan saling percaya? Tn. Bisa menyebutkannya.?nanti setelah itu kita lakukan bersama.”
Tempat :“Tn. mau kita bicara dimana? Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama?
Waktu : “ Bagaimana kalau 15 menit?
2. Kerja :
“Tn. i, apa saja cara membina hubungan saling percaya Tn.? Bagus, apa lagi? Apa saja yang Tn. Lakukan selain itu yang biasa Tn. lakukan? Bagaimana dengan berjabat tangan? Menanyakan nama? Menanyakan alamat……..dst.”. “Wah, bagus sekali ada lima cara untuk membina hubungan saling percaya yang Tn. lakukan.”
kelima (misalnya masih tiga yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali masih ada tiga cara yang masih bisa lakukan di rumah sakit ini.
“Sekarang, coba Tn. i pilih satu cara yang bisa dilakukan di rumah sakit ini”. “O, ya nomor satu,berjabat tangan? Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita berlatih berjabat tangan Tn.”. Mari kita lakukan dengan saya Tn. i. coba, sudah bisa kan berjabat tangan / memperkenalkan diri?” “Nah kalau kita mau berjabat tangan, mari kita dekati orang yang ingin Tn. ingin berjabat tangan dan memperkenalkan diri. Bagus! Sekarang duduk berdampingan, ya Bagus! Nah sekarang kita ucap salam, ya Bagus! Sekarang kita sebut nama dan alamat. ya bagus!.”
“Tn. i sudah bisa berjabat tangan dan memperkenalkan diri dengan baik sekali. Sekarang bedakan dengan sebelum Tn. mengenalinya? Bagus!”
3. Terminasi :
- Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Tn. i setelah bercakap-cakap dan berjabat tangan / memperkenalkan diri? Yah, Tn. ternyata banyak yang dapat dilakukan di rumah sakit ini. Salah satuny memperkenalkan diri, yang sudah Tn. praktekan dengan sekali.
- Evaluasi Objektif
“Klien mampu duduk berdampingan,menjawab salam, dan menyebutkan nama.”
- Rencana tindakan lanjut
”Bagaimana kalau kegiatan itu Tn. lakukan selama disini dan nanti kegiatan tersebut tetap Tn. lakukan dirumah, kalau begitu kita buat jadwalnya saja ya Tn?biar Tn. tidak lupa.
- Kontrak
Topik : “Besok kita akan membicarakan tentang kemampuan dan aspek positif yang Tn. miliki.
Tempat : “Tn mau kita berbincang – bincang dimana.?
STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN Pertemuan : Ke-2 (Dua)
Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan pasien
1. Orientasi :
- Salam theraupetik : “Assalammua’alaikum,
- Validasi :“ Bagaimana perasaan Tn. I pagi ini? Apakah masih ingat tentang apa yang kita lakukan kemarin?Bagus! Coba diulang lagi? Bagus sekali!
- Kontrak :
Topik :“Sekarang kita akan lakukan kegiatan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu Tn?”
“Ya banar, kita akan membicarakan kemampuan dan aspek positif yang Tn. miliki.”
Tempat :“Bagaimana kalau kita bicara ditaman?.” Waktu :“Bagaimana kalu 15 menit?.”
2. Kerja :
“Tn. i , tadi telah mengungkapkan hal hal yang dapat Tn. lakukan?, masih ada yang lain? Sekarang kita coba pilih kemampuan bapak yang dapat Tn. lakukan disini.”.
3. Terminasi :
- Validasi Subjekti :
“Bagaimana perasaan Tn. setelah tahu dan mencoba kegiatan yang dapat Tn. lakukan disini? Bagus!”
- Validasi Objektif :
“Klien sudah mampu melakukan beberpa aspek positif yang dimiliki” - Rencana tindakan lanjut :
Topik :“Tn. pertemuan ini sampai disini dulu, besok kita mengobrol lagi dengan keluarga apabila datang.”
Tempat : “Bagaimana kalau diruang tamu saja?”
BAB III
TINJAUAN KASUSASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. I DENGAN GANGGUAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG PERKASA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI
KALIMANTAN BARAT I. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Tn. I
Umur : 31 Tahun
Alamat : Ngabang
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Melayu / Indonesia
Pendidika : SD
Pekerjaan : Petani
II. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan disuruh ibu dan istri nya untuk melanjutkan berobat, sering menyendiri dikamar, bicara sedikit, sulit komunikasi.
III. ALASAN MASUK
2 bulan sebelum masuk RSJ klien sering menyendiri, membanting barang, bicara sedikit, sulit komunikasi, bicara sendiri dan sulit tidur.
IV. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa ±3 tahun yang lalu, pernah rawat jalan di RSJ.SUNGAI BANGKONG PONTIANAK
2. Kontrol tidak rutin, pengobatan kurang berhasil
3. Klien mengatakan bahwa didalam keluarganya tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
V. PEMERIKSAAN FISIK A. Tanda – tanda vital :
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,5 ºC
Pernafasan : 26 x/menit
B. Ukuran :
Tinggi badan : 169 cm
Berat badan : 62 Kg
B. Kondisi Fisik :
Klien tidak mengeluh sakit apa – apa, tidak ada kelainan fisik.
VI. PSIKOSOSIAL A. Genogram
Ket :
: Laki - laki
: Tinggal serumah : Klien
: Perempuan
: Meninggal
B. Konsep Diri
Citra Tubuh : Klien mengatakan bagian tubuh yang paling disukai adalah mata karena bisa melihat.
Identitas : Klien mengatakan anak ke-5 dari 5 bersaudara.
Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang, merasa bosan dan ingin bekerja lagi.
Harga diri : Klien mengatakan malu berhadapan langsung dengan orang lain selain ibu dan adiknya,klien merasa tidak pantas jika berada diantara orang lain, kurang interaksi sosial.
Masalah Keperawatan : harga diri rendah C.Hubungan Sosial
Orang yang dekat dengan klien adalah ibu, istri dan ke dua anak ny.
Peran serta kelompok / masyarakat : sebelum klien sakit sering mengikuti gotong royong didesanya.
Hambatan dalam hubungan dengan orang lain: selama klien rawat jalan / berobat jalan temannya berkurang karena klien malu berkomunikasi. Masalah Kepeawatan : Menarik diri
D.Spiritual
Klien mengatakan jarang sholat dalam 5x sehari, jika sholat klien shabis sholat klien berdoa agar cepat sembuh.
VII. STATUS MENTAL
A.Penampilan : Penampilan klien kurang rapi, klien menggunakan baju yang disediakan diRSJ.
B. Pembicaraan : Klien berbicara lambat tetapi dapat tercapai dan dapat dipahami.
C.Aktivitas Motorik : Klien labih banyak menunduk, aktivitas klien menyesuaikan.
D.Alam perasaan : Klien mengatakan bosan diRSJ ingin cepat sembuh dan pulang, klien sedih belum bisa bertemu ibu ,istri dan kedua anak nya.
E. Afek : Klien tidak sesuai dalam berfikir, bicara klien lambat
F. Interaksi selama wawancara: Kontak mata kurang karena menunduk,sesekali klien menengadah,selalu menjawab jika ditanya. G. Persepsi : Halusinasi saat pengkajian tidak ditemukan.
H. Pola Fikir : Tidak ada waham.
I. Tingkat kesadaran : Klien sadar hari, tanggal dan waktu saat pengkajian, hari jum’at tanggal 28 november 2014 jam 10.30 WIB,hari berikutnya juga klien sadar hari sabtu tanggal 12 januari 2014.
K. Tingkat konsentrasi dan berhitung : Klien berhitung lancar, contoh 20 – 15= 5
L. Kemampuan Penilaian : Klien mampu menilai antara masuk kamar setelah makan atau membiarkan kursi tidak rapi, klien memilih membereskan kursi.
M. Daya Tilik Diri : Klien tahu dan sadar bahwa dirinya dirumah sakit jiwa.
VIII. MEKANISME KOPING
A. Klien mampu berbicara dengan orang lain,terlihat malu B. Klien mampu menjaga kebersihan diri sendiri
C. Klien mampu jika ada masalah tidak menceritakan kepada orang lain,lebih suka diam.
Masalah Keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif. IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
A. Masalah berhubungan dengan lingkungan : Klien menarik diri dari lingkungan
B. Masalah dengan kesehatan (-)
C. Masalah dengan perumahan :Klien tinggal dengan kedua orang tua dan 2 saudaranya.
D. Masalah dengan Ekonomi : Kebutuhan klien dipenuhi oleh ibunya.
X. MASALAH KEPERAWATAN A. Harga Diri Rendah
B. Menarik Diri
C. Koping Individu Tidak Efektif XI. POHON MASALAH
Menarik Diri _ _ _ _ ( Efek )
Harga Diri Rendah _ _ _ ( Core problem )
XII. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Menarik Diri b
d Harga Diri Rendah
Tgl. Dx.Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
14- 01-13 Menarik Diri berhubungan dengan orang lain secara optimal. -Klien dapat membina hubungan saling percaya
Klien ekspresi wajah
1. Beri salam / panggil nama 2. yang disukai
3. Jelaskan BHSP dengan komunikasi terapeutik
4. Memperkenalkan diri dengan sopan
5. Tanyakan nama lengkap dan panggilan tujuan
6. Jujur dan menepati janji 7. Tunjukan sikap empati dan
menerima klien apa adanya 8. Lakukan kontak singkat tapi
sering
-Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Klien mampu mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
Aspek positif keluarga
Aspek positif lingkungan yang dimiliki klien
1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki 2. Hindarkan dari penilaian
yang negatif
3. Utamakan pemberian pujian yang realistic
1. Diskusikan kemampuan yang dapat digunakan selama sakit
penggunaannya
1. Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat
dilakukan setiap hari - Kegiatan mandiri - Dibantu sebagian - Dengan bantuan total Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien 2. Beri contoh cara pelaksanaan
kegiatan yang boleh klien lakukan
-Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya
1. Beri kesempatan klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan
2. Beri pujian atas keberhasilan klien
3. Diskusikan kemungkinan melaksanakan dirumah.
1. Beri pendidikan kesehatan cara perawatan klien dengan Harga Diri Rendah
2. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah. efektif untuk mengendalikan
1. Lakukan pendekatan dengan baik, menerima klien apa adanya dan bersikap empati 2. Cepat mengendalikan
bincang dengan perawat
Klien mampu merespon tindakan perawat
misalnya rasa marah ,empati. 3. Sediakan waktu untuk
berdiskusi dan bina hubungan yang sopan. 4. Berikan kesempatan kepada
klien untuk merespon.
1. Tunjukan emosional yang sesuai
2. Gunakan tekhnik komunikasi terapeutik terbuka,
3. Bantu klien mengekspresikan perasaannya
4. Bantu klien
mengidentifikasikan situasi kehidupan yang tidak berada dalam kemampuan dan mengontrolnya
5. Dorong untuk menyatakan secara verbal perasaan – perasaan yang berhubungan dengan ketidak
1. Diskusikan masalah yang dihadapi klien dengan memintanya untuk menyimpulkannya 2. Identifikasi pemikiran
negatif klien dan bantu untuk menurunkan melalui
interupsi dan substitusi 3. Evaluasi ketetapan persepsi
logika dan kesimpulan yang dibuat klien
4. Kurangi penilaian klien yang negatif terhadap dirinya 5. Bantu klien menerima nilai
-Klien dapat
1. Libatkan klien dalam menetapkan tujuan yang ingin dicapai
2. Motivasi klien untuk membuat jadwal aktivitas perawatan dirinya
3. Berikan privasi sesuai kebutuhan yang ditentukan 4. Berikan reinsforcement
posotif tentang pencapaian kegiatan yang telah sesuai dengan keputusan yang ditentukannya
2. Harga Diri Rendah bd Koping Individu Tidak Efektif
XIII. ANALISA DATA
No Data Etiologi Problem
1. Ds :
- Klien mengatakan sering menunduk,
- Klien mengatakan teman berkurang semenjak sakit - Klien malu dengan
teman karena klien merasa tidak pantas diantara mereka Do :
- Klien tampak malu saat berbicara
Koping Individu
XIV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Tanggal / Jam No Implementasi Evaluasi
15 Januari 2013 Jam 12.30
1 1
1. Bina hubungan saling percaya dengan :
Menyapa klien dengan ramah
Memperkenalkan diri dengan sopan
Menanyakan nama lengkap serta alamat klien
Menunjukan sikap empati, jujur dan menempati janji
Menanyakan masalah yang dihadapi
S :
Klien menjawab salam dan mengatakan selamat pagi,menyebutkan nama dan alamat
O :
Klien mau berjabat tangan
Klien mau duduk berdampingan dengan perawat
Klien mau mengutarakan masalahnya A : SP 1 tercapai
Pp :
Lanjutkan SP 2 adakan kontrak waktu pertemuan berikutnya.
Pk :
Anjurkan klien untuk dapat menyapa perawat jika bertemu dan percaya jika perawat akan membantu masalah yang dihadapi
15 Januari 2013 Jam 15.30
2. Bina hubungan terapeutik dengan perawat dengan :
Pendekatan dengan baik ,menerima klien apa adanya
Mengidentifikasi perasaan dan reaksi perawatan diri sendiri
Menyediakan waktu untuk bina hubungan yang sopan
Menberikan kesempatan untuk merespon
S :
Klien mau duduk berdampingan dengan perawat
O :
Klien mampu berbincang – bincang dengan perawat
Klien mampu merespon tindakan perawat.
A : SP 2 tercapai P :
-Lanjutkan SP 3 adakan kontrak waktu pertemuan berikutnya.
-Anjurkan klien mampu
berkomunikasi,mampu memulai berbicara dan tidak janggung.
16 Januari 2013 Jam 17.00
3. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki dengan :
Membantu
mengidentifikasi dengan aspek yang positif
S :
Klien mengatakan cara penilaian positif tidak boleh berfikir jelek terhadap orang lain,sopan santun dan ramah yang diutamakan.
O :
Mendorong agar berpenilaian positif
Membantu mengungkapkan perasaannya
perasaannya A : SP 3 teratasi sebagian
P:
-lanjutkan SP 1 keluarga
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah penulis melakukan pengkajian dan perawatan pada Tn. Y dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah di Ruang perkasa Rumah Sakit Jiwa Daerah Klaten selama 2 minggu penulis dapat menarik kesimpulan bahwa dalam malakukan perawatan jiwa sangat penting sekali membina hubungan saling percaya dan juga membutuhkan kolaborasi yang baik dengan tenaga medis (dokter dan perawata), keluarga dan juga lingkungan (tetangga dan masarakat) terapeutik, agar semua maksud dan tujuan klien dirawat maupun perawat yang merawat tercapai.
B. SARAN
1. Klien
- Libatkan klien dalam aktivitas positif - Minum obat secara rutin dengan prinsip 5B
- Memahami aspek positif dan kemampuan yang dimilikinya
- Berlatih untuk berinteraksi dengan orang lain
2. Keluarga
- Mau dan mampu berperan serta dalam pemusatan kemajuan klien - Membantu klien dalam pemenuhan aktivitas positif
- Menerima klien apa adanya
- Hindari pemberian penilaian negatif
3. Perawat
- Lebih mengingatkan terapi theraupetik terhadap klien - Menyarankan keluarga untuk menyiapkan lingkungan
dirumah
- Meningkatkan pemenuhan kebutuhan dan perawatan klien
DAFTAR PUSATAKA
Stuart, G.W. dan Sudeen, S.J. (1995). “Principles And Practice Of Psychiatric Nursing”. (6th ed). St. Louis : Mosby year book