• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN KASUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III TINJAUAN KASUS"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Identitas Pasien

Pengkajian dilakukan pada tanggal 26 Desember 2007 di ruang III (Graha Citro

Anggono) Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Amino Gondho Utomo Semarang, dengan

diagnosa medik : Skizofrenia paranoid berkelanjutan. Klien bernama Ny. S umur 48

tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan klien SD, dan bekerja sebagai pedagang,

klien tinggal di Cangkiran, RT 2 RW I, Mijen, Semarang dan klien dibawa ke Rumah

Sakit Jiwa oleh adiknya Tn. S Jenis kelamin laki-laki sebagai penanggung jawab dari

klien selama di Rumah Sakit Jiwa. Klien masuk ke Rumah Sakit Jiwa pada tanggal :

22 Desember 2007

B. Riwayat Keperawatan

1. Alasan Masuk

Klien bingung, cemas, kadang di tanya diam saja, dan sulit tidur.

2. Faktor Predisposisi

Dianggota keluarga klien, tidak ada yang sakit yang diderita klien saat ini.

Pada bulan Oktober 2007 klien pernah mengalami gangguan jiwa dan dirawat di

Rumah Sakit Jiwa Amino Gondhohutomo 1 kali, dengan gejala bicara nglantur

dan marah-marah tanpa sebab, klien dirawat selama 16 hari tetapi setelah pulang

klien tidak pernah kontrol untuk berobat lagi.

(2)

Pengalaman yang tidak menyenangkan dari klien adalah waktu sekolah dulu

klien pernah dipukuli oleh gurunya sampai klien tidak mau sekolah lagi. Klien

mengatakan dari tahun 1998 hidup sendiri karena suaminya sudah meninggal 10

tahun yang lalu, selama menikah kurang lebih 20 tahun klien juga tidak dikaruniai

anak.

2. Faktor Presipitasi

Klien dimarahi oleh adik kandungnya dan sebagai kakak klien tidak pernah

dianggap oleh adiknya sehingga klien mengamuk dan akhirnya dibawa ke Rumah

Sakit Jiwa Amino Gondho Utomo Semarang.

3. Riwayat Penyakit sekarang

Kurang lebih 1 minggu tanggal 14 Desember 2007 klien marah-marah tanpa

sebab, mondar-mandir dalam rumah kadang keluyuran tapi masih pulang.

Hubungan dengan keluarga dan tetangga renggang, klien juga sering mengamuk

dan melukai orang lain, minum, mkan, ganti baju atas inisiatif sendiri.

C. Pemeriksaan Fisik

1. Tanda Vital : Tekanan Darah : 140/80 mmHg, Nadi : 80 kali/menit

2. Ukur : Tinggi Badan : 155 cm, Berat Badan : 50 kg

3. Keadaan Fisik :

Kepala : rambut kelihatan kotor, kurang rapi, bergelombang, warna hitam.

Mata : tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis. Hidung : tidak ada polip,

kebersihan cukup, riwayat alergi tidak ada. Mulut : Mukosa bibir kering, gigi

kurang bersih, tidak ada stomatitis. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.

(3)

Kulit : warna sawo matang, kulit kerin, turgor kulit baik. Abdomen : datar,

simetris, tidak ada keluhan. Ekstremitas: tidak ada oedem, bebas gerak, tidak

kelemahan dan kelainan. Keluhan Fisik : klien mengeluh bagian dada dan

pinggang terasa sakit.

D. Psikososial

1. Genogram

Gambar 1: Genogram Keluarga Ny. S

Klien anak ke 1 dari 6 bersaudara, klien tinggal 1 rumah dengan anak angkat,

menantu dan cucunya. Terjadi komunikasi tidak baik antara klien dengan anggota

keluarga karena menurut keluarga terutama adik klien walaupun tidak tinggal satu

rumah dengan klien menganggap kalau pendapat klien tidak bisa dipercaya dan

selalu diremehkan karena menurut keluarga klien orangnya pelit, padahal

pendapatan klien tidak seberapa sebagai pedagang. Yang menafkahi klien dan

keluarga setiap harinya adalah menantu. Dalam mengambil keputusan sesuatu

dikeluarga adalah anak angkat dari klien dan klien dirumah hanya dimintai

bantuan saja.

(4)

b. Gambaran diri : klien mengatakan menyukai semua bagian anggota tubuhnya

dan senang dengan keadaan tubuhnya yang sekarang.

c. Identitas : klien seorang wanita, sudah menikah 20 tahun tetapi tidak

dikaruniai anak dan kurang lebih 10 tahun yang lalu suaminya meninggal

dan itu sangat menjadi beban bagi klien, karena selain menjadi kepala

keluarga klien juga menjadi ibu rumah tangga.

d. Peran : Klien dalam keluarganya berperan sebagai Ibu rumah tangga selama

pernikahannya 20 tahun klien merasa sedih dan kesepian karena 10 tahun

suaminya meninggal dan tidak dikaruniai anak. Tetapi klien tetap tegar dan

tetap melakukan perannya sebagai ibu dengan mengasuh anak yang bisa

membantu klien dirumah sebagai seorang pedagang dan penjual bensin.

Dilingkungan sosial klien jarang mengikuti organisasi di tingkat masyarakat,

serta klien di RS tidak pernah dimintai bantuan oleh perawat. Klien

mengatakan ingin segera pulang kerumah dan mencari nafkah untuk

keluarganya.

e. Ideal diri : Klien mengharapkan kalau keluarga lebih memperhatikan dirinya.

Klien juga ingin kembali ke masyarakat dan di terima oleh keluarga serta

dapat berkumpul kembali dengan keluarga.

f. Harga diri : Klien merasa minder dengan keluarga termasuk adiknya karena

klien selalu dikucilkan dan sebagai kakak klien merasa tidak berguna bagi

adik-adiknya sebab klien selalu diperlakukan kasar dan jahat.

(5)

Klien menyatakan orang yang sangat berarti dalam kehidupannya adalah

anak angkatnya, Hubungan pasien dengan keluarga dan masyarakat kurang baik.

Klien mengatakan kadang sering diajak ngobrol oleh tetangganya dan klien

mengatakan jarang berorganisasi di kelompok masyarakat. Di Rumah Sakit juga

klien tidak pernah bergaul dengan temannnya

4. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Klien mengatakan jarang cerita dengan keluarga bila ada masalah klien lebih

senang menyendiri daripada berkumpul dengan tetangga karena mereka sering

ngomongin klien dari belakang dan itu yang tidak disukai dari klien. Hambatan di

Rumah Sakit klien merasa tidak bisa seperti teman yang lain bisa membantu

kegiatan.

E. Status Mental

1. Penampilan

Klien kurang bersih, rambut kotor, pakaian dan penampilan kurang rapi.

2. Pembicaraan

Nada bicara klien keras waktu berinteraksi, kontak mata kurang.

3. Aktivitas Motorik

Klien gelisah, sering berdiam diri, mudah marah, jarang ngobrol dengan teman

sekamar dan melamun, klien tidak pernah melakukan kegiatan di Rumah Sakit.

4. Alam Perasaan

Klien mengatakan sedih, karena keluarga belum ada yang menjenguknya.

5. Afek

(6)

Afek klien datar, roman muka klien tidak ada perubahan saat bicara tentang

masalah yang dihadapi. Saat diajak berinteraksi tentang masalahnya klien tidak

terlihat sedih ataupun gembira.

6. Interaksi selama wawancara

Klien cukup kooperatif, mau menceritakan masalahnya kepada perawat, kontak

mata ada, mau menatap lawan bicaranya, mau menjawab apa yang ditanya oleh

perawat.

7. Persepsi : saat dikaji klien mengatakan tidak ada halusinasi.

8. Proses pikir

Klien mampu bercerita secara urut dan menjawab pertanyaan perawat tanpa

berbelit-belit dan diulang-ulang.

9. Isi pikir : Saat dikaji klien tidak mempunyai gangguan isi pikir ataupun waham.

10. Tingkat kesadaran

Selama wawancara klien tidak mengalami disorientasi tempat, waktu dan

orang-orang, klien mengatakan dirinya sadar dengan apa yang terjadi padanya. Orientasi

klien terhadap tempat tidur dan waktu baik, klien tahu bahwa dirinya sedang

berada di Rumah Sakit untuk berobat, klien dapat mengingat orang yang sudah

dikenal.

11. Memori

Daya ingat klien jangka panjang baik karena klien masih ingat kejadian masa lalu

dan baru saja terjadi, klien mengatakan bulan Oktober 2007 sudah pernah dirawat

di Rumah Sakit Jiwa, daya ingat jangka pendek juga bagus, klien mampu

(7)

mengingat nama perawat yang jaga di ruangan. Dan kejadian sekarang, klien

dapat menceritakan riwayat kehidupannya secara berurutan dan konsisten.

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Klien tidak bisa berkosentrasi, mudah beralih karena merasa dikejar-kejar

perasaan bersalah. Klien masih dapat berhitung sederhana, ketika diberi

pertanyaan 10 + 10 : klien menjawab : 20

13. Kemampuan Penilaian

Klien dapat mengambil keputusan yang sederhana dengan orang lain, contohnya :

saat klien diberi kesempatan untuk memilih mandi dulu sebelum makan atau

makan dulu sebelum mandi.

14. Daya Tilik Diri

Klien tidak mengingkari penyakit yang diderita dan tidak menyalahkan siapapun.

F. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Makan

Klien makan 3 kali sehari, klien selalu menghabiskan seluruh porsi makan yang

disediakan, variasi makan sesuai menu yang disajikan Rumah Sakit, Klien tidak

punya pantangan makan-makanan apapun

2. Buang air besar/Buang air kecil

Klien BAB di WC dan BAK di Kamar mandi, klien ke kamar mandi sendiri.

Klien mampu berganti pakaian dan merapikan pakaian sesuai sesuai aturan

Rumah Sakit.

(8)

Klien mandi 2 kali sehari dengan sabun mencuci rambut bila ada shampo, gosok

gigi 2 kali sehari. Rambut rapi berpakaian cukup rajin, klien jarang memotong

kuku sendiri.

2. Berpakaian

Klien mampu berpakaian mandiri, ganti pakaian 1 kali sehari sesuai aturan

Rumah Sakit

3. Istirahat tidur

Klien tidak mengalami gangguan saat tidur, klien selalu tidur siang karena tidak

ada kegiatan.

4. Kebersihan diri

Kebersihan diri klien kurang bersih klien mandi 2 kali kalau klien ingin mandi,

jadi perawatan diri klien juga kurang.

5. Penggunaan Obat

Selama di Rumah Sakit Jiwa pasien mendapatkan terapi obat dengan bantuan oleh

perawat.

6. Mekanisme Koping

Klien mengatakan kalau ada masalah pada dirinya sering dipendam sendiri dan

banyak menyendiri, karena dia merasa bicaranya tidak digunakan atau dipercaya

oleh keluarga. Klien seorang yang berkepribadian tertutup dan bila ada masalah

jarang di ungkapkan.

(9)

G. Penatalaksanaan

1. Diagnosa medik : Skizofrenia paranoid berkelanjutan

2. Therapi obat :

1. Peroral

Promacytil

: 2 x 100 mg

Stelasin

: 2 x 5 mg

Triheksilprihardil

: 2 x 2 mg

ECT

: 1 kali

3. Injeksi

CPZ

: 100 mg 1 M

Valdimex

: 10 mg 1 M

3. Laboratorium tanggal : 23 Desember 2007

No Pemeriksaan Hasil Normal

1 Glukosa sewaktu 210 mg/100 ml < 140 mg/ 100 ml 2 Ureum 17 mg/ 100 ml 10-50 mg/ 100 ml 4 Creatinin 0,8 mg/ 100 ml L : 0,6-1,1 D : 0,5-0,9 5 Cholesterol total 141 mg/ 100 ml 150-220 6 Trigliserid 60 mg/ 100 ml s/d 150 7 Protein total 6,5 mg/ 100 ml 6,3-8,0 8 Albumin 3,5 mg/ 100 ml 3,8-5,1

(10)

9 SGOT 15 unit /c L : s/d 37 P : s/d 31 10 SEPT 15 unit/c L : s/d 42 P: s/d 32 11 Uric Acid 5,2 mg/100 ml L : s/d 3,5-7 P: 2,5-5,7

H. PENGELOMPOKAN DATA

Tanggal Pengkajian

Data Subyektif Data Obyektif 26

Desember 2007

DS:

Klien mengatakan kadang menyendiri di kamar.

Klien tidak mau bergaul dengan temannya. Klien mengatakan kalau ada masalah pada dirinya sering dipendam sendiri dan banyak menyendiri, karena dia merasa bicaranya tidak digunakan atau dipercaya oleh keluarga. Klien seorang yang berkepribadian tertutup dan bila ada masalah jarang di ungkapkan.

Klien mengatakan merasa minder dengan keluarga termasuk adiknya karena klien selalu di kucilkan dan sebagai kakak klien amerasa tidak berguna bagi adik-adiknya sebab klien selalu di perlakukan kasar dan jahat.

DO :

Klien sering tiduran Klien sering duduk sendiri

Klien makan terpisah dari temannya

Klien hanya mau menjawab apabila di tanya

Klien banyak berdiam diri

Klien sering melamun Tatapan mata kurang. Klien terlihat bingung dan gelisah

I. ANALISA DATA

Tanggal 26 Desember 2007

No. Data Masalah

1. DS:

Klien mengatakan kadang menyendiri di kamar, tidak mau bergaul dengan temannya.

DO :

Klien sering duduk – duduk sendiri, klien sering tiduran, klien makan terpisah dari teman – temannya, Klien hanya mau menjawab bila ditanya,

(11)

tatapan mata kurang.

2. DS :

Klien mengatakan kalau ada masalah pada dirinya sering dipendam sendiri dan banyak menyendiri, karena dia merasa bicaranya tidak digunakan atau dipercaya oleh keluarga. Klien seorang yang berkepribadian tertutup dan bila ada masalah jarang di ungkapkan.

DO :

Klien hanya mau menjawab apabila di tanya, tatapan mata kurang.

Koping individu tidak efektif

3. DS :

Klien merasa minder dengan keluarga termasuk adiknya karena klien selalu di kucilkan dan sebagai kakak klien amerasa tidak berguna bagi adik-adiknya sebab klien selalu di perlakukan kasar dan jahat.

DO :

Klien sering melamun , klien terlihat bingung dan gelisah, tatapan mata kurang.

Gangguan konsep diri : harga diri rendah.

J. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

1. Isolasi sosial : menarik diri

(12)

2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

3. Koping individu tidak efektif

K. POHON MASALAH

Isolasi sosial : menarik diri Akibat

core problem

gangguan konsep diri : harga diri rendah

Koping individu tidak efektif Penyebab

Skema 2 : Pohon Masalah Klien Ny. S

L. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.

2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan koping individu

tidak efektif

(13)

Perencanaan Tgl Diagnosa

Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi

Intervensi 26-12-07 Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan gangguan konsep diri harga diri rendah Tujuan Umum : Klien tidak menarik diri Tujuan Khusus 1: Klien dapat membina hubungan saling percaya Ekspresi wajah bersahabat menunjukan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutaraan masalah yang dihadapi.

Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik. a. Sapa klien dengan

ramah baik verbal maupun non verbal. b. perkenalkan diri dengan

sopan.

c. tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.

d. jelaskan tujuan – tujuan pertemuan

e. jujur dan menepati janji f. Tunjukan sikap empati

dan menerima klien apa adanya

g. beri perhatian kepada klien

dan perhatikan

kebutuhan dasar klien Tujuan Khusus 2: Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki daftar kemampuan yang dimiliki klien, di Rumah Sakit, di rumah, sekolah, dan tempatkerja

a. Diskusikan

kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien, buat daftarnya. b. setiap bertemu klien

hindarkan dari penilaian negatif c. utamakan memberi

pujian yang realistik pada kemampuan dan aspek positif klien.

(14)

Tujuan Khusus 3: Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan di Rumah Sakit. Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan di rumah. a. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit.

b. Diskusikan

kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaan di Rumah sakit. c. Beri pujian. Tujuan Khusus 4: Klien dapat menetapkan dan merencanakan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki. Klien mau mencoba, Susunan jadwal harian.

a. Bantu klien untuk memilih satu kegiatan yang mau dilakukan dirumah sakit. b. Bantu klien

melakukannya bila perlu beri contoh. c. Berikan pujian atas

keberhasilan d. Diskusikan jadwal

kegiatan harian atas kegiatan yang telah dilatih Tujuan Khusus 5: Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya

klien melakukan kegiatan yang telah dilatih ( mandiri, dengan bantuan atau bergantung.)

a. beri kesempatan pada klien untuk menjaga kegiatan yang telah direncanakan b. Beri ujian atas

keberhasilan klien c. Diskusikan

kemungkinan pelaksanaan dirumah

(15)

Tujuan Khusus 6: Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada. Keluarga memberi dukungan dan pujian Keluarga memahami jadwal kegiatan harian klien a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah. b. bantu keluarga

memberi dukungan selama klien dirawat c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungannya dirumah. d. jelaskan cara pelaksanaan jadwal kegiatan klien dirumah. e. Anjurkan memberi

pujian pada klien setiap berhasil Tujuan umum : klien dapat meningkatkan harga diri . Tujuan khusus I : klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Daftar kemampuan yang dimiliki klien, dirumah sakit, dirumah, sekolah dan tempat kerja

a. Perkuat hubungan saling percaya b. Diskusi aspek positif

klien

c. Setiap bertemu klien hindarkan dari penilaian negatif d. Ciptakan lingkungan

yang aman e. Bantu klien untuk

meningkatkan harga diri

f. Dorong klien untuk berhubungan dengan orang lain

(16)

Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif Tujuan khusus 2 : Klien dapat mengenali dan mengekspresi-kan emosinya Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, kontak mata ada, mampu mengekspresikan emosinya secara spontan, mau menyatakan masalah yang dihadapi a. Tunjukkan respon emosional dan menerima klien b. Gunakan tehnik komunikasi terapeutik c. Bantu klien untuk

mengekspresikan perasaannya d. Dorong untuk menyatakan secara verbal perasaannya yang berhubungan dengan ketidakmampuan Tujuan khusus 3: Klien dapat menyakini tentang manfaat mekanisme koping Klien kooperatif, Menghindari penilaian yang bersifat negatif pada saat berbicara dengan klien, klien dapat menyakini manfaat

mekanisme koping

a. Terima apa adanya dan jangan menentang keyakinannya b. Kenalkan realitas yang berhubungan dengan mekanisme koping klien dan tidak memfokuskan pada masa cemas, takut dan keluhan fisik lainnya c. Beri klien umpan

balik tentang perilaku, stressor, penilaian koping dan sumber koping

d. Kuatkan ide-ide bahwa kesehatan fisik berhubungan dengan kesehatan emosional

(17)

Tujuan khusus 4: Klien dapat melakukan kegiatan yang menarik dan aktifitas yang terjadwal Klien melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuannya

a. Beri klien aktivitas yang mendukung dan menguatkan perilaku sesuai yang

produktifitas b. Beri klien latihan

fisik yang sesuai dengan bakatnya c. Libatkan anggota

keluarga dan sistem pendukung lainnya Tujuan khusus 5: Klien dapat menggunakan dukungan sosial dan keluarga secara efektif Keluarga dapat menjelaskan perasaannya, keluarga dapat menjelaskan tentang manfaat mekanisme koping, keluarga memahami jadwal kegiatan harian klien

a. Bantu keluarga untuk memberi dukungan selama klien dirawat b. Jelaskan cara

mengekspresikan emosi secara spontan c. Jelaskan cara

pelaksanaan jadwal kegiatan klien dirumah

(18)

N. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama Klien : Ny S

Ruang : III

No Tgl/Bln / Waktu Diagnosa Tujuan Khusus Implentasi Evaluasi

TT

1. 26-12- 07 09.00 Diagnosa 1 Tujuan Khusus : 1,2 1. Membina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip terapeutik. a. Menyapa klien dengan ramah baik dengan verbal maupun non verbal. b. Memperkenalkan

diri dengan sopan. c. Menanyakan

nama lengkap klien dan nama panggilannya yang disukai klien. d. Menjelaskan tujuan pertemuan. e. Menunjukkan

sikap empati dan menerima klien apa adanya.

f. Memberikan kesempatan pada klien klien untuk mengungkapkan perasaannya g. Mendiskusikan

dengan keluarga

S : Klien menyebutkan nama saya Ny. S dan senang dipanggil S.

- Klien mengatakan “ saya itu malu dan bosan kalau harus bergabung dengan mereka “ - Klien mengatakan “ saya

disini habis bangun tidur langsung mandi, makan, membersihkan sendok dan menata kursi “

O : Kontak mata klien kurang. klien membalas salam dan membalas jabat tangan, klien senang menyendiri. A : Tujuan Tujuan Khusus 1

tercapai :

Klien dapat membina hubungan saling percaya, Tujuan Khusus 2 belum tercapai klien belum dapat mengidentifikasi

kemampuan yang dimiliki. P : Klien : klien mengingat- ingat nama perawat.

Perawat : Mengulang Tujuan Khusus 2 mengidentifikasi kemampuan dan aspek

(19)

kemampuan dan aspek positif yang dimiliki h. Mendiskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat di lakukan selama dirawat di rumah sakit i. Membantu klien mengenali kekuranga dan kelebihannya

positif yang dimiliki.

2. 26-12-07 12.30 Diagnosa 1 Tujuan Khusus 2,3 1. Mendiskusikan kemampuan yang masih digunakan selama sakit.

2. Setiap bertemu klien menghindarkan dari memberi perhatian negatif.

3. Mengutamakan memberikan pujian yang realistik pada kemampuan dan aspek positif klien.

S : Klien mengatakan senang olah raga, klien senang menyapu rumah sebelum berangkat kerja.

O : Saat bicara klien menatap perawat, klien cukup kooperatif.

A : Tujuan Khusus 2 tercapai : Klien dapat

mengidentifikasikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki P : Klien : Menganjurkan klien

untuk menyebutkan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki

Perawat : Lanjutkan tujuan Khusus 3: Menilai kemampuan yang dapat digunakan.

Laila

3. 27-12- 07 09.30 Diagnosa 1 Tujuan Khusus 3 1. Mendiskusikan dengan klien kemampuan yang dapat digunakan di rumah sakit.

S : Klien mengatakan kegiatan yang dapat saya lakukan di Rumah Sakit yaitu

menyapu, mencuci gelas

(20)

2. Mendiskusikan dengan klien kemampuan yang dapat digunakan setelah pulang nanti sesuai degan kondisi sakit klien. 3. Memberi pujian kepada

klien

dan sendok, menyiapkan peralatan untuk makan, merapikan tempat tidur. O : Klien menyebutkan

kemampuan yang mampu digunakan di Rumah Sakit. A : Tujuan khusus 3 tercapai :

Klien mampu menyebutkan kemampuan yang dapat dilakukan di Rumah Sakit Jiwa dan dirumah. P : Klien : Menganjurkan

kepada klien kemampuan lain yang belum disebutkan.

Perawat: Meminta klien untuk memilih salah satu kegiatan yang mau dilakukan, membantu klien melakukan kegiatan itu dan jika perlu beri contoh.

Lanjukan Tujuan Khusus 4: Klien dapat menetapkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki.

4. 27-12- 07 11.00 Diagnosa 1 Tujuan Khusus 4

1. Meminta klien untuk memilih salah satu kegiatan yang mau dilakukan di Rumah Sakit.

2. Membantu klien melakukan kegiatan

S : Klien mengatakan "Saya memilih merapikan tempat tidur

O : Klien merapikan tempat tidur setelah mendapat bimbingan dari perawat. A : Tujuan Khusus 4 belum

(21)

yang dipilih dan jika perlu diberi

contoh.

tercapai : Klien belum dapat merencanakan kegiatansesuai dengan kemampuan yang dimiliki P : Klien: Menganjurkan

kepada klien untuk menerapkan rencana kegiatan yang telah dibuat bersama.

Perawat: Mengulang Tujuan Khusus 4 : Melatih klien

untuk kegiatan yang lainnya (mencuci sendok,

gelas, menyapu, menyiapkan peralatan untuk makan). 5. 28-12- 07 08.00 Diagnosa 1 Tujuan Khusus 4

Melatih klien untuk kegiatan yang lainnya (mencuci sendok dan gelasnya, menyapu menyiapkan peralatan untuk makan).

S : Klien mengatakan "Saya merasa senang bisa melakukan kegiatan mencuci gelas, menyapu dan mengepel lantai O : Klien merencanakan

kegiatan dengan bantuan perawat

A : Tujuan 4 belum tercapai : Klien belum dapat menetapkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

P : Mengulang Tujuan Khusus 4 : Perawat bersama klien menyusun jadwal kegiatan harian.

(22)

6. 28-12- 07 11.00 Diagnosa 1 Tujuan Khusus 4

Menyusun jadwal kegiatan harian

S : Klien mengatakan "Saya akan mencoba

melaksanakan kegiatan sesuai jadwal."

O : Klien tampak menyusun jadwal

A: Tujuan Khusus 4 tercapai : Klien dapat menetapkan merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

P : Klien : Mencoba melakukan kegiatan yang ada

pada jadwal.

Perawat: Menganjurkan dan memberikan

kesempatan kepada klien untuk mencoba kegiatan yang seuai dengan jadwal yang telah direncanakan secara rutin setiap hari.

Lanjutkan Tujuan Khusus 5: Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.

Laila

7

.

29-12- 07 08.00 Diagnosa 1 Tujuan Khusus 5

Menganjurkan dan memberi kesempatan kepada klien untuk mencoba kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan secara rutin setiap hari.

S : Klien mengatakan "Saya akan mencoba melakukan sesuai dengan jadwal kegiatan harian." O : Klien mau melakukan

kegiatan sesuai jadwal dengan bantuan perawat A : Tujuan Khusus 5 belum

tercapai tercapai : Klien belum dapat melaksanakan

(23)

kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya. P : Klien : Melakukan kegiatan secara rutin di Rumah Sakit sesuai jadwal

kegiatan harian. Perawat : Ulangi Tujuan Khusus 5. 8. 29-12- 07 11.30 Diagnosa 1 Tujuan Khusus 5

Memonitor klien untuk melaksanakan kegiatan sesuai jadwal kegiatan harian.

S : Klien mengatakan "Saya sudah melakukan kegiatan sesuai jadwal."

O : Klien mampu melakukan kegiatan secara mandiri dan mendapatkan beberapa bimbingan parsial A : Tujuan Khusus 5 belum

tercapai : Klien belum dapat melaksanakan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya. P : Klien : Laksanakan kegiatan

sesuai jadwal kegiatan harian.

Perawat: Tetap anjurkan untuk melaksanakan kegiatan sesuai jadwal kegiatan. Ulangi Tujuan Khusus 5.

(24)

9. 10. 30-12- 07 09.30 5-01-2008 10.00 Diagnosa 1 Tujuan Khusus 5 Diagnosa 2 Tujuan khusus 1,2 Menganjurkan klien, memonitor klien untuk melaksanakan kegiatan sesuai jadwal kegiatan.

1. Menyapa klien dengan ucapan selamat pagi 2. Mendiskusikan dengan

keluarga kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

3. Mendiskusikan dengan klien kemampuan yang masih dilakukan selama dirawat di Rumah Sakit 4. Membantu klien

mengenali kekurangan dan kelebihannya 5. Menunjukkan sikap

S : Klien mengatakan "Saya sudah melakukan kegiatan sesuai jadwal."

O : Klien mampu melaksanakan kegiatan secara mandiri A : Tujuan Khusus 5 tercapai :

Klien dapat melaksanakan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya. P : Klien : Lakukan kegiatan sesuai jadwal

kegiatan harian secara rutin setiap hari.

Motifasi untuk melakukannya baik di rumah sakit ataupun di rumah.

Perawat : optimalkan Tujuan Khusus 5, Lanjutkan Tujuan Khusus 6.

S : Klien menjawab salam ”selamat pagi nama saya Ny. S, saya suka di panggil S

- klien mengatakan “ saya kalau di rumah habis bangun tidur langsung mandi, membersihkan rumah, dan habis itu baru jualan sampai malam “ - klien mengatakan “saya

disini itu tidak bisa apa-apa, saya hanya bisa duduk-duduk saja dan

Laila

(25)

6. empati kepada klien 7. Memberikan kesempatan

pada klien untuk mengungkapkan perasaannya

membereskan gelas sehabis makan. Makannya saya malu dengan mereka karena saya tidak bisa apa-apa

O : Klien kooperatif, kontak mata klien kurang, klien senang menyendiri A : Tujuan khusus 1 tercapai :

klien dapat

mengidentifikasikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Tujuan khusus 2 belum

tecapai klien belum dapat mengenali dan

mengekspresikan emosinya. P : Klien :

Perawat : Mengulang Tujuan khusus 2 dapat mengenali dan mengekspresikan emosinya

(26)

11. 6-01-2008 10.00 Diagnosa 2 Tujuan khusus 2,3 1. Menunjukkan sikap empati dan menerima klien apaadanya

2. Memberikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya

S : Klien mengatakan akan memanfaatkan

ketrampilam yang dimiliki untuk mengisi waktu luang dan akan berusaha untuk menceritakan masalah yang dialami dengan teman atau perawat O : Klien cukup kooperatif,

kontak mata ada, klien mampu mengekspresikan emosinya secara spontan A : Tujuan khusus 2 tercapai :

klien dapat mengenali dan mengekspresikan emosinya P : Klien : klien mengekspresikan dan mengungkapkan perasaannya .

Perawat : lanjutkan tujuan khusus 3: klien dapat menyakini tentang manfaat mekanisme koping

(27)

12. 6-01-2008 12.00 Diagnosa 2 Tujuan Khusus 3,4

Kenaikan realitas yang berhubungan dengan mekanisme koping klien dan beri klien umpan balik tentang perilaku, penilaian dan sumber koping, Beri klien aktivitas yang mendukung sesuai kemampuannya

S : - Klien mengatakan saya senang olah raga dan menyapu

- klien mengatakan saya senang menyapu tapi di sini saya tidak pernah menyapu karena sudah ada yang menyapu”

O : Klien kooperatif, kontak mata kedepan menghadapi perawat

A : Tujuan khusus 3 tercapai Klien dapat menyakini

tentang manfaat mekanisme koping Tujuan khusus 4 belum

tercapai klien belum dapat melakukan kegiatan yang menarik dan aktivitas yang terjadwal. P : Klien : Menganjurkan

klien menyebutkan kelebihan dan kekurangan yang dia miliki

Perawat :

Mengulang tujuan khusus 4 : Klien dapat melakukan kegiatan yang menarik dan aktifitas yang terjadwal

Laila 13. 7-01-2008 11.00 Diagnosa 2 Tujuan khusus 4

- Beri klien aktivitas yang mendukung sesuai kemampuannya - Memberi kesempatan

kepada klien untuk mencoba kegiatan sesuai jadwal

S : Klien mengatakan “Saya merasa senang bisa melakukan kegiatan seperti menyapu, dan mengepel lantai, saya akan mencoba kegiatan ini setiap hari”

(28)

O : Klien mau melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuannya

A : Tujuan khusus 5 tercapai : klien dapat melakukan kegiatan yang menarik dan aktivitas yang terjadwal P : klien : lakukan kegiatan

sesuai dengan kemampuannya secara rutin

setiap hari.

Perawat : Anjurkan klien untuk tetap melaksanakan kegiatan setiap hari. Optimalkan Tujuan Khusus 4, lanjutkan tujuan khusus 5

O. EVALUASI

Tanggal 8 Januari 2008

Evaluasi akhir dari diagnosa pertama Isolasi Sosial : Menarik Diri

berhubungan dengan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah yaitu pada data

subjektif Ny. S mengatakan bahwa klien masih minder, dan malu untuk kembali

kelingkungan masyarakat karena klien pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa. Pada

data objektif klien kooperatif, klien mau menjawab salam, klien duduk berdampingan

dengan penulis, klien mau menjawab semua pertanyaan yang diajukan penulis dan

klien mau mengungkapkan perasaannya. Masalah keperawatan ini belum teratasi

sepenuhnya karen Ny. S masih minder dan malu untuk kembali kelingkungannya.

Evaluasi yang diharapkan yaitu klien dapat mengungkapkan perasaannya klien dapat

(29)

memodifikasi pola kognitif yang negatif, klien dapat memanfaatkan koping yang

konstruktif dan klien dapat melakukan kegiatan yang menarik dan aktifitas yang

terjadwal.

Diagnosa kedua Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah berhubungan

dengan Koping Individu Tidak Efektif yaitu data respon subjektif klien mengatakan

akan memanfaatkan ketrampilan yang dimiliki untuk mengisi waktu luang dan akan

berusaha untuk menceritakan masalah yang dialami dengan teman ataupun penulis.

Data objektif yang tercapai adalah klien mampu mengekspresikan emosi secara

spontan, klien mempertahankan kontak mata dan klien dapat diajak bekerjasama.

Masalah keperawatan ini belum teratasi sepenuhnya, klien belum bisa memanfaatkan

sistem pendukung sosial dan keluarga untuk menyelesaikan masalah yang terjadi.

Evaluasi yang diharapkan klien dapat melakukan cara pengambilan keputusan yang

efektif untuk mengendalikan situasi kehidupannya, dengan demikian dapat

menurunkan perasaan rendah diri, klien dapat mengenali dan mengekspresikan

emosinya, klien dapat memodifikasi pola kognitif yang negatif, klien dapat menyakini

tentang manfaat mekanisme koping, klien dapat melakukan kegiatan yang menarik

dan aktifitas yang terjadwal, klien dapat mengunakan dukungan sosial dan keluarga

secara efektif.

Referensi

Dokumen terkait

When  Ricky  was  mentioned  in  prayer  in  our  church,  an  uncomfortable  event that happened all the time, Mrs. Dockery was quick to jump forward  and 

kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data, mencetak pada printer yang sama dan bersama-sama menggunakan

Hal tersebut menyebabkan penurunan konsumsi, sehingga pertambahan bobot badan tertinggi terdapat pada perlakuan A dan menurun kembali seiring dengan bertambah

Bab III akan menyajikan argumentasi yang lebih substansial atas keharusan verifikasi faktual partai politik calon peserta pemilu 2019 kepada semua partai politik

sehingga karyawan mampu memberikan yang terbaik untuk perusahaan. 2) Dari sisi self efficacy yang perlu dilakukan karyawan adalah harus lebih mampu melakukan

4.3.2.1 Penentuan Bagian dari proses manufacturing yang menimbulkan cacat Untuk mengetahui bagian proses yang menimbulkan cacat maka dilakukan pengukuran proses. Data yang

Hasil penghitungan koloni menunjukkan bahwa jumlah koloni Escherichia coli terbanyak ada pada kelompok kontrol yaitu sebanyak 85,7 ± 10,81 diikuti kelompok perlakuan

Dari hasil penelitian dapat disimpul- kan bahwa daya hambat terhadap pertum- buhan Streptococcus mutans dari sediaan obat kumur bebas alkohol yang mengan-