• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KINERJA MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI: Studi Deskriftif Terhadap Guru Sekolah Dasar di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Gunungtanjung Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2009.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KINERJA MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI: Studi Deskriftif Terhadap Guru Sekolah Dasar di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Gunungtanjung Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2009."

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

D. Maksud dan Tujuan Penelitian... E. Kegunaan Penelitian...

F. Asumsi ………

G. Hipotesis………..

H. Definisi Operasional………

I. Prosedur Penelitian... BAB II KAJIAN PUSTAKA...

A. Manajemen Dalam Konteks Administrasi Pendidikan... B. Kinerja Manajemen Kepala Sekolah... 1. Pengertian... 2. Kepala Sekolah Sebagai Manajer... 3. Standar Kompetensi Kepala Sekolah Sebagai Manajer... 4. Keterampilan Manajemen Kepala Sekolah... 5. Strategi Yang Harus Dilakukan Oleh Kepala Sekolah ... 6. Manajemen Sekolah Sebagai Suatu Proses... C. Kinerja Mengajar Guru... 1. Pengertian... 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru... 3. Pengukuran Kinerja dan Penilaian Hasil……… 4. Kemampuan Dalam Kinerja Guru... 5. Kinerja Guru Dalam Mengajar... D. Motivasi Belajar Siswa ... 1. Pengertian... 2. Teori Motivasi... 3. Fungsi Motivasi... 4. Peranan Motivasi Dalam Belajar... 5. Konseptualisasi Motivasi Belajar... 6. Faktor-Faktor Penunjang Motivasi... 7. Indeks-Indeks Motivasi... 8. Strategi Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa... BAB III METODOLOGI PENELITIAN...

(2)

D. Populasi Dan Sampel………... E. Instrumen Penelitian... 1. Teknik Pengumpulan Data... 2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian... F. Uji Instrumen Penelitian ... 1. Uji Validitas ... 2. Uji Reliabilitas ... G. Uji Normalitas ………. 1. Variabel Kinerja Manajemen Kepala Sekolah……… 2. Variabel Kinerja Mangajar Guru……… 3. Variabel Motivasi Belajar Siswa………. H. Teknik Analisis Data ... 1. Uji Coba Instrumen... 2. Gambaran Umum Variabel... 3. Uji Hipotesis... 4. Pengolahan Data... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………...

A. Temuan Penelitian………

1. Deskripsi Variabel Penelitian………. a. Deskripsi Variabel Penelitian Kinerja Manajemen Kepala

Sekolah (X1)………..

b. Deskripsi Variabel Penelitian Kinerja Mengajar Guru (X2)………. c. Deskripsi Variabel Penelitian Motivasi Belajar Siswa…...

2. Analisis Pengaruh antar

Variabel………....

a. Analisis Pengaruh Variabel Penelitian Kinerja Manajemen Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Siswa………... b. Analisis Pengaruh Variabel Penelitian Kinerja Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa………. c. Analisis Pengaruh Variabel Penelitian Kinerja

Manajemen Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa………... B. Pembahasan Hasil Temuan………... BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI...

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan mutu sumber daya manusia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan mutu sumber daya manusia, maka pemerintah bersama kalangan swasta sama-sama telah dan terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih bermutu antara lain melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan system evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pemberian pendidikan dan pelatihan bagi guru. Tetapi upaya pemerintah tersebut belum cukup berarti dalam meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu indikator kekurangberhasilan ini ditunjukkan antara lain dengan NEM (UAN) siswa untuk berbagai bidang studi pada jenjang SLTP dan SLTA yang tidak memperlihatkan kenaikan yang berarti bahkan boleh dikatakan konstan dari tahun ke tahun, kecuali pada beberapa sekolah dengan jumlah yang relatif sangat kecil.

Rendahnya mutu pendidikan selama bertahun-tahun beberapa pendapat menyatakan kurikulum sebagai penyebabnya. Hal ini tercermin dengan adanya upaya mengubah kurikulum mulai kurikulum 1975 diganti dengan kurikulum 1984, kemudian diganti lagi dengan kurikulum 1994. kemudian diganti kurikulum 1999, timbul lagi kurikulum 1999 edisi 2004. Bahkan pembaharuan kurikulum menjadi kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum)

(4)

kurikulum 2004 di revisi kembali menjadi kurikulum model KTSP (Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan). Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

(5)

benar bermutu.

Berhubungan dengan profesionalisme guru terdapat permasalahan yang merupakan masalah yang usang dan terus terjadi dalam proses pembelajaran selama ini, permasalahan kinerja mengajar guru tersebut diantaranya adalah : 1. Guru mengajar cenderung monoton dengan menggunakan metode yang

kurang inovatif.

2. Keengganan guru untuk memperbaiki proses pembelajaran melalui banyak membaca dan melakukan penelitian tindakan kelas.

3. Guru hanya menggunakan satu sumber belajar, dan pengetahuan yang diberikan hanya dari satu buku sumber.

(6)

Kinerja guru atau prestasi kerja (performance) merupakan hasil yang dicapai oleh guru dalam Melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta penggunaan waktu. Kinerja guru akan baik jika guru telah Melaksanakan unsur-unsur yang terdiri kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya, kreativitas dalam pelaksanaan pengajaran, kerjasama dengan semua warga sekolah, kepemimpinan yang menjadi panutan siswa, kepribadian yang baik, jujur dan obyektif dalam membimbing siswa, serta tanggungjawab terhadap tugasnya.

Mutu pendidikan dan lulusan seringkali dipandang tergantung kepada peran guru dalam pengelolaan komponen-komponen pengajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar, yang menjadi tanggung jawab sekolah. Namun demikian konsep manajemen mutu pendidikan sering diabaikan dalam dunia pendidikan, padahal konsep ini dapat dijadikan sarana untuk meningkatkan mutu pendidikan. Adanya ouput sekolah yang tidak bermutu menunjukkan adanya kinerja guru dan tidak jelasnya sikap terhadap manajemen peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Konsep manajemen mutu pendidikan yang sudah dilakssiswaan oleh sekolah belum sepenuhnya disikapi oleh guru dengan baik, ini dapat mempengaruhi kinerja guru tentunya.

(7)

pendidikan terhadap peningkatan mutu pendidikan sangat berpengaruh pada kecakapan tamatan (competence), tanggungjawab sosial (compassion) dan berahlak mulia (consience).

Kepala Sekolah sebagai pemegang komando di lembaga sekolah. Kepala sekolah harus menguasai dan mampu mengambil kebijaksanaan serta keputusan yang bersifat memperlancar dan meningkatkan kualitas pendidikan. Secara langsung kepala sekolah berhubungan erat terhadap kelangsungan belajar mengajar. Dalam prosesnya kepala sekolah harus dekat dengan guru-guru dan kepada siswa.

Penguasaan bidang manajemen adalah salah satu kunci sukses dalam mengemban suatu jabatan pemimpin. Manajemen tidak hanya dijumpai di perusahaan, atau instansi tertentu, melainkan di lembaga sekolah, manajemen juga sangat besar peranannya, terutama untuk menyusun program atau mengambil keputusan yang harus diterapkan dalam kelangsungan proses belajar mengajar. Salah satu peranan manajemen yang sangat penting adalah untuk menyusun program belajar mengajar dan menempatkan tugas masing-masing guru. Guru sebagai pelaksana pendidik, untuk itu kepala sekolah harus benar-benar menjalin komunikasi aktif dan setiap saat mengadakan evaluasi terhadap tugas pengajaran yang sudah dilakssiswaan guru. Agar guru dapat menjalankan tugasnya dengan baik, maka sedikit banyaknya kepala sekolah harus mengetahui dan memberikan motivasi.

(8)

baik dan optimal. Kehadiran mereka di sekolah tidak jauh berbeda dengan kehadiran guru-guru lainnya, yaitu untuk mengajar dan mengisi daftar hadir. Padahal selain kepala sekolah masih banyak tugas lain, seperti menata program pendidikan, baik yang menyangkut dengan administrasi, supervise maupun keperluan yang lainnya. Hubungan kepala sekolah dengan guru-guru harus baik, tanggung jawab, didasari dengan kejujuran, kesetiaan, keikhlasan dan kerjasama. Apabila diibaratkan dalam satu keluarga, maka hubungan kepala sekolah dengan guru-guru lainnya harus berlangsung bagaikan hubungan satu saudara dengan saudara lainnya, dan hubungan kepala sekolah dengan siswa harus seperti hubungan ayah dengan anak.

Rendahnya kinerja manajemen kepala sekolah dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya :

1. Proses rekrutmen kepala sekolah yang belum mengikuti aturan yang seharusnya.

2. Minimnya pengetahuan tentang manajemen sehingga kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya hanya menggunakan kebiasaan dan alamiah belaka.

(9)

kepemimpinan kepala sekolah) dengan demikian seorang pemimpin bisa dikatakan ruh sebuah lembaga atau institusi.

Kenyataan di lapangan khususnya di Kecamatan Gunungtanjung kinerja manajem kepala sekolah dan kinerja mengajar guru dapat dikatakan masih rendah sehingga mengakibatkan rendahnya motivasi siswa untuk belajar. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata nilai ujian sekolah selama 5 (lima) tahun terakhir yang terus menurun. Keadaan nilai rata-rata ujian Sekolah Dasar Kecamatan Gunungtanjung Kabupaten Tasikmalaya seperti terlihat pada tabel 1

di halaman berikut ini :

Tabel 1.1

Nilai rata-rata Ujian Sekolah Dasar

Kecamatan Gunungtanjung Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2004-2008

No Mata Pelajaran Tahun

2004 2005 2006 2007 2008

1 Bahasa Indonesia 6.43 6,37 6,12 5,67 6.04

2 Matematika 5,32 5,34 5,22 5,03 5,56

3 IPA 6,05 5,67 5,48 6,78 6,32

Sumber : UPTD Pendidikan Pengelola TK/SD/SLB Kec. Gunungtanjung, 2009

Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai rata-rata ujian sekolah terus menurun selama lima tahun terakhir. Ujian sekolah merupakan salah satu tujuan akhir dari sebuah lembaga maupun tujuan (goal) siswa belajar, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rendahnya rata-rata nilai ujian itu adalah kurangya motivasi siswa untuk belajar. Karena menurut Barlia (2004:6) mengatakan bahwa “motivasi didefinisikan sebagai aktifitas siswa (proses) dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan atas dorongan perlunya pencapaian tujuan (goal) dari pengerjaan tugas tersebut.”

(10)

permasalahan lain yang merupakan dampak dari kurangnya motivasi siswa untuk belajar, salah satu indikator kurangnya motivasi belajar siswa diantaranya adalah apabila siswa tidak naik kelas lebih memilih drof out (DO) dari pada mengulang belajar di kelas tersebut.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang: “Pengaruh Kinerja Manajermen Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar” (Penelitian Deskriptif kepada Sekolah Dasar di Kecamatan Gunungtanjung Kabupaten Tasikmalaya)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan motivasi belajar siswa diperlukan figur kepala sekolah yang benar-benar mempunyai kapabilitas dan kredibilitas serta daya juang yang tinggi untuk dapat memberdayakan semua komponen sekolah dalam upaya meningkatkan kinerjanya dalam kerangka peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu diperlukan kesamaan persepsi untuk secara bersama-sama selalu meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal lain yang perlu mendapat perhatian dan dipertimbangkan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa adalah analisis terhadap proses kinerja manajemen kepala sekolah dan kinerja mengajar guru sekolah dasar di Kecamatan Gunungtanjung Kabupaten Tasikmalaya.

(11)

utama dalam pembelajaran di kelas agar selalu meningkatkan kemampuan profesionalnya. Atas dasar kenyataan tersebut maka masalah-masalah yang hendak diteliti adalah ssebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) kegiatan pendidikan di Sekolah Dasar Gunungtanjung Kabupaten Tasikmalaya.

2. Bagaimana persepsi kepala sekolah dan guru terhadap motivasi belajar siswa?

3. Bagaimana kinerja manajemen kepala sekolah dan kinerja mengajar guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa sekolah dasar di Kecamatan Gunungtanjung?

4. Bagaimana persepsi guru terhadap kesiapan kinerja manajemen kepala sekolah dan kenerja mengajar guru itu sendiri terhadap peningkatan motivasi belajar siswa?

5. Bagaimana pengaruh kinerja manajermen kepala sekolah terhadap motivasi belajar siswa sekolah dasar di Kecamatan Gunungtanjung?

6. Bagaimana pengaruh kinerja mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa sekolah dasar di Kecamatan Gunungtanjung?

7. Bagaimana pengaruh kinerja manajemen kepala sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa sekolah dasar di Kecamatan Gunungtanjung?

C. Rumusan Masalah

(12)

1. Seberapa besar pengaruh Kinerja Manajemen Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru?

2. Seberapa besar pengaruh Kinerja Manajemen Kepala Sekolah terhadap Motivasi Belajar Siswa?

3. Seberapa besar pengaruh Kinerja Mengajar Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa?

4. Seberapa besar pengaruh Kinerja Manajemen Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru secara bersama-sama terhadap Motivasi Belajar Siswa?

D. Maksud dan Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin diperoleh adalah untuk mendapatkan gambaran tentang :

1. Besar pengaruh Kinerja Manajemen Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru.

2. Besar pengaruh Kinerja Manajemen Kepala Sekolah terhadap Motivasi Belajar Siswa

3. Besar pengaruh Kinerja Mengajar Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa. 4. Besar pengaruh Kinerja Mengajar Guru dan Kinerja Manajemen Kepala

Sekolah secara bersama-sama terhadap Motivasi Belajar Siswa.

E. Kegunaan Penelitian

Kegunaan hasil dari penelitian ini, diharapkan dapat berguna untuk : 1. Kegunaan Teoritis

(13)

memverifikasi dan pengembangan konsep-konsep Kinerja Manajemen Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru serta Motivasi Belajar Siswa dalam kerangka pengembangan Ilmu Administrasi Pendidikan.

2. Kegunaan Praktis

Diharapkan dapat memberikan masukan serta kontribusi terhadap pihak kepala sekolah dan guru dalam kerangka pengembangan Ilmu Administrasi Pendidikan.

3. Kegunaan Bagi Penelitian Selanjutnya

Sebagai bahan dasar untuk pengembangan penelitian lebih lanjut dalam konteks pengembangan dan proses generalisasi.

F. Asumsi

Arikunto (2001:60-61) mengemukakan bahwa asumsi penelitian dipandang sebagai landasan teori atau titik tolak pemikiran yang digunakan dalam suatu penelitian yang kebenarannya diterima oleh peneliti. Peneliti dipandang perlu merumuskan asumsi-asumsi penelitian dengan maksud : 1) agar terdapat landasan berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti, 2) mempertegas variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian dan 3) berguna untuk kepentingan menentukan dan merumuskan hipotesis.

(14)

1. Supriadi (1998:346) erat hubungannya antara mutu kepala sekolah dengan berbagai aspek kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah, ikilim budaya sekolah, dan menurunnya perilaku peserta didik. Kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara makro, yang berkaitan langsung dengan prosesw pembelajaran di sekolah.

2. A. Tabarani Rusyan (2000:12) kinerja guru dalam proses pembelajaran dengan cara meningkatkan mutu pembelajaran, menggalakan penggunaan alat peraga, mendorong lahirnya siswa yang berkualitas, membina peserta didik, memotivasi peserta didik dan memberikan perhatian kepada peserta didik.

Maka bila disimpulkan lebih jelasnya anggapan dasar yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kekuatan efektif dalam pengelolaan sekolah yang berkualitas adalah salah satu tanggung jawab manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja mengajar guru dan tenaga kependidikan agar memiliki kemampuan meningkatkan motivasi belajar siswa.

2. Peningkatan motivasi belajar siswa sangat ditentukan oleh kinerja mengajar guru.

3. Motivasi belajar siswa membutuhkan strategi sebagai upaya peningkatan motivasi belajar siswa itu sendiri.

(15)
(16)

Program Peningkatan

Nilai Ujian

Peningkatan Mutu Pendidikan

MOTIVASI BELAJAR

SISWA KINERJA MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH

KINERJA GURU

ANALISIS MASALAH

- Hasil Penelitian - Kesimpulan - Implikasi - Rekomendasi

STRATEGI

Input Proses Output Outcome

SDM KEUANGAN KURIKULUM MANAJEMEN

Gambar 1.1

(17)

Hubungan antar variabel dalam penelitian dapat diskematisasikan dalam diagram sebagai berikut :

Gambar 1.2

Hubungan antar Variabel Penelitian

G. Hipotesis

Hipotesis Penelitian sebagai berikut:

1. Kinerja Manajemen Kepala Sekolah berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Mengajar Guru

2. Kinerja Manajemen Kepala Sekolah berpengaruh signifikan terhadap Motivasi Belajar Siswa

3. kinerja guru berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar siswa.

4. Kinerja Mengajar Guru dan Kinerja Manajemen Kepala Sekolah secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Motivasi Belajar Siswa.

H. Definisi Operasional

Adapun definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Kinerja Manajemen Kepala

Sekolah

) (X1

Kinerja Mengajar Guru

) (X2

Motivasi Belajar Siswa

(18)

1. Kinerja Manajemen Kepala Sekolah adalah pencapaian prestasi yang berkenaan dengan tugas-tugas dan tanggungjawabnya sebagai seorang kepala sekolah dalam membuat rencana, mengatur, memimpin dan mengendalikan suatu lembaga sekolah untuk mencapai tujuan sekolah yang telah dirumuskan dan ditetapkan bersama.

2. Kinerja Mengajar Guru adalah prestasi/keberhasilan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang bermutu. Tugas mengajar merupakan tugas utama guru sehari-hari di sekolah.

3. Motivasi belajar adalah dorongan atau kekuatan yang menggerakkan seseorang untuk meningkatkan usaha yang mungkin dilakukan untuk dapat mencapai prestasi belajar yang telah ditetapkan.

I. Metode Penelitian

1. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah Kinerja Manajemen Kepala Sekolah (X1), Kinerja Mengajar Guru (X2) dan Motivasi Belajar Siswa (Y). Berdasarkan ketiga objek penelitian ini, maka dapat dianalisis sebagai berikut : (1) besar pengaruh Kinerja Manajemen Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru; (2) besar pengaruh Kinerja Manajemen Kepala Sekolah terhadap Motivasi Belajar Siswa; (3) besar pengaruh Kinerja Mengajar Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa; (4) besar pengaruh Kinerja Mengajar Guru dan Kinerja Manajemen Kepala Sekolah secara bersama-sama terhadap Motivasi Belajar Siswa.

(19)

Motivasi Belajar Siswa yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah masing-masing responden Kepala Sekolah, Guru dan Siswa SD Negeri Se-Kecamatan Gunungtanjung Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2009.

2. Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian yang akan digunakan dalam penyusunan tesis ini adalah descriptive dan verivicatif. Penelitian descriptive adalah suatu metode yang menggambarkan apa yang dilakukan berdasarkan fakta-fakta atau kejadian-kejadian pada objek yang diteliti, untuk kemudian diolah menjadi data dan selanjutnya dilakukan suatu analisis sehingga pada akhirnya dihasilkan suatu kesimpulan. Sedangkan penelitian verivicatif adalah suatu metode yang dilakukan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan dari statistik.

Mengingat sifat penelitian ini adalah descriptive dan verificatif yang dilakssiswaan melalui pengumpulan data di lapangan, maka Prosedur Penelitian yang digunakan adalah metode descriptive survey dan explanatory survey. Tipe penyelidikan yang dilakukan adalah causalities karena menerangkan suatu pengaruh dari satu variabel terhadap variabel lainnya. Adapun time horizon adalah

cross sectional, karena penelitian ini dilakukan pada waktu tertentu. Unit analyses

dari penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Guru dan Siswa SD Negeri se-Kecamatan Gunungtanjung Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2009.

3. Operasionalisasi Variabel

(20)

1. Variabel bebas (independent variable) dengan notasi (X 1) yaitu variable yang memberikan pengaruh kepada variable terikat, yaitu Kinerja Manajemen Kepala Sekolah.

2. Variabel Moderator/Intervening dengan notasi (X 2) yaitu Kinerja Mengajar Guru (X 2).

3. Variabel terikat (Dependent variable) dengan Notasi (Y) yaitu variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variable bebas. Variabel tersebut Motivasi Belajar Siswa (Y).

Tabel 1.2

Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel/Sub

Variabel

Konsep Variabel Indikator Skala

Kinerja sarana dan prasarana.

Seorang Kepala Sekolah sebagai pengelola management

sekolah harus memahami Fungsi-Fungsi Dasar Management, yang meliputi : 1. Planning (Perencanaan ) 2. Organizing

(Pengorganisasian) 3. Actuating (Penggerakan) 4. Controlling (Pengontrollan) 5. Evaluation ( Evaluasi ) kebutuhan dan tuntutan para siswa. berkualitas melalui proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Menata Pendayagunaan

(21)

Tabel 1.2. Lanjutan Variabel/Sub.

Variabel

Konsep Variabel Indikator Skala

proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran berdayaguna dan berhasil guna.

Membina peserta didik yang menghargai nilai-nilai unggul (excellence) dalam proses pembelajaran. Memotivasi peserta didik, menghargai dan mengejar kualitas yang tinggi melalui proses pembelajaran.

Mengubah peserta didik untuk berorientasi kepada kekaryaan yang bukan kepada ijazah.

Membudayakan sikap kritis dan terbuka sebagai syarat tumbuhnya pola pikir siswa yangl ebih demokratis. goals (tujuan yang

Tekun menghadapi tugas.

Cepat bosan pada tugas-

(22)

Tabel 1.2. Lanjutan Variabel/Sub.

Variabel

Konsep Variabel Indikator Skala

ingin dicapai), values (kegunaan), selfefficacy (percaya

diri), dan control beliefs (keyakinan

akan sesuatu keberhasilan).

tugas rutin.

Dapat mempertahankan pendapatnya.

Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya itu. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal

Interval

4. Teknik Pengumpulan Data

1) Metode Penarikan Sampel

Jumlah populasi adalah semua Kepala Sekolah dan Guru SD Negeri Se-Kecamatan Gunungtanjung Tasikmalaya yaitu sebanyak 160 orang.

Maka untuk menentukan besarnya ukuran sampel dipakai rumus Slovin (1960) dan dikutip oleh Sevilla (1964) dan dikemukakan oleh Husen Umar (2000:108) sebagai berikut :

Dimana n = Jumlah sampel N = Jumlah Populasi

e = Persen kelonggaran ketelitian (10%)

Untuk mendapatkan jumlah sampel maka dilakukan perhitungan sebagaimana digambarkan pada halaman berikut :

N

(23)

Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka dapat ditentukan jumlah sample yang dijadikan responden adalah 62 orang Kepala Sekolah dan Guru SD Negeri Se-Kecamatan Gunungtanjung Tasikmalaya.

Untuk langkah selanjutnya adalah besarnya sampel, maka ditentukan besarnya secara berimbang dari setiap sub populasi, maka untuk langkah selanjutnya dari n1, n2, ….., sampai n3, pengambilan sampel dilakukan dengan cara stratified random sampling dengan rumus.

n1 = ukuran sampel tiap stratum Ni = ukuran populasi tiap stratum N = ukuran populasi

n = ukuran sampel Ni

n1 = --- x n N

160 n = ---

1 + (160) (0.1) 2 160

= --- 1 + (160) (0.01)

160

= --- 1 + 1,6 160 = ---

2,6 = 61,53

(24)

Adapun secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 1.3

Guru SD Negeri

Se-Kecamatan Gunungtanjung Kabupaten Tasikmalaya

No. Populasi Jumlah

(Orang)

Sampel (Orang)

Pembula tan

1 Guru 160 61,99 62

Sumber : Dinas Pendidikan Kec. Gunungtanjung Kabupaten Tasikmalaya 2008

2) Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

secondary. Sumber data primer diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kepada Kepala Sekolah dan Guru Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Gunungtanjung Kabupaten Tasikmalaya sedangkan data secondary diperoleh dari bahan yang ada di Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya.

Tabel 1.4 Jenis dan Sumber Data

JENIS DATA SUMBER DATA

Tanggapan Responden tentang Kinerja Manajemen Kepala Sekolah

Guru Tanggapan Responden tentang Kinerja

Mengajar Guru

Guru Tanggapan Responden tentang Motivasi

Belajar Siswa

Guru

3) Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan dilakukan untuk mendapatkan data yang sesuai dibutuhkan dalam analisis tesis ini. Prosedur tersebut meliputi :

(25)

Dasar Negeri yang diteliti.

2) Kuesioner, yang diberikan kepada kepala sekolah, guru, dan siswa SD negeri sebagai responden, dengan cara mengajukan pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian dan bersifat pertanyaan tertutup/berstruktur yang menyangkut pendapat responden.

4) Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis

Berdasarkan identifikasi masalah yang ditindaklanjuti dengan upaya penemuan dan informasi yang dibutuhkan, maka data yang telah terkumpul dari jawaban responden diolah dalam proses manajemen data sebagai berikut:

1) Inventaris data; pemilihan dan penyusunan data secara sistematis.

2) Klasifikasi data; pengelompokan data setelah dipilah-pilah menurut jenisnya. 3) Tabulasi data; penyajian data dalam bentuk tabel sebagai dasar untuk analisis

data, tabel yang dimaksud adalah sebagai berikut:

No Aspek yang Diteliti

Alternatif Jawaban Jumlah

F % f %

1 2 3

4) Penghitungan skor.

(26)

skala.

Sebagaimana disebutkan oleh Sugiono (l998:75), untuk keperluan analisis secara kualitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor sebagai berikut:

1. Sangat setuju/selalu/sangat positif skor = 5

2. Setuju/sering/positif skor = 4

3. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral = 3 4. Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif = 2 5. Sangat tidak setuju/tidak pernah/sangat negatif = l

5) Jumlah skor dari hasil pengumpulan data dimasukan ke dalam garis

continuum. Pengukuran garis continuum ditentukan dengan cara sebagai berikut:

Nilai indek maksimum = skor tertinggi X jumlah pertanyaan X jumlah responden.

Nilai indek minimum = skor terendah X jumlah pertanyaan X jumlah responden.

Jarak interval = nilai indeks maksimum (-) nilai indek minimum (:) jumlah Kategori

Sangat Tidak

Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik Nilai Indeks Minimum Nilai Indeks Maksimum

(27)

tingkat pengaruh seperti yang dinyatakan oleh Sugiyono sebagai berikut: Tabel 1.5

Kriteria Koefisien Korelasi

Interval Tingkat Pengaruh 0,00 – 0.199

0.20 – 0.399 0.40 – 0.599 0.60 – 0.799 0.80 – 1.000

(28)

110

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan penelitian ini, tujuan umum penelitian iniadalah untuk memperoleh data empiris mengenai variabel yang berhubungan dengan kinerja Manajemen kepala sekolah, kinerja mengajar guru, dan motivasi belajar siswa. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hubungan Kinerja Manajemen Kepala Sekolah dengan Motivasi Belajar Siswa SD Negeri se-Kecamatan Gunungtanjung Kabupaten Tasikmalaya.

2. Untuk mengetahui hubungan Kinerja Mengajar Guru dengan Motivasi Belajar Siswa SD Negeri se-Kecamatan Gunungtanjung Kabupaten Tasikmalaya.

3. Untuk mengetahui hubungan antara Kinerja Manajemen Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru secara bersama-sama dengan Motivasi Belajar Siswa SD Negeri se-Kecamatan Gunungtanjung Kabupaten Tasikmalaya.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian adalah pada SD Negeri se-Kecamatan Gunungtanjung Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian dilakukan selama 3 bulan pada bulan Februari, Maret, dan April tahun 2009.

C. Metode Penelitian

(29)

111

dengan teknik korelasional. Variabel penelitian meliputi dua variabel bebas yaitu Kinerja Manajemen Kepala Sekolah (X1), Kinerja Mengajar Guru (X2) dan variabel terikat Motivasi Belajar Siswa (Y). Hubungan antara variabel penelitian tersebut dapat digambarkan dalam konstelasi masalah sebagai berikut :

Variabel bebas (X) Variabel terikat (Y)

Y = Motivasi Belajar Siswa

1

X = Kinerja Manajemen Kepala Sekolah

2

X = Kinerja Mengajar Guru

Gambar 3. 1

Konstelasi Hubungan antara Variabel Penelitian

D. Populasi Dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah dan Guru SD Negeri se-Kecamatan Gunungtanjung Kabupaten Tasikmalaya berjumlah 160 dari 18 sekolah. (Jumlah Kepala Sekolah dan Guru terlampir).

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Maka untuk menentukan besarnya ukuran sampel dipakai

Y 1

X

2

(30)

112

rumus Slovin (1960) dan dikutip oleh Sevilla (1964) dan dikemukakan oleh Husen Umar (2000:108) sebagai berikut :

...(rumus 1)

Dimana n = Jumlah sampel N = Jumlah Populasi

e = Persen kelonggaran ketelitian (10%)

Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka dapat ditentukan jumlah sample yang dijadikan responden adalah 62 orang Kepala Sekolah dan Guru SD Negeri Se-Kecamatan Gunungtanjung Tasikmalaya.

Untuk langkah selanjutnya adalah besarnya sampel, maka ditentukan

160

n = --- 1 + (160) (0.1) 2 160

= --- 1 + (160) (0.01)

160

= --- 1 + 1,6 160

= ---

2,6

= 61,53

Jadi sampel yang diambil adalah sebanyak 62 orang responden.

(31)

113

besarnya secara berimbang dari setiap sub populasi, maka untuk langkah selanjutnya dari n1, n2, ….., sampai n3, pengambilan sampel dilakukan dengan cara stratified random sampling dengan rumus.

………...……….(rumus 2)

1

n = ukuran sampel tiap stratum

i

N = ukuran populasi tiap stratum N = ukuran populasi

n = ukuran sampel

Adapun secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.1

Guru SD Negeri

Se-Kecamatan Gunungtanjung Kabupaten Tasikmalaya

Nom or

Populasi Jumlah

(Orang)

Sampel (Orang)

Pembulat an

1 Guru 160 61,99 62

Jumlah 160 61,99 62

Sumber : Dinas Pendidikan Kec Gunungtanjung Kab Tasikmalaya 2008

E. Instrumen Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Teknik Angket

Untuk memperoleh data tentang kinerja manajemen kepala sekolah, kinerja mengajar guru dan motivasi belajar siswa maka digunakan angket terstruktur dengan lebih dahulu menyusun tabel spesifikasi atau kisi-kisi instrumen angket

Ni

1

(32)

114

berdasarkan definisi operasional dari masing-masing variabel penelitian. Angket yang telah disusun diuji coba untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket.

Responden dipersilahkan untuk menjawab/merespon pertanyaan atau pernyataan yang diajukan dalam angket sesuai dengan keadaan yang dirasakan, yang dikembangkan mengacu pada teori yang mendasarinya, dari teori kemudian disusun kisi-kisi yang selanjutnya dijabarkan kedalam item pertanyaan atau pernyataan.

Mempertimbangkan kepraktisan dan efisiensi dalam pelaksanaan pengumpulan data dilapangan, ketiga angket digabung menjadi satu paket yang berisi item-item yang sesuai dengan indikator variabel.

Instrumen penelitian berbentuk instrumen penilaian kinerja mengajar guru oleh pimpinan (kepala sekolah) kepada guru yang dipimpinnya. Kuesioner diberikan kepada guru untuk menilai kinerja manajemen kepala sekolah, kuesioner kinerja mengajar guru diberikan kepada guru itu sendiri dan kuesioner motivasi belajar siswa diberikan kepada siswa itu sendiri. Sebelum format penilaian kinerja dan kuesioner disajikan terlebih dahulu dibuat kisi-kisi untuk setiap variabel.

Dari ketiga variabel dibuat skala penilaian dengan rentang jawaban 1 sampai dengan 5. Masing-masing opsi jawaban diberi skor sebagai berikut :

1. Jawaban SL (selalu) diberikan skor 5, 2. Jawaban SR (sering) diberi skor 4,

(33)

115

5. Jawaban TP (Tidak Pernah) diberi skor 1.

b. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dalam pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai cara mengumpulkan data dengan memperlajari dan mencatat bagian yang dianggap penting dari berbagai masalah resmi yang terdapat di lokasi penelitian.

2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Tabel 3.2 a. Variabel Kinerja Manajemen Kepala Sekolah

Menyusun perencanaan Sekolah

Menganalisis komponen-komponen

pengembangan sekolah Guru Interval 1 – 2

Mengembangkan visi dan misi sekolah Guru Interval 3 – 4

Mengembangkan tujuan dan sasaran

pengembangan sekolah Guru Interval 5 – 6

Merumuskan rencana strategis sekolah Guru Interval 7 – 8

Mengelola Kelembagaan Sekolah

Mengembangkan struktur organisasi yang

sesuai dengan kebutuhan program Guru Interval 9 – 10

Menentukan personalis yang berkualitas Guru Interval 11

Menerapkan Kepemimpinan dalam pekerjaan

Mengembangkan kebijakan operasional

sekolah Guru Interval 12 - 13

Memeberikan pengarahan dan penugasan Guru Interval 14

Menerapkan komunikasi dan kerja sama

dalam pekerjaan Guru Interval 15 – 16

Memberikan motivasi kepada stap dan

karyawan Guru Interval 17

Memimpin rapat Guru Interval 18 – 19

Melakukan pengambilan keputusan dengan

tepat Guru Interval 20 – 21

Mengelola tenaga kependidikan

Merencanakan dan menempatkan guru dan

tenaga kependidikan Guru Interval 22

Mengelola kesiswaan

Mengembangkan potensi siswa sesuai minat,

bakat, kreativitas dan kemampuan Guru Interval 23 – 25

Menerapkan sistem bimbingan dan

konseling Guru Interval 26 – 27

Memelihara disiplin siswa Guru Interval 28 – 29

Menerapkan sistem pelaporan

(34)

116

Menyusun kebutuhan fasilitas Guru Interval 33

Melaksanakan pengadaan fasilitas Guru Interval 34

Melaksanakan pemeliharaan fasilitas Guru Interval 36 – 37

Mengelola hubungan

sekolah-masyarakat

Merencanakan kerja sama dengan

stakeholders Guru Interval 38

Melaksanakan kerja sama dengan

stakeholders Guru Interval 39

Mengelola Kegiatan belajar

Mengajar

Mengembangkan kurikulum Guru Interval 40

Mengelola kegiatan belajar mengajar Guru Interval 42 – 42

Mengelola ketatausahaan dan keuangan sekolah

Mengelola ketatausahaan sekolah Guru Interval 43 – 45

Mengelola keuangan sekolah Guru Interval 46 - 48

b. Variabel Kinerja Mengajar Guru

Quality of Work Meningkatkan mutu pembelajaran sesuai

dengan kebutuhan dan tuntutan para siswa. Guru Interval 1 – 2

Menggalakkan penggunaan alat dan media

pendidikan dalam proses pembelajaran Guru Interval 3 – 4

Promptness Mendorong lahirnya “suber daya manusia”

yang berkualitas melalui proses

pembelajaran yang efektif dan efisien. Guru Interval

5 – 6

Menata pendayagunaan proses

pembelajaran, sehingga proses pembelajaran

berdayaguna dan berhasil guna. Guru Interval

7 – 8

Capability Membina peserta didik yang menghargai

nilai-nilai unggul (excellence) dalam proses

pembelajaran Guru Interval

9 – 10

Memotivasi peserta didik, menghargai dan mengejar kualitas yang tinggi melalui proses

pembelajaran. Guru Interval

11 – 12

Initiative Meningkatkan proses pembelajaran sesuai

dengan kebutuhan. Guru Interval 13 – 14

Memberikan perhatian kepada peserta didik

(35)

117

Mengubah peserta didik untuk berorientasi

kepada kekaryaan yang bukan kepada ijazah. Guru Interval 17 – 18

Communication

Membudayakan sikap kritis dan terbuka sebagai syarat tumbuhnya pola pikir siswa yangl ebih demokratis.

Guru Interval 19 – 20

Membudayakan nilai-nilai yang mencintai

kualitas kepada peserta didik. Guru Interval 21 – 22

Membudayakan sikap kerja keras, produktif

dan disiplin. Guru Interval 23 – 24

c. Variabel Motivasi Belajar Siswa

Goals Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus

menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

Guru Interval 1 – 5

Selfefficacy Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus

asa). Guru Interval

6 – 7

Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).

Guru Interval 8 – 10

Menunjukkan minat terhadap

bermacam-macam masalah Guru Interval 11-13

Lebih senang bekerja mandiri Guru Interval 14-17

control beliefs Cepat bosan pada tugas-tugas rutin (Hal-hal

yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, hingga kurang kreatif)

Guru Interval 18 – 22

Dapat mempertahankan pendapatnya (Kalau

sudah yakin akan sesuatu) Guru Interval

23 – 25

Values Senang mencari dan memecahkan masalah

soal-soal Guru Interval 26 – 29

F. Uji Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

(36)

118

Solimun (2002:70) mengatakan bilamana koefisien korelasi antar skor suatu indikator dengan skor total seluruh indikator adalah positif dan lebih besar 0,3 (r > 0,3) maka instrumen tersebut dianggap valid. Sedangkan menurut Santoso (2001: 278) bahwa instrumen dapat dikatakan valid manakalah rhitung yang diperoleh lebih besar dari rtabel. Dalam penelitian ini, rujukan yang dipakai untuk menentukan kesahihan setiap butir pertanyaan mengacu dengan pendapat Santoso, dengan harapan semakin tinggi nilai batas syarat validitas diharapkan dapat memberikan keakuratan kuesioner dalam mengukur presepsi responden sehingga dapat pula memberikan kesimpulan penelitian apa adanya.

Hasil perhitungan manual dengan bantuan Microsoft Ekxel 2007 didapat validitas intrumen variabel Kinerja Manajemen Kepala Sekolah sebagai berikut.

TABEL 3.3.

HASIL PERHITUNGAN PENGUJIAN VALIDITAS TIAP ITEM VARIABEL KINERJA MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH (X1)

Nomor Item Interfretasi

1 0.819 0.468 Valid

2 0.824 0.468 Valid

3 0.825 0.468 Valid

4 0.829 0.468 Valid

5 0.842 0.468 Valid

6 0.846 0.468 Valid

7 0.846 0.468 Valid

8 0.861 0.468 Valid

9 0.867 0.468 Valid

10 0.868 0.468 Valid

11 0.869 0.468 Valid

12 0.879 0.468 Valid

13 0.882 0.468 Valid

14 0.882 0.468 Valid

15 0.884 0.468 Valid

16 0.884 0.468 Valid

(37)

119

Tabel 3.3. Lanjutan

Nomor Item Interfretasi

18 0.890 0.468 Valid

Sumber : Lampiran 5

(38)

120

0,819 - 0,954 (r > 0,468). Sehingga semua butir instrument digunakan dalam pelaksanaan penelitian.

Validitas instrument variabel kinerja mengajar guru dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL 3.4.

HASIL PERHITUNGAN PENGUJIAN VALIDITAS TIAP ITEN VARIABEL KINERJA MENGAJAR GURU (X 2)

Nomor Item r hitung r tabel Interfretasi

1 0.40 0.361 Valid

Sumber : Lampiran 6

Dilihat dari hasil perhitungan di atas maka hasil tiap item berkisar antara 0.362-0,663 dengan = 0,361, sehingga semua item pertanyaan mempunyai validitas yang tinggi dan digunakan dalam penelitian.

(39)

121

TABEL 3.5.

HASIL PERHITUNGAN PENGUJIAN VALIDITAS TIAP ITEN VARIABEL MOTIVASI BELAJAR SISWA

Nomor Item r hitung r tabel Interfretasi

1 0.666 0.361 Valid

Sumber : Lampiran 7

Hasil perhitungan pada tabel 4.3 di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat 26 pertanyaan/pernyataan yang mempunyai validitas tinggi, kecuali item nomor 20, 26 dan 29 tidak digunakan karena lebih kecil dari

yaitu 0,361

2. Uji Reliabilitas

(40)

122

dalam penelitian ini digunakan kuesioner. Oleh karena kuesioner yang digunakan adalah kuesioner yang belum terukur tingkat konsistensi pertanyaannya, maka untuk mengukur tingkat konsistensi perlu dilakukan pengujian konsistensi atau yang lazim disebut uji reliabilitas. Kriteria yang digunakan adalah kriteria yang dikemukakan Guilford sebagai berikut :

Tabel 3.6.

KRITERIA RELIABILITAS GUILFORD

Besarnya Interprestasi

Sangat rendah

0,40 Rendah

Sedang Tinggi Sangat Tinggi Sumber : Suherman (1990:1407)

(41)

123

Tabel 3.7.

HASIL PERHITUNGAN RELIABILITAS TIAP VARIABEL

Variabel Besar

Kinerja Manajemen Kepala sekolah 0,999247

Kinerja Mengajar Guru 0,972494

Motivasi Belajar Siswa (Y) 0,913861

Sumber: Lampiran 8,9,10.

Merujuk kriteria yang disampaikan Guiford (Suherman, 1990 : 1407) maka dapat dikatakan bahwa angka koefisien reliabilitas yang diperoleh sebagaimana pada Tabel 4.5 telah memenuhi syarat reliabilitas, dengan demikian kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini cukup handal dalam mengukur persepsi responden terhadap variabel yang diteliti.

G. Uji Normalitas

1. Variabel Kinerja Manajemen Kepala Sekolah

Sebelum melakukan uji hipotesis diperlukan dahulu uji normalitas, keadaan data untuk variabel kinerja Manajemen kepala sekolah dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.8.

FREKUENSI OBSERVASI DAN FREKUENSI EKSPEKTASI VARIABEL X1

Kelas Oi BK Z Z Tabel L Ei

(Oi-Ei)/Ei

118 126 3 117.5 126.5 -2.32 -1.66 0.489 8

0.451 5

0.04 2.37 0.16 127 135 6 126.5 135.5 -1.66 -1.01 0.451

5

0.343 8

(42)

124

Sumber : Lampiran 11

Berdasarkan tabel 4.5 di atas didapat sebesar 4,40 sedangkan untuk Db = 6 adalah 12,59 oleh karena maka distribusi data untuk variabel kinerja Manajemen kepala sekolah berada pada katagori normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari grafik berikut :

2. Variabel Kinerja Mengajar Guru

(43)

125

halaman berikut :

Tabel 3.9.

FREKUENSI OBSERVASI DAN FREKUENSI EKSPEKTASI VARIABEL X2

Kelas O

i BK Z Z Tabel L Ei

(Oi-Ei)/Ei

79 81 6 78.5 81.5 -2.27 -1.50 0.4884 0.4332 0.0552 3.42 1.94

82 84 7 81.5 84.5 -1.50 -0.73 0.4332 0.2673 0.1659 10.29 1.05

85 87 15 84.5 87.5 -0.73 0.05 0.2673 0.0199 0.2474 15.34 0.01

88 90 21 87.5 90.5 0.05 0.82 0.0199 0.2939 0.2740 16.99 0.95

91 93 11 90.5 93.5 0.82 1.59 0.2939 0.4441 0.1502 9.31 0.31

94 96 1 93.5 96.5 1.59 2.37 0.4441 0.4911 0.0470 2.91 1.26

97 99 1 96.5 99.5 2.37 3.14 0.4911 0.4992 0.0081 0.50 0.49

Jum

lah 62 6.00

Sumber : Lampiran 8

Berdasarkan tabel 4.6 tersebut diperoleh sebesar 6,00 sedangkan besar sebesar 12, 59, dengan demikian distribusi data adalah

normal karena < .

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut

(44)

126

3. Variabel Motivasi Belajar Siswa

Normalitas data untuk variabel Y dapat dilihat hasil perhitungan pada tabel 4.7 berikut :

TABEL 3.10

FREKUENSI OBSERVASI DAN FREKUENSI EKSPEKTASI VARIABEL Y

Kelas Oi BK Z Z Tabel L Ei

(Oi-Ei)/Ei

67 72 3 66.5 72.5

-2.65 -2.00 0.4960 0.4772 0.02 1.17 2.89

73 78 2 72.5 78.5

-2.00 -1.36 0.4772 0.4147 0.06 3.88 0.91

79 84 8 78.5 84.5

-1.36 -0.71 0.4147 0.2612 0.15 9.52 0.24

85 90 14 84.5 90.5

-0.71 -0.06 0.2612 0.0239 0.24 14.71 0.03

91 96 17 90.5 96.5

-0.06 0.58 0.0239 0.2190 0.24 15.06 0.25

97 102 12 96.5 102.5 0.58 1.23 0.2190 0.3907 0.17 10.65 0.17

103 108 6 102.5 108.5 1.23 1.88 0.3907 0.4699 0.08 4.91 0.24

Jumlah 4.73

Sumber : Lampiran 9

(45)

127

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Coba Instrumen

Sebelum dilaksanakan penelitian sesungguhnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen penelitian. Uji coba instrumen tersebut bertujuan untuk mengetahui kualitas instrumen yang meliputi ”Validitas” dan ”Reliabilitas” instrumen ( Arikunto, 2005 : 219). Selain itu uji coba instrumen juga penting untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan responden untuk menjawab/merespon seluruh pertanyaan/pernyataan dalam instrumen dan untuk mengetahui apakah masih ada hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk melakukan penelitian yang sebenarnya di lapangan (Arikunto, 2005 : 223).

Uji coba instrumen dalam penelitian ini dilakukan terhadap sejumlah guru di SD Negeri yang berada di Kecamatan Gunungtanjung yang memiliki karakteristik yang relatif sama dengan subjek penelitian yang sesungguhnya.

a. Uji Validitas Instrumen

(46)

128

konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen menurut Akdon (2004:109-110) menjelaskan bahwa ”validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur”. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Untuk menguji vailiditas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah skor tiap butir. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment (Akdon, 2005:99):

{

}{

2

}

r = Koefisien Korelasi

1

X

Σ = Jumlah skor item

1

Y

Σ = Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden

Setelah ditabulasikan dengan menggunakan rumus korelasi Product Momen

(rhitung), kemudian dibandingkan dengan rumus (thitung)sebagai berikut :

(47)

129

Kaidah keputusan :

Jika thitung > ttabel berarti valid

thitung < ttabel berarti tidak valid

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (kehandalan atau keajekan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus alpha. Metode mencari reliabilitas internal yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus

alpha dimaksud sebagai berikut :

Setelah ditabulasikan menggunakan rumus Korelasi Product Moment

(rhitung), kemudian dibandingkan dengan rumus Spearmen Brown (Rhitung)sebagai

berikut :

(48)

130

Kaidah keputusan :

Jika rhitung > rtabel berarti reliabel

hitung

r < rtabel berarti tidak reliabel

Setelah diperoleh item yang tidak valid atau tidak reliabel maka instrumen penelitian di analisis, jika item tersebut esensial maka harus diperbaiki, sebaliknya jika item sudah terwakili oleh item-item lain maka item yang tidak valid/reliabel dihilangkan.

2. Gambaran Umum Variabel

Kegiatan ini merupakan pemberian skor pada setiap alternatif jawaban yang diberikan oleh responden sesuai dengan bobot yang telah ditetapkan. Perhitungan angka prosesntase dari setiap variabel bertujuan untuk mengetahui kecenderungan umum jawaban responden terhadap variabel Kinerja Manajemen Kepala Sekolah (X1), Kinerja Mengajar Guru (X2)dan Motivasi Belajar Siswa ((Y). Gambaran umum variabel di lihat dengan menghitung angka prosentase masing-masing variabel. Angka prosentase variabel ini dihitung dengan

menggunakan rumus berikut :

% 100 . Sit X

AP= i ...(rumus 7)

Dimana AP = Angka prosentase yang dicari

i

X = Skor rata-rata (mean) setiap variabel

(49)

131

Setelah hasilnya diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan tabel kriteria interpretasi skor seperti yang telah dikemukakan oleh Akdon (2007:120) sebagai berikut:

Tabel 3.11. Kriteria Interpretasi Skor

SKOR PROSENTASE KRITERIA

INTERPRETASI 0 % - 19,99 %

20 % - 39,99 % 40 % - 59,99 % 60 % - 79,99 % 80 % - 100 %

Sangat lemah Lemah Cukup Kuat Sangat kuat Sumber : Riduwan (2007:150)

3. Uji Hipotesis

(50)

132

belajar siswa.

Dengan alur pengujian hipotesis tersebut, maka penelitian ini enggunakan desain penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan survey dan kuantitatif.

4. Pengolahan Data

Pengolahan data hasil penelitian digunakan analisis kecenderungan distribusi data, uji normalitas distribusi data, dan analisis korelasi yang dilanjutkan dengan uji regresi. Untuk menguji hipotesis kerja yang telah dirumuskan, maka digunakan uji statistik dengan analisis statistik imferensial parametrik dengan analisis regresi ganda dana analisis varians atau uji-F untuk menguji pengaruh variaabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis deskriptif berupa prosesntase juga dapat digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh kinerja manajemen kepala sekolah dan kinerja mengajar guru pada beberapa SDN di Kecamatan Gungungtanjung terhadap motivasi belajar siswa.

Koefisien korelasi (r) menunjukan tingkat hubungan antara dua variabel. Koefisien yang biasa dipakai adalah koefisien Pearson (rumus 3) dengan asumsi data tersebar secara normal.

(51)

133

Tabel 3.12. Tingkat Korelasi

Interval Koefisien Tingkat korelasi 0,80 – 1,000

Pengolahan berikutnya adalah Regresi Ganda dengan menggunakan rumus:

Pengujian signifikan terhadap koefisien korelasi ganda dapat menggunakan rumus uji-F berikut :

Fh=

Dimana R = Koefisien korelasi ganda K = Jumlah variabel independen N = Jumlah anggota sampel

Selanjutnya nilai Fhitung dibandingkan dengan harga Ftabel dengan dk

pembilang = k dan dk penyebut = (n-k-1), dengan kaidah pengujian signifikansi adalah :

Jika Ftabel < Fhitung maka tolak Ho artinya tidak signifikan

tabel

F > Fhitung maka diterima artinya signifikan

(52)

134

(53)

157

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan pembahasan data peneliti tentang pengaruh kinerja manajemen kepala sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kinerja manajemen kepala sekolah berkorelasi positif dengan tingkat korelasi sebesar 0,738 artinya terdapat pengaruh yang sangat kuat dari variabel kinerja manajemen kepala sekolah terhadap motivasi siswa sebesar 73,8 %.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Kinerja Mengajar Guru berkorelasi positif dengan tingkat korelasi sebesar 0,153 artinya terdapat pengaruh yang sangat kuat dari variabel kinerja mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa sebesar 15,3 %.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kinerja manajemen kepala sekolah dan kinerja mengajar guru secara bersama-sama terhadap motivasi belajar siswa sebesar 0,859 atau memiliki pengaruh sebesar 73,78 %. Berdasarkan acuan koefisien determinasi termasuk ke dalam kategori kuat/tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh dari variabel kinerja manajemen kepala sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap motivasi belajar Siswa.

B. Implikasi Hasil Penelitian

(54)

158

ditemukan sebelumnya tentang pengaruh kinerja manajemen kepala sekolah dan kinerja mengajar guru tehadap motivasi belajar adalah sebagai berikut :

1. Motivasi Belajar Siswa

Motivasi belajar siswa harus selalu tumbuh dan ditingkatkan karena akan berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajarnya. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa baik faktor instrinsik, maupun faktor ekstrinsik. Salah satu faktor ekstrinsik adalah dengan meningkatkan kinerja manajemen kepala sekolah dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan sekolah, serta dengan meningkatkan kinerja mengajar guru dengan lebih meningkatan pemahaman tugas dan fungsi guru serta meningkatkan kemampuan profesionalnya. 2. Meningkatkan Kinerja Manajemen Kepala Sekolah

Hal ini sangat penting bagi kepala sekolah untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai manajer berdasarkan kekuasaan dan kewenangan yang diberikan. Tanpa kinerja manajemen kepala sekolah kurang profesional akan berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru.

3. Meningkatkan Kinerja Mengajar Guru

Mengajar merupakan kewajiban guru yang merupakan pekerjaan yang selalu di laksanakan setiap hari. Penguasaan materi, bahan, metode dan media pembalajaran harus selalu menjadi hal yang sangat penting untuk dikuasai sehingga pembelajaran lebih bervariasi dan akan menimbulkan motivasi belajar bagi siswanya.

(55)

159

Berdasarkan analisis penelitian tentang Pengaruh Kinerja Manajemen Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa, maka peneliti merekomendasikan beberapa hal kepada piha-pihak terkait, yaitu : 1. Kepala Sekolah pada SD Negeri

Pengelolaan sekolah menjadi tanggung jawab kepala sekolah, sehingga kepala sekolah perlu selalu menambah wawasan khususnya dalam hal kemampuan manajemennya. Dengan bekal kemampuannya itu hasilnya direalisasikankan dalam rangka pengembangan rencana strategis sekolah . 2. Pihak Guru Sekolah Dasar

Usaha-usaha guru dalam membelajarkan siswa merupakan bagian yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan. Oleh karena itu pemilihan berbagai metode, strategi, pendekatan serta teknik pembelajaran merupakan suatu hal yang utama. Untuk itu seorang guru perlu selalu meningkatkan kemampuannya dengan meningkatkan kompetensi pedagogik, kompetensi pribadi, kompetensi professional dan kompetensi social sebagaimana disyaratkan Undang-undang nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen.

3. Pemerintah Daerah

(56)

160

b. Peran serta tim Dinas Pendidikan masih terlihat kurang mendukung dalam melaksanakan motivasi siswa. Seringkali pengawas sekolah hanya melakukan kegiatan rutin. Kalau hal ini dibiarkan maka tujuan peningkatan mutu pendidikan merupakan hal yang mustahil untuk tercapai.

c. Pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya perlu menyusun strategi yang sifatnya berupa rambu-rambu dalam membimbing sekolah dalam meningkatkan kinerjanya, sebab strategi pada masing-masing daerah tidak sama tergantung pada politik, ekonomi, dan budaya daerah masing-masing. Bahkan strategi masing-masing sekolah tidak harus sama.

Saran dari peneliti untuk strategi tersebut adalah :

1) Dinas Pendidikan harus selektif dalam mengeluarkan peraturan-peraturan atau petunjuk pelaksanaan, sebab hal tersebut dapat mengekang dan membelenggu sekolah.

2) Pemerintah daerah perlu mengalokasikan bantuan khususnya pada sekolah yang melakukan kinerja yang optimal. Bantuan tersebut digunakan untuk kesejahteraan guru dan staf yang diberikan sebagian reward.

(57)

161

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad S. Ruky. 2002. Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Ahmadi, Z. 1994. Kebutuhan Guru dan Tenaga Kependidikan Serta Peningkatan Mutu Pendidikan, Jakarta: Depdikbud.

Akdon. 2004. Aplikasi Statistika, Prosedur Penelitian untuk Adminsitrasi Manajemen. Bandung : Dewa Ruchi.

Alit Ana, Ida Bagus. 1994. Inovasi Wawasan dan Profesionalisme Guru Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Era Pembangunan Jangka Panjang Ke Dua, Jember: Unej.

Ali, M. 2000. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar.Bandung : PT. Sinar Baru Algensindo.

Arikunto, Suharsimi. 2002.Prosedur penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S, 2002., Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Edisi ke-2, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Buchari Zainun. 1989. Manajemen dn Motivasi. Jakarta : Balai Aksara Brophy, Jere, R. 1990. Educational Psychologi, New York: Longman.

Casteter, William B. 1996. The Human Resources Function In Educational Administration, Sixth Edition. United States Of America. Prentice Hall. Inc.

David O. Sears, Jonathan L. Freedman, L. Anne Peplau. 1992. Psikologi Social. Jakarta: Erlangga

Davis, Keth Newstorm. John W. 1995. Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta : Erlangga.

Depdiknas, 2000. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan/Kultur Sekolah,, hand out pelatihan calon kepala sekolah, Direktorat Sekolah lanjutan Pertama.

Dedi Supriadi. 1999. Mengangkat Citra dan Martabat Guru, Yogyakarta : Adicita Karya Nusa.

(59)

Drever, J, 1988, Kamus Psikologi, Alih Bahasa Nancy Simanjuntak, Jakarta: PT. Bina Aksara.

Engkoswara, 2000, Iman, Ilmu, Amaliah. Bandung : Yayasan Amal Keluarga. Gaffar, Fakry. 2000. Pembiayaan Pendidkan : Permasalahan dan kebijaksanaan

Dalam Presfektif Reformasi Pendidikan Nasional, Makalah Pada Konvrensi Nasional PendidikanIndonesia IV, di Jakarta.

Gibson, James L, et . all. 1998. Organisasi Perilaku, Struktur, Proses, Alih bahasa : Djarkasih, Jakarta : Erlangga.

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara Hasibuan, S.P. Malayu. 1996. Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah,

Jakarta. PT Gunung Agung.

___________________. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta:Bina Aksara.

Kartini Kartono. 1986,.Pimpinan Dan Kepemimpinan. Jakarta : PT. Raja

Lexy J. Moleong, 1996, Metodologi Penelitian Kualitatif , Bandung : Remaja Rosdakarya

Manullang, M. 1998. Manajemen Sumber Daya Manusia,Yogyakarta : BPFE. McClelland, David C. et al. 1976. The Achievement Motive , New York:

Irvington, Publisher.

Miftah Toha. 1993. Manajmen Pendidikan Teori Dan Praktek. Surabaya : Ghalia Indonesia.

Mulyasa. E. 2005. Menjadi Kepala Sekolah Profesiona. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Moekijat. 1989. Manajemen Kepegawaian. Bandung: Alumni.

Nanang Fattah. 1999. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Nasanius, Y. 1998. Kemerosotan Pendidikan Kita: Guru dan Siswa Yang Berperan Besar, Bukan Kurikulum. Suara Pembaharuan. (Online) (http://www.suara pembaharuan.com/News/1998/08/230898).

Oteng Sutisna. 1985. Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional. Bandung : Angkasa.

(60)

Purwanto. Ngalim. 1975. Administrasi Pendidikan. Jakarta : Mutiara

Riduwan, e.t . 2007. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung. Alfabeta.

Rivai Viethzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan dari

Teori ke Praktek, Jakarta : Raja Grafindo Persada

Satori, D. 1995. Masalah Mutu Pendidikan. Makalah bahan diskusi pendidikan bersama (diakses dari http://www. depdiknas.co.id)

Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Bandung : Mandor Maju.

Siagian, Sondang P., 2002. Kiat meningkatkan produktivitas kerja, Jakarta : PT Rineka Cipta.

Soebagio, Atmadiwiryo. 2000. Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: Ardadirya.

Sondang P Siagian. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara

Stepphen P. Robbins, Organizational Behaviour : Consepts, Controversies, Applications, New Jersey : Prentice Hall, 1989

Simamora, Henry.2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN.

S. Nasution,1988, Prosedur Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung : Tarsito. Sumarsono dan Paina Partana, 2002, Sosiolinguistik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sudjana, Nana, 2001. Tuntunan penyusunan karya ilmiah, Bandung : Sinar Baru

Algensindo.

Sugiyono. 2007. Prosedur Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

T. Tani Handoko,1992. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Andi

Yunus, Falah, 2003, Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan, diakses dari www.geocities.com/guruvalah , tanggal 20 Mei 2008

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 1.1 Kerangka Berpikir Penelitian
Gambar 1.2 Hubungan antar  Variabel  Penelitian
Tabel 1.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bab ini berisi implementasi algoritma Vigenere cipher dan Myszkowski transposition dalam mengamankan pesan, selanjutnya pengujian terhadap sistem yang telah dibangun

Gelaran, desa agropolitan di gunung

Caranya ambil daun pepaya terus tumbuk sampai halus kemudian campur degan air dan semprotkan ke seluruh permukaan daripada terpal atau campur dgn air kemudian di aduk-aduk

Berdasarkan Surat Penetapan Penyedian Barang dan Jasa Nomor: 19/PPBJ/02.12/DPKP/VI/2014, Tanggal 23 Juni 2014, Dengan ini Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Pertanian

ECDHP Elliptic Curve Diffie–Hellman Problem ECDLP Elliptic Curve Discrete Logarithm Problem ECDSA Elliptic Curve Digital Signature Algorithm ECIES Elliptic Curve Integrated

Dengan melihat keadaan daerah Magalau Hulu yang belum terjangkau jaringan listrik, merupakan alasan mendasar untuk memberdayakan potensi sungai Sampanahan di desa

Penyusun Program, Anggaran, dan Laporan Pengolah Data Barang Milik Negara. Pengadministrasi Barang Milik Negara Pengadministrasi Kerumahtanggaan

Dengan demikian metode C4.5 akan dicoba untuk dioptimasi dengan particle swarm optimization (PSO) sehingga metode yang diusulkan pada penelitian ini adalah