• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Dengan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) Peserta Didik SD "X" di Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Dengan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) Peserta Didik SD "X" di Kota Bandung."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN

SEHAT) PESERTA DIDIK SD “X” DI KOTA BANDUNG

Vanny Febriana, 2016. Pembimbing I : Dr. Oeij Anindita Adhika, dr., MKes. Pembimbing II : Wenny Waty, dr., MPd.Ked.

Latar Belakang. Keluarga merupakan tempat anak memperoleh dasar kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan perilakunya, dengan dibantu oleh ibu. Peranan keluarga sangat krusial dalam mengoptimalkan tumbuh-kembang anak; untuk mewujudkan hal tersebut, maka diperlukan penanaman perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada anak sejak dini.

Tujuan Penelitian. Untuk menelaah hubungan tingkat pendidikan ibu dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku PHBS peserta didik SD “X” di Kota Bandung.

Metode Penelitian. Penelitian bersifat analitik menggunakan metode potong lintang, pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh peserta didik. Tingkat pendidikan ibu dibedakan dalam tiga kelompok, yaitu: kelompok dasar, kelompok menengah, dan kelompok tinggi. Analisis statistik menggunakan uji Kruskal-Wallis dilanjutkan uji Mann-Whitney (=0,05).

Hasil Penelitian. Tidak terdapat perbedaan signifikan skor pengetahuan antar kelompok (p=0,134). Perbedaan sangat signifikan didapatkan pada skor sikap antara kelompok dasar dan tinggi (p=0,002), sedangkan antara skor sikap kelompok menengah dan tinggi didapatkan perbedaan signifikan (p=0,040). Perbedaan signifikan juga didapatkan pada skor perilaku antara kelompok dasar dan tinggi (p=0,034).

Simpulan. Tidak terdapat perbedaan pengetahuan peserta didik antar ketiga kelompok; sementara itu terdapat perbedaan sikap peserta didik antara kelompok dasar dan menengah, serta dasar dan tinggi, juga pada perilaku peserta didik antara kelompok dasar dan tinggi.

Kata Kunci: tingkat pendidikan ibu, PHBS, pengetahuan, sikap, perilaku.

(2)

v ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN MOTHER’S EDUCATIONAL LEVEL

AND KNOWLEDGE, ATTITUDE, AND BEHAVIOR OF CLEAN AND HEALTHY LIFESTYLE (PHBS) ON STUDENTS

IN “X” PRIMARY SCHOOL IN BANDUNG

Vanny Febriana, 2016. 1st Tutor : Dr. Oeij Anindita Adhika, dr., MKes.

2nd Tutor : Wenny Waty, dr., MPd.Ked.

Background. The family is where children attain the basic ability to develop

their knowledge, attitude, and behavior with the assistance of their mother. The

main role of the family is so crucial to maintain the children’s optimal growth and

development. To achieve this, we need to cultivate clean and healthy lifestyle (PHBS).

Aim. To examine the relationship between the mother’s educational level and knowledge, attitude, and behavior of PHBS on students in “X” primary school in

Bandung.

Method. The analytical study used cross sectional methods for collecting primary data from students. The mother’s educational levels were divided into three

groups: primary group, secondary group, and tertiary group. Statistical analysis used Kruskal-Wallis test followed by Mann-Whitney test (=0.05).

Result. There were no significant differences of median knowledge scores

among the groups (p=0.134). There were highly significant differences of median scores of attitude between primary and tertiary groups (p=0.002); while primary and secondary groups were significant differences (p=0,040). There were significant differences of median behavior scores between primary and tertiary groups (p=0.034).

Conclusion. There were no differences in the students knowledge among the

groups, but there were differences in the students attitude between primary and secondary groups; as well as primary and tertiary groups, and there were also differences in students behavior between primary and tertiary groups.

Keywords: mother’s educational level, PHBS, knowledge, attitude, behavior.

(3)

viii DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 4

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 4

1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Pendidikan ... 5

2.1.1 Dasar, Fungsi, dan Tujuan Pendidikan Nasional ... 5

2.1.2 Jenjang Pendidikan ... 6

2.2 Pengetahuan ... 6

2.2.1 Tingkatan Pengetahuan ... 7

2.3 Sikap ... 7

2.3.1 Komponen Sikap ... 8

2.3.2 Tingkatan Sikap ... 8

2.4 Perilaku ... 9

(4)

ix

2.4.1 Bentuk Perilaku ... 9

2.4.2 Tingkatan Perilaku ... 9

2.4.3 Proses Adopsi Perilaku ... 10

2.4.4 Faktor yang Membentuk Perilaku ... 10

2.4.5 Perilaku Sehat ... 11

2.4.6 Derajat Kesehatan ... 11

2.5 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ... 12

2.5.1 Tujuan, Manfaat, dan Tatanan Pembinaan PHBS ... 12

2.5.2 Pembinaan dan Strategi Pembinaan PHBS ... 13

2.6 PHBS di Sekolah ... 14

2.6.1 Sasaran dan Manfaat PHBS di Sekolah ... 15

2.6.2 Strategi Pembinaan PHBS di Sekolah ... 15

2.6.3 Peranan Pembina PHBS di Sekolah ... 16

2.6.4 Pemantauan dan Indikator Keberhasilan Pembinaan PHBS di Sekolah ... 17

2.7 Tumbuh Kembang Anak... 18

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 20

3.1 Instrumen dan Subjek Penelitian ... 20

3.1.1 Uji Validitas Kuesioner ... 20

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

3.3 Metode Penelitian ... 21

3.3.1 Desain Penelitian ... 21

3.3.2 Variabel Penelitian ... 21

3.3.3 Definisi Operasional ... 22

3.4 Populasi dan Sampel ... 23

3.5 Prosedur Penelitian ... 23

3.6 Metode Analisis ... 24

3.6.1 Hipotesis Statistik ... 24

3.7 Aspek Etik Penelitian ... 25

(5)

x

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26

4.1 Hasil Penelitian ... 26

4.1.1 Gambaran Karakteristik Responden ... 26

4.1.2 Rerata Skor Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku PHBS Peserta Didik ... 27

4.2 Uji Hipotesis ... 29

4.3 Pembahasan ... 30

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 34

5.1 Simpulan ... 34

5.2 Saran ... 34

DAFTAR PUSTAKA ... 35

LAMPIRAN ... 37

RIWAYAT HIDUP ... 52

(6)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 26 4.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 26 4.3 Distribusi Karakteristik Tingkat Pendidikan Ibu Responden 27 4.4 Rerata Skor Pengetahuan PHBS Peserta Didik Pada Masing-masing Tingkat

Pendidikan Ibu 27

4.5 Rerata Skor Sikap PHBS Peserta Didik Pada Masing-masing Tingkat

Pendidikan Ibu 28

4.6 Rerata Skor Perilaku PHBS Peserta Didik Pada Masing-masing Tingkat

Pendidikan Ibu 28

(7)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian 37

2. Informed Consent 38

3. Kuesioner Penelitian 39

4. Hasil Penelitian 43

5. Hasil Uji Statistik 46

(8)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga merupakan tempat yang penting, karena di sinilah anak memperoleh kemampuan dasar untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan perilakunya supaya mampu bersosialisasi dengan baik dalam masyarakat (Gunarsa et al, 2008). Anak dapat memperoleh kemampuan dasar ini karena adanya peranan dari orangtua dalam membimbingnya. Salah satu yang berperan penting dalam mendidik anak adalah ibu, karena ibu yang berada sangat intens dengan anak (Lestari, 2014), serta didukung hasil penelitian Zarnowiecki et al. (2011), yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan orangtua dapat memprediksi secara langsung tingkat pengetahuan anak-anak mereka mengenai nutrisi, oleh karena itu latar belakang pendidikan seorang ibu secara langsung akan mempengaruhi penanaman pengetahuan, sikap, dan perilaku seorang anak.

Salah satu program pemerintah yang ditujukan untuk ditanamkan kepada anak sejak dini dalam lingkungan keluarga adalah perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). PHBS bertujuan agar masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Kemenkes RI, 2011). Menurut data Riskesdas dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (2013), pada tahun 2013 di Indonesia, proporsi nasional rumah tangga dengan PHBS baik adalah 32,3%, dan masih terdapat 20 dari 30 provinsi yang memiliki rumah tangga dengan PHBS dibawah proporsi nasional. Salah satu provinsi yang terlihat memberi dukungan positif terhadap program PHBS ini, yaitu Jawa Barat, dengan dilakukannya penggalakan peningkatan persentase capaian disektor PHBS, serta pemanfaatan anggaran PHBS dengan efektif (Kemenkes RI, 2015). PHBS yang diterapkan dalam keluarga ini diharapkan akan tercermin pada PHBS anak di sekolah dan sebaliknya.

PHBS di sekolah merupakan perilaku yang jika diterapkan dengan baik dan benar dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat sekolah. PHBS di sekolah harus ditanamkan pada setiap individu sejak masa kanak-kanak, hal ini diharapkan

(9)

2

agar anak-anak kelak dapat menjadi promotor kesehatan di rumah, sekolah, dan masyarakat sekitarnya (Kemenkes RI, 2010). PHBS dapat berdampak besar terhadap peningkatan kualitas kesehatan jika diaplikasikan menjadi kebiasaan hidup, karena sebagian besar penyakit dapat dicegah dengan PHBS, seperti diare dan cacingan yang dapat dicegah dengan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengonsumsi jajanan yang sehat, dan menggunakan jamban yang bersih dan sehat, serta demam berdarah yang dapat di cegah dengan memberlakukan perilaku membuang sampah pada tempatnya dan pemberantasan jentik nyamuk, serta penyakit metabolik yang dapat dicegah dengan beraktivitas fisik teratur dan pengukuran berat badan dan tinggi badan tiap bulan, serta penyakit infeksi saluran nafas akut yang dapat dicegah dengan adanya larangan merokok di area sekolah, namun dalam kehidupan bermasyarakat sering kali ditemukan hal yang masih bertentangan dengan PHBS ini, hal ini disebabkan kurangnya kesadaran dan pengetahuan mengenai pentingnya PHBS untuk mencegah penyebaran penyakit (Maryunani, 2013).

Di Indonesia penelitian mengenai hubungan tingkat pendidikan ibu dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku PHBS peserta didik Sekolah Dasar masih belum pernah dilakukan, selain itu berdasarkan penelitian Zarnowiecki et al. (2011), yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan orangtua dapat memprediksi secara langsung tingkat pengetahuan anak-anak mereka mengenai nutrisi, juga penelitian Ansem et al. (2014), yang menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan perilaku anak dalam mengonsumsi buah antara kelompok ibu dengan pendidikan tinggi dan dasar, dikarenakan tinggi asupan buah orangtuanya yang lebih banyak, adanya aturan mengonsumsi buah, dan selalu tersedia buah di rumah. Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis melaksanakan penelitian mengenai hubungan tingkat pendidikan ibu dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku PHBS peserta didik Sekolah Dasar “X” di Kota Bandung.

(10)

3 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan pengetahuan PHBS peserta didik Sekolah Dasar

“X” di Kota Bandung antara kelompok ibu dengan tingkat pendidikan dasar, tingkat pendidikan menengah, dan tingkat pendidikan tinggi.

2. Apakah terdapat perbedaan sikap PHBS peserta didik Sekolah Dasar “X” di Kota Bandung antara kelompok ibu dengan tingkat pendidikan dasar, tingkat pendidikan menengah, dan tingkat pendidikan tinggi.

3. Apakah terdapat perbedaan perilaku PHBS peserta didik Sekolah Dasar “X” di Kota Bandung antara kelompok ibu dengan tingkat pendidikan dasar, tingkat pendidikan menengah, dan tingkat pendidikan tinggi.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menelaah hubungan tingkat pendidikan ibu dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku PHBS peserta didik SD “X” di Kota Bandung.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat akademis penelitian ini adalah untuk memaparkan data ilmiah mengenai hubungan tingkat pendidikan ibu dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku PHBS peserta didik SD “X” di Kota Bandung.

Manfaat praktis penelitian ini adalah untuk menambah wawasan peserta didik

SD “X” bahwa PHBS yang diterapkan dalam kehidupan dapat memberikan dampak

positif terhadap kesehatan diri sendiri dan lingkungan serta sebagai dasar informasi mengenai perkembangan program PHBS yang digalakkan oleh pemerintah.

(11)

4 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik, Jumlah penduduk di Indonesia pada tahun 2010 adalah sebanyak 237.641.326 jiwa, dengan penduduk perempuan sebanyak 118.010.413 jiwa. Pada tahun 2014 persentase penduduk perempuan yang mengenyam pendidikan usia 7-12 tahun yang setara dengan pendidikan SD adalah 99,02%; usia 13-15 tahun yang setara dengan pendidikan SMP adalah 95,27%; usia 16-18 tahun yang setara dengan SMA adalah 70,73%; serta usia 19-24 tahun yang setara dengan pendidikan tinggi hanya 22,66% (Badan Pusat Statistik, 2010; 2015). Data ini menunjukkan pendidikan tinggi perempuan di indonesia masih rendah, sedangkan dalam keluarga, yang memegang peranan penting untuk menanamkan nilai-nilai pada anak adalah ibu. Salah satu peranan ibu yang utama adalah menjaga agar tumbuh kembang anak berada dalam tahapan yang optimal (Lestari, 2014), selain itu ibu juga berperan penting dalam mengenalkan PHBS kepada anak, yang merupakan salah satu faktor penentu kesehatan anak (Maryunani, 2013). Dalam penelitian Zarnowiecki et al. (2011), menyatakan bahwa tingkat pendidikan orangtua dapat memprediksi secara langsung tingkat pengetahuan anak-anak mereka mengenai nutrisi,. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ibu akan mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan perilaku PHBS anak.

1.5.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Terdapat perbedaan median skor pengetahuan PHBS peserta didik SD “X” di Kota Bandung pada sedikitnya sepasang kelompok tingkat pendidikan ibu. 2. Terdapat perbedaan median skor sikap PHBS peserta didik SD “X” di Kota

Bandung pada sedikitnya sepasang kelompok tingkat pendidikan ibu.

3. Terdapat perbedaan median skor perilaku PHBS peserta didik SD “X” di Kota Bandung pada sedikitnya sepasang kelompok tingkat pendidikan ibu.

(12)

34 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian hubungan tingkat pendidikan ibu terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku PHBS peserta didik SD “X” di Kota Bandung, didapatkan hasil penelitian, sebagai berikut:

- Tidak terdapat perbedaan pengetahuan PHBS peserta didik Sekolah Dasar “X”

di Kota Bandung antara kelompok ibu dengan tingkat pendidikan dasar, tingkat pendidikan menengah, dan tingkat pendidikan tinggi.

- Terdapat perbedaan sikap PHBS peserta didik Sekolah Dasar “X” di Kota Bandung antara kelompok ibu dengan tingkat pendidikan dasar dan tingkat pendidikan menengah, serta tingkat pendidikan dasar dan tingkat pendidikan tinggi.

- Terdapat perbedaan perilaku PHBS peserta didik Sekolah Dasar “X” di Kota Bandung antara kelompok ibu dengan tingkat pendidikan dasar dan tingkat pendidikan tinggi.

5.2 Saran

- Penelitian lebih lanjut dengan pengambilan sampel yang lebih banyak dan yang dapat mewakili seluruh populasi peserta didik di Jawa Barat.

- Penelitian lebih lanjut pada sekolah yang tingkat pendidikan ibunya lebih beragam.

- Penelitian lebih lanjut dengan membandingkan ibu yang mempunyai waktu khusus dan yang tidak mempunyai waktu khusus untuk belajar bersama anak.

- Penelitian lebih lanjut dengan membandingkan pekerjaan ibu terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku PHBS anaknya.

(13)

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU

DENGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN

PERILAKU PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH

DAN SEHAT) PESERTA DIDIK

SD “X” DI KOTA BANDUNG

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

VANNY FEBRIANA

1310118

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

(14)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga Karya Tulis Ilmiah berjudul “Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Dengan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku (PHBS) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Peserta Didik SD “X” di Kota Bandung” ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya. Karya tulis ini di susun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked.) di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, tidak terlepas dari bantuan semua pihak, maka penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. Oeij Anindita Adhika, dr., MKes., selaku pembimbing pertama atas

bimbingan, bantuan, saran, motivasi, serta kesabarannya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Wenny Waty, dr., MPd.Ked., selaku pembimbing kedua atas bimbingan, bantuan, saran, motivasi, serta kesabarannya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Ketua dan seluruh Tim Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan pedoman, masukan, serta izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan membantu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Dr. Diana Krisanti Jasaputra, dr., Mkes., selaku dosen wali atas motivasinya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Cindra Paskaria, dr., MKM, atas bantuan dan saran statistik dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Kepada sekolah, guru, dan seluruh peserta didik SD “X” kelas III Kota Bandung yang sudah banyak membantu penulis dalam pengambilan data penelitian.

(15)

vii

8. Teman-teman yang telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini: Andre Wijaya, Aulia Dwi Ramadhita, Cristika, Finiyanti Cahyadi, Fransiska Ivona Angelia, Herlina Gisela, Karin Windyanti, Putri Ratriviandhani, Richard Sejahtera Sembiring Meliala, Risya Juniarti, Selly Saiya, dan Silvia.

9. Rekan-rekan seangkatan yang telah mendukung, bantuan serta semangat untuk penulis.

10. Semua pihak yang telah membantu selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungannya.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak, agar dapat memperbaiki dan menyempurnakan karya tulis ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan, baik para peneliti, pembaca, pihak fakultas, dan penulis.

Bandung, November 2016

(16)

35

DAFTAR PUSTAKA

American Psychological Association. 2015. APA Dictionary of Psychology. Washington, DC: American Psychological Association.

Ansem, W. J. C. Van, Schrijvers, C. T. M., Rodenburg, G., & Mheen, D. Van De. 2014. Maternal educational level and children’s healthy eating behaviour : role of the home food environment, p. 1–12.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar

2013. Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2010. Sensus Penduduk 2010., http://sp2010.bps.go.id/., November 19th, 2016.

Badan Pusat Statistik. 2015. Persentase Penduduk Usia 7-24 Tahun Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur Sekolah, dan Partisipasi Sekolah, 2002-2014., https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1533., November 19th, 2016. Fabrigar, L. R., Petty, R. E., Smith, S. M., & Crites, S. L. 2006. Understanding

Knowledge Effects on Attitude – Behavior Consistency : The Role of Relevance, Complexity, and Amount of Knowledge, 90(4), p. 556–577. Gunarsa, S. D., & Gunarsa, Y. S. D. 2008. Psikologi Praktis: anak, remaja, dan

keluarga. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Irwin, L. G. 2007. Early Child Development : A Powerful Equalizer Early Child Development : A Powerful Equalizer.

Istiqomah, W. A. 2013. Efektivitas Pembelajaran Tematik Siswa Kelas Bawah di SD Negeri 1 Sumberejo Wuryantoro, Wonogiri Tahun 2012/2013. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Kemenkes RI. 2010. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Berbagai Tatanan., http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/getbitstream/?media=123456789/2062 /1/PHBS.flv., January 1st, 2016.

Kemenkes RI. 2011. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS). Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

(17)

36

Lazzeri, G., Giacchi, M. V., Spinelli, A., Pammolli, A., Dalmasso, P., Nardone, P.,

et al. 2014. Overweight among students aged 11 – 15 years and its relationship

with breakfast, area of residence and parents’ education : results from the Italian HBSC 2010 cross-sectional study.

Lestari, S. 2014. Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik

dalam Keluarga. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Makoka, D., & Masibo, P. K. 2015. Is there a threshold level of maternal education sufficient to reduce child undernutrition ? Evidence from Malawi, Tanzania and Zimbabwe. BMC Pediatrics, p. 1–10.

Maryunani, A. 2013. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta: CV. Trans Info Media.

Mouratidou, T., Bammann, K., Ferna, J. M., Hebestreit, A., Barba, G., Sieri, S., et

al. 2012. Parental education and frequency of food consumption in European

children : the IDEFICS study, 16(3), p. 487–498.

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Regina, S., Medici, D., Venancio, S. I., Santana, A. C. De, Lucia, A., Mercedes, M., et al. 2014. The consumption of unhealthy foods by Brazilian children is influenced by their mother’s educational level, p. 1–8.

Ridha, M. 2015. Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Anak

Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru.

Universitas Sumatera Utara.

Stenhammar, C., Sarkadi, A., & Edlund, B. 2007. The role of parents’ educational background in healthy lifestyle practices and attitudes of their 6-year-old children. Public Health Nutrition, 10(11), p. 1305–13.

Sujarweni, V. W. 2015. Statistik untuk Kesehatan. Yogyakarta.: Penerbit Gava Media.

Swarjana, I. K. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta.: CV. Andi Offset.

Undang-Undang Republik Indonesia. 2003. Undang-undang sistem pendidikan nasional., http://pendis.kemenag.go.id/file/dokumen/uuno20th2003ttgsisdik nas.pdf., August 18th, 2016

Zarnowiecki, D., Sinn, N., Petkov, J., & Dollman, J. 2011. Parental nutrition knowledge and attitudes as predictors of 5-6-year-old children’s healthy food knowledge. Public Health Nutrition, 15(7), p. 1284–90.

Gambar

Tabel  Halaman

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tahap ini bertujuan untuk menentukan apa yang dilakukan oleh konseli pada saat ini. dalam tahap ini konselor melakukan. 1) Analisis tingkah laku yang bermasalah yang

Aplikasi Perhitungan Matematika Dasar Berbasis Multimedia Menggunakan Metode Jarimatika (PERMADA M3 Jarimatika) merupakan suatu aplikasi yang dibuat menggunakan

Lisan adalah berkomunikasi.. dengan menggunakan alat yang menghasilkan suara berbahasa lisan diantaranya telepon. Komunikasi lisan langsung artinya komunikasi terjadi antara

Policy Research Working Paper, The World Bank Development Research Group 4703.. Disparitas Pembangunan Perkotaan-Perdesaan

Bagian Zak.1-8 sering dianggap terpisah dari Zak.9-11 dan 12- 14, berhubung isi nadanya berbeda; juga berdasarkan Mat.27:9 yang mengutip Zak.11:12-13 yang disebut sebagai

Model SECI dipilih sebagai model untuk proses penjanaan pengetahuan bagi pengetahuan tasit iaitu keterampilan belajar, keterampilan berfikir dan keterampilan membuat