x DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
UCAPAN TERIMA KASIH ... vii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 9
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... 10
1.Pembatasan Masalah...10
2.Rumusan Masalah ...10
D. Tujuan Penelitian ... ... 11
E. Kegunaan Penelitian ...11
F. Asumsi ... 12
G. Hipotesis Penelitian ... 13
H. Metode Penelitian ... 14
I. Kerangka Pembahasan masalah...14
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kejuruan ... 15
1.Karakterisrik Pendidikan Kejuruan...16
2.Prinsip-prinsip Pendidikan Kejuruan...17
3.Model Pendidikan Kejuruan...19
xi
1.Apa dan Bagaimana Konsep Praktek Kerja Industri...22
2. Pengertian Praktek Kerja Industri...24
3 .Tujuan Praktek Kerja Industri...26
4. Faktor faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Praktek Kerja Industri...28
5. Penilaian Praktek Kerja Industri...29
C. Unit Produksi SMK...35
1. Tujuan Unit Produksi...36
2. Prisip prinsip Unit Produksi...38
3. Pembelajaran Berbasis Unit Produksi...38
4. Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Berbasis Unit produksi...41
D. Konsep Kompetensi...42
1.Pengertian Kompetensi...42
2. Komponen Kompetensi... .45
3. Mengukur Kompetensi Siswa... .46
E. Penelitian yang Relevan ...49
BAB III : METODE PENELITIAN A. Deskrisi Lokasi Penelitian... 52
B. Metode Penelitian ... ...53
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 54
1.Variabel yang Diteliti...55
2 .Definisi Operasional... .56
D. Kerangka Berpikir penilitian ... .... 58
E. Populasi dan Sampel ... 60
F. Teknik Pengumpulan Data ... 63
1. Studi Dokumentasi...64
2. Teknik Angket...64
G. Uji Validitas dan Reabilitas ... 65
1. Uji Validitas Alat Ukur...65
2. Uji Reabilitas...73
G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data... 74
1. Persiapan ...74
2. Melakukan Tabulasi Data...75
xii
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 80
B. Uji Persyaratan Analisis ... 90
C. Pengujian Hipotesis ... 95
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 124
E. Keterbatasan Penelitian ... 127
BAB V : KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 136
B. Implikasi Hasil Penelitian ... 137
C. Saran ... 140
DAFTAR PUSTAKA ... 145
LAMPIRAN-LAMPIRAN A. Angket dan Kisi Penelitian ... 149
B. Statistik Dasar ... 167
C. Uji Homogenitas ... 173
D. Regresi ... 175
E. Uji Normalitas ... 182
F. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 186
SURAT IZIN PENELITIAN ... 190
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel : Halaman
3.1 : Jumlah Populasi Penelitian ...61
3.2 ; Jumlah Sampel Penilitian... ..63
3.3 : Analisis Normal Sebaran ... ..68
3.4 : Validitas Praktek Kerja Industri... ... ...70
3.5 : Validitas Unit Produksi Sekolah …………... ....71
3.6 : Validitas Proses Pencapaian Kompetensi... ....72
3.7 : Tingkat Reliabilitas Instrumen Variabel X1, X2, , dan Y...74
3.8 : Kriteria Harga Koefisien Korelasi ...77
4.1 : Distribusi Frekuensi Praktek Kerja Industri ...82
4.2 : Distribusi Frekuensi Unit Produksi Sekolah...84
4.3 : Distribusi Frekuensi Proses Pencapaian Kompetensi...86
4.4 :Deskriptif Nilai Uji Kompetensi...…. 88
4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Uji Kompetensi ………...89
4.6 : Uji Normalitas X1 ... ...………...91
4.7 : Uji Normalitas X2...91
4.8 : Uji Normalitas Nilai Uji Kompetensi Z...92
4.9 : Uji normalitas Proses Pencapaian Kompetensi... ...93
4.10 : Hasil Uji normalitas X1 X2 – Y ..dan Z... ...93
4.11 : Uji Homogenitas Varian...…... ...94
4.12 : Analisi Regresi Sederhana Mengenai Hubungan X1 - Y...96
xiv
dengan Proses Pencapaian Kompetensi... ...99
4.15 : Uji Koefisien Korelasi Farsial...100
4.16 : Analisis Regresi Linier Sederhana X2- Y...…...…...101
4.17 : Daftar Anava untuk Uji Linieritas Regresi dan Uji Siknifikansi …...103
4.18 : Uji Signifikansi Koefisien Korelasi antara Unit Produksi Sekolah dengan Proses Pencapaian Kompetensi... 105
4.19 : Uji Koefisien Korelasi Farsial... 105
4.20 : Analisis Regresi Ganda... 107
4.21 : Daftar Anava untuk Regresi Linier Ganda...108
4.22 : Korelasi Ganda X1,X2,terhadap Y...109
4.23 : Uji Signifikansi dan Kelinieritas...113
4.24 : Uji Signifikansi Koefisien Korelasi antara Praktek Kerja Industri (X1) dengan Nilai Uji Kompetensi (Z)...114
4.25 : Rangkuman Uji Koefisien Korelasi Parsial...115
4.26 ; Analisis Regresi Sederhana Hubungan X2-Z...116
4.27 ; Daftar Anava untuk Uji Linieritas Regresi dan Uji Signifikansi...117
4.28 ; Uji Signifikansi Koefisien Korelasi antara Unit Produksi (X2) dengan Nilai Uji Kompetensi (Z)... .118
4.29 ; Rangkuman Uji Koefisien Korelasi Parsial...119
4.30 ;Analisis Regresi Ganda...121
4.31 ; Daftar Anava untuk Regresi Linier Ganda...122
4.32 ; Korelasi Ganda X1,X2, Y... 123
4.33 ; Persamaan Regresi,Koefisiens Korelasi dan Koefisien Korelasi Parsial...124
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar : Halaman
2.1 : Interaksi antara Sekolah dan Industri Melalui Siswa... ... 23
3.1 : Peta Variabel Pendukung Pencapaian Kompetensi (Keberhasilan SMK)...55
3.2 : Variabel Penelitian... .56
3.3 : Paradigma Penelitian ... ... 60
4.1 : Grafik Distribusi Frekuensi Praktek Kerja Industri ... 83
4.2 : Grafik Distribusi Frekuensi Unit Produksi Sekolah... 85
4.3 : Grafik Distribusi Frekuensi Proses Pencapaian Kompetensi...87
4.4 : Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Uji Kompetensi...89
4.5 : Grafik Persamaan Regresi X1 –Y………...…...98
4.6 : Grafik Persamaan Regresi X2 –Y ...102
4.7 : Grafik Persamaan Regresi X1 –Z... 112
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan
pembangunan nasional. Seiring dengan majunya perkembangan dunia pada saat
ini diharapkan lahir generasi bangsa yang cerdas dan terampil, serta
berkepribadian untuk membangun kemajuan bangsa. Dengan kata lain,
pendidikan mempunyai peranan penting dalam upaya pembentukan sumber daya
manusia yang utuh dalam rangka menghadapi era globalisasi.
Mengantisipasi kebutuhan tenaga kerja menengah yang berkualitas dan
siap pakai oleh dunia usaha dan dunia industri tersebut, yaitu dengan hadirnya
sekolah menengah kejuruan (SMK) yang tujuan utamanya adalah untuk
memenuhi kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan keahliannya. Lulusan SMK
diharapkan dapat bekerja pada perusahaan, instansi yang relevan atau
menciptakan lapangan kerja sendiri .
Selain itu SMK diharapkan akan menjadi training ground atau menjadi
sebuah miniatur dari sebuah dunia industri bagi siswa, dimana didalamnya
materi-materi pada mata pelajaran dan semua kegiatan yang ada di SMK merupakan
cerminan dari sebuah industri yang sesungguhnya. Pembekalan –pembekalan baik
materi pembelajaran normatif, adaptif dan produktif serta praktik harus relevan
dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia industri supaya dilakukan dalam
2 kesenjangan antara sistem pendidikan di sekolah dengan dunia kerja atau dunia
industri
Berdasarkan data pada Biro Pusat Statistik dapat digambarkan bahwa
hampir terdapat 20% lowongan kerja yang tidak terisi, separuhnya adalah
angkatan kerja berpendidikan sarjana dan ahli madya. Sementara angka
pengangguran terbuka pada angkatan kerja berpendidikan menengah masih
menunjukkan tren meningkat, sebagai gambaran pada tahun 2007 – 2008
peningkatan jumlah pengangguran berpendidikan menengah ke atas SMA/SMK
dari 3.6 juta menjadi 3.9 juta atau sebesar ± 7%, pada pendidikan
diploma/akademi dari 237.251 orang menjadi 322.836 orang atau meningkat
sebesar 36%, pada pendidikan sarjana dari 348.107 orang menjadi 385.418 orang
atau meningkat sebesar 11% (data BPS 2008 diolah), besarnya pertumbuhan
tersebut menunjukkan adanya kesenjangan sehingga penyelesaiannya harus segera
dipikirkan dan ditindak lanjuti dengan segera.
Permasalahan yang paling mendasar pada penyelenggaraan Sekolah
Menengah Kejuruan di Indonesia adalah dalam rangka menghilangkan
kesenjangan atau gap antara lembaga persekolahan dengan kebutuhan, minat dan
bakat peserta didiknya. Seperti yang dikemukakan oleh Hamalik O (1990: 88)
bahwa:
3 Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam meningakatkan mutu
pendidikan di Indonesia, seperti penyempurnaan kurikulum, penyediaan berbagai
sarana dan pasarana, pengembangan sistem pengajaran, peningkatan anggaran
belanja pendidikan, dan peningkatan kemampuan guru melalui berbagai bentuk
pendidikan dan latihan. Namun, harapan yang diinginkan belum tercapai sesuai
dengan yang diharapkan. Hal ini terlihat dari begitu banyaknya lulusan suatu
sekolah yang tidak mampu bersaing untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih
layak. Selain itu juga, dari hari ke hari terlihat banyak lulusan-lulusan sekolah
menengah kejuruan (SMK) yang tidak mendapatkan tempat dalam dunia kerja.
Padahal, lulusan sekolah kejuruan ini diharapkan mampu menjadi tenaga kerja
teknis tingkat menengah pada bidang keahliannya masing-masing setelah
menyelesaikan pendidikannya.
Indra (2001:111), mengatakan kelemahan pendidikan kejuruan selama ini
berkisar pada konsep maupun pelaksanaannya. Dari segi konsep, pendidikan
kejuruan masih menggunakan sistem konvensional. Sementara dari segi
pelaksanaan/praktek, pendidikan kejuruan kurang mempersiapkan siswanya untuk
memasuki lapangan kerja. Untuk itu, guna merealisasikan reformasi pendidikan
kejuruan maka sejumlah rintisan telah dimulai dilaksanakan, salah satunya adalah
menerapkan Praktek Kerja Industri ( Prakerin ) yang telah digulirkan sejak tahun
pelajaran 1994/1995.
Agar Prakerin terlaksana optimal, maka perlu didukung oleh pelaksanaan
yang baik, seperti persiapan bagi siswa yang akan melaksanakan Prakerin,
4 relevan, dan pelaksanaan penilaian yang objektif. Namun, kenyataan di lapangan
menunjukan bahwa Prakerin belum mengarah kepada kompetensi yang
diharapkan.
Kenyataan ini terlihat dari pengamatan penulis pada pelaksanaan
Prakerin di SMK Negeri 1 Teluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi, dimana
fenomena yang penulis temukan, seperti: (1) materi pembekalan yang diberikan
kepada siswa kurang memperhatikan acuan yang ada dalam kurikulum/silabus
dalam pelaksanaan Prakerin (2) Adanya beberapa siswa yang tidak memahami
tentang aturan dan tata tertib yang harus dilaksanakan dalam pelaksanaan Prakerin
(3) adanya beberapa siswa yang tidak mematuhi aturan pelaksanaan Prakerin yang
diberikan, tetapi jarang mendapatkan teguran/sanksi-sanksi dari pihak sekolah (4)
Prakerin yang berdekatan dengan pelaksanaan ujian semester sekolah, sehingga
siswa juga disibukkan untuk persiapan menghadapi ujian semester; (5) pihak
sekolah jarang mengunjungi dan mengawasi siswa selama pelaksanaan Prakerin
di tempat lokasi praktek; dan (6) sistem penilaian/evaluasi yang dilaksanakan
hanya terfokus pada laporan siswa secara tertulis.
Dalam mempersiapkan ahli-ahli tingkat menengah yang kompeten, siap
bekerja dan mandiri sesuai dengan harapan dunia industri, kegiatan pembelajaran
di SMK sudah seharusnya mendayagunakan potensi yang dimiliki sekolah baik
ruang praktikum dengan sarana prasarana yang terstandar dengan
mengintegrasikan model-model pembelajaran yang bervariasi. Materi
5 mendayagunakan ruang Laboratorium secara tepat , efektif dan produktif dalam
bentuk Unit Produksi.
Unit produksi sekolah merupakan salah satu upaya SMK dalam
memberikan ruang praktikum bagi siswa, selain bertujuan untuk mendapatkan
nilai tambah atau keuntungan bagi SMK , menurut Pedoman Pelaksanaan Unit
Produksi (PPPGT Bandung :1994) bertujuan untuk menciptakan tenaga kerja
yang mendekatkan kepada kebutuhan dunia industri, karena dapat digunakan
sebagai sarana belajar dan bekerja (learning by doing ) bagi siswa untuk
mendapatkan standar kompetensi yang diharapkan.
pendekatan pembelajaran berbasis unit produksi yang menurut Bailey et
al. (2004:8):
In school-based enterprises, groups of students, under supervision of teacher or adult adviser organize and staff businessis or services within the school itself. They may run a school store, provide printing and duplicating services, or make ans sell garments. One advantage of school-based enterprises is that the actuvities are under the complete control of the school itself.”
Enterprise yang dimaksudkan oleh Bailey dapat berbentuk unit produksi dengan
memanfaatkan fasilitas praktek untuk membuat produk-produk sederhana yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Karena terbatasnya mendapatkan institusi pasangan,
maka pembentukan unit produksi ini merupakan solusinya. Mengenai
pembelajaran dalam bentuk unit produksi ini Leontjew (1977:16)
mengemukakan:
6 being able to achieve something important, both for oneself and one’s environment.”
Dalam hubungan ini unit produksi merupakan sarana untuk belajar
berproduksi dalam suasana yang serius karena produk yang dihasilkan akan dijual
kepada masyarakat yang memerlukannya. Pengalaman yang diperoleh diharapkan
memberikan kesadaran afektif pada siswa .Bagi institusi pendidikan (SMK), unit
produksi merupakan sarana untuk mencapai tujuan SMK yang bersangkutan,
yaitu menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang relevans dengan
kebutuhan dunia kerja/industri. Dengan pendekatan ini siswa diperkenalkan pada
iklim kerja yang nyata melalui kegiatan produksi barang-barang kebutuhan
konsumen. Bekerja dan belajar dengan waktu yang bersamaan akan memberikan
pengalaman kerja yang berkontribusi terhadap peningkatan kompetensi siswa dan
lebih siap untuk memasuki dunia kerja/industri.
Sejalan dengan pernyataan Bailey dkk di atas, keberhasilan unit produksi
tergantung pada supervisi dari para guru yang terlibat di dalamnya. Latar
belakang pendidikan, pelatihan dan pengalaman mengajar serta upaya
mendapatkan pesanan-pesanan untuk menjaga kesinambungan unit produksi
terletak pada inisiatif guru dalam mempromosikan unit produksi. Adanya unit
produksi telah pula meningkatkan kompetensi lulusan sehingga lebih cepat
mendapat pekerjaan atau berwirausaha..
Salah satu konsep dasar pelaksanaan unit produksi adalah pembelajaran
melalui pelatihan berbasis kompetensi (Competency Based Training).
7 (2002 : 587), bahwa : Paradigma program Diklat kejuruan menjelang 2020
menekankan pada perubahan-perubahan mendasar, antara lain sebagai berikut :
• Orientasi Diklat kejuruan dikembangkan suply-driven ke
demand-driven;
• Sistem pengelolaan Diklat kejuruan berubah dari tempat terpusat
menjadi terdesentralisasi;
• Pendekatan pembelajaran Diklat kejuruan bergeser dari pendekatan
mata pelajaran menjadi pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi
(CBT);
• Pola penyelenggaraan Diklat yang sangat terstruktur menjadi lebih
fleksibel dan permeabel.
Dalam mengimplementasikan pelaksanaan unit produksi di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Teluk Kuantan mengalami berbagai
kendala, antara lain : dari sisi sarana,peralatan dan bahan,keterlibatan siswa,link
and match dan proses pembelajaran. sehingga hal ini akan berdampak terhadap
pencapaian kompetensi siswa dalam pelaksanaan unit produksi.
Keterbatasan sumber daya guru dan fasilitas di SMK Negeri 1 Teluk
Kuantan akan berdampak terhadap pelaksanaan unit produksi sekolah. Sumber
daya guru secara individual akan berpengaruh terhadap proses pembelajaran, yang
selama ini proses pembelajaran di sekolah lebih berfokus pada ranah kognitif dan
8 Padahal paradigma pendidikan berbasis kompetensi harus memformulasikan
ketiga ranah tersebut secara seimbang ( Sudarmayanti dalam Setiaji, 2004 : 5)
Melihat kenyataan yang ada di SMK Negeri 1 Teluk Kuantan belum
sesuai dengan keinginan industri, maka ditengarai pelaksanaan unit produksi di
SMK Negeri 1 Teluk Kuantan belum dapat dilaksanakan dengan baik, disebabkan
pada sumber daya guru yang rendah, fasilitas belum dapat dimanfaatkan secara
maksimal serta keseriusan siswa dalam bekerja yang belum serius.
Pencapaian kompetensi siswa harus diukur dengan cara yang bervariasi
sesuai dengan kriteria kinerja yang harus dilakukan untuk memperoleh gambaran
hasil belajar yang sebenarnya. Guna memperoleh hasil atau gambaran hasil
evaluasi yang menggambarkan pencapaian kompetensi siswa maka harus
dipergunakan teknik-teknik penilaian yang dapat menghasilkan data yang
autentik, yaitu penilaian dilaksanakan secara langsung dalam proses pembelajaran
dan berdasarkan hasil produk dari suatu standar kompetensi, sehingga akan
memudahkan dalam pengisisan skill pasport sebagai bukti pencapaian kompetensi
siswa, melalui sebuah kinerja . Pelaksanaan pencapaian kompetensi bisa berupa
Uji Level, Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir Semester serta Ujian Praktek
Kejuruan atau disebut juga Uji Kompetensi, sekarang dikenal dengan nama UKK
.(Uji Kompetensi Kejuruan )
Kompetensi merupakan perpaduan antara pengetahuan, keterampilan nilai
dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Sesuai
dengan yang dikemukakan Mc. Ashan 1981 : 45 ( dalam Mulyasa, 2005 : 38)
9 “... is a knowledge, skills, and abilities or capabilities that person achieves, which become part of his or her being to the event he or she can satisfactorilly perform particular cognitive, affective and psychomotorbehaviors”.
Dalam hal ini , kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan
dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari
dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan
psikomotorik dengan sebaik baiknya
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2004 :28-31) bahwa, kompetensi
dapat dibedakan minimal ada lima macam dinataranya, (1) kompetensi dasar, (2)
kompetensi umum, (3) kompetensi akademik, (4) kompetensi vocational dan (5)
kompetensi profesional .
Berdasarkan uraian di atas, perlu diadakan penelitian lebih lanjut
mengenai “Kontribusi Praktek kerja industri dan unit produksi sekolah terhadap pencapaian kompetensi siswa pada mata pelajaran Produktif Teknik Elektro di SMK ”
(studi deskriptip analilitik tentang siswa kelas XII Teknik Elektro SMK Negeri
1 Teluk Kuantan Riau )
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas,maka dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut :
1. Materi pembekalan yang diberikan kepada siswa kurang memperhatikan
10 2. Adanya beberapa siswa yang tidak memahami tentang aturan dan tata tertib
yang harus dilaksanakan dalam pelaksanaan Prakerin
3. Sistem penilaian/evaluasi yang dilaksanakan hanya terfokus pada laporan
siswa secara tertulis.
4. Terbatasnya peralatan praktek menyebabkan tidak semua siswa mencapai
kompetensi yang sesuai.
5. Dalam melaksanakan pekerjaan unit produksi siswa di indikasikan kurang
terlibat
6. Terbatasnya sumberdaya manusia (guru ) yang memiliki kompetensi sesuai
dengan jenis pekerjaan unit produksi..
C . Pembatasan dan rumusan masalah 1. Pembatasan Masalah
Agar ruang lingkup pembahasan ini dapat mencapai sasaran dan tujuan
yang jelas maka penelitian ini dibatasi pada Faktor pelaksanaan prakerin dan unit
produksi yang mempengaruhi pencapaian kompetensi siswa pada mata pelajaran
produktif teknik elektro .
2. Rumusan masalah
Berdasakan batasan masalah tersebut diatas ,maka masalah - masalah
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan prakerin dan unit produksi sekolah yang
11 2. Bagaimana pencapaian kompetensi siswa mata pelajaran produktif
Teknik elektro di SMK Negeri 1 Teluk Kuantan
3. Adakah kontribusi praktek kerja industri dan unit produksi sekolah
terhadap : 1. Proses pencapaian kompetensi.
2.Nilai ujian kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif
teknik elektro di SMK Negeri 1 Teluk Kuantan
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kontribusi kegiatan prakerin terhadap pencapaian
kompetensi siswapada mata pelajaran produktif teknik elektro di SMK
negeri 1 Teluk Kuantan
2. Untuk mengetahui kontribusi kegiatan unit produksi sekolah, terhadap
pencapaian kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif teknik
elektroSMK negeri 1 Teluk Kuantan.
3. Untuk mengetahui kontribusi kegiatan prakerin dan unit produksi secara
bersama-sama terhadap pencapaian kompetensi siswa pada mata
pelajaran produktif teknik elektroSMK negeri 1 Teluk Kuantan
E. Kegunaan penelitian
12 1. Memberikan imformasi kepada siswa agar lebih giat belajar,lebih maksimal
dalam melaksanakan praktek kerja industri,serta aktif dalam mengikuti unit
produksi sehingga diperoleh kompetensi yang memadai.
2. Memberikan masukan khususnya bagi guru program keahlian untuk
meningkatkan kompetensi di bidangnya supaya bisa mendampingi siswa
dalam proses pendidikan dan pembelajaran agar dapat meningkatkan
kompetensi siswa.
3. Memberikan informasi kepada lembaga / SMKN 1 Teluk Kuantan agar
membekali siswanya untuk memiliki kompetensi yang sesuai dengan
keinginan dunia industri dan dunia usaha.
4. Memperoleh gambaran tentang keadaan sebenarnya di lapangan sehingga
dapat memberi masukan bagi para pengambil keputusan diwilayah sekolah
menengah kejuruan.
F. Asumsi
Asumsi-asumsi yang merupakan titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh peneliti. Asumsi-asumsi ini diperlukan untuk memperkuat
permasalahan, membantu peneliti dalam menjelaskan penetapan objek penelitian,
wilayah pengambilan data dan instrumen pengumpul data (Riduan, 2008; 30).
Asumsi-asumsi dirumuskan sebagai landasan bagi hipotesis penelitian yaitu
1 Pelaksanaan prakerin merupakan konsep metode pendidikan yang berorientasi
pada manajemen pengelolaan siswa dalam pembelajaran agar selaras dengan
13 yang harus dilaksanakan oleh setiap peserta didik di Dunia Usaha/dunia
industri
2 Pelaksanan unit produksi pada Sekolah Menengah Kejuruan merupakan suatu
konsep pendekatan pembelajaran dalam ruangan kelas dan bengkel praktek
dengan menerapkan pelatihan dalam suasana sesungguhnya (real learning)
sehingga dapat menjembatani kesenjangan kompetensi antara sekolah dan
kebutuhan industri.
3 Kompetensi siswa akan tercapai dengan baik, apabila pelaksanaan prakerin dan
pelaksanaan unit produksi dilaksanakan dengan sunguh-sungguh untuk
mencapai tujuan belajar yang diharapkan.
G. Hipotesis Penelitian
Sehubungan dengan permasalahan penelitian, hipotesis penelitian
sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan prakerin terhadap pencapaian
kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif teknik elektro di SMK
Negeri 1 Teluk Kuantan
2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan unit produksi terhadap pencapaian
kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif teknik elektro di SMK
Negeri 1 Teluk Kuantan
3. Terdapat pengaruh positif yang signifikan praktek kerja industri dan unit
14 pada mata pelajaran produktif teknik elektro di SMK Negeri 1 Teluk
Kuantan
H. Metode Penelitian
Berdasarkan uraian perumusan masalah telah tersirat bahwa, metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode kuantitatif yang
bersifat deskriptif analitis sehingga berdasarkan statistik yang diperoleh dapat
disimpulkan hasil-hasil yang terungkap melalui penelitian ini. Penjabaran lebih
lanjut penerapan metode penelitian ini diuraikan dalam Bab III dari naskah ini.
I. Kerangka Pembahasan Masalah
Dalam pembahasan masalah yang dikemukakan pada tesis ini
didasarkan pada landasan teori yang diuraikan dalam Bab II. Landasan
teori ini akan digunakan sebagai dasar analisis dan interpretasi data yang
diperoleh dari penelitian di lapangan. Selanjutnya pada Bab III
dikemukakan rancangan penelitian sebagai acuan penelitian yang berisi
penjabaran lebih rinci tentang metode penelitian yang meliputi metode
yang digunakan, variabel penelitian, populasi dan sampel, teknik dan
instrumen pengumpulan data, pengujian instrumen penelitian dan teknik
analisis data. Pada Bab IV akan dikemukakan tentang deskripsi data, hasil
analisis data beserta pembahasannya. Dan terakhir tesis ini ditutup dengan
Bab V yang menguraikan tentang kesimpulan akhir hasil penelitian
sekaligus memberikan saran-saran bagi para pembaca/pengguna hasil
52
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
SMK Negeri 1 Teluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi adalah sebuah
sekolah kejuruan tertua di Kabupaten Kuantan Singingi yang berdiri sejak tahun
1968 yang awalnya hanya membuka satu jurusan yakni jurusan bangunan
gedung, yang terletak di tengah kota kabupaten.Sampai sekarang jurusan yang
ada :
1 : Bangunan gedung
Kerja batu
Kerja kayu
Survay pemetaan
Prabot.
2: Jurusan Elektro
Teknik pemanfaatan tenaga listrik
Teknik Audio Video
Teknik Pendingin dan Tata Udara
53 Mesin otomotip
Teknik Sepeda Motor
4. Jurusan Teknik Imformatika.
Kepala sekolah yang pernah menjabat di SMK Negeri 1 Teluk Kuantan
sampai sekarang 1. M.Rusli 1968 - 1974
2. Raja Amir 1974 - 1980
3 . Yunus Hasan Bsc 1980 - 1989
4. Idjlis Hadi 1989 - 1997
5. Drs Suyanto 1997 - 2002
6. Drs Khalis Binsar 2002 - 2006
7. Afrizon Said SPd,SSos.Msi, 2006 - sampai sekarang.
Dengan jumlah siswa secara keseluruhan lebih kurang 1000 orang dengan
sumber daya guru PNS lebih kurang 90 orang, guru honor 20 orang, Pegawai
kantor Lebih kurang 15 orang. Dengan sumber daya yang ada Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Negeri 1 Teluk Kuantan menjadi alternatif tempat meneruskan
sekolah para tamatan Sekolah Menengah Pertama dari seluruh wilayah yang ada
di sekitar Kabupaten Kuantan Singingi
B. Metode Penelitian
Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu
54 untuk mencapai tujuan penelitian Metode pendekatan dalam suatu penelitian
diperlukan untuk memecahkan suatu masalah yang sedang diselidiki. Berdasarkan
metode pendekatan ini diharapkan dapat memilih teknik pengumpulan data yang
sesuai dengan metode pendekatan yang ditetapkan. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan metode penelitian melalui pendekatan survai dengan bentuk
penelitian korelasional. Metode survai dipilih karena data tidak dibuat perlakuan
atau pengkondisian terhadap variabel akan tetapi sebagai mana adanya. Masri
Singarimbun dan Effendi (2008:3) mengatakan bahwa penelitian survai adalah
penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner
sebagai alat pengumpul data yang pokok. Pengertian survai dibatasi pada
penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili
seluruh populasi.
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang
pengaruh pelaksanaan praktek kerja industri dan unit produksi sekolah terhadap
pencapaian Kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif keahlian teknik
elektro. Gambaran yang diperoleh itu akan dianalisis dan disimpulkan secara
deskriptif berdasarkan keadaan sewaktu penelitian diselenggarakan. Metode
penelitian semacam ini dikategorikan sebagai metode deskriptif-analitik. Dengan
menggunakan metode tersebut, proses penelitian di arahkan untuk menghasilkan
laporan berdasarkan hasil analisis data atau metode kuantitatif.
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Sebagai dasar dalam melakukan penelitian ini, penulis akan merumuskan
55 Dapat di simpulkan bahwa pencapaian kompetensi sangat dipengaruhi oleh
banyak hal diantaranya seperti yang tergambar dalam peta variabel yang
mendukung variabel kompetensi seperti di bawah ini :
1.
Gambar 3 : 1 Peta variabel pendukung pencapaian kompetensi (keberhasilan SMK )Bachtiar Hasan (2006 : 131 )
1. Variabel yang di teliti.
a. Pelaksanaan praktek kerja industri (variabel bebas/ )
b. Unit produksi sekolah (variabel bebas/ )
c. Pencapaian Kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif teknik
elektro ( )
d. Pencapaian kompetensi di ukur dengan dua cara :
1.Proses pencapaian kompetensi(Y)
2.Nilai Uji Kompetensi (Z)
(1) Visi dan misi
(8)Unit Produksi (6) Hubungan Industri
(Prakerin)
(4)Tenaga Kependidikan , (2) Organisasi dan
manajemen
(7) Fasilitas
Pencapaian Kompetensi produktif (nilai)
56
Gambar 3 ; 2 Variabel penelitian
2. Definisi operasional
1. Prakerin adalah bagian dari pendidikan sistem ganda (PSG) sebagai program
bersama antara SMK dan Industri yang dilaksanakan di dunia usaha, industri.
Dalam Kurikulum SMK (Dikmenjur, 2008) disebutkan: Prakerin adalah pola
penyelenggaraan diklat yang dikelola bersama-sama antara SMK dengan
industri/asosiasi profesi sebagai institusi pasangan (IP), mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi dan sertifikasi yang merupakan
satu kesatuan program dengan menggunakan berbagai bentuk alternatif
pelaksanaan , seperti day release, block release, dan sebagainya.
Praktek kerja industri Unit produksi sekolah
Keterangan:
Pencapaian Kompetensi siswa di ukur dengan dua cara
! "!#$%"%&%# ' ("!)!# & (Y) *&+%& ,-& ' ("!)!# & (Z)
. .
.
. . .
/ . /
. . / . /
57 2. Unit produksi sekolah didefinisikan sebagai suatu proses kegiatan usaha yang
dilakukan di dalam sekolah dan bersifat bisnis (profit oriented) serta
dilakukan oleh warga sekolah seperti: kepala sekolah, ketua jurusan/ program,
guru, dan siswa dengan memberdayakan sumber daya sekolah yang dimiliki
serta dikelola secara profesional. Pengertian tersebut pada prinsipnya berakar
pada pengertian budaya industri dalam upaya meningkatkan kompetensi
siswa melalui perwujudan etos kerja.
3. Kompetensi siswa didefinisikan sebagai gabungan dari potensi-potensi individu yang diaktualisasikan secara kualitas maupun kuantitas dan dapat memberikan suatu gambaran perilaku keahlian (skills) dan pengetahuan (knowledge) serta
sikap (attitude) dalam melakukan suatu pekerjaan.
4. Pencapaian kompetensi produktif program keahlian Teknik Elektro di SMK di defenisikan sebagai hasil yang hendak di capai oleh setiap siswa SMK sesuai
dengan bidang masing masing dimana indikator pencapaian kompetensi
adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan
ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata
pelajaran yang dimanifestasikan pada:(1) keterampilan melaksanakan
pekerjaan; (2) keterampilan mengelola pekerjaan; (3) keterampilan mengelola
kemungkinan kejadian dalam pekerjaan; (4) keterampilan mengelola
58 pemenuhan atas amanat Pasal 61 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
4. 1. Proses pencapaian Kompetensi adalah upaya –upaya yang dilakukan
siswa untuk memiliki dan meningkatkan kompetensi selama berada di
bangku sekolah baik di industri , disekolah maupun di lingkungan
tempat tinggal.
2 .Nilai uji kompetensi adalah salah satu indikator bahwa kompetensi
siswa sudah tercapai apabila 70 % nilai ujian praktek di tambah 30 %
nilai ujian teori = minimal 7
D. Kerangka berpikir Penelitian
Untuk memiliki kompetensi tentu saja melalui proses belajar mengajar
apakah itu belajar teori di kelas maupun di bengkel praktek,keberhasilan dalam
belajar terutama untuk mendapatkan kompetensi yang sesuai.Antisipasi yang telah
dilakukan dalam dunia pendidikan kejuruan ini diantaranya dalam pelaksanaan
prakerin .Prakerin adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian
kejuruan yang memadukan secara sistematik dan singkron pendidikan disekolah
dan program belajar melalui kegiatan bekerja lansung pada bidang pekerjaan yang
relevan,terarah untuk mencapai penguasaan kemampuan keahlian tertentu. Dalam
hal ini semua komponen pendidikan kejuruan yaitu kurikulum,siswa,guru dan
kepala sekolah,pasilitas sekolah serta iklim kerja di sekolah di arahkan untuk
peningkatan proses pembelajaran yang lebih baik dengan melakukan praktek kerja
59 proses ini berjalan dengan sebagai mana direncanakan. Sedangkan pembelajaran
di industri dipengaruhi oleh jumlah perusahan,instruktur atau pembimbing,iklim
kerja industri,kesesuaian pekerjaan dengan kopetensi.
Proses yang di maksud juga di antisifasi dengan mendaya gunakan
potensi yang dimiliki sekolah baik ruang praktikum dengan sarana prasarana yang
terstandar dengan mengintegrasikan model-model pembelajaran yang bervariasi.
Materi pembelajaran harus selalu mengikuti kebutuhan masyarakat nyata dengan
mendayagunakan ruang Laboratorium secara tepat , efektif dan produktif dalam
bentuk Unit Produksi.
Unit produksi merupakan salah satu upaya SMK dalam memberikan ruang
praktikum bagi siswa, selain bertujuan untuk mendapatkan nilai tambah atau
keuntungan bagi SMK ,menurut Pedoman Pelaksanaan Unit Produksi (PPPGT
Bandung :1994) bertujuan untuk menciptakan tenaga kerja yang mendekatkan
kepada kebutuhan dunia industry, karena dapat digunakan sebagai sarana belajar
dan bekerja (learning by doing )bagi siswa untuk mendapatkan standar
kompetensi yang diharapkan.Dalam hal unit produksi sangat dipengaruhi oleh
guru yang kompeten di bidangnya, kesesuaian pekerjaan dengan dunia usah
/industri atau masarakat secara umum,pasilitas bengkel(laboratorium) .
Variabel- variabel lain seperti kurikulum,Kepala sekolah,geografis,
Organisasi dan manajemen,tidak menjadi fokus kajian dalam penelitian
ini,pembatasan terhadap variabel-variabel diatas bukan berarti mengecilkan arti
60 penelitian ini.secara sistemtis keterkaitan antar variabel tergambar dalam suatu
paradigma penelitian sebagai beriku
Skema Paradigma Penelitian
Gambar 3 : 3 Paradigma penelitian
E. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang ingin diketahui, bisa
berupa individu, kelompok, dokumen atau konsep (Arikunto 2002:108).
Sedangkan menurut Sugiyono (2008:117) menyebutkan populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
Praktek Kerja Industri
-Pembekalan -pelaksanaan -Penilaian
Proses Pembelajaran
Mutu lulusan SMK
Kompetensi tercapai bila 70 % nilai UK+30 % nilai Ujian Teori =7.0
Unit Produksi
-persepsi dan keterlibatan siswa -Sarana dan prasarana
Kesesuain kurikulum -SDM Pembimbing -Proses pembelajaran
Promosi mitra Iklim Kerja Sekolah
Pasilitas Praktek Kepala Sekolah
Guru Siswa Kurikulum SMK
61 karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasi sasaran yang akan diteliti
adalahsiswa kelas XII jurusan Teknik Elektro pada SMK N 1Teluk Kuantan di
Kabupaten Kuantan Singingi.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi karena keterbatasan tertentu maka peneliti
menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Adapun yang dimaksud
dengan sampel menurut Arikunto (2002:109) adalah bagian atau wakil dari
populasi yang diteliti.
Tabel populasi penelitian diperlihatkan seperti tabel 3.1dibawah ini :
NO Program Studi JUMLAH SISWA
1 Teknik Audio Video 25 orang
2 Teknik Pemanfaatan Tenaga
Listrik
28 0rang
3 Teknik Pendingin dan Tata
Udara
19 Orang
JUMLAH 72 orang
Arikunto dalam Riduwan, (2007: 56), ‘Sampel adalah bagian dari populasi yang
diambil sebagai sumber data yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang
62 Untuk menentukan jumlah sampel pada penelitian ini digunakan rumus
yang disampaikan Riduwan, (2007: 65),
0 1
1. 3 4
5676890:90:
0 <=>?@A B@>CD?
1 <=>?@A CEC=?@BF
3 CGDBFBF H@IJ KFLDL@CM@I
Jumlah Populasi adalah 72 orang, Dengan menetap presisi sebesar 10%
diperoleh:
Jumlah sampel:
0 Q
Q . R, 4 T , UV dibulatkan menjadi T orang
Dengan jumlah sampel 42 orang, maka selanjutnya menentukan sampel untuk
masing-masing kelas dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
nk = xn P Pk
( Singarimbun dan Effendi, 989:72)
1.
2.
Sehingga sampel yang mewakili masing-masing prog studi adalah : Keterangan:
n k = Jumlah sampel setiap kelas
Pk = Jumlah populasi setiap kelas
P = Jumlah populasi keseluruhan
63 Program studi Teknik Audio Vidio = 42 14,58
72 25
=
x ( 15 orang )
Dengan menggunakan teknik dan perhitungan yang sama, maka sampel
[image:32.595.115.511.241.620.2]yang mewakili populasi adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2
Jumlah responden (sampel) penelitian
No Program Studi Populasi (Orang)
Sampel (Orang)
1 Teknik Audio Video 25 15
2 Teknik Pemanfaatan Tenaga
Listrik 28 16
3 Teknik Pendingin dan Tata
Udara 19 11
Jumlah 72 42
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan alat pengukur yang diperlukan
dalam melaksanakan suatu penelitian. Data yang dikumpulkan dapat berupa
angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang
berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti. Sehubungan dengan
pengertian teknik pengumpulan data dan wujud data yang dikumpulkan, maka
dalam penelitian ini digunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu studi
64
1.Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dalam pengumpulan data penelitian ini dimaksudkan
sebagai cara mengumpulkan data dengan mempelajari dan mencatat
bagian-bagian yang dianggap penting dari berbagai risalah resmi yang terdapat di lokasi
penelitian.
2.Teknik Angket
Pemilihan teknik pengunpulan data dengan angket, didasarkan pada alasan bahwa: a) responden memiliki waktu yang cukup untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan, b) setiap responden menghadapi susunan dan cara
pengisian yang sama atas pertanyaan yang diajukan, c) responden mempunyai
kebebasan memberikan jawaban, d) dapat digunakan untuk mengumpulkan data
atau keterangan dari banyak responden dan dalam waktu yang cepat.
Melalui teknik angket ini akan dikumpulkan data yang berupa jawaban
tertulis dari responden atas sejumlah pernyataan yang diajukan dalam angket
tersebut. Indikator-indikator yang merupakan penjabaran dari variabel latar
belakang pendidikan guru, fasilitas belajar, strategi promosi dan efektifitas
pembelajaran berbasis unit produksi, merupakan materi pokok yang dijabarkan
menjadi sejumlah pertanyaan dalam angket.
Dalam penelitian ini, alat pengumpul data yang digunakan untuk
mengungkap data tentang variabel latar belakang pendidikan guru, fasilitas,
strategi promosi dan efektifitas pembelajaran berbasis unit produksi adalah
65 pilihan jawaban: 1) sangat setuju (SS) 2) setuju (S) 3) kurung setuju 4) tidak
setuju 5) sangat tidak setuju (STS). serta 1) selalu (SL) 2) sering (SR) 3)
kadang-kadang (KDG) 4) jarang (JR) 5) tidak pernah (TP)untuk melihat lebih jelasnya
dapat dilihat pada kisi-kisi intrumen pada lampiran penelitikan
G. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 1. Uji Validitas Alat Ukur
Angket yang telah selesai disusun, tidak langsung disebarkan atau
digunakan dalam mengumpulkan data yang sebenarnya. Hal ini perlu
diujicobakan terlebih dahulu dengan maksud untuk mengetahui
kekurangan-kekurangan atau kelemahan angket tersebut yang telah disusun. Perlunya uji coba
angket ini untuk menghasilkan instrumen penelitian yang memenuhi syarat
pengolahan data yakni valid dan reliabel.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang diberikan
kepada responden yang masuk ke dalam sampel kemudian dilakukan pengujian
terhadap kuesioner untuk mengukur tingkat kebaikan kuesioner yaitu dengan
melakukan analisis validitas dan reliabilitas kuesioner. Validitas menunjukkan
sejauh mana relevansi pertanyaan terhadap apa yang ditanyakan atau apa yang
ingin diukur dalam penelitian.
Sedangkan langkah-langkah uji validitas dalam penelitian ini sebagai
66 1. Untuk pengujian validitas instrumen penelitian yang berupa skor yang
memiliki tingkatan (ordinal), rumus yang digunakan adalah koefisien validitas
dengan koefisien korelasi item-total terkoreksi, yaitu :
(Azwar, 2001:166)
Dimana rix merupakan korelasi Product Moment :
(Azwar,2001:19)
Keterangan :
rxy : korelasi antara instrumen pertanyaan secara keseluruhan
Sx : Varians jawaban responden untuk instrumen ke i
Sy : Varians jawaban responden keseluruhan instrumen
: Jumlah jawaban responden untuk keseluruhan instrumen yang dikuadratkan.
: Jumlah jawaban responden untuk instrumen ke – i yang dikuadratkan
2. Menentukan Hipotesis
Ho = Skor butir berkorelasi positif dengan skor faktor.
Hi = Skor butir tidak berkorelasi positif dengan skor faktor.
3. Menentukan nilai r tabel
Dalam menentukan nilai r tabel, dilihat dari nilai df yaitu df = jumlah
kasus (n-2), pada taraf signifikansi 95%.
4. Proses pengambilan keputusan
∑
2 y∑
2 x)
)
y
(
y
n
)(
)
x
(
x
n
(
y
x
xy
n
r
2 2 2 2 xy1Σ
−
Σ
Σ
−
Σ
Σ
Σ
−
Σ
=
[
y x xy x y]
x y ixy xy
S
S
r
S
S
S
S
r
r
2
22
+
−
67 Dasar pengambilan keputusan, didasarkan pada uji hipotesa dengan kriteria
sebagai berikut:
1) Jika r hitung positif, dan r hitung > r tabel, maka butir soal valid.
2) Jika r hitung negatif, dan r hitung < r tabel, maka butir soal tidak valid.
Uji validitas dilakukan melalui dua cara. Uji normalitas sebaran, pengujian
ini dimaksudkan untuk memeriksa ketepatan skala dari setiap pernyataan dengan
analisis sebaran frekuensi jawaban. (Tedjo Narsoyo, 2007:198). Langkah-langkah
analisis adalah sebagai berikut:
1) Menghitung frekuensi setiap kategori jawaban untuk setiap pernyataan, jumlah
frekuensi dari semua kategori harus sama dengan jumlah responden.
2) Menghitung proporsi frekuensi jawaban untuk setiap kategori dengan rumus :
Px = x
f
n
∑
3) Menghitung proporsi kumulatif (pk) dan menentukan titik tengah proporsi
kumulatif (Md) dengan rumus:
1 X1
pk = p
2 1 X2
pk = pk +p
3 2 X3
pk = pk + p
4 3 X4
pk = pk + p
5 4 X5
pk = pk + p
Titik tengah dari setiap proporsi ditentukan dengan rumus :
1 1
2
X
p
68 2 2 1 2 X p
Md = pk +
3
3 2
2
X
p
Md = pk +
4
4 3
2
X
p
Md = pk +
5
5 4
2
X
p
Md = pk +
4) Harga-harga dari titik tengah (Md) itu digunakan untuk menentukan nilai
bilangan baku Z (dengan pertolongan daftar sebaran normal) dan menetapkan
nilai skala sikap dengan rumus :
(
)
maxx x s
NS = Z − ±Z Hasil uji normalitas sebaran untuk butir pernyataan
[image:37.595.112.511.109.669.2]negarif dapat dilihat pada tabel 3.3 dibawah:
Tabel 3.3 : Analisis normalitas sebaran
Alternatif Jawaban SL SR KD JR TP
Frekuensi (F) 1 5 13 8 3
Proporsi (p) 0,033 0,167 0,433 0,267 0,100
Proporsi Komulatif ( pk ) 0,033 0,200 0,633 0,900 1,000
Titik Tengah (Md) 0,017 0,116 0,416 0,766 0,950
Nilai Z -2,13 -1,19 -0,21 0,73 1,64
0,00 0,94 1,92 2,86 3,77
NS dibulatkan 0 1 2 3 4
Kedua, pengujian analisis tiap butir pernyataan digunakan analisis item,
yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor totalnya, yang merupakan ( )m a x
x x s
69 jumlah tiap skor butir. Dari hasil perhitungan uji validitas menggunakan aplikasi
software MS Excel, terhadap item-item pernyataan yang diajukan untuk
memperoleh data tentang variabel praktek kerja industri (X1), diperoleh
keterangan bahwa dari 45 butir pertanyaan yang diajukan, 44 dinyatakan valid ,1
dinyatakan tidak valid.
Kemudian dari hasil perhitungan uji validitas terhadap item-item
pertanyaan untuk memperoleh data tentang variabel unit produksi sekolah (X2),
diperoleh keterangan bahwa dari 35 butir pertanyaan yang diajukan, semua item
pertanyaan dinyatakan valid. Tidak ada item pertanyaan yang dinyatakan tidak
valid.
Selanjutnya berdasarkan hasil uji validitas terhadap item-item pertanyaan
untuk variabel Proses/ usaha usaha pencapaian kompetensi (Y), diperoleh
keterangan bahwa seluruh item yang berjumlah 18 item pertanyaan, semua
dinyatakan valid.
Selanjutnya berdasarkan hasil nilai rata rata uji kompetensi (Z), diperoleh
keterangan bahwa semua siswa teknik elektro TA 2010/2011 dinyatakan semua
mencapai kompetensi minimum yang dipersyaratkan
Hasil perhitungan didapatkan hasil yang menunjukkan koefisien validitas,
70 Tabel 3 . 4 .Variabel praktek kerja industri
KETERANGAN VALIDITAS RELIABILITAS X1
BUTIR_SOAL Korelasi t hitung t (30-1, 95%) Keterangan
Var
Item ΣVAR ITEM
1 0,458 2,187 2,045 Vld 1,114 60,54
2 0,603 3,210 Vld 1,293
3 0,452 2,151 Vld 1,145 ΣVAR TOTAL
4 0,596 3,149 Vld 1,223 717,44
5 0,468 2,250 Vld 1,620
6 0,441 2,085 Vld 1,914 RELIABILITAS
7 0,511 2,525 Vld 1,564 0,94
8 0,536 2,692 Vld 1,306
9 0,488 2,370 Vld 1,321
10 0,478 2,307 Vld 2,326 Jumlah Valid
11 0,517 2,561 Vld 1,821 44
12 0,600 3,180 Vld 1,482
13 0,595 3,145 Vld 1,720
14 0,519 2,574 Vld 1,592
15 0,443 2,094 Vld 1,241
16 0,558 2,852 Vld 1,495
17 0,572 2,958 Vld 1,857
18 0,542 2,736 Vld 1,620
19 0,450 2,137 Vld 1,541
20 0,539 2,716 Vld 1,638
21 0,491 2,389 Vld 0,924
22 0,571 2,953 Vld 1,266
23 0,543 2,743 Vld 0,852
24 0,639 3,528 Vld 1,275
25 0,526 2,621 Vld 1,172
26 0,572 2,956 Vld 1,154
27 0,581 3,028 Vld 1,582
28 0,570 2,944 Vld 1,168
29 0,484 2,350 Vld 1,541
30 0,434 2,043 tdk 0,930
31 0,497 2,429 Vld 1,361
32 0,441 2,083 Vld 1,013
33 0,452 2,150 Vld 1,499
34 0,460 2,197 Vld 1,013
35 0,531 2,661 Vld 0,861
71
37 0,572 2,958 Vld 0,989
38 0,474 2,284 Vld 0,907
39 0,479 2,313 Vld 1,275
40 0,574 2,976 Vld 1,131
41 0,532 2,663 Vld 1,913
42 0,546 2,768 Vld 1,076
43 0,494 2,410 Vld 2,171
44 0,531 2,656 Vld 0,875
[image:40.595.122.512.110.748.2]45 0,449 2,129 Vld 1,040
Tabel 3. 5. Variabel unit produksi sekolah
KETERANGAN VALIDITAS RELIABILITAS X2
BUTIR_SOAL Korelasi t hitung t (30-1, 95%) Keterangan Var Item ΣVAR ITEM
1 0,443 2,098 2,045 Vld 1,551 41,21
2 0,482 2,331 Vld 1,459
3 0,582 3,039 Vld 1,844 ΣVAR TOTAL
4 0,476 2,298 Vld 1,476 376,19
5 0,460 2,198 Vld 0,851
6 0,465 2,228 Vld 0,809 RELIABILITAS
7 0,713 4,318 Vld 1,385 0,92
8 0,577 2,997 Vld 1,145
9 0,453 2,154 Vld 1,168
10 0,461 2,201 Vld 0,713 Jumlah Valid
11 0,555 2,833 Vld 1,513 35
12 0,460 2,199 Vld 0,947
13 0,463 2,215 Vld 1,237
14 0,492 2,397 Vld 0,723
15 0,444 2,101 Vld 0,695
16 0,473 2,276 Vld 1,030
17 0,623 3,375 Vld 1,214
18 0,483 2,341 Vld 0,944
19 0,449 2,132 Vld 1,959
20 0,469 2,253 Vld 1,155
21 0,577 3,000 Vld 1,633
22 0,487 2,363 Vld 1,099
72
24 0,442 2,089 Vld 0,828
25 0,587 3,079 Vld 0,754
26 0,529 2,644 Vld 1,045
27 0,458 2,184 Vld 1,564
28 0,452 2,149 Vld 1,344
29 0,676 3,889 Vld 1,344
30 0,590 3,104 Vld 1,223
31 0,573 2,963 Vld 1,402
32 0,506 2,492 Vld 0,878
33 0,521 2,590 Vld 0,966
34 0,505 2,484 Vld 1,448
[image:41.595.117.516.107.699.2]35 0,574 2,973 Vld 1,085
Tabel 3. 6. Variabel usaha usaha pencapaian kompetensi
KETERANGAN VALIDITAS RELIABILITAS Y
BUTIR_SOAL Korelasi t hitung t (30-1, 95%) Keterangan Var Item ΣVAR ITEM
1 0,499 2,445 2,045 Vld 0,806 20,48
2 0,472 2,274 Vld 1,444
3 0,441 2,083 Vld 2,202 ΣVAR TOTAL
4 0,597 3,160 Vld 0,878 104,97
5 0,599 3,173 Vld 1,379
6 0,509 2,508 Vld 0,700 RELIABILITAS
7 0,552 2,812 Vld 0,852 0,85
8 0,485 2,353 Vld 0,783
9 0,692 4,061 Vld 0,855
10 0,572 2,960 Vld 0,961 Jumlah Valid
11 0,543 2,744 Vld 1,178 18
12 0,508 2,500 Vld 1,426
13 0,483 2,338 Vld 1,214
14 0,697 4,118 Vld 1,214
15 0,535 2,684 Vld 0,740
16 0,481 2,325 Vld 1,099
17 0,485 2,353 Vld 1,430
18 0,616 3,322 Vld 1,321
73
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana tingkat kekonsistenan pengukuran
dari suatu responden ke responden yang lain atau dengan kata lain sejauh mana
pertanyaan dapat dipahami sehingga tidak menyebabkan beda interpretasi dalam
pemahaman pertanyaan tersebut. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini,
penulis menggunakan koefisien reliabilitas Alpha, yaitu :
− − =
∑
t i S S k k r 1 111 (Riduwan, 2008:125)
Keterangan :
r11 :Nilai Relibilitas
S St : Jumlah varians skor tiap-tiap item
St :Varians total
k : Jumlah item
Sebagai tolak ukur koefisien reliabilitasnya, digunakan kriteria dari
Guilford (Subino, 1987:160) sebagai berikut :
Rentang nilai tingkat kesukaran : Klasifikasi
≤ 0,19 : tidak reliabel
0,20 – 0,39 : reliabilitas rendah
0,40 – 0,69 : reliabilitas sedang
0,70 – 0,89 : reliabilitas tinggi
74 Hasil uji reliabilitas untuk variabel X1, X2 dan Y secara lengkapnya dapat
[image:43.595.108.516.193.611.2]dilihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel 3 . 7. Tingkat reliabilitas instrumen variabel X1, X2 dan Y
No Variabel Nilai
Alpha Keterangan
1 Praktek kerja industri 0,94 Reliabilitas sangat tinggi
2 Unit produksi sekolah 0,92 reliabilitas sangat tinggi
3 Proses pencapaian kompetensi 0,85 reliabilitas tinggi
H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Untuk mengolah dan menganalisa data dalam penelitian ini menggunakan
perhitungan statistik. Teknik statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif
dan statistik inferensial. Statistik deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan
hasil pengolahan data tentang variabel-variabel penelitian, yaitu variabel Praktek
kerja industri(X1), Unit produksi sekolah(X2) sebagai variabel bebas (independen)
dan variabel pencapaian kompetensi siswa pada mata pelajaran Produktif
Teknik Elektro di SMK(proses pencapaiana kompetensi,Y) sebagai variabel
terikat (dependen), Nilai ujian kompetensi (Z)juga sebagai variabel terikat
(dependen) sedangkan statistik inferensial dimaksudkan untuk menguji hipotesis
penelitian dan generalisasi (Nana Sudjana, 1989:126).
Penulis mengambil langkah-langkah analisis data yang dikemukakan oleh
Arikunto (1996:240), yaitu : 1) persiapan, 2) tabulasi, 3) penerapan data sesuai
dengan pendekatan penelitian. Adapun langkah-langkah tersebut penulis jabarkan
75
1. Persiapan
a. Mengecek data yang terkumpul
Yang dilakukan dalam pengecekan data yaitu memeriksa kelengkapan data
(instrumen) setelahnya disebar, apakah terdapat kerusakan pada instrumen (sobek)
atau hilang, kemudian diisi tidaknya item instrumen oleh responden dan dicek
pula kelengkapan identitas responden yang diperlukan bagi pengolahan data
selanjutnya.
b. Pemilihan data
Setelahnya pengecekan kelengkapan data, langkah selanjutnya adalah
memilih/menyorotir data sedemikian rupa sehingga hanya data yang terpakai saja
yang ditinggalkan dengan maksud untuk diolah dan dianalisis oleh penulis.
2. Melakukan tabulasi data
Dalam melakukan tabulasi data, penulis merekap semua jawaban
responden ke dalam suatu tabel, sehingga hal itu akan mempermudah dalam
mengolah dan menganalisis data.
3. Mengolah data penelitian
Di sini penulis melakukan rangkaian kegiatan pengolahan data dengan
menggunakan rumus-rumus dan aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan
penelitian atau permasalahan yang telah diajukan. Sedangkan langkah-langkah
76 a. Uji Normalitas Distribusi
Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah galat taksiran
regresi variabel terikat (Y ) atas variabel bebas (X1 dan,X2,) berdistribusi normal
atau tidak. Pengujian normalitas galat taksiran yang didasarkan pada asumsi
bahwa harga variabel terikat (Y) harus independen dari harga variabel bebas (X1,
dan X2,) dan galat taksiran berdistribusi normal dengan rata-rata nol serta varians
berharga konstan. Untuk mengujinya dilakukan dengan uji liliefors.
b. Uji Homogenitas Variansi
Uji homogenitas varians mengasumsikan bahwa skor-skor variabel terikat
(Y) yang berpasangan dengan setiap kelompok skor variabel bebas (Xi) memiliki
varians yang homogen. Hal ini dapat dilakukan dengan uji Bartlett. Kritieria yang
digunakan adalah jika χ2hitung < χ2 tabel, maka varians skor kelompok Y atas X
homogen.
c. Menguji Hipotesis Penelitian
Setelah selesai pengolahan data kemudian dilanjutkan dengan menguji
hipotesis guna menganalisis data yang sesuai dengan permasalahan penelitian.
Karena terdapat tiga permasalahan penelitian yang ingin penulis pecahkan, maka
ada tiga hal pula yang akan dianalisis berdasarkan hubungan antar variabel
tersebut yaitu
1) Menghitung koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y
Penghitungan koefisien korelasi ini dimaksudkan untuk mengetahui arah
77 terhadap variabel dependen. Di sini penulis menggunakan rumus korelasi Product
Moment dari Pearson, yaitu :
( Riduwan, 2008:138)
Dari rumus diatas dapat dijelaskan bahwa rxymerupakan koefisien korelasi
dari variabel X dan Yyang dikorelasikan. Yakni dengan membanding harga r
hitung dengan r tabel pada tingkat derajat kesalahan 5%. Bila rhitung> dari rtabel,
kemudian bernilai positif maka terdapat hubungan yang positif sebesar angka
tersebut.
Untuk lebih memudahkan dalam menafsirkan harga koefisien korelasi,
[image:46.595.113.513.183.623.2]maka dibawah ini disajikan tabel menurut Sugiyono (2001:149).
Tabel 3.8. Kriteria Harga Koefisien Korelasi
Harga r Kategori
0,00 – 0,19 Sangat rendah
0,20 – 0,39 Rendah
0,40 – 0,59 Sedang
0,60 – 0,79 Kuat
0,80 – 1, 00 Sangat Tinggi
2) Menguji signifikansi koefisien korelasi antara variabel
Maksud dari penghitungan signifikansi koefisien korelasi adalah untuk
mengetahui apakah hubungan itu signifikan atau berlaku bagi seluruh populasi.
{
2 2}{
2 2}
78 Sedangkan penghitungan koefisien korelasi hanya berlaku sampai pada tingkatan
sampel penelitian. Rumus yang digunakannya adalah :
t = 22
1 n r
r −
− (Sudjana, 1992:380)
Keterangan :
r = koefisien korelasi
n = banyaknya populasi
Analisis hipotesis dari uji t student pada tarap signifikansi 95% diperoleh
kriteria sebagai berikut :
a) Jika t hitung ≥ t tabelmaka Ho ditolak dan Hi diterima.
b) Jika t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima dan Hi ditolak.
3) Mencari besarnya derajat determinasi
Derajat determinasi dipergunakan dengan maksud untuk mengetahui
besarnya kontribusi variabel independen terhadap dependen untuk mengujinya
dipergunakan rumus sebagai berikut.
Keterangan : (Sudjana, 1992:369 )
KD = koefisien determinasi
r = koefisien korelasi
4) Uji Linieritas Regresi
% 100 2
x r
79 Uji linieritas regresi digunakan untuk mencari hubungan fungsional antara
Variabel X dengan Variabel Y/Z. Dengan kata lain analisis regresi ini digunakan
untuk memprediksikan nilai variabel dependen apabila nilai variabel independen
diubah. Uji ini dilaksanakan dengan menggunakan rumus rumus sederhana yaitu :
(Sugiyono, 2008:270)
Keterangan :
Y = Subyek dalam variabal dependen yang diprediksikan.
a = Harga Y bila X = 0 ( harga konstan )
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan
ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel
independen. Bila b ( + ) maka naik, dan bila ( - ) maka terjadi penurunan.
X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Perhitungan analisis model regresi dilakukan melalui aplikasi SPSS for
Windows ver 19.0 dan Microsoft Excel
Untuk mencari harga a dan b maka digunakan rumus turunannya yaitu:
(Sugiyono, 2008:272)
Langkah-langkah dalam teknik pengolahan dan analisis data di atas
diharapkan dapat membantu penulis dalam menghasilkan penelitian yang
berkualitas yang ditandai dengan pemecahan masalah dan pencapaian tujuan
penelitian
bX a
Y = +
1 1 1 1
2 2
1 1
( )( )
( )
n X Y X Y
b
n X X
∑ − ∑ ∑
=
∑ − ∑
2
1 1 1 1 1
2 2
1 1
( )( ) ( )( )
( )
Y X X X Y
a
n X X
∑ ∑ − ∑ ∑
=
136 BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
Pada Bab V tesis ini, dikemukakan tiga hal pokok yang disajikan sebagai pemaknaan penelitian secara terpadu, terhadap semua hasil penelitian yang diperoleh. Tiga hal pokok terdiri dari kesimpulan, implikasi dan saran.
A. Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini adalah:
1. Terdapat kontribusi positif dari latar praktik kerja industri terhadap pencapaian kompetensi siswa. Ini berarti bahwa makin bagus proses praktek kerja industri, maka makin besar peluang untuk tercapainya kompetensi siswa. Dengan demikian, setiap perubahan skor praktek kerja industri akan berdampak pada ketercapaian kompetensi siswa. Kenaikan satu skor nilai praktik kerja industri akan mempengaruhi peningkatan kompetensi siswa
2. Terdapat kontribusi positif dari unit produksi sekolah terhadap pencapaian kompetensi siswa. Semakin maksimal pelaksanaan unit produksi sekolah maka akan semakin besar pula peluang pencapaian kompetensi siswa. Kenaikan satu skor nilai unit produksi akan mempengaruhi peningkatan kompetensi siswa
137
bahwa setiap kenaikan skor praktek kerja industri dan unit produksi sekolah akan mempengaruhif atau makin meningkatkan kompetensi siswa.
4. Berdasarkan analisis deskripsi variabel penelitian, disimpulkan pula bahwa; a) pelaksananaan praktik kerja industri oleh siswa teknik elektro SMK Negeri 1 Teluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi berjalan cukup baik walau belum dominan meningkatkan kompetensi siswa., b) sebahagian besar siswa menyatakan fasilitas pembelajaran di sekolah cenderung dalam kategori memadai, c) sebahagian besar siswa menyatakan unit produksi yang dilaksanakan sekolah sudah cenderung baik, d) sebahagian siswa guru menyatakan kompetensinya dipengaruhi oleh praktek kerja industri dan unit produksi.
5. Dari analisis penelitian, pembelajaran dan pelatihan berbasis unit produksi dapat digunakan sebagai alternatif tempat praktek kerja industri bagi siswa yang bermasalah dengan prusahaan tempat prakerin awal.
B. Implikasi Hasil Penelitian
138
peningkatan kompetensi siswa. Kedua, mengusahakan untuk memaksimalkan pemakaian fasilitas yang ada dan meningkatkan fasilitas pembelajaran sehingga keterbatasan penggunaan alat serta rasio perbandingan peralatan dan siswa seimbang. Ketiga, mengupayakan meningkatkan kompetensi siswa dengan metode-metode yang lebih baik dan berorientasi kepada pangsa pasar dimana sekolah berada.
Implikasi penelitian ini secara lengkap dapat diuraikan sebagai berikut: 1 Praktek Kerja Industri dengan Pencapaian Kompetensi Siswa.
Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa praktek kerja industri mempunyai pengaruh yang positif dengan proses pencapaian kompetensi siswa. Semakin baik pelaksanaan praktek kerja industri akan dapat meningkatkan kompetensi siswa.
139
Rendahnya kualitas atau kompetensi guru tentu akan berimbas terhadap rendahnya efektifitas pembelajaran. Oleh karena itu, bila hal ini terjadi maka perlu diupayakan usaha perbaikan kualitas profesionalitas guru dengan cara meningkatkan kompetensi melalui magang ke industri yang relevan dengan pendidikan, maupun pembelajaran di lembaga-lembaga pusat pelatihan guru ( PPG) setempat.
2. Unit Produksi Sekolah dengan Pencapaian Kompetensi Siswa.
Analisis data menunjukkan bahwa unit produksi sekolah mempunyai pengaruh yang positif dengan peningkatan kompetensi siswa. Dengan demikian semakin baik pelaksanaan unit produksi sekolah di suatu sekolah maka akan semakin mempengaruhi peningkatan kompetensi siswa..
140
membuat produk-produk atau jasa yang dibutuhkan masyarakat lingkungan daerah setempat.
3 Pencapain nilai kompetensi siswa ( Z )
Pencapaian kompetensi(nilai uji kompetensi) hasil analisis deskripsi menunjukkanhasil yang dicapai menunjukkan semua siswa jurusan teknik elektro di SMK Negeri 1 Telukkuantan di Kabupaten Kuantan Singingi Prop. Riau lulus 100 % hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif dari praktektek kerja industri dan unit produksi sekolah terhadap pencapaian kompetensi siswa. Cara yang paling banyak digunakan untuk mengukur tercapai atau tidak nya suatu kompetensi adalah; dari nilai rapor dan nilai uji kompetensi.
4. Proses pencapaian kompetensi (Y)
Proses pencapaian kompetensi selain di dunia usah dan unit produksi sekolah adalah diantaranya :ikut kursus,mengulang ulang ilmu yang sudah didapat,rajin membaca,rajin bertanya,dan masih banyak yang lainnya. Semakin banyak bergaul dengan orang yang mengerti tentang kompetensi yang kita inginkankan maka akan semakin banyak kompetensi yang akan kita tingkatkan.
C. Saran
141
tindak lanjut bersama ini penulis menyampaikan beberapa saran untuk dapat menjadi masukan bagi lembaga dalam