• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI PRAKTEK KERJA INDUSTRI DAN UNIT PRODUKSI SEKOLAH TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF TEKNIK ELEKTRO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI PRAKTEK KERJA INDUSTRI DAN UNIT PRODUKSI SEKOLAH TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF TEKNIK ELEKTRO."

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

x DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... 10

1.Pembatasan Masalah...10

2.Rumusan Masalah ...10

D. Tujuan Penelitian ... ... 11

E. Kegunaan Penelitian ...11

F. Asumsi ... 12

G. Hipotesis Penelitian ... 13

H. Metode Penelitian ... 14

I. Kerangka Pembahasan masalah...14

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kejuruan ... 15

1.Karakterisrik Pendidikan Kejuruan...16

2.Prinsip-prinsip Pendidikan Kejuruan...17

3.Model Pendidikan Kejuruan...19

(2)

xi

1.Apa dan Bagaimana Konsep Praktek Kerja Industri...22

2. Pengertian Praktek Kerja Industri...24

3 .Tujuan Praktek Kerja Industri...26

4. Faktor faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Praktek Kerja Industri...28

5. Penilaian Praktek Kerja Industri...29

C. Unit Produksi SMK...35

1. Tujuan Unit Produksi...36

2. Prisip prinsip Unit Produksi...38

3. Pembelajaran Berbasis Unit Produksi...38

4. Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Berbasis Unit produksi...41

D. Konsep Kompetensi...42

1.Pengertian Kompetensi...42

2. Komponen Kompetensi... .45

3. Mengukur Kompetensi Siswa... .46

E. Penelitian yang Relevan ...49

BAB III : METODE PENELITIAN A. Deskrisi Lokasi Penelitian... 52

B. Metode Penelitian ... ...53

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 54

1.Variabel yang Diteliti...55

2 .Definisi Operasional... .56

D. Kerangka Berpikir penilitian ... .... 58

E. Populasi dan Sampel ... 60

F. Teknik Pengumpulan Data ... 63

1. Studi Dokumentasi...64

2. Teknik Angket...64

G. Uji Validitas dan Reabilitas ... 65

1. Uji Validitas Alat Ukur...65

2. Uji Reabilitas...73

G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data... 74

1. Persiapan ...74

2. Melakukan Tabulasi Data...75

(3)

xii

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 80

B. Uji Persyaratan Analisis ... 90

C. Pengujian Hipotesis ... 95

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 124

E. Keterbatasan Penelitian ... 127

BAB V : KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 136

B. Implikasi Hasil Penelitian ... 137

C. Saran ... 140

DAFTAR PUSTAKA ... 145

LAMPIRAN-LAMPIRAN A. Angket dan Kisi Penelitian ... 149

B. Statistik Dasar ... 167

C. Uji Homogenitas ... 173

D. Regresi ... 175

E. Uji Normalitas ... 182

F. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 186

SURAT IZIN PENELITIAN ... 190

(4)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel : Halaman

3.1 : Jumlah Populasi Penelitian ...61

3.2 ; Jumlah Sampel Penilitian... ..63

3.3 : Analisis Normal Sebaran ... ..68

3.4 : Validitas Praktek Kerja Industri... ... ...70

3.5 : Validitas Unit Produksi Sekolah …………... ....71

3.6 : Validitas Proses Pencapaian Kompetensi... ....72

3.7 : Tingkat Reliabilitas Instrumen Variabel X1, X2, , dan Y...74

3.8 : Kriteria Harga Koefisien Korelasi ...77

4.1 : Distribusi Frekuensi Praktek Kerja Industri ...82

4.2 : Distribusi Frekuensi Unit Produksi Sekolah...84

4.3 : Distribusi Frekuensi Proses Pencapaian Kompetensi...86

4.4 :Deskriptif Nilai Uji Kompetensi...…. 88

4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Uji Kompetensi ………...89

4.6 : Uji Normalitas X1 ... ...………...91

4.7 : Uji Normalitas X2...91

4.8 : Uji Normalitas Nilai Uji Kompetensi Z...92

4.9 : Uji normalitas Proses Pencapaian Kompetensi... ...93

4.10 : Hasil Uji normalitas X1 X2 – Y ..dan Z... ...93

4.11 : Uji Homogenitas Varian...…... ...94

4.12 : Analisi Regresi Sederhana Mengenai Hubungan X1 - Y...96

(5)

xiv

dengan Proses Pencapaian Kompetensi... ...99

4.15 : Uji Koefisien Korelasi Farsial...100

4.16 : Analisis Regresi Linier Sederhana X2- Y...…...…...101

4.17 : Daftar Anava untuk Uji Linieritas Regresi dan Uji Siknifikansi …...103

4.18 : Uji Signifikansi Koefisien Korelasi antara Unit Produksi Sekolah dengan Proses Pencapaian Kompetensi... 105

4.19 : Uji Koefisien Korelasi Farsial... 105

4.20 : Analisis Regresi Ganda... 107

4.21 : Daftar Anava untuk Regresi Linier Ganda...108

4.22 : Korelasi Ganda X1,X2,terhadap Y...109

4.23 : Uji Signifikansi dan Kelinieritas...113

4.24 : Uji Signifikansi Koefisien Korelasi antara Praktek Kerja Industri (X1) dengan Nilai Uji Kompetensi (Z)...114

4.25 : Rangkuman Uji Koefisien Korelasi Parsial...115

4.26 ; Analisis Regresi Sederhana Hubungan X2-Z...116

4.27 ; Daftar Anava untuk Uji Linieritas Regresi dan Uji Signifikansi...117

4.28 ; Uji Signifikansi Koefisien Korelasi antara Unit Produksi (X2) dengan Nilai Uji Kompetensi (Z)... .118

4.29 ; Rangkuman Uji Koefisien Korelasi Parsial...119

4.30 ;Analisis Regresi Ganda...121

4.31 ; Daftar Anava untuk Regresi Linier Ganda...122

4.32 ; Korelasi Ganda X1,X2, Y... 123

4.33 ; Persamaan Regresi,Koefisiens Korelasi dan Koefisien Korelasi Parsial...124

(6)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar : Halaman

2.1 : Interaksi antara Sekolah dan Industri Melalui Siswa... ... 23

3.1 : Peta Variabel Pendukung Pencapaian Kompetensi (Keberhasilan SMK)...55

3.2 : Variabel Penelitian... .56

3.3 : Paradigma Penelitian ... ... 60

4.1 : Grafik Distribusi Frekuensi Praktek Kerja Industri ... 83

4.2 : Grafik Distribusi Frekuensi Unit Produksi Sekolah... 85

4.3 : Grafik Distribusi Frekuensi Proses Pencapaian Kompetensi...87

4.4 : Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Uji Kompetensi...89

4.5 : Grafik Persamaan Regresi X1 –Y………...…...98

4.6 : Grafik Persamaan Regresi X2 –Y ...102

4.7 : Grafik Persamaan Regresi X1 –Z... 112

(7)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan

pembangunan nasional. Seiring dengan majunya perkembangan dunia pada saat

ini diharapkan lahir generasi bangsa yang cerdas dan terampil, serta

berkepribadian untuk membangun kemajuan bangsa. Dengan kata lain,

pendidikan mempunyai peranan penting dalam upaya pembentukan sumber daya

manusia yang utuh dalam rangka menghadapi era globalisasi.

Mengantisipasi kebutuhan tenaga kerja menengah yang berkualitas dan

siap pakai oleh dunia usaha dan dunia industri tersebut, yaitu dengan hadirnya

sekolah menengah kejuruan (SMK) yang tujuan utamanya adalah untuk

memenuhi kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan keahliannya. Lulusan SMK

diharapkan dapat bekerja pada perusahaan, instansi yang relevan atau

menciptakan lapangan kerja sendiri .

Selain itu SMK diharapkan akan menjadi training ground atau menjadi

sebuah miniatur dari sebuah dunia industri bagi siswa, dimana didalamnya

materi-materi pada mata pelajaran dan semua kegiatan yang ada di SMK merupakan

cerminan dari sebuah industri yang sesungguhnya. Pembekalan –pembekalan baik

materi pembelajaran normatif, adaptif dan produktif serta praktik harus relevan

dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia industri supaya dilakukan dalam

(8)

2 kesenjangan antara sistem pendidikan di sekolah dengan dunia kerja atau dunia

industri

Berdasarkan data pada Biro Pusat Statistik dapat digambarkan bahwa

hampir terdapat 20% lowongan kerja yang tidak terisi, separuhnya adalah

angkatan kerja berpendidikan sarjana dan ahli madya. Sementara angka

pengangguran terbuka pada angkatan kerja berpendidikan menengah masih

menunjukkan tren meningkat, sebagai gambaran pada tahun 2007 – 2008

peningkatan jumlah pengangguran berpendidikan menengah ke atas SMA/SMK

dari 3.6 juta menjadi 3.9 juta atau sebesar ± 7%, pada pendidikan

diploma/akademi dari 237.251 orang menjadi 322.836 orang atau meningkat

sebesar 36%, pada pendidikan sarjana dari 348.107 orang menjadi 385.418 orang

atau meningkat sebesar 11% (data BPS 2008 diolah), besarnya pertumbuhan

tersebut menunjukkan adanya kesenjangan sehingga penyelesaiannya harus segera

dipikirkan dan ditindak lanjuti dengan segera.

Permasalahan yang paling mendasar pada penyelenggaraan Sekolah

Menengah Kejuruan di Indonesia adalah dalam rangka menghilangkan

kesenjangan atau gap antara lembaga persekolahan dengan kebutuhan, minat dan

bakat peserta didiknya. Seperti yang dikemukakan oleh Hamalik O (1990: 88)

bahwa:

(9)

3 Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam meningakatkan mutu

pendidikan di Indonesia, seperti penyempurnaan kurikulum, penyediaan berbagai

sarana dan pasarana, pengembangan sistem pengajaran, peningkatan anggaran

belanja pendidikan, dan peningkatan kemampuan guru melalui berbagai bentuk

pendidikan dan latihan. Namun, harapan yang diinginkan belum tercapai sesuai

dengan yang diharapkan. Hal ini terlihat dari begitu banyaknya lulusan suatu

sekolah yang tidak mampu bersaing untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih

layak. Selain itu juga, dari hari ke hari terlihat banyak lulusan-lulusan sekolah

menengah kejuruan (SMK) yang tidak mendapatkan tempat dalam dunia kerja.

Padahal, lulusan sekolah kejuruan ini diharapkan mampu menjadi tenaga kerja

teknis tingkat menengah pada bidang keahliannya masing-masing setelah

menyelesaikan pendidikannya.

Indra (2001:111), mengatakan kelemahan pendidikan kejuruan selama ini

berkisar pada konsep maupun pelaksanaannya. Dari segi konsep, pendidikan

kejuruan masih menggunakan sistem konvensional. Sementara dari segi

pelaksanaan/praktek, pendidikan kejuruan kurang mempersiapkan siswanya untuk

memasuki lapangan kerja. Untuk itu, guna merealisasikan reformasi pendidikan

kejuruan maka sejumlah rintisan telah dimulai dilaksanakan, salah satunya adalah

menerapkan Praktek Kerja Industri ( Prakerin ) yang telah digulirkan sejak tahun

pelajaran 1994/1995.

Agar Prakerin terlaksana optimal, maka perlu didukung oleh pelaksanaan

yang baik, seperti persiapan bagi siswa yang akan melaksanakan Prakerin,

(10)

4 relevan, dan pelaksanaan penilaian yang objektif. Namun, kenyataan di lapangan

menunjukan bahwa Prakerin belum mengarah kepada kompetensi yang

diharapkan.

Kenyataan ini terlihat dari pengamatan penulis pada pelaksanaan

Prakerin di SMK Negeri 1 Teluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi, dimana

fenomena yang penulis temukan, seperti: (1) materi pembekalan yang diberikan

kepada siswa kurang memperhatikan acuan yang ada dalam kurikulum/silabus

dalam pelaksanaan Prakerin (2) Adanya beberapa siswa yang tidak memahami

tentang aturan dan tata tertib yang harus dilaksanakan dalam pelaksanaan Prakerin

(3) adanya beberapa siswa yang tidak mematuhi aturan pelaksanaan Prakerin yang

diberikan, tetapi jarang mendapatkan teguran/sanksi-sanksi dari pihak sekolah (4)

Prakerin yang berdekatan dengan pelaksanaan ujian semester sekolah, sehingga

siswa juga disibukkan untuk persiapan menghadapi ujian semester; (5) pihak

sekolah jarang mengunjungi dan mengawasi siswa selama pelaksanaan Prakerin

di tempat lokasi praktek; dan (6) sistem penilaian/evaluasi yang dilaksanakan

hanya terfokus pada laporan siswa secara tertulis.

Dalam mempersiapkan ahli-ahli tingkat menengah yang kompeten, siap

bekerja dan mandiri sesuai dengan harapan dunia industri, kegiatan pembelajaran

di SMK sudah seharusnya mendayagunakan potensi yang dimiliki sekolah baik

ruang praktikum dengan sarana prasarana yang terstandar dengan

mengintegrasikan model-model pembelajaran yang bervariasi. Materi

(11)

5 mendayagunakan ruang Laboratorium secara tepat , efektif dan produktif dalam

bentuk Unit Produksi.

Unit produksi sekolah merupakan salah satu upaya SMK dalam

memberikan ruang praktikum bagi siswa, selain bertujuan untuk mendapatkan

nilai tambah atau keuntungan bagi SMK , menurut Pedoman Pelaksanaan Unit

Produksi (PPPGT Bandung :1994) bertujuan untuk menciptakan tenaga kerja

yang mendekatkan kepada kebutuhan dunia industri, karena dapat digunakan

sebagai sarana belajar dan bekerja (learning by doing ) bagi siswa untuk

mendapatkan standar kompetensi yang diharapkan.

pendekatan pembelajaran berbasis unit produksi yang menurut Bailey et

al. (2004:8):

In school-based enterprises, groups of students, under supervision of teacher or adult adviser organize and staff businessis or services within the school itself. They may run a school store, provide printing and duplicating services, or make ans sell garments. One advantage of school-based enterprises is that the actuvities are under the complete control of the school itself.”

Enterprise yang dimaksudkan oleh Bailey dapat berbentuk unit produksi dengan

memanfaatkan fasilitas praktek untuk membuat produk-produk sederhana yang

dibutuhkan oleh masyarakat. Karena terbatasnya mendapatkan institusi pasangan,

maka pembentukan unit produksi ini merupakan solusinya. Mengenai

pembelajaran dalam bentuk unit produksi ini Leontjew (1977:16)

mengemukakan:

(12)

6 being able to achieve something important, both for oneself and one’s environment.”

Dalam hubungan ini unit produksi merupakan sarana untuk belajar

berproduksi dalam suasana yang serius karena produk yang dihasilkan akan dijual

kepada masyarakat yang memerlukannya. Pengalaman yang diperoleh diharapkan

memberikan kesadaran afektif pada siswa .Bagi institusi pendidikan (SMK), unit

produksi merupakan sarana untuk mencapai tujuan SMK yang bersangkutan,

yaitu menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang relevans dengan

kebutuhan dunia kerja/industri. Dengan pendekatan ini siswa diperkenalkan pada

iklim kerja yang nyata melalui kegiatan produksi barang-barang kebutuhan

konsumen. Bekerja dan belajar dengan waktu yang bersamaan akan memberikan

pengalaman kerja yang berkontribusi terhadap peningkatan kompetensi siswa dan

lebih siap untuk memasuki dunia kerja/industri.

Sejalan dengan pernyataan Bailey dkk di atas, keberhasilan unit produksi

tergantung pada supervisi dari para guru yang terlibat di dalamnya. Latar

belakang pendidikan, pelatihan dan pengalaman mengajar serta upaya

mendapatkan pesanan-pesanan untuk menjaga kesinambungan unit produksi

terletak pada inisiatif guru dalam mempromosikan unit produksi. Adanya unit

produksi telah pula meningkatkan kompetensi lulusan sehingga lebih cepat

mendapat pekerjaan atau berwirausaha..

Salah satu konsep dasar pelaksanaan unit produksi adalah pembelajaran

melalui pelatihan berbasis kompetensi (Competency Based Training).

(13)

7 (2002 : 587), bahwa : Paradigma program Diklat kejuruan menjelang 2020

menekankan pada perubahan-perubahan mendasar, antara lain sebagai berikut :

• Orientasi Diklat kejuruan dikembangkan suply-driven ke

demand-driven;

• Sistem pengelolaan Diklat kejuruan berubah dari tempat terpusat

menjadi terdesentralisasi;

• Pendekatan pembelajaran Diklat kejuruan bergeser dari pendekatan

mata pelajaran menjadi pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi

(CBT);

• Pola penyelenggaraan Diklat yang sangat terstruktur menjadi lebih

fleksibel dan permeabel.

Dalam mengimplementasikan pelaksanaan unit produksi di Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Teluk Kuantan mengalami berbagai

kendala, antara lain : dari sisi sarana,peralatan dan bahan,keterlibatan siswa,link

and match dan proses pembelajaran. sehingga hal ini akan berdampak terhadap

pencapaian kompetensi siswa dalam pelaksanaan unit produksi.

Keterbatasan sumber daya guru dan fasilitas di SMK Negeri 1 Teluk

Kuantan akan berdampak terhadap pelaksanaan unit produksi sekolah. Sumber

daya guru secara individual akan berpengaruh terhadap proses pembelajaran, yang

selama ini proses pembelajaran di sekolah lebih berfokus pada ranah kognitif dan

(14)

8 Padahal paradigma pendidikan berbasis kompetensi harus memformulasikan

ketiga ranah tersebut secara seimbang ( Sudarmayanti dalam Setiaji, 2004 : 5)

Melihat kenyataan yang ada di SMK Negeri 1 Teluk Kuantan belum

sesuai dengan keinginan industri, maka ditengarai pelaksanaan unit produksi di

SMK Negeri 1 Teluk Kuantan belum dapat dilaksanakan dengan baik, disebabkan

pada sumber daya guru yang rendah, fasilitas belum dapat dimanfaatkan secara

maksimal serta keseriusan siswa dalam bekerja yang belum serius.

Pencapaian kompetensi siswa harus diukur dengan cara yang bervariasi

sesuai dengan kriteria kinerja yang harus dilakukan untuk memperoleh gambaran

hasil belajar yang sebenarnya. Guna memperoleh hasil atau gambaran hasil

evaluasi yang menggambarkan pencapaian kompetensi siswa maka harus

dipergunakan teknik-teknik penilaian yang dapat menghasilkan data yang

autentik, yaitu penilaian dilaksanakan secara langsung dalam proses pembelajaran

dan berdasarkan hasil produk dari suatu standar kompetensi, sehingga akan

memudahkan dalam pengisisan skill pasport sebagai bukti pencapaian kompetensi

siswa, melalui sebuah kinerja . Pelaksanaan pencapaian kompetensi bisa berupa

Uji Level, Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir Semester serta Ujian Praktek

Kejuruan atau disebut juga Uji Kompetensi, sekarang dikenal dengan nama UKK

.(Uji Kompetensi Kejuruan )

Kompetensi merupakan perpaduan antara pengetahuan, keterampilan nilai

dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Sesuai

dengan yang dikemukakan Mc. Ashan 1981 : 45 ( dalam Mulyasa, 2005 : 38)

(15)

9 “... is a knowledge, skills, and abilities or capabilities that person achieves, which become part of his or her being to the event he or she can satisfactorilly perform particular cognitive, affective and psychomotorbehaviors”.

Dalam hal ini , kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan

dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari

dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan

psikomotorik dengan sebaik baiknya

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2004 :28-31) bahwa, kompetensi

dapat dibedakan minimal ada lima macam dinataranya, (1) kompetensi dasar, (2)

kompetensi umum, (3) kompetensi akademik, (4) kompetensi vocational dan (5)

kompetensi profesional .

Berdasarkan uraian di atas, perlu diadakan penelitian lebih lanjut

mengenai “Kontribusi Praktek kerja industri dan unit produksi sekolah terhadap pencapaian kompetensi siswa pada mata pelajaran Produktif Teknik Elektro di SMK

(studi deskriptip analilitik tentang siswa kelas XII Teknik Elektro SMK Negeri

1 Teluk Kuantan Riau )

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas,maka dapat diidentifikasi

masalah sebagai berikut :

1. Materi pembekalan yang diberikan kepada siswa kurang memperhatikan

(16)

10 2. Adanya beberapa siswa yang tidak memahami tentang aturan dan tata tertib

yang harus dilaksanakan dalam pelaksanaan Prakerin

3. Sistem penilaian/evaluasi yang dilaksanakan hanya terfokus pada laporan

siswa secara tertulis.

4. Terbatasnya peralatan praktek menyebabkan tidak semua siswa mencapai

kompetensi yang sesuai.

5. Dalam melaksanakan pekerjaan unit produksi siswa di indikasikan kurang

terlibat

6. Terbatasnya sumberdaya manusia (guru ) yang memiliki kompetensi sesuai

dengan jenis pekerjaan unit produksi..

C . Pembatasan dan rumusan masalah 1. Pembatasan Masalah

Agar ruang lingkup pembahasan ini dapat mencapai sasaran dan tujuan

yang jelas maka penelitian ini dibatasi pada Faktor pelaksanaan prakerin dan unit

produksi yang mempengaruhi pencapaian kompetensi siswa pada mata pelajaran

produktif teknik elektro .

2. Rumusan masalah

Berdasakan batasan masalah tersebut diatas ,maka masalah - masalah

penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan prakerin dan unit produksi sekolah yang

(17)

11 2. Bagaimana pencapaian kompetensi siswa mata pelajaran produktif

Teknik elektro di SMK Negeri 1 Teluk Kuantan

3. Adakah kontribusi praktek kerja industri dan unit produksi sekolah

terhadap : 1. Proses pencapaian kompetensi.

2.Nilai ujian kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif

teknik elektro di SMK Negeri 1 Teluk Kuantan

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kontribusi kegiatan prakerin terhadap pencapaian

kompetensi siswapada mata pelajaran produktif teknik elektro di SMK

negeri 1 Teluk Kuantan

2. Untuk mengetahui kontribusi kegiatan unit produksi sekolah, terhadap

pencapaian kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif teknik

elektroSMK negeri 1 Teluk Kuantan.

3. Untuk mengetahui kontribusi kegiatan prakerin dan unit produksi secara

bersama-sama terhadap pencapaian kompetensi siswa pada mata

pelajaran produktif teknik elektroSMK negeri 1 Teluk Kuantan

E. Kegunaan penelitian

(18)

12 1. Memberikan imformasi kepada siswa agar lebih giat belajar,lebih maksimal

dalam melaksanakan praktek kerja industri,serta aktif dalam mengikuti unit

produksi sehingga diperoleh kompetensi yang memadai.

2. Memberikan masukan khususnya bagi guru program keahlian untuk

meningkatkan kompetensi di bidangnya supaya bisa mendampingi siswa

dalam proses pendidikan dan pembelajaran agar dapat meningkatkan

kompetensi siswa.

3. Memberikan informasi kepada lembaga / SMKN 1 Teluk Kuantan agar

membekali siswanya untuk memiliki kompetensi yang sesuai dengan

keinginan dunia industri dan dunia usaha.

4. Memperoleh gambaran tentang keadaan sebenarnya di lapangan sehingga

dapat memberi masukan bagi para pengambil keputusan diwilayah sekolah

menengah kejuruan.

F. Asumsi

Asumsi-asumsi yang merupakan titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh peneliti. Asumsi-asumsi ini diperlukan untuk memperkuat

permasalahan, membantu peneliti dalam menjelaskan penetapan objek penelitian,

wilayah pengambilan data dan instrumen pengumpul data (Riduan, 2008; 30).

Asumsi-asumsi dirumuskan sebagai landasan bagi hipotesis penelitian yaitu

1 Pelaksanaan prakerin merupakan konsep metode pendidikan yang berorientasi

pada manajemen pengelolaan siswa dalam pembelajaran agar selaras dengan

(19)

13 yang harus dilaksanakan oleh setiap peserta didik di Dunia Usaha/dunia

industri

2 Pelaksanan unit produksi pada Sekolah Menengah Kejuruan merupakan suatu

konsep pendekatan pembelajaran dalam ruangan kelas dan bengkel praktek

dengan menerapkan pelatihan dalam suasana sesungguhnya (real learning)

sehingga dapat menjembatani kesenjangan kompetensi antara sekolah dan

kebutuhan industri.

3 Kompetensi siswa akan tercapai dengan baik, apabila pelaksanaan prakerin dan

pelaksanaan unit produksi dilaksanakan dengan sunguh-sungguh untuk

mencapai tujuan belajar yang diharapkan.

G. Hipotesis Penelitian

Sehubungan dengan permasalahan penelitian, hipotesis penelitian

sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian ini adalah :

1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan prakerin terhadap pencapaian

kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif teknik elektro di SMK

Negeri 1 Teluk Kuantan

2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan unit produksi terhadap pencapaian

kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif teknik elektro di SMK

Negeri 1 Teluk Kuantan

3. Terdapat pengaruh positif yang signifikan praktek kerja industri dan unit

(20)

14 pada mata pelajaran produktif teknik elektro di SMK Negeri 1 Teluk

Kuantan

H. Metode Penelitian

Berdasarkan uraian perumusan masalah telah tersirat bahwa, metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode kuantitatif yang

bersifat deskriptif analitis sehingga berdasarkan statistik yang diperoleh dapat

disimpulkan hasil-hasil yang terungkap melalui penelitian ini. Penjabaran lebih

lanjut penerapan metode penelitian ini diuraikan dalam Bab III dari naskah ini.

I. Kerangka Pembahasan Masalah

Dalam pembahasan masalah yang dikemukakan pada tesis ini

didasarkan pada landasan teori yang diuraikan dalam Bab II. Landasan

teori ini akan digunakan sebagai dasar analisis dan interpretasi data yang

diperoleh dari penelitian di lapangan. Selanjutnya pada Bab III

dikemukakan rancangan penelitian sebagai acuan penelitian yang berisi

penjabaran lebih rinci tentang metode penelitian yang meliputi metode

yang digunakan, variabel penelitian, populasi dan sampel, teknik dan

instrumen pengumpulan data, pengujian instrumen penelitian dan teknik

analisis data. Pada Bab IV akan dikemukakan tentang deskripsi data, hasil

analisis data beserta pembahasannya. Dan terakhir tesis ini ditutup dengan

Bab V yang menguraikan tentang kesimpulan akhir hasil penelitian

sekaligus memberikan saran-saran bagi para pembaca/pengguna hasil

(21)

52

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

SMK Negeri 1 Teluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi adalah sebuah

sekolah kejuruan tertua di Kabupaten Kuantan Singingi yang berdiri sejak tahun

1968 yang awalnya hanya membuka satu jurusan yakni jurusan bangunan

gedung, yang terletak di tengah kota kabupaten.Sampai sekarang jurusan yang

ada :

1 : Bangunan gedung

Kerja batu

Kerja kayu

Survay pemetaan

Prabot.

2: Jurusan Elektro

Teknik pemanfaatan tenaga listrik

Teknik Audio Video

Teknik Pendingin dan Tata Udara

(22)

53 Mesin otomotip

Teknik Sepeda Motor

4. Jurusan Teknik Imformatika.

Kepala sekolah yang pernah menjabat di SMK Negeri 1 Teluk Kuantan

sampai sekarang 1. M.Rusli 1968 - 1974

2. Raja Amir 1974 - 1980

3 . Yunus Hasan Bsc 1980 - 1989

4. Idjlis Hadi 1989 - 1997

5. Drs Suyanto 1997 - 2002

6. Drs Khalis Binsar 2002 - 2006

7. Afrizon Said SPd,SSos.Msi, 2006 - sampai sekarang.

Dengan jumlah siswa secara keseluruhan lebih kurang 1000 orang dengan

sumber daya guru PNS lebih kurang 90 orang, guru honor 20 orang, Pegawai

kantor Lebih kurang 15 orang. Dengan sumber daya yang ada Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) Negeri 1 Teluk Kuantan menjadi alternatif tempat meneruskan

sekolah para tamatan Sekolah Menengah Pertama dari seluruh wilayah yang ada

di sekitar Kabupaten Kuantan Singingi

B. Metode Penelitian

Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu

(23)

54 untuk mencapai tujuan penelitian Metode pendekatan dalam suatu penelitian

diperlukan untuk memecahkan suatu masalah yang sedang diselidiki. Berdasarkan

metode pendekatan ini diharapkan dapat memilih teknik pengumpulan data yang

sesuai dengan metode pendekatan yang ditetapkan. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan metode penelitian melalui pendekatan survai dengan bentuk

penelitian korelasional. Metode survai dipilih karena data tidak dibuat perlakuan

atau pengkondisian terhadap variabel akan tetapi sebagai mana adanya. Masri

Singarimbun dan Effendi (2008:3) mengatakan bahwa penelitian survai adalah

penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner

sebagai alat pengumpul data yang pokok. Pengertian survai dibatasi pada

penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili

seluruh populasi.

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang

pengaruh pelaksanaan praktek kerja industri dan unit produksi sekolah terhadap

pencapaian Kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif keahlian teknik

elektro. Gambaran yang diperoleh itu akan dianalisis dan disimpulkan secara

deskriptif berdasarkan keadaan sewaktu penelitian diselenggarakan. Metode

penelitian semacam ini dikategorikan sebagai metode deskriptif-analitik. Dengan

menggunakan metode tersebut, proses penelitian di arahkan untuk menghasilkan

laporan berdasarkan hasil analisis data atau metode kuantitatif.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Sebagai dasar dalam melakukan penelitian ini, penulis akan merumuskan

(24)

55 Dapat di simpulkan bahwa pencapaian kompetensi sangat dipengaruhi oleh

banyak hal diantaranya seperti yang tergambar dalam peta variabel yang

mendukung variabel kompetensi seperti di bawah ini :

1.

Gambar 3 : 1 Peta variabel pendukung pencapaian kompetensi (keberhasilan SMK )Bachtiar Hasan (2006 : 131 )

1. Variabel yang di teliti.

a. Pelaksanaan praktek kerja industri (variabel bebas/ )

b. Unit produksi sekolah (variabel bebas/ )

c. Pencapaian Kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif teknik

elektro ( )

d. Pencapaian kompetensi di ukur dengan dua cara :

1.Proses pencapaian kompetensi(Y)

2.Nilai Uji Kompetensi (Z)

(1) Visi dan misi

(8)Unit Produksi (6) Hubungan Industri

(Prakerin)

(4)Tenaga Kependidikan , (2) Organisasi dan

manajemen

(7) Fasilitas

Pencapaian Kompetensi produktif (nilai)

(25)

56

Gambar 3 ; 2 Variabel penelitian

2. Definisi operasional

1. Prakerin adalah bagian dari pendidikan sistem ganda (PSG) sebagai program

bersama antara SMK dan Industri yang dilaksanakan di dunia usaha, industri.

Dalam Kurikulum SMK (Dikmenjur, 2008) disebutkan: Prakerin adalah pola

penyelenggaraan diklat yang dikelola bersama-sama antara SMK dengan

industri/asosiasi profesi sebagai institusi pasangan (IP), mulai dari tahap

perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi dan sertifikasi yang merupakan

satu kesatuan program dengan menggunakan berbagai bentuk alternatif

pelaksanaan , seperti day release, block release, dan sebagainya.

Praktek kerja industri Unit produksi sekolah

Keterangan:

Pencapaian Kompetensi siswa di ukur dengan dua cara

! "!#$%"%&%# ' ("!)!# & (Y) *&+%& ,-& ' ("!)!# & (Z)

. .

.

. . .

/ . /

. . / . /

(26)

57 2. Unit produksi sekolah didefinisikan sebagai suatu proses kegiatan usaha yang

dilakukan di dalam sekolah dan bersifat bisnis (profit oriented) serta

dilakukan oleh warga sekolah seperti: kepala sekolah, ketua jurusan/ program,

guru, dan siswa dengan memberdayakan sumber daya sekolah yang dimiliki

serta dikelola secara profesional. Pengertian tersebut pada prinsipnya berakar

pada pengertian budaya industri dalam upaya meningkatkan kompetensi

siswa melalui perwujudan etos kerja.

3. Kompetensi siswa didefinisikan sebagai gabungan dari potensi-potensi individu yang diaktualisasikan secara kualitas maupun kuantitas dan dapat memberikan suatu gambaran perilaku keahlian (skills) dan pengetahuan (knowledge) serta

sikap (attitude) dalam melakukan suatu pekerjaan.

4. Pencapaian kompetensi produktif program keahlian Teknik Elektro di SMK di defenisikan sebagai hasil yang hendak di capai oleh setiap siswa SMK sesuai

dengan bidang masing masing dimana indikator pencapaian kompetensi

adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan

ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata

pelajaran yang dimanifestasikan pada:(1) keterampilan melaksanakan

pekerjaan; (2) keterampilan mengelola pekerjaan; (3) keterampilan mengelola

kemungkinan kejadian dalam pekerjaan; (4) keterampilan mengelola

(27)

58 pemenuhan atas amanat Pasal 61 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

4. 1. Proses pencapaian Kompetensi adalah upaya –upaya yang dilakukan

siswa untuk memiliki dan meningkatkan kompetensi selama berada di

bangku sekolah baik di industri , disekolah maupun di lingkungan

tempat tinggal.

2 .Nilai uji kompetensi adalah salah satu indikator bahwa kompetensi

siswa sudah tercapai apabila 70 % nilai ujian praktek di tambah 30 %

nilai ujian teori = minimal 7

D. Kerangka berpikir Penelitian

Untuk memiliki kompetensi tentu saja melalui proses belajar mengajar

apakah itu belajar teori di kelas maupun di bengkel praktek,keberhasilan dalam

belajar terutama untuk mendapatkan kompetensi yang sesuai.Antisipasi yang telah

dilakukan dalam dunia pendidikan kejuruan ini diantaranya dalam pelaksanaan

prakerin .Prakerin adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian

kejuruan yang memadukan secara sistematik dan singkron pendidikan disekolah

dan program belajar melalui kegiatan bekerja lansung pada bidang pekerjaan yang

relevan,terarah untuk mencapai penguasaan kemampuan keahlian tertentu. Dalam

hal ini semua komponen pendidikan kejuruan yaitu kurikulum,siswa,guru dan

kepala sekolah,pasilitas sekolah serta iklim kerja di sekolah di arahkan untuk

peningkatan proses pembelajaran yang lebih baik dengan melakukan praktek kerja

(28)

59 proses ini berjalan dengan sebagai mana direncanakan. Sedangkan pembelajaran

di industri dipengaruhi oleh jumlah perusahan,instruktur atau pembimbing,iklim

kerja industri,kesesuaian pekerjaan dengan kopetensi.

Proses yang di maksud juga di antisifasi dengan mendaya gunakan

potensi yang dimiliki sekolah baik ruang praktikum dengan sarana prasarana yang

terstandar dengan mengintegrasikan model-model pembelajaran yang bervariasi.

Materi pembelajaran harus selalu mengikuti kebutuhan masyarakat nyata dengan

mendayagunakan ruang Laboratorium secara tepat , efektif dan produktif dalam

bentuk Unit Produksi.

Unit produksi merupakan salah satu upaya SMK dalam memberikan ruang

praktikum bagi siswa, selain bertujuan untuk mendapatkan nilai tambah atau

keuntungan bagi SMK ,menurut Pedoman Pelaksanaan Unit Produksi (PPPGT

Bandung :1994) bertujuan untuk menciptakan tenaga kerja yang mendekatkan

kepada kebutuhan dunia industry, karena dapat digunakan sebagai sarana belajar

dan bekerja (learning by doing )bagi siswa untuk mendapatkan standar

kompetensi yang diharapkan.Dalam hal unit produksi sangat dipengaruhi oleh

guru yang kompeten di bidangnya, kesesuaian pekerjaan dengan dunia usah

/industri atau masarakat secara umum,pasilitas bengkel(laboratorium) .

Variabel- variabel lain seperti kurikulum,Kepala sekolah,geografis,

Organisasi dan manajemen,tidak menjadi fokus kajian dalam penelitian

ini,pembatasan terhadap variabel-variabel diatas bukan berarti mengecilkan arti

(29)

60 penelitian ini.secara sistemtis keterkaitan antar variabel tergambar dalam suatu

paradigma penelitian sebagai beriku

Skema Paradigma Penelitian

Gambar 3 : 3 Paradigma penelitian

E. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang ingin diketahui, bisa

berupa individu, kelompok, dokumen atau konsep (Arikunto 2002:108).

Sedangkan menurut Sugiyono (2008:117) menyebutkan populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan

Praktek Kerja Industri

-Pembekalan -pelaksanaan -Penilaian

Proses Pembelajaran

Mutu lulusan SMK

Kompetensi tercapai bila 70 % nilai UK+30 % nilai Ujian Teori =7.0

Unit Produksi

-persepsi dan keterlibatan siswa -Sarana dan prasarana

Kesesuain kurikulum -SDM Pembimbing -Proses pembelajaran

Promosi mitra Iklim Kerja Sekolah

Pasilitas Praktek Kepala Sekolah

Guru Siswa Kurikulum SMK

(30)

61 karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasi sasaran yang akan diteliti

adalahsiswa kelas XII jurusan Teknik Elektro pada SMK N 1Teluk Kuantan di

Kabupaten Kuantan Singingi.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi karena keterbatasan tertentu maka peneliti

menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Adapun yang dimaksud

dengan sampel menurut Arikunto (2002:109) adalah bagian atau wakil dari

populasi yang diteliti.

Tabel populasi penelitian diperlihatkan seperti tabel 3.1dibawah ini :

NO Program Studi JUMLAH SISWA

1 Teknik Audio Video 25 orang

2 Teknik Pemanfaatan Tenaga

Listrik

28 0rang

3 Teknik Pendingin dan Tata

Udara

19 Orang

JUMLAH 72 orang

Arikunto dalam Riduwan, (2007: 56), ‘Sampel adalah bagian dari populasi yang

diambil sebagai sumber data yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang

(31)

62 Untuk menentukan jumlah sampel pada penelitian ini digunakan rumus

yang disampaikan Riduwan, (2007: 65),

0 1

1. 3 4

5676890:90:

0 <=>?@A B@>CD?

1 <=>?@A CEC=?@BF

3 CGDBFBF H@IJ KFLDL@CM@I

Jumlah Populasi adalah 72 orang, Dengan menetap presisi sebesar 10%

diperoleh:

Jumlah sampel:

0 Q

Q . R, 4 T , UV dibulatkan menjadi T orang

Dengan jumlah sampel 42 orang, maka selanjutnya menentukan sampel untuk

masing-masing kelas dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

nk = xn P Pk

( Singarimbun dan Effendi, 989:72)

1.

2.

Sehingga sampel yang mewakili masing-masing prog studi adalah : Keterangan:

n k = Jumlah sampel setiap kelas

Pk = Jumlah populasi setiap kelas

P = Jumlah populasi keseluruhan

(32)

63 Program studi Teknik Audio Vidio = 42 14,58

72 25

=

x ( 15 orang )

Dengan menggunakan teknik dan perhitungan yang sama, maka sampel

[image:32.595.115.511.241.620.2]

yang mewakili populasi adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Jumlah responden (sampel) penelitian

No Program Studi Populasi (Orang)

Sampel (Orang)

1 Teknik Audio Video 25 15

2 Teknik Pemanfaatan Tenaga

Listrik 28 16

3 Teknik Pendingin dan Tata

Udara 19 11

Jumlah 72 42

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan alat pengukur yang diperlukan

dalam melaksanakan suatu penelitian. Data yang dikumpulkan dapat berupa

angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang

berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti. Sehubungan dengan

pengertian teknik pengumpulan data dan wujud data yang dikumpulkan, maka

dalam penelitian ini digunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu studi

(33)

64

1.Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dalam pengumpulan data penelitian ini dimaksudkan

sebagai cara mengumpulkan data dengan mempelajari dan mencatat

bagian-bagian yang dianggap penting dari berbagai risalah resmi yang terdapat di lokasi

penelitian.

2.Teknik Angket

Pemilihan teknik pengunpulan data dengan angket, didasarkan pada alasan bahwa: a) responden memiliki waktu yang cukup untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan, b) setiap responden menghadapi susunan dan cara

pengisian yang sama atas pertanyaan yang diajukan, c) responden mempunyai

kebebasan memberikan jawaban, d) dapat digunakan untuk mengumpulkan data

atau keterangan dari banyak responden dan dalam waktu yang cepat.

Melalui teknik angket ini akan dikumpulkan data yang berupa jawaban

tertulis dari responden atas sejumlah pernyataan yang diajukan dalam angket

tersebut. Indikator-indikator yang merupakan penjabaran dari variabel latar

belakang pendidikan guru, fasilitas belajar, strategi promosi dan efektifitas

pembelajaran berbasis unit produksi, merupakan materi pokok yang dijabarkan

menjadi sejumlah pertanyaan dalam angket.

Dalam penelitian ini, alat pengumpul data yang digunakan untuk

mengungkap data tentang variabel latar belakang pendidikan guru, fasilitas,

strategi promosi dan efektifitas pembelajaran berbasis unit produksi adalah

(34)

65 pilihan jawaban: 1) sangat setuju (SS) 2) setuju (S) 3) kurung setuju 4) tidak

setuju 5) sangat tidak setuju (STS). serta 1) selalu (SL) 2) sering (SR) 3)

kadang-kadang (KDG) 4) jarang (JR) 5) tidak pernah (TP)untuk melihat lebih jelasnya

dapat dilihat pada kisi-kisi intrumen pada lampiran penelitikan

G. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 1. Uji Validitas Alat Ukur

Angket yang telah selesai disusun, tidak langsung disebarkan atau

digunakan dalam mengumpulkan data yang sebenarnya. Hal ini perlu

diujicobakan terlebih dahulu dengan maksud untuk mengetahui

kekurangan-kekurangan atau kelemahan angket tersebut yang telah disusun. Perlunya uji coba

angket ini untuk menghasilkan instrumen penelitian yang memenuhi syarat

pengolahan data yakni valid dan reliabel.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang diberikan

kepada responden yang masuk ke dalam sampel kemudian dilakukan pengujian

terhadap kuesioner untuk mengukur tingkat kebaikan kuesioner yaitu dengan

melakukan analisis validitas dan reliabilitas kuesioner. Validitas menunjukkan

sejauh mana relevansi pertanyaan terhadap apa yang ditanyakan atau apa yang

ingin diukur dalam penelitian.

Sedangkan langkah-langkah uji validitas dalam penelitian ini sebagai

(35)

66 1. Untuk pengujian validitas instrumen penelitian yang berupa skor yang

memiliki tingkatan (ordinal), rumus yang digunakan adalah koefisien validitas

dengan koefisien korelasi item-total terkoreksi, yaitu :

(Azwar, 2001:166)

Dimana rix merupakan korelasi Product Moment :

(Azwar,2001:19)

Keterangan :

rxy : korelasi antara instrumen pertanyaan secara keseluruhan

Sx : Varians jawaban responden untuk instrumen ke i

Sy : Varians jawaban responden keseluruhan instrumen

: Jumlah jawaban responden untuk keseluruhan instrumen yang dikuadratkan.

: Jumlah jawaban responden untuk instrumen ke – i yang dikuadratkan

2. Menentukan Hipotesis

Ho = Skor butir berkorelasi positif dengan skor faktor.

Hi = Skor butir tidak berkorelasi positif dengan skor faktor.

3. Menentukan nilai r tabel

Dalam menentukan nilai r tabel, dilihat dari nilai df yaitu df = jumlah

kasus (n-2), pada taraf signifikansi 95%.

4. Proses pengambilan keputusan

2 y

2 x

)

)

y

(

y

n

)(

)

x

(

x

n

(

y

x

xy

n

r

2 2 2 2 xy1

Σ

Σ

Σ

Σ

Σ

Σ

Σ

=

[

y x xy x y

]

x y ixy xy

S

S

r

S

S

S

S

r

r

2

2

2

+

(36)

67 Dasar pengambilan keputusan, didasarkan pada uji hipotesa dengan kriteria

sebagai berikut:

1) Jika r hitung positif, dan r hitung > r tabel, maka butir soal valid.

2) Jika r hitung negatif, dan r hitung < r tabel, maka butir soal tidak valid.

Uji validitas dilakukan melalui dua cara. Uji normalitas sebaran, pengujian

ini dimaksudkan untuk memeriksa ketepatan skala dari setiap pernyataan dengan

analisis sebaran frekuensi jawaban. (Tedjo Narsoyo, 2007:198). Langkah-langkah

analisis adalah sebagai berikut:

1) Menghitung frekuensi setiap kategori jawaban untuk setiap pernyataan, jumlah

frekuensi dari semua kategori harus sama dengan jumlah responden.

2) Menghitung proporsi frekuensi jawaban untuk setiap kategori dengan rumus :

Px = x

f

n

3) Menghitung proporsi kumulatif (pk) dan menentukan titik tengah proporsi

kumulatif (Md) dengan rumus:

1 X1

pk = p

2 1 X2

pk = pk +p

3 2 X3

pk = pk + p

4 3 X4

pk = pk + p

5 4 X5

pk = pk + p

Titik tengah dari setiap proporsi ditentukan dengan rumus :

1 1

2

X

p

(37)

68 2 2 1 2 X p

Md = pk +

3

3 2

2

X

p

Md = pk +

4

4 3

2

X

p

Md = pk +

5

5 4

2

X

p

Md = pk +

4) Harga-harga dari titik tengah (Md) itu digunakan untuk menentukan nilai

bilangan baku Z (dengan pertolongan daftar sebaran normal) dan menetapkan

nilai skala sikap dengan rumus :

(

)

max

x x s

NS = Z − ±Z Hasil uji normalitas sebaran untuk butir pernyataan

[image:37.595.112.511.109.669.2]

negarif dapat dilihat pada tabel 3.3 dibawah:

Tabel 3.3 : Analisis normalitas sebaran

Alternatif Jawaban SL SR KD JR TP

Frekuensi (F) 1 5 13 8 3

Proporsi (p) 0,033 0,167 0,433 0,267 0,100

Proporsi Komulatif ( pk ) 0,033 0,200 0,633 0,900 1,000

Titik Tengah (Md) 0,017 0,116 0,416 0,766 0,950

Nilai Z -2,13 -1,19 -0,21 0,73 1,64

0,00 0,94 1,92 2,86 3,77

NS dibulatkan 0 1 2 3 4

Kedua, pengujian analisis tiap butir pernyataan digunakan analisis item,

yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor totalnya, yang merupakan ( )m a x

x x s

(38)

69 jumlah tiap skor butir. Dari hasil perhitungan uji validitas menggunakan aplikasi

software MS Excel, terhadap item-item pernyataan yang diajukan untuk

memperoleh data tentang variabel praktek kerja industri (X1), diperoleh

keterangan bahwa dari 45 butir pertanyaan yang diajukan, 44 dinyatakan valid ,1

dinyatakan tidak valid.

Kemudian dari hasil perhitungan uji validitas terhadap item-item

pertanyaan untuk memperoleh data tentang variabel unit produksi sekolah (X2),

diperoleh keterangan bahwa dari 35 butir pertanyaan yang diajukan, semua item

pertanyaan dinyatakan valid. Tidak ada item pertanyaan yang dinyatakan tidak

valid.

Selanjutnya berdasarkan hasil uji validitas terhadap item-item pertanyaan

untuk variabel Proses/ usaha usaha pencapaian kompetensi (Y), diperoleh

keterangan bahwa seluruh item yang berjumlah 18 item pertanyaan, semua

dinyatakan valid.

Selanjutnya berdasarkan hasil nilai rata rata uji kompetensi (Z), diperoleh

keterangan bahwa semua siswa teknik elektro TA 2010/2011 dinyatakan semua

mencapai kompetensi minimum yang dipersyaratkan

Hasil perhitungan didapatkan hasil yang menunjukkan koefisien validitas,

(39)
[image:39.595.120.513.162.753.2]

70 Tabel 3 . 4 .Variabel praktek kerja industri

KETERANGAN VALIDITAS RELIABILITAS X1

BUTIR_SOAL Korelasi t hitung t (30-1, 95%) Keterangan

Var

Item ΣVAR ITEM

1 0,458 2,187 2,045 Vld 1,114 60,54

2 0,603 3,210 Vld 1,293

3 0,452 2,151 Vld 1,145 ΣVAR TOTAL

4 0,596 3,149 Vld 1,223 717,44

5 0,468 2,250 Vld 1,620

6 0,441 2,085 Vld 1,914 RELIABILITAS

7 0,511 2,525 Vld 1,564 0,94

8 0,536 2,692 Vld 1,306

9 0,488 2,370 Vld 1,321

10 0,478 2,307 Vld 2,326 Jumlah Valid

11 0,517 2,561 Vld 1,821 44

12 0,600 3,180 Vld 1,482

13 0,595 3,145 Vld 1,720

14 0,519 2,574 Vld 1,592

15 0,443 2,094 Vld 1,241

16 0,558 2,852 Vld 1,495

17 0,572 2,958 Vld 1,857

18 0,542 2,736 Vld 1,620

19 0,450 2,137 Vld 1,541

20 0,539 2,716 Vld 1,638

21 0,491 2,389 Vld 0,924

22 0,571 2,953 Vld 1,266

23 0,543 2,743 Vld 0,852

24 0,639 3,528 Vld 1,275

25 0,526 2,621 Vld 1,172

26 0,572 2,956 Vld 1,154

27 0,581 3,028 Vld 1,582

28 0,570 2,944 Vld 1,168

29 0,484 2,350 Vld 1,541

30 0,434 2,043 tdk 0,930

31 0,497 2,429 Vld 1,361

32 0,441 2,083 Vld 1,013

33 0,452 2,150 Vld 1,499

34 0,460 2,197 Vld 1,013

35 0,531 2,661 Vld 0,861

(40)

71

37 0,572 2,958 Vld 0,989

38 0,474 2,284 Vld 0,907

39 0,479 2,313 Vld 1,275

40 0,574 2,976 Vld 1,131

41 0,532 2,663 Vld 1,913

42 0,546 2,768 Vld 1,076

43 0,494 2,410 Vld 2,171

44 0,531 2,656 Vld 0,875

[image:40.595.122.512.110.748.2]

45 0,449 2,129 Vld 1,040

Tabel 3. 5. Variabel unit produksi sekolah

KETERANGAN VALIDITAS RELIABILITAS X2

BUTIR_SOAL Korelasi t hitung t (30-1, 95%) Keterangan Var Item ΣVAR ITEM

1 0,443 2,098 2,045 Vld 1,551 41,21

2 0,482 2,331 Vld 1,459

3 0,582 3,039 Vld 1,844 ΣVAR TOTAL

4 0,476 2,298 Vld 1,476 376,19

5 0,460 2,198 Vld 0,851

6 0,465 2,228 Vld 0,809 RELIABILITAS

7 0,713 4,318 Vld 1,385 0,92

8 0,577 2,997 Vld 1,145

9 0,453 2,154 Vld 1,168

10 0,461 2,201 Vld 0,713 Jumlah Valid

11 0,555 2,833 Vld 1,513 35

12 0,460 2,199 Vld 0,947

13 0,463 2,215 Vld 1,237

14 0,492 2,397 Vld 0,723

15 0,444 2,101 Vld 0,695

16 0,473 2,276 Vld 1,030

17 0,623 3,375 Vld 1,214

18 0,483 2,341 Vld 0,944

19 0,449 2,132 Vld 1,959

20 0,469 2,253 Vld 1,155

21 0,577 3,000 Vld 1,633

22 0,487 2,363 Vld 1,099

(41)

72

24 0,442 2,089 Vld 0,828

25 0,587 3,079 Vld 0,754

26 0,529 2,644 Vld 1,045

27 0,458 2,184 Vld 1,564

28 0,452 2,149 Vld 1,344

29 0,676 3,889 Vld 1,344

30 0,590 3,104 Vld 1,223

31 0,573 2,963 Vld 1,402

32 0,506 2,492 Vld 0,878

33 0,521 2,590 Vld 0,966

34 0,505 2,484 Vld 1,448

[image:41.595.117.516.107.699.2]

35 0,574 2,973 Vld 1,085

Tabel 3. 6. Variabel usaha usaha pencapaian kompetensi

KETERANGAN VALIDITAS RELIABILITAS Y

BUTIR_SOAL Korelasi t hitung t (30-1, 95%) Keterangan Var Item ΣVAR ITEM

1 0,499 2,445 2,045 Vld 0,806 20,48

2 0,472 2,274 Vld 1,444

3 0,441 2,083 Vld 2,202 ΣVAR TOTAL

4 0,597 3,160 Vld 0,878 104,97

5 0,599 3,173 Vld 1,379

6 0,509 2,508 Vld 0,700 RELIABILITAS

7 0,552 2,812 Vld 0,852 0,85

8 0,485 2,353 Vld 0,783

9 0,692 4,061 Vld 0,855

10 0,572 2,960 Vld 0,961 Jumlah Valid

11 0,543 2,744 Vld 1,178 18

12 0,508 2,500 Vld 1,426

13 0,483 2,338 Vld 1,214

14 0,697 4,118 Vld 1,214

15 0,535 2,684 Vld 0,740

16 0,481 2,325 Vld 1,099

17 0,485 2,353 Vld 1,430

18 0,616 3,322 Vld 1,321

(42)

73

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana tingkat kekonsistenan pengukuran

dari suatu responden ke responden yang lain atau dengan kata lain sejauh mana

pertanyaan dapat dipahami sehingga tidak menyebabkan beda interpretasi dalam

pemahaman pertanyaan tersebut. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini,

penulis menggunakan koefisien reliabilitas Alpha, yaitu :

        −     − =

t i S S k k r 1 1

11 (Riduwan, 2008:125)

Keterangan :

r11 :Nilai Relibilitas

S St : Jumlah varians skor tiap-tiap item

St :Varians total

k : Jumlah item

Sebagai tolak ukur koefisien reliabilitasnya, digunakan kriteria dari

Guilford (Subino, 1987:160) sebagai berikut :

Rentang nilai tingkat kesukaran : Klasifikasi

≤ 0,19 : tidak reliabel

0,20 – 0,39 : reliabilitas rendah

0,40 – 0,69 : reliabilitas sedang

0,70 – 0,89 : reliabilitas tinggi

(43)

74 Hasil uji reliabilitas untuk variabel X1, X2 dan Y secara lengkapnya dapat

[image:43.595.108.516.193.611.2]

dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel 3 . 7. Tingkat reliabilitas instrumen variabel X1, X2 dan Y

No Variabel Nilai

Alpha Keterangan

1 Praktek kerja industri 0,94 Reliabilitas sangat tinggi

2 Unit produksi sekolah 0,92 reliabilitas sangat tinggi

3 Proses pencapaian kompetensi 0,85 reliabilitas tinggi

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Untuk mengolah dan menganalisa data dalam penelitian ini menggunakan

perhitungan statistik. Teknik statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif

dan statistik inferensial. Statistik deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan

hasil pengolahan data tentang variabel-variabel penelitian, yaitu variabel Praktek

kerja industri(X1), Unit produksi sekolah(X2) sebagai variabel bebas (independen)

dan variabel pencapaian kompetensi siswa pada mata pelajaran Produktif

Teknik Elektro di SMK(proses pencapaiana kompetensi,Y) sebagai variabel

terikat (dependen), Nilai ujian kompetensi (Z)juga sebagai variabel terikat

(dependen) sedangkan statistik inferensial dimaksudkan untuk menguji hipotesis

penelitian dan generalisasi (Nana Sudjana, 1989:126).

Penulis mengambil langkah-langkah analisis data yang dikemukakan oleh

Arikunto (1996:240), yaitu : 1) persiapan, 2) tabulasi, 3) penerapan data sesuai

dengan pendekatan penelitian. Adapun langkah-langkah tersebut penulis jabarkan

(44)

75

1. Persiapan

a. Mengecek data yang terkumpul

Yang dilakukan dalam pengecekan data yaitu memeriksa kelengkapan data

(instrumen) setelahnya disebar, apakah terdapat kerusakan pada instrumen (sobek)

atau hilang, kemudian diisi tidaknya item instrumen oleh responden dan dicek

pula kelengkapan identitas responden yang diperlukan bagi pengolahan data

selanjutnya.

b. Pemilihan data

Setelahnya pengecekan kelengkapan data, langkah selanjutnya adalah

memilih/menyorotir data sedemikian rupa sehingga hanya data yang terpakai saja

yang ditinggalkan dengan maksud untuk diolah dan dianalisis oleh penulis.

2. Melakukan tabulasi data

Dalam melakukan tabulasi data, penulis merekap semua jawaban

responden ke dalam suatu tabel, sehingga hal itu akan mempermudah dalam

mengolah dan menganalisis data.

3. Mengolah data penelitian

Di sini penulis melakukan rangkaian kegiatan pengolahan data dengan

menggunakan rumus-rumus dan aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan

penelitian atau permasalahan yang telah diajukan. Sedangkan langkah-langkah

(45)

76 a. Uji Normalitas Distribusi

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah galat taksiran

regresi variabel terikat (Y ) atas variabel bebas (X1 dan,X2,) berdistribusi normal

atau tidak. Pengujian normalitas galat taksiran yang didasarkan pada asumsi

bahwa harga variabel terikat (Y) harus independen dari harga variabel bebas (X1,

dan X2,) dan galat taksiran berdistribusi normal dengan rata-rata nol serta varians

berharga konstan. Untuk mengujinya dilakukan dengan uji liliefors.

b. Uji Homogenitas Variansi

Uji homogenitas varians mengasumsikan bahwa skor-skor variabel terikat

(Y) yang berpasangan dengan setiap kelompok skor variabel bebas (Xi) memiliki

varians yang homogen. Hal ini dapat dilakukan dengan uji Bartlett. Kritieria yang

digunakan adalah jika χ2hitung < χ2 tabel, maka varians skor kelompok Y atas X

homogen.

c. Menguji Hipotesis Penelitian

Setelah selesai pengolahan data kemudian dilanjutkan dengan menguji

hipotesis guna menganalisis data yang sesuai dengan permasalahan penelitian.

Karena terdapat tiga permasalahan penelitian yang ingin penulis pecahkan, maka

ada tiga hal pula yang akan dianalisis berdasarkan hubungan antar variabel

tersebut yaitu

1) Menghitung koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y

Penghitungan koefisien korelasi ini dimaksudkan untuk mengetahui arah

(46)

77 terhadap variabel dependen. Di sini penulis menggunakan rumus korelasi Product

Moment dari Pearson, yaitu :

( Riduwan, 2008:138)

Dari rumus diatas dapat dijelaskan bahwa rxymerupakan koefisien korelasi

dari variabel X dan Yyang dikorelasikan. Yakni dengan membanding harga r

hitung dengan r tabel pada tingkat derajat kesalahan 5%. Bila rhitung> dari rtabel,

kemudian bernilai positif maka terdapat hubungan yang positif sebesar angka

tersebut.

Untuk lebih memudahkan dalam menafsirkan harga koefisien korelasi,

[image:46.595.113.513.183.623.2]

maka dibawah ini disajikan tabel menurut Sugiyono (2001:149).

Tabel 3.8. Kriteria Harga Koefisien Korelasi

Harga r Kategori

0,00 – 0,19 Sangat rendah

0,20 – 0,39 Rendah

0,40 – 0,59 Sedang

0,60 – 0,79 Kuat

0,80 – 1, 00 Sangat Tinggi

2) Menguji signifikansi koefisien korelasi antara variabel

Maksud dari penghitungan signifikansi koefisien korelasi adalah untuk

mengetahui apakah hubungan itu signifikan atau berlaku bagi seluruh populasi.

{

2 2

}{

2 2

}

(47)

78 Sedangkan penghitungan koefisien korelasi hanya berlaku sampai pada tingkatan

sampel penelitian. Rumus yang digunakannya adalah :

t = 22

1 n r

r

− (Sudjana, 1992:380)

Keterangan :

r = koefisien korelasi

n = banyaknya populasi

Analisis hipotesis dari uji t student pada tarap signifikansi 95% diperoleh

kriteria sebagai berikut :

a) Jika t hitungt tabelmaka Ho ditolak dan Hi diterima.

b) Jika t hitungt tabel maka Ho diterima dan Hi ditolak.

3) Mencari besarnya derajat determinasi

Derajat determinasi dipergunakan dengan maksud untuk mengetahui

besarnya kontribusi variabel independen terhadap dependen untuk mengujinya

dipergunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan : (Sudjana, 1992:369 )

KD = koefisien determinasi

r = koefisien korelasi

4) Uji Linieritas Regresi

% 100 2

x r

(48)

79 Uji linieritas regresi digunakan untuk mencari hubungan fungsional antara

Variabel X dengan Variabel Y/Z. Dengan kata lain analisis regresi ini digunakan

untuk memprediksikan nilai variabel dependen apabila nilai variabel independen

diubah. Uji ini dilaksanakan dengan menggunakan rumus rumus sederhana yaitu :

(Sugiyono, 2008:270)

Keterangan :

Y = Subyek dalam variabal dependen yang diprediksikan.

a = Harga Y bila X = 0 ( harga konstan )

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan

ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel

independen. Bila b ( + ) maka naik, dan bila ( - ) maka terjadi penurunan.

X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

Perhitungan analisis model regresi dilakukan melalui aplikasi SPSS for

Windows ver 19.0 dan Microsoft Excel

Untuk mencari harga a dan b maka digunakan rumus turunannya yaitu:

(Sugiyono, 2008:272)

Langkah-langkah dalam teknik pengolahan dan analisis data di atas

diharapkan dapat membantu penulis dalam menghasilkan penelitian yang

berkualitas yang ditandai dengan pemecahan masalah dan pencapaian tujuan

penelitian

bX a

Y = +

1 1 1 1

2 2

1 1

( )( )

( )

n X Y X Y

b

n X X

∑ ∑

=

2

1 1 1 1 1

2 2

1 1

( )( ) ( )( )

( )

Y X X X Y

a

n X X

∑ ∑ ∑ ∑

=

(49)

136 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Pada Bab V tesis ini, dikemukakan tiga hal pokok yang disajikan sebagai pemaknaan penelitian secara terpadu, terhadap semua hasil penelitian yang diperoleh. Tiga hal pokok terdiri dari kesimpulan, implikasi dan saran.

A. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini adalah:

1. Terdapat kontribusi positif dari latar praktik kerja industri terhadap pencapaian kompetensi siswa. Ini berarti bahwa makin bagus proses praktek kerja industri, maka makin besar peluang untuk tercapainya kompetensi siswa. Dengan demikian, setiap perubahan skor praktek kerja industri akan berdampak pada ketercapaian kompetensi siswa. Kenaikan satu skor nilai praktik kerja industri akan mempengaruhi peningkatan kompetensi siswa

2. Terdapat kontribusi positif dari unit produksi sekolah terhadap pencapaian kompetensi siswa. Semakin maksimal pelaksanaan unit produksi sekolah maka akan semakin besar pula peluang pencapaian kompetensi siswa. Kenaikan satu skor nilai unit produksi akan mempengaruhi peningkatan kompetensi siswa

(50)

137

bahwa setiap kenaikan skor praktek kerja industri dan unit produksi sekolah akan mempengaruhif atau makin meningkatkan kompetensi siswa.

4. Berdasarkan analisis deskripsi variabel penelitian, disimpulkan pula bahwa; a) pelaksananaan praktik kerja industri oleh siswa teknik elektro SMK Negeri 1 Teluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi berjalan cukup baik walau belum dominan meningkatkan kompetensi siswa., b) sebahagian besar siswa menyatakan fasilitas pembelajaran di sekolah cenderung dalam kategori memadai, c) sebahagian besar siswa menyatakan unit produksi yang dilaksanakan sekolah sudah cenderung baik, d) sebahagian siswa guru menyatakan kompetensinya dipengaruhi oleh praktek kerja industri dan unit produksi.

5. Dari analisis penelitian, pembelajaran dan pelatihan berbasis unit produksi dapat digunakan sebagai alternatif tempat praktek kerja industri bagi siswa yang bermasalah dengan prusahaan tempat prakerin awal.

B. Implikasi Hasil Penelitian

(51)

138

peningkatan kompetensi siswa. Kedua, mengusahakan untuk memaksimalkan pemakaian fasilitas yang ada dan meningkatkan fasilitas pembelajaran sehingga keterbatasan penggunaan alat serta rasio perbandingan peralatan dan siswa seimbang. Ketiga, mengupayakan meningkatkan kompetensi siswa dengan metode-metode yang lebih baik dan berorientasi kepada pangsa pasar dimana sekolah berada.

Implikasi penelitian ini secara lengkap dapat diuraikan sebagai berikut: 1 Praktek Kerja Industri dengan Pencapaian Kompetensi Siswa.

Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa praktek kerja industri mempunyai pengaruh yang positif dengan proses pencapaian kompetensi siswa. Semakin baik pelaksanaan praktek kerja industri akan dapat meningkatkan kompetensi siswa.

(52)

139

Rendahnya kualitas atau kompetensi guru tentu akan berimbas terhadap rendahnya efektifitas pembelajaran. Oleh karena itu, bila hal ini terjadi maka perlu diupayakan usaha perbaikan kualitas profesionalitas guru dengan cara meningkatkan kompetensi melalui magang ke industri yang relevan dengan pendidikan, maupun pembelajaran di lembaga-lembaga pusat pelatihan guru ( PPG) setempat.

2. Unit Produksi Sekolah dengan Pencapaian Kompetensi Siswa.

Analisis data menunjukkan bahwa unit produksi sekolah mempunyai pengaruh yang positif dengan peningkatan kompetensi siswa. Dengan demikian semakin baik pelaksanaan unit produksi sekolah di suatu sekolah maka akan semakin mempengaruhi peningkatan kompetensi siswa..

(53)

140

membuat produk-produk atau jasa yang dibutuhkan masyarakat lingkungan daerah setempat.

3 Pencapain nilai kompetensi siswa ( Z )

Pencapaian kompetensi(nilai uji kompetensi) hasil analisis deskripsi menunjukkanhasil yang dicapai menunjukkan semua siswa jurusan teknik elektro di SMK Negeri 1 Telukkuantan di Kabupaten Kuantan Singingi Prop. Riau lulus 100 % hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif dari praktektek kerja industri dan unit produksi sekolah terhadap pencapaian kompetensi siswa. Cara yang paling banyak digunakan untuk mengukur tercapai atau tidak nya suatu kompetensi adalah; dari nilai rapor dan nilai uji kompetensi.

4. Proses pencapaian kompetensi (Y)

Proses pencapaian kompetensi selain di dunia usah dan unit produksi sekolah adalah diantaranya :ikut kursus,mengulang ulang ilmu yang sudah didapat,rajin membaca,rajin bertanya,dan masih banyak yang lainnya. Semakin banyak bergaul dengan orang yang mengerti tentang kompetensi yang kita inginkankan maka akan semakin banyak kompetensi yang akan kita tingkatkan.

C. Saran

(54)

141

tindak lanjut bersama ini penulis menyampaikan beberapa saran untuk dapat menjadi masukan bagi lembaga dalam

Gambar

Tabel :
Gambar :
Gambar  3  ;  2   Variabel penelitian
Gambar 3 :  3  Paradigma penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Konsep epistemologi Thomas ditemukan dalam karyanya berjudul Summa Theologica (bagian pertama, pertanyaan 84 ) dan penjabaran mengenai tindakan mengajar dipaparkan

pangan bagi seluruh rumah tangga dalam jumlah yang cukup, mutu dan gizi yang.. layak, aman untuk dikonsumsi, merata serta terjangkau oleh

Salah satu solusinya adalah memanfaatkan teknologi informasi berupa suatu aplikasi yang terkomputerisasi untuk penyimpanan arsip, dengan kata lain arsip dikemas dalam bentuk

Adapun faktor- faktor yuridis adalah dakwaan Jaksa Penuntut Umum, tuntutan Jaksa Penuntut Umum, pembelaan Penasihat Hukum terdakwa, dan perbutan terdakwa yang

8.. Kendala ini dialami oleh penyidik/penyidik pembantu dalam melakukan proses penyidikan tindak pidana pencucian uang. Kurangnya keterampilan, kemampuan dan keuletan

 blastulasi : pada tahap akhir dari fase morula akan terbentuk suatu lubang yang disebut dengan blastocoel.. Bentuk embrio sampai dengan tahap ini

Bilamana di kemudian hari data sebagaimana tersebut diatas terbukti tidak benar, Saya/Kami bersedia mempertanggungjawabkannya.. Formulir ini merupakan bagian dan satu kesatuan

[r]