i
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
GEOMETRI VAN HIELE SEBAGAI UPAYA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR GEOMETRI
DAN DISPOSISI MATEMATIS PADA SISWA SMP
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
TRI NOPRIANA
1101592
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH PASCASARJANA
ii
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2013
LEMBAR HAK CIPTA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
GEOMETRI VAN HIELE SEBAGAI UPAYA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR GEOMETRI
DAN DISPOSISI MATEMATIS PADA SISWA SMP
Oleh
Tri Nopriana
Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
© Tri Nopriana 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
iii
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
GOEMETRI VAN HIELE SEBAGAI UPAYA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR GEOMETRI
DAN DISPOSISI MATEMATIS PADA SISWA SMP
Oleh: TRI NOPRIANA
1101592
Disetujui dan Disahkan oleh: Pembimbing I,
Prof. Jozua Sabandar, MA., Ph.D. Pembimbing II,
Dr. Jarnawi Afgani Dahlan, M.Kes
Mengetahui:
iv
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sekolah Pascasarjana Universitasi Pendidikan Indonesia
Turmudi, M.Ed., M.Sc., Ph.D.
Karya ini kupersembahkan teruntuk Mama Tiana dan Papa Zulkarnain
Terimakasih untuk mata yang senatiasa memberikan ketenangan, bibir
yang senantiasa memberi semangat dan bersenandung doa atas namaku
telinga yang tak henti mendengar keluh kesahku, tangan yang selalu siap
memeluku kapan saja, bahu yang selalu ada saatku butuh untuk bersandar
dan hati tulus yang selalu sabar membimbingku.
v
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN GEOMETRI VAN HIELE SEBAGAI UPAYA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR GEOMETRI DAN
DISPOSISI MATEMATIS PADA SISWA SMP” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung sanksi yang dijatuhkan kepada saya
apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan
dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya
vi
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bandung, Juni 2013
Yang membuat pernyataan
Tri Nopriana, S.Pd.
NIM. 1101592
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan tesis ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya
yang senantiasa mengikuti ajarannya hingga akhir zaman.
Tesis yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Geometri van
Hiele sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri dan
Disposisi Matematis pada Siswa SMP ” merupakan tugas akhir untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan dalam
Pendidikan Matematika di Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas pendidikan
Indonesia (UPI). Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan kepada berbagai pihak yang telah membantu
terselesaikannya tesis ini.
Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi siswa, guru, para pembaca dan dunia
vii
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyadari dan merasakan sepenuhnya bahwa dalam penyelesaian
tesis ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, arahan, dan motivasi dari berbagai
pihak. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Bapak. Prof. Jozua Sabandar, M.A., Ph.D. selaku Pembimbing I yang telah
menginspirasi, bersedia meluangkan waktu dan membagi ilmunya kepada
penulis selama menyelesaikan tesis ini.
2. Bapak Dr. Jarnawi Afgani Dahlan, M.Kes. selaku pembimbing II sekaligus
Dosen Pembimbing Akademik yang dengan penuh kesabaran memberikan
arahan serta saran dan wawasan ilmu yang berlimpah dalam penyusunan dan
penyelesaian tesis ini.
3. Orang Tua tercinta, Mama Tiana Maryati dan Papa Zulkarnain, semoga Allah
senantiasa memberikan nikmat sehat dan kabahagiaan dunia akhirat. Bandung, Juni 2013
Penulis
viii
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Kaka tercinta Liliana Safariah beserta suami dan Abang Iskandar beserta istri,
semoga Allah senantiasa memberi keberkahan dan menjaga keharmonisan
keluarga kita.
5. Kepala Sekolah dan Dewan Guru SMP Negeri 2 Cirebon, khususnya Ibu
Warti, M.Pd dan Bapak Azis Padeli, S.Pd yang telah membantu penulis
dalam melakukan penelitian.
Bandung, Juni 2013
Penulis
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GEOMETRI VAN HIELE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR GEOMETRI DAN DISPOSISI MATEMATIS PADA SISWA SMP
Tri Nopriana
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji masalah peningkatan kemampuan berpikir geometri dan disposisi matematis melalui model pembelajaran geometri Van Hiele. Selain itu penelitian ini juga mengkaji hubungan antara kemampuan berpikir geometri disposisi matematis pada pembelajaran dengan model pembelajaran geometri Van Hiele. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP kelas VII salah satu SMP Negeri di Kota Cirebon Provinsi Jawa Barat. Adapun Sampelnya yaitu 49 siswa kelas VIIH sebagai kelas eksperimen dan 46 siswa kelas VIIF sebagai kelas kontrol dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen terdiri dari tes berpikir geometri dan skala disposisi matematis. Analisis dilakukan dengan menggunakan Independent Sample t-test, Mann-Whitney Test, serta Pearson
Correlation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan
berpikir geometri siswa yang mendapatkan pembelajaran melalui model pembelajaran geometri Van Hiele lebih baik daripada siswa yang mendapatkan model pembelajaran konvenisonal, sedangkan data skala disposisi matematis memperlihatkan bahwa tidak terdapat perbedaan peningkatan disposisi matematis antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran geometri
Van Hiele dan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran
konvensional. Analisis korelasi memperlihatkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara kemampuan berpikir geometri dan disposisi matematis siswa.
viii
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
E. Definisi Operasional... 10
BAB II: LANDASAN TEORITIS A. Berpikir Geometri ... 11
B. Disposisi Matematis ... 13
1. Pengertian Disposisi Matematis ... 13
2. Indikator Disposisi Matematis ... 16
C. Model Pembelajaran Geometri Van Hiele ... 17
D. Keterkaitan Kemampuan Berpikir Geometri, Disposisi Matematis dan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele ... 21
E. Hipotesis Penelitian ... 22
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 24
B. Populasi dan Sampel ... 24
C. Instrumen Penelitian ... 25
1. Tes Kemampuan Berpikir Geometri ... 26
2. Skala Disposisi Matematis ... 27
3. Lembar Observasi ... 27
D. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 28
ix
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Matematis ... 29
3. Analisis Reliabilitas Skala Disposisi Matematis ... 31
E. Perangkat Pembelajaran ... 33
1. Buku Pedoman Guru ... 33
2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) ... 34
F. Prosedur Penelitian... 35
G. Bagan Prosedur Penelitian ... 37
H. Teknik Analisis Data ... 38
I. Waktu Penelitian ... 42
BAB IV: HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Data ... 43
1. Berpikir Geometri ... 44
a. Deskripsi Kemampuan Berpikir Geometri ... 44
b. Deskripsi Tingkat Berpikir Geometri ... 47
c. Analisis Data Awal Kemampuan Berpikir Geometri van Hiele Siswa Berdasarkan Model Pembelajaran ... 50
d. Analisis Peningkatan Kemampuan Berpikir Geometri van Hiele berdasarkan Model Pembelajaran menggunakan Gain Ternormalisasi ... 52
2. Disposisi Matematis ... 56
a. Deskripsi Disposisi Matematis ... 56
b. Analisis Data Awal Disposisi Matematis Siswa Berdasarkan Model Pembelajaran ... 58
c. Analisis Peningkatan Disposisi Matematis berdasarkan Model Pembelajaran menggunakan Data Akhir ... 61
d. Analisis Peningkatan Disposisi Matematis berdasarkan Model Pembelajaran menggunakan Gain Ternormalisasi ... 64
3. Hubungan Antara Peningkatan Kemampuan Berpikir Geometri van Hiele dengan Peningkatan Disposisi Matematis Siswa dengan Model Pembelajaran Geometri van Hiele ... 66
4. Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Selama Pembelajaran ... 68
a. Lembar Observasi Aktivitas Guru selama Pembelajaran dengan Menggunakan Model Pembelajaran Geometri van Hiele ... 68
b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa selama Pembelajaran dengan Menggunakan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele ... 70
B. Pembahasan ... 80
x
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Peningkatan Disposisi Matematis ... 82
3. Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Geometri van Hiele dan Disposisi Matematis ... 84
BAB V: KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 87
B. Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 90
xi
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Aktivitas Guru dan Siswa dalam Model Pembelajaran Geometri
van Hiele ... 19
Tabel 3.1 Uji Keseragaman Pertimbangan Validasi Keterbacaab VHGT.. .. 29
Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Validitas Butir Skala Disposisi Matematis ... 31
Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Reliabilitas ... 33
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Reliabilitas Skala Disposisi Matematis ... 33
Tabel 3.5 Interpretasi Gain Ternormalisasi ... 38
Tabel 3.6 Interpretasi Nilai Koefisian Korelasi rxy... 41
Tabel 3.7 Interpretasi Nilai Cohen’s d ... 42
Tabel 3.8 Waktu dan Kegiatan Penelitian ... 42
Tabel 4.1 Deskripsi Rerata Data Kemampuan Berpikir Geometri dan Disposisi Matematis Siswa Kedua Kelompok Model Pembelajaran ... 43
Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Data Pretes Kemampuan Berpikir Geometri Kedua Kelompok Model Pembelajaran ... 45
Tabel 4.3 Deskripsi Statistik Data Postes Kemampuan Berpikir Geometri Kedua Kelompok Model Pembelajaran. ... 45
Tabel 4.4 Deskripsi Statistik Gain Ternormalisasi Kemampuan Berpikir Geometri Kedua Kelompok Model Pembelajaran ... 46
Tabel 4.5 Deskripsi Kemampuan Berpikir Geometri Siswa berdasarkan Level Pada Kedua Kelompok Model Pembelajaran... 47
Tabel 4.6 Deskripsi Peningkatan Tingkat Berpikir Geometri Siswa Pada Kedua Kelompok Model Pembelajaran ... 49
Tabel 4.7 Uji Normalitas Data Pretes Kemampuan Berpikir Geometri van Hiele ... 51
Tabel 4.8 Uji Kesamaan Rerata Pretes Kemampuan Berpikir Geometri van Hiele ... 52
Tabel 4.9 Uji Normalitas Gain Ternormalisasi Kemampuan Berpikir Geometri van Hiele ... 53
xii
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.11 Uji Kesamaan Rerata Gain Ternormalisasi Kemampuan Berpikir
Geometri van Hiele. ... 55
Tabel 4.12 Perhitungan Effect Size Gai Ternormalisai……... 55
Tabel 4.13 Deskripsi Statistik Data Pretes Disposisi Matematis Kedua Kelompok Model Pembelajaran ... 56
Tabel 4.14 Deskripsi Statistik Data Skor Akhir Disposisi Matematis Kedua Kelompok Model Pembelajaran. ... 57
Tabel 4.15 Deskripsi Statistik Gain Ternormalisasi Disposisi Matematis Kedua Kelompok Model Pembelajaran. ... 58
Tabel 4.16 Uji Normalitas Skor Data Awal Disposisi Matematis. ... 59
Tabel 4.17 Uji Homogenitas Variansi Data Skor Awal Disposisi Matematis 59
Tabel 4.18 Uji Kesamaan Rerata Skor Awal Disposisi Matematis ... 60
Tabel 4.19 Uji Normalitas Data Skor Akhir Disposisi Matematis ... 62
Tabel 4.20 Uji Homogenitas Data Skor Akhir Disposisi Matematis ... 62
Tabel 4.21 Uji Kesamaan Rerata Skor Akhir Disposisi Matematis ... 63
Tabel 4.22 Uji Normalitas Gain Ternormalisasi Disposisi Matematis ... 64
Tabel 4.23 Uji Homogenitas Variansi Data Gain Ternormalisasi ... 65
Tabel 4.24 Uji Kesamaan Rerata Gain Ternormalisasi Disposisi Matematis . 66 Tabel 4.25 Uji Normalitas Postes Kemampuan Berpikir Geometri dan Dan Disposisi Matematis ... 67
Tabel 4.26 Uji Korelasi Postes Ternormalisasi Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis ... 68
Tabel 4.27 Observasi Aktivitas Guru Secara Keseluruhan ... 69
Tabel 4.28 Observasi Aktivitas Guru Berdasarkan Masing-masing Aspek .... 70
Tabel 4.29 Observasi Aktivitas Siswa Tiap Kelompok Secara Keseluruhan .. 70
Tabel 4.30 Observasi Aktivitas Siswa Berdasarkan Aspek Mengerjakan Tugas . ... 73
Tabel 4.31 Observasi Aktivitas Siswa Berdasarkan Aspek Memperhatikan Informasi yang Diberikan... 74
Tabel 4.32 Observasi Aktivitas Siswa Berdasarkan Aspek Meminta Bantuan... 75
Tabel 4.33 Observasi Aktivitas Siswa Berdasarkan Aspek Bekerjasama Dalam Kelompok ... 77
xiii
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian ... 37 Gambar 4.1 Diagram Garis Observasi Aktivitas Guru Secara Keseluruhan 69 Gambar 4.2 Diagram Garis Observasi Aktivitas Siswa dalam Kelompok.. 72 Gambar 4.3 Diagram Garis Observasi Aktivitas Siswa pada Aspek
Mengerjakan Tugas ... 73 Gambar 4.4 Diagram Garis Observasi Aktivitas Siswa pada Aspek
Mendengarkan Informasi yang Diberikan ... 75 Gambar 4.5 Diagram Garis Observasi Aktivitas Siswa pada Aspek
Meminta Bantuan ... 76 Gambar 4.6 Diagram Garis Observasi Aktivitas Siswa pada Aspek
Bekerjasama dalam kelompok ... 77 Gambar 4.7 Diagram Garis Observasi Aktivitas Siswa pada Aspek
Menggunakan Kesepakatan ... 79
xiv
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajarann Kelas Eksperimen ... 95
Lampiran A.2 Lembar Kegiatan Siswa ... 113
Lampiran A.3 Instrumen Kemampuan Berpikir Geometri van Hiele ... 148
Lampiran A.4 Kisi-kisi Skala Disposisi Matematis ... 159
Lampiran A.5 Skala Disposisi Matematis ... 162
Lampiran A.6 Lembar Observasi ... 164
Lampiran B.1 Hasil Uji Coba Validitas Keterbacaan Naskah Tes Berpikir Geometri van Hiele ... 167
Lampiran B.2 Data Skor Uji Coba Skala Disposisi ... 168
Lampiran B.3 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Skala Disposisi Matematis ... 169
Lampiran C.1 Deskripsi Statistik Skor Pretes, Postes dan Gain Kemampuan Berpikir Geometri ... 172
Lampiran C.2 Data Pretes, Postes dan Gain Kemampuan Berpikir Geometri van Hiele Siswa Kelas Eksperimen ... 173
Lampiran C.3 Data Pretes, Postes dan Gain Kemampuan Berpikir Geometri van Hiele Siswa Kelas Kontrol ... 175
Lampiran C.4 Pengolahan Data dan Uji Statistik Pretes, Postes dan Gain Berpikir Geometri van Hiele ... 177
xv
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Matematis ... 182 Lampiran C.7 Data Pretes, Postes dan Gain Disposisi Matematis Siswa
Kelas Eksperimen... 183 Lampiran C.8 Data Pretes, Postes dan Gain Disposisi Matematis Siswa
Kelas Kontrol ... 185 Lampiran C.9 Pengolahan Data dan Uji Statistik Pretes, Postes dan Gain
1
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu cabang matematika yang diajarkan di sekolah adalah
Geometri. Dari sudut pandang psikologi, geometri merupakan penyajian
abstraksi dari pengalaman visual dan spasial, misalnya bidang, pola, pengukuran
dan pemetaan. Dari sudut pandang matematika, geometri menyediakan
pendekatan-pendekatan untuk pemecahan masalah, misalnya gambar-gambar,
diagram, sistem koordinat, vektor, dan transformasi. Geometri juga merupakan
lingkungan untuk mempelajari struktur matematika (Burger & Shaughnessy,
1993: 140).
Walle (2001: 309) mengemukakan alasan pentingnya mempelajari
geometri diantaranya adalah: (a) Geometri mampu memberikan pengetahuan
yang lebih lengkap mengenai dunia; (b) Eksplorasi geometri dapat
mengembangkan kemampuan pemecahan masalah; (c) Geometri memainkan
peranan penting dalam mempelajari konsep lain dalam pembelajaran matematika;
(d) Geometri digunakan setiap hari oleh banyak orang; (e) Geometri adalah
pelajaran yang menyenangkan. Usiskin (1982: 26) mengemukakan bahwa
geometri adalah (1) cabang matematika yang mempelajari pola-pola visual, (2)
cabang matematika yang menghubungkan matematika dengan dunia fisik atau
dunia nyata, (3) suatu cara penyajian fenomena yang tidak tampak atau tidak
bersifat fisik, dan (4) suatu contoh sistem matematika. Dari apa yang telah
dikemukakan, tampaknya logis bagi kita bahwa peran geometri di jajaran bidang
studi matematika sangat kuat. Bukan saja karena geometri mampu membina
proses berpikir siswa, tapi juga sangat mendukung banyak topik lain dalam
matematika.
Berdasarkan Kurikulum 2006, geometri pada jenjang SMP mendapatkan
porsi yang besar dari keseluruhan isi kurikulum jika dibandingkan dengan
2
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengindikasikan bahwa, geometri merupakan salah satu komponen penting pada
kurikulum matematika di SMP, sehingga pembelajaran geometri yang tidak
memadai akan berkontribusi besar terhadap ketidakberhasilan pembelajaran
matematika di sekolah secara keseluruhan.
Berdasarkan paparan di atas, cukup memberikan alasan mengapa
geometri adalah bagian dari bidang studi matematika yang penting untuk
dipelajari. Tidak hanya bisa membina proses berpikir siswa, geometri juga
sangat mendukung topik-topik lain di dalam matematika. Oleh karena itu, siswa
seharusnya memiliki keterampilan yang baik dalam pembelajaran Geometri.
Menurut Tisna (2008: 1) “Matematika khususnya geometri, sebenarnya memiliki
banyak sisi menarik. Akan tetapi hal tersebut masih jarang ditunjukkan dalam
proses pembelajaran matematika” selanjutnya Trisna mengemukakan bahwa
“pembelajaran geometri di sekolah yang mengabaikan sisi kemanfaatan dan
keindahan menjadikan geometri dipandang sebagai ilmu yang kering dan
membosankan”
Secara logis, geometri sekolah mempunyai peluang besar untuk dapat
dipahami oleh siswa dibandingkan cabang ilmu matematika lainya. Hal ini
dikarenakan pengenalan konsep dasar geometri sudah dikenal oleh siswa sejak
usia dini, seperti bangun-bangun geometri. Namun demikian, pada kenyataannya
prestasi belajar matematika siswa khususnya dalam bidang geometri masih
memprihatinkan. Dalam TIMSS (2011: 145) ditemukan bahwa prestasi belajar
geometri siswa kelas VIII di Indonesia memperoleh urutan ke-37 dari 43 negara
partisipan lainnya. Selain itu, prestasi belajar geometri siswa kelas VIII
mengalami penurunan dari tahun 2007. Dibandingkan Negara berkembang
lainnya, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki perkembangan
prestasi belajar matematika khususnya geometri tergolong rendah. Selanjutnya,
beberapa hasil penelitian terkait permasalahan yang mengakibatkan rendahnya
prestasi belajar dalam geometri adalah sebagai berikut.
Dalam pemahaman konsep segitiga dan segiempat, siswa masih
3
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitiannya, bahwa ”siswa beranggapan setiap bentuk yang memiliki empat sisi
adalah persegi, dan sebuah bentuk dapat berupa sebuah segitiga hanya jika
bentuk tersebut adalah sama sisi”. Selanjutnya, penelitian Sunardi (Kania, 2010:
2) menyatakan bahwa dari 443 siswa kelas tiga SMP yang diteliti terdapat
86,91% menyatakan bahwa persegi bukan merupakan persegi panjang, 64,33%
menyatakan bahwa belah ketupat bukan merupakan jajargenjang, dan 36,34%
menyatakan bahwa pada persegi, dua sisi yang berhadapan saling tegak lurus.
Sulkha (2010: 2) melakukan studi pendahuluan dalam penelitiannya, hasilnya
diketahui bahwa pemahaman siswa mengenai konsep segitiga masih kurang
karena siswa cenderung menghafal. Masih banyak siswa yang belum
menggunakan sifat-sifat suatu segitiga untuk menyelesaikan masalah meskipun
siswa mengetahui sifat-sifat segitiga tersebut. Selain itu, hasil studi pendahuluan
mengenai kesulitan-kesulitan dalam mengajar matematika pada beberapa SMP di
kota Cirebon menunjukkan pokok bahasan geometri merupakan salah satu pokok
bahasan yang menurut para guru matematika dianggap sulit untuk dipahami oleh
siswa pada setiap tingkatan kelas.
Berdasarkan paparan di atas, ditemukan bahwa penguasaan konsep
geometri siswa relatif masih rendah. Kesulitan-kesulitan dalam belajar geometri
dimungkinkan karena siswa hanya belajar menyelesaikan masalah geometri yang
diberikan. Guru tidak memperhatikan ketercapaian kemampuan berpikir siswa
khususnya pada pokok bahasan Geometri, sehingga geometri menjadi salah satu
pokok bahasan yang sering menjadi masalah dalam pembelajaran matematika.
Sejalan dengan penelitian Yazdani (2007: 44) yang menyatakan bahwa terdapat
korelasi positif yang kuat antara tingkat berpikir geometri dan prestasi belajar
geometri. Artinya, semakin tinggi tingkat berpikir geometri siswa, maka semakin
tinggi prestasi belajar geometri siswa tersebut. Selanjutnya, Yazdani
merekomendasikan sekolah untuk mengembangkan kemampuan berpikir geometri
siswa dalam mencapai keberhasilan prestasi geometri.
Menurut Sobur (Runisah, 2008: 16) berpikir merupakan proses yang
4
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
stimulus-stimulus yang ia terima dengan melibatkan proses sensasi, persepsi dan
memori. Ketika sebuah permasalahan diberikan kepada seseorang, pertama-tama
seseorang tersebut akan terlibat dalam proses sensasi yaitu menangkap tulisan
dan gambar yang diberikan dari permasalahan tersebut. Kemudian ia akan terlibat
dalam proses persepsi yaitu membaca tulisan dan gambar tersebut dan mencoba
memahami apa-apa yang diminta dari permasalahan yang telah diberikan
sebelumnya. Pada saat yang sama, sebenarnya seseorang itu juga terlibat dalam
proses memori yaitu berusaha untuk membongkar dan mendorong memorinya
untuk memahami istilah-istilah yang terdapat dalam tulisan dan gambar tersebut,
sekaligus mencoba mengingat apakah permasalahan yang sekarang diberikan
pernah diberikan sebelumnya. Berdasarkan pendapat di atas, maka proses
berpikir diperlukan dalam menyelesaikan sebuah permasalah yang diberikan.
Berpikir khususnya dalam mempelajari geometri, Pierre dan Dina van
Hiele (Crowley, 1987), mengemukakan bahwa dalam belajar geometri,
seseorang akan melalui lima tingkatan berpikir hierarkis. Lima tingkatan
tersebut adalah: Level 1 (visualization) pada tingkat ini, siswa sudah
mengenal konsep-konsep dasar geometri, yaitu bangun-bangun sederhana
seperti persegi, segitiga, persegipanjang, jajargenjang dan lain-lain; Level 2
(analysis) pada tingkat ini, siswa sudah memahami sifat-sifat konsep atau bangun
geometri berdasarkan analisis informal tentang bagian dan atribut komponennya;
Level 3 (informal deduction) pada tingkat ini siswa sudah memahami
pengurutan bangun-bangun geometri, misalnya persegi adalah persegipanjang,
persegipanjang adalah jajargenjang, persegi adalah belah ketupat, belah ketupat
adalah jajargenjang; Level 4 (deduction ) pada tingkat ini siswa sudah memahami
pentingnya unsur-unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, definisi dan teorema.
Walaupun siswa belum mengerti mengapa hal tersebut dijadikan aksioma atau
teorema; dan Level 5 (rigor) pada tingkat ini, siswa sudah dapat memahami
pentingnya ketepatan dari hal-hal yang mendasar. Misalnya, ketepatan dari
aksioma-aksioma yang menyebabkan terjadi Geometri Euclides dan apa itu
5
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
akan melewati lima tingkatan berpikir tersebut, dan siswa tidak dapat memiliki
tingkat berpikir tertentu tanpa melewati tingkat berpikir sebelumnya. Setiap
tingkat menunjukkan kemampuan berpikir yang digunakan siswa dalam
mempelajari konsep geometri.
Pembelajaran matematika khususnya pada pokok bahasan geometri, tidak
hanya dimaksudkan untuk mengembangkan aspek kognitif, melainkan juga
dimaksudkan untuk mengembangkan aspek afektif, dalam hal ini, disposisi
matematis. Sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika di SMP berdasarkan
Kurikulum 2006, yaitu, “peserta didik memiliki sikap menghargai kegunaan
matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian,
dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri
dalam pemecahan masalah” (Departemen Pendidikan Nasional, 2006: 346).
Disposisi matematis berkaitan dengan bagaimana siswa memandang dan
menyelesaikan masalah; apakah siswa percaya diri, tekun, berminat, dan berpikir
terbuka untuk mengeksplorasi berbagai alternatif strategi penyelesaian masalah.
Disposisi juga berkaitan dengan kecenderungan siswa untuk merefleksikan
pemikiran mereka sendiri, NCTM (Mahmudi, 2010: 5). Rendahnya sikap positif
siswa terhadap matematika, rasa percaya diri dan keingintahuan siswa berdampak
pada hasil pembelajaran yang rendah. Mahmudi (2010: 48) menyatakan bahwa
disposisi matematis merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan belajar
matematika siswa. Diperlukan disposisi matematis untuk mengembangkan
kemampuan berpikir geometri siswa. Sesuai dengan pengertian disposisi
matematis yang disampaikan oleh Sumarmo (2010) disposisi matematis adalah
keinginan, kesadaran, dan dedikasi yang kuat pada diri siswa untuk belajar
matematika dan melaksanakan kegiatan matematika. Dalam mengembangkan
tingkat berpikir geometri, siswa memerlukan disposisi matematis dalam setiap
tingkat berpikir geometri yang dialami siswa. Oleh karena itu, diharapkan dalam
setiap proses pembelajaran dengan tujuan mengembangkan tingkat berpikir
6
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa.
Upaya untuk mengembangkan kemampuan berpikir geometri dan
disposisi matematis pada pokok bahasan geometri khususnya, menuntut penulis
untuk menggunakan pembelajaran geometri yang melibatkan aspek kognitif dan
afektif siswa. van Hiele (Crowley, 1987: 5) menyatakan bahwa perkembangan
tingkat berpikir siswa lebih bergantung pada pengajaran yang diterima daripada
perkembangan usia dan kematangan. Oleh karena itu, van Hiele
merekomendasikan Model belajar untuk mengembangkan kemampuan berpikir
geometri. Gutierrezz (Erdogan, 2009: 183) menyatakan bahwa Model
pembelajaran Geometri van Hiele membutuhkan partisipasi siswa dalam aktivitas
rutin dan memungkinkan siswa untuk mengeksplor beberapa karakteristik
berkaitan dengan konsep geometri untuk mencapai tujuan tertentu. Selain dapat
mengembangkan tingkat berpikir geometri siswa, Model pembelajaran geometri
yang direkomendasikan oleh van Hiele diharapkan juga dapat memberikan
suasana belajar baru sehingga dapat juga mengembangkan disposisi matematis
siswa khususnya pada pokok bahasan geometri. Selanjutnya, disposisi matematis
akan dikhususkan pada pokok bahasan geometri namun tetap menggunakan
landasan teori disposisi matematis secara umum.
Tahapan Model pembelajaran geometri van Hiele terdiri dari 5 tahap,
diantaranya: Tahap 1 (Informasi): melalui diskusi, guru dan siswa terlibat dalam
percakapan dan aktivitas mengenai objek-objek, pengamatan terhadap suatu
keadaan, dan memperkenalkan kosakata khusus; Tahap 2 (orientasi terarah):
Siswa mengerjakan tugas-tugas yang melibatkan berbagai hubungan yang
berbeda dari jaringan yang akan dibentuk dengan menggunakan bahan (misal,
melipat mengukur, meneliti simetri, dan sebagainya). Guru memastikan bahwa
siswa menjajaki konsep-konsep spesifik. Tahap 3 (Eksplisitasi): Siswa menyadari
jaringan hubungan topik yang dipelajari dan mencoba mengekspresikan jaringan
tersebut dengan kata-kata mereka sendiri. Guru membantu siswa dalam
menggunakan kosa kata yang benar dan akurat. Guru memperkenalkan
7
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
khusus/ciri-ciri sebuah bentuk geometri). Tahap 4 (Orientasi Bebas): Siswa
belajar dengan tugas yang lebih rumit, untuk memecahkan soal/tugas yang lebih
terbuka dengan menemukan caranya sendiri dalam hubungan jaringan (misal,
mengetahui ciri- ciri dari satu jenis bentuk, menyelidiki ciri-ciri tersebut pada
bentuk baru, seperti layang-layang). Tahap 5 (Integrasi): Siswa
merangkum/membuat ringkasan dan mengintegrasikan semua yang ia pelajari
lalu merefleksikannya pada tindakan mereka dan memperoleh penelaahan
gambaran akan hubungan jaringan yang baru terbentuk (misal, ciri-ciri gambar
yang dirangkum). The Cognitive Development and Achievement in Secondary
School Geometry project (CDASSG) , yang dikemukakan oleh Usiskin and Senk
(Yadzani, 2007:10), menyatakan bahwa teori pembelajaran van Hiele merupakan
prediktor yang baik dalam kesuksesan siswa di kelas geometri.
Aktivitas-aktivitas siswa dalam tahapan pembelajaran geometri van Hiele
memungkin siswa untuk mengembangkan tingkat berpikir geometri mereka
sesuai dengan rekomendasi yang disampaikan oleh van Hiele. Selain itu, tahapan
belajar yang terdapat pada model pembelajaran geometri van Hiele juga
memungkinkan siswa untuk memiliki keinginan, kesadaran, dan dedikasi yang
kuat pada diri siswa untuk belajar dan mengikuti pembelajaran geometri. Pada
tahap informasi, siswa diajak berdiskusi untuk mengggali kemampuan awal
mereka mengenai suatu konsep yang akan dipelajari sehingga pada tahap ini
diharapkan siswa memiliki keinginan untuk mempelajari geometri. Pada tahap
orientasi terpadu, siswa melakukan kegiatan-kegiatan pengamatan untuk
memahami sebuah konsep sehingga diharapkan pada tahap ini, siswa memiliki
rasa percaya diri untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Pada tahap
Eksplisitasi, siswa mulai mengungkapkan konsep geometri yang dipelajari secara
lisan dengan kata-kata sendiri, sehingga memungkinkan siswa dalam
mengkomunikasikan ide dan alasan yang mereka punya. Tahap orientasi bebas
memungkinkan siswa untuk memiliki ketekunan dalam menyelesaikan
permasalahan geometri yang lebih rumit. Tahap Integrasi memungkinkan siswa
8
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berpikir geometri mereka. Berdasarkan pemaparan yang telah disampaikan
sebelumnya, maka penulis akan melakukan penelitian yang ditujukan untuk
meningkatkan prestasi belajar geometri secara umum dengan meningkatkan
kemampuan berpikir geometri dan disposisi matematis siswa melalui model
pembelajaran geometri van Hiele. Untuk itu penelitian ini berjudul “Penerapan
Model Pembelajaran Geometri van Hiele sebagai Upaya Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Geometri dan Disposisi Matematis pada Siswa SMP”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah model pembelajaran Geometri van Hiele dapat meningkatkan kemampuan berpikir geometri siswa dan disposisi
matematis siswa SMP?”
Selanjutnya rumusan masalah di atas diuraikan menjadi beberapa sub
rumusan masalah sebagai berikut;
1. Apakah peningkatan kemampuan berpikir geometri siswa yang
pembelajarannya menggunakan Model pembelajaran geometri van Hiele
lebih baik daripada siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran
geometri secara konvensional?
2. Bagaimanakah tingkat berpikir geometri siswa sebelum dan sesudah
pembelajaran menggunakan Model pembelajaran geometri van Hiele?
3. Bagaimanakah tingkat berpikir geometri siswa sebelum dan sesudah
pembelajaran menggunakan pembelajaran geometri secara konvensional?
4. Apakah peningkatan disposisi matematis siswa yang pempelajarannya
menggunakan Model pembelajaran geometri van Hiele lebih baik daripada
siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran geometri secara
konvensional?
5. Apakah terdapat asosiasi antara peningkatan kemampuan berpikir geometri
siswa dengan peningkatan disposisi matematis siswa yang mendapat
9
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
tujuan penelitian ini adalah:
1. Menganalisis secara komperehensif peningkatan kemampuan berpikir
geometri siswa yang pembelajarannya menggunakan Model pembelajaran
geometri van Hiele dan siswa yang pembelajarannya menggunakan
pembelajaran konvensional.
2. Mendeskripsikan tingkat berpikir geometri siswa sebelum dan sesudah
pembelajaran dengan menggunaan Model pembelajaran Geometri van Hiele.
3. Mendeskripsikan tingkat berpikir geometri siswa sebelum dan sesudah
pembelajaran dengan menggunaan pembelajaran Geometri secara
konvensional.
4. Menganalisis secara komperehensif peningkatan disposisi matematis siswa
yang pembelajarannya menggunakan Model pembelajaran geometri van
Hiele dan siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran
konvensional.
5. Menganalisis adanya keterkaitan antara peningkatan kemampuan berpikir
geometri siswa dengan peningkatan disposisi matematis siswa yang
pembelajarannya menggunakan Model Pembelajaran Geometri van Hiele.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
kalangan, antara lain sebagai berikut:
1. Bagi siswa: Model Pembelajaran Geometri van Hiele diharapkan mampu
mengembangkan kemampuan berpikir geometri dan disposisi matematis
siswa serta memberikan suasana belajar baru dalam belajar matematika
khususnya pada pokok bahasan geometri.
2. Bagi Sekolah: Menjadi alternatif model pembelajaran dalam mengembangkan
10
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dapat menjadi informasi bagi guru-guru mengenai penerapan Model
pembelajaran geometri van Hiele dalam mata pelajaran matematika dalam
pembelajaran sehari-hari.
3. Bagi peneliti: dapat mengetahui dan lebih memahami cara belajar dengan
menggunakan tahapan pembelajaran geometri van Hiele dan penerapannya
dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari sehingga diharapkan dapat
mempersiapkan proses kegiatan belajar mengajar menjadi lebih baik dari
sebelumnya.
E. Definisi Operasional
Agar tidak menimbulkan salah tafsir atau pemahaman berbeda, maka
beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;
1. Tingkat Berpikir Geometri: Tingkat berpikir geometri merupakan tingkatan
berpikir yang dilalui seseorang dalam mempelajari geometri, tingkatan
tersebut diantaranya: visualisasi, analisis, deduksi informasl, deduksi, dan
Rigor.
2. Disposisi Matematis: Disposisi matematis adalah keinginan, kesadaran, dan
dedikasi yang kuat pada diri siswa untuk belajar matematika dan
melaksanakan berbagai kegiatan matematika yang ditandai dengan adanya
kepercayaan diri dalam menyelesaikan masalah matematika,
mengkomunikasikan ide-ide, dan memberi alasan. Fleksibilitas dalam
mengeksplorasi ide-ide matematis dan mencoba berbagai metode
alternatif untuk memecahkan masalah. Bertekad kuat untuk menyelesaikan
tugas-tugas matematika. Ketertarikan, keingintahuan, dan kemampuan
untuk menemukan dalam mengerjakan matematika. Kecenderungan untuk
memonitor dan merefleksi proses berpikir dan kinerja diri sendiri.
Menilai aplikasi matematika dalam bidang lain dan dalam kehidupan
sehari-hari. Penghargaan (appreciation) peran matematika dalam budaya dan
nilainya, baik matematika sebagai alat, maupun matematika sebagai bahasa.
3. Model Pembelajaran Geometri van Hiele: Model pembelajaran van Hiele
11
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam mengembangkan kemampuan berpikir geometri mereka. Tahapan
tersebut antara lain: Tahap Informasi, Tahap Orientasi Terarah, Tahap
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen, dengan desain
kelompok kontrol pretes postes. Dalam implementasinya, penelitian ini
menggunalan dua kelompok siswa, pada kelompok pertama, digunakan Model
Pembelajaran Geometri van Hiele (eksperimen) dan kelompok kedua memakai
model pembelajaran konvensional (kontrol).
Sebelum diberikan pembelajaran, kedua kelompok (eksperimen dan
kontrol) sama-sama diberikan tes awal (pretes) mengenai kemampuan berpikir
geometri dan disposisi matematis siswa. Setelah diberikan perlakuan, kemudian
diberi tes akhir (postes) untuk mengetahui kemampuan berpikir geometri dan
disposisi matematis siswa.
Ruseffendi (2005: 52) menyatakan bahwa desain penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
O X O
O O
Keterangn :
O = Tes Berpikir Geometri dan Skala Disposisi Matematis
X = Model pembelajaran Geometri van Hiele
Berdasarkan paparan sebelumnya, variabel bebas dari penelitian ini adalah
pembelajaran geometri menggunakan model pembelajaran geometri van Hiele
sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah kemampuan berpikir
geometri dan disposisi matematis siswa.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri
di Jawa Barat Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian dilakukan pada jenjang SMP
25
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
abstrak, sehingga memungkinkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir
geometri siswa pada tingkat SMP. Populasi terjangkau dari penelitian ini adalah
siswa kelas VII salah satu SMP Negeri di Kota Cirebon. Pemilihan SMP Negeri di
Kota Cirebon tersebut, karena sekolah tersebut berada pada peringkat menengah
dalam kategori sekolah Negeri di Jawa Barat dan sekolah tersebut memungkinkan
dalam melakukan penelitian mengenai model pembelajaran baru khususnya pada
Pokok Bahasan Geometri, sedangkan pemilihan siswa kelas VII SMP sesuai
pendapat Usiskin (1982:1) yang menyatakan bahwa dalam pembelajaran
Geometri, siswa SMP mulai dikenalkan dengan pembelajaran matematika secara
abstrak sehingga penggunaan model pembelajaran geometri van Hiele pada
siswa SMP khususnya kelas VII dapat membantu siswa dalam mengatasi
kesulitan dalam pembelajaran Geometri. Materi pada pokok bahasan geometri
untuk kelas VII memungkinkan untuk mengukur kemampuan berpikir geometri
siswa sejak dini. Selain itu, siswa kelas VII SMP diasumsikan telah memiliki
pengetahuan lengkap mengenai bangun datar dan tidak menggangu program
sekolah dalam menghadapi ujian nasional.
Selanjutnya, sampel pada penelitian ini diambil dengan teknik purposive
sampling. P emilihan 2 kelas yang menjadi sampel penelitian ini berdasarkan
rekomendasi yang diberikan oleh pihak sekolah untuk dapat dilakukan penelitian.
Selanjutnya, kedua kelas tersebut, dipilih secara acak untuk ditentukan sebagai
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas VII-H terpilih sebagai kelas yang akan
melalui pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran geometri van
Hiele atau dengan kata lain kelas VII-H akan menjadi kelas Eksperimen. Kelas
VII-F terpilih sebagai kelas yang akan melalui pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional atau dengan kata lain kelas
VII-F akan menjadi kelas Kontrol.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu tes dan non tes.
26
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sementara itu, instrumen non tes dalam penelitian ini adalah skala disposisi
matematis. Berikut merupakan uraian masing-masing instrumen yang digunakan:
1. Tes Berpikir Geometri
Tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir geometri
siswa berupa van Hiele Geometry Test (VHGT) yang dikembangakan oleh The
Cognitive Development and Achievment in Secondary School Geometry Project
(CDASSG). VHGT berupa tes pilihan ganda berisi 25 soal yang disusun kedalam
5 level berpikir geometri yang disampaikan van Hiele.
Soal-soal VHGT pada level 5 berupa soal yang mengharuskan siswa
untuk menarik kesimpulan berdasarkan silogisme pada kalimat sebelumnya.
Soal-soal tersebut berkaitan dengan materi logika matematika yang baru diberikan pada
jenjang SMA pada siswa di Indonesia. Oleh karena itu, sebagai pertimbangan,
maka VHGT yang diberikan pada siswa SMP kelas VII pada penelitian ini, hanya
soal-soal pada level 1, 2, 3 dan 4 yang berjumlah 20 soal.
Berikut ini akan disampaikan kriteria pengelompokan tingkat berpikir
geometri berdasarkan level menurut Usiskin (Lin, 2011: 10).
Kriteria dalam Menentukan Tingkat Berpikir Geometri Siswa
Dalam instrumen tes yang mengukur tingkat berpikir geometri yang
disusun Usiskin, setiap tingkat terdapat lima pertanyaan. Berdasarkan jawaban
yang benar, maka diberikan kriteria sebagai berikut;
a) Jika siswa dapat menjawab 3-5 pertanyaan dengan benar pada level 1,
maka siswa tersebut mencapai tingkat berpikir geometri level pertama.
b) Jika siswa dapat menjawab 3-5 pertanyaan dengan benar pada level 2,
maka siswa tersebut mencapai tingkat berpikir geometri level kedua, dan
27
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c) Jika siswa tidak menjawab dengan benar 3 atau lebih pertanyaan pada
level 3,4, dan 5, maka siswa tersebut mencapai tingkat berpikir geometri
yang kedua.
Pada penelitian ini, ditemukan terdapat beberapa siswa yang masih belum
mencapai level 1, maka penulis mengelompokan siswa tersebut dalam kelompok
“Pre-1”.
2. Skala Disposisi Matematis
Skala disposisi matematis dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahui disposisi siswa dalam matematika khususnya pada pokok bahasan
Geometri. Skala disposisi matematis akan diberikan kepada siswa kelompok
eksperimen sebelum penelitian atau sesudah pretes kemampuan berpikir
geometri dan setelah mereka melaksanakan postes kemampuan berpikir
geometri.
Aspek yang diukur pada skala ini adalah (1) rasa percaya diri dalam
menggunakan matematika untuk menyelesaikan berbagai masalah, untuk
mengomunikasikan ide-ide dan membuat masalah; (2) menunjukkan minat; (3)
memiliki kegigihan untuk menyelesaikan tugas-tugas matematika; (4) memiliki
keinginan untuk memonitor dan melakukan refleksi terhadap hasil kerja dan
pikirannya sendiri; (5) fleksibel dalam mengeksplorasi ide-ide matematika dan
mencoba berbagai alternatif metode dalam menyelesaikan berbagai masalah (6)
berusaha mengaplikasikan matematika pada situasi lain; dan (7) menghargai
matematika.
Skala disposisi matematis yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas
29 pernyataan dengan 4 kategori skala model Likert, yaitu Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS), tanpa pilihan
netral, hal ini dimaksudkan menghindari sikap ragu-ragu pada siswa. Skala
28
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pernyataan negatif.
3. Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini ditujukan untuk
mengobservasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Observasi terhadap
siswa difokuskan untuk melihat aktivitas siswa dalam mengembangkan
kemampuan berpikir geometri dalam kelompok. Sehingga hasil observasi dapat
dibandingkan dengan peningkatan tes berpikir geometri van Hiele dan
peningkatan disposisi matematis siswa secara berkelompok. Selain itu, lembar
observasi juga ditujukan untuk mengamati kegiatan guru selama proses
pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Geometri van Hiele sehingga
dapat diketahui aspek-aspek apa yang harus diperbaiki/ditingkatkan.
Lembar observasi ini berupa daftar ceklis yang digunakan observer untuk
disesuaikan dengan keadaan saat penelitian berlangsung. Sebelum memulai
penelitian, peneliti memberi penjelasan tentang Model Pembelajaran Geometri
van Hiele dan kemampuan berpikir geometri van Hiele kepada observer. Tujuan
utama dari pengisian lembar observasi ini adalah sebagai bahan refleksi bagi
peneliti untuk memperbaiki proses pembelajaran berikutnya. Lembar observasi
dapat dilihat pada lampiran.
D. Pengembangan Instrumen Penelitian
1. Analisis Validitas dan Reliabilitas Tes Berpikir Geometri
Koefisien reliabilitas subtes dari van Hiele Geometry Test (VHGT) yang
disampaikan Usiskin (Fryhklon, 1994: 9) untuk level 1 sampai 5 berturut-turut
adalah sebagai berikut: 0,79; 0,88; 0,88; 0,69; dan 0,65. Hal ini menyatakan
bahwa setiap soal dalam masing-masing level, tepat digunakan untuk mengukur
kemampuan berpikir geometri seseorang. Selain itu, instrumen VHGT ini telah
digunakan oleh banyak orang diberbagai Negara dalam mengukur kemampuan
29
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menilai bahwa instrumen VHGT telah valid dan reliabel untuk digunakan dalam
penelitian ini.
Teks asli dari van Hiele Geometry Test (VHGT) adalah dalam bahasan
Inggris, oleh karena itu, pada penelitian ini, penulis mengalihbahasakan tes
tersebut dalam bahasa Indonesia. Selanjutnya, penulis melakukan uji validitas
keterbacaan terhadap instrumen VHGT yang telah dialihbahasakan. Uji validitas
keterbacaan dilakukan oleh 3 orang validator diantaranya adalah: Dosen Mata
Kuliah Geometri Sekolah Pascasarjana UPI Tahun 2013, Mahasiswa Pascasarjana
(S2) Jurusan Pendidikan Matematika UPI , dan Guru Matematika Kelas IX SMP
Negeri 2 Cirebon Tahun Ajaran 2012/2013. Uji validitas keterbacaan dilakukan
dengan tujuan utama untuk mengecek kesesuaian arti sebuah istilah atau makna
sebuah kalimat yang terdapat pada naskah VHGT yang asli dengan naskah VHGT
yang telah dialihbahasan oleh penulis. Selain itu, uji validitas keterbacaan juga
dilakukan untuk mengetahui kejelasan atau keterbacaan kalimat oleh siswa SMP,
kejelasan atau keterbacaan gambar-gambar pada naskah VHGT. Kejelasan atau
keterbacaan tersebut ditinjau dari segi penggunaan bahasa, penyajiannya, serta
ketepatan gambar yang digunakan. Hasil validitas keterbacaan secara lengkap
dapat dilihat dalam lampiran.
Berikut ini akan disajikan uji keseragaman hasil validasi keterbacaan
oleh ketiga validator. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:
H0 : Validator memberikan pertimbangan yang seragam
Ha : Vlidator memberikan pertimbangan yang tidak seragam
Untuk menguji keseragaman yang diberikan oleh validator, digunakan uji
Q-Cochran. Kriteria pengujian adalah jika nilai probabilitas (sig.) lebih besar dari
, maka H0 diterima, jika sebaliknya H0 ditolak. Rekapitulasi uji
keseragaman validator disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.1
Uji Keseragaman Pertimbangan Validasi Keterbacaan VHGT
N Sig. Ket Kesimpulan
30
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai probabilitas (sig.) = 0,135 > 0,05 ,
sehingga H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga validator
memberikan pertimbangan yang seragam terhadap keterbacaan tiap butir soal
pada naskah VHGT yang telah dialihbahasakan oleh penulis. Dengan demikian,
dari aspek validasi keterbacaan, naskah soal pada VHGT dapat digunakan dalam
penelitian ini.
2. Analisis Validitas dan Reliabilitas Skala Disposisi Matematis
Skala disposisi ini terlebih dahulu dikonsultasikan kepada dosen
pembimbing untuk diperiksa perihal kesesuaian indikator pada disposisi
matematis dan tata bahasa (keterbacaan) skala disposisi tersebut. Sebelum
diberikan pada kelas eksperimen terlebih dahulu diuji cobakan pada siswa k e l a s
V I I I s a l a h s a t u SMP Negeri di Kota Cirebon.
Untuk menghitung validitas butir skala disposisi matematis digunakan
langkah-langkah sebagai berikut;
a. Menghitung harga korelasi setiap butir dengan menggunakan rumus Product
Moment Pearson (Sugiyono 2012:228) sebagai berikut:
Keterangan:
xy r
: Koefisien korelasi yang menyatakan validitas
n : banyaknya siswa
X : skor item
Y : skor total
XY : hasil perkalian skor item dan skor total
X2 : hasil kuadrat dari skor item
Y2 : hasil kuadrat dari skor total
(∑X)2
: hasil kuadrat dari total jumlah skor item
(∑Y)2
: hasil kuadrat dari total jumlah skor total
31
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Melakukan perhitungan uji t dengan rumus:
c. Mencari ttabel dengan ttabel = (dk = n-2).
d. Membuat kesimpulan, dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika , butir pernyataan valid, atau
Jika , butir pernyataan tidak valid.
Hasil perhitungan validitas butir skala disposisi matematis disajikan dalam
Tabel 3.2 di bawah ini;
Tabel 3.2
Hasil Perhitungan Validitas Skala Butir Disposisi Matematis
No Rxy thitung ttabel Kesimpulan
1 -0,011 -0,072
1,684
Tidak Valid
2 0,301 2,019 Valid
3 0,471 3,419 Valid
4 0,559 4,316 Valid
5 0,378 2,618 Valid
6 0,269 1,788 Valid
7 0,274 1,826 Valid
8 0,277 1,848 Valid
9 0,679 5,916 Valid
10 0,543 4,145 Valid
11 0,571 4,448 Valid
12 0,571 4,458 Valid
√
32
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Rxy thitung ttabel Kesimpulan
13 0,296 1,983 Valid
14 0,499 3,69 Valid
15 0,691 6,115 Valid
16 -0,22 -1,41 Tidak Valid
17 0,54 4,107 Valid
18 0,582 4,678 Valid
19 0,563 4,362 Valid
20 0,407 2,851 Valid
21 0,263 1,749 Valid
22 0,468 3,393 Valid
23 0,457 3,289 Valid
24 0,625 5,125 Valid
25 0,474 3,447 Valid
26 0,515 3,85 Valid
27 0,42 2,962 Valid
28 0,264 1,751 Valid
29 0,515 3,852 Valid
30 0,586 4,63 Valid
31 0,296 1,986 Valid
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa dari 31 butir pernyataan
disposisi matematis, terdapat 2 butir pernyataan yang tidak valid, yaitu pernyataan
nomor 1 dan 16. Oleh karena itu, pernyataan nomor 1 dan 16 tidak dimasukan
dalam skala disposisi matematis yang akan diberikan pada siswa selama
melakukan penelitian.
Selanjutnya, untuk menghitung nilai koefisien reliabilitas skala
disposisi matematis siswa digunakan teknik belah dua dari Spearman
33
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pernyataan yang telah valid. Berikut merupakan langkah -langkah uji
reliabilitas;
a. Membagi item-item yang valid menjadi dua belahan.
b. Membagi item berdasarkan nomor genap dan ganjil, item dengan
nomor genap masuk belahan pertama dan item dengan nomor ganjil
masuk ke dalam belahan kedua.
c. Jumlahkan skor tiap responden dari masing-masing belahan.
d. Korelasikan skor total kedua belahan dengan teknik korelasi Product
Moment Pearson.
e. Angka korelasi yang diperoleh adalah angka korelasi dari alat
pengukur yang dibelah, selanjutnya koefisien reliabilitasnya dihitung
dengan menggunakan rumus Spearman Brown (Sugiyono, 2010: 131)
di bawah ini:
Dimana: reliabilitas internal seluruh instrument
korelasi Product Moment antara belahan pertama dan
belahan kedua
f. Selanjutnya menentukan criteria koefisien reliabilitas yang terdapat J.P
Guilford dalam Suherman (2003:139) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Interpretasi Koefisien Reliabilitas
Hasil perhitungan reliabilitas skala disposisi matematis disajikan dalam
34
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4
Hasil Perhitungan Reliabilitas Skala Disposisi Matematis
Reliabilitas Kriteria
0,899 Sangat Tinggi
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas pada tabel 3.4 di atas,
menunjukan bahwa skala disposisi yang telah disusun oleh penulis layak untuk
digunakan dengan kriteria reliabilitas sangat tinggi.
E. Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini teridiri dari
buku pedoman guru dalam pembelajaran Geometri dengan menggunakan Model
Pembelajaran Geometri Van Hiele dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Perangkat
pembelajaran yang disusun diperuntukan bagi siswa kelas VII SMP. Materi yang
akan diberikan adalah materi yang tercakup dalam pokok bahasan geometri pada
kelas VII SMP diantaranya segitiga dan segiempat.
1. Buku Pedoman Guru
Buku pedoman guru disusun sebanyak 9 kali pertemuan untuk menuntun
guru dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran
geometri van Hiele. buku pedoman guru berisi topik-topik geometri bangun datar
di kelas VII SMP yang meliputi:
(a) Segitiga
(i) Pengertian Segitiga
(ii)Unsur-unsur dalam segitiga
(iii)Jenis segitiga berdasarkan sisi
(iv)Jenis Segitiga berdasarkan sudut
(b) Segiempat
(i) Sifat-sifat yang terdapat dalam persegi dan persegi panjang
(ii)Sifat-sifat yang terdapat dalam belahketupat dan layang-layang
(iii)Sifat-sifat yang terdapat dalam jajargenjang dan trapezium
35
Tri Nopriana, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(i) Keliling Segitiga
(ii)Luas Segitiga
(d) Keliling dan Luas Segiempat
(i) Keliling dan luas persegi
(ii)Keliling dan luas persegi panjang
(iii)Keliling dan luas belahketupat
(iv)Keliling dan luas layang-layang
(v) Keliling dan luas jajargenjang
(vi)Keliling dan luas trapesium
(e) Meluki garis-gari dalam segitiga
(i) Melukis garis tinggi dalam segitiga
(ii)Melukis garis bagi dalam segitiga
(iii)Melukis garis berat dalam segitiga
(iv)Melukis garis sumbu dalam segitiga
2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Lembar kegiatan siswa (LKS) pada penelitian ini berisi langkah-langkah
pembelajaran pada model pembelajaran geometri van Hiele yang secara tidak
langsung mengembangkan berpikir geometri siswa. Namun demikian, LKS tetap
dirancang dan dikembangkan sesuai dengan Kurikulum Tingakat Satuan
Pendidikan (KTSP) SMP. Seluruh materi pada buku panduan termuat dalam 5
LKS. Setiap LKS membutuhkan waktu antara 2 jam pelajaran hingga 4 jam
pelajaran.
Sebelum LKS digunakan untuk penelitian, LKS divalidasi terlebih
dahulu oleh kedua dosen pembimbing. Hal ini ditujukan agar LKS sesuai dengan
model pembelajaran geometri van Hiele dan dapat mengembangkan berpikir
geometri siswa yang mengerjakan LKS tersebut.