• Tidak ada hasil yang ditemukan

HOMESCHOOLING AS VEHICLE CHARACTER DEVELOPMENT : Case Studies In Homeschooling KakSeto in Cirebon West Java.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HOMESCHOOLING AS VEHICLE CHARACTER DEVELOPMENT : Case Studies In Homeschooling KakSeto in Cirebon West Java."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

HOMESCHOOLING SEBAGAI WAHANA

PEMBINAAN KARAKTER

(Studi Kasus Pada Homeschooling Kak Seto di Cirebon Jawa Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh :

LUSY FEBIA YAOMUL ISTAR

0900991

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

(2)

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

HOMESCHOOLING SEBAGAI WAHANA

PEMBINAAN KARAKTER

(Studi Kasus Pada Homeschooling Kak Seto di Cirebon Jawa Barat)

Oleh

Lusy Febia Yaomul Istar

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial

© Lusy Febia Yaomul Istar 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2013

(3)

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

LUSY FEBIA YAOMUL ISTAR 0900991

HOMESCHOOLING SEBAGAI WAHANA PEMBINAAN KARAKTER

(Studi Kasus Pada Homeschooling Kak Seto di Cirebon Jawa Barat)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

PEMBIMBING I

Prof. Dr. H. Dasim Budimansyah, M.Si. NIP. 19620316 198803 1 003

PEMBIMBING II

Syaifullah, S.Pd., M.Si. NIP. 19721112 199903 1 001

Mengetahui dan Menyetujui

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

(4)

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Syaifullah, S.Pd., M.Si. NIP. 19721112 199903 1 001

Bismillahirrahmanirrahim

Ya Rabb…

Engkau Maha Kuasa dan Maha Segalanya, ini hanyalah

sebagian kecil dari berbagai rencana-Mu buat hidup ku dan

sebagaian kecil yang dapat aku lakukan untuk

membahagiakan kedua makhluk Mu yang berhati suci dan

tulus dalam menyanyangi kami serta makhluk Mu yang

sangat ku cintai dan ku sayangi dalam hidupku. Ku

bersyukur dan bahgaia selalu berada bersama mereka yang

selalu memberikan kehangatan keluarga dan nasehat yang

sangat berharga.

Ya Rabb…

Jika waktu kebersamaan kami telah berlalu

dan takan bisa kami ulangi bahkan tidak bisa ku minta

kembali untuk bersama mereka, maka aku mohon gantikanlah

(5)

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

terpancarkan diwajah dan hati mereka, serta slu lindungi dan

berikan kesehatan k

epada mereka Ya Rabb…

Amien.

Skripsi ini telah diuji pada :

Hari, Tanggal : Jum’at, 31 Mei 2013

Tempat : Gedung FPIPS UPI Bandung

Panitia ujian terdiri dari :

1. Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M. Si.

NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekretaris :

Syaifullah, S.Pd., M.Si. NIP. 19721112 199903 1 001

3. Penguji : 3.1

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M. Si.

NIP. 19700814 199402 1 001

3.2

Dr. Kokom Komalasari, M. Pd.

(6)

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.3

Dra. Hj. Komala Nurmalina, M. Pd.

(7)

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ii

ABSTRACT

HOMESCHOOLING AS VEHICLE CHARACTER DEVELOPMENT

(Case Studies In Homeschooling KakSeto in Cirebon West Java)

One of the goals of education is to make students siswinya to have good character, of course, various ways and measures implemented by steakholder education, such as the one made by the parents to always supervise their child behavioral development so that no part by the negative things like fighting, drugs, smoking, sec-free, and others. In the community even today continues to develop innovations in education to support the existence of homeschooling institutions with the aim of creating young people who have good character, which one day will bring the nation to be better and evolve. In line with this, homeschooling KakSeto develop character building in each process of learning and the implementation of all activities of homeschooling.

This research seeks revealed some formulation of the problem, namely: (1) How does the process of character building for students in homeschooling KakSeto in Cirebon West Java, (2) What are the values of the characters are developed in homeschooling KakSeto in Cirebon West Java, (3) What obstacles encountered in the process of building character in students in homeschooling KakSeto in Cirebon West Java, (4) What are the efforts made to overcome the obstacles that exist in homeschooling KakSeto in Cirebon West Java in the development of character in students. The approach used is to use a qualitative approach, and the method used is a case study. Collection of data obtained through interviews, observation (observation), study documentation, field notes and literature. Locations used in this study is homeschooling KakSeto, the Institute of homeschooling.

(8)

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

iii

(9)

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ix

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... v

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR BAGAN ... xii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Kegunaan Penelitian ... 6

E. Penjelasan Istilah ... 7

F. Metodedan Teknik Penelitian ... 8

G. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 15

A. Pembinaan Karakter ... 15

1. Pengertian Pembinaan Karakter ... 15

2. Tujuan dan Prinsip-prinsip Pembinaan Karakter ... 21

3. Nilai-nilai Pembinaan Karakter ... 25

4. Pentingnya Pembinaan Karakter pada Peserta Didik ... 29

B. Homeschooling ... 32

1. Pengertian dan Tujuan dari Homeschooling ... 32

(10)

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Perkembangan Homenschooling ... 41

BAB III METODE PENELITIAN ... 48

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 48

B. Teknik Pengumpulan Data ... 49

1. Wawancara ... 50

2. Observasi ... 50

3. Studi Dokumentasi ... 51

4. Catatan Lapangan ... 52

5. Studi Literatur ... 52

C. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 53

1. Lokasi Penelitian ... 53

2. Subjek Penelitian ... 53

D. Tahap Penelitian ... 54

1. Tahap Pra Penelitian ... 54

2. Tahap Perizinan Penelitian ... 55

3. Tahap Pelaksanaan ... 56

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 56

1. Reduksi Data ... 57

2. Data Display (Penyajian Data) ... 57

3. Kesimpulan dan Verifikasi ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

A. Gambaran Umum Homeschooling Kak Seto ... 59

1. Tujuan dan Ruang Lingkup Kerjasama ... 60

2. Tugas dan Tanggung Jawab Depdiknas ... 61

3. Tugas dan Tanggung Jawab Homeschooling Kak Seto di Cirebon Jawa Barat ... 61

4. Filosofi, Visi, Misi dan Output ... 62

(11)

xi

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 64

1. Proses Pembinaan Karakter terhadap Siswa di Homeschooling Kak Seto di Cirebon Jawa Barat ... 65

2. Nilai-nilai Karakter yang Dikembangkan di Homeschooling Kak Seto di Cirebon Jawa Barat ... 74

3. Kendala yang dihadapi dalam Proses Pembinaan Karakter pada Siswa di Homeschooling Kak Seto di Cirebon Jawa Barat ... 77

4. Upaya yang dilakukan dalam Mengatasi Kendala yang ada di Homeschooling Kak Seto di Cirebon Jawa Barat dalam pembinaan karakter pada siswa ... 79

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 84

1. Proses Pembinaan Karakter terhadap Siswa di Homeschooling Kak Seto di Cirebon Jawa Barat ... 85

2. Nilai-nilai Karakter yang Dikembangkan di Homeschooling Kak Seto di Cirebon Jawa Barat ... 89

3. Kendala yang dihadapi dalam Proses Pembinaan Karakter pada Siswa di Homeschooling Kak Seto di Cirebon Jawa Barat ... 93

4. Upaya yang dilakukan dalam Mengatasi Kendala yang ada di Homeschooling Kak Seto di Cirebon Jawa Barat dalam pembinaan karakter pada siswa ... 95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 99

A. Kesimpulan Umum ... 99

B. Kesimpulan Khusus ... 100

C. Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 104

(12)

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Lima Karakter Berbasis Nilai Luhur Bangsa Indonesia ... 27

Bagan 2.2 Faktor yang Berpengaruh dalam Pembinaan Karakter ... 31

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Nilai-Nilai Pembinaan Karakter ... 28

Tabel 2.2 Perbandingan Homeschooling dengan Sekolah Biasa ... 44

Tabel 2.3 Perbedaan Homeschooling dengan Sekolah Reguler ... 44

Tabel 2.4 Kelebihan dan Kekurangan Homeschooling ... 45

DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1. Kegiatan Belajar Bersama “Bersosialisasi” Ketika Outing ke Radar Cirebon ... 73

Gambar 4.1. Kegiatan Belajar Bersama “Tanya Jawab” Ketika Outing ke Radar Cirebon ... 82

(13)

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembinaan karakter pada saat sedang marak diperbincangan dan

diterapkan diberbagai bidang pendidikan, baik itu di pendidikan formal maupun di

pendidikan non formal. Perhatian dalam pembinaan karakter ini sangatlah

diperhatikan karena dengan karakter siswa yang baik akan menjadikan generasi

muda yang positif dan berguna bagi bangsanya. Namun, pada saat ini kenyataan

yang terjadi di sekitar kita sangatlah berbeda bahwa banyak peserta didik yang

melakukan suatu perbuatan yang menyimpang, contohnya: tawuran antara siswa,

penggunaan narkoba yang sudah memasuki dunia pelajar, dan bahkan

ketidakmampuan pelajar atau siswa untuk berinteraksi dan berosialisasi yang akan

menimbulkan kurangnya rasa empati terhadap sesama. Inilah pentingnya suatu

pembinaan karakter siswa dalam dunia pendidikan. Tujuan untuk menciptakan

generasi muda yang mempunyai karakter yang baik, yang suatu saat akan

membawa bangsanya menjadi lebih baik dan berkembang.

Berdasarkan wawancara dengan orang tua siswa yang putra-putrinya

sekolah di homeschooling bahwa banyaknya ketidakpuasan orang tua yang terjadi

di lapangan dengan hasil sekolah formal dapat mendorong orang tua untuk

mendidik anaknya di rumah. Sekolah formal lebih berorientasi kepada nilai rapor

(yang terkadang untuk kepentingan sekolah itu sendiri), yang terkadang bukannya

mengedepankan keterampilan hidup dan bersosial (nilai-nilai iman dan moral). Di

sekolah, banyak siswa yang ingin mendapatkan nilai yang sangat memuaskan

dengan cara mencontek ataupun membeli ijazah palsu untuk mendapatkan gelar

lebih tinggi tanpa susah-susah belajar di perguruan tinggi. Selain itu, perhatian

kepada anak secara personal sangatlah kurang, karena di sekolah mempunyai

beberapa murid di kelasnya untuk guru didik dan diarahkan untuk menjadi lebih

(14)

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Ketidakpuasan dan berbagai alasan tersebut semakin memicu orangtua

untuk menyekolahkan anak-anakanya di rumah. Homeschooling menjadi tempat

harapan orangtua untuk meningkatkan mutu pendidikan anaknya, perkembangan

nilai-nilai dan moral anaknya dan juga nilai agama, serta anak mendapatkan

suasana belajar yang menyenangkan. Disamping itu Komariah (2007: 5)

menyatakan bahwa:

homeschooling adalah proses layanan pendidikan secara sadar, teratur, dan terarah dilakukan oleh orangtua/keluarga di rumah atau di tempat-tempat lain, dimana proses belajar mengajar dapat berlangsung dalam suasan yang kondusif dengan tujuan agar potensi anak yang unik dapat berkembang secara maksimal.

Tidak menutup kemungkinan terdapat suatu kekurangan dari

sekolah-rumah (homeschooling) ini. Seorang anak atau siswa yang belajar di

homeschooling kurang berinteraksi dengan teman sebaya dari berbagai status

sosial yang dapat memberikan pengalaman berharga untuk belajar hidup di

masyarakat, kurangnya memiliki rasa empati terhadap sesama manusia di

sekitarnya. Sedangkan bersosialisasi atau berinteraksi dan empati ini merupakan

contoh dari karakter siswa.

Berdasarkan studi lapangan, saat ini permasalahan yang terjadi di

lapangan yaitu siswa dan orang tua memilih homeschooling sebagai salah satu

alternatif pendidikan karena siswa tersebut kurang atau tidak bisa sosialisasi

dengan lingkungan sekitarnya, siswa, guru, apalagi dengan masyarakat. Di sinilah

perlunya suatu pembinaan karakter pada siswa yang memilih belajar di

homeschooling, agar permasalahan ini tidak terus menjadi suatu kebiasaan dan

siswa pun mampu untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya (masyarakat),

karena merekapun pasti akan berbaur dengan masyarakat.

Penanaman karakter pada siswa sangatlah penting, meskipun siswa

tersebut belajar di homeschooling. Mengapa pendidikan karakter itu penting?

(15)

3

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pengembangan karakter pribadi sebagai basis untuk mencapai sukses. Dalam mata

pelajaran pendidikan kewarganegaraan pendidikan karakter merupakan

pembahasan pokok, dengan karakter dapat membentuk moral siswa dan yang akan

terus berkembangsebagai moral bangsa. Maka dari itu pembinaan karakter siswa

tidak hanya dilakukan pada pendidikan formal saja tetapi dapat pula dilakukan di

pendidikan alternatif, salah satunya adalah homeschooling.

Muslich (2011:35) berpendapat bahwa:

karena untuk saat ini Indonesia sedang menghadapi tantangan besar, yaitu dengan sentralisasi atau otonomi daerah yang saat ini sudah dimulai, dan era globalisasi total yang akan terdai pada tahun 2020. Ujian tersebut merupakan tantangan yang sangat berat yang mesti disiapkan oleh seluruh bangsa Indonesia. Kunci sukses dalam menghadapi tantangan berat itu terletak pada kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang handal dan berbudaya. Oleh karena itu menerapkan pendidikan karakter dari usia dini.

Menurut Thomas Lickona (dalam Muslich, 2011: 36) menjelaskan bahwa:

mendefinisikan orang yang berkarakter sebagai sifat yang alami seseorang dalam merespon situasi secara bermoral, yang dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati orang lain dan karakter mulia lainnya.

Pada homeschooling ini ditemukan berbagai alasan orang tua siswa dan

siswa lebih memilih pendidikan alternatif atau homeschooling ini. Homeschooling

Kak Seto di Cirebon adalah pendidikan alternatif yang membantu peserta didik

dalam belajar yang tidak dapat peserta didik lakukan di sekolah umum. Secara

umum peserta didik di sini lebih memilih pendidikan di homeschooling karena

kurangnya keterbatasan peserta didik dalam memahami pelajaran, interaksi yang

kurang baik dengan teman dan lingkungan sekitarnya, membentuk karakter yang

lebih baik sesuai dengan karakter bangsa dan karakter religiusnya, dan juga dari

(16)

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Homeschooling ini menggunakan kurikulum yang sama dengan kurikulum yang

ada pada Sisdiknas, tetapi siswa disini memiliki kebebasan menanyakan suatu

pelajaran yang kurang dimengerti dan harus lebih dikuasai oleh siswa tersebut.

Homeschooling ini telah resmi diakui oleh pemerintah sebagai sekolah informal.

Berdasarkan studi pendahuluan di lapangan bahwa homeschooling lahir

dari harapan agar peserta didik mampu memaksimalkan potensi yang dimiliki.

Selama ini potensi peserta didik kurang maksimal salah satunya disebabkan

karena metode pembelajaran yang digunakannya menggunakan metode satu arah,

yang dimana hanya guru yang berbicara yang dapat membuat peserta didik

menjadi lebih mudah bosan dan tidak bisa menikmati proses pembelajaran yang

berjalan. Jika peserta didik tidak menikmati proses pembelajaran maka materi

yang disampaikan guru tidak akan bisa dipahami oleh peserta didik kita. Maka

pada homeschooling Kak Seto ini menggunakan metode PAKEM (Pembelajaran

Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Metode PAKEM tersebut menuntut

peserta didik untuk ebih aktif karena mereka dilibatkan dalam proses

pembelajaran. Peserta didik pun akan menjalani proses pembelajaran dengan lebih

bersemangat karena materi yang disajikan memungkinkan melibatkan media

pembelajaran dan suasana yang akrab antara guru dan peserta didik dengan

menggunakan etika antara guru dan peserta didik. Selain itu, pendidikan ini

memerlukan suatu pembinaan karakter baik dari berbagai mata pelajaran yang ada

di sekolah, dan dalam suatu sikap maupun tindakan diperlukan karakter yang baik

dan juga sopan. Namun di homeschooling ini yang terjadi kurangnya pembinaan

karakter yaitu dalam hal tepat waktu dalam menjalankan tugas yang diberikan

guru dan kurangnya sosialisasi siswa homeschooling dengan orang lain yang

bukan anggota homeschooling. Sedangkan berdasarkan buku saku homeschooling

Kak Seto (2012:14) tentang sasaran pencapaian kompetensi peserta didik bahwa

siswa dapat berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan bermanfaat.

Suatu pembinaan karakter antara sekolah umum dengan sekolah

(17)

5

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

proses pembinaan karakter dari orang tua maupun dari guru pengajar, fungsi

kontroling dari pihak orang tua dan guru maupun dari lingkungan. Ataupun pun

dari segi kurikulum yang digunakan pihak homeschooling dan juga metode yang

digunakan baik yang diberikan guru maupun dari orang tua siswa sendiri dalam

pembinaan karakter, yang tentunya akan sangat berbeda dengan di sekolah

umum.Maka dapat disimpulkan penelitian ini dilatarbelakangi karena peneliti

memiliki ketertarikan terhadap permasalahan yaitu karena ketidakpuasan orang

tua terhadap pendidikan formal yang kurang memperhatikan pembinaan karakter

yang baik, kekhawatiran orang tua terhadap anaknya dalam pengaruh lingkungan

yang negatif, kurangnya perhatian yang intensif dari guru terhadap siswa, dan

suasana belajar yang terlalu formal dan kaku.

Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian yang akan penulis lakukan

berjudul Homeshcooling Sebagai Wahana Pembinaan Karakter”. Dengan

Studi Kasus pada Homeschooling Kak Seto di Cirebon Jawa Barat.

B. Rumusan Masalah

Secara umum masalah-masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini

dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : “Bagaimana Peran

Homeshcooling Sebagai Wahana Pembinaan Karakter pada Homeschooling Kak

Seto di Cirebon Jawa Barat?”.

Masalah pokok yang sudah dirumuskan tadi akan peneliti uraikan lagi

menjadi sub masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pembinaan karakter terhadap siswa di homeschooling Kak

Seto di Cirebon Jawa Barat?

2. Apa nilai-nilai karakter yang dikembangkan di homeschooling Kak Seto di

Cirebon Jawa Barat?

3. Apa kendala yang dihadapi dalam proses pembinaan karakter pada siswa di

(18)

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Apa upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala yang ada di

homeschooling Kak Seto di Cirebon Jawa Barat dalam pembinaan karakter

pada siswa?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian yang akan penulis lakukan dibedakan atas

tujuan umum dan tujuan khusus, sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

memperoleh gambaran mengenai Homeshcooling Sebagai Wahana Pembinaan

Karakter pada Homeschooling Kak Seto di Cirebon Jawa Barat.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui proses pembinaan karakter terhadap siswa di

homeschooling Kak Seto di Cirebon Jawa Barat.

b. Untuk mengetahui nilai-nilai karakter yang dikembangkan di homeschooling

Kak Seto di Cirebon Jawa Barat.

c. Untuk mengidentifikasi kendala yang dihadapi dalam proses pembinaan

karakter pada siswa di homeschooling Kak Seto di Cirebon Jawa Barat.

d. Untuk mengidentifikasi upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala yang

ada di homeschooling Kak Seto di Cirebon Jawa Barat dalam pembinaan

karakter pada siswa.

D. Kegunaan Penelitian`

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti dalam

(19)

7

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Kegunaan Praktis

Sebuah teori tidak akan banyak bermakna apabila tidak diikuti oleh

aplikasinya di lapangan, secara praktis penelitian ini diharapkan:

a. Bagi Siswa

1) Meningkatkan interaksi sebagai siswa dengan karakter yang baik.

2) Meningkatkan karakter saling menghormati terhadap orang yang lebih

tua darinya, saling menghargai terhadap teman sebaya dan saling

menyanyangi terhadap yang lebih lebih muda.

b. Bagi Guru

1) Memberikan gambaran atau konsep yang ideal bagi pelaksanaan

pembinaan karakter di homeschooling.

2) Meningkatkan cara pembinaan karakter pada siswa di Homeschooling.

c. Bagi Orang Tua

1) Dapat mengetahui cara pembinaan karakter yang baik bagi

anak-anaknya.

2) Meningkatkan pengawasan atau melibatkan diri perkembangan karakter

anaknya agar menjadi warga Negara yang baik dengan karakter yang

baik dan mengetahui sejauh mana perkembangan karakter

putra-putrinya .

d. Bagi Masyarakat

1) Membuka wawasan baru bagi masyarakat tentang homeschooling

sebagai wahana pembinaan karakter.

2) Sebagai panduan dalam membina karakter anak bangsa di lingkungan

masyarakatnya.

e. Bagi Peneliti

1) Sebagai wahana pengembangan ilmu sosial Pendidikan

Kewarganegaraan dalam pembinaan karakter siswa sebagai pembangun

(20)

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2) Sebagai acuan bagi peneliti lain untuk melakukan tindakan kajian yang

sama mengenai permasalahan lain yang ada di homeschooling yang

tidak sempat peneliti dialami.

E. Penjelasan Istilah

Perlu kiranya diberikan penjelasan istilah yang terdapat pada judul

penelitian ini, agar tidak terjadi multitafsir atau untuk memperjelas konsep-konsep

inti dari judul penelitian tersebut, yaitu sebagai berikut:

1. Homeschooling adalah sebuah sistem pendidikan atau pembelajaran yang

diselenggarakan di rumah, dimana menempatkan anak-anak sebagai subyek

dengan pendekatan secara “at home” (Seto,2012:3).

2. Menurut keterangan yang dilansir dalam media tersedia di

http://www.masbied.com/2012/04/09/pengertian-pembinaan-menurut

psikologi/, Soetopo dan Soemanto mengungkapkan bahwa pembinaan adalah

suatu kegiatan mempertahankan dan menyempurnakan apa yang telah ada.

3. F.W Foerster (dalam Harras dan Saadie, 2011: 55-56) mengemukakan bahwa

karakter merupakan suatu yang mengualifikasikan pribadi seseorang.

Karakter menjadi identitas yang mengatasi pengalaman kontigen yang selalu

berubah. Dari kematangan inilah, kualitas pribadi seseorang dapat diukur.

F. Metodedan Teknik Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono

(2008) bahwa:

(21)

9

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Alasan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif agar suatu

penelitian yang dilakukan dapat lebih memahami suatu permasalah sosial yang di

dasari pada penelitian yang menyeluruh, penelitian yang dilakukan pun agar lebih

fleksibel dalam mencari faktor berbagai permasalahan dalam suatu penelitian

yang dilakukan, yaitu “Homeshcooling Sebagai Wahana Pembinaan Karakter”.

Dengan Studi Kasus pada Homeschooling Kak Seto di Cirebon Jawa Barat.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

Studi Kasus. Menurut Masyhuri dan Zainuddin (2008: 35) metode penelitian studi

kasus adalah:

(i) penelitian tentang status subyek penelitian yang berkenaan bengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas; (ii) penelitian yang menekankan pada penelitian sosial; (iii) kecenderungan pendekatannya adalah induktif; dan (iv) penelitian identik dengan penelitian bersifat kualitatif

Penelitian ini mengunakan metode studi kasus dengan alasan bahwa studi

kasus itu lebih spesifik dan mendalam ketika memecahkan permasalahan yang

terjadi di lingkungan sosial kita. Penelitian ini dapat menyajikan dan menganalisis

secara sistematis sehingga dapat lebih mudah peneliti mengadakan penelitian

terhadap “Homeshcooling Sebagai Wahana Pembinaan Karakter”. Dengan Studi

Kasus pada Homeschooling Kak Seto di Cirebon Jawa Barat.

1. Teknik pengumpulan data

Istiani (2008: 82) mengungkapkan bahwa “metode penelitian adalah cara

atau alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,

lengkap dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah “

Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sesuai

dengan yang ingin dikumpulkan dan yang akan diteliti. Adapun teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(22)

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Menurut Wirartha (2006: 37) mengungkapkan bahwa “wawancara

merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan jalan komunikasi, yaitu

melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data (pewawancara)

dengan sumber data”.

Memilih wawancara dalam pengumpulan data agar mengetahui secara

mendalam tentang hal-hal apa yang akan diteliti serta menginterpresikan situasi

dan fenomena-fenomena yang terjadi. Wawancara dalam penelitian ini

menggunakan wawancara langsung antara lain dengan: pihak lembaga

homeschooling, guru homeschooling, orangtua yang anaknya belajar di

homeschooling, dan siswa yang mengikuti belajar mengajar di homeschooling

mengenai homeschooling sebagai wahana pembinaan karakter pada

homeschooling Kak Seto di Cirebon Jawa Barat.

b) Observasi (pengamatan)

Nasution (dalam Sugiyono, 2008: 64) menyatakan bahwa, observasi

adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Marshall dalam Sugiyono (2008)

menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut.

Tujuan peneliti menggunakan observasi ini agar dapat memperoleh data

mengenai homeschooling sebagai wahana pembinaan karakter pada

homeschooling Kak Seto di Cirebon Jawa Barat, mendapatkan hasil yamg

maksimal dalam penelitian, dan akan lebih mampu memahami konteks data dalam

keseluruhan situasi sosial.

c) Studi Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2008: 82) mengungkapkan bahwa :

(23)

11

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dan lain-lain. Dokumentasi berbentuk karya, misalnya karya seni berupa gambar, patung, film, dan lain-lain.

Alasan menggunakan studi dokumentasi ini sebagai pelengkap untuk

mengumpulkan informasi dari hasil observasi dan wawancara, yang didukung

dengan adanya dokumntasi baik dalam bentuk gambar, karya maupun tulisan. Dan

untuk mendokumentasikan mengenai homeschooling sebagai wahana pembinaan

karakter pada homeschooling Kak Seto di Kota Cirebon Jawa Barat.

d) Catatan lapangan

Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2010:209) bahwa “catatan

lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan

dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam

penelitian kualitatif”. Dalam hal ini, peneliti mencatat hal-hal yang ditemukan pada saat penelitian berlangsung mengenai homeschooling sebagai wahana

pembinaan karakter pada homeschooling Kak Seto di Kota Cirebon Jawa Barat.

e) Studi literatur

Teknik studi literatur ini digunakan dengan maksud untuk

mengungkapkan teori-teori yang relevan dengan permasalahan-permasalah yang

sedang diteliti sebagai bagian dari bahan pembahasan. Teknik ini dilakukan

dengan cara membaca, mempelajari dan mengkaji literatur-literatur yang

berhubungan dengan pembahasan mengenai homeschooling dan pembinaan

karakter.

2. Tahap penelitian

Persiapan-persiapan sebelum melakukan penelitian harus disiapkan

dengan matang agar tujuan yang diharapkan dari penelitian tersebut tercapai dan

juga untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitiannya.

Hal ini dimaksudkan agar selama melakukan proses penelitian dapat

berjalan dengan lancar sesuai dengan prosedur yang berlaku. Agar tujuan dari

penelitian dapat tercapai dengan baik, maka peneliti mempersiapkan dengan

(24)

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu a) Tahap Pra Penelitian

Pada tahap ini, peneliti menyusun pra penelitian dengan melakukan

observasi langsung ke tempat yang akan dijadikan sumber dan lokasi penelitian,

yaitu di homeschooling Kak Seto di Kota Cirebon Jawa Barat. Setelah

mengadakan pra penelitian ini selanjutnya penulis mengajukan rancangan

penelitian yang memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, asumsi penelitian, ringkasan

tinjauan pustaka metode penelitian serta lokasi dan subjek penelitian.

Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data-data yang valid dan fakta

pembinaan karakter siswa melalui pendidikan kewarganegaraan pada

Homeschooling Kak Seto di Cirebon.

b) Tahap perizinan penelitian

Sebelum peneliti melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti harus

menempuh proses perizianan penelitian. Tujuannya agar penelitian yang

dilakukan merupakan penelitian legalitas. Proses perizinan penelitian itu ditujukan

kepada orang-orang yang ada hubungannya dengan penelitian ini, proses atau

prosedur penelitia itu, sebagai berikut :

1) Membuat dan mengajukan surat izin untuk melakukan penelitian kepada

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan, kemudian dilanjutkan kepada

Dekan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan

Indonesia melalui Pembantu Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan

agar mendapatkan surat rekomendasi dari Kepala BAAK Universitas

Pendidikan Indonesia yang secara lembaga mengatur segala jenis urusan

administratif dan akademis.

2) Pembantu Rektor I atas nama Rektor UPI mengeluarkan surat permohonan

izin penelitian yang ditujukan kepada homeschooling Kak Seto di Cirebon

(25)

13

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3) Surat izin penelitian tersebut diserahkan kepada pihak Wakasek Kurikulum

homeschooling Kak Seto di Cirebon sebagai permohonan izin melakukan

penelitian di tempat tersebut.

4) Konfirmasi kepada pihak homeschooling Kak Seto di Cirebon terkait izin

untuk melakukan penelitian di tempat tersebut.

5) Menyiapkan instrument dengan terlebih dahulu membuat format instrument

wawancara.

c) Tahap Pelaksanaan

Setelah semua persiapan dilakukan dengan baik, maka pelaksanaan

penelitian dimulai dengan menekankan bahwa instrumen yang pertama adalah

peneliti sendiri sebagai alat peneliti yang utama. Setelah itu melakukan observasi

ke lapangan. Dan mengajukan wawancara kepada beberapa reponden terkait,

seperti: siswa, guru, orang tua, pihak lembaga homeschooling.

Hal ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk

menjawab semua pertanyaan-pertanyaan berhubungan dengan permasalahan yang

sedang diteliti. Data-data yang telah diperoleh kemudian di analisis dengan

memperhatikan data dan informasi yang telah diperoleh di lapangan.

3. Teknik Pengolahan dan Analisi Data

Patton dalam Sugiyono (2008:89) menjelaskan bahwa analisis data

adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola,

kategori dan satuan uraian dasar

(26)

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam

pengolahan data dan analisis data dilakukan melalui langkah-langkah sebagai

berikut:

a) Reduksi Data

Menurut Sugiyono (2008:92) menjelaskan bahwa “mereduksi data

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, dicari tema dan polanya”. Dengan demikian data yang telah direduksi

akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

b) Data Display (penyajian data)

Data Display merupakan suatu penyajian data yang dilakukan dalam

bentuk table, grafik, phie chard, pictrogram, dan sejenisnya. Melalui penyajian

data tersebut, maka data terorganisirkan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga

akan semakin mudah dipahami. Data diplay ini dilakukan setelah data reduksi.

c) Kesimpulan dan Verifikasi

Kesimpulan merupakan upaya untuk mencari arti, makna penjelasan

yang dilakukan terhadap data yang di analisis dengan mencari hal-hal yang

penting. Menurut Sugiyono (2008:99), kesimpulan dalam kualitatif mungkin

dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin

juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan

masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan

dikembangkan setelah peneliti berada di lapangan.

G. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Homeschooling Kak

Seto yang bertempat di Jalan Ciremai Raya. No. 12 E Perumnas Kota Cirebon

(27)

15

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Homeschooling Kak Seto di Cirebon Jawa Barat karena tidak hanya di kota-kota

besar kebutuhan pendidikan terhadap Homeschooling, maka peneliti mempunyai

ketertarikan untuk melakukan penelitian di Cirebon mengenai homeschooling

sebagai wahana pembinaan karakter.

2. Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek penelitian atau subjek dalam penelitian ini

adalah:

a) Siswa yang bersekolah di homeschooling Kak Seto di Cirebon Jawa Barat,

b) Guru atau tutor di homeschooling,

c) Orang tua siswa homeschooling, dan

(28)

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

48

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan dan metode penelitian penelitian mempunyai peranan yang

sangat penting untuk pencapaian keberhasilan penelitian. Secara metodologis

penlitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode penelitian studi

kasus. Penelitian ini menggunakan kualitatif agar penelitian dapat lebih jelas dan

tepat terhadap permasalahan, serta agar lebih fleksibel dan menyeluruh dalam

mencari faktor permasalahan yang akan diteliti mengenai homeschooling sebagai

wahana pembinaan karakter.

Hal ini sesuai dengan hakikat penelitian kualitatif, Moleong (2010: 6) mengungkapkan bahwa “penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya”. Pendapat tersebut dipertegas oleh Sugiyono (2008) bahwa :

metode penelitian kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara tianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih menekannkan makna daripada generalisasi.

Berdasarkan apa yang dikemukakan di atas, maka alasan menggunakan

pendekatan kualitatif dalam penelitian ini karena peneliti berusaha

mengungkapkan fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan, yang terkait

dengan permasalahan yang akan diteliti kemudian dapat diuraikan dalam bentuk

pemaparan yang menunjukan bagaimana pembinaan karakter melalui

homeschooling yang dilakukan pada homeschooling Kak Seto di Cirebon Jawa

(29)

49

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Metode sebagaimana yang diungkapkan oleh Mulyana (2010: 145) bahwa “metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban, dan suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian”. Di samping itu, Narbuko dan Achmadi (2009: 1) menjelaskan bahwa “metodologi adalah cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan”.

Maka pada penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Fathoni

(2006: 99) mengungkapkan bahwa “studi kasus adalah penelitian terhadap suatu kejadian atau peristiwa yang mengandung masalah atau perkara, sehingga perlu

ditelaah kemudian dicarikan penanggulangannya”. Hal tersebut dipertegas oleh Masyhuri dan Zainuddin (2008: 35) menjelaskan bahwa :

Penelitian studi kasus dan lapangan (case and field study) adalah; (i) penelitian tentang status subyek penelitian yang berkenaan bengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas; (ii) penelitian yang menekankan pada penelitian sosial; (iii) kecenderungan pendekatannya adalah induktif; dan (iv) penelitian identik dengan penelitian bersifat kualitatif.

Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini menggunakan metode studi kasus

agar dalam penelitian yang dilakukan dapat mengungkapkan sejumlah fakta yang

terkait dan sesuai dengan yang terjadi di lapangan mengenai homeschooling

sebagai wahana pembinaan karakter pada homeschooling Kak Seto di Cirebon

Jawa Barat. Serta peneliti dapat melakukan penelitiannya secara mendalam dan

menyeluruh tentang informasi-informasi yang mendukung penelitian. Peneliti pun

lebih mendalam mengetahui karakter-karakter yang dikembangkan di

homeschooling dan karakter-karakter yang dimiliki oleh siswa homeschooling.

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini

(30)

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

teknik penelitian, yaitu teknik wawancara, observasi, studi dokumentasi, catatan

lapangan dan studi literatur. Untuk lebih jelasnya, masing-masing teknik tersebut

akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Wawancara

Penelitian ini menggunakan wawancara dalam teknik pengumpulan

datanya. Hal ini diperkuat oleh pendapatnya Wirartha (2006: 37) yang mengungkapkan bahwa “wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan jalan komunikasi, yaitu melalui kontak atau hubungan pribadi antara

pengumpul data (pewawancara) dengan sumber data”. Selain itu, Moleong (2010:

187) menjelaskan bahwa :

wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, dan percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneletian ini menggunakan wawancara

dalam pengumpulan data agar mengetahui secara mendalam tentang hal-hal apa

yang akan diteliti serta menginterpresikan situasi dan fenomena-fenomena yang

terjadi, dan mendapatkan informasi secara jelas mengenai homeschooling sebagai

pembinaan karakter. Dengan melakukan tanya jawab yang berhubungan dengan

fokus informasi yang terkait dari pihak lembaga homeschooling sebanyak satu

orang yang bernama bapak Radis, dengan guru homeschooling sebanyak satu

orang yang bernama ibu Islah, dengan orangtua yang anaknya belajar di

homeschooling sebanyak satu orang yang namanya disamarkan yaitu Rd, dan

siswa yang mengikuti belajar mengajar di homeschooling sebanyak tiga orang

yaitu yang bernama Widi, Sova, dan Kasni. Pertanyaan wawancara ini mengenai

homeschooling sebagai wahana pembinaan karakter pada homeschooling Kak

Seto di Cirebon Jawa Barat.

(31)

51

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dalam penelitian ini observasi pun dipilih sebagai teknik pengumpulan

data. Teknik observasi digunakan dalam penelitian ini agar dapat mengetahui dan

memperoleh data secara langsung mengenai homeschooling sebagai wahana

pembinaan karakter pada homeschooling Kak Seto di Cirebon Jawa Barat

sehingga peneliti mendapatkan gambaran yang jelas dan mendalam tentang fokus

yang akan diteliti dan mendapatkan hasil yang maksimal dalam penelitian, serta

akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial.

Menurut Nasution (dalam Sugiyono, 2008: 64) menyatakan bahwa “observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan”. (Marshall dalam Sugiyono, 2008) menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut.

Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dengan mengunjungi sebuah

homeschooling Kak Seto yang berada di Cirebon Jawa Barat, dalam

pembelajarannya menerapkan pembinaan karakter pada siswa-siswinya, sehingga

penulis dapan melihat langsung bahwa homeschooling sebagai wahana pembinaan

karakter. Peneliti akan mengamati berbagai aktifitas siswa homeschooling dan

perilakunya dalam mengenai pembinaan karakter, serta model pembelajaran yang

digunakan guru dalam proses pembinaan karakter dengan cara melakukan

pendekatan kepada tutor (guru), siswa dan pengurus homesechooling tersebut.

Dengan demikian, melalui observasi diharapkan peneliti dapat mengumpulkan

informasi secara mendalam, terperincin dan lebih cermat sehingga data yang

diperlukan dapat terkumpul secara menyeluruh yang sesuai dengan hasil

pengamatan.

3. Studi Dokumentasi

Penelitian ini menggunakan studi dokumentasi sebagai teknik

(32)

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumentasi bisa berbentuk

tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang”.

Penjelasan tersebut dapat dipertegas oleh Fathoni (2006: 112) menjelaskan bahwa “studi dokumentasi ialah teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi responden, seperti seorang psikolog dalam meneliti perkembangan klien melalui catatan pribadinya”.

Oleh sebab itu, alasan penelitian ini menggunakan studi dokumentasi

sebagai pelengkap untuk mengumpulkan informasi dari hasil observasi dan

wawancara, yang didukung dengan adanya dokumentasi baik dalam bentuk

gambar, karya maupun tulisan dan untuk mendokumentasikan mengenai hal-hal

yang terkait dengan homeschooling sebagai wahana pembinaan karakter pada

homeschooling Kak Seto di Kota Cirebon Jawa Barat. Dokumentasi yang peneliti

gunakan dalam penelitian ini berupa profil sekolah, data siswa, foto, gambar serta

dokumen lainnya yang diperlukan.

4. Catatan Lapangan

Dalam teknik pengumpulan data catatan lapangan pun sangat penting

untuk digunakan. Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2010: 209) bahwa “catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif”. Dalam hal ini, untuk mendukung pengumpulan data peneliti mencatat hal-hal yang ditemukan pada saat penelitian berlangsung,

peneliti pun membuat catatan-catatan singkat selama penelitian belangsung baik

tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan mengenai

homeschooling sebagai wahana pembinaan karakter pada homeschooling Kak

Seto di Kota Cirebon Jawa Barat, seperti aktifitas dan perilaku siswa pada saat

melaksanakan kegiatan belajar maupun kegiatan di luar pembelajarandan juga

tentang hambatan dalam pembinaan karakter dan solusi untuk mengatasi

hambatan tersebut.

(33)

53

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Studi literatur pun sangatlah penting dalam pengumpulan data. Teknik

studi literatur ini digunakan dengan maksud untuk mengungkapkan teori-teori

yang relevan dengan permasalahan-permasalah yang sedang diteliti sebagai

bagian dari bahan pembahasan. Teknik ini dilakukan dengan cara membaca,

mempelajari dan mengkaji literatur-literatur yang berhubungan dengan

pembahasan mengenai homeschooling dan pembinaan karakter, yaitu buku

tentang homeschooling, buku tentang pembinaan karakter dan pendidikan

karakter, buku tentang psikologi anak, serta koran dan media yang berkaitan

dengan permasalah yang diteliti mengenai homeschooling sebagai wahana

pembinaan karakter.

Menurut Faisal (1992: 30) bahwa “hasil studi literatur bisa dijadikan masukan dan landasan dalam menjelaskan dan merinci masalah-masalah yang

akan ditelti; termasuk juga member latar belakang mengapa masalah tadi penting di teliti”.

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Menurut Nasution (2003: 43) mengungkapkan bahwa “lokasi penelitian menunjukan pada pengertian tempat atau lokasi penelitian yang dicirikan oleh adanya unsur yaitu pelaku, tempat, dan kegiatan yang dapat diobservasi”. Latar belakang penelitian studi kasus ini lokasi yang digunakannya adalah

Homeschooling Kak Seto yang bertempat di Jalan Ciremai Raya. No. 12 E

Perumnas Kota Cirebon 45142. Telepon (0231) 3651789. Peneliti memilih lokasi

penelitian di Homeschooling Kak Seto di Cirebon Jawa Barat karena tidak hanya

di kota-kota besar kebutuhan pendidikan terhadap homeschooling dan

homeschooling Kak Seto merupakan homeschooling yang dalam pelaksanaan

pembelajarannya menerapkan pembinaan karakter pada siswanya, maka peneliti

mempunyai ketertarikan untuk melakukan penelitian di Cirebon mengenai

homeschooling sebagai wahana pembinaan karakter.

(34)

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dalam suatu penelitian, selain lokasi, subjek penelitian pun sangatlah

penting, karena sebagai informan yang akan memberikan informasi yang terkait

dengan penelitian. Dengan demikian, Nasution (2003: 32) menjelaskan bahwa “dalam penelitian kualitatif, yang dijadikan subjek penelitian sebagai sumber informasi hanyalah subjek yang dapat memberikan informasi”. Pada subjek penelitian ini, diambil dari beberapa pihak homeschooling Kak Seto di Cirebon

dan pihak-pihak yang terkait dalam penelitian mengenai homeschooling sebagai

wahana pembinaan karakter pada homeschooling Kak Seto di Cirebon Jawa Barat,

sebagai sumber informasi yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah

dirancang dan dipersiapkan terlebih dahulu atau yang akan muncul pada saat

penelitian berlangsung.

Berdasarkan hal tersebut, maka subjek penelitian yang dipilih sebagai

sumber informasi dalam penelitian mengenai homeschooling sebagai wahana

pembinaan karakter pada homeschooling Kak Seto di Cirebon Jawa Barat adalah:

a) Siswa yang bersekolah di homeschooling Kak Seto di Cirebon Jawa Barat

sebanyak tiga orang, sehingga mampu memberikan informasi secara

mendalam dan jelas tentang pembinaan karakter.

b) Guru atau tutor di Homeschooling sebanyak satu orang,

c) Orang tua siswa Homeschooling sebanyak satu orang, dan

d) Pihak Lembaga homeschooling Kak Seto di Cirebon Jawa Barat.

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada kriteria khusus berapa banyak

jumlah responden yang harus diwawancarai.

D. Tahap Penelitian

Persiapan-persiapan sebelum melakukan penelitian harus disiapkan

dengan matang agar tujuan yang diharapkan dari penelitian tersebut tercapai dan

juga untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitiannya. Peneliti

mempersiapkan langkah-langkah penelitian yang telah direncanakan agar tujuan

yang diharapkan bisa berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan yang

(35)

55

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hal ini dimaksudkan agar selama melakukan proses penelitian dapat

berjalan dengan lancar sesuai dengan prosedur yang berlaku. Agar tujuan dari

penelitian dapat tercapai dengan baik, maka peneliti mempersiapkan dengan

tahapan-tahapan penelitian sebagai berikut:

1. Tahap pra penelitian

Pada tahap ini, pertama kali peneliti menyusun pra penelitian dengan

memilih masalah, memilih judul yang berkaitan dengan masalah yang akan

dibahas dan melakukan observasi langsung ke tempat yang akan dijadikan sumber

dan lokasi penelitian, yaitu di homeschooling Kak Seto di Kota Cirebon Jawa

Barat. Setelah mengadakan pra penelitian ini selanjutnya peneliti melakukan studi

lapangan pada objek yang akan diteliti, kemudian memperkenalkan identitas

peneliti serta memberitahukan pihak homeschooling Kak Seto di Cirebon tentang

maksud dan tujuan mengadakannya penelitian. Dan peneliti sedikit membahas

kajian tentang pembinaan karakter di homeschooling ini seperti apa.

Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data-data atau informasi yang valid

dan fakta mengenai homeschooling sebagai wahana pembinaan karakter pada

homeschooling Kak Seto di Kota Cirebon Jawa Barat sebagai data awal untuk

mendapatkan dan memperkuat informasi yang dibutuhkan. Setelah memperoleh

subjek kajian yang akan diteliti serta masalah yang dirumuskan relevan dengan

kondisi di lapangan, maka peneliti menyusun proposal penelitian.

2. Tahap perizinan penelitian

Sebelum peneliti melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti harus

menempuh proses perizianan penelitian. Tujuannya agar penelitian yang

dilakukan merupakan penelitian legalitas. Proses perizanan penelitian itu

ditujukan kepada orang-orang yang ada hubungannya dengan penelitian ini,

proses atau prosedur penelitia itu, sebagai berikut :

1) Membuat dan mengajukan surat izin untuk melakukan penelitian kepada

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan, kemudian dilanjutkan kepada

Dekan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan

(36)

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

agar mendapatkan surat rekomendasi dari Kepala BAAK Universitas

Pendidikan Indonesia yang secara lembaga mengatur segala jenis urusan

administratif dan akademis.

2) Pembantu Rektor I atas nama Rektor UPI mengeluarkan surat permohonan

izin penelitian yang ditujukan kepada homeschooling Kak Seto di Cirebon

Jawa Barat.

3) Surat izin penelitian tersebut diserahkan kepada pihak Wakasek Kurikulum

homeschooling Kak Seto di Cirebon sebagai permohonan izin melakukan

penelitian di tempat tersebut.

4) Konfirmasi kepada pihak homeschooling Kak Seto di Cirebon terkait izin

untuk melakukan penelitian di tempat tersebut.

5) Menyiapkan instrument dengan terlebih dahulu membuat format instrument

wawancara.

3. Tahap Pelaksanaan

Setelah semua persiapan dilakukan dengan baik, maka pelaksanaan

penelitian dimulai dengan menekankan bahwa instrument yang pertama adalah

peneliti sendiri sebagai alat peneliti yang utama. Setelah itu memilih responden

yang akan diwawancara. Peneliti pun mengajukan wawancara kepada beberapa

reponden terkait, seperti: siswa, guru, orang tua, masyarakat, pemerintah (Dinas

Pendidikan). Selain itu, peneliti melakukan dokumentasi dan mencatat hal-hal

penting yang berkaitan dengan permasalahan mengenai homeschooling sebagai

wahana pembinaan karakter pada homeshooling Kak Seto di Cirebon Jawa Barat,

sambil memproses data peneliti pun harus mengkaji literatur-literatur yang

berkaitan dengan judul dan permasalahan penelitian, dan setelah data-data

terkumpul peneliti mengolah data tersebut sehingga mendapatkan kesimpulan.

Setelah selesai mengadakan wawancara dengan responden, peneliti

menulis kembali data yang telah terkumpul ke dalam catatan lapangan dengan

(37)

57

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

wawancara disusun dalam catatan lengkap setelah data tersebut didukung dengan

dokumen atau data-data lainnya Hal ini bertujuan untuk mendapatkan informasi

yang diperlukan untuk menjawab semua pertanyaan-pertanyaan berhubungan

dengan permasalahan yang sedang diteliti. Data-data yang telah diperoleh

kemudian di analisis dengan memperhatikan data dan informasi yang telah

diperoleh di lapangan.

E. Teknik Pengolahan dan Analisi Data

Teknik pengolahan dan analisis data dalam suatu penelitian sangatlah

penting untuk mencapai keberhasilan penelitian. Patton (dalam Sugiyono,2008:

89) menjelaskan bahwa “analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar”.

Sementara itu, Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2010: 248)

mengungkapkan bahwa :

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan menemukan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pengolahan dan

analisis data merupakan salah satu hal yang penting dalam suatu penelitian,

karena dapat memberikan makna yang penting bagi peneliti dari suatu data yang

telah dikumpulkan, maka dapat dijelaskan bahwa dalam pengolahan data dan

analisis data dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

(38)

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

homeschooling Kak Seto di Cirebon Jawa Barat, dengan tujuan data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti

untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

Dan pada akhirnya data yang relevan akan tersusun dengan baik sesuai dengan

kebutuhan penelitian yang diharapkan.

2. Data Display (penyajian data)

Setelah reduksi data selesai kemudian dilanjutkan data diolah lagi dengan

menyusun atau menyajikan ke dalam matriks-matriks, table, peta konsep, dan

berbagai bentuk representasi visual lainnya yang sesuai dengan keadaan data.

Data display merupakan suatu penyajian data yang dilakukan dalam bentuk table,

grafik, phie chard, pictrogram, dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut,

maka data terorganisirkan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin

mudah dipahami. Data yang disajikan dalam penelitian ini berupa gambaran

subjel yang diteliti mngenai homeschooling sebagai wahana pembinaan karakter

pada homeschooling Kak Seto di Cirebon Jawa Barat.

3. Kesimpulan dan Verifikasi

Kesimpulan merupakan upaya untuk mencari arti, makna penjelasan

yang dilakukan terhadap data yang di analisis dengan mencari hal-hal yang

penting. Menurut Sugiyono (2008: 99) bahwa:

kesimpulan dalam kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan dikembangkan setelah peneliti berada di lapangan.

Kesimpulan dan verifikasi ini disusun dalam bentuk pernyataan singkat

dan mudah dipahami dengan mengacu pada tujuan penelitian sehingga dapat

menyimpulkan bagaimana gambaran homeschooling sebagai wahana pembinaan

(39)

59

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dengan demikian, bahwa pengolahan dan analisis data yang dilakukan

peneliti dalam melakukan penelitian dilakukan melalui beberapa langkah-langkah.

Maka dengan melalui langkah-langkah atau tahap-tahap tersebut diharapkan

penelitian yang dilakukan dapat memperoleh data-data yang memenuhi keabsahan

(40)

Lusy Febia Yaomul Istar, 2013

HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

99

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian tentang homeschooling sebagai

wahana pembinaan karakter maka dapat dirumuskan kesimpulan dan saran

penelitian sebagai berikut:

A. Kesimpulan Umum

Homeschooling merupakan sekolah alternatife yang menempatkan

anak-anak sebagai subjek dan proses pembelajaran menggunakan pendekatan “at

home” atau di rumah. Pada homeschooling, proses pembelajaran siswa tidak

hanya menggunakan proses pembelajaran distance learning (proses pembelajaran

yang dilakukan di rumah/di tempat laian yang didampingi oleh orang tua atau

tutor dari homeschooling, tetapi ada pula proses pembelajaran yang dilakukan di

lembaga homeschooling atau di sebuah kelas (komunitas) dengan tujuan belajar

sampil bersosialisasi dengan teman-temannya.

Namun, walaupun homeschooling yang proses pembelajaran disteance

learning maupun komunitas ataupun semi komunitas, tentunya homeschooling

pun tidak lepas dari pembinaan karakter siswa agar munculnya nilai-nilai karakter

yang positif bagi siswa. Proses pembinaan karakter di homeschooling

dilaksanakan melalui kegiatan, baik yang bersifat teoritik maupun yang bersifat

praktik, seperti proses belajar di kelas, serta kegiatan proses pembinaan karakter

yang dilakukan di luar kelas diantaranya: outing dan refresing study. Selain itu,

proses pembinaan karakter dilakukan melalui penerapaan nilai-nilai karakter

positif sehari-harinya, sehingga siswa mempunyai kepribadian yang baik dan

motivasi yang kuat untuk maju.

Proses pembinaan karakter di homeschooling tentunya diharapkan siswa

memiliki nilai-nilai karakter yang positif yang diharapkan atau dikembangkan

oleh pihak homeschooling baik orientasi aplikatif nilai bagi diri sendiri dan

Gambar

Tabel 2.1 Nilai-Nilai Pembinaan Karakter .................................................
gambar, patung, film, dan lain-lain.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penggunaan air tanah digunakan untuk pertanian, perikanan, industri, permukiman dan domestic (mandi, minum, cuci) air tanah di daerah ini mengalami pencemaran

Penelitian mengenai jenis-jenis semut (Hymenoptera: Formicidae) di bangunan kampus Universitas Andalas Limau Manis Padang telah dilakukan pada bulan September 2012 sampai dengan

[r]

The present study found that the sources of influence includes the students ’ good mastery of Indonesian as their NL, the limited knowledge of the English as the

[r]

[r]

menyelesaikan seluruh hasil temuan pemeriksaan dengan tindak lanjut ke seluruh SKPD di Pemerintahan Kabupaten Bengkulu Selatan. 10 SEKRETARIAT DAERAH -