Fina Lestari, 2013
ANALISIS KERAMIK HIAS GERABAH PLERED UNTUK
PANGSA EXPORT TAHUN 2010-2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Seni Rupa
oleh
Fina Lestari
0901035
JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Analisis Keramik Hias Gerabah Plered
UntukPangsa
Export
Tahun 2010-2013
Oleh Fina Lestari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Fina Lestari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Fina Lestari, 2013
LEMBAR PENGESAHAN
Fina Lestari
0901035
ANALISIS KERAMIK HIAS GERABAH PLERED UNTUK PANGSA EXPORT
TAHUN 2010-2013
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING:
Pembimbing I,
Drs. Maman Tocharman, M.Pd.
NIP. 194812251974121001
Pembimbing II,
Drs. Yadi Rukmayadi, M.Pd.
NIP. 196104011994031001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Bandi Sobandi, M.Pd.
NIP. 197206131999031001
Fina Lestari
0901035
ANALISIS KERAMIK HIAS GERABAH PLERED UNTUK PANGSA EXPORT
TAHUN 2010-2013
Disetujui dan Disahkan oleh:
Penguji I,
Drs. Yaya Sukaya, M.Pd.
NIP. 195403031991031001
Penguji II,
Drs. Hery Santosa, M.Sn.
NIP. 196506181992031003
Penguji III,
Zakiah Pawitan, M.Ds.
Fina Lestari, 2013
ABSTRAK
Lestari, Fina. 2013: ANALISIS KERAMIK HIAS GERABAH PLERED UNTUK PANGSA EXPORT TAHUN 2010-2013. Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Universitas Pendidikan Indonesia.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, lokasi penelitian ini adalah industri keramik Jaka Perkasa yang bertempat di Desa Anjun Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: observasi, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi.
Kriya keramik yang dihasilkan industri Jaka Perkasa merupakan produk keramik untuk memenuhi kebutuhan pasar baik export maupun lokal yang dibuat oleh kriyawan keramik Plered dengan PT Joshua sebagai eksportirnya. Keberadaannya merupakan adanya perkembangan bagi kriyawan keramik Plered yang tidak hanya menghasilkan produk lokal namun ada juga produk keramik yang dihasilkan kriyawan Plered untuk skala internasional.
ABSTRACT
The method used in this research is descriptive method with qualitative approach,
this research area is the ceramic industry Jaka Perkasa at Anjun, Plered
Purwakarta. Data collecting techniques used in this study include: observation,
interviews, library research and documentation.
The products of Jaka Perkasa industry are crafted to meet the needs of both export
and local markets which made by ceramic craftsmen Plered together with PT
Joshua as an exporter and ceramic models designer. Its existence brings the
development of the ceramic craftsmen in Plered who not only produce for
domestic purpose but also for international scale.
The results of this study concluded that the forming process of these ceramics uses
clay materials called puder mixed with mud and silt formed by rolling technique with the help of a turntable (perbot) which is moved manually by hand. The decorating techniques are vary with firing temperature up to 900°Celsius. Ceramic
shapes are the development of a cylindrical shape wich has geometric and
deformation of plants motifs. The color use in ceramics give the color tone and the
ceramic surface texture can be smooth or rough, coarse texture can be seen on the
Fina Lestari, 2013
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... ... 5
2. Konsep Kriya Keramik ... 12
B. Unsur dan Prinsip dalam Karya Seni Rupa ... 28
C. Bentuk Kriya Keramik ... 36
D. Pangsa Pasar Export ... 42
BAB III METODE PENELITIAN ... 45
A. Waktu dan Tempat Penenelitian ... 45
B. Populasi dan Sampel ... 45
C. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 46
D. Instrumen dan Sumber Data ... 48
E. Teknik Pengumpulan Data ... 49
F. Teknik Pengolahan Data ... 51
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS KERAMIK HIAS GERABAH PLERED UNTUK PANGSA EXPORT TAHUN 2010-1013 ... 54
A. Gambaran Umum Mengenai Kriya Keramik Plered ... 54
vi
2. Profil Industri Keramik Jaka Perkasa ... 56
B. Kriya Keramik Plered yang menjadi Produk Pangsa Export Industri Keramik Jaka Perkasa Tahun 2010-2013 Ditinjau Dari Segi Proses Pembuatan ... 57
1. Alat dan Bahan ... 57
2. Proses Pembuatan Kriya Keramik Pangsa Export ... 68
3. Pembakaran ... 83
4. Finishing ... 85
C. Bentuk Kriya Keramik Hias Gerabah Untuk Pangsa Export industri keramik Jaka Perkasa Antara Tahun 2010-2013 ... 96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 135
A. Kesimpulan ... 135
B. Saran ... 136
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
1 Fina Lestari, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keanekaragaman budaya yang dimiliki Bangsa Indonesia menjadi warisan
budaya untuk mengembangkan dan membangun identitas bangsa dalam
mempertahankan eksistensinya baik dalam negeri maupun luar negeri.
Keberagaman budaya yang mencakup seluruh wilayah Nusantara menjadikan
Indonesia sebagai bangsa yang kaya akan adat istiadat dan kebudayaan. Dengan
banyaknya warisan budaya, keramik menjadi salah satu karya kriya yang menjadi
kebanggaan Bangsa Indonesia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 820), kriya adalah pekerjaan
tangan atau kerajinan. Dalam kriya nilai fungsional memiliki peranan yang sangat
penting tanpa meninggalkan nilai estetika. Oleh karena itu dalam pembuatan kriya
pemilihan bahan, teknik pembuatan dan pembentukan harus diperhatikan secara
cermat oleh kriyawan.
Keramik merupakan salah satu contoh dari kriya. Kata keramik dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2008: 742) diartikan sebagai “tanah liat yang dibakar dan dicampur dengan bahan atau barang-barang yang dibuat dari porselen”. Dilihat dari fungsinya seni kriya keramik dibedakan menjadi 2 bagian yaitu sebagai benda
hias dan benda pakai, masing-masing memiliki model keramik yang
berbeda-beda.
Dengan kata lain keramik adalah tanah liat yang mengalami proses
pembentukan kemudian dibakar sesuai dengan suhu 800° C sampai 900° C.
Menurut Ichsan (2003: 9) mengemukakan “keramik adalah tanah liat (lempung) yang dibakar pada suhu tertentu sehingga secara kimiawi telah berubah menjadi
satu bentuk yang permanen”. Artinya apabila pembakaran pada tanah liat telah melewati suhu tertentu, maka tanah liat atau lempung tersebut telah berubah
menjadi suatu material baru yang tidak hancur dan rusak oleh air.
Keramik yang baik adalah keramik yang berkualitas. Penetapan kualitas suatu
2
pembakaran yang ditetapkan dan finishing. Menurut Ichsan (2003: 9)
mengemukakan “Pada dasarnya kualitas keramik tergantung pada bahan tanah liat
dan suhu bakarnya”. Dalam proses pembakaran tersebut, tanah liat akan mengalami perubahan struktur hingga mencapai suhu matangnya. Apabila tanah
liat mengalami pembakaran sesuai dengan penetapan suhu yang baik, maka ia
akan memiliki kepadatan maksimal yang dapat mempengaruhi kekuatan sebuah
keramik.
Kecamatan Plered adalah salah satu kecamatan di kabupaten Purwakarta.
Karakteristik yang dimiliki daerah ini terbilang unik dibandingkan dengan
kecamatan lainnya yang ada di Purwakarta, hal ini disebabkan pengembangan
pembangunan di wilayah Plered lebih ditekankan kepada peningkatan produksi
industri kecil khususnya kriya keramik. Salah satu desa di kecamatan Plered yang
merupakan pusat penghasil kriya keramik adalah desa Anjun.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Amang Tarmedi selaku kriyawan
keramik Plered, Kegiatan usaha keramik Plered telah ada sejak tahun 1904 dan
terus berkembang hingga saat ini. Pada awal perkembangannya produk yang
dihasilkan kriya keramik plered adalah peralatan rumah tangga seperti kekep, paso
pendil, tempayan dan lain-lain yang biasa disebut dengan jenis keramik gerabah
kasar.
Saat ini produk yang dihasilkan keramik Plered terbagi ke dalam dua jenis
yaitu keramik tradisional dan keramik modern. Keramik tradisional adalah
keramik yang tidak mengalami perubahan bentuk, hal itu disebabkan dari segi
penciptaannya yang selalu berdasarkan pada filosofi sebuah aktivitas dalam suatu
budaya, bisa berupa aktivitas religius maupun seremonial. Sedangkan keramik
modern ada karena disesuaikan dengan perkembangan zaman baik dalam hal
bentuk maupun motif keramik. Hal tersebut guna meningkatkan harga jual di
pasaran.
Pada masa perkembangannya, industri keramik Plered mengalami
pasang-surut. Masa kejayaan keramik Plered dilihat dari kualitas dan kuantitas produk
yang dihasilkan. Disisi lain, industri keramik Plered pun harus mengalami masa
3
Fina Lestari, 2013
mengganggu kelancaran industri keramik Plered sehingga perkembangan produksi
keramik Plered sulit untuk dipertahankan, bahkan pada tahun 1965an induk
keramik Plered praktis tidak berfungsi lagi. Sampai pada saat ini para pengusaha
keramik Plered masih terus bertahan, meski tidak begitu ramai dikunjungi. Pada
tahun 1985 industri keramik Plered mulai berupaya untuk meningkatkan keramik
gerabahnya baik secara kualitas dan kuantitasnya ke industri kerajinan keramik
hias ditandai dengan dianugerahkannya penghargaan dari PBB dan Presiden
(UPTD Litbang, 2010: 7).
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Nizar sebagai kepala UPTD
Litbang, pada tahun 2000 didirikan suatu lembaga pemerintah yaitu UPTD
Litbang yang bertujuan untuk mempertahankan kriya keramik Plered supaya tetap
berkembang. Fungsi Litbang itu sendiri selain bertujuan untuk mengembangkan
keramik Plered juga memberi bantuan kepada kriyawan keramik Plered seperti
memberi masukan ide dan gagasan mengenai keramik yang sesuai dengan
permintaan pasar juga membantu dalam pemasarannya. Selain adanya UPTD
Litbang, para kriyawan keramik Plered pun mendapatkan bantuan dari industri
keramik Jaka Perkasa yang memproduksi keramik hias Plered untuk skala
internasional dengan PT Joshua sebagai eksportirnya.
Menurut Bapak Aid Anwar sebagai kepala finishing industri keramik Jaka Perkasa, pengembangan pemasaran produk keramik hias Plered selain untuk
memenuhi pangsa pasar lokal juga berupaya untuk memenuhi pangsa pasar
dengan skala internasional. Hal ini dilakukan untuk memperkenalkan kriya
keramik dari daerah khususnya Plered ke kancah internasional, juga untuk
memperbaiki perekonomian daerah tersebut. Adapun sasaran pasar internasional
dalam pengiriman produk kriya keramik meliputi Amerika Serikat, Italia,
Belanda, Polandia, Jerman, Afrika, Spanyol dan Australia.
Dari pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya penulis tertarik ingin
meneliti lebih dalam mengenai keramik hias gerabah Plered yang menjadi produk
pangsa export industri keramik Jaka Perkasa dari tahun 2010-2013, karena keramik yang dihasilkan menurut Bapak Aid Anwar sebagai kepala finishing
4
bervariasi dan dapat mengikuti trend. Pada tahun 2010 produk keramik yang dihasilkan memiliki beragam bentuk dengan motif dan aksen baik berupa motif
geometris maupun organis, tahun 2011 walaupun masih memiliki motif namun
lebih disederhanakan. Sedangkan pada tahun 2012 terjadi perubahan pada pangsa
pasar khususnya export pada produk keramik dimana pasar memfokuskan produk keramik lebih elegan tidak terlalu memakai motif, tahun 2013 mengalami
perkembangan dari segi bentuk yang ditampilkan walaupun masih menggunakan
tema elegan. Oleh karena itu periode yang dipilih oleh penulis sebagai bahan
analisis adalah kriya keramik pangsa export 2010-2013. Dengan demikian judul penelitian ini adalah “ANALISIS KERAMIK HIAS GERABAH PLERED UNTUK PANGSA EXPORT TAHUN 2010-2013”.
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini berfokus pada bentuk dan proses pembuatan keramik hias
gerabah Plered untuk pangsa export dari tahun 2010 sampai tahun 2013. Sebagai sampel penelitian ini adalah industri keramik Jaka Perkasa sebagai tempat
finishing produk keramik untuk pangsa export yang bertempat di Desa Anjun Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dari batasan masalah yang telah diuraikan di atas, untuk mempermudah dalam
melakukan penelitian penulis merumuskan beberapa pertanyaan sebagai berikut.
1. Bagaimana proses pembuatan kriya keramik hias gerabah Plered yang menjadi
produk pangsa export industri keramik Jaka Perkasa antara tahun 2010 sampai tahun 2013?
2. Bagaimana bentuk pada keramik hias gerabah Plered yang menjadi produk
5
Fina Lestari, 2013
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan mendeskripsikan hal-hal berikut.
a. Proses pembuatan keramik hias gerabah Plered yang menjadi Produk pangsa
export industri keramik Jaka Perkasa antara tahun 2010 sampai pada tahun 2013
b. Bentuk keramik hias gerabah Plered yang menjadi Produk pangsa export
industri keramik Jaka Perkasa antara tahun 2010 sampai pada tahun 2013
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis,
Jurusan Pendidikan Seni Rupa dan produsan kriya keramik.
a. Bagi Penulis
1) Menambah pengetahuan mengenai keramik Plered, khususnya pada model
keramik yang menjadi produk pangsa export industri keramik Jaka Perkasa. 2) Mengetahui proses pembuatan keramik hias gerabah Plered yang menjadi
produk pangsa export industri keramik Jaka Perkasa antara tahun 2010-2013. 3) Mengetahui bentuk keramik hias gerabah Plered yang menjadi produk pangsa
export industri keramik Jaka Perkasa antara tahun 2010-2013.
4) Mengetahui visual keramik hias gerabah Plered yang menjadi produk pangsa
export industri keramik Jaka Perkasa, meliputi unsur garis, bentuk, warna dan motif.
5) Mendapat manfaat berupa pengetahuan lebih mengenai ilmu tentang kriya
keramik yang tidak hanya didapat dari kampus UPI.
b. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Rupa FPBS UPI
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat terciptanya kerjasama antara jurusan
pendidikan seni rupa UPI dengan produsen keramik Plered di desa Anjun.
2) Menjadikan bahan referensi atau kepustakaan tentang Kajian Visual Keramik
6
c. Bagi Produsen
1) Sebagai dokumentasi untuk memperkenalkan hasil karya keramik yang
menjadi pangsa pasar export produksi industri keramik Jaka Perkasa agar karyanya lebih dikenal masyarakat.
2) Mendorong produsen dalam meningkatkan kualitas baik model dan jenis
keramik hias gerabah Plered serta kuantitas kriya keramik hias gerabah yang
diproduksinya.
3) Mendorong motivasi bagi industri keramik Jaka Perkasa dalam
mempertahankan dan meningkatkan eksistensi perusahaan khususnya dalam
pangsa pasar export produk keramik hias gerabah Plered.
4) Memberikan inspirasi atau gagasan kepada mahasiswa dan seniman dalam
menciptakan karya kriya keramik.
F. Sistematika Penulisan
BAB I. PENDAHULUAN
Bagian-bagian yang dibahas dalam BAB I berisi latar belakang masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian secara garis besar beserta teknik
pengumpulan data dan pendekatannya, lokasi dan sampel penelitian.
BAB II. LANDASAN TEORI
Pada BAB II ini membahas mengenai teori-teori yang digunakan dalam
penelitian, seperti: tinjauan kriya keramik, unsur dan prinsip dalam seni rupa dan
bentuk kriya keramik. Selain itu juga sebagai landasan teoritik dalam menyusun
pertanyaan penelitian, tujuan serta hipotesis.
BAB III. METODE PENELITIAN
Seperti yang telah dijelaskan dalam buku pedoman penulisan karya ilmiah
(2012: 21) Uraian dalam BAB III berisi penjabaran mengenai metode penelitian
metode penelitian deskriptif kualitatif, yang meliputi Lokasi dan subjek
populasi/sampel penelitian, cara pemilihan sampel serta justifikasi dari pemilihan
7
Fina Lestari, 2013
desain penelitian itu, metode penelitian dan justifikasi penggunaan metode
penelitian tersebut, definisi operasional, instrumen penelitian, proses
pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan alasan rasionalnya serta
analisis data.
BAB IV. PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan. Pembahasan
mengenai hasil penelitian studi deskriptif tentang analisis bentuk keramik hias
gerabah plered untuk pangsa export tahun 2010-2013 produksi industri keramik Jaka Perkasa diuraikan berdasarkan hasil penelitian dan berlandaskan teori pada
BAB II.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab Kesimpulan dan saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 3 bulan, yakni dari bulan Mei
sampai bulan Juli tahun 2013.
2. Tempat
Tempat penelitian ini adalah di tempat finishing yaitu industri keramik Jaka Perkasa yang bertempat di Desa Anjun Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta.
Mata pencaharian pokok penduduk di desa ini antara lain bertani dan menjadi
kriyawan keramik mulai dari membuat genteng, bata sampai pada bentuk-bentuk
keperluan rumah tangga lainnya.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Masyhuri dkk, (2008: 151) mengutarakan bahwa populasi penelitian
adalah:
Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.
Dalam melakukan penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi,
menurut Spradley (Sugiyono, 2011: 297 ) dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas 3 elemen yaitu: Tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.
Populasi dalam penelitian ini yaitu beberapa kriyawan keramik Plered untuk
pangsa export di Desa Anjun, diantaranya yang memproduksi produk keramik Plered untuk skala internasional yaitu industri keramik Jaka Perkasa.
2. Sampel
Menurut Masyhuri dkk, (2008: 153) sampel dimunculkan oleh peneliti pada
46
Fina Lestari, 2013
a. Peneliti ingin mereduksi (memotong) obyek yang akan diteliti. Peneliti tidak melakukan penyelidikannya pada semua obyek atau gejala atau kejadian atau peristiwa tetapi hanya sebagian saja. Sebagian inilah disebut dengan sampel.
b. Peneliti ingin melakukan generalisasi dari hasil penelitiannya, artinya mengenakan kesimpulannya kepada objek, kejadian, atau peristiwa yang lebih luas.
Dalam penelitian ini, penulis mengambil satu sampel dari beberapa kriyawan
keramik plered yang menghasilkan produk keramik pangsa export yaitu industri keramik Jaka Perkasa tempat finishing pembuatan produk keramik untuk pangsa
export yang bertempat di Desa Anjun Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta.
C. Pendekatan dan Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Dalam melakukan penelitian, manusia berperan penting pada saat penelitian
berlangsung. Menurut Nasution (Sugiyono, 2011: 306) mengemukakan bahwa:
“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu yang masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya”.
Manusia dalam metode kualitatif menjadi faktor penting sebagai pengumpul
data yang memberikan pengaruh untuk pencapaian keberhasilan proses penelitian.
Peneliti harus memiliki sifat objektif dan terbuka sesuai dengan fakta yang ada,
agar dalam proses pendataan dilaksanakan dengan baik dan efisien sesuai dengan
situasi dan kondisi yang ada. Hal ini sependapat dengan penjelasan penelitian
kualitatif menurut Masyhuri dkk, (2011: 22) bahwasannya:
47
deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya bersifat sementara, dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak: peneliti dan subjek peneliti.
Penelitian kualitatif mengutamakan manusia sebagai instrumen atau alat
penelitian. Penelitian kualitatif ini berdasarkan pada latar situasi alamiah dengan
manusia sebagai alat penelitiannya yang utama serta menganalisis data secara
induktif, bersifat deskriptif artinya, lebih jelas dan menyeluruh, lebih
mementingkan prosesnya dibandingkan hasil yang akan dicapai, memanfaatkan
metode kualitatif, mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan
teori dari dasar, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria
untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya bersifat sementara, dan
hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak peneliti dan subjek
penelitian.
Adapun tahapan-tahapan dalam penelitian kualitatif menurut Moleong (1996:
85) adalah tahap pra lapangan, tahap kegiatan lapangan dan analisis data. Dalam
hal ini peneliti mengambil langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tahap Pra Lapangan
Sebelum melakukan penelitian, penulis melakukan survey lapangan ke tempat yang akan dijadikan objek penelitian, selanjutnya menyusun proposal penelitian untuk diajukan pada dewan skripsi. Proposal yang telah diperbaiki dan disahkan dosen pembimbing skripsi dengan diketahui ketua jurusan diajukan pada pihak fakultas dengan tujuan untuk mendapatkan perizinan melaksanakan penelitian (Moleong, 1996: 85).
Pada tahap ini, peneliti melakukan persiapan awal yang meliputi: memilih
masalah, studi pendahuluan, merumuskan fokus penelitian, memilih pendekatan
dalam metode penelitian, menentukan sistem pola yang diamati dan sumber data.
Tahapan awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi.
Dilakukannya observasi untuk mengetahui kondisi real yang terjadi di lapangan
serta sebagai pembacaan awal terhadap permasalahan yang ada pada objek
penelitian. Hasil observasi ini dapat digunakan sebagi acuan untuk penyusunan
48
Fina Lestari, 2013
akhirnya ditujukan untuk memperoleh SK yaitu surat syarat perizinan
melaksanakan penelitian.
2. Tahap Kegiatan Lapangan
Pada tahap ini penulis melakukan penelitian langsung ke lapangan dengan melihat dan meneliti fenomena yang sebenarnya, sehingga terlibat langsung dalam proses penelitian (Moleong, 1996: 85).
Tahapan ini peneliti mengumpulkan dan sekaligus mengambil data-data yang
diperlukan sesuai dengan kajian yang akan diteliti dan akhirnya menyimpulkan
data tersebut secara deskriptif. Pada tahap ini, penulis melakukan penelitian
langsung ke lapangan dengan mengamati situasi dan meneliti kejadian atau fakta
yang sebenarnya, sehingga penulis terlibat langsung dalam proses penelitian itu
sendiri atau penulis sebagai instrumen.
3. Tahap Analisis Data
Tahap ini merupakan tahap setelah kegiatan lapangan berakhir. Setelah data-data diperoleh kemudian dianalisis untuk kemudian diolah dan dituangkan dalam karya tulis ilmiah (skripsi) yang terbagi dalam lima Bab, yaitu pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, pembahasan dan kesimpulan (Moleong, 1996: 85).
Akhir dari kegiatan lapangan. Setelah data-data diperoleh kemudian dianalisis
untuk kemudian diolah dan dituangkan dalam skripsi yang terbagi dalam lima
Bab, yaitu pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, pembahasan dan
kesimpulan.
D. Instrumen dan Sumber Data
Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun
selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan
dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi
data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi
dan wawancara dengan demikian data yang diperoleh bersifat valid. Peneliti akan
terjun ke lapangan sendiri untuk melakukan pengumpulan data, analisis dan
membuat kesimpulan.
Menurut Nasution (Sugiyono, 2011: 307) peneliti sebagai instrumen penelitian
49
1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi peneliti.
2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
3. Tiap situasi merupakan keseluruhan.
4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami dengan pengetahuan semata.
5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh.
6. Hanya manusia yang dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan, dan pelakan.
7. Dalam penelitian dengan menggunakan test atau angket yang bersifat kuantitatif yang diutamakan adalah respon yang dapat dikuantifikasi agar dapat diolah secara statistik, sedangkan yang menyimpang dari itu tidak dihiraukan.
Sumber penelitian ini adalah keramik hias gerabah Plered untuk pangsa export
produksi industri keramik Jaka Perkasa sebagai sumber utama, buku-buku
reverensi, internet, observasi ke museum UPTD Litbang.
Observasi ke museum UPTD Litbang yang bertempat di Desa Anjun
Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta untuk mengumpulkan data-data
mengenai Desa Anjun itu sendiri.
Observasi ke Balai besar keramik Bandung untuk mendapatkan pengetahuan
lebih tentang keramik.
E. Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data menjadi bagian penting dalam proses penelitian.
Pada upaya pengumpulkan data harus dilakukan secara baik dan serius agar data
yang terkumpul dapat sesuai dengan hasil penelitian yang diharapkan. Apabila
pada pengumpulan data ini ditemukan data yang kurang lengkap atau terdapat
kesalahan maka akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil yang
ingin dicapai. Proses pengumpulan data sangatlah penting hal ini seperti yang
diutarakan oleh Arikunto (2006: 222) bahwa:
50
Fina Lestari, 2013
terutama apabila penelitian menggunakan metode yang memiliki cukup besar celah untuk dimasuki unsur minat peneliti. Itulah sebabnya menyusun instrumen pengumpulan data harus ditangani serius agar diperoleh hasil yang sesuai dengan kegunaannya yaitu pengumpulan variabel yang tetap. Instrumen yang sifatnya masih umum, misalnya pedoman wawancara dan pedoman pengamatan, masih mudah diinterpretasikan (mungkin salah) oleh pengumpul data.
Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
a. Teknik pengamatan (Observasi)
Objek yang akan diamati adalah seni kriya keramik Plered yang menjadi
pangsa export industri keramik Jaka Perkasa. Ditinjau dari segi proses pembuatan dan bentuk keramik antara tahun 2010 sampai dengan 2013.
Penulis melakukan observasi langsung ke tempat finising yaitu industri keramik Jaka Perkasa yang bertempat di Desa Anjun Kecamatan Plered Kabupaten
Purwakarta. Observasi ke tempat lain dilakukan untuk mendapatkan data-data
yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini penulis melakukan
observasi ke museum UPTD Litbang.
b. Teknik wawancara
Wawancara dilakukan untuk pengumpulan data atau informasi dengan
menyiapkan instrumen berupa pertanyaan-pertanyaan, alat bantu seperti alat tulis,
alat rekaman, kamera dan alat bantu lainnya yang telah disiapkan terlebih dahulu
agar mempermudah pada saat proses wawancara berlangsung. Agar informasi
yang didapat jelas setiap pewawancara (Interviewer) dengan objek wawancara/responden (Interview) harus mampu menciptakan hubungan yang baik.
Objek wawancara yaitu kepala finishing industri Jaka Perkasa yang berada di desa Anjun, kecamatan Plered, kabupaten Purwakarta; Bapak Aid Anwar. Adapun
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam melaksanakan wawancara adalah
sebagai berikut:
1) Siapakah pemilik dari industri keramik Jaka Perkasa?
2) Berperan sebagai apa Jaka Perkasa pada PT Joshua?
51
4) Bagaimanakah struktur organisasi dari Jaka Perkasa?
5) Berapakah jumlah kriyawan yang dipekerjakan pada Jaka Perkasa dari awal
pembentukan hingga saat ini?
6) Bagaimana proses produksi keramik pangsa export dari mulai alat, bahan, dan teknik yang digunakan?
7) Bagaimana bentuk keramik yang menjadi pangsa export industri keramik Jaka Perkasa?
c. Teknik studi pustaka dan dokumentasi
Studi pustaka bertujuan untuk memperoleh pengetahuan secara teoritis serta
menunjang wawasan tentang objek yang diteliti. Hal ini berkaitan dengan
buku-buku sumber yang berkaitan dengan nilai aspek yang akan diteliti yaitu kriya
keramik ditinjau dari segi proses pembuatan keramik dan bentuk keramik pangsa
export.
Teknik dokumentasi berupa data foto hasil dokumentasi pribadi, dokumen foto
sampel industri keramik Jaka Perkasa, dokumen tertulis sesuai dengan
permasalahan yang diteliti sebagai gambaran bagi pembaca serta bukti hasil
penelitian yang telah dilakukan.
F. Teknik Pengolahan Data
Analisis data dilakukan setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data
selesai dilakukan. Adapun menurut Arikunto, (2006: 235) bahwa dalam
melakukan analisis data terdapat langkah-langkah yang harus diperhatikan.
Langkah-langkah tersebut adalah:
Secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi 3 langkah yaitu:
a. Persiapan
Dalam melakukan analisi data, langkah persiapan dilakukan untuk merapihkan
data-data yang telah terkumpul, mengambil data yang dianggap penting dan
merangkumnya. Seperti yang diutarakan oleh arikunto, (2006: 236) bahwa:
52
Fina Lestari, 2013
rapi dan tinggal mengadakan pengolahan lanjutan atau menganalisis (Arikunto, (2006: 236).
b. Tabulasi
Menurut Arikunto (2006: 236) bahwa kalsifikasi analisis data adalah sebagai
berikut:
1) Tabulasi data (the tabulation of the data).
2) Penyimpulan data (the summarizing of the data). 3) Analisis data untuk tujuan testing hipotesis. 4) Analisis data untuk tujuan penarikan kesimpulan.
Setelah data terkumpul kemudian data diklasifikasikan. Dalam hal ini menurut
Arikunto (2006: 239) bahwa “Apabila datanya terkumpul, maka lalu
diklasifikasikan menjadi dua kelompok data, yaitu data kuantitatif yang berbentuk
angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata atau simbol.”
Dalam peneltian ini, penulis mengklasifikasikan data yang telah terkumpul
ditinjau dari segi proses pembuatan dan bentuk keramik hias gerabah Plered yang
menjadi produk pangsa export industri keramik Jaka Perkasa antara tahun 2010-2013.
Setelah data selesai dianalisis, dapat diperoleh kesimpulan. Kesimpulan
bukanlah suatu karangan yang diambil dari hasil-hasil pembicaraan atau imajinasi
penulis, melainkan diperoleh dari hasil analisis data yang diteliti. Kesimpulan
yang diperoleh bersifat sementara dan dapat berubah ataupun tidak berdasarkan
ditemukannya data di lapangan pada saat penelitian. Seperti yang diutarakan
Arikunto (2006: 342):
53
c. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian
Pengolahan data yang diperoleh menggunakan aturan-aturan yang ada sesuai
dengan yang diteliti. Dalam hal ini Arikunto (2006: 238) menjelaskan bahwa yang
dimaksud penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian adalah:
135 Fina Lestari, 2013
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai “ANALISIS KERAMIK HIAS
GERABAH PLERED UNTUK PANGSA EXPORT TAHUN 2010-2013” yang penulis lakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
Kecamatan Plered merupakan salah satu kecamatan yang berada di kabupaten
Purwakarta. Salah satu desa di kecamatan Plered yang merupakan pusat penghasil
kriya keramik adalah desa Anjun. Kegiatan usaha pembuatan kriya keramik ini
telah lama tumbuh dan berkembang di desa Anjun sejak tahun 1904. Dimana pada
waktu itu sudah dibuat gerabah kasar untuk kebutuhan rumah tangga. Produksi
keramik Plered selain untuk permintaan pasar lokal juga terdapat produk keramik
Plered untuk skala internasional. Industri keramik plered yang memproduksi
keramik untuk skala internasional adalah tempat produksi keramik Jaka Perkasa
yang bertempat di Desa Anjun dengan PT Joshua sebagai eksportir yang
memasarkan produk keramik hias Plered untuk skala internasional yang bertempat
di Jakarta. Jaka Perkasa sebagai tempat finishing berdiri pada tahun 2001 ini menciptakan produk kriya keramik untuk skala internasional dengan bentuk, motif
dan teknik finishing yang bervariasi. Tahun 2010-2013 produk keramik yang dihasilkan mengikuti trend sesuai perkembangan kriya keramik saat ini yang dapat bersaing dalam pangsa pasar domestik maupun pangsa pasar skala
internasional. Adapun keramik pangsa export dilihat dari proses pembuatan keramik dan bentuk keramik yang menjadi pangsa export industri keramik Jaka Perkasa adalah sebagai berikut:
1. Tahan liat sebagai bahan utama dalam pembentukan keramik untuk pangsa
export ini menggunakan jenis tanah liat berkualitas sedang yaitu tanah liat
puder yang dicampur oleh lumpur dan pasir halus.
2. Proses dalam pembentukan benda keramik menggunakan teknik putar dengan
alat meja putar yang digerakan secara manual oleh tangan, sehingga hasil
136
bervariasi bentuknya, ada yang seperti seperti bentuk botol, bentuk gendang,
buah-buahan dan lain-lain. Selain bentuk silinder ada juga bentuk dari
geometris dengan bentuk persegi panjang.
3. Dalam proses pembakarannya menggunakan suhu rata-rata 900º Celsius.
4. Untuk proses dekorasi dilakukan dengan cara teknik tempel dan toreh. Selain
itu ada juga teknik dekorasi setelah proses finishing dilakukan, yaitu setelah keramik dicat kemudian diberi motif dengan menggunakan teknik semprot,
sapuan kuas, dibakar dan digosok.
5. Untuk semua produk keramik setelah dibentuk, dibakar kemudian di finishing
tahap akhirnya adalah diberi cat melamin yang bertujuan untuk memberikan
efek mengkilat terang dan melindungi warna.
Keramik antara tahun 2010-2013 yang menjadi produk pangsa export industri keramik Jaka Perkasa memiliki unsur visual yang meliputi garis, bentuk, tekstur,
warna dan gelap terang. Penggunaan garis lurus dan lengkung dilihat dari bentuk
dan motif yang terdapat pada keramik tersebut dengan bentuk keramik dari
perkembangan bentuk silinder dan geometris menjadi bentuk yang bervariasi
seperti bentuk yang menyerupai botol, gendang, buah-buahan dan lain-lain. Motif
yang diterapkan pada keramik pangsa export adalah motif geometris dan stilasi tumbuhan dengan penggunaan warna pada keramik memperlihatkan unsur gelap
terang dengan tekstur permukaan keramik ada yang halus dan kasar, tekstur kasar
dapat dilihat pada permukaan benda keramik dengan proses dekorasi
menggunakan teknik bakar yang digosok. Jenis keramik untuk pangsa export
industri keramik Jaka Perkasa dalam proses pembakarannya menggunakan suhu
rata-rata 900º Celsius dengan demikian produk keramik yang menjadi produk
137
Fina Lestari, 2013
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penulis memberikan beberapa
saran diantaranya:
1. Bagi Kriyawan
Perlu pembinaan berkelanjutan dalam rangka pengembangan kebutuhan pasar
terutama dalam pengembangan kapasitas produksi baik dalam keseragaman
bentuk maupun kualitas yang mampu bersaing dalam pangsa pasar domestik
maupun internasional.
2. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi kepustakaan dalam Kajian
Kriya Keramik dan membuat semacam workshop untuk memperkenalkan
keanekaragaman kriya keramik khususnya di daerah Plered.
3. Bagi Perusahaan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan motivasi dalam
pengembangan inovasi baru mengenai kriya keramik baik dalam segi bentuk dan
keseragaman jenis keramik yang diciptakan, serta penggunaan bahan yang sesuai
dalam upaya penciptaan keramik yang berkualitas.
4. Bagi Lembaga Pemerintah Daerah
Diharapkan bagi Lembaga pemerintahan daerah setempat memberikan bantuan
berupa modal usaha pada para kriyawan dalam upaya pengembangan usaha
karena kriya keramik merupakan warisan budaya masyarakat yang memiliki
potensi dalam mengembangkan aset dan sebagai identitas bagi daerah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Atkin, Jacqui. (2004). Handbuilt Pottery Techniques Revealed. Singapore: Page One.
Budiyanto, dkk. (2008). Kriya Keramik (Untuk Menengah Kejuruan) Jilid I. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Budiyanto, dkk. (2008). Kriya Keramik (Untuk Menengah Kejuruan) Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Chappelhow, Mary. (2002). Thrown Pottery Technique Revealed. Singapore: Page One.
Enget, dkk. (2008). Seni Kriya Kayu. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Herawati, dkk. (1996). Pendidikan Kesenian. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Ichsan, Nurdian. (2002). Membuat Keramik. Bandung: PT Kiblat Buku Utama. Masyhuri dkk. (2008). Metodologi Penelitian (Pendekatan Praktis dan Aplikatif).
Malang: PT Refika Aditama.
Muhajirin. (2010). Pendidikan Seni Kerajinan Bahan Ajar Apresiasi Teknik Produk Kerajinan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta Program Studi Pendidikan Seni Kerajinan.
Moleong, Lexy, J. (1996). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Soedarso, SP. (1997). Tinjauan Seni. Yogyakarta: Saku Dayar Sana.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: CV. Alfabeta.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2008).
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.