• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS INDUSTRI, RASIO LEVERAGE KEUANGAN TERTIMBANG, RASIO INTENSITAS MODAL TERTIMBANG DAN PANGSA PASAR TERHADAP ROA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-20

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS INDUSTRI, RASIO LEVERAGE KEUANGAN TERTIMBANG, RASIO INTENSITAS MODAL TERTIMBANG DAN PANGSA PASAR TERHADAP ROA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-20"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era globalisasi ekonomi ditandai dengan ketatnya persaingan dan semakin menguatnya kecenderungan hubungan perekonomian antar negara. Perusahaan harus senantiasa meningkatkan daya saing dengan memperbarui kualitas sumber daya manusia, kebijakan, dan teknologi, serta membangun kerjasama dengan semua pihak agar dapat memenangkan persaingan.

Seiring dengan laju perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi, dunia bisnis mau tidak mau telah mengalami perubahan yaitu era persaingan industri menuju era persaingan informasi. Perusahaan harus beradaptasi dengan lingkungan bisnis global yang senantiasa berubah dan mampu bersaing dalam pasar internasional. Untuk memenangkan persaingan yang semakin kompetitif ini, diperlukan sebuah strategi baru yang dalam pelaksanaannya membutuhkan suatu pengukuran kinerja, yang berguna untuk menilai berhasil tidaknya strategi baru. Hal ini membuat perusahaan dituntut untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerjanya agar mampu bersaing dan mampu bertahan dalam masa krisis maupun persaingan yang semakin ketat (Karcela, 2014).

(2)

yang merupakan informasi keuangan yang menggambarkan kinerja keuangan suatu perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan dapat menggunakan rasio keuangan. Secara jangka panjang rasio keuangan juga dipakai dan dijadikan sebagai acuan dalam menganalisis kondisi kinerja perusahaan (Fahmi, 2011). Salah satu rasio yang digunakan sebagai pengukur kinerja keuangan perusahan adalah Return On Assets (ROA). Menurut Certo dan Peter, 1995 dalam Muharya, (2011) Return On Assets merupakan alat yang sering digunakan dalam mengukur kinerja organisasi dalam konteks manajemen stratejik. Rasio ini mencerminkan kemampuan manajemen dapat mengelola seluruh sumber daya (total aktva) untuk menghasilkan laba. Rasio ini menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomis yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih (Rizky, 2013). Semakin besar ROA menunjukan kinerja perusahaan semakin baik. Karena tingkat pengembalian (Return) semakin besar (Rahman, 2013).

(3)

Analisis kinerja keuangan perusahaan individual dapat digunakan pendekatan industri relevan dalam persaingan industri, karena kinerja perusahaan tidak hanya dipengaruhi kegiatan internalnya tetapi juga dipengaruhi faktor eksternalnya. Kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisinya dalam persaingan industri dapat bepengaruh terhadap kinerja perusahaan yang bersangkutan. Salah satu indikator penting dalam persaingan industri adalah daya tarik bisnis (business attractiveness). Dalam mempertahankan persaingan industri yang ketat diperlukan adanya indikator-indikator yang dapat menjadi daya tarik bisnis.

Indikator pertama yaitu indikator dari profitabilitas industri. Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan (Brigham dan Houston, 2006). Profitabilitas juga dapat menunjukan pertimbangan pendapatan dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan atau menghasilkan laba pada tingkat operasi, rasio ini dapat mencerminkan efektifitas dan keberhasilan manajemen secara keseluruhan. Hal ini dapat mengikat daya tarik dari investor dengan melihat bagaimana kondisi keuangan perusahaan yang dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan sehingga menghasilkan keuntungan atau profitabilitas. Dengan profitabilitas yang stabil perusahaan akan dapat menjaga kelangsungan usahanya, sebaliknya apabila perusahaan tidak mampu untuk menghasilkan profitabilitas yang memuaskan maka perusahaan tidak akan mampu menjaga kelangsungan usahanya.

Indikator kedua yaitu rasio leverage keuangan tertimbang, penggunaan

financial leverage makin tinggi mengakibatkan biaya modal tetap tinggi dan

(4)

tetap. Pengelolaan leverage yang efisien akan meningkatkan profitabilitas perusahaan namun perusahaan yang memiliki leverage tinggi akan menghadapi kesulitan keuangan untuk membayar utangnya (Nur, 2013). Menurut Jumingan (2009) Rasio leverage merupakan rasio yang mengukur kebutuhan belanja perusahaan yang dibiayai oleh dana dari pinjaman. Semakin tinggi nilai leverage dalam rasio laporan keuangan maka akan semakin besar resiko yang dihadapi oleh kreditor. Penggunaan hutang yang tinggi akan berdampak terhadap keberlangsungan perusahaan serta dapat menjadi beban yang berat dalam melaksanakan operasionalnya.

Indikator ketiga yaitu rasio Intensitas modal tertimbang, Intensitas modal merupakan rasio antara penjualan dengan total asset. rasio ini merupakan hambatan keluar masuk bagi perusahaan. Perusahaan baru yang akan memasuki pasar oligopoli harus memiliki tingkat efisiensi yang tinggi, kalau tidak perusahaan tersebut tidak akan mampu memasuki pasar yang baru. Perusahaan yang memiliki tingkat efisiensi yang tinggi tentunya akan lebih mudah memperoleh laba. Semakin tinggi rasio ini semakin efisiensi penggunaan aktiva, namun perusahaan juga harus melihat kepada rasio intensitas modal industri (Winarno, 2015). Penggunaan rasio intensitas modal

( capital intensiveness) diukur melalui total aktiva dibagi penjualan atau rasio

perputaran total aktiva yang reciprocal sebagai indikator barrier to entry (Purwanti, 2010).

(5)

periode yang sama di 2015 sebesar Rp. 2,10 triliun. Pertumbuhan revenue diperoleh dari PT Kimia Farma Trade & Distribution (KFTD) yang tumbuh sebesar 29,30. Untuk kinerja anak perusahaan yang bergerak di sektor ritel dan pelayanan kesehatan yaitu PT Kimia Farma Apotek (KFA) mengalami pertumbuhan 14,64.

(6)

Analisis industri investor mencoba memperbandingkan kinerja berbagai industri, untuk bisa mengetahui jenis industri apa saja yang memberikan prospek paling menjajikan ataupun sebaliknya. Setelah melakukan analisis industri investor nantinya akan dapat menggunakan informasi tersebut sebagai masukan untuk mempertimbangkan saham-saham dari kelompok industri mana sajakah yang akan dimasukkan dalam portofolio yang akan dibentuknya.

Penelitian yang dilakukan oleh Purwanti (2010) meneliti tentang pengaruh pangsa pasar, rasio leverage, intensitas modal terhadap profitabilitas koperasi simpan pinjam di Salatiga menyimpulkan bahwa variabel pangsa pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA dan ROE, variabel rasio leverage berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA dan ROE, serta intensitas modal berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA dan ROE.

(7)

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROE, dan variabel leverage di hapus karena terjadi multikolonearitas.

Penelitian ini mengacu pada penelitian Listyawati (2007). Perbedaan pada penelitian ini terletak pada tahun periode 1999-2004 yang menggunakan data panel yang didukung dengan limped program, sedangkan penelitian yang sekarang menggunakan periode 2013-2015 yang menggunakan data panel dan didukung dengan program SPSS serta tidak menggunakan variabel dependen ROE (Return on Equity). Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan Analisis Pengaruh Profitabilitas Industri, Rasio Leverage Keuangan Tertimbang, Rasio Intensitas Modal Tertimbang Dan Pangsa

Pasar Terhadap ROA Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia Periode 2013-2015.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dikemukakan perumusan masalahnya yaitu:

1. Apakah profitabilitas industri berpengaruh positif terhadap ROA Perusahaan ?

2. Apakah rasio leverage keuangan tertimbang berpengaruh negatif terhadap ROA Perusahaan?

3. Apakah rasio intensitas modal tertimbang berpengaruh positif terhadap ROA Perusahaan?

(8)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pengaruh positif rasio profitabilitas industri terhadap ROA Perusahaan.

b. Untuk mengetahui pengaruh negatif rasio leverage keuangan tertimbang terhadap ROA Perusahaan.

c. Untuk mengetahui pengaruh positif rasio intensitas modal tertimbang terhadap ROA Perusahaan.

d. Untuk mengetahui pengaruh positif pangsa pasar terhadap ROA

Perusahaan.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan meiliki nilai guna diantaranya:

a. Bagi Peneliti

(9)

b. Bagi Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan serta memberi referensi baru mengenai bagaimana pengaruh profitabilitas industri, rasio leverage keuangan tertimbang, rasio intensitas modal tertimbang dan pangsa pasar terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dan sebagai dasar penelitian-penelitian sejenis dimasa mendatang.

c. Bagi Investor

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan dalam memutuskan dalam pengambilan keputusan tentang kinerja keuangan perusahaan.

d. Bagi Perusahaan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dari pengolahan data ditemukan bahwa karyawan restoran hotel X puas karena merasa senang dengan pekerjaan yang dilakukan. Selain itu para karyawan juga

Secara keseluruhan pada tabel 4.4 tersebut dapat dilihat bahwa persepsi responden mengenai kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri, gaji, atasan/supervisi, rekan

Cara pandang Saridin dalam segala hal banyak yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya saat itu, sehingga terkadang ada kesan bahwa Saridin di anggap orang gila

[r]

To create a new section in your presentation, just select the first slide that you want in the new section, switch to the Home tab, click the Section button (found in the

Puji syukur atas karunia yang dilimpahkan oleh Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Sikap Hidup Masyarakat Jawa dalam Novel Nawung Putri

Keberadaan pelabuhan mampu menghasilkan keuntungan secara ekonomi yang langsung dapat dirasakan, misalkan terbukanya banyak lapangan kerja bagi masyarakat sekitar, karena dalam

Namun terkadang masih ada mahasiswa yang melakukan keterampilan keperawatan tidak sesuai dengan buku pedoman praktek laboratorium terutama keterampilan dalam