• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI KARAKTER TOKOH PADA NOVEL REMAJA 24 HOUR STAY AT SCHOOL KARYA ESA KHAIRINA HUSEIN: Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP N 3 Pangalengan Kabupaten Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI KARAKTER TOKOH PADA NOVEL REMAJA 24 HOUR STAY AT SCHOOL KARYA ESA KHAIRINA HUSEIN: Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP N 3 Pangalengan Kabupaten Bandung "

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI

KARAKTER TOKOH PADA NOVEL REMAJA

24 HOUR STAY AT SCHOOL KARYA ESA KHAIRINA HUSEIN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP N 3 Pangalengan Kabupaten

Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

TESIS

diajukanuntuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

oleh

Ayi Sumiati

NIM 1102543

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI KARAKTER TOKOH PADA NOVEL REMAJA 24 HOUR STAY AT SCHOOL KARYA ESA

KHAIRINA HUSEIN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMPN 3 Pangalengan Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

oleh Ayi Sumiati

Dra.Uninus Bandung, 1992

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Pendidikan Bahasa Indonesia

© Ayi Sumiati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan Judul “Efektivitas model

sinektik berorientasi berpikir kritis dalam meningkatkan kemampuan apresiasi

(4)

Ayi Sumiati, 2013

Efektifitas Model Sinektik Berorientasi Berfiakir Kritis Dalam Meningkatkan Kemempuan Apresiasi

ABSTRAK

Penelitianiniberjudul “Efektivitas model sinektikberorientasiberpikirkritisdalammeningkatkankemampuanapresiasikarakter tokohpada novel remaja24 hour stay at school karyaesakhairinahusein” (StudiEksperimenpadaSiswaKelas VIII SMPN 3 PangalenganKabupaten Bandung TahunAjaran 2012/2013).Penelitianinidilatarbelakangiolehhal-halberikut.Pertama, guru dituntutkeprofesionalnyadalammemilih model yang tepat agar siswadapatbelajarsecaraaktif, menyenangkan, danmeraihhasilbelajar yang optimal.Kedua,

pengajaransastradapatmembantupendidikansecarautuhapabilacakupannyameliputi empatmanfaat, yaitu: membantuketerampilanberbahasa, meningkatkanpengetahuanbudaya, mengembangkanciptadan rasa, sertamenunjangpembentukanwatak. Adapun yang menjaditujuannyayaitu: 1) mendeskripsikanunsur-unsurintrinsik yang terdapatdalam novel; 2).mendeskrisikanpenerapan model sinektikdalamapresiasikaraktertokoh novel; 3).endeskripsikan model sinektikefektifdalamapresiasikaraktertokoh novel; 4).mendeskripsikanhasilanalisissiswaterhadapnilai-nilaikaraktertokoh novel;

5).mendeskripsikanresponssiswaterhadap model

sinektikdalamapresiasikaraktertokoh. Metode yang

digunakanadalahmetodedeskriptifanalisisdaneksperimen.Metodedeskriptifdilakuk andengancaramendeskripsikanfakta-fakta yang kemudiandisusuldengananalisis. SedangkanmetodeeksperimendenganmenggunakandesainThe Randomized Pretes-Potest Control Group Design.Keduakelompokinidiberikantes, baiktesawalmaupuntesakhir.Kelompokkelaskontroltidakdiberikanperlakuansedang kanpadakelaseksperimendiberikanperlakuan.Berdasarkanhasilpenelitianini,

penulismemperolehtemuansebagaiberikut: 1) terdapatunsurintrinsik yang dimilikioleh novel tersebutdiantaranyaadalahtema, alur, latar, tokohdanpenokohan, sudutpandang, gayabahasa, danamanat; 2) terdapatperbedaanhasil prates danpascatespadakelaseksperimen ,yaitudiperoleh t hitung : 22,143 dengan n : 30 dengantarafsignifikansi α : 0,05 danterdapatpada t

tabel 2.048.

Terdapatperbedaanhasilpascatespadakelaseksperimendankelaskontrolyaitudiperol eh t hitung : 11.043 dengan n : 30 t tabel : 0,05 dan t tabel: 2.048, berarti t

hitung> t tabelatau 11.043 > 2.048; 3)

terdapatnilaikarakterberdasarkanhasilanalisissiswa yang terdapatdalam novel yaitureligius, disiplin, mandiri, bersahabat, tanggungjawab, dangemarmembaca; 4) responssiswaterhadap model sinektikmenarik, menggairahkan, menumbuhkankreativitas,meningkatkanmotivasibelajar, danmampuberanalogi.

Kesimpulannyaadalahbahwa model

(5)

Ayi Sumiati, 2013

Efektifitas Model Sinektik Berorientasi Berfiakir Kritis Dalam Meningkatkan Kemempuan Apresiasi

ABSTRACT

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1LatarBelakangPenelitian ... 1

1.2RumusanMasalah ... 7

1.3TujuanPenelitian ... 8

1.4ManfaatPenelitian ... 9

1.5Asumsi ... 9

1.6HipotesisPenelitian ... 10

1.7DefinisiOperasional ... 10

BAB II MODEL SINEKTIK, SASTRA, APRESIASI SASTRA, NOVEL, DAN KARAKTER 2.1 Model Pembelajaran ... 12

2.1.1 Batasan Model Pembelajaran ... 12

2.1.2 Model-Model Pembelajaran ... 13

2.2 Model Sinektik ... 13

2.3 BerpikirKritis ... 24

2.4 Analogi ... 26

2.5 ApresiasiSastra ... 27

2.6PembelajaranSastradalamKurikulum ... 27

2.7Pengertian Novel dan Novel Remaja... 33

2.8Struktur Novel ... 35

2.9PengertianKarakter ... 55

(7)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. MetodePenelitian ... 61

3.2 DesainPenelitian ... 63

3.3Pengumpulan Data ... 63

3.4 Alat yang DigunakandalamPenelitian ... 62

3.5Sumber Data ... 65

3.5.1 PopulasiPenelitian... 65

3.5.2 SampelPenelitian ... 65

3.6ProsedurPengumpulan Data Penelitian ... 66

3.7PengujianKualitasInstrumen Data ... 66

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 AnalisisUnsurIntrinsik Novel Remaja24 Hour Stay at School ... 72

4.1.1 Identitas Novel danProfilPengarang ... 72

4.1.2 SinopsisCerpen ... 72

4.1.3 AnalisisUnsurIntrinsik Novel Remaja24 Hour Stay at School.... 75

4.2 Penerapan Model SinektikdalamMeningkatkanKemampuanApresiasiKarakterTokohpada Novel 24 Hour Stay at SchoolKaryaEsaKhairinaHusein ... 96

4.2.1 DeskripsiPerencanaanPelaksanaanPembelajaran ... 96

4.2.2DeskripsiPenerapan Model SinektikdanAnalisisPendidikanKarakter ... 102

(8)

4.4 Analisis Data HasilTespadaPembelajaranApresiasikarakterTokoh Novel

dengan Model sinektik ... 124

4.5 AnalisisHasilAnalogi ... 130

4.5.1 AnalisisAnalogiLangsung... 130

4.5.2 AnalisisAnalogi personal ... 135

4.5.3 AnalisisMembedakanAnalogi ... 140

4.5.4 Analisismenjelaskanperbedaan ... 144

4.5.5 AnalisisAnalogipenjelajahan ... 147

4.5.6 Analisimembangkittkananalogi ... 150

4.6 DeskripsidanHasilAnalisisdalamPembelajaranApresiasikarakterTokohNovel RemajapadakelasKonvensionaldeganMetode Tanya Jawab ... 155

4.6.1 DeskripsiPembelajaranApresiasikarakterTokoh Novel RemajadenganMetode Tanya Jawab ... 155

4.6.2 AnalisisPembelajaranApresiasikarakterTokoh Novel denganMetode Tanya Jawab ... 156

4.7 DeskripsidanHasilAnalisisNilaiKarakterpada Novel remaja 24 Hour Stay at School ... 157

4.7.1 DeskripsiPembelajaranAnalisisNilaiKarakter Novel ... 157

4.7.2 HasilAnalisisSiswaterhadapNilai-NilaiKarakter Novel Remaja24 Hour Stay at School ... 157

4.8 HasilAngketResponsiswaterhadapEfektivitas Model sinektikdalamMeningkatkanKemampuanApresiasiKarakterTokohpada Novel remaja24 Hour Stay at School ... 162

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 165

5.2 Saran ... 166

5.2.1 Saran untukPeneliti ... 166

5.2.2 Saran untukPengajar ... 167

DAFTAR PUSTAKA ... 168

(9)
(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Sastra adalah “suatu kegiatan kreatif, sebuah seni” (Wellek & Warren,

1989:3). Kegiatan kreatif inilah yang dihasilkan oleh seorang seniman dalam

bentuk karya sastra yang fundamental, baik itu berbentuk prosa, drama,

maupun puisi.

Memahami sebuah karya sastra prosa (novel, cerpen), puisi, drama

bukan merupakan suatu pekerjaan yang mudah. Sebuah karya sastra

menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan juga sulit dipahami oleh

pembacanya. Untuk memahami sebuah karya sastra diperlukan proses atau

tahapan-tahapan mulai dari tahap simpati, empati dan repleksi diri.

Karya sastra sebagai karya budaya merupakan tanggapan (respon)

sastrawan terhadap lingkungannya. Kemudian sastrawan mewujudkannya

secara estetis dan memiliki nilai keindahan. Oleh karena itu, kelahiran karya

sastra selalu memiliki nilai guna bagi masyarakat.

Kandungan nilai suatu karya sastra merupakan unsur esensial dari karya

itu secara keseluruhan. Telaah mendalam terhadap suatu karya sastra, bukan

saja akan memberikan pengertian tentang latar belakang budaya pengarang

melainkan juga mengungkapkan ide-ide dan gagasan sastrawannya dalam

menanggapi situasi yang ada di sekelilingnya.

Kegiatan apresiasi dan kajian sastra pun menjadi tidak terpisahkan dari

pembelajaran bahasa dan sastra di sekolah. Pembelajaran sastra di sekolah

lebih banyak menyangkut apresiasi. Hal ini, sejalan dengan kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP, 2006 : 468) bahwa pembelajaran sastra seharusnya

ditekankan pada kenyataan bahwa sastra merupakan salah satu bentuk seni

yang dapat diapresiasi. Oleh karena itu, pembelajaran sastra haruslah bersifat

apresiatif. Sebagai konsekuensinya, pengembangan materi, teknik, tujuan, dan

arah pembelajaran sastra haruslah lebih menekankan kegiatan pembelajaran

(11)

2

Rahmanto ( 1988:16,19) mengemukakan bahwa pembelajaran sastra

setidaknya membantu siswa dalam empat aspek yakni, membantu

meningkatkan keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya,

mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak dan

karakter, sebab karya sastra memiliki fungsi sebagai media etika (moral),

estetika (kepekaan terhadap seni dan keindahan) dan didaktik (pendidikan).

Dalam mengembangkan cipta dan rasa, kita dapat mengembangkan

kecakapan yang ada pada diri siswa. Kecakapan yang perlu dikembangkan

adalah kecakapan yang bersifat indra, penalaran, afektif, dan sosial, serta

dapat ditambah lagi yang bersifat religius. Yang bersifat penalaran dalam

pengajaran sastra, jika diarahkan dengan tepat akan sangat membantu siswa

dalam latihan memecahkan masalah-masalah berfikir logis dan kritis.

Menurut Rahmanto (1988:24,25) dalam nilai pengajaran sastra ada dua

tuntutan yang dapat diungkapkan sehubungan dengan watak. Pertama,

pengajaran sastra hendaknya mampu membina perasaan yang lebih tajam.

Dibandingkan dengan pelajaran-pelajaran yang lainnya, sastra mempunyai

kemungkinan lebih banyak untuk mengantar kita mengenal seluruh rangkaian

kemungkinan hidup manusia seperti misalnya: kebahagiaan, kebebasan,

kesetiaan, kebanggaan diri sampai pada kelemahan, kekalahan, keputusasaan,

kebencian, perceraian, dan kematian. Seseorang yang telah banyak mendalami

berbagai karya sastra biasanya mempunyai perasaan yang lebih peka untuk

menunjukkan hal mana yang bernilai dan mana yang tak bernilai. Kedua,

bahwa pengajaran sastra hendaknya dapat memberikan bantuan dalam usaha

mengembangkan berbagai kualitas kepribadian siswa yang antara lain

meliputi: ketekunan, kepandaian, pengimajian, dan penciptaan.

Sehubungan dengan pendidikan karakter yang harus diterapkan di

sekolah, pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang cocok dalam

menerapkan pendidikan karakter pada siswa khususnya pada apresiasi

karakter tokoh novel yang di dalamnya mengandung unsur cerita yang

mengandung nilai kehidupan yang dapat dijadikan cerminan dalam menjalani

(12)

3

Yoyo Mulyana (2012:4) mengatakan bahwa:

konsep yang harus diterapkan dalam pendidikan karakter ialah : 1) karakter tidak diajarkan tetapi dibiasakan, yaitu menginternalisasi nilai, memilih nilai-nilai yang baik, membiasakan diri, dan menjadi teladan; 2) mendidik karakter harus menyatakan seluruh komponen yang terkait dengan peserta didik bersama-sama; 3) dalam proses pendidikan harus diperhatikan suasana belajar, proses belajar, dan evaluasi belajar; 4) pendidikan karakter adalah kegiatan never ending process.

Bertitik tolak pada konsep di atas, dengan adanya pembelajaran apresiasi

sastra khususnya apresiasi karakter tokoh novel remaja 24 Hour Stay at

School siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan dapat

mengambil cerminan prilaku positif dan negatif yang nantinya dapat ditiru

dalam melakukan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Tentu saja

cerminan di sini, yaitu mengambil prilaku yang baiknya saja sedangkan

cerminan yang jeleknya dapat ditinggalkan.

Pembelajaran sastra yang tercantum dalam silabus mata pelajaran Bahasa

Indonesia adalah apresiasi novel remaja (asli atau terjemahan) di kelas VIII

semester 2. S. Effendi (Aminudin, 1991:35) mengatakan bahwa apresiasi

sastra adalah kegiatan menggauli karya sastra dengan sungguh-sungguh

sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan dan pikiran siswa

terhadap karya sastra. Sejalan dengan itu Squire dan Taba (Aminudin,

1991:34) mengatakan bahwa tahap apresiasi melibatkan tiga unsur inti, yaitu

1) aspek kognitif, berkaitan dengan keterlibatan intelek pembaca dalam upaya

memahami unsur-unsur kesastraan yang bersifat objektif (unsur intrinsik dan

ekstrinsik); 2) aspek emotif, berkaitan dengan keterlibatan unsur emosi

pembaca dalam upaya menghayati unsur-unsur keindahan dalam teks sastra

yang dibaca; 3) aspek evaluatif, berhubungan dengan kegiatan memberikan

penilaian terhadap baik-buruk, indah tidak indah, sesuai tidak sesuai serta

jumlah ragam penilaian yang lain yang tidak harus hadir dalam sebuah karya

kritik, tetapi secara personal cukup dimiliki oleh pembaca.

Sejalan dengan pendapat di atas, Kosasih (2012:1) mengemukakan

(13)

4

fungsi sastra dapat digolongkan dalam lima golongan besar yaitu: 1) fungsi rekreatif, yaitu memberikan rasa senang, gembira serta menghibur; 2) fungsi didaktif, yaitu mendidik para pembaca karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang ada di dalamnya; 3) fungsi estetis, yaitu memberikan nilai-nilai keindahan; 4) fungsi moralitas, mengandung nilai moral yang tinggi sehingga para pembaca dapat mengetahui moral yang baik dan buruk; 5) fungsi religiusitas, mengandung ajaran agama yang dapat dijadikan teladan bagi para pembacanya.

Novel sebagai salah satu karya sastra bentuk prosa yang didalamnya

mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di

sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku

(KBBI,1995:694) merupakan objek kajian dalam apresiasi sastra khususnya

apresiasi karakter tokoh.

Novel yang diapresiasi adalah novel remaja yang terdapat dalam Silabus

Bahasa Indonesia dengan standar kompetensi : 13. Memahami unsur intrinsik

novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan. 13.1 Mengidentifikasi

karakter tokoh novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan.

Berdasarkan data di atas, sebagaimana yang dikemukakan oleh Rahmanto

(1993:27) ada tiga aspek yang tidak boleh dilupakan dalam memilih bahan

pengajaran sastra , yaitu aspek bahasa, aspek psikologis, dan aspek latar

belakang budaya. Dari aspek bahasa novel tersebut menggunakan bahasa

pergaulan remaja yang dapat dipahami oleh pembacanya khususnya para

remaja, dari aspek psikologis, sesuai masa perkembangannya bahwa masa

remaja dibagi menjadi dua yaitu masa prapubertas (pueral) : 12 – 14,0 tahun

dan masa pubertas 14 – 18 tahun (Abu Ahmadi, 2005:121). Jadi, novel yang

berjudul 24 Hour Stay at School berkategori novel remaja karena isinya

bercerita masalah remaja dan sesuai dengan fase perkembangannya.

Dalam proses pembelajarannya seorang guru dituntut keprofesionalnya

mulai dari menguasai materi, pengelolaan kelas, menguasai metode mengajar,

mengetahui karakteristik siswa, sampai memilih model pengajaran yang

sesuai. Hal ini, adalah upaya yang dilakukan agar pembelajaran sampai pada

tujuan yang diharapkan atau tercapainya kompetensi dasar yang diharapkan

(14)

5

Pada kenyataannya masih banyak guru yang mengalami kesulitan dalam

memilih model mengajar, mereka masih banyak menggunakan cara lama

cukup mencatat, menerangkan sehingga anak menjadi bosan. Hal itu, memicu

anak malas belajar, tidak berani, kurang kreatif, membosankan, dan kurang

adanya pengembangan bakat yang ada pada diri siswa.

Aunurrahman ( 2011:140) mengatakan bahwa keberhasilan proses

pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan

model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas ketrlibatan

siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran. Pengembangan model

pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi

pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan

menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang

optimal.

Sejalan dengan itu Dahlan (1990:22) berpendapat bahwa tiap model

mengajar yang dipilih haruslah mengungkapkan berbagai realitas yang sesuai

dengan situasi kelas dan macam pandangan hidup, yang dihasilkan dari

kerjasama guru dan murid. Dalam menentukan model-model mengajar banyak

cara yang dilakukan oleh berbagai kalangan. Ada model yang ditemukan oleh

peneliti di kelas-kelas sekolah, ada juga yang ditemukan oleh peneliti dalam

lapangan psikologis dan latihan-latihan. Sebagian lagi ditemukan oleh

therapist dalam menyembuhkan kliennya, dan ada pula dikembangkan oleh

ahli filsafat, mulai dari model yang sederhana sampai model mengajar yang

kompleks.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan apresiasi karakter tokoh pada

novel remaja 24 Hour Stay at School model sinektik dapat diterapkan pada

pembelajaran apresiasi sastra khususnya apresiasi karakter tokoh yang di

dalamnya mengharuskan siswa melakukan berbagai analogi. Dengan

beranalogi terhadap tokoh dan karakternya diharapkan siswa dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam apresiasi karakter tokoh.

Sinektik merupakan salah satu model pembelajaran yang didesain oleh

(15)

6

Gordon menggagas model sinektik dalam empat gagasan yang intinya

menampilkan perubahan pandangan konvensional tentang kreativitas.

Pertama, kreativitas penting di dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Ia

menekankan bahwa kreativitas sebagai bagian dari kegiatan keseharian dari

kehidupan kita. Bahwa setiap individu selalu menghubungkan proses

kreativitas dengan kegiatan yang ia lakukan. Karena kreativitas dilihat sebagai

bagian dari pekerjaan keseharian, maka model sinektik ini dirancang untuk

mendorong kapasitas pemecahan masalah, mengekspresikan kreatif empati

dan dorongan untuk memperkokoh hubungan-hubungan sosial. Kedua, proses

kreatif tidak sepenuhnya merupakan hal yang misterius. Banyak aspek pada

proses kreatif yang dapat dijelaskan, dan bahkan sangat mungkin bagi

seseorang untuk mengarahkan dirinya sehingga mampu mendorong

berkembangnya kreativitas (Aunurrahman, 2011:162).

Diangkatnya masalah model sinektik dalam pembelajaran apresiasi sastra

khususnya apresiasi karakter tokoh pada novel remaja merupakan suatu

upaya untuk memahami lebih mendalam tentang karakter tokoh yang

diarahkan untuk mengembangkan kreativitas dan meningkatkan kemampuan

berpikir kritis baik dalam melaksanakan kegiatan sendiri maupun sebagai

bagian dari kelompok. Penelitian yang berkaitan dengan model sinektik masih

perlu dilaksanakan, terutama jika dikaitkan dengan pembelajaran apresiasi

khususnya novel.

Penerapan model sinektik dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia pernah dilakukan, antara lain “Penerapan Model Sinektik dalam Pengajaran Apresiasi Puisi-Puisi Indonesia di SMA Kodya Bandung

1989/1990” (Suryaman, 1991), “Model Sinektik dalam Pembelajaran Menulis

Kreatif Puisi” (Nurhayati, 2000) dan “Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik dalam Mengapresiasi Drama untuk Mengembangkan Kreativitas Berpikir dan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa” (Mulyati, 2002). Ketiga penelitian tersebut sama-sama menerapkan model sinektik dalam

pembelajaran sastra Indonesia. Perbedaannya terletak dalam objek kajiannya,

(16)

7

sinektik ini juga pernah diterapkan pada membaca nonsastra dengan judul “Pemanfaatan Model Sinektik dalam Pembelajaran membaca Pemahaman” (Penelitian Tindakan Kelas di SMAN 4 Curup Bengkulu) oleh Iwan

Kurniawan 2005.

Berdasarkan paparan di atas maka penulis bermaksud untuk mengkaji

novel remaja berdasarkan aspek strukturnya , apresiasi karakter tokohnya dan

selanjutnya diujicobakan dalam pembelajaran apresiasi sastra melalui model

sinektik.

1.2Rumusan masalah

Dari uraian latar belakang, maka muncul masalah yang akan diteliti dan

penulis rumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah unsur intrinsik yang terdapat dalam novel 24 hour Stay at

School karya Esa Khairina Husein?

2. Bagaimanakah penerapan model sinektik dalam meningkatkan

kemampuan apresiasi karakter tokoh pada novel remaja 24 Hour Stay at

School karya Esa Khairina Husein?

3. Apaka model sinektik efektif dalam meningkatkan kemampuan apresiasi

karakter tokoh pada novel remaja 24 Hour Stay at School karya Esa

Khairina Husein?

4. Bagaimanakah hasil analisis siswa terhadap nilai-nilai karakter yang

terkandung dalam novel remaja 24 Hour Stay at School karya Esa

Khairina Husein?

5. Bagaimana respons siswa terhadap penerapan model sinektik dalam

meningkatkan kemampuan apresiasi karakter tokoh pada novel remaja 24

Hour Stay at School karya Esa Khairina Husein?

1.3Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan mendeskripsikan efektivitas model

sinektik dalam meningkatkan kemampuan apresiasi karakter tokoh pada novel

remaja 24 Hour Stay at School karya Esa Khairina Husein. Berdasarkan hal di

(17)

8

1. mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik dalam novel remaja 24 Hour Stay

at School karya Esa Khairina husein;

2. mendeskripsikan penerapan model sinektik dalam meningkatkan

kemampuan apresiasi karakter tokoh pada novel remaja 24 Hour Stay at

School karya Esa Khairina;

3. mendeskripsikan model sinektik efektif dalam meningkatkan kemampuan

apresiasi karakter tokoh pada novel remaja 24 Hour Stay at School karya

Esa Khairina Husein;

4. mendeskripsikan hasil analisis siswa terhadap nilai-nilai karakter yang

terkandung dalam novel remaja 24 Hour Stay at School karya Esa

Khairina Husein;

5. mendeskripsikan respons siswa terhadap penerapan model sinektik dalam

meningkatkan kemampuan apresiasi karakter tokoh pada novel remaja 24

Hour Stay at school karya Esa Khairina Husein.

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis

maupun praktis.

Adapun manfaat teoretis adalah sebagai berikut.

1. Penelitian ini sebagai masukan menambah wawasan dalam pembelajaran

apresiasi sastra khususnya intrinsik novel.

2. Penelitian ini memberikan wawasan tentang model pembelajaran sinektik

dalam apresiasi sastra khususnya apresiasi karakter tokoh pada novel.

Manfaat secara praktis adalah sebagai berikut.

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan dalam menentukan

rencana pembelajaran apresiasi sastra khususnya mengenai unsur-unsur

(18)

9

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran

sastra khususnya apresiasi karakter tokoh pada novel dengan

menggunakan model sinektik.

1.5Asumsi

Penulis mencoba menampilkan beberapa rumusan yang dijadikan asumsi

dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut.

1. Novel remaja yang berjudul 24 hour Stay at School karya Esa Khairina

Husein merupakan novel remaja yang cocok diajarkan d SMP kelas VIII

karena bercerita masalah remaja dan sesuai dengan fase

perkembangannya.

2. Novel remaja 24 Hour Stay at School karya Esa Khairina Husein

mengandung unsur-unsur intrinsik yang dapat diapresiasi.

3. Model pembelajaran sinektik dapat diterapkan pada pembelajaran apresiasi

sastra dalam meningkatkan kemampuan berfikir kritis khususya apresiasi

karakter tokoh pada novel.

1.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah

1) Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran

apresiasi karakter menggunakan model sinektik dengan model Tanya

jawab di kelas VIII SMPN 3 Pangalengan.

2) Ha : Ada perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran

apresiasi karakter tokoh menggunakan model sinektik dengan model

Tanya jawab di kelas VIII SMPN 3 Pangalengan.

1.7 Definisi Operasional

Definisi operasional ini dimaksudkan untuk menjelaskan pokok-pokok

(19)

10

penelitian ini adalah “Efektivitas Model Sinektik dalam Meningkatkan

Kemampuan Berpikir kritis dalam Apresiasi Karakter Tokoh pada Novel Remaja 24 Hour Stay at School karya Esa Khairina Husein”. Agar tidak menimbulkan keraguan makna, maka beberapa pengertian dioperasionalkan

sebagai berikut.

a) Model Sinektik Berorientasi Berpikir Kritis

Sinektik merupakan salah satu model pembelajaran yang didisain oleh

Gordon yang pada dasarnya diarahkan untuk mengembangkan krteativitas.

Gordon menggagas model sinektik dalam empat gagasan yang intinya

menampilkan perubahan pandangan konvensional tentang kreativitas.

Pertama, kreativitas penting di dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.

Kedua, proses kreatif tidak sepenuhnya merupakan hal yang misterius. Ketiga,

temuan tentang kreatif berlaku sama pada berbagai bidang, baik seni, ilmu

pengetahuan, engineering yang dicirikan dengan kesamaan proses

intelektualnya. Keempat, bahwa penemuan/berpikir kreatif (creative

thingking) individu pada prinsipnya tidak berbeda. Dalam model sinektik ini,

siswa dilatih mengemukakan pendapat, memberikan penilaian, memberikan

argumen-argumen terhadap karakter tokoh berdasarkan bukti-bukti pendukung

yang terapat dalam novel.

Penerapan model sinektik di dalam proses pembelajaran dilakukan melalui

enam tahap: 1) masukan kondisi yang sebenarnya; 2) analogi langsung; 3)

analogi personal; 4) membedakan analogi personal; 5) menjelaskan

perbedaan; dan 6) membangkitkan analogi.

b) Kemampuan Apresiasi Karakter Tokoh terhadap Novel Remaja 24 Hour

Stay at School

Kemampuan apresiasi karakter tokoh di sini yaitu siswa diharapkan

(20)

11

yang diperankan dalam cerita sehingga timbul pemahaman, rasa simpati,

antipati, pengakuan terhadap nilai kehidupan dan nilai keindahan yang

diungkapkan pengarang. Pada tahap apresiasi ini, yang dilakukan siswa dalam

pembelajaran dimulai dengan membaca novel, menjelaskan karakter tokoh

berdasarkan bukti-bukti pendukung, menjadikan dirinya menjadi tokoh dalam

novel, menjelaskan persamaan dan perbedaan karakter tokoh dalam novel,

menjelaskan persamaan dan perbedaan tokoh dengan d luar tokoh, dan

memberikan penilaian terhadap prilaku tokoh yang sesuai dengan pedoman

nilai karakter.

c) Novel Remaja 24 Hour Stay at School

Novel remaja 24 Hour Stay at school merupakan novel yang ditulis oleh

Esa Khairina Husein yang bercerita seputar remaja dengan keisengan dan

persahabatannya yang dilakukan oleh para tokoh novel. Tokoh- tokoh yang

ada dalam novel tersebut diantaranya: Chocola Piscessa alias Cho, Artafasha

Anggia alias Acha, Fauruzina Nandita alias Zea, Kirani Salsabila, alias Salsa,

dan Febri Nasution alias Febri. Tokoh-tokoh tersebut merupakan tokoh utama

(21)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1.1.Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analisis dan metode eksperimen. Metode deskriptif analisis dilakukan

dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan

analisis (Ratna, 2012:53). Metode dekkriptif analisis dipilih untuk

menggambarkan keadaan objek yang diteliti dan menemukan hal-hal yang

menjadi bagian penting dalam penelitian (objek). Dengan demikian, metode

deskriptif analisis akan menghasilkan bentuk kajian yang mendalam tentang

objek yang diteliti.

Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan objektif, yaitu

pendekatan penelitian sastra yang memusatkan perhatiannya pada otonomi

sastra sebagai karya fiksi. Artinya menyerahkan pemberian makna karya sastra

itu sendiri tanpa mengaitkan unsur yang ada di luar signifikansinya (Jabrohim,

2011:62). Menurut Abrams (Ratna, 2012:72) pendekatan objektif merupakan

pendekatan yang memiliki kaitan yang paling erat dengan teori sastra modern,

khususnya teori-teori yang menggunakan konsep dasar struktur. Pendekatan ini

memusatkan perhatian semata-mata pada unsur-unsur yang dikenal dengan

analisis intrinsik.

Metode eksperimen dalam penelitian ini digunakan untuk menyelidiki

sebab akibat dari adanya pemberian perlakuan (treatment) terhadap kelompok

eksperimen. Penelitian kelompok eksperimen adalah kelompok siswa yang

menggunakan model sinektik pada pembelajaran apresiasi karakter, sedangkan

kelompok kontrol yang tidak menggunakan model sinektik. Desain dalam

penelitian yang digunakan adalah True Eksperimental dengan bentuk The

Randomized Pretes-Postest Control Group Design. Ciri dari desain ini adalah

bahwa sampel yang digunakan untuk kelompok eksperimen maupun kelompok

control diambil secara random dari populasi. Jadi cirinya adalah adanya dua

(22)

62

Dua kelompok yang dipilih secara random tersebut kemudian diberi

prates untuk mengetahui kemampuan awal kelompok. Hasil prates yang baik

bila nilai kedua kelompok tidak berbeda secara signifikan (Sugiyono,

2011:112).

Observasi dilakukan pada kedua kelompok yang menjadi subjek

penelitian, kemudian keduanya diberikan pascates.

Diagram desain penelitian The Randomized Pretest-Postest Control

Group Design sebagai berikut.

Treatment group R O X O

Control group R O C O

Keterangan :

R = Random

O = Prates

O = Pascates

X = Perlakuan Eksperimen

C = Perlakuan Kontrol

(23)

63

3.2 Desain Penelitian

Bentuk desain penelitian tergambar berikut ini.

Gambar 3.1

Desain Penelitian

3.3 Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang penulis gunakan adalah sebagai berikut: (1)

studi dokumentasi, (2) tes, (3) observasi, dan (4) angket.

(1) Studi Dokumentasi

Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk

dokumen. Studi ini dilakukan dengan cara membaca novel dengan

PENGENALAN KONSEP

ANALISIS NOVEL

EKSPLORASI

PENYUSUNAN MODEL

UJICOBA LAPANGAN

ANALISIS DATA

(24)

64

cermat dan teliti, berulang-ulang menandai hal-hal yang termasuk

struktur novel (unsur intrinsik) khusus mengenai karakter tokoh.

Karakter tokoh yang akan dibicarakan ada 5 tokoh yaitu Cho, Acha,

Salsa, Zea, dan Febri yang nantinya akan diujicobakan pada

pembelajaran dengan menggunakan model sinektik. Novel yang dibaca

berjudul 24 Hour Stay at School karya Esa Khairina Husein.

(2) Tes

Tes yang dilaksanakan dalam penelitian ini berupa prates dan pascates.

Prates dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa dalam

mengapresiasi karakter tokoh dengan model sinektik sebelum diberikan

perlakuan, dan pasca tes digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa

setelah diberikan perlakuan dengan model sinektik pada pembelajaran

apresiasi karakter tokoh. Selain itu, tes juga digunakan untuk

menganalisis nilai-nilai karakter yang terdapat dalam novel .

(3) Observasi

Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara

langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian (Juliansyah

Noor, 2012:140). Teknik ini digunakan sebagai alat untuk mengetahui

kegiatan belajar mengajar apresiasi karakter tokoh dengan

menggunakan model sinektik, baik pengamatan terhadap guru atau

pengamatan terhadap siswa.

(4) Angket

Angket/kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

memberikan atau meyebarkan daftar pertanyaan kepada responden

dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut.

Daftar pertanyaan dapat bersifat terbuka, yaitu jika jawaban tidak

ditentukan sebelumnya oleh peneliti dan dapat bersifat tertutup, yaitu

alternatif jawaban telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti (Juliansyah

(25)

65

Angket yang digunakan penulis dalam rangka mengumpulkan pendapat

atau respon siswa terhadap pembelajaran apresiasi karakter dengan

menggunakan model sinektik.

3.4 Alat yang Digunakan dalam Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa alat

yang digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan uji coba ke lapangan.

Adapun alat yang penulis gunakan adalah:

1. pedoman pembelajaran yang berupa RPP yang merupakan acuan

pembelajaran bagi guru untuk melaksanakan model sinektik pada pada

pembelajaran apresiasi sastra khususnya apresiasi karakter tokoh pada

novel dan model konvensional;

2. kisi-kisi tes;

3. kisi-kisi Pedoman Pengamatan Guru;

4. kisi-kisi Pedoman Pengamatan Siswa;

5. kisi-kisi Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Model Sinektik.

6. lembar Observasi Pengamatan Guru;

7. lembar Observasi Pengamatan Sisw;.

8. angket Respon Siswa terhadap Pembelajaran Model Sinektik;

9. lembaran Soal;

10.panduan Analisis Nilai Karakter dalam Novel;

11.lembar Analisis Nilai-Nilai Karakter.

3.5 Sumber Data

3.5.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah suatu keseluruhan subjek (Arikunto, 2006;102).

Berdasarkan pengertian tersebut, penulis menentukan populasi penelitian

adalah seluruh siswa kelas VIII berjumlah 176 orang terdiri dari 5 kelas.

3.4.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,

2006:104). Dalam penelitian ini, peneliti menentukan sampel secara acak atau

(26)

66

bersifat homogen. Jadi, penelitian ini yang diambil dua kelas yang subjeknya

adalah kelas VIII A (kelas eksperimen), dan kelas VIII E (kelas kontrol) SMPN

3 Pangalengan Kabupaten Bandung masing-masing kelas berjumlah 30 orang.

3.6 Prosedur Pengumpulan Data Penelitian

Prosedur pengumpulan data penelitian ini dengan melaksanakan tes,

yaitu tes kemampuan awal (prates) dan tes kemampuan akhir (Pascates).

Bentuk tes yang digunakan yaitu tes pilihan ganda dengan empat pilihan

jawaban, jumlah soalnya sebanyak 20 soal.

Tes tersebut digunakan untuk mengukur keberhasilan setelah perlakuan

diberikan. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dalam analisis

pengolahan data.

3.7 Pengujian Kualitas Instrumen Data

3.7.1 Pengujian Validitas Uji Coba

Pengujian validitas dititikberatkan pada tes hasil belajar siswa kelas

VIII SMPN 3 Pangalengan dalam pembelajaran apresiasi sastra khususnya

apresiasi karakter tokoh. Uji rasional digunakan teknik pengujian judgement

penimbang soal, dengan aspek yang dinilai adalah:

1) kualitas tujuan pembelajaran apresiasi karakter tokoh;

2) hubungan tujuan dengan soal;

3) isi soal;

4) hubungan stem dan option;

5) bahasa soal;

6) kehomogenan option.

Perhitungan untuk menentukan validitas instrument digunakan rumus

(27)

67

Keterangan :

r12 : Koefisien yang dicari

Kriteria koefisien korelasi adalah sebagai berikut.

1) Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi

2) Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi

3) Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup

4) Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah

5) Antara 0,00 sampai dengan 0,200 : sangat rendah

(Syihabuddin,2008:72-73)

3.7.2 Pengujian Reliabilitas

Dalam pengujian reliabilitas tes hasil belajar apresiasi karakter tokoh

novel pada siswa SMPN 3 Pangalengan, digunakan teknik koofesien reliabilitas

dengan rumus alpha, yaitu :

Keterangan :

K = jumlah butir soal ∑Si2

= jumlah varian butir soal

St = varian total (untuk seluruh butir soal)

(Nurgiyantoro, 2001:123)

3.8 Pengolahan Data

3.8.1 Uji Normalitas

Untuk mencari hasil uji normalitas dengan menggunakan Microsoft

(28)

68

1. membuka microsof office excel 2007 : start all programs microsoft

office microsoft office excel 2007;

2. setelah microsoft office excel 2007 dibuka maka ketiklah data yang akan

diuji ada pun datanya adalah 5, 6, 7, 6, 6, 5, 7,8, 9, 8.

Langkah -langkah untuk menguji data sebagai berikut ini :

a. dari data di atas dapat kita ketik ke dalam tabel di excel.

b. setelah terlihat data seperti di atas maka langkah selanjutnya adalah

mencari z, f(z), s(z), dan |f(z) – s(z)| sebelum mencari z, f(z), s(z), dan

|f(z) – s(z)| kita mencari standar deviasi (simpangan baku) dan rata-rata

data tersebut dengan cara ketik = average(G4:K5) dan standar deviasi

ketik =standar deviasi (G4:K5) sesuai dengan data contoh diatas.  Setelah dapat rata-rata dan simpangam baku maka cari z yaitu

dari rumusan data pertama =(A3-$G$7)/$H$7 untuk data kedua –

kelima maka kita copy ke bawah dituliskan tanda $ supaya rata-rata

dan standart deviasi tidak akan berubah.

rumus umum z adalah ̅

sampai urutan kelima

. Jadi rumusan s(z) adalah .

3.8.2 Uji Homogenitas

Teknik pengujian homogenitas dalam penelitian ini digunakan rumus

berikut:

F = Varians Terbesar Varian terkecil

(Sudjana, 2005:250).

Untuk uji homogenitas (Uji-F) dengan menggunakan microsoft excel

(29)

69

1. membuka microsoft office excel 2007 terlebih dahulu seperti uji normalitas

di atas;

2. masukkan data yang akan diuji ke sheet berikut ini;

3. Setelah data yang akan diuji diketik, langkah selanjutnya yaitu mengujikan

berikut ini:

a. klik data →analisis data;

b. setelah analisis data terinstal maka klik analisis data dan akan muncul

kotak dialog seperti di bawah ini

Lalu pilih f-test tow-sampel for variances → ok;

c. Setelah ok, maka akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini

pada input :

variabel 1 range diisi block dari Kolom A1:A16 dan otomatis diberi $

agar data tidak berubah

variabel 2 range sama diisikan block dari Kolom B1:B16, sama seperti

variabel 1 range. Lalu √ labels → ok;

d. setelah ok, maka data yang akan sudah diuji telah selesai dan berikut

hasilnya

Jadi, Jika Fh < Ft maka Ho diterima.

2.8.3 Uji Hipotesis

Untuk melakukan pengujian rata-rata ini harus dipenuhi syarat

normalitas dan homogenitas, bahwa data kelompok eksperimen baik prates

maupun pascates dan kelompok control baik prates maupun pascates memiliki

data berdistribusi normal dan varian yang homogen.

Untuk mengetahui keefektifan pembelajaran model sinektik pada

pembelajaran sastra khususnya apresiasi karakter tokoh novel pada siswa kelas

VIII maka digunakan uji t antara sebelum adanya perlakuan (prates) dan setelah

perlakuan (pascates). Untuk menguji perbedaan rata-rata dalam penelitian ini

digunakan rumus uji t berikut ini.

Uji Statistik :

(30)

70

untuk menguji rata-rata dengan rumus:

(Sudjana, 2005:239)

kemudian bandingkan dengan nilai t tabel pada taraf signifikansi sebesar dan

derajat kebebasan (dk), sehingga diperoleh nilai t tabel.

Pengujian hipotesis tersebut dilakukan untuk melihat perbedaan hasil

prates dan pascates secara signifikan dalam kelas eksperimen dan kelas control

serta dilakukan dengan menggunakan bantuan MsExcel 2010 sebagai berikut:

Cara pengujian hipotesis untuk rata-rata dua sampel yang berpasangan

menggunakan MS Excel dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

a. ketikan data diatas mulai dari sel A1 sampai sel C11 (seperti gambar

dibawah);

b. pilih menu [data], klik tombol [analisis data] pada pojok kanan atas;

c. Pada jendela [analisis data], pilih [t-test : paired two sample for means],

klik [ok], maka akan muncul jendela [t-test : paired two sample for means].

Klik kotak kecil merah di sebelah kanan kotak [variable 1 range] untuk

memasukan data nilai Sebelum yaitu sel B2 sampai sel B11. Klik kotak

kecil merah di sebelah kanan kotak [variable 2 range] untuk memasukan

data nilai sesudah yaitu sel C2 sampai sel C11 (lihat gambar dibawah).

Kemudian klik [output range] untuk menempatkan hasil analisis. Misalnya

hasil analisis akan ditempatkan pada sheet yang sama dengan sheet data,

(31)

71

kanan kotak [output range] kemudian pilih sel E1. Hasilnya seperti nampak

pada gambar berikut ;

d. klik [ok], maka hasil analisis akan nampak seperti disajikan pada gembar

dibawah :

e. dari hasil analisis tersebut dapat dikemukakan :

1. rata-rata (mean) Variabel 1 yaitu Sebelum sebesar 18,10 sedangkan

variabel 2 (sesudah) rata-ratanya 19,80;

2. ragam (variance) Variabel 1 yaitu sebelum sebesar 2,32 sedangkan

Variabel 2 (Sesudah) ragamnya 2,18;

3. ukuran sampel (Observations) n = 10. sehingga derajat bebasnya (df) =

n – 1 = 9;

4. nilai t hitung sebesar -4,295 sedangkan nilai t-tabel untuk pengujian dua

(32)

165

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkanpertanyaanpenelitian yang dirumuskanpadarumusanmasalahdan

data yang diperolehselamapenelitiandanhasilanalisis data dari model pembelajaran

yang penelitiujicobakandalampenelitianini, adabeberapahal yang

dapatdisimpulkansebagaiberikut.

1. Novel Remaja yang berjudul24 Hour Stay at

SchoolkaryaEsaKhairinaHuseinmengandungunsur-unsurintrinsikyaitu : tema,

alur, lataratau setting, penokohan, point of viewatausudutpandang, amanat,

dangayabahasa. Novel

inidapatdijadikanbahanataumateripadapembelajaranapresiasisastra yang

terdapatdalamsilabusBahasa Indonesia di kelas VIII semester 2.

2. Penerapan model sinektikdalamapresiasikaraktertokohpada novel

remajamemilikitahapan-tahapansebagaiberikut : (a) tahap 1, masukankondisi yang

sebenarnya, (b) tahap 2, analogilangsung, (c) tahap 3, analogi personal, (d) tahap

4, membedakananalogi, (e) tahap 5, menjelaskanperbedaan, (f) tahap 6,

analogipenjelajahan, dan (g) tahap 7, membangkitkananalogi.

3. Pembelajaran

modelsinektikpadapembelajaranapresiasisastrakhususnyaapresiasikaraktertokohpa

da novel terdapatperbedaandenganpembelajaranapresiasikaraktertokoh novel

menggunakanmetode Tanya jawab. Hal ini,

berdasarkananalisisterdapatperbedaanhasilprates

danpascatespadakelaseksperimen, yaitu di peroleh t hitung : 22,413 dengan n : 30

(33)

166

Terdapatperbedaanhasilpascates (postest)

padakelaseksperimendankelaskontrolyaitudiperoleh t hitung : 11.043 dengan n :

30 dan t tabel α : 0.05 dan t tabel : 2.048. berarti t hitung> t tabelatau 11.043 > 2.048. Dengandemikian model pembelajaraneksperimen (Sinektik) lebihefektif di

bandingkandenganmetodekonvensional (tanyajawab).

4. Pembelajarandengan model

sinektiklebihefektifdibandingkandenganmenggunakan model konvensional.

Dengan model

sinektiksiswadipicuuntukmengembangkankreativitasdengancaramelakukanberbag

aianalogidansecaratidaklangsungmelatihdayanalarsiswadenganmemberikanpenda

patterhadapobjek yang dianalogikan.

5. Responssiswaterhadappembelajaranmenggunakan model

sinektikmenunjukkanrerpon yang

baikdanpositiphaliniterbuktidengandisebarkannyaangket yang dijawabolehsiswa.

6. Penelitianinimemperolehhasilanalisissiswaterhadapnilai-nilaikarakter yang

terkandungdalam novelsertamampumenemukanprilaku-perilakutokoh yang

sesuaidenganindikatornya. Nilai-nilaikarakter yang terdapatdalam novel remaja

24 Hour Stay at School karyaEsaKhairinaHuseinyaitu :religius, disiplin, mandiri,

bersahabat, tanggungjawab, dangemarmembaca.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untukPeneliti

Penelitian yang

dilakukaninimasihbanyakkekurangannyadanjauhdarisempurnasehubunganketerbatasa

ndarisegikemampuanpenulis.Harapanpenulissemogadenganadanyapenelitianmengena

i model

(34)

167

rapenelitisastrauntukmengkajilebihdalamlagiterhadapkaryasastralainnya.Kiranyapene

litianini pun perludikembangkanlagi,

danhasilpenelitianinidapatdijadikanlandasanuntukpeneliti-penelitiselanjutnya.

5.2.2 Saran untukPengajar

Hasilpenelitianinidapatdimanfaatkanuntukbahanpembelajaranapresiasisastrak

hususnyapadaapresiasikaraktertokohpada novel. Guru dapatmemilihmateri

yangsesuaidenganstandarkompetensidankompetensidasar yang

telahditetapkan.Dalampenelitianinipenelitihanyamenyajikan model

pembelajaransebagaialternatifdalammenemukan model.Untukpengembangannya guru

sendiri yang memilihmetode yang mana yang

(35)
(36)

168

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. &MunawarSoleh.(2005). PsikologiPerkembangan. Jakarta: RinekaCipta.

Akhadiah, S. (1988).PembinaanKemampuanMenulisBahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Aminudin.(2009). PengantarApresiasiKaryaSastra. Bandung: SinarBaruArgesindo.

Arikunto, Suharsimi. (2006). ProsedurPenelitian, SuatuPendekatanPraktik.Jakarta :RinekaCipta.

Dahlan, A. (2012). Model-Model Mengajar. Bandung: CV Diponegoro.

Depdiknas.(2006). Model Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan. Jakarta: BP. Cipta Jaya.

Dirdjosisworo, S. (1985).PengantarEpistemologidanLogika.Bandung: RemajaKarya.

Eggen&Kauchak.(2012) Strategidan Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Indeks.

Fisher, A. (2009). BerpikirKritisSebuahPengantar. Jakarta: Erlangga.

Fitri, A. Zaenal. (2012). PendidikanKarakterBerbasisNilai&Etika di Sekolah.Yogjakarta: AR. Ruzz. Media.

Fraenkel, danWallen.(2007). How to Design and Evaluate Research in Education. New York: The McGrawHil Higher Education.

Husein, E. Khairina. (2012). 24 Hour Stay at School. Bandung: Mizan.

Jabroni.(2012). TeoriPenulisanSastra. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Juliansyah, Noor. (2012).

Joyce, B & Marsha Weil.(2011). Models of Teaching. Boston: Allyn and Bacon.

Kesuma, D. dkk.(2012). PendidikanKarakter. Bandung: Rosdakarya.

(37)

169

Mulyana, Y. (2012). Prosiding Seminar Nasional. Bandung: FKIP Uninus.

Nurgiyantoro, B. (2010). TeoriPengkajianFiksi. Yogyakarta: GadjahMada University Press.

Nurgiyantoro, B. (2001). PenilaiandalamPengajaranBahasadanSastra Indonesia. Yogyakarta: BPFE.

Noor, J. (2012). MetodePenelitian. Jakarta: Prenada Media Group.

PLPG, Rayon 110. (2011). BahanAjarBahasa Indonesia SMP/Mts. Bandung: UPI.

PusatBahasa. (2008). KamusBesarBahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia.

Rahmanto, B. (2001). MetodePengajaransastra. Yogyakarta: Kanisius.

Ratna, N. (2012). MetodedanTeknikPenulisanSastra. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Rusyana, Y. (1984). BahasadanSastradalamGamitanPendidikan.Bandung; CV Diponegoro.

Sudjana, N. (2004). PenelitiandanPenilaianPendidikan. Bandung: SinarbaruAlgesindo.

Sugiyono. (2011).MetodePenelitianPendidikan, PendekatanKuantitatif, Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta.

Syihabuddin. (2007). EvaluasiPengajaranbahasa Indonesia. Bandung: SPS UPI.

Tarigan, H.G. (1986). Prinsip-PrinsipDasarSastra. Bandung: Angkasa.

Tirtawirya, P.A. (1983). ApresiasipuisidanProsa.Ende Flores: Nusa Indah.

Gambar

Gambar 3.1 Desain Penelitian
table 2.048.

Referensi

Dokumen terkait

Jika nilai yang didelete lebih dari satu pada file master, maka pada file indeks, nilai yang didelete tidak perlu dihapus.  Pada sparse

includes the most important activity in the entire world that one will be remembered and referred of their writing, even when their bodies are no longer being in

Sistem Manajemen Kinerja terintegrasi Balanced Scorecard dengan Six Sigma untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintah. Gramedia Pustaka

Maju Bersama dapat mengetahui informasi penjualan melalui laporan penjualan berdasarkan barang, laporan penjualan berdasarkan pelanggan, informasi piutang yang

Zakat profesi jika dikelola dengan baik mampu membantu mengatasi kemiskinan yang sampai saat ini belum juga dientaskan, zakat profesi ini dikeluarkan oleh

yang berbeda, lebih memilih gaya layanan yang tidak formal yang mungkin terikat dengan budaya yang berimplikasi pada pemilihan metode pelatihan dan strategi TQM yang

Peningkatan metabolisme pada otot akan mengurangi ketegangan otot, memanjangkan otot melalui pengaruh relaksasi muscle energy technique, pengaruh relaksasi jaringan

Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan hasil penelitian bahwa pengaruh penerapan