Seminar Nasional
XVll
dan
Kongres
X
Perhimpunail Blokimia
dan
8io{ogi
Moleltuter
lndonesia
Pengembangan
Bioteknologi
Berbasis
Kelapa Sawit
dan
Kekayaan
Hayati
Tropis
dalam
Peningkatan Kesehatan dan Ekonomi
Masyarakat
Hotel Furaya, Pekanbaru
-
Riau
30 November
-
1
Desember
2005
i,,.,i,,,
),r,.inIiiii
,i..i{,
',r,:ii:{j*ili:
i..i;i
if
!,r,,0-:;-:i-;
, ; j
*ij=j jl
*.l-, j
,i-*jjii"Jli*l;;
Diselenggarakan
oleh:
Perhimpunan Biokimia dan Biologi
Molekuler
lndonesia
Cabang Pekanbaru
bekerjasarna
dengan:
Perhimpunan Biokimia dan Biologi
Molekuler
lndonesia,
Pemerintah Provinsi
Riau,
Universitas
Riau
Pemerintah Provinsi Riau
Perhimpunan Biokimia dan
Serninar Nasional XVII dan Kongres X PBBMI, 30 Nor,-l Des 2005 di Pekanbaru
KAJIAN
ENZIM ANTIOKSIDAN
SEI-
FIATT
TIKUS PUTII{
AKTBAT
PROSES
OKSIDATIF
BIOTRANSPORM,A.SI
AFLATOKSIN
81
Yanwirasti
Bagian Anatomi FK-Unand, Padang
ABSTRAK
Didalarn
hati
aflatoksinBl
mengalami biotransfotmasi merrjadi berbagai-bagai metabolit dengankatalisator sitokrom P-450. Sebagai efek samping biotransformasi tersebut akan dihasilkan senyawa oksigen reaktif yang akan merusak sel hati. Dalarn keadaan nonnal pembentr-rkan senyawa oksigen reaktif akan diredam oleh anti oksidan tubuh, tetapi bila induksi pembentukan senyawa oksigen reaktif
akan terus berlanjut, maka akan terjadi penurunan enzim antioksidan tubuh, sehingga terjadi kerusakan oksidatif.
Penelitian
ini
bertujuan untuk mengungkap perubahau enzim antioksidan selliati
tikus putih akibat proses oksidatif biotransfotmasi AFB, menurut latna dan kadar pernberian AFB.Penelitian
ini
bersifat eksperimental mumi dengan rancangan factorial dengan mempergunakan tiga factor lama pemberian dan 4 faktor pemberian. Digunakan 96 ekor tikus putih jantan (rathrs Norvegicus Strain Wistar) yang berurnurr
2
bulan dengan berat badan+
180-
200 gr, yang dibagi atas 12kelornpok. Masing-masing kelornpok
terdiri
atas8
ekor tikus, dimana masing-
masing kelompok diberikan aflatoksin B1 secara oral dengan dosis 0pg, l0 pg, l5
pg dan20
Vg yang dilarutkan dengan0,02
ml
propilenGlikol
setiaphari
selama 12minggu,
15 rninggu dan20
minggu. Pada akhir percobaan masing-masing tikus dikorbankan dan diperiksa kadar enzim superoksid dismutase jaringan hati dengan metode Sinha (1972).Untuk
menentukan kerusakan oksidatif akibat penurunan enzim anti oksidan diperiksa kadar malanoldehid jaringan hati dengan meode uchiyama dan mihara 1978 , serta sayatan histologi yang diwarnai dengan hernatoksilin eosin.Hasil penelitian dianalisis dengan ANOVA,dan kalau ada perbedaan dilanjutkan deirgan Tukey HSD.
Analisis hasil penelitian rnenunjukan
:
L
Ada
perbedaan yang bermakla antara lama pemberian aflatoksinBl
selama 12 minggu dengan 20 nringgu, dengan dosisi0
pLg dan 20 pg terhadap penurunan aktifitas enzim SOD dan enzim katalase jaringan hati, peningkatan kadar Malonaldehid jaringan hati dan kemsakan sel hati. 2. Tidak ada perbedaan bermakna antara petnberianAFBI
dengan dosis 15 pgdengan dosis
l0
pg
dan dosis 20pg
terhadap perllu-urlan aktifitas enzim SOD dan katalase jaringanhati serta peningakatan malonaldehd jaringa hati. 3. Hasil interaksi dosis dan lama pemberian
AFBl
menunjukan bahwa pernberianAFBi
selama 20 minggu dengan dosis 20 pg akan menurunkan aktifitas enzim katalase dan SOD jaringa hati serta meningkatkan kadar rnaionaldehid dan kerusakan jaringan hati.Dari
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terjadi penurLrnan aktifitas enzim katalase dan SODjaringan
hati
serta peningkatan kadar malonaldehid dan kerusakan jaringanhati
akibat pemberian aflatoksin B1.Kata Kunci : enzim antioksidan, proses oksidatif biotransfonnasi, aflaloksin Bl