• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG."

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU

DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Administrasi Pendidikan

Oleh :

CHINTIA RIZKI SABARINI

0800861

DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

PENGARUH GAYA

KEPEMIMPINANTRANSFORMASIONAL

KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU

DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Oleh

Chintia Rizki Sabarini

Sebuah skripsi diajukan Untuk Memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Chintia Rizki Sabarini Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

CHINTIA RIZKI SABARINI 0800861

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH

TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

DisetujuidanDisahkanoleh :

Pembimbing I

Dr. H. EndangHerawan, M.Pd. NIP. 19600810 198603 1 001

Pmbimbing II

IikNurul Paik, M.Pd NIP 19740114 200112 1 001

Mengetahui,

KetuaDepartemenAdministrasiPendidikan FakultasIlmuPendidikan

(4)
(5)

ABSTRAK

Permasalahan yang ditelitidalampenelitianiniadalahtentangPengaruhGaya KepemimpinanTransformasionalKepalaSekolahTerhadapDisiplinKerja Guru di SMK UnggulanTerpadu PGII Bandung.Penelitianinidilakukan di SMK UnggulanTerpadu PGII Bandung denganjumlahpopulasidansampel46 orang, sampeldaripenelitianinimeliputiseluruh guru yang adadisekolahtersebut, sedangkanmetode yang digunakanadalahmetodedeskriptif yang ditunjangolehstudikepustakaan.Teknikpengolahan data yang digunakanyaitu, pertama,

analisiskorelasidigunakanuintukmengujihubungandandayaketerkaitananataravari abel Gaya KepemimpinanTransformasionalKepalaSekolahdanDisiplinKerja

Guru di SMK UnggulanTerpadu PGII Bandung.

Keduamenggunakananalisisregresiuntukmengujikelinierandankeberartiansertaara hramalanvariabeldisiplinkerja guru di SMK UnggulanTerpadu PGII Bandung berdasarkanvariabelgayakepemimpinantransformasionalkepalasekolah.Variabel yang

menjadikajianadalahgayakepemimpinantransformasionalkepalasekolahsebagaiva

riabelbebasdandisiplinkerja guru

sebagaivariabelterikat.Berdasarkanpengujiannormalitasterhadapdistribusi data, diketahuibahwakeduavariabeltersebutberdistribusi

normal.Hasilpenelitianmenggambarkanjumlahskor rata-rata variabelgayakepemimpinantransformasionalkepalasekolahsebesar 2.50 halinimenunjukkankategorisukupmemadaisedangkanjumlahskor rata-rata variabeldisiplinkerja guru sebesar 3.81 haltersebutmenunjukkankategoribaik.

Derajathubunganvariabel X danvariabel Y

dapatdilihathasilkoefisienkorelasisebesar 0.44

halinimenyatakanhubunganantaravariabel X danvariabel Y termasukdalamhubungansedang. Adapunkoefisiendeterminasivariabel X

(6)

19.53%.hasilanalisisregresimemberigambaranbahwakeduavariabelmempunyaihu

bunganberpola linier,

berarahprositifdansignifikansertaterdapatketergantunganvariabel Y terhadapvariabel X yang ditunjukkanolehpersamaanregresiY = 25.95 + 0.44 dapatdiartikanbahwasetiapperubahansatu unit padavariabel X akanmemebawaperubahanpadavariabel Y sebesar 0.44.

Abstract

Problem under study is this research is about lifestyle leadership transformasional principal against the discipline work of teacher at SMK UnggulanTerpadu PGII Bandung. This research was done at SMK UnggulanTerpadu PGII Bandung with the amount of population and a sample of 46 people. Sample of this research includes the entire teacher’s at school, while the method used is the method of descriptive is supported by studying.Technique of processing data that was used in First, analysis the correlation was used to test relationship and power interest between the variable force leadership transformasional principal and discipline work f teacher at SMK UnggulanTerpadu PGII. Second, using analysis of regression use full as well as the direction variables discipline work of teacher at SMK UnggulanTerpadu PGII be based on the variable leadership transformasional. Variable become knowledge is the stlye of leaderhip of the head of school at the variable free and discipline teacher as varable bound. Based on the test’s of normality of distribution of data, it’s is known that two variable such distribution normal. From the result of processing data and interpretation data concerring the tendency of general, answer of responden for stlye leadership transformasional the head of school to be in the category good enough.The result of the research describe the number of score average variable force leadership transformasional principal of 2.50 it represents a category quite inadequate while the number of score average variable work of teacher is 3.18, that indicates the category of good. Degrees of relationship variable X and variable Y can be seen the results koefesien correlation of 0.44 it is stated Degrees of relationship variable X and variable Y included in the relasionship. As for koefesiendeterminasi variable X and variable . As for koefesiendeterminasi variable X and variable Y is 19.53%. result analysis of the regression gives the idea that both variable have a relationshop model of linier. purpose positive and significant as well as theres the depends variable Y against variable X that aimed to equation regression Y = 25.95 + 0.44. it can be regarded that every change of one unit on variable X will change the variable Y as large as 0.44%.

(7)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ………i

ABSTRAK ………ii

KATA PENGANTAR ………..iv

UCAPAN TERIMA KASIH ……….………v

DAFTAR ISI ………vii

DAFTAR TABEL ………xi

DAFTAR BAGAN ………..xii

DAFTAR GRAFIK ………….………xiii

DAFTAR LAMPIRAN ..……….………xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …………....……….1

B. Rumusan Masalah ……….………..8

1. Batasan Masalah ………..………..8

2. Rumusan Masalah ……….………..8

(8)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1. Tujuan Umum ………..………...8

2. Tujuan Khusus ..……….……….8

D. Manfaat Penelitian ………...………..9

E. Asumsi Penelitian ……….………..9

F. Struktur Organisasi ………10

1. Hipotesis ………..………....10

2. Metode Penelitian ………..………..11

a. Teknik Penggalian Data ...11

b. Prosedur Pengolahan Data ...12

3. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ,,….………...12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ………..14

1. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ..………..…...14

a. Kepemimpinan Transformasional ...……….14

b. Indikator Kepemimpinan Transformasional ……….…16

(9)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

d. Perilaku Kepemimpinan Transformasional ………..19

2. Disiplin Kerja Guru ……….…….………...23

a. Pengertian Disiplin Kerja ………..23

b. Pentingnya Disiplin Kerja ……….25

c. Fungsi Disiplin Kerja ………...………26

d. Prinsip-prinsip Disiplin Kerja ………..28

e. Indikator Disiplin Kerja ………29

B. Hipotesis ………...………33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional ………...……….35

B. Populasi dan Sampel Penelitian …...……….35

1. Populasi ………35

2. Sampel ………..……37

C. Prosedur Penelitian ………..……….38

1. Teknik Pengumpulan Data ………...38

2. Penentuan Alat Pengumpul Data ………...39

(10)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4. Metode Penelitian ……….………41

5. Uji Coba Alat Pengumpul Data (Angket) ………43

a. Uji Validitas ……….……….44

D. Teknik Pengolahan Data ……….………..46

1. Seleksi Angket ………46

2. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-Rata (Weight Means Score) …………..…...……….47

3. Analisis Regresi ………...………51

4. Analisis Korelasi ………..53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Seleksi dan Klasifikasi Data …….………...55

B. Penyajian Hasil Penelitian ………...55

1. Hasil perhitungan. Weighted Means Score ( WMS ) ………..55

a. Deskrispsi Data Variabel X ………..55

b. Deskripsi Data Variabel Y ………...59

C. Hasil Uji Normalitas Data ………62

a. Distribusi Data Variabel X ………62

(11)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

D. Pengujian Hipotesis Penelitian ………64

1. Analisis Regresi ………...64

a. Uji Signifikasi Koefisien Regresi ………..64

b. Uji Linieritas Regresi ………64

2. Analisis Korelasi ………..65

E. Pembahasan Hasil Penelitian………66

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ………..………...70

B. Rekomendasi ………...71

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah merupakan salah satu bentuk organisasi pendidikan. kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan di sekolah. Jika pengertian kepemimpinan tersebut diterapkan dalam organisasi pendidikan, maka kepemimpinan pendidikan bisa diartikan sebagai suatu usaha untuk menggerakkan orang-orang yang ada dalam organisasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Nawawi (1985) yang mengemukakan bahwa kepemimpinan pendidikan adalah proses mempengaruhi, menggerakkan, memberikan motivasi, dan mengarahkan orang-orang yang ada dalam organisasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.

Kepala sekolah yang bijak mampu membuat sekolah itu menjadi sekolah yang dipandang baik oleh tiap kalangan terutama masyarakat. perilaku kepala sekolah yamg mampu mampu memprakarsai pemikiran baru terhadap proses interaksi di lingkungan sekolah dengan melakukan perubahan atau, tujuan, sasaran konfigurasi, prosedur, input, proses atau output dari suatu sekolah sesuai dengan ketentuan perkembangan. Dalam organisasi pendidikan yang menjadi pemimpin pendidikan adalah kepala sekolah. Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah memiliki sejumlah tugas dan tanggung jawab yang cukup berat. Untuk bisa menjalankan fungsinya secara optimal, kepala sekolah perlu menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat.

Peranan utama kepemimpinan kepala sekolah, nampak pada pernyataan-pernyataan yang dikemukakan para ahli kepemimpinan. Knezevich yang dikutip Indrafachrudi (1983) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah sumber energi utama ketercapaian tujuan suatu organisasi.

(13)

kepala sekolah bisa melaksanakan tugasnya secara efektif, mutlak harus bisa menerapkan kepemimpinan yang baik.

Dalam mengelola sekolah, kepala sekolah harus bisa memilih teori dan menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat dari beberapa gaya kepemimpinan yang ada sesuai dengan karakter pribadi, dan kondisi organisasi sekolah yang dipimpin. Yang penting kepala sekolah harus bisa menampilkan peranan kepemimpinan yang baik.

Menurut persepsi banyak guru, keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah terutama dilandasi oleh kemampuannya dalam memimpin. Kunci bagi kelancaran kerja kepala sekolah terletak pada stabilitas dan emosi dan rasa percaya diri. Hal ini merupakan landasan psikologis untuk memperlakukan staf dan gurunya secara adil, memberikan keteladanan dalam bersikap, bertingkah laku dan melaksanakan tugas dengan baik.

(14)

buku informasi keliling, papan data, pengumuman lisan serta pesan berantai yang disampaikan secara lisan.

Kepemimpinan kepala sekolah yang konsisten akan aturan yang berlaku besar sekali pengaruhnya terhadap peningkatan mutu di sekolah dengan catatan adanya interaksi antara kepala sekolah dan guru serta para orangtua saling menunjang dan mengisi masing-masing konsisten dan tanggung jawab atas hak dan kewajibannya sehingga tercipta situasi dan kondisi yang diinginkan.

Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang dipergunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain. Gaya kepemimpinan adalah suatu pola perilaku yang konsisten yang ditunjukkan oleh pemimpin dan diketahui oleh pihak lain ketika pemimpin berusaha mempengaruhi kegiatan-kegiatan orang lain.

Gaya kepemimpinan juga merupakan pola tingkah laku seorang pemimpin dalam proses mengerahkan dan mempengaruhi para pekerja. Dalam mengelola organisasi sekolah, kepala sekolah dapat menekankan salah satu gaya kepemimpinan yang ada. Gaya kepemimpinan mana yang paling tepat diterapkan masih menjadi pertanyaan. Karakteristik sekolah sebagai organisasi pendidikan akan berpengaruh terhadap keefektifan gaya kepemimpinan yang diterapkan. Sebuah organisasi hanya akan bergerak jika kepemimpinan yang ada di dalamnya berhasil dan efektif. Gaya kepemimpinan banyak mempengaruhi keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku bawahannya. Istilah gaya secara kasar adalah sama dengan cara yang dipergunakan pemimpin di dalam mempengaruhi para pengikutnya. Kepemimpinan suatu organisasi perlu mengembangkan staf dan membangun iklim motivasi yang menghasilkan tingkat produktivitas yang tinggi, maka pemimpin perlu memikirkan gaya kepemimpinannya.

(15)

keadaan tertib. Menurut Emile Durkheim disiplin tidak dipandang sebagai paksaan semata, sekurang-kurangya karena dua alasan. Pertama ia menetapkan memberi cara-cara respons yang pantas, tanpa mana tatanan dan kehidupan yang terorganisasi tidak mungkin. Ia membebaskan kita dari keharusan setiap saat menyusun cara pemecahan.

Kedua, ia memberi jawaban kepada kabutuhan individu akan pengekangan, yang mungkin si individu mencapai, secara berturut-turut, tujuan-tujuan tertentu. Tanpa pembatasan seperti itu, ia tak bisa tidak akan menderita karena frustasi dan kecewa sebagai akibat dari keinginan yang tidak ada batasnya.

Menurut Ali Imron disiplin guru adalah:”suatu keadaan tertib da teratur

yang dimiliki oleh guru dalam bekerjka di sekolah, tanpa ada pelanggaran-pelanggaran yang merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung

terhadap dirinya, teman sejawatnya, dan terhadap sekolah secara keseluruhan”.

Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberi ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orng yang melaksanakan pendidikan di tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau atau mushalla di rumah, dan sebagainya.

Guru menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Kewibawaanlah yang membuat guru dihormati, sehingga masyarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat yakin bahwa gurulah yang dapat mendidik anak didik mereka agar menjadi orang yang berkepribadian mulia.

(16)

Ada empat hal yang dapat mempengaruhi dan membentuk disiplin seseorang di antaranya: Mengikuti dan menaati peraturan, kesadaran diri, alat pendidikan, hukuman. Keempat faktor ini merupakan faktor dominan yang mempengaruhi dan membentuk disiplin kerja guru.

Keberhasilan sekolah dalam melaksanakan segala aspek yang telah direncanakannya perlu didukung oleh kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin satuan pendidikan merupakan motor penggerak sumber daya sekolah terutama guru dan karyawan sekolah. Sebesar apapun input persekolahan ditambah atau diperbaiki, outputnya tidak akan optimal apabila faktor kepemimpinan kepala sekolah tidak diberikan perhatian yang memadai, tersedianya dana, infrastruktur, fasilitas, dan instrumen pendidikan lainnya kurang dapat didayagunakan secara maksimal, efisien, dan akuntabel tanpa adanya kepemimpinan yang kuat, atau adanya pemimpin yang mampu menggerakkan semua komponen itu.

(17)

Sebagai pimpinan, kepala sekolah mempunyai tugas (1) menyusun perencanaan; (2) mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordi-nasikan, dan mengevalusi kegiatan; (3) menentukan kebijakan dan melakukan pengawasan; (4) mengatur proses belajar mengajar; dan (5) mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat dan dunia usaha. Kepala sekolah sebagai pimpinan satuan pendidikan dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan. Nurhadi (2003:54) menegaskan bahwa kepala sekolah sebagai penanggungjawab semua kegiatan administrasi pendidikan sekolah, karena itu kepala sekolah mempunyai kedudukan tertinggi dalam organisasi satuan pendidikan.

Kepala sekolah wajib mengembangkan budaya kualitas, mengemban tugas kepemilikan visi yang sangat kuat terhadap kualitas total bagi institusinya, komitmen yang jelas terhadap proses peningkatan kualitas peserta didik di sekolah menengah kejuruan, secara terus menerus berkomunikasi tentang kualitas pelayanan terhadap seluruh jajaran komponen yang terdapat di SMK, serta unit kerjanya, seluruh kebijakannya berorientasi kepada peningkatan kualitas, transparan, dan proaktif terhadap aspirasi yang berkembang khusus pada pelanggan, menggerakkan staf untuk bekerja lebih dinamis-inovatif-produktif, sanggup melakukan koreksi diri terhadap kebijakannya, memiliki team work yang efektif, dan mampu mengembangkan mutu pendidikan di sekolah.

Salah satu faktor penting yang menentukan tinggi rendahnya mutu pendidikan dan keefektifan sekolah ialah kepemimpinan kepala sekolah. Makna kepemimpinan bukan hanya mengambil inisiatif, tetapi juga mengandung makna kemampuan manajerial, yaitu kemampuan mengatur dan menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya. Keberhasilan suatu sekolah pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas penampilan seorang kepala sekolah (Sumidjo 2006:349).

(18)

mempunyai kemampuan untuk menghadapi kompleksitas, dan ketidakpastian; dan (7) visioner. (Gaffar 2005:167). Pemimpin yang demikian itu diyakini dapat memposisikan diri dan memfungsikan lembaga yang dipimpinnya dalam hal: (1) pengartikulasian visi masa depan organisasi; (2) penyediaan suatu model yang tepat; (3) pemelihara penerimaan tujuan kelompok; (4) harapan terhadap kinerja yang tinggi; (5) pemberian dukungan individual; dan (6) stimulasi intelektual (Mulyasa, 2006). Lebih lanjut Depdikbud (2009) dalam (Jalal 2008) menegaskan pentingnya kepala sekolah yang memiliki kemampuan profesional yaitu: kepribadian, keahlian dasar, pengalaman, pelatihan dan pengetahuan profesional, serta kompetensi administrasi dan pengawasan.

Pengangkatan kepala sekolah terlalu menekankan pada pertimbangan urutan jenjang kepangkatan dan mengabaikan factor kemampuan dalam memimpin lembaga. Selanjutnya pemimpin yang bisa membawa perubahan ke arah kebaikan bila dalam diri seorang pemimpin itu minimal terdapat tiga unsur, yakni (1) ada seorang pemimpin yang memimpin, mempengaruhi, dan memberikan bimbingan; (2) ada bawahan yang dikendalikan; dan (3) ada tujuan yang diperjuangkan melalui serangkaian kegiatan. (Anwar 2003: 67) Membawa perubahan yang dimaksud seperti yang dinyatakan Locke (1997) adalah kepemimpinan transformasional sebagai pemimpin yang melibatkan perubahan dalam organisasi. Kepemimpinan ini, sebagai kepemimpinan yang membutuhkan

tindakan memotivasi para bawahan agar bersedia bekerja demi sasaran “tingkat tinggi” yang dianggap menaruh kepentingan pribadinya pada saat itu (Bass (1985). Sejalan itu, Tjiptono (2009) mengatakan bahwa pemimpin transformasional bisa berhasil mengubah status quo dalam organisasinya dengan cara mempraktikkan perilaku yang sesuai pada setiap tahapan proses.

(19)

kepala sekolah. Isu penting sehubungan dengan hasil pengamatan itu adalah kelangkaan model kepemimpinan kepala sekolah yang relevan untuk menjawab persoalan tentang kepala sekolah, misi pendidikan, dan lemahnya relevansi pendidikan SMK. Model kepemimpinan itu secara teoretik dikonsepsikan sebagai kepemimpinan transformasional yang bercirikan adanya proses membangun komitmen bersama terhadap organisasi dan memberikan kepercayaan kepada para pengikut untuk mencapai sasaran. Menurut Burn (1978), dalam kepemimpinan transformasional, pemimpin mencoba menimbulkan kesadaran dari para pengikutnya dengan menyerukan cita-cita yang lebih tinggi dan nilai moral.

Latar belakang masalah di atas menjadi alasan yang kuat bagi penulis untuk menemukan model kepemimpinan transformasional kepala sekolah yang dipengaruhi oleh disiplin kerja guru.

Dari uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut, dengan mengambil judul penelitian:

“PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK

UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan masalah

Konseptual

Dalam permasalahan ini siklus penelitian yang dilakukan mengacu kepada apa yang jadi permasalahan yakni mengenai gaya kepemimpinan transformasional dan disiplin kerja.

Kontekstual

(20)

2. Rumusan masalah

a. Bagaimana gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah di smk unggulan terpadu pgii?

b. Bagaimana disiplin kerja guru di smk unggulan terpadu pgii?

c. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap disiplin kerja guru di smk unggulan terpadu pgii?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran secara jelas tentang pengaruh gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah di smk unggulan terpadu pgii dan pengaruhnya terhadap disiplin kerja guru.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah

b. Untuk mengetahui disiplin kerja guru

c. Untuk mengetahui dampak dari pengaruh gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat kontribusi dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data secara jelas dan actual mengenai gambaran kepemimpinan kepala sekolah terhadap disiplin kerja guru sebagai berikut,

1. Memberikan masukan baik secara teoritis, metodologis dan empiris tentang cara gaya kepemimpinan kepala sekolah yang efektif

2. Sebagai acuan untuk mengetahui disiplin kerja guru kearah yang lebih baik 3. Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan dan meningkatkan dampak

(21)

4. Sedangkan bagi peneliti sendiri diharapkan dapat memperkaya wawasan dan pengetahuan terutama yang berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah.

E. Asumsi Penelitian

Asumsi dasar merupakan titik tolak pemikiran di dalam penelitian yang keberadaannya tidak diragukan lagi. Anggapan dasar ini menjadikan titik pangkal dimana tidak lagi menjadi keraguan bagi penulis. Adapun yang menjadi menjadi asumsi dasar dalam penelitian ini adalah :

1. Gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah berperan penting bagi kelangsungan pendidikan disekolah.

2. Kepala sekolah memiliki kemampuan mengelola sekolahnya dengan sangat baik.

3. Kepala sekolah mempunyai sikap dan perilaku yang sangat baik, terutama sikap disiplin yang dimiliki kepala sekolah mampu menjadi contoh yang baik untuk para guru dan lainnya.

4. Gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah bisa disesuaikan dengan kondisi sekolah.

5. Sikap kedisiplinan kepala sekolah dan para guru bisa menjadi suatu tiruan yang baik dan positif untuk para siswa dan lainnya.

6. Kepala sekolah mampu memberikan suatu peraturan yang benar dimana peraturan tersebut mampu membangun disiplin kerja para guru.

7. Diberlakukannnya sistem outsourching untuk para guru yang tidak mampu atau tidak memiliki kedisiplinan kerja dengan baik.

8. Adanya reward untuk para guru yang memiliki sikap disiplin kerja yang baik.

F. Struktur Organisasi

1. Hipotesis

Hipotesis penelitian menurut Sudjana (1996:219) adalah ”Perumusan sementara mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu dan

(22)

tersebut maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah :” Gaya

Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Berpengaruh Pada Disiplin Kerja Guru”. Berdasarkan hipotesis tersebut dapat diketahui bahwa gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah (variabel x) merupakan variabel bebas artinya tidak tergantung atau mempengaruhi oleh variabel lain, sedangkan disiplin kerja (variabel y) merupakan variabel terikat yang dipengaruhi dan ditentukan oleh variabel terikat. Untuk memudahkan dalam penelitian ini maka disusun suatu kerangka berpikir yang menjadi pedoman dalam proses penelitian yaitu :

BAGAN 1.1.

PENGARUH VARIABEL X TERHADAP VARIABEL Y

Keterangan:

Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah sangat berpengaruh terhadap Disiplin Kerja Guru

Hubungan Antara variabel X dan Y

Keterangan :

Variabel X : Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah

Variabel Y : Disiplin Kerja Guru

: Hubungan variabel X dengan variabel Y

Gaya Kepemimpinan

Transformasional Kepala

Sekolah

(23)

2. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara ataupun teknik yang dipergunakan sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data serta menganalisisnya agar diperoleh suatu kesimpulan guna mencapai tujuan penelitian. Metode penelitian adalah upaya untuk mencari kebenaran secara ilmiah yang didasarkan pada data yang sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Disamping untuk memperoleh kebenaran ilmiah. metode penelitian juga rnerupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian secara efektif. Keberhasilan suatu penelitian akan tergantung dari metode yang digunakan oleh paneliti. Oleh karena itu, metode penelitian harus sesuai dengan permasalahan yang ada. Mengenai metode penelitian ini" Surakhmad (1993:31) mengemukakan bahwa: Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidikan memperhitungkan kewajibannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.

Berdasarkan apa yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini maka metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang ditunjang oleh studi kepustakaan. Penelitian kuantitatif dilihat dari jenis datanya adalah penelitian yang data penelitiannya bersifat numerik, yaitu data yang berhubungan dengan angka-angka.

a. Teknik Pengumpulan Data

(24)

dipecahkan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Hermawan Wasito (1995:69), bahwa: Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam penelitian. Data yang terkumpul akan digunakan sebagai bahasa analisis dan pengujian hipotesis yang telah dirumuskan.

Oleh karena itu, pengumpulan data harus dilakukan dengan sistematis, terarah, dan sesuai dengan masalah penelitian. Telah dijelaskan hal tersebut bahwa dalam teknik pengumpulan data erat hubungannya dengan masalah penelitian yang akan dipecahkan. Oleh karena itu, pemilihan teknik perlu diperhatikan. Dalam penelitian, penggunaan teknik dan alat pengumpul data yang tepat (sesuai) dapat membantu pencapaian hasil (pemecahan masalah).

b. Prosedur Pengolahan Data

Mengolah data adalah salah satu langkah yang penting dalam kegiatan penelitian. Langkah ini dilakukan agar data yang telah terkumpul mempunyai arti dan dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai suatu jawaban dari permasalahan yang diteliti.

3. Lokasi, Populasi Dan Sampel Penelitian

Langkah-langkah pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Populasi

Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2005:57) yang

mengemukakan bahwa: “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

dari objek / subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

(25)

Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi oleh peneliti adalah manusia, yaitu personil atau pegawai di lingkungan SMK Unggulan Terpadu PGII Bandung.

2. Sampel

Sampel penelitian merupakan sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dengan menggunakan cara tertentu yang dianggap mewakili seluruh populasi itu. Sugiyono (2005:91) berpendapat bahwa

sampel adalah “sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

(26)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidikan memperhitungkan kewajibannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.

Berdasarkan apa yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini maka metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang ditunjang oleh studi kepustakaan. Penelitian kuantitatif dilihat dari jenis datanya adalah penelitian yang data penelitiannya bersifat numerik, yaitu data yang berhubungan dengan angka-angka.

Metode deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk menjawab atau memecahkan permasalahan yang sedang terjadi pada masa sekarang. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ali (1992:l2l) bahwa: "Metode penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang”.

Selanjutnya Surakhmad (1998:140) mengemukakan ciri-ciri dari metode deskriptif ini, yaitu:

(27)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

 Data yang dikumpulkan mula-mula diteliti, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Oleh karena itu, metode ini sering disebut metode analisis.

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan secara kuantitatif. Keadaan ini diselaraskan dengan variabel penelitian yang memusatkan diri pada masalah-masalah aktual dan fenomenal yang sedang terjadi pada saat sekarang dengan bentuk hasil penelitian berupa angka-angka yang memiliki makna.Pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi penyebaran angket yang ditujukkan kepada guru-guru di SMK Unggulan Terrpadu PGII, selaku objek utama dalam penelitian ini.

Adapun alasan penulis menggunakan metode desktriptif adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini ditunjukkan untuk memecahkan masalah yang terjadi saat sekarang dan bersifat actual.

2. Dapat memberikan gambaran yang nyata tentang masalah pengaruh gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap disiplin kerja guru.

3. Metode ini selain dapat mengumpulkan menyusun dan menginterprestasikan data, juga datanya dapat disimpulkan.

(28)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Metode ini dimaksudkan untuk menambah keterangan-keterangan melalui penelaahan berbagai sumber tertulis dari buku-buku , majalah-majalah , brosur dan karya ilmiah lainnya. Berkaitan dengan studi kepustakaan ini Winarno Surakhmad (1992:61) mengemukakan bahwa : “Penyelidikan bibliografis tidak dapat diabaikan sebab disinilah penyelidikan berusaha menemukan keterangan mengenai segala sesuatu yang relevan dengan masalahnya, pendapat para ahli mengenai itu, penyelidikan yang sedang berjalan, atau masalah-masalah yang dirasakan oleh para ahli”.

Dengan demikian metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif yang ditunjang dengan studi kepustakaan.

B. Desain Penelitian

(29)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1. Desain memberikan pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya. Dalam penelitian desain merupakan syarat mutlak agar dapat meramalkan sifat pekerjaan serta kesulitan yang akan dihadapi. 2. Desain menentukan batas-batas penelitian yang bertalian dengan tujuan

penelitian.

3. Desain penelitian selain memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan juga memberi gambaran tentag macam-macam kesulitan yang akan dihadapi yang mungkin juga telah dihadapi oleh peneliti lain. Adapun Arikunto (2006, hlm. 20) membagi langkah-langkah penelitian lebih rinci lagi yaitu sebagai berikut:

1. Memilih masalah 2. Studi permasalahan 3. Merumuskan masalah

4. Merumuskan anggapan dasar dan merumuskan hipotesis 5. Memilih metode dan pendekatan

6. Menentukan variabel dan sumber data 7. Menentukan dan menyususn instrument 8. Mengumpulkan data

9. Analisis data

10.Menarik kesimpulan 11.Menyusun laporan

(30)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

batas-batas penelitian juga bertalian dengan tujuan penelitian. Selain itu, desain penelitian juga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai apa yang harus dilakukan dalam melakukan penelitian ini.

C. Partisipan

Partisipan dslam penelitian ini adalah para guru yang bekerja di SMK Unggulan Terpadu PGII Bandung. Penulis memilih guru untuk menjadi partisispan pada dasarnya karena penelitian yang akan dilakukan berkaitan dengan pengaruh gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap disiplin kerja guru.

D. Lokasi, Populasi dan Sampel

1. Lokasi

Lokasi penelitian merupakan tempat pelaksanaan penelitian dilakukan. Adapun pengambilan lokasi yang dipilih peneliti adalah SMK Unggulan Terpadu PGII Bandung.

2. Populasi

Setiap penelitian memerlukan data atau informasi dari sumber data yang dapat dipercaya agar data atau informasi tersebut dapat digunakan untuk memecahkan masalah atau untuk menguji hipotesis penelitian.

(31)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

informasi yang berguna bagii masalah penelitian disebut populasi”. Selanjutnya lebih jelas Sugiyono (1999:57) mengemukakan bahwa: “Populasi yang dimaksud dalam penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang tetapi juga benda-benda alam yang lain, dan bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek/ objek itu”.

Sutrisno Hadi (1997:70) memberikan definisi populasi adalah semua individu untuk siapa diperoleh dari sampel itu hendaknya diregeneralisasi. Populasi atau universe ialah jumlah keseluruhan dari unit yang ciri-cirinya akan di duga, sedangkan Mohamad Ali (1982: 54), menyatakan bahwa keseluruhan obyek yang diteliti disebut populasi atau universe. Populasi: Populasi dalam penelitian ini yaitu guru-guru di SMK Unggulan Terpadu PGII. Guru-guru yang dijadikan populasi karena dianggap mampu memberikan informasi/data yang berkenaan dengan gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan pengaruhnya terhadap disiplin kerja guru.

Tabel 3.1.

Populasi Sekolah

(32)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1 SMK Unggulan Terpadu PGII 46

Total 46

3. Sampel Penelitian

Sampling atau Sample adalah suatu cara yang ditempuh dengan pengambilan contoh yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan obyek penelitian Nursalam (2008). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi Sugiyono (2007). Alasan mengambil total sampling karena menurut Sugiyono (2007) jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya. Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil dari sebagian data yang dianggap telah dapat mewakili seluruh populasi. Sejalan dengan pendapat dari Sugiyono (2007:91) yang mengatakan bahwa, “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Jumlah sampel akan sangat bergantung pada berapa banyak jumlah populasi. Untuk memenuhi jumlah sampel yang akan diambil, penulis akan menggunakan teknik sample total karena jumlah populasi penelitian relative sedikit yaitu 46 orang guru. Dalam hal ini berarti yang menjadi sumber data adalah guru-guru yang berada disatu tempat.

(33)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Dimana:

n = ukuran sample

N = Ukuran Populasi

d = Presisi

1 = Angka konstan

[image:33.612.148.512.77.365.2]

n = 46 = 8,214 = 8 46 (0,1) + 1

Tabel 3.2

Perhitungan Sample

Nama Sekolah Perhitungan Sample Jumlah Sample SMK Unggulan Terpadu

PGII

n = 46 8 46

8

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari timbulnya salah pengertian dan penafsiran dari pembaca dikarenakan banyaknya istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu didefinisikan secara khusus. Bahwa : ”Definisi operasional adalah pengertian yang lengkap tentang suatu variabel yang mencakup semua unsur yang menjadi ciri utama variabel itu:

(34)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari suatu orang atau benda yang dapat atau ikut membentuk suatu watak atau tindakan seseorang.

2. Kepemimpinan Transformasional

Upaya perubahan terhadap bawahan untuk berbuat lebih positif atau lebih

baik dari apa yang biasa dikerjakan yang berpengaruh terhadap peningkatan

kinerja.

3. Disiplin Kerja

Disiplin kerja sangat dibutuhkan oleh setiap pegawai. Disiplin menjadi

persyaratan bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata kehidupan berdisiplin

yang akan membuat para pegawai mendapat kemudahan dalam bekerja,

dengan begitu akan menciptakan Susana kerja yang kondusif dan mendukung

usaha pencapaian tujuan.

F. Instrumen Penelitian

(35)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan yaitu angket. Angket adalah alat pengumpul data yang bertujuan untuk mengumpulkan data atau informasi yang terdiri dari beberapa pertanyaan/penyataan yang disusun dalam bentuk tulisan yang memerlukan jawaban dari responden. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Arikunto (1998):140) bahwa: “angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang dipergunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, ayau hal-hal yang ia ketahui”.

Alasan penulis menggunakan angket adalah karena angket memiliki beberapa kelebihan antara lain:

 Tidak memerlukan kehadiran peneliti

 Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden

 Data yang dikumpulkan dapat lebih mudah dianalisis, karena pertanyaan yang diajukan kepada setiap responden adalah sama

 Dapat dibuat anonym sehingga bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab.

1. Variabel Penelitian dan Sumber Data Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel X (Gaya Kepeimpinan Transformasional Kepala Sekolah)ndan variabel Y (Disiplin Kerja Guru). Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah guru-guru yang ada di SMK Unggulan Terpadu PGII Bandung.

2. Teknik Pengukuran Variabel Penelitian

(36)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

[image:36.612.226.436.123.300.2]

menggunakn Skala Likert yang nilainya berkisar antara 1 sampai dengan 5. Perincian nilai tersebut dapat dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 3.3.

SKALA LIKERT

Alternatif Jawaban Bobot

Selalu Sering

Kadang-kadang Jarang

Tidak pernah

5 4 3 2 1

3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Kisi-kisi instrument penelitian ini sangat dibutuhkan untuk mempermudah penyusun instrument penelitian, karena akan terlihat dimensi dan indicator dari masing-masing variabel yang dimana akan dijabarkan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan sebagai instrument penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua format kisi-kisi instrument yaitu kisi-kisi instrument variabel X dan kisi-kisi instrument variabel Y, yang terdapat dalam table dibawah ini:

Tabel 3.4.

(37)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No INDIKATOR SUB INDIKATOR NOMOR ITEM

1

Pemimpin yang kharismatik

- Kepala sekolah memberadayakan atau

memfasilitasi semua kebutuhan - Kepala sekolah bersikap

acuh tak acuh terhadap masalah yang dihadapi - Kepala sekolah selalu berkomunikasi dengan baik

- Kepala sekolah selalu mendahulukan kepentingan para guru diatas kepentingan

pribadi

1-4

2

Pemimpin yang memperhatika n faktor-faktor

individual

- Kepala sekolah mempunyai progam kerja untuk mengevaluasi kinerja - Kepala sekolah mempunyai

program kerja dalam melihat kemajuan dan

(38)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

kualitas - Kepala sekolah selalu memberikan bimbingan dan

arahan terhadap pekerjaan yang dirasa sulit - Kepala sekolah memberi

simpati serta dukungan ketika sedang mengalami kesulitan dalam pekerjaan - Kepala sekolah memberikan

penghargaan kepada yang berprestasi

- Kepala sekolah sering menekankan pentingnya

tugas dan meminta melaksanakannya dengan

baik

3

Pemimpin akan melakukan

stimulasi-stimulasi

- Kepala sekolah berusaha memonitoring kinerja kerja

- Kepala sekolah turut berperan aktif dalam menangani kepada yang mangkir/tidak menjalankan

(39)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

intelektual tugas

- Kepala sekolah selalu berbagi ilmu - Kepala sekolah

mempengaruhi cara pandang untuk menyelesaikan masalah

pekerjaan - Kepala sekolah mengkomunikasikan tujuan

dan memberikan kesempatan untuk mencapai

(40)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

[image:40.612.112.527.84.395.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5.

Kisi-Kisi Instrumen Variabel Y

No INDIKATOR SUB INDIKATOR

NOMOR 4

Pemimpin yang bisa

menjadi inspirasi dan

motivasi

- Kepala sekolah selalu memberikan saran dan kritik - Kepala sekolah mengikuti

semua peraturan yang ada disekolah

- Kepala sekolah memberikan sanksi kepada yang melanggar aturan sekolah - Kepala sekolah memberikan

sikap dan perilaku yang baik - Kepala sekolah mempunyai

komitmen dan tanggung jawab dalam bekerja

(41)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

ITEM

1 Melaksanakan dan menyelesaikan tugas pada waktunya

- Mengikuti kegiatan upacara setiap pagi sesuai aturan

- Melaksanakan jam mengajar yang telah ditentukan

- Melaksanakan piket sesuai jadwal

- Menyelesaikan jam mengajar sesuai dengan waktu jam mengajar

1-4

2 Bekerja dengan penuh kreatif dan inisiatif

- Memberitahukan kepala sekolah apabila ada halangan

- Menginformasikan hal-hal yang berhubungan dengan program sekolah

- Memberikan saran dan kritik

- Mempunyai hubungan komunikasi yang baik

(42)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

- Turut serta berkontribusi dalam kegiatan sekolah - Saling memberikan

pengarahan dalam setiap program sekolah

- Saling membantu antar sesama

3 Bekerja dengan jujur, penuh semangat dan tanggung jawab

- Mengikuti semua aturan yang ada

- Mendapatkan motivasi dari kepala sekolah

- Sering mangkir/tidak hadir dalam kegiatan belajar mengajar

- Menerima sanksi apabila tidak hadir/mangkir dalam kegiatan belajar mengajar - Jarak tempat tinggal dan

tempat tidak

mempengaruhi tidak mempengaruhi ketepatan waktu bekerja

- Mendahulukan pekerjaan

(43)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

yang harus segera diselesaikan diatas kepentingan pribadi

4 Datang dan pulang tepat pada waktunya

- Datang kesekolah sesuai aturan

- Pulang sesuai jam mengajar atau jam kerja

18-19

5 Bertingkah laku sopan

- Memberikan contoh sikap

dan perilaku yang baik 20

G. Proses Pengembangan Instrumen

(44)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sebelum kegiatan pengumpulan data yang sebenarnya dilakukan, terlebih dahulu angket yang digunakan diuji dengan responden yang mempunyai karakteristik sama dengan responden yang telah ditetapkan dalam pengumpulan data penelitian yang sesungguhnya.

Dalam hal ini penulis mencoba angket tersebut kepada 20 orang yaitu sebagian guru yang berada di lingkungan smk unggulan terpadu pgii bandung. Adapun untuk menilai apakah angket tersebut layak untuk digunakan dalam penelitian, maka perlu dilakukan uji validitas.

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah angket dapat membedakan gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah yang tinggi dengan gaya kepemimpinan transfrmasional yang rendah begitu pula dilakukan untuk mengetahui perbedaan disiplin kerja guru yang tinggi dengan disiplin kerja guru yang rendah.

(45)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

jawaban rendah. Jumlah kelompok yang tinggi diambil 27% dan kelomppok yang rendah juga 27% dari sampel uji coba.

Selanjutnya diuji daya pembeda dengan menggunakan rumus-rumus yang dilakukan oleh Sudjana (1992) yaitu :

1). Mencari mean atau rata-rata dari kedua kelompok.

X

=

n

x

2). Mencari simpang baku dari kedua kelompok

s

1

)

(

n

X

X

3). Mencari baku gabungan dari kedua kelompok

s

2 1 ) 1 ( ) 1 ( n n S n S n   

4). Memasukkan harga-harga X dan S kedalam rumus t test untuk mencari daya pembeda.

t

s n n X X 1 1 2 1  

5). Menguji hipotesis dengan kriteria-kriteria sebagai berikut :

Terima Ho jika –t1–1/2< t 1-1/2 , dimana t1-1/2 diperoleh dari tabel t

(46)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dengan menggunakan korelasi rank atau sperman dengan rumus sebagai berikut:

r

'

1

)

1

(

.

6

2 2

n

n

bi

Keterangan :  1

r Koefisien korelasi pangkat

b selisih atau beda pangkat X1 dan peringkat X1 yang data aslinya berpasangan

n banyaknya data

b. Uji Reliabilitas

Dalam rangka menguji reliabilitas angket yang telah dibuat maka penulis menggunakan teknik belah dua (split Half Methods). Belahan pertama adalah item bernomor ganjil sedangkan belahan kedua adalah item bernomor genap. Keduanya kemudian dikorelasikan dengan menggunakan korelasi rank atau sperman dengan rumus sebagai berikut:

(47)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1

r Koefisien korelasi pangkat

b selisih atau beda pangkat X1 dan peringkat X1 yang data aslinya berpasangan

n banyaknya data

Berikut ini langkah-langkah yang penulis tempuh untuk menguji reliabilitas instrument:

1) Memasang item ganjil dan item genap, kemudian menyusunnya menurut ukuran besar nilainya.

2) Item ganjil dan item genap disusun menurut besarnya, yang terbesar diberi nomor urut atau peringkat satu, terbesar kedua diberi peringkat dua, terbesar ketiga diberi nomor urut atau peringkat tiga dan seterusnya. 3) Membentuk selisih atau beda peringkat item ganjil dan item genap yang

data aslinya berpasangan.

4) Menghitung dengan rumus di atas, sehingga diperoleh r’.

5) Menguji signifikansi koefesien korelasi (r’) dengan rumus sebagai berikut:

'

1

2

1

1

r

n

r

t

6) Menetapkan Kriteria pengujian :

Terima Ho jika –t1–1/2< t < t 1-1/2 , dimana t1-1/2 diperoleh dari

(48)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

7) Kesimpulan : a. Variabel X

Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung 2.26 sedangkan t tabel dengan tingkat kepercayaan 95 % dengan dk = (n-2) = 18 diperoleh sebesar 2,10.

Kriteria pengujian dalah terima Ho jika t hitung terletak antara -2,101 dan -2,101 dan tolak Ho jika t hitung mempunyai harga-harga lain.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar 2.26, jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen gaya kepemimpinan transformasional reliabel.

b. Variabel Y

Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung 2.40 sedangkan t tabel dengan tingkat kepercayaan 95 % dengan dk = (n-2) = 18 diperoleh sebesar 2,10.

Kriteria pengujian dalah terima Ho jika t hitung terletak antara -2,101 dan -2,101 dan tolak Ho jika t hitung mempunyai harga-harga lain.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar 2.40, jadi dapat disimpulkan bahwa instrument disiplin kerja guru reliabel.

(49)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk memperoleh data serta mengumpulakn informasi dan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk penelitian. Dalam menentukan alat pengumpul data tentunya tidak dapat dipisahkan dengan teknik pengumpulan data, karena ada saling ketergantungan satu sama lain. Adapun alat pengumpul data yang digunakan dalam penyusunan ini diantaranya adalah angket dan observasi. “Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti”. Tekbik observasi yang dilakukan dengan maksud untuk mengamati keadaan yang wajar dan yang sebenarnya tanpa usaha yang disengaja untuk mempengaruhi, mengatur dan memanipulasikannya.

Dalam menyusun alat pengumpulan data, penulis berpedoman pada ruang lingkup variable-variabel yang terkait instrumen dalam penelitian ini terdiri dari gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan disiplin kerja guru.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam meyusun angket adalah

a. Menentukan variabel yang akan diteliti, yaitu variabel X yakni Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan variabel Y yakni Disiplin Kerja Guru

b. Menetapkan sub variabel dan indikator dari masing-masing variabel.

c. Menyusun kisi-kisi angket dari variabel X (Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah) dan variabel Y (Disiplin Kerja Guru). d. Menyusun pertanyaan-pertanyaan disertai alternatif jawaban dalam bentuk

check list (V) berdasarkan indikator variabelnya.

(50)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

a. Ruang (tempat dalam aspek fisiknya)

b. Pelaku, yaitu semua orang yang terlibat dalam sekolah c. Kegiatan, yaitu apa yang dilakukan orang dalam situasi itu d. Objek, yaitu benda-benda yang terdapat ditempat itu e. Perbuatan, tindakan-tindakan tertentu

f. Kejadian, atau rangkaian peristiwa yaitu rangkaian kegiatan g. Tujuan, apa yang ingin dicapai organisasi

h. Waktu urutan kegiatan

i. Perasaan, emosi yang dinyatakan dan dirasakan

Dalam penelitian ini teknik observasi yang dilakukan adalah yang berhubungan dengan proses pengumpulan data tentang pengaruh gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap disiplin kerja guru.

I. Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Analisis data dilakukan secara kuantitatif, rumus-rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Seleksi Data

(51)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2. Klasifikasi Data

Setelah melakukan tahap penyeleksian data, langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan data berdasarkan variabel X dan Y sesuai dengan sampel penelitian. Kemudian dilakukan skor pada setiap alternative sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya yaitu menggunakan skala likert. Jumlah skor yang diperoleh dari data responden merupakan skor mentah dari setiap variabel yang berfungsi sebagai sumber pengolahan data.

3. Pengolahan Data

a. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden Berdasarkan

Perhitungan Rata-Rata (Weight Means Score)

Perhitungan dengan teknik ini dimaksudkan untuk menentukan kedudukan setiap item sesuai dengan kriteria atau tolak ukur yang telah ditentukan. Adapun langkah-langkah yang digunakan sebagai berikut:  Menentukan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban

 Menghitung frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang dipilih  Mencari jumlah nilai jawaban yang dipilih responden pada tiap

pernyataan yaitu dengan cara menghitung frekuensi responden yang memilih alternatif jawaban tersebut, kemudian kalikan dengan alternatif itu sendiri.

(52)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

N

X

X

Keterangan :

X

= Nilai rata-rata yang dicari

X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban dikali bobot untuk setiap alternatif kategori)

N = Jumlah responden

 Menentukan kriteria pengelompokkan WMS untuk skor rata-rata setiap kemungkinan jawaban.

[image:52.612.141.503.385.553.2]

Adapun kriteria yang penulis pergunakan adalah : Tabel 3.6.

Daftar Konsultasi WMS

Rentang

nilai

Kriteria

Penafsiran

Variabel X

Gaya Kepemimpinan

Transformasional Kepala

Variabel Y

Disiplin Kerja

(53)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sekolah

4,01-5,00 Sangat Baik

SL (Selalu) SL (Selalu)

3,01-4,00 Baik S (Sering) S (Sering)

2,01-3,00 Cukup KD (Kadang-kadang) KD (Kadang-kadang)

1,01-2,00 Rendah JR (Jarang) JR (Jarang)

0,01-1,00 Sangat Rendah

TP (Tidak Pernah) TP (Tidak Pernah)

b. Uji Normalitas Distribusi Data

(54)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

sering disebut teknik parametrik, sedangkan untuk penyebaran yang tidak normal dipakai teknik non parametrik. Sebuah teknik yang tidak terikat oleh bentuk penyebaran.”

Sejalan dengan pendapat tersebut diatas, maka Pengujian ini dilakukan dengan formula Chi-Kuadrat, sebagai berikut :

E

E

O

i i i

2

2 (

)

Dimana :

2

= Kuadrat Chi yang dicari

Oi = Frekuensi hasil penelitian Et = Frekuensi yang diharapkan

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menggunakan rumus di atas sebagai berikut :

a. Menyajikan skor mentah pada variabel yang diteliti

b. Merubah skor mentah menjadi skor baku, dengan formula :

S X X

T

i

  50 10

Keterangan :

X = Data skor rata-rata masing-masing responden

X = Rata-rata

S = Simpangan baku

(55)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

 Menentukan rentang (R) yaitu skor tertinggi dikurangi skor terendah

 Menentukan banyak kelas dengan rumus: BK = 1 + 3.3 log n  Menentukan panjang kelas interval dengan rumus:

s BanyakKela

g n

KL Re tan

 Menyusun tabel distibusi frekuensi skor baku berdasarkan pengamatan dan yang diharapkan, dengan urutan sebagai berikut : a) Mengelompokkan data sesuai dengan banyak interval dan

panjang kelas

b) Menghitung frekuensi skor pengamatan tiap kelas pada masing-masing panjang interval

c) Menentukan batas bawah skor kiri interval dan batas skor kanan interval

d) Menghitung nilai Z setiap kelas :

S X Bk

Z 

Keterangan :

Bk = Skor batas kelas distribusi

X = Rata-rata distribusi

S = Standar durasi

(56)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

f) Mencari luas Ei (frekuensi yang diharapkan) yang diperoleh

dengan cara mengalikan luas interval dengan n

g) Mencari Oi (frekuensi hasil penelitian) yang diperoleh dengan

cara melihat jumlah tiap kelas interval (f) pada tabel distribusi frekuensi

h) Mencari chi kuadrat dengan cara menjumlahkan hasil perhitungan

i) Menentukan keberartian chi kuadrat dengan membandingkan nilai persentase untuk distribusi chi kuadrat.

c. Pengujian Hipotesis Penelitian

Setelah tahap pengolahan data selesai, kemudian dilanjutkan dengan hipotesis penelitian untuk menganalisis data yang sesuai dengan permasalahan yang ada dalam penelitian ini, adapun hal-hal yang dilakukan dengan menganalisis berdasarkan hubungan antara variabel yaitu sebagai berikut:

1. Analisis Koefisien Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat keeratan hubungan antara variabel penelitian. Rumus-rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

a. Korelasi Sederhana

2 2



2 2

(57)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

(Sudjana, 1992:369) Untuk menguji signifikansi korelasi diuji dengan menggunakan rumus t student:

2

1 2

r n r t

  

b. Koefisien determinasi

Koefisien determinasi dipergunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel independen (variabel X) terhadap variabel dependen (variabel Y). Untuk mengujinya dipergunakan rumus sebagai berikut :

%

100

2

r

KD

c. Kategori Korelasi

Sebagai bahan untuk interpretasi atas hasil korelasi, maka ditentukan tolok ukur yang dikemukakan oleh Subino (1982 : 66-67), sebagai berikut :

Kurang dari 0,20 = Hubungan dapat dianggap tidak ada 0,21 - 0,40 = Hubungan ada tapi rendah

0,41 - 0,70 = Hubungan cukup

0,71 - 0,90 = Hubungan tinggi dan kuat 0,91 - 1,00 = Hubungan sangat tinggi

(58)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui arah regresi variabel X atas Y. Formulasi yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Regresi Linier Sederhana

Y = a + bx (Sudjana, 1992 : 312) dengan koefisien a+b yang diperoleh melalui rumus :

2 2 2 ) ( ) )( ( ) )( ( X X n XY X X Y a          2 2 ) ( ) )( ( ) ( X X n Y X XY n b        

b. Untuk mengetahui tingkat linieritas dan ketidakbergantungan (independen) antar variabel penelitian, maka dipergunakan analisis varian yang dikemukakan oleh Sudjana (1992:332) seperti pada tabel. Untuk mencari JK(T), JK(a), JK(b/a), JKres, JK(TC),

JK(E) dipergunakan rumus-rumus sebagai berikut :

JK(T) = E Y2

JK(a) = (E Y)2

JK(b/a) =

        n Y X XY

b ( )( )

JKres = JK (T) - JK (a) - JK (b/a)

JK (TC) = JKres - JK (E)

JK (E) =

        n Y Y 2

2 ( )

(59)

Chintia Rizki Sabarini, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAHTERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Kriteria pengujian :

Untuk kolom F pertama harga F hitung dibandingkan dengan rumus F tabel yang terdapat pada daftar I Sudjana (1992 : 453) dengan dk=(1 : n - 2) diuji pada taraf signifikansi 95%/ Uji F pertama dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya ketergantungan antara variabel bebas (variabel X) dengan variabel terikat (Variabel Y). Variabel terikat dikatakan tergantung pada variabel bebas jika harga F hitung > F Tabel, untuk kolom

Gambar

Tabel 3.2 Perhitungan Sample
Tabel 3.3.
Tabel 3.5.
Tabel 3.6.

Referensi

Dokumen terkait

Keputusan Rektor ITB Nomor 277/SK/K01/KP/2005 tentang Pengangkatan Para Dekan Fakultas dan Sekolah di Lingkungan Institut Teknologi Bandung Periode 2006-2010.. MEMUTUSKAN :

Sebagaimana Sugiyono (2010, hlm. Untuk mendapatkan data yang pasti maka diperlukan berbagai sumber data dan berbagai teknik pengumpulan data. Dua sumber data yang

Laporan hasil pemilihan Ketua Kelompok Keahlian/Keilmuan Periode 2010- 2011 yang telah dilaksanakan oleh 8 (delapan) Kelompok Keahlian/Keilmuan di lingkungan Sekolah

PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan. telah membuat partisipan tidak hanya menjadi

Dalam Penulisan Ilmiah ini titik break even untuk bulan Februari 2005 dicapai apabila volume penjualan perusahaan mencapai angka 853,30 bungkus atau sebesar 11.092.900 dan Margin

- Novel IPN yaitu polimer yang terdiri dari dua atau lebih jaringan polimer.. yang sebagian molekulnya bertautan tetapi salah satunya

Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara biaya periklanan dengan volume penjualan yaitu dengan menggunakan regresi linear sederhana, koefisien korelasi,

Sihotang, S.H., 2016, Pembuatan Komposit Interpenetrasi Jaringan Polimer antara Poliuretan Karet Alam SIR-10 Dengan Penambahan Montmorillonit Sebagai Bahan Pengisi, Medan