• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Model Pembelajaran CLIS (Children Learning in Science) untuk Pemahaman Konsep Siswa SD.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Model Pembelajaran CLIS (Children Learning in Science) untuk Pemahaman Konsep Siswa SD."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Lina Yulyana Nengsih Sambas, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CLIS (Children Learning in Science) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CLIS (Children Learning in

Science) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SD

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Lina Yulyana Nengsih Sambas

1104963

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

DEPARTEMEN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

(2)

Lina Yulyana Nengsih Sambas, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CLIS (Children Learning in Science) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penerapan Model Pembelajaran CLIS (Children Learning in Science) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa SD

Oleh

Lina Yulyana Nengsih Sambas

1104963

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

©Lina Yulyana Nengsih Sambas 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak

(3)

Lina Yulyana Nengsih Sambas, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CLIS (Children Learning in Science) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CLIS (Children Learning in

Science) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SD

Oleh

Lina Yulyana Nengsih Sambas

1104963

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Pembimbing I

Dr. Pupun Nuryani, M.Pd NIP. 196205221986032003

Diketahui, Ketua Prodi PGSD Departemen Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Lina Yulyana Nengsih Sambas, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CLIS (Children Learning in Science) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SD

(5)

Lina Yulyana Nengsih Sambas, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CLIS (Children Learning in Science) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penerapan Model Pembelajaran CLIS (Children Learning in Science) untuk Pemahaman Konsep Siswa SD

Oleh

Lina Yulyana Nengsih Sambas

NIM. 1104963

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya tingkat pemahaman konsep siswa terhadap materi ajar, yang faktor utamanya adalah terjadinya miskonsepsi terhadap materi energi panas. Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran CLIS (Children Learning in Science) dengan melibatkan siswa secara langsung melalui aktivitas hand-on/minds on dan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran pelaksanaan pembelajaran dan mengetahui peningkatan pemahaman konsep pada pembelajaran IPA materi energi panas setelah menerapkan model pembelajaran CLIS (Children Learning in Science) di salah satu SDN di Kecamatan Sukasari Kota Bandung terhadap siswa kelas IV-A yang berjumlah 24 siswa dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 15 siswa dan perempuan sebanyak 9 siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diadaptasi dari model Kemmis dan Mc Taggart dengan tahapan terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Instrument penelitian ini terdiri dari tes pemahaman konsep, lembar observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman konsep pada setiap siklusnya setelah belajar dengan menerapkan model pembelajaran CLIS pada materi energi panas. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II yang meningkat, yaitu pada siklus I sebesar 64,59, dan pada siklus II sebesar 88,96. Berdasarkan data hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran CLIS dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPA pada materi energi panas. Diharapkan guru dapat mengkaji dan menerapkan model pembelajaran CLIS pada materi pelajaran yang lainnya.

(6)

Lina Yulyana Nengsih Sambas, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CLIS (Children Learning in Science) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii ABSTRACT

The application of learning model CLIS (children learning in science) for the concept understanding in the elementary school students

by

Lina Yulyana Nengsih Sambas

NIM. 1104963

The research was conducted due to the low level of understanding of the concept of material study that has the main factor of misconception toward the material of heat energy. To overcome that problem, the writer applies the learning model CLIS with involving the students through the activity of hand-on/minds-on and using environment as the place for learning. Therefore, the writer aims to obtain the description of implementation of learning and sees the improvement of concept understanding at science learning in the material of heat energy after applying the learning model CLIS in one of the public school of Sukasari of Bandung include 24 of fourth-A grade students for 15 male students and 9 female students. The research used the method of evaluation class which adapted from Kemmis and Mc Taggart that consists of plan, implementation, observation and reflection. The research was conducted in two cycles. The instrument of this research is consisting of concept understanding, observation sheet and documentation. The result shows that there is an improvement toward the concept understanding in each cycle after the learning through the model of CLIS in the material of heat energy. According to the result, it can be concluded that model CLIS can improve the concept understanding students at science learning in the material of heat energy. It is hoped to the teacher for consider and apply the learning model CLIS in other material.

(7)

Lina Yulyana Nengsih Sambas, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CLIS (Children Learning in Science) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGATAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Model Pembelajaran CLIS (Children Learning in Science) ... 7

1. Pengertian Model Pembelajaran CLIS ... 7

2. Tahapan-tahapan Model Pembelajaran CLIS... 7

3. Kelebihan dan Keterbatasannya ... 13

B. Pemahaman Konsep ... 13

1. Pengertian Pemahaman Konsep ... 13

2. Indikator Pemahaman Konsep ... 15

C. Keterkaitan Model Pembelajaran CLIS dengan Pemahaman Konsep 18 D. Pembelajaran IPA SD... 21

1. Konsep Pembelajaran IPA SD ... 21

2. Hakikat Pembelajaran IPA ... 22

(8)

Lina Yulyana Nengsih Sambas, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CLIS (Children Learning in Science) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iv

4. Ruang Lingkup IPA ... 24

5. Konsep Energi Panas dalam Pembelajaran IPA SD kelas 4 24 E. Definisi Operasional ... 26

F. Penelitian yang Relevan ... 27

G. Kerangka Berpikir ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

A. Metode Penelitian ... 31

1. Instrumen Pembelajaran ... 32

2. Instrumen Pengungkap Data ... 33

G. Prosedur Penelitian ... 33

H. Rencana Pengolahan dan Uji Keabsahan Data ... 36

1. Teknik Pengumpulan Data ... 36

2. Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Deskripsi Awal Pra-Penelitian ... 39

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 40

1. Data Proses Perkembangan dan Pembahasannya ... 40

a. Siklus I ... 40

1) Perencanaan... 40

2) Pelaksanaan Pembelajaran ... 42

3) Observasi ... 58

4) Refleksi ... 59

b. Siklus II... 61

(9)

Lina Yulyana Nengsih Sambas, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CLIS (Children Learning in Science) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v

2) Pelaksanaan Pembelajaran ... 62

3) Observasi ... 77

4) Refleksi ... 77

2. Data Perkembangan Hasil dan Pembahasannya ... 78

C. Keterbatasan Penelitian ... 83

BAB VSIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 84

A. Simpulan ... 84

B. Rekomendasi ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87

DAFTAR LAMPIRAN ... 89

(10)

Lina Yulyana Nengsih Sambas, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CLIS (Children Learning in Science) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan.

Melalui pendidikan seseorang menjadi tahu akan sesuatu baik itu melalui

pengalamannya atau melalui pengetahuan yang dia dapatkan. Pendidikan

adalah lembaga yang mampu membina manusia untuk dapat

menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan kultural dan tantangan

jaman demi survive-nya manusia (M. Noor Syam, dalam Syaripudin,

2008, hlm. 101). Melalui pendidikan kita mampu memecahkan berbagai

persoalan baru dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial, atau

dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Sehinggan kita bebas dan

aktif dalam berinteraksi dan memanfaatkan lingkungan alam atau sosial

dalam mengembangkan menemukan konsep pengetahuannya.

Sebagaimana ditegaskan pada Pasal 1 Undang-Undang. No. 20 tahun 2003

Tentang Sistem Pemdidikan Nasional, bahwa :

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Hal ini berarti bahwa pendidikan merupakan suatu aspek

kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa. Pendidikan

sekolah dasar merupakan pondasi dalam mengembangkan setiap aspek

kemampuan yang dimiliki siswa terutama dalam memahami sebuah

konsep yang diterima melalui proses pembelajaran sehingga pemahaman

konsep siswa menjadi optimal. Pendidikan seyogyanya bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang

(11)

2

Lina Yulyana Nengsih Sambas, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CLIS (Children Learning in Science) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam Pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Adapun tujuan pendidikan di Sekolah Dasar adalah memberi

bekal kemampuan dasar kepada siswa dalam mengembangkan hidupnya

serta mempersiapkan siswa melanjutkan ke jenjang sekolah lanjutan

tingkat pertama (Fajri dalam Yuliawati, 2014 hlm. 1). Menurut Ayat 1

pasal 30 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, kurikulum pendidikan dasar salah satunya wajib memuat

pendidikan IPA.

Pembelajaran IPA di SD hekdaknya membuka kesempatan untuk

memupuk rasa ingin tahu siswa secara ilmiah sehingga akan membantu

siswa untuk mengembangkan kemampuan bertanya dan mecari jawabanya

sendiri berdasarkan bukti serta mengembangkan cara berpikir ilmiah

(Samatowa, 2011, hlm 2). Hal tersebut dapat dilakukan dengan kegiatan

percobaan (hand-on) yang terkadang tidak dilakukan oleh guru dalam

proses pembelajarannya, dan pembelajaran bersifat teacher center. Konsep

IPA dapat diterima oleh siswa apabila siswa mengalami langsung.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata

pelajaran yang utama di Sekolah Dasar (SD). Mata pelajaran IPA sangat

bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar.

Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan

kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu

memahami alam sekitar secara ilmiah, diarahkan untuk mencari tahu dan

berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman

yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Menurut Sudirman (dalam

Mustofa, 1998, hlm. 53) dalam kegiatan belajar-mengajar IPA, guru tidak

hanya memberikan sejumlah konsep IPA kepada siswa untuk dihafalkan,

tetapi yang lebih penting lagi adalah bagaimana konsep-konsep itu dapat

bertahan lebih lama pada siswa sehingga dapat mempengaruhi proses

belajar. Konsep-konsep itu dapat diterapkan untuk memahami dan

memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari yang

(12)

3

Lina Yulyana Nengsih Sambas, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CLIS (Children Learning in Science) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemahaman konsep berkenaan dengan pengertian yang memadai

tentang sesuatu, berbuat lebih dari pada mengingat, dapat menangkap

suatu masalah, dan menjelaskan atau menguraikan makna/ ide pokok

tersebut dengan menggunakan konsep yang telah dipahami atau diketahui

sebelumnya Suherman (dalam Ayu 2014). Siswa diakatan paham terhadap

suatu hal, apabila orang tersebut mengerti benar dan mampu menjelaskan

suatu hal yang dipahaminya. Menurut Bloom (dalam Asshagab, 2012,

halm. 32), pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan untuk menyerap

arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Indikator-indikator yang

digunakan sebagai acuan dalam proses memahami konsep-konsep yang

dilakukan oleh siswa yaitu menginterpretasi (interpreting), memberikan

contoh (exemplifying), mengklasifikasi (classifying), merangkum

(summarizing), menduga (inferring), membandingkan (comparing), dan

menjelaskan (explaning). Pemahaman konsep dapat membuat siswa

menguasai secara lengkap ciri dan sifat, penerapan, dan pengembangan

konsep yang telah dipelajari.

Namun pada kenyataannya, pembelajaran yang diharapkan seperti

di atas belum sepenuhnya dapat terwujud di lapangan. Sesuai dengan

kasus yang saya temukan di salah satuy SD Negeri di Bandung, masih

banyak siswa yang tidak memahami pelajaran IPA. Hal ini disebabkan

oleh cara mengajar guru yang kurang inovatif. Guru hanya memberikan

materi pelajaran kepada siswa dengan menggunakan metode ceramah dan

tanya jawab. Guru yang cenderung lebih aktif dalam pembelajaran dari

pada siswa, mentransfer pengetahuan dengan memindahkan pengetahuan

dari sumber buku kepada siswa dengan cara dikte bahkan seringnya anak

dibiarkan belajar di kelas hanya dengan membaca sumber buku dan

penugasan. Dengan demikian, siswa tidak mampu mengingat pelajaran

dalam jangka waktu lama. Siswa hanya akan mengingat materi pelajaran

(13)

4

Lina Yulyana Nengsih Sambas, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CLIS (Children Learning in Science) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal ini dapat dirasakan dengan masalah yang muncul di kelas IV

SDN di Bandung, yaitu Siswa tampak pasif selama pembelajaran

berlangsung dan kurangnya motivasi siswa dalam memecahkan masalah

konsep IPA. Hal ini terlihat ketika proses pembelajaran berlangsung tidak

terlihat adanya upaya guru untuk mengembangkan kegiatan diskusi

kelompok maupun kegiatan kelas, target keberhasilan pengajaran IPA

yang diterapkan guru cenderung lebih mengarah agar siswa terampil

mengerjakan soal-soal ujian. Pembelajaran seperti ini jelas menjadi kurang

bermakna sehingga anak setelah keluar kelas. Selain itu, terjadi

miskonsepsi terhadap konsep sains. Terlihat dari nilai tes pemahaman

siswa yang sangat rendah pada data hasil observasi yang dilakukan

menunjukkan bahwa dari 26 siswa kelas IV-A hampir 93,2% siswa tidak

memahami konsep IPA pada materi energi panas. Siswa mengalami

miskonsepsi dalam menjelaskan pengertian energi panas, sumber energi

panas, membedakan sifat perpindahan panas secara konduksi, radiasi, dan

konveksi, tidak dapat memberikan contoh dengan baik sifat energi panas

dapat merubah wujud benda, sehingga siswa tidak dapat menyimpulkan

sifat-sifat energi panas dengan benar. Siswa hanya sekedar mengetahui

tanpa bisa menangkap makna dan arti sesuatu yang dipelajari, sehingga

siswa mengalami miskonsepsi terhadap materi energi panas.

Oleh karena itu perlu dilakukan suatu upaya untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran sehingga pemahaman konsep siswa pun dapat

meningkat. Sebagai salah satu cara untuk memperbaiki kelemahan

tersebut, maka perlu digunakannya model pembelajaran yang inovatif

untuk mengoptimalkan proses pembelajaran agar mampu meningkatkan

pemahaman konsep siswa. Salah satu cara untuk meningkatkan

pemahaman konsep siswa adalah meningkatkan aktivitas belajar

pengalaman sendiri. Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran

yang berdasarkan pada pandangan konstruktivisme. Para konstruktivis

pada umumnya berpendapat bahwa mengajar bukanlah kegiatan

(14)

5

Lina Yulyana Nengsih Sambas, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CLIS (Children Learning in Science) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya

Yamin (dalam Lelian, 2012). Salah satu pembelajaran yang berdasarkan

pada pandangan konstruktivisme dengan model pembelajaran yang

bervariasi adalah model pembelajaran Children Learning in Science

(CLIS). Sehubungan dengan hal tersebut, model pembelajaran Children

Learning in Science (CLIS) yang di kembangkan oleh Driver dapat

menjadi alternatif untuk diterapkan dalam pembelajaran dikelas. Tujuan

dari model pembelajaran CLIS sebagai pembentuk pengetahuan konsep ke

dalam memori siswa, agar konsep tersebut bertahan lama. Penerapan

konsep yang telah dipahami tidak lepas dari gagasan-gagasan siswa

dengan lingkungannya.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran CLIS (Children Learning in Science) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa SD”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian, maka rumusan umum masalah penelitian ini adalah mengetahui “Bagaimana bentuk penerapan model pembelajaran CLIS terhadap pemahaman konsep siswa

kelas IV pada mata pelajaran IPA?”

Kemudian, untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut, maka

secara khusus dibuat dua pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pembelajaran IPA dengan menerapkan model

pembelajaran CLIS di kelas IV SD?

2. Bagaimana pemahaman konsep siswa kelas IV SD setelah penerapan

model pembelajaran CLIS pada mata pelajaran IPA dalam proses

pembelajarannya?

(15)

6

Lina Yulyana Nengsih Sambas, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CLIS (Children Learning in Science) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, secara umum tujuan

penelitian ini adalah mengetahui “bentuk penerapan model pembelajaran

CLIS terhadap pemahaman konsep siswa kelas tinggi pada mata pelajaran IPA.”

Kemudian, tujuan khusus penelitian ini terdiri dari tiga pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1. Mengetahui proses pembelajaran IPA dengan menerapkan model

pembelajaran CLIS di kelas IV SD.

2. Mengetahui pemahaman konsep siswa kelas IV SD setelah penerapan

model pembelajaran CLIS pada mata pelajaran IPA dalam proses

pembelajarannya.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoretik

a. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pedoman dalam

melakukan penelitian selanjutnya yang lebih mendalam.

b. Sebagai pengembang disiplin ilmu kearah berbagai spesifikasi.

2. Manfaat Praksis

a. Siswa

Motivasi untuk meningkatkan pemahaman konsep; memberikan

pengetahuan tentang model pembelajaran CLIS. Model

pembelajaran CLIS dapat menjadikan suasana yang baru sehingga

siswa mampu memahami konsep dalam pembelajaran yang

lainnya.

b. Guru

Model pembelajaran CLIS dapat menjadi model pembelajaran

alternatif yang diterapkan untuk meningkatkan pemahaman konsep

siswa, dan membantu siswa untuk dapat mengembangkan

pengetahuannya.

(16)

7

Lina Yulyana Nengsih Sambas, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CLIS (Children Learning in Science) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menghasilkan laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan

guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu,

hasil-hasil PTK yang dilaporkan dapat menjadi bahan artikel ilmiah atau

makalah untuk berbagai kepentingan, antara lain dapat disajikan

(17)

Lina Yulyana Nengsih Sambas, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CLIS (Children Learning in Science) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Suharsimi, Suhardjono dan Supardi (dalam

Mulyasa 2012:10) penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk

mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan

memberikan sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan. Tindakan

tersebut dilakukan oleh guru, oleh guru bersama-sama dengan peserta

didik, atau guru dengan maksud memperbaiki dan meningkatkan kualitas

pembelajaran.

B. Desain Penelitian

Disain penelitian berisi tahapan kegiatan pembelajaran penelitian

tindakan kelas yang akan dilaksanakan sebanyak tiga siklus dimana

tahapan ini adalah tahap perencanaan, pelaksanaan, dan observasi

tindakan. Disain penelitian yang dilakukan pada penelitian tindakan kelas

ini disesuaikan dengan model yang dikemukakan oleh Kemmis dan

(18)

32

Gambar 3.1 : Model Desain Kemmis & Mc Taggart

(dalam Hermawan, 2008, hlm. 128)

C. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di salah satu SD Negeri di Kecamatan

Sukasari Kota Bandung. Letak SD ini berada di lingkungan komplek dan

rata-rata siswanya berasal dari keluarga yang tingkat ekonominya

menengah ke atas.

D. Subjek Penelitian

Subyek penelitian terdapat di wilayah Jawa Barat, yaitu Kota

Bandung. Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV

pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 26 siswa

terdiri dari 11 orang perempuan dan 15 orang laki-laki. Namun, pada saat

pengumpulan data awal jumlah siswa yang hadir sejumlah 24 orang

(terdiri dari 9 orang perempuan dan 15 orang laki-laki). Oleh karena itu

peneliti memutuskan untuk mengambil ke-24 siswa tersebut sebagai

subjek penelitian. Hal ini bertujuan untuk membandingkan peningkatan

pemahaman konsep siswa pada setiap siklusnya dengan menerapkan

model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS). Tingkat

kemampuan para siswa bervariasi ada yang kurang, sedang, dan beberapa

siswa diatas rata-rata.

E. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah tiga

bulan mulai dari tahap persiapan pada bulan April 2015 sampai tahap

pengiriman laporan akhir pada bulan Juni 2015. Sedangkan tempat

pelaksanaan penelitian ditetapkan sesuai dengan jadwal pelajaran dan

sesuai dengan kesepakatan dengan tim peneliti, wali kelas dan kepala

sekolah.

F. Instrument Penelitian

Terdapat dua jenis instrumen yang digunakan untuk

mengumpulkan data pada penelitian ini, yaitu :

(19)

33

Instrumen pembelajaran adalah instrumen yang dipakai selama

pembelajaran berlangsung. Instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar

Kegiatan Siswa (LKS).

2. Instrumen pengungkap data penelitian

Instrumen pengungkap data yang digunakan adalah dalam penelitian

ini meliputi :

a. Lembar Tes Pemahaman Konsep

Teknik ini dilakukan peneliti untuk mendapatkan data hasil belajar

siswa dengan menggunakan butir-butir soal/instrumen soal yang

mengukur pemahaman siswa sesuai dengan materi yang diteliti.

b. Lembar Observasi atau pengamatan

Menurut Nana Sudjana (2012, hml. 85) menjelaskan bahwa

observasi langsung adalah pengamatan yang dilakukan terhadap

gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan

langsung diamati oleh pengamat. Teknik observasi ini digunakan

untuk mengamati gejala-gejala yang tampak dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi.

c. Dokumentasi

Teknik ini merupakan bukti yang berhubungan dengan focus

permasalahan penelitian. Data ini dapat bermanfaat bagi peneliti

untuk menguji dan menafsirkan focus permasalahan dalam

penelitian. Studi dokumentasi dapat berupa foto, video atau

rekaman.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur PTK ini didesain untuk dua siklus, dimana tiap-tiap siklus

dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Rencana tindakan pada

masing-masing siklus dalam PTK ini dibagi dalam empat tahap tindakan

penelitian, yaitu : 1) perencanaan; 2) implementasi tindakan; 3) observasi

dan evaluasi; serta 4) analisis dan refleksi. Sebelum melakukan tindakan

(20)

34

melakukan kegiatan pendahuluan setelah itu peneliti melakukan tahap

tindakan penelitian.

1. Tahap Pendahuluan (Pra Penelitian)

a. Permintaan izin kepada Kepala SDN tempat penelitian.

b. Observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai

situasi dan kondisi secara keseluruhan terutama siswa kelas IV

yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian.

c. Identifikasi permasalahan, dimulai dari melakukan kajian terhadap

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006,

model-model pembelajaran IPA, buku sumber IPA kelas IV, dan

pembelajaran IPA di kelas IV. Menentukan model pembelajaran

yang relevan dengan karakteristik siswa, bahan ajar, dan proses

belajar mengajar yang sedang berlangsung pada pembelajaran IPA.

Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada

pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran

Children Learning in Science (CLIS). Menyusun atau menetapkan

teknik pemantauan pada setiap tahap penelitian.

2. Tahap Tindakan

Tahap tindakan pada penelitian tindakan kelas ini akan diuraikan

sebagai berikut :

Siklus I

a. Tahap perencanaan (planning). Pada tahap perencanaan ini

kegiatan yang dilakukan berupa persiapan-persiapan diantaranya

mengkaji teori-teori yang mendukung ke perpustakaan, pembuatan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mempersiapkan media

pembelajaran, menyusun instrumen penelitian serta mendiskusikan

dengan rekan guru sejawat yang akan diminta menjadi observer.

b. Pelaksanaan (action). Pelaksanaan penelitian dilakukan

berdasarkan dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya.

Pelaksanaan ini berlangsung dikelas dalam proses belajar

(21)

35

c. Observasi. Pengamatan dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran,

adapun hal yang perlu dilihat atau diamati pada pelaksanaan

pembelajaran adalah keterlaksanaan model pembelajaran CLIS

dalam proses pembelajaran serta aktivitas guru dan siswa dengan

menggunakan model pembelajaran CLIS.

d. Refleksi. Refleksi ini bertujuan memperbaiki pelaksanaan

penelitian pada siklus selanjutnya dan mendiskusikan apa saja yang

terjadi pada tahap pelaksanaan yang semua telah ditulis pada tahap

observasi. Membahas mengenai penampilan mengajar maupun

situasi siswa dan kelas, semua hal yang telah ditemukan pada saat

pelaksanaan semuanya dibahas pada tahap refleksi ini agar

kekurangan atau kelemahan yang ada pada pelaksanaan siklus I

dapat diperbaiki dan dilaksanakan lagi untuk siklus berikutnya

yaitu siklus II.

Siklus II

Seperti halnya pada siklus I, siklus kedua ini juga terdiri dari

empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

a. Perencanaan. Penelitian membuat perencanaan pembelajaran

berdasarkan refleksi pada siklus I.

b. Pelaksanaan. Guru melakukan pembelajaran dengan menerapkan

model pembelajaran CLIS sesuai dengan perencanaan yang telah

dibuat berdasarkan hasil refleksi siklus I.

c. Observasi. Peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran CLIS.

d. Refleksi. Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus

II. Setelah melakukan penelitian tindakan kelas dengan dua siklus,

maka peneliti membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran

dengan menerapkan model pembelajaran Children Learning in

Science (CLIS) dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa

(22)
(23)

37

H. Rencana Pengolahan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung

dengan cara mengisi lembar observasi yang sudah disiapkan oleh

peneliti. Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data

tentang aktivitas guru dan siswa dalam penerapan model

pembelajaran CLIS untuk meningkatkan pemahaman konsep

siswa.

b. Evaluasi

Evaluasi digunakan untuk memperoleh data hasil belajar

siswa dengan menerapkan model pembelajaran CLIS (Children

Learning in Science) untuk meningkatkan pemahaman konsep

siswa.

c. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan sebagai bukti konkrit dan gambaran

secara langsung dari kegiatan penelitian. Pemotretan dilakukan

pada setiap siklus dan tindakan untuk membuktikan data

pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

2. Teknik Analisis Data

1. Analisis Kualitatif

Analisis deskriptif-kualitatif merupakan suatu teknik yang

menggambarkan dan menginterpretasikan yang muncul dalam

pelaksanaan pembelajaran, mendeskripsikan aktivitas siswa atau

partisipasi siswa dalam pembelajaran, serta merekam sebanyak

mungkin situasi yang diteliti pada saat itu, sehingga memperoleh

gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya.

2. Analisis Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari tes pemahaman konsep siswa

(24)

38

diperoleh kemudian dilakukan analisis dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

a. Pensekoran hasil tes pemahaman konsep

Hasil tes siswa setiap siklus dianalisis dengan berpedoman

pada sistem holistic scoring rubrics yaitu prosedur yang digunakan

untuk menskor jawaban siswa. Setiap skor yang diraih siswa

mencerminkan pemahaman konsep siswa. Kriteria pemberian skor

menurut Runner dan Brumby dalam Abraham et. al (purwanto dkk,

2010) adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Tingkat pemahaman konsep siswa Tingkat

Pemahaman

Ciri jawaban siswa nilai

Paham (P) Jawaban benar dan mengandung

seluruh konsep ilmiah

4

Jawaban benar mengandung paling

sedikit satu konsep ilmiah serta tidak

mengandung suatu kesalahan konsep 3

Miskonsepsi (M) Jawaban memberikan sebagian

informasi yang benar tapi juga

Jawaban salah, tidak relevan/jawaban

hanya mengulang pertanyaan dan

jawaban kosong

0

Setelah jawaban siswa dikelompokan berdasarkan kriteria yang

telah dibuat maka dapat dihitung presentase tingkat pemahaman

siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(25)

39

Keterangan : N = jumlah siswa keseluruhan

∑P = jumlah siswa yang memahami konsep ∑M = jumlah siswa yang miskonsepsi ∑TP = jumlah siswa yang tidak paham b. Pensekoran hasil tes

Untuk melihat penilaian akhir siswa setelah diberikan tes, yaitu:

Penilaian Akhir =

x 100

c. Menghitung nilai rata-rata kelas

Mencari rata-rata nilai yang diperoleh siswa melalui rumus yang

diadaptasi oleh Nana Sudjana (2012, hlm. 109) sebagai berikut :

R =

Keterangan : R = nilai rata-rata siswa ∑x = jumlah seluruh nilai siswa N = jumlah siswa

d. Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa yang lulus di kelas

IV dengan rumus:

X 100%

Keterangan :

(26)

Lina Yulyana Nengsih Sambas, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CLIS (Children Learning in Science) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 84

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

pemahaman konsep siswa pada materi energi panas dalam pembelajaran IPA

di kelas IV di salah satu SDN di kota Bandung dengan menerapkan model

pembelajaran CLIS (Children Learning in Science) hasilnya sebagai berikut :

1. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

CLIS (Children Learning in Science) dilakukan dengan lima tahapan

utama, yaitu : 1) tahap orientasi; Kegiatan yang dilakukan upaya guru

untuk memusatkan perhatian siswa yaitu pada kegiatan apersepsi dengan

mengajukkan pertanyaan sesuai dengan materi yang akan dipelajari. 2)

tahap pemunculan gagasan ; upaya untuk memunculkan konsep awal siswa

yaitu dengan menghadapkan siswa pada permasalahan yang akan

dipelajari dengan cara mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan

materi yang akan dipelajari. 3) tahap penyusunan ulang gagasan; yang

terbagi kedalam tiga bagian, yaitu a) pengungkapan dan pertukaran

gagasan; upaya untuk memperjelas atau mengungkapkan gagasan awal

siswa dengan berdiskusi bersama kelompok. b) pembukaan situasi konflik;

upaya untuk mencari pengetahuan ilmiah yang sedang dipelajari dalam

buku teks, siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan gagasannya di

depan kelas siswa lain menanggapi gagasan tersebut sehingga terjadi

situasi nkonflik dalam konsep siswa dan menyesuaikannya dengan

pengertian ilmiah dalam buku teks. dan c) konstruksi gagasan baru dan

evaluasi; untuk mencocokkan gagasan yang sesuai dengan fenomena yang

dipelajari guna mengonstruksi gagasan baru, dilakukan dengan cara siswa

melakukan percobaan dan penelitian langsung untuk menemukan

konsepnya sendiri. 4) tahap penerapan gagasan; guru kembali mengajukan

pertanyaan yang telah disusun untuk menerapkan konsep ilmiah yang telah

dikembangkan melalui percobaan yang telah dilakukan ke dalam situasi

(27)

85

Lina Yulyana Nengsih Sambas, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CLIS (Children Learning in Science) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oleh guru untuk memperkuat konsep ilmiah tersebut dengan cara

mengerjakan lembar evaluasi yang diberikan guru. Dengan menerapkan

model pembelajaran CLIS (Children Learning in Science), pembelajaran

yang dilakukan berpusat pada siswa.

2. Hasil tes pemahaman konsep siswa dengan menerapkan model

pembelajaran CLIS (Children Learning in Science) mengalami

peningkatan pada setiap siklusnya. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata

pada setiap siklusnya. Pada siklus I diperoleh rata-rata nilai 64,59 dan pada

Siklus II diperoleh nilai rata-rata 88,96. Selain nilai rata-rata pemahaman

konsep, diperoleh kriteria pemahaman konsep pada setiap siklusnya

mengalami peningkatan. Pada siklus I, siswa yang sudah memahami

konsep dengan presentase 53,65%, dan pada siklus II pemahaman konsep

meningkat sebesar 32,81% sehingga siswa yang paham menjadi 86,46 %.

Diperoleh hasil peningkatan indikator pemahaman konsep pada setiap

siklusnya. Pada siklus I indikator pemahaman konsep yang sudah dikuasai

oleh siswa yaitu menjelaskan sebesar 45,83%. Pada siklus II indikator

pemahaman konsep siswa meningkat, yaitu menjelaskan sebesar 70,83%.

Pada siklus I indikator pemahaman konsep yang sudah dikuasai oleh siswa

yaitu menyimpulkan sebesar 33,33%. Pada siklus II indikator pemahaman

konsep siswa meningkat, yaitu menyimpulkan sebesar 79,16%. Pada

siklus I indikator pemahaman konsep yang sudah dikuasai oleh siswa yaitu

membedakan sebesar 4,17%. Pada siklus II indikator pemahaman konsep

siswa meningkat, yaitu membedakan sebesar 41,67%. Pada siklus I

indikator pemahaman konsep yang sudah dikuasai oleh siswa yaitu

mencontohkan sebesar 29,17%, dan pada siklus II indikator pemahaman

konsep siswa meningkat, yaitu mencontohkan sebesar 62,5%.

B. Rekomendasi

Berdasarkan simpulan diatas, maka beberapa rekomendasi bagi

pihak yang berkenaan dengan model pembelajaran CLIS sebagai berikut :

(28)

86

Lina Yulyana Nengsih Sambas, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CLIS (Children Learning in Science) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Model pembelajaran CLIS (Children Learning in Science)

dapat dijadikan model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru

untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa pada pembelajaran IPA

pada materi energi panas. Namun, dalam penerapan model

pembelajaran CLIS (Children Learning in Science) guru harus bisa

mengatur waktu pada setiap tahapannya, mengingat banyaknya

tahapan dalam model pembelajaran CLIS (Children Learning in

Science).

2. Bagi Sekolah

Melalui penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan

kurikulum di sekolah sehingga penerapan model pembelajaran CLIS

(Children Learning in Science) dapat digunakan pada mata pelajaran

yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa sehingga siswa

dapat menemukan konsepnya sendiri.

3. Bagi Peneliti Lain

Untuk peneliti selanjutnya, ketika hendak menggunakan model

pembelajaran CLIS (Children Learning in Science) sebaiknya

mempersiapkan secara matang media atau peralatan yang dibutuhkan

untuk menunjang pembelajaran di kelas sebelum pembelajaran

berlangsung, sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

Penguasaan dalam tahapan model pembelajaran CLIS (Children

Learning in Science) harus diperhatikan terutama untuk alokasi waktu

untuk setiap langkah tahapan harus benar-benar diperhitungkan agar

(29)

Lina Yulyana Nengsih Sambas, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CLIS (Children Learning in Science) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 87

DAFTAR PUSTAKA

Asshagab, S.M.N. (2012).penerapan Model Pembelajaran Children’s Learning in

Science (CLIS) untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Science dan Pemahaman Konsep Hukum Newton Siswa. Tesis. UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Aspari, Ayu.(2014). Pengaruh Model Pembelajaran CLIS terhadap Pemahaman Konsep IPA Siswa Kelas V SD di Gugus VII Kecamatan Sawan. e-journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, vol. 2, no.1. Diambil pada tanggal 13 maret 2015, dari http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/2015/1756.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 Mata Pelajaran IPA SD/MI. Jakarta: Depdiknas.

Emile, Lelian. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Children Learning in Science untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Suhu dan Kalor. Skripsi.UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Hermawan, R. Mujono. & Suherman, A. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: UPIPRESS

Ismail, Ali. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Children’s Learning in Science (CLIS) Berbantuan Multimedia untuk Meningkatkan Keterampilan Proses sains dan Penguasaan Konsep Siswa pada Pokok Bahasan Fluida. Tesis. UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Iswanto, Hadi. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Children’s Learning in Science (CLIS) dengan Pendekatan Inkuiri untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa MTs Pada Pokok Bahasan Gelombang. Tesis. UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Mulyasa, H.E. (2013). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mustafa.(1998). Peningkatan Kemampuan Guru dalam Penggunaan Lembaran Kerja Rumah (LKR) sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman dan Aplikasi Konsep Dasar IPA pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar, nomor 6, tahun II, 56.

(30)

Lina Yulyana Nengsih Sambas, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CLIS (Children Learning in Science) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 88

Purtadi dan Sari. (2013). Analisis Miskonsepsi Konsep Laju dan Kesetimbangan Kimia pada Siswa SMA. [Online]. Tersedia: http://staff.univ.ac.id/file/Makalah-Semnas-MIPA-Analisis-Miskonsepsi-Konsep-laju-dan-Kesetimbangan-Kimia.pdf. [13 Maret 2015]

Rahmawati, T.R. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Children Learning in Science untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran IPA

mengenai Energi Bunyi. Skripsi. UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rustaman, Nuryani dkk.(2011). Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Samatowa, Usman. (2009). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta:PT.Indeks.

Sudjana, Nana.(2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sulistyanto, Heri. Edy Wiyono. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI kelas IV. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Trianto. (2011) Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Ulfa, Andi. Penerapan Model Pembelajaran Children Learning In Science untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Condongcatur pada Konsep Bumi dan Alam Sekitar. e-journal. Diambil pada tanggal 13 maret 2015, dari http://jurnal.unsyiah.ac.id/JBE/article/download/447/607.

Wilis Dahar, R. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga

Gambar

Tabel 3.1 Tingkat pemahaman konsep siswa

Referensi

Dokumen terkait

7 It is that promise that that has always set this country apart – that through hard work and sacrifice, each of us can pursue our individual dreams but still come together as

meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas XI pada konsep Asam basa di salah. satu SMK Negeri di Kabupaten

bahwa Fakultas Seni Rupa dan Desain telah mengusulkan nama Sekretaris Senat FSRD, Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan mengusulkan penambahan

Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah hubungan hukum para pihak yang timbul di dalam pelaksanaan perjanjian pengadaan barang dan jasa antara Dinas

pengumpulan data merupakan langkah yang sukar karena data yang salah akan.. menyebabkan kesimpulan yang ditarik akan salah juga (Suharsimi

PERTAMA: Para penelima Hibah Program Pengabdian kepada Masyarakat dari Dana Mandiri ITB (kategori Program Top Down) Tahun 2010 dan mengangkat nama-nama

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa hubungan hukum diantara para pihak merupakan hubungan hukum administrasi negara atau tata usaha negara, yaitu hubungan

• After reading the title of the text, the teacher began by asking students to make prediction about the text using question like this:. - Why coconuts were important