• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SAINS PADA ANAK USIA DINI DI TK NEGERI CENTEH KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SAINS PADA ANAK USIA DINI DI TK NEGERI CENTEH KOTA BANDUNG."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

i Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SAINS PADA ANAK USIA DINI

DI TK NEGERI CENTEH KOTA BANDUNG

( Penelitian Studi Kasus di Kelompok B TK Negeri Centeh Kota Bandung)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh:

Erna Roostin

NIM. 1302375

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

ii Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SAINS PADA ANAK USIA DINI

DI TK NEGERI CENTEH KOTA BANDUNG

( Penelitian Studi Kasus di Kelompok B TK Negeri Centeh Kota Bandung)

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing,

Dr. Hj. Ernawulan Syaodih, M.Pd. NIP. 19651001 199802 2 001

Mengetahui,

Ketua Prodi Studi Pendidikan Anak Usia Dini Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia,

(3)

iii Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SAINS PADA ANAK USIA DINI

DI TK NEGERI CENTEH KOTA BANDUNG

( Penelitian Studi Kasus di Kelompok B TK Negeri Centeh Kota Bandung)

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing,

Dr. Hj. Ernawulan Syaodih, M.Pd. NIP. 19651001 199802 2 001

Mengetahui,

Ketua Prodi Studi Pendidikan Anak Usia Dini Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia,

(4)

iii

Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SAINS PADA ANAK USIA DINI DI TK NEGERI CENTEH KOTA BANDUNG

Erna Roostin Nim : 1302375

Abstrak

Setiap anak pada hakikatnya dilahirkan dengan membawa potensi atau kemampuan menjadi seorang ilmuwan yang terbentuk secara alamiah. Anak dilahirkan dengan membawa potensi rasa ingin tahu yang tinggi dan selalu ingin mencari tahu apa yang dilihat, didengar dan dirasakan di lingkungan sekitarnya. Kemunculan sikap sains penting dilakukan sejak anak usia dini agar potensi menjadi ilmuwan dapat dikembangkan dan pengalaman awal sains dapat difasilitasi sesuai dengan karakteristik dan sifat-sifat dasar sains yang dimiliki oleh anak. Berbagai upaya untuk membangun kemampuan sains sudah dilakukan di TK dengan proses pembelajaran yang akan memunculkan sikap sains pada anak usia dini. Fenomena inilah yang melatar belakangi penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui gambaran pembelajaran yang membangun dan memunculkan sikap sains serta faktor-faktor yang mempengaruhi sikap sains pada anak usia dini. Peneliti melakukan penelitian terkait dengan kemunculan sikap sains pada anak usia dini di kelompok B TK Negeri Centeh Kota Bandung dengan alasan pembelajaran sains pada anak usia dini sangat penting sebagai peletakkan dasar kemampuan dan sumber daya manusia yang diharapkan karena manusia hidup di dunia yang terus berkembang, menuju masa depan yang penuh dengan tantangan baik itu teknologi yang semakin canggih maupun berbagai gejala alam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus, pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Temuan dari penelitian ini adalah kemunculan sikap sains pada anak usia dini, tampak dari sikap anak dalam mengikuti pembelajaran, terutama yang berkaitan dengan sain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap sains yang muncul adalah: sikap selalu ingin tahu, berpikir kritis, tidak mudah putus asa, ingin mencoba hal yang baru, berpikir bebas, jujur, objektif, terbuka untuk dikritik, dan kreatif. Anak usia dini bukanlah seorang ilmuwan secara murni tetapi mengarah kepada potensi yang dimiliki anak, untuk dibentuk dan dibina secara terus menerus secara bertahap, stimulan dan konsisten dalam pembentukan karakter anak sehingga akan memunculkan sikap sains pada diri anak yang menjadikannya seorang ilmuwan kecil yang kreatif dan inovatif.

(5)

iv

Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung

ANALYSIS OF THE EMERGENCE OF SCIENTIFIC ATTITUDE OF CHILDREN IN TK NEGERI CENTEH BANDUNG

Erna Roostin Nim: 1302375

Abstract

Every child naturally was born by bringing certain potencies and competencies to become scientist. A child was born with a high curiosity and always try to find out the answer of what he/she sees, hears and feels from sorroundings. The emergence of this attitude is important to be built in early childhood in order for that potential could be developed and facilitated based on the children's characteristisc. Various efforts to build this competence have been done in Kindergarten through certain processes drawn from early childhood teaching and learning. This research attempts to figure out the description of learning process that could influence scientific attitude which include the factors that contribute to this attitude. The study takes place in TK Negeri Centeh Bandung. The method used in this study is qualitative approach with case study as a method. Data collection techniques were observation, interview and study-documentation. The findings show that the emergence of scientific attitude revealed in child's attitude along the learning process. The scientific atitude that proves in this study is coriousity, critical and free thinking, hopefulness, eagerness to learn, honesty, objectivity, open to critics and creativity. To conclude young children are not real scientists but they have potenial that could be developed and improved continously,gradually, stimultanously, and consistently in order to make them more creative and innovative.

(6)

ix Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

2. Sikap Sains pada Anak Usia Dini ..………...

3. Sikap Sains Sesuai Karakteristik Anak Usia Dini ...

(7)

x Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung

1. Perencanaan Pembelajaran di TK ………

2. Metode Pembelajaran di TK ……….

3. Model Pembelajaran di TK ...……….

4. Media Pembelajaran di TK ...

5. Pelaksanaan Pembelajaran di TK ...

D. Peranan Guru dalam Pembelajaran Sains ...…..

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan .………

31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian .………

B. Partisipan dan Tempat Penelitian ....………

C. Prosedur Penelitian ...………

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Temuan ...………

1. Pembelajaran Membangun Sikap Sains ...

2. Sikap Sains yang Muncul pada Anak .………..

3. Faktor-Faktor Internal dan Eksternal yang

Mempengaruhi Sikap Sains ...………

B. Pembahasan …….………

1. Pembelajaran Membangun Sikap Sains ………

2. Sikap Sains yang Muncul pada Anak ...……….

3. Faktor-faktor Internal dan Eksternal yang

(8)

xi Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V Simpulan, Implikasi, dan Rekomendasi

A. Simpulan ....……….

B. Implikasi ...………..

C. Rekomendasi ... 111

112

113

DAFTAR RUJUKAN ... 115

(9)

xii Erna Roostin, 2015

(10)

54 Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif yang digunakan untuk mengamati kemunculan sikap sains pada anak

usia dini di kelompok B TK Negeri Centeh. “Pendekatan kualitatif adalah

pendekatan penelitian untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

subjek penelitian secara holistik dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata

dan bahasa pada suatu konteks yang alamiah” (Moleong, 2007, hlm.6). Dalam

penelitian kualitatif peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan

data dilakukan secara triangulasi (gabungan) dan hasil penelitian lebih

menekankan makna dari pada generalisasi yang digunakan untuk mengamati

subjek. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif yang bertujuan

untuk melihat dan mendeskripsikan kemunculan sikap sains pada anak usia dini

di kelompok B TK Negeri Centeh di Kota Bandung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, dalam

metode studi kasus, kasus sama sekali tidak mewakili populasi dan tidak untuk

memperoleh kesimpulan dari populasi. Kesimpulan pada penelitian studi kasus

hanya berlaku untuk kasus tersebut saja dan dalam studi kasus digunakbeberapa

teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan studi dokumentasi, yang

semuanya difokuskan ke arah mendapatkan kesatuan data dan kesimpulan.

Metode studi kasus digunakan untuk mengungkapkan fakta yang terjadi

dilapangan untuk dipelajari secara mendalam, sehingga pada akhirnya diperoleh

temuan data yang dibutuhkan sesuai tujuan penelitian, yaitu tidak sekedar untuk

menjelaskan seperti apa obyek yang diteliti, tetapi untuk menjelaskan bagaimana

keberadaan dan mengapa kasus tersebut dapat terjadi. Dengan kata lain penelitian

(11)

54 Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung

(12)

55

Penelitian ini menggunakan studi kasus karena peneliti ingin mempelajari

dan mengetahui lebih mendalam mengenai kemunculan sikap sains pada

pembelajaran di kelompok B TK Negeri Centeh. Langkah-langkah pelaksanaan

yang dilaksanakan oleh peneliti dalam studi kasus ini, adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan

Dalam tahap ini peneliti membuat perencanaan untuk meneliti adanya

kemunculan sikap sains pada anak usia dini dalam pembelajaran sains di

TK Negeri Centeh, dengan cara mengumpulkan sumber atau kajian teori

yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian ini lalu mengadakan observasi

pendahuluan untuk mengetahui sikap sains yang muncul pada anak. Dalam

tahap perencanaan ini peneliti tidak lupa mengurus perizinan penelitian.

2. Pelaksanaan

Langkah yang ditempuh untuk melaksanakan penelitian ini dengan

melihat kemunculan sikap sains pada anak usia dini di kelompok B TK

Negeri Centeh dan memprediksi kemungkinan kemunculan sikap sains yang

muncul serta mencatat semua perubahan atau perkembangan yang terjadi.

3. Pengumpulan data

Terdapat beberapa teknik dalarn pengumpulan data, tetapi yang lebih

dipakai dalarn penelitian studi kasus adalah dengan cara observasi,

wawancara, dan analisis dokumentasi. Peneliti sebagai instrumen penelitian,

dapat menyesuaikan cara pengumpulan data dengan lingkungan penelitian,

serta dapat mengumpulkan data yang berbeda secara serentak.

4. Analisis Data

Peneliti berusaha untuk merangkum, menggolongkan dan menghubungkan

data-data yang terkumpul serta mengolahnya.

5. Pelaporan Hasil Penelitian

Laporan ditulis secara komunikatif, mudah dibaca, dan mendeskripsikan

suatu sikap-sikap sains pada anak, sehingga memudahkan pembaca untuk

memahami kemunculan sikap sains pada anak usia dini di TK Negeri

(13)

56

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini diharapkan terkumpul

data untuk menjawab pertanyaan penelitian berdasarkan fenomena yang ada

kemudian dapat dijadikan kesimpulan yang akan dilaporkan sebagai hasil

penelitian. Dalam penelitian ini fokus penelitian mengenai kemunculan sikap

sains pada anak usia dini di kelompok B TK Negeri Centeh Kota Bandung.

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

Partisipan penelitian merupakan komponen utama yang memiliki

kedudukan penting dalam penelitian. Dalam penelitian ini partisipan yang akan

diteliti terdiri atas dua bagian, yaitu: 1) Sebagai objek penelitian adalah anak usia

dini yang sedang belajar di TK Negeri Centeh kelompok B ( kelas Ceri) semester

genap tahun pelajaran 2014-2015 yang berjumlah 12 siswa yang terdiri dari 5

(lima) anak perempuan dan 7 (tujuh) anak laki-laki untuk diamati dalam proses

pembelajarannya. 2) Sumber informasi lain sebagai pelengkap tentang hal-hal

yang perlu diungkap mengenai kemunculan sikap sains pada anak usia dini di TK

Negeri Centeh adalah kepala sekolah, guru kelas sebanyak 2 orang dan orang

tua siswa untuk diwawancara. Tempat penelitian di TK Negeri Centeh yang

beralamat di Jalan Pacar No 5 Batununggal Kota Bandung.

C. Prosedur Penelitian

Pada penelitian kualitatif, instrumen penelitian adalah peneliti sendiri,

tugas yang dilakukan adalah menghimpun data, menganalisis dan sekaligus yang

melaporkan hasil penelitian. Kemunculan sikap sains pada anak kelompok B TK

Negeri Centeh Kota Bandung menjadi fokus dalam penelitian ini dengan

didukung oleh data hasil observasi, wawancara, pemotretan, rekaman video,

rekaman suara, dan dokumen-dokumen yang mendukung dalam penelitian ini.

Langkah-langkah penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Pralapangan atau prapenelitian

2. Pelaksanaan studi atau pelaksanaan penelitian

3. Menganalisis data

(14)

57

Langkah-langkah penelitian diatas sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

Moleong (1988). Alur langkah penelitian uraian diatas digambarkan pada bagan

berikut:

Gambar 3.1

Langkah-Langkah Penelitian

Kegiatan pra lapangan atau pra penelitian adalah kegiatan penelitian

sebelum mengumpulkan data yang mencakup kegiatan studi literatur yaitu peneliti

mengumpulkan sumber atau kajian teori yang dapat dijadikan acuan

dilaksanakannya penelitian ini. Kegiatan observasi pendahuluan dilakukan

peneliti untuk mengetahui kemunculan sikap sains pada anak kelompok B TK

Negeri Centeh Kota Bandung, serta tidak lupa mengurus surat izin penelitian. PRA PENELITIAN

Studi Kepustakaan Observasi Pendahuluan

Perizinan

PELAKSANAAN PENELITIAN Observasi

Wawancara Studi dokumentasi Foto dan Video Pembelajaran

PELAPORAN HASIL PENELITIAN Penulisan dan Pelaporan

ANALISIS DATA Pemberian tanda atau kode

Triangulasi

(15)

58

Kegiatan pelaksanaan studi atau pelaksanaan penelitian merupakan

kegiatan mengumpulkan data-data yang menunjang dalam penelitian ini dengan

cara observasi di tempat yang sudah ditentukan yaitu Kelompok B TK Negeri

Centeh Kota Bandung, wawancara mempergunakan dokumen pertanyaan dan

catatan serta rekaman wawancara dengan nara sumber, studi dokumentasi yang

diperlukan dalam penelitian ini, foto dan rekaman video pembelajaran.

Pengolahan data adalah kegiatan dalam menganalisis data yang

dikumpulkan dari lapangan dengan pelaksanaan kegiatan penyusunan dan

pengekelompokan (koding) data, analisis data awal, menyusun format laporan

awal, mengumpulkan dan melengkapi data yang masih kurang, mengolah dan

menganalisis data, melakukan triangulasi dengan mengkomunikasikan kepada

para ahli untuk menemukan objektivitas data yang diperoleh. Setelah semua

tahapan kegian pelaksanaan penelitian dilaksanakan, maka kewajiban peneliti

selanjutnya adalah menulis hasil penelitian serta menyusun laporan hasil

penelitian.

D. Penjelas Istilah

Untuk menghindari terjadinya kesalah fahaman dalam menafsirkan yang

ada dalam penyusunan penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan

istilah-istilah yang ada dalam penelitian ini. Adapun istilah-istilah-istilah-istilah yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kemunculan

Arti kemunculan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

memiliki arti nampak atau terlihat. Istilah kemunculan dalam penelitian ini

adalah peneliti mengamati dan melihat munculnya sikap sains pada anak

usia dini di kelompok B TK Negeri Centeh pada semua pembelajaran dan

prilaku anak di sekolah.

2. Sikap Sains

Sikap sebagai respon evaluatif merupakan sikap yang didasari oleh proses

dalam individu yang memberi kesimpulan nilai terhadap suatu stimulus

(16)

59

menyenangkan, suka atau tidak suka yang kemudian membentuk sebagai

potensi reaksi terhadap suatu objek sikap. Respon akan timbul apabila

individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki timbulnya

reaksi individual.

Sikap sains merupakan bentuk sikap positif yang biasa dikaitkan dengan

keilmuan sehingga dapat diwujudkan dalam bentuk prilaku yang bersifat

keilmuan juga sikap yang disiapkan untuk bertindak melalui perbuatan yang

berdasarkan pada pendirian, pendapat dan keyakinannya. Sikap sains pada

anak usia dini harus sesuai dengan karakteristik anak itu sendiri dan anak

dapat dikatakan memiliki sikap sains apabila memiliki kemampuan seperti

hasrat ingin tahu yang tinggi, tidak mudah putus asa, sikap keterbukaan

untuk dikritik, sikap ingin mendapatkan yang baru, sikap jujur, sikap kritis,

sikap kreatif dan sikap objektif yang semuanya itu disesuaikan dengan

karakteristik juga pertumbuhan dan perkembangan anak. Sikap sains ini

akan membantu dalam proses pemecahan masalah yang berguna bagi

pengembangan masa depan anak usia dini.

3. Anak Usia Dini

Anak usia dni merupakan anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun.

Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak

sehingga di sebut dengan istilah golden age (masa keemasan). Anak usia

dini sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat

baik fisik maupun mental. Anak usia dini belajar dengan caranya sendiri dan

bila ditinjau dari hakekat anak usia dini maka anak memiliki dua aspek

perkembangan yaitu biologis dan psikologis. Pada anak usia dini terjadi

perkembangan otak sebagai pusat kecerdasan terjadi sangat pesat dan organ

sensoris seperti pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecap, perabaan,

dan organ keseimbangan juga berkembang dengan pesat.

Anak usia dini memiliki karakteristik tertentu dan khas dan tidak sama

dengan orang dewasa, mereka selalu aktif, dinamis, antusias dan selalu ingin

tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan, mereka seolah-olah

(17)

60

rasa ingin tahu secara alamiah, merupakan mahluk sosial, unik, kaya dengan

fantasi, memiliki daya perhatian yang pendek, dan masa potensial untuk

belajar.

E. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini yaitu data kualitatif. Data

kualitatif meliputi data hasil wawancara, observasi secara langsung serta studi

dokumfentasi, foto dan video pembelajaran. Data yang diperoleh dalam penelitian

ini adalah data tentang perencanaan, untuk melihat kemunculan sikap sains pada

anak di TK Negeri Centeh yang ditampilkan dalam bentuk deskripsi berupa

pemaparan dan gambaran sebagai data hasil penelitian. Teknik pengumpulan data

pada penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi

dokumentasi.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara mengamati langsung pada saat pembelajaran berlangsung, hal ini

memungkinkan peneliti mengamati sendiri dan mencatat sikap sains yang

muncul pada pembelajaran sesuai keadaaan sesungguhnya. Observasi

merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistimatis terhadap gejala

yang timbul pada objek penelitian, observasi dipusatkan pada proses dan

hasil tindakan pembelajaran serta peristiwa atau kegiatan yang terjadi dan

observasi dilakukan setiap proses pembelajaran berlangsung. Hasil

observasi ini digunakan sebagai masukan dalam melihat sikap sains yang

muncul pada anak dan pembelajaran yang membangun sikap sains pada

anak di kelompok B TK Centeh Kota Bandung.

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada kepala sekolah, 2 orang

guru di kelas dan orang tua siswa TK Negeri Centeh dengan menggunakan

(18)

61

peneliti hanya berpedoman pada garis-garis besar pada pokok penelitian dan

memungkinkan peneliti untuk mengembangkan pertanyaan sesuai dengan

data yang diperlukan dalam penelitian serta nara sumber bebas memberikan

pendapat dan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan peneliti. Adapun isi dari

wawancara terkait pada pembelajaran yang membangun sikap sains terdiri

dari perencanaan pembelajaran, metode, model, media dan pelaksanaan

pembelajaran ,sikap sains yang sudah muncul pada anak juga faktor internal

dan eksternal yang mempengaruhi sikap sains pada anak.

3. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari observasi dan wawancara.

Data yang menggambarkan perencanaan pembelajaran untuk mengetahui

sikap sains yang muncul pada anak usia dini diperoleh dan dikumpulkan

melalui wawancara, observasi serta dokumentasi yang diperoleh dari

sekolah berupa kurikulum 2013, Program Semester (Prosem), Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) untuk melihat kesiapan

pembelajaran guru yang berkaitan dengan pengembangan sains anak,

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) untuk melihat sikap

sains yang muncul pada anak usia dini, catatan-catatan guru kelas dan buku

perkembangan anak. Data hasil kemunculan sikap sains pada anak usia dini

dikumpulkan menggunakan studi dokumentasi, foto kegiatan pembelajaran

anak, foto hasil karya anak, laporan kemampuan anak dengan menggunakan

lembar observasi yang khusus mencatat kemampuan anak.

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian

adalah peneliti itu sendiri sehingga peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap

peneliti sebagai instrumen, meliputi; pemahaman metode penelitian kualitatif,

penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk

memasuki objek penelitian baik secara akademik maupun logistiknya, dan yang

(19)

62

Peneliti kualitatif sebagai human instrumen berfungsi menetapkan fokus

penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,

menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan

atas temuannya. Menurut Nasution (dalam Sugiono, 2010, hlm.224) peneliti

sebagai instrumen atau alat penelitian karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari

lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.

2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan

dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.

3. Tiap situasi merupakan keseluruhan artinya tidak ada suatu instrumen

berupa test atau angket yng dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali

manusia.

4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami

dengan pengetahuan semata dan untuk memahaminya, kita perlu sering

merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.

5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh.

Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk

menentukan arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul

seketika.

6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan

berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan

segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan

atau perlakuan.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,

sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada

orang lain. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal

penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan maupun setelah penelitian.

(20)

63

telah diperoleh, sehingga dari sini bisa ditarik kesimpulan dari hasil penelitian

yang telah dilakukan. Sejalan dengan uraian di atas maka dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan 5 tahapan, yaitu:

1. Koleksi data

Merupakan tahapan awal dalam pengolahan dan hasil observasi, wawancara

dan analisis dokumentasi yang dilakukan peneliti terhadap subjek penelitian

dan sumber informasi merupakan langkah awal dalam pengolahan data. Dari

koleksi data ini yang diambil dan di kumpulkan melalui wawancara dan

observasi serta studi dokumentasi maka peneliti mengharapkan dapat

melihat data kemunculan sikap sains pada anak usia dini dan guru dapat

membantu sebagai rujukan bagi peneliti untuk melihat kemunculan sikap

sains pada anak usia dini.

2. Reduksi data

Pada tahap ini peneliti menganalisis kembali data hasil observasi,

wawancara, dan dokumentasi sehingga dapat diperoleh data yang spesifik

sesuai dengan fokus penelitian, mengenai kemunculan sikap sains pada anak

usia dini.

3. Display data

Tahap ini merupakan kegiatan penyusunan pokok-pokok fokus penelitian

yang sudah dikaji berulang-ulang secara terstruktur dan sistimatis tentang

kemunculan sikap sains pada anak usia dini.

4. Verifikasi dan simpulan (verification and conclusion)

Peneliti dalam penelitian ini sebelum menarik kesimpulan memeriksa

kembali (diverifikasi) pada catatan yang telah dibuat oleh peneliti dan

selanjutnya ke arah simpulan. Peneliti mengambil kesimpulan dari intisari

data-data yang terkumpul dalam bentuk pernyataan kalimat yang tepat dan

memiliki data yang jelas. Peneliti menarik kesimpulan awal dari fokus

penelitian tentang kemunculan sikap sains pada anak usia dini dengan

simpulan tentatif yang masih perlu disempurnakan. Setelah data masuk

terus-menerus dianalisis dan diverifikasi tentang kebenarannnya, maka

(21)

64

5. Rencana pengujian keabsahan data

Peneliti dalam menguji keabsahan data meliputi menguji kredibilitas data

(validitas internal), menguji depenabilitas (reliabilitas) data, menguji

transferabilitas (validitas eksterna/generalisasi), menguji komfirmabilitas

(obyektivitas), yang utama pada penelitian ini adalah menguji kredibilitas

data yang dilakukan dengan perpanjangan waktu penelitian, meningkatkan

ketekunan, dan triangulasi.

H. Isu Etik

Dalam penelitian yang dilaksanakan di TK Negeri Centeh Kota Bandung

peneliti terlebih dahulu melaksanakan langkah penelitian yang pertama yaitu pra

penelitian, mengadakan observasi pendahuluan dan mengurus surat perizinan

penelitian. Dalam observasi pendahuluan dan mengurus perizinan peneliti

mengadakan sosialisasi kepada kepala sekolah, guru dan kepada orang tua anak di

tempat penelitian, dan menjelaskan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan

tidak akan membahayakan bagi anak baik secara fisik maupun non fisik sehingga

orang tua tidak keberatan anaknya untuk di observasi terkait kemunculan sikap

sains pada anak, bahkan hasil dari penelitian ini diharapkan akan sangat berguna

bagi kepala sekolah, guru dan orang tua untuk dapat memotivasi dan

memfasilitasi anak dalam membangun kemunculan sikap sains pada diri anak.

Setelah diadakan sosialisasi terkait kemunculan sikap sains pada anak,

pada umumnya peneliti tidak mendapat kendala yang berarti. Untuk menjaga

kerahasiaan, objektivitas dan etika, dari data yang terkumpul untuk partisipan

diberi inisial dari nama anak, dan hasil wawancara dengan orang tua di ambil

nama dari salah seorang partisipan yang sudah diberi nama inisial. Sebelum

pelaksanaan penelitian, peneliti meminta izin dahulu kepada kepala sekolah TK

Negeri Centeh, guru-guru kelompok B kelas Ceri, orang tua, dan juga kepada

anak-anak sebagai partisipan penelitian. Hal-hal yang di jaga dan di hindari oleh

peneliti dalam pelaksanaan penelitian adalah hal-hal yang melanggar

norma-norma agama, etika dan sosial yang berhubungan dengan karakteristik anak usia

(22)
(23)

111

Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Simpulan dari peneliti terhadap kemunculan sikap sains anak usia dini

dengan lokasi penelitian mengambil tempat di TK Negeri Centeh Kota

Bandung,adalah sebagai berikut:

1. Melalui pembelajaran yang dikembangkan dan dilaksanakan di TK Negeri

Centeh ini maka kemunculan sikap sains anak tampak dalam kegiatan

pembelajaran. Hal ini sesuai dengan karakteristik pembelajaran di TK yang

mendorong, memberi kesempatan, dan menyediakan ruang luas pada anak yang

terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga dapat menemukan

pengetahuannya sendiri.

Perencanaan pembelajaran dibuat bersama untuk menjadi acuan dalam proses

pembelajaran, sehingga tujuan dari pembelajaran tersebut dapat dicapai dengan

baik melalui penggunaan media, metode, dan model pembelajaran. Beberapa

prinsip metode pembelajaran yang dapat memunculkan sikap sains anak ialah

berpusat pada subjek pembelajaran yaitu anak, berpartisipasi aktif dalam

proses pembelajaran, bersifat holistik dan integratif, fleksibel, serta dinamis,

sedangkan guru hanya menyediakan fasilitas atau sebagai fasilitator. Metode

pembelajaran yang digunakan dalam membangun sikap sains anak adalah yang

sesuai dengan prinsip metode pembelajaran, yaitu metode bercerita, bermain,

bercakap-cakap dan tanya jawab, diskusi, demonstrasi, proyek, karya wisata

(field trip), dan pemberian tugas.

2. Kemunculan sikap sains anak yang diketemukan dalam penelitian ini meskipun

sederhana adalah pada saat anak mampu melakukan pengamatan, mengajukan

pertanyaan, menyimpulkan, memperkirakan, mengelompokkan, merencanakan,

mengetahui sebab akibat, dan komunikasi atau melaporkan hasil yang

diketemukan di lapangan. Dengan sikap sains yang dimiliki anak maka

(24)

112

Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan menerapkan baik berupa kemampuan mental, fisik, maupun sosial yang

dimiliki oleh anak dapat terangsang untuk berkembang dengan lebih baik.

Sikap sains yang muncul ketika guru memberikan stimulus dalam penelitian ini

adalah anak mampu mengembangkan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap

pembelajaran, mampu dan selalu ingin mencoba hal yang baru, tidak mudah

putus asa, berpikir bebas, berpikir kritis dalam memecahkan persoalan,

bersikap dan berkata jujur, objektif terhadap persoalan yang ditemui, terbuka

terhadap hasil pengamatan, dan kreatif terhadap temuan yang ada dilapangan

dalam pembelajaran, dan kreatif dalam mengembangkan pembelajaran.

Pemahaman karakteristik anak oleh guru sangat berpengaruh terhadap

perkembangan sikap sains anak sehingga peran guru sangatlah berpengaruh

terhadap kemunculan sikap sains anak. Peran guru untuk menggali potensi yang

dipunyai anak dengan cara memahami antara karakterestik anak usia dini

dengan indikator sikap sains anak, sehingga memberikan pengalaman awal

yang baik terhadap sains pada diri anak.

3. Anak usia dini bukanlah seorang ilmuawan secara murni tetapi mengarah

kepada potensi yang dipunyai anak, untuk dibentuk dan dibina secara terus

bertahap, stimulan dan konsisten dalam pembentukan karakter anak. Faktor

internal yang ada dalam diri anak yang dipengaruhi oleh lingkungan rumah

di TK Negeri Centeh Kota Bandung adalah sebagai berikut:

1. Implikasi bagi Kepala Sekolah, khususnya mengenai program pengembangan

pembelajaran sains, maka Kepala Sekolah perlu memahami bagaimana

membuat, memanfaatkan, dan membawa anak dalam pembelajaran sains.

(25)

113

Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung

pembelajaran sains bagaimana desain pelaksanaan program dengan keadaaan

sekolah, dengan memperhatikan keseimbangan isi program yang sesuai dengan

pokok-pokok pembelajaran sains, keterkaitan dengan karakteristik dan kondisi

anak, dan melibatkan anak dalam kegiatan pembelajaran.

2. Implikasi dari hasil temuan penelitian terhadap pembelajaran yang terkait

dengan kemunculan sikap sains pada anak usia dini di TK Negeri Centeh dalam

pembelajaran yang dapat membangun kemunculkan sikap sains yaitu :

perencanaan pembelajaran, model pembelajaran, metode pembelajaran, media

yang digunakan dan pelaksaan pembelajaran, sehingga dapat memunculkan

sikap sains pada anak seperti: sikap rasa ingin tahu yang tinggi, selalu ingin

mencoba hal yang baru, tidak mudah putus asa, berpikir kritis, berpikir bebas,

jujur, objektif, terbuka untuk dikritik dan kreatif.

3. Implikasi dari hasil temuan penelitian terhadap guru sehingga dapat

memunculkan sikap sains pada anak usia dini di TK Negeri Centeh yaitu guru

sebagai fasilitator dan motivator bagi anak dalam pembelajaran dan hanya

memberikan penguatan-penguatan di akhir pembelajaran untuk dapat

memunculkan sikap sains pada anak.

4. Selain guru peran orang tua juga dalam memfasilitasi anak di rumah sangat

penting dalam membangun sikap sains pada anak. Dengan dasar inilah, orang

tua sebagai fasilitator sekaligus pembimbing sangat dibutuhkan kehadirannya

dalam mendampingi masa keemasan anak ini

5. Pada bidang pendidikan anak usia dini diperlukan langkah yang tepat

(signifikan dan strategis) untuk membekali anak sejak usia dini.

C. Rekomendasi

Penelitian analisis kemunculan sikap sains pada anak usia dini ini menemukan

hasil yang diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya bagi guru Taman

Kanak-Kanak, bagi sekolah/TK, bagi orang tua, bagi peneliti dan bagi peneliti

(26)

114

Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi guru dalam menambah

pengetahuan untuk mengembangkan kemampuan dirinya, tata cara perencanaan

pembelajaran sehingga dapat memunculkan potensi sikap sains anak didik, dan

meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku,

serta kreativitas terutama dalam pemahaman karakteristik anak usia dini.

2. Bagi sekolah/Tk dapat meningkatkan mutu pendidikan dan kinerja sekolah ke

arah yang lebih baik, juga dijadikan masukan baik materi, perencanaan maupun

bahan pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran, sehingga mampu

memfasilitasi kebutuhan pembelajaran dan menjadikan guru sebagai fasilitator

yang baik, serta memberikan wawasan dalam pemilihan kegiatan yang

menyenangkan bagi pengembangan program pembelajaran memunculkan

sikap sains pada anak didik juga pada bidang pengembangan lainnya di TK.

3. Bagi orang tua untuk membantu anaknya memahami, memotivasi dan

memfasilitasi sikap sains yang sudah ada pada diri anak karena terkadang

orang tua melupakan satu hal, bahwa anak adalah pribadi yang unik, anak

bukanlah miniatur orang dewasa. Anak memiliki hak untuk tumbuh,

berkembang dan diharga. Setiap anak pasti mendapatkan pengalaman melihat,

meraba, merasa, mendengar dan lain sebagainya, sehingga terjalin suatu

hubungan antar sel otak, yang semakin lama semakin berkembang akan terjadi

komunikasi yang lebih banyak, maka kemampuan belajar juga semakin baik.

4. Bagi peneliti memberikan pengalaman langsung untuk melihat kemunculan

sukap pada anak usia dini dan memberikan gambaran tentang sikap sains pada

anak serta hasil penelitian ini memberikan kontribusi bagi peneliti dalam

melakukan penelitian lebih lanjut terhadap kemampuan lain yang dimiliki anak

pada bidang pengembangan lain di Taman Kanak-Kanak.

5. Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bacaan

bagi peneliti lain yang tertarik untuk meneliti di bidang yang sama pada aspek

yang berbeda misalnya menumbuhkan nilai sains pada anak usia dini untuk di

masa yang akan datang dan memberikan gambaran, wacana, informasi, dan

(27)

115

Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung

DAFTAR RUJUKAN

Amien, M. (1987). Menggunakan Metode Discovery Dan Inquiry. Jakarta: Dirjen Dikti, P2-LPTK.

Ardi. (2013). Pengertian dan Manfaat Studi. http://www. e- com/2013/10/jurnal ardi@e-jurnal. diaksestanggal 20 Mei 2014.

Arsyad, A. (2008). Media Pembelajara.. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Asmawati, L. (2014). Perencanaan Pembelajaran PAUD. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Bogdan. (1982). Qualitative Research for Educations; An Introducation to Theory and Methos. Boston London: Allyn and Bacon.

Bosak, D. A. (2011). Mengenal Sains Buku Referensi Menyangkut Fakta, Proyek, dan Kegiatan Jilid 1. Jakarta: Indeks.

Bredekamp, S. (1987). Developmentally Appropriate Practice in Earli Childhood Program Serving From Birth Throught age 8. Washington: NAEYC.

Budiningsih, A. (2005). Belajar dan Pembelajara. Jakarta: Rieneka Cipta.

Carin, S. (1989). Teaching Science Throught Discovery. Colombus, Ohio : Charles Merril Publishing.

Chalufour, I. (2004). Discovering Nature With Young Children. ST.Paul: Redleaf Press.

Couglin, A. (1997). Menciptakan Kelas Berpusat pada Anak (Terjemahan). Children Resourses Internasional, Inc.

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Hamalik, O. (2007). Proses BelajarMengajar. Bandung: PT. Bumi Aksara.

(28)

116

Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hurlock, E. (1978). Child Development, Six Edition. Mc GrawHill, Inc. -Psikologi Perkembangan , Edisi kelima, Alih Bahasa dr. Med. Tjandrasa, M. (1999). Jakarta: Erlangga.

Isjoni, H. (2009). Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Alfabeta.

Kartono, K. (1995). Psikologi Anak. Bandung: Mandar.

Leeper,S. (1982). Good Schoolfor Young Chidren, New York: Macmillan Pub. Company.

Mansur. (2005). Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Margono. (2007). MetodologiPenelitianPendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Marshall. (1995). Designing Qualitative Research. London: International Educational and Profersional Publisher.

Masitoh, (2005). Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda karya.

Moeslichatoen. (1999). Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Rineka Cipta.

Musthafa. (2007). Perawatan dan Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia; Praktik Dewasa ini dan arah Kebijakan di Masa Depan. Bandung: SPS UPI.

Mutiah, D. (2010). Psikologi bermain anak usia dini. Jakarta: Kencana.

Nugraha, A. (2008). Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. Bandung: JILSI Foundation.

Oktriyani, N. (2012). Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. http://nova oktriyani.blogspot.com. Diakses pada tanggal 17 Februari 2015.

Paiget, J. (1970). The Science of Education and the Psychology of the Child. New York: Grossman.

Patmonodewo, S. (2008). Pendidikan anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

(29)

117

Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung

Rosalina, A. (2009). Analisis Pengembangan Produk, Proses, dan Sikap Sains Melalui Bermain pada Anak Usia Dini. SPS UPI Bandung: Tidak diakses.

Sadiman, A. (1996). Media Pendidikan : Pengertian, Pegembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 17. (2010). Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Fungsi dan Tujuan PAUD.

Seefeld, C. (1993). Early Childhood Education. New York: Macmillan.

Semiawan, C. (2003). Belajar Dan Pembelajaran Dalam Taraf Usia Dini (Pendidikan PraSekolah dan Sekolah Dasar). Jakarta: PT. Prenallindo.

Subroto. (2010). Metode discovery Learning. http://nilai eka. Blogspot. Com. 2010/01/ metode discovery learning. Diakses tanggal 22 Februari 2015.

Sudono, A. (2003). Sumber Belajar dan Alat Permanan. Jakarta: Grasndo.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfa beta.

Sujono, Y. (2011). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks.

Sumaji. (1988). Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV.Rajawali.

Suriansyah, (2011). Strategi Pembelajaran Anak Usia Dini. Banjarmasin: Comdes.

Suyanto, S. (2005). Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat Publishing.

Tian. (2014). Pengertian Anak Usia Dini. https://catatan tian. Wordpress. Com. Diakses tanggal 16 Februari 2015.

Uno. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Utami. (2013). Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Konsorsium Sertifikasi Guru UNJ.

Wantah, M. J. (2004). Mengembangkan Disiplin dan Pembentukan Moral pada

Anak Usia Dini. Manado. Universitas Negeri Manado.

(30)

118

Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wolfinger, D. M. (1994). Science and Mathematics in Early Childhood Education. New York: Harper Collins College Publisher.

Yin, R. K (2014). Case Study Researcb: Design and Methods, 2014-13 edition, washington, DC: COCMOSCorporation.

Gambar

Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Pengelolaan Pembelajaran Anak Usia Dini (Studi Situs Di TK Negeri Pembina Boyolali). Program Studi Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah

Dengan pemberian pembelajaran sains sejak usia dini dapat melatih anak dalam menggunakan pikiran, kekuatan maupun kejujurannya sehingga anak tersebut memiliki kesiapan menuju

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pengembangan keterampilan proses sains pada anak usia dini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara dan pendidik dapat menggunakan model serta metode pembelajaran yang

Dengan adanya kegiatan PKM terkait dengan Sosialisasi Bahaya Gempa Pada Anak Usia Dini, menghasilkan sebuah kegiatan yang dapat membentuk karakter anak-anak usia dini terkait

Hasil penelitian dari wawancara peneliti dengan Kepala Sekolah dan Guru Kelas B2 terkait perilaku cinta lingkungan sekolah pada anak usia dini di TK PKK Adiajaya Lampung Tengah,

METODE Pelatihan mitigasi bencana pada anak usia dini melalui kegiatan sains, video edukasi dan praktik simulasi di TK Aisyiyah Bustanul Athfal ABA Cabang 3 Banjarmasin memiliki

TK Negeri Centeh Kota Bandung, Sedangkan kode yang muncul pada penelitian ini adalah perencanaan program pengembangan kemampuan literasi, proses pembelajaran literasi, penggunaan bahan