i Erna Roostin, 2015
Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SAINS PADA ANAK USIA DINI
DI TK NEGERI CENTEH KOTA BANDUNG
( Penelitian Studi Kasus di Kelompok B TK Negeri Centeh Kota Bandung)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh:
Erna Roostin
NIM. 1302375
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI SEKOLAH PASCASARJANA
ii Erna Roostin, 2015
Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SAINS PADA ANAK USIA DINI
DI TK NEGERI CENTEH KOTA BANDUNG
( Penelitian Studi Kasus di Kelompok B TK Negeri Centeh Kota Bandung)
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing,
Dr. Hj. Ernawulan Syaodih, M.Pd. NIP. 19651001 199802 2 001
Mengetahui,
Ketua Prodi Studi Pendidikan Anak Usia Dini Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia,
iii Erna Roostin, 2015
Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SAINS PADA ANAK USIA DINI
DI TK NEGERI CENTEH KOTA BANDUNG
( Penelitian Studi Kasus di Kelompok B TK Negeri Centeh Kota Bandung)
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing,
Dr. Hj. Ernawulan Syaodih, M.Pd. NIP. 19651001 199802 2 001
Mengetahui,
Ketua Prodi Studi Pendidikan Anak Usia Dini Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia,
iii
Erna Roostin, 2015
Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SAINS PADA ANAK USIA DINI DI TK NEGERI CENTEH KOTA BANDUNG
Erna Roostin Nim : 1302375
Abstrak
Setiap anak pada hakikatnya dilahirkan dengan membawa potensi atau kemampuan menjadi seorang ilmuwan yang terbentuk secara alamiah. Anak dilahirkan dengan membawa potensi rasa ingin tahu yang tinggi dan selalu ingin mencari tahu apa yang dilihat, didengar dan dirasakan di lingkungan sekitarnya. Kemunculan sikap sains penting dilakukan sejak anak usia dini agar potensi menjadi ilmuwan dapat dikembangkan dan pengalaman awal sains dapat difasilitasi sesuai dengan karakteristik dan sifat-sifat dasar sains yang dimiliki oleh anak. Berbagai upaya untuk membangun kemampuan sains sudah dilakukan di TK dengan proses pembelajaran yang akan memunculkan sikap sains pada anak usia dini. Fenomena inilah yang melatar belakangi penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui gambaran pembelajaran yang membangun dan memunculkan sikap sains serta faktor-faktor yang mempengaruhi sikap sains pada anak usia dini. Peneliti melakukan penelitian terkait dengan kemunculan sikap sains pada anak usia dini di kelompok B TK Negeri Centeh Kota Bandung dengan alasan pembelajaran sains pada anak usia dini sangat penting sebagai peletakkan dasar kemampuan dan sumber daya manusia yang diharapkan karena manusia hidup di dunia yang terus berkembang, menuju masa depan yang penuh dengan tantangan baik itu teknologi yang semakin canggih maupun berbagai gejala alam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus, pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Temuan dari penelitian ini adalah kemunculan sikap sains pada anak usia dini, tampak dari sikap anak dalam mengikuti pembelajaran, terutama yang berkaitan dengan sain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap sains yang muncul adalah: sikap selalu ingin tahu, berpikir kritis, tidak mudah putus asa, ingin mencoba hal yang baru, berpikir bebas, jujur, objektif, terbuka untuk dikritik, dan kreatif. Anak usia dini bukanlah seorang ilmuwan secara murni tetapi mengarah kepada potensi yang dimiliki anak, untuk dibentuk dan dibina secara terus menerus secara bertahap, stimulan dan konsisten dalam pembentukan karakter anak sehingga akan memunculkan sikap sains pada diri anak yang menjadikannya seorang ilmuwan kecil yang kreatif dan inovatif.
iv
Erna Roostin, 2015
Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung
ANALYSIS OF THE EMERGENCE OF SCIENTIFIC ATTITUDE OF CHILDREN IN TK NEGERI CENTEH BANDUNG
Erna Roostin Nim: 1302375
Abstract
Every child naturally was born by bringing certain potencies and competencies to become scientist. A child was born with a high curiosity and always try to find out the answer of what he/she sees, hears and feels from sorroundings. The emergence of this attitude is important to be built in early childhood in order for that potential could be developed and facilitated based on the children's characteristisc. Various efforts to build this competence have been done in Kindergarten through certain processes drawn from early childhood teaching and learning. This research attempts to figure out the description of learning process that could influence scientific attitude which include the factors that contribute to this attitude. The study takes place in TK Negeri Centeh Bandung. The method used in this study is qualitative approach with case study as a method. Data collection techniques were observation, interview and study-documentation. The findings show that the emergence of scientific attitude revealed in child's attitude along the learning process. The scientific atitude that proves in this study is coriousity, critical and free thinking, hopefulness, eagerness to learn, honesty, objectivity, open to critics and creativity. To conclude young children are not real scientists but they have potenial that could be developed and improved continously,gradually, stimultanously, and consistently in order to make them more creative and innovative.
ix Erna Roostin, 2015
Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
2. Sikap Sains pada Anak Usia Dini ..………...
3. Sikap Sains Sesuai Karakteristik Anak Usia Dini ...
x Erna Roostin, 2015
Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung
1. Perencanaan Pembelajaran di TK ………
2. Metode Pembelajaran di TK ……….
3. Model Pembelajaran di TK ...……….
4. Media Pembelajaran di TK ...
5. Pelaksanaan Pembelajaran di TK ...
D. Peranan Guru dalam Pembelajaran Sains ...…..
E. Penelitian Terdahulu yang Relevan .………
31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian .………
B. Partisipan dan Tempat Penelitian ....………
C. Prosedur Penelitian ...………
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Temuan ...………
1. Pembelajaran Membangun Sikap Sains ...
2. Sikap Sains yang Muncul pada Anak .………..
3. Faktor-Faktor Internal dan Eksternal yang
Mempengaruhi Sikap Sains ...………
B. Pembahasan …….………
1. Pembelajaran Membangun Sikap Sains ………
2. Sikap Sains yang Muncul pada Anak ...……….
3. Faktor-faktor Internal dan Eksternal yang
xi Erna Roostin, 2015
Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V Simpulan, Implikasi, dan Rekomendasi
A. Simpulan ....……….
B. Implikasi ...………..
C. Rekomendasi ... 111
112
113
DAFTAR RUJUKAN ... 115
xii Erna Roostin, 2015
54 Erna Roostin, 2015
Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif yang digunakan untuk mengamati kemunculan sikap sains pada anak
usia dini di kelompok B TK Negeri Centeh. “Pendekatan kualitatif adalah
pendekatan penelitian untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian secara holistik dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata
dan bahasa pada suatu konteks yang alamiah” (Moleong, 2007, hlm.6). Dalam
penelitian kualitatif peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan
data dilakukan secara triangulasi (gabungan) dan hasil penelitian lebih
menekankan makna dari pada generalisasi yang digunakan untuk mengamati
subjek. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif yang bertujuan
untuk melihat dan mendeskripsikan kemunculan sikap sains pada anak usia dini
di kelompok B TK Negeri Centeh di Kota Bandung.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, dalam
metode studi kasus, kasus sama sekali tidak mewakili populasi dan tidak untuk
memperoleh kesimpulan dari populasi. Kesimpulan pada penelitian studi kasus
hanya berlaku untuk kasus tersebut saja dan dalam studi kasus digunakbeberapa
teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan studi dokumentasi, yang
semuanya difokuskan ke arah mendapatkan kesatuan data dan kesimpulan.
Metode studi kasus digunakan untuk mengungkapkan fakta yang terjadi
dilapangan untuk dipelajari secara mendalam, sehingga pada akhirnya diperoleh
temuan data yang dibutuhkan sesuai tujuan penelitian, yaitu tidak sekedar untuk
menjelaskan seperti apa obyek yang diteliti, tetapi untuk menjelaskan bagaimana
keberadaan dan mengapa kasus tersebut dapat terjadi. Dengan kata lain penelitian
54 Erna Roostin, 2015
Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung
55
Penelitian ini menggunakan studi kasus karena peneliti ingin mempelajari
dan mengetahui lebih mendalam mengenai kemunculan sikap sains pada
pembelajaran di kelompok B TK Negeri Centeh. Langkah-langkah pelaksanaan
yang dilaksanakan oleh peneliti dalam studi kasus ini, adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
Dalam tahap ini peneliti membuat perencanaan untuk meneliti adanya
kemunculan sikap sains pada anak usia dini dalam pembelajaran sains di
TK Negeri Centeh, dengan cara mengumpulkan sumber atau kajian teori
yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian ini lalu mengadakan observasi
pendahuluan untuk mengetahui sikap sains yang muncul pada anak. Dalam
tahap perencanaan ini peneliti tidak lupa mengurus perizinan penelitian.
2. Pelaksanaan
Langkah yang ditempuh untuk melaksanakan penelitian ini dengan
melihat kemunculan sikap sains pada anak usia dini di kelompok B TK
Negeri Centeh dan memprediksi kemungkinan kemunculan sikap sains yang
muncul serta mencatat semua perubahan atau perkembangan yang terjadi.
3. Pengumpulan data
Terdapat beberapa teknik dalarn pengumpulan data, tetapi yang lebih
dipakai dalarn penelitian studi kasus adalah dengan cara observasi,
wawancara, dan analisis dokumentasi. Peneliti sebagai instrumen penelitian,
dapat menyesuaikan cara pengumpulan data dengan lingkungan penelitian,
serta dapat mengumpulkan data yang berbeda secara serentak.
4. Analisis Data
Peneliti berusaha untuk merangkum, menggolongkan dan menghubungkan
data-data yang terkumpul serta mengolahnya.
5. Pelaporan Hasil Penelitian
Laporan ditulis secara komunikatif, mudah dibaca, dan mendeskripsikan
suatu sikap-sikap sains pada anak, sehingga memudahkan pembaca untuk
memahami kemunculan sikap sains pada anak usia dini di TK Negeri
56
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini diharapkan terkumpul
data untuk menjawab pertanyaan penelitian berdasarkan fenomena yang ada
kemudian dapat dijadikan kesimpulan yang akan dilaporkan sebagai hasil
penelitian. Dalam penelitian ini fokus penelitian mengenai kemunculan sikap
sains pada anak usia dini di kelompok B TK Negeri Centeh Kota Bandung.
B. Partisipan dan Tempat Penelitian
Partisipan penelitian merupakan komponen utama yang memiliki
kedudukan penting dalam penelitian. Dalam penelitian ini partisipan yang akan
diteliti terdiri atas dua bagian, yaitu: 1) Sebagai objek penelitian adalah anak usia
dini yang sedang belajar di TK Negeri Centeh kelompok B ( kelas Ceri) semester
genap tahun pelajaran 2014-2015 yang berjumlah 12 siswa yang terdiri dari 5
(lima) anak perempuan dan 7 (tujuh) anak laki-laki untuk diamati dalam proses
pembelajarannya. 2) Sumber informasi lain sebagai pelengkap tentang hal-hal
yang perlu diungkap mengenai kemunculan sikap sains pada anak usia dini di TK
Negeri Centeh adalah kepala sekolah, guru kelas sebanyak 2 orang dan orang
tua siswa untuk diwawancara. Tempat penelitian di TK Negeri Centeh yang
beralamat di Jalan Pacar No 5 Batununggal Kota Bandung.
C. Prosedur Penelitian
Pada penelitian kualitatif, instrumen penelitian adalah peneliti sendiri,
tugas yang dilakukan adalah menghimpun data, menganalisis dan sekaligus yang
melaporkan hasil penelitian. Kemunculan sikap sains pada anak kelompok B TK
Negeri Centeh Kota Bandung menjadi fokus dalam penelitian ini dengan
didukung oleh data hasil observasi, wawancara, pemotretan, rekaman video,
rekaman suara, dan dokumen-dokumen yang mendukung dalam penelitian ini.
Langkah-langkah penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Pralapangan atau prapenelitian
2. Pelaksanaan studi atau pelaksanaan penelitian
3. Menganalisis data
57
Langkah-langkah penelitian diatas sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Moleong (1988). Alur langkah penelitian uraian diatas digambarkan pada bagan
berikut:
Gambar 3.1
Langkah-Langkah Penelitian
Kegiatan pra lapangan atau pra penelitian adalah kegiatan penelitian
sebelum mengumpulkan data yang mencakup kegiatan studi literatur yaitu peneliti
mengumpulkan sumber atau kajian teori yang dapat dijadikan acuan
dilaksanakannya penelitian ini. Kegiatan observasi pendahuluan dilakukan
peneliti untuk mengetahui kemunculan sikap sains pada anak kelompok B TK
Negeri Centeh Kota Bandung, serta tidak lupa mengurus surat izin penelitian. PRA PENELITIAN
Studi Kepustakaan Observasi Pendahuluan
Perizinan
PELAKSANAAN PENELITIAN Observasi
Wawancara Studi dokumentasi Foto dan Video Pembelajaran
PELAPORAN HASIL PENELITIAN Penulisan dan Pelaporan
ANALISIS DATA Pemberian tanda atau kode
Triangulasi
58
Kegiatan pelaksanaan studi atau pelaksanaan penelitian merupakan
kegiatan mengumpulkan data-data yang menunjang dalam penelitian ini dengan
cara observasi di tempat yang sudah ditentukan yaitu Kelompok B TK Negeri
Centeh Kota Bandung, wawancara mempergunakan dokumen pertanyaan dan
catatan serta rekaman wawancara dengan nara sumber, studi dokumentasi yang
diperlukan dalam penelitian ini, foto dan rekaman video pembelajaran.
Pengolahan data adalah kegiatan dalam menganalisis data yang
dikumpulkan dari lapangan dengan pelaksanaan kegiatan penyusunan dan
pengekelompokan (koding) data, analisis data awal, menyusun format laporan
awal, mengumpulkan dan melengkapi data yang masih kurang, mengolah dan
menganalisis data, melakukan triangulasi dengan mengkomunikasikan kepada
para ahli untuk menemukan objektivitas data yang diperoleh. Setelah semua
tahapan kegian pelaksanaan penelitian dilaksanakan, maka kewajiban peneliti
selanjutnya adalah menulis hasil penelitian serta menyusun laporan hasil
penelitian.
D. Penjelas Istilah
Untuk menghindari terjadinya kesalah fahaman dalam menafsirkan yang
ada dalam penyusunan penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan
istilah-istilah yang ada dalam penelitian ini. Adapun istilah-istilah-istilah-istilah yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kemunculan
Arti kemunculan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
memiliki arti nampak atau terlihat. Istilah kemunculan dalam penelitian ini
adalah peneliti mengamati dan melihat munculnya sikap sains pada anak
usia dini di kelompok B TK Negeri Centeh pada semua pembelajaran dan
prilaku anak di sekolah.
2. Sikap Sains
Sikap sebagai respon evaluatif merupakan sikap yang didasari oleh proses
dalam individu yang memberi kesimpulan nilai terhadap suatu stimulus
59
menyenangkan, suka atau tidak suka yang kemudian membentuk sebagai
potensi reaksi terhadap suatu objek sikap. Respon akan timbul apabila
individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki timbulnya
reaksi individual.
Sikap sains merupakan bentuk sikap positif yang biasa dikaitkan dengan
keilmuan sehingga dapat diwujudkan dalam bentuk prilaku yang bersifat
keilmuan juga sikap yang disiapkan untuk bertindak melalui perbuatan yang
berdasarkan pada pendirian, pendapat dan keyakinannya. Sikap sains pada
anak usia dini harus sesuai dengan karakteristik anak itu sendiri dan anak
dapat dikatakan memiliki sikap sains apabila memiliki kemampuan seperti
hasrat ingin tahu yang tinggi, tidak mudah putus asa, sikap keterbukaan
untuk dikritik, sikap ingin mendapatkan yang baru, sikap jujur, sikap kritis,
sikap kreatif dan sikap objektif yang semuanya itu disesuaikan dengan
karakteristik juga pertumbuhan dan perkembangan anak. Sikap sains ini
akan membantu dalam proses pemecahan masalah yang berguna bagi
pengembangan masa depan anak usia dini.
3. Anak Usia Dini
Anak usia dni merupakan anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun.
Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak
sehingga di sebut dengan istilah golden age (masa keemasan). Anak usia
dini sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat
baik fisik maupun mental. Anak usia dini belajar dengan caranya sendiri dan
bila ditinjau dari hakekat anak usia dini maka anak memiliki dua aspek
perkembangan yaitu biologis dan psikologis. Pada anak usia dini terjadi
perkembangan otak sebagai pusat kecerdasan terjadi sangat pesat dan organ
sensoris seperti pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecap, perabaan,
dan organ keseimbangan juga berkembang dengan pesat.
Anak usia dini memiliki karakteristik tertentu dan khas dan tidak sama
dengan orang dewasa, mereka selalu aktif, dinamis, antusias dan selalu ingin
tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan, mereka seolah-olah
60
rasa ingin tahu secara alamiah, merupakan mahluk sosial, unik, kaya dengan
fantasi, memiliki daya perhatian yang pendek, dan masa potensial untuk
belajar.
E. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini yaitu data kualitatif. Data
kualitatif meliputi data hasil wawancara, observasi secara langsung serta studi
dokumfentasi, foto dan video pembelajaran. Data yang diperoleh dalam penelitian
ini adalah data tentang perencanaan, untuk melihat kemunculan sikap sains pada
anak di TK Negeri Centeh yang ditampilkan dalam bentuk deskripsi berupa
pemaparan dan gambaran sebagai data hasil penelitian. Teknik pengumpulan data
pada penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi
dokumentasi.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mengamati langsung pada saat pembelajaran berlangsung, hal ini
memungkinkan peneliti mengamati sendiri dan mencatat sikap sains yang
muncul pada pembelajaran sesuai keadaaan sesungguhnya. Observasi
merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistimatis terhadap gejala
yang timbul pada objek penelitian, observasi dipusatkan pada proses dan
hasil tindakan pembelajaran serta peristiwa atau kegiatan yang terjadi dan
observasi dilakukan setiap proses pembelajaran berlangsung. Hasil
observasi ini digunakan sebagai masukan dalam melihat sikap sains yang
muncul pada anak dan pembelajaran yang membangun sikap sains pada
anak di kelompok B TK Centeh Kota Bandung.
2. Wawancara
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada kepala sekolah, 2 orang
guru di kelas dan orang tua siswa TK Negeri Centeh dengan menggunakan
61
peneliti hanya berpedoman pada garis-garis besar pada pokok penelitian dan
memungkinkan peneliti untuk mengembangkan pertanyaan sesuai dengan
data yang diperlukan dalam penelitian serta nara sumber bebas memberikan
pendapat dan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan peneliti. Adapun isi dari
wawancara terkait pada pembelajaran yang membangun sikap sains terdiri
dari perencanaan pembelajaran, metode, model, media dan pelaksanaan
pembelajaran ,sikap sains yang sudah muncul pada anak juga faktor internal
dan eksternal yang mempengaruhi sikap sains pada anak.
3. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari observasi dan wawancara.
Data yang menggambarkan perencanaan pembelajaran untuk mengetahui
sikap sains yang muncul pada anak usia dini diperoleh dan dikumpulkan
melalui wawancara, observasi serta dokumentasi yang diperoleh dari
sekolah berupa kurikulum 2013, Program Semester (Prosem), Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) untuk melihat kesiapan
pembelajaran guru yang berkaitan dengan pengembangan sains anak,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) untuk melihat sikap
sains yang muncul pada anak usia dini, catatan-catatan guru kelas dan buku
perkembangan anak. Data hasil kemunculan sikap sains pada anak usia dini
dikumpulkan menggunakan studi dokumentasi, foto kegiatan pembelajaran
anak, foto hasil karya anak, laporan kemampuan anak dengan menggunakan
lembar observasi yang khusus mencatat kemampuan anak.
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian
adalah peneliti itu sendiri sehingga peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap
peneliti sebagai instrumen, meliputi; pemahaman metode penelitian kualitatif,
penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk
memasuki objek penelitian baik secara akademik maupun logistiknya, dan yang
62
Peneliti kualitatif sebagai human instrumen berfungsi menetapkan fokus
penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,
menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan
atas temuannya. Menurut Nasution (dalam Sugiono, 2010, hlm.224) peneliti
sebagai instrumen atau alat penelitian karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari
lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.
2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan
dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
3. Tiap situasi merupakan keseluruhan artinya tidak ada suatu instrumen
berupa test atau angket yng dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali
manusia.
4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami
dengan pengetahuan semata dan untuk memahaminya, kita perlu sering
merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.
5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh.
Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk
menentukan arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul
seketika.
6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan
berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan
segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan
atau perlakuan.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,
sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada
orang lain. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal
penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan maupun setelah penelitian.
63
telah diperoleh, sehingga dari sini bisa ditarik kesimpulan dari hasil penelitian
yang telah dilakukan. Sejalan dengan uraian di atas maka dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan 5 tahapan, yaitu:
1. Koleksi data
Merupakan tahapan awal dalam pengolahan dan hasil observasi, wawancara
dan analisis dokumentasi yang dilakukan peneliti terhadap subjek penelitian
dan sumber informasi merupakan langkah awal dalam pengolahan data. Dari
koleksi data ini yang diambil dan di kumpulkan melalui wawancara dan
observasi serta studi dokumentasi maka peneliti mengharapkan dapat
melihat data kemunculan sikap sains pada anak usia dini dan guru dapat
membantu sebagai rujukan bagi peneliti untuk melihat kemunculan sikap
sains pada anak usia dini.
2. Reduksi data
Pada tahap ini peneliti menganalisis kembali data hasil observasi,
wawancara, dan dokumentasi sehingga dapat diperoleh data yang spesifik
sesuai dengan fokus penelitian, mengenai kemunculan sikap sains pada anak
usia dini.
3. Display data
Tahap ini merupakan kegiatan penyusunan pokok-pokok fokus penelitian
yang sudah dikaji berulang-ulang secara terstruktur dan sistimatis tentang
kemunculan sikap sains pada anak usia dini.
4. Verifikasi dan simpulan (verification and conclusion)
Peneliti dalam penelitian ini sebelum menarik kesimpulan memeriksa
kembali (diverifikasi) pada catatan yang telah dibuat oleh peneliti dan
selanjutnya ke arah simpulan. Peneliti mengambil kesimpulan dari intisari
data-data yang terkumpul dalam bentuk pernyataan kalimat yang tepat dan
memiliki data yang jelas. Peneliti menarik kesimpulan awal dari fokus
penelitian tentang kemunculan sikap sains pada anak usia dini dengan
simpulan tentatif yang masih perlu disempurnakan. Setelah data masuk
terus-menerus dianalisis dan diverifikasi tentang kebenarannnya, maka
64
5. Rencana pengujian keabsahan data
Peneliti dalam menguji keabsahan data meliputi menguji kredibilitas data
(validitas internal), menguji depenabilitas (reliabilitas) data, menguji
transferabilitas (validitas eksterna/generalisasi), menguji komfirmabilitas
(obyektivitas), yang utama pada penelitian ini adalah menguji kredibilitas
data yang dilakukan dengan perpanjangan waktu penelitian, meningkatkan
ketekunan, dan triangulasi.
H. Isu Etik
Dalam penelitian yang dilaksanakan di TK Negeri Centeh Kota Bandung
peneliti terlebih dahulu melaksanakan langkah penelitian yang pertama yaitu pra
penelitian, mengadakan observasi pendahuluan dan mengurus surat perizinan
penelitian. Dalam observasi pendahuluan dan mengurus perizinan peneliti
mengadakan sosialisasi kepada kepala sekolah, guru dan kepada orang tua anak di
tempat penelitian, dan menjelaskan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan
tidak akan membahayakan bagi anak baik secara fisik maupun non fisik sehingga
orang tua tidak keberatan anaknya untuk di observasi terkait kemunculan sikap
sains pada anak, bahkan hasil dari penelitian ini diharapkan akan sangat berguna
bagi kepala sekolah, guru dan orang tua untuk dapat memotivasi dan
memfasilitasi anak dalam membangun kemunculan sikap sains pada diri anak.
Setelah diadakan sosialisasi terkait kemunculan sikap sains pada anak,
pada umumnya peneliti tidak mendapat kendala yang berarti. Untuk menjaga
kerahasiaan, objektivitas dan etika, dari data yang terkumpul untuk partisipan
diberi inisial dari nama anak, dan hasil wawancara dengan orang tua di ambil
nama dari salah seorang partisipan yang sudah diberi nama inisial. Sebelum
pelaksanaan penelitian, peneliti meminta izin dahulu kepada kepala sekolah TK
Negeri Centeh, guru-guru kelompok B kelas Ceri, orang tua, dan juga kepada
anak-anak sebagai partisipan penelitian. Hal-hal yang di jaga dan di hindari oleh
peneliti dalam pelaksanaan penelitian adalah hal-hal yang melanggar
norma-norma agama, etika dan sosial yang berhubungan dengan karakteristik anak usia
111
Erna Roostin, 2015
Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Simpulan dari peneliti terhadap kemunculan sikap sains anak usia dini
dengan lokasi penelitian mengambil tempat di TK Negeri Centeh Kota
Bandung,adalah sebagai berikut:
1. Melalui pembelajaran yang dikembangkan dan dilaksanakan di TK Negeri
Centeh ini maka kemunculan sikap sains anak tampak dalam kegiatan
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan karakteristik pembelajaran di TK yang
mendorong, memberi kesempatan, dan menyediakan ruang luas pada anak yang
terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga dapat menemukan
pengetahuannya sendiri.
Perencanaan pembelajaran dibuat bersama untuk menjadi acuan dalam proses
pembelajaran, sehingga tujuan dari pembelajaran tersebut dapat dicapai dengan
baik melalui penggunaan media, metode, dan model pembelajaran. Beberapa
prinsip metode pembelajaran yang dapat memunculkan sikap sains anak ialah
berpusat pada subjek pembelajaran yaitu anak, berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran, bersifat holistik dan integratif, fleksibel, serta dinamis,
sedangkan guru hanya menyediakan fasilitas atau sebagai fasilitator. Metode
pembelajaran yang digunakan dalam membangun sikap sains anak adalah yang
sesuai dengan prinsip metode pembelajaran, yaitu metode bercerita, bermain,
bercakap-cakap dan tanya jawab, diskusi, demonstrasi, proyek, karya wisata
(field trip), dan pemberian tugas.
2. Kemunculan sikap sains anak yang diketemukan dalam penelitian ini meskipun
sederhana adalah pada saat anak mampu melakukan pengamatan, mengajukan
pertanyaan, menyimpulkan, memperkirakan, mengelompokkan, merencanakan,
mengetahui sebab akibat, dan komunikasi atau melaporkan hasil yang
diketemukan di lapangan. Dengan sikap sains yang dimiliki anak maka
112
Erna Roostin, 2015
Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan menerapkan baik berupa kemampuan mental, fisik, maupun sosial yang
dimiliki oleh anak dapat terangsang untuk berkembang dengan lebih baik.
Sikap sains yang muncul ketika guru memberikan stimulus dalam penelitian ini
adalah anak mampu mengembangkan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap
pembelajaran, mampu dan selalu ingin mencoba hal yang baru, tidak mudah
putus asa, berpikir bebas, berpikir kritis dalam memecahkan persoalan,
bersikap dan berkata jujur, objektif terhadap persoalan yang ditemui, terbuka
terhadap hasil pengamatan, dan kreatif terhadap temuan yang ada dilapangan
dalam pembelajaran, dan kreatif dalam mengembangkan pembelajaran.
Pemahaman karakteristik anak oleh guru sangat berpengaruh terhadap
perkembangan sikap sains anak sehingga peran guru sangatlah berpengaruh
terhadap kemunculan sikap sains anak. Peran guru untuk menggali potensi yang
dipunyai anak dengan cara memahami antara karakterestik anak usia dini
dengan indikator sikap sains anak, sehingga memberikan pengalaman awal
yang baik terhadap sains pada diri anak.
3. Anak usia dini bukanlah seorang ilmuawan secara murni tetapi mengarah
kepada potensi yang dipunyai anak, untuk dibentuk dan dibina secara terus
bertahap, stimulan dan konsisten dalam pembentukan karakter anak. Faktor
internal yang ada dalam diri anak yang dipengaruhi oleh lingkungan rumah
di TK Negeri Centeh Kota Bandung adalah sebagai berikut:
1. Implikasi bagi Kepala Sekolah, khususnya mengenai program pengembangan
pembelajaran sains, maka Kepala Sekolah perlu memahami bagaimana
membuat, memanfaatkan, dan membawa anak dalam pembelajaran sains.
113
Erna Roostin, 2015
Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung
pembelajaran sains bagaimana desain pelaksanaan program dengan keadaaan
sekolah, dengan memperhatikan keseimbangan isi program yang sesuai dengan
pokok-pokok pembelajaran sains, keterkaitan dengan karakteristik dan kondisi
anak, dan melibatkan anak dalam kegiatan pembelajaran.
2. Implikasi dari hasil temuan penelitian terhadap pembelajaran yang terkait
dengan kemunculan sikap sains pada anak usia dini di TK Negeri Centeh dalam
pembelajaran yang dapat membangun kemunculkan sikap sains yaitu :
perencanaan pembelajaran, model pembelajaran, metode pembelajaran, media
yang digunakan dan pelaksaan pembelajaran, sehingga dapat memunculkan
sikap sains pada anak seperti: sikap rasa ingin tahu yang tinggi, selalu ingin
mencoba hal yang baru, tidak mudah putus asa, berpikir kritis, berpikir bebas,
jujur, objektif, terbuka untuk dikritik dan kreatif.
3. Implikasi dari hasil temuan penelitian terhadap guru sehingga dapat
memunculkan sikap sains pada anak usia dini di TK Negeri Centeh yaitu guru
sebagai fasilitator dan motivator bagi anak dalam pembelajaran dan hanya
memberikan penguatan-penguatan di akhir pembelajaran untuk dapat
memunculkan sikap sains pada anak.
4. Selain guru peran orang tua juga dalam memfasilitasi anak di rumah sangat
penting dalam membangun sikap sains pada anak. Dengan dasar inilah, orang
tua sebagai fasilitator sekaligus pembimbing sangat dibutuhkan kehadirannya
dalam mendampingi masa keemasan anak ini
5. Pada bidang pendidikan anak usia dini diperlukan langkah yang tepat
(signifikan dan strategis) untuk membekali anak sejak usia dini.
C. Rekomendasi
Penelitian analisis kemunculan sikap sains pada anak usia dini ini menemukan
hasil yang diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya bagi guru Taman
Kanak-Kanak, bagi sekolah/TK, bagi orang tua, bagi peneliti dan bagi peneliti
114
Erna Roostin, 2015
Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi guru dalam menambah
pengetahuan untuk mengembangkan kemampuan dirinya, tata cara perencanaan
pembelajaran sehingga dapat memunculkan potensi sikap sains anak didik, dan
meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku,
serta kreativitas terutama dalam pemahaman karakteristik anak usia dini.
2. Bagi sekolah/Tk dapat meningkatkan mutu pendidikan dan kinerja sekolah ke
arah yang lebih baik, juga dijadikan masukan baik materi, perencanaan maupun
bahan pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran, sehingga mampu
memfasilitasi kebutuhan pembelajaran dan menjadikan guru sebagai fasilitator
yang baik, serta memberikan wawasan dalam pemilihan kegiatan yang
menyenangkan bagi pengembangan program pembelajaran memunculkan
sikap sains pada anak didik juga pada bidang pengembangan lainnya di TK.
3. Bagi orang tua untuk membantu anaknya memahami, memotivasi dan
memfasilitasi sikap sains yang sudah ada pada diri anak karena terkadang
orang tua melupakan satu hal, bahwa anak adalah pribadi yang unik, anak
bukanlah miniatur orang dewasa. Anak memiliki hak untuk tumbuh,
berkembang dan diharga. Setiap anak pasti mendapatkan pengalaman melihat,
meraba, merasa, mendengar dan lain sebagainya, sehingga terjalin suatu
hubungan antar sel otak, yang semakin lama semakin berkembang akan terjadi
komunikasi yang lebih banyak, maka kemampuan belajar juga semakin baik.
4. Bagi peneliti memberikan pengalaman langsung untuk melihat kemunculan
sukap pada anak usia dini dan memberikan gambaran tentang sikap sains pada
anak serta hasil penelitian ini memberikan kontribusi bagi peneliti dalam
melakukan penelitian lebih lanjut terhadap kemampuan lain yang dimiliki anak
pada bidang pengembangan lain di Taman Kanak-Kanak.
5. Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bacaan
bagi peneliti lain yang tertarik untuk meneliti di bidang yang sama pada aspek
yang berbeda misalnya menumbuhkan nilai sains pada anak usia dini untuk di
masa yang akan datang dan memberikan gambaran, wacana, informasi, dan
115
Erna Roostin, 2015
Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung
DAFTAR RUJUKAN
Amien, M. (1987). Menggunakan Metode Discovery Dan Inquiry. Jakarta: Dirjen Dikti, P2-LPTK.
Ardi. (2013). Pengertian dan Manfaat Studi. http://www. e- com/2013/10/jurnal ardi@e-jurnal. diaksestanggal 20 Mei 2014.
Arsyad, A. (2008). Media Pembelajara.. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Asmawati, L. (2014). Perencanaan Pembelajaran PAUD. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Bogdan. (1982). Qualitative Research for Educations; An Introducation to Theory and Methos. Boston London: Allyn and Bacon.
Bosak, D. A. (2011). Mengenal Sains Buku Referensi Menyangkut Fakta, Proyek, dan Kegiatan Jilid 1. Jakarta: Indeks.
Bredekamp, S. (1987). Developmentally Appropriate Practice in Earli Childhood Program Serving From Birth Throught age 8. Washington: NAEYC.
Budiningsih, A. (2005). Belajar dan Pembelajara. Jakarta: Rieneka Cipta.
Carin, S. (1989). Teaching Science Throught Discovery. Colombus, Ohio : Charles Merril Publishing.
Chalufour, I. (2004). Discovering Nature With Young Children. ST.Paul: Redleaf Press.
Couglin, A. (1997). Menciptakan Kelas Berpusat pada Anak (Terjemahan). Children Resourses Internasional, Inc.
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Hamalik, O. (2007). Proses BelajarMengajar. Bandung: PT. Bumi Aksara.
116
Erna Roostin, 2015
Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hurlock, E. (1978). Child Development, Six Edition. Mc GrawHill, Inc. -Psikologi Perkembangan , Edisi kelima, Alih Bahasa dr. Med. Tjandrasa, M. (1999). Jakarta: Erlangga.
Isjoni, H. (2009). Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Alfabeta.
Kartono, K. (1995). Psikologi Anak. Bandung: Mandar.
Leeper,S. (1982). Good Schoolfor Young Chidren, New York: Macmillan Pub. Company.
Mansur. (2005). Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Margono. (2007). MetodologiPenelitianPendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Marshall. (1995). Designing Qualitative Research. London: International Educational and Profersional Publisher.
Masitoh, (2005). Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda karya.
Moeslichatoen. (1999). Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Rineka Cipta.
Musthafa. (2007). Perawatan dan Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia; Praktik Dewasa ini dan arah Kebijakan di Masa Depan. Bandung: SPS UPI.
Mutiah, D. (2010). Psikologi bermain anak usia dini. Jakarta: Kencana.
Nugraha, A. (2008). Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. Bandung: JILSI Foundation.
Oktriyani, N. (2012). Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. http://nova oktriyani.blogspot.com. Diakses pada tanggal 17 Februari 2015.
Paiget, J. (1970). The Science of Education and the Psychology of the Child. New York: Grossman.
Patmonodewo, S. (2008). Pendidikan anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
117
Erna Roostin, 2015
Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung
Rosalina, A. (2009). Analisis Pengembangan Produk, Proses, dan Sikap Sains Melalui Bermain pada Anak Usia Dini. SPS UPI Bandung: Tidak diakses.
Sadiman, A. (1996). Media Pendidikan : Pengertian, Pegembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 17. (2010). Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Fungsi dan Tujuan PAUD.
Seefeld, C. (1993). Early Childhood Education. New York: Macmillan.
Semiawan, C. (2003). Belajar Dan Pembelajaran Dalam Taraf Usia Dini (Pendidikan PraSekolah dan Sekolah Dasar). Jakarta: PT. Prenallindo.
Subroto. (2010). Metode discovery Learning. http://nilai eka. Blogspot. Com. 2010/01/ metode discovery learning. Diakses tanggal 22 Februari 2015.
Sudono, A. (2003). Sumber Belajar dan Alat Permanan. Jakarta: Grasndo.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfa beta.
Sujono, Y. (2011). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks.
Sumaji. (1988). Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV.Rajawali.
Suriansyah, (2011). Strategi Pembelajaran Anak Usia Dini. Banjarmasin: Comdes.
Suyanto, S. (2005). Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat Publishing.
Tian. (2014). Pengertian Anak Usia Dini. https://catatan tian. Wordpress. Com. Diakses tanggal 16 Februari 2015.
Uno. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Utami. (2013). Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Konsorsium Sertifikasi Guru UNJ.
Wantah, M. J. (2004). Mengembangkan Disiplin dan Pembentukan Moral pada
Anak Usia Dini. Manado. Universitas Negeri Manado.
118
Erna Roostin, 2015
Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wolfinger, D. M. (1994). Science and Mathematics in Early Childhood Education. New York: Harper Collins College Publisher.
Yin, R. K (2014). Case Study Researcb: Design and Methods, 2014-13 edition, washington, DC: COCMOSCorporation.