VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR
(Kuasi Eksperimen Pada Kelas XI IPS di SMAN 1 Pacet Kab. Cianjur Dengan Kompetensi Dasar Membuat Ikhtisar Siklus Akuntansi
Perusahaan Jasa)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh :
Gita Rianti
1302753
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
SEKOLAH PASCASARJANA
MODERATOR MOTIVASI BELAJAR
(Kuasi Eksperimen Pada Kelas XI IPS SMAN 1 Pacet Kab. Cianjur Dengan Kompetensi Dasar Membuat Ikhtisar Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa)
Oleh.
GITA RIANTI
(1302753)
Sebuah Tesis yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar
Master Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi
© Gita Rianti 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktokber 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, ataus ebagian,
Penerapan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Kemampuan Analisis Dengan Variabel Moderator Motivasi Belajar (Kuasi Eksperimen Pada Kelas XI IPS di SMAN 1 Pacet Kab. Cianjur Dengan Kompetensi Dasar Membuat Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran empirik tentang penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation terhadap kemampuan analisis dengan variabel moderator motivasi belajar. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Temuan dalam penelitian ini antara lain: 1) Kemampuan analisis peserta didik pada kelas yang menggunakan teknik Group Investigation meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional. 2) Kemampuan analisis peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah pada kelas yang menggunakan teknik Group Investigation tidak berbeda secara signifkan. 3) Kemampuan analisis peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah pada kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional tidak berbeda secara signifikan. 4) Tidak terdapat interaksi antara penggunaan teknik Group Investigation dan motivasi belajar terhadap kemampuan analisis peserta didik.
Application of Group Investigation Techniques to Improve Analytical Skills with Moderator Variable Of Learning Motivation (Quasi Experiment In Class XI IPS in SMAN 1 Pacet district. Cianjur With Basic Competence Making Accounting Cycle Services Company).
The purpose of this research was to determine the empirical illustration of the application of cooperative learning techniques Group Investigation of the analytical skills with motivation to learn as moderator variable. This research was conducted in SMAN 1 Pacet in class XI IPS. This research is a quasi-experimental research. The findings in this research include: 1) The analytical skills of students in the class that used the techniques of Group Investigation rise higher than the class that used conventional learning. 2) The analytical skills of students who have learning motivation high, medium and low in the class that used the techniques of Group Investigation did not differ significantly. 3) The analytical skills of students who have learning motivation high, medium and low in the class that used the conventional learning did not differ significantly. 4) There is no interaction between the use of techniques Group Investigation and motivation toward the analytical skills of students.
Gita Rianti, 2015
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Manfaat Penelitian ... 9
1.5 Sistematika Penulisan ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar ... 11
2.2 Kemampuan Analisis ... 18
2.3 Model Pembelajaran Kooperatif ... ……….20
2.4 Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation. ………25
2.5 Motivasi Belajar ... ……….30
2.6 Penelitian Terdahulu ... ……….34
2.7 Kerangka Berpikir ... 38
3.6.1 Tahap Pra Eksperimen ... 48
3.10.1 Rancangan Analisis Data ... 60
3.10.2 Pengujian Hipotesis ... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 65
4.2. Hasil Analisis ... 65
4.2.1 Analisis Deskriptif ... 65
A. N-Gain Kemampuan Analisis Kelas Eksperimen ... 66
B. N-Gain Kemampuan Analisis Kelas Kontrol ... 66
C. Distribusi Skor Pretest dan Posttest Setiap Kategori Kemampuan Analisis di Kelas Eksperimen maupun Kontrol ... 67
4.2.2 Uji Perbandingan ... 74
A. Uji Perbandingan Kemampuan Analisis Pada Kelas Kontrol ... 74
B. Uji Perbandingan Kemampuan Analisis Pada Kelas Eksperimen.76 C. Uji Hipotesis ... 77
4.3 Pembahasan ... 86
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan ... 93
5.2 Implikasi ... 94
5.3. Saran ... 97
DAFTAR PUSTAKA ... 98
Gita Rianti, 2015
Tabel 1.1 Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi Yang
Ditamatkan ... 1
Tabel 1.2 Nilai UTS Kelas XI IPS di SMAN 1 Pacet ... 4
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... ……….34
Tabel 3.1 Desain Faktorial ... ……….43
Tabel 3.2 Dimensi Menganalisis ... ……….45
Tabel 3.3 Motivated Strategis for Learning Questionare (MSQL)……….46
Tabel 3.4 Skenario Penelitian ... 46
Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar ... ……….51
Tabel 3.6 Kriteria Validitas & Harga Koefisien Korelasi ... ……….53
Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Soal ... ……….53
Tabel 3.8 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Belajar . ………54
Tabel 3.9 Klasifikasi Tingkat Reliabilitas ... ……….56
Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Soal ... ……….57
Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar ... ………57
Tabel 3.12 Interpretasi Tingkat Kesukaran ... ………58
Tabel 3.13 Hasil Uji Tingkat Kesukaran... ……….58
Tabel 3.14 Interpretasi Daya Pembeda ... ……….59
Tabel 3.15 Hasil Uji Daya Pembeda ... ………60
Tabel 3.16 Kriteria N-Gain ... ………62
Tabel 3.17 Pengujian Hipotesis ... ………63
Tabel 4.1 N-Gain Kemampuan Analisis Kelas Eksperimen ... ……….66
Tabel 4.2 N-Gain Kemampuan Analisis Kelas Kontrol... ……….66
Tabel 4.3 Distribusi Skor Pretest Setiap Kategori Kemampuan Analisis di Kelas Eksperimen ... ………67
Tabel 4.4 Distribusi Skor Posttest Setiap Kategori Kemampuan Analisis di Kelas Eksperimen ... ………68
Tabel 4.5 Distribusi Skor Pretest Setiap Kategori Kemampuan Analisis di Kelas Kontrol ... ………70
Tabel 4.6 Distribusi Skor Posttest Setiap Kategori Kemampuan Analisis di Kelas Kontrol ... ………72
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Setiap Dimensi Kemampuan Analisis ... ………74
Tabel 4.8 Analisis Deskriptif, Uji Normalitas dan Perbandingan Kemampuan Analisis Pada Kelas Kontrol ... ………74
Tabel 4.11 Analisis Deskriptif, Uji Normalitas dan Perbandingan N-Gain Kemampuan Analisis Teknik Group Investigation Berdasarkan
Motivasi Belajar ... ………80 Tabel 4.12 Analisis Deskriptif, Uji Normalitas dan Perbandingan N-Gain
Kemampuan Analisis Pembelajaran Konvensional Berdasarkan
Motivasi Belajar ... ………83 Tabel 4.13 Analisis Deskriptif, Uji Normalitas dan Perbandingan N-Gain
Gita Rianti, 2015
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 41 Gambar 2.2 Paradigma Penelitian ... 41 Gambar 3.1 Alur Penelitian... 49 Gambar 4.1 Skor Pretest Setiap Kategori Kemampuan Analisis di Kelas
Eksperimen…………... ... 68 Gambar 4.2 Skor Posttest Setiap Kategori Kemampuan Analisis di Kelas
Eksperimen ... 69 Gambar 4.3 Perbandingan Skor Rata-rata Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen…………... ... 70 Gambar 4.4 Skor Pretest Setiap Kategori Kemampuan Analisis di Kelas Kontrol .. 71 Gambar 4.5 Skor Posttest Setiap Kategori Kemampuan Analisis di Kelas Kontrol. 72 Gambar 4.6 Perbandingan Skor Rata-rata Pretest dan Posttest Kelas
Kontrol…………... ... 73 Gambar 4.7 Perbandingan antara Mean, Standar Deviasi, Varians, Maksimum
dan Minimum Pada Kelas Kontrol…………... ... 75 Gambar 4.8 Perbandingan antara Mean, Standar Deviasi, Varians Maksimum dan
Minimum Pada Kelas Eksperimen…………... ... 77 Gambar 4.9 Perbandingan antara Mean, Standar Deviasi, Varians, Maksimum
dan MinimumN-Gain Kemampuan Analisis Pada Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 79 Gambar 4.10 Perbandingan antara Mean, Standar Deviasi, Maksimum dan
MinimumN-Gain Kemampuan Analisis Pada Kelas Eksperimen Berdasarkan Motivasi ... 82 Gambar 4.11 Perbandingan antara Mean, Standar Deviasi, Maksimum dan
MinimumN-Gain Kemampuan Analisis Pada Kelas Kontrol
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus
Lampiran 2 RPP Kelas Eksperimen Lampiran 3 RPP Kelas Kontrol Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa
Lampiran 5 Format Kisi-Kisi Penulisan Soal
Lampiran 6 Soal Pretest-Posttest Sebelum Uji Coba Lampiran 7 Soal Pretest
Lampiran 8 Soal Posttest
Lampiran 9 Angket Motivasi Belajar Peserta Didik Lampiran 10 Hasil ANATES Skor Data
Lampiran 11 Hasil ANATES Skor Data Dibobot
Lampiran 12 Hasil ANATES Kelompok Unggul dan Asor Lampiran 13 Hasil ANATES Kualitas Pengecoh
Lampiran 14 Hasil ANATES Uji Validitas Lampiran 15 Hasil ANATES Uji Reliabilitas Lampiran 16 Hasil ANATES Tingkat Kesukaran Lampiran 17 Hasil ANATES Daya Pembeda Lampiran 18 Hasil ANATES Skor Data Angket Lampiran 19 Hasil ANATES Uji Validitas Angket Lampiran 20 Hasil ANATES Reliabilitas Angket
Lampiran 21 Data Peningkatan Kemampuan Analisis Peserta Didik Pada Kelas Ekperimen
Lampiran 22 Data Peningkatan Kemampuan Analisis Peserta Didik Pada Kelas Kontrol
Lampiran 23 Data Peningkatan Kemampuan Analisis Peserta Didik Berdasarkan Kategori Motivasi Belajar Pada Kelas Ekperimen
Lampiran 24 Data Peningkatan Kemampuan Analisis Peserta Didik Berdasarkan Kategori Motivasi Belajar Pada Kelas Kontrol
Lampiran 25 Perhitungan SPSS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah
masih rendahnya kualitas pendidikan. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari
keberhasilan pendidikannya. Pendidikan merupakan faktor utama dalam
memajukan suatu bangsa. Hingga saat ini, masalah pendidikan masih menjadi
perhatian khusus oleh pemerintah. Pasalnya Indeks Pembangunan Pendidikan
Untuk Semua atau education for all (EFA) di Indonesia menurun tiap tahunnya.
Menurut Education For All Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh
UNESCO setiap tahunnya, pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 untuk
pendidikan di seluruh dunia dari 120 negara. Tahun 2011 Indonesia berada
diperingkat 69 dari 127 negara dan merosot dibandingkan tahun 2010 yang berada
pada posisi 65.
Masih rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia terlihat dari jumlah
pengangguran yang masih tinggi. Berikut ini data pengangguran terbuka menurut
pendidikan tertinggi yang ditamatkan tahun 2014 yang diperoleh dari BPS.
Tabel 1.1
Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan No Pendidikan Tertinggi Yang
Ditamatkan
2014 Februari Agustus
1 Tidak/belum pernah sekolah 134.040 74.898
2 Belum/tidak tamat SD 610.574 389.550
3 SD 1.374.822 1.229.652
4 SLTP 1.693.203 1.566.838
5 SLTA Umum 1.893.509 1.962.786
6 SLTA Kejuruan 847.365 1.332.521
7 Diploma I,II,III/Akademi 195.258 193.517
Gita Rianti, 2015
Total 7.147.069 7.244.905
Dari tabel tersebut terlihat jelas bahwa total pengangguran terbuka meningkat dari
7.147.069 di bulan Februari menjadi 7.244.905 di bulan Agustus. Pengangguran
tertinggi terjadi pada lulusan SLTA Umum yaitu sebesar 1.962.786. Peningkatan
pengangguran terjadi pada lulusan SLTA Umum, SMK dan Universitas. Apa yang
salah dengan pendidikan di negara kita?
Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya menyiapkan manusia
agar mampu mandiri, menjadi anggota masyarakat yang berdaya guna untuk ikut
serta dalam pembangunan bangsa. Pada era globalisasi seperti sekarang ini,
pendidikan menghadapi tantangan yang sangat kompleks. Salah satu
permasalahan yang dihadapi adalah usaha meningkatkan mutu pendidikan dan
meningkatkan kualitas manusia, agar bisa bersaing dengan negara-negara maju.
Menurut Jerome J. Bruner (dalam Lukmanul Hakim, 2009, hlm. 65),
konsep-konsep yang dirumuskan oleh para ahli dalam upaya memperbaiki
kualitas hasil pendidikan pada intinya tertumpu pada proses pendidikan itu
sendiri. Sedangkan pendidikan secara formal berlangsung melalui kegiatan
pembelajaran. Atas dasar ini, kajian tentang proses pendidikan bukan dalam arti
luas melainkan dalam kerangka proses pembelajaran. Tujuan yang ingin dicapai
melalui proses pendidikan mencakup bukan semata-mata segi kecerdasan
(kemampuan intelektual) saja, tetapi juga mencakup segi sikap dan keterampilan.
Tujuan pendidikan yang demikian luas ini tidak bisa dicapai hanya melalui proses
pembelajaran yang semata-mata menekankan pada penyampaian materi
pembelajaran, tetapi menuntut keaktifan belajar yang beraneka ragam sesuai
dengan tuntutan pencapaian tujuan.
Perkembangan zaman menuntut pendidikan yang memberikan kompetensi
yang sesuai kebutuhan masyarakat. Tantangan global menuntut dunia pendidikan
untuk selalu berkembang dan memenuhi kebutuhan masyarakat serta
memposisikan diri di lingkungannya. Pemerintah di beberapa negara mengajukan
salah satu cara untuk menyiapkan peserta didik yang siap bersaing adalah dengan
lain peserta didik harus belajar menyelesaikan permasalahan nyata di lingkungan
dan menerapkan pengetahuan dengan cara yang kreatif dan inovatif. Selain itu,
peserta didik juga harus menyadari bagaimana mereka berpikir, bukan hanya
sekedar mengetahui apa yang mereka pikirkan (Bransford&Donovan dalam
Quitadamo et. al. 2008).
Analisis adalah proses yang dilakukan secara hati-hati dengan
membagi-bagi masalah dengan melalui aplikasi teknis analisis dan penerapan pengetahuan
yang tepat. Sebagai contoh, analisa fakta membutuhkan pembuktian
hipotesa. Menurut Kuswana (2012, hlm. 115), menganalisis adalah memecah
materi menjadi bagian pokok dan mendeskripsikan bagaimana
bagian-bagian tersebut dihubungkan satu sama lain maupun menjadi sebuah struktur
keseluruhan atau tujuan. Analisis sebagai suatu tujuan dapat dibagi menjadi tiga
subkategori, yaitu membedakan, mengorganisasi dan menghubungkan. Dengan
kemampuan analisis yang tinggi diharapkan peserta didik siap terjun di
masyarakat.
Pembelajaran akuntansi dituntut dapat menciptakan akuntan-akuntan yang
memiliki keterampilan luas diantaranya kemampuan analisis. Kemampuan
analisis merupakan keterampilan khusus yang membantu akuntan menggunakan
logika dalam memecahkan masalah. Pemecahan masalah merupakan salah satu
isu yang harus diatasi oleh seorang akuntan dalam dunia industri. Kemampuan
analisis dalam pembelajaran akuntansi di sekolah menengah berkaitan erat dengan
kemampuan dalam menganalisis suatu data transaksi, baik transaksi internal
maupun eksternal. Akuntansi yang diberikan pada peserta didik di SMA adalah
akuntansi perusahaan jasa dan akuntansi perusahaan dagang. Sedangkan akuntansi
yang diberikan pada peserta didik SMK adalah akuntansi perusahaan jasa,
akuntansi perusahaan dagang, akuntansi keuangan, dan akuntansi manufaktur.
Berdasarkan hasil observasi pra penelitian yang telah dilakukan di SMAN 1 Pacet,
banyak peserta didik yang kesulitan dalam menganalisis data penyesuaian seperti
menentukan akun-akun apa saja yang harus dicatat di sebelah debit maupun
kredit, serta menghitung nilai dari penyesuaian itu sendiri. Lemahnya kemampuan
Gita Rianti, 2015
menyelesaikan siklus akuntansi. Selain itu, masih banyaknya peserta didik yang
mendapatkan nilai di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang
disebabkan oleh konsentrasi peserta didik yang semakin lama semakin menurun
pada saat pembelajaran serta kurang kreatifnya guru dalam proses pembelajaran di
kelas sehingga timbul rasa jenuh dan bosan dalam diri peserta didik. Sebagian
peserta didik menyalin tugas temannya sehingga mereka tidak mengalami proses
belajar dan tidak menambah pengetahuan serta keterampilan mereka dalam
akuntansi. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran yang terjadi tidak merangang
motivasi belajar dalam diri peserta didik. Berikut ini rekapitulasi nilai UTS yang
diperoleh peserta didik kelas XI IPS di SMAN 1 Pacet.
Tabel 1.2
Nilai UTS Kelas XI IPS di SMAN 1 Pacet Nilai
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan
memperbaiki proses pembelajaran di kelas seperti memperhatikan metode yang
digunakan saat pembelajaran. Ini sejalan dengan Syah (2014, hlm. 129) yang
mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik
dibedakan menjadi tiga macam, yakni faktor internal (aspek fisiologis dan
psikologis peserta didik), faktor eksternal (kondisi lingkungan di sekitar peserta
didik) dan faktor pendekatan belajar (strategi dan metode yang digunakan peserta
didik untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran). Guru
diharapkan mampu lebih mengembangkan profesionalisme dalam membelajarkan
peserta didik dalam fungsinya sebagai fasilitator pembelajaran. Terdapat banyak
teori pembelajaran yang dikembangkan para ahli dalam upaya memberikan
peserta didiknya unggul. Guru sebagai salah satu mediator dan komponen
pengajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan
pembelajaran dan sangat menentukan keberhasilan proses pendidikan, karena
guru terlibat langsung di dalamnya. Ini sesuai dengan pernyataan dari Mark
Mason (2000, hlm. 348) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul Teachers as
Critical Mediators of Knowledge yang menyatakan bahwa “Teachers as actively mediating between what is known and what is not yet known by the learner.” Belajar dan mengajar merupakan suatu konsep yang tidak bisa
dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai
subjek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya
dilakukan seorang guru sebagai pengajar. Dalam proses pembelajaran terjadi
interaksi antara guru dan peserta didik yang harus mendapatkan hasil. Hasil
belajar disini adalah kemampuan yang dimiliki seorang peserta didik setelah
menerima perlakuan dari pengajar (guru). Hasil belajar peserta didik dipengaruhi
oleh kemampuan peserta didik dan kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang
dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru, artinya kemampuan dasar
guru baik di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang
perilaku (psikomotorik).
Mengingat ayat jurnal penyesuaian merupakan hal terpenting dari proses
menyelesaikan siklus akuntansi, maka keterampilan peserta didik dalam
menganalisis bukti transaksi seperti menetukan akun-akun yang terpengaruh
dengan adanya penyesuaian dan berapa nilai dari penyesuaian tersebut harus lebih
ditingkatkan. Upaya yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan
kemampuan analisis peserta didik.
Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan
motivasi belajar dan kemampuan analisis peserta didik adalah dengan
menggunakan model pembelajaran aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan.
Model pembelajaran yaitu menggambarkan keseluruhan urutan alur langkah yang
pada umumnya diikuti oleh serangkaian kegiatan pembelajaran. Bentuk
pembelajarannya menunjukkan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang perlu
Gita Rianti, 2015
tugas-tugas khusus apa yang perlu dilakukan oleh peserta didik. Dari berbagai
model pembelajaran, terdapat model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran akuntansi adalah model pembelajaran kooperatif,
karena dengan model pembelajaran kooperatif ini peserta didik dapat bekerja
sama dalam suatu kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Ini sesuai dengan
literatur yang dikutip oleh Jeanie M. Dotson dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “Cooperative Learning Structures Can Increase Student Achievement” menjelaskan bahwa cooperative learning is generally defined as a teaching arrangement in which
small, heterogeneous groups of students work together to achieve a common goal. Setiap
anggota kelompok dituntut untuk saling bekerja sama dengan teman
kelompoknya. Setiap anggota kelompok harus membantu teman dalam
kelompoknya dengan cara melakukan apa saja yang dapat membantu kelompok
itu berhasil, dan lebih berani mengungkapkan pendapat dan bertanya satu sama
lain. Terlihat jelas bahwa dalam pembelajaran kooperatif peserta didik juga
dituntut untuk dapat berinteraksi sosial dengan peserta didik lainnya, seperti
pernyataan yang tertulis dalam sebuah artikel di situs wikipedia yang menyatakan
bahwa cooperative learning is an approach to organize classroom activities into
academic and social learning experiences. Selain itu, rasa jenuh pada diri peserta didik karena materi yang rumit dan kompleks serta suasana belajar di kelas yang
kurang menyenangkan akan teratasi. Dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Ini sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Barkah Lestari (Staf Pengajar FISE Universitas Negeri Yogyakarta) dengan judul penelitian “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Dengan Model Pembelajaran Cooperative Learning”. hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa model pembelajaran dengan model
cooperative learning dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, baik dilihat dari tingkat partisipasi, interaksi pembelajaran, hasil kuis dan tes, serta hasil tugas
kerja kelompok.
Model pembelajaran kooperatif mempunyai banyak tipe, diantaranya
adalah tipe Group Investigation (GI). Banyak penelitian sebelumnya yang
menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
akan meningkatkan hasil belajar peserta didik, diantaranya: 1) penelitian dari
Yasemin Koc, Kemal Doymus, Ataman Karacop, and Umit Simsek yang menyatakan “In this study, the findings that group investigation has stronger effects on academic achievement than the traditional learning method are in line with the results of the studies by Zingaro (2008), Abordo and Gaikwad (2005), and Shackar and Fischer (2004)”, 2) penelitian dari Harun Nasrudin dan Utiya Azizah yang hasilnya menyatakan bahwa: (a) Implementation of “group investigation Cooperative learning” contextual oriented can improve thinking skills and scientific attitude students in learning science; (b) Most of students are wilingly to joint to this teaching-learning activity, and the improvement of students cooperate in esential concepts finding so learning not boring. Students can be done analysis and evaluation investigation result with their ideas, observation environment theirself, make report investigation and presentation of final product, 3) penelitian dari Keymal Doymus, Umit Simsek, Ataman Karacop,
dan Sukru Ada mengemukakan bahwa “there are good reasons for using a group
learning process such as group investigation technique in order to create an “inquiring community”, 4) penelitian dari Hwang et al pada tahun 2005 di Hongkong mengemukakan bahwa teknik Group Investigation berpengaruh positif
pada pelajaran akuntansi. Dengan melihat hasil penelitian-penelitian tersebut,
maka peneliti akan mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
group investigation dalam pembelajaran akuntansi yang diharapkan akan meningkatkan kemampuan analisis yang secara otomatis akan meningkatkan hasil
belajar peserta didik.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan taksonomi tujuan pendidikan revisi Taksonomi Bloom’s oleh Anderson dan Krathwohl’s (dalam Kuswana 2012, hlm. 115) terdapat enam kategori proses kognitif yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi dan menciptakan. Pembelajaran akuntansi dituntut dapat
menciptakan akuntan-akuntan yang memiliki keterampilan luas diantaranya
kemampuan analisis. Kemampuan analisis merupakan keterampilan khusus yang
Gita Rianti, 2015
dalam pelaksanaan pembelajaran banyak faktor yang mempengaruhi proses
pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajar yang kurang memuaskan.
Menurut Syah (2014, hlm.137), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta
didik antara lain sebagai berikut:
1. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik, yakni
aspek fisiologis (tonus jasmani, mata dan telinga) dan aspek psikologis
(inteligensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi)
2. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri peserta didik, yakni:
lingkungan sosial (keluarga, guru dan staf, masyarakat, dan teman) dan
lingkungan nonsosial (rumah, sekolah, peralatan, dan alam).
3. Faktor pendekatan belajar yang dibagi menjadi tiga macam tingkatan, yaitu
pendekatan tinggi (speculative dan achieving), pendekatan sedang (analytical
dan deep), dan pendekatan rendah (reproductive dan surface).
Dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik yang terjadi di
SMAN 1 Pacet adalah motivasi dan proses pembelajaran yang difasilitasi oleh
guru. Motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong, mengaktifkan,
menggerakkan dan mengarahkan perilaku seseorang untuk melakukan suatu
perbuatan yang ingin dicapainya, sedangkan pembelajaran didefinisikan sebagai
sebuah sistem terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi,
berinterelasi, dan berinterdependensi antara satu dengan yang lainnya untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Komponen tersebut antara
lain tujuan, pendidik, peserta didik, kurikulum (materi pelajaran, dll), strategi
(model-model pembelajaran, metode, dll), media pembelajaran, dan evaluasi.
Salah satu model pembelajaran yang efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran
akuntansi adalah model pembelajaran kooperatif.
Dari identifikasi tersebut, maka penelitian akan difokuskan pada
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dalam
meningkatkan kemampuan analisis dengan variabel moderator motivasi belajar.
Berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah tersebut,
1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan analisis peserta didik pada kelas yang
menggunakan teknik Group Investigation dengan pembelajaran konvensional?
2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan analisis antara peserta didik yang
memiliki motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah pada kelas yang
menggunakan teknik Group Investigation?
3. Apakah terdapat perbedaan kemampuan analisis antara peserta didik yang
memiliki motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah pada kelas yang
menggunakan pembelajaran konvensional?
4. Apakah terdapat interaksi antara teknik Group Investigation dan motivasi
belajar terhadap kemampuan analisis?
1.3 Tujuan Penelitian
Dengan memperhatikan batasan dan rumusan masalah tersebut, maka
secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran empirik
tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
terhadap kemampuan analisis peserta didik, sedangkan secara spesifik penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis:
1. Perbedaan kemampuan analisis peserta didik pada kelas yang menggunakan
teknik Group Investigation dengan pembelajaran konvensional.
2. Perbedaan kemampuan analisis antara peserta didik yang memiliki motivasi
belajar tinggi, sedang dan rendah pada kelas yang menggunakan teknik Group
Investigation.
3. Perbedaan kemampuan analisis antara peserta didik yang memiliki motivasi
belajar tinggi, sedang dan rendah pada kelas yang menggunakan pembelajaran
konvensional.
4. Interaksi antara teknik Group Investigation dan motivasi belajar terhadap
kemampuan analisis.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan baik bagi pihak peneliti
maupun bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan. Secara lebih rinci kegunaan
Gita Rianti, 2015 1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pengembangan
ilmu dan pengetahuan terutama yang berhubungan dengan model
pembelajaran terhadap peningkatan kemampuan analisis.
b. Menjadikan bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi
pihak-pihak yang berkepentingan guna menjadikan penelitian lebih lanjut
terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam
penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan informasi bagi para guru agar meningkatkan kualifikasinya
sebagai upaya untuk meningkatkan profesionalisme.
b. Menambah wawasan bagi para praktisi pendidikan, bahwa hasil belajar
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya model pembelajaran
yang digunakan oleh guru.
c. Sebagai bahan masukan kepada para praktisi pendidikan bahwa tujuan
pembelajaran akan tercapai bila didukung oleh proses pembelajaran yang
aktif, kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penelitian ini disusun sebagai berikut:
Bab I: Pendahuluan, di dalamnya membahas Latar Belakang Penelitian,
Identifikasi dan Rumusan Masalah, Tujuan Penelitan, Manfaat
Penelitan dan Sistematika Penulisan.
Bab II: Kajian Pustaka yang di dalamnya membahas beberapa teori dan konsep
mengenai Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation,
Teori Belajar Konstruktivisme, Kemampuan Analisis, Motivasi
Penelitian Terdahulu, Kerangka Berpikir dan Hipotesis Penelitian.
Bab III: Metodologi Penelitian yang berisi tentang Metode dan Desain
Penelitian, Objek dan Subjek Penelitian, Skenario Penelitian, Prosedur
Analisis Uji Alat Tes Penelitian, Rancangan Analisis Data dan
Pengujian Hipotesis.
Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan yang berisi tentang Deskripsi
Pelaksanaan Penelitian, Hasil Analisis yang terdiri dari Analisis
Deskriptif dan Uji Perbandingan serta Pembahasan.
Bab V: Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi yang berisi tentang Simpulan
mengenai hipotesis penelitian, Implikasi Hasil Penelitian yang terdiri
dari Implikasi Teoritis dan Praktis serta Rekomendasi yang diberikan
Gita Rianti, 2015
PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR
METODOLOGI PENELITIAN
3.1Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Menurut Masyhuri
dan Zainuddin (2008, hlm. 37) penelitian eksperimen adalah observasi dibawah
kondisi buatan (artificial condition). Tujuan dari penelitian eksperimen adalah
menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan
sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan (treatment) pada
beberapa kelompok eksperimen dan penyelidikan kontrol untuk perbandingan.
Penelitian ini dibagi dalam dua kelompok peserta didik, yaitu kelompok kelas
eksperimen dengan teknik Group Investigation serta kelompok kontrol dengan
pembelajaran konvensional.
3.2Desain Penelitian
Desain dalam penelitian ini adalah Desain Faktorial 3x2. Dalam desain ini
terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 3.1 Desain Faktorial
Motivasi
Metode Pembelajaran Teknik Group
Investigation (B1)
Konvensional (B2)
Motivasi Tinggi (M1) KA_B1M1 KA_B2M1
Motivasi Sedang (M2) KA_B1M2 KA_B2M2
Gita Rianti, 2015
PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS
Keterangan:
1. KA = Kemampuan analisis
2. KA_B1 = Kemampuan analisis peserta didik pada kelas yang diberi
perlakuan teknik group investigation
3. KA_B1M1 = Kemampuan analisis peserta didik pada kelas yang diberi
perlakuan teknik group investigation dengan motivasi tinggi
4. KA_B1M2 = Kemampuan analisis peserta didik pada kelas yang diberi
perlakuan teknik group investigation dengan motivasi sedang
5. KA_B1M3 = Kemampuan analisis peserta didik pada kelas yang diberi
perlakuan teknik group investigation dengan motivasi rendah
6. KA_B2 = Kemampuan analisis peserta didik pada kelas kontrol
7. KA_B2M1 = Kemampuan analisis peserta didik pada kelas kontrol dengan
motivasi tinggi
8. KA_B2M2 = Kemampuan analisis peserta didik pada kelas kontrol dengan
motivasi sedang
9. KA_B2M3 = Kemampuan analisis peserta didik pada kelas kontrol dengan
motivasi rendah
3.3Subjek Penelitan
Penelitian dilakukan di SMAN 1 Pacet yang beralamat di Jalan Hanjawar
Pacet Sukanagalih RT/RW 10/2 Dusun Tegal Tengah Desa Sukanagalih
Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur. Unit analisisnya adalah peserta didik kelas
XI IPS yang berjumlah 4 kelas, terdiri dari XI IPS 1 dengan jumlah peserta didik
sebanyak 33 orang, XI IPS 2 dengan jumlah peserta didik sebanyak 32 orang, XI
IPS 3 dengan jumlah peserta didik sebanyak 33 orang dan XI IPS 4 dengan
jumlah peserta didik sebanyak 30 orang. Kelas XI IPS 3 merupakan kelas kontrol
dalam penelitian ini yang akan menggunakan pembelajaran konvensional dengan
Gita Rianti, 2015
PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR
(GI). Penelitian ini akan dilakukan dalam 3 kali pertemuan yaitu pada bulan Mei
2015.
3.4Variabel Penelitian
Adapun yang menjadi variabel perlakuan dalam penelitian ini adalah
teknik Group Investigation, variabel dependennya adalah kemampuan analisis dan
variabel moderatornya motivasi belajar.
3.4.1 Kemampuan Analisis
Menganalisis adalah memecah materi menjadi bagian-bagian pokok dan
mendeskripsikan bagaimana bagian-bagian tersebut dihubungkan satu sama lain
maupun menjadi sebuah struktur keseluruhan atau tujuan (Kuswana, 2012, hlm.
115). Kemampuan analisis dalam pembelajaran akuntansi di sekolah menengah
berkaitan erat dengan kemampuan dalam menganalisis suatu data transaksi, baik
transaksi internal maupun eksternal. Indikator menganalisis dapat dilihat dalam
tabel berikut.
Tabel 3.2 Dimensi Menganalisis
Variabel Kategori Nama Lain Definisi
Gita Rianti, 2015
PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS
materi Sumber: Kuswana (2012, hlm. 124-125)
3.4.2 Motivasi Belajar
Hakikat motivasi menurut Uno (2008, hlm.52) adalah dorongan internal
dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan
tingkah laku pada umumnya. Indikator untuk motivasi belajar diadaptasi dari
Motivated Strategies for Learning Questionare (MSQL) yang dikemukakan oleh Printrich, P.R and De Groot V (1990, hlm. 40), Printich, P.R., Smith, D.A.,
Garcia, T., & McKeachie W.J pada tahun 1991 (Cahterin, 2002, hlm. 15),
Printrich, P.R pada 1996 (Heafner, 2004, hlm. 43). Indikator tersebut disajikan
dalam tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3
Motivated Strategies for Learning Questionare (MSQL)
Scale Subscale
Motivation
Value Components:
a. Intrinsic Goal Orientation b. Exstrinsik Goal Orientation c. Task Value
Expectancy Components: a. Control Beliefs
b. Self-Efficacy for Learning and Performance
Affective Components: Test Anxiety
3.5Skenario Penelitian
Gita Rianti, 2015
PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR
Skenario Penelitian
No Waktu Tahapan Kegiatan
1 20 menit Kegiatan Awal Guru Mengucapkan Salam
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Mengidentifikasikan topik dan mengatur peserta didik ke dalam
kelompok.
a. Guru memberikan sub topik
terkait dengan materi ajar
berupa kompetensi dasar
membuat ikhtisar siklus
akuntansi perusahaan jasa
b. Peserta didik memilih sub topik
sesuai dengan minat mereka
masing-masing.
c. Peserta didik dikelompokkan
sesuai dengan sub topik yang
mereka pilih.
2 60 menit Kegiatan Inti Proses Tahapan Investigasi dan
Presentasi Laporan Akhir
a. Merencanakan tugas yang akan
dipelajari.
b. Melaksanakan investigasi
c. Menyiapkan laporan
d. Mempresentasikan laporan
3 10 menit Kegiatan Akhir Refleksi dan Evaluasi
a. Melakukan evaluasi
Gita Rianti, 2015
PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS
c. Memberikan tugas rumah kepada
peserta didik
d. Memberikan gambaran umum
materi yang akan datang
3.6Prosedur dan Alur Penelitian
Penelitian terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap pra eksperimen, tahap
eksperimen, dan tahap pasca eksperimen dengan langkah-langkah sebagai berikut.
3.6.1 Tahap Pra Eksperimen
1. Membuat surat ijin penelitian.
2. Mengadakan observasi ke sekolah yang dituju sebagai tempat
penelitian. Tujuan observasi awal adalah untuk mendapatkan
gambaran mengenai situasi dan kondisi serta kemampuan peserta
didik dalam pembelajaran akuntansi.
3. Melihat daftar nilai ulangan untuk menentukan mana kelompok kelas
eksperimen dan kelompok kelas kontrol.
4. Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang
berhubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan.
5. Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian dalam bentuk soal tes pilihan
ganda sebanyak 20 soal, angket motivasi belajar sebanyak 40
pernyataan dan lembar observasi terhadap peserta didik dalam
aktivitas kegiatan pembelajaran akuntansi.
6. Judgement terhadap instrumen penelitian oleh dosen pembimbing.
7. Melakukan uji coba instrumen yang diberikan kepada subjek diluar
sampel penelitian untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat
Gita Rianti, 2015
PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR
validitas dan reliabilitasnya.
3.6.2 Tahap Eksperimen
Berdasarkan desain penelitian, langkah-langkah penelitian ini adalah:
1. Melakukan Pre test di kelas eksperimen dan di kelas kontrol selama 45
menit.
2. Melakukan penelitian eksperimen sebanyak 3 kali dengan materi
jurnal penyesuaian dan kertas kerja. Untuk kelas eksperimen
menggunakan teknik Group Investigation dan untuk kelas kontrol
menggunakan pembelajaran konvesional dengan metode ceramah.
3. Mengadakan Post test terhadap kedua kelompok (kelas eksperimen
dan kelas kontrol).
3.6.3 Tahap Pasca Eksperimen
1. Mengolah data hasil pretest dan postest untuk selanjutnya dilakukan
pengujian statistik untuk menguji hipotesis.
2. Menarik kesimpulan hasil penelitian.
3. Menyusun laporan penelitian yang telah dilakukan.
Langkah-langkah tersebut jika dibuat dalam bentuk gambar, maka akan
terlihat seperti berikut.
Observasi Awal
Masalah
Penyusunan Instrumen :
Soal tes dan angket motivasi belajar Penyusunan
perangkat pembelajaran
Studi Literatur Bahan Kajian: Teknik Group Investigation, kamampuan analisis dan motivasi belajar
Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol dari nilai UTS
Gita Rianti, 2015
PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS
Gambar 3.1 Alur Penelitian 3.7Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen
pengumpulan data. Menurut Riduwan (2013, hlm. 98) instrumen pengumpulan
data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah
olehnya.
Sesuai dengan jenis penelitian dan data yang dibutuhkan untuk penelitian
ini, maka digunakan instrumen pengumpulan data diantaranya:
a. Tes Objektif
Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar
peserta didik, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan
materi pelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tes objektif dilakukan
terhadap peserta didik kelompok kelas eksperimen maupun kelompok kelas
kontrol. Pre test dilakukan untuk melihat kemampuan peserta didik sebelum
dilakukan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation serta
pembelajaran konvensional dengan soal berupa uraian. Post test diberikan
setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group
investigation di kelas eksperimen serta pembelajaran konvensional di kelas Implementasi
Pembelajaran
Kelas Kontrol
Posttest
Pembelajaran
Konvensional
Analisis Data Pretest
Teknik Group
Investigation Kelas Eksperimen
Gita Rianti, 2015
PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR
uraian.
b. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya (Sugiyono, 2008, hlm. 199). Kuesioner ini digunakan untuk
melihat motivasi belajar peserta didik. Dengan menggunakan pedoman
penskoran, maka peserta didik akan dikelompokkan menjadi tiga yaitu
kelompok peserta didik dengan motivasi tinggi, sedang, dan rendah.
c. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang
dilakukan secara sistematis (Muhammad Idrus, 2009, hlm. 101). Data-data
yang diperoleh dalam observasi dicatat dalam suatu catatan observasi.
Observasi penelitian dilakukan terhadap peserta didik untuk melihat aktivitas
belajar peserta didik dengan menggunakan teknik Group Investigation serta
pembelajaran konvesional.
3.8Alat Tes Penelitian a. Soal Pilihan Ganda
Alat tes dalam bentuk soal pilihan ganda sebanyak 20 soal kemampuan
analisis. Pemberian tes dilakukan melalui pretest dan posttest untuk mengukur
kemampuan analisis serta untuk mengetahui kualitas peningkatannya melalui gain
ternormalisasi. Kisi-kisi soal dapat dilihat dalam lampiran.
b. Angket
Angket digunakan untuk mengukur motivasi belajar peserta didik. Angket
yang digunakan oleh peneliti diadaptasi dari model MSQL dengan menggunakan
skala Likert (Sugiyono, 2008, hlm.107-108) empat skala yaitu kategori sangat
setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Pedoman
Gita Rianti, 2015
PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS
diberi skor 3, tidak setuju (TS) diberi skor 2 dan sangat tidak setuju (STS)
diberi skor 1.
Jika pernyataan negatif maka sangat setuju (SS) diberi skor 1, setuju (S) diberi skor 2, tidak setuju (TS) diberi skor 3 dan sangat tidak setuju (STS)
diberi skor 4.
Tabel 3.5
Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Sub Indikator Nomor Item
Tujuan Intrinsik
Tujuan Ekstrinsik
Nilai Tugas
5, 6, 14, 18, 21, 30, 36
12, 16, 17, 22, 28, 35
2,10, 19, 23, 26, 27,
Keyakinan Diri
Kemampuan Diri
3, 7, 8, 25, 31, 32, 39
4, 9, 13, 20, 33, 37,40
Kekhawatiran 1, 15, 24, 29, 34, 38
40
3.9Analisis Uji Alat Tes Penelitian
Sebelum digunakan, alat tes penelitian yang berupa soal pilihan ganda
sebanyak 20 soal dan angket sebanyak 40 pernyataan diujikan terlebih dahulu
pada peserta didik kelas XI IPS 3 di SMAN 1 Sukaresmi yang berjumlah 28
orang. Perhitungan uji coba alat tes penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu:
a. Menguji indeks validitas soal
b. Menguji reliabilitas soal
c. Menguji tingkat kesukaran soal
d. Menguji daya pembeda
Gita Rianti, 2015
PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR
dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran
yang telah diajarkan (Sugiyono, 2011, hlm. 353). Pengujian validitas butir-butir
instrumen dianalisis dengan menggunakan analisis item. Analisis item dilakukan
dengan menghitung korelasi antara skor butir instrumen dengan skor total. Bila
korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut
merupakan konstruk yang kuat.
Adapun untuk menghitung koefisien korelasi digunakan Pearson Product
Moment (Pearson r) :
∑ ∑ ∑ √ ∑ } ∑ ∑ }
(Arikunto, 2013, hlm. 87)
Keterangan:
∑XY : merupakan jumlah skor X dikali skor Y ∑X : merupakan jumlah skor X
∑Y : merupakan jumlah skor Y
∑X2 : merupakan jumlah kuadrat skor X ∑Y2
: merupakan jumlah kuadrat skor Y
Tabel 3.6
Kriteria Validitas & Harga Koefisien Korelasi Harga Koefisien Korelasi Kriteria Validitas
0,80-1,00 Sangat Tinggi
0,60-0,79 Tinggi
0,40-0,59 Cukup
Gita Rianti, 2015
PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS
Keputusan pengujian validitas item instrumen adalah sebagai berikut: Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika r hitung > r tabel. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika r hitung < r tabel.
Instrumen yang diuji dalam penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik
yang berupa tes objektif untuk melihat tingkat kemampuan analisis peserta didik
dalam akuntansi. Jumlah butir soal pada uji coba instrument adalah 20 soal pilihan
ganda. Berikut ini disajikan tabel hasil uji validitas soal dan angket yang diolah
dengan menggunakan ANATES versi 4.00 untuk α = 0,05 dan df = N-2.
Tabel 3.7
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Soal
Butir Soal r hitung r tabel Validitas
1. 0, 291 0,381 Tidak Valid
2. 0,114 0,381 Tidak Valid
3. 0,601 0,381 Valid
4. -0,163 0,381 Tidak Valid
5. 0,075 0,381 Tidak Valid
6. 0,528 0,381 Valid
7. 0,068 0,381 Tidak Valid
8. 0,553 0,381 Valid
9. 0,364 0,381 Tidak Valid
10. 0,182 0,381 Tidak Valid
11. 0,165 0,381 Tidak Valid
12. 0,530 0,381 Valid
13. 0,093 0,381 Tidak Valid
14. 0,355 0,381 Tidak Valid
Gita Rianti, 2015
PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR
17. 0,597 0,381 Valid
18. 0,703 0,381 Valid
19. 0,516 0,381 Valid
20. 0,452 0,381 Valid
Berdasarkan hasil uji coba, terdapat 10 soal yang valid dan 10 soal yang
tidak valid. Jumlah soal yang digunakan untuk pretest dan posttest berjumlah 10
soal yang valid.
Tabel 3.8
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Belajar Butir Soal r hitung r tabel Validitas
1. 0,499 0,381 Valid
2. 0,390 0,381 Valid
3. 0,639 0,381 Valid
4. 0,451 0,381 Valid
5. 0,315 0,381 Tidak Valid
6. 0,561 0,381 Valid
7. 0,427 0,381 Valid
8. 0,777 0,381 Valid
9. 0,581 0,381 Valid
10. 0,496 0,381 Valid
11. 0,280 0,381 Tidak Valid
12. 0,693 0,381 Valid
13. 0,345 0,381 Tidak Valid
14. 0,272 0,381 Tidak Valid
15. 0,707 0,381 Valid
Gita Rianti, 2015
PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS
18. 0,666 0,381 Valid
19. 0,337 0,381 Tidak Valid
20. 0,511 0,381 Valid
21. 0,601 0,381 Valid
22. 0,671 0,381 Valid
23. 0,504 0,381 Valid
24. 0,282 0,381 Tidak Valid
25. 0,424 0,381 Valid
26. 0,492 0,381 Valid
27. 0,593 0,381 Valid
28. 0,598 0,381 Valid
29. 0,703 0,381 Valid
30. 0,750 0,381 Valid
31. 0,779 0,381 Valid
32. 0,336 0,381 Tidak Valid
33. 0,569 0,381 Valid
34. 0,692 0,381 Valid
35. 0,704 0,381 Valid
36. 0,829 0,381 Valid
37. 0,540 0,381 Valid
38. 0,658 0,381 Valid
39. 0,755 0,381 Valid
40. 0,529 0,381 Valid
Dari tabel 3.8 terlihat jelas bahwa dari 40 pernyataan, sebanyak 33
pernyataan dinyatakan valid dan 7 pernyataan dinyatakan tidak valid. Dari 33
pernyataan yang valid, pernyataan no 2 tidak dipakai oleh peneliti dikarenakan
Gita Rianti, 2015
PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR
merupakan hasil diskusi dengan dosen pembimbing.
3.9.2 Reliabilitas
Reliabilitas tes kemampuan ditentukan melalui perhitungan koefisien
korelasi dengan menggunakan rumus Cronbach-Alpha sebagai berikut:
∑
(M. Idrus, 2009, hlm. 143)
Keterangan:
α = koefisien reliabilitas
n = banyaknya butir pertanyaan
= varians skor total
∑ = jumlah varians skor tiap-tiap item
Tabel 3.9
Klasifikasi Tingkat Reliabilitas
Besarnya α Tingkat Reliabilitas
0,90 < α < 1,00 Sangat Tinggi
0,70 < α < 0,90 Tinggi
0,40 < α < 0,70 Sedang
0,20 < α < 0,40 Rendah
α < 1,00 Sangat Rendah
Perhitungan koefisien reliabilitas dilakukan dengan menggunakan
ANATES versi 4.00, sehingga diperoleh hasilnya sebesar 0,79 untuk soal pilihan
Gita Rianti, 2015
PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS
pernyataan-pernyataan dalam angket yang diujicobakan memiliki reliabilitas
sangat tinggi. Berikut ini disajikan tabel hasil uji reliabilitas.
Tabel 3.10
Hasil Uji Reliabilitas Soal
Cronbach’s Alpha N of Items
0,79 20
Tabel 3.11
Hasil Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar
Cronbach’s Alpha N of Items
0,96 40
3.9.3 Tingkat Kesukaran
Indeks kesukaran menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Besarnya
indeks kesukaran berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Soal dengan indeks kesukaran
0,00 menunjukkan bahwa soal terlalu sukar, sedangkan indeks 1,00 menunjukkan
bahwa soal terlalu mudah. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
P =
(Arikunto, 2013, hlm. 223)
Keterangan:
P : Indeks kesukaran
B : Banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan benar
Gita Rianti, 2015
PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR
Tabel 3.12
Interpretasi Tingkat Kesukaran Harga TK Klasifikasi
TK = 0,00 Soal terlalu sukar
0,00 < TK < 0,30 Soal sukar
0,30 < TK < 0,70 Soal sedang
0,70 < TK < 1,00 Soal mudah
TK = 1,00 Soal terlalu mudah
Berikut disajikan hasil uji tingkat kesukaran soal yang dianalisis dengan
menggunakan ANATES versi 4.00.
Tabel 3.13
Hasil Uji Tingkat Kesukaran
Butir Soal Klasifikasi Butir Soal Klasifikasi
1. Sangat sukar 11. Sedang
2. Sedang 12. Mudah
3. Sedang 13. Sukar
4. Sangat sukar 14. Sedang
5. Sangat sukar 15. Sedang
6. Sedang 16. Sedang
7. Sukar 17. Sedang
8. Mudah 18. Sedang
9. Sedang 19. Sedang
10. Mudah 20. Sedang
Gita Rianti, 2015
PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS
setiap butir soal tes hasil belajar peserta didik yang diawali dengan cara
mengurutkan skor total seluruh butir soal lalu mengelompokkannya dari yang
terbesar ke yang terkecil seperti pada perhitungan tingkat kesukaran soal.
Kemudian dilanjutkan dengan menentukan kelompok atas dan kelompok bawah.
Perhitungan daya pembeda soal menggunakan skor kelompok atas dan kelompok
bawah. Rumusnya adalah sebagai berikut:
(Arikunto, 2013, hlm. 228)
Keterangan:
D : Daya pembeda atau disebut indeks diskriminasi
J : Jumlah peserta tes
JA : Banyaknya peserta didik kelompok atas
JB : Banyaknya peserta didik kelompok bawah
BA : Banyaknya peserta didik kelompok atas yang menjawab dengan benar
BB : Banyaknya peserta didik kelompok bawah yang menjawab dengan benar
PA : Proporsi peserta didik kelompok atas yang menjawab benar
PB : Proporsi peserta didik kelompok bawah yang menjawab benar
n : Jumlah peserta didik kelompok atas atau kelompok bawah
Tabel 3.14
Interpretasi Daya Pembeda
Harga DP Klasifikasi
DP < 0,00 Sangat jelek
0,00 < DP < 0,20 Jelek
0,20 < DP < 0,40 Cukup
Gita Rianti, 2015
PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR
Hasil uji daya pembeda alat tes kemampuan analisis dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 3.15
Hasil Uji Daya Pembeda Butir
Soal
Kelompok Atas
Kelompok
Bawah Beda
Indeks DP
(%) Klasifikasi
1. 3 0 3 37,50 Cukup
2. 1 1 0 0,00 Sangat jelek
3. 6 0 6 75,00 Sangat baik
4. 0 1 -1 -12,50 Sangat jelek
5. 2 1 1 12,50 Jelek
6. 7 1 6 75,00 Sangat baik
7. 2 2 0 0,00 Sangat jelek
8. 8 4 4 50,00 Baik
9. 7 4 3 37,50 Cukup
10. 7 6 1 12,50 Jelek
11. 6 4 2 25,00 Cukup
12. 8 3 5 62,50 Baik
13. 3 2 1 12,50 Jelek
14. 4 0 4 50,00 Baik
15. 5 1 4 50,00 Baik
16. 5 1 4 50,00 Baik
17. 7 2 5 62,50 Baik
18. 8 0 8 100,00 Sangat baik
Gita Rianti, 2015
PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS
3.10 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.10.1 Rancangan Analisis Data
a. Data Hasil Kuesioner
Data hasil kuesioner terhadap peserta didik untuk melihat motivasi
belajar dengan menggunakan teknik pembelajaran Group Investigation
serta pembelajaran konvensional dianalisis dengan metode deskriptif.
Analisis statistik deskriptif yang akan digunakan adalah mean dan
standar deviasi. Pengelompokkan peserta didik berdasarkan motivasi
dibagi menjadi tiga ranking (tinggi, sedang, rendah). Menurut
Arikunto (2013, hlm. 299), langkah-langkah dalam menentukan
kedudukan peserta didik dalam 3 ranking antara lain:
1) Menjumlah skor peserta didik
2) Mencari nilai rata-rata (Mean) dan simpangan baku (Standar
Deviasi)
3) Menentukan batas-batas kelompok Kelompok Motivasi Tinggi
Semua peserta didik yang mempunyai skor sebanyak skor
rata-rata +1 SD ke atas.
Kelompok Motivasi Sedang
Semua peserta didik yang mempunyai skor antara -1 SD dan
+1 SD.
Kelompok Motivasi Rendah
Semua peserta didik yang mempunyai skor -1 SD dan yang
kurang dari itu.
b. Data Hasil Belajar
Data hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran
Gita Rianti, 2015
PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR
langkah sebagai berikut:
1. Menskor tiap lembar jawaban tes peserta didik sesuai dengan kunci
jawaban dan pedoman penskoran yang telah disetujui.
2. Membuat tabel skor hasil pretest, posttest dan gain ternormalisasi
peserta didik kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
3. Menghitung nilai rata-rata dari keseluruhan dan nilai rata-rata yang
diperoleh peserta didik untuk masing-masing kelompok, yaitu
kelompok tinggi, sedang dan rendah. Rumus yang digunakan:
4. Menghitung standar deviasi untuk mengetahui penyebaran
kelompok dan menunjukkan tingkat variansi kelompok data.
5. Setelah diperoleh data penelitian, maka dilakukan analisis data
pretest dan posttest dengan uji normalitas dan uji homogenitas terlebih dahulu untuk mengetahui uji hipotesis yang digunakan
selanjutnya, yaitu statistik parametrik atau nonparametrik. Hasil
pretest dan posttest kemampuan analisis akan dianalisis dengan menghitung normalisasi gain antara nilai rata-rata pretest dan nilai
rata-rata posttest secara keseluruhan, dengan menggunakan rumus:
Tabel 3.16 Kriteria N-Gain
Kategori Perolehan N-Gain Kriteria Peningkatan
N-gain > 0,70 tinggi 0,30 ≤ N-gain ≤ 0,70 sedang
Gita Rianti, 2015
PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS
membandingkan rata-rata skor posttest dan simpangan baku antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
3.10.2 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 3.17 Pengujian Hipotesis
Rumusan Masalah Hipotesis Hipotesis
Gita Rianti, 2015
Gita Rianti, 2015
PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS
terhadap kemampuan analisis?
belajar terhadap kemampuan analisis.
test)
Keterangan:
GGI = Gain untuk kelas eksperimen
GK = Gain untuk kelas kontrol
= Rata-rata kemampuan analisis untuk kategori motivasi belajar tinggi
= Rata-rata kemampuan analisis untuk kategori motivasi belajar sedang
= Rata-rata kemampuan analisis untuk kategori motivasi belajar rendah
tm = Interaksi teknik Group Investigation dan motivasi belajar terhadap
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
5.1 Simpulan
Berdasarkan temuan penelitian dapat dinyatakan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation (GI) dapat meningkatkan
kemampuan analisis peserta didik. Berdasarkan hasil pengujian maka simpulan
dalam penelitian ini antara lain:
1. Kemampuan analisis peserta didik pada kelas yang menggunakan teknik
Group Investigation meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional. Hal ini berarti pembelajaran
dengan menggunakan teknik Group Investigation (GI) dapat diterapkan pada
materi jurnal penyesuaian dan kertas kerja untuk meningkatkan kemampuan
analisis peserta didik yang akan berpengaruh terhadap hasil belajar.
2. Berdasarkan hasil uji statistik, perbedaan kemampuan analisis antara peserta
didik yang memiliki motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah pada kelas
yang menggunakan teknik Group Investigation tidak signifkan. Hal ini
menunjukkan bahwa teknik Group Investigation dapat diterapkan pada peserta
didik baik yang memiliki motivasi belajar tinggi, sedang maupun rendah.
Penerapan teknik Group Investigation dapat meningkatkan kemampuan
analisis peserta didik dalam berbagai tingkatan motivasi belajar pada materi
jurnal penyesuaian dan kertas kerja.
3. Berdasarkan hasil uji statistik, perbedaan kemampuan analisis antara peserta
didik yang memiliki motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah pada kelas
yang menggunakan pembelajaran konvensional tidak signifikan. Hal ini
menunjukkan bahwa pembelajaran konvensional dapat diterapkan pada
peserta didik baik yang memiliki motivasi belajar tinggi, sedang maupun
rendah. Namun, jika dibandingkan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol,
terlihat jelas bahwa kemampuan analisis peserta didik yang menggunakan
teknik Group Investigation di berbagai kategori motivasi belajar lebih tinggi.
penyesuaian dan kertas kerja lebih baik menggunakan teknik Group
Investigation dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
4. Tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran yang digunakan dan
motivasi belajar tehadap kemampuan analisis. Hal ini menunjukkan bahwa
model pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation ini bisa digunakan
pada peserta didik dengan berbagai kelompok motivasi belajar, baik yang
memiliki motivasi belajar tinggi, sedang maupun rendah. Faktor-faktor yang
memengaruhi proses pembelajaran menyebabkan tidak adanya interaksi
tersebut. Faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor internal, eksternal, dan
pendekatan belajar. Faktor internal meliputi aspek fisiologis dan aspek
psikologis (inteligensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi). Faktor eksternal
meliputi lingkungan sosial (keluarga, guru dan staf, masyarakat, dan teman)
dan lingkungan nonsosial (rumah, sekolah, peralatan, dan alam). Faktor
pendekatan belajar yang dibagi menjadi tiga macam tingkatan, yaitu
pendekatan tinggi (speculative dan achieving), pendekatan sedang (analytical
dan deep), dan pendekatan rendah (reproductive dan surface). Terlihat jelas
bahwa proses pembelajaran tidak hanya dipengaruhi oleh metode, teknik
pembelajaran dan motivasi belajar, tapi banyak faktor lain yang juga
memengaruhinya.
5.2 Implikasi
Implikasi yang timbul dari temuan dalam penelitian ini adalah guru
seyogyanya memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memilih,
mengembangkan, dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik disiplin ilmunya. Pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi
diri peserta didik dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses
pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation
(GI). Teknik pembelajaran ini akan menuntun peserta didik untuk lebih
meningkatkan kemampuan analisisnya pada materi jurnal penyesuaian dan kertas
kerja dengan suasana kelas yang menyenangkan. Model pembelajaran kooperatif
teknik Group Investigation (GI) ini dapat diaplikasikan dalam perencanaan dan