• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR: kuasi eksperimen pada kelas XI IPS di SMAN 1 pacet Kab. cianjur dengan kompetensi dasar membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR: kuasi eksperimen pada kelas XI IPS di SMAN 1 pacet Kab. cianjur dengan kompetensi dasar membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jas"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR

(Kuasi Eksperimen Pada Kelas XI IPS di SMAN 1 Pacet Kab. Cianjur Dengan Kompetensi Dasar Membuat Ikhtisar Siklus Akuntansi

Perusahaan Jasa)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh :

Gita Rianti

1302753

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)
(3)

MODERATOR MOTIVASI BELAJAR

(Kuasi Eksperimen Pada Kelas XI IPS SMAN 1 Pacet Kab. Cianjur Dengan Kompetensi Dasar Membuat Ikhtisar Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa)

Oleh.

GITA RIANTI

(1302753)

Sebuah Tesis yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar

Master Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

© Gita Rianti 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktokber 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, ataus ebagian,

(4)

Penerapan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Kemampuan Analisis Dengan Variabel Moderator Motivasi Belajar (Kuasi Eksperimen Pada Kelas XI IPS di SMAN 1 Pacet Kab. Cianjur Dengan Kompetensi Dasar Membuat Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran empirik tentang penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation terhadap kemampuan analisis dengan variabel moderator motivasi belajar. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Temuan dalam penelitian ini antara lain: 1) Kemampuan analisis peserta didik pada kelas yang menggunakan teknik Group Investigation meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional. 2) Kemampuan analisis peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah pada kelas yang menggunakan teknik Group Investigation tidak berbeda secara signifkan. 3) Kemampuan analisis peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah pada kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional tidak berbeda secara signifikan. 4) Tidak terdapat interaksi antara penggunaan teknik Group Investigation dan motivasi belajar terhadap kemampuan analisis peserta didik.

(5)

Application of Group Investigation Techniques to Improve Analytical Skills with Moderator Variable Of Learning Motivation (Quasi Experiment In Class XI IPS in SMAN 1 Pacet district. Cianjur With Basic Competence Making Accounting Cycle Services Company).

The purpose of this research was to determine the empirical illustration of the application of cooperative learning techniques Group Investigation of the analytical skills with motivation to learn as moderator variable. This research was conducted in SMAN 1 Pacet in class XI IPS. This research is a quasi-experimental research. The findings in this research include: 1) The analytical skills of students in the class that used the techniques of Group Investigation rise higher than the class that used conventional learning. 2) The analytical skills of students who have learning motivation high, medium and low in the class that used the techniques of Group Investigation did not differ significantly. 3) The analytical skills of students who have learning motivation high, medium and low in the class that used the conventional learning did not differ significantly. 4) There is no interaction between the use of techniques Group Investigation and motivation toward the analytical skills of students.

(6)

Gita Rianti, 2015

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

1.5 Sistematika Penulisan ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar ... 11

2.2 Kemampuan Analisis ... 18

2.3 Model Pembelajaran Kooperatif ... ……….20

2.4 Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation. ………25

2.5 Motivasi Belajar ... ……….30

2.6 Penelitian Terdahulu ... ……….34

2.7 Kerangka Berpikir ... 38

3.6.1 Tahap Pra Eksperimen ... 48

(7)

3.10.1 Rancangan Analisis Data ... 60

3.10.2 Pengujian Hipotesis ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 65

4.2. Hasil Analisis ... 65

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 65

A. N-Gain Kemampuan Analisis Kelas Eksperimen ... 66

B. N-Gain Kemampuan Analisis Kelas Kontrol ... 66

C. Distribusi Skor Pretest dan Posttest Setiap Kategori Kemampuan Analisis di Kelas Eksperimen maupun Kontrol ... 67

4.2.2 Uji Perbandingan ... 74

A. Uji Perbandingan Kemampuan Analisis Pada Kelas Kontrol ... 74

B. Uji Perbandingan Kemampuan Analisis Pada Kelas Eksperimen.76 C. Uji Hipotesis ... 77

4.3 Pembahasan ... 86

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan ... 93

5.2 Implikasi ... 94

5.3. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 98

(8)

Gita Rianti, 2015

Tabel 1.1 Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi Yang

Ditamatkan ... 1

Tabel 1.2 Nilai UTS Kelas XI IPS di SMAN 1 Pacet ... 4

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... ……….34

Tabel 3.1 Desain Faktorial ... ……….43

Tabel 3.2 Dimensi Menganalisis ... ……….45

Tabel 3.3 Motivated Strategis for Learning Questionare (MSQL)……….46

Tabel 3.4 Skenario Penelitian ... 46

Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar ... ……….51

Tabel 3.6 Kriteria Validitas & Harga Koefisien Korelasi ... ……….53

Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Soal ... ……….53

Tabel 3.8 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Belajar . ………54

Tabel 3.9 Klasifikasi Tingkat Reliabilitas ... ……….56

Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Soal ... ……….57

Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar ... ………57

Tabel 3.12 Interpretasi Tingkat Kesukaran ... ………58

Tabel 3.13 Hasil Uji Tingkat Kesukaran... ……….58

Tabel 3.14 Interpretasi Daya Pembeda ... ……….59

Tabel 3.15 Hasil Uji Daya Pembeda ... ………60

Tabel 3.16 Kriteria N-Gain ... ………62

Tabel 3.17 Pengujian Hipotesis ... ………63

Tabel 4.1 N-Gain Kemampuan Analisis Kelas Eksperimen ... ……….66

Tabel 4.2 N-Gain Kemampuan Analisis Kelas Kontrol... ……….66

Tabel 4.3 Distribusi Skor Pretest Setiap Kategori Kemampuan Analisis di Kelas Eksperimen ... ………67

Tabel 4.4 Distribusi Skor Posttest Setiap Kategori Kemampuan Analisis di Kelas Eksperimen ... ………68

Tabel 4.5 Distribusi Skor Pretest Setiap Kategori Kemampuan Analisis di Kelas Kontrol ... ………70

Tabel 4.6 Distribusi Skor Posttest Setiap Kategori Kemampuan Analisis di Kelas Kontrol ... ………72

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Setiap Dimensi Kemampuan Analisis ... ………74

Tabel 4.8 Analisis Deskriptif, Uji Normalitas dan Perbandingan Kemampuan Analisis Pada Kelas Kontrol ... ………74

(9)

Tabel 4.11 Analisis Deskriptif, Uji Normalitas dan Perbandingan N-Gain Kemampuan Analisis Teknik Group Investigation Berdasarkan

Motivasi Belajar ... ………80 Tabel 4.12 Analisis Deskriptif, Uji Normalitas dan Perbandingan N-Gain

Kemampuan Analisis Pembelajaran Konvensional Berdasarkan

Motivasi Belajar ... ………83 Tabel 4.13 Analisis Deskriptif, Uji Normalitas dan Perbandingan N-Gain

(10)

Gita Rianti, 2015

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 41 Gambar 2.2 Paradigma Penelitian ... 41 Gambar 3.1 Alur Penelitian... 49 Gambar 4.1 Skor Pretest Setiap Kategori Kemampuan Analisis di Kelas

Eksperimen…………... ... 68 Gambar 4.2 Skor Posttest Setiap Kategori Kemampuan Analisis di Kelas

Eksperimen ... 69 Gambar 4.3 Perbandingan Skor Rata-rata Pretest dan Posttest Kelas

Eksperimen…………... ... 70 Gambar 4.4 Skor Pretest Setiap Kategori Kemampuan Analisis di Kelas Kontrol .. 71 Gambar 4.5 Skor Posttest Setiap Kategori Kemampuan Analisis di Kelas Kontrol. 72 Gambar 4.6 Perbandingan Skor Rata-rata Pretest dan Posttest Kelas

Kontrol…………... ... 73 Gambar 4.7 Perbandingan antara Mean, Standar Deviasi, Varians, Maksimum

dan Minimum Pada Kelas Kontrol…………... ... 75 Gambar 4.8 Perbandingan antara Mean, Standar Deviasi, Varians Maksimum dan

Minimum Pada Kelas Eksperimen…………... ... 77 Gambar 4.9 Perbandingan antara Mean, Standar Deviasi, Varians, Maksimum

dan MinimumN-Gain Kemampuan Analisis Pada Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 79 Gambar 4.10 Perbandingan antara Mean, Standar Deviasi, Maksimum dan

MinimumN-Gain Kemampuan Analisis Pada Kelas Eksperimen Berdasarkan Motivasi ... 82 Gambar 4.11 Perbandingan antara Mean, Standar Deviasi, Maksimum dan

MinimumN-Gain Kemampuan Analisis Pada Kelas Kontrol

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus

Lampiran 2 RPP Kelas Eksperimen Lampiran 3 RPP Kelas Kontrol Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa

Lampiran 5 Format Kisi-Kisi Penulisan Soal

Lampiran 6 Soal Pretest-Posttest Sebelum Uji Coba Lampiran 7 Soal Pretest

Lampiran 8 Soal Posttest

Lampiran 9 Angket Motivasi Belajar Peserta Didik Lampiran 10 Hasil ANATES Skor Data

Lampiran 11 Hasil ANATES Skor Data Dibobot

Lampiran 12 Hasil ANATES Kelompok Unggul dan Asor Lampiran 13 Hasil ANATES Kualitas Pengecoh

Lampiran 14 Hasil ANATES Uji Validitas Lampiran 15 Hasil ANATES Uji Reliabilitas Lampiran 16 Hasil ANATES Tingkat Kesukaran Lampiran 17 Hasil ANATES Daya Pembeda Lampiran 18 Hasil ANATES Skor Data Angket Lampiran 19 Hasil ANATES Uji Validitas Angket Lampiran 20 Hasil ANATES Reliabilitas Angket

Lampiran 21 Data Peningkatan Kemampuan Analisis Peserta Didik Pada Kelas Ekperimen

Lampiran 22 Data Peningkatan Kemampuan Analisis Peserta Didik Pada Kelas Kontrol

Lampiran 23 Data Peningkatan Kemampuan Analisis Peserta Didik Berdasarkan Kategori Motivasi Belajar Pada Kelas Ekperimen

Lampiran 24 Data Peningkatan Kemampuan Analisis Peserta Didik Berdasarkan Kategori Motivasi Belajar Pada Kelas Kontrol

Lampiran 25 Perhitungan SPSS

(12)
(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah

masih rendahnya kualitas pendidikan. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari

keberhasilan pendidikannya. Pendidikan merupakan faktor utama dalam

memajukan suatu bangsa. Hingga saat ini, masalah pendidikan masih menjadi

perhatian khusus oleh pemerintah. Pasalnya Indeks Pembangunan Pendidikan

Untuk Semua atau education for all (EFA) di Indonesia menurun tiap tahunnya.

Menurut Education For All Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh

UNESCO setiap tahunnya, pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 untuk

pendidikan di seluruh dunia dari 120 negara. Tahun 2011 Indonesia berada

diperingkat 69 dari 127 negara dan merosot dibandingkan tahun 2010 yang berada

pada posisi 65.

Masih rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia terlihat dari jumlah

pengangguran yang masih tinggi. Berikut ini data pengangguran terbuka menurut

pendidikan tertinggi yang ditamatkan tahun 2014 yang diperoleh dari BPS.

Tabel 1.1

Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan No Pendidikan Tertinggi Yang

Ditamatkan

2014 Februari Agustus

1 Tidak/belum pernah sekolah 134.040 74.898

2 Belum/tidak tamat SD 610.574 389.550

3 SD 1.374.822 1.229.652

4 SLTP 1.693.203 1.566.838

5 SLTA Umum 1.893.509 1.962.786

6 SLTA Kejuruan 847.365 1.332.521

7 Diploma I,II,III/Akademi 195.258 193.517

(14)

Gita Rianti, 2015

Total 7.147.069 7.244.905

Dari tabel tersebut terlihat jelas bahwa total pengangguran terbuka meningkat dari

7.147.069 di bulan Februari menjadi 7.244.905 di bulan Agustus. Pengangguran

tertinggi terjadi pada lulusan SLTA Umum yaitu sebesar 1.962.786. Peningkatan

pengangguran terjadi pada lulusan SLTA Umum, SMK dan Universitas. Apa yang

salah dengan pendidikan di negara kita?

Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya menyiapkan manusia

agar mampu mandiri, menjadi anggota masyarakat yang berdaya guna untuk ikut

serta dalam pembangunan bangsa. Pada era globalisasi seperti sekarang ini,

pendidikan menghadapi tantangan yang sangat kompleks. Salah satu

permasalahan yang dihadapi adalah usaha meningkatkan mutu pendidikan dan

meningkatkan kualitas manusia, agar bisa bersaing dengan negara-negara maju.

Menurut Jerome J. Bruner (dalam Lukmanul Hakim, 2009, hlm. 65),

konsep-konsep yang dirumuskan oleh para ahli dalam upaya memperbaiki

kualitas hasil pendidikan pada intinya tertumpu pada proses pendidikan itu

sendiri. Sedangkan pendidikan secara formal berlangsung melalui kegiatan

pembelajaran. Atas dasar ini, kajian tentang proses pendidikan bukan dalam arti

luas melainkan dalam kerangka proses pembelajaran. Tujuan yang ingin dicapai

melalui proses pendidikan mencakup bukan semata-mata segi kecerdasan

(kemampuan intelektual) saja, tetapi juga mencakup segi sikap dan keterampilan.

Tujuan pendidikan yang demikian luas ini tidak bisa dicapai hanya melalui proses

pembelajaran yang semata-mata menekankan pada penyampaian materi

pembelajaran, tetapi menuntut keaktifan belajar yang beraneka ragam sesuai

dengan tuntutan pencapaian tujuan.

Perkembangan zaman menuntut pendidikan yang memberikan kompetensi

yang sesuai kebutuhan masyarakat. Tantangan global menuntut dunia pendidikan

untuk selalu berkembang dan memenuhi kebutuhan masyarakat serta

memposisikan diri di lingkungannya. Pemerintah di beberapa negara mengajukan

salah satu cara untuk menyiapkan peserta didik yang siap bersaing adalah dengan

(15)

lain peserta didik harus belajar menyelesaikan permasalahan nyata di lingkungan

dan menerapkan pengetahuan dengan cara yang kreatif dan inovatif. Selain itu,

peserta didik juga harus menyadari bagaimana mereka berpikir, bukan hanya

sekedar mengetahui apa yang mereka pikirkan (Bransford&Donovan dalam

Quitadamo et. al. 2008).

Analisis adalah proses yang dilakukan secara hati-hati dengan

membagi-bagi masalah dengan melalui aplikasi teknis analisis dan penerapan pengetahuan

yang tepat. Sebagai contoh, analisa fakta membutuhkan pembuktian

hipotesa. Menurut Kuswana (2012, hlm. 115), menganalisis adalah memecah

materi menjadi bagian pokok dan mendeskripsikan bagaimana

bagian-bagian tersebut dihubungkan satu sama lain maupun menjadi sebuah struktur

keseluruhan atau tujuan. Analisis sebagai suatu tujuan dapat dibagi menjadi tiga

subkategori, yaitu membedakan, mengorganisasi dan menghubungkan. Dengan

kemampuan analisis yang tinggi diharapkan peserta didik siap terjun di

masyarakat.

Pembelajaran akuntansi dituntut dapat menciptakan akuntan-akuntan yang

memiliki keterampilan luas diantaranya kemampuan analisis. Kemampuan

analisis merupakan keterampilan khusus yang membantu akuntan menggunakan

logika dalam memecahkan masalah. Pemecahan masalah merupakan salah satu

isu yang harus diatasi oleh seorang akuntan dalam dunia industri. Kemampuan

analisis dalam pembelajaran akuntansi di sekolah menengah berkaitan erat dengan

kemampuan dalam menganalisis suatu data transaksi, baik transaksi internal

maupun eksternal. Akuntansi yang diberikan pada peserta didik di SMA adalah

akuntansi perusahaan jasa dan akuntansi perusahaan dagang. Sedangkan akuntansi

yang diberikan pada peserta didik SMK adalah akuntansi perusahaan jasa,

akuntansi perusahaan dagang, akuntansi keuangan, dan akuntansi manufaktur.

Berdasarkan hasil observasi pra penelitian yang telah dilakukan di SMAN 1 Pacet,

banyak peserta didik yang kesulitan dalam menganalisis data penyesuaian seperti

menentukan akun-akun apa saja yang harus dicatat di sebelah debit maupun

kredit, serta menghitung nilai dari penyesuaian itu sendiri. Lemahnya kemampuan

(16)

Gita Rianti, 2015

menyelesaikan siklus akuntansi. Selain itu, masih banyaknya peserta didik yang

mendapatkan nilai di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang

disebabkan oleh konsentrasi peserta didik yang semakin lama semakin menurun

pada saat pembelajaran serta kurang kreatifnya guru dalam proses pembelajaran di

kelas sehingga timbul rasa jenuh dan bosan dalam diri peserta didik. Sebagian

peserta didik menyalin tugas temannya sehingga mereka tidak mengalami proses

belajar dan tidak menambah pengetahuan serta keterampilan mereka dalam

akuntansi. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran yang terjadi tidak merangang

motivasi belajar dalam diri peserta didik. Berikut ini rekapitulasi nilai UTS yang

diperoleh peserta didik kelas XI IPS di SMAN 1 Pacet.

Tabel 1.2

Nilai UTS Kelas XI IPS di SMAN 1 Pacet Nilai

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan

memperbaiki proses pembelajaran di kelas seperti memperhatikan metode yang

digunakan saat pembelajaran. Ini sejalan dengan Syah (2014, hlm. 129) yang

mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik

dibedakan menjadi tiga macam, yakni faktor internal (aspek fisiologis dan

psikologis peserta didik), faktor eksternal (kondisi lingkungan di sekitar peserta

didik) dan faktor pendekatan belajar (strategi dan metode yang digunakan peserta

didik untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran). Guru

diharapkan mampu lebih mengembangkan profesionalisme dalam membelajarkan

peserta didik dalam fungsinya sebagai fasilitator pembelajaran. Terdapat banyak

teori pembelajaran yang dikembangkan para ahli dalam upaya memberikan

(17)

peserta didiknya unggul. Guru sebagai salah satu mediator dan komponen

pengajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan

pembelajaran dan sangat menentukan keberhasilan proses pendidikan, karena

guru terlibat langsung di dalamnya. Ini sesuai dengan pernyataan dari Mark

Mason (2000, hlm. 348) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul Teachers as

Critical Mediators of Knowledge yang menyatakan bahwa Teachers as actively mediating between what is known and what is not yet known by the learner.” Belajar dan mengajar merupakan suatu konsep yang tidak bisa

dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai

subjek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya

dilakukan seorang guru sebagai pengajar. Dalam proses pembelajaran terjadi

interaksi antara guru dan peserta didik yang harus mendapatkan hasil. Hasil

belajar disini adalah kemampuan yang dimiliki seorang peserta didik setelah

menerima perlakuan dari pengajar (guru). Hasil belajar peserta didik dipengaruhi

oleh kemampuan peserta didik dan kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang

dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru, artinya kemampuan dasar

guru baik di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang

perilaku (psikomotorik).

Mengingat ayat jurnal penyesuaian merupakan hal terpenting dari proses

menyelesaikan siklus akuntansi, maka keterampilan peserta didik dalam

menganalisis bukti transaksi seperti menetukan akun-akun yang terpengaruh

dengan adanya penyesuaian dan berapa nilai dari penyesuaian tersebut harus lebih

ditingkatkan. Upaya yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan

kemampuan analisis peserta didik.

Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan

motivasi belajar dan kemampuan analisis peserta didik adalah dengan

menggunakan model pembelajaran aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan.

Model pembelajaran yaitu menggambarkan keseluruhan urutan alur langkah yang

pada umumnya diikuti oleh serangkaian kegiatan pembelajaran. Bentuk

pembelajarannya menunjukkan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang perlu

(18)

Gita Rianti, 2015

tugas-tugas khusus apa yang perlu dilakukan oleh peserta didik. Dari berbagai

model pembelajaran, terdapat model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan

karakteristik mata pelajaran akuntansi adalah model pembelajaran kooperatif,

karena dengan model pembelajaran kooperatif ini peserta didik dapat bekerja

sama dalam suatu kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Ini sesuai dengan

literatur yang dikutip oleh Jeanie M. Dotson dalam jurnal penelitiannya yang berjudul Cooperative Learning Structures Can Increase Student Achievement” menjelaskan bahwa cooperative learning is generally defined as a teaching arrangement in which

small, heterogeneous groups of students work together to achieve a common goal. Setiap

anggota kelompok dituntut untuk saling bekerja sama dengan teman

kelompoknya. Setiap anggota kelompok harus membantu teman dalam

kelompoknya dengan cara melakukan apa saja yang dapat membantu kelompok

itu berhasil, dan lebih berani mengungkapkan pendapat dan bertanya satu sama

lain. Terlihat jelas bahwa dalam pembelajaran kooperatif peserta didik juga

dituntut untuk dapat berinteraksi sosial dengan peserta didik lainnya, seperti

pernyataan yang tertulis dalam sebuah artikel di situs wikipedia yang menyatakan

bahwa cooperative learning is an approach to organize classroom activities into

academic and social learning experiences. Selain itu, rasa jenuh pada diri peserta didik karena materi yang rumit dan kompleks serta suasana belajar di kelas yang

kurang menyenangkan akan teratasi. Dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Ini sesuai

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Barkah Lestari (Staf Pengajar FISE Universitas Negeri Yogyakarta) dengan judul penelitian “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Dengan Model Pembelajaran Cooperative Learning”. hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa model pembelajaran dengan model

cooperative learning dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, baik dilihat dari tingkat partisipasi, interaksi pembelajaran, hasil kuis dan tes, serta hasil tugas

kerja kelompok.

Model pembelajaran kooperatif mempunyai banyak tipe, diantaranya

adalah tipe Group Investigation (GI). Banyak penelitian sebelumnya yang

menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation

(19)

akan meningkatkan hasil belajar peserta didik, diantaranya: 1) penelitian dari

Yasemin Koc, Kemal Doymus, Ataman Karacop, and Umit Simsek yang menyatakan “In this study, the findings that group investigation has stronger effects on academic achievement than the traditional learning method are in line with the results of the studies by Zingaro (2008), Abordo and Gaikwad (2005), and Shackar and Fischer (2004)”, 2) penelitian dari Harun Nasrudin dan Utiya Azizah yang hasilnya menyatakan bahwa: (a) Implementation of “group investigation Cooperative learning” contextual oriented can improve thinking skills and scientific attitude students in learning science; (b) Most of students are wilingly to joint to this teaching-learning activity, and the improvement of students cooperate in esential concepts finding so learning not boring. Students can be done analysis and evaluation investigation result with their ideas, observation environment theirself, make report investigation and presentation of final product, 3) penelitian dari Keymal Doymus, Umit Simsek, Ataman Karacop,

dan Sukru Ada mengemukakan bahwa “there are good reasons for using a group

learning process such as group investigation technique in order to create an “inquiring community”, 4) penelitian dari Hwang et al pada tahun 2005 di Hongkong mengemukakan bahwa teknik Group Investigation berpengaruh positif

pada pelajaran akuntansi. Dengan melihat hasil penelitian-penelitian tersebut,

maka peneliti akan mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

group investigation dalam pembelajaran akuntansi yang diharapkan akan meningkatkan kemampuan analisis yang secara otomatis akan meningkatkan hasil

belajar peserta didik.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan taksonomi tujuan pendidikan revisi Taksonomi Bloom’s oleh Anderson dan Krathwohl’s (dalam Kuswana 2012, hlm. 115) terdapat enam kategori proses kognitif yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,

mengevaluasi dan menciptakan. Pembelajaran akuntansi dituntut dapat

menciptakan akuntan-akuntan yang memiliki keterampilan luas diantaranya

kemampuan analisis. Kemampuan analisis merupakan keterampilan khusus yang

(20)

Gita Rianti, 2015

dalam pelaksanaan pembelajaran banyak faktor yang mempengaruhi proses

pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajar yang kurang memuaskan.

Menurut Syah (2014, hlm.137), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta

didik antara lain sebagai berikut:

1. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik, yakni

aspek fisiologis (tonus jasmani, mata dan telinga) dan aspek psikologis

(inteligensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi)

2. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri peserta didik, yakni:

lingkungan sosial (keluarga, guru dan staf, masyarakat, dan teman) dan

lingkungan nonsosial (rumah, sekolah, peralatan, dan alam).

3. Faktor pendekatan belajar yang dibagi menjadi tiga macam tingkatan, yaitu

pendekatan tinggi (speculative dan achieving), pendekatan sedang (analytical

dan deep), dan pendekatan rendah (reproductive dan surface).

Dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik yang terjadi di

SMAN 1 Pacet adalah motivasi dan proses pembelajaran yang difasilitasi oleh

guru. Motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong, mengaktifkan,

menggerakkan dan mengarahkan perilaku seseorang untuk melakukan suatu

perbuatan yang ingin dicapainya, sedangkan pembelajaran didefinisikan sebagai

sebuah sistem terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi,

berinterelasi, dan berinterdependensi antara satu dengan yang lainnya untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Komponen tersebut antara

lain tujuan, pendidik, peserta didik, kurikulum (materi pelajaran, dll), strategi

(model-model pembelajaran, metode, dll), media pembelajaran, dan evaluasi.

Salah satu model pembelajaran yang efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran

akuntansi adalah model pembelajaran kooperatif.

Dari identifikasi tersebut, maka penelitian akan difokuskan pada

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dalam

meningkatkan kemampuan analisis dengan variabel moderator motivasi belajar.

Berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah tersebut,

(21)

1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan analisis peserta didik pada kelas yang

menggunakan teknik Group Investigation dengan pembelajaran konvensional?

2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan analisis antara peserta didik yang

memiliki motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah pada kelas yang

menggunakan teknik Group Investigation?

3. Apakah terdapat perbedaan kemampuan analisis antara peserta didik yang

memiliki motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah pada kelas yang

menggunakan pembelajaran konvensional?

4. Apakah terdapat interaksi antara teknik Group Investigation dan motivasi

belajar terhadap kemampuan analisis?

1.3 Tujuan Penelitian

Dengan memperhatikan batasan dan rumusan masalah tersebut, maka

secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran empirik

tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation

terhadap kemampuan analisis peserta didik, sedangkan secara spesifik penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis:

1. Perbedaan kemampuan analisis peserta didik pada kelas yang menggunakan

teknik Group Investigation dengan pembelajaran konvensional.

2. Perbedaan kemampuan analisis antara peserta didik yang memiliki motivasi

belajar tinggi, sedang dan rendah pada kelas yang menggunakan teknik Group

Investigation.

3. Perbedaan kemampuan analisis antara peserta didik yang memiliki motivasi

belajar tinggi, sedang dan rendah pada kelas yang menggunakan pembelajaran

konvensional.

4. Interaksi antara teknik Group Investigation dan motivasi belajar terhadap

kemampuan analisis.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan baik bagi pihak peneliti

maupun bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan. Secara lebih rinci kegunaan

(22)

Gita Rianti, 2015 1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pengembangan

ilmu dan pengetahuan terutama yang berhubungan dengan model

pembelajaran terhadap peningkatan kemampuan analisis.

b. Menjadikan bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi

pihak-pihak yang berkepentingan guna menjadikan penelitian lebih lanjut

terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam

penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan informasi bagi para guru agar meningkatkan kualifikasinya

sebagai upaya untuk meningkatkan profesionalisme.

b. Menambah wawasan bagi para praktisi pendidikan, bahwa hasil belajar

dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya model pembelajaran

yang digunakan oleh guru.

c. Sebagai bahan masukan kepada para praktisi pendidikan bahwa tujuan

pembelajaran akan tercapai bila didukung oleh proses pembelajaran yang

aktif, kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penelitian ini disusun sebagai berikut:

Bab I: Pendahuluan, di dalamnya membahas Latar Belakang Penelitian,

Identifikasi dan Rumusan Masalah, Tujuan Penelitan, Manfaat

Penelitan dan Sistematika Penulisan.

Bab II: Kajian Pustaka yang di dalamnya membahas beberapa teori dan konsep

mengenai Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation,

Teori Belajar Konstruktivisme, Kemampuan Analisis, Motivasi

Penelitian Terdahulu, Kerangka Berpikir dan Hipotesis Penelitian.

Bab III: Metodologi Penelitian yang berisi tentang Metode dan Desain

Penelitian, Objek dan Subjek Penelitian, Skenario Penelitian, Prosedur

(23)

Analisis Uji Alat Tes Penelitian, Rancangan Analisis Data dan

Pengujian Hipotesis.

Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan yang berisi tentang Deskripsi

Pelaksanaan Penelitian, Hasil Analisis yang terdiri dari Analisis

Deskriptif dan Uji Perbandingan serta Pembahasan.

Bab V: Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi yang berisi tentang Simpulan

mengenai hipotesis penelitian, Implikasi Hasil Penelitian yang terdiri

dari Implikasi Teoritis dan Praktis serta Rekomendasi yang diberikan

(24)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Menurut Masyhuri

dan Zainuddin (2008, hlm. 37) penelitian eksperimen adalah observasi dibawah

kondisi buatan (artificial condition). Tujuan dari penelitian eksperimen adalah

menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan

sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan (treatment) pada

beberapa kelompok eksperimen dan penyelidikan kontrol untuk perbandingan.

Penelitian ini dibagi dalam dua kelompok peserta didik, yaitu kelompok kelas

eksperimen dengan teknik Group Investigation serta kelompok kontrol dengan

pembelajaran konvensional.

3.2Desain Penelitian

Desain dalam penelitian ini adalah Desain Faktorial 3x2. Dalam desain ini

terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 3.1 Desain Faktorial

Motivasi

Metode Pembelajaran Teknik Group

Investigation (B1)

Konvensional (B2)

Motivasi Tinggi (M1) KA_B1M1 KA_B2M1

Motivasi Sedang (M2) KA_B1M2 KA_B2M2

(25)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS

Keterangan:

1. KA = Kemampuan analisis

2. KA_B1 = Kemampuan analisis peserta didik pada kelas yang diberi

perlakuan teknik group investigation

3. KA_B1M1 = Kemampuan analisis peserta didik pada kelas yang diberi

perlakuan teknik group investigation dengan motivasi tinggi

4. KA_B1M2 = Kemampuan analisis peserta didik pada kelas yang diberi

perlakuan teknik group investigation dengan motivasi sedang

5. KA_B1M3 = Kemampuan analisis peserta didik pada kelas yang diberi

perlakuan teknik group investigation dengan motivasi rendah

6. KA_B2 = Kemampuan analisis peserta didik pada kelas kontrol

7. KA_B2M1 = Kemampuan analisis peserta didik pada kelas kontrol dengan

motivasi tinggi

8. KA_B2M2 = Kemampuan analisis peserta didik pada kelas kontrol dengan

motivasi sedang

9. KA_B2M3 = Kemampuan analisis peserta didik pada kelas kontrol dengan

motivasi rendah

3.3Subjek Penelitan

Penelitian dilakukan di SMAN 1 Pacet yang beralamat di Jalan Hanjawar

Pacet Sukanagalih RT/RW 10/2 Dusun Tegal Tengah Desa Sukanagalih

Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur. Unit analisisnya adalah peserta didik kelas

XI IPS yang berjumlah 4 kelas, terdiri dari XI IPS 1 dengan jumlah peserta didik

sebanyak 33 orang, XI IPS 2 dengan jumlah peserta didik sebanyak 32 orang, XI

IPS 3 dengan jumlah peserta didik sebanyak 33 orang dan XI IPS 4 dengan

jumlah peserta didik sebanyak 30 orang. Kelas XI IPS 3 merupakan kelas kontrol

dalam penelitian ini yang akan menggunakan pembelajaran konvensional dengan

(26)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR

(GI). Penelitian ini akan dilakukan dalam 3 kali pertemuan yaitu pada bulan Mei

2015.

3.4Variabel Penelitian

Adapun yang menjadi variabel perlakuan dalam penelitian ini adalah

teknik Group Investigation, variabel dependennya adalah kemampuan analisis dan

variabel moderatornya motivasi belajar.

3.4.1 Kemampuan Analisis

Menganalisis adalah memecah materi menjadi bagian-bagian pokok dan

mendeskripsikan bagaimana bagian-bagian tersebut dihubungkan satu sama lain

maupun menjadi sebuah struktur keseluruhan atau tujuan (Kuswana, 2012, hlm.

115). Kemampuan analisis dalam pembelajaran akuntansi di sekolah menengah

berkaitan erat dengan kemampuan dalam menganalisis suatu data transaksi, baik

transaksi internal maupun eksternal. Indikator menganalisis dapat dilihat dalam

tabel berikut.

Tabel 3.2 Dimensi Menganalisis

Variabel Kategori Nama Lain Definisi

(27)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS

materi Sumber: Kuswana (2012, hlm. 124-125)

3.4.2 Motivasi Belajar

Hakikat motivasi menurut Uno (2008, hlm.52) adalah dorongan internal

dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan

tingkah laku pada umumnya. Indikator untuk motivasi belajar diadaptasi dari

Motivated Strategies for Learning Questionare (MSQL) yang dikemukakan oleh Printrich, P.R and De Groot V (1990, hlm. 40), Printich, P.R., Smith, D.A.,

Garcia, T., & McKeachie W.J pada tahun 1991 (Cahterin, 2002, hlm. 15),

Printrich, P.R pada 1996 (Heafner, 2004, hlm. 43). Indikator tersebut disajikan

dalam tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3

Motivated Strategies for Learning Questionare (MSQL)

Scale Subscale

Motivation

Value Components:

a. Intrinsic Goal Orientation b. Exstrinsik Goal Orientation c. Task Value

Expectancy Components: a. Control Beliefs

b. Self-Efficacy for Learning and Performance

Affective Components: Test Anxiety

3.5Skenario Penelitian

(28)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR

Skenario Penelitian

No Waktu Tahapan Kegiatan

1 20 menit Kegiatan Awal  Guru Mengucapkan Salam

 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

 Mengidentifikasikan topik dan mengatur peserta didik ke dalam

kelompok.

a. Guru memberikan sub topik

terkait dengan materi ajar

berupa kompetensi dasar

membuat ikhtisar siklus

akuntansi perusahaan jasa

b. Peserta didik memilih sub topik

sesuai dengan minat mereka

masing-masing.

c. Peserta didik dikelompokkan

sesuai dengan sub topik yang

mereka pilih.

2 60 menit Kegiatan Inti Proses Tahapan Investigasi dan

Presentasi Laporan Akhir

a. Merencanakan tugas yang akan

dipelajari.

b. Melaksanakan investigasi

c. Menyiapkan laporan

d. Mempresentasikan laporan

3 10 menit Kegiatan Akhir Refleksi dan Evaluasi

a. Melakukan evaluasi

(29)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS

c. Memberikan tugas rumah kepada

peserta didik

d. Memberikan gambaran umum

materi yang akan datang

3.6Prosedur dan Alur Penelitian

Penelitian terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap pra eksperimen, tahap

eksperimen, dan tahap pasca eksperimen dengan langkah-langkah sebagai berikut.

3.6.1 Tahap Pra Eksperimen

1. Membuat surat ijin penelitian.

2. Mengadakan observasi ke sekolah yang dituju sebagai tempat

penelitian. Tujuan observasi awal adalah untuk mendapatkan

gambaran mengenai situasi dan kondisi serta kemampuan peserta

didik dalam pembelajaran akuntansi.

3. Melihat daftar nilai ulangan untuk menentukan mana kelompok kelas

eksperimen dan kelompok kelas kontrol.

4. Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang

berhubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan.

5. Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian dalam bentuk soal tes pilihan

ganda sebanyak 20 soal, angket motivasi belajar sebanyak 40

pernyataan dan lembar observasi terhadap peserta didik dalam

aktivitas kegiatan pembelajaran akuntansi.

6. Judgement terhadap instrumen penelitian oleh dosen pembimbing.

7. Melakukan uji coba instrumen yang diberikan kepada subjek diluar

sampel penelitian untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat

(30)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR

validitas dan reliabilitasnya.

3.6.2 Tahap Eksperimen

Berdasarkan desain penelitian, langkah-langkah penelitian ini adalah:

1. Melakukan Pre test di kelas eksperimen dan di kelas kontrol selama 45

menit.

2. Melakukan penelitian eksperimen sebanyak 3 kali dengan materi

jurnal penyesuaian dan kertas kerja. Untuk kelas eksperimen

menggunakan teknik Group Investigation dan untuk kelas kontrol

menggunakan pembelajaran konvesional dengan metode ceramah.

3. Mengadakan Post test terhadap kedua kelompok (kelas eksperimen

dan kelas kontrol).

3.6.3 Tahap Pasca Eksperimen

1. Mengolah data hasil pretest dan postest untuk selanjutnya dilakukan

pengujian statistik untuk menguji hipotesis.

2. Menarik kesimpulan hasil penelitian.

3. Menyusun laporan penelitian yang telah dilakukan.

Langkah-langkah tersebut jika dibuat dalam bentuk gambar, maka akan

terlihat seperti berikut.

Observasi Awal

Masalah

Penyusunan Instrumen :

Soal tes dan angket motivasi belajar Penyusunan

perangkat pembelajaran

Studi Literatur Bahan Kajian: Teknik Group Investigation, kamampuan analisis dan motivasi belajar

Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol dari nilai UTS

(31)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS

Gambar 3.1 Alur Penelitian 3.7Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen

pengumpulan data. Menurut Riduwan (2013, hlm. 98) instrumen pengumpulan

data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya

mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah

olehnya.

Sesuai dengan jenis penelitian dan data yang dibutuhkan untuk penelitian

ini, maka digunakan instrumen pengumpulan data diantaranya:

a. Tes Objektif

Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar

peserta didik, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan

materi pelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tes objektif dilakukan

terhadap peserta didik kelompok kelas eksperimen maupun kelompok kelas

kontrol. Pre test dilakukan untuk melihat kemampuan peserta didik sebelum

dilakukan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation serta

pembelajaran konvensional dengan soal berupa uraian. Post test diberikan

setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation di kelas eksperimen serta pembelajaran konvensional di kelas Implementasi

Pembelajaran

Kelas Kontrol

Posttest

Pembelajaran

Konvensional

Analisis Data Pretest

Teknik Group

Investigation Kelas Eksperimen

(32)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR

uraian.

b. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya (Sugiyono, 2008, hlm. 199). Kuesioner ini digunakan untuk

melihat motivasi belajar peserta didik. Dengan menggunakan pedoman

penskoran, maka peserta didik akan dikelompokkan menjadi tiga yaitu

kelompok peserta didik dengan motivasi tinggi, sedang, dan rendah.

c. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang

dilakukan secara sistematis (Muhammad Idrus, 2009, hlm. 101). Data-data

yang diperoleh dalam observasi dicatat dalam suatu catatan observasi.

Observasi penelitian dilakukan terhadap peserta didik untuk melihat aktivitas

belajar peserta didik dengan menggunakan teknik Group Investigation serta

pembelajaran konvesional.

3.8Alat Tes Penelitian a. Soal Pilihan Ganda

Alat tes dalam bentuk soal pilihan ganda sebanyak 20 soal kemampuan

analisis. Pemberian tes dilakukan melalui pretest dan posttest untuk mengukur

kemampuan analisis serta untuk mengetahui kualitas peningkatannya melalui gain

ternormalisasi. Kisi-kisi soal dapat dilihat dalam lampiran.

b. Angket

Angket digunakan untuk mengukur motivasi belajar peserta didik. Angket

yang digunakan oleh peneliti diadaptasi dari model MSQL dengan menggunakan

skala Likert (Sugiyono, 2008, hlm.107-108) empat skala yaitu kategori sangat

setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Pedoman

(33)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS

diberi skor 3, tidak setuju (TS) diberi skor 2 dan sangat tidak setuju (STS)

diberi skor 1.

 Jika pernyataan negatif maka sangat setuju (SS) diberi skor 1, setuju (S) diberi skor 2, tidak setuju (TS) diberi skor 3 dan sangat tidak setuju (STS)

diberi skor 4.

Tabel 3.5

Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Sub Indikator Nomor Item

Tujuan Intrinsik

Tujuan Ekstrinsik

Nilai Tugas

5, 6, 14, 18, 21, 30, 36

12, 16, 17, 22, 28, 35

2,10, 19, 23, 26, 27,

Keyakinan Diri

Kemampuan Diri

3, 7, 8, 25, 31, 32, 39

4, 9, 13, 20, 33, 37,40

Kekhawatiran 1, 15, 24, 29, 34, 38

40

3.9Analisis Uji Alat Tes Penelitian

Sebelum digunakan, alat tes penelitian yang berupa soal pilihan ganda

sebanyak 20 soal dan angket sebanyak 40 pernyataan diujikan terlebih dahulu

pada peserta didik kelas XI IPS 3 di SMAN 1 Sukaresmi yang berjumlah 28

orang. Perhitungan uji coba alat tes penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu:

a. Menguji indeks validitas soal

b. Menguji reliabilitas soal

c. Menguji tingkat kesukaran soal

d. Menguji daya pembeda

(34)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR

dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran

yang telah diajarkan (Sugiyono, 2011, hlm. 353). Pengujian validitas butir-butir

instrumen dianalisis dengan menggunakan analisis item. Analisis item dilakukan

dengan menghitung korelasi antara skor butir instrumen dengan skor total. Bila

korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut

merupakan konstruk yang kuat.

Adapun untuk menghitung koefisien korelasi digunakan Pearson Product

Moment (Pearson r) :

∑ ∑ ∑ √ ∑ } ∑ ∑ }

(Arikunto, 2013, hlm. 87)

Keterangan:

∑XY : merupakan jumlah skor X dikali skor Y ∑X : merupakan jumlah skor X

∑Y : merupakan jumlah skor Y

∑X2 : merupakan jumlah kuadrat skor X ∑Y2

: merupakan jumlah kuadrat skor Y

Tabel 3.6

Kriteria Validitas & Harga Koefisien Korelasi Harga Koefisien Korelasi Kriteria Validitas

0,80-1,00 Sangat Tinggi

0,60-0,79 Tinggi

0,40-0,59 Cukup

(35)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS

Keputusan pengujian validitas item instrumen adalah sebagai berikut:  Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika r hitung > r tabel.  Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika r hitung < r tabel.

Instrumen yang diuji dalam penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik

yang berupa tes objektif untuk melihat tingkat kemampuan analisis peserta didik

dalam akuntansi. Jumlah butir soal pada uji coba instrument adalah 20 soal pilihan

ganda. Berikut ini disajikan tabel hasil uji validitas soal dan angket yang diolah

dengan menggunakan ANATES versi 4.00 untuk α = 0,05 dan df = N-2.

Tabel 3.7

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Soal

Butir Soal r hitung r tabel Validitas

1. 0, 291 0,381 Tidak Valid

2. 0,114 0,381 Tidak Valid

3. 0,601 0,381 Valid

4. -0,163 0,381 Tidak Valid

5. 0,075 0,381 Tidak Valid

6. 0,528 0,381 Valid

7. 0,068 0,381 Tidak Valid

8. 0,553 0,381 Valid

9. 0,364 0,381 Tidak Valid

10. 0,182 0,381 Tidak Valid

11. 0,165 0,381 Tidak Valid

12. 0,530 0,381 Valid

13. 0,093 0,381 Tidak Valid

14. 0,355 0,381 Tidak Valid

(36)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR

17. 0,597 0,381 Valid

18. 0,703 0,381 Valid

19. 0,516 0,381 Valid

20. 0,452 0,381 Valid

Berdasarkan hasil uji coba, terdapat 10 soal yang valid dan 10 soal yang

tidak valid. Jumlah soal yang digunakan untuk pretest dan posttest berjumlah 10

soal yang valid.

Tabel 3.8

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Belajar Butir Soal r hitung r tabel Validitas

1. 0,499 0,381 Valid

2. 0,390 0,381 Valid

3. 0,639 0,381 Valid

4. 0,451 0,381 Valid

5. 0,315 0,381 Tidak Valid

6. 0,561 0,381 Valid

7. 0,427 0,381 Valid

8. 0,777 0,381 Valid

9. 0,581 0,381 Valid

10. 0,496 0,381 Valid

11. 0,280 0,381 Tidak Valid

12. 0,693 0,381 Valid

13. 0,345 0,381 Tidak Valid

14. 0,272 0,381 Tidak Valid

15. 0,707 0,381 Valid

(37)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS

18. 0,666 0,381 Valid

19. 0,337 0,381 Tidak Valid

20. 0,511 0,381 Valid

21. 0,601 0,381 Valid

22. 0,671 0,381 Valid

23. 0,504 0,381 Valid

24. 0,282 0,381 Tidak Valid

25. 0,424 0,381 Valid

26. 0,492 0,381 Valid

27. 0,593 0,381 Valid

28. 0,598 0,381 Valid

29. 0,703 0,381 Valid

30. 0,750 0,381 Valid

31. 0,779 0,381 Valid

32. 0,336 0,381 Tidak Valid

33. 0,569 0,381 Valid

34. 0,692 0,381 Valid

35. 0,704 0,381 Valid

36. 0,829 0,381 Valid

37. 0,540 0,381 Valid

38. 0,658 0,381 Valid

39. 0,755 0,381 Valid

40. 0,529 0,381 Valid

Dari tabel 3.8 terlihat jelas bahwa dari 40 pernyataan, sebanyak 33

pernyataan dinyatakan valid dan 7 pernyataan dinyatakan tidak valid. Dari 33

pernyataan yang valid, pernyataan no 2 tidak dipakai oleh peneliti dikarenakan

(38)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR

merupakan hasil diskusi dengan dosen pembimbing.

3.9.2 Reliabilitas

Reliabilitas tes kemampuan ditentukan melalui perhitungan koefisien

korelasi dengan menggunakan rumus Cronbach-Alpha sebagai berikut:

(M. Idrus, 2009, hlm. 143)

Keterangan:

α = koefisien reliabilitas

n = banyaknya butir pertanyaan

= varians skor total

= jumlah varians skor tiap-tiap item

Tabel 3.9

Klasifikasi Tingkat Reliabilitas

Besarnya α Tingkat Reliabilitas

0,90 < α < 1,00 Sangat Tinggi

0,70 < α < 0,90 Tinggi

0,40 < α < 0,70 Sedang

0,20 < α < 0,40 Rendah

α < 1,00 Sangat Rendah

Perhitungan koefisien reliabilitas dilakukan dengan menggunakan

ANATES versi 4.00, sehingga diperoleh hasilnya sebesar 0,79 untuk soal pilihan

(39)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS

pernyataan-pernyataan dalam angket yang diujicobakan memiliki reliabilitas

sangat tinggi. Berikut ini disajikan tabel hasil uji reliabilitas.

Tabel 3.10

Hasil Uji Reliabilitas Soal

Cronbach’s Alpha N of Items

0,79 20

Tabel 3.11

Hasil Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar

Cronbach’s Alpha N of Items

0,96 40

3.9.3 Tingkat Kesukaran

Indeks kesukaran menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Besarnya

indeks kesukaran berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Soal dengan indeks kesukaran

0,00 menunjukkan bahwa soal terlalu sukar, sedangkan indeks 1,00 menunjukkan

bahwa soal terlalu mudah. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut:

P =

(Arikunto, 2013, hlm. 223)

Keterangan:

P : Indeks kesukaran

B : Banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan benar

(40)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR

Tabel 3.12

Interpretasi Tingkat Kesukaran Harga TK Klasifikasi

TK = 0,00 Soal terlalu sukar

0,00 < TK < 0,30 Soal sukar

0,30 < TK < 0,70 Soal sedang

0,70 < TK < 1,00 Soal mudah

TK = 1,00 Soal terlalu mudah

Berikut disajikan hasil uji tingkat kesukaran soal yang dianalisis dengan

menggunakan ANATES versi 4.00.

Tabel 3.13

Hasil Uji Tingkat Kesukaran

Butir Soal Klasifikasi Butir Soal Klasifikasi

1. Sangat sukar 11. Sedang

2. Sedang 12. Mudah

3. Sedang 13. Sukar

4. Sangat sukar 14. Sedang

5. Sangat sukar 15. Sedang

6. Sedang 16. Sedang

7. Sukar 17. Sedang

8. Mudah 18. Sedang

9. Sedang 19. Sedang

10. Mudah 20. Sedang

(41)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS

setiap butir soal tes hasil belajar peserta didik yang diawali dengan cara

mengurutkan skor total seluruh butir soal lalu mengelompokkannya dari yang

terbesar ke yang terkecil seperti pada perhitungan tingkat kesukaran soal.

Kemudian dilanjutkan dengan menentukan kelompok atas dan kelompok bawah.

Perhitungan daya pembeda soal menggunakan skor kelompok atas dan kelompok

bawah. Rumusnya adalah sebagai berikut:

(Arikunto, 2013, hlm. 228)

Keterangan:

D : Daya pembeda atau disebut indeks diskriminasi

J : Jumlah peserta tes

JA : Banyaknya peserta didik kelompok atas

JB : Banyaknya peserta didik kelompok bawah

BA : Banyaknya peserta didik kelompok atas yang menjawab dengan benar

BB : Banyaknya peserta didik kelompok bawah yang menjawab dengan benar

PA : Proporsi peserta didik kelompok atas yang menjawab benar

PB : Proporsi peserta didik kelompok bawah yang menjawab benar

n : Jumlah peserta didik kelompok atas atau kelompok bawah

Tabel 3.14

Interpretasi Daya Pembeda

Harga DP Klasifikasi

DP < 0,00 Sangat jelek

0,00 < DP < 0,20 Jelek

0,20 < DP < 0,40 Cukup

(42)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR

Hasil uji daya pembeda alat tes kemampuan analisis dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 3.15

Hasil Uji Daya Pembeda Butir

Soal

Kelompok Atas

Kelompok

Bawah Beda

Indeks DP

(%) Klasifikasi

1. 3 0 3 37,50 Cukup

2. 1 1 0 0,00 Sangat jelek

3. 6 0 6 75,00 Sangat baik

4. 0 1 -1 -12,50 Sangat jelek

5. 2 1 1 12,50 Jelek

6. 7 1 6 75,00 Sangat baik

7. 2 2 0 0,00 Sangat jelek

8. 8 4 4 50,00 Baik

9. 7 4 3 37,50 Cukup

10. 7 6 1 12,50 Jelek

11. 6 4 2 25,00 Cukup

12. 8 3 5 62,50 Baik

13. 3 2 1 12,50 Jelek

14. 4 0 4 50,00 Baik

15. 5 1 4 50,00 Baik

16. 5 1 4 50,00 Baik

17. 7 2 5 62,50 Baik

18. 8 0 8 100,00 Sangat baik

(43)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS

3.10 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.10.1 Rancangan Analisis Data

a. Data Hasil Kuesioner

Data hasil kuesioner terhadap peserta didik untuk melihat motivasi

belajar dengan menggunakan teknik pembelajaran Group Investigation

serta pembelajaran konvensional dianalisis dengan metode deskriptif.

Analisis statistik deskriptif yang akan digunakan adalah mean dan

standar deviasi. Pengelompokkan peserta didik berdasarkan motivasi

dibagi menjadi tiga ranking (tinggi, sedang, rendah). Menurut

Arikunto (2013, hlm. 299), langkah-langkah dalam menentukan

kedudukan peserta didik dalam 3 ranking antara lain:

1) Menjumlah skor peserta didik

2) Mencari nilai rata-rata (Mean) dan simpangan baku (Standar

Deviasi)

3) Menentukan batas-batas kelompok  Kelompok Motivasi Tinggi

Semua peserta didik yang mempunyai skor sebanyak skor

rata-rata +1 SD ke atas.

 Kelompok Motivasi Sedang

Semua peserta didik yang mempunyai skor antara -1 SD dan

+1 SD.

 Kelompok Motivasi Rendah

Semua peserta didik yang mempunyai skor -1 SD dan yang

kurang dari itu.

b. Data Hasil Belajar

Data hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran

(44)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR

langkah sebagai berikut:

1. Menskor tiap lembar jawaban tes peserta didik sesuai dengan kunci

jawaban dan pedoman penskoran yang telah disetujui.

2. Membuat tabel skor hasil pretest, posttest dan gain ternormalisasi

peserta didik kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

3. Menghitung nilai rata-rata dari keseluruhan dan nilai rata-rata yang

diperoleh peserta didik untuk masing-masing kelompok, yaitu

kelompok tinggi, sedang dan rendah. Rumus yang digunakan:

4. Menghitung standar deviasi untuk mengetahui penyebaran

kelompok dan menunjukkan tingkat variansi kelompok data.

5. Setelah diperoleh data penelitian, maka dilakukan analisis data

pretest dan posttest dengan uji normalitas dan uji homogenitas terlebih dahulu untuk mengetahui uji hipotesis yang digunakan

selanjutnya, yaitu statistik parametrik atau nonparametrik. Hasil

pretest dan posttest kemampuan analisis akan dianalisis dengan menghitung normalisasi gain antara nilai rata-rata pretest dan nilai

rata-rata posttest secara keseluruhan, dengan menggunakan rumus:

Tabel 3.16 Kriteria N-Gain

Kategori Perolehan N-Gain Kriteria Peningkatan

N-gain > 0,70 tinggi 0,30 ≤ N-gain ≤ 0,70 sedang

(45)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS

membandingkan rata-rata skor posttest dan simpangan baku antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

3.10.2 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 3.17 Pengujian Hipotesis

Rumusan Masalah Hipotesis Hipotesis

(46)

Gita Rianti, 2015

(47)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS

terhadap kemampuan analisis?

belajar terhadap kemampuan analisis.

test)

Keterangan:

GGI = Gain untuk kelas eksperimen

GK = Gain untuk kelas kontrol

= Rata-rata kemampuan analisis untuk kategori motivasi belajar tinggi

= Rata-rata kemampuan analisis untuk kategori motivasi belajar sedang

= Rata-rata kemampuan analisis untuk kategori motivasi belajar rendah

tm = Interaksi teknik Group Investigation dan motivasi belajar terhadap

(48)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan

Berdasarkan temuan penelitian dapat dinyatakan bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation (GI) dapat meningkatkan

kemampuan analisis peserta didik. Berdasarkan hasil pengujian maka simpulan

dalam penelitian ini antara lain:

1. Kemampuan analisis peserta didik pada kelas yang menggunakan teknik

Group Investigation meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional. Hal ini berarti pembelajaran

dengan menggunakan teknik Group Investigation (GI) dapat diterapkan pada

materi jurnal penyesuaian dan kertas kerja untuk meningkatkan kemampuan

analisis peserta didik yang akan berpengaruh terhadap hasil belajar.

2. Berdasarkan hasil uji statistik, perbedaan kemampuan analisis antara peserta

didik yang memiliki motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah pada kelas

yang menggunakan teknik Group Investigation tidak signifkan. Hal ini

menunjukkan bahwa teknik Group Investigation dapat diterapkan pada peserta

didik baik yang memiliki motivasi belajar tinggi, sedang maupun rendah.

Penerapan teknik Group Investigation dapat meningkatkan kemampuan

analisis peserta didik dalam berbagai tingkatan motivasi belajar pada materi

jurnal penyesuaian dan kertas kerja.

3. Berdasarkan hasil uji statistik, perbedaan kemampuan analisis antara peserta

didik yang memiliki motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah pada kelas

yang menggunakan pembelajaran konvensional tidak signifikan. Hal ini

menunjukkan bahwa pembelajaran konvensional dapat diterapkan pada

peserta didik baik yang memiliki motivasi belajar tinggi, sedang maupun

rendah. Namun, jika dibandingkan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol,

terlihat jelas bahwa kemampuan analisis peserta didik yang menggunakan

teknik Group Investigation di berbagai kategori motivasi belajar lebih tinggi.

(49)

penyesuaian dan kertas kerja lebih baik menggunakan teknik Group

Investigation dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

4. Tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran yang digunakan dan

motivasi belajar tehadap kemampuan analisis. Hal ini menunjukkan bahwa

model pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation ini bisa digunakan

pada peserta didik dengan berbagai kelompok motivasi belajar, baik yang

memiliki motivasi belajar tinggi, sedang maupun rendah. Faktor-faktor yang

memengaruhi proses pembelajaran menyebabkan tidak adanya interaksi

tersebut. Faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor internal, eksternal, dan

pendekatan belajar. Faktor internal meliputi aspek fisiologis dan aspek

psikologis (inteligensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi). Faktor eksternal

meliputi lingkungan sosial (keluarga, guru dan staf, masyarakat, dan teman)

dan lingkungan nonsosial (rumah, sekolah, peralatan, dan alam). Faktor

pendekatan belajar yang dibagi menjadi tiga macam tingkatan, yaitu

pendekatan tinggi (speculative dan achieving), pendekatan sedang (analytical

dan deep), dan pendekatan rendah (reproductive dan surface). Terlihat jelas

bahwa proses pembelajaran tidak hanya dipengaruhi oleh metode, teknik

pembelajaran dan motivasi belajar, tapi banyak faktor lain yang juga

memengaruhinya.

5.2 Implikasi

Implikasi yang timbul dari temuan dalam penelitian ini adalah guru

seyogyanya memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memilih,

mengembangkan, dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan

karakteristik disiplin ilmunya. Pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi

diri peserta didik dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses

pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation

(GI). Teknik pembelajaran ini akan menuntun peserta didik untuk lebih

meningkatkan kemampuan analisisnya pada materi jurnal penyesuaian dan kertas

kerja dengan suasana kelas yang menyenangkan. Model pembelajaran kooperatif

teknik Group Investigation (GI) ini dapat diaplikasikan dalam perencanaan dan

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2 Nilai UTS Kelas XI IPS di SMAN 1 Pacet
Tabel 3.1  Desain Faktorial
Tabel  3.2 Dimensi Menganalisis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga dan evaluasi kualifikasi serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 2 Tentang Larangan Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Pukat Hela (Trawls) dan Pukat Tarik (Seine Nets) di

Database adalah sebuah objek yang kompleks untuk menyimpan informasi yang terstruktur, yang di organisir dan disimpan dalam suatu cara yang mengizinkan pemakainya

Agar gaya-gaya hydrodinamis yang timbul pada aliran filtrasi tidak akan menyebabkan gejala sufosi dan sembulan yang sangat membahayakan baik tubuh embung maupun

He continued with an explanation of the Transition Support Program (TSP), a framework for budgetary support from the Development Partners, for 3 years. He provided a brief report

Multimedia merupakan suatu konsep dan teknologi baru dalam bidang teknologi informasi, dimana dalam bentuk teks, gambar, suara, animasi dan video disatukan dalam komputer

Puli berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran yang dihasilkan dari motor yang selanjutnya diteruskan lagi ke v-belt dan akan memutar poros.. Puli dibuat dari besi cor atau

diinisiakan jika kuat sinyal yang diterima pada base station (BS) yang akan dituju.. lebih kuat berdasarkan nilai histeresisnya daripada kuat sinyal dari BS