BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Usaha mikro dan usaha kecil di Indonesia merupakan salah satu sektor yang telah memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional khususnya dalam penyerapan tenaga kerja, pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional, nilai ekspor nasional, dan investasi nasional. Industri mikro dan kecil telah membuktikan bahwa mereka merupakan industri yang tangguh dan mampu bertahan melewati kondisi-kondisi sulit, yaitu krisis ekonomi.
UMKM di Negara berkembang seperti di Indonesia, sering dikaitkan dengan masalah-masalah ekonomi dan social dalam negeri seperti tingginya tingkat kemiskinan, besarnya jumlah pengangguran, ketimpangan distribusi pendapatan, proses pembangunan yang tidak merata antara daerah perkotaan dan pedeasaan, serta masalah urbanisasi. Perkembangan UMKM diharapkan dapat memberikan kontribusi positif yang signifikan terhadap upaya-upaya penanggulangan masalah-masalah tersebut.
Besarnya peran usaha mikro dalam perekonomian nasional paling tidak dapat dilihat dari : 1) dalam aneka dimensinya telah menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat, 2) dalam pembentikan prosuksi nasional, 3) UMKM adalah pelaku ekonomi utama dalam pelayanan kegiatan ekonomi yang berinteraksi langsung dengan masyarakat lapisan bawah, dan 4) kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh UMKM mempunyai implikasi langsung untuk meredam persolan-persoalan yang berdimensi sosial dan politik (Atin Hafidiah, 2010:5).
domestik bruto (PDB) lebih besar dibandingkan kontribusi dari usaha besar seperti yang dikemukakan oleh Tulus Tambunan (2009:2) yaitu :
UMKM dinilai sangat penting karena karakteristik-karakteristik usaha mereka dari usaha besar hingga usaha mikto, seperti sektor informal, terutama karena UMKM adalah usaha-usaha padat karya, terdapat disemua lokasi terutama pedesaan, lebih tergantung pada bahan-bahan baku lokal dan penyedia utama barang-barang dan jasa kebutuhan pokok masyarakat berpendapatan rendah atau miskin.
Usaha sekala mikro di Indonesia merupakan subjek diskusi dan menjadi perhatian pemerintah karena perusahaan mikro tersebut menyebar dimana-mana, dan dapat memberi peluang kerja yang potensial. Para ahli ekonomi sudah lama menyadari bahwa sektor industri sebagai salah satu karakteristik keberhasilan dan pertumbuhan ekonomi. Industri mikro menyumbang pembangunan dengan berbagai jalan, menciptakan kesempatan kerja, memperluas angkatan kerja bagi urbanisasi, dan menyediakan fleksibilitas kebutuhan serta inovasi dalam perekonomian secara keseluruhan
Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) di
Indonesia Tahun 2009-2013 Tahun Jumlah UMKM
2009 52.764.603
2010 53.823.732
2011 55.206.444
2012 56.534.592
2013 57.895.721
Sumber: bps.go.id
Dari Tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa setiap tahunnya jumlah UMKM mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 jumlah UMKM di Indonesia berjumlah 52.764.603 unit usaha dan pada tahun 2013 jumlah UMKM meningkat menjadi 57.895.721 unit usaha. Berikut adalah beberapa keunggulan UMKM di Indonesia
1. Inovasi dalam teknologi yang telah dengan mudah terjadi dalam pengembangan produk.
2. Hubungan kemanusiaan yang akrab didalam perusahaan kecil.
4. Fleksibiltas dari kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat dibandingkan dengan perusahaan skala yang besar yang pada umumnya birokratis.
5. Terdapatnya dinamisme manajerial dan peranan kewirausahaan.
Saat ini UMKM telah berkembang di seluruh provinsi Indonesia tidak terkecuali di provinsi Jawa Barat. Berikut adalah perkembangan UMKM di Provinsi Jawa Barat periode 2009-2013 :
Tabel 1.2
Perkembangan Jumlah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Jawa Barat Tahun 2009-2013
Tahun Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah
2008 8.108.834 9.832 7.095
2009 8.410.246 106.752 7.496
2010 8.616.254 106.592 7.408
2011 8.626.671 116.062 8.181
2012 9.042.519 115.749 8.235
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Barat
Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa jumlah UMKM di provinsi Jawa Barat terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahunnya. Pada tahun 2008 jumlah usaha mikro 8.108.834 unit usaha sedangkan tahun 2012 menjadi 9.042.519 unit usaha. Hal ini menandakan bahwa dalam pembangunan ekonomi di Indonesia UMKM selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan penting, karena sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik disektor tradisional maupun modern.
oleh para pedagangnya. Mereka yang kurang beruntung mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi tidak mampu untuk bekerja di suatu perusahaan, maka dari itu mereka mencoba menjadi wirausaha dengan menjual ikan hias.
Namun saat ini, para pedagang ikan hias Jalan Peta Bandung memiliki hambatan dan permasalahan yang dihadapi. Sehingga banyak pedagang yang menutup usahanya karena tidak dapat mengatasi hambatan dan permasalahan yang ada. Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan, semenjak tahun 2009-2013 banyak para pedagang yang gulung tikar.
Dalam beberapa tahun terakhir, sekitar 30 pedagang mengalami kebangkrutan karena sudah tidak seimbang antara peanawan dan permintaan. Sementara tidak sedikit di antara para pedagang mengandalkan modalnya pada pinjaman kredit. Berikut adalah jumlah pedagang ikan hias di Jalan Peta Bandung dari tahun 2009-2013 :
Tabel 1.3
Jumlah Pedagan Ikan Hias di Jalan Peta Kota Bandung No Tahun Jumlah Pedagang
Ikan Hias
Pertumbuhan (%)
1 2009 90 -
2 2010 126 40
3 2011 72 -42.85
4 2012 62 -13.89
5 2013 60 -3.23
Sumber : LSM Ikan Hias Peta
Berdasarkan Tabel 1.3 jumlah pedagang ikan hias di Jalan Peta Kota Bandung mengalami penurunan dari tahun 2011 hingga tahun 2013. Hal ini disebabkan karena permasalahan yang ditemukan pada pedagang ikan hias saat pra penelitian yaitu sebagai berikut :
1. Minimnya dukungan dari pemerintah setempat.
2. Kurang taatnya pedagang terhadap aturan yang diberikan oleh pemerintah. Hal ini yang menyebabkan para pedagang mengalami penggusuran.
3. Kurangnya pengetahuan dalam mencari modal luar. 4. Konsep usaha yang kurang berkembang.
Selain kelemahan yang dihadapi di atas, usaha-usaha mikro di Kota Bandung termasuk para pedagang ikan hias adalah kesulitan untuk dapat berkembang sehingga daya saingnya rendah. Permasalahan utama yang banyak dihadapi para pedagang untuk dapat berkembang adalah kurangnya modal untuk mengembangkan usaha, pengusaha mikro umumnya tidak memisahkan pembukuan usaha dengan pengeluaran pribadi sehingga modal usaha sering terpakai untuk kebutuhan pribadi, kurangnya pengetahuan serta kemampuan manajerial.
Kelemahan diatas jika terus dibiarkan akan memberikan dampak bagi keberhasilan usaha para pedagang ikan hias. Hambatan yang dihadapi oleh para pedagang ikan hias ini akan menyebabkan menurunnya laba yang diterimanya. Berikut adalah data laba yang diterima oleh beberapa pedagang ikan hias di Jalan Peta Bandung :
Tabel 1.4
Laba Penjualan Ikan Hias Periode Oktober – Desember 2014 (Rupiah)
No Nama Laba
Oktober November Desember
1 Cawan 2.500.000 2.800.000 2.000.000
2 Itang 2.400.000 2.500.000 1.500.000
3 Yati 2.800.000 2.000.000 1.500.000
4 Asep 3.000.000 2.500.000 2.000.000
5 Igun 1.500.000 2.000.000 1.700.000
6 Pepeng 2.500.000 2.000.000 2.000.000
Total Pendapatan 14.700.000 13.800.000 10.700.000
Sumber : Data hasil pra penelitian
Tabel 1.5
Perkembangan Laba Pedagang Ikan Hias di Jalan Peta Kota Bandung Periode Oktober-Desember 2014 (Rupiah)
Bulan Rata-Rata Laba Persentase (%) Ket
Oktober 2.450.000 - -
November 2.300.000 -6.12 Turun
Desember 1.783.333 -22.46 Turun
Sumber: Data hasil pra penelitian, diolah
Seperti pada tabel 1.5, perkebangan laba pedagang ikan hias di Jalan peta Kota Bandung mengalami penurunan yang cukup signifikan. Kenaikan dan penurunan laba memang hal biasa dalam suatu usaha namun laba pedagang ikan hias di Jalan Peta Kota Bandung dari bulan oktober hingga desember 2014 cenderung mengalami penurunan daripada kenaikan. Adanya penurunan pendapatan menunjukkan bahwa perkembangan usaha sedang tidak baik. Persaingan yang terjadi diantara pedagang ikan hias membuat para pedagang harus lebih gesit dan pandai dalam meningkatkan penjualan. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti apakah para pengusaha memiliki sikap usaha, kemampuan manajerial serta modal usaha yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha pedagang ikan hias di Jalan Peta Bandung. Judul yang
diangkat adalah “Pengaruh Kemampuan Manajerial, Sikap kewirausahaan dan Modal Usaha Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Kasus Pedagang Ikan Hias Jalan Peta Bandung).”
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini maka peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan yaitu pada faktor kemampuan manajerial, sikap kewirausahaan, dan modal usaha. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran umum kemampuan manajerial, sikap kewirausahaan, modal usaha dan keberhasilan usaha pedagang ikan hias di Jalan Peta Kota Bandung ?
2. Bagaimana pengaruh kemampuan manajerial terhadap modal usaha pedagang ikan hias di Jalan Peta Kota Bandung ?
3. Bagaimana pengaruh sikap kewirausahaan terhadap modal usaha pedagang ikan hias di Jalan Peta Kota Bandung ?
4. Bagaimana pengaruh kemampuan manajerial terhadap keberhasilan usaha pedagang ikan hias di Jalan Peta Kota Bandung ?
5. Bagaimana pengaruh sikap kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha pedagang ikan hias di Jalan Peta Kota Bandung ?
6. Bagaimana pengaruh modal usaha terhadap keberhasilan usaha pedagang ikan hias di Jalan Peta Kota Bandung ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Gambaran umum kemampuan manajerial, sikap kewirausahaan dan modal usaha terhadap keberhasilan usaha pedagang ikan hias di Jalan Peta Kota Bandung.
2. Pengaruh kemampuan manajerial terhadap modal usaha pedagang ikan hias di Jalan Peta Kota Bandung
3. Pengaruh sikap kewirausahaan terhadap modal usaha pedagang ikan hias di Jalan Peta Kota Bandung.
4. Pengaruh kemampuan manajerial terhadap keberhasilan usaha pedagang ikan hias di Jalan Peta Kota Bandung.
5. Pengaruh sikap kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha pedagang ikan hias di Jalan Peta Kota Bandung.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis
Dari segi ilmiah, penelitian inii diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya ekonomi mikro dalam memberikan gambaran serta informasi mengenai faktor-faktor yang berpengaruh pada keberhasilan usaha mikro.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi pedagang, penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan usaha.
2. Bagi pemerintah, dapat pula sebagai pertimbangan untuk lebih mendorong usaha mikro.
3. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah keberhasilan usaha pedagang ikan hias di Jalan Peta Bandung yang ditunjukkan dengan peningkatan laba. Dalam penelitian ini terdiri dari variable bebas dan variabel terikat. Dimana keberhasilan usaha (Y) merupakan variabel terikat sedangkan kemampuan manajerial (X1), sikap kewirausahaan (X2) dan modal usaha (X3) merupakan variabel bebas. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah para pedagang ikan hias di Jalan Peta Bandung.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan untuk mengumpulakan data dalam rangka memecahkan masalah atau menguji hipotesis. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:136), menyatakan bahwa “Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
data penelitiannya”.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey explanatory. Survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data, sedangkan explanatory adalah penelitian yang menjelaskan hubungan kasual antara variabel-variabel melalui suatu pengujian hipotesis.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi adalah sekumpulan objek yang diteliti. Suharsimi Arikunto (2010:173) berpendapat bahwa populasi pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Berdasarkan definisi diatas, maka populasi merupakan suatu keseluruhan objek yang akan diteliti. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang ikan hias di Jalan Peta Bandung yang berjumlah 60 pedagang.
3.3.2 Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2010 :174) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Menentukan ukuran sampel menggunakan teknik pengambilan sampel dengan dari Taro Yamane dari Rakhmat yang dikutip oleh Riduwan (2012:71) sebagai berikut:
= �
�. +
Dimana :
n : ukuran sampel keseluruhan N : ukuran populasi sampel
d : tingkat presisi yang diharapkan maka:
= �. �+
= . , +
= , +
= , responden
Dari perhitungan diatas, diperoleh hasil untuk sampel pedagang ikan hias di Jalan Peta Bandung sebanyak 52 pedagang.
3.4 Operasional Variabel
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen yaitu kemampuan manajerial, sikap kewirausahaan dan modal usaha. Sedangkan yang menjadi variabel dependen yaitu keberhasilan usaha pedagang ikan hias di Jalan Peta Bandung.
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Konsep / Konstruk Variabel Definisi Operasional Skala
Dependent
Keberhasialan usaha pada hakikatnya adalah
keberhasilan dari bisnis dalam mencapai tujuannya. Suatu bisnis dikatakan berhasil bila mendapat laba, karena laba adalah tujuan dari seseorang melakukan bisnis. Henry Faizal Noor (2007:379)
Keberhasilan Usaha (Y)
Jawaban responden mengenai keberhasilan usaha dengan indikator jumlah laba yang diterima pada tiga bulan terakhir dengan rumus :
Π=TR-TC Dimana
TR = Total Revenue TC= Total Cost
Interval
Independent
Kemampuan manajerial yaitu usaha yang dilakukan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang meliputi perencanaan, koordinasi, menjaga kelancaran usaha, mengawasi dan mengevaluasi usaha.(Dusselman, dalam Suryana, 2006:51) Kemampuan Manajerial (X1)
Jawaban responden tentang kemampaun manajerial dengan indikator:
1. Tingkat kemampuan menentukan tujuan dan strategi untuk mencapai tujuan
2. Tingkat kemampuan menentukan unit dan pembagian kerja dari awal proses penjualan hingga akhir proses
penjualan
3. Tingkat kemampuan memberikan motivasi dengan menciptakan kenyamanan dalam bekerja agar tercipta kelancaran usaha 4. Tingkat kemampuan
untuk mengontrol pelaksanaan tugas dan meningkatkan
pencapaian hasil yang dicapai
Sikap kewirausahaan adalah kecenderungan (aspek konatif), perasaan/emosi (aspek afektif), serta pola pikir, pandangan, pendapat atau opini (aspek kognitif) seseorang terhadap objek tertentu yang berkaitan dengan kewirausahaan. Surachman (2011:2-3)
Sikap Kewirausahaan
(X2)
Jawaban responden mengenai sikap kewirausahaan dengan indikator :
1. Tertarik pada peluang usaha
2. Berfikir kratif dan inovatif
3. Pandangan positif terhadap kegagalan 4. Memiliki jiwa
kepemimpinan dan tanggung jawab
Ordinal
Modal Usaha adalah keseluruhan aktiva lancer yang dimiliki perusahaan atau dapat pula
dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Bambang Riyanto (1993:51)
Modal Usaha (X3)
Jawaban responden mengenai modal usaha dengan indikator :
1. Kas perusahaan dalam rupiah
2. Piutang perusahaan dalam rupiah
3. Persediaan bahan baku dalam rupiah
Interval
3.5 Sumber dan Jenis Data
Sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Sumber data primer yang diperoleh melalui penyebaran angket kepada
pedagang ikan hias di Jalan Peta Kota Bandung yang menjadi sampel penelitian
2. Sumber data sekunder diperoleh dari Dinas Perindustrian Perdagangan Jawa Barat (DISPERINDAG), Badan Pusat Statistik (BPS) dan internet.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dengan teknik tertentu sangat diperlukan dalam analisis anggapan dasar dan hipotesis karena teknik-teknik tersebut dapat menentukan lancar tidaknya suatu proses penelitian. Pengumpulan data diperlukan untuk menguji anggapan dasar dan hipotesis. Dalam penelitian ini metode yang pengumpulan data yang digunakan ada tiga cara yaitu:
1. Studi dokumentasi, merupakan teknik mengumpulkan data dengan mencatat data-data yang sudah ada. Studi ini digunakan untuk mencari atau memperoleh hal-hal atau variabel-variabel berupa catatan, laporan, serta dokumen yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas.
2. Kuesioner (angket), menurut Sugiyono (2012:199) “angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:268), sebelum menyusun angket harus melalui beberapa prosedur yaitu:
1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner
2. Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner
3. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan tunggal
4. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik analisisnya.
3.7 Instrumen Penelitian
Dalam suatu penelitian instrument penelitian akan menentukan data yang dikumpulkan dan menentukan kualitas penelitian. Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tentang kemampuan manajerial, sikap kewirausahaan, modal usaha dan keberhasilan usaha pedagang ikan hias.
Sekala yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah skala likert. Dengan menggunakan skala likert, setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan positif dan negatif. Namun, karena dalam penelitian ini meneliti tentang keberhasilan usaha maka dibuat pernyataan-pernyataan positif dengan ketentuan skala jawaban sebagai berikut:
5 = Sangat sering/Selalu 4 = Setuju/Sering
3 = Ragu/Kadang-Kadang 2 = Tidak Setuju/Pernah
1 = Sangat Tidak Setuju /Tidak Pernah
Adapun langkah-langkah penyusunan angket sebagai berikut:
1. Menetukan tujuan pembuatan angket yaitu mengetahui pengaruh kemampuan manajerial, sikap kewirausahaan, modal usaha terhadap keberhasilan usaha pedagang ikan hias
2. Menjadikan subjek yang menjadi responden yaitu pedagang ikan hias 3. Menyusun pertanyaan pertanyaan yang harus dijawab oleh responden 4. Memperbanyak angket
5. Menyebarkan angket
6. Mengelola dan menganalisis hasil angket
Agar hipotesis yang telah dirumuskan dapat diuji maka diperlukan pembuktian melalui pengolahan data yang telah terkumpul. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data ordinal. Dengan adanya data berjenis ordinal maka data tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi data interval dengan menggunakan Methods of Succesive Interval (MSI) dengan langkah-langkah sebgai berikut:
Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut Proporsi (P)
Tentukan proporsi kumulatif (PK) dengan cara menjumlah antara proporsi yang ada dengan proporsi sebelumnya
Dengan menggunakan tabel distribusi normal baku, tentukan nilai Z untuk setiap kategori
Tentukan nilai densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan menggunakan tabel ordinat distribusi normal
Hitung SV (Scale of Value = nilai skala) dengan rumus sebagai berikut:
� = � � � � � �� � − �� �� � − � � � � � �� � �� �
Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus : Y = SV + (1+|SV min)
Dimana nilai k = 1 + | SV min|
Selanjutnya agar hasil penelitian tidak bias dan diragukan kebenarannya maka alat ukur tersebut harus valid dan raliabel. Untuk itulah terhadap angket yang diberikan kepada responden dilakukan 2 (dua) macam tes, yaitu tes validitas dan tes reliabilitas.
3.8 Analisis Instrumen Penelitian
Analisis instrument penelitian digunakan untuk menguji apakah instrumen penelitian ini memenuhi syarat-syarat alat ukur yang baik atau tidak sesuai dengan standar metode penelitian. Oleh karena pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner, maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada instrumen penelitian ini.
3.8.1 Uji Validitas
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:211), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memeliki validitas rendah.
= � ∑ − ∑ ∑
√{� ∑ − ∑ }{� ∑ − ∑ }
(Suharsimi Arikunto,2010:213) Dengan mengguanakan taraf signifikan α = 0,05 koefesien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai dari tabel korelasi nilai r dengan derajat kebebasan (n-2), dimana n menyatakan jumlah banyaknya responden dimana :
rhitung > ro,o5 = valid rhitung ≤ r0,05 = tidak valid.
Uji Validitas instrumen dalam penelitian adalah variabel kemampuan manajerial dan sikap kewirausahaan yang terdiri dari 33 item yang diujikan pada 52 responden, didapat bahwa semua item soal valid sebagaimana yang ditunjukan sebagai berikut :
Tabel 3.2
Rekapitulasi Validitas Variabel Kemampuan Manajerial (X1)
No Item
Kemampuan Manajerial
Ket. Dimensi rtabel rhitung
1 Perencanaan 0,23 0,46 Valid
2 0,23 0,58 Valid
3 0,23 0,68 Valid
4 0,23 0,61 Valid
5 0,23 0,54 Valid
6 Pengorganisasian 0,23 0,79 Valid
7 0,23 0,86 Valid
8 0,23 0,76 Valid
9 Penggerakan 0,23 0,83 Valid
10 0,23 0,85 Valid
11 0,23 0,89 Valid
12 0,23 0,49 Valid
13 Pengawasan 0,23 0,80 Valid
14 0,23 0,83 Valid
15 0,23 0,53 Valid
Tabel 3.3
Rekapitulasi Validitas Variabel Sikap Kewirausahaan (X2)
No Item
Sikap Kewirausahaan Ket rtabel rhitung
16 0,23 0,75 Valid
17 0,23 0,68 Valid
18 0,23 0,80 Valid
19 0,23 0,79 Valid
20 0,23 0,82 Valid
21 0,23 0,76 Valid
22 0,23 0,82 Valid
23 0,23 0,78 Valid
24 0,23 0,77 Valid
25 0,23 0,66 Valid
26 0,23 0,63 Valid
27 0,23 0,74 Valid
28 0,23 0,44 Valid
29 0,23 0,78 Valid
30 0,23 0,71 Valid
31 0,23 0,66 Valid
32 0,23 0,82 Valid
33 0,23 0,71 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari tabel di atas, menunjukan bahwa seluruh hasil r hitung > dari r tabel
untuk α = 0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa seluruh item pertanyaan
untuk variabel ini dinyatakan valid. Jadi seluruh data dalam penelitian ini layak untuk dijadikan instrumen penelitian.
3.8.2 Uji Reliabilitas
Suharsimi Arikunto (2010:221) mengungkapkan bahwa “suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
tetap sama. Untuk menghitung uji reliabilitas, penelitian ini menggunakan rumus
alpha dari Cronbach sebagaimana berikut:
= [ − ] −∑ ��
(Suharsimi Arikunto, 2010 : 239) Dimana :
r11 = Reliabilitas instrument
k = Banyaknya pertanyaan butir pertanyaan
∑ � = Jumlah varians butir
� = Varians total
Kriteria pengujiannya adalah jika r hitung lebih besar dari r tabel dengan
taraf signifikansi pada α= 0,05, maka instrumen tersebut adalah reliabel,
sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka instrument tidak reliabel Selanjutnya, untuk melihat signikansi reliabilitasnya dilakukan dengan mendistribusikan rumor student t, yaitu:
ℎ�� = √ −
√ −
Dengan kriteria : Jika thitung > ttabel, maka instrumen penelitian reliabel dan signifikan, begitu pula sebaliknya. Uji validitas instrumen dalam penelitian adalah variabel Kemampuan Manajerial yang ditunjukkan oleh tabel berikut :
Tabel 3.4
Uji Reabilitas Variabel Kemampuan Manajerial
∑Var Item 10.17
Var Total 141.35
Reabilitas 1.08
r tabel 0.23
Sumber : Lampiran 5
Tabel 3.5
Uji Reabilitas Variabel Sikap Kewirausahaan
∑ Var Item 8.85
Var Total 72.89
Reabilitas 0.94
r tabel 0.23
Sumber : Lampiran 6
Pada tabel 4.37 di atas, menunjukkan bahwa instrumen penelitian pada variabel-variabel penelitian memiliki r hitung lebih besar dari pada r tabel untuk α = 0,05 dan derajat bebas (df) yaitu 0,23. Dengan kata lain semua item masing-masing variabel penelitian ini reliabel atau instrumen dapat dipercaya.
3.9Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.9.1 Teknik Analisi data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear sederhana. Analisis regresi linear sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen (X) dan satu variabel dependen (Y). tujuannya untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, apakah positif atau negative dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apakah nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.
Alat bantu analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan program komputer SPSS versi 17.00 for Windows. Selanjutnya data dapat diolah dengan model path analysis mengunakan software SPSS (Statistical Product and Service
Solution) versi 17.00. Menurut Riduwan (2013, hlm. 2) model path analysis
digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen).
1. Menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu dengan memeriksa jawaban responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2. Menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah ditentukan, kemudian menentukan skornya.
3. Melakukan analisis secara deskriftif, untuk mengetahui kecenderungan data. Dari analisis ini dapat diketahui rata-rata, median, standar deviasi dan varians data dari masing-masing variabel.
4. Melakukan uji korelasi, regresi dilanjutkan path analysis.
Menurut Riduwan dan Kuncoro (2013, hlm. 289-293) langkah-langkah menganalisis dan memaknai path analysis sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural Model a. Struktural model 1
X3= ρx3x1 X1+ ρx3x2 X2 +ei Keterangan :
ρ = Koefisien jalur X1 = Iklim Sekolah X2 = Efikasi Diri X3 = Motivasi Belajar ei = Faktor residual b. Struktural model 2
Y = ρyx1 X1+ ρyx2 X2 + ρyx3 X3 +ei
Dimana :
Y = Keberhasilan usaha
a = Konstanta (nilai Y apabila X=0) b = Koefisien regresi
X1 = Kemampuan manajerial X2 = Sikap kewirausahaan X3 = Modal usaha
a. Struktural Model 1
Gambar 3.1
Diagram analisis jalur Model 1
b. Struktural Model 2
Gambar 3.2
Diagram Analisis Jalur Model 2
c. Menghitung koefisien jalur dengan menghitung uji R2, uji F, dan uji t untuk menguji hipotesis.
X1
X2
X3 ei
ρx3x1
ρx3x2
X1
X2
X3 Y
Ρyx2 Ρx3x1
Ρyx1
Ρyx3
Ρx3x2
3.9.2 Pengujian Hipotesis
3.9.2.1Uji t (Uji Hipotesis Parsial)
Pengujian t statistik bertujuan untuk menguji signifikansi masing-masing variabel bebas dalam memengaruhi variabel terikat (variabel dependen). Pengujian t statistik ini merupakan uji signifikansi satu arah dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 17.00.
a. Struktural Model 1 yaitu (kemampuan manajerial (X1) terhadap modal usaha (X3)) dan (sikap kewirausahaan (X2) terhadap modal usaha (X3)) hipotesisnya dalam penelitian ini adalah:
X1 terhadap X3 : Ho : ρx3x1 = 0
Ha : ρx3x1 > 0
X2 terhadap X3 : Ho : ρx3x2 = 0
Ha : ρx3x2 > 0
b. Struktural Model 2 yaitu (kemampuan manajerial (X1) terhadap keberhasilan usaha (Y)), (sikap kewirausahaan (X2) terhadap keberhasilan usaha (Y)), dan (modal usaha (X3) terhadap keberhasilan usaha (Y)) hipotesisnya dalam penelitian ini adalah:
X1 terhadap Y : Ho : ρyx1 = 0
Ha : ρyx1 > 0 X2 terhadap Y : Ho : ρyx2 = 0
Ha : ρyx2 > 0
X3 terhadap Y : Ho : ρyx3 = ρyx3 = 0
Ha : ρyx3 = ρyx3 > 0
Adapun kriteria uji t ini dengan cara membandingkan antara nilai probabilitasnya 0,05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
b) Jika nilai probabilitasnya 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitasnya Sig atau [0,05 > Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya signifikan.
3.9.2.2Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Gujarati (2001:98) dijelaskan bahwa koefisien determinasi (R2) adalah angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel bebas terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut. Koefisien determinasi sebagai alat ukur kebaikan dari persamaan regresi yaitu memberikan proporsi atau presentase variabel total dalam variabel tidak bebas Y yang dijelaskan oleh variabel bebas X.
Pengujian ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana perubahan variabel terikat dijelaskan oleh variabel bebasnya. Untuk menguji hal ini digunakan rumus koefisien determinasi sebagai berikut :
R =ESSTSS
= ∑ �̂� − �̅∑ �� − �̅
(Agus Widarjono, 2005:39) Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0<R2<1), dengan ketentuan sebagai berikut : Jika R2 semakain mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat semakin erat atau dekat atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik
Jika R2 semakin menjauh angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat jauh atau tidak erat atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai kurang baik.
3.9.2.3Uji F Statistik
Uji secara keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut:
Ho : ρyx3 = ρyx2 = ρyx1 = 0 Ha : ρyx3 = ρyx2 = ρyx1 ≠ 0
a. Struktural Model 1
Ho : ρx3x1 = ρx3x1 = 0 Ha : ρx3x1 = ρx3x1 ≠ 0
b. Struktural Model 2
Ho : ρyx3 = ρyx3 = 0 Ha : ρyx3 = ρyx3 ≠ 0
Dari persamaan di atas, makna pengujian signifikansinya yaitu:
a. Jika nilai probabilitasnya 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitasnya Sig atau [0,05 < Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak signifikan.
b. Jika nilai probabilitasnya 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitasnya Sig atau [0,05 > Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya signifikan.
Tujuan dilakukannya pengujian ini adalah untuk menguji apakah penelitian ini bisa dilanjutkan atau tidak. Jika Ha terbukti diterima maka pengujian secara individual (pengujian antarvariabel dapat dilanjutkan).
3.9.2.4 Model Dekomposisi Pengaruh Antarvariabel
Model dekomposisi pengaruh antarvariabel yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun pengaruh tidak langsung antarvariabel penelitian. Riduwan dan Kuncoro (2013, hlm. 151) menyatakan bahwa :
Model dekomposisi adalah model yang menekankan pada pengaruh yang bersifat kausalitas antarvariabel, baik pengaruh langsung maupun tidak langsung dalam kerangka path analysis, sedangkan hubungan yang sifatnya nonkausalitas atau hubungan korelasional yang terjadi antarvariabel eksogen tidak termasuk dalam perhitungan ini.
Perhitungan menggunalan path analysis dengan model dekomposisi pengaruh antarvariabel dapat dibedakan menjadi tiga diantaranya:
2. Pengaruh tidak langsung adalah pengaruh antara satu variabel eksogen terhadap satu variabel endogen melalui perantara variabel lain dalam satu model penelitian yang sedang dianalisis.
3. Pengaruh total adalah jumlah dari pengaruh langsung dengan pengaruh tidak langsung antarvariabel.
3.9.3 Uji Multikolinearitas
Menurut Yana Rohmana (2010 : 141) menyebutkan bahwa multikolinieritas adalah kondisi adanya hubungan linier antar variabel independen. Multikolinieritas dapat dideteksi keberadaannya dengan cara :
Ketika nilai R2 tinggi tetapi hanya sedikit variabel independen yang signifikan.
Dengan cara menghitung korelasi antarvariabel independen. Apabila koefisiennya rendah maka tidak terdapat multikolinieritas.
Dengan melakukan regresi auxiliary.
Dengan menggunakan Tolerance (TOL) dan Variance Inflation Factor (VIF)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh kemampuan manajerial, sikap kewirausahaan dan modal usaha terhadap keberhasilan usaha pedagang ikan hias di jalan Peta Bandung, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Gambaran umum mengenai keberhasilan usaha (rata-rata laba) pedagang ikan hias di Jalan Peta Bandung sebagaian besar berada dalam kategori sedang. Sedangkan kemampuan manajerial yang dimiliki oleh pedagang ikan hias di Jalan Peta Bandung berada pada ketegori sedang, sikap kewirausahaan berada pada kategori tinggi, dan modal usaha berada pada kategori rendah.
2. Kemampuan manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap modal usaha pedagang ikan hias di Jalan Peta Kota Bandung. Artinya semakin baik kemampuan manajerial yang dimiliki pedagang ikan hias di Jalan Peta Bandung, maka modal usaha yang diperoleh pedagang ikan hias tersebut akan semakin besar.
3. Sikap kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap modal usaha pedagang ikan hias di Jalan Peta Kota Bandung. Artinya semakin baik sikap kewirausahaan yang dimiliki oleh pedagang ikan hias di Jalan Peta Bandung, maka modal usaha yang diperoleh pedagang ikan hias di Jalan Peta Bandung akan semakin besar.
4. Kemampuan manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha pedagang ikan hias di Jalan Peta Bandung. Artinya semakin baik kemampuan manajerial yang dimiliki pedagang ikan hias di Jalan Peta Bandung, maka keberhasilan usaha yang diperoleh pedagang tersebut akan semakin besar.
pedagang ikan hias di Jalan Peta Bandung maka keberhasilan usaha yang diperoleh pedagang akan semakin besar.
6. Modal usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha pedagang ikan hias di Jalan Peta Bandung. Artinya semakin besar modal usaha yang dimiliki oleh pedagang ikan hias di Jalan Peta Bandung maka keberhasilan usaha yang diperoleh pedagang akan semakin besar.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan kesimpulan yang diperoleh maka beberapa saran dari peneliti yang bias diberikan yaitu :
1. Para pedagang ikan hias di Jalan Peta Bandung harus memperhatikan dukungan latar belakang pendidikan formal, pentingnya penerapan hasil pelatihan manajerial dari aspek perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan dalam meningkatkan keberhasilan usahanya. Kemudian dalam pelaksanaannya para pedagang ikan hias harus memperhatikan tertib administrasi pembukuan dalam bidang keuangan, kemampuan memperoleh sumber daya baik manusia, material uang dan waktu serta meningkatkan jaringan pemasaran. Serta keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan bisnis dalam mencai tujuannya. Suatu bisnis dikatakan berhasil bila mendapat laba, karena laba adalah tujuan dari seseorang melakukan bisnis. Dimana keberhasilan usaha dengan indikator jumlah laba yang diterima yakni pendapatan dikurangi biaya sama dengan laba.
positif terhadap kegagalan memiliki jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab
3. Para pedagang ikan hias di Jalan Peta Bandung seharusnya memiliki modal usaha yang lebih besar lagi untuk menunjang kelangsungan usaha. Sebab modal usaha adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Hal ini bias dilakukan misalnya dengan mengajukan pinjaman atau bantuan dana kepada pihak-pihak terkait agar pedagang tidak kekurangan dalam hal permodalan. Dan agar para pedagang mengetahui apa bagaimana dan apa yang dimaksud dengan kas perusahaan, piutang perusahaan, persediaan bahan baku.
DAFTAR PUSTAKA
Ahman, Eeng dan Yana R. (2007). Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Bandung: Rizqi Press
Ahman, Eeng dan Yana R. (2009). Teori Ekonomi Mikro. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Alma, Buchari. (2003). Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. (edisi revisi 2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (edisi revisi ke VI, 2006). Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan edisi revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (edisi revisi 2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. (2011). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Budiwati, Neti dan Lizza S. (2010). Manajemen Keuangan Koperasi. Bandung: Laboratorium Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia.
Gujarati, Damodar. (1998). Ekonometrika Dasar . Jakarta: Erlangga. Kashmir. (2006). Kewirausahaan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Noor, F. Henry.(2007). Ekonomi Manajerial. Jakarta: PT. Grafindo Persada. Riduwan. (2006). Metode dan Teknis menyusun Tesis. Bandung : Alfabeto.
Riyanto, Bambang. (1993). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan edisi empat. Yogyakarta: FE UGM.
Samuelson, P.A dan W.D. Nordhaus. (1997). Mikro Ekonomi Edisi Keempat belas. Jakarta: Erlangga.
Siagian, P. Sondnag. (1999). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineke Cipta. Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono. (2006). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.
Sugiyono. (cetakan ke-16, 2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suhardi, Theo. (2009). Teori Pengantar Makroekonomi. Bandung: Unpad Press. Sukirno, Sadono. (2009). Teori Pengantar Mikroekonomi. Jakarta: Rajawali Pers. Suryana. (2006). Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses.
Jakarta: Salemba Empat.
Suryana, Yuyus dan Katib Bayu. (2010). Kewirausahaan. Jakarta: Kencana Preda Media Group.
Tambunan, Tulus. (2009). UMKM di Indonesia. Bogor : Ghalia Indonesia.
Ukas, Maman. (1999). Manajemen : Konsep, Teori dan Aplikasi. Bandung: CV. Ossa Promo Bnadung
Winardi. J. (2004). Manajemen PerilakuOrganisasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Winarjono, Agus. (2007). Ekonometrik Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonosia FE UII.
______________.(2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah 2013. Bumi Siliwangi: Universitas Pendidikan Indonesia.
Sumber Jurnal
Hafidiah, Atin. (2010). Pengaruh Jiwa Kewirausahaan tehadap Keberhasilan Usaha pada Usaha Produk Tekstil di Kabupaten Bandung. Jurnal Wirausaha Vol. 5, No 1, hlm 5-13.
Imron, Muchamad dan Purwo Adi W. (2008). Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Tingkat Keberhasilan Usaha (Studi Pada Warung “Nasi Kucing” di Kabupaten Jepara. Jurnal Dinamika Ekonomi dan Bisnis. Vol. 5 No.2.
Indriyatni, Lies. (2013). Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Usaha Mikro dan Kecil (Studi Pada Usaha Kecil di Semarang Barat). Jurnal STIE Semarang. Vol 5, No 1.
Kartika, Putri dan Ari P. (2012). Pengaruh Karakteristik Modal Usaha dan Peran
Business Development Service Terhadap Pengembangan Usaha (studi pada
sentra industri kerupuk desa kedungrejo, Jawa Timur). Jurnal Ilmu
Administrasi Bisnis, hlm 1-10.
Manizu, Musran. (2010). Pengaruh Faktor-Faktor Eksternal dan Internal terhadap Kinerja Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Sulawesi Selatan. Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan. Vol 12, No, 1, hlm 33-41.
Mei, Ie dan Eni V. (2013). Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Pemilik Toko Pakaian Di Pusat Grosir Metro Tanah Abang Jakarta. JUrnal Manajemen. Vo.13 No.1.
Purwanti, Endang. (2012). Pengaruh Karakteristik Wirausaha, Modal Usaha, Strategi Pemasaran Terhadap Perkembangan UMKM di Desa Dayaan dan Kalilondo Salatiga. JurnalSTIE AMA Salatiga. Vol. 5 No. 9, hlm 13-27.
Suhardi, Theo. (2009). Hubungan Antara Perilaku Berwirausaha, Kemampuan Manajerial, dan Strategi Bersaing terhadap Kinerja Usaha. Jurnal
Kewirausahaan.
Surachman, E. (2011). Menumbuhkan sikap kewirausahaan: survey tiga faktor pendorong di Kecamatan Plered Purwakarta. Jurnal Sosialita Vol. 9 No. 1. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta.
Tritisari, Kartika Hendra dan Trimurti. (2005). Pengaruh Aspek Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha Pada industri Makanan Berskala Kecil di Surakarta. Gema, hlm 1-15.
Waspada, Ikaputera. Sukses Wirausaha Sukses Profit. Jurnal UPI. [online]. Tersedia : jurnal.upi.edu. [8 Februari 2014]
Sumber Lainnya
www.bps.go.id