PERBANDINGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL INDOOR DENGAN OUTDOOR PADA SISWA SMAN 1
TASIKMALAYA
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Olahraga Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh
Melly Amela Noviadini 0901595
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
MELLY AMELA NOVIADINI
PERBANDINGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL INDOOR DENGAN OUTDOOR PADA SISWA
SMAN 1 TASIKMALAYA
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
Drs. Sucipto, M. Kes. AIFO NIP.196106121987031002
Pembimbing II
Sufyar Mudjianto, M.Pd NIP. 197503222008011005
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PERBANDINGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL
INDOOR DENGAN OUTDOOR PADA SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA” beserta isinya adalah benar-benar karya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Bandung, Januari 2014 yang Membuat Pernyataan
Melly Amela Noviadini, 2015
PERBAND INGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL IND OOR D ENGAN OUTD OOR PAD A SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
STUDENT LEARNING TIME COMPARISON BETWEEN ACTIVE LEARNING TEACHING FUTSAL INDOOR OUTDOOR WITH THE STUDENT SMAN 1 TASIKMALAYA
by The:
Melly Amela Noviadini 0901595
The purpose of this study was to determine how the number of active learning in the learning time futsal in physical education. The method used is the experimental method with a quantitative approach, which is done in SMAN 1 Tasikmalaya with research subjects are students of class XI which follow extracurricular futsal, the sample was divided into two groups, each group of 15 people. One group was given the indoor futsal learning while the other group was given learning outdoor futsal. The design used in this study were randomized pretest-posttest design goup, the instrument used was a test observations in the learning process can take futsal authors observe directly. Statistical analysis using two different test statistic average (t-test). The average yield for the initial test of 29.84 for outdoor indoor amounted to 27.82. Final test results for the average indoor test of 59.76, while the average for the outdoor test of 57.76. For indoor learning rose by 59.76 while for outdoor increased by 57.76. From the results of the analysis showed both indoor and outdoor learning significant. The difference between the two average indoor with outdoor differ significantly. Learning indoor futsal greater than outdoor futsal learning. From the results of learning both futsal indoor and outdoor futsal nice to be implemented in schools. But the indoor futsal more benefits than outdoor futsal.
Melly Amela Noviadini, 2015
PERBAND INGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL IND OOR D ENGAN OUTD OOR PAD A SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
PERBANDINGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL INDOOR DENGAN OUTDOOR PADA SISWA SMAN 1
TASIKMALAYA
Oleh:
Melly Amela Noviadini 0901595
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jumlah waktu aktif belajar pada pembelajaran futsal dalam pendidikan jasmani. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif, yang dilakukan di SMAN 1 Tasikmalaya dengan subjek penelitiannya yaitu siswa kelas XI yang mengikuti ekstrakulikuler futsal, sampel dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok berjumlah 15 orang. Kelompok yang satu diberi pembelajaran futsal indoor sedangkan kelompok yang lain diberikan pembelajaran futsal outdoor. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest- Posttest Randomized
Goup Design, instrumen yang digunakan adalah Tes Observasi dalam proses pembelajaran futsal
penulis bisa ikut mengamati secara langsung. Analisis statistic dengan menggunakan statistik uji beda dua rata-rata (uji-t). Hasil rata-rata tes awal untuk indoor sebesar 29,84 untuk outdoor sebesar 27,82. Hasil tes akhir untuk rata-rata tes indoor sebesar 59,76, sedangkan untuk rata-rata tes outdoor sebesar 57,76. Untuk pembelajaran indoor naik sebesar 59,76 sedangkan untuk
outdoor naik sebesar 57,76. Dari hasil analisis menunjukan baik pembelajaran indoor maupun outdoor berpengaruh secara signifikan. Perbedaan dua rata-rata antara indoor dengan outdoor
berbeda secara signifikan. Pembelajaran futsal indoor lebih besar dari pada pembelajaran futsal
outdoor. Dari kedua hasil tersebut baik pembelajaran futsal indoor maupun futsal outdoor bagus
untuk dilaksanakan di sekolah.
v Melly Amela Noviadini, 2015
PERBAND INGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL IND OOR D ENGAN OUTD OOR PAD A SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR...ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ...ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... …1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 4
C. Tujuan Penelitian... 4
D. Manfaat Penelitian... 5
E. Batasan Penelitian ... 5
F. Penjelasan Istilah ... 7
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 8
A. KAJIAN TEORITIS... 8
1. Jumlah Waktu Aktif Belajar Siswa ... 8
2. Proses Belajar Mengajar ... 11
vi Melly Amela Noviadini, 2015
PERBAND INGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL IND OOR D ENGAN OUTD OOR PAD A SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
B. KERANGKA PEMIKIRAN ... 23
C. HIPOTESIS ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 27
A. LOKASI DAN SUBYEK PENELITIAN ... 27
1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27
2. Subyek Penelitian ... 27
a. Populasi ... 27
b. Sampel ... 28
B. DESAIN PENELITIAN DAN LANGKAH PENELITIAN ... 29
1. Desain Penelitian ... 29
2. Langkah Penelitian ... 30
C. METODE PENELITIAN ... 33
D. DEFINISI OPERASIONAL ... 34
1. Jumlah Waktu Aktif Belajar Siswa ... 35
2. Hakikat Proses Belajar Mengajar ... 35
3. Permainan Futsal ……….35
E. INSTRUMEN PENELITIAN ... 36
F. TEKNIK ANALISIS DATA... 39
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 40
A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data ... 40
vii Melly Amela Noviadini, 2015
PERBAND INGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL IND OOR D ENGAN OUTD OOR PAD A SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
viii Melly Amela Noviadini, 2015
PERBAND INGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL IND OOR D ENGAN OUTD OOR PAD A SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel halaman
ix Melly Amela Noviadini, 2015
PERBAND INGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL IND OOR D ENGAN OUTD OOR PAD A SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
2.1 Tyime Analiysis ... 12
4.1Diagram Hasil Tes Awal Kelompok 1 ... 25
4.2 Diagram Hasil Tes Akhir Kelompok 1 ... 36
4.3 Diagram Hasil Tes Awal Kelompok 2 ... 37
x Melly Amela Noviadini, 2015
PERBAND INGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL IND OOR D ENGAN OUTD OOR PAD A SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
A. Program Pembelajaran
B. Instrumen Penilaian Waktu Aktif Belajar Siswa Pada Penampilan Mengajar Penjas C. Hasil Tes Awal kelompok 1
D. Hasil Tes Awal Kelompok 2 E. Hasil Tes Akhir Kelompok 1 F. Hasil Tes Akhir Kelompok 2
G. Tabel Penolong Untuk Mencari Uji Normalitas Liliefors Tes Awal Kelompok 1 H. Tabel Penolong Untuk Mencari Uji Normalitas Liliefors Tes Akhir Kelompok 1 I. Tabel Penolong Untuk Mencari Uji Normalitas Liliefors Tes Awal Kelompok 2I J. Tabel Penolong Untuk Mencari Uji Normalitas Liliefors Tes Akhir Kelompok 2 K. Uji Homogenitas Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 1
L. Uji Homogenitas Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 2 M. Data Hasil Pengujian Uji Signifikan Peningkatan
menggunakan pembelajaran futsal indoor dan pembelajaran futsal outdoor N. Data Hasil Pengujian Uji Signifikan Perbedaan Peningkatan
menggunakan pembelajaran futsal indoor dan pembelajaran futsal outdoor O. Pengesahan Judul dan Penunjukan Dosen Pembimbing
P. Surat Permohonan Izin Mengadakan Penelitian Q. Surat Telah Melaksanakan Penelitian di Sekolah R. Dokumentasi Penelitian
1
Melly Amela Noviadini, 2015
PERBAND INGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL IND OOR D ENGAN OUTD OOR PAD A SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan jasmani memberikan kontribusi yang berarti terhadap pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara menyeluruh apabila menghasilkan perubahan. Prioritas utama dalam upaya peningkatan pendidikan jasmani di sekolah, yaitu dengan perwujudan secara optimal peranan dan fungsi guru dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Harold M.Barrow ( Abduljabar, 2009, hlm.6) :
Pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai pendidikan tentang dan melalui gerak insani, ketika tujuan kependidikan dicapai melalui media aktivitas otot-otot, termasuk: olahraga (sport), permainan, senam, dan latihan (exercise). Hasil yang ingin dicapai individu yang terdidik secara fisik. Nilai ini menjadi salah satu bagian nilai individu yang terdidik, dan bermakna hanya ketika berhubungan dengan sisi kehidupan individu. Pendidikan jasmani atau sering kita sebut penjas pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan nyata bagi kualitas individu baik dalam hal fisik, mental, dan emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh sebagai mahluk total, dari pada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. Tidak ada bidang tunggal lainnya seperti pendidikan jasmani yang berkepentingan dengan perkembangan total manusia. Tujuan pendidikan jasmani tidak semata-mata mengembangkan kemampuan psikomotorik yang dimiliki oleh siswa, akan tetapi memiliki tujuan pengembangan yang menyeluruh baik dari segi aspek kognitif dan aspek afektif.
2
Melly Amela Noviadini, 2015
PERBAND INGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL IND OOR D ENGAN OUTD OOR PAD A SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memeperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.”
Dari pengertian tersebut diatas berarti belajar merupakan proses perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, bukan hanya belajar yang memenuhi kebutuhan hidup seseorang, pembelajaranlah yang merupakan proses mendasar dalam aktivitas pendidikan di sekolah.
Pentingnya pembelajaran untuk mencapai tingkat perencanaan yang lebih baik hingga tercapainya hasil belajar maksimal. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus dapat mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan atau olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) dari pembiasaan pola hidup sehat. Dalam proses belajar mengajar (PBM) pendidikan jasmani, pembelajaran merupakan salah satu peranan penting.
Proses belajar mengajar melibatkan banyak komponen yang melumat menjadi sebuah komunikasi aktif antara guru dan peserta didik dan segala hal yang mempengaruhinya. Menurut pendapat Mosston dan Aswoerth,(1994) dalam buku Husdarta (2011, hlm.170), proses belajar mengajar merupakan “interaksi berkelanjutan antara perilaku guru dan perilaku siswa.”Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran. Di dalam proses belajar mengajar harus memperhatikan jumlah waktu aktif siswa di dalam satu kali pertemuan, agar kegiatan gerak siswa dapat tercapai sebaik mungkin.
Jumlah waktu aktif belajar (JWAB) menurut Lutan dan Suherman (2000, hlm.45-46) adalah
3
Melly Amela Noviadini, 2015
PERBAND INGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL IND OOR D ENGAN OUTD OOR PAD A SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
demonstrasi, termasuk strategi atau style yang digunakan. Oleh karna itu akan lebih baik apabila dari sejak awal guru merencanakan pemanfaatan waktu untuk masing-masing aspek dengan curahan waktu terbanyak ditekankan pada waktu aktif belajar.
Berdasarkan uraian di atas Jumlah waktu aktif belajar (JWAB) siswa sangat berperan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan, sehingga seorang guru pendidikan jasmani sejatinya harus bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Proses pembelajaran pendidikan jasmani dapat dilakukan di outdoor maupun indoor tergantung pada materi yang akan disampaikan dan fasilitas yang tersedia di lingkungan sekolah dimana kita mengajar. Pada dasarnya pembelajaran pendidikan jasmani dilaksanakan di ruangan yang luas dan aman untuk melakukan kegiatan olahraga yang memerlukan lapangan yang luas.
Didalam proses pembelajaran pendidikan jasmani terdapat beberapa materi yang dilakukan di dalam ruangan atau aula sebagai tempat untuk melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani. Ada beberapa materi outdoor yang dilakukan saat proses belajar mengajar disekolah dimana salah satu yang terdapat dalam silabus kelas XI yaitu : sepakbola, bolabasket, bola voli, lari jarak menengah,futsal. Adapun beberapa materi yang baiknya dilakukan di indoor yaitu : senam lantai, senam aerobic, pencak silat, futsal. Kaitannya dalam hal ini peneliti menemukan sekolah yang memiliki fasilitas gedung olahraga sehingga dapat melakukan pembelajaran futsal di lapangan indoor untuk sesekali waktu bila gedung itu tidak sedang digunakan kegiatan lainnya, namun bila melakukan proses pembelajaran futsal di indoor terus jika geung sedang dipakai maka guru sekolah tersebut memakai lapangan terbuka. Akan tetapi tidak semua siswa dan siswi senang dan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran ketika di lapangan terbuka, ada berbagai alasan dari setiap siswa dan siswa mengapa mereka tidak terlalu antusias mengikuti pembelajaran di lapangan terbuka.
4
Melly Amela Noviadini, 2015
PERBAND INGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL IND OOR D ENGAN OUTD OOR PAD A SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Perbandingan Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Siswa Antara Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani Outdoor dan Indoor
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengajukan perumusan masalah penelitian, yaitu :
1. Seberapa besar pengaruh dari proses belajar mengajar pendidikan jasmani
indoor di SMAN 1 Tasikmalaya terhadap jumlah waktu aktif belajar siswa ?
2. Seberapa besar pengaruh dari proses belajar mengajar pendidikan jasmani
outdoor di SMAN 1 Tasikmalaya terhadap jumlah waktu aktif belajar siswa ?
3. Manakah yang lebih berpengaruh antara proses belajar mengajar pendidikan jasmani outdoor dan proses belajar mengajar pendidikan jasmani indoor di SMAN 1 Tasikmalaya terhadap jumlah waktu aktif belajar siswa ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai latar belakang dan rumusan masalah yang telah penulis uraikan di atas, maka yang menjadi tujuan utama dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui seberapa berpengaruhnya proses belajar mengajar pendidikan jasmani indoor di SMAN 1 Tasikmalaya terhadap jumlah waktu aktif belajar siswa.
2. Untuk mengetahui seberapa berpengaruhnya proses belajar mengajar pendidikan jasmani outdoor di SMAN 1 Tasikmalaya terhadap jumlah waktu aktif belajar siswa.
3. Untuk mengetahui manakah yang lebih berpengaruh antara proses belajar mengajar pendidikan jasmani outdoor dan proses belajar mengajar pendidikan jasmani indoor di SMAN 1 Tasikmalya terhadap jumlah waktu aktif belajar siswa.
5
Melly Amela Noviadini, 2015
PERBAND INGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL IND OOR D ENGAN OUTD OOR PAD A SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pihak lainnya. Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka manfaat yang diharapkan oleh penulis melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara Teoritis, penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pikiran dalam rangka pengembangan ilmu pendidikan dan sebagai inspirasi guru terutama dikaitkan dengan bagaimana jumlah waktu aktif belajar agar bisa maksimal diberikan terhadap murid.
2. Sebagai bahan pertimbangan untuk sekolah dalam meningkatkan fasilitas tempat yang telah ada agar lebih aman dan nyaman.
3. Sebagai pengalaman dan masukan bagi penulis ketika menjadi guru pendidikan jasmani.
E. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian agar tidak terlalu luas. Penulis hanya membatasi pada pokok bahasan yang berkaitan saja. Adapun pembatasan ruang lingkup dalam penelitian ini, batasan tersebut sebagai berikut :
1. Penelitian ini berisi tentang perbandingan jumlah waktu aktif belajar siswa antara proses belajar mengajar pendidikan jasmani outdoor dan indoor.
2. Penelitian ini difokuskan antara proses belajar mengajar pendidikan jasmani
outdoor (futsal) dan proses belajar mengajar pendidikan jasmani indoor
(futsal) di SMAN 1 Tasikmalaya.
3. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah proses belajar mengajar pendidikan jasmani outdoor (futsal) dan proses belajar mengajar pendidikan jasmani
indoor (futsal), variable terikat dalam penelitian ini adalah jumlah waktu aktif
belajar (JWAB) siswa.
4. Populasi dan sampel yang akan diambil adalah siswa kelas XI SMAN 1 Tasikamalaya.
6
Melly Amela Noviadini, 2015
PERBAND INGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL IND OOR D ENGAN OUTD OOR PAD A SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMAN 1 Tasikmalaya Jl. Rumah Sakit Umum
6. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. 7. Instrument penelitian menggunakan Tes Observasi.
F. Penjelasan Istilah
Berikut merupakan beberapa istilah yang di gunakan dalam penelitian, yaitu:
1. Perbandingan adalah menyamakan dua hal atau benda untuk mengetahui persamaan atau selisihnya.
2. Jumlah waktu aktif belajar merupakan ciri pembelajaran yang efektif. Perencanaan jumlah waktu aktif belajar akan terkait langsung dengan waktu yang diperlukan untuk aspek lain, misal pemanasan, penjelasan, demonstrasi, termasuk strategi atau style yang digunakan (Lutan dan Suherman, 2000, hlm.45-46).
3. Whittaker mengatakan dalam heritl.blogspot.com/2007/12/belajar-dandemonstrasinya (diakses 1 april 2013), belajar adalah proses tingkah laku yang ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Belajar merupakan sebuah pengalaman bagi siswa untuk mengubah pemikiran serta sikapnya agar menjadi lebih baik.
4. Siswa menurut Amminudin Rasyad (adnan 2004), mengemukakan bahwa “...peserta didik adalah seseorang atau sekelompok orang yang bertindak sebagai pelaku pencari, penerima dan penyimpan isi pelajaran yang dilakukan untuk mencapi tujuan”
7
Melly Amela Noviadini, 2015
PERBAND INGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL IND OOR D ENGAN OUTD OOR PAD A SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
6. Pendidikan jasmani adalah suatu aktivitas yang menggunakan fisik atau tubuh sebagai alat untuk mencapai tujuan melalui aktivitas-aktivitas jaasmani ( Supandi, 1990, hlm.29).
34
Melly Amela Noviadini, 2015
PERBAND INGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL IND OOR D ENGAN OUTD OOR PAD A SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Dan Subyek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di SMA Negeri 1 Tasikmalaya yang beralamat di Jl.Rumah Sakit Umum No. 26.
b. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian yaitu: 27 November sampai dengan 6 Desember 2014, frekuensi pertemuan perminggu sebanyak 2 kali dalam seminggu.
Penelitian dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan, sama seperti jumlah pertemuan pembelajaran pendidikan jasmani materi sepak bola/ futsal dalam satu semester yang ada dalam kurikulum pendidikan jasmani untuk kelas XI seperti yang dipaparkan oleh Mahendra A (2007, hlm.208) bahwa “Jika guru melihat perubahan -perubahan dalam penampilan yang teramati, mereka dapat menyimpulkan bahwa perubahan-perubahan telah terjadi pada satu atau lebih tahapan tersebut, dan demikian juga dalam kemampuan atau keterampilan penampilannya”.
Penelitian ini dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan. Dengan catatan melihat dari hasil peningkatan pembelajaran siswa. Apabila selama 4 kali pertemuan tersebut telah mengalami suatu perubahan atau peningkatan yang siap untuk di tes akhir. c. Sasaran Penelitian
Waktu aktif belajar siswa dalam pembelajaran futsal indoor dan outdoor. Bagaimana tingkat keaktifan siswa saat melaksanakan pembelajaran futsal indoor dan
35
Melly Amela Noviadini, 2015
PERBAND INGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL IND OOR D ENGAN OUTD OOR PAD A SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 2. Subyek Penelitian
a. Populasi
Populasi yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah siswa sekolah menengah, khususnya sekolah menengah akhir (SMA), hal ini dikarenakan pada tingkatan itu dalam kurikulumnya terdapat pembelajran futsal. Menurut Sugiyono (2013, hlm.117) menyatakan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karekteristik tertentu yang ditetapkan olah peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Berdasarkan apa yang dikemukakan Sugiyono di atas mengenai populasi, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa populasi adalah suatu keseluruhan dari sekumpulan objek atau subjek sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas SMA Negeri 1 Tasikmalaya orang yang mengikuti ekstrakulikuler futsal.
b. Sampel
Sampel yang diambil dari populasi haruslah mewakili dari populasi tersebut. Hal ini serupa dengan yang dijabarkan oleh Sugiyono (2013, hlm.118) yaitu:
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yan dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada dalam populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil harus betul – betul representative (mewakili).
36
Melly Amela Noviadini, 2015
PERBAND INGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL IND OOR D ENGAN OUTD OOR PAD A SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelititannya merupakan peenelitian populasi. Tetapi jika jumlah subyeknya lebih besar, dapat diambil antara 10-15% atau atau 20-25% atau lebih, tergantung dari kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana serta luas dan sempitnya pengamatan dari setiap objek dan besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.
Adapun teknik pengambilan sampel pada penelitian ini penulis mempergunakan teknik purposive sampling atau sampel pertimbangan dimana pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan atau pertimbangan peneliti. Alasan mengapa peneliti menggunakan teknik purposive
sampling dalam penelitian ini, karena siswa yang akan jadi sampel harus memiliki
kriteria-kriteria sebagai berikut :
1. Ada pembelajaran ekstrakulikuler futsal di SMAN 1 Tasikmalaya. 2. Siswa yang aktif di ekstrakulikuler futsal
3. Siswa yang menjadi sampel anggota ekstra kulikuler futsal
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan kriteria diatas berjumlah 30 orang, selanjutnya siswa dibagi menjadi 2 kelompok sama banyak yaitu 15 orang untuk kelompok futsal indoor dan 15 orang untuk kelompok futsal outdoor.
B. Desain Penelitian Dan Langkah Penelitian 1. Desain Penelitian
Menurut Nazir (2011, hlm.84) menyatakan bahwa “ Desain penelitian adalah suatu proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”. Penelitian eksperimen mempunyai berbagai macam desain penelitian. Desain penelitian tersebut disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin diungkapkan.
Desain penelitian dalam penelitian ini adalah Pretest- Posttest Randomized
37
Melly Amela Noviadini, 2015
PERBAND INGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL IND OOR D ENGAN OUTD OOR PAD A SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, kemudian dari pretest tersebut menjadi penilaian awal dalam memberikan perlakuan hingga menuju
posttest.
Langkah awal yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu menetapkan kelompok yang akan dijadikan kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Mengenai pretest - posttest randomized group design, Sugiyono (2011, hlm.75) menggambarkan sebagai berikut:
Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir Kelompok 1 Y1 O1(futsal Indoor) Y2 Kelompok 2 X1 O2(futsal Outdoor) X2
Tabel 3.1 Desain Penelitian
(Sumber: Sugiyono dalam buku metode penelitian 2010, hlm.75)
Keterangan :
Y1 : Pretest (sebelum diberi perlakuan)
Y2 : Nilai Posttest kelompok futsal indoor (setelah diberi perlakuan) O1 : Pemberian perlakuan futsal
X1 : Pretest (sebelum diberi perlakuan)
X2 : Nilai Posttest kelompok futsal outdoor (setelah diberi perlakuan)
2. Langkah Penelitian
[image:22.612.113.535.300.365.2]38
Melly Amela Noviadini, 2015
PERBAND INGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL IND OOR D ENGAN OUTD OOR PAD A SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
dipaparkan di atas, membuat langkah-langkah terlebih dahulu besar manfaatnya karena bisa memonitor gerak kerja peneliti itu sendiri agar tersusun dan tidak ada yang terlewatkan dalam setiap aktivitas penelitiannya.
Adapun gambaran secara skematis, langkah penelitian ini disusun dalam bagian berikut:
Populasi
Sampel
Test
Kesimpulan Data
Analisis dan Pengolahan Data Perlakuan
Posttest
Hasil A
Posttest
Hasil B Pretest Pretest
39
Melly Amela Noviadini, 2015
PERBAND INGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL IND OOR D ENGAN OUTD OOR PAD A SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Bagan 3.2 Langkah-langkah Penelitian
(Sumber : Sugiyono dalam buku metode penelitian 2010, hlm.70)
Berdasarkan penjelasan bagan 3.2 di atas cara menentukan sample untuk kelompok 1 dan kelompok 2 sebagai berikut :
1. Dilakukan tes kepada seluruh anggota ekstrakulikuler futsal
2. Hasil tes di rangking dengan diurut zig-zag dari 1 sampai 30 agar hasil pembagiannya sama rata dalam kemampuannya.
1 2
4 3
5 6 8 7 9 10 12 11 13 14 16 15 17 18 20 19 21 22 24 23 25 26 28 27 29 30
3. Setelah hasil rangking didapat kedua hasil tersebut di undi untuk menjadi kelompok indoor dan kelompok outdoor dengan jumlah 15 orang per kelompok.
Adapun prosedur dari rancangan penelitian tersebut dari awal penelitian sampai akhir penelitian adalah sebagai berikut :
1. Tahap I
a. Merumuskan maslah dan tujuan penelitian
40
Melly Amela Noviadini, 2015
PERBAND INGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL IND OOR D ENGAN OUTD OOR PAD A SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
c. Menghubungi pihak sekolah dan menghubungi guru mata pelajaran bersangkutan d. Membuat surat izin penelitian
e. Menentukan sampel penelitian
f. Mempersiapkan program pembelajaran 2. Tahap II
a. Memberikan pretest pada sampel penelitian untuk mengetahui keadaan awal b. Memberikan perlakuan pada sampel penelitian yaitu futsal outdoor dan futsal
indoor
c. Memberikan posttest pada sampel penelitian untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan jumlah waktu aktif belajar siswa setelah diberikan perlakuan
3. Tahap III
a. Mengolah dan menganalisis data hasil posttest b. Menganalisis hasil penelitian
c. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data untuk menjawab permasalahan penelitian
C. Metode Penelitian
Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Hal ini seperti metode penelitian memiliki kedudukan yang penting dalam pelaksanaan dan analisis data. Metode penelitian membicarakan mengenai tata cara pelaksanaan penelitian, metode peneitian menurut Suharismi Arikunto (2002, hlm.146) mengemukakan bahwa “metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan dan penelitiannya”.
41
Melly Amela Noviadini, 2015
PERBAND INGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL IND OOR D ENGAN OUTD OOR PAD A SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
berupa jawaban penelitian. Bentuk serta jenis metode penelitian yang digunakan berbeda-beda tergantung kepada masalah yang hendak dipecahkan dalam penelitian. Secara umum dikenal bentuk metode penelitian seperti penelitian eksperimen, deskriptif, penelitian tindakan kelas dan yang lainnya.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Adapun pengertian dari metode eksperimen adalah suatu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali (Sugyiono, 2009: hlm.72). Selanjutnya Sugiyono membagi penelitian eksperimen ke dalam empat jenis yaitu “Pre-experimental Design, True Experimental Design, Factorial Design, dan Quasi Experimental
Design”. Adapun jenis penelitian eksperimen yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah True-Eksperimental Design bentuk yang di ambil
Pretest-Posttest Randomized group Design.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional dibutuhkan demi persamaan persepsi mengenai beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Jumlah Waktu Aktif Belajar Siswa
42
Melly Amela Noviadini, 2015
PERBAND INGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL IND OOR D ENGAN OUTD OOR PAD A SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Waktu aktif belajar siswa khususnya dalam penjas merupakan waktu yang harus ditempuh selama kegiatan pendidikan jasmani itu berlangsung. Dimana anak dalam kondisi aktif belajar atau melakukan aktivitas yang sedang dilaksanakan sesuai apa yang diharuskan oleh guru.
2. Hakikat Proses Belajar Mengajar
Belajar pada hakekatnya, adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu (Sudjana, 1989, hlm.28). Menurut Witherington (1952) menyebutkan bahwa : “ Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai suatu pola – pola respon yang berupa keterampilan, sikap, kebiasaan, kecakapan atau pemahaman”.
Terjadinya proses belajar dapat dipandang dari sisi kognitif, yaitu berhubungan dengan perubahan – perubahan tentang kekuatan variable – variable hipotesis, kekuatan – kekuatan, asosiasi, hubungan – hubungan dan kebiasaan atau kecenderungan perilaku, karena dalam setiap proses pembelajaran akan selalu ada dimana waktu tidak dapat dikondisikan dengan sangat baik di lihat dari beberapa sisi di atas.
Dalam hubungan ini Crow & Crow (Surya, 1979, hlm.32) menyatakan bahwa:
43
Melly Amela Noviadini, 2015
PERBAND INGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL IND OOR D ENGAN OUTD OOR PAD A SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 3. Permainan Futsal
Olah raga futsal sebenarnya sudah muncul pertama kali pada tahun 1930 bersamaan dengan penyelenggaraan piala dunia pertama di Uruguay. Namun perkembangan futsal tidak secepat perkembangan sepak bola. Dan di Indonesia sendiri futsal masuk pada sekitar tahun 1998-1999. Futsal mulai dikenal di masyarakat sekitar tahun 2000-an. Pada saat itulah futsal mulai berkembang sampai dengan di sekolah-sekolah. Futsal merupakan olahraga permainan yang dilakukan pada waktu luang. Kegiatan olahraga futsal ini berawal dari hobi atau kegemaran seseorang dalam bermain bola di dalam ruangan. Mengenai hal ini Irwan (2009, hlm.4) menyatakan bahwa:
Olahraga futsal merupakan olahraga permainan yang hampir sama dengan sepak bola tetapi dilakukan dalam ruangan dengan ukuran minimal satu lapangan basket. Olahraga tersebut dimainkan oleh 2 tim yang masing-masing tim terdiri dari 5 pemain termasuk penjaga gawang, dimana dua tim tersebut memainkan dan memperebutkan bola diantara para pemain dengan tujuan dapat memasukan bola ke gawang lawan dan mempertahankan gawang dari kemasukan bola. E. Instrumen Penelitian
Dalam suatu penelitian diperlukan alat ukur untuk mendapatkan data dari sampel yang diteliti. Biasanya alat ukur yang digunakan dalam suatu penelitian disebut dengan instrument penelitian sperti yang dikemukakan oleh Sugiono (2008:148) bahwa: “Instrumen penelitian adalah salah satu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Berkaitan dengan penelitian ini, instrument yang digunakan adalah Tes Observasi agar dalam proses pembelajaran futsal penulis bisa ikut mengamati secara langsung.
44
Melly Amela Noviadini, 2015
PERBAND INGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL IND OOR D ENGAN OUTD OOR PAD A SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
1. Tes digunakan untuk mengukur waktu aktif belajar siswa pada saat pembelajaran futsal indoor dan outdoor.
2. Format Lembar Observasi
Untuk mengetahui seberapa besar waktu aktif belajar siswa antara proses pembelajaran futsal indoor dan outdoor, penulis akan menggunakan instrument penelitian penampilan mengajar dengan menggunakan metode observasi sistematis melalui teknik duration recording, dimana teknik duration recording ini digunakan untuk memotret keterampilan guru jasmani dalam mengajar, terutama yang berhubungan erat dengan penggunaan waktu yang dihabiskan selama pembelajaran. Adapun Suherman (2009, hlm. 115) mengungkapkan ada empat kategori aktivitas dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, antara lain sebagai berikut :
a. Manajemen (M) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih dari 50%) untuk bersifat manajerial (missal: penggantian bentuk latihan, menyimpan dan mengambil bola, mendengarkan aturan-aturan dalam mengikuti pelajaran/rules, mendengarkan peringatan atau teguran, ganti pakaian, mengecek kehadiran).
b. Aktivitas Belajar (A) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih dari 50%) untuk melakukan aktivitas belajar secara aktif (missal: menangkap bola, melempar bola, dribbling, lari).
c. Instruction (I) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa
(lebih dari 50%) untuk mendengarkan informasi bagaimana melakukan keterampilan (melihat demonstrasi, mendengarkan instruksi keterampilan).
d. Waiting (W) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa
(lebih dari 50%) tetapi tidak termasuk dalam ke tiga kategori diatas (missal: tunggu giliran, off-task behavior: sebagian besar siswa diam atau ngobrol tidak melakukan kegiatan yang ditugaskan, menunggu guru untuk memberikan intruksi).
45
Melly Amela Noviadini, 2015
PERBAND INGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL IND OOR D ENGAN OUTD OOR PAD A SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
tidak di biasakan lagi, kebiasaan buruk yang selalu mengabaikan waktu pembelajaran dimulai hingga menyebabkan keterlambatan dalam waktu pembelajaran.
Penulis merujuk pada format menggabungkan dua tujuan yaitu untuk mengetahui pemanfaatan waktu aktif belajar gerak dan proporsi jumlah siswa yang belajar gerak. Maka format lembar observasinya adalah sebagai berikut
No. Stopwatch Alokasi Fokus Jumlah siswa fokus 1. 0:01:00
2. 0:02:00
3. 0:03:00
4. 0:04:00
Dst
Tabel 3.3 Format Observasi Penelitian
(Sumber : Suherman dalam Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani 2009, hlm. 33)
Adapun langkah-langkah pelaksanaan observasi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Hidupkan stopwatch sejak dari awal hingga akhir pembelajaran.
b. Berikan tanda silang (X) pada kolom stopwatch sesuai dengan berkurangnya waktu dalam stopwatch.
[image:30.612.110.533.297.428.2]46
Melly Amela Noviadini, 2015
PERBAND INGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL IND OOR D ENGAN OUTD OOR PAD A SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Kolom yang akan digunakan dalam instrument penelitian ini adalah berupa gambaran hitungan menit dari mulai menit pertama sampai menit terakhir. Jumlah menit yang ada dalam kolom disesuaikan dengan jam pelajaran pendidikan jasmani yang telah ditentukan oleh pihak kurikulum yang ada di sekolah. Untuk mempermudah dalam melihat siswa yang aktif mengikuti pembelajaran pada setiap menitnya, maka penulis akan memberikan nomor yang disusun sesuai nama siswa secara alphabet. Sedangkan untuk menentukan berapa jumlah siswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran maka observer menuliskan nomor urut siswa tersebut pada kolom jumlah siswa focus.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan bukti dari segala kegiatan yang dilaksanakan pada saat penelitian berlangsung di lapangan. Dokumentasi tersebut berupa hasil pemotretan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Kegiatan yang didokumentasikan yaitu berupa aktivitas yang dilakukan oleh peneliti maupun aktivitas yang dilakukan oleh siswa yang sedang diteliti yang dianggap mendukung
F. Teknik Analisis Data
Agar penulis dapat membuktikan hipotesis yang telah dibuat maka data yang telah terkumpul dari hasil penelitian akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan statistic uji beda dua rata-rata (uji-t) dengan urutan sebagai berikut :
1. Mencari nilai rata-rata.
n xi x
47
Melly Amela Noviadini, 2015
PERBAND INGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL IND OOR D ENGAN OUTD OOR PAD A SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu ∑xi = jumlah sampel suatu kelompok xi = nilai data
n = jumlah sampel
2. Mencari Simpangan Baku S
S =
1 2
)
( 2
x x
Keterangan S = simpangan baku yang dicari
x + x2 = jumlah kuadrat nilai data dikurang rata-rata, n = jumlah sampel
3. Menguji Normalitas
Tujuan menguji normalitas adaalah untuk mengetahui apakah data dari hasil pengukuran tersebut terdistribusi normal atau tidak. Menguji normalitas data dengan
menggunakan uji Liliefors. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Pengamatan Z1, Z2 .... Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2 ... Zn dengan menggunakan rumus
Z1 = s
x xi
b. Untuk bilangan baku digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung F (Z1) = P (Z.Z1)
48
Melly Amela Noviadini, 2015
PERBAND INGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL IND OOR D ENGAN OUTD OOR PAD A SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu S (Z1) =
n
Z Z Z2 n 1 1 ,,,,
Z
banyaknya
d. Menghitung selisih F (Z1) = P (Z. Z1) kemudian tentukan harga mutlaknya e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut (L0) f. Kriteria adalah ditolak bahwa populasi berdistribusi normal jika L0 yang
diperoleh dari data pengamatan melebihi Ltabel dari daftar. Dalam hal ini hipotesis diterima
4. Uji Homogenitas
Menguji homogenitas dan variable adalah variasi dari tes awal dan tes akhir baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Menguji homogenitas data setiap butir dengan rumus :
terkecil variabel
terbesar variabel
F
Kriteria pengujian homogenitas adalah terima hipotesis jika Fhitung lebih kecil dari pada Ftabel dengan derajat kebebasan = (VI . V2 dengan α = 0,05)
49
Melly Amela Noviadini, 2015
PERBAND INGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL IND OOR D ENGAN OUTD OOR PAD A SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu a. Menghitung simpangan baku gabungan (S) dengan rumus
Sgab2 =
2 ) 1 ( ) 1 ( 2 2 2 2 2 1 n n S n S n
Keterangan S = simpangan baku S12 = variansi pada tes awal S22 = variansi pada tes akhir n1 = jumlah siswa pada tes awal n2 = jumlah siswa pada tes akhir b. Mencari nilai t dengan rumus :
2 1 2 1 1 1 n n S x x t gab
Keterangan t = distribusi t
Sgab = simpangan baku gabungan 2
x = rata-rata skor pretest 2
x = rata-rata skor posttest n1 = jumlah siswa pada test awal n2 = jumlah siswa pada test akhir
c. Membandingkan nilai thitung yang telah dicari dengan ttabel dengan derajat kebebasan n1 + n2dan taraf nyata α = 0,05
d. Untuk kriteria pengujian adalah Ho diterima jika ttabel < thitung. ttabel dengan kata lain jika nilai thitung berada diantara ttabel dan ttabel maka Ho diterima, artinya treatment tidak memberikan pengaruh yang berarti.
60
Melly Amela Noviadini, 2015
PERBAND INGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL IND OOR D ENGAN OUTD OOR PAD A SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan penemuan peneliti, yang berdasar kan pada hasil pengolahan dan analisis data melalui prosedur statistika, peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai hasil dari proses penelitian ini, yang diantaranya adalah :
1. Pembelajaran futsal indoor memberikan pengaruh signifikan terhadap jumlah waktu aktif belajar dalam pembelajaran permainan futsal.
2. Pembelajaran futsal outdoor memberikan pengaruh signifikan terhadap jumlah waktu aktif belajar dalam pembelajaran permainan futsal.
3. Pembelajran futsal indoor lebih memberikan pengaruh yang signifikan dibanding dengan pembelajaran futsal outdoor terhadap jumlah waktu aktif belajar dalam pembelajaran permainan futsal.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang akan penulis sampaikan sebagai masukan dan saran sebagai berikut:
Berdasarkan hasil penelitian yang menerangkan bahwa:
1. Bagi seluruh guru baik itu pengajar guru pendidikan jasmani, dan pembaca pada umumnya agar mencoba menggunakan lapangan indoor saat materi pembelajaran pendidikan jasmani karena terdapat pengaruh yang signifikan terhadap waktu aktif belajar siswa.
61
Melly Amela Noviadini, 2015
PERBAND INGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL IND OOR D ENGAN OUTD OOR PAD A SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
3. Diharapkan kepada para guru ataupun pembaca untuk senantiasa mengembangkan pembelajaran pendidikan jasmani indoor agar tidak
menghabiskan waktu aktif yang tidak baik dan tujuan dari pendidikan jasmani dapat tercapai secara maksimal.
56 Melly Amela Noviadini, 2015
PERBAND INGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL IND OOR D ENGAN OUTD OOR PAD A SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar, Bambang. (2010) Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual dalam Pendidikan
Jasmani. Bandung: RIZQI Press
Abduljabar.(2009). Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. FPOK UPI Bandung. Bandung.
Hamalik.(2007). Proses belajar mengajar. Jakarta: BumiAksara
Hartinah, Sitti. (2008) Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT Refika Aditama
Hasbiyal, M. (2013).Perbandingan Model Pendekatan Taktisdan Model Pembelajaran
Kooperatif Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran
Permainan Bolabasket (Skripsi). Bandung: PJKR. FPOK UPI.
Hussdarta.(2011). Manajemen Pendidikan Jasmani. Alfabeta, Bandung.
Lutan, R dan Cholik, T. (1997). Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmanidan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud
Meliyakin, Eka. (2013). Jalur, Jenjang dan Jenis Pendidikan. Tersedia: ekameliyakin.wordpress.com/2013/06/26/jalur-jenjang-dan-jenis-pendidikan/html.m=1
[diakses: 13-12-2013]
Murhanto.(2006). Dasar-Dasar Permainan Futsal. Jakarta: PT.kawanpustaka
57
Melly Amela Noviadini, 2015
PERBAND INGAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA ANTARA PROSES BELAJAR MENGAJAR FUTSAL IND OOR D ENGAN OUTD OOR PAD A SISWA SMAN 1 TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Nazir, (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Riduwan dkk. (2008) Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur (Taime Analysis.) Bandung: Alfabeta
Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. RinekaCipta.
Sugiyono. (2010). Metodologi penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Alfabeta, Bandung
Sugiyono.(2009) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek .
Jakarta: Rineka Cipta.
Suherman, A. (2009). Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani : CV Andira
Sukmadinata.(2004). Kurikulum dan pembelajaran kompetensi. Jakarta: RefikaAdimata.
Surakhmad, Winarno. (1982). Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar. Bandung: Tarsito
Universitas Pendidikan Indonesia ( 2013 ). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI PRESS.