Pengaruh Literasi Keluarga terhadap Minat Baca dan Kemampuan
Literasi Dini Siswa Kelas Awal
(Penelitian di Desa Cibolang, Kecamatan Gunung Guruh, Kabupaten Sukabumi)
TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar magister pendidikan Bahasa Indonesia
Oleh:
Irsa Meilawati
NIM 1302575
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul Pengaruh Literasi Keluarga
terhadap Minat Baca dan Kemampuan Literasi Dini Siswa Kelas Awal ini beserta
isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan pengutipan dan
penjiplakan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini saya bersedia menanggung risiko/sanksi
apabila kemudian terbukti adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya
saya ini.
Bandung, Agustus 2015
Yang membuat pernyataan,
Pengaruh Literasi Keluarga terhadap Minat Baca dan Kemampuan
Literasi Dini Siswa Kelas Awal
(Penelitian di Desa Cibolang, Kecamatan Gunung Guruh, Kabupaten Sukabumi)
LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing Tesis
Dr. Hj. Yeti Mulyati, M.Pd
NIP 196008091986012001
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Dr. Sumiyadi, M.Hum.
Irsa Meilawati, 2015
ABSTRAK
PENGARUH LITERASI KELUARGA TERHADAP MINAT BACA DAN KEMAMPUAN LITERASI DINI SISWA KELAS AWAL
(Penelitian di Desa Cibolang Kecamatan Gunung Guruh Kabupaten Sukabumi)
Irsa Meilawati NIM 1302575
Minat baca masyarakat Indonesia yang tergolong rendah menjadi hal utama yang melatarbelakangi penelitian ini. Minat baca sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan kemampuan berbahasa seseorang. Seseorang dengan minat baca yang tinggi akan mudah mempelajari pelajaran lain. Namun, persoalan minat baca bukanlah hal yang mudah. Buktinya masyarakat di Indonesia, terutama pelajar memiliki minat baca yang rendah. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap perkembangan anak tersebut. Banyak faktor yang memengaruhi kemampuan literasi seorang anak dan minat baca seseorang. Salah satunya keluarga. Tak dapat dipungkiri bahwa keluarga merupakan hal yang sangat berpengaruh bagi perkembangan seseorang. Hal ini dikarenakan keluarga merupakan pilar pertama dan utama dalam pendidikan seseorang.
Berdasarkan data yang didapat, di Desa Cibolang ini banyak anak yang putus sekolah. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui tingkat penerapan literasi keluarga dan pengaruh literasi keluarga tersebut terhadap kemampuan literasi dini dan tingkat minat bacanya.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ex
post facto, karena bertujuan untuk menyelidiki hubungan penyebab dan efek
antara variabel-variabel terikat dan bebas. Peneliti menggunakan metode ini dalam situasi yang melibatkan variabel bebas yang melekat (attribute independent
variables, yaitu karakteristik yang sudah dimiliki seorang subjek sebelum
penelitian dilakukan) yang tidak dapat dimanipulasi. Sedangkan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey explanatory yang menuntut penjabaran variabel-variabel penelitian ke dalam indikator-indikator yang dapat diukur secara kuantitatif sehingga dapat digunakan model uji hipotesis.
DAFTAR ISI
ABSTRAK……….…..………..………...... i
LEMBAR PERNYATAAN ………... ii
KATA PENGANTAR ………... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ………. iv
DAFTAR ISI ……….. v
DAFTAR TABEL ………. viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1 A.Latar Belakang Masalah……….. 1
B.Rumusan Masalah ……….………... 6
C.Tujuan Penelitian ……….. 6
D.Manfaat Penelitian ……….... 7
E.Struktur Organisasi ... 8
BAB 2 LITERASI KELUARGA, MINAT BACA, DAN KEMAMPUAN LITERASI DINI A. Ihwal Literasi dan Literasi Keluarga………... 9
1. Pengertian Literasi ………... 9
2. Prinsip Pendidikan literasi ……… 10
3. Tingkatan Literasi ………. 11
4. Pengertian Literasi Keluarga……….. 11
5. Tujuan Literasi Keluarga ………...……….... 13
6. Model-model Penerapan Literasi Keluarga ... 14
B. Ihwal Minat Baca …...……….………….... 18
1. Pengertian Minat Baca... …………...……….... 18
2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Minat Baca……...………....… 19
C.Ihwal Kemampuan Literasi Dini………... 22
1. Tahapan Perkembangan Membaca pada Anak... 23
2. Kemampuan Literasi Anak... 24
BAB 3 METODE PENELITIAN A.Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ………... 31
1. Lokasi Penelitian ………... 31
2. Populasi Penelitian………... 31
3. Sampel Penelitian... ……….... 32
B.Desain Penelitian ………... 33
C.Metode Penelitian………... 34
D.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional………... 35
1. Variabel Penelitian………... 35
2. Definisi Operasional ………... 35
E. Instrumen Penelitian ... 36
1. Angket ...………... 36
2. Lembar Observasi………... 38
F. Proses Pengembangan Instrumen... ………. 41
1. Uji Validitas ... 41
2. Uji Reliabilitas ... 43
G. Teknik Pengambilan Data... 44
H. Teknik Analisis Data ... 45
1. Analisis Deskriptif ... 46
2. Analisis Data Kuantitatif ... 46
I. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas ... 48
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Tingkat Penerapan Literasi Keluarga di Desa Cibolang …………... 51
B. Minat Baca Siswa di Desa Cibolang………... 54
C. Kemampuan Literasi Dini sesiwa Kelas Awal di Desa Cibolang……... 56
D. Pengaruh Literasi Keluarga terhadap Minat Baca dan Kemampuan
Literasi Dini ...……... 59
BAB V PENUTUP
A.Simpulan ... 63
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemampuan berbahasa merupakan modal yang penting bagi seseorang
untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain. Baca-tulis (literasi) merupakan
bagian dari kemampuan berbahasa yang sangat penting untuk dikuasai.
Kemampuan membaca dan menulis menjadi modal utama terutama untuk
anak-anak dalam proses belajarnya kelak. Membaca dan menulis merupakan salah
satu langkah awal untuk seseorang agar dapat mengembangkan dirinya.
Kemampuan baca tulis yang dimiliki oleh seorang anak juga akan berpengaruh
pada pendidikannya di masa yang akan datang. Kemampuan membaca yang
rendah bisa diasosiasikan dengan rendahnya prestasi sekolah, kurangnya
kemampuan literasi saat dewasa, serta meningkatnya masalah perilaku dan
tingkat putus sekolah.
Tak dapat dipungkiri lagi bahwa membaca banyak sekali memberikan
manfaat positif. Membaca akan menambah pengetahuan dan memberikan
wawasan. Selain itu membaca juga dapat melatih seseorang untuk berpikir kritis,
Begitupun dengan kegiatan menulis. Melalui kegiatan menulis seseorang bisa
belajar untuk menuangkan gagasan dan pikiran berupa tulisan juga berlatih
untuk merangkai kata. Oleh karena itu, dengan kemampuan baca tulis yang baik
seseorang akan mampu mempelajari ilmu lain dengan mudah, bisa
mengomunikasikan gagasan serta mengekspresikan diri. Sehingga hal itu pun
akan membentuk sumber daya manusia yang unggul.
Masyarakat yang gemar membaca memperoleh pengetahuan dan wawasan
baru yang akan meningkatkan kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu
menjawab tantangan hidup pada masa-masa mendatang.. Berdasarkan hal itu,
maka kemampuan baca tulis (literasi) sejak dini perlu dikembangkan dengan baik.
Namun di sisi lain, diakui atau tidak, minat baca siswa khususnya di negara kita
masih terhitung sangat rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari intensitas membaca
melakukan belajar saja, di luar itu sedikit sekali siswa yang melakukan kegiatan
membaca, bahkan tidak sedikit pula yang tidak membaca sama sekali. Terlebih
lagi di zaman serba canggih ini mereka lebih senang menghabiskan waktu
bersama gadget mereka.
Rendahnya minat baca di Indonesia tercermin dari beberapa fakta yang
memuat tentang prestasi bangsa Indonesia dibandingkan dengan negara-negara
lain di dunia, antara lain; Berdasarkan studi lima tahunan yang dikeluarkan oleh
progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) pada tahun 2006,
yang melibatkan siswa sekolah dasar (SD), hanya menempatkan Indonesia pada
posisi 36 dari 40 negara yang dijadikan sampel.
Menurut Andy F. Noya, host acara Kick &Andy yang juga duta baca 2011, “Potensi bangsa Indonesia sangat tinggi secara kuantitas. Namun, fakta membuktikan bahwa kondisi minat baca di Indonesia berdasarkan temuan
UNDP tahun 2010, Human Development Indeks, masih sangat rendah, berada di
peringkat 112 dari 175 negara. Selain itu, data yang dikeluarkan Badan Pusat
Statistik (BPS) tahun 2006, menunjukkan bahwa masyarakat lebih banyak
tertarik dan memilih untuk menonton TV (85,9%) dan atau mendengarkan radio
(40,3%) ketimbang membaca koran (23,5%).
Minat baca sesorang yang rendah akan berpengaruh bagi kemampuan
membacanya. Artinya ada kaitan yang erat antara minat baca dan kemampuan
membaca. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Supriyoko (2009) yang
menyatakan bahwa secara teoritis ada hubungan yang positif antara minat baca
(reading interest) dengan kebiasaan membaca (reading habit) dan kemampuan
membaca (reading ability). Rendahnya minat baca masyarakat menjadikan
kebiasaan membaca yang rendah, dan kebiasaan membaca yang rendah ini
menjadikan kemampuan membaca menjadi rendah. Itulah yang sedang terjadi
pada masyarakat kita sekarang ini.
Selain itu, fakta juga membuktikan bahwa masih banyak anak sekolah di
beberapa daerah, terutama daerah terpencil yang tidak bisa membaca dan
kualitas para pelajar Indonesia. kualitas para siswa itu tentu saja berpengaruh
pada proses pendidikan pada jenjang berikutnya kelak
Hal tersebut dapat disebabkan beberapa faktor, baik secara pribadi maupun
secara umum. Secara pribadi, biasanya, berkaitan dengan kurangya motivasi
dalam diri siswa untuk menanamkan bahwa membaca buku merupakan suatu
kegiatan yang perlu dan bemanfaat. Secara umum, faktor yang sangat
berpengaruh besar adalah lingkungan sekitar siswa yang memang jauh dari
kebiasaan atau budaya membaca.
Seseorang yang sudah membudayakan membaca akan menjadikan
membaca sebagai kegiatan yang sangat penting dan menjadikan membaca sebagai
suatu kebutuhan. Namun masalahnya saat ini adalah masih banyak orang yang
tidak membudayakan kegiatan membaca ini.
Masalah budaya membaca timbul karena motivasi dan minat baca yang
rendah. Minat merupakan kecenderungan dan keinginan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu (Mulyasa, 2009). Minat juga dapat berupa
perhatian atau ketertarikan berlebih yang mendorong seseorang melakukan
sesuatu. Sumber dari minat adalah dorongan dalam diri.
Kenyataan yang muncul saat ini adalah anak-anak lebih senang mengisi
waktu mereka dengan permainan-permainan digital mereka. Banyak juga
anak-anak yang tak sadar rela menghabiskan waktu mereka berjam-jam dengan media
sosial mereka dibandingkan membaca, sedangkan meluangkan waktu untuk
membaca sangat sulit.
Untuk dapat menghadapi atau membantu permasalahan yang berkaitan
dengan penanaman minat baca tersebut, lingkungan keluarga akan sangat
berpengaruh bagi kehidupan seseorang. Menurut Megawangi dalam Maryam
(2002) keluarga adalah wahana untuk mendidik, mengasuh, dan mensosialisasikan
anak, mengembangkan kemampuan seluruh anggotanya agar dapat menjalankan
fungsinya dengan baik di masyarakat, serta memberikan kepuasan dan lingkugan
yang sehat guna tercapainya keluarga sejahtera.
Keluarga memiliki peranan yang luar biasa dalam perkembangan
wahana lingkungan pendidikan pertama dan utama bagi seseorang. Begitupun
dnegan penumbuhan minat baca. Penumbuhan minat baca atau kegiatan
membudayakan minat baca berawal dalam keluarga. Artinya Jika seorang anak
lahir dan dibesarkan dalam keluarga yang suka membaca langsung, anak akan
melihat dan merasakan bahwa kegiatan membaca merupakan kegiatan yang
bermanfaat dan menyenangkan.
Seorang anak yang dibesarkan dalam keluarga yang senang membaca akan
menjadikan membaca sebagai kegiatan rutin, bahkan kebutuhan yang harus dia
penuhi. Hal itu karena dia sudah merasakan asiknya membaca, juga sudah
merasakan manfaat membaca baik secara langsung maupun tidak. Sehingga
keluarga betul-betul memiliki peran utama dalam menumbuhkan minat baca anak
yang nantinya akan berdampak positif bagi kemampuan literasinya.
Kemampuan baca tulis yang baik akan dengan mudah dikuasai dengan
pengenalan baca tulis tersebut melalui keluarga sejak dini atau yang sering disebut
dengan istilah literasi keluarga. Keluarga merupakan salah satu faktor penting
yang berpengaruh terhadap penguasaan kemampuan literasi seseorang. Seperti
yang dikatakan dalam Australian Report bahwa pengalaman literasi anak yang
pertama adalah dalam keluarga, komunitas, dan pendidikan literasi masa kecilnya, Children’s first literacy experience are primarily in the home, community, and
early childhood educations service. Bahkan di beberapa Negara penerapan
program literasi keluarga sudah digaungkan sejak lama dan bermanfaat untuk
banyak hal.
Literasi keluarga merupakan rangkaian upaya yang dilakukan dalam
keluarga berkaitan dengan pengenalan keterampilan dan bahasa yang dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kegiatan yang berkaitan dengan membaca
dan komunikasi. Melalui keluarga anak sudah dikenalkan dengan bahasa dan
buku sejak kecil, bahkan sejak dalam kandungan. Beberapa penelitian
mengatakan, saat janin sudah mulai mendengar, itu adalah saat yang tepat untuk
mulai mengajaknya berkomunikasi, dibacakan sholawat, dibacakan ayat Alquran,
Ketika anak sudah lahir pun, kegiatan-kegiatan itu akan menjadi hal
menyenangkan dilakukan bersama anggota keluarga lain dan memberikan
pengaruh positif bagi perkembangannya. Keluarga berusaha untuk menumbuhkan
budaya membaca, sering mengajak anak berkomunikasi, membacakan cerita
untuk anak, mengajak anak ke toko buku, membaca bersama-sama, itu merupakan
bagian dari penerapan literasi keluarga.
Contoh lain penerapan literasi keluarga adalah mendongeng. Berdasarkan
beberapa penelitian, disebutkan bahwa mendongeng sangat banyak memberikan
pengaruh positif bagi kecerdasan berbahasa anak-anak, terutama kecerdasan
linguistiknya. Manfaat lain dari kegiatan mendongeng misalnya adalah melatih
anak agar lebih komunikatif dan ekspresif. Selain itu, dengan mendongeng juga
akan amelati anak untuk mengembangkan daya imajinasi merreka. Bahkan,
banyak juga komunitas yang menggalakan gerakan ayah mendongeng.
Berdasarkan beberapa penelitian, literasi keluarga ini terbukti membawa
banyak pengaruh positif bagi perkembangan keterampilan seorang anak. Seperti
penelitian yang dilakukan oleh Reese dalam buku Handbook of Research on
Literacy and Diversity yang membuktikan bahwa penanaman literasi sejak dini
akan memberikan pengaruh pada pendidikan selanjutnya. The Research by Reese
and colleagues (2000) suggests that quality LI literacy instruction in early grades is benefical to students later acadecmic achievement (Morrow, 2009).
Berdasarkan uraian di atas, dapat kita lihat betapa pentingnya
kemampuan literasi dini dan minat baca bagi seorang anak yang akan
membantunya menghadapi dan menjalani pendidikannya di masa yang akan
datang. Artinya perlu ada perhatian lebih pada masalah ini agar kita betul-betul
bisa menciptakan generasi yang berkualitas.
Uraian di atas menunjukkan pentingnya literasi keluarga untuk
diterapkan, Namun, ternyata tak semudah itu, masih banyak keluarga yang belum
tahu atau belum memahami bagaimana pendidikan literasi keluarga sebenarnya.
Buktinya masih banyak masyarakat di Indonesia sama sekali tidak mempedulikan
hal itu. Mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan pada anak mereka
tulis saat di sekolah saja. Kalaupun ada yang sudah menerapkan literasi keluarga
ini, itu pun hanya sedikit. Sehingga tentu saja berpengaruh terhadap pendidikan
mereka.
Di negara-negara lain, penelitian mengenai literasi ini sering dilakukan.
Misalnya di Eropa. Hasil penelitian-penelitian tentang literasi itu ditulis dalam
sebuah buku berjudul Literacy in Europe: Using Parental Support Initiatives to
Enhance Early Literacy Development. Selain itu, Berlin dalam Voorish et al
(2013) menyebutkan bahwa dari 100 penelitian mengenai keterlibatan keluarga
terhadap literasi, matematika, dan sosiokultural disimpulkan bahwa kontribusi
keluarga terhadap anak di usia 3-8 tahun merupakan saat yang tepat untuk
perkembangan kemampuan mereka.
Di Indonesia penelitian tentang literasi keluarga juga sebelumnya
memang pernah ada, yaitu penelitian yang dilakukan Khalid A Harras mengenai
pengaruh literasi keluarga pada penulis KKPK. Hasil penelitian itu
memperlihatkan adanya pengaruh positif dari literasi keluarga terhadap diri
penulis KKPK tersebut. Namun kita tidak mengetahui pasti bagaimana keadaan
penerapan literasi keluarga di daerah-daerah lain dan pengaruh sebenarnya
terhadap motivasi membaca seseorang dan kemampuan literasi dininya. Oleh
karena itu saya ingin meneliti bagaimana budaya literasi keluarga di desa
Cibolang Kecamatan Gunung Guruh, Kabupaten Sukabumi dan bagaimana
pengaruhnya terhadap minat baca serta kemampuan literasi dini mereka.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis
merumuskan masalah penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimana keadaan literasi keluarga di Desa Cibolang Kecamatan Gunung
Guruh, Kabupaten Sukabumi?
2. Bagaimana minat baca siswa kelas awal di Desa Cibolang Kecamatan
3. Bagaimana kemampuan literasi dini siswa kelas awal di Desa Cibolang
Kecamatan Gunung, Guruh Kabupaten Sukabumi?
4. Seberapa besar pengaruh literasi keluarga terhadap minat baca di Desa
Cibolang Kecamatan Gunung Guruh Kabupaten Sukabumi?
5. Seberapa besar pengaruh literasi keluarga terhadap kemampuan literasi dini di
Desa Cibolang Kecamatan Gunung Guruh Kabupaten Sukabumi?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
dan memberikan gambaran mengenai penerapan literasi keluarga dan
bagaimana pengaruhnya terhadap kemampuan motivasi belajar dan
kemampuan literasi dini. Juga bisa dijadikan sebagai alternatif pengajaran
literasi dini dan menumbuhkan motivasi belajar melalui literasi keluarga.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui bagaimana penerapan literasi keluarga di Desa Cibolang
Kecamatan Gunung Guruh Kabupaten Sukabumi.
b. Untuk mengetahui bagaimana minat baca siswa kelas awal di Desa Cibolang
Kecamatan Gunung Guruh Kabupaten Sukabumi.
c. Untuk mendeskripsikan pengaruh literasi keluarga terhadap minat baca siswa
kelas awal di Desa Cibolang Kecamatan Gunung Guruh Kabupaten
Sukabumi.
d. Untuk mengetahui pengaruh literasi keluarga terhadap kemampuan literasi
dini siswa kelas awal di Desa Cibolang Kecamatan Gunung Guruh Kabupaten
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik yang
bersifat teoretis maupun yang bersifat praktis.
1. Manfaat teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah pengetahuan
terutama mengenai literasi keluarga dan dunia pendidikan pada umumnya juga
bagi keluarga pada khususnya. Di Indonesia, pengenalan keterampilan membaca
dan menulis pada umumnya dimulai saat anak sudah sekolah karena banyak
orang beranggapan bahwa menulis dan membaca cukup diajarkan di sekolah
saja. Padahal pengenalan baca tulis sedini mungkin akan memberikan dampak
yang berbeda.
2. Manfaat praktis
a. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi guru tentang
pentingnya pengenalan membaca dan menulis pada anak untuk
menumbuhkan motivasi membaca siswa agar dapat menciptakan prestasi
yang baik di masa depan mereka.
b. Bagi orang tua
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi orang
tua mengenai pengaruh kontibusi keluarga bagi perkembangan
kemampuan anak, motivasi membaca. dan kemampuan literasi dininya.
Hal itu dikarenakan keluarga merupakan lembaga pendidikan informal
pertama dan utama.
c. Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan ide untuk
diteliti lebih lanjut untuk melihat perkembangan literasi di Indonesia. juga
dapat dijadikan sebagai rujukan untuk mengembangkan penelitian
E. Struktur Organisasi
Tesis ini diorganisasikan dengan struktur: bab pertama pendahuluan yang
terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan struktur organisasi.
Bab kedua menyajikan kajian teoretis yang membahas mengenai (1) ihwal
literasi dan literasi keluarga, beserta pembahasannya yaitu pengertian literasi,
prinsip pendidika literasi, tingkatan literasi, pengertian literasi keluarga, tujuan
literasi keluarga, dan model-model penerapan literasi keluarga (2) minat baca
yang pembahasannya terdiri atas : pengertian minat baca, faktor pendukung minat
baca, faktor penghambat minat baca, serta cara menumbuhkan minat baca, serta
(3) literasi dini yang pembahasannya tahapan perkembangan membaca anak dan
kemampuan literasi anak.
Bab ketiga berisi penjelasan mengenai metode penelitian yang dipakai
dalam penelitian ini yang membahas tentang lokasi, pupulasi, dan sampel
penlitian yang rinciannya terdiri atas (1) lokasi dan subjek penelitian (2) populasi,
(3) sampel dan teknik pengambilan sampel. Pada bab ini pula, dijelaskan
mengenai desain penelitian, metode penelitian,definisi operasional, serta
instrumen penelitian yang digunakan,
Bab keempat berisi mengenai hasil penelitian yang dilakukan, yaitu
deskripsi penerapan literasi keluarga di Desa Cibolang, deskripsi minat baca siswa
kelas awal di Desa Cibolang, deskripsi kemampuan literasi dini siswa kelas awal
di Desa Cibolang, dan pengaruh literasi keluarga terhadap minat baca dan
kemampuan literasi dini siswa kelas awal di Desa Cibolang.
Bab kelima menyajikan simpulan serta rekomendasi disusul oleh daftar
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian
1. Lokasi
Penelitian ini dilakukan di Desa Cibolang Kecamatan Gunung Guruh
Kabupaten Sukabumi. Lokasi tersebut dipilih karena berdasarkan data yang
dimiliki Kantor Desa Cibolang tercatat banyak kasus siswa yang putus sekolah.
Selain itu, di desa ini terdapat 3 sekolah dasar yang memenuhi kriteria, yaitu
sekolah yang tergolong kelas atas, menengah, dan bawah.
2. Populasi
Menurut Sugiyono (2012) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk kemudian dipelajari kemudian ditarik
kesimpulannya). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 2 sekolah dasar
di Desa Cibolang Kecamatan Gunung Guruh Kabupaten Sukabumi. Berikut
rinciannya.
Tabel 3.1
Jumlah Populasi
No Nama Sekolah Jumlah Siswa
1 SDN Mangkalaya 1 100 siswa
2 SDN Cipicung 41 siswa
3 SDN Mangkalaya 3 35 siswa
3. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Sugiyono (2012) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada polpulasi. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus berikut.
n =
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d = tingkat presisi yang ditetapkan (0,05)
dengan menggunakan rumus di atas, maka diperoleh jumlah sampel
minimum :
n =
= 32, 59 = 33
teknik penarikan sampel yang digunaka yaitu penyebaran jumlah sampelnya yang
proporsional sampling. Proporsional sampling yang dilakukan dalam penelitian
ini disesuaikan dengan banyaknya jumlah siswa di setiap sekolah dasar di Desa
Cibolang. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
n
i =Keterangan :
ni = jumlah sampel menurut stratum
N = jumlah sampel seluruhnya
Ni = jumlah populasi menurut stratum
n = jumlah populasi seluruhnya
Adapun teknik pemilihan sampel yang digunakan adlaah tehnik random
pertimbangan pada aspek perijinan dan persetujuan, serta keabsahan data yang
Desain Penelitian yang digunakan adalah survey explanatory yang
menuntut penjabaran variabel-variabel penelitian ke dalam indikator-indikator
yang dapat diukur secara kuantitatif sehingga dapat digunakan model uji
hipotesis. Dalam bukunya, Husein Umar (2002) menjelaskan bahwa survey
explanatory adalah:
“suatu survey yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kausal antara 2 variabel melalui pengujian hipotesis, survey dilakukan dengan cara
mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner
sebagai alat pengumpul data.”
Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini berkaitan dnegan pengaruh,
tersebut digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel literasi keluarga
terhadap motivasi membaca dan kemampuan literasi dini.
C.Metode Penelitian
Secara garis besar terdapat dua macam rancangan penelitian, yaitu
rancangan ex post facto dan rancangan eksperimental. Faktor-faktor yang
membedakan kedua rancangan ini adalah pada rancangan pertama tidak terjadi
manipulasi variabel bebas sedang pada rancangan yang kedua atau eksperimental
terdapat manipulasi variabel bebas.
Menurut Ary (2006) Istilah ex post facto berasal dari bahasa latin yang
berarti after the fact. Hal ini mengindikasikan bahwa penelitian ex post facto
dilakukan setelah variasi dalam variabel yang diamati terjadi secara alami. Metode
ini disebut juga metode causal comparative karena bertujuan untuk menyelidiki
hubungan penyebab dan efek antara variabel-variabel terikat dan bebas. Peneliti
menggunakan metode ini dalam situasi yang melibatkan variabel bebas yang
melekat (attribute independent variables, yaitu karakteristik yang sudah dimiliki
seorang subjek sebelum penelitian dilakukan) yang tidak dapat dimanipulasi atau
ketika variabel tersebut sebenarnya dapat dimanipulasi atau ketika variabel
tersebut sebenarnya dapat dimanipulasi namun tidak dilakukan karena tidak etis
atau tidak bertanggung jawab jika hal tersebut dilakukan.
Ada dua model dasar dari penelitian ex post facto yaitu (1) mulai dengan
subjek-subjek yang yang berbeda dalam variabel bebas (penyebab) dan berusaha
menentukan konsekuensi (efek) dari perbedaan-perbedaan ini, dan (2) mulai
dengan subjek-subjek yang berbeda dalam variabel terikat (efek) dan berusaha
untuk menentukan penyebab dari perbedaan-perbedaan ini. Penelitian ini
mengambil model pertama yaitu peneliti memulai dengan subjek-subjek yang
berbeda dalam penerapan literasi keluarga dan berusaha menemukan dampak dari
penerapan literasi keluarga tersebut terhadap motivasi membaca dan kemampuan
D.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel, yaitu variabel bebas
(independent variable) dan variable terikat (dependent variable). Adapun yang
termasuk dalam variabel bebas dalam penelitian ini adalah literasi keluarga (X),
sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah motivasi membaca (Y1) dan
kemampuan literasi dini (Y2).
Gambar berikut menjelaskan mengenai hubungan antarvariabel dalam
penelitian ini.
Gambar 3.3
Hubungan Variabel dalam Penelitian
2. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan pemahamam dan perbedaan interpretasi
yang berkaitan dengan istilah-istilah dalam judul tesis ini yaitu “Pengaruh Literasi
Keluarga terhadap Minat Baca dan Kemampuan Literasi Dini”, maka berikut
dijelaskan beberapa pengertian operasional yang terdapat dalam tesis ini. Literasi Keluarga (X)
a. Literasi keluarga
Literasi keluarga merupakan serangkaian upaya yang telah dilakukan
keluarga dalam menggunakan aktivitas literasi dan bahasa dalam kehidupan
sehari-hari. Literasi keluarga juga mengenai bagaimana penggunaan bahasa,
bagaimana keluarga belajar, budaya baca tulis dalam aktivitas sehari-hari mereka,
membantu setiap anggota keluarga untuk mengembangkan kemampuan baca
tulisnya untuk dapat bersosialisasi dengan baik di masyarakat.
b. Minat Baca
Minat baca ialah keinginan yang kuat disertai dengan usaha-usaha seseorang
untuk membaca. Orang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan
diwujudkannya dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan kemudian
membacanya atas kesadarannya sendiri atau dorongan dari luar. Parameter yang
digunakan untuk mengukur minat baca adalah intensitas membaca anak terhadap
membaca, durasi anak ketika membaca, reaksi anak terhaap bacaan, dan usaha
mereka untuk membaca
c. Kemampuan literasi dini
Kemampuan literasi dini adalah kemampuan seorang anak mengenai
membaca dan menulis sejak dini. Namun dalam penelitian ini, kemampuan literasi
yang dimaksud adalah kemampuan membacanya yang melibatkan beberapa
tahapan, yaitu kemampuan mengenal huruf, membedakan bunyi awal, membaca
kata yang bermakna maupun tidak bermakna, dan kemampuan membaca teks
sederhana dengan nyaring, dan kemampuan membaca pemahaman.
E.Instrumen Penelitian
1. Angket (Kuesioner)
Salah satu metode yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam penelitian ini adalah berbentuk angket (kuesioner). Menurut
Sugiyono (2012) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
responden untuk dijawab, jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner
tertutup, dimana responden dapat memilih jawaban yang tersedia. Adapun alasan
menggunakan kuesioner tertutup ini adalah untuk memberikan kemudahan kepada
responden dalam memberikan jawaban dan untu menghemat waktu penelitian.
Selain itu juga untuk memudahkan pengolahan data yang diberikan responden.
Tabel 3.4
KISI-KISI ANGKET PENERAPAN LITERASI KELUARGA
Variabel Komponen Indikator Item
pada anaknya
Berdasarkan indikator-indikator tersebut, terdapat 22 pernyataan yang disusun dalam angket penelitian ini. Pernyataan-pernyataan tersebut terdiri atas 11 pernyataan favorable dan 11 pernyataan unfavorable. Pernyataan favorable adalah pernyataan yang mendukung atau memihak pada objek penelitian, sedangkan
unfavorable adalah pernyataan yang tidak mendukung atau tidak memihak.
Berikut adalah rinciannya :
No Jenis pernyataan Nomor item Jumlah item
1 Favorable 1, 3, 4, 6, 8, 11, 13, 16, 17, 18, 19 11
2 Unfavorable 2, 5, 7,9, 10, 12, 14, 15, 20, 21, 22 11
Skor untuk jenis pertanyaan favorable :
SS (Sangat setuju) : 5
S (Setuju) : 4
CS (cukup setuju) : 3
TS (Tidak setuju) : 2
STS (Sangat tidak setuju) : 1
Skor untuk jenis pertanyaan unfavorable :
SS (Sangat setuju) : 1
S (setuju) : 2
CS (cukup setuju) : 3
TS (Tidak setuju) : 4
2. Lembar Observasi
Metode observasi yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh informasi mengenai minat baca yang dimiliki para responden. Dalam
penelitian ini peneliti meminta bantuan kepada para guru kelas 2 di
masing-masing sekolah untuk menjadi observer. Dengan kata lain, para guru kelas
tersebut menjadi tim observer bersama peneliti.
3. Lembar Tes Membaca
Selain angket dan lembar observasi, dalam penelitian ini juga dilakukan
tes untuk mendapatkan untuk mengukur kemampuan literasi dininya. Tes
diberikan pada setiap responden secara acak. tes membaca ini diberikan dengan
mengadopsi penilaian tes membaca EGRA (Early Grade Reading Assesment). Tes
terbagi ke dalam 5 bagian. Maing-masing bagian diberikan dengan durasi selama
60 detik.
Tes bagian pertama adalah tes untuk menguji pengetahuan huruf para
siswa kelas awal. Pada bagian pertama ini, siswa diminta untuk menyebutkan
huruf-huruf yang tersebua selama 60 detik.
Tes bagian kedua adalah tes yang diberikan untuk menguji kemampuan
menyimak dengan cara membedakan bunyi awal. Di bagian ini siswa hanya
mendengarkan apa yang dibacakan olen penilai. Penilai membacakan tiga
kelompok kata. Lalu siswa menyebutkan kata mana yang memiliki bunyi awal
berbeda.pada bagian ini tes tidak diberi waktu.
Tes bagian ketiga adalah tes yang diberikan untuk menguji kemampuan
siswa kelas awal dalam membaca kata-kata bermakna. Sedangkan pada bagian
keempat, siswa diuji untuk membaca kata-kata tidak bermakna selama 60 detik.
Bagian akhir (kelima), adalah tes yang diberikan untuk menguji
kemampuan siswa membaca nyaring dan membaca pemahaman. Seluruh
rangkaian tes ini dilakukan oleh tim penilai berdasarkan ketentuan yang sudah
dibuat. Berikut kisi-kisi yang disusun dalam penelitian ini.
Tabel 3.6
KISI-KISI TES MEMBACA SISWA KELAS AWAL
Variabel Komponen Indikator Nomor
Soal Literasi Dini Mengenal huruf Mengetahui kemampuan anak
Membaca kata Mengetahui kemampuann anak
Membaca nyaring Mengetahui kemampuan anak dalam
membaca nyaring
Menurut Sugiyono (2012), skala pengukuran kesepakatan yang digunakam
sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat
ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan
menghasilkan data kuantitatif.
Dalam pelaksanaan uji coba instrumen penelitian, peneliti
melaksanakannya terhadap sejumlah subjek yang bukan merupakan sampel
penelitian, akan tetapi mempunyai karakteristik yang sama dengan subjek yang
akan dijadikan sampel penelitian.
Setelah data untuk uji coba terkumpul selanjutnya dilakukan analisis
statistik dengan tujuan menguji validitas dan reliabilitasnya.
1. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep
yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharurnya diukur.
Dikatakan instrumen valid apabila alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untu
mengukur apa yang seharusnya diukur. (Sugiyono 2012). Cara perhitungan uji
coba validitas item yaitu dengan cara mengorelasikan skor tiap item dengan skor
dengan skor uji item. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan korelasi
pearson Product Moment (uji r).
Uji validitas menggunakan Rumus Pearson Product Moment:
Keterangan :
= Koefisien Korelasi
∑ = Jumlah Skor Item
∑ = Jumlah Skor Total
= Jumlah Responden
(Arikunto, 2010)
Hasil Interpretasi yang berkenaan dengan validitas butir soal dalam
penelitian ini dinyatakan dalam tabel berikut.
Tabel 3.8
Penafsiran Indeks Validitas
Nilai Iterpretasi
≤ 0,00 Tidak valid
0,00 < ≤ 0,20 Validitas Sangat rendah
0,20 < ≤ 0,40 Validitas Rendah
0,40 < ≤ 0,60 Validitas Sedang
0,60 < ≤ 0,80 Validitas Tinggi
2. Uji Realibilitas
Uji Reabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan
(keterandalaan atau keajegan) alat pengumpul data instrumen yang digunakan.
Dalam menguji reabilitas digunakan uji konsisten internal dengan menggunakan
rumus Alpha Cronbach sebagai berikut.
r
= [
]
Keterangan :
r : koefisien realiabilitas instrumen
k : Banyaknya butir pertanyaan
: Total Varians Butir : Total varians
Suatu Instrumen dapat dikatakan reliable apabila memiliki koefisien
keandalan (alpha) < 0,6 (Arikunto,2010).
Sedangkan untuk mengetahui tinggi rendahnya realibilitas instrumen
digunakan kategori sebagai berikut.
Tabel 3.8
Indeks Reliabilitas Menurut Aturan Guilford (Guilford’s Empirical Rule)
Indeks Reliabilitas
0,00 – 0,19 Reliabilitas sangat lemah
0,20 – 0,39 Reliabilitas lemah
0,40 – 0,69 Reliabilitas cukup kuat
0,70 – 0,89 Reliabilitas kuat
G. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategi dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik
pengumpulannya data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Angket
Dalam penelitian ini, salah satu metode yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden adalah berbentuk angket. Angket ini diberikan pada
orang tua siswa untuk mengetahui tingkat penerapan literasi keluarga mereka.
Angket yang diberikan menggunakan teknik skala likert dengan jumlah 22
pernyataan.
2. Observasi
Observasi dilakukan untuk mendapatkan data mengenai besarnya minat
baca siswa kelas awal yang dijadikan responden. Observasi dilakukan oleh guru
kelas di sekolah masing-masing, maksudnya guru kelas menjadi tim observer
beserta peneliti.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk meyakinkan peneliti atas data yang sudah
diterima atau dapat dikatakan sebagai tahapan Triangulasi dalam penelitian ini.
Wawancara dilakukan pada orang tua siswa beserta siiswanya untuk lebih
meyakinkan mengenai data yang sudah diterima.
4. Studi Pustaka
Penelitian kepustakaan dilakukan melalui pengkajian buku-buku, jurnal
nasional dan international serta penelitian-penelitian yang relevan, selain itu studi
pustaka ini dilakukan melalui pengkajian artikel-artikel yang terdapat dalam
internet.
5. Tes
Dalam penelitian ini, tes dilakukan untuk mendapatkan untuk mengukur
kemampuan literasi dininya. Tes diberikan pada setiap responden secara acak. tes
Grade Reading Assesment). Tes terbagi ke dalam 5 bagian. Maing-masing bagian
diberikan dengan durasi selama 60 detik.
Tes bagian pertama adalah tes untuk menguji pengetahuan huruf para
siswa kelas awal. Pada bagian pertama ini, siswa diminta untuk menyebutkan
huruf-huruf yang tersebua selama 60 detik.
Tes bagian kedua adalah tes yang diberikan untuk menguji kemampuan
menyimak dengan cara membedakan bunyi awal. Di bagian ini siswa hanya
mendengarkan apa yang dibacakan olen penilai. Penilai membacakan tiga
kelompok kata. Lalu siswa menyebutkan kata mana yang memiliki bunyi awal
berbeda.pada bagian ini tes tidak diberi waktu.
Tes bagian ketiga adalah tes yang diberikan untuk menguji kemampuan
siswa kelas awal dalam membaca kata-kata bermakna. Sedangkan pada bagian
keempat, siswa diuji untuk membaca kata-kata tidak bermakna selama 60 detik.
Bagian akhir (kelima), adalah tes yang diberikan untuk menguji
kemampuan siswa membaca nyaring dan membaca pemahaman. Seluruh
rangkaian tes ini dilakukan oleh tim penilai berdasarkan ketentuan yang sudah
dibuat. Berikut kisi-kisi yang disusun dalam penelitian ini.
H. Teknik Analisa Data
Sugiyono (2012) mengidentifikasi analisis data sebagai berikut:
“Dalam penelitian kuantitati, analisis data merupakan kegiatan setelah data daris
seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisi data adalah mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah,
dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa analisis data
merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca,
Berikut langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini.
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan
data pada setiap variabel penelitian, terutama untuk melihat gambaran secara
umum penilaian responden untuk masing-masing variabel penelitian. Untuk
pengkategorian penilaian atau tanggapan responden dilakukan dengan membuat
pengkategorian. Untuk menentukan kategori tinggi, sedang, rendah, terlebih
dahulu skor yang didapat diubah menjadi bentuk persen. Langkahnya yaitu
sebagai berikut.
a. Menentukan skor maksimal untuk setiap variabel.
b. Skor yang didapat dibagi dengan skor maksimal untuk setiap variabel lalu
dikalikan 100
c. Persentase yang didapat disesuaikan dengan pengkategorian yang sudah
ditentukan untuk menentukan kategori.
Tabel 3.9
Pengkategorian Literasi Keluarga, Minat Baca, dan Kemampuan Literasi
Dini
Persentase Kategori
81 – 100 Sangat tinggi/baik
61 – 80 Tinggi/baik
41 – 60 Sedang
21 - 40 Rendah
0 - 20 Sangat rendah
2. Analisis Data Kuantitaif
1. Uji Korelasi
Analisis data yang digunakan untuk melihat pengaruh Literasi Keluarga
terhadap Minat baca dan kemampuan literasi dini adalah dengan menggunakan
yaitu untuk menguji dua signifikansi dua variabel, mengetahui kuat lemah
hubungan, dan mengetahui besar retribusi. Dalam penelitian ini analisis korelasi
Pearson digunakan untuk menjelaskan derajat hubungan antara variabel bebas
(independent) dengan variabel terikat (dependent) dengan nilai : -1 ≤ rs ≤ 1,
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Bilai nilai rs = -1 atau mendekati -1, maka korelasi kedua variabel dikatakan
sangat kuat dan negatif artinya sifat hubungan dari kedua variabel
berlawanan arah, maksudnya jika nilai X naik maka nilai Y akan turun atau
sebaliknya.
b. Bila nilai rs = 0 atau mendekati 0, maka korelasi dari kedua variabel sangat
lemah atau tidak terdapat korelasi sama sekali.
c. Bila nilai rs = 1 atau mendekati 1, maka korelasi dari kedua variabel sangat
kuat dan positif, artinya hubungan dari kedua variabel yang diteliti bersifat
searah, maksudnya jika nilai X naik maka nilai Y juga naik atau sebaliknya.
Adapun kriteria penilaian korelasi menurut Sugiyono (2012) yaitu :
Tabel 3.10
Penafsiran Indeks Korelasi
Interval Koefisian Tingkat Hubungan
0.00 – 0.199 Sangat Rendah
0.20 – 0.399 Rendah
0.40 – 0.599 Sedang
0.60 – 0.799 Kuat
0.80 – 1.000 Sangat Kuat
Penghitungan korelasi dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0.
Dalam analisis data model analisa korelasi, karena jawaban responden yang
diukur dengan menggunakan skala likert (lykert scale) diadakan scoring
bentuk ordinal harus terlebih dahulu dilakukan adalah merubah data ordinal
menjadi data interval.
2. Uji Regresi Berganda
Regresi artinya peramalan penaksiran atau pendugaan pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galtoon (1822-1911). Analisis
regresi digunakan untuk menentukan bentuk dari hubungan antar variabel. Tujuan
utama dalam penggunaan analisis itu adalah untuk meramalkan atau
memperkirakan nilai dari suatu variabel dalam hubungannya dengan variabel yang
lain. Disamping hubungan linear dua variabel, hubungan linear dari dua variabel
bisa juga terjadi misalnya; hubungan antara hasil penjualan dengan harga dan
daya beli.
Hubungan linear lebih dari dua variabel bila dinyatakan dalam bentuk persamaan
matematis adalah :
Y = a + b1x1 + b2x2 +………bkxk +
Keterangan :
x, x1, x2……..xk= variabel-variabel
a, b1, b2……..bk= bilangan konstan (konstanta) koefisien variabel
I. Hasil Pengujian Validitas dan Realibilitas
1. Validitas
Uji coba validitas butir angket dilakukan menggunakan korelasi product
moment dari Pearson dengan bantuan SPSS versi 16 atau korelasi antara skor
setiap butir skor total. Untuk mengetahui tingkat validitas butir angket, dapat
dilihat dengan cara membandingkan Pvalue dengan taraf signifikansinya. Jika
P-value < ( maka item dinyatakan valid, dan sebaliknya jika P-value>
Tabel 3.10
Hasil Uji Validitas
Item Nilai Valid
1 0.000 Valid
2 0.000 Valid
3 0.000 Valid
4 0.000 Valid
5 0.003 Valid
6 0.000 Valid
7 0.012 Valid
8 0.000 Valid
9 0.010 Valid
10 0.020 Valid
11 0.000 Valid
12 0.000 Valid
13 0.000 Valid
14 0.021 Valid
15 0.034 Valid
16 0.000 Valid
17 0.000 Valid
18 0.000 Valid
19 0.000 Valid
20 0.000 Valid
21 0.000 Valid
2. Reliabilitas
Pengujian reliabilitas angket dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha
Cronbach. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat konstruk (variable laten) memiliki nilai CR ≥ 0,7 dan nilai VE ≥ 0,05 dapat dikatakan reliable.
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa semua konstruk (variabel Laten)
dapat dikatakan reliable
Hasil pengukuran Cronabch Alpha dapat dilihat pada tabel di bawah ini, .
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel penerapan literasi keluarga,
dapat dikatakan reliable, karena nilai cronbch Alpha > 0,70
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 33 100.0
Excludeda 0 .0
Total 33 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Berdasarkan data di atas, disimpulkan bahwa variabelnya reliabel
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.927 21
Berdasarkan tabel hasil output SPSS tersebut dapat dikatakan bahwa
reabilitas variabel literasi keluarga ini sangat kuat yaitu sebesar 0,927. Dengan
kata lain, maksudnya instrumen yang digunakan dalam penelitian ini bisa
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1. Penerapan Literasi Keluarga di Desa Cibolang
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di 3 sekolah dasar di Desa Cibolang
ini, didapatkan data bahwa rata-rata penerapan literasi keluarga di Desa Cibolang
tersebut berada dalam kategori sedang yaitu 59,73%. Lebih jelasnya, berdasarkan
angket yang diberikan pada orang tua siswa kelas awal SDN Cipicung, didapatkan
data bahwa tingkat penerapan literasi keluarga disana adalah sebesar 49,09 %,
berada dalam kategori sedang. Sedangkan tingkat penerapan literasi keluarga
siswa di SDN Mangkalaya 3 adalah sebesar 44,81% yang juga berada dalam
kategori sedang/ yang terakhir, berdasarkan angket yang diisi oleh orang tua siswa
di SDN mangkalaya 1, penerapan literasi keluarga disana juga berada dalam
kategori tinggi dengan persentase sebesar 74,89%.
Para keluarga di Desa Cibolang yang notabene menggunakan bahasa
daerah sebagai bahasa percakapan sehari-hari, sebetulnya cukup memahami
pentingnya kegiatan membaca untuk anak-anak mereka. Sebagian dari mereka
mengakui bahwa membaca memberikan pengaruh positif bagi perkembangan
anak-anak mereka. Oleh karena itu, sebagian orang tua menyadari bahwa kegiatan
membaca seharusnya tidak hanya dilakukan di sekolah.
Beberapa orang tua siswa di Desa Cibolang ini mengakui mempunyai hobi
membaca walaupun hampir seluruh dari keluarga-keluarga itu tidak berlangganan
surat kabar setiap harinya. Mereka hanya membaca koran/majalah/tabloid
sesekali. Namun, jarang sekali dari keluarga-keluarga itu pergi ke toko buku atau
perpustakaan bersama dengan anggota keluarga lainnya.
Hanya beberapa dari orang tua di Desa Cibolang ini yang pernah
mengajak anak mereka pergi ke toko buku. Namun, mereka sudah cukup berusaha
untuk mengajarkan membaca pada anak mereka sejak usia dibawah 3 tahun,
Di Desa Cibolang ini, hanya beberapa yang sering membacakan cerita atau
mendongeng untuk anak-anaknya. Hal ini karena beberapa orang merasa tak
punya waktu yang cukup untuk membacakan untuk anaknya, padahal mereka
semua mengakui bahwa anak-anak mereka sangat senang jika dibacakan cerita.
Beberapa dari keluarga di Desa Cibolang ini mengaku lebih menyukai
menonton televisi dibandingkan membaca. Begitupun dengan anak-anak mereka.
Sebagian anak-anak itu lebih suka menghabiskan waktu libur mereka untuk
menonton televisi daripada membaca pada hari libur. kegiatan bercerita pun
menjadi bagian dari literasi kekuarga. Berdasarkan angket yang diberikan pada
responden, beberapa anak sering menceritakan kegiatan atau pengalaman mereka
pada anggota keluarga lainnya.
Para keluarga di Desa Cibolang ini tak memiliki banyak buku y. Hampir
seluruh responden menyebutkan bahwa mereka tak memiliki perpustakaan pribadi
di rumah mereka, karena mereka tak setiap bulan atau tak sering membelikan
buku pada anak-anak mereka.
2. Minat Baca Siswa di Desa Cibolang
Berdasarkan data yang didapat dari penelitian di Desa Cibolang ini, minat
baca siswa di Desa Cibolang ini berada pada kategori sedang dengan persentase
rata-rata sebesar 60,85%. Lebih rincinya, berdasarkan data yang diperoleh dari
ketiga sekolah dasar yang dijadikan tempat penelitian, disimpulkan bahwa
rata-rata minat baca yang paling tinggi terdapat pada siswa-siswa di SDN Mangkalaya
1, yaitu sebesar 77,33%. Sedangkan di SDN Cipicung, presentasi rata-rata minat
baca siswanya adalah sebesar 52, 83% dengan kategori sedang, dan yang terakhir
di SDN Mangkalaya 3, presentasi minat baca siswanya dalah sebesar 49,90%
yang juga termasuk ke dalam kategori sedang. Walaupun ketersediaan buku
kurang, namun berdasarkan hasil observasi, para siswa kelas awal di Desa
Cibolang memiliki keinginan dan tingkat keseriusan yang baik dalam hal
para siswa kelas awal tersebut dapat membaca dengan seksama dan
berkonsentrasi dengan baik.
Konsentrasi yang baik ternyata tak cukup berpengaruh terhadap
kemampuan mereka menyimpulkan apa yang sudah mereka baca. Hal ini terlihat
dari hasil observasi tersebut bahwa hanya sebagian saja dari siswa kelas awal
tersebut yang bisa menyimpulkan apa yang sudah mereka baca. Selain itu, hanya
sebagian pula dari mereka yang bisa memberikan pendapat dan menjawab
pertanyaan yang berkaitan dengan apa yang sudah mereka baca.
Seberapa kuat seseorang menghadapi hambatan, menjadi salah satu
indikator untuk mengukur minat seseorang. dalam penelitian ini pun, seberapa
kuat para siswa menghadapi gangguan temannya ketika membaca menjadi salah
satu indikator pengukuran minat baca. Sebagian dari mereka mudah terpengaruh
dan terganggu oleh temannya ketika membaca. Namun sebagian dari mereka
dapat mengatasi gangguan tersebut dengan baik.
Indikator lain dalam pengukuran minat baca ini adalah rasa senang dan
ketertarikan yang tinggi saat membaca. Berdasarkan hasil observasi, hanya sedikit
siswa yang senang dan ingin membaca tanpa diminta oleh guru. Ada juga siswa
yang sebenarnya ingin dan suka membaca, tapi harus diminta terlebih dahulu oleh
gurunya.
Minat seseorang terhadap kegiatan membaca dapat juga dilihat dari reaksi
dan tanggapan orang tersebut ketika berhadapan dengan buku. Sebagian siswa di
Desa Cibolang ini merasa senang dan sangat tertarik jika ada buku baru. Namun
ternyata tidak semua jenis buku mereka sukai. Ada juga siswa yang merasa
tertarik dengan buku bertema-tema tertentu
Walaupun ketersediaan buku kurang, namun berdasarkan hasil observasi,
para siswa kelas awal di Desa Cibolang memiliki keinginan dan tingkat
keseriusan yang baik dalam hal membaca. Hal itu terlihat pada bagaimana sikap
mereka saat membaca. Sebagian para siswa kelas awal tersebut dapat membaca
Konsentrasi yang baik ternyata tak cukup berpengaruh terhadap
kemampuan mereka menyimpulkan apa yang sudah mereka baca. Hal ini terlihat
dari hasil observasi tersebut bahwa hanya sebagian saja dari siswa kelas awal
tersebut yang bisa menyimpulkan apa yang sudah mereka baca. Selain itu, hanya
sebagian pula dari mereka yang bisa memberikan pendapat dan menjawab
pertanyaan yang berkaitan dengan apa yang sudah mereka baca.
Seberapa kuat seseorang menghadapi hambatan, menjadi salah satu
indikator untuk mengukur minat seseorang. dalam penelitian ini pun, seberapa
kuat para siswa menghadapi gangguan temannya ketika membaca menjadi salah
satu indikator pengukuran minat baca. Sebagian dari mereka mudah terpengaruh
dan terganggu oleh temannya ketika membaca. Namun sebagian dari mereka
dapat mengatasi gangguan tersebut dengan baik.
Indikator lain dalam pengukuran minat baca ini adalah rasa senang dan
ketertarikan yang tinggi saat membaca. Berdasarkan hasil observasi, hanya sedikit
siswa yang senang dan ingin membaca tanpa diminta oleh guru. Ada juga siswa
yang sebenarnya ingin dan suka membaca, tapi harus diminta terlebih dahulu oleh
gurunya.
Minat seseorang terhadap kegiatan membaca dapat juga dilihat dari reaksi
dan tanggapan orang tersebut ketika berhadapan dengan buku. Sebagian siswa di
Desa Cibolang ini merasa senang dan sangat tertarik jika ada buku baru. Namun
ternyata tidak semua jenis buku mereka sukai. Ada juga siswa yang merasa
tertarik dengan buku bertema-tema tertentu
3. Kemampuan literasi dini siswa kelas awal di Desa Cibolang
Berdasarkan tes yang dilakukan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kemampuan membaca mereka berada dalam kategori sedang dengan rata-rata
persentase sebesar 59,73 %. Berdasarkan data yang didapat dari 8 responden di
SDN Cipicung, terdapat satu responden yang kategori kemampuann membanya
berkategori rendah, 1 orang berkategori baik, 1 orang berkategori sedang, dan 2
orang berkategori sangat baik
Dari 7 responden yang diberikan tes membaca di SDN Mangkalaya 3,
terdapat 2 responden yang mempunyai kemampuan mebaca berkategori sangat
rendah, bahkan salah satunya sama sekali tidak mengenal huruf. Pada tes bagian
pertama (mengenal huruf) responden tersebut hanya bisa menyebutkan dengan
benar 2 huruf saja dalam waktu 60 detik. Lalu di bagian tes kedua, yaitu
menyimak, anak ini pun diam saja tak mau menjawab, sehingga tes tidak bisa
diteruskan lagi. Data lainnya 1 orang berkategori rendah, 3 orang berkategori
sedang, dan 1 orang berkategori sangat baik
Data yang didapat dari 18 orang responden di SDN Mangkalaya 1, terdapat
3 orang berkategori rendah, 3 orang berkategori sedang, 4 orang berkategori baik,
dan 8 orang berkategori sangat baik. Berdasarkan hasil tes membaca tersebut,
dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa kelas awal di sekolah ini memiliki
kemampuann membaca yang baik. Terbukti dari data bahwa di sekolah ini tida
ada yang termasuk ke dalam kategori sangat rendah
Berdasarkan tes yang diberikan kepada seluruh responden, ternyata di Desa
Cibolang tersebut masih terdapat siswa yang sama sekali belum mengenali huruf.
Padahal tingkatan penting dalam literasi dini adalah pengenalan huruf (alphabet
knowledge).
Pada tes bagian kedua (membunyikan bunyi awal) ini, karena tidak dihitung
waktunya, para siswa kelas awal tersebut pasti menjawab apa yang dibacakan oleh
peneliti. Sebagian dari siswa-siswa tersebut ada yang betul-betul memahami tes
ini sehingga bisa menjawab hampir semua pernyataan dengan benar, ada juga
yang terlihat hanya menebak-nebak saja.
Selain ada siswa yang belum mengenali huruf, di Desa Cibolang ini, ada
siswa yang sudah mengenali huruf namun tak bisa merangkaikannya ketika huruf
itu sudah menjadi kata. Siswa tersebut sudah mengenali huruf walaupun dengan
durasi yang cukup lama. Namun, ketika diberikan tes berikutnya yaitu membaca
menyebutkan huruf-hurufnya saja tanpa bisa merangkaikannnya menjadi kata
yang bermakna.
Hal lain yang didapat berdasarkan hasil membaca adalah, hampir secara
keseluruhan responden kesulitan dan terbata-bata ketika melaksanakan tes bagian
keempat, yaitu membaca kata tidak bermakna. Hal ini wajar terjadi, karena apa
yang mereka baca merupakan kosakata baru yang sama sekali baru mereka temui.
Jika anak itu sudah bisa membaca dengan lancar pada bagian ni, maka dapat
dikatakan ia sudah benar-benar bisa membaca. Hanya ada sedikit saja siswa yang
berhasil membaca 50 kata tidak bermakna yang tertulis dalam kertas dalam waktu
60 detik. Rata-rata siswa kelas awal di Desa cibolang ini hanya mampu membaca
18 kata permenit.
Tes bagian kelima terbagi menjadi dua, yaitu membaca nyaring dan
membaca pemahaman. Pada tes kelima ini, ada banyak siswa yang dapat
menyelesaikan bagian membaca nyaring dengan baik. Namun sebagian dari
mereka tak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan pada bagian 5b. Artinya
mereka hanya membaca nyaring saja tanpa memahami isi dari kalimat-kalimat
yang ia baca
4. Pengaruh Literasi Keluarga terhadap minat baca dan kemampuan literasi
dini
Berdasarkan uji korelasi awal, besarnya hubungan antara variable x (literasi
keluarga) dengan y2 (kemampuan literasi dini) dihitung dengan variable koefisien
korelasi yaitu sebesar 0.616 artinya ada hubungan yang kuat antara literasi
keluarga dan kemampuan literasi dini. Sedangkan antara variable x (literasi
keluarga) dengan y1 (minat membaca) yaitu sebesar 0.822, artinya ada hubungan
yang kuat juga antara literasi keluarga dengan minat baca. karena korelasi antara
y2 lebih besar dibandingkan y1, maka variable x (literasi kelaurga) lebih
berpengaruh terhadap y2 (kemampuan literasi dini) dibandingkan terhadap
variable y1 (minat baca).
Berdasarkan penelitian ini pula terlihat ada salah satu nilai signifikansi yang
berarti/tidak signifikan. Artinya setelah dilakukan uji t, variable x tidak
benar-benar berpengaruh terhadap y1 dan y2, atau dengan kata lain dapat dikatakan
bahwa literasi keluarga tidak benar-benar berpengaruh terhadap kemampuan
literasi dini, namun berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa
literasi keluarga benar-benar berpengaruh terhadap minat baca.
Berdasarkan wawancara lebih lanjut, ada hal lain yang turut memengaruhi
kemampuan literasi dini juga minat baca. Tingkat pendidikan orang tua serta
tingkat ekonomi yang rendah cukup berpengaruh terhadap kemampuan literasi
dini dan minat baca siswa kelas awal di Desa Cibolang tersebut.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, maka peneliti memberikan
beberapa rekomendasi untuk beberapa pihak. Bagi guru penelitian ini diharapkan
dapat menambah wawasan dan pengetahuan agar dapat mempersiapkan peserta
didiknya menjadi generasi yang unggul, misalnya dengan berusaha menumbuhkan
minat baca pada para peserta didiknya. Hal tu karena membaca sungguh
memberikan dampak yang luar biasa untuki seseprnag
Bagi keluarga, khususnya orang tua, penelitan ini dapat menjadi referensi
dalam mendidik dan mengajar anak agar anak dapat tumbuh menjadi anak yang
cerdas, berwawasan luas, juga menjadi generasi yang menyenangi membaca.
Bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan juga dapat menambah
wawasan untuk dapat terus menggali dan meneliti hal lain yang berkaitan dengan
Pengembangan Pendidikan Guru (P3G)
Alwasilah, A. C. (2012). Pokoknya rekasaya literasi. Bandung: PT. Kiblat Buku
Utama.
Arikunto, S. (2005). Manajemen penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Budiman, C. (2006). Metode Penelitian: Palembang
Budiman, N. (2006). Memahami perkembangan anak usia sekolah dasar. Jakarta:
Dirjen Diknas Dikti Direktorat Ketenagaan.
Darmadi, H. (2013). Dimensi-dimensi metode penelitian pendidikan dan sosial.
Bandung: Alfabeta.
Djamara, S. B. (2008). Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, O. (2003). Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Jennings, P. (2006). Agar anak anda tertular “virus’ membaca. Bandung: Mizan
Learning Centre.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2013). Buku guru SD/MI kelas IV tema
4 berbagai pekerjaan. Jakarta : Kemendikbud
Kern, R. (2009). Literacy and languange teaching. Oxford University Press: New
York.
Mudjiono dan Dimyati. (2002). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Rahim, F. (2005). Pengajaran membaca di sekolah dasar. Jakarta: Bumi Aksara
Rahman, dkk. (1985). Minat Baca Murid SD di Jawa Timur. Jakarta: Depdikbud.
Rusyana. (1986). Buku materi pokok keterampilan menulis. Jakarta: Karunika.
Sadulloh, Uyoh, dkk.(2008). Pedagogik. Bandung : UPI Press
Setiadi, R dan Araya Piyakun. (2012). Undestanding: the process of reading in
teaching literacy. Bandung: Rizky.
Shihabuddin, dkk. (2007). Evaluasi Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung:
Sekolah Pascasarjana UPI.
Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Shofi, U. (2008). Sayang, belajar baca yuk! (metode praktis mengajar anak
membaca dan menulis). Surakarta: Indiva Media Kreasi.
Tarigan, H G. (2005). Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Toharudin, et al. (2011). Membangun literasi sains peserta didik. Bandung:
Humaniora.
Wahadaniah, H. (1997). Perpustakaan sekolah sebagai sarana pengembangan
minat dan kegemaran membaca. Jakarta: Departemen Pendidikan dan