• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Literasi Keluarga terhadap Minat Baca dan Kemampuan Literasi Dini Siswa Kelas Awal: penelitian di desa cibolang, kecamatan gunung guruh, kabupaten sukabumi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Literasi Keluarga terhadap Minat Baca dan Kemampuan Literasi Dini Siswa Kelas Awal: penelitian di desa cibolang, kecamatan gunung guruh, kabupaten sukabumi."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Literasi Keluarga terhadap Minat Baca dan Kemampuan

Literasi Dini Siswa Kelas Awal

(Penelitian di Desa Cibolang, Kecamatan Gunung Guruh, Kabupaten Sukabumi)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar magister pendidikan Bahasa Indonesia

Oleh:

Irsa Meilawati

NIM 1302575

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul Pengaruh Literasi Keluarga

terhadap Minat Baca dan Kemampuan Literasi Dini Siswa Kelas Awal ini beserta

isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan pengutipan dan

penjiplakan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam

masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini saya bersedia menanggung risiko/sanksi

apabila kemudian terbukti adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya

saya ini.

Bandung, Agustus 2015

Yang membuat pernyataan,

(3)

Pengaruh Literasi Keluarga terhadap Minat Baca dan Kemampuan

Literasi Dini Siswa Kelas Awal

(Penelitian di Desa Cibolang, Kecamatan Gunung Guruh, Kabupaten Sukabumi)

LEMBAR PENGESAHAN

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing Tesis

Dr. Hj. Yeti Mulyati, M.Pd

NIP 196008091986012001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Dr. Sumiyadi, M.Hum.

(4)

Irsa Meilawati, 2015

ABSTRAK

PENGARUH LITERASI KELUARGA TERHADAP MINAT BACA DAN KEMAMPUAN LITERASI DINI SISWA KELAS AWAL

(Penelitian di Desa Cibolang Kecamatan Gunung Guruh Kabupaten Sukabumi)

Irsa Meilawati NIM 1302575

Minat baca masyarakat Indonesia yang tergolong rendah menjadi hal utama yang melatarbelakangi penelitian ini. Minat baca sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan kemampuan berbahasa seseorang. Seseorang dengan minat baca yang tinggi akan mudah mempelajari pelajaran lain. Namun, persoalan minat baca bukanlah hal yang mudah. Buktinya masyarakat di Indonesia, terutama pelajar memiliki minat baca yang rendah. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap perkembangan anak tersebut. Banyak faktor yang memengaruhi kemampuan literasi seorang anak dan minat baca seseorang. Salah satunya keluarga. Tak dapat dipungkiri bahwa keluarga merupakan hal yang sangat berpengaruh bagi perkembangan seseorang. Hal ini dikarenakan keluarga merupakan pilar pertama dan utama dalam pendidikan seseorang.

Berdasarkan data yang didapat, di Desa Cibolang ini banyak anak yang putus sekolah. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui tingkat penerapan literasi keluarga dan pengaruh literasi keluarga tersebut terhadap kemampuan literasi dini dan tingkat minat bacanya.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ex

post facto, karena bertujuan untuk menyelidiki hubungan penyebab dan efek

antara variabel-variabel terikat dan bebas. Peneliti menggunakan metode ini dalam situasi yang melibatkan variabel bebas yang melekat (attribute independent

variables, yaitu karakteristik yang sudah dimiliki seorang subjek sebelum

penelitian dilakukan) yang tidak dapat dimanipulasi. Sedangkan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey explanatory yang menuntut penjabaran variabel-variabel penelitian ke dalam indikator-indikator yang dapat diukur secara kuantitatif sehingga dapat digunakan model uji hipotesis.

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK……….…..………..………...... i

LEMBAR PERNYATAAN ………... ii

KATA PENGANTAR ………... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ………. iv

DAFTAR ISI ……….. v

DAFTAR TABEL ………. viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1 A.Latar Belakang Masalah……….. 1

B.Rumusan Masalah ……….………... 6

C.Tujuan Penelitian ……….. 6

D.Manfaat Penelitian ……….... 7

E.Struktur Organisasi ... 8

BAB 2 LITERASI KELUARGA, MINAT BACA, DAN KEMAMPUAN LITERASI DINI A. Ihwal Literasi dan Literasi Keluarga………... 9

1. Pengertian Literasi ………... 9

2. Prinsip Pendidikan literasi ……… 10

3. Tingkatan Literasi ………. 11

4. Pengertian Literasi Keluarga……….. 11

5. Tujuan Literasi Keluarga ………...……….... 13

6. Model-model Penerapan Literasi Keluarga ... 14

B. Ihwal Minat Baca …...……….………….... 18

1. Pengertian Minat Baca... …………...……….... 18

2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Minat Baca……...………....… 19

(6)

C.Ihwal Kemampuan Literasi Dini………... 22

1. Tahapan Perkembangan Membaca pada Anak... 23

2. Kemampuan Literasi Anak... 24

BAB 3 METODE PENELITIAN A.Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ………... 31

1. Lokasi Penelitian ………... 31

2. Populasi Penelitian………... 31

3. Sampel Penelitian... ……….... 32

B.Desain Penelitian ………... 33

C.Metode Penelitian………... 34

D.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional………... 35

1. Variabel Penelitian………... 35

2. Definisi Operasional ………... 35

E. Instrumen Penelitian ... 36

1. Angket ...………... 36

2. Lembar Observasi………... 38

F. Proses Pengembangan Instrumen... ………. 41

1. Uji Validitas ... 41

2. Uji Reliabilitas ... 43

G. Teknik Pengambilan Data... 44

H. Teknik Analisis Data ... 45

1. Analisis Deskriptif ... 46

2. Analisis Data Kuantitatif ... 46

I. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas ... 48

(7)

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Tingkat Penerapan Literasi Keluarga di Desa Cibolang …………... 51

B. Minat Baca Siswa di Desa Cibolang………... 54

C. Kemampuan Literasi Dini sesiwa Kelas Awal di Desa Cibolang……... 56

D. Pengaruh Literasi Keluarga terhadap Minat Baca dan Kemampuan

Literasi Dini ...……... 59

BAB V PENUTUP

A.Simpulan ... 63

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemampuan berbahasa merupakan modal yang penting bagi seseorang

untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain. Baca-tulis (literasi) merupakan

bagian dari kemampuan berbahasa yang sangat penting untuk dikuasai.

Kemampuan membaca dan menulis menjadi modal utama terutama untuk

anak-anak dalam proses belajarnya kelak. Membaca dan menulis merupakan salah

satu langkah awal untuk seseorang agar dapat mengembangkan dirinya.

Kemampuan baca tulis yang dimiliki oleh seorang anak juga akan berpengaruh

pada pendidikannya di masa yang akan datang. Kemampuan membaca yang

rendah bisa diasosiasikan dengan rendahnya prestasi sekolah, kurangnya

kemampuan literasi saat dewasa, serta meningkatnya masalah perilaku dan

tingkat putus sekolah.

Tak dapat dipungkiri lagi bahwa membaca banyak sekali memberikan

manfaat positif. Membaca akan menambah pengetahuan dan memberikan

wawasan. Selain itu membaca juga dapat melatih seseorang untuk berpikir kritis,

Begitupun dengan kegiatan menulis. Melalui kegiatan menulis seseorang bisa

belajar untuk menuangkan gagasan dan pikiran berupa tulisan juga berlatih

untuk merangkai kata. Oleh karena itu, dengan kemampuan baca tulis yang baik

seseorang akan mampu mempelajari ilmu lain dengan mudah, bisa

mengomunikasikan gagasan serta mengekspresikan diri. Sehingga hal itu pun

akan membentuk sumber daya manusia yang unggul.

Masyarakat yang gemar membaca memperoleh pengetahuan dan wawasan

baru yang akan meningkatkan kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu

menjawab tantangan hidup pada masa-masa mendatang.. Berdasarkan hal itu,

maka kemampuan baca tulis (literasi) sejak dini perlu dikembangkan dengan baik.

Namun di sisi lain, diakui atau tidak, minat baca siswa khususnya di negara kita

masih terhitung sangat rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari intensitas membaca

(9)

melakukan belajar saja, di luar itu sedikit sekali siswa yang melakukan kegiatan

membaca, bahkan tidak sedikit pula yang tidak membaca sama sekali. Terlebih

lagi di zaman serba canggih ini mereka lebih senang menghabiskan waktu

bersama gadget mereka.

Rendahnya minat baca di Indonesia tercermin dari beberapa fakta yang

memuat tentang prestasi bangsa Indonesia dibandingkan dengan negara-negara

lain di dunia, antara lain; Berdasarkan studi lima tahunan yang dikeluarkan oleh

progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) pada tahun 2006,

yang melibatkan siswa sekolah dasar (SD), hanya menempatkan Indonesia pada

posisi 36 dari 40 negara yang dijadikan sampel.

Menurut Andy F. Noya, host acara Kick &Andy yang juga duta baca 2011, “Potensi bangsa Indonesia sangat tinggi secara kuantitas. Namun, fakta membuktikan bahwa kondisi minat baca di Indonesia berdasarkan temuan

UNDP tahun 2010, Human Development Indeks, masih sangat rendah, berada di

peringkat 112 dari 175 negara. Selain itu, data yang dikeluarkan Badan Pusat

Statistik (BPS) tahun 2006, menunjukkan bahwa masyarakat lebih banyak

tertarik dan memilih untuk menonton TV (85,9%) dan atau mendengarkan radio

(40,3%) ketimbang membaca koran (23,5%).

Minat baca sesorang yang rendah akan berpengaruh bagi kemampuan

membacanya. Artinya ada kaitan yang erat antara minat baca dan kemampuan

membaca. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Supriyoko (2009) yang

menyatakan bahwa secara teoritis ada hubungan yang positif antara minat baca

(reading interest) dengan kebiasaan membaca (reading habit) dan kemampuan

membaca (reading ability). Rendahnya minat baca masyarakat menjadikan

kebiasaan membaca yang rendah, dan kebiasaan membaca yang rendah ini

menjadikan kemampuan membaca menjadi rendah. Itulah yang sedang terjadi

pada masyarakat kita sekarang ini.

Selain itu, fakta juga membuktikan bahwa masih banyak anak sekolah di

beberapa daerah, terutama daerah terpencil yang tidak bisa membaca dan

(10)

kualitas para pelajar Indonesia. kualitas para siswa itu tentu saja berpengaruh

pada proses pendidikan pada jenjang berikutnya kelak

Hal tersebut dapat disebabkan beberapa faktor, baik secara pribadi maupun

secara umum. Secara pribadi, biasanya, berkaitan dengan kurangya motivasi

dalam diri siswa untuk menanamkan bahwa membaca buku merupakan suatu

kegiatan yang perlu dan bemanfaat. Secara umum, faktor yang sangat

berpengaruh besar adalah lingkungan sekitar siswa yang memang jauh dari

kebiasaan atau budaya membaca.

Seseorang yang sudah membudayakan membaca akan menjadikan

membaca sebagai kegiatan yang sangat penting dan menjadikan membaca sebagai

suatu kebutuhan. Namun masalahnya saat ini adalah masih banyak orang yang

tidak membudayakan kegiatan membaca ini.

Masalah budaya membaca timbul karena motivasi dan minat baca yang

rendah. Minat merupakan kecenderungan dan keinginan yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap sesuatu (Mulyasa, 2009). Minat juga dapat berupa

perhatian atau ketertarikan berlebih yang mendorong seseorang melakukan

sesuatu. Sumber dari minat adalah dorongan dalam diri.

Kenyataan yang muncul saat ini adalah anak-anak lebih senang mengisi

waktu mereka dengan permainan-permainan digital mereka. Banyak juga

anak-anak yang tak sadar rela menghabiskan waktu mereka berjam-jam dengan media

sosial mereka dibandingkan membaca, sedangkan meluangkan waktu untuk

membaca sangat sulit.

Untuk dapat menghadapi atau membantu permasalahan yang berkaitan

dengan penanaman minat baca tersebut, lingkungan keluarga akan sangat

berpengaruh bagi kehidupan seseorang. Menurut Megawangi dalam Maryam

(2002) keluarga adalah wahana untuk mendidik, mengasuh, dan mensosialisasikan

anak, mengembangkan kemampuan seluruh anggotanya agar dapat menjalankan

fungsinya dengan baik di masyarakat, serta memberikan kepuasan dan lingkugan

yang sehat guna tercapainya keluarga sejahtera.

Keluarga memiliki peranan yang luar biasa dalam perkembangan

(11)

wahana lingkungan pendidikan pertama dan utama bagi seseorang. Begitupun

dnegan penumbuhan minat baca. Penumbuhan minat baca atau kegiatan

membudayakan minat baca berawal dalam keluarga. Artinya Jika seorang anak

lahir dan dibesarkan dalam keluarga yang suka membaca langsung, anak akan

melihat dan merasakan bahwa kegiatan membaca merupakan kegiatan yang

bermanfaat dan menyenangkan.

Seorang anak yang dibesarkan dalam keluarga yang senang membaca akan

menjadikan membaca sebagai kegiatan rutin, bahkan kebutuhan yang harus dia

penuhi. Hal itu karena dia sudah merasakan asiknya membaca, juga sudah

merasakan manfaat membaca baik secara langsung maupun tidak. Sehingga

keluarga betul-betul memiliki peran utama dalam menumbuhkan minat baca anak

yang nantinya akan berdampak positif bagi kemampuan literasinya.

Kemampuan baca tulis yang baik akan dengan mudah dikuasai dengan

pengenalan baca tulis tersebut melalui keluarga sejak dini atau yang sering disebut

dengan istilah literasi keluarga. Keluarga merupakan salah satu faktor penting

yang berpengaruh terhadap penguasaan kemampuan literasi seseorang. Seperti

yang dikatakan dalam Australian Report bahwa pengalaman literasi anak yang

pertama adalah dalam keluarga, komunitas, dan pendidikan literasi masa kecilnya, Children’s first literacy experience are primarily in the home, community, and

early childhood educations service. Bahkan di beberapa Negara penerapan

program literasi keluarga sudah digaungkan sejak lama dan bermanfaat untuk

banyak hal.

Literasi keluarga merupakan rangkaian upaya yang dilakukan dalam

keluarga berkaitan dengan pengenalan keterampilan dan bahasa yang dilakukan

dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kegiatan yang berkaitan dengan membaca

dan komunikasi. Melalui keluarga anak sudah dikenalkan dengan bahasa dan

buku sejak kecil, bahkan sejak dalam kandungan. Beberapa penelitian

mengatakan, saat janin sudah mulai mendengar, itu adalah saat yang tepat untuk

mulai mengajaknya berkomunikasi, dibacakan sholawat, dibacakan ayat Alquran,

(12)

Ketika anak sudah lahir pun, kegiatan-kegiatan itu akan menjadi hal

menyenangkan dilakukan bersama anggota keluarga lain dan memberikan

pengaruh positif bagi perkembangannya. Keluarga berusaha untuk menumbuhkan

budaya membaca, sering mengajak anak berkomunikasi, membacakan cerita

untuk anak, mengajak anak ke toko buku, membaca bersama-sama, itu merupakan

bagian dari penerapan literasi keluarga.

Contoh lain penerapan literasi keluarga adalah mendongeng. Berdasarkan

beberapa penelitian, disebutkan bahwa mendongeng sangat banyak memberikan

pengaruh positif bagi kecerdasan berbahasa anak-anak, terutama kecerdasan

linguistiknya. Manfaat lain dari kegiatan mendongeng misalnya adalah melatih

anak agar lebih komunikatif dan ekspresif. Selain itu, dengan mendongeng juga

akan amelati anak untuk mengembangkan daya imajinasi merreka. Bahkan,

banyak juga komunitas yang menggalakan gerakan ayah mendongeng.

Berdasarkan beberapa penelitian, literasi keluarga ini terbukti membawa

banyak pengaruh positif bagi perkembangan keterampilan seorang anak. Seperti

penelitian yang dilakukan oleh Reese dalam buku Handbook of Research on

Literacy and Diversity yang membuktikan bahwa penanaman literasi sejak dini

akan memberikan pengaruh pada pendidikan selanjutnya. The Research by Reese

and colleagues (2000) suggests that quality LI literacy instruction in early grades is benefical to students later acadecmic achievement (Morrow, 2009).

Berdasarkan uraian di atas, dapat kita lihat betapa pentingnya

kemampuan literasi dini dan minat baca bagi seorang anak yang akan

membantunya menghadapi dan menjalani pendidikannya di masa yang akan

datang. Artinya perlu ada perhatian lebih pada masalah ini agar kita betul-betul

bisa menciptakan generasi yang berkualitas.

Uraian di atas menunjukkan pentingnya literasi keluarga untuk

diterapkan, Namun, ternyata tak semudah itu, masih banyak keluarga yang belum

tahu atau belum memahami bagaimana pendidikan literasi keluarga sebenarnya.

Buktinya masih banyak masyarakat di Indonesia sama sekali tidak mempedulikan

hal itu. Mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan pada anak mereka

(13)

tulis saat di sekolah saja. Kalaupun ada yang sudah menerapkan literasi keluarga

ini, itu pun hanya sedikit. Sehingga tentu saja berpengaruh terhadap pendidikan

mereka.

Di negara-negara lain, penelitian mengenai literasi ini sering dilakukan.

Misalnya di Eropa. Hasil penelitian-penelitian tentang literasi itu ditulis dalam

sebuah buku berjudul Literacy in Europe: Using Parental Support Initiatives to

Enhance Early Literacy Development. Selain itu, Berlin dalam Voorish et al

(2013) menyebutkan bahwa dari 100 penelitian mengenai keterlibatan keluarga

terhadap literasi, matematika, dan sosiokultural disimpulkan bahwa kontribusi

keluarga terhadap anak di usia 3-8 tahun merupakan saat yang tepat untuk

perkembangan kemampuan mereka.

Di Indonesia penelitian tentang literasi keluarga juga sebelumnya

memang pernah ada, yaitu penelitian yang dilakukan Khalid A Harras mengenai

pengaruh literasi keluarga pada penulis KKPK. Hasil penelitian itu

memperlihatkan adanya pengaruh positif dari literasi keluarga terhadap diri

penulis KKPK tersebut. Namun kita tidak mengetahui pasti bagaimana keadaan

penerapan literasi keluarga di daerah-daerah lain dan pengaruh sebenarnya

terhadap motivasi membaca seseorang dan kemampuan literasi dininya. Oleh

karena itu saya ingin meneliti bagaimana budaya literasi keluarga di desa

Cibolang Kecamatan Gunung Guruh, Kabupaten Sukabumi dan bagaimana

pengaruhnya terhadap minat baca serta kemampuan literasi dini mereka.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis

merumuskan masalah penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana keadaan literasi keluarga di Desa Cibolang Kecamatan Gunung

Guruh, Kabupaten Sukabumi?

2. Bagaimana minat baca siswa kelas awal di Desa Cibolang Kecamatan

(14)

3. Bagaimana kemampuan literasi dini siswa kelas awal di Desa Cibolang

Kecamatan Gunung, Guruh Kabupaten Sukabumi?

4. Seberapa besar pengaruh literasi keluarga terhadap minat baca di Desa

Cibolang Kecamatan Gunung Guruh Kabupaten Sukabumi?

5. Seberapa besar pengaruh literasi keluarga terhadap kemampuan literasi dini di

Desa Cibolang Kecamatan Gunung Guruh Kabupaten Sukabumi?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

dan memberikan gambaran mengenai penerapan literasi keluarga dan

bagaimana pengaruhnya terhadap kemampuan motivasi belajar dan

kemampuan literasi dini. Juga bisa dijadikan sebagai alternatif pengajaran

literasi dini dan menumbuhkan motivasi belajar melalui literasi keluarga.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Untuk mengetahui bagaimana penerapan literasi keluarga di Desa Cibolang

Kecamatan Gunung Guruh Kabupaten Sukabumi.

b. Untuk mengetahui bagaimana minat baca siswa kelas awal di Desa Cibolang

Kecamatan Gunung Guruh Kabupaten Sukabumi.

c. Untuk mendeskripsikan pengaruh literasi keluarga terhadap minat baca siswa

kelas awal di Desa Cibolang Kecamatan Gunung Guruh Kabupaten

Sukabumi.

d. Untuk mengetahui pengaruh literasi keluarga terhadap kemampuan literasi

dini siswa kelas awal di Desa Cibolang Kecamatan Gunung Guruh Kabupaten

(15)

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik yang

bersifat teoretis maupun yang bersifat praktis.

1. Manfaat teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah pengetahuan

terutama mengenai literasi keluarga dan dunia pendidikan pada umumnya juga

bagi keluarga pada khususnya. Di Indonesia, pengenalan keterampilan membaca

dan menulis pada umumnya dimulai saat anak sudah sekolah karena banyak

orang beranggapan bahwa menulis dan membaca cukup diajarkan di sekolah

saja. Padahal pengenalan baca tulis sedini mungkin akan memberikan dampak

yang berbeda.

2. Manfaat praktis

a. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi guru tentang

pentingnya pengenalan membaca dan menulis pada anak untuk

menumbuhkan motivasi membaca siswa agar dapat menciptakan prestasi

yang baik di masa depan mereka.

b. Bagi orang tua

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi orang

tua mengenai pengaruh kontibusi keluarga bagi perkembangan

kemampuan anak, motivasi membaca. dan kemampuan literasi dininya.

Hal itu dikarenakan keluarga merupakan lembaga pendidikan informal

pertama dan utama.

c. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan ide untuk

diteliti lebih lanjut untuk melihat perkembangan literasi di Indonesia. juga

dapat dijadikan sebagai rujukan untuk mengembangkan penelitian

(16)

E. Struktur Organisasi

Tesis ini diorganisasikan dengan struktur: bab pertama pendahuluan yang

terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan struktur organisasi.

Bab kedua menyajikan kajian teoretis yang membahas mengenai (1) ihwal

literasi dan literasi keluarga, beserta pembahasannya yaitu pengertian literasi,

prinsip pendidika literasi, tingkatan literasi, pengertian literasi keluarga, tujuan

literasi keluarga, dan model-model penerapan literasi keluarga (2) minat baca

yang pembahasannya terdiri atas : pengertian minat baca, faktor pendukung minat

baca, faktor penghambat minat baca, serta cara menumbuhkan minat baca, serta

(3) literasi dini yang pembahasannya tahapan perkembangan membaca anak dan

kemampuan literasi anak.

Bab ketiga berisi penjelasan mengenai metode penelitian yang dipakai

dalam penelitian ini yang membahas tentang lokasi, pupulasi, dan sampel

penlitian yang rinciannya terdiri atas (1) lokasi dan subjek penelitian (2) populasi,

(3) sampel dan teknik pengambilan sampel. Pada bab ini pula, dijelaskan

mengenai desain penelitian, metode penelitian,definisi operasional, serta

instrumen penelitian yang digunakan,

Bab keempat berisi mengenai hasil penelitian yang dilakukan, yaitu

deskripsi penerapan literasi keluarga di Desa Cibolang, deskripsi minat baca siswa

kelas awal di Desa Cibolang, deskripsi kemampuan literasi dini siswa kelas awal

di Desa Cibolang, dan pengaruh literasi keluarga terhadap minat baca dan

kemampuan literasi dini siswa kelas awal di Desa Cibolang.

Bab kelima menyajikan simpulan serta rekomendasi disusul oleh daftar

(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

1. Lokasi

Penelitian ini dilakukan di Desa Cibolang Kecamatan Gunung Guruh

Kabupaten Sukabumi. Lokasi tersebut dipilih karena berdasarkan data yang

dimiliki Kantor Desa Cibolang tercatat banyak kasus siswa yang putus sekolah.

Selain itu, di desa ini terdapat 3 sekolah dasar yang memenuhi kriteria, yaitu

sekolah yang tergolong kelas atas, menengah, dan bawah.

2. Populasi

Menurut Sugiyono (2012) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk kemudian dipelajari kemudian ditarik

kesimpulannya). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 2 sekolah dasar

di Desa Cibolang Kecamatan Gunung Guruh Kabupaten Sukabumi. Berikut

rinciannya.

Tabel 3.1

Jumlah Populasi

No Nama Sekolah Jumlah Siswa

1 SDN Mangkalaya 1 100 siswa

2 SDN Cipicung 41 siswa

3 SDN Mangkalaya 3 35 siswa

(18)

3. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Sugiyono (2012) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti

tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada polpulasi. Teknik pengambilan

sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus berikut.

n =

Keterangan:

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d = tingkat presisi yang ditetapkan (0,05)

dengan menggunakan rumus di atas, maka diperoleh jumlah sampel

minimum :

n =

= 32, 59 = 33

teknik penarikan sampel yang digunaka yaitu penyebaran jumlah sampelnya yang

proporsional sampling. Proporsional sampling yang dilakukan dalam penelitian

ini disesuaikan dengan banyaknya jumlah siswa di setiap sekolah dasar di Desa

Cibolang. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

n

i =

Keterangan :

ni = jumlah sampel menurut stratum

N = jumlah sampel seluruhnya

Ni = jumlah populasi menurut stratum

n = jumlah populasi seluruhnya

Adapun teknik pemilihan sampel yang digunakan adlaah tehnik random

(19)

pertimbangan pada aspek perijinan dan persetujuan, serta keabsahan data yang

Desain Penelitian yang digunakan adalah survey explanatory yang

menuntut penjabaran variabel-variabel penelitian ke dalam indikator-indikator

yang dapat diukur secara kuantitatif sehingga dapat digunakan model uji

hipotesis. Dalam bukunya, Husein Umar (2002) menjelaskan bahwa survey

explanatory adalah:

“suatu survey yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kausal antara 2 variabel melalui pengujian hipotesis, survey dilakukan dengan cara

mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner

sebagai alat pengumpul data.”

Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini berkaitan dnegan pengaruh,

(20)

tersebut digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel literasi keluarga

terhadap motivasi membaca dan kemampuan literasi dini.

C.Metode Penelitian

Secara garis besar terdapat dua macam rancangan penelitian, yaitu

rancangan ex post facto dan rancangan eksperimental. Faktor-faktor yang

membedakan kedua rancangan ini adalah pada rancangan pertama tidak terjadi

manipulasi variabel bebas sedang pada rancangan yang kedua atau eksperimental

terdapat manipulasi variabel bebas.

Menurut Ary (2006) Istilah ex post facto berasal dari bahasa latin yang

berarti after the fact. Hal ini mengindikasikan bahwa penelitian ex post facto

dilakukan setelah variasi dalam variabel yang diamati terjadi secara alami. Metode

ini disebut juga metode causal comparative karena bertujuan untuk menyelidiki

hubungan penyebab dan efek antara variabel-variabel terikat dan bebas. Peneliti

menggunakan metode ini dalam situasi yang melibatkan variabel bebas yang

melekat (attribute independent variables, yaitu karakteristik yang sudah dimiliki

seorang subjek sebelum penelitian dilakukan) yang tidak dapat dimanipulasi atau

ketika variabel tersebut sebenarnya dapat dimanipulasi atau ketika variabel

tersebut sebenarnya dapat dimanipulasi namun tidak dilakukan karena tidak etis

atau tidak bertanggung jawab jika hal tersebut dilakukan.

Ada dua model dasar dari penelitian ex post facto yaitu (1) mulai dengan

subjek-subjek yang yang berbeda dalam variabel bebas (penyebab) dan berusaha

menentukan konsekuensi (efek) dari perbedaan-perbedaan ini, dan (2) mulai

dengan subjek-subjek yang berbeda dalam variabel terikat (efek) dan berusaha

untuk menentukan penyebab dari perbedaan-perbedaan ini. Penelitian ini

mengambil model pertama yaitu peneliti memulai dengan subjek-subjek yang

berbeda dalam penerapan literasi keluarga dan berusaha menemukan dampak dari

penerapan literasi keluarga tersebut terhadap motivasi membaca dan kemampuan

(21)

D.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel, yaitu variabel bebas

(independent variable) dan variable terikat (dependent variable). Adapun yang

termasuk dalam variabel bebas dalam penelitian ini adalah literasi keluarga (X),

sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah motivasi membaca (Y1) dan

kemampuan literasi dini (Y2).

Gambar berikut menjelaskan mengenai hubungan antarvariabel dalam

penelitian ini.

Gambar 3.3

Hubungan Variabel dalam Penelitian

2. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan pemahamam dan perbedaan interpretasi

yang berkaitan dengan istilah-istilah dalam judul tesis ini yaitu “Pengaruh Literasi

Keluarga terhadap Minat Baca dan Kemampuan Literasi Dini”, maka berikut

dijelaskan beberapa pengertian operasional yang terdapat dalam tesis ini. Literasi Keluarga (X)

(22)

a. Literasi keluarga

Literasi keluarga merupakan serangkaian upaya yang telah dilakukan

keluarga dalam menggunakan aktivitas literasi dan bahasa dalam kehidupan

sehari-hari. Literasi keluarga juga mengenai bagaimana penggunaan bahasa,

bagaimana keluarga belajar, budaya baca tulis dalam aktivitas sehari-hari mereka,

membantu setiap anggota keluarga untuk mengembangkan kemampuan baca

tulisnya untuk dapat bersosialisasi dengan baik di masyarakat.

b. Minat Baca

Minat baca ialah keinginan yang kuat disertai dengan usaha-usaha seseorang

untuk membaca. Orang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan

diwujudkannya dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan kemudian

membacanya atas kesadarannya sendiri atau dorongan dari luar. Parameter yang

digunakan untuk mengukur minat baca adalah intensitas membaca anak terhadap

membaca, durasi anak ketika membaca, reaksi anak terhaap bacaan, dan usaha

mereka untuk membaca

c. Kemampuan literasi dini

Kemampuan literasi dini adalah kemampuan seorang anak mengenai

membaca dan menulis sejak dini. Namun dalam penelitian ini, kemampuan literasi

yang dimaksud adalah kemampuan membacanya yang melibatkan beberapa

tahapan, yaitu kemampuan mengenal huruf, membedakan bunyi awal, membaca

kata yang bermakna maupun tidak bermakna, dan kemampuan membaca teks

sederhana dengan nyaring, dan kemampuan membaca pemahaman.

E.Instrumen Penelitian

1. Angket (Kuesioner)

Salah satu metode yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam penelitian ini adalah berbentuk angket (kuesioner). Menurut

Sugiyono (2012) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

(23)

responden untuk dijawab, jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner

tertutup, dimana responden dapat memilih jawaban yang tersedia. Adapun alasan

menggunakan kuesioner tertutup ini adalah untuk memberikan kemudahan kepada

responden dalam memberikan jawaban dan untu menghemat waktu penelitian.

Selain itu juga untuk memudahkan pengolahan data yang diberikan responden.

Tabel 3.4

KISI-KISI ANGKET PENERAPAN LITERASI KELUARGA

Variabel Komponen Indikator Item

(24)

pada anaknya

Berdasarkan indikator-indikator tersebut, terdapat 22 pernyataan yang disusun dalam angket penelitian ini. Pernyataan-pernyataan tersebut terdiri atas 11 pernyataan favorable dan 11 pernyataan unfavorable. Pernyataan favorable adalah pernyataan yang mendukung atau memihak pada objek penelitian, sedangkan

unfavorable adalah pernyataan yang tidak mendukung atau tidak memihak.

Berikut adalah rinciannya :

No Jenis pernyataan Nomor item Jumlah item

1 Favorable 1, 3, 4, 6, 8, 11, 13, 16, 17, 18, 19 11

2 Unfavorable 2, 5, 7,9, 10, 12, 14, 15, 20, 21, 22 11

Skor untuk jenis pertanyaan favorable :

SS (Sangat setuju) : 5

S (Setuju) : 4

CS (cukup setuju) : 3

TS (Tidak setuju) : 2

STS (Sangat tidak setuju) : 1

Skor untuk jenis pertanyaan unfavorable :

SS (Sangat setuju) : 1

S (setuju) : 2

CS (cukup setuju) : 3

TS (Tidak setuju) : 4

(25)

2. Lembar Observasi

Metode observasi yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk

memperoleh informasi mengenai minat baca yang dimiliki para responden. Dalam

penelitian ini peneliti meminta bantuan kepada para guru kelas 2 di

masing-masing sekolah untuk menjadi observer. Dengan kata lain, para guru kelas

tersebut menjadi tim observer bersama peneliti.

(26)

3. Lembar Tes Membaca

Selain angket dan lembar observasi, dalam penelitian ini juga dilakukan

tes untuk mendapatkan untuk mengukur kemampuan literasi dininya. Tes

diberikan pada setiap responden secara acak. tes membaca ini diberikan dengan

mengadopsi penilaian tes membaca EGRA (Early Grade Reading Assesment). Tes

terbagi ke dalam 5 bagian. Maing-masing bagian diberikan dengan durasi selama

60 detik.

Tes bagian pertama adalah tes untuk menguji pengetahuan huruf para

siswa kelas awal. Pada bagian pertama ini, siswa diminta untuk menyebutkan

huruf-huruf yang tersebua selama 60 detik.

Tes bagian kedua adalah tes yang diberikan untuk menguji kemampuan

menyimak dengan cara membedakan bunyi awal. Di bagian ini siswa hanya

mendengarkan apa yang dibacakan olen penilai. Penilai membacakan tiga

kelompok kata. Lalu siswa menyebutkan kata mana yang memiliki bunyi awal

berbeda.pada bagian ini tes tidak diberi waktu.

Tes bagian ketiga adalah tes yang diberikan untuk menguji kemampuan

siswa kelas awal dalam membaca kata-kata bermakna. Sedangkan pada bagian

keempat, siswa diuji untuk membaca kata-kata tidak bermakna selama 60 detik.

Bagian akhir (kelima), adalah tes yang diberikan untuk menguji

kemampuan siswa membaca nyaring dan membaca pemahaman. Seluruh

rangkaian tes ini dilakukan oleh tim penilai berdasarkan ketentuan yang sudah

dibuat. Berikut kisi-kisi yang disusun dalam penelitian ini.

Tabel 3.6

KISI-KISI TES MEMBACA SISWA KELAS AWAL

Variabel Komponen Indikator Nomor

Soal Literasi Dini Mengenal huruf Mengetahui kemampuan anak

(27)

Membaca kata Mengetahui kemampuann anak

Membaca nyaring Mengetahui kemampuan anak dalam

membaca nyaring

Menurut Sugiyono (2012), skala pengukuran kesepakatan yang digunakam

sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat

ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan

menghasilkan data kuantitatif.

Dalam pelaksanaan uji coba instrumen penelitian, peneliti

melaksanakannya terhadap sejumlah subjek yang bukan merupakan sampel

penelitian, akan tetapi mempunyai karakteristik yang sama dengan subjek yang

akan dijadikan sampel penelitian.

Setelah data untuk uji coba terkumpul selanjutnya dilakukan analisis

statistik dengan tujuan menguji validitas dan reliabilitasnya.

1. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep

yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharurnya diukur.

Dikatakan instrumen valid apabila alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untu

mengukur apa yang seharusnya diukur. (Sugiyono 2012). Cara perhitungan uji

coba validitas item yaitu dengan cara mengorelasikan skor tiap item dengan skor

(28)

dengan skor uji item. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan korelasi

pearson Product Moment (uji r).

Uji validitas menggunakan Rumus Pearson Product Moment:

Keterangan :

= Koefisien Korelasi

∑ = Jumlah Skor Item

∑ = Jumlah Skor Total

= Jumlah Responden

(Arikunto, 2010)

Hasil Interpretasi yang berkenaan dengan validitas butir soal dalam

penelitian ini dinyatakan dalam tabel berikut.

Tabel 3.8

Penafsiran Indeks Validitas

Nilai Iterpretasi

≤ 0,00 Tidak valid

0,00 < ≤ 0,20 Validitas Sangat rendah

0,20 < ≤ 0,40 Validitas Rendah

0,40 < ≤ 0,60 Validitas Sedang

0,60 < ≤ 0,80 Validitas Tinggi

(29)

2. Uji Realibilitas

Uji Reabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan

(keterandalaan atau keajegan) alat pengumpul data instrumen yang digunakan.

Dalam menguji reabilitas digunakan uji konsisten internal dengan menggunakan

rumus Alpha Cronbach sebagai berikut.

r

= [

]

Keterangan :

r : koefisien realiabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan

: Total Varians Butir : Total varians

Suatu Instrumen dapat dikatakan reliable apabila memiliki koefisien

keandalan (alpha) < 0,6 (Arikunto,2010).

Sedangkan untuk mengetahui tinggi rendahnya realibilitas instrumen

digunakan kategori sebagai berikut.

Tabel 3.8

Indeks Reliabilitas Menurut Aturan Guilford (Guilford’s Empirical Rule)

Indeks Reliabilitas

0,00 – 0,19 Reliabilitas sangat lemah

0,20 – 0,39 Reliabilitas lemah

0,40 – 0,69 Reliabilitas cukup kuat

0,70 – 0,89 Reliabilitas kuat

(30)

G. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategi dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik

pengumpulannya data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Angket

Dalam penelitian ini, salah satu metode yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden adalah berbentuk angket. Angket ini diberikan pada

orang tua siswa untuk mengetahui tingkat penerapan literasi keluarga mereka.

Angket yang diberikan menggunakan teknik skala likert dengan jumlah 22

pernyataan.

2. Observasi

Observasi dilakukan untuk mendapatkan data mengenai besarnya minat

baca siswa kelas awal yang dijadikan responden. Observasi dilakukan oleh guru

kelas di sekolah masing-masing, maksudnya guru kelas menjadi tim observer

beserta peneliti.

3. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk meyakinkan peneliti atas data yang sudah

diterima atau dapat dikatakan sebagai tahapan Triangulasi dalam penelitian ini.

Wawancara dilakukan pada orang tua siswa beserta siiswanya untuk lebih

meyakinkan mengenai data yang sudah diterima.

4. Studi Pustaka

Penelitian kepustakaan dilakukan melalui pengkajian buku-buku, jurnal

nasional dan international serta penelitian-penelitian yang relevan, selain itu studi

pustaka ini dilakukan melalui pengkajian artikel-artikel yang terdapat dalam

internet.

5. Tes

Dalam penelitian ini, tes dilakukan untuk mendapatkan untuk mengukur

kemampuan literasi dininya. Tes diberikan pada setiap responden secara acak. tes

(31)

Grade Reading Assesment). Tes terbagi ke dalam 5 bagian. Maing-masing bagian

diberikan dengan durasi selama 60 detik.

Tes bagian pertama adalah tes untuk menguji pengetahuan huruf para

siswa kelas awal. Pada bagian pertama ini, siswa diminta untuk menyebutkan

huruf-huruf yang tersebua selama 60 detik.

Tes bagian kedua adalah tes yang diberikan untuk menguji kemampuan

menyimak dengan cara membedakan bunyi awal. Di bagian ini siswa hanya

mendengarkan apa yang dibacakan olen penilai. Penilai membacakan tiga

kelompok kata. Lalu siswa menyebutkan kata mana yang memiliki bunyi awal

berbeda.pada bagian ini tes tidak diberi waktu.

Tes bagian ketiga adalah tes yang diberikan untuk menguji kemampuan

siswa kelas awal dalam membaca kata-kata bermakna. Sedangkan pada bagian

keempat, siswa diuji untuk membaca kata-kata tidak bermakna selama 60 detik.

Bagian akhir (kelima), adalah tes yang diberikan untuk menguji

kemampuan siswa membaca nyaring dan membaca pemahaman. Seluruh

rangkaian tes ini dilakukan oleh tim penilai berdasarkan ketentuan yang sudah

dibuat. Berikut kisi-kisi yang disusun dalam penelitian ini.

H. Teknik Analisa Data

Sugiyono (2012) mengidentifikasi analisis data sebagai berikut:

“Dalam penelitian kuantitati, analisis data merupakan kegiatan setelah data daris

seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisi data adalah mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah,

dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa analisis data

merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca,

(32)

Berikut langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini.

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan

data pada setiap variabel penelitian, terutama untuk melihat gambaran secara

umum penilaian responden untuk masing-masing variabel penelitian. Untuk

pengkategorian penilaian atau tanggapan responden dilakukan dengan membuat

pengkategorian. Untuk menentukan kategori tinggi, sedang, rendah, terlebih

dahulu skor yang didapat diubah menjadi bentuk persen. Langkahnya yaitu

sebagai berikut.

a. Menentukan skor maksimal untuk setiap variabel.

b. Skor yang didapat dibagi dengan skor maksimal untuk setiap variabel lalu

dikalikan 100

c. Persentase yang didapat disesuaikan dengan pengkategorian yang sudah

ditentukan untuk menentukan kategori.

Tabel 3.9

Pengkategorian Literasi Keluarga, Minat Baca, dan Kemampuan Literasi

Dini

Persentase Kategori

81 – 100 Sangat tinggi/baik

61 – 80 Tinggi/baik

41 – 60 Sedang

21 - 40 Rendah

0 - 20 Sangat rendah

2. Analisis Data Kuantitaif

1. Uji Korelasi

Analisis data yang digunakan untuk melihat pengaruh Literasi Keluarga

terhadap Minat baca dan kemampuan literasi dini adalah dengan menggunakan

(33)

yaitu untuk menguji dua signifikansi dua variabel, mengetahui kuat lemah

hubungan, dan mengetahui besar retribusi. Dalam penelitian ini analisis korelasi

Pearson digunakan untuk menjelaskan derajat hubungan antara variabel bebas

(independent) dengan variabel terikat (dependent) dengan nilai : -1 ≤ rs ≤ 1,

dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Bilai nilai rs = -1 atau mendekati -1, maka korelasi kedua variabel dikatakan

sangat kuat dan negatif artinya sifat hubungan dari kedua variabel

berlawanan arah, maksudnya jika nilai X naik maka nilai Y akan turun atau

sebaliknya.

b. Bila nilai rs = 0 atau mendekati 0, maka korelasi dari kedua variabel sangat

lemah atau tidak terdapat korelasi sama sekali.

c. Bila nilai rs = 1 atau mendekati 1, maka korelasi dari kedua variabel sangat

kuat dan positif, artinya hubungan dari kedua variabel yang diteliti bersifat

searah, maksudnya jika nilai X naik maka nilai Y juga naik atau sebaliknya.

Adapun kriteria penilaian korelasi menurut Sugiyono (2012) yaitu :

Tabel 3.10

Penafsiran Indeks Korelasi

Interval Koefisian Tingkat Hubungan

0.00 – 0.199 Sangat Rendah

0.20 – 0.399 Rendah

0.40 – 0.599 Sedang

0.60 – 0.799 Kuat

0.80 – 1.000 Sangat Kuat

Penghitungan korelasi dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0.

Dalam analisis data model analisa korelasi, karena jawaban responden yang

diukur dengan menggunakan skala likert (lykert scale) diadakan scoring

(34)

bentuk ordinal harus terlebih dahulu dilakukan adalah merubah data ordinal

menjadi data interval.

2. Uji Regresi Berganda

Regresi artinya peramalan penaksiran atau pendugaan pertama kali

diperkenalkan pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galtoon (1822-1911). Analisis

regresi digunakan untuk menentukan bentuk dari hubungan antar variabel. Tujuan

utama dalam penggunaan analisis itu adalah untuk meramalkan atau

memperkirakan nilai dari suatu variabel dalam hubungannya dengan variabel yang

lain. Disamping hubungan linear dua variabel, hubungan linear dari dua variabel

bisa juga terjadi misalnya; hubungan antara hasil penjualan dengan harga dan

daya beli.

Hubungan linear lebih dari dua variabel bila dinyatakan dalam bentuk persamaan

matematis adalah :

Y = a + b1x1 + b2x2 +………bkxk +

Keterangan :

x, x1, x2……..xk= variabel-variabel

a, b1, b2……..bk= bilangan konstan (konstanta) koefisien variabel

I. Hasil Pengujian Validitas dan Realibilitas

1. Validitas

Uji coba validitas butir angket dilakukan menggunakan korelasi product

moment dari Pearson dengan bantuan SPSS versi 16 atau korelasi antara skor

setiap butir skor total. Untuk mengetahui tingkat validitas butir angket, dapat

dilihat dengan cara membandingkan Pvalue dengan taraf signifikansinya. Jika

P-value < ( maka item dinyatakan valid, dan sebaliknya jika P-value>

(35)

Tabel 3.10

Hasil Uji Validitas

Item Nilai Valid

1 0.000 Valid

2 0.000 Valid

3 0.000 Valid

4 0.000 Valid

5 0.003 Valid

6 0.000 Valid

7 0.012 Valid

8 0.000 Valid

9 0.010 Valid

10 0.020 Valid

11 0.000 Valid

12 0.000 Valid

13 0.000 Valid

14 0.021 Valid

15 0.034 Valid

16 0.000 Valid

17 0.000 Valid

18 0.000 Valid

19 0.000 Valid

20 0.000 Valid

21 0.000 Valid

(36)

2. Reliabilitas

Pengujian reliabilitas angket dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha

Cronbach. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat konstruk (variable laten) memiliki nilai CR ≥ 0,7 dan nilai VE ≥ 0,05 dapat dikatakan reliable.

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa semua konstruk (variabel Laten)

dapat dikatakan reliable

Hasil pengukuran Cronabch Alpha dapat dilihat pada tabel di bawah ini, .

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel penerapan literasi keluarga,

dapat dikatakan reliable, karena nilai cronbch Alpha > 0,70

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 33 100.0

Excludeda 0 .0

Total 33 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Berdasarkan data di atas, disimpulkan bahwa variabelnya reliabel

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.927 21

Berdasarkan tabel hasil output SPSS tersebut dapat dikatakan bahwa

reabilitas variabel literasi keluarga ini sangat kuat yaitu sebesar 0,927. Dengan

kata lain, maksudnya instrumen yang digunakan dalam penelitian ini bisa

(37)

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

1. Penerapan Literasi Keluarga di Desa Cibolang

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di 3 sekolah dasar di Desa Cibolang

ini, didapatkan data bahwa rata-rata penerapan literasi keluarga di Desa Cibolang

tersebut berada dalam kategori sedang yaitu 59,73%. Lebih jelasnya, berdasarkan

angket yang diberikan pada orang tua siswa kelas awal SDN Cipicung, didapatkan

data bahwa tingkat penerapan literasi keluarga disana adalah sebesar 49,09 %,

berada dalam kategori sedang. Sedangkan tingkat penerapan literasi keluarga

siswa di SDN Mangkalaya 3 adalah sebesar 44,81% yang juga berada dalam

kategori sedang/ yang terakhir, berdasarkan angket yang diisi oleh orang tua siswa

di SDN mangkalaya 1, penerapan literasi keluarga disana juga berada dalam

kategori tinggi dengan persentase sebesar 74,89%.

Para keluarga di Desa Cibolang yang notabene menggunakan bahasa

daerah sebagai bahasa percakapan sehari-hari, sebetulnya cukup memahami

pentingnya kegiatan membaca untuk anak-anak mereka. Sebagian dari mereka

mengakui bahwa membaca memberikan pengaruh positif bagi perkembangan

anak-anak mereka. Oleh karena itu, sebagian orang tua menyadari bahwa kegiatan

membaca seharusnya tidak hanya dilakukan di sekolah.

Beberapa orang tua siswa di Desa Cibolang ini mengakui mempunyai hobi

membaca walaupun hampir seluruh dari keluarga-keluarga itu tidak berlangganan

surat kabar setiap harinya. Mereka hanya membaca koran/majalah/tabloid

sesekali. Namun, jarang sekali dari keluarga-keluarga itu pergi ke toko buku atau

perpustakaan bersama dengan anggota keluarga lainnya.

Hanya beberapa dari orang tua di Desa Cibolang ini yang pernah

mengajak anak mereka pergi ke toko buku. Namun, mereka sudah cukup berusaha

untuk mengajarkan membaca pada anak mereka sejak usia dibawah 3 tahun,

(38)

Di Desa Cibolang ini, hanya beberapa yang sering membacakan cerita atau

mendongeng untuk anak-anaknya. Hal ini karena beberapa orang merasa tak

punya waktu yang cukup untuk membacakan untuk anaknya, padahal mereka

semua mengakui bahwa anak-anak mereka sangat senang jika dibacakan cerita.

Beberapa dari keluarga di Desa Cibolang ini mengaku lebih menyukai

menonton televisi dibandingkan membaca. Begitupun dengan anak-anak mereka.

Sebagian anak-anak itu lebih suka menghabiskan waktu libur mereka untuk

menonton televisi daripada membaca pada hari libur. kegiatan bercerita pun

menjadi bagian dari literasi kekuarga. Berdasarkan angket yang diberikan pada

responden, beberapa anak sering menceritakan kegiatan atau pengalaman mereka

pada anggota keluarga lainnya.

Para keluarga di Desa Cibolang ini tak memiliki banyak buku y. Hampir

seluruh responden menyebutkan bahwa mereka tak memiliki perpustakaan pribadi

di rumah mereka, karena mereka tak setiap bulan atau tak sering membelikan

buku pada anak-anak mereka.

2. Minat Baca Siswa di Desa Cibolang

Berdasarkan data yang didapat dari penelitian di Desa Cibolang ini, minat

baca siswa di Desa Cibolang ini berada pada kategori sedang dengan persentase

rata-rata sebesar 60,85%. Lebih rincinya, berdasarkan data yang diperoleh dari

ketiga sekolah dasar yang dijadikan tempat penelitian, disimpulkan bahwa

rata-rata minat baca yang paling tinggi terdapat pada siswa-siswa di SDN Mangkalaya

1, yaitu sebesar 77,33%. Sedangkan di SDN Cipicung, presentasi rata-rata minat

baca siswanya adalah sebesar 52, 83% dengan kategori sedang, dan yang terakhir

di SDN Mangkalaya 3, presentasi minat baca siswanya dalah sebesar 49,90%

yang juga termasuk ke dalam kategori sedang. Walaupun ketersediaan buku

kurang, namun berdasarkan hasil observasi, para siswa kelas awal di Desa

Cibolang memiliki keinginan dan tingkat keseriusan yang baik dalam hal

(39)

para siswa kelas awal tersebut dapat membaca dengan seksama dan

berkonsentrasi dengan baik.

Konsentrasi yang baik ternyata tak cukup berpengaruh terhadap

kemampuan mereka menyimpulkan apa yang sudah mereka baca. Hal ini terlihat

dari hasil observasi tersebut bahwa hanya sebagian saja dari siswa kelas awal

tersebut yang bisa menyimpulkan apa yang sudah mereka baca. Selain itu, hanya

sebagian pula dari mereka yang bisa memberikan pendapat dan menjawab

pertanyaan yang berkaitan dengan apa yang sudah mereka baca.

Seberapa kuat seseorang menghadapi hambatan, menjadi salah satu

indikator untuk mengukur minat seseorang. dalam penelitian ini pun, seberapa

kuat para siswa menghadapi gangguan temannya ketika membaca menjadi salah

satu indikator pengukuran minat baca. Sebagian dari mereka mudah terpengaruh

dan terganggu oleh temannya ketika membaca. Namun sebagian dari mereka

dapat mengatasi gangguan tersebut dengan baik.

Indikator lain dalam pengukuran minat baca ini adalah rasa senang dan

ketertarikan yang tinggi saat membaca. Berdasarkan hasil observasi, hanya sedikit

siswa yang senang dan ingin membaca tanpa diminta oleh guru. Ada juga siswa

yang sebenarnya ingin dan suka membaca, tapi harus diminta terlebih dahulu oleh

gurunya.

Minat seseorang terhadap kegiatan membaca dapat juga dilihat dari reaksi

dan tanggapan orang tersebut ketika berhadapan dengan buku. Sebagian siswa di

Desa Cibolang ini merasa senang dan sangat tertarik jika ada buku baru. Namun

ternyata tidak semua jenis buku mereka sukai. Ada juga siswa yang merasa

tertarik dengan buku bertema-tema tertentu

Walaupun ketersediaan buku kurang, namun berdasarkan hasil observasi,

para siswa kelas awal di Desa Cibolang memiliki keinginan dan tingkat

keseriusan yang baik dalam hal membaca. Hal itu terlihat pada bagaimana sikap

mereka saat membaca. Sebagian para siswa kelas awal tersebut dapat membaca

(40)

Konsentrasi yang baik ternyata tak cukup berpengaruh terhadap

kemampuan mereka menyimpulkan apa yang sudah mereka baca. Hal ini terlihat

dari hasil observasi tersebut bahwa hanya sebagian saja dari siswa kelas awal

tersebut yang bisa menyimpulkan apa yang sudah mereka baca. Selain itu, hanya

sebagian pula dari mereka yang bisa memberikan pendapat dan menjawab

pertanyaan yang berkaitan dengan apa yang sudah mereka baca.

Seberapa kuat seseorang menghadapi hambatan, menjadi salah satu

indikator untuk mengukur minat seseorang. dalam penelitian ini pun, seberapa

kuat para siswa menghadapi gangguan temannya ketika membaca menjadi salah

satu indikator pengukuran minat baca. Sebagian dari mereka mudah terpengaruh

dan terganggu oleh temannya ketika membaca. Namun sebagian dari mereka

dapat mengatasi gangguan tersebut dengan baik.

Indikator lain dalam pengukuran minat baca ini adalah rasa senang dan

ketertarikan yang tinggi saat membaca. Berdasarkan hasil observasi, hanya sedikit

siswa yang senang dan ingin membaca tanpa diminta oleh guru. Ada juga siswa

yang sebenarnya ingin dan suka membaca, tapi harus diminta terlebih dahulu oleh

gurunya.

Minat seseorang terhadap kegiatan membaca dapat juga dilihat dari reaksi

dan tanggapan orang tersebut ketika berhadapan dengan buku. Sebagian siswa di

Desa Cibolang ini merasa senang dan sangat tertarik jika ada buku baru. Namun

ternyata tidak semua jenis buku mereka sukai. Ada juga siswa yang merasa

tertarik dengan buku bertema-tema tertentu

3. Kemampuan literasi dini siswa kelas awal di Desa Cibolang

Berdasarkan tes yang dilakukan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

kemampuan membaca mereka berada dalam kategori sedang dengan rata-rata

persentase sebesar 59,73 %. Berdasarkan data yang didapat dari 8 responden di

SDN Cipicung, terdapat satu responden yang kategori kemampuann membanya

(41)

berkategori rendah, 1 orang berkategori baik, 1 orang berkategori sedang, dan 2

orang berkategori sangat baik

Dari 7 responden yang diberikan tes membaca di SDN Mangkalaya 3,

terdapat 2 responden yang mempunyai kemampuan mebaca berkategori sangat

rendah, bahkan salah satunya sama sekali tidak mengenal huruf. Pada tes bagian

pertama (mengenal huruf) responden tersebut hanya bisa menyebutkan dengan

benar 2 huruf saja dalam waktu 60 detik. Lalu di bagian tes kedua, yaitu

menyimak, anak ini pun diam saja tak mau menjawab, sehingga tes tidak bisa

diteruskan lagi. Data lainnya 1 orang berkategori rendah, 3 orang berkategori

sedang, dan 1 orang berkategori sangat baik

Data yang didapat dari 18 orang responden di SDN Mangkalaya 1, terdapat

3 orang berkategori rendah, 3 orang berkategori sedang, 4 orang berkategori baik,

dan 8 orang berkategori sangat baik. Berdasarkan hasil tes membaca tersebut,

dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa kelas awal di sekolah ini memiliki

kemampuann membaca yang baik. Terbukti dari data bahwa di sekolah ini tida

ada yang termasuk ke dalam kategori sangat rendah

Berdasarkan tes yang diberikan kepada seluruh responden, ternyata di Desa

Cibolang tersebut masih terdapat siswa yang sama sekali belum mengenali huruf.

Padahal tingkatan penting dalam literasi dini adalah pengenalan huruf (alphabet

knowledge).

Pada tes bagian kedua (membunyikan bunyi awal) ini, karena tidak dihitung

waktunya, para siswa kelas awal tersebut pasti menjawab apa yang dibacakan oleh

peneliti. Sebagian dari siswa-siswa tersebut ada yang betul-betul memahami tes

ini sehingga bisa menjawab hampir semua pernyataan dengan benar, ada juga

yang terlihat hanya menebak-nebak saja.

Selain ada siswa yang belum mengenali huruf, di Desa Cibolang ini, ada

siswa yang sudah mengenali huruf namun tak bisa merangkaikannya ketika huruf

itu sudah menjadi kata. Siswa tersebut sudah mengenali huruf walaupun dengan

durasi yang cukup lama. Namun, ketika diberikan tes berikutnya yaitu membaca

(42)

menyebutkan huruf-hurufnya saja tanpa bisa merangkaikannnya menjadi kata

yang bermakna.

Hal lain yang didapat berdasarkan hasil membaca adalah, hampir secara

keseluruhan responden kesulitan dan terbata-bata ketika melaksanakan tes bagian

keempat, yaitu membaca kata tidak bermakna. Hal ini wajar terjadi, karena apa

yang mereka baca merupakan kosakata baru yang sama sekali baru mereka temui.

Jika anak itu sudah bisa membaca dengan lancar pada bagian ni, maka dapat

dikatakan ia sudah benar-benar bisa membaca. Hanya ada sedikit saja siswa yang

berhasil membaca 50 kata tidak bermakna yang tertulis dalam kertas dalam waktu

60 detik. Rata-rata siswa kelas awal di Desa cibolang ini hanya mampu membaca

18 kata permenit.

Tes bagian kelima terbagi menjadi dua, yaitu membaca nyaring dan

membaca pemahaman. Pada tes kelima ini, ada banyak siswa yang dapat

menyelesaikan bagian membaca nyaring dengan baik. Namun sebagian dari

mereka tak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan pada bagian 5b. Artinya

mereka hanya membaca nyaring saja tanpa memahami isi dari kalimat-kalimat

yang ia baca

4. Pengaruh Literasi Keluarga terhadap minat baca dan kemampuan literasi

dini

Berdasarkan uji korelasi awal, besarnya hubungan antara variable x (literasi

keluarga) dengan y2 (kemampuan literasi dini) dihitung dengan variable koefisien

korelasi yaitu sebesar 0.616 artinya ada hubungan yang kuat antara literasi

keluarga dan kemampuan literasi dini. Sedangkan antara variable x (literasi

keluarga) dengan y1 (minat membaca) yaitu sebesar 0.822, artinya ada hubungan

yang kuat juga antara literasi keluarga dengan minat baca. karena korelasi antara

y2 lebih besar dibandingkan y1, maka variable x (literasi kelaurga) lebih

berpengaruh terhadap y2 (kemampuan literasi dini) dibandingkan terhadap

variable y1 (minat baca).

Berdasarkan penelitian ini pula terlihat ada salah satu nilai signifikansi yang

(43)

berarti/tidak signifikan. Artinya setelah dilakukan uji t, variable x tidak

benar-benar berpengaruh terhadap y1 dan y2, atau dengan kata lain dapat dikatakan

bahwa literasi keluarga tidak benar-benar berpengaruh terhadap kemampuan

literasi dini, namun berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa

literasi keluarga benar-benar berpengaruh terhadap minat baca.

Berdasarkan wawancara lebih lanjut, ada hal lain yang turut memengaruhi

kemampuan literasi dini juga minat baca. Tingkat pendidikan orang tua serta

tingkat ekonomi yang rendah cukup berpengaruh terhadap kemampuan literasi

dini dan minat baca siswa kelas awal di Desa Cibolang tersebut.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, maka peneliti memberikan

beberapa rekomendasi untuk beberapa pihak. Bagi guru penelitian ini diharapkan

dapat menambah wawasan dan pengetahuan agar dapat mempersiapkan peserta

didiknya menjadi generasi yang unggul, misalnya dengan berusaha menumbuhkan

minat baca pada para peserta didiknya. Hal tu karena membaca sungguh

memberikan dampak yang luar biasa untuki seseprnag

Bagi keluarga, khususnya orang tua, penelitan ini dapat menjadi referensi

dalam mendidik dan mengajar anak agar anak dapat tumbuh menjadi anak yang

cerdas, berwawasan luas, juga menjadi generasi yang menyenangi membaca.

Bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan juga dapat menambah

wawasan untuk dapat terus menggali dan meneliti hal lain yang berkaitan dengan

(44)

Pengembangan Pendidikan Guru (P3G)

Alwasilah, A. C. (2012). Pokoknya rekasaya literasi. Bandung: PT. Kiblat Buku

Utama.

Arikunto, S. (2005). Manajemen penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiman, C. (2006). Metode Penelitian: Palembang

Budiman, N. (2006). Memahami perkembangan anak usia sekolah dasar. Jakarta:

Dirjen Diknas Dikti Direktorat Ketenagaan.

Darmadi, H. (2013). Dimensi-dimensi metode penelitian pendidikan dan sosial.

Bandung: Alfabeta.

Djamara, S. B. (2008). Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, O. (2003). Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Jennings, P. (2006). Agar anak anda tertular “virus’ membaca. Bandung: Mizan

Learning Centre.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2013). Buku guru SD/MI kelas IV tema

4 berbagai pekerjaan. Jakarta : Kemendikbud

Kern, R. (2009). Literacy and languange teaching. Oxford University Press: New

York.

Mudjiono dan Dimyati. (2002). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

(45)

Rahim, F. (2005). Pengajaran membaca di sekolah dasar. Jakarta: Bumi Aksara

Rahman, dkk. (1985). Minat Baca Murid SD di Jawa Timur. Jakarta: Depdikbud.

Rusyana. (1986). Buku materi pokok keterampilan menulis. Jakarta: Karunika.

Sadulloh, Uyoh, dkk.(2008). Pedagogik. Bandung : UPI Press

Setiadi, R dan Araya Piyakun. (2012). Undestanding: the process of reading in

teaching literacy. Bandung: Rizky.

Shihabuddin, dkk. (2007). Evaluasi Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung:

Sekolah Pascasarjana UPI.

Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Shofi, U. (2008). Sayang, belajar baca yuk! (metode praktis mengajar anak

membaca dan menulis). Surakarta: Indiva Media Kreasi.

Tarigan, H G. (2005). Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung:

Angkasa.

Toharudin, et al. (2011). Membangun literasi sains peserta didik. Bandung:

Humaniora.

(46)

Wahadaniah, H. (1997). Perpustakaan sekolah sebagai sarana pengembangan

minat dan kegemaran membaca. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Gambar

Tabel 3.1 Jumlah Populasi
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
Gambar 3.3
Tabel 3.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ujaran langsung yang dilakukan penutur dengan menggunakan kesopanan negatif yang memberikan peluang pada lawan tutur untuk memilih jawaban yang ingin disampaikan kepada penutur

Dalam penelitian ini penulis menguji pengaruh dan hubungan antara Customer Relationship Management dan Kualitas Pelayanan Jasa terhadap Kepuasan Pelanggan dan dampaknya pada

Labeling the Variables: We can assign the variable labels in var.labels to the columns in the data frame data using the function label from the Hmisc package..

Setelah diperoleh nilai MSE dari penaksir rasio regresi menggunakan dua variabel tambahan untuk rata-rata populasi pada sampling acak sederhana, kemudian

Tujuan pendidikan nasional adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berakhlak, berkeahlian, berdaya saing, maju dan sejahtera dalam wadah Negara

a) Mengolah data dari berbagai bagian menjadi suatu laporan keuangan yang diberikan dan dipertanggung jawabkan kepada pemimpin perusahaan. b) Mengolah data yang

pemberi informasi kepada orang tuanya dan inovasi PAPA SEHAT digerakkan oleh sebuah ide bagaimana merubah pola pikir peserta didik, guru, orang tua dan masyarakat tentang

Penerapan penialain otentik berpotensi mendatangkan berbagai manfaat dan keuntungan, yaitu peserta didik dapat berperan aktif dalam proses penilaian, sehingga