SUBROTO ADIM SUMANJAYA, 2015
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TEKNIK DASAR TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN BULUTANGKIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TEKNIK DASAR TERHADAP
PENGUASAAN KETERAMPILAN BULUTANGKIS
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Program Studi Ilmu Keolahragaan
oleh
SUBROTO ADIM SUMANJAYA
1005249
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
SUBROTO ADIM SUMANJAYA, 2015
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TEKNIK DASAR TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN BULUTANGKIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TEKNIK DASAR TERHADAP
PENGUASAAN KETERAMPILAN BULUTANGKIS
Oleh
Subroto Adim Sumanjaya
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Sains Program Studi Ilmu Keolahragaan
© Subroto Adim Sumanjaya 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian,
SUBROTO ADIM SUMANJAYA, 2015
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TEKNIK DASAR TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN BULUTANGKIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN
SUBROTO ADIM SUMANJAYA
1005249
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TEKNIK DASAR TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN BULUTANGKIS
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Pembimbing I
Drs. Sumardiyanto, M.Pd.
NIP. 196212221987031002
Pembimbing II
Sandey Tantra Paramitha, S.Si, M.Pd.
NIP. 198204182009121004
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi
Agus Rusdiana M.Sc., Ph.D.
SUBROTO ADIM SUMANJAYA, 2015
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TEKNIK DASAR TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN BULUTANGKIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1 PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Bulutangkis merupakan cabang olahraga yang banyak digemari oleh
masyarakat diseluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Olahraga bulutangkis
dapat dimainkan mulai dari anak-anak hingga orang dewasa hanya dengan
menggunakan raket dan satelkok sebagai alatnya dan dapat dimainkan dilapang
tertutup maupun terbuka.
Dari waktu ke waktu perkembangan bulutangkis ini makin pesat, hal ini
disebabkan makin tingginya keterampilan penguasaan teknik dari para
pemainnya. Dengan keterampilan teknik bermain yang cukup tinggi yang dimiliki
oleh rata-rata pemain, maka akan dapat memberikan suatu permainan yang
bermutu. Untuk mendapat suatu keterampilan penguasaan yang baik, maka dari
sejak dini para pemain harus sudah diberikan pelajaran teknik dasar, sehingga
dengan teknik dasar yang telah dikuasainya itu pemain akan dapat
mengembangkan keterampilannya dimasa yang akan datang.
Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat kompleks
karena pemain dituntut mempunyai kecepatan, kekuatan dan strategi. Pemain juga
harus dapat menguasai keterampilan bermain dengan baik. Untuk dapat
menguasai keterampilan bulutangkis harus memiliki kualitas keterampilan teknik
dasar yang baik.
Setiap cabang olahraga khususnya bulutangkis harus menguasai
keterampilan dasar untuk bisa bermain bulutangkis. Dalam permainan olahraga
bulutangkis ada beberapa keterampilan dasar yang harus dikuasai. Menurut
Subarjah & Hidayat (2007, hlm. 31), ”keterampilan dasar yang harus dikuasai
dalam permainan olahraga bulutangkis dapat dikelompokkan kedalam empat
bagian yaitu cara memegang raket (grips), sikap siap (stance atau ready
2
SUBROTO ADIM SUMANJAYA, 2015
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TEKNIK DASAR TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN BULUTANGKIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam tahap ini, tugas yang harus dipelajari benar-benar merupakan tugas
baru untuk pemula. Menurut Mahendra dan Ma’mun (1998, hlm. 148) sebagai
pemula, kita biasanya akan berpikir lebih dengan banyak keputusan yang harus
dibuat, misalnya bagaimana berdiri dalam sikap yang baik, bagaimana lengan
harus disiapkan, kapan gerakan harus dimulai, serta kemana pandangan yang
harus diarahkan. Di tarik kesimpulan oleh penulis bahwa tingkat kognisi akan
berpengaruh terhadap pengenalan tujuan, penilaian penampillan, apa yang harus
dilakukan dan jangan dilakukan, kapan melakukannya,bagaimana dan memegang
alatnya.
Faktor –faktor yang mempengaruhi keterampilan gerak menurut Single ,
dalam Mahendra (dalam Imanudin, 2008, hlm. 4) begitu banyak dan kompleksnya
faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pencapaian keterampilan gerak, akan
tetapi yang mendasari pencapaian keterampilan adalah faktor keturunan salah
satunya kemampuan kognitif .
Pada dasarnya sebelum seorang atlet maupun pemula di saat mulai
pertama kali mengenal cabang olahraga khususnya bulutangkis tentunya harus
mengetahui pengetahuan tentang dasar-dasar keterampilan bermain bulutangkis.
Menurut Notoatmodjo (2007, hlm. 144), “pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt
behavior)”, karena itu dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan. Dalam olahraga tingkat pengetahuan dianggap
mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar keterampilan gerak yang maksimal.
Menurut Mochamad (2011, hlm. 4) ranah kognitif dibutuhkan dalam
proses belajar gerak yaitu untuk memahami konsep-konsep pola gerak, setelah
konsep tersebut terbentuk baru tahap berikutnya mengaplikasikan konsep pola
gerak tersebut dalam proses latihan gerak. Kemampuan ranah kognitif dibuktikan
oleh prestasi belajar di sekolah sebagai faktor keturunan yang berpengaruh
langsung terhadap pencapaian keterampilan gerak.
Ranah kognitif atau ruang lingkup kecerdasan sangat dibutuhkan dalam
SUBROTO ADIM SUMANJAYA, 2015
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TEKNIK DASAR TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN BULUTANGKIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“segala sesuatu yang kita lakukan pada domain (ranah) motorik dipengaruhi emosi kita, interaksi sosial dan perkembangan kognitif”. Jadi jelaslah mengacu pola uraian di atas bahwa peranan ranah kognitif dalam proses keterampilan gerak
sangat besar sekali.
Menurut Fichman dan Oxendine (Hidayat, 2008, hlm. 29) tahap kognisi
berlangsung relatif singkat dalam keseluruhan proses belajar, terutama untuk
keterampilan gerak sederhana. Tahap ini di awali dengan penerimaan informasi
dan pembentukan pengertian tentang bagaimana suatu keterampilan gerak
ditampilkan. Siswa atau atlet fokus pada upaya memahami hakikat dan tujuan
aktivitas yang akan dilakukannya (Wuest dan Bucher dalam Hidayat, 2008, hlm.
29). Keterampilan target berkenaan dengan keterampilan gerak yang harus
ditampilkan secara keseluruhan (Schmidt dan Wrisberg dalam Hidayat, 2008,
hlm. 29).
Adapun perilaku target adalah perilaku-perilaku yang diamati (observable
behaviors) yang berkenaan dengan keberhasilan peragaan keterampilan target
(Schmidt dan Wrisberg dalam Hidayat, 2008, hlm. 29). Misalnya, jika defensive
clear merupakan satu jenis keterampilan gerak, maka beberapa perilaku targetnya
antara lain cara memegang raket, cara menempatkan badan tepat dibelakang kok,
cara mengayunkan raket ke belakang, cara mengayunkan raket ke depan, cara
perkenaan antara satelkok dengan raket dan lain-lain. Menurut Hidayat (2008,
hlm. 30) pada tahap ini atlet atau siswa mengawali upayanya untuk mencoba
menampilkan keterampilan yang harus dipelajarinya, biasanya ditandai dengan
banyaknya melakukan kesalahan, gerakan yang masih kaku dan kasar, kurang
terkoordinasi, kurang efesien dan hasilnya inkonsisten.
Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti tentang fakta yang terdapat
dilapangan bahwa pengetahuan mahasiswa hanya di dapatkan langsung pada saat
praktek keterampilan bulutangkis di lapangan sedangkan teori di kelas jarang dan
tidak ada buku ataupun modul panduan yang diberikan oleh dosen agar
mahasiswa bisa mempelajarinya lebih dalam. Dalam pengalaman peneliti bahwa
kebanyakan mahasiswa hanya akan membaca buku ataupun modul pada saat
4
SUBROTO ADIM SUMANJAYA, 2015
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TEKNIK DASAR TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN BULUTANGKIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Maka dari itu tingkat kognisi sangatlah penting untuk dimiliki oleh pemain
bulutangkis, karena selain bisa membuat tingkat keterampilan menjadi lebih baik,
juga akan mampu menampilkan performa yang baik dan maksimal, melihat hal itu
perlu kiranya dilakukan penelitian tentang apakah terdapat hubungan antara
tingkat pengetahuan terhadap penguasaan keterampilan teknik dasar bermain
bulutangkis.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, dapat dirumuskan masalah
penelitian dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan teknik dasar bermain bulutangkis
pada mahasiswa Ilmu Keolahragaan (IKOR) Angkatan 2013 Kelas A Fakultas
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) Universitas pendidikan Indonesia
(UPI)?
2. Bagaimana gambaran tingkat penguasaan keterampilan bulutangkis pada
mahasiswa IKOR Angkatan 2013 Kelas A FPOK UPI?
3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan
penguasaan keterampilan bulutangkis pada mahasiswa IKOR Angkatan 2013
Kelas A FPOK UPI?
C.Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka peneliti mengajukan
penilitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pada mahasiswa IKOR Angkatan 2013
Kelas A FPOK UPI
2. Untuk mengetahui tingkat penguasaan keterampilan bulutangkis pada
mahasiswa IKOR Angkatan 2013 Kelas A FPOK UPI
3. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan tingkat pengetahuan terhadap
penguasaan keterampilan bulutangkis pada mahasiswa IKOR Angkatan 2013
SUBROTO ADIM SUMANJAYA, 2015
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TEKNIK DASAR TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN BULUTANGKIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat secara praktis di dalam penelitian ini adalah :
1. Sebagai informasi dan masukan bagi para mahasiswa IKOR FPOK UPI,
masyarakat umum dan penggemar olahraga bulutangkis.
2. Sebagai bahan masukan atau sumbangan keilmuan umumnya yang ada
dilingkungan FPOK UPI khususnya untuk jurusan ilmu keolahragaan
untuk dijadikan sebagai informasi yang menarik untuk di teliti lebih lanjut.
3. Bahan masukan atau referensi bagi peneliti dalam menyusun rencana
penelitian yang berkaitan dengan olahraga bulutangkis, sehingga olahraga
bulutangkis terus berkembang dengan pesat.
4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan mengenai
hubungan tingkat pengetahuan teknik dasar terhada keterampilan bulutangkis
mahasiswa IKOR FPOK UPI.
E.Struktur Organisasi Skripsi
Dalam penulisan skripsi ini, penullis memaparkan urutan sistematik dalam
penyusunannya. Adapun urutan dari masing-masing bab tersebut adalah
sebagai berikut.
1. BAB I Pendahuluan, pada bab ini peneliti menjelaskan mengenai tingkat
pengetahuan mahasiswa terhadap penguasaan keterampilan bulutangkis.
Adapun beberapa uraian yang terdapat pada bab ini adalah:
a. Latar Belakang Penelitian
b. Rumusan Masalah Penelitian
c. Tujuan Penelitian
d. Manfaat Penelitian
e. Struktur Organisasi
2. BAB II Kajian Pustaka/ Landasan Teoritis, pada bab ini peneliti
menjelaskan teori-teori mengenai definis pengetahuan, faktor-faktor yang
6
SUBROTO ADIM SUMANJAYA, 2015
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TEKNIK DASAR TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN BULUTANGKIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengetahuan, keterampilan bulutangkis dan hubungan tingkat pengetahuan
terhadap bulutangkis. Pada bab ini yang menjadi pokok bahasan akan lebih
dipaparkan secara meluas namun tetap pada batasannya.
3. BAB III Metode Penelitian, pada bab ini peneliti memaparkan mengenai
penelitian yang dilakukan yakni:
a. Desain Penelitian
b. Partisipan
c. Populasi dan Sampel
d. Instrumen Penelitian
e. Prosedur Penelitian
f. Analisis Data
4. BAB IV Temuan dan Penelitian, pada bab ini peneliti mengemukakan
temuan dan pembahasan dari hasil penelitian juga menjelaskan hasil dari
analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti.
5. BAB V Simpulan dan Rekomendasi, pada bab ini peneliti memaparkan
kesimpulan dan rekomendasi mengenai hasil analisis temuan penelitian
juga mengemukakan hal yang dapat dilakukan atau dimanfaatkan dari hasil
SUBROTO ADIM SUMANJAYA, 2015
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TEKNIK DASAR TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN BULUTANGKIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
61
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.Simpulan
1. Gambaran tingkat pengetahuan dengan keterampilan berdasarkan hasil
penelitian bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa IKOR angkatan 2013
kelas A yang paling dominan berada di kriteria sedang dan selanjutnya
berada di kriteria tinggi
2. Gambaran tingkat pengetahuan dengan keterampilan berdasarkan hasil
penelitian bahwa hasil tes keterampilan mahasiswa IKOR angkatan 2013
kelas A yang paling dominan berada di kriteria sedang dan selanjutnya
berada di kriteria tinggi
3. Berdasarkan pengelolahan dan analisis data, maka penulis merumuskan
kesimpulan penelitian adalah terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara tingkat pengetahuan dengan keterampilan bulutangkis.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat
memeberikan sumbangan saran atau rekomendasi yang dapat dipertimbangkan
oleh dosen dan mahasiswa serta peneliti yang lainnya diantara lain ialah:
1. Bagi para dosen agar lebih memberikan perhatian terhadap mahasiswa pada
saat mahasiswa melakukan keterampilan gerak, supaya mahasiswa bisa
terkontrol mana yang melakukan gerakan yang benar maupun yang salah.
2. Bagi para mahasiswa sebaiknya ketika latihan bisa lebih fokus dan serius
untuk bisa menampilkan dan menghasilkan kemampuan yang lebih baik
dalam segi fisik, teknik dan taktik
3. Bagi para peneliti yang ingin lebih jauh meneliti tentang variabel
keterampilan bulutangkis, sebaiknya diperbanyak untuk sampel populasi,
kelompok umur yang bervariatif seperti pada kelompok pendidikan SMP
(sekolah menengah pertama) atau SMA, alat-alat yang lebih modern,
SUBROTO ADIM SUMANJAYA, 2015
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TEKNIK DASAR TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN BULUTANGKIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimin. (2006). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimin. (2010). Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimin. (2010). Manajemen Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta
Grice, T. (2002). Bulutangkis : langkah-langkah menuju sukses. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Hambali, Burhan. (2011). Daya Prediksi Kepercayaan Diri Dalam Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Bermain Bulutangkis Berdasarkan Jenis Kelamin. (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Hidayat, Yusup. (2008). Bahan Ajar Psikologi Olahraga. FPOK UPI Bandung
Hudi, A. (2012). Pengaruh Kemampuan Kognitif Terhadap Kemampuan Psikomotorik Mata Pelajaran Produktif Alat Ukur Siswa Kelas X Jurusan Teknik Kendaraan Ringan Di Smk Muhammadiyah Prambanan. Yogyakarta : Tidak Diterbitkan
Imanudin, Iman. (2008). Keterkaitan Antara Motor Educabality, Kebugaran Jasmani, Dan Prestasi Belajar Dengan Penguasaan Teknik Dasar Sepak Bola Pada Anak Sekolah Dasar. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Komarudin & Hidayat, Yusup. (2013). Psikologi Olahraga. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Mahendra, A. dan Ma’mun, A. (1998). Teori Belajar dan Pembelajaran Motorik.
Bandung : IKIP Bandung Press
Megantara, S.M (2007). Keterampilan Bermain Bulutangkis Ditinjau Dari Pola Asuh Orang Tua Dan Motivasi Berprestasi Atlet. (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Mochamad, P. (2011). Hubungan Antara Kemampuan Gerak Dan Kemampuan Kognisi Dengan Kemampuan Penguasaan Teknik Dasar Permainan Bola Basket (Siswa Sekolah Menengah Pertama). (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia
Inisiasi Menyusu Dini di Puskesmas Kota Semarang. (D-III). Kebidanan Unissula dan Staff Pengajar Kebidanan Unissula, Semarang.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Nurdiansyah, E. (2008). Hubungan Antara Kemampuan Gerak Umum Dengan Keterampilan Teknik Bermain Bulutangkis. (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Nurhasan, H dan Cholil, D. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
PBSI. (2006). Pedoman Praktis Bermain Bulutangkis. Jakarta : PB.PBSI.
Poole, James. (2011). Belajar Bulutangkis. Bandung : CV. Pionir Jaya
Prasetyo, B & Miftahul, L. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Priyatno, D. (2010). Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian Dengan SPSS. Yogyakarta : Gava Media
Santun, D. (2012). Teori sekor pada pengukuran mental. Jakarta : PT Nagarani Citarayasa
Subarjah, Herman dan Hidayat, Yusup. (2007). Bahan Ajar Permainan Bulutangkis. FPOK UPI : Bandung
Subarjah, Herman dan Hidayat, Yusup. (2008). Permainan Bulutangkis. FPOK
UPI : Bandung
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. (2013) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Utami Munandar. (1999). Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta : Gramedia
Uyanto, (2006). Pedoman Analisis Data Dengan SPSS. Yogyakarta : Graha Ilmu
Yudha. (1999). Perkembangan Gerak Dan Belajar Gerak. Jakarta : Depdikbud
Sumber Internet
www.creasiandika.blogspot.com
www.creasiandika.blogspot.com
www.mongcc.blogspot.com
64