• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM INKUBATOR BISNIS MAHASISWA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIRAUSAHA DI KOPMA BUMI SILIWANGI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROGRAM INKUBATOR BISNIS MAHASISWA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIRAUSAHA DI KOPMA BUMI SILIWANGI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM INKUBATOR BISNIS MAHASISWA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIRAUSAHA DI KOPMA BUMI SILIWANGI UNIVERSITAS

PENDIDIKAN INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

oleh:

YULLI

0806903

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

PROGRAM INKUBATOR BISNIS MAHASISWA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIRAUSAHA DI KOPMA BUMI SILIWANGI UNIVERSITAS

PENDIDIKAN INDONESIA

OLEH:

YULLI

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© yulli

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

v

ABSTRAK

Program Inkubator Bisnis Mahasiswa dalam Meningkatkan Kemampuan Wirausaha di Kopma Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia

Penelitian ini mengkaji penyelenggaraan program inkubator bisnis mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan wirausaha di Kopma Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia. Dilatar belakangi masih tingginya angka pengangguran terdidik, dikarenakan persaingan dunia kerja yang begitu ketat. Program inkubator bisnis ini sebagai wadah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang bisnis dan usaha, sesuai dengan bakat dan minatnya sehingga mereka memiliki bekal kemampuan untuk membuka usaha guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal tersebut mendorong dilakukan penelitian dengan tujuan untuk memperoleh data dan informasi, ditinjau dari: 1) penyelenggaraan program inkubator bisnis mahasiswa, 2) hasil penyelenggaraan program terhadap peningkatan kemampuan wirausaha mahasiswa, 3) dampak yang dirasakan mahasiswa setelah mengikuti program ini.

Konsep dan teori yang digunakan adalah pemberdayaan masyarakat, menejemen program pendidikan luar sekolah, inkubator bisnis, kemampuan wirausaha dan dampak penyelenggaraan program.

Metode yang digunakan dalam penelitan ini adalah metode kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa observasi dan wawancara yang dilakukan kepada lima orang responden terdiri dari satu orang pengelola, satu orang narasumber dan tiga orang peserta program inkubator bisnis mahasiswa. Penelitian ini dilakukan di Kopma Bumi Siliwangi bertempat di Universitas Pendidikan Indonesia.

(5)

ABSTRACT

Student Business Incubator Program to Enhance Entrepreneurial Ability in Kopma Bumi Siliwangi University Pendidikan Indonesia

This study examines the organization of student business incubator program in enhancing the ability of entrepreneurs in Kopma Bumi Siliwangi University Pendidikan Indonesia. The background of the still high unemployment rate of educated, because the competition is so tight working world. The business incubator program as a forum to improve knowledge and skills in the field of business and business, according to their talents and interests so that they would get the ability to open a business to meet their needs. It encourages research with the aim to obtain data and information, in terms of: 1) the implementation of a student business incubator program, 2) the results of the implementation of the program on improvement of entrepreneurial skills of students, 3) the perceived impact of students after the program.

Concepts and theories used is community empowerment, management education programs outside of school, a business incubator, entrepreneurial skills and the impact of the implementation of the program.

The method used in this research is qualitative method. Data collection techniques such as observation and interviews were conducted to five respondents consisted of one manager, one speaker and three student business incubator program participants. This research was conducted in Kopma Bumi Siliwangi held at the University Pendidikan Indonesia.

(6)

Vii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

UCAPAN TERIMA KASIH ii

ABSTRAK iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……… B. Rumusan Masalah Penelitian ……… C. Tujuan Penelitian ……….. D. Manfaat Penelitian ……… E. Struktur Organisasi Skripsi ………...

1 6 7 7 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Pendidikan Luar Sekolah ………. 1. Pengertian Pendidikan Luar Sekolah ……….. 2. Manajemen Pendidikan Luar Sekolah ……… 3. Fungsi Manajemen Pendidikan Luar Sekolah ……… B. Konsep Pemberdayaan Luar Sekolah

1. Pengertian Pemberdayaan ………... 2. Pemberdayaan Masyarakat dalam Konteks

Kewirausahaan……….

C. Konsep Inkubator Bisnis

1. Pengertia Inkubator Bisnis ……….. 2. Incubator Bisnis dalam Pendekatan Sistem ……… 3. Incubator Bisnis dalam Pendekatan Struktur ………. 4. Incubator Bisnis dalam Pelaksanaan Program ……… 5. Hasil Program Inkubator Bisnis dalam Pembelajaran …… 6. Dampak ProgramInkubator Bidnis dalamPembelajaran …. D. Konsep Kewirausahaan

1. Pengertian kewirausahaan ………... 2. Kemampuan Wirausaha ………..

9 9 10 10 12 13 15 18 19 22 23 24 25 27

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ……….. B. Partisipan dan Tempat Penelitian ……….. C. Metode Penulisan ……….. D. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ………. E. Analisis Data ……... ……….

30 33 34 34 37

BAB IV 40

BAB V 79

DAFTAR RUJUKAN DAN REFERENSI viii

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kisi-Kisi Studi Deskriptif Program Inkubator Bisnis Mahasiswa Dalam Meningkatkan Kemampuan Wirausaha Di Kopma Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ditengah persaingan dunia usaha dan globalisasi, Bangsa Indonesia menghadapi tantangan yang luar biasa. Salah satunya adalah tingkat kemiskinan seperti hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS,2014) per September 2014 menunjukkan bahwa penduduk miskin di Indonesia sebanyak 27,73 juta atau 10,96%.Penduduk miskin memang berkurang satu juta jiwa dari data yang tercatat pada September 2013.

Selain masalah kemiskinan Indonesia juga dilanda masalah pengagguran yang sama seriusnya dengan kemiskinan. Menurut Kompas (2015), pengangguran lulusan sekolah tinggi per Agustus 2014 di Indonesia ada 9,5% (688.660 penduduk) dari total penganggur yang merupakan alumni perguruan tinggi. Mereka memiliki ijazah diploma tiga atau ijazah strata satu alias bergelar sarjana. Dari jumlah itu jumlah pengaggur paling tinggi 495.143 orang merupakan lulusan universitas yang bergelar sarjana. (Astaqauliyah. 16 Maret 2015, diakses dari http:// www.kompasiana.com/astaqauliyah/pendidikan-tinggi-dan-dunia-kerja-di-negeri-kita_55113498a333111242ba80d7)

Kondisi tersebut saat ini diperburuk dengan dampak krisis dan resesi global. Bahkan mereka yang lulus perguruan tinggi semakin sulit mendapatkan pekerjaan karena sedikitnya ekspansi kegiatan usaha. Data Depnakertrans (2009), menunjukkan bahwa per 1 Mei 2009 sebanyak 51.355 pekerja terkena PHK, 28.017 orang direncanakan di PHK, 22.440 dirumahkan, dan 19.191 orang direncanakan akan dirumahkan.

(9)

permasalahan utama lulusan pendidikan kita adalah kemandirian. Pendidikan hanya menghasilkan sumber daya manusia yang bersemangat ambtenaar (karyawan). Outputnya diarahkan untuk menjadi pegawai atau bekerja untuk orang lain dan mendapatkan upah. Inilah masalah yang menyebabkan kemiskinan dan keterbelakangan bangsa Indonesia. Jumlah wirausahawan di Indonesia masih sangat sedikit dan tentu saja masih jauh dari kebutuhan.

Dengan kondisi tersebut setiap tahunnya peningkatan angka kemiskinan dan pengangguran, setiap orang diharuskan mempunyai keterampilan agar dapat mendapatkan penghasilan dari keterampilannya itu. Berjuta-juta orang di Indonesia tidak mungkin hanya dapat mengandalkan menjadi buruh, perbandingan jumlah masyarakat Indonesia dengan jumlah lapangan pekerjaan itu sangat tidak seimbang. Maka dari itu, salah satu jalan untuk dapat mengurangi pengangguran itu yaitu dengan membuka lapangan kerja sendiri atau berwirausaha. Indonesia merupakan negara kaya yang mempunyai sumber daya alam yang melimpah, tinggal tangan-tangan kreatif dan inovasi masyarakat yang mengolah yang dapat sesuatu bahan yang biasa menjadi sesuatu yang berguna dan luar biasa.

Salah satu proses peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah melalui pendidikan, karena pendidikan merupakan bagian terpenting dan integral dari pembangunan nasional yang memiliki nilai dan kekuatan strategis dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM). Dalam peningkatan sumber daya manusia, pemerintah berupaya memajukan pendidikan nasional. Di bidang pendidikan terlihat upaya serius dari pemerintah untuk membangun sistem pendidikan nasional yang mendayagunakan seluruh warga negara agar tutut aktif dalam pembangunan. Diupayakan pula pendekatan sinergis atau kerjasama untuk meningkatkan kualitas pendidikan agar mendukung penyediaan tenaga kerja yang produktif dan efisien melalui pengembangan pendidikan luar sekolah. Menurut UU RI No. 20 tahun 2003 pasal 10 ayat (2) dan (3) menjelaskan:

(10)

pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan.

Pendidikan formal atau sekolah diselenggarakan mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Sedangkan pendidikan luar sekolah dilakukan diluar sistem pendidikan sekolah dimana dalam pelaksanaannya melalui beberapa program antara lain melalui pendidikan keluarga, pendidikan anak usia dini, keaksaraan, kesetaraan, pendidikan berkelanjutan, pemberdayaan, pelatihan dan kursus, dan pendidikan sejenis lainnya.

Pendidikan luar sekolah merupakan sub sistem pendidikan nasional yang memegang peranan penting dalam menggerakan masyarakat salah satunya melalui kegiatan partisipatif yang terefleksi dalam pembelajaran kelompok untuk meningkatkan pengertian, pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan sesuai dengan pengertian PLS menurut Coombs (D. Sudjana, 2004, hlm. 22) pendidikan non formal adalah sebagai berikut:

“Pendidikan non formal adalah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis, diluar sistem persekolahan yang mapan dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu di dalam mencapai tujuan belajarnya.”

Dari pengertian tersebut jelas bahwa pengetahuan, sikap, keterampilan dan nilai tidak hanya diperoleh dari jalur formal. Pendidikan non formal menjadikan seseorang lebih berdaya bagi dirinya sendiri maupun masyarakat.

Salah satu wadah yang dapat mematangkan masyarakat berwirausaha sejak dini yaitu dengan program inkubator bisnis. Perkembangan inkubator bisnis diseluruh dunia memberikan pandangan yang beragam yang memberikan serangkaian pertimbangan dan pandangan untuk melakukan adopsi konsep perkembangan inkubator bisnis sebagai lembaga yang memberikan pendidikan dan pendampingan berwirausaha.

(11)

bakat intelektual diikat dengan tujuan mengkomersialisasikan teknologi baru, transfer teknologi ke pasar, atau mempercepat proses inovasi ke implementasi. Dengan cara transfer teknologi oleh perguruan tinggi dan lembaga penelitian bertujuan : (1) memfasilitasi hasil hasil penelitian untuk kepentingan publik, (2) menghargai, memperkuat dan merekrut anggota fakultas/lembaga penelitian, (3) menjalin ikatan yang lebih erat dengan industri dan (4) menghasilkan pendapatan dan mempromosikan pertumbuhan ekonomi.

Inkubator bisnis termasuk dalam jalur pendidikan luar sekolah, dapat dilihat dari fungsi pendidikan luar sekolah untuk pendidikan formal adalah sebagai pelengkap, penambah dan pengganti pendidikan formal. Sudjana (2010, hlm. 67-73) :

a). Pendidikan nonformal sebagai pelengkap pendidikan formal yang berfungsi untuk melengkapi kemampuan peserta didik dengan jalan memberikan pengalaman belajar yang tidak diperoleh dalam kurikulum pendidikan formal; b). Pendidikan nonformal sebagai penambah pendidikan formal bertujuan menyediakan kesempatan belajar kepada tiga kategori peserta didik; c). Pendidikan nonformal sebagai pengganti pendidikan formal menyediakan kesempatan belajar bagi anak-anak atau orang dewasa, yang karena berbagai alasan, tidak memperoleh kesempatan untuk memasuki pendidikan formal.

Inkubator bisnis yang berada di lingkungan pendidikan formal perguruan tinggi, fungsi pendidikan nonformal sebagai pelengkap yaitu inkubator bisnis sebagai salah satu unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang berada dibawah naungan Kopma Bumi SIliwangi Universitas Pendidikan Indonesia berfungsi melengkapi kegiatan mahasiswa di bidang bisnis diluar kegiatan akdemisi mahasiswa. Fungsi pendidikan nonformal sebagai penambah yaitu dapat menambah pengetahuan dibidang bisnis, seperti bimbingan yang tidak didapatkan oleh mahasiswa diperkuliahan yang didalamnya terdapat kegiatan pelatihan dalam bidang marketing, manajemen, sampai praktek dalam mendirikan usaha sendiri. Fungsi pendidikan non formal yang selanjutnya yaitu sebagai pengganti, menyediakan sarana bagi semua mahasiswa yang ingin belajar berbisnis agar dapat membuka lapangan kerja sendiri, yang tidak di dapat disemua fakultas di perguruan tinggi.

(12)

Karena inkubator adalah suatu lembaga yang mengembangkan calon pengusaha menjadi pengusaha yang mandiri melalui serangkaian pembinaan terpadu meliputi penyediaan tempat kerja/kantor, sarana perkantoran, bimbingan dan konsultasi manajemen, bantuan penelitian dan pengembangan, pelatihan, bantuan permodalan, dan penciptaan jaringan usaha baik lokal maupun internasional (Pedoman Pembinaan Pengusaha Kecil Melalui Inkubator, 1998/1999).

Program inkubator bisnis merupakan salah satu program pendidikan non formal dengan tujuan meningkatkan minat dan bakat anggota dalam dunia wirausaha, menjalin kemitraan baru dengan pihak luar dalam hal wirausaha, dan menambah pendapatan Kopma Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia melalui praktik bisnis yang dilakukan.

Melalui bidang pendidikan, dapat dilakukan dalam bentuk pembinaan untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Inkubator Bisnis Mahasiswa adalah lembaga otonom dibawah bidang PSDA (Pengembagan Sumber Daya Anggota) Kopma Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia yang menjalankan fungsi pemberdayaan anggota pada subjek yang lebih spesifik terkait dengan pengembangan potensi kewirausahaan anggota Kopma Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia secara optimal. Inkubator Bisnis Mahasiswa berfungsi menjadi wadah dalam pengembangan potensi para anggota untuk menjadi enterpreneur yang handal dan kompeten. Inkubator Bisnis Mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan nuansa bisnis di lingkungan Kopma Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia, perguruan tinggi maupun di masyarakat.

Penelitian ini mencoba mendeskripsikan penyelenggaraan dan hasil program indubator bisnis serta dampak yang terjadi setelah mahasiwa mengikuti program Inkubator Bisnis

(13)

B. Rumusan Masalah Penelitian

Dari latar belakang masalah yang dipaparkan, penulis membatasi permasalahan dalam penelitiannya pada hasil pembelajaran dalam program Inkubator Bisnis Mahasiswa di Kopma Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia. Untuk memperjelas lingkup penelitian, penulis mencoba untuk merumuskan ke dalam beberapa pertanyaan menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana penyelenggaraan program Inkubator Bisnis Mahasiswa di Kopma Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia ?

2. Bagaimana hasil program Inkubator Bisnis Mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan wirausaha mahasiswa di Kopma Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia ?

3. Dampak yang terjadi pada mahasiswa setelah mengikuti program Inkubator Bisnis Mahasiswa di Kopma Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini secara umum untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang program Inkubator Bisnis Mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan berwirausaha mahasiswa.

Sedangkan secara khusus tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui penyelenggaraan program Inkubator Bisnis Mahasiswa

di Kopma Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Untuk mengetahui hasil program Inkubator Bisnis Mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan wirausaha mahasiswa di Kopma Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia.

(14)

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Secara konseptual hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penyusun konsep belajar membelajarkan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia dan memperkaya serta menunjang pendidikan non formal. 2. Secara praktis bagi penyelenggara program, temuan ini dapat dijadikan bahan

informasi untuk pengembangan lebih lajut yang berhubungan dengan penyelenggraan program inkubator bisnis terhadap peningkatan kemampuan berwirausaha mahasiswa.

3. Sebagai bahan kajian bagi pihak yang berminat untuk meneliti lebih lanjut terhadap aspek yang sama dengan kajian yang berbeda.

4. Bagi peneliti diharapkan dapat menambah wawasan dan pandangan serta pengetahuan baik secara teoritis maupun praktis dalam upaya pengembangan kreativitas melalui penyelenggaraan program inkubator bisnis.

E. Stuktur Organisasi Skripsi

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengurutkan stuktur organisasi penulisan skripsi yang terdiri atas :

BAB I, Pendahuluan yang membahas tentang Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Perumusan Masalah Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, serta Stuktur Organisasi Skripsi.

BAB II, Kajian Teoritis yang berhubungan dengan masalah penelitian seperti konsep pendidikan luar sekolah, konsep program inkubator bisnis dan konsep wirausaha.

BAB III, Metodologi Penelitian, membahas mengenai metode penelitian, alat pengumpulan data, lokasi penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpul data, prosedur penelitian dan pengolahan data.

(15)
(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

1. Metode penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan peneliti untuk menggali masalah secara sistematis sehingga di temukan jawaban atas pertanyaan yang diajukannya. Sebagaimana yang dikemukakan Sugiyono (2012:3) bahwa, “Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Berdasarkan kecenderungan data yang diperoleh dilapangan maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaiman program Inkubator Bisnis Mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan berwirausaha mahasiswa.Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa program incubator merupakan salah satu sarana pembelajaran mahasiswa untuk dapat berwirausaha.Hasil dari program tersebut dapat menjadi bekalmahasiwa dalam menjalani usaha di bidang bisnis.

Bogdan dan Taylor (Moleong, 2010:4) mendefinisikan, “Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.”

Miles dan Huberman (1992:1-2) mengemukakan:

Dengan data kualitatif kita dapat mengikuti dan memahami alur peristiwa secara kronologis, menilai sebab-akibat dalam lingkup pikiran orang-orang setempat, dan memperoleh penjelasan yang banyak dan bermanfaat.

Karakteristik penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2012, hlm. 21-22) adalah sebagai berikut:

1. Dilakukan pada kondisi yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci.

(17)

3. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome.

4. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif.

5. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati).

Sugiyono (2012:35-36) mengemukakan kapan metode kualitatif digunakan, yaitu:

1. Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang atau mungkin malah masih gelap.

Kondisi semacam ini cocok diteliti dengan menggunakan metode kualitatif, karena peneliti kualitatif akan langsung masuk ke objek.

2. Untuk memahami makna di balik data yang nampak.

Gejala sosial sering tidak bisa dipahami berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan orang. Setiap ucapan dan tindakan orang sering mempunyai makna tertentu.

3. Untuk memahami interaksi sosial.

Interaksi sosial yang kompleks hanya dapat diurai kalau peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif dengan cara ikut berperan serta, wawancara mendalam terhadap interaksi sosial tersebut.

4. Memahami perasaan orang.

Perasaan orang sulit dimengerti kalau diteliti dengan metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam, dan observasi berperan serta untuk ikut merasakan apa yang dirasakan orang tersebut. 5. Untuk mengembangkan teori.

Metode kualitatif paling cocok digunakan untuk mengembangkan teori yang dibangun melalui data yang diperoleh melalui lapamgan.

6. Untuk memastikan kebenaran.

Data sosial sering sulit dipastikan kebenarannya. Dengan metode kualitatif, melalui teknik penggumpulan data secara trianggulasi/gabungan, maka kepastian data akan lebih terjamin.

(18)

Dengan menggunakan data dokumentasi, wawancara mendalam kepada pelaku atau orang yang dipandang tahu, maka sejarah perkembangan kehidupan seseorang.

Mengacu pada berbagai pendapat di atas, penelitian ini memusatkan pada program Inkubator Bisnis Mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan berwirausaha mahasiswa dan hasil yang didapat mahasiwa setelah mengikuti program tersebut.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang dimaksud disini adalah tahapan yang dilakukan secara berurut dari awal sampai akhir penelitian, yang nantinya memberikan gambaran tentang keseluruhan perencanaan, pelaksanaan pengumpulan data, analisis dan penafsiran data, sampai pada penulisan laporan.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yatu terdiri dari beberapa tahapan:

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap persiapan ini meliputi kegiatan berikut:

a. Peneliti menentukan lokasi penelitian dan menentukan latarbelakang masalah

b. Sebelum melakukan penelitian penulis melakukan pendekatan dan mengadakan observasi maksudnya untuk mendapatkan data awal dan mencatatat permasalahan yang ditemukan.

c. Menyiapkan instrument pengumpul data untuk digunakan dalam tahappelaksanaan tindakan

2. Tahap pelaksanaan tindakan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut:

a. Penulis sebagai peneliti melakukan wawancara dengan pengelola program incubator bisnis dan responden

(19)

c. Menyususn rencana evaluasi untuk melihat kemampuan wirausaha mahasiswa

3. Tahap akhir

Pada tahap ini merupakan tahap kegiatan untuk menganalisis, interpretasi dan eksplanasi terhadap suatu infornasi yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan (Kasbolah, 1998:70).informasi yang berhasildi dokumentasikan, selanjutnya diuraikan,diuji dan dibandingkan. Kemudian dikaitkan dengan teori yang bersangkutan yang relevan. Hasil informasi atau data yang sudah dianalisis dan akan ditarik kesimpulan.

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Koperasi Mahasiswa yang berlokasi di Kampus Universitas Pendidikan Indonesia. Lokasi penelitian ini dipilih karena Universitas Pendidikan Indonesia mempunyai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di bidang perkoprasian yang didalamnya terdapat program inkubator bisnis, yang secara umum Universitas Pendidikan Indonesia merupakan pencetak pendidik, terlepas masih kurangnya pemahaman di bidang wirausaha khususnya lulusan universitas yang diharapkan membuka lapangan penkerjaan di era globalisasi yang penuh persaingan.

Visi dan misi didirikanya inkubator bisnis yaitu melakukan peran dan fungsi sebagai wadah pencetak entrepreneur yang handal.

Adapun alasan peneliti memilih lokasi penelitian di Kopma Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia ini adalah (a) mengetahui pengelolaan program IBM dalam mencetak entrepreneur yang handal, (b) ingin meningkatkan kemampuan wirausaha generasi muda.

2. Subjek Penelitian

(20)

memberikan gambaran kondisi program yang sedang berlangsung dan mampu memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan dari penelitian ini.

C. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor (Maleong 2004:3) yaitu bahwaMetodologi kualitatif prosedur penelitian menghasilkan data deskriptif berupakata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian kualitatif, alasannya berdasarkan pendapat Moleong (2004:5) yang menyatakan bahwa:

1. Menyesuaikan metode lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda: kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat berhubungan antara peneliti dan responden: ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

2. Peneliti kualitatif mempunyai sejumlah cirri yang dapat membedakan dari pendekatan lain, sehingga pendekatan kualitatif dapat dijadikan pendekatan untuk mengolah data sesuia dengan karakteristik pendekatan kualitatif tersebut. Menurut Moleong (2007:4-8) karakteristik pendekatan kualitatif adalah latar ilmiah, manusia sebagai instrument penelitian disini berkaitan dengan hasil pengamatan Studi Deskrpsi Program Inkubator Bisnis Mahasiswa.

D. Teknik pengumpulan dan pengolahan data

1. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi. Teknik ini digunakan untuuk memperoleh data tentang hasil pegamatanProgram Inkubator Bisnis Mahasiswa terhadap peningkatan kemampuan wirausaha mahasiswa.

(21)

2. Teknik Pengolahan Data

Setelah data mengenai Program Inkubator Bisnis mahasiswa terhadap peningkatan kemampuan wirausaha mahasiswa, diperoleh sejumlah data kualitatif.Analisa data berpedoman pada data yang terkumpul dan pertanyaan-pertanyaan penelitian.

3. Instrumen Penelitian

Berikut instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini diataranya:

a. Wawancara

Sebagai alat penelitian, wawancara dapat digunakan untuk menilai hasil dan proses dari suatu kegiatan. Kelebihan wawancara ialah bisa kontak langsung dengan objek penelitian sehingga dapat mengungkapkan jawaban secara lebih bebas dan mendalam.

Informasi tentang dampak program kursus keterampilan yang dilaksanakan terhadap kreativitas ini akan digali oleh peneliti melalui instrument teknik wawancara mendalam dengan tujuan memperoleh data yang mendalam.

Wawancara itu digunakan untuk mengungkapkan data tentang faktor pendukung dan penghambat penyelenggaraan program, hasil penyelenggraan program dan dampaknya terhadap kreativitas.Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan daftar pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada penyelenggara, warga belajar, dan narasumber teknis.

b. Observasi

Teknik observasi menurut Sudjana (2009: 84) merupakan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.

(22)

sedang melakukan penelitian.Observasi ini dilakukan kepada kelompok belajar program Inkubator Bisnis Mahasiswa untuk mengetahui peningkatan kemampuan wirausaha di Kopma BS UPI.

4. Proses Pengembangan Instrumen

Dalam proses pengembangan instrument ini, akan dibahas mengenai hal-hal yang berkaitan pada praktik pengembangan instrument dan tahapan pengambilan data di lapangan, yang terdiri dari beberapa hal berikut ini:

a. Penyusunan Kisi-Kisi Penelitian

Penyusunan kisi-kisi penelitian ini merupakan acuan dalam pembuatan alat pengumpul data, berupa: pedoman wawancara, pedoman observasi, kisi-kisi penelitian. Dalam kisi-kisi penelitian ini terdiri dari beberapa kolom yang berisi tentang: pertanyaan penelitian, aspek-aspek yang diteliti, indikator, sumber data, alat pengumpul data, dan item pertanyaan.

b. Penyusunan Pedoman Wawancara

Penyusunan pedoman wawancara dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menentukan aspek yang diteliti;

2) Merumuskan pertanyaan penelitian dan menjabarkan aspek-aspek tersebut kedalam indikator penelitian sebagai bahan untuk menetapkan hal-hal yang akan ditanyakan;

3) Menyusun item-item pedoman wawancara.

c. Penyusunan Pedoman Observasi

(23)

E. Analisis Data

Berkenaan dengan pengolahan dan analisis data, Moleong (2004, hlm. 248), menjelaskan bahwa “analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisir data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintetiskannya mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain”.

Miles and Huberman (1992, hlm. 21) mengemukakan hal-hal yang terdapat dalam analisis kualitatif.Analisis tersebut terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Langkah-langkah tersebut digambarkan sebagai berikut: 1. Reduksi Data (data reduction)

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

2. Penyajian Data (data display)

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.Penyajian-penyajian ini meliputi berbagai jenis matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Dengan melihat penyajian-penyajian kita akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan lebih jauh menganalisis ataukah mengambil tindakan berdasarkan atas pemahaman yang didapat dari penyajian-penyajian tersebut.

3. Kesimpulan (conclusion)/verifikasi.

(24)

dalam pikiran penganalisis selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan serta tukar pikiran.

1. Validitas Hasil Penelitian

Moleong (2010:324-343) mengungkapkan uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi: ujicredibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas).

a. Derajat kepercayaan (credibility)

Kriteria ini berfungsi: pertama melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai, kedua mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti. Hal ini mencakup:

1) Perpanjangan keikutsertaan. Peneliti dalam penelitian kualitatif adalah instrumen itu sendiri. Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Kelikutsertaan terebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan peneliti pada latar penelitian.

2) Ketekunan pengamatan. Hal ini bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang di cari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

3) Triangulasi. Yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

4) Pemeriksaan sejawat melalui diskusi. Maksud dari teknik ini yaitu: 1) untuk membuat peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran, 2) diskusi dengan sejawat ini memberikan suatu kesempatan awal yang baik untuk menjajaki dan menguji hipotesis yang muncul dari pemikiran peneliti. 5) Analisis kasus negatif. Teknik analisis kasus negatif dilakukan dengan jalan

(25)

kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding.

6) Kecukupan referensial. Bahan-bahan yang tercatat atau terekam dapat digunakan sebagai patokan untuk menguji sewaktu diadakan analisis dan penafsiran data, seperti alat perekam.

7) Pengecekan anggota. Para anggota yang terlibat yang mewakili rekan-rekan mereka dimanfaatkan untuk memberikan reaksi dari segi pandangan dan situasi mereka sendiri terhadap data yang telah diorganisasikan oleh peneliti.

b. Keteralihan (transfersiblity)

Generalisasi suatu penemuan dapat berlaku atau diterapkan pada semua konteks dalam populasi yang sama atas dasar penemuan yang diperoleh pada sampel yang secara representatif mewakili populasi itu. Hal ini mencakup uraian rinci (thick description).Keteralihan bergantung pada pengetahuan seorang peneliti tentang konteks pengirim dan penerima.Dengan demikian peneliti bertanggung jawab terhadap penyediaan dasar secukupnya yang memungkinkan seseorang merenungkan suatu aplikasi pada penerima sehingga memungkinkan adanya pembandingan.

c. Kebergantungan (dependability)

Peninjauan dalam kualitatif memperhitungkan segalanya-galanya, yaitu yang ada pada reliabilitas itu sendiri ditambah faktor-faktor lainnya yang bersangkutan. Hal ini mencakup audit, yaitu pencatatan pelaksanaan secara klasifikasi, seperti data mentah, data yang direduksi dan hasil kajian, catatan tentang proses penyelenggaraan, dan lain-lain.

d. Kepastian (conformability)

(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah diperoleh temuan-temuan penelitian yang berjudul dengan Program Inkubator Bisnis Mahasiswa dalam Meningkatkan Kemampuan Wirausaha di Kopma Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia, maka peneliti dapat menarik kesimpulan berdasarkan rumusan masalah, yaitu:

1. Penyelenggaraan Program Inkubator Bisnis Mahasiswa di Kopma Bumi

Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia

Pelaksanaan program dilakukan atas dasar kebutuhan peserta, ini menjadi modal dan dukungan utama yang dirasakan dalam penyelenggaran program ini.

Program ini dilatar belakangi oleh semakin banyaknya pengangguran terdidik dengan lulusan Perguruan Tinggi, ini sangat menghawatirkan, oleh sebab itu Program Inkubator Bisnis ini dirancang untuk mahasiswa yang ingin belajar tentang bisnis dan usaha. Tidak semua mahasiswa mendapat teori dalam perkuliahan tentang kewirausahaan sehingga program Inkubator Bisnis Mahasiswa merupakan wadah yang tepat sebagai praktek mahasiswa menambah pengetahuan.

Penyelenggaraan program yang cukup baik, baik dari tujuan yang dirasakan oleh seluruh anggota, yang diharapkan keluaran dari program ini adalah menciptakan wirausahawan muda yang dapat bersaing dan dapat diterima oleh masyarakat banyak.

(27)

Selain materi tentang kewirausahaan dan bisnis, materi motivasi menjadi peran penting dalam program ini, karena setiap usaha tidak akan selalu maju akan ada saatnya usaha itu jatuh dan bagaimana cara untuk terus bangkit dan tetap usaha tidak boleh menyerah. Selain materi juga terselip beberapa pertemuan tentang game dan praktik. Sarana yang digunakan juga cukup menunjang karena berada di dalam Kampus Universitas Pendidikan Indonesia.

Evaluasi selalu dilakukan oleh penyelenggara pada tiap kegiatan dan setelah program selesai terselenggara, proses evaluasi lain yang dilakukan oleh nara sumber selalu memberikan tes berupa lisan atau tulisan untuk mengetahui apakah materi yang disampaikan hari itu dapat dipahami oleh seluruh peserta atau tidak.

2. Hasil program Inkubator Bisnis Mahasiswa dalam meningkatkan

kemampuan wirausaha mahasiswa di Kopma Bumi Siliwangi

Universitas Pendidikan Indonesia.

Hasil penyelenggaraan program Inkubator Bisnis Mahasiswa untuk meningkatkan kemamuan wirausaha dapat dilihat dari aspek kompetensi teknis, kompetensi pemasaran, kompetensi komunikasi dan kompetensi keuangan.

a. Kompetensi Teknis

Pengetahuan peserta meningkat tentang bisnis, dimana sebelum mengikuti kegiatan pengetahuan para peserta akan bidang usaha itu tidak merata, karena tidak semua mahasiswa menerima mata kuliah tentang bisnis, sehingga Inkubator Bisnis Mahasiswa ini merupakan wadah yang tepat untuk orang-orang yang memiliki minat lebih untuk menjadi entrepreneur muda.

Peserta telah memahami bagaimana menciptakan usaha sesuai dengan apa yang diminatinya, sehingga mereka dapat mulai mengelola bisnis mereka berawal dari proses produksi sampai dengan bagaimana cara memasarkannya.

b. Kompetensi Pemasaran

(28)

Sikap yang diharapkan yaitu peserta memiliki sikap kreatif dan dapat berinovasi juga dapat membaca peluang pasar. Agar kemandirian setelah mengikuti program ini dapat di tamankan sampai nanti. Selain itu mereka dapat saling berbagi mengenai hal-hal yang menjadi hambatan atau keberhasilan mereka ketika menjalani usaha.

c. Kompetensi Komunikasi

Keterampilan peserta meningkat tentang komunikasi dan cara menjual produk jasa. Peserta diarahkan untuk dapat menjalin relasi dengan siapa saja dan berpromosi secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi yang efektif juga dapat meningkatkan diri dalam memudahkan menjalin kemitraan dengan lembaga atau perorangan.

Keterampilan ini dapat dilihat dari lulusan Inkubator Bisnis Mahasiswa yang sebagian besar telah memiliki usaha sendiri, sehingga dapat diterapkan sampai peserta matang dan siap mengembangkan bisnisnya.

d. Kompetensi Keuangan

Salah satu kemampuan yang dimiliki peserta yaitu tentang pengelolaan keuangan, pengeolaan keuangan yang benar dapat meningkatkan usaha tersebut. Peserta yang seluruhnya merupakan mahasiswa sudah dapat mengelola keuangan pribadi maupun usahanya,dengan tidak menggabungkan keduanya, selain itu mereka sudah mulai menekan pengeluaran dan mulai hidup mandiri.

3. Dampak yang Terjadi pada Mahasiswa Setelah Mengikuti Program

Inkubator Bisnis Mahasiswa di Kopma Bumi Siliwangi Universitas

Pendidikan Indonesia

(29)

mereka dapat memberdayakan dirinya sendiri maupun orang lain sebagai bukti pembelajaran.

a. Jenis Usaha yang Dihasilkan

Produk yang dihasilkan merupakan hasil perbuatan, kinerja, atau karya kreatif seseorang dalam bentuk barang atau gagasan. Secara produk, mereka sudah mampu menghasilkan barang dan jasa yang mempunyai nilai jual dan siap bersaing di masyarakat.

b. Pendapatan

Pemasaran hasil produksi berdampak juga pada pendapatan warga belajar, dengan terserapnya barang hasil produksi pendapatan warga belajar akan meningkat, ini terjadi pada pendapatan warga belajar mengalami kenaikan. Dalam penelitian ini menemukan bahwa kebutuhan belajar dengan dorongan motivasi yang kuat akan bisa mengatasi hambatan yang muncul.

c. Saling Membelajarkan

Terciptanya keadaan saling membelajarkan satu sama lainnya seperti: tukar pendapat mengenai hasil produksi dan mengajak orang lain untuk bermitra atau memilki usaha sendiri merupakan salah satu terciptanya pembelajaran kembali dari warga belajar kepada orang lain.

d. Pemasaran

Pemasaran hasil prodiksi kerajinan telah dilakukan secara mandiri oleh warga belajar itu sendiri, mereka mampu menjalin kemitraan dengan orang lain dalam memasarkan barang yang mereka hasilkan namun pemasaran yang selama ini dilakukan masih dibantu dengan keberadaan Kopma bumisiiwangi sebagai unit usaha.

B. Saran

(30)

pelaksanaannya dan tindak lanjut program yang dilakukan masih kurang diperhatikan sehinngga masih perlu perbaikan dan perencanaan dalam fasilitasi program yang akan dilaksanakan lebih matang lagi. Berikut beberapa saran yang penulis ajukan diantaranya:

1. Bagi pihak penyelenggara, perlu memperhatikan peningkatan materi dan profesionalisme narasumber untuk meningkatkan kualitas program ini. Selain itu perlu adanya fasilitasi baik tempat, alat, bahan dan sumber belajar yang memadai dari penyelenggara serta jalinan kemitraan yang lebih baik lagi. 2. Hasil belajar program Inkubator Bisnis Mahasiswa sangat berpengaruh

terhadap keberhasilan usaha yang ditekuni peserta. Namun kurangnya tindak lanjut untukpara peserta yang belum memiliki usaha sendiri, maka dari pengembangan program harus lebih ditingkatkan, karena minat dan antusias peserta sangat tinggi.

(31)

DAFTAR RUJUKAN DAN REFERENSI

Abdulhak, Ishak. (1995). Metodologi Pembelajaran dalam pendidikan Orang Dewasa. Bandung: Cipta Intelektual.

Alma, Buchari. (2008). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Studi Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka cipta.

Astaqauliyah. (16 Maret 2015). Pedidikan Tinggi Dan Dunia Kerja. [online]. Diakses dari http:// www.kompasiana.com/astaqauliyah/pendidikan-tinggi-dan-dunia-kerja-di-negeri-kita_55113498a333111242ba80d7.

Bygrave, W. D. (1994). The portable MBA in Enterpreneurship. New York: Jhon Willey S. Sons, Inc.

Engkoswara dan Komariah, A. (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Hubeis, Musa. (2009). Prospek Usaha Kecil dalam Wadah Inkubator Bisnis. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Ismail, Zarmawis. (2008). Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah Metode Inkubator. (Tesis). Magister Pendidikan FPIPS, Universitas Padjadjaran, Bandung.

Miles dan Huberman. (1992). Analisis Dara Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI Press.

Moleong, L. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Enceng. (2008). Model Tukar Belajar (Learning Exchange) dalam Prespektif Pendidikan Luar Sekolah (PLS). Bandung: Alfabeta.

Pranaka, A. M. W, dan Prijono, O.S. (1996). Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan, Dan Implementasi. Jakarta: CSIS.

Ropke, J. (1985). The Economics Theory Of Cooperative (terjemahan). Jakarta. Sagala, S. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

(32)

ix

_________. (2004). Pendidikan non formal wawasan, sejarah perkembangan, filsafar, teori pendukung, asas. Bandung: Falah Production..

_________. (2000). Manajemen Program Pendidikan untuk PLS dan Pengembangan SDM. Bandung: Falah Production.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryaman, M. (2006). Minat berwirausaha pada mahasiswa pendidikan teknik elektro fakutlas teknik universitas negeri semarang. (Skripsi). Universitas Negeri Semarang.

Suryana. (2009). Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.

Usman, H. (2009). Manajemen: Teori, Praktik Dan Riset Pendidian. Edisi ketiga. Jakarta: bumi aksara.

Peraturan perundang-undangan:

Pedoman Pembinaan Pengusaha Kecil Melalui Inkubator, 1998/1999.

Referensi

Dokumen terkait

Excellent results show that the presented method is better than traditional phase correlation matching methods based on surface fitting in these aspects of accuracy and

Sebelum Islam masuk Indonesia, sudah berkembang pemerintahan yang bercorak Hindu Budha, tetapi setelah Islam masuk, maka kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu/Budha

Penelitian ini diharapkan mampu untuk menjadi kontribusi positif dalam hal meningkatkan kinerja karyawan Perum BULOG Divisi Regional (Divre) Kalimantan Selatan

Kehadiran media baru dengan segala bentuk dan fungsinya ini tentu saja tidak begitu saja menggeser media lama atau tradisional yang ada selama ini seperti terlihat

Program Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) Melalui Kegiatan Sertipikasi Hak Atas Tanah yang selanjutnya disebut Program adalah rangkaian kegiatan yang meliputi sosialisasi,

Yang telah mendengarkan keluh kesah penulis,memberi semangat kepada penulis,dan yang sangat banyak membantu penulis sehingga skripsi ini berjalan dengan lancar. Yudi Aria Nasta

Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri pola mobilitas, pola adaptasi, dan pola jaringan sosial pekerja perantara luar Pulau Jawa di Pasar Induk Kota Bandung.. Lebih

Berdasarkan hasil identifikasi masalah tersebut, maka dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : Bagaimana Pengelolaan Pelatihan Tata Rias Wajah Bagi Peserta