• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS STRATEGI COPING SKILLS UNTUK MENGURANGI KEJENUHAN BELAJAR (BURNOUT) SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS STRATEGI COPING SKILLS UNTUK MENGURANGI KEJENUHAN BELAJAR (BURNOUT) SISWA."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Azalia, Ulva. 2014

EFEKTIVITAS STRATEGI COPING SKILLS UNTUK MENGURANGI KEJENUHAN BELAJAR (BURNOUT) SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Penelitian Pra-Eksperimen terhadap Peserta Didik Kelas X MIA SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

oleh ULVA AZALIA

NIM 1000855

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

Azalia, Ulva. 2014

EFEKTIVITAS STRATEGI COPING SKILLS UNTUK MENGURANGI KEJENUHAN BELAJAR (BURNOUT) SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ULVA AZALIA

1000855

EFEKTIVITAS STRATEGI COPING SKILLS UNTUK

MENGURANGI KEJENUHAN BELAJAR (BURNOUT) SISWA

(Penelitian Pra-Eksperimen terhadap Peserta Didik Kelas X MIA SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing I

Prof. Dr. H. Achmad Juntika Nurihsan, M. Pd NIP 196606011991031005

Pembimbing II

Dr. Ipah Saripah, M.Pd NIP 197710142001122001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan

(3)

Azalia, Ulva. 2014

EFEKTIVITAS STRATEGI COPING SKILLS UNTUK MENGURANGI KEJENUHAN BELAJAR (BURNOUT) SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dr. Nandang Rusmana, M. Pd.

NIP 196005011986031004

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Efektivitas Strategi Coping Skills untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar (Burnout) Siswa” (Penelitian

Pra-Eksperimen terhadap Peserta Didik Kelas X MIA SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014) ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juni 2014 Yang membuat pernyataan,

(4)

Azalia, Ulva. 2014

EFEKTIVITAS STRATEGI COPING SKILLS UNTUK MENGURANGI KEJENUHAN BELAJAR (BURNOUT) SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Ulva Azalia (2014). Efektivitas Strategi Coping Skills untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar (Burnout) Siswa (Penelitian Pra-Eksperimen terhadap Peserta Didik Kelas X MIA SMA Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014).

Penelitian dilatarbelakangi oleh fenomena yang menunjukan gejala kejenuhan belajar di kalangan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Penelitian bertujuan menguji efektivitas strategi coping skills untuk mengurangi kejenuhan belajar siswa SMA. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode pra-eksperimen dan desain penelitian one-group pretest-posttest design. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 15 Bandung dengan subjek penelitian kelas X MIA. Instrumen yang digunakan berbentuk angket. Teknik analisis data menggunakan uji-t. Hasil uji signifikansi antara pre-test dan post-test menunjukkan bahwa skor thitung lebih besar dari ttabel, maka dapat disimpulkan intervensi strategi coping skills efektif untuk mengurangi kejenuhan belajar siswa SMA. Berdasarkan hasil penelitian, direkomendasikan: (1) Konselor sekolah dapat memberikan layanan bimbingan belajar melalui strategi coping skills untuk mengurangi kejenuhan belajar yang dirasakan siswa, (2) Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian yang serupa dengan desain penelitian the static group pretest-posttest agar peneliti dapat melihat pelatihan coping skills yang lebih tinggi pengaruhnya dalam mengurangi kejenuhan belajar.

(5)

Azalia, Ulva. 2014

EFEKTIVITAS STRATEGI COPING SKILLS UNTUK MENGURANGI KEJENUHAN BELAJAR (BURNOUT) SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Ulva Azalia (2014). The Effectiveness of Coping Skills Strategy in Reducing

Students’ Boredom (Burnout) (Pre-Experimental Study on Students Of X MIA

in SMA Negeri 15 Bandung Academic Year 2013/2014)

The research was underpinned by the phenomena indicating boredom among students of senior high school level. This study aimed at examining the effectiveness of coping skills strategy as an attempt to minimize boredom of senior high school students. This research employed quantitative approach by using pre-experimental method and one-group pretest-posttest design. The research was conducted in SMA Negeri 15 Bandung involving X MIA class as the subject of the study. A questionnaire was used as the instrument. The data was analyzed by using t-test. The result of pretest and posttest showed that tobs was higher than

tvalue. Thus, it can be concluded that the intervention of coping skill was effective

in reducing senior high school students’ boredom. Based on the results of the study, it was recommended that: (1) School counselor can provide a study guide through coping skills to reduce students’ boredom, (2) Further researchers are expected to replicate the same study by employing the static group pretest-posttest in order to identify more significant influence of coping skills as an attempt to reduce students’ boredom.

(6)

Azalia, Ulva. 2014

EFEKTIVITAS STRATEGI COPING SKILLS UNTUK MENGURANGI KEJENUHAN BELAJAR (BURNOUT) SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR BAGAN ... viii

DAFTAR LAMPIRAN………...xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Asumsi ... 7

F. Hipotesis ... 8

G. Metode Penelitian ... 8

BAB II KEJENUHAN BELAJAR DAN STRATEGI COPING SKILLS A. Kejenuhan Belajar (Burnout) ... 9

B. .. Strategi Coping Skills ... 20

C. .. Strategi Coping Skills dalam Mengurangi Kejenuhan Belajar (Burnout) ... 26

D. .. Penelitian Terdahulu ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian ... 31

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 32

C. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 33

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 41

E. Langkah-langkah Penelitian ... 42

F. Teknik Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian….. ... 46

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 68

C. Keterbatasan Penelitian ... 84

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 85

(7)

Azalia, Ulva. 2014

EFEKTIVITAS STRATEGI COPING SKILLS UNTUK MENGURANGI KEJENUHAN BELAJAR (BURNOUT) SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(8)

Azalia, Ulva. 2014

EFEKTIVITAS STRATEGI COPING SKILLS UNTUK MENGURANGI KEJENUHAN BELAJAR (BURNOUT) SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat. Secara filosofis dan historis, pendidikan menggambarkan suatu proses yang melibatkan berbagai faktor dalam upaya mencapai kehidupan yang bermakna. Proses yang berlangsung dalam pendidikan memiliki tujuan untuk membina dan mengantarkan diri individu terutama remaja dalam menemukan jati dirinya. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Bab II Pasal 3 menjelaskan Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana dalam mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sehingga siswa secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual, kegamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Departemen Pendidikan Nasional, 2003).

Lingkungan berbasis pendidikan yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa remaja adalah lingkungan sekolah. Sekolah selain berfungsi pengajaran (mencerdaskan) juga berfungsi pendidikan (transformasi norma). Keterkaitannya dengan fungsi pendidikan, sekolah dirancang untuk melatih remaja secara intelektual, mampu menanamkan kesiapan kerja dan memiliki keterampilan sosial.

(9)

pengamatan; (4) berfikir asosiatif dan daya ingat; (5) berfikir rasional; (6) sikap; (7) inhibisi; (8) apresiasi, dan (9) tingkah laku efektif (Muhibbin et al., 2009, hlm. 46).

Seorang siswa yang menempuh proses belajar, idealnya ditandai dengan munculnya pengalaman-pengalaman psikologis baru yang positif. Namun, seiring dengan berjalannya proses kegiatan belajar yang dilakukan secara terus menerus, metode pengajaran yang monoton, tingginya akan tuntutan pemenuhan standar nilai, beban tugas yang sulit dan banyak, ditambah dengan tuntutan citra nama baik sekolah, menjadikan munculnya problem siswa dalam proses pembelajaran yang termanifestasi dalam bentuk kesulitan penyelesaian tugas, bahkan menjadi timbulnya kejenuhan. Farber (1991, hlm.7) menegaskan keacuhan teman, ketidakpekaan guru/lembaga sekolah, ketidakpedulian orang tua, kurangnya apresiasi masyarakat terhadap citra pelajar, ruang belajar yang terlalu padat, beban tugas yang berlebihan, bangunan fisik sekolah yang tidak baik, hilangnya otonomi dan keuangan yang tidak memadai merupakan beberapa faktor yang dapat membuat individu mengalami kejenuhan belajar.

(10)

coping maladaptif yang berdampak pada timbulnya suatu bentuk respon fisiologis,

respon emosional, dan respon mental. Coping maladaptif terhadap stressor (tuntutan belajar) menghasilkan respon maladaptif pula yang pada akhirnya berujung pada timbulnya kelelahan fisik, kelelahan emosional dan kelelahan mental.

Pendekatan kognitif-perilaku, memandang kejenuhan belajar adalah bentuk respon dari hasil olah pemikiran dan perasaan siswa dalam mempertahankan diri dari stres yang berkepanjangan (defensive coping) (Sugara, 2011, hlm. 17). Cherniss (1980, hlm. 16) mendefiniskan “Burnout is defined as psychological withdrawal from work in response to excessive stress or

dissatisfaction”. Kedua pandangan di atas sejalan dengan Maslach & Leiter (1997, hlm. 19) yang menyebutkan sumber utama timbulnya kejenuhan adalah adanya stres yang berkembang secara akumulatif akibat keterlibatan individu dalam suatu aktivitas dalam jangka panjang. Pengalaman stres siswa jika dibiarkan berkepanjangan dan tidak segera ditangani dapat memunculkan dampak baru seperti yang dinyatakan oleh Silvar (2001, hlm. 21) “…dalam efek jangka panjang, stres belajar dapat menyebabkan gejala kejenuhan (burnout syndrom)”.

Penelitian lokal yang dilakukan Firmansyah (2012) terhadap siswa SMP dan Sugara (2011) terhadap siswa SMA menemukan ternyata intensitas kejenuhan berada di atas 14%. Penelitian yang dilakukan Diaz (2007) dan Agustin (2009) terhadap mahasiswa menunjukkan lebih dari 50% hasilnya mengalami kejenuhan belajar. Persentase siswa yang mengalami kejenuhan belajar cenderung meningkat seiring lamanya waktu belajar. Semakin lama siswa belajar, semakin berat derajat kejenuhan belajar yang dialami. Seperti hasil penelitian Uludag et al. (2010) menemukan siswa yang lebih lama belajar lebih rentan mengalami kejenuhan belajar dari pada siswa yang masih pemula.

(11)

terjadinya kejenuhan belajar mahasiswa menurut Jacobs et al. (2003) adalah stres dan banyaknya tekanan psikologis.

Penelitian Salamah (2006, hlm. 38), mengungkapkan beberapa faktor penyebab kejenuhan belajar yaitu aspek materi dengan tingkat kejenuhan sebanyak (44%), aspek guru ikut berkontribusi dalam memicu kejenuhan dengan hasil (47%), aspek lingkungan belajar sebesar (76,4%), dan terakhir yaitu aspek diri siswa sebanyak (62%).

Dampak yang ditimbulkan akibat kejenuhan belajar hasil penelitian Agustin (2009, hlm. 9) adalah menjadi suka marah-marah (23,5%); sering susah tidur (26,5%); tidak peduli dengan tugas-tugas (14,5%); tidak peduli dengan nilai (14,5%); mudah bosan dengan kegiatan belajar (57%); menjadi mudah tersinggung (31,5%); sering gelisah (44%); menjadi mudah sakit (13%); sering merasa gagal (11%); dan merasa rendah diri (23,5%).

Fenomena kejenuhan belajar juga muncul di kalangan siswa SMA Negeri 15 Bandung. Hasil studi pendahuluan menggambarkan banyak siswa yang berperilaku seolah-olah tidak antusias dan tidak bergairah dalam mengikuti jam pelajaran seperti tidur di kelas, menggunakan headset ketika jam pelajaran berlangsung, lambat dalam mengerjakan tugas dan memilih bolos untuk diam di kantin sekolah.

(12)

Berdasarkan informasi dan fenomena yang telah dipaparkan, siswa perlu mengatasi berkembangnya stres agar tidak terjadi burnout yang berkepanjangan. Strategi coping skills perlu diterapkan dalam upaya untuk mengurangi stres agar tidak berdampak buruk baik terhadap diri siswa maupun pencapaian prestasinya. Strategi coping skills yang baik dapat mereduksi stres siswa, sehingga dampak negatif yang dimunculkan dapat diminimalisir. Aldwin et al. (2006, hlm. 295), mengatakan coping berkaitan dengan pilihan yang sadar, perilaku yang disengaja, dan pemikiran yang fleksibel terhadap tuntutan belajar. Lazarus & Folkman (Aldwin et al., 2006, hlm. 296), menyebutkan coping adalah faktor kemampuan yang dapat menolong individu dari aspek psikologis agar mampu menyesuaikan diri selama periode stres yang meliputi aspek kognitif dan perilaku untuk mereduksi atau meminimalisir kondisi yang penuh stres yang dikaitkan dengan distress emosi. Pada dasarnya, setiap individu telah memiliki sistem coping tersendiri dalam menghadapi berbagai perubahan atau tantangan. Namun, dengan adanya siswa yang mengalami kejenuhan belajar membuktikan siswa kurang mampu dalam mengelola stres belajar yang dialaminya. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu strategi coping skills yang efektif dalam upaya mengelola stres belajar sehingga mampu berdampak secara langsung pada penurunan gejala kejenuhan belajar.

Berdasarkan rasional di atas maka penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 15 Bandung dengan judul penelitian “Efektivitas Strategi Coping Skills untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar (Burnout) Siswa”.

B. Rumusan Masalah

(13)

dimilikinya terhambat, proses pembelajaran menjadi tidak efektif, tidak kondusifnya iklim emosional di dalam kelas, serta memburuknya kondisi psikologis sehingga dapat mempengaruhi pada kualitas diri individu, pencapaian prestasi dan masa depannya.

Beberapa penyebab burnout dikaitkan dengan pengalaman stres. Lazarus & Folkman (Aldwin et al., 2006, hlm. 296) menyebutkan dalam menghadapi situasi stres, biasanya siswa menggunakan strategi coping. Mengingat proses coping sangat membantu di dalam menghadapi situasi yang penuh dengan stres

sehingga pemberian layanan dengan strategi coping skills diharapkan mampu mengurangi kejenuhan belajar siswa karena dapat menumbuhkan self-coping siswa.

Berdasarkan pemaparan rumusan masalah, dimunculkan pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana gambaran umum kejenuhan belajar (burnout) siswa Kelas X MIA di SMA Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014?

2. Bagaimana rancangan intervensi melalui strategi coping skills untuk mengurangi kejenuhan belajar siswa Kelas X MIA di SMA Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014?

3. Bagaimana efektivitas strategi coping skills untuk mengurangi kejenuhan belajar siswa Kelas X MIA di SMA Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian adalah mengetahui efektivitas strategi coping skills untuk mengurangi kejenuhan belajar pada siswa Kelas X MIA di

SMA Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

Adapun tujuan khusus adalah memperoleh gambaran empirik mengenai:

1. kejenuhan belajar (burnout) siswa Kelas X MIA di SMA Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014;

(14)

3. keefektifan strategi coping skills untuk mengurangi kejenuhan belajar Kelas X MIA di SMA Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, hasil penelitian membantu memperkaya dan mengembangkan khazanah teori dinamika kejenuhan belajar (burnout) siswa dan melengkapi berbagai model intervensi konseling untuk mengatasi kejenuhan belajar (burnout). 2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru BK/ Konselor

Hasil penelitian diharapkan menjadi pedoman praktis dan dapat dipergunakan oleh guru BK/Konselor sekolah sebagai rujukan dalam mengembangkan kebijakan dan fokus layanan bimbingan dan konseling terhadap permasalahan kejenuhan belajar (burnout).

b. Bagi Wali Kelas

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, serta membantu guru untuk lebih memperhatikan kondisi para siswa sehingga dapat terhindar atau meminimalkan dampak masalah kejenuhan belajar (burnout). c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya baik mengenai kejenuhan belajar (burnout) maupun mengenai strategi coping skills dan peneliti dapat memperluas berbagai alternatif pemberian intervensi

lainnya.

E. Asumsi

Asumsi berikut menjadi acuan pokok penelitian.

(15)

2. “Coping terdiri atas upaya-upaya yang berorientasi kegiatan dan intrapsikis (seperti menuntaskan, tabah, mengurangi, atau meminimalkan) tuntutan internal dan eksternal” (Yusuf, 2004, hlm. 128).

3. Strategi Coping Skills merupakan suatu perubahan kognitif dan perilaku yang berlangsung terus menerus untuk mengatasi tuntutan eksternal atau internal yang dinilai sebagai beban atau melampaui sumber daya individu tersebut (Aldwin & Yancura, 2004, hlm. 2).

F. Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah: “strategi coping skills efektif untuk mengurangi kejenuhan belajar (burnout) siswa”.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode pra-eksperimen dengan one-group pretest-posttest design.

2. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling a. Populasi

Populasi penelitian yaitu siswa Kelas X MIA (Matematika dan Ilmu Alam) yang secara administratif terdaftar dan aktif dalam pembelajaran di SMA Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

b. Sampel dan teknik sampling

Sampel penelitian menggunakann teknik nonprobability dengan metode purposive sampling.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data penelitian menggunakan instrumen berupa angket. 4. Teknik Analisis Data

(16)
(17)

Azalia, Ulva. 2014

EFEKTIVITAS STRATEGI COPING SKILLS UNTUK MENGURANGI KEJENUHAN BELAJAR (BURNOUT) SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau angka yang diolah dengan metode statistika dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperoleh signifikansi hubungan antara variabel yang diteliti. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui gambaran dari gejala kejenuhan belajar pada siswa Kelas X MIA SMA Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 dan keefektifan strategi coping skills untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan dari kejenuhan belajar siswa Kelas X MIA SMA Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah pra-eksperimen dengan desain one-group pretest-posttest. Desain penelitian one-group pretest-posttest yaitu desain penelitian pra-eksperimen yang dilaksanakan

pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding dan adanya pemberian tes awal sebelum diberi perlakuan dan tes akhir setelah diberi perlakuan pada kelompok yang sama. Desain penelitian one group pretest-posttest digunakan untuk mengetahui ketepatan strategi coping skills untuk mengurangi kejenuhan belajar siswa.

Skema model penelitian pra eksperimen dengan desain One-Group Pretest-Posttest, sebagai berikut.

Keterangan :

(18)

X : Pemberian perlakuan (treatment)

O2 : Observasi yang dilakukan setelah pemberian perlakuan treatment (post-test) (Arikunto, 2006, hlm 12) B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu strategi coping skills variabel satu (V1) dan kejenuhan belajar sebagai variabel kedua (V2)

2. Definisi Operasional a. Strategi Coping Skills

Strategi coping skills dalam penelitian ini didefinisikan sebagai upaya peneliti selaku konselor untuk membantu siswa Kelas X MIA SMA Negeri 15 Bandung dalam meningkatkan keterampilan coping serta mengembangkan potensi yang ada pada dirinya dengan menilai tingkah lakunya secara bertanggung jawab dan dalam upaya mengatasi tuntutan eksternal maupun internal yang dinilai sebagai beban di luar sumber daya yang dimiliki siswa tersebut. Strategi coping skills terdiri dari: (1) Problem focused coping; (2) Emotion focused coping; (3) Social support coping; (4) Religious coping; dan

(5) Meaning making. b. Gejala Kejenuhan Belajar

Dalam penelitian ini gejala kejenuhan belajar yang dimaksud adalah segala bentuk kondisi yang dirasakan dan perilaku yang ditimbulkan siswa Kelas X MIA SMA Negeri 15 Bandung sebagai bentuk distress siswa dalam mengatasi berbagai tekanan belajar yang ditunjukkan dalam bentuk gejala seperti keletihan fisik, keletihan emosional, dan keletihan mental.

1) Indikator keletihan fisik ditandai dengan adanya sakit fisik berupa sakit kepala, demam, mudah sakit, punggung terasa sakit, merasa tegang otot leher dan bahu, sulit tidur, merasa mual-mual, gangguan kebiasaan makan, merasa lelah dan letih setiap hari.

(19)

3) Indikator keletihan mental ditandai dengan merasa bosan, mudah mengeluh setiap hari, merasa tidak perduli orang lain, merasa tertekan, kehilangan makna dan harapan dalam belajar, merasa gagal dalam belajar, tidak peka terhadap orang lain, merasa tidak kompeten, menyalahkan orang lain, merasa terjebak, merasa rendah diri dan tidak percaya diri, kehilangan semangat, dan mengalami ketidakpuasan berlebih.

C. Pengembangan Instrumen Penelitian 1. Kisi-Kisi Instrumen

Kisi-kisi instrumen pengungkap gejala kejenuhan belajar siswa dikembangkan dari definisi operasional variabel penelitian yang di dalamnya terkandung aspek-aspek dan indikator untuk kemudian dijabarkan dalam bentuk pernyataan. Adapun kisi-kisi instrumen untuk mengungkap gejala kejenuhan belajar siswa Kelas X SMA Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Pengungkap Gejala Kejenuhan Belajar

No Aspek Indikator Nomor

Pernyataan

1 Keletihan fisik Sakit kepala 1, 2, 3, 4, 5

Demam 6, 7, 8

Mudah sakit 9, 10, 11

Punggung terasa sakit 12, 13 Merasa tegang otot dan bahu 14, 15, 16

Sulit tidur 17, 18, 19, 20

Merasa mual-mual 21, 22

Gangguan kebiasaan makan 23, 24, 24, 26 Merasa lelah setiap hari 27, 28, 29 2 Keletihan emosional Mudah tersinggung 30, 31, 32, 33

Emosi tidak terkontrol 34, 35, 36, 37, 38, 39

Mudah gelisah 40, 41, 42, 43,

44, 45, 46

Mudah cemas 47, 48, 49

(20)

Marah tanpa sebab 53, 54 Mudah putus asa 55, 56, 57, 58

Mudah benci 59, 60, 61

3 Keletihan mental Merasa bosan 62, 63, 64, 65 Mudah mengeluh setiap hari 66, 67 Merasa tidak perduli orang Merasa gagal dalam belajar 81, 82, 83 Tidak peka terhadap orang

lain

84, 85, 86 Merasa tidak kompeten 87, 88, 89 Menyalahkan orang lain 90, 91, 92, 93,

94

Merasa terjebak 95, 96

Merasa rendah diri dan tidak percaya diri

97, 98, 99, 100 Kehilangan semangat 101, 102, 102 Mengalami ketidakpuasan

berlebih

104, 105

2. Pedoman Skoring

Jenis instrumen pengungkap data dalam penelitian ini berupa inventori berskala. Skala yang digunakan dalam instrumen adalah skala Guttman dengan alternatif respon subjek dalam skala 2 (dua). Setiap pernyataan memiliki dua alternatif jawaban sebagai bentuk ketegasan dari keadaan yang dirasakan oleh siswa, lebih rincinya dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2

(21)

Uji coba instrumen dilakukan dengan tujuan mengetahui kelayakan dan keandalan instrumen sebagai alat pengumpul data berdasarkan validitas dan reliabilitas instrumen. Instrumen sebagai alat pengumpul data yang dipergunakan telah melalui beberapa tahap pengujian, sebagai berikut.

a. Uji Kelayakan Instrumen

Uji kelayakan instrumen bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen dari segi bahasa, konstruk, dan konten. Uji kelayakan instrumen dilakukan dengan mengadakan penimbangan (judgement) oleh tiga dosen ahli, yakni dengan meminta pendapat dosen ahli untuk memberikan penilaian pada setiap item dengan kualifikasi Memadai (M) dan Tidak Memadai (TM). Item yang diberikan nilai M berarti item tersebut bisa digunakan, dan item yang diberi nilai TM bisa memiliki dua kemungkinan yaitu item tersebut tidak bisa digunakan atau masih bisa digunakan dengan revisi.

Uji kelayakan instrumen dilakukan oleh Dr. H. Mubiar Agustin, M. Pd, Dra. S A. Lily Nurillah, M.Pd dan Eka Sakti Yudha, M.Pd. Sebanyak 105 item pernyataan yang ditimbang dan secara rinci disajikan dalam bentuk Tabel 3.3 berikut.

(22)

item. Adapun kisi-kisi instrumen untuk mengungkap gejala kejenuhan belajar siswa Kelas X SMA Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Pengungkap Gejala Kejenuhan Belajar Siswa (Setelah Uji Kelayakan Instrumen)

Punggung terasa sakit 10, 11

Merasa tegang otot dan bahu 12, 13, 14

Sulit tidur 15, 16, 17

Merasa mual-mual 18, 19

Gangguan kebiasaan makan 20, 21

Merasa lelah setiap hari 22, 23, 24 2 Keletihan

emosional

Mudah tersinggung 25, 26, 27

Emosi tidak terkontrol 28, 29, 30, 31

Mudah gelisah 32, 33, 34, 35, 36

Mudah mengeluh setiap hari 52, 53 Merasa tidak perduli orang lain 54, 55, 56

Merasa tertekan 57, 58, 59, 60

Kehilangan makna dan harapan dalam belajar

61, 62, 63, 64 Merasa gagal dalam belajar 65, 66, 67 Tidak peka terhadap orang lain 68, 69, 70

Merasa tidak kompeten 71, 72

Menyalahkan orang lain 73, 74, 75, 76, 77

Merasa terjebak 78, 79

Merasa rendah diri dan tidak percaya diri

80, 81, 82, 83

(23)

Mengalami ketidakpuasan berlebih 87, 88 b. Uji Keterbacaan

Uji keterbacaan dilakukan kepada lima orang siswa SMA untuk mengukur sejauh mana keterbacaan instrumen dengan tujuan untuk mengetahui kata-kata yang kurang dipahami, sehingga kalimat dalam pernyataan dapat disederhanakan tanpa mengubah maksud dari pernyataan tersebut. Pernyataan yang tidak dipahami direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dimengerti oleh siswa yang lalu kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya. c. Uji Validitas dan Reliabilitas

1) Uji Validitas Butir Item

Nilai validitas skor setiap butir item dihitung menggunakan teknik korelasi point biserial dari Brown (Arikunto, 2006, hlm.283) dengan rumus

sebagai berikut.

Ket: r

pbis = Koefisien korelasi point biserial

Mp = Rerata skor dari responden yang menjawab benar Mt = Rerata skor total

Sdt = Standar deviasi dari skor total p = Proporsi responden menjawab benar

q = Proporsi responden menjawab salah (q = p-1)

Pengolahan data menggunakan rumus di atas dapat dilihat pada tabel hasil pengolahan validitas instrumen yang terlampir pada Lampiran 3.2. Kriteria pengujian akan memperoleh hasil t hitung yang kemudian dibandingkan dengan t tabel, apabila t hitung > t tabel maka dapat dinyatakan nilai validitas item butir pernyataan tersebut valid. Hasil uji validitas menunjukkan pernyataan yang dinyatakan valid dari 88 item ialah sebanyak 71 item. Sedangkan 17 item lainnya dinyatakan tidak valid dan tidak dapat

(24)

digunakan. Adapun item pernyataan yang dianggap valid dan tidak valid dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.5

Kisi-kisi instrumen untuk mengungkap gejala kejenuhan belajar siswa setelah dihitung nilai validitasnya dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6

Kisi-Kisi Instrumen Pengungkap Gejala Kejenuhan Belajar Siswa (Setelah Uji Validitas Butir Item)

No Aspek Indikator Nomor

Pernyataan

1 Keletihan fisik Sakit kepala 1, 2, 3

Demam 4, 5, 6

Mudah sakit 7, 8, 9

Punggung terasa sakit 10, 11

Merasa tegang otot dan bahu 12, 13

Sulit tidur 14, 15, 16

Merasa mual-mual 17, 18

Gangguan kebiasaan makan 19, 20 Merasa lelah setiap hari 21, 22, 23 2 Keletihan

emosional

Mudah tersinggung 24, 25, 26

Emosi tidak terkontrol 27, 28

(25)

Mudah mengeluh setiap hari 48, 49

Merasa tertekan 50, 51, 52, 53

Kehilangan makna dan harapan dalam belajar

54, 55 Merasa gagal dalam belajar 56, 57, 58 Tidak peka terhadap orang lain 59, 60, 61

Merasa tidak kompeten 62, 63

Menyalahkan orang lain 64, 65, 66, 67, 68

Merasa terjebak 69, 70

Merasa rendah diri dan tidak percaya diri

71, 72, 73

Kehilangan semangat 74, 75

Mengalami ketidakpuasan berlebih

76, 77

2) Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan pada satu pengertian suatu instrumen memiliki keterandalan atau cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006, hlm.178). Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Adapun untuk mengetahui nilai reliabilitas, digunakan rumus KR-20 (Guilford, 1979) yaitu sebagai berikut.

Ket: KR – 20 = Koefisien korelasi dengan KR-20 n = Jumlah butir soal

Sdt = Standar deviasi dari skor total p = Proporsi responden menjawab benar

(26)

Sebagai kriteria untuk mengetahui tingkat reliabilitas, digunakan klasifikasi sesuai dengan Tabel 3.7 berikut.

Tabel 3.7

Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen

Kriteria Kategori

0.91-1.00 Derajat keterandalan sangat tinggi 0.71-0.90 Derajat keterandalan tinggi 0.41-0.71 Derajat keterandalan sedang 0.21-0.41 Derajat keterandalan rendah

< 20 Derajat keterandalan sangat rendah

Rakhmat dan Solehudin (2006, hlm.74) Proses pengolahan data menggunakan rumus KR-20 dalam mencari nilai reliabilitas dapat dilihat sebagai berikut.

Hasil uji reliabilitas terhadap instrumen pengungkap gejala kejenuhan belajar menunjukkan perolehan tingkat keterandalan sebesar 0.938 serta menunjukkan berada dalam rentang 0.91-100 dengan kategori derajat keterandalan sangat tinggi, sehingga menegaskan instrumen pengungkap gejala kejenuhan belajar siswa Kelas X memiliki tingkat kepercayaan yang sangat tinggi sehingga dapat diandalkan dan tetap konsisten apabila akan digunakan kembali.

KR - 20 =

=

=

(27)

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 15 Bandung. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di SMA Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014, diketahui siswa teridentifikasi mengalami kejenuhan dalam proses belajar seperti tidur dalam kelas, menggunakan headset saat belajar dan memilih berdiam di kantin ketika jam pelajaran berlangsung.

Populasi umum penelitian adalah siswa Kelas X MIA SMA Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014, dengan asumsi siswa kelas X masih dalam proses penyesuaian diri dalam menempati jenjang pendidikan baru untuk menyesuaikan kondisi terhadap proses pembelajaran, interaksi dengan teman maupun guru yang mengajar, taraf kesulitan mata pelajaran, keinginan standar kelulusan yang tinggi serta kesiapan dalam mengikuti pembelajaran memungkinan terpicunya kejenuhan belajar. Sementara populasi target penelitian adalah siswa kelas X MIA SMA Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. Banyaknya populasi target dalam penelitian berjumlah 213 orang siswa yang terbagi pada enam kelas. Adapun rincian setiap kelasnya disajikan pada Tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.8 Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah siswa

1 X MIA 1 35

2 X MIA 2 36

3 X MIA 3 36

4 X MIA 4 35

5 X MIA 5 35

6 X MIA 6 36

Jumlah 213

(28)

Pengambilan sampel pada penelitian menggunakan teknik purposive sampling, di mana pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan pengumpul

data yang sesuai dengan maksud dan tujuan peneliti, dalam hal ini yaitu siswa yang tingkat kejenuhan belajarnya tinggi. Sampel dalam penelitian merujuk pada hasil pengolahan data yang diambil dari penyebaran instrumen gejala kejenuhan belajar. Adapun karakteristik siswa yang dijadikan sampel adalah sebagai berikut. a. Siswa Kelas X MIA SMA Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 b. Siswa yang diberikan perlakuan (treatment) adalah 11 orang siswa yang

mengalami kejenuhan belajar dengan skor tertinggi. Pertimbangan menentukan jumlah berdasarkan perspektif bimbingan kelompok yakni jumlah anggota kelompok yang efektif adalah 8-15 orang.

c. Siswa bersedia mengikuti proses perlakuan (treatment)

E. Langkah-Langkah Penelitian 1. Penyusunan Proposal Penelitian

Sebelum penelitian dilakukan, terlebih dahulu disusun sebuah proposal penelitian. Proses penyusunan proposal dimulai dari pengajuan tema bahasan penelitian kepada dosen mata kuliah Metode Riset Bimbingan dan Konseling. Setelah tema disetujui oleh dosen mata kuliah Metode Riset Bimbingan dan Konseling, proposal diseminarkan untuk mendapatkan berbagai masukan dari dosen mata kuliah Metode Riset Bimbingan dan Konseling maupun teman-teman peserta didik lainnya sebagai peserta seminar. Berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh, proposal tersebut direvisi dan diajukan kembali untuk memperoleh pengesahan dan pengangkatan dosen pembimbing skripsi.

2. Studi Pendahuluan

Studi Pendahuluan dilaksanakan dengan melakukan observasi dan wawancara terhadap guru BK dan beberapa siswa sekolah mengenai gejala kejenuhan belajar sehingga didapat gambaran umum mengenai gejala kejenuhan belajar di kalangan siswa terutama Kelas X MIA SMA Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 secara langsung.

(29)

Perizinan penelitian dilakukan sebagai persiapan selanjutnya untuk mengumpulkan data. Proses perizinan dimaksudkan untuk memperlancar pelaksanaan pengumpulan data. Perizinan penelitian diperoleh dari Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Direktorat UPI, BAKESBANG, Dinas Pendidikan Kota Bandung, dan Kepala SMA Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

4. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dalam 9 sesi. Sesi pertama digunakan untuk pelaksanaan pretest. Pretest dilakukan untuk mengetahui tingkat kejenuhan belajar sampel penelitian sebelum dikenai treatment atau intervensi dengan pemberian angket kepada seluruh siswa Kelas X MIA SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. Setelah pretest selesai, dilakukan pengolahan data secara statistik. Berdasarkan gambaran empiris kejenuhan belajar yang dihasilkan oleh data pre-test sehingga diturunkan ke dalam sebuah rancangan intervensi yaitu kegiatan layanan bimbingan dan konseling berbasis strategi coping skills untuk mengurangi kejenuhan belajar siswa yang terdiri atas 7 sesi.

Setelah program intervensi dilaksanakan, selanjutnya diberikan posttest kepada peserta pada sesi terakhir dengan angket yang sama. Tujuan diadakannya posttest ialah untuk mengetahui tingkat kejenuhan belajar sampel penelitian setelah dikenai treatment/intervensi. Kemudian, skor posttest tersebut akan dibandingkan dengan skor pretest untuk mengetahui efektivitas strategi coping skills dalam mengurangi kejenuhan belajar siswa.

5. Tahap Akhir

Pada tahap akhir dilakukan pengolahan dan penganalisisan data tentang efektivitas strategi coping skills untuk mengurangi kejenuhan belajar siswa dan kesimpulan dari hasil penelitian serta rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.

F. Teknik Analisis Data

(30)

1. Pertanyaan penelitian mengenai gambaran umum kejenuhan belajar siswa Kelas X SMA Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 dijawab dengan menggunakan persentase skor siswa tentang kejenuhan belajar dengan cara menjumlahkan jawaban untuk mencari rata-rata (µ) skor.

Apabila persentase semakin tinggi maka tingkat kejenuhan belajar termasuk dalam kategori tinggi begitupun sebaliknya. Selain itu untuk memperoleh kategori gejala kejenuhan belajar siswa, terlebih dahulu dicari distribusi normalnya dengan menggunakan bantuan software SPSS 20. Perhitungan distribusi normal data dengan jumlah responden > 50 menggunakan uji kolmogorov-smirnov didapatkan hasil sebagai berikut.

Tabel 3.9 menunjukkan data memperoleh Sig. sebesar 0.00 pada taraf p/Sig ≥ 0.05 sehingga menunjukkan Sig. 0.00 < 0.05 yang berarti data tidak berdistribusi normal.

Setelah diketahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, sesuai dengan pendapat Hartono (2001) yang menyebutkan apabila data tidak berdistribusi normal, pengelompokan kategori data siswa didasarkan kepada nilai kuartil (K1, K2, dan K3) sehingga, pengelompokan 3 kategori sesuai dengan acuan dari Tabel 3.10.

(31)

Percentiles

25 28.00

50 39.00

75 46.00

Pengelompokan skor siswa terbagi menjadi tiga kelompok (K1, K2 dan K3), sehingga skor berkisar pada interval x > 46 untuk kategori Tinggi (T); 28 ≤ x ≤ 46 untuk kategori Sedang (S), dan x < 28 untuk kategori Rendah (R). Setiap kategori interval diasumsikan mengandung pengertian sesuai Tabel 3.9 berikut.

Tabel 3.11

Kategori Tingkat Kejenuhan Belajar Siswa

Rentang Skor Kualifikasi

47 - 68 Siswa pada kategori ini memiliki tingkat kejenuhan belajar yang tinggi

29 - 46 Siswa pada kategori ini memiliki tingkat kejenuhan belajar yang sedang.

1 - 28 Siswa pada kategori ini memiliki tingkat kejenuhan belajar yang rendah.

2. Pertanyaan penelitian mengenai rancangan intervensi strategi coping skills untuk mengurangi kejenuhan belajar siswa disusun berdasarkan hasil pretest. Rancangan intervensi melalui strategi coping skills terdiri atas rasional, tujuan program, prosedur strategi coping skills, asumsi intervensi, sasaran ntervensi, struktur intervensi, sesi intervensi, indikator keberhasilan, langkah-langkah implementasi strategi coping skills. Rancangan tersebut telah melalui uji kelayakan berupa uji rasional, uji keterbacaan (readability), dan uji kepraktisan (usability) yang dilakukan oleh tiga pakar untuk memberikan penilaian pada setiap komponen dan isi program dengan kualifikasi Memadai (M) dan Tidak Memadai (TM) beserta saran untuk perbaikan. Secara umum, dari hasil uji kelayakan program intervensi untuk semua komponen dan isi program dapat disimpulkan sudah memadai.

3. Pertanyaan penelitian mengenai efektivitas strategi coping skills untuk mengurangi kejenuhan belajar siswa dalam penelitian ini menggunakan uji paired sample t-test (uji t). Tujuan uji t adalah untuk menganalisis perbedaan skor pretest

(32)
(33)

Azalia, Ulva. 2014

EFEKTIVITAS STRATEGI COPING SKILLS UNTUK MENGURANGI KEJENUHAN BELAJAR (BURNOUT) SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan dan rekomendasi yang diharapkan menjadi masukan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling serta aplikasi teori bimbingan konseling dengan strategi coping skills untuk mengurangi gejala kejenuhan belajar siswa.

A. Kesimpulan

Setelah data hasil penelitian diolah dan dibahas maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Secara keseluruhan kategori kejenuhan belajar siswa Kelas X MIA SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 didominasi oleh kategori sedang, artinya kejenuhan belajar merupakan suatu permasalahan akademik yang fenomenal dan terjadi dalam lingkungan belajar.

2. Rancangan intervensi menggunakan strategi coping skills untuk mengurangi kejenuhan belajar siswa berfokus pada penurunan gejala kejenuhan belajar yang meliputi ke dalam tiga aspek yaitu aspek keletihan fisik, aspek keletihan mental, dan aspek keletihan emosional.

3. Strategi coping skills efektif untuk menurunkan gejala kejenuhan belajar. Terjadi penurunan yang signifikan pada setiap aspek kejenuhan belajar. Kendatipun demikian, hanya beberapa indikator saja yang mengalami penurunan secara signifikan yang artinya indikator tersebut mengalami penurunan sebagai dampak langsung dari strategi coping skills.

B. Rekomendasi

(34)

1. Pihak Sekolah

Penelitian dilakukan di lingkungan sekolah SMAN 15 Bandung khususnya Kelas X MIA. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar siswa Kelas X MIA SMAN 15 Bandung mengalami kejenuhan belajar yang dominan berada pada kategori sedang sehingga artinya ada kecenderungan peningkatan terhadap gejala yang ditimbulkan seiring dengan berjalannya waktu apabila tidak ditangani. Penanganan kejenuhan belajar dapat berjalan dengan total apabila adanya kerjasama dari berbagai pihak terutama guru mata pelajaran yang setiap hari memberikan pembelajaran di kelas untuk menggunakan tidak hanya satu macam metode pembelajaran dan diselingi dengan berbagai kegiatan yang lebih menyenangkan seperti games atau humor.

2. Konselor Sekolah

Konselor Sekolah dapat menjadikan strategi coping skills sebagai salah satu pilihan intervensi bagi siswa yang merasakan gejala kejenuhan belajar, karena sudah terbukti efektif untuk mengurangi kejenuhan belajar siswa. Strategi coping skills dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a. Problem Focused Coping

Konselor mengarahkan siswa untuk mampu lebih berfikir secara positif terhadap arti dari suatu permasalahan, mendorong agar mampu memecahkan masalah dan dilatih untuk dapat menyikapi permasalahan dengan menonjolkan perilaku yang positif.

b. Emotional Focused Coping

Konselor mendorong siswa untuk mampu menekankan atau menyalurkan emosi negatifnya kearah yang lebih positif, seperti pengekspresian emosi, pemberian perhatian, dan pemberian penghargaan.

c. Social Support Coping

Konselor mendorong siswa untuk dapat mencari dukunga nyata dari lingkungan sosialnya, dapat berupa curhat, pemberian nasihat, pemberian motivasi, atau pemberian kepercayaan yang mampu menguatkan siswa dalam menghadapi atau mengatasi permasalahannya.

(35)

Konselor membantu siswa untuk dapat lebih mendekatkan dirinya pada Allah SWT yang dapat berupa rasa bersyukur, lebih sabar dalam menghadapi berbagai permasalahan dan berfikiran positif terhadap datangnya suatu permasalahan yang menimpanya.

e. Meaning Making

Koselor menyadarkan dan mendorong konseli untuk lebih mencari atau melakukan hal-hal yang bermakna seperti olahraga, mengembangkan kreativitas, menyalurkannya pada hobi dan berbagai kegiatan yang produktif. 3. Peneliti Selanjutnya

(36)

Azalia, Ulva. 2014

EFEKTIVITAS STRATEGI COPING SKILLS UNTUK MENGURANGI KEJENUHAN BELAJAR (BURNOUT) SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, M. (2009). Model Konseling Kognitif-Perilaku untuk Menangani Kejenuhan Belajar Mahasiswa (Studi Pengembangan Model Konseling Pada Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Akademik 2008/2009). Disertasi Pada Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pascasarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Aldwin, M.C. et al. (2006). “Coping, Affect and the Metabolic Syndrome in Older Men: How Does Coping Get Under the Skin?”. Journal of Psychological Science. 61B, (1), 285-303.

Aldwin, M.C. & Yancura, A. L. (2007). Coping and Health: A Comparison of the Stress and Trauma Literatures. Washington DC: American Psychological Association.

Aldwin, M.C. & Yancura, A.L. (2004). Coping. Dalam Encyclopedia of Applied Psychology [Online], 1, 508. Tersedia: www.findarticle.com/p/article/mi. [6 November 2013].

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, ED Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.

Atmaja, D (dwiatmaja@gmail.com). (2013, 20 November). Penggunaan Meditasi. E-mail kepada Ulva azalia (ulvaazalia@yahoo.co.id).

Baldwin, R.D. (2002). Stress and Illness in Adolescence: Issue of Race and Gender. Dalam Articles [Online]. Tersedia: http://www.findarticles.com. [6 Desember 2013].

Bush, J.W. (2003). Cognitive Behavior Theraphy: Basics. [Online]. Tersedia: http://www.cognitivetheraphy.com/basic.html. [29 Desember 2013]. Caputo, J.S. (1991). Stress and Burnout in Library Service. Canada: The Oryx

Press.

(37)

Azalia, Ulva. 2014

EFEKTIVITAS STRATEGI COPING SKILLS UNTUK MENGURANGI KEJENUHAN BELAJAR (BURNOUT) SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cooper, C. N. et al. (1991). Handbook of Work and Heath Psychology. United States: John Wiley & Sons Ltd.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun No.20 Bab II Pasal 3. Jakarta: Depdiknas.

De Silva, et al. (2009). “Burnout: An Emerging Occupational Health Problem”. Galle Medical Journal. 4, (1), 52-55.

Diaz, R. (2007). Hubungan Antara Burnout dengan Motivasi Berprestasi Akademis Pada mahasiswa yang Bekerja. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma: tidak diterbitkan.

Dobson, K. (2001). Handbook of Cognitive-Behavioral Therapies. New York: The Guilford Press.

Farber, B.A. (1991). Crisis in Education: Stress and Burnout in the American Teacher. San Fransisco: Jossey-Bass Publisher.

Firmansyah, R. (2012). Efektivitas Teknik Self Instruction untuk Mereduksi Gejala Kejenuhan Belajar Siswa. Skripsi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Guilford, J. P. (1979). Psychometric Methods. Tasa McGraw: Hill Publishing Company Limited

Jacobs, et al. (2003). Student Burnout as A Function Personality, Social Support, and Work Load. Dalam Journal of Collage Development [Online]. Tersedia: http://www.findarticle.com/p/article/mi. [3 November 2013]. Jen Yang, H. (2004). “National Chin-Yi Institute of Technology”. International

Journal of Educational Development. (24), 283-301.

Keith, W.C. (2013). “Trainer Burnout: Causes and Cures”. Southern Illinois

University at Carbondale. 1-12.

(38)

Azalia, Ulva. 2014

EFEKTIVITAS STRATEGI COPING SKILLS UNTUK MENGURANGI KEJENUHAN BELAJAR (BURNOUT) SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Komar. T. (2010). Pengembangan Program Strategi Coping Konselor (Studi Deskriptif Terhadap Konselor di SMP Negeri Kota Bekasi Tahun Ajaran 2010/2011). Tesis pada Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pascasarjana UPI: tidak diterbitkan.

Lazarus, R.S. (1976). Patterns of Adjustment. New York: Mc Graw Hill Inc. Lazarus, R.S. & Folkman, S. (1984). Stress, Appraisal and Coping. New York:

Spinger Publishing Company.

Lightsey, R. O. & Hulsey, C. D. (2002). “Impulsivity, Coping Stress, Burnout and Problem Gambling Among University Student”. Journal of Counseling Psychology. 49, (2), 202-211.

Maslach, C. (2001). Job Burnout. Dalam Annual Review of Psychology [Online]. Tersedia: http://www.anualreviews.org/maslach_01. [3 November 2013]. Maslach, C & Leiter, P.M. (1997). The Tructh About Burnout: How To

Organizations Cause Personal Stress and What To Do About It. San Francisco: Jorsey-Bass Publisher.

Maslach, C & Jackson, S.E. (1981). “The Measurement of Experienced Burnout

Inventori”. Japanese Journal of Health Psychology. 10, 44-53.

Meldrum, A. et al. (2006). A Study of Stress and Burnout in Nursing Students in Florida: A Questionnaire Survey. Journal of Educational Psychology. (72), 227-243.

Mikail, B. (2014, 3 Januari). Bebaskan Stress dengan Meditasi. Kompas Health [Online], 2. Tersedia: www.hariankompashealth.com [3 Januari 2014]. Muhibbin, S et.al. (2009). Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan (Paikem). Bandung: Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru/Fak. Tarbiyah & Keguruan UIN Sunan Gunung Djati.

Noushad, P.P. (2008). From Teacher Burnout to Student Burnout. [Online]. Tersedia: www.eric.go.id/From-Teacher-Burnout-Tostudent-Burnout.Pdf. [3 November 2013].

(39)

Azalia, Ulva. 2014

EFEKTIVITAS STRATEGI COPING SKILLS UNTUK MENGURANGI KEJENUHAN BELAJAR (BURNOUT) SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pines, A. & Aronson, E. (1988). Career Burnout: Causes and Cures. New York: The Free Press.

Pines, A. & Aronson, E. (1981). Burnout: From Tedium to Personal Growth. New York: Free Press.

Purba, J. et al. (2007). “Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Burnout pada Guru”. Journal Fakultas Psikologi Universitas INDONUSA Esa Unggul, Jakarta. 5, (1), 77-87.

Qinyi, T. & Yao. (2012). “An Analysis of the Reason on Learning Burnout of Junior High School Students from the Perspective of Cultural Capital

Theory: A Case Study of Mengzhe Town In Xishuangbanna, China”.

Journal of Procedia-Social and Behavioral Sciences. 45, 2727-3731.

Ramandhani, D. (2013). Efektivitas Konseling Kognitif Perilaku dengan Teknik Restrukturisasi Kognitif Untuk Mereduksi Kejenuhan Belajar Peserta Didik. Skripsi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI: tidak diterbitkan.

Salamah, U. (2006). Kejenuhan Belajar Mata Pelajaran SKI. Skripsi Pada Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Universitas Islam Sunan Kalijaga: tidak diterbitkan.

Schaufeli, W.B. & Hu, Q. (2009). “The Factorial Validity of the Maslach Burnout Inventory Student Survey in China”. Journal of Psychological Report. (105), 394-408.

Schaufeli. W.B. et al. (2006). “Burnout and Work Engagement Among Teachers”. Journal of School Psychologi. 43, 495-513.

Schaufeli, W.B. & Enzmann, D. (1998). The Burnout Companion to Study and Research: A Critical Analysis. London: Taylor & Francis.

Schaufeli, W.B. et al. (2002). “Burnout and Engagement in University Student”. Journal of Cross Cultural Psychology. 33, (55), 464-581. Western Washington University.

(40)

Azalia, Ulva. 2014

EFEKTIVITAS STRATEGI COPING SKILLS UNTUK MENGURANGI KEJENUHAN BELAJAR (BURNOUT) SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugara, G.S. (2011). Efektivitas Teknik Self Instruction dalam Menangani Kejenuhan Belajar Siswa. Skripsi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sujipto. (2001). Apakah Anda Mengalami Burnout. Dalam Depdiknas [Online]. Tersedia:http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/32/Apakah_Anda_Mengalami _Burnout.htm. [3 November 2013].

Rahmat & Solehudin, (2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Andira.

Uludag, et al. (2010). “The Effect of Burnout on Engagement: An Empirical Study on Tourism Students”. Journal of Hospitality, Leisure, Sport and Tourism Education. 9, (1), 13-23.

Wijayanti, N. (2013). Strategi Coping Menghadapi Stres dalam Penyusunan Tugas Akhir Skripsi pada Mahasiswa Program S1 FIP UNY. Tesis Fakultas Ilmu Pendidikan: tidak diterbitkan.

Wulansari, R. (1999). Studi Perbandingan Antara Coping Strategi Pasien Stroke Tipe Kepribadian Ekstropert dengan Intropert Pasca Rawat di RSUP DR. Hasan Sadikin Bandung. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung: tidak diterbitkan.

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2  Guttman
Tabel 3.3 Hasil Uji Kelayakan Instrumen
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Pengungkap Gejala Kejenuhan Belajar Siswa
+6

Referensi

Dokumen terkait

Sementara untuk membuktikan apakah terapi menggambar efektif dalam mengurangi emosi negatif siswa kelas VIII, maka peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan bentuk

Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin mengetahui efektifitas teknik relaksasi dalam hal ini untuk mengurangi kejenuhan belajar pada siswa kelas XI di SMA N 6 Yogyakarta

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA PIRI I Yogyakarta yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan media film terbukti

Akan tetapi burnout juga dapat dialami oleh para siswa, yaitu yang terjadi pada proses belajar siswa. Pines &amp; Aronson (Mubiar Agustin, 2010: 2)

Berdasarkan hasil penelitian mengenai efektivitas teknik Problem Focused Coping dalam mengatasi stres belajar siswa pada pelajaran matematika di SMP Negeri 1 Galut

Penurunan yang signifikan terjadi pada indikator-indikator stres akademik setelah diberi intervensi, meliputi: berpikir negatif, prestasi menurun, tidakbisa menentukan

Berdasarkan hasil analisis pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tingkat kejenuhan (burnout) siswa pada pembelajaran PJOK secara daring selama masa pandemi

Efektivitas Layanan Informasi Untuk Mengatasi Kejenuhan Belajar Siswa Beberapa orang siswa memiliki ciri-ciri kejenuhan belajar seperti mereka merasa bosan dengan kegiatan belajar,