• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PEMBAHARUAN HUKUM ACARA PIDANA BERKAIT PERLUASAN DEFINISI SAKSI DAN KETERANGAN SAKSI DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 65/PUU-VIII/2010.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN PEMBAHARUAN HUKUM ACARA PIDANA BERKAIT PERLUASAN DEFINISI SAKSI DAN KETERANGAN SAKSI DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 65/PUU-VIII/2010."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

Loading

Gambar

Gambar 1.  Skematik Kerangka Pemikiran .............................

Referensi

Dokumen terkait

Saksi ahli Dewi Taviana Haroen dan Rismon Hasiolan Sianipar bisa dikatakan tidak sesuai hal ini di karenakan saksi ahli menurut Hukum Acara Pidana Islam adalah seseorang

Tujuan penelitian hukum ini adalah untuk menganalisis kewajiban jaksa penuntut umum dalam menghadirkan saksi di persidangan berdasarkan hukum acara pidana berikut

Sesuai dengan latar belakang penelitian tentang "Urgensi Perlunya Pembaharuan Hukum Acara Pidana Nasional di Indonesia Yang Lebih Responsif", sehingga

Bahwa definisi saksi yang diberikan Pasal 1 angka 26 telah mengaburkan keberadaan saksi yang menguntungkan dan saksi a de charge yang kaidah undang-undangnya diatur dalam

Putusan tersebut juga menimbulkan beberapa dampak dalam hukum acara pidana di Indonesia, jika ternyata saksi adalah tidak harus orang yang melihat, mendengar, dan

penelitian yaitu komparasi, maka penyusun mencoba menganalisa antara peran saksi korban pembunuhan dalam proses pemeriksaan perkara menurut hukum acara pidana Islam

Tujuan penelitian hukum ini adalah untuk menganalisis kewajiban jaksa penuntut umum dalam menghadirkan saksi di persidangan berdasarkan hukum acara pidana berikut

Suhasril, S.H., Hukum Acara Pidana Dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004 Muhammad, Abdulkadir, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2004 Muladi,