PERAN QORYAH THAYIBAH DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN MASYARAKAT 2013/2014 (STUDI KASUS ‘AISYIYAH
DESA BERO CABANG TRUCUK KLATEN)
Oleh:
INTAN KHOIRUNIKA NIM: G000100130 NIRM: 10/X/02.2.2/T/4441
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I.)
FAKULTAS AGAMA ISLAM
ABSTRAK
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting bagi kelangsungan hidupnya. Pentingnya pendidikan menjadikan investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi bangsa dan negara. Pendidikan terdiri dari tiga macam, pendidikan formal, nonformal dan informal. Salah satunya pendidikan nonformal dan informal yang diadakan dalam kegiatan Qaryah Thayibah desa Bero. Qaryah Thayibah adalah salah satu program utama dari ‘Aisyiyah Cabang Trucuk Klaten yang memusatkan perhatiannya kepada pendidikan.
Permasalahan yang dapat diangkat dalam penelitian ini adalah apa bentuk peran Qaryah Thayibah dalam meningkatkan pendidikan masyarakat Bero Cabang ‘Aisyiyah Trucuk Klaten beserta faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi Qaryah Tahyibah dalam meningkatkan pendidikan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan bentuk peran Qaryah Thayibah dalam meningkatkan pendidikan masyarakat beserta faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi.
Metode penelitian ini menggunakan metode penulisan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa bentuk peran pengurus Qayah Thayibah dalam meningkatkan pendidikan masyarakat desa Bero Cabang ‘Aisyiyah Trucuk Klaten berupa pendidikan masyarakat nonformal dan masyarakat informal. Dalam pendidikan masyarakat nonformal Qaryah Thayibah ada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang dinamakan KB ‘Aisyiyah Bero, merupakan salah satu kegiatan untuk melayani kebutuhan anggota dan umat Islam. Adapun pendidikan masyarakat informal Qaryah Thayibah Bero mendirikan pengajian rutin setiap malam minggu dan malam rabu, pelatihan ketrampilan, kegiatan pertanian dan perikanan, serta kegiatan kesehatan yaitu Posyandu Lansia.
Faktor pendukung dalam meningkatkan pendidikan masyarakat adalah aktifnya pengurus, adanya dana yang mencukupi, dan adanya minat dari penduduk desa Bero. Adapun faktor penghambat dalam meningkatkan pendidikan masyarakat ini adalah belum adanya sosialisasi konsep Qaryah Thayibah yang benar, belum adanya monitoring, dan minimnya tenaga penggerak kegiatan Qaryah Thayibah.
1 PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan kebutuhan bagi semua manusia yang sangat penting untuk kelangsungan hidupnya. Tanpa pendidikan, manusia sulit dari mana, untuk apa, dan hendak kemana manusia pergi. Ki Hajar Dewantara memandang, “pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (karakter, kekuatan batin), pikiran (intelect), dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakat.1
Qaryah Thayyibah adalah desa binaan. Program Qaryah Thayyibah berperan sebagai basis terbentuknya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Cabang ‘Aisyiyah Trucuk Klaten dalam usahanya terhadap pendidikan di masyarakat
1
Ki Hajar Dewantara dalam Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan
Berdaya Saing (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), hlm. 3.
banyak menghadapi hambatan di antaranya yaitu:
1. Kurangnya minat masyarakat desa dalam program pengajian rutin yang kurang interaktif diadakan oleh ‘Aisyiyah.
2. Kurang adanya partisipasi generasi muda dalam menjalankan program-program dari ‘Aisyiyah.
2 yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Berbagai macam pendidikan tersebut juga bisa dilakukan dalam organisasi seperti ‘Aisyiyah.
‘Aisyiyah juga memiliki tiga macam pendidikan yaitu Formal, Nonformal, dan Informal. Dalam Qaryah Thayyibah (desa binaan) ini juga mencakup 2 pendidikan tersebut. Adanya TK atau BA‘Aisyiyah, PAUD, Pengajian, kursus, kajian, dll. Pendidikan dalam satu desa tersebut memiliki model pemberdayaan dengan cara yang berbeda.
Peran Qaryah Thayibah Dalam Meningkatkan Pendidikan Masyarakat
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bentuk peran Qaryah Thayibah dalam meningkatkan pendidikan
masyarakat Bero Cabang Trucuk Klaten, dan factor pendukung dan penghambatnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mndiskripsikan bentuk peran Qaryah Thayibah dalam meningkatkan pendidikan, dan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambatnya.
Tinjauan pustaka yang dijadikan rujukan diantaranya sebagaimana yang telah dilakukan oleh:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Fitrotul Ammah (UMS 2013) dengan judul “Peran
Ranting ‘Aisyiyah
MakamHaji Kecamatan
Kartasura Kabupaten
Sukoharjo Periode
2010-2015 dalam Meningkatkan
Pendidikan Islam di
Masyarakat MakamHaji
tahun 2012/2013”,
3 menyimpulkan bahwa bentuk peran yang dilakukan Ranting ‘Aisyiyah MakamHaji berupa pendidikan Islam formal, non formal, dan pendidikan Islam Informal. Dalam pendidikan Islam formal Ranting ‘Aisyiyah Makamhaji mendirikan amal usaha TK ABA Makamhaji 2 dan Free School Intan Permata. Pendidikan Islam non formal Ranting ‘Aisyiyah Makamhaji mendirikan amal usaha Play Group Intan Permata, TPAB Intan Permata, TPQ Intan Permata. Pendidikan Islam informal Ranting ‘Aisyiyah Makamhaji mendirikan amal usaha pembinaan keluarga sakinah, pengajian setiap
tanggal 9 dan pengajian di setiap masing-masing sub Ranting ‘Aisyiyah Makamhaji.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Jacky Rudianto (UMS 2010) dengan judul “Peran
Muhammadiyah dalam
Pengembangan Pendidikan
Islam di Masyarakat
(Pendekatan Sosiologis di
desa Playen Playen Gunung
Kidul)”, menyimpulkan
al-4 Qur’an dan al-Hadits yang ditempuh melalui kegiatan dari masing-masing majelis
yang ada di
Muhammadiyah, seperti majelis tabligh, dikdasmen, ekonomi, wakaf, dan kaderisasi.
3. Penelitian yang dilakukan Andriana Pertiwi (UMS 2013) dengan judul “Peran
Takmir Masjid dalam
Mningkatkan Pendidikan
Nonformal di Masjid
Al-Kautsar Gumpang
Kartasura Sukoharjo”,
menyimpulkan bahwa peran takmir masjid dalam meningkatkan pendidikan nonformal di masjid Al-Kautsar Gumpang sudah cukup baik, dengan adanya kegiatan pendidikan
nonformal. Ini dapat terlihat dengan adanya pengajian-pengajian, kajian tahsin al-Qur’an, peringatan hari besar Islam dan Taman Pendidikan al-Qur’an (TPA).
4. Penelitian yang dilakukan Syarifuddin (UMS 2012) dengan judul “Peranan Ranting ‘Aisyiyah dalam
Pendidikan Islam
Masyarakat di
Karangasem”,
5 melalui tiga jalur pendidikan yaitu formal dan nonformal serta informal.
Peranan (role) merupakan proses dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya.2
Qaryah Thayibah adalah suatu perkampungan atau desa di mana masyarakatnya menjalankan ajaran Islam secara kaffah baik dalam
hablun minallah maupun hablun
minannas dalam segala aspek
kehidupannya yang meliputi bidang
2
Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi Baru (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm.212-213. http://kaghoo.blogspot.com/2010/11/pengerti an-peranan.html, diakses 22 Januari 2014
aqidah, akhlak, ibadah, dan mu’amalah duniawiyah.3
pendidikan masyarakat adalah suatu proses belajar-mengajar yang bertujuan untuk mangarahkan dan mengembangkan berbagai tujuan hidup masyarakat, kualitas hidup masyarakat ditentukan dalam pendidikannya. Pendidikan masyarakat itu mementingkan pengaruh seseorang di dalam masyarakat maupun lingkungannya, masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan dan tersedia berbagai sumber belajar. Pendidikan masyarakat merupakan suatu sarana pendidikan berupa pendidikan nonformal, dan informal, yang memberikan pendidikan secara
3
6 sengaja dan berencana kepada seluruh anggota masyarakat.4
Ada 2 macam pendidikan dalam masyarakat, yaitu jenis pendidikan nonformal, dan jenis pendidikan informal. Pendidikan nonformal terdiri dari pendidikan usia dini (PAUD), lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar dan satuan pendidikan sejenis, sebagai jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Sedangkan pendidikan informal terdiri dari pendidikan keluarga dan lingkungan sekitar, tidak terorganisasi secara struktural. Pendidikan informal dapat berlangsung beberapa tempat yaitu pendidikan keluarga, di tempat kerja,dan pergaulan sehari-hari.
4
Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jogjakarta: Ar-ruz Media, 2006), hlm.46.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research)
dengan pendekatan kualitatif. Yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian.5
Peneliti menggunakan metode penulisan kualitatif karena menginginkan informasi lebih mendalam tentang peran Qaryah Thayyibah dalam pendidikan masyarakat desa. Esensi dari penelitian kualitatif adalah memahami hingga inti fenomena yang diteliti, sehingga memahami atau understanding menjadi tujuan dari penelitian kualitatif.6
Subyek penelitian dalam penelitian ini meliputi Pimpinan
5
Moleong, Metodologi Pendidikan Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hlm.4.
6
7 Cabang, pengurus Qaryah Thayibah, Anggota Qaryah Thayibah dan semua pihak yang terkait. Sedangkan objek penelitian ini adalah Peran Qaryah Thayyibah dalam pendidikan masyarakat.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara untuk mengetahui data dari sumber yang diwawancarai, metode observasi untuk mengamati bagaimana kegiatan itu berjalan, dan metode dokumentasi untuk memperkuat hasil dari wawancara dan observasi.
Untuk menganalisis dari data yang sudah terkumpul menggunakan model interaktif terdiri atas empat tahapan yang harus dilakukan, yaitu pengumpulan data, reduksi data,
display data, dan penarikan kesimpulan.7
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Peran Qaryah Thayibah
dalam Meningkatkan
Pendidikan Masyarakat
1. Pendidikan Masyarakat Nonformal
Bentuk dari pendidikan nonformal yang ada di Qaryah Thayibah adalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang bernama “KB ‘Aisyiyah Bero”. Kelompok Belajar ‘Aisyiyah Bero didirikan dengan harapan anak harus memperoleh pendidikan maksimal pada usia tiga tahun dan memandang dari segi
7
8 kebutuhan masyarakat akan pendidikan usia dini.
Peran yang dilakukan pengurus Qaryah Thayibah desa Bero untuk menjaga kualitas dan kuantitas adalah, dari segi kuantitas agar tidak mengalami penurunan jumlah murid, dilakukan peranan pemberian layanan tumbuh kembang anak secara holistik (menyeluruh).
Peran lain yang dijalankan yaitu dengan meningkatkan kualitas pengajar atau guru KB ‘Aisyiyah Bero dengan mengikuti kuliah S1 PAUD, dan mengikuti IGB guna diberikan pengarahan bagi guru-guru PAUD maupun TK.
2. Pendidikan Masyarakat Informal
a. Pengajian Rutin
Pengajian ini bertujuan untuk melayani kebutuhan umat dalam hal agama, dengan alasan pemahaman
ke-Islaman dan
9 dengan baik, dan memfasilitasi kebutuhan anggota.
b. Pelatihan Ketrampilan Pelatihan ketrampilan ini bertujuan untuk menambah pendidikan anggota Qaryah Thayibah dan mengisi waktu luang terutama bagi ibu rumah tangga. Peran pengurus dengan hasil yang didapat dalam praktek tersebut, dengan memberikan kesempatan anggota untuk memasarkan hasil produksi. Selain itu yang dilakukan pengurus dengan mengadakan pertemuan rutin setiap bulan sekali.
Kegiatan pelatihan ketrampilan ini masih
berjalan sampai sekarang dan mengembangkan
produksi yang
dipraktekkan.
c. Pertanian dan Perikanan Kegiatan pertanian dan perikanan dilaksanakan oleh bapak-bapak Muhammadiyah yang mengikuti Qaryah Thayibah di desa Bero tersebut. kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian bagi masyarakat atau
anggota yang
mengikutinya.
10 untuk membahas kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya.
d. Kesehatan (Posyandu Lansia)
Posyandu Lansia merupakan pengecekan kesehatan bagi lansia yang berada di desa tersebut. Pengurus melakukan perannya dengan meningkatkan kualitas
pemateri dalam
penyuluhan dan yang mempunyai bekal atau latar belakang pendidikan kesehatan. Selain peran diatas, pengurus juga meningkatkan pertemuan pengurus demi kemajuan penanganan kesehatan terhadap lansia.
B. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1. Faktor Pendukung
a. Aktifnya pengurus Qaryah Thayibah desa Bero dalam mengurusi pendidikan masyarakat, hal ini dibuktikan dengan berkembangnya
pendidikan masyarakat nonformal dan pendidikan masyarakat informal di Qaryah Thayibah desa Bero.
b. Adanya pemberian atau bantuan dana dari ‘Aisyiyah guna untuk
memajukan atau
11 masing bidang kegiatan, untuk pengembangan kegiatan tersebut dan
anggota bisa
memanfaatkan dana untuk meningkatkan ekonomi. c. Minat dari penduduk desa
Bero untuk lebih mengembangkan ilmu pengetahuan dan ilmu agama menjadi faktor pendukung Qaryah Thayibah berdiri. Warga masyarakat yang memiliki kemampuan dan semangat untuk memperdayakan diri untuk pengembangan kualitas hidupnya.
2. Faktor Penghambat
a. Belum dipahaminya konsep Qaryah Thayibah secara benar, dan belum adanya sosialisasi konsep
Qaryah Thayibah di kalangan masyarakat khususnya warga Muhammadiyah.
b. Belum berfungsinya monitoring dan evaluasi dari pimpinan ‘Aisyiyah Daerah untuk memantau pelaksanaan kegiatan. c. Minimnya tenaga
penggerak kegiatan Qaryah Thayibah untuk mensosialisasikan tentang Qaryah Thayibah secara menyeluruh kepada anggota ‘Aisyiyah.
12 diharapkan dapat lebih memperbaiki Qaryah Thayibah desa Bero dengan tepat.
PENUTUP A.KESIMPULAN
Setelah penulis mendeskripsikan tentang peran Qaryah Thayibah dalam meningkatkan pendidikan masyarakat desa, Berdasarkan penelitian dan analisis data yang peneliti lakukan, akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi. Dan peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Dengan teori tersebut Qaryah Thayibah dapat
melakukan perannya menurut teori teori yang ada.
Peran pengurus Qaryah Thayibah dalam meningkatkan pendidikan masyarakat mencakup dua pendidikan, yaitu: pendidikan masyarakat nonformal dan pendidikan masyarakat informal. Bentuk dari pendidikan masyarakat nonformal di Qaryah Thayibah desa Bero ini memiliki Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang dinamakan “KB ‘Aisyiyah Bero”.
13 Qaryah Thayibah, pelatihan ketrampilan, pertanian dan perikanan, dan kesehatan (posyandu Lansia).
Pengajian Qaryah Thayibah diadakan seminggu dua kali, setiap malam minggu dan malam rabu. Kegiatan lain diadakan setiap sebulan sekali dan memberikan manfaat positif bagi anggota yang mengikutinya. Kegiatan tersebut mengalami perkembangan yang cukup baik dan stabil. Dengan upaya yang dirancang pengurus, dan peran yang cukup baik dari pengurus bisa meningkatkan kualitas kegiatan untuk kedepannya. B.Saran-Saran
1. Kepada Pengurus Qaryah Thayibah desa Bero, untuk selalu membina, memberi
pengarahan untuk
meningkatkan kegiatan yang bervariatif dan memberikan informasi secara detail kepada anggota. Dan hendaknya membuat buku monitoring yang lebih baik untuk mengetahui perkembangan yang dicapai.
2. Kepada Anggota Qaryah Thayibah desa Bero, sebaiknya lebih giat mengikuti kegiatan yang diadakan agar bisa mendalami dan menjadikan pelajaran di kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu, & Uhbiyati Nur, 2001,
Ilmu Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta
5Arikunto, Suharsimi. 2010.
Prosedur Penelitian suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Herdiansyah, Haris. 2012.
Metodologi Penelitian
Kualitatif untuk ilmu-ilmu
sosial. Jakarta: Salemba
14 Idi, Abdullah. 2011. Sosiologi
Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Moleong, Lexy. 2007. Metodologi
Pendidikan Kualitatif.
Bandung: Remaja Rosdakarya Mulyasana Dedy. 2011. Pendidikan
Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
PP ‘Aisyiyah. 2010. Dinamika dan
Pengembangan Organisasi.
Yogyakarta: Surya Sarana Grafika.
PP ‘Aisyiyah. 2010. Tanfidz Keputusan Tanwir I ‘Aisyiyah. Yogyakarta: PP ‘Aisyiyah. PP ‘Aisyiyah. 2012. Panduan Teknis
Pelaksanaan Program Qaryah
Thayibah. Yogyakarta: PP
‘Aisyiyah
Syamsul, dkk. 2011. Study
Kemuhammadiyahan.
Surakarta: LPID.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif Kualitatif dan R& D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010.
Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suwarno, Wiji. 2006. Dasar-Dasar
Ilmu Pendidikan. Jogjakarta: Ar-ruz Media.
http://kaghoo.blogspot.com/2010/11/ pengertian-peranan.html, (diunduh tanggal 22 Januari 2014)
UU Sisdiknas, http://spi.um.ac.id/ (diunduh tanggal 21 Januari 2013), jam 15:30.
http://pls.unnes.ac.id/2011/pengertian -tiga-jenis-pendidikan/,