1 Disusun Oleh :
Argo Rohadian Saputro
D1405010
TUGAS AKHIR
Ditujukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya
D3 Komunikasi Terapan
PROGRAM D3 KOMUNIKASI TERAPAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
MOTTO
· With great power comes great responsibility.
· Jangan pernah menyerah pada keadaan karena orang yang berhasil di dunia
adalah orang yang bangkit dan mencari keadaan yang mereka inginkan, dan
kalau mereka tak menemukannya, mereka akan menciptakannya.
· Pengalaman adalah guru yang paling brutal. Tapi kita baru akan benar-benar belajar dari pengalaman.
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini dipersembahkan dengan penuh cinta kepada :
· Papa, Mama dan kakak-kakakku. Terima kasih untuk segalanya.
· Alm. Riza Andana dan Berinda Nuryadewi Mardaningtyas. Terima kasih atas persahabatan dan cinta yang pernah singgah, semoga kalian bahagia disana. Saksikan aku menggapai mimpiku dari atas sana.
· Orang-orang yang pernah dan masih meragukanku, ini hanyalah awal dari pembuktianku kepada kalian.
KATA PENGANTAR
Pelaksanaan Kuliah Kerja Media yang dilakukan di LPP TVRI stasiun D.I Yogyakarta mampu memberikan gambaran kepada penulis tentang betapa pentingnya peran reporter dalam proses produksi jurnalistik televisi khususnya dalam program Berita Jogja.
Dan berdasarkan pelaksanaan Kuliah Kerja Media pada periode 4 Februari 2008 sampai dengan 4 Maret 2008 itu, penulis telah menyusun Tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan program Diploma III Komunikasi Terapan Jurusan Broadcasting Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta. Dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini, penulis telah dibantu oleh banyak pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
· The One and Only, Allah SWT, karena selalu ada untukku bahkan ketika aku selalu lupa bersujud di hadapan-Mu. Terima kasih karena telah menganugerahkan hidup dengan segala keindahan dan kegetirannya. · Drs. H. Supriyadi, SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta
· Drs. A. Eko Setyanto, M.Si selaku Ketua Program D III Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta
· DR. Andrik Purwasito, DEA selaku Dosen penguji Tugas Akhir ini. · Bp. Tribowo Kriswinarso selaku Kepala TVRI stasiun D.I Yogyakarta
beserta seluruh reporter dan karyawan LPP TVRI Stasiun D.I Yogyakarta. · Papa dan Mama tercinta atas kebesaran hatinya dalam membesarkanku.
Ratusan kali aku menyakiti kalian tapi kalian tidak pernah menyerah terhadapku, terima kasih dari hati yang terdalam.
· Kakak-kakakku terkasih (Mas Oddie, Mbak Ella, Mas Rizky) atas inspirasi dan teladannya.
· My muse, Sukma, untuk lima tahun terindah yang telah kita lalui. Terima kasih atas nasehat dan tegurannya untuk selalu berada di jalur yang benar. · Seluruh keluarga besar Broadcast 05. Terima kasih atas ilmu, motivasi,
guyonan dan kecrohan kalian, terima kasih untuk tiga tahun yang penuh dengan kenangan
· Teman-teman magang : Danang, Didhi, Bendot, Dinda, Risky, Kesdu, Lukmono (Broadcast UNS), Aji, Isnan, Eva, Emy (UNY), Alfian (UMY), terima kasih untuk masa-masa menyenangkan di Jogja.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan Tugas Akhir ini. Semoga penulisan Tugas Akhir ini dapat berguna bagi pembaca pada umumnya dan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada khususnya.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………...…i
HALAMAN PERSETUJUAN………....ii
HALAMAN PENGESAHAN………iii
HALAMAN MOTTO………....….iv
HALAMAN PERSEMBAHAN………...…...v
KATA PENGANTAR………....vi
DAFTAR ISI………..vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………..……….... 1
B. Tujuan………3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Jurnalistik……… 5
B. Definisi Berita………... 6
C. Nilai dan Kualitas Berita ……….. 6
D. Jenis Berita Televisi……….. 9
E. Sumber Berita ………. 10
F. Penyusunan Program Berita……….11
G. Reporter………14
a. Definisi Reporter………..………... 14
b. Tugas Reporter ……….….. 14
c. Stand Up Reporter ……….……….... 15
e. Jenis Penulisan Reportase………... 18
f. Teknik Penulisan Naskah Berita Televisi……….…... 19
BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/INSTANSI A. Sejarah Berdirinya TVRI………….……….…….. 23
B. Perkembangan Status TVRI………...………. 25
C. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Tugas TVRI………... 28
a.Visi…...……….28
b. Misi……..………28
c. Tujuan Penyiaran TVRI...29
d. Tujuan dan Sasaran………..………29
e. Tugas TVRI Sebagai TV Publik...29
D. Arti Logo TVRI………..…………. 30
E. Sejarah TVRI Stasiun D.I Yogyakarta……… 32
F. Visi dan Misi TVRI D.I Yogyakarta ……….. 34
a. Visi………..……....……….34
b. Misi………..………34
G. Prestasi TVRI Stasiun D.I Yogyakarta ………...…………... 35
H. Pola Siaran TVRI Stasiun D.I Yogyakarta ……… 38
I. Ruang Lingkup……… 39
a. Jangkauan Siaran………..………39
b. Target Audiens…..………...39
a. Otobursa TVRI...40
b. Kuliah Praktek Kerja Lapangan dan Skripsi...40
c. Website www.tvrijogja.co.id...41
M. Acara- Acara yang Diproduksi……….... 47
BAB IV PELAKSANAAN MAGANG A. Pelaksanaan Magang………61
a. Minggu Pertama (periode 4 februari 2008 s/d 10 Februari 2008)...62
b. Minggu Kedua (periode 11 februari 2008 s/d 17 Februari 2008)...63
c. Minggu Ketiga (periode 18 februari 2008 s/d 24 Februari 2008)...63
d. Minggu Keempat (periode 25 februari 2008 s/d 4 Maret 2008)...64
B. Deskripsi Program Acara Berita Jogja….………65
a. Format Paket (package) ...65
b. Format live studio (one plus one)...66
D. Tugas Reporter Sebagai Editor In Chief………..67
E. Mekanisme Peran Reporter Berita Jogja ……… 68
a. Jadwal Liputan...69
b. Liputan...70
c. Penulisan Naskah...72
d. Editing...73
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………..………... 75
B. Saran-Saran………..………... 76
DAFTAR PUSTAKA………...viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jurnalistik penyiaran (Broadcast Journalism) di Indonesia telah tumbuh dengan pesat. Hal tersebut dibuktikan dengan banyak berdirinya stasiun televisi swasta. Stasiun-stasiun televisi swasta tersebut juga diperbolehkan untuk memproduksi program berita sendiri, sehingga menjadikan persaingan dunia pertelevisian di Tanah Air menjadi semakin ketat. Program berita televisi adalah salah satu program yang dibutuhkan masyarakat karena sifatnya yang dapat memberikan informasi dengan cepat baik melalui audio maupun visual.
Persaingan tersebut juga berimbas pada TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik untuk lebih meningkatkan mutu siarannya. TVRI sebagai salah satu media massa elektronik yang memiliki peran penting dalam melakukan transformasi sosial mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap berbagai aspek kehidupan terutama sebagai alat penyampaian informasi, hiburan, dan pendidikan.
Sebagai salah satu sumber informasi, TVRI dapat dengan mudah dan cepat menyampaikan pesan kepada masyarakat baik yang berada di perkotaan maupun yang tinggal di pedesaan. Disamping itu TVRI melalui program berita yang disampaikannya diharapkan mampu mengubah pola pikir masyarakat daerah melalui siaran stasiun lokalnya.
TVRI stasiun D.I Yogyakarta yang juga mengalami kendala dan ketertinggalan dalam sarana dan prasarananya, dimana hal tersebut tentunya berpengaruh bagi divisi pemberitaan TVRI stasiun D.I Yogyakarta untuk menghasilkan karya-karya jurnalistik yang berkualitas tiap harinya
Dalam sebuah karya jurnalistik dibutuhkan kepraktisan, kecepatan dan ketepatan yang menjadi tanggung jawab tiap anggota redaksi pemberitaan. Fungsi karya jurnalistik adalah menginformasikan fakta atau pendapat yang mengandung nilai berita yang terjadi di tengah masyarakat serta memberikan penjelasan suatu masalah melalui narasumber yang berkompeten untuk mengurangi atau meniadakan ketidakpastian yang ada di tengah masyarakat. Ini berarti setiap karya jurnalistik harus mampu memberikan jawaban terhadap apa yang diperlukan dan diinginkan sebagian besar khalayak. Dalam pemberitaan juga dibutuhkan ketepatan dalam penyajian berita yang harus disesuaikan dengan target pemirsanya. Dalam hal ini pemberitaan sebuah televisi lokal, dimana berita yang disajikan merupakan peristiwa aktual yang terjadi dalam jangkauan siaran televisi lokal tersebut sehingga penyajiannya menjadi sangat berbeda dengan siaran berita televisi swasta nasional.
berbeda dari program berita yang lain, maka bisa dipastikan kredibilitas program berita tersebut akan naik dan menghasilkan rating yang tinggi.
Oleh karena itulah selama pelaksanaan Kuliah Kerja Media, penulis mengamati peran reporter dalam produksi Berita Jogja di TVRI stasiun D.I Yogyakarta. Dan sebagai mahasiswa Diploma III Broadcasting FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta yang secara formal telah mendapatkan pendidikan dalam bidang jurnalistik, maka penulis ingin terjun secara langsung untuk mengaplikasikan teori yang penulis dapat selama masa perkuliahan melalui pelaksanaan Kuliah Kerja Media.
B. Tujuan
Tujuan penulis dalam melaksanakan Kuliah Kerja Media (Magang) adalah :
1. Untuk melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan kuliah dan mendapat gelar Ahli Madya (A.Md) jurusan Penyiaran di fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Mempraktikkan ilmu yang telah didapat selama masa perkuliahan khususnya mata kuliah dasar–dasar jurnalistik serta wawancara dan reportase
4. Mendalami etos kerja pekerja televisi sebagai bekal dalam menempuh karir di bidang broadcasting nantinya.
5. Menumbuhkan rasa disiplin, tanggung jawab dan kerja sama tim. 6. Mengamati dan terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam
proses produksi Berita Jogja di TVRI stasiun D.I Yogyakarta.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Jurnalistik
Pada dekade 70-an hingga 80-an, istilah jurnalistik lebih mengarah pada kerja wartawan media cetak. Sementara sebutan untuk orang–orang yang bekerja sebagai wartawan media elektronik adalah reporter. Padahal sebenarnya sebutan wartawan dan reporter mempunyai arti yang sama. Setelah terjadi era booming televisi di Indonesia, orang tidak hanya mengasosiasikan istilah jurnalistik pada kerja media cetak tetapi mulai melirik kegiatan jurnalistik elektronik, baik televisi maupun radio. Sehubungan dengan itu definisi jurnalistik pun makin berkembang. Menurut Adinegoro1 jurnalistik adalah kepandaian mengarang untuk memberi pekabaran pada masyarakat dengan selekas–lekasnya agar tersiar seluas– seluasnya. Sementara itu definisi jurnalistik menurut ilmu komunikasi2 adalah suatu bentuk komunikasi yang menyiarkan berita atau ulasan berita tentang peristiwa sehari–hari yang umum dan aktual dengan secepat–cepatnya. Menurut
A. Muis3, seorang pakar hukum komunikasi, definisi jurnalistik cukup banyak namun definisi–definisi tersebut memiliki kesamaan yang bersifat umum dan memasukkan unsur media massa, penulisan berita, dan waktu yang tertentu (aktualitas).
1 Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi:Teori dan Praktik (Bandung, Simbiosa Rekatama Media,
2006) hlm. 47
2 Ibid. 3
B. Definisi Berita
Dalam pengertian umum, berita berarti kabar yakni pemberitahuan oleh seseorang kepada orang lain mengenai sesuatu hal atau kejadian. Pers barat mengartikan NEWS sebagai akronim dari North, East, West, dan South yang diartikan sebagai laporan dari mana-mana dan berbagai tempat di seluruh dunia. Pendapat tersebut tidak salah tetapi hanya merupakan definisi berita dari satu sudut pandang saja. Definisi berita menurut beberapa narasumber adalah :
· Laporan tercepat dari suatu peristiwa/kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka.4 dikategorikan menjadi sebuah berita. Untuk menentukan apakah suatu informasi bernilai berita atau tidak maka harus memuat tujuh nilai berita7 sebagai berikut :
4 Mitchel V. Charnley dalam Asep Syamsul M. Romli SIP, Jurnalistik Praktis untuk pemula
(Bandung, Remaja Rosdakarya, 2003) hlm. 34
5 Dean M Lyle Spencer dalam Ibid.
6 JB Wahyudi, Jurnalistik Televisi, tentang dan sekitar siaran berita TVRI (Bandung, Alumni,
1985) hlm. 27
7
1. Timeless : Event that are immidiate recent.
Artinya, peristiwa yang baru–baru ini terjadi atau aktual. 2. Impact : Events that are likely to effect many people.
Artinya, suatu kejadian yang dapat memberikan dampak terhadap orang banyak.
3. Prominence : Event involving well-known pepople or institutions.
Artinya, suatu kejadian yang mengandung nilai keagungan bagi seseorang maupun lembaga.
4. Proximity : Events geographically or emotionally close to the reader, viewer or listener.
Artinya, suatu peristiwa yang ada kedekatannya dengan seseorang, baik secara geografis maupun emosional.
5. Conflict : Event that reflect clashes between people or institutions.
Artinya, suatu kejadian yang mengandung pertentangan antara seseorang, masyarakat, atau lembaga.
6. The unsual : Events that deviate sharply from the expected and the experiences of everyday life.
Artinya, suatu peristiwa yang tidak biasanya terjadi dan merupakan pengecualian dari pengalaman sehari-hari.
7. The currency : Events and situations that are being talked about
Selain tujuh nilai berita tersebut, Mitchel V. Charnley juga mengemukakan beberapa standar yang dipakai untuk mengukur kualitas berita8 :
1. Accurate : All information is verified before used.
Artinya, sebelum berita itu disebarluaskan harus dicek dulu ketepatannya. 2. Properly atributed : The reporter identifies his or her source of
information.
Artinya, semua saksi atau narasumber harus punya kapabilitas untuk memberikan kesaksian atau informasi tentang yang diberitakan.
3. Balanced and fair : All sides in a controversy are given.
Artinya, bahwa semua narasumber harus digali informasinya secara seimbang.
4. Objective : The news writer does not inject his or her feeling opinion. Artinya, penulis berita harus objektif sesuai dengan informasi yang didapat dari realitas, fakta, dan narasumber.
5. Brief and Focused: The news story gets to the point quickly.
Artinya, materi berita disusun secara ringkas, padat, dan langsung sehingga mudah dipahami.
6. Well written : Stories are clear, direct, interesting. Artinya, kisah beritanya jelas, langsung dan menarik.
8
D. Jenis Berita Televisi
Dalam sebuah program berita terdapat beberapa macam corak penyajian berita. Berita-berita tersebut dibagi menjadi empat jenis berita televisi9, yaitu :
1. Warta Berita (Straight newscast)
Jenis berita yang merupakan laporan tercepat mengenai suatu peristiwa yang sedang terjadi di masyarakat (aktual).
2. Pandangan Mata (On the spot telecast)
Jenis berita yang merupakan siaran langsung dari tempat terjadinya peristiwa.
3. Wawancara Udara (interview on the air)
Jenis berita dengan cara memperoleh informasi dari narasumber melalui wawancara yang disiarkan secara langsung.
4. Komentar (Commentary)
Jenis berita yang berupa uraian yang bersifat analisis dengan titik tolak suatu fakta yang telah disiarkan sebelumnya pada program straight newscast.
Selain empat jenis berita diatas, juga terdapat pendapat lain yang membagi berita berdasarkan pada jenis peristiwa dan cara-cara penggalian data10 :
9 Onong Uchjana Effendy, Televisi siaran Teori dan Praktik (Bandung, Mandar Maju, 1993) hlm.
169
10 Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik televisi:Menjadi Reporter Profesional, cetakan kedua
1. Hard news (berita berat)
Berita tentang peristiwa yang dianggap penting bagi masyarakat baik sebagai individu, kelompok maupun organisasi.
2. Soft news (berita ringan)
Sering juga disebut Feature yaitu berita yang tidak terikat dengan aktualitas namun memiliki daya tarik bagi pemirsanya.
3. Investigative news (laporan penyelidikan)
Jenis berita yang eksklusif. Datanya tidak diperoleh dipermukaan, tetapi harus dilakukan berdasarkan penyelidikan sehingga penyajian beritanya membutuhkan waktu lama dan tentu akan menghabiskan energi reporter
E. Sumber Berita
Sebuah stasiun televisi bisa mendapatkan berita yang akan disiarkan dari
sumber-sumber berikut11:
1. Nara sumber (pejabat, pakar, saksi mata, dan lain-lain) yang relevan. 2. Catatan harian redaksi.
3. Files/kliping dan kepustakaan.
4. Radio darurat (ORARI, kepolisian, dan lain-lain). 5. Politikus (anggota DPR, pimpinan partai).
6. Lembaga swadaya masyarakat (LSM). 7. Pihak oposisi.
8. Siaran langsung (reportase) radio dan televisi.
11 J.B Wahyudi , Dasar-dasar Jurnalistik Radio dan Televisi (Jakarta, Gramedia Pustaka Utama,
9. Pengumuman pemerintah. 10.Press release (humas). 11.Koresponden .
12.Kantor berita (cetak dan audiovisual).
13.Jaringan radio atau televisi (BBC,CNN,NHK, ABC,NBC, dan lain-lain).
14.Media massa periodik lain dengan menyebutkan sumbernya.
15.Pertukaran materi berita dengan sumber lain. Misalnya, TVRI setiap hari melakukan pertukaran berita televisi melalui satelit dengan Broadcasters Asia-Pasifik (ABU) dan bahkan dengan Eurovision (Broadcaster Eropa).
16.Tokoh masyarakat atau public figur.
F. Penyusunan Program Berita
volume suara musik, suara wawancara di studio maupun suara yang
terekam di dalam gambar (natural sound) diperlukan seorang juru suara (sound-man). Sementara untuk memadukan tulisan-tulisan (credit title) dari Video Type Writer maupun Telop dengan gambar-gambar visual memerlukan seorang switcher.
Semua crew yang terlibat tersebut akan dikomandoi oleh seorang pengarah acara (Program director) yang duduk di ruang Production Control dan dibantu oleh Floor Director (Pengarah lapangan/studio)
dengan naskah acuan yang disebut rundown. Ini berarti semua crew harus aktif mengikuti saat sedang berlangsungnya siaran berita12.
Tanggung jawab setiap hari bagi seorang reporter berakhir setelah berita itu ditayangkan. Usai penayangan berita biasanya dilakukan rapat redaksi untuk mengevaluasi tayangan berita hari itu. Berikut beberapa crew beserta tugasnya13 :
· Program Director
Bertugas memimpin siaran dan serta mengarahkan jalannya produksi siaran berita televisi. Memimpin dari mulai persiapan produksi, editing sampai pelaksanaan siaran berita televisi.
· Assistant Program Director
Membantu program director dalam pelaksanaan siaran berita televisi.
12 Dedy Iskandar Muda, Op.Cit. Hal.161 13
· Technical Director
Bertanggung jawab terhadap masalah tekhnik siaran berita televisi.
· Video Enginnering
Bertanggung jawab dalam pengaturan gambar (kamera) atau mengatur CCU (camera control unit).
· Audioman
Bertanggung jawab dalam pengaturan audio dari penyiar dan dubbing.
· Swicher
Bertugas memadukan gambar menjadi satu teknik pengaturan gambar (visual) dari hasil editing ke dalam rangkaian siaran berita televisi.
· Kameramen
Bertugas mengambil gambar penyiar pada saat siaran berita televisi.
· VTR
Bertugas mem-playback materi atau merekam siaran berita televisi. · Penyiar
G. Reporter
a. Definisi Reporter
Berikut ini adalah beberapa definisi reporter :
· Seorang yang mencari, mengumpulkan, menyeleksi, mengolah, dan menyajikan berita14.
· Seorang wartawan aktif yang bertugas mengumpulkan berita dari berbagai sumber, lalu menyusunnya ke dalam format penulisan berita kemudian disiarkan15
· Wartawan media elektronik/cetak yang bertugas mencari fakta atau data dan menyusunnya dalam format tulisan berita untuk media dimana ia bekerja16
· The person who covers the day events with a photographer and makes sure the stories are written and edited properly for the evening newcast.17
Artinya, seseorang yang meliput suatu peristiwa dengan fotografer serta menulis peristiwa tersebut dengan benar kemudian mengedit sebagaimana mestinya untuk siaran berita.
b. Tugas Reporter
Dalam pekerjaannya, reporter mempunyai beberapa tugas sebagai berikut 18 :
14 J.B. Wahyudi, Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran (Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1994)
hlm. 21
15 Iskandar Muda Op. Cit. hlm. 14 16
Darwanto Sastro Subroto, Produksi acara televisi (Duta Wacana University, 1994) hlm. 157
17 Ray White, TV News:Building career in Broadcast Journalism (Boston London, Focal Press,
1990) hlm. 41
18 Husain Junus dan Aripin Bansuru, Seputar Jurnalistik:Pedoman pendidikan dasar bagi calon
1. Peliput
Meliput setiap peristiwa yang terjadi untuk bahan berita. 2. Penyusun
Peristiwa yang sudah diliput akan disusun menjadi suatu berita yang menarik untuk publik.
3. Penyebar Informasi
Berita yang telah disusun akan disampaikan kepada publik, berita itu akan menjadi informasi untuk mereka.
c. Stand Up Reporter
Dalam menyajikan sebuah berita, terkadang seorang reporter diharuskan melakukan stand up untuk melaporkan suatu kejadian atau kondisi obyek berita langsung dari tempat. Stand up bagi reporter dimungkinkan karena adanya sistem ROSS yang berlaku dalam dunia jurnalistik televisi19 :
· Reporter On the Spot and on the Screen.
Seorang reporter berada di lokasi kejadian dan ketika ditayangkan tampak di layar televisi.
· Reporter On the Spot but off the Screen
Reporter berada di lokasi kejadian tapi tidak ditampilkan di layar televisi ketika berita ditayangkan.
· Reporter off the Spot and on the Screen
Reporter tidak berada di lapangan tapi ketika berita disiarkan maka dia muncul di layar televisi dengan menggunakan teknik blue screen.
19
· Reporter Off the Spot and off the Screen
Reporter tidak berada di lokasi kejadian dan juga tidak muncul di layar televisi.
Stand up tidak dilakukan dengan tujuan untuk membuat seorang reporter
terkenal. Ketika reporter mempersiapkan suatu paket berita, maka ia dihadapkan pada keputusan perlu tidaknya melakukan stand up pada suatu reportase di depan kamera. Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa reporter perlu melakukan stand up20 :
1. Menunjukkan Lokasi
Penampilan reporter di depan kamera menunjukkan bahwa reporter tersebut benar-benar berada di lokasi kejadian. Penonton lalu mengetahui bahwa informasi yang disampaikan berasal dari reporter yang langsung berada di tempat kejadian dan langsung menyaksikan peristiwa yang tengah berlangsung.
2. Pendalaman Berita
Jika seorang reporter mempunyai informasi yang mendalam dan detil tentang suatu berita, maka stand up merupakan cara yang bagus untuk menjelaskan informasi tersebut dengan kata-kata. Jadi stand up dapat digunakan untuk membantu mengilustrasikan berita yang kekurangan gambar.
20
3. Keseimbangan Berita.
Stand up dapat digunakan untuk membuat keseimbangan berita. Apabila
seseorang menolak untuk diwawancarai, maka reporter bisa menyampaikan hal tersebut kepada penonton melalui stand up. Kenyataan bahwa seseorang menolak memberikan komentar memberikan kesan kepada penonton bahwa narasumber tersebut tengah menyembunyikan sesuatu.
4. Menunjukkan Cara
Stand up merupakan cara yang sangat efektif dalam membantu reporter
TV menunjukkan kepada penonton mengenai cara kerja atau proses kerja suatu alat.
5. Sebagai Penyambung
Stand up berfungsi untuk menghubungkan dua peristiwa yang berada di
dua lokasi yang berbeda. Perbedaan lokasi perlu dijembatani agar penonton tidak merasa tersentak dengan perbedaan suasana yang kontras antara dua lokasi tersebut.
d. Tujuan dan Jenis Wawancara
Dalam mengumpulkan data di lapangan, reporter mencari dan mengumpulkan fakta melalui pengamatan/observasi, wawancara atau melakukan riset dokumentasi. Berikut ini adalah tujuan wawancara :
memperoleh keakuratan data dari berbagai pihak yang menjadi bagian dari obyek peliputan berita.21
· Tujuan wawancara adalah untuk mendapatkan keterangan langsung dari sumber berita atau keterangan aktual dari pelaku atau saksi kejadian/peristiwa itu.22
Untuk mencapai tujuan dan maksud tersebut, wawancara dibagi menjadi tiga jenis23, yakni :
1. Information Interview
Wawancara yang dilakukan untuk memperoleh keterangan/info mengenai suatu peristiwa.
2. Feature Interview
Wawancara dimaksudkan untuk mengorek kehidupan seseorang. 3. Opini Interview
Wawancara untuk mendapatkan pendapat/opini satu atau lebih sumber berita.
e. Jenis Penulisan Reportase
Ada empat jenis penulisan reportase yang lazim digunakan24 : 1. Reportase sederhana (straight reporting)
23 FX. Koesworo, JB. Margantoro, Ronnie S. Viko, Dibalik tugas kuli tinta (Sebelas Maret
University Press, Surakarta dan Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta, 1994) hlm. 100
24
2. Reportase penyelidikan (investigative reporting)
Reportase ini menekankan pada usaha membongkar atau menyelidiki suatu fakta. Data untuk reportase ini diperoleh melalui sebuah penyelidikan yang teliti, mendalam dan detail.
3. Reportase analisis (interpretative reporting)
Reportase jenis ini lebih menekankan pada analisa dan penafsiran suatu kasus. Biasanya yang disajikan adalah sebuah isu yang sedang terjadi dan bersifat kontroversial di tengah masyarakat.
4. Reportase Partisipasi (Participle reporting)
Reportase jenis ini mampu memberi gambaran secara utuh dan jelas karena reporter harus terlibat langsung pada obyek reportase.
f. Teknik Penulisan Naskah Berita Televisi
Stasiun televisi CNN menyatakan bahwa naskah berita itu harus “To be understood by the truck driver while not insulting the proffesor’s intelligence”
yang artinya berita itu harus dimengerti oleh sopir truk namun tanpa harus merendahkan kecerdasan sang profesor25. Dalam menulis naskah berita televisi, reporter berpedoman pada rumus 5W + 1H dan Easy Listening Formula. Formula untuk menuju easy listening tersebut bermacam-macam, namun yang paling mudah diingat dan diaplikasikan adalah Five Star Approach to News Writing dengan akronim ABC-SS oleh Soren H. Munhof26, yaitu :
· Accuracy : Menulis berita harus tepat. · Brevity : Menulis berita harus singkat.
25Morrisan Op. Cit. hlm. 77 26
· Clarity : Menulis berita harus jelas. · Simplicity : Menulis berita harus sederhana
· Sincerity :Menulis berita harus dapat dipercaya, sopan, dan tidak munafik. Struktur penulisan naskah berita televisi pada umumnya dapat digolongkan pada tiga hal, yaitu struktur berbentuk piramida, kronologi dan bentuk piramida terbalik. Tetapi yang paling sering dipakai dalam menyajikan berita yang bersifat langsung adalah struktur piramida terbalik seperti berikut ini27:
What is the news When, Who, What Set the scene Why, Where
Detail How, Why
Context of the Background Why Minor
Detail Why
Struktur piramida terbalik dimulai dengan menampilkan informasi-informasi penting diawal naskah kemudian informasi-informasi-informasi-informasi lain menyusul setelahnya. Urutan penulisan struktur piramida terbalik adalah : What is the news (topik berita), Set the scene (pemaparan masalah), Detail (rincian), context of the background (latar belakang permasalahan), dan Minor Detail (bagian yang lebih
27
rinci). Sebuah lead berita berisikan masalah inti dari keseluruhan naskah berita. Penempatannya berada di awal dimaksudkan untuk menarik perhatian dan mempermudah penonton mengetahui topik atau permasalahan dari berita tersebut. Selain itu jika terjadi pemotongan karena durasi tidak memungkinkan, lead berita berfungsi juga untuk menyampaikan isi berita meski tak mencakup keseluruhan berita tersebut.
Dalam struktur piramida terbalik tersebut tentunya terdiri dari susunan kalimat. Kalimat yang ditulis oleh reporter dalam sebuah naskah berita televisi harus28 :
· Maksimal terdiri dari 20 kata.
· Satu kalimat satu gagasan/pemikiran. · Menghindari anak kalimat.
· Ubah gaya bahasa birokrat dan militeristik menjadi ungkapan lugas dan mudah dimengerti masyarakat.
Dalam sebuah naskah berita televisi juga terdapat beberapa istilah seperti berikut : · VTR/VCR : Video Tape Recorder/ Video Cassette Recorder · VTR/ VCR Start : pita video dijalankan atau diputar
· Sound Up : suara dimunculkan
· VTW : Video Type Writer, alat untuk membuat teks · Chargen (CG) : Character Generator (sama dengan VTW)
· SI : Super Imposed, pemunculan visual yang
menumpuk atau melapis pada visual sebelumnya.
28
· Sound Bite : cuplikan suara pembicara (narasumber) · VO/ Voice Over : pengisian suara (narasi) pada video
· Cue : tanda,petunjuk,saat
· SOT : Sound On Tape. Suara yang terekam di pita video
· NATSOT : Natural SOT, original sound/atom sound · ENG : Electronic News Gathering, liputan berita elektronik
· Duration : masa siar
BAB III
DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI
A.
Sejarah Berdirinya TVRIDalam rangka menyambut penyelenggaraan ASIAN GAMES IV tahun 1961, maka pemerintah memutuskan untuk membangun stasiun televisi di Jakarta. Oleh karenanya dibentuklah panitia persiapan pembangunan stasiun televisi yang terdiri dari sembilan orang dimana R.M. Soenarto bertindak sebagai ketua. Pada tanggal 23 Oktober 1961 diambillah keputusan akhir mengenai pendirian stasiun televisi sekaligus digunakannya peralatan dari Nippon Electronica Corporation (NEC) Jepang.
Siaran perdana sebagai siaran percobaan disiarkan pada tanggal 17 Agustus 1962 berupa siaran khusus liputan tentang upacara peringatan
detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Disusul kemudian dengan penayangan pembukaan ASIAN GAMES IV pada tanggal 24 Agustus 1962 yang kemudian dilanjutkan siaran-siaran secara teratur dengan nama Biro Radio dan Television Organizing Committee ASIAN GAMES IV, sekaligus merupakan hari
jadi berdirinya Televisi Republik Indonesia (TVRI).
Perluasan jangkauan TVRI terus ditingkatkan guna menggali, mengangkat serta mengembangkan potensi dari suatu daerah. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mendirikan stasiun penyiaran daerah di beberapa wilayah di Indonesia dalam kurun waktu 1962 sampai dengan 1999, yakni TVRI Jakarta (1962), TVRI Yogyakarta (1965), TVRI Medan (1970), TVRI Ujung Pandang (1972), TVRI Banda Aceh (1973), TVRI Palembang (1974), TVRI Denpasar (1978), TVRI Surabaya (1978), TVRI Manado (1978), TVRI Bandung (1987), TVRI Samarinda (1993), TVRI Ambon (1993), TVRI Semarang (1996), dan TVRI Padang (1997), selanjutnya dengan adanya pemekaran wilayah di beberapa propinsi di In donesia, maka saat ini jumlah Stasiun TVRI di Indonesia mencapai 27 buah yakni :
1. TVRI Nanggroe Aceh Darussalam 2. TVRI Sumatera Utara
3. TVRI Sumatera Barat 4. TVRI Sumatera Selatan 5. TVRI Riau
13.TVRI Sulawesi Selatan 14.TVRI Sulawesi Utara 15.TVRI Sulawesi Tengah 16.TVRI Sulawesi Tenggara 17.TVRI Kalimantan Timur 18.TVRI Kalimantan Barat 19.TVRI Kalimantan Tengah 20.TVRI Kalimantan Selatan 21.TVRI Bali
22.TVRI Maluku 23.TVRI NTT 24.TVRI Papua 25.TVRI NTB 26.TVRI Gorontalo 27.TVRI DKI
B. Perkembangan Status TVRI
Pada pemerintahaan Megawati melalui PP No. 9 Tahun 2002, tertanggal 17 April 2002 Stasiun TVRI diubah menjadi Perseroan Terbatas ( PT ). Dengan beralihnya Stasiun TVRI menjadi PT berarti struktur organisasinya secara otomatis mengalami perubahan dengan menyesuaikan prinsip-prinsip operasional sebuah perusahan. Selanjutnya Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Penyiaran nomor 32 tahun 2002 yang menempatkan TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik, selanjutnya , melalui PP no. 13 tahun 2005, tertanggal 18 Maret 2005, TVRI diubah menjadi Lembaga Penyiaran Publik dan sejak tanggal 24 Agustus 2006 telah ditetapkan Jajaran Direksi LPP TVRI oleh Dewan Pengawas LPP TVRI.
Jika dibuat skema, maka sejarah status TVRI adalah :
1962 à Yayasan TVRI
1965 à Direktorat dibawah Deppen.
2001 à Perjan PP No.36/Th.2000 (Depkeu, BKN)
2002 à PT (Persero) PP No.9/Th.2002 (Depkeu,
BKN, Menneg BUMN, Menneg Kominfo)
2005 à TV Publik> UU No.32/Th.2002, PP.11/
Th.2005, PP.No.13/Th.2005 Tgl.18-3-05
2006 à Maret, Dewan Pengawas TVRI terpilih à Mei, dikukuhkan
23 Agustus, Direksi terpilihà 24 Agustus, Pkl.14.00 WIB
Adapun Dewan Pengawas TVRI terdiri atas : KETUA : DRS. HAZAIRIN SITEPU
ANGGOTA : 1. BRIGJEN. TNI. (PURN) DRS. H. ROBIK
MUKAV
2. PROF. MUSA ASY’ARI
3. DRS. ABRAHAM ISNAN, MSI
4. DRA. HJ. RETNO INTANI ZA, MSC
Sedangkan Dewan Direksi LPP TVRI terdiri atas : 1. Direktur Utama
Mayjen.TNI (Pur) I Gde Nyoman Arsana,SE,MM,PSC
2. Direktur Program dan Berita
Drs. Yon Anwar
3. Direktur Teknik
Ir. Satya Sudhana
4. Direktur Keuangan
DR. Antar M.T. Sianturi, Ak.,MBA
5. Direktur Umum
Dra. Immas Sunarya, MM
6. Direktur Pengembangan dan Usaha
Sehubungan dengan perubahaan status tersebut, kini TVRI semakin ditantang untuk mulai mandiri khususnya dalam memproduksi acara, mengingat sudah ditiadakannya anggaran negara untuk penyelenggaraan produksi siaran televisi.
C. Visi , Misi, Tujuan dan Sasaran Tugas TVRI
a. Visi
Terwujudnya TVRI sebagai media independen, profesional, terpercaya dan pilihan bangsa Indonesia, dalam keberagaman usaha dan program serta jaringan penyiaran berkualitas yang ditujukan untuk melayani kepentingan masyarakat dalam upaya memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan melestarikan nilai budaya bangsa untuk memperkuat kesatuan nasional
b. Misi
1. Mengembangkan TVRI menjadi media perekat sosial untuk persatuan dan kesatuan bangsa sekaligus media kontrol sosial yang dinamis.
2. Mengembangkan TVRI menjadi pusat layanan informasi dan edukasi yang utama.
3. Memberdayakan TVRI menjadi pusat pembelajaran bangsa serta menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi dan kebudayaan daerah serta memperhatikan komunitas terabaikan.
c. Tujuan Penyiaran TVRI
Memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertaqwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera, serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia. ( Pasal 3 UU No.32/Th.2002, tentang Penyiaran )
d. Tujuan dan Sasaran
1. Terciptanya program yang menarik.
2. Terjalinnya kerjasama yang saling menguntungkan.
3. Meningkatnya kualitas SDM khususnya pada penguasaan teknologi informasi. 4. TVRI menjadi pusat sarana pembelajaran sekolah dan luar sekolah.
e. Meningkatnya sistem dan prosedur pada TVRI. 5. Meningkatnya kemampuan Stasiun Penyiaran Daerah.
6. Terciptanya pemancar yang berkualitas dan Berteknologi tinggi. 7. Meningkatnya jangkauan siaran.
e. Tugas TVRI Sebagai TV Publik
Memberikan pelayanan informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
D. Arti Logo TVRI
Makna :
Secara simbolis, bentuk logo ini menggambarkan “ layanan publik yang informatif, komunikatif, elegan dan dinamis “ dalam upaya mewujudkan visi dan misi TVRI sebagai TV Publik yaitu media yang memiliki fungsi kontrol dan perekat sosial untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.
Bentuk lengkung yang berawal pada huruf T dan berakhir pada huruf I dari huruf TVRI membentuk huruf ”P” yang mengandung 5 (lima) makna layanan informasi dan komunikasi menyeluruh, yaitu :
1. P sebagai huruf awal dari kata PUBLIK yang berarti “memberikan layanan informasi dan komunikasi kepada masyarakat dengan jangkauan nasional dalam upaya ikut mencerdaskan kehidupan bangsa”
2. P sebagai huruf awal dari kata PERUBAHAN yang berarti ”membawa perubahan ke arah yang lebih sempurna”
4. P sebagai huruf awal dari kata PEMERSATU yang berarti ”merupakan lembaga penyiaran publik yang mempersatukan bangsa Indonesia yang tersebar di bumi Nusantara yang sangat luas dan terdiri atas ribuan pulau”
5. P sebagai huruf awal dari kata PILIHAN yang berarti ”menjadi pilihan alternatif tontonan masyarakat Indonesia dari berbagai segmen dan lapisan masyarakat”
Bentuk elips dengan ekor yang runcing dan dinamis melambangkan komet yang bergerak cepat dan terarah serta bermakna gerakan perubahan yang cepat dan terencana menuju televisi publik yang lebih sempurna. Bentuk tipografi TVRI memberi makna elegan dan dinamis, siap mengantisipasi perubahan dan perkembangan jaman serta tuntutan masyarakat.Warna BIRU mempunyai makna elegan, jernih, cerdas, arif, informatif dan komunikatif. Perubahan warna jingga ke warna merah melambangkan sinar atau cahaya yang membawa pencerahan untuk ikut bersama mencerdaskan kehidupan bangsa serta mempunyai makna : Semangat dan dinamika perubahan menuju ke arah yang lebih sempurna.
Khusus untuk TVRI Stasiun D.I Yogyakarta, dibawah logo tersebut dicantumkan identitas lokal, yakni kata Jogja seperti yang tercantum dalam tulisan Jogja Never Ending Asia, yang berupa tulisan tangan Sri Sultan
Hal lain lagi, bahwa dengan pencantuman tulisan Jogja ini, diharapkan TVRI Jogja mampu menjalankan visi dan misinya selaku TV Publik yang mempunyai kepedulian dan keberpihakan terhadap publik DIY.
E. Sejarah TVRI Stasiun D.I Yogyakarta
TVRI Stasiun D.I Yogyakarta merupakan TVRI stasiun daerah pertama kali yang berdiri di tanah air yakni tahun 1965. Pertama berdiri di Yogyakarta berlokasi di Jalan Hayam Wuruk, tepatnya saat TVRI Yogyakarta dipimpin oleh Kepala Stasiun yang pertama yakni IR. Dewabrata. Konon untuk mendirikan Menara Pemancar dibangun dari bahan bambu. Selanjutnya di tahun 1970 menara pemancar TVRI Yogyakarta menempati lokasi baru di Jalan Magelang Km. 4,5 Yogyakarta, seluas 4 hektar, sampai dengan saat ini.
Siaran perdana TVRI Stasiun DIY pada tanggal 17 Agustus 1965 adalah menyiarkan acara pidato peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI ke-20 oleh Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Paduka Paku Alam VIII.
begitu pula format siarannya masih hitam putih. Namun pada tahun 1973, TVRI Stasiun DIY telah mulai melakukan siaran setiap hari. Siaran produksi lokal TVRI Stasiun DIY tiap harinya mencapai 2,5 hingga 3 jam, setelah dikumulasikan dengan penyiaran terpadu dari TVRI Pusat Jakarta.
Karena faktor topografis berupa pegunungan di daerah Gunung Kidul maupun di Kulonprogo, saat ini terdapat beberapa daerah yang belum dapat menerima siaran TVRI Stasiun DIY, oleh karenanya TVRI Stasiun DIY berencana membangun tower pemancar didaerah Bukit Pathuk, Gunung Kidul guna memperluas jangkauan siarannya.
Sejak didirikan TVRI Stasiun D.I Yogyakarta sampai dengan saat ini telah dilakukan beberapa kali pergantian jabatan Kepala Stasiun yaitu sebagai berikut :
NAMA PERIODE
6. Drs. Semyon Sinulingga 1988 – 1990
7. Drs. Suryanto 1990 – Juli 1995
8. Drs. Bakaroni A.S. Agustus–Desember 1995
9. Sunjoto Suwarto Januari 1995 – 1998
10. Drs. Pudjatmo 1998 – 2000
11. Drs. Sutrimo MM, M.Si 2000
12. Drs. Sudarto HS 2000 – 2003
F. Visi dan Misi TVRI D.I Yogyakarta
a. Visi
Terwujudnya TVRI D.I Yogyakarta sebagai media Televisi Publik yang independen, profesional, terpercaya dan pilihan masyarakat DIY, dalam keberagaman usaha dan program yang ditujukan untuk melayani kepentingan masyarakat dalam upaya memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan masyarakat, dan melestarikan nilai budaya yang berkembang di DIY dalam rangka memperkuat kesatuan nasional melalui jejaring TVRI Nasional.
b . Misi
1. Mengembangkan TVRI D.I Yogyakarta menjadi media perekat sosial sekaligus media kontrol sosial yang dinamis.
2. Mengembangkan TVRI D.I Yogyakarta menjadi pusat layanan informasi yang utama serta menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi daerah dan kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di DIY.
3.Memberdayakan TVRI D.I Yogyakarta menjadi pusat pembelajaran demokratisasi dan transparansi informasi dalam rangka mewujudkan masyarakat madani.
G. Prestasi TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta
Beberapa penghargaan yang pernah di raih oleh TVRI D.I Yogyakarta diantaranya adalah :
1984 GATRA KENCANA JUARA II SIARAN PENDIDIKAN
2 1985 GATRA KENCANA JUARA III SIARAN PENDIDIKAN
3 1986 GATRA KENCANA JUARA III
SIARAN KESENIAN
TRADISIONAL
4 1986 GATRA KENCANA JUARA III SIARAN PENDIDIKAN
5 1987 GATRA KENCANA JUARA III
SIARAN KESENIAN
TRADISIONAL
6 1989 GATRA KENCANA JUARA III SIARAN SPOT PROGRAM
11 1993 GATRA KENCANA JUARA II CERITA ANAK
12 1995 FSI VIDIA WIDYA PENGHARGAAN
SINETRON NON
CERITA SEMI
DOKUMENTER
13 1996 GATRA KENCANA JUARA II SIARAN PARIWISATA
14 1996 FSI VIDIA WIDYA PENGHARGAAN
PRODUSER SINETRON
NON CERITA
BUDAYA TERBAIK
15 1996 FSI VIDIA WIDYA PENGHARGAAN
PRODUSER SINETRON
NON CERITA
PARIWISATA
TERBAIK
16 1996 FSI VIDIA WIDYA PENGHARGAAN
PRODUSER SINETRON
NON CERITA SEMI
DOKUMENTER
TERBAIK
17 1996 FSI VIDIA WIDYA PENGHARGAAN
SUTRADARA
SINETRON NON
CERITA BUDAYA
TERBAIK
18 1996 FSI VIDIA WIDYA PENGHARGAAN
SUTRADARA
SINETRON NON
CERITA SEMI
DOKUMENTER
19 1996 FSI VIDIA WIDYA PENGHARGAAN
SUTRADARA
SINETRON NON
CERITA PARIWISATA
TERBAIK
20 1996 FSI VIDIA WIDYA PENGHARGAAN
CAKRAWALA
24 1998 GATRA KENCANA JUARA III ACARA PEDESAAN
25 1999 GATRA KENCANA PENGHARGAAN
28 2005 JAPAN PRIZE/ NHK NOMINE memonitor siarannya, maka TVRI D.I. Yogyakarta menjadi salah satu stasiun televisi yang menjadi obyek risetnya diantara berbagai stasiun TVRI Lainnya. Dalam hal ini, prestasi yang baru saja diraih berkaitan dengan Riset AC Nielsen ini adalah bahwa pada bulan April 2006, TVRI D.I Yogyakarta memperoleh channel share terbaik diantara Stasiun TVRI se-Indonesia yakni 4,9 point.
H. Pola Siaran TVRI Stasiun D.I Yogyakarta
Sejak awal dioperasikannya TVRI Stasiun D.I Yogyakarta, pola siaran yang mengacu pada pola siaran TVRI Nasional, disebut pola acara terpadu. Hal ini dikarenakan TVRI dibawah salah satu manajemen penyiaran, sehingga stasiun TVRI daerah harus mengikuti pola acara terpadu dari pusat.
Setelah diterima oleh TVRI Stasiun D.I.Y pola acara tersebut disebut pola acara tahunan. Hal ini berarti pola acara tahunan TVRI Stasiun D.I.Y merupakan hasil kombinasi antara pola acara pusat dengan daerah. Karena sistematis ini wajib, maka siaran relay dari Pusat pasti selalu ada. Disamping itu apabila terjadi kekosongan produksi siaran, stasiun TVRI daerah bisa langsung merelay dari TVRI Nasional.
I. Ruang Lingkup
a. Jangkauan Siaran
Jangkauan siaran TVRI stasiun D.I.Y meliputi seluruh propinsi DIY dan sebagian wilayah propinsi Jawa Tengah, yakni Kabupaten Magelang, kota Magelang, Temanggung, Wonosobo,sebagian Klaten, Sebagian Purworejo, sebagian Karanganyar
b. Target Audiens
64 prosen warga DIY masih melihat TVRI Jogja. Meski penelitian ini perlu ditindaklanjuti dengan penelitian lain yang lebih komprehensif, karena pada realitanya masih banyak warga DIY yang menyukai tayangan TVRI Jogja.
J. Fungsi Publik
Sebagai stasiun televisi yang bervisikan budaya, pendidikan dan kerakyatan, maka TVRI Yogyakarta berusaha untuk ikut lebur bersama dinamika kehidupan masyarakat. Untuk itu selain melalui acara-acara talkshow yang memberi ruang luas bagi pemirsa untuk ikut menyuarakan aspirasinya, TVRI juga memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas di TVRI Yogyakarta untuk kegiatan pendidikan, seni budaya, serta kegiatan ekonomis.
a. Otobursa TVRI
Kegiatan jual beli mobil bekas ini dilaksanakn di halaman TVRI Yogyakarta, Jl. Magelang Km.4,5 Yogyakarta setiap hari Minggu. Kegiatan ini diawali bulan Maret 2002, saat itu hanya diikuti oleh 21 mobil. Minggu selanjutnya naik menjadi 41 mobil Dan saat ini, dengan fasilitas parkir hampir 3 hektar, mampu menampung 900 mobil dan pada bulan november 2004 masuk Museum Rekor Indonesia sebagai penyelenggara insidental jual beli mobil bekas terbesar.
b. Kuliah Praktek Kerja Lapangan dan Skripsi
pelamar PKL langsung bisa diterima. Hal ini mengingat formasi dan kapasitas pembimbing di TVRI Yogyakarta. Hingga saat ini mahasiswa yang PKL dan skripsi berasal dari Universitas Lampung, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Merdeka Malang, STIMMINDO Malang, ISI Surakarta, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Universitas Slamet Riyadi Surakarta, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Yogyakarta, Politeknik PPKP Yogyakarta, IST-AKPRIND Yogyakarta, Universitas Teknologi Yogyakarta, Universitas Atmadjaya Yogyakarta, Universitas Proklamasi Yogyakarta, Akademi Komunikasi Indonesia Yogyakarta, Akademi Komunikasi Radya Binatama Yogyakarta, Politeknik Semarang, Universitas Satya Wacana Salatiga.
c. Website www.tvrijogja.co.id
Mulai Januari 2005 TVRI Yogyakarta me-launching website dengan domain www.tvrijogja.co.id dari web ini bisa diketahui berbagai acara TVRI Yogyakarta serta profilnya.
K. Program Kerja TVRI:
1. Pembenahan Struktur Organisasi
2. Pembenahan citra TVRI dan budaya kerja organisasi 3. Reevaluasi menyeluruh thd acara berita maupun non berita 4. Peningkatan acara-acara baru menjadi tontonan yang menarik 5. Promosi program-program unggulan
7. Peningkatan kualitas SDM di bidang teknik, marketing, program, berita, keuangan dan pelayanan
8. Kerjasama produksi dan penyiaran dengan berbagai Departemen / Lembaga Pemerintah dan non-Pemerintah
9. Peningkatan sistem dan prosedur tata kelola perusahaan.
10. Peningkatan tertib administrasi pengelolaan penerimaan dan pengeluaran dana.
11. Peningkatan daya pemancar
12. Revitalisasi sarana dan prasarana yang ada terutama di daerah Perbatasan NKRI.
13. Peningkatan kemampuan Stasiun Penyiaran daerah.
c. Umur
1.2. Seksi Current Affair & Siaran OR 12
2. Bidang Program dan Pengembangan Usaha
1.1. Seksi Program 21
1.2. Seksi Pengembangan Usaha 40
Jumlah 61
3. Bidang Teknik
1.1. Seksi Teknik Produksi dan Penyiaran 38
1.2. Seksi Teknik Transmisi 18
1.3. Seksi Fasilitas Transmisi 9
Jumlah 65
4. Bagian Keuangan
1.1. Subbagian Perbendaharaan 9
1.2. Subbagian Akuntansi 11
Jumlah 20
5. Bagian Umum
1.1. Subbagian Perlengkapan 22
j. Pendidikan Jenjang
JUMLAH KONTRAK TVRI STASIUN D. I. YOGYAKARTA MENURUT GOLONGAN
BULAN : JULI 2007
NO UNIT KERJA GOL I GOL II GOL III GOL IV JUMLAH
KENDALA :
1. Dana operasional yang berasal dari APBN sangat minim. 2. Kendaraan sudah tua.
3. SDM yang berusia di atas 40 tahun mempengaruhi produktivitas. 4. Belum tertatanya inventarisasi aset atas dasar standar baku.
5. Belum adanya pedoman pengembangan SDM, pola karir, penilaian kinerja dan pola pengembangan kompentensi SDM sebagai wujud realisasi terhadap kesejahteraan karyawan TVRI.
HARAPAN :
1. Peningkatan pendapatan dari APBN.
2. Tambahan SDM yang mempunyai kompetensi sesuai bidang yang dibutuhkan. 3. Pendidikan bagi karyawan sesuai bidang masing – masing
M. Acara-Acara yang Diproduksi
Efektif berlaku 1 Januari 2005
OBROLAN ANGKRING
Siaran : Hari Sabtu (Weekly) Pukul : 19.30 – 20.00 Jumlah tayang : 4 – 5 kali/ bulan Format acara : Dagelan
Pengisi : Grup Angkringan Yk Karakteristik : Live on tape
Sasaran : Dewasa/Umum
Deskripsi:
Paket acara Obrolan Angkring merupakan acara yang dikemas dalam format dagelan/lawakan dengan menggunakan bahasa daerah (Jawa) dengan setting seperangkat angkringan. Acara ini memberikan alternatif hiburan bagi masyarakat pinggiran-menengah serta menumbuhkan apresiasi terhadap permasalahan-permasalahan atau persoalan-persoalan sosial yang ringan dan aktual serta mengandung muatan moral disampaikan secara satir diharapkan akan lebih mengena dan mudah dicerna oleh anggota masyarakat.
HARMONI
Siaran : Setiap hari Sabtu Pukul : 18.00 – 19.00 WIB Jumlah tayang : 4 – 5 kali/ bulan Format : Live interaktif
Pengisi : Para pakar dibidangnya Karakteristik : Live
Sasaran : Dewasa / umum
Deskripsi:
Harmoni merupakan acara live programme yang membahas tentang persoalan-persoalan seputar psikologi, kesehatan, kewanitaan, etiket dan lain sebagainya seputar pemasalahan keluarga. Dengan konsep ruang dalam sebuah keluarga yang santai dan hangat diharapkan lebih mengena kepada masyarakat, disamping pemirsa juga dapat berinteraksi langsung dengan narasumber melalui pesawat telepon.
BERITA JOGJA
Siaran : Setiap hari (daily) Pukul :16.30 – 17.30 WIB
Format : News
Materi : Berita DIY dsk. Karakteristisk : Live
Sasaran : Umum
Deskripsi:
Program Berita harian ini menampilkan kejadian-kejadian aktual yang terjadi di Yogyakarta dan sekitarnya yang mempunyai nilai jurnalistik yang mana didalam penyajian berita ini dilengkapi dengan beberapa rubrik menarik misal Gagasan, Pedesaan, Wisata serta peristiwa aktual lain
YOGYAWARTA
Siaran : Setiap hari (daily) Pukul : 17.30 -18.00 WIB Jumlah tayang : Setiap hari
Format : News
Pengisi : Berita-berita aktual di DIY dsk. berbahasa Jawa Karakteristik : Live
Sasaran : Umum
Deskripsi:
dengan pengantar bahasa Jawa. Hal ini dimaksudkan selain memberikan informasi aktual seputar Jogja dan sekitarnya, juga dimaksudkan agar bahasa Jawa tetap lestari dikalangan pemirsa khususnya para generasi penerus. Disamping itu pemirsa juga dapat memberikan masukan terhadap kondisi fisik atau menginformasikan fasilitas umum yang perlu segera ditangani oleh pihak terkait dalam segmen Dialog Warga melalui telpon/surat.
PLENGKUNG GADING
Siaran : Setiap hari Kamis (weekly) Pukul : 19.30 – 21.00 WIB
Jumlah tayang : 1 kali/ bulan
Format : Pergelaran infotainment
Pengisi : Kelompok Campursari di DIY dan sekitarnya Karakteristik : Live
Sasaran : Dewasa Umum.
Deskripsi:
apresiasi budaya secara implisit dengan kemasan entertainment yang ringan tetapi sarat dengan muatan budaya.
CEPLAS – CEPLOS
Siaran : Setiap hari Minggu (weekly) Pukul : 18.00 – 19.00 WIB
Jumlah tayang : 4 - 5 kali/bulan Format : Talkshow interaktif
Pengisi : Para pakar dan dibidangnya Karakteristik : Live
Sasaran : Umum
Deskripsi:
Ajang dialog santai yang mengangkat berbagai permasalahan sehari-hari yang berkembang disekitar kehidupan masyarakat menengah kebawah, baik sosial, ekonomi, budaya, kesehatan, pariwisata, pendidikan, lingkungan hidup dsb.
MBANGUN DESO
Siaran : Produksi apabila ada penyandang dana
Pukul : WIB
Jumlah tayang : 1 kali / bulan
Format : Fragmen
Pengisi : Den Baguse Ngarso, Sronto, Kuriman dkk Karakteristik : Taping
Deskripsi:
Satu acara yang diformat dalam bentuk fragmen berbahasa Jawa dengan setting pedesaan ini sudah melekat dihati pemirsa di DIY dan sekitarnya, melalui karakter para pemeran yang sudah sangat populer seperti : Den Baguse Ngarso, Sronto, Pak Bina dan kawan-kawan. Penyampaian materi atau cerita yang kental dengan budaya Jawa menjadikan acara ini selalu dinanti oleh pemirsa yang bukan berasal dari Jawa sekali pun. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri karena para pemeran mampu memberikan hiburan khas kepada masyarakat yang dibumbui dengan masalah-masalah yang sedang berkembang dimasyarakat.
RESONANSI
Siaran : Setiap hari Senin dan Kamis (weekly) Pukul : 18.00 – 19.00 WIB
Jumlah tayang : 8 – 10 kali/bulan Format : Talkshow interaktif
Pengisi Acara : Berbagai lembaga, pemerintah ataupun swasta
Sasaran : Dewasa/ Umum
Karakteristik : Live Deskripsi:
bisa juga dari para ahli yang berkompeten yang ditunjuk oleh instansi/lembaga sponsor.
COFFE BREAK
Siaran : Setiap hari Sabtu (weekly) Pukul : 20.00 – 21.00 WIB Jumlah tayang : 4 – 5 kali/bulan Format : Talkshow interaktif
Pengisi Acara : Berbagai lembaga, pemerintah ataupun swasta Sasaran : Dewasa, Umum
Karakteristik : Live Deskripsi:
Acara ini merupakan program siaran langsung (live) dari studio I TVRI Yogyakarta dengan format talkshow, dipandu oleh seorang presenter serta selingan musik (live) untuk memberi kesan agar lebih familiar dan santai tanpa mengganggu pentingnya materi dialog yang akan diketengahkan dalam acara tersebut.
PANGKUR JENGGLENG
Siaran : Setiap hari Senin (weekly) Pukul : 20.00 – 21.00 WIB Jumlah tayang : 4 - 5 kali/ bulan
Format : Pergelaran
Pengisi : Kelompok Pangkur Jenggleng (Ngabdul, dkk) Karakteristik : Live on tape
Sasaran : Dewasa Umum.
Deskripsi:
Sebuah acara yang diformat sebagai sebuah guyonan yang dulunya pernah ngetop dikalangan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta berupa Dagelan Mataram yang dikomandani Basiyo dkk. Bersama Ngabdul, Anik Sunyahni, Melko dll pemirsa diajak untuk tertawa menyaksikan guyonan-guyonan khas Yogyakarta sekaligus mengapresiasi kesenian tradisional yang masih mempunyai daya tarik dengan iringan karawitan.
CILUBA
Siaran : Setiap hari Jum`at (weekly) Pukul : 18.00 – 18.30 WIB
Jumlah tayang : 4 kali/ bulan Format : Variety show
Pengisi : Anak Anak TK dan SD di DIY Karakteristisk : Live on tape
Deskripsi:
Paket acara Anak Ceria merupakan acara yang dikemas dalam format dolanan anak (variety show) yang tujuannya untuk mengembangkan imajinasi, kreativitas dan aktivitas positif bagi anak-anak. Menampilkan anak-anak SD yang berprestasi baik Nasional maupun Internasional, serta menggali potensi pada diri anak-anak untuk meningkatkan kepercayaan yang ada pada dirinya.
Acara ini sekaligus akan memberikan hiburan, informasi namun sisi pendidikan bagi anak-anak lebih ditekankan. Anak Ceria dilaksanakan dengan konsep panggung hiburan sehingga suasana hangat bagi setiap anak akan selalu mengikuti atau berkeinginan tampil dalam acara ini.
KOES PLUS KEMBALI
Siaran : Setiap Rabu (weekly) Pukul : 20.00 – 21.00 WIB Jumlah tayang : 4 -5 kali/ bulan
Format : Pergelaran
Pengisi : Grup Band Ala Koes Plus DIY dsk Karakteristik : Live Studio I
Sasaran : Dewasa Umum
Deskripsi:
oleh Komunitas–komunitas penggemar Koes Plus yang ada di DIY dsk. Meski tampil hanya dalam waktu 1 jam, lagu–lagu ini dapat menjadi obat rindu bagi penggemar Koes Plus. Bagi Penggemar yang ingin menyaksikan secara langsung di Studio disediakan tempat yang representatif untuk bisa bergoyang sembari mendengarkan alunan lagu Koes Plus
PIONIR
Siaran : Setiap hari Rabu (weekly) Pukul : 18.30 – 19.00 WIB Jumlah tayang : 4 kali/ bulan Format : Majalah udara
Pengisi : SMP, SMU, Siswa /remaja berprestasi di DIY Karakteristisk : Taping
Sasaran : Pelajar SMP, SMU & Sederajat Deskripsi:
KUIS CERDAS
Siaran : Setiap Jum`at (weekly) Pukul : 18.30 – 19.00 WIB Jumlah tayang : 4 kali/ bulan
Format : Game
Pengisi : Pemirsa / penelpon Karakteristisk : Taping
Sasaran : SD s-d SMA
Deskripsi:
Untuk menguji kemampuan dari perwakilan sekolah dengan model pertanyaan berantai. Dibagi dalam tiga sesi yaitu pertanyaan wajib, berantai dan rebutan. Sistem kompetisi dengan model setiap pemenang akan dipertemukan dengan pemenang dari kelompok yang lain.
Dengan mengikuti Kuis Cerdas, maka bagi pemenang akan mengharumkan nama sekolah. Sementara bagi sekolah akan menjadi tolok ukur keberhasilan dari metode pembelajaran yang dilakukan selama ini.
KERONCONG REQUEST
Siaran : Setiap Minggu (weekly) Pukul : 20.00 – 21.00 WIB Jumlah tayang : 4-5 kali/ bulan
Format : Pergelaran
Pengisi : Grup Orkes Keroncong di DIY Karakteristisk : Live
Deskripsi:
Keroncong merupakan salah satu jenis musik yang lahir di Indonesia dan masih banyak masyarakat yang melantunkan lagu pop/dangdut dalam irama keroncong. Hal ini karena jenis musik keroncong enak untuk dibawakan dengan santai, disisi lain pendengarnya juga akan terbuai. Dengan kemasan modern, jenis musik ini diharapkan akan mampu bertahan dan bahkan mampu untuk mereformasi seperti jenis musik dangdut. Sehingga dalam acara ini akan lebih dinamis karena unsur-unsur yang membatasi musik tersebut lebih disesuaikan dengan situasi saat ini, terlebih dari segi perfomance.
WAWASAN MITRA TANI
Siaran : Setiap Senin (weekly) Pukul : 19.30 – 20.00 WIB Jumlah tayang : 2-3 kali/ bulan
Format : Features
Pengisi : Para petani, pihak terkait Karakteristisk : Taping
Sasaran : Para petani Deskripsi:
Acara ini diharapkan dapat membuka wawasan bagi petani-petani lain agar mereka juga mendapatkan informasi untuk mengembangan usaha pertaniannya.
SENTUHAN QALBU
Siaran : Setiap Jum`at (weekly) Pukul : 19.30 – 20.00 WIB Jumlah tayang : 4-5 kali/ bulan
Format : Monolog i
Pengisi : Para Da`i DIY dsk Karakteristisk : Live Interaktif
Sasaran : Umat Muslim
Deskripsi:
TAMAN GABUSAN
Siaran : Setiap Selasa (weekly) Pukul : 19.30 – 21.00 WIB Jumlah tayang : 4-5 kali/ bulan Format : Talk Show Interaktif Pengisi : Para petani, pihak terkait Karakteristisk : Siaran Langsung / Live Sasaran : Masyarakat Bantul Dewasa Deskripsi:
Untuk menjalin kedekatan dengan masyarakatnya maka Pemkab Bantul merancang acara ini. Segala permasalahan yang terjadi karena adanya birokrasi dan program dari Pemkab diurai di acara ini. Dengan mengambil topik–topik yang sedang hangat dimasyarakat, maka Pemkab Bantul berusaha memotivasi dan menampung keluhan masyarakat. Acara ini menghadirkan pakar–pakar yang ahli dan berkompeten di bidang masing–masing sehingga bahasannya akan tuntas. Masyarakat juga bisa menyampaikan saran, usul dan keluhannya lewat telepon langsung ke narasumber yang berada di Studio I TVRI Stasiun D.I Yogyakarta. Komitmen Pemerintah Kabupaten Bantul untuk bangkit dari bencana gempa diapresiasikan pada acara ini, sehingga acara ini direlay oleh TA TV, Jogja TV dan RB TV, sehingga bisa ditonton oleh masyarakat Bantul atau orang yang peduli dengan kemajuan Bantul dari segala penjuru.
BAB IV
PELAKSANAAN MAGANG
Penulis telah melaksanakan Kuliah Kerja Media di divisi pemberitaan
TVRI stasiun D.I Yogyakarta selama satu bulan mulai tanggal 4 Februari– 4 Maret 2008 dengan jam kerja magang pukul 09.00–16.00 WIB. Seperti halnya
para reporter di stasiun TV lainnya, reporter TVRI jogja juga tidak mengenal kata libur dalam mencari berita, mereka diwajibkan masuk setiap hari demi menjaga keaktualitasan sebuah berita dan memenuhi rasa keingintahuan masyarakat terhadap kejadian–kejadian penting di seputar wilayah D.I Yogyakarta. Demikian pula mahasiswa magang yang disarankan untuk masuk dari sabtu sampai minggu sehingga bisa merasakan betapa beratnya tugas seorang reporter.
A. Pelaksanaan Magang
Adapun tugas–tugas yang telah penulis laksanakan selama Kuliah Kerja Media dari minggu pertama hingga minggu terakhir adalah sebagai berikut :
a. Minggu Pertama (periode 4 februari 2008 s/d 10 Februari 2008)
Pada minggu pertama penulis belum diperbolehkan untuk mengikuti kegiatan liputan dan hanya ditempatkan di ruang redaksi pemberitaan. Walaupun belum terjun langsung dalam proses liputan tetapi hal itu sebenarnya juga sangat membantu dalam mengamati tugas reporter karena penulisan naskah dikerjakan di ruangan ini. Selain itu penulis juga mengadakan pengamatan terhadap staf redaksi pemberitaan yang lain, misalnya produser, editor in chief dan redaktur.
Pada hari pertama magang, penulis diajak berkeliling kantor TVRI stasiun D.I Yogyakarta dengan tujuan untuk mengenalkan penulis dengan lingkungan magang. Selama minggu pertama ini penulis juga bertugas membantu dalam mencetak dan menata naskah berita yang sudah jadi. Selain itu penulis juga diberi kesempatan untuk berlatih membuat naskah berita televisi dari sebuah press release, hal ini sangat bermanfaat dalam mendalami tugas reporter yang tidak
hanya bertugas untuk mencari berita di lapangan tetapi juga dituntut untuk mampu mengolah data–data yang diperoleh menjadi naskah berita televisi yang baik. Penulis juga sempat mengunjungi ruang editing untuk melihat cara kerja editor dan peralatan yang digunakan dalam menyunting gambar.
mengetahui peralatan yang digunakan di studio 3 dan mengamati cara presenter dalam membawakan berita.
b. Minggu Kedua (periode 11 februari 2008 s/d 17 Februari 2008)
Pada minggu ini penulis sudah diperbolehkan pembimbing magang, Bpk. Agus Kismadi, untuk mengikuti reporter dalam melakukan liputan. Adapun liputan yang penulis lakukan bersama reporter TVRI stasiun D.I Yogyakarta dalam minggu ini adalah :
· Liputan “ razia spanduk liar ” (Lampiran)
· Liputan “ keberadaan asrama mahasiswa ” (Lampiran)
· Liputan “ surat ijin mengemudi untuk sepeda, becak dll ” (Lampiran) · Liputan “ demo peringatan hari pekerja rumah tangga ” (Lampiran)
Selama melakukan liputan penulis belum diperbolehkan untuk terjun langsung dalam proses wawancara dan hanya mengadakan pengamatan terhadap
cara kerja reporter dalam meliput sebuah berita. Penulis juga ikut mencatat data– data yang didapat dari wawancara dengan narasumber sebagai backup data reporter dalam menulis naskah. Setelah melakukan liputan penulis bersama reporter kembali ke ruang redaksi dan mengamati cara reporter mengolah data hasil liputan menjadi sebuah naskah berita. Penulis juga sering bertanya kepada reporter tentang teknik penulisan naskah berita televisi dan kadang membantu reporter dalam pemilihan kata untuk naskah berta yang dikerjakannya.
c. Minggu Ketiga (periode 18 februari 2008 s/d 24 Februari 2008)
· Liputan “ kesiapan Diknas dalam hadapi UNAS ” (Lampiran) · Liputan “ kondisi bantaran sungai code ” (Lampiran)
· Liputan “ pemadaman bergilir ” (Lampiran)
· Liputan “ wilujengan gelar budaya pakualaman” (Lampiran)
Pada kegiatan–kegiatan liputan tersebut penulis sudah diperbolehkan melakukan wawancara dengan narasumber dan membuat daftar pertanyaan pokok dengan bimbingan reporter. Untuk melancarkan proses wawancara, penulis berkonsultasi dengan reporter sebelum dan sesudah proses liputan. Selain melakukan interview penulis juga diberi kesempatan untuk menulis naskah berita hasil liputan. Dalam menulis naskah berita terkadang penulis meminta bantuan dari reporter dan teman–teman magang yang lain dalam pemilihan kata yang tepat dan penulisan lead berita yang benar. Naskah berita yang telah selesai diketik oleh penulis kemudian dikoreksi lagi oleh reporter sebelum kemudian diedit lagi oleh Editor in Chief atau redaktur. Naskah berita tersebut juga ditayangkan dalam Berita Jogja.
d. Minggu Keempat (periode 25 februari 2008 s/d 4 Maret 2008)
Di minggu terakhir ini penulis hanya melakukan dua kali liputan dan penulisan naskah, yaitu :
· Liputan “ penertiban PKL ” (Lampiran)
· Liputan “ penjualan susu bubuk formula stabil ” (Lampiran)